2. Sejarah Narrativitas
• Dimulai dari zaman Pra Sejarah, dengan ditemukannya
artefak dan peninggalan manusia purba berupa lukisan
dan jejak tangan di dinding-dinding goa
• Narativitas terus berkembang dengan berbagai macam
bentuk, melahirkan sastrawan dan seniman-seniman
naratif yang terus berkembang pada seni lainnya
• Narativitas bersentuhan langsung dengan proses seni
dan proses estetika seperti pada seni murni (lukis,
pahat, patung,dll), masuk pada seni tulis dan teatrikal,
hingga menjelma menjadi produk audio visual (Film
dan TV)
3. Munculnya berbagai media massa menyebabkan
kebutuhan “bercerita” semakin tinggi
cerita memasuki ranah Industri melalui televisi dan
layar lebar. Konsekwensinya memasuki industri adalah
pengemasan yang “layak jual” kepada penonton
sehingga dibutuhkan metoda teknis dalam
penggarapan proses bercerita menjadi terarah,
melibatkan banyak orang dan mampu mempengaruhi
alam bawah sadar (bagian dari psikoanalisa fungsi
cerita yang diibaratkan seperti bermimpi)
–Christian Metz-
4. Skenario
cerita skenario adalah sebuah urutan kejadian yang
ditata dengan rapi dan memerlukan ketelitian
dalam membagi porsi peran, dialog dan durasi
dalam setiap scene-scene yang ditampilkan
Sederhananya, skenario merupakan lembar-lembar
naskah cerita film yang di dalamnya terdapat
rangkaian adegan, setting, kondisi, serta dialogdialog tokoh dalam film
5. Skenario Film VS Skenario Televisi
TELEVISI
ENTERTAINMENT
PROGRAM
REALITY SHOW
KEREDAKSIAN
Audien Share
Kapital
iklan
FILM
FILM TELEVISI
DRAMA DOKUMENTER
SITKOM
SINETRON
PARODI
Narativitas
Audien Share
Kapital
iklan
FILM LAYAR LEBAR
Narativitas
Estetika
Ideologis
kapital
7. • Tema
– Ini semacam garis kokoh atau benang merah arah
dan jenis cerita.
– Contoh: cinta terlarang, drama keluarga, Cinderela
syindrom, cinta tak sampai, dan lain-lain. Dari sini,
karakter, setting tempat, dan konflik sudah
terbayangkan
8. • Ide Cerita
– Keunikan dalam Ide cerita
– Keunikan dalam pengemasan cerita
– Keunikan judul
– Keunikan premis
– Berani berbeda
9. • Premis Cerita
– Merupakan inti sari yang merangkum keseluruhan
cerita berupa kalimat yang bernilai filosofis/estetis
– Premis adalah jiwa dari sebuah cerita,
memberikan pesan moral bagi seluruh
pemirsa/pembaca cerita.
– Premis dapat juga diartikan sebagai sebuah
keterangan singkat yang menggambarkan sebuah
cerita dan menjadi dasar bergeraknya alur cerita
secara keseluruhan
10. • Sinopsis
– Sinopsis merupakan gambaran cerita secara
singkat secara keseluruhan
– sinopis adalah inti cerita sebuah film
– biasanya ditulis maksimal 2 halaman
– Dari sinopsis ini, penulis skenario akan
menjadikannya acuan dalam memecah adegan
dalam bentuk penomoran scene.
11. Pembabakan
Dalam penulisan skenario, Kita menggunakan cara pembagian
babak untuk menyampaikan sebuah cerita. Untuk awalnya,
kita mengenal struktur cerita dengan format 3 babak yang
terbagi menjadi :
Babak 1 – Awal Konflik dan pengenalan karakter.
Babak 2 – Tengah atau komplikasi masalah
Babak 3 – Akhir penyelesaian Masalah.
12. Misalkan kita mengembangkan sebuah cerita dari
sebuah sinopsis sebagai berikut dan mencoba
mengembangkannya dalam struktur cerita 3 babak.
Sinopsis:
• Ani adalah seorang tuna netra yatim piatu yang
didampingi pelayan setianya. Suatu hari Ani
mendapatkan harta hibah tidak terduga dari
seseorang misterius dan dititipkan surat hibahnya
pada sang pelayan. Sang Pelayan berubah sifat, ia
berusaha menyingkirkan Ani dan hendak menguasai
harta hibah tersebut. Ani yang terdesak akhirnya
mendapatkan pertolongan orang misterius lainnya
yang ternyata adalah adik kandung ibunya.
13. Pengembangannya dalam struktur 3 babak:
• Babak 1 – Ani tunanetra yatim piatu hidup dengan
pelayan tiba-tiba mendapatkan harta hibah dari seorang
misterius yang begitu mencintainya.
• Babak 2 – Sang Pelayan berubah sifat hendak menguasai
harta dan mencoba mencelakakan Ani. Jiwa dan
keselamatan Ani terancam
• Babak 3- Seorang misterius yang ternyata adik kandung
almarhum ibunya Ani menyelamatkan Ani. Ia bersama
Ani bahkan berhasil memberikan hukuman yang setimpal
bagi sang Pelayan penghianat.
14. • Ketika sebuah cerita sesederhana apapun masuk
dalam proses pembagian babak harus ada modifikasi
karakter, aktifitas dan tempat, dilihat dari sisi
pandang pemirsa.
• membuat skenario adalah memberikan cerita yang
dilihat dan didengar. Anda harus dapat memadukan
unsur-unsur hiburan, suspense atau beragam pesan
audio visual lainnya lewat bangunan kata-kata.
15. Scene Plot
• Scene adalah adegan
• scene plot merupakan gerakan-gerakan gambar
detail dalam sebuah adegan.
• Contoh: Jika adegannya tabrak lari, scene plotnya
bisa terdiri dari korban yang sedang berjalan, pindah
ke pengemudi yang ngebut, terus dan terus hingga
terjadilah tabrak lari.
16. • Naskah/Skenario
– Berisikan keterangan lengkap dari pengembangan
sinopsis
– Termasuk keterangan waktu, adegan, aktivitas,
gerak dan imajinasi penulis tentang karya yang
akan dibuat
– Pada beberapa poin dapat ditambahkan
keterangan sinematografi (gerak kamera) namun
tidak bersifat intervensi terhadap kreatifitas
sutradara
17. Format Penulisan Skenario
1. font Courier New
2. ukuran/size 12.
3. spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua.
format dasar ini berhubungan dengan durasi film. Secara
internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new,
size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan
satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau
dua jam
19. Format Penulisan Skenario
• SCENE HEADING
Setiap scene dimulai dengan kepala scene mentok kiri,
dengan semua huruf kapital, dan isinya:
- nomor scene,
- interior atau exterior (disingkat INT. atau EXT.)
- lokasi,
- waktu siang atau malam (day/night)
- pemain utama yang terlibat dalam scene tersebut.
15. INT. RUANG KELUARGA - SUBUH - IWAN, BUDI & JOKO
20. Format Penulisan Skenario
BODY
Elemen ini berisi deskripsi action, setting dan mood dari
setting tersebut, posisi-posisi untuk adegan yang akan
dilakukan.
• Semuanya berupa deskripsi secara visual, jadi lupakanlah
kata yang tidak bisa dideskripsikan secara visual.
• Contoh:
Joko jatuh cinta pada Iwan dan Budi.
bandingkan dengan:
Pantat kuda. Joko menendang pantat kuda. Kuda
meringkik dan berlari kencang keluar kandang.
21. Format Penulisan Skenario
• DIALOG
- dimulai dengan nama orang yang berbicara, ditempatkan
ditengah (centered), dan semuanya huruf besar.
- dialognya sendiri juga berada ditengah, dengan margin yang
lebih sempit dari bagian deskripsi.
- dimulai dan diakhiri dengan dua kali spasi (longkap satu baris).
- jika diperlukan, tambahkan pengarahan action dalam tanda
kurung.
22. 12. EXT. RUANG OPERASI RUMAH SAKIT (MALAM). 2 Dokter dan
Pasien
Sekelompok ahli bedah sedang berkumpul mengitari pasiennya.
Kita mengetahui sebuah suasana tegang terjadi. Mereka saling
berdebat tentang prosedur pembedahan yang benar.
DOKTER FADLY
MARI KITA COBA LAKUKAN ANESTESI SEBAGIAN SAJA.
PASIEN HARUS DALAM KONDISI SADAR UNTUK MENJALANI
OPERASI INI. SAKITNYA NGGAK SEBERAPA KOK
DOKTER AMIR
SAYA TIDAK SETUJU DENGAN USUL ANDA. SAYA TAKUT
PASIEN TIDAK CUKUP KUAT UNTUK MENAHAN SAKIT. SAYA
RASA IA HARUS DIBIUS TOTAL
Sang pasien tampak cemas, ia lebih memilih dibius total dari
pada mengalami rasa sakit.
PASIEN
DOK, KALAU BISA SAYA DIBUAT TIDAK SADAR SAJA. SAYA
TAKUT SEKALI DOK, TAKUT SAKIT! TOLONG DOK
Dokter Fadly menatap tajam pasiennya. Ia mengacungkan jarum
suntik dengan dosis setengah tepat didepan wajah pasiennya.
24. Struktur cerita dalam naskah Film
(layar lebar ataupun Televisi)
Story
Structure
ACT I
Sequence
seguence
ACT II
Sequence
ACT III
Sequence
Sequence dst
Scene Scene Scene Scene Scene Scene Scene Scene Scene Scene Scene Scene dst
Beat/beat/beatBeat/beat/beatBeat/beat/beatBeat/beat/beatBeat/beat/beatBeat/beat/beat dst........
Dengan analogi
Story = BUKU | Act = BAB | Seguence = Sub BAB | Scene = Paragraf | BEAT : KALIMAT/KATA
25. The Classical Paradigm of Narrative Structure
The Inverted V Structure (abad ke-19), tokoh-tokohnya :
Aristoteles (The Poetic), Gustav Freitag, Robert McKee, Linda
Seger, dll
•
•
•
•
•
•
Antagonis VS Protagonis
Inciting Incident
Act 1-3
Poin No return
Climax
Closure
26. CLASSICAL DESIGN
Archplot
Causality, Closed ending,
Linear time, External conflict,
Single protagonist, Consistent
reality, Active protagonist
MINIMALISM
Miniplot
Open Ending, Internal
Conflict, Multi
protagonists, Passive
Protagonist
ANTI STRUCTURE
Antiplot
Coincidence,
Nonlinear time,
Inconsistent
realities
28. Yang harus diperhatikan
dalam penulisan Skenario
1. DURASI
2. Ukuran Visual (the aspect ratio) TV
(1:1.33), HDTV (1:1.77), Cinemascope
(1:1.85)
3. Penonton/Audien