SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Télécharger pour lire hors ligne
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA
VITAMIN C
Kelompok I :
Aminatul muklishah 201110410311043
Richa Elfira Apriliani Ghaza 201110410311223
Prima Windiana D 201110410311263
Nadia Ayu Ardianesha 201210410311008
Intan Yunindiska Herunanda 201210410311161
Novi Fachrunnisa 201210410311051
Arinta agil f. 201210410311069
Kartika Puspa D. 201210410311097
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil'alamin, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Farmasetika Sediaan Solida tentang “Tablet Vitamin C”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka tugas
makalah ini tidak akan terwujud, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen yang mendukung terselesaikannya
makalah ini:
1. Drs. H. Achmad Radjaram, Apt.
2. Drs. Bambang Widjaya, M.Si., Apt.
3. Dwi Setyawan, S.Si., Apt.
4. Dra. Uswatun Chasanah, Apt.
5. Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik yang konstruktif serta saran dari para pembaca, untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini berguna sehingga dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amiin.
Malang, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................11
FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK.........................................................11
2.1. FORMULASI............................................................................................................11
2.2 MONOGRAFI........................................................................................................11
2.3. TINJAUAN TENTANG OBAT...............................................................................12
BAB III ....................................................................................................................................18
BAGIAN PRODUKSI .........................................................................................................18
BAB IV....................................................................................................................................21
EVALUASI TABLET..........................................................................................................21
PENGUJIAN BOBOT TABLET .....................................................................................21
BAB V .....................................................................................................................................26
PEMBAHASAN ..................................................................................................................26
BAB VI....................................................................................................................................27
KESIMPULAN....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai
tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI
IV, Hal 4)
2.1. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
2.2 Keuntungan Sediaan Tablet
Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga
memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan,
antara lain :
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral
yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan,
dan pengangkutan.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral
untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil.
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil.
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air.
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet.
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak
yang bermonogram atau berhiasan timbul.
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet
tidak segera terjadi.
9. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih
rendah.
10. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
2.3. Kerugian Sediaan Tablet
Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian,
antara lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya,
flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar
atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi
dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian
rupa).
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat
aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan
enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik
daripada tablet.
Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih
sedikit sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di
perdagangan.
2.4. Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)
Dilakukan bila :
 Kadar bahan aktif dibawah 50 mg
 Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50%
2.5. Jenis Sediaan Tablet
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
a.Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan
2.6. Metode Pembuatan Tablet
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan
tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet,
apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya
dosis, dan lain sebagainya.
Metode Tablet Cetak Langsung
Prinsip pembuatan tablet dengan cetak langsung yaitu menambahkan zat aktif
dengan eksipien yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Metode ini
ditunjukan untuk zat aktif dengan dosis yang relativ kecil.
Salah satu eksipien yang banyak digunakan dalam proses cetak langsung
adalah mikokristalin selulosa, karena mempunyai daya ikat tablet yang sangat baik dan
waktu hancur tablet relative singkat. Mikrokristalin selulosa yang beredar dipasaran
adalah produk impor yang mahal, sehingga berakibat pada mahalnya produk tablet yang
dihasilkan. Mikrokristalin selulosa adalah hasil olahan dari selulosa alami yang dapat
diperoleh dari berbagai sumber baik dari tumbuhan atau hasil fermentasi. Nata de Coco
merupakan sumber selulosa yang diproduksi sebagai hasil fermentasi Acetobacter
xylinum dalam subtrat air kelapa. Selulosa bakteri identik dengan selulosa yang berasal
dari tumbuhan. Kelebihan selulosa yang berasal dari nata de coco dibandingkan sumber
selulosa lain, karena tidak bercampur dengan lignin dan hemiselulosa. Untuk
menghasilkan Mikrokristalin selulosa dengan harga murah, maka dilakukan
pemanfaatan selulosa nata de coco menjadi Mikrokristalin selulosa.
Keuntungan dan Kerugiaan Metode Cetak langsung
1. Keuntungan metode cetak langsung
 Ekonomis,karena terjadi reduksi waktu pelaksanaan proses percetakan, ongkos
produksi, tahap pembuatan, jenis alat, ruang yang dibutuhkan dan jumlah tenaga
kerja yang melakukan proses tersebut.
 Adanya eliminasi panas dan lembab yang sangat bermanfaat untuk mencetak zat
aktif yang peka terhadap panas dan lembab.
 Mempercepat disolusi yang merupakan suatu proses optimasi disintegrasi tablet.
 Stabil
 Ukuran partikel seragam
 Teknologi
 Untuk zat aktif dengan dosis rendah < 50 mg
2. Kerugian metode cetak langsung
 Keseragaman distribusi obat akan menjadi kemungkinan tidak tercampur dengan
bahan tambahan atau terjadi pemisahan selama proses pencetakan.
 Dosis tinggi. Senyawa senyawa dengan bulk volume besar, kompresibilitas
rendah dan aliran buruk tidak mungkin dicetak dengan metode cetak langsung.
 Pemilihan zat tambahan sangat kritis dimana pengisi dan pengikat harus
mempunyai kompresibilitas dan sifat alir yang baik.
 Dapat terjadi pemisahan setelah proses pencampuran dengan berkurang lembab
dapat meningkatkan muatan elektrostatik sehingga dapat menyebabkan
pemisahan.
2.6.1 Bahan Pembantu Granulasi Basah
a.Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan
untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang
mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika
dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali. Contoh : Avicel
(mikrokristalin selulosa), Kalsium sulfat trihidrat, Kalsium fosfat dibasic, Laktosa
dan Starch 1500.
b. Adsorben
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi
setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih
tinggi. Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet
basah maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh : Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
dan Aerosil
c.Pengikat
 Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
 Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
 Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa,
hidroksipropilselulosa.
 Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.
Contoh : Starch (amylum), Starch 1500, Amilum pragelatinasi, Gelatin, Larutan
sukrosa, Larutan akasia, PVP, Selulosa (Metil selulosa , CMC Na, Etil selulosa),
Polivinil alkohol, PEG 6000
d. Disintegran
Fungsinya untuk memecah tablet. Cara pakai : saat granulasi dan paling
baik saat sebelum dicetak. Contoh : Starch (amylum), Starch 1500, Sodium starch
glycolate (primogel, explotab), Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na,
Avicel, Acdisol),Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum), Clays, Alginat (asam
alginat dan Na-alginat).
e.Lubrikan
 Konsentrasi optimum: 1%
 Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan
dan penarikan tablet ke luar cetakan.
f. Glidan
 Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni
 Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat
aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe
2.7 Evaluasi Granul
1. Bobot Jenis
a. Bobot jenis nyata
b. Bobot jenis mampat
2. Aliran
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi
sesuai.
b. Metode sudut istirahat (α)
Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian tampung granul di
atas kertas grafik. Hitung α. Jika α
α Sifat alir
25 – 30 sangat mudah mengalir
30 – 40 mudah mengalir
40 – 45 mengalir
>45 kurang mengalir
2.8. Evaluasi Tablet
1. Visual /Organoleptik, meliputi bau, rasa dan rupa.
2. Sifat fisika kimia
1. Keseragaman ukuran
a. Keseragaman tebal
b. Keseragaman diameter
2. Kekerasan
3. Friabilitas
Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet
selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan
(bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua
kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan.
4. Keragaman sediaan
a. Keragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
5. Waktu hancur
Uji Waktu Hancur Tablet
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera
dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunakan
sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau
lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis
sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat
untuk 6 unit sediaan atau lebih.
BAB II
FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK
2.1. FORMULASI
Tiap tablet mengandung :
Fase Internal : Vitamin C = 50 mg
SDL = 266,45 mg
Avicel 102 = 35 mg
Fase Eksternal : Mg stearat = 3,5 mg
Cab Oxil = 1,05 mg
2.2 MONOGRAFI
a.Asam askorbat
Sinonim : Acidum ascorbicum, Vitamin C
Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa
asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam
keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat
teroksidasi.
Kelarutan : mudah larut dalam 3 bagian air; larut dalam 40 bagian
alkohol, tidak larut dalam (kloroform P, dalam eter P dan dalam
benzena P (Martindale 36 : 1983)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Khasiat & Kegunaan: Antiskorbut
b. Laktosa
Pemerian : Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem.
Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : Mudah ( dan pelan-pelan ) larut dalam airdan lebih mudah
larut dalam air mendidih ; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat & Kegunaan : Zat tambahan sebagai zat pengisi
c.Magnesium Stearat
Pemerian : Hablur halus, putih dan voluminous; bau lemah khas;
mudah melekat dikulit; bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Zat tambahan sebagai glidan
d. Talk
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.
Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan sebagai glidan dan lubrikan
e.Avicel
Sinonim : Microcrystaline selullosa
CAS : [9000-34-6]
Fungsi : Penghancur, pengisi
Konsentrasi : 5-15 %
Pemerian : Serbuk,hampir tidak berbau, hampir tidak berasa,
putih.
Kelarutan : Mudah larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering.
2.3. TINJAUAN TENTANG OBAT
1.LATAR BELAKANG BAHAN OBAT
Nama bahan obat : Vitamin C
Nama kimia : Acidum Ascorbicum
Struktur kimia :
BM : 176,13
Kemurnian : asam askorbat mengandung tidak kurang dari
99,0 % dan tidak lebih dari 100,5 % C6 H8 O6 .
Efek terapeutik : kecuali untuk penanganan hipovitaminosis maupun
avitaminosis peran terapeutik vitamin C sangat kecil. Hanya
untuk beberapa indikasi yang disebutkan berlaku bagi vit.C
kerjanya betul-betul ada (dinamika obat : 607)
Dosis Pemakaian : DL : - / 75 mg – 1 g
2. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT
Vitamin C mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Pada keadaan normal tampak
kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah di absorbsi. Kadar dalam Leukosit da
tromboit lebih besar dari pada dalam plasma dan eritrosit. Ekskresi melalui urin
dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah
melewati ambang ragsang ginjal 1,4mg%. (Farmakologi UI : 778)
3. ORGANOLEPTIS
Warna : putih atau agak kuning (FI III : 47)
Bau : Tidak berbau (FI III : 47)
Rasa : Asam (FI III : 47)
4. MIKROSKOPIS
Bentuk Kristal : kristal jarum
5. KARAKTERISTIK FISIK / FISIKA MEKANIK
1. Titik Lebur : Lebih kurang 190o
C (FI III : 47)
2. Bobot Jenis : -
3. Sifat Alir : Baik
4. Kompaktibilitas : Baik
5. Higroskopisitas : Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam larutan cepat
teroksidasi. (FI IV : 39)
6. Polimorfisme : Bentuk jarum
6. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA
1. Kelarutan : mudah larut dalam 3 bagian air; larut dalam 40 bagian
alkohol, tidak larut dalam (kloroform P, dalam eter P dan
dalam benzena P (Martindale 36 : 1983)
2. pKa : 4,17 – 11,57
3. Profil kelarutan terhadap pH : 2,1-2,6
4. Laju Disolusi : -
5. Koefisien partisi :-
7. STABILITAS
1. Stabilitas bahan padat
- terhadap suhu : melebur pada suhu lebih kurang 190°C (FI IV : 39)
- terhadap cahaya : lambat laun warna menjadi gelap (FI IV : 39)
- terhadap kelembaban : dalam keadaan kering stabil di udara (FI IV : 39)
2. Stabilitas larutan
- terhadap larutan : Dalam larutan cepat teroksidasi (FI IV : 39)
- terhadap pH : 2,1-2,6 (Martindale 36 : 1983)
- terhadap chaya : lambat laun warna menjadi gelap (FI IV : 39)
- terhadap oksigen : dalam keadaan kering mantap di udara (FI IV : 39)
8. INKOMPATIBILITAS DENGAN EKSIPIEN:
9. PROSEDUR PENETAPAN KADAR
Timbang seksama lebih kurang 400mg, larutkan dalam campuran 100ml air dan 25
ml asam sulfat 2 N, tambahkan 3ml kanji LP. Titrasi segera dengan iodum 0,1 N LV.
( 1 ml iodum 0,1 N setara dengan 8,806 mg C6H8O6 )
(FI IV : 39)
10. RANCANGAN KEMASAN PRIMER & SEKUNDER
Rancangan sekunder dan Rancangan primer
11. RANCANGAN BROSUR
12. PENENTUAN WAKTU KADALUARSA : -
II. ALTERNATIF-ALTERNATIF METODE PEMBUATAN
 Permasalahan bahan obat :
vitamin C oleh pengaruh udara lambat laun akan menjadi gelap. Dalam keadaan
kering, mantap di udara, dalam larutan akan cepat teroksidasi.
 Metode Pembuatan : Cetak langsung
 Prosedur Pembuatan :
Vitamin C + SDL
Campur ad homogen (5 menit )
+ Avicel (Campur selama 10 menit)
Cab Oxil + Mg Stearat (campur 10 menit )
Masa Cetak
Cetak Langsung / Tabletasi
III. FORMULA YANG DIBUAT
No. Nama Bahan Fungsi
% rentang
pemakaian
% yang
dibuat
Jumlah tiap
tablet (mg)
Jumlah 00
tablet (g)
1. Vitamin C Bahan obat 50 30
2. SDL Pengisi qs 266,45 156,27
3. Avicel 102 Pengisi 10% 35 21
4. Cab.Oxil Glidan 0,3 % 1,05 0,63
5. Mg stearat Lubrikan 1 % 3,5 2,1
BAB III
BAGIAN PRODUKSI
I. KOMPOSISI
No. Nama Bahan Fungsi
% rentang
pemakaian
% yang
dibuat
Jumlah tiap
tablet (mg)
Jumlah 00
tablet (g)
1. Vitamin C Bahan obat 50 30
2. SDL Pengisi qs 266,45 156,27
3. Avicel 102 Pengisi 10% 35 21
4. Cab.Oxil Glidan 0,3 % 1,05 0,63
5. Mg stearat Lubrikan 1 % 3,5 2,1
II. DIAGRAM ALIR PRODUKSI
Vitamin C + SDL
Campur ad homogen (5 menit )
+ Avicel (Campur selama 10 menit)
Cab Oxil + Mg Stearat (campur 10 menit )
Masa Cetak
Cetak Langsung / Tabletasi
III. PELAKSANAAN
1. PENIMBANGAN
No. NAMA BAHAN JUMLAH T.T. T.T.
1. Vtamin C 30 g
2. SDL 156,27 g
3. Avicel 21 g
4. Cab Oxil 0,63 g
5. Mg Stearat 2,1 g
6. Primogel -
2. CETAK LANGSUNG
3.1 PEMBUATAN
ALAT : Toples
LAMA : 25 menit
PROSEDUR :
1. Siapkan alat – alat yang akan digunakan.
2. Toples harus dalam keadaan tertutup terlindung dari cahaya.
3. Timbang Vitamin C sebanyak 30 g , masukkan ke toples.
4. Timbang SDL 156,27 g dan Avicel 21 g , masukkan ke no.2 lalu preblending
selama 15 menit.
5. Timbang Cab Oxil 0,63 g dan Mg stearat 2,1 g no.3 lalu preblending selama
10 menit.
3. KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT
HASIL PENGAMATAN :
NO Detik Tinggi Diameter
1. 5,58 3,5 cm 5 cm
2. 5,31 3 cm 5 cm
3. 5,04 3 cm 5 cm
BAB IV
EVALUASI TABLET
PENGUJIAN BOBOT TABLET
Alat : Timbangan Analitik Miligram
Prosedur :
Timbang 20 tablet yang diambil secara acak satu per satu.
Dihitung berat rata-rata tablet.
Dibandingkan berat tiap tablet dengan berat rata-rata.
Tablet memenuhi syarat USP bila tidak lebih dari 2 tablet yang beratnya di luar
batasan persentase, serta tidak satu pun tablet yang beratnya lebih dari 2 kali batasan
persentase yang diizinkan. Toleransi penyimpangan berat untuk tablet yang tidak disalut
berbeda-beda, tergantung pada berat rata-rata tablet (Tabel 1)
Tabel 1. Toleransi Penyimpangan Berat untuk Tablet yang Tidak Disalut
Berat Rata-Rata Tablet (mg) Perbedaan Persentase Maksimum
yang Diperkenankan
130 atau kurang 10
130 – 324 7,5
324 > 5
(Teori & Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, hal. 656;USP XX-NF XV; dan
Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, hal. 7)
Bobot tablet yang direncanakan :350mg/tablet
Rentang bobot :332.5 -397,5
No. Bobot Tablet (g) No. Bobot Tablet (g)
1. 0,38 g 11. 0,36 g
2. 0,35 g 12. 0,32 g
3. 0,39 g 13. 0,33 g
4. 0,35 g 14. 0,33 g
5. 0,34 g 15. 0,34 g
6. 0,32 g 16 0,36 g
7. 0,36 g 17. 0,40g
8. 0,39 g 18. 0,35 g
9 0,33 g 19. 0,34g
10. 0,31g 20. 0,33g
Bobot tablet rata-rata :
Kesimpulan : bahwa bobot tablet sudah memenuhi persyaratan tablet yang
telah di tentukan di atas.
I. Keseragaman Ukuran Tablet
Alat : Jangka Sorong
Prosedur :
Siapkan………….tablet dan letakkan sbuah tablet di antara
penjepit yang terdapat pada jangka sorong, lalu tablet dinyatakan
telah ketat setlah timbul bunyi.
No. Diameter (mm) Tebal (mm) D/T
1. 1,14 0,21 5,43
2. 1.12 0,28 4
3. 1.13 0,28 4,04
4. 1.13 0,28 4,04
5. 1.15 0,27 4,22
Persyaratan : Dm tablet tidak boleh melebihi 3x dan tidak kurang dari 1 tebal
tablet
II. Waktu Hancur Tablet
Alat : Disintegrated Tester
Prosedur :
Memasukkan 1 tablet pada masing-masing 3 tabung dari
keranjang. Memasukkan cakram pada setiap tabung dan
menjalankan alat. Digunakan air bersuhu 37˚ ± 2˚C sebagai
media dengan volume 900 mL (kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi).
Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi,
keranjang diangkat dari media dan tabletnya diobservasi :
semua tablet harus sudah terdisintegrasi sempurna, jika 1 atau 2
tablet tidak terdisintegrasi secara sempurna, pengujian diulangi
dengan menggunakan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 tablet
dari 18 tablet yang diuji harus terdisintegrasi sempurna.
Rata-rata : waktu hancur = 53 detik
Persyaratan : Untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15 menit [FI III.
Hal 7]
Kesimpulan : Uji waktu hancur tablet vitamin C memenuhi persyaratan.
III. Kekerasan Tablet
Alat : Hardnes tester
Prosedur :
Menggunakan 5 tablet dan letakkan 1 tablet di antara penjepit,
lalu jepit tablet dengan cara menjepit alat tersebut sampai tablet
pecah/retak, catat nilai yang ditunjukkan o;leh skala.
No. Kekerasan (mesin singe punch) No. Kekerasan (hydrolic press)
1. 5 1. 6
2. 5 2. 6
3. 5 3. 5,5
Rata-rata : - kekerasan (Hydrolic press) = 5,83
No. Waktu Hancur (detik)
1. 27 detik
2. 50 detik
3. 80 detik
- kekerasan (mesin single punch) = 5
Persyaratan : 4 – 8 mg
/cm
2
(Pharmaceutical Dosage Form Tablet, Vol. 2, p.
244)
Kesimpulan : uji kekerasan tablet vitamin C memenuhi rentang persyaratan
IV. Kerapuhan Tablet
Alat : Rhoche friabilitor
Prosedur :
Sebelum digunakan, dicek terlebih dahulu apakah bagian
wadah tablet sudah bersih atau belum.
Hubungkan alat dengan arus listrik.
Ambil 10 tablet, dibersihkan satu per satu dengan bantuan kuas,
kemudian ditimbang semua tablet dan hasil penimbangan (W1)
dicatat.
Putar sekrup pada bagian wadah tablet ke arah kiri dan
lepaskan wadah tablet.
Buka tutup wadah dan masukkan 10 tablet yang telah
ditimbang, kemudian tutup wadah.
Pasang wadah tablet ke arah pemutar, pasang sekrup kemudian
putar ke arah kanan hingga kencang.
Putar penunjuk kecepatan ke arah kanan sampai skala penunjuk
menunjukkan skala 4 (alat sudah disetting untuk berputar
dengan kecepatan 25 rpm, sehingga untuk menghasilkan total
putaran 100 rpm maka alat diputar selama 4 menit).
Tunggu sampai alat berhenti berputar, putar sekrup ke arah kiri
dan lepaskan wadah dan alat pemutar.
Buka tutup wadah tablet kemudian keluarkan tablet dari wadah
dan bersihkan tablet dari serpihan dengan bantuan kuas.
Timbang 10 tablet tersebut dan catat hasil penimbangan (W2).
Kerapuhan tablet = W1 – W2 . 100 %
W1
Bersihkan wadah dari serpihan tablet dengan bantuan kuas dan
kemudian pasang tutup wadah.
Pasang kembali wadah pada alat pemutar, pasang sekrup dan
putar ke kanan hingga kencang.
Setelah selesai maka putuskan alat dari arus listrik.
No. Bobot Awal (g) Bobot akhir (g) Kerapuhan (%)
1. 4,91 g 4,87 g 0,8%
2.
3.
Rata-rata : 0,8%
Persyaratan : kerapuhan harus < 1% (USP 32 p.1216), dan secara teoritis
0,85-1 %
Kesimpulan : Uji kerapuhan tablet vitamin C memenuhi rentang
persyaratan.
Pembahasan :
Berdasarkan hasil evaluasi, yang memenuhi persyaratan adalah uji waktu
hancur (disintegrasi), uji kekerasan, dan uji kerapuhan .Berdasarkan hasil yang telah
diperoleh, dapat diketahui bahwa selain memperhatikan sifat – sifat fisika dan kimia
bahan obat, pemilihan jenis eksipien yang tepat juga sangat penting dalam pembuatan
suatu formula, yang dalam hal ini adalah tablet vitamin C. Pemilihan jenis eksipien yang
tepat sangat terpengaruh pada efektifitas, stabilitas maupun aseptabilitas suatu sediaan
obat.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan tablet vitamin C dengan metode cetak langsung
digunakan formula standar. Vitamin C memiliki sifat kompaktibilitas dan sifat alir yang baik,
maka dipilih cara cetak langsung. Pencampuran dan peracikan fase dalam harus benar-benar
homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan
tablet yang dihasilkan.
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi
formula. Kecepatan alir granul yang baik menurut pustaka adalah tidak lebih dari 10 g/detik.
Hasil yang diperoleh pada praktikum adalah 5,58 detik.
Penggunaan Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2 % karena jika terlalu besar
akan terjadi laminating. Masalah- masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan
tablet seperti Laminating, Capping, Chipping, Cracking, Picking, dan Sticking banyak
ditemukan, hal ini menunjukkan formula yang digunakan sudah kurang baik.
Evaluasi Tablet.
Tablet secara visual tidak telihat jika terjadi ketidakhomogenan zat. Bebas dari
bintik-bintik dan noda yang mengganggu.
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur dengan
friabilator. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh
lebih dari 1 %. Dari 10 tablet yang digunakan untuk uji friabilitas, tidak ada tablet yang
hancur atau terbelah setelah proses pengujian sehingga dapat diikutsertakan dalam
perhitungan.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut
sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna karena sisa sediaan yang tertinggal pada
kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas. Waktu hancur
tablet nyata adalah 1 menit 20 detik. Artinya waktu hancur tablet kami memenuhi persyaratan
karena dapat hancur kurang dari 15 menit.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Pembuatan tablet metode kempa langsung dilakukan dengan cara mencampurkan
semua bahan baku obat (zat aktif dan eksipien) secara homogen, lalu dicetak dengan
menggunakan alat pencetak tablet single punch dan diperoleh 205 tablet dengan berat
rata-rata … gram.
2. Uji quality control yang dilakukan selama pembuatan tablet metode kempa langsung,
yaitu pengujian kemampuan alir, kerapatan dan, pengujian keseragaman bobot,
kekerasan, waktu hancur dan friabilitas pada tablet.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi Keempat, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat, Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Elysabeth, dkk., 2011, Farmakologi dan Terapi: Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Niazi, Sarfaraz K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations, Second
Edition Volume One : Compressed Solid Products, Informa healthcare, New York.
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association,
London.
Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth Edition,
Pharmaceutical Press, Chicago, London.

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 

Similaire à VITAMIN C TABLET LAPORAN

Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxayindunda
 
solida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxsolida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxekasaputri27
 
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxSESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxdiah72
 
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: SuppositoriaFormulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: SuppositoriaAnnisa Listyaindra
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrZahra Aan
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrZahra Aan
 
Contoh Proposal Pembuatan Produk Farmasi Tablet Hisap
Contoh Proposal Pembuatan Produk Farmasi Tablet Hisap Contoh Proposal Pembuatan Produk Farmasi Tablet Hisap
Contoh Proposal Pembuatan Produk Farmasi Tablet Hisap Herlinasari Herlinasari
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrZahra Aan
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
 
zat aktif dan eksipian dalam pembuaan tablet
zat aktif dan eksipian dalam pembuaan tabletzat aktif dan eksipian dalam pembuaan tablet
zat aktif dan eksipian dalam pembuaan tabletanjarPribadi2
 
optimasi-formula-tablet-salut-enterik-na-78dae2d8.pdf
optimasi-formula-tablet-salut-enterik-na-78dae2d8.pdfoptimasi-formula-tablet-salut-enterik-na-78dae2d8.pdf
optimasi-formula-tablet-salut-enterik-na-78dae2d8.pdfLutfiChabib1
 
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETTABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETRobby Candra Purnama
 

Similaire à VITAMIN C TABLET LAPORAN (20)

Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
91198304 praktikum-3
91198304 praktikum-391198304 praktikum-3
91198304 praktikum-3
 
Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptx
 
1. SEDIAAN SOLIDA.pptx
1. SEDIAAN SOLIDA.pptx1. SEDIAAN SOLIDA.pptx
1. SEDIAAN SOLIDA.pptx
 
solida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxsolida materi 1.pptx
solida materi 1.pptx
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASIPENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
 
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxSESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
 
KELOMPOK 5.pptx
KELOMPOK 5.pptxKELOMPOK 5.pptx
KELOMPOK 5.pptx
 
tablet ( compressi)
tablet ( compressi)tablet ( compressi)
tablet ( compressi)
 
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: SuppositoriaFormulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Contoh Proposal Pembuatan Produk Farmasi Tablet Hisap
Contoh Proposal Pembuatan Produk Farmasi Tablet Hisap Contoh Proposal Pembuatan Produk Farmasi Tablet Hisap
Contoh Proposal Pembuatan Produk Farmasi Tablet Hisap
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
zat aktif dan eksipian dalam pembuaan tablet
zat aktif dan eksipian dalam pembuaan tabletzat aktif dan eksipian dalam pembuaan tablet
zat aktif dan eksipian dalam pembuaan tablet
 
optimasi-formula-tablet-salut-enterik-na-78dae2d8.pdf
optimasi-formula-tablet-salut-enterik-na-78dae2d8.pdfoptimasi-formula-tablet-salut-enterik-na-78dae2d8.pdf
optimasi-formula-tablet-salut-enterik-na-78dae2d8.pdf
 
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETTABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 

Plus de Novi Fachrunnisa

Plus de Novi Fachrunnisa (20)

Kasus di ICCU
Kasus di ICCUKasus di ICCU
Kasus di ICCU
 
Brain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitisBrain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitis
 
Catatan
CatatanCatatan
Catatan
 
Botani
BotaniBotani
Botani
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
 
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
 
Nama-Nama Paduka FC
Nama-Nama Paduka FCNama-Nama Paduka FC
Nama-Nama Paduka FC
 
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di KopsisJadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
 
Jacked kelas paduka
Jacked kelas padukaJacked kelas paduka
Jacked kelas paduka
 
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR MelatiNilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
 
Daftar Komisaris X2
Daftar Komisaris X2Daftar Komisaris X2
Daftar Komisaris X2
 
Daftar Komisaris
Daftar KomisarisDaftar Komisaris
Daftar Komisaris
 
Baju Kelas Paduka1012
Baju Kelas Paduka1012Baju Kelas Paduka1012
Baju Kelas Paduka1012
 
Absent Siswa Baru 2011
Absent Siswa Baru 2011Absent Siswa Baru 2011
Absent Siswa Baru 2011
 
Tabel Langkah Catur
Tabel Langkah CaturTabel Langkah Catur
Tabel Langkah Catur
 
Keracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa UlarKeracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa Ular
 
Praktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani FarmasiPraktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani Farmasi
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa Ular
 
Cabean
CabeanCabean
Cabean
 

VITAMIN C TABLET LAPORAN

  • 1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA VITAMIN C Kelompok I : Aminatul muklishah 201110410311043 Richa Elfira Apriliani Ghaza 201110410311223 Prima Windiana D 201110410311263 Nadia Ayu Ardianesha 201210410311008 Intan Yunindiska Herunanda 201210410311161 Novi Fachrunnisa 201210410311051 Arinta agil f. 201210410311069 Kartika Puspa D. 201210410311097 PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil'alamin, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Farmasetika Sediaan Solida tentang “Tablet Vitamin C”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka tugas makalah ini tidak akan terwujud, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen yang mendukung terselesaikannya makalah ini: 1. Drs. H. Achmad Radjaram, Apt. 2. Drs. Bambang Widjaya, M.Si., Apt. 3. Dwi Setyawan, S.Si., Apt. 4. Dra. Uswatun Chasanah, Apt. 5. Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang konstruktif serta saran dari para pembaca, untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini berguna sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin. Malang, April 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2 DAFTAR ISI..............................................................................................................................3 BAB I.........................................................................................................................................4 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................4 BAB II......................................................................................................................................11 FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK.........................................................11 2.1. FORMULASI............................................................................................................11 2.2 MONOGRAFI........................................................................................................11 2.3. TINJAUAN TENTANG OBAT...............................................................................12 BAB III ....................................................................................................................................18 BAGIAN PRODUKSI .........................................................................................................18 BAB IV....................................................................................................................................21 EVALUASI TABLET..........................................................................................................21 PENGUJIAN BOBOT TABLET .....................................................................................21 BAB V .....................................................................................................................................26 PEMBAHASAN ..................................................................................................................26 BAB VI....................................................................................................................................27 KESIMPULAN....................................................................................................................27 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
  • 4. BAB I TINJAUAN PUSTAKA Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406) Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4) 2.1. Kriteria Tablet Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan; 2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil; 3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik; 4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan; 5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan; 6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan; 7. Bebas dari kerusakan fisik; 8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan; 9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu; 10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku. 2.2 Keuntungan Sediaan Tablet Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih 2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis 3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan 4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil. Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain :
  • 5. 1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan. 2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah. 3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil. 4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil. 5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air. 6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet. 7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul. 8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi. 9. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah. 10. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik. 2.3. Kerugian Sediaan Tablet Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain : 1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan); 2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :  Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.  Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa).  Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan
  • 6. enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet. Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di perdagangan. 2.4. Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999) Dilakukan bila :  Kadar bahan aktif dibawah 50 mg  Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50% 2.5. Jenis Sediaan Tablet Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas : a.Tablet Kempa Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. b. Tablet Cetak Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan 2.6. Metode Pembuatan Tablet Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya. Metode Tablet Cetak Langsung Prinsip pembuatan tablet dengan cetak langsung yaitu menambahkan zat aktif dengan eksipien yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Metode ini ditunjukan untuk zat aktif dengan dosis yang relativ kecil. Salah satu eksipien yang banyak digunakan dalam proses cetak langsung adalah mikokristalin selulosa, karena mempunyai daya ikat tablet yang sangat baik dan waktu hancur tablet relative singkat. Mikrokristalin selulosa yang beredar dipasaran adalah produk impor yang mahal, sehingga berakibat pada mahalnya produk tablet yang dihasilkan. Mikrokristalin selulosa adalah hasil olahan dari selulosa alami yang dapat
  • 7. diperoleh dari berbagai sumber baik dari tumbuhan atau hasil fermentasi. Nata de Coco merupakan sumber selulosa yang diproduksi sebagai hasil fermentasi Acetobacter xylinum dalam subtrat air kelapa. Selulosa bakteri identik dengan selulosa yang berasal dari tumbuhan. Kelebihan selulosa yang berasal dari nata de coco dibandingkan sumber selulosa lain, karena tidak bercampur dengan lignin dan hemiselulosa. Untuk menghasilkan Mikrokristalin selulosa dengan harga murah, maka dilakukan pemanfaatan selulosa nata de coco menjadi Mikrokristalin selulosa. Keuntungan dan Kerugiaan Metode Cetak langsung 1. Keuntungan metode cetak langsung  Ekonomis,karena terjadi reduksi waktu pelaksanaan proses percetakan, ongkos produksi, tahap pembuatan, jenis alat, ruang yang dibutuhkan dan jumlah tenaga kerja yang melakukan proses tersebut.  Adanya eliminasi panas dan lembab yang sangat bermanfaat untuk mencetak zat aktif yang peka terhadap panas dan lembab.  Mempercepat disolusi yang merupakan suatu proses optimasi disintegrasi tablet.  Stabil  Ukuran partikel seragam  Teknologi  Untuk zat aktif dengan dosis rendah < 50 mg 2. Kerugian metode cetak langsung  Keseragaman distribusi obat akan menjadi kemungkinan tidak tercampur dengan bahan tambahan atau terjadi pemisahan selama proses pencetakan.  Dosis tinggi. Senyawa senyawa dengan bulk volume besar, kompresibilitas rendah dan aliran buruk tidak mungkin dicetak dengan metode cetak langsung.  Pemilihan zat tambahan sangat kritis dimana pengisi dan pengikat harus mempunyai kompresibilitas dan sifat alir yang baik.  Dapat terjadi pemisahan setelah proses pencampuran dengan berkurang lembab dapat meningkatkan muatan elektrostatik sehingga dapat menyebabkan pemisahan. 2.6.1 Bahan Pembantu Granulasi Basah a.Pengisi Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika
  • 8. dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali. Contoh : Avicel (mikrokristalin selulosa), Kalsium sulfat trihidrat, Kalsium fosfat dibasic, Laktosa dan Starch 1500. b. Adsorben Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi. Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif. Contoh : Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat dan Aerosil c.Pengikat  Pengikat bisa berupa gula dan polimer.  Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)  Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa.  Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan. Contoh : Starch (amylum), Starch 1500, Amilum pragelatinasi, Gelatin, Larutan sukrosa, Larutan akasia, PVP, Selulosa (Metil selulosa , CMC Na, Etil selulosa), Polivinil alkohol, PEG 6000 d. Disintegran Fungsinya untuk memecah tablet. Cara pakai : saat granulasi dan paling baik saat sebelum dicetak. Contoh : Starch (amylum), Starch 1500, Sodium starch glycolate (primogel, explotab), Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol),Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum), Clays, Alginat (asam alginat dan Na-alginat). e.Lubrikan  Konsentrasi optimum: 1%  Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan. f. Glidan  Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni  Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe
  • 9. 2.7 Evaluasi Granul 1. Bobot Jenis a. Bobot jenis nyata b. Bobot jenis mampat 2. Aliran a. Metode corong Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai. b. Metode sudut istirahat (α) Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian tampung granul di atas kertas grafik. Hitung α. Jika α α Sifat alir 25 – 30 sangat mudah mengalir 30 – 40 mudah mengalir 40 – 45 mengalir >45 kurang mengalir 2.8. Evaluasi Tablet 1. Visual /Organoleptik, meliputi bau, rasa dan rupa. 2. Sifat fisika kimia 1. Keseragaman ukuran a. Keseragaman tebal b. Keseragaman diameter 2. Kekerasan 3. Friabilitas Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
  • 10. tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan. 4. Keragaman sediaan a. Keragaman bobot b. Keseragaman kandungan 5. Waktu hancur Uji Waktu Hancur Tablet Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.
  • 11. BAB II FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK 2.1. FORMULASI Tiap tablet mengandung : Fase Internal : Vitamin C = 50 mg SDL = 266,45 mg Avicel 102 = 35 mg Fase Eksternal : Mg stearat = 3,5 mg Cab Oxil = 1,05 mg 2.2 MONOGRAFI a.Asam askorbat Sinonim : Acidum ascorbicum, Vitamin C Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi. Kelarutan : mudah larut dalam 3 bagian air; larut dalam 40 bagian alkohol, tidak larut dalam (kloroform P, dalam eter P dan dalam benzena P (Martindale 36 : 1983) Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Khasiat & Kegunaan: Antiskorbut b. Laktosa Pemerian : Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau.
  • 12. Kelarutan : Mudah ( dan pelan-pelan ) larut dalam airdan lebih mudah larut dalam air mendidih ; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Khasiat & Kegunaan : Zat tambahan sebagai zat pengisi c.Magnesium Stearat Pemerian : Hablur halus, putih dan voluminous; bau lemah khas; mudah melekat dikulit; bebas dari butiran. Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : Zat tambahan sebagai glidan d. Talk Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Zat tambahan sebagai glidan dan lubrikan e.Avicel Sinonim : Microcrystaline selullosa CAS : [9000-34-6] Fungsi : Penghancur, pengisi Konsentrasi : 5-15 % Pemerian : Serbuk,hampir tidak berbau, hampir tidak berasa, putih. Kelarutan : Mudah larut dalam air. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering. 2.3. TINJAUAN TENTANG OBAT 1.LATAR BELAKANG BAHAN OBAT Nama bahan obat : Vitamin C Nama kimia : Acidum Ascorbicum Struktur kimia :
  • 13. BM : 176,13 Kemurnian : asam askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 100,5 % C6 H8 O6 . Efek terapeutik : kecuali untuk penanganan hipovitaminosis maupun avitaminosis peran terapeutik vitamin C sangat kecil. Hanya untuk beberapa indikasi yang disebutkan berlaku bagi vit.C kerjanya betul-betul ada (dinamika obat : 607) Dosis Pemakaian : DL : - / 75 mg – 1 g 2. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT Vitamin C mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah di absorbsi. Kadar dalam Leukosit da tromboit lebih besar dari pada dalam plasma dan eritrosit. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang ragsang ginjal 1,4mg%. (Farmakologi UI : 778) 3. ORGANOLEPTIS Warna : putih atau agak kuning (FI III : 47) Bau : Tidak berbau (FI III : 47) Rasa : Asam (FI III : 47) 4. MIKROSKOPIS Bentuk Kristal : kristal jarum 5. KARAKTERISTIK FISIK / FISIKA MEKANIK 1. Titik Lebur : Lebih kurang 190o C (FI III : 47) 2. Bobot Jenis : - 3. Sifat Alir : Baik 4. Kompaktibilitas : Baik
  • 14. 5. Higroskopisitas : Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam larutan cepat teroksidasi. (FI IV : 39) 6. Polimorfisme : Bentuk jarum 6. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA 1. Kelarutan : mudah larut dalam 3 bagian air; larut dalam 40 bagian alkohol, tidak larut dalam (kloroform P, dalam eter P dan dalam benzena P (Martindale 36 : 1983) 2. pKa : 4,17 – 11,57 3. Profil kelarutan terhadap pH : 2,1-2,6 4. Laju Disolusi : - 5. Koefisien partisi :- 7. STABILITAS 1. Stabilitas bahan padat - terhadap suhu : melebur pada suhu lebih kurang 190°C (FI IV : 39) - terhadap cahaya : lambat laun warna menjadi gelap (FI IV : 39) - terhadap kelembaban : dalam keadaan kering stabil di udara (FI IV : 39) 2. Stabilitas larutan - terhadap larutan : Dalam larutan cepat teroksidasi (FI IV : 39) - terhadap pH : 2,1-2,6 (Martindale 36 : 1983) - terhadap chaya : lambat laun warna menjadi gelap (FI IV : 39) - terhadap oksigen : dalam keadaan kering mantap di udara (FI IV : 39) 8. INKOMPATIBILITAS DENGAN EKSIPIEN:
  • 15. 9. PROSEDUR PENETAPAN KADAR Timbang seksama lebih kurang 400mg, larutkan dalam campuran 100ml air dan 25 ml asam sulfat 2 N, tambahkan 3ml kanji LP. Titrasi segera dengan iodum 0,1 N LV. ( 1 ml iodum 0,1 N setara dengan 8,806 mg C6H8O6 ) (FI IV : 39) 10. RANCANGAN KEMASAN PRIMER & SEKUNDER Rancangan sekunder dan Rancangan primer 11. RANCANGAN BROSUR 12. PENENTUAN WAKTU KADALUARSA : -
  • 16. II. ALTERNATIF-ALTERNATIF METODE PEMBUATAN  Permasalahan bahan obat : vitamin C oleh pengaruh udara lambat laun akan menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan akan cepat teroksidasi.  Metode Pembuatan : Cetak langsung  Prosedur Pembuatan : Vitamin C + SDL Campur ad homogen (5 menit ) + Avicel (Campur selama 10 menit) Cab Oxil + Mg Stearat (campur 10 menit ) Masa Cetak Cetak Langsung / Tabletasi
  • 17. III. FORMULA YANG DIBUAT No. Nama Bahan Fungsi % rentang pemakaian % yang dibuat Jumlah tiap tablet (mg) Jumlah 00 tablet (g) 1. Vitamin C Bahan obat 50 30 2. SDL Pengisi qs 266,45 156,27 3. Avicel 102 Pengisi 10% 35 21 4. Cab.Oxil Glidan 0,3 % 1,05 0,63 5. Mg stearat Lubrikan 1 % 3,5 2,1
  • 18. BAB III BAGIAN PRODUKSI I. KOMPOSISI No. Nama Bahan Fungsi % rentang pemakaian % yang dibuat Jumlah tiap tablet (mg) Jumlah 00 tablet (g) 1. Vitamin C Bahan obat 50 30 2. SDL Pengisi qs 266,45 156,27 3. Avicel 102 Pengisi 10% 35 21 4. Cab.Oxil Glidan 0,3 % 1,05 0,63 5. Mg stearat Lubrikan 1 % 3,5 2,1 II. DIAGRAM ALIR PRODUKSI Vitamin C + SDL Campur ad homogen (5 menit ) + Avicel (Campur selama 10 menit) Cab Oxil + Mg Stearat (campur 10 menit ) Masa Cetak Cetak Langsung / Tabletasi
  • 19. III. PELAKSANAAN 1. PENIMBANGAN No. NAMA BAHAN JUMLAH T.T. T.T. 1. Vtamin C 30 g 2. SDL 156,27 g 3. Avicel 21 g 4. Cab Oxil 0,63 g 5. Mg Stearat 2,1 g 6. Primogel - 2. CETAK LANGSUNG 3.1 PEMBUATAN ALAT : Toples LAMA : 25 menit PROSEDUR : 1. Siapkan alat – alat yang akan digunakan. 2. Toples harus dalam keadaan tertutup terlindung dari cahaya. 3. Timbang Vitamin C sebanyak 30 g , masukkan ke toples. 4. Timbang SDL 156,27 g dan Avicel 21 g , masukkan ke no.2 lalu preblending selama 15 menit. 5. Timbang Cab Oxil 0,63 g dan Mg stearat 2,1 g no.3 lalu preblending selama 10 menit.
  • 20. 3. KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT HASIL PENGAMATAN : NO Detik Tinggi Diameter 1. 5,58 3,5 cm 5 cm 2. 5,31 3 cm 5 cm 3. 5,04 3 cm 5 cm
  • 21. BAB IV EVALUASI TABLET PENGUJIAN BOBOT TABLET Alat : Timbangan Analitik Miligram Prosedur : Timbang 20 tablet yang diambil secara acak satu per satu. Dihitung berat rata-rata tablet. Dibandingkan berat tiap tablet dengan berat rata-rata. Tablet memenuhi syarat USP bila tidak lebih dari 2 tablet yang beratnya di luar batasan persentase, serta tidak satu pun tablet yang beratnya lebih dari 2 kali batasan persentase yang diizinkan. Toleransi penyimpangan berat untuk tablet yang tidak disalut berbeda-beda, tergantung pada berat rata-rata tablet (Tabel 1) Tabel 1. Toleransi Penyimpangan Berat untuk Tablet yang Tidak Disalut Berat Rata-Rata Tablet (mg) Perbedaan Persentase Maksimum yang Diperkenankan 130 atau kurang 10 130 – 324 7,5 324 > 5 (Teori & Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, hal. 656;USP XX-NF XV; dan Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, hal. 7) Bobot tablet yang direncanakan :350mg/tablet Rentang bobot :332.5 -397,5 No. Bobot Tablet (g) No. Bobot Tablet (g) 1. 0,38 g 11. 0,36 g 2. 0,35 g 12. 0,32 g 3. 0,39 g 13. 0,33 g 4. 0,35 g 14. 0,33 g 5. 0,34 g 15. 0,34 g
  • 22. 6. 0,32 g 16 0,36 g 7. 0,36 g 17. 0,40g 8. 0,39 g 18. 0,35 g 9 0,33 g 19. 0,34g 10. 0,31g 20. 0,33g Bobot tablet rata-rata : Kesimpulan : bahwa bobot tablet sudah memenuhi persyaratan tablet yang telah di tentukan di atas. I. Keseragaman Ukuran Tablet Alat : Jangka Sorong Prosedur : Siapkan………….tablet dan letakkan sbuah tablet di antara penjepit yang terdapat pada jangka sorong, lalu tablet dinyatakan telah ketat setlah timbul bunyi. No. Diameter (mm) Tebal (mm) D/T 1. 1,14 0,21 5,43 2. 1.12 0,28 4 3. 1.13 0,28 4,04 4. 1.13 0,28 4,04 5. 1.15 0,27 4,22 Persyaratan : Dm tablet tidak boleh melebihi 3x dan tidak kurang dari 1 tebal tablet II. Waktu Hancur Tablet Alat : Disintegrated Tester Prosedur : Memasukkan 1 tablet pada masing-masing 3 tabung dari keranjang. Memasukkan cakram pada setiap tabung dan menjalankan alat. Digunakan air bersuhu 37˚ ± 2˚C sebagai media dengan volume 900 mL (kecuali dinyatakan
  • 23. menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi). Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, keranjang diangkat dari media dan tabletnya diobservasi : semua tablet harus sudah terdisintegrasi sempurna, jika 1 atau 2 tablet tidak terdisintegrasi secara sempurna, pengujian diulangi dengan menggunakan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus terdisintegrasi sempurna. Rata-rata : waktu hancur = 53 detik Persyaratan : Untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15 menit [FI III. Hal 7] Kesimpulan : Uji waktu hancur tablet vitamin C memenuhi persyaratan. III. Kekerasan Tablet Alat : Hardnes tester Prosedur : Menggunakan 5 tablet dan letakkan 1 tablet di antara penjepit, lalu jepit tablet dengan cara menjepit alat tersebut sampai tablet pecah/retak, catat nilai yang ditunjukkan o;leh skala. No. Kekerasan (mesin singe punch) No. Kekerasan (hydrolic press) 1. 5 1. 6 2. 5 2. 6 3. 5 3. 5,5 Rata-rata : - kekerasan (Hydrolic press) = 5,83 No. Waktu Hancur (detik) 1. 27 detik 2. 50 detik 3. 80 detik
  • 24. - kekerasan (mesin single punch) = 5 Persyaratan : 4 – 8 mg /cm 2 (Pharmaceutical Dosage Form Tablet, Vol. 2, p. 244) Kesimpulan : uji kekerasan tablet vitamin C memenuhi rentang persyaratan IV. Kerapuhan Tablet Alat : Rhoche friabilitor Prosedur : Sebelum digunakan, dicek terlebih dahulu apakah bagian wadah tablet sudah bersih atau belum. Hubungkan alat dengan arus listrik. Ambil 10 tablet, dibersihkan satu per satu dengan bantuan kuas, kemudian ditimbang semua tablet dan hasil penimbangan (W1) dicatat. Putar sekrup pada bagian wadah tablet ke arah kiri dan lepaskan wadah tablet. Buka tutup wadah dan masukkan 10 tablet yang telah ditimbang, kemudian tutup wadah. Pasang wadah tablet ke arah pemutar, pasang sekrup kemudian putar ke arah kanan hingga kencang. Putar penunjuk kecepatan ke arah kanan sampai skala penunjuk menunjukkan skala 4 (alat sudah disetting untuk berputar dengan kecepatan 25 rpm, sehingga untuk menghasilkan total putaran 100 rpm maka alat diputar selama 4 menit). Tunggu sampai alat berhenti berputar, putar sekrup ke arah kiri dan lepaskan wadah dan alat pemutar. Buka tutup wadah tablet kemudian keluarkan tablet dari wadah dan bersihkan tablet dari serpihan dengan bantuan kuas. Timbang 10 tablet tersebut dan catat hasil penimbangan (W2). Kerapuhan tablet = W1 – W2 . 100 % W1 Bersihkan wadah dari serpihan tablet dengan bantuan kuas dan kemudian pasang tutup wadah. Pasang kembali wadah pada alat pemutar, pasang sekrup dan putar ke kanan hingga kencang. Setelah selesai maka putuskan alat dari arus listrik.
  • 25. No. Bobot Awal (g) Bobot akhir (g) Kerapuhan (%) 1. 4,91 g 4,87 g 0,8% 2. 3. Rata-rata : 0,8% Persyaratan : kerapuhan harus < 1% (USP 32 p.1216), dan secara teoritis 0,85-1 % Kesimpulan : Uji kerapuhan tablet vitamin C memenuhi rentang persyaratan. Pembahasan : Berdasarkan hasil evaluasi, yang memenuhi persyaratan adalah uji waktu hancur (disintegrasi), uji kekerasan, dan uji kerapuhan .Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa selain memperhatikan sifat – sifat fisika dan kimia bahan obat, pemilihan jenis eksipien yang tepat juga sangat penting dalam pembuatan suatu formula, yang dalam hal ini adalah tablet vitamin C. Pemilihan jenis eksipien yang tepat sangat terpengaruh pada efektifitas, stabilitas maupun aseptabilitas suatu sediaan obat.
  • 26. BAB V PEMBAHASAN Pada praktikum pembuatan tablet vitamin C dengan metode cetak langsung digunakan formula standar. Vitamin C memiliki sifat kompaktibilitas dan sifat alir yang baik, maka dipilih cara cetak langsung. Pencampuran dan peracikan fase dalam harus benar-benar homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan tablet yang dihasilkan. Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Kecepatan alir granul yang baik menurut pustaka adalah tidak lebih dari 10 g/detik. Hasil yang diperoleh pada praktikum adalah 5,58 detik. Penggunaan Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2 % karena jika terlalu besar akan terjadi laminating. Masalah- masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet seperti Laminating, Capping, Chipping, Cracking, Picking, dan Sticking banyak ditemukan, hal ini menunjukkan formula yang digunakan sudah kurang baik. Evaluasi Tablet. Tablet secara visual tidak telihat jika terjadi ketidakhomogenan zat. Bebas dari bintik-bintik dan noda yang mengganggu. Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur dengan friabilator. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %. Dari 10 tablet yang digunakan untuk uji friabilitas, tidak ada tablet yang hancur atau terbelah setelah proses pengujian sehingga dapat diikutsertakan dalam perhitungan. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna karena sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas. Waktu hancur tablet nyata adalah 1 menit 20 detik. Artinya waktu hancur tablet kami memenuhi persyaratan karena dapat hancur kurang dari 15 menit.
  • 27. BAB VI KESIMPULAN 1. Pembuatan tablet metode kempa langsung dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan baku obat (zat aktif dan eksipien) secara homogen, lalu dicetak dengan menggunakan alat pencetak tablet single punch dan diperoleh 205 tablet dengan berat rata-rata … gram. 2. Uji quality control yang dilakukan selama pembuatan tablet metode kempa langsung, yaitu pengujian kemampuan alir, kerapatan dan, pengujian keseragaman bobot, kekerasan, waktu hancur dan friabilitas pada tablet.
  • 28. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi Keempat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Elysabeth, dkk., 2011, Farmakologi dan Terapi: Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Niazi, Sarfaraz K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations, Second Edition Volume One : Compressed Solid Products, Informa healthcare, New York. Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, London. Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth Edition, Pharmaceutical Press, Chicago, London.