Dokumen tersebut membahas pentingnya komunikasi nonverbal dan mendengarkan dalam proses lobi dan negosiasi. Termasuk di dalamnya adalah pengertian komunikasi nonverbal, pesan-pesan yang disampaikan, cara membaca pikiran lawan, dan teknik mendengarkan secara efektif seperti memahami sudut pandang lawan, menciptakan lingkungan yang kondusif, serta menganalisis masalah secara objektif.
1. Komunikasi Non Verbal dan Pentingnya Mendengarkan Dalam Lobi,
Negosiasi
A. Pengertian dan Fungsi Komunikasi Non Verbal Dalam Lobi, Negosiaso
dan Diplomasi
B. Pesan-Pesan Komunikasi Non Verbal
C. Membaca Pikiran Sasaran Lobi
D. Fungsi Mendengarkan Untuk Lobi
E. Fungsi Umpan Balik Dalam Mendengarkan
Fungsi Umpan Balik dalam Mendengarkan
Pepatah lama mengatakan, fakta bahwa kita mempunyai dua telinga dan satu mulut
mengisyaratkan bahwa seharusnya kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa ketidakmampuan mendengarkan ini berisiko,
berbahaya
dan
terkadang
menimbulkan
akibat
yang
fatal,
terutama
dalam
Badan/Perusahaan. Karena itu, bukan tidak mungkin banyak organisasi (perusahaanperusahaan) di lingkungan kita belakangan ini diprotes oleh masyarakat dan pekerjanya
disebabkan ketidakmampuan para pemimpinnya untuk mendengarkan orang lain khususnya
publik.
Mendengarkan (listening) berbeda daripada mendengar (hearing). Yang pertama
bersifat aktif, sedangkan yang kedua bersifat pasif (sekedar proses fisiologis dan bersifat
mekanis). Meskipun mendengarkan adalah perilaku komunikasi paling awal yang dipelajari
manusia, dan baru berbicara, membaca dan menulis, anehnya orang lebih senang berbicara
daripada mendengarkan. Itu karena berbicara merupakan sarana untuk menarik perhatian
orang lain, sebagai aktualisasi diri, dan memperoleh pengakuan sosial bahwa kita cerdas,
intelektual, berwibawa dan berkuasa. Sebaliknya, mendengarkan diasosiasikan dengan
kepasifan, kelemahan dan kekurangan otoritas atau kuasa.
Sebenarnya mendengarkan sama pentingnya dengan berbicara, kalaupun tidak lebih
penting. Banyak orang gagal dalam hidup mereka karena mereka gagal mendengarkan.
Dalam ilmu komunikasi, mendengarkan adalah mekanisme perolehan umpan balik
2. (feedback) yang berguna bagi komunikator untuk mengetahui apakah komunikasinya
berjalan baik, sesuai dengan harapan khalayak atau publik. Maka dari itu diperlukan adanya
fungsi umpan balik dengan mengadakan Evaluasi program.
Evaluasi itu bisa dibuat berdasarkan tujuan akhir yaitu adakah pendapat publik telah
berubah seperti yang diharapkan oleh organisasi. Antaranya ialah siapakah yang telah
menukar pendapat, siapakah yang telah berubah sikap, adalah masalah yang telah diketahui
untuk diselesaikan atau apakah pendapat publik tentang informasi yang mereka terima dari
Badan/Perusahaan.
Biasanya, Humas haruslah membuat penilaian atau evaluasi pada beberapa tahap,
yaitu tahap pelaksanaan agar dapat diganti strategi yang kurang rapi atau tidak tercapai dan
tahap akhir untuk meninjau dampak secara keseluruhannya.
F. Mendengarkan yang Efektif
G. Teknik Mendengarkan Efektif
Teknik mendengarkan aktif
How to be listener?
a.
Tetapkan bahwa lawan bicara anda adalah rekan/atasan yang baik.
b.
Simpanlah adanya emosi naluri untuk bersaing
c.
Perhatikan apa yang menjadi pokok pembicaraan
d.
Tatap lawan bicara anda dengan penuh keramahan
e.
Masuklah dalam alam pembicaraan dan anda akan menghayatinya
f.
Hindari memutus pembicaraan
g.
Jawablah pertanyaan sesuai dengan pokok pembicaraan, hindari jawaban yang
melingkar.
Mendengarkan Efektif
Mendengarkan adalah salah satu aspek paling penting dalam komunikasi efektif.
Dengan menjadi pendengar yang baik dan sabar, kita tidak hanya mampu menyelesaikan
berbagai masalah di pekerjaan atau di rumah, tetapi juga akan mampu melihat dunia dari
sudut pandang orang lain. Dengan demikian, pemahaman kita terhadap berbagai hal akan
3. menjadi semakin luas sehingga diri kita semakin berkembang. Berikut adalah beberapa tips
untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan kita:
Mengenakan Sepatu Orang Lain Seringkali kita secara otomatis memikirkan apa
manfaatnya bagi kita dari apa yang dikomunikasikan orang lain pada kita. Mendengarkan
secara aktif dan empatik tidak mengandung unsur pemikiran internal. Kita perlu memikirkan
topik yang dikomunikasikan berdasarkan sudut pandang orang tersebut serta secara aktif
berusaha memahami sudut pandang tersebut. Sungguh tidak bijaksana jika kita secara
langsung menempatkan diri lebih pintar atau lebih tahu daripada orang yang berbicara.
Karena dengan demikian, kita tidak akan benar-benar mendengarkan orang tersebut tetapi
malah cenderung membandingkannya dengan pengalaman kita. Selalu ingatlah bahwa kita
dikaruniai dua telinga dan satu mulut, maka kita perlu lebih banyak mendengarkan daripada
berbicara. Kosongkan pikiran dan bersikap terbukalah pada apapun yang dikatakan orang
lain pada kita. Lingkungan Fisik Kondusif Minimalisir atau hilangkanlah segala macam
gangguan sehingga kita akan dapat memberikan perhatian penuh pada orang yang
berbicara. Pilihlah tempat yang nyaman dan bebas gangguan. Seringkali sedikit gerakan atau
suara dapat mengalihkan konsentrasi baik pembicara maupun pendengar. Gerakan orang
lalu-lalang, bunyi denting peralatan makan di restoran atau cafe, atau suara lalu lintas dapat
mengganggu efektivitas komunikasi.
Bahkan kadang hal-hal yang tidak kita sadari pun dapat menganggu. Lebih baik jika
kita mematikan telepon genggam karena sistem getar pun dapat menyebabkan gangguan
bagi pendengar maupun pembicara. Apalagi jika telepon bergetar di atas meja yang
menimbulkan bunyi cukup keras. Aktivitas fisik seperti mengubah posisi duduk atau berdiri,
bahkan gerakan tangan atau kaki saat berkomunikasi dapat menjadi pengalih perhatian
sesaat yang cukup untuk mengganggu perhatian kedua belah pihak.
Sensitif terhadap Catatan Beberapa orang suka mencatat saat mendengarkan, baik
mencatat di atas kertas atau secara elektronik. Aktivitas mencatat itu sendiri dapat menjadi
gangguan karena menimbulkan ketidaknyamanan pembicara dalam membuka diri,
terutama untuk hal-hal yang bersifat sensitif dan negatif. Mencatat secara elektronik,
misalnya menggunakan laptop atau tablet (ipad/tab), dapat menimbulkan pemikiran
asumtif dalam benak pembicara bahwa pendengar mendengarkan sambil kesalahan
karyawan. Karyawan yang melakukan kesalahan dengan bertindak sengaja. Mereka mungkin
tidak menghargai efek dari perilaku mereka, tetapi dalam kebanyakan kasus mereka
4. bertindak dengan itikad yang baik. Ini merupakan hubungan sebab akibat yang belum
dibuat.
Peran Anda sebagai manajer adalah untuk membantu bawahan melihat bagaimana
perilaku mereka yang telah membuat kesalahan dengan memperlakukannya seperti anakanak. Tujuan akhirnya adalah membuat bawahan menentukan pilihan yang benar di waktu
berikutnya. Hal ini paling baik dilakukan dengan melakukan diskusi tidak langsung. Sebuah
teknik yang baik adalah menanyakan dengan cara tidak menghakiminya. “Apa yang terjadi?”
Biarkan karyawan menemukan bagaimana tindakan mereka berkontribusi pada kesalahan.
Tentukan konflik
Bukan berarti mendefinisikan hanya apa yang Anda lihat sebagai konflik. Cari tahu
sudut pandang pihak lain mengenai konflik tersebut. Bantuan ini untuk memastikan Anda
dan lawan konflik mengidentifikasikan mengenai permasalahaan dan Anda tidak bekerja
mencari penyelesaian konflik yang saling bertentangan. Jadilah spesifik dan ambillah contoh
- contoh konkret dari konflik serta konsekuensi yang disebabkan oleh konflik.
Tentukan
jika
konflik
tersebut
benar-benar
berlaku
jika
anda
telah
mengidentifikasikan perselisihan, tentukan bahwa konflik merupakan masalah yang dapat
berdampak
sangat
negatif,
konsekuensi
pekerjaan
anda
seperti
mempengaruhi
produktivitas, reputasi, hubungan dengan rekan kerja dan sebagainya., juga perasaan
pribadi Anda terhadap masalah ini. Bila mungkin, bertatap muka lebih mudah untuk
bersembunyi dibalik email dan memo daripada terlibat dalam diskusi tatap muka. Ketika kita
menghadapi seseorang, kita mendengar suara mereka, melihat bahasa tubuh dan ekspresi
mereka dan akan menjadi lebih manusiawi. Membahas melalui email dan lainnya dapat
membuat penafsiran kita sendiri tentang siapa dan apa yang ada di pihak lain. Kami
menciptakan karakteristik pribadi dan atribut mereka sebagai kebenaran tentang “sisi lain”
dan kita dapat membangun citra agak negatif, dan sering tidak benar mengenai personal
mereka. Melalui tatap memungkinkan kita untuk mengetahui karakter kepribadian dan
memungkin mereka mengenal dan memahami kami lebih baik.
5. Bersikaplah terbuka untuk solusi yang berbeda
Solusi yang disetujui mungkin tidak persis dengan yang Anda harus lakukan. Pihak
lain mungkin memiliki ide yang lebih baik atau ide terbaik bisa menjadi kombinasi dari Anda
dan mereka. Berpikiran terbuka dan mempertimbangkan solusi yang diajukan oleh orang
lain. Konflik terkadang timbul disebabkan karena masalah kecil seperti saling menghasut,
kemarahan, kebencian, frustrasi dan putus asa. Ini adalah situasi akrab, dimana Anda dan
orang lain tidak bisa mencapai kesepakatan atau kesamaan, saat Anda dan terlibat konflik.
Resolusi konflik mungkin teknik yang tepat. Akui masalah
Jika Anda dan orang lain mengalami konflik mengenai sesuatu, akui pada diri Anda
sendiri bahwa kita terlibat masalah. Ini merupakan langkah pertama menuju resolusi dengan
menemukan landasan bersama. Menerima perbedaan pendapat secara signifikan dapat
menjadi cara yang ironis dan memulai membangun atas kesepakatan resolusi konflik. Anda
perlu tahu bagaimana jika Anda ikut bersalah dan menjadi sumber konflik, cara termudah
untuk menyelesaikan konflik adalah mengakui jika Anda salah dan menyalahkannya. Jika
Anda yakin tidak bersalah, hal ini dapat membantu menenangkan situasi.
Orang yang kuat di tempat kerja adalah orang yang bertanggung jawab. Luangkan
waktu untuk menganalisis Jangan takut untuk menganalisis situasi yang tentunya memiliki
dua manfaat. Pertama adalah menempatkan konflik di belakang, dan memberikan Anda
waktu untuk orang lain mendinginkan serta mempertimbangkan masalah tersebut. Kedua
adalah menganalisis rasional dari konflik, Anda dapat lebih mudah menemukan sumber itu
dan bagaimana cara untuk memperbaiki dan mencegah konflik serupa di masa yang akan
datang.
Jadilah humble (rendah hati) salah satu langkah manajemen konflik termudah adalah
belajar menjadi rendah hati. Kualitas ini memiliki efek yang menakjubkan karena dapat
menghilangkan ketegangan bahkan yang sangat kontroversial sekalipun. Kerendahhatian
membantu Anda menilai diri sendiri dan bertanggung jawab.