SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
Télécharger pour lire hors ligne
SISTEM-SISTEM SATELIT DI BIDANG GEODESI SATELIT
Retno Agus Pratiwi
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, bidang geodesi tercatat sebagai bidang
yang mengalami perkembangan teknologi paling pesat, terutama berkaitan dengan teknologi
satelit. Kini di dalam ruang lingkup ilmu geodesi kita mengenal Geodesi Satelit, yaitu sub-
bidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan satelit (alam ataupun buatan manusia) untuk
menyelesaikan problem-problem geodesi. Pemanfaatan sistem-sistem pengamatan geodesi
satelit pada saat ini sudah sangat luas spektrumnya. Spektrum pemanfaatannya mencakup
skala lokal sampai global, dari masalah-masalah teoritis sampai aplikatif, dan juga mencakup
matra darat, laut, udara, dan luar angkasa. Bentuk teknologi geodesi satelit diantaranya
Global Positioning System (GPS), Glonass, Galileo, Interferometric Synthetic Aperture
Radar (InSAR), Satelit Altimetri, Satelit Gravimetri, SLR, LLR, VLBI, dan lain-lain.
IGS
IGS (International GNSS Service) adalah suatu organisasi internasional yang
merupakan kumpulan dari agensi di seluruh dunia yang mengumpulkan sumber dan data
permanen dari stasion GNSS dan memelihara sistem GNSS. IGS menyediakan data dan
produk berkualitas tinggi yang digunakan untuk kepentingan penelitian ilmiah, aplikasi
multidisiplin, pendidikan, yang merupakan salah satu komponen kunci penghubung ke ITRF
sebagai kerangka realisasi sistem koordinat referensi global. Setiap negara berkontribusi
dalam IGS dengan membangun stasiun-stasiun IGS di seluruh dunia dan saat ini IGS
menangani dua stasiun GNSS, yaitu GPS dan GLONASS.
CORS (Continuously Operating Reference Stations) adalah suatu teknologi berbasis
GNSS yang berwujud sebagai suatu jaring kerangka geodetik yang pada setiap titiknya
dilengkapi dengan receiver yang mampu menangkap sinyal dari satelit-satelit GNSS yang
beroperasi secara kontinyu 24 jam per hari, 7 hari per minggu dengan mengumpulkan,
merekam, mengirim data, dan memungkinkan para pengguna memanfaatkan data untuk
penentuan posisi, baik secara post-processing maupun real-time.
CORS menyediakan data pengamatan kode (C/A, P1, dan P2) dan data fase (L1 dan
L2), GPS ephemerides, dan koreksi untuk DGPS, model ionosfir, troposfer, dan lain-lain.
Data yang diamati dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan. Data dapat disimpan per
jam atau per hari, dengan selang waktu pengamatan per 1 detik, 5 detik, 10 detik, 15 detik,
dan 30 detik, kemudian dikirim melalui jarring telekomunikasi berkecepatan tinggi ke pusat
pengendali jaringan untuk selanjutnya disimpan, didistibusikan, atau diolah untuk
kepentingan lainnya. Selain menyediakan data-data tersebut, CORS juga menyediakan
layanan untuk pengolahan data GPS secara online, transformasi datum, sistem proyeksi, dan
penentuan tinggi ortometrik, yang semuanya dapat diakses dalam waktu 15 menit sejak
pengguna mengirimkan data yang ingin diolah sampai data selesai diolah dan dikirimkan
langsung melalui email kepada pengguna.
Gambar 1. Sebaran jaring CGPS Real Time di Jawa Barat
Stasiun CORS dibangun permanen dan ditentukan koordinatnya yang diukur setiap
hari, kemudian ditempatkan receiver diatasnya. Jaringan stasiun CORS dikontrol jarak jauh
dan diawasi dengan menggunakan sistem jaminan kualitas yang diotomatisasi, serta
dilakukan pemeliharaan secara ilmiah. Selain itu sistem CORS terintegrasi
denganInternational Earth Rotation and Reference System Service, sehingga memberikan
posisi yang bereferensi global dan datanya dapat diakses lewat internet oleh pengguna.
Tujuan utama dibangun CORS adalah sebagai titik ikat yang memiliki radius cukup
dekat dengan titik pengukuran untuk memperoleh kualitas data yang baik. Dalam hal titik ikat
yang mengacu pada satu referensi global dengan cakupan luas dan jarakbaseline panjang,
tidak hanya kerangka CORS yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengukuran
bidang tanah di Indonesia. Keberadaan stasiun-stasiun IGS sebenarnya dapat juga dijadikan
sebagai referensi dalam pengukuran batas bidang tanah di Indonesia. Cakupan IGS sangat
luas dan bervariasi jika dibandingkan dengan cakupan dari kerangka CORS bisa mencapai
beberapa ratus kilometer. Namun ada banyak kendala jika kita menggunakan IGS sebagai
titik ikat langsung pengukuran bidang tanah. Selain akan mempengaruhi nilai ketelitian yang
dihasilkan dikarenakan jarak yang jauh, pengolahan data dari pengukuran yang terikat pada
IGS juga membutuhkan kemampuan perangkat lunak yang memadai dan tidak mudah dalam
pengolahannya. Untuk itu diperlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai dan
berkualitas agar strategi pengolahan data yang diterapkan dapat menghasilkan data yang
berkualitas.
Karena CORS digunakan sebagai titik acuan yang digunakan untuk berbagai aplikasi
yang menuntut ketelitian tinggi, posisi CORS sendiri harus memiliki kualitas yang baik.
Posisinya terus dipantau dan terus diperbaharui terutama jika terjadi pergerakan di bawah
tanah tempat stasiun CORS berada, CORS mampu mengakomodir adanya pergerakan
lempeng dalam skala lokal maupun global, dan ditentukan dengan mengolah data dari
stasiun-stasiun CORS lain yang merupakan bagian dari jaringan CORS global yang sudah
ada, dengan metode double-difference untuk mengeliminir kesalahan jam atom pada satelit
GPS.
Prediksi IGS Ultra rapid berdasarkan dari data 25 sampai 40 jaringan stasiun. Dengan
2 kali sehari pembaruan data (di internet setiap selang 3 jam). Mempunyai Ephemeris 24 jam
ERD kurang dari 10 cm dan kesalahan prediksi selama 2 jam kurang dari 20 cm.
Gambar 2. Contoh sebaran stasiun IGS yang digunakan dalam suatu studi. Titik biru
menunjukkan sebaran titik ikat, sedangkan titik merah menunjukkan sebaran titik
pengamatan.
SLR
Sistem SLR (Satellite Laser Ranging) berbasiskan pada pengukuran jarak dengan
laser ke satelit yang dilengkapi dengan retro-reflektro laser. Sistem ini pertama kali
dikembangkan oleh NASA pada tahun 1964 dengan diluncurkannya satelit Beacon-B. Sejak
saat itu, tingkat ketelitian data ukuran jarak SLR, dari tahun ke tahun semakin teliti, dan
meningkat dari level beberapa meter hingga mencapai beberapa mm saat ini. Pengukuran
jarak dengan laser merupakan salah satu teknik pengamatan yang paling akurat dalam
geodesi satelit.
Pada pengukuran ini, diamati waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke satelit. Pulsa
laser ditransmisikan dari stasiun Bumi melalui sistem optis ke satelit. Sebagian dari laser
yang dipancarkan digunakan untuk menyalakan alat penghitung interval waktu elektronik.
Satelit target dilengkapi dengan retro-reflektor. Pulsa yang dipantulkan diterima oleh stasiun
Bumi, dideteksi, diperkuat, dipecah, dan digunakan untuk mematikan alat penghitung
elektronik. Jelas sekali bahwa metode yang digunakan dalam sistem SLR adalah metode two-
way ranging.
Dengan ini, jarak ke satelit (d) dapat ditentukan dengan persamaan: d = c.Δt / 2
di mana Δt adalah waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke satelit dan kembali lagi ke
stasiun Bumi, dan c adalah kecepatan cahaya.
Gambar 3. sebaran stasiun SLR
LLR
Pada dasarnya, sistem kerja LLR sama dengan SLR. Hanya saja, jika pada SLR retro-
reflektor ditempatkan di satelit, pada LLR retro-reflektor ditempatkan di permukaan bulan.
Reflektor-reflektor LLR ditempatkan di bulan pada misi Apollo (USA) dan Luna (Rusia).
Gambar 4. Distribusi retro-reflektor di Bulan
Tiga tempat reflektor Apollo membentuk segitiga dengan panjang sisi masing-masing
950, 1100, dan 1250 km. Reflektor L17 tidak mengirimkan sinyal balik karena tertutup debu.
Reflektor dengan prioritas tertinggi adalah A15.
Meskipun sistem kerjanya sama, tapi secara teknis, LLR lebih sulit daripada SLR.
Untuk membidik reflektor di bulan, ketelitian pembidikan yang dibutuhkan sekitar 2”. Jeda
yang sangat singkat, Δt = 200 ns, dibutuhkan untuk ‘menyaring’ sinyal balik dari berbagai
gangguan.
Karena itu, hanya sedikit stasiun pengamatan yang berhasil menghitung jarak bulan.
Stasiun pengamatan LLR yang ada di dunia yaitu McDonald Observatory, Western Texas
(USA), Haleakala, Hawaii (USA), Grasse (Prancis), dan Wettzell (Jerman). Satu-satunya
stasiun yang melakukan pengamatan secara kontinyu sejak 1970 adalah McDonald
Observatory.
VLBI
VLBI atau Very Long Baseline Interferometri adalah suatu teknik yang digunakan
untuk menentukan jarak yang sangat teliti menggunakan teleskop radio untuk mempelajari
bumi, alam semesta dan pemantuan perubahan yang terjadi pada bumi maupun alam semesta.
VLBI menggunakan sinyal radio dari dalam ruang untuk mengukur bagaimana benua
bergerak, bagaimana tingkat putaran bumi berubah, pegerakan kutub bahkan bagaimana bumi
‘bergerak’ dalam inti bumi sendiri.
Kegunaan VLBI :
Banyak dari apa yang kita ketahui tentang bagian dalam bumi telah diperoleh melalui
pengamatan langsung. Ukuran bumi, bentuk bumi, perubahan orientasi sumbu kutub dan
berbagai tingkat putaran, semuanya telah ditentukan dengan mengamati bintang-bintang
sehingga memiiki peran penting dalam pemahaman tentang struktur bumi. VLBI
menghasilkan jarak yang sangat teliti dalam pengukuran di permukaan bumi dan membantu
dalam pemahaman tentang bagian dalam bumi, atmosfer dan samudra. Sebagai contoh,
apakah Anda tahu bahwa salah satu efek dari El Nino tahun 1997 sistem cuaca yang
memperpanjang hari sebanyak 0,6 milidetik? Sistem cuaca seperti El Nino benar-benar
mempercepat atau meperlambat bumi. Bagaimana pergeseran benua? Pergeseran benua juga
dapat diketahui menggunakan sistem VLBI. Manfaat lain dari VLBI adalah kemampuan yang
akurat dalam menentukan di mana (posisi) kita berada dialam semesta ini. Sama seperti bumi
berputar mengelilingi matahari, matahari berputar di sekitar galaxy bima sakti. Matahari kita
adalah salah satu dari 100 milyar bintang yang menyusun galaksi bima sakti – dan mereka
semua bergerak di sekitar Galaxy pada kecepatan yang berbeda. Terlepas dari semua gerakan
ini, pengamatan VLBI memungkinkan untuk memperbaiki posisi kita di alam semesta.
VLBI menggunakan dua atau lebih teleskop radio untuk mengamati dan merekam
sinyal-sinyal yang diterima dari quasar yang sama pada waktu yang sama. Perbedaan waktu
antara kedatangan sinyal teleskop radio di masing-masing kemudian dapat digunakan untuk
menghitung jarak yang sangat tepat antara teleskop. Ketelitian VLBI bisa samapi jarak
millimeter.
Sinyal radio dari Angkasa?
VLBI mengamati energi radio yang dipancarkan oleh quasar. Sebuah quasar adalah
objek yang sangat cerah di tepi alam semesta kita. Kata quasar, kependekan dari “quasi-
stellar radio source” dinamai pada 1960-an ketika quasar pertama kali terdeteksi. Sebuah
quasar dilihat dengan teleskop optik muncul titik-seperti dan mirip dengan bintang tetapi
sebenarnya cukup besar dan memberikan energi dari satu triliun kali lebih terang dari
Matahari. Quasar yang begitu jauh, yang bahkan sangat terang tidak bisa terlihat tanpa
teleskop yang sangat bagus. Quasar adalah benda yang paling jauh dan belum terdeteksi di
Semesta ini.
Very Long Baseline Interferometry (VLBI) pertama kali dikembangkan dalam bidang
astronomi radio dengan obyektif untuk mempelajari secara rinci struktur sumber-sumber
gelombang radio di luar angkasa (kuasar) dengan resolusi ketelitian angular yang tinggi.
Dalam bidang geodesi, sistem VLBI terutama dimanfaatkan untuk aplikasi geodetik
berskala global dan menuntut ketelitian yang relatif tinggi, seperti realisasi kerangka referensi
koordinat, penentuan parameter-parameter orientasi bumi, dan studi geodinamika.
Gambar 5 . Prinsip dasar VLBI
Dua sistem VLBI yang terpisah dengan jarak tertentu mengamati suatu kuasar yang
sama. Datadata yang diamati oleh kedua sistem ini selanjutnya dikorelasikan. Dari proses
korelasi ini selanjutnya akan diperoleh data pengamatan berupa perbedaan waktu tempuh
sinyal dari kuasar ke kedua stastiun (group delay), perbedaan fase dari kedua sinyal (phase
delay), serta laju dari kedua delay tersebut (delay rate).
DORIS
Doris (Doppler Orbitography dan Radiopositioning Terpadu oleh satelit) adalah satelit
sistem pelacakan Doppler yang dikembangkan untuk penentuan orbit yang tepat dan lokasi
tanah yang tepat. Menggunakan CryoSat-2, Jason-2, HY-2A dan satelit altimetrik Saral dan
penginderaan jauh satellite SPOT-5. Juga terlibat dengan SPOT-2, SPOT-3, SPOT-4, TOPEX
/ POSEIDON, Envisat dan Jason-1.
IDS adalah layanan internasional yang memberikan dukungan, melalui data Doris dan
produk, untuk geodesi, geofisika, penelitian lainnya dan kegiatan operasional.
Situs ini terdiri dari tiga bagian:
 "IDS" menggambarkan organisasi layanan dan termasuk dokumen-dokumen, akses ke
data dan produk, pengumuman event, kontak dan link.
 "Doris" memungkinkan untuk mengakses gambaran umum dari sistem, dan
memberikan informasi tentang peristiwa sistem dan jaringan pelacakan.
 "Analisis Koordinasi" menyediakan informasi dan diskusi daerah tentang strategi dan
model analisis yang digunakan dalam produk IDS. Ini termasuk juga informasi
tentang kegiatan Kombinasi Center. Hal ini dikelola oleh Koordinator Analisis
dengan dukungan dari Badan Pusat.
Gambar 6. Sebaran satelit DORIS
Daftar pustaka:
Wasil. 2012. IGS Ultra Rapid, Rapid, Final Orbit.
http://titikcerah.wordpress.com/2011/03/26/igs-ultra-rapid-rapid-final-orbit/. Diakses
pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.13 WIB.
International DORIS Service. 2010. DORIS stations (SITE LOGS). http://ids-
doris.org/network/sitelogs.html. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.14
WIB.
IGS.2010. About IGS. http://www.igs.org/. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul
16.23 WIB.
Sistem Penentuan Posisi Berbasiskan Satelit. http://tujuhmei.wordpress.com/tag/geodesi-
satelit/. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.25 WIB.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah II.
http://pemolaan.blogspot.com/2007/07/geodesi-satelit-dan-aplikasinya.html. Diakses
pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.25 WIB.
Government of canada. 2013. http://www.geod.nrcan.gc.ca/edu/geod/vlbi/. Diakses pada hari
Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.28 WIB.
Geomatika ITS. 2009. Very Long Baseline Interferometri.
http://geomatika07.wordpress.com/2009/12/29/very-long-baseline-interferometri/.
Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.30 WIB.
Permana, Ikhwan dkk. 2012. Analisis Deformasi Gempa Padang Tahun 2009 Berdasarkan
Data Pengamatan GPS Kontinu Tahun 2009-2010 .http://hub.hagi.or.id/wp-
content/uploads/emember/downloads/geofisika-vol13-e2/ID_Vol_13_N2_2012_59-
69.pdf Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.33 WIB.
ITB. Pemanfaatan Sistem GPS CORS dalam Rangka Pengukuran Bidang Tanah.
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/621/jbptitbpp-gdl-wulanyusti-31047-4-2008ta-3.pdf.
Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.35 WIB.
Himpunan Ahli Geofisika Indonesia. http://hub.hagi.or.id/wp-
content/uploads/emember/downloads/geofisika-vol13-. Diakses pada hari Minggu 15
Juni 2014 pukul 16.36 WIB.
Lunar Networks. 2011. http://lunarnetworks.blogspot.com/2010/04/acquisition-
1.html. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.38 WIB.

Contenu connexe

Tendances

geodesi satelit survey
geodesi satelit surveygeodesi satelit survey
geodesi satelit surveyAbdul Jalil
 
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhPengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhAlrezPahlevi
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Wachidatin N C
 
SOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiSOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiAvrilina Hadi
 
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiContoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiMega Yasma Adha
 
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...National Cheng Kung University
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Ahmad Dani
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)afifsalim12
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
 

Tendances (20)

geodesi satelit survey
geodesi satelit surveygeodesi satelit survey
geodesi satelit survey
 
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhPengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
 
Laporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kameraLaporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kamera
 
pci geomatica
pci geomaticapci geomatica
pci geomatica
 
Transformasi Datum
Transformasi DatumTransformasi Datum
Transformasi Datum
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 
SOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiSOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol Geodesi
 
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiContoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
 
Sistem Koordinat
Sistem KoordinatSistem Koordinat
Sistem Koordinat
 
komposit warna
komposit warnakomposit warna
komposit warna
 
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
 
Ib acc 17 juni 2017 (1)
Ib acc 17 juni 2017 (1)Ib acc 17 juni 2017 (1)
Ib acc 17 juni 2017 (1)
 
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
 
Pemodelan 3 d photo modeler scanner
Pemodelan 3 d   photo modeler scannerPemodelan 3 d   photo modeler scanner
Pemodelan 3 d photo modeler scanner
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 

En vedette (7)

Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udaraPraktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
 
Peta elektronik navigasi darat
Peta elektronik navigasi daratPeta elektronik navigasi darat
Peta elektronik navigasi darat
 
Teknik Geodesi
Teknik GeodesiTeknik Geodesi
Teknik Geodesi
 
Kerangka kontrol vertikal 1
Kerangka kontrol vertikal 1Kerangka kontrol vertikal 1
Kerangka kontrol vertikal 1
 
Laporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGILaporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGI
 
Study Plan National Cheng Kung University
Study Plan National Cheng Kung UniversityStudy Plan National Cheng Kung University
Study Plan National Cheng Kung University
 
Satelit buatan
Satelit buatanSatelit buatan
Satelit buatan
 

Similaire à Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit

Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRetno Pratiwi
 
Global Positioning System
Global Positioning SystemGlobal Positioning System
Global Positioning SystemLaili Aidi
 
171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gpsssuserf8e577
 
PPT GPS dan GNSS.pptx
PPT GPS dan GNSS.pptxPPT GPS dan GNSS.pptx
PPT GPS dan GNSS.pptxDaudWahyu
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016bramantiyo marjuki
 
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Okainderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,OkaSyanti Septiani Nugraha II
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)Amos Pangkatana
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
pengenalan GNSS
pengenalan GNSSpengenalan GNSS
pengenalan GNSSirfanade1
 
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDLASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDNational Cheng Kung University
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Ihtisar GPS (Global Positioning System)
Ihtisar GPS (Global Positioning System)Ihtisar GPS (Global Positioning System)
Ihtisar GPS (Global Positioning System)Andi Anriansyah
 
Teknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinyaTeknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinyaRetno Pratiwi
 
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR BTRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR Boriza steva andra
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 

Similaire à Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit (20)

Pertemuan 81
Pertemuan 81Pertemuan 81
Pertemuan 81
 
Modul 3-geodesi-satelit
Modul 3-geodesi-satelitModul 3-geodesi-satelit
Modul 3-geodesi-satelit
 
Gps dan cara kerjanya
Gps dan cara kerjanyaGps dan cara kerjanya
Gps dan cara kerjanya
 
Makalah gps
Makalah gpsMakalah gps
Makalah gps
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelit
 
Global Positioning System
Global Positioning SystemGlobal Positioning System
Global Positioning System
 
171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps
 
PPT GPS dan GNSS.pptx
PPT GPS dan GNSS.pptxPPT GPS dan GNSS.pptx
PPT GPS dan GNSS.pptx
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
 
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Okainderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
pengenalan GNSS
pengenalan GNSSpengenalan GNSS
pengenalan GNSS
 
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDLASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Gps
GpsGps
Gps
 
Ihtisar GPS (Global Positioning System)
Ihtisar GPS (Global Positioning System)Ihtisar GPS (Global Positioning System)
Ihtisar GPS (Global Positioning System)
 
Teknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinyaTeknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinya
 
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR BTRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
TRACKING JALUR EVAKUASI TSUNAMI KOTA PADANG SEKTOR B
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 

Plus de Retno Pratiwi

Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektralAplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektralRetno Pratiwi
 
Praktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kameraPraktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kameraRetno Pratiwi
 
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametriPraktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametriRetno Pratiwi
 
Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air lautRetno Pratiwi
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpRetno Pratiwi
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationRetno Pratiwi
 
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisikPendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisikRetno Pratiwi
 
Pancasila dan konflik suku
Pancasila dan konflik sukuPancasila dan konflik suku
Pancasila dan konflik sukuRetno Pratiwi
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapRetno Pratiwi
 
Pengenalan theodolit
Pengenalan theodolitPengenalan theodolit
Pengenalan theodolitRetno Pratiwi
 
Tugas praktikum (Sipat Datar)
Tugas praktikum (Sipat Datar)Tugas praktikum (Sipat Datar)
Tugas praktikum (Sipat Datar)Retno Pratiwi
 

Plus de Retno Pratiwi (15)

Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektralAplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
 
Praktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kameraPraktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kamera
 
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametriPraktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametri
 
Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air laut
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kp
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
 
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisikPendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
 
Perahu kertas ok
Perahu kertas okPerahu kertas ok
Perahu kertas ok
 
Pancasila dan konflik suku
Pancasila dan konflik sukuPancasila dan konflik suku
Pancasila dan konflik suku
 
Paper pancasila
Paper pancasilaPaper pancasila
Paper pancasila
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
 
Pengenalan theodolit
Pengenalan theodolitPengenalan theodolit
Pengenalan theodolit
 
Tugas praktikum (Sipat Datar)
Tugas praktikum (Sipat Datar)Tugas praktikum (Sipat Datar)
Tugas praktikum (Sipat Datar)
 
Proposal SU
Proposal SUProposal SU
Proposal SU
 
Hak Guna Bangunan
Hak Guna BangunanHak Guna Bangunan
Hak Guna Bangunan
 

Dernier

Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 

Dernier (20)

Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 

Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit

  • 1. SISTEM-SISTEM SATELIT DI BIDANG GEODESI SATELIT Retno Agus Pratiwi PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, bidang geodesi tercatat sebagai bidang yang mengalami perkembangan teknologi paling pesat, terutama berkaitan dengan teknologi satelit. Kini di dalam ruang lingkup ilmu geodesi kita mengenal Geodesi Satelit, yaitu sub- bidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan satelit (alam ataupun buatan manusia) untuk menyelesaikan problem-problem geodesi. Pemanfaatan sistem-sistem pengamatan geodesi satelit pada saat ini sudah sangat luas spektrumnya. Spektrum pemanfaatannya mencakup skala lokal sampai global, dari masalah-masalah teoritis sampai aplikatif, dan juga mencakup matra darat, laut, udara, dan luar angkasa. Bentuk teknologi geodesi satelit diantaranya Global Positioning System (GPS), Glonass, Galileo, Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR), Satelit Altimetri, Satelit Gravimetri, SLR, LLR, VLBI, dan lain-lain. IGS IGS (International GNSS Service) adalah suatu organisasi internasional yang merupakan kumpulan dari agensi di seluruh dunia yang mengumpulkan sumber dan data permanen dari stasion GNSS dan memelihara sistem GNSS. IGS menyediakan data dan produk berkualitas tinggi yang digunakan untuk kepentingan penelitian ilmiah, aplikasi multidisiplin, pendidikan, yang merupakan salah satu komponen kunci penghubung ke ITRF sebagai kerangka realisasi sistem koordinat referensi global. Setiap negara berkontribusi dalam IGS dengan membangun stasiun-stasiun IGS di seluruh dunia dan saat ini IGS menangani dua stasiun GNSS, yaitu GPS dan GLONASS. CORS (Continuously Operating Reference Stations) adalah suatu teknologi berbasis GNSS yang berwujud sebagai suatu jaring kerangka geodetik yang pada setiap titiknya dilengkapi dengan receiver yang mampu menangkap sinyal dari satelit-satelit GNSS yang beroperasi secara kontinyu 24 jam per hari, 7 hari per minggu dengan mengumpulkan, merekam, mengirim data, dan memungkinkan para pengguna memanfaatkan data untuk penentuan posisi, baik secara post-processing maupun real-time. CORS menyediakan data pengamatan kode (C/A, P1, dan P2) dan data fase (L1 dan L2), GPS ephemerides, dan koreksi untuk DGPS, model ionosfir, troposfer, dan lain-lain. Data yang diamati dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan. Data dapat disimpan per jam atau per hari, dengan selang waktu pengamatan per 1 detik, 5 detik, 10 detik, 15 detik,
  • 2. dan 30 detik, kemudian dikirim melalui jarring telekomunikasi berkecepatan tinggi ke pusat pengendali jaringan untuk selanjutnya disimpan, didistibusikan, atau diolah untuk kepentingan lainnya. Selain menyediakan data-data tersebut, CORS juga menyediakan layanan untuk pengolahan data GPS secara online, transformasi datum, sistem proyeksi, dan penentuan tinggi ortometrik, yang semuanya dapat diakses dalam waktu 15 menit sejak pengguna mengirimkan data yang ingin diolah sampai data selesai diolah dan dikirimkan langsung melalui email kepada pengguna. Gambar 1. Sebaran jaring CGPS Real Time di Jawa Barat Stasiun CORS dibangun permanen dan ditentukan koordinatnya yang diukur setiap hari, kemudian ditempatkan receiver diatasnya. Jaringan stasiun CORS dikontrol jarak jauh dan diawasi dengan menggunakan sistem jaminan kualitas yang diotomatisasi, serta dilakukan pemeliharaan secara ilmiah. Selain itu sistem CORS terintegrasi denganInternational Earth Rotation and Reference System Service, sehingga memberikan posisi yang bereferensi global dan datanya dapat diakses lewat internet oleh pengguna. Tujuan utama dibangun CORS adalah sebagai titik ikat yang memiliki radius cukup dekat dengan titik pengukuran untuk memperoleh kualitas data yang baik. Dalam hal titik ikat yang mengacu pada satu referensi global dengan cakupan luas dan jarakbaseline panjang, tidak hanya kerangka CORS yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengukuran bidang tanah di Indonesia. Keberadaan stasiun-stasiun IGS sebenarnya dapat juga dijadikan sebagai referensi dalam pengukuran batas bidang tanah di Indonesia. Cakupan IGS sangat luas dan bervariasi jika dibandingkan dengan cakupan dari kerangka CORS bisa mencapai beberapa ratus kilometer. Namun ada banyak kendala jika kita menggunakan IGS sebagai titik ikat langsung pengukuran bidang tanah. Selain akan mempengaruhi nilai ketelitian yang dihasilkan dikarenakan jarak yang jauh, pengolahan data dari pengukuran yang terikat pada
  • 3. IGS juga membutuhkan kemampuan perangkat lunak yang memadai dan tidak mudah dalam pengolahannya. Untuk itu diperlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai dan berkualitas agar strategi pengolahan data yang diterapkan dapat menghasilkan data yang berkualitas. Karena CORS digunakan sebagai titik acuan yang digunakan untuk berbagai aplikasi yang menuntut ketelitian tinggi, posisi CORS sendiri harus memiliki kualitas yang baik. Posisinya terus dipantau dan terus diperbaharui terutama jika terjadi pergerakan di bawah tanah tempat stasiun CORS berada, CORS mampu mengakomodir adanya pergerakan lempeng dalam skala lokal maupun global, dan ditentukan dengan mengolah data dari stasiun-stasiun CORS lain yang merupakan bagian dari jaringan CORS global yang sudah ada, dengan metode double-difference untuk mengeliminir kesalahan jam atom pada satelit GPS. Prediksi IGS Ultra rapid berdasarkan dari data 25 sampai 40 jaringan stasiun. Dengan 2 kali sehari pembaruan data (di internet setiap selang 3 jam). Mempunyai Ephemeris 24 jam ERD kurang dari 10 cm dan kesalahan prediksi selama 2 jam kurang dari 20 cm. Gambar 2. Contoh sebaran stasiun IGS yang digunakan dalam suatu studi. Titik biru menunjukkan sebaran titik ikat, sedangkan titik merah menunjukkan sebaran titik pengamatan. SLR Sistem SLR (Satellite Laser Ranging) berbasiskan pada pengukuran jarak dengan laser ke satelit yang dilengkapi dengan retro-reflektro laser. Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh NASA pada tahun 1964 dengan diluncurkannya satelit Beacon-B. Sejak
  • 4. saat itu, tingkat ketelitian data ukuran jarak SLR, dari tahun ke tahun semakin teliti, dan meningkat dari level beberapa meter hingga mencapai beberapa mm saat ini. Pengukuran jarak dengan laser merupakan salah satu teknik pengamatan yang paling akurat dalam geodesi satelit. Pada pengukuran ini, diamati waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke satelit. Pulsa laser ditransmisikan dari stasiun Bumi melalui sistem optis ke satelit. Sebagian dari laser yang dipancarkan digunakan untuk menyalakan alat penghitung interval waktu elektronik. Satelit target dilengkapi dengan retro-reflektor. Pulsa yang dipantulkan diterima oleh stasiun Bumi, dideteksi, diperkuat, dipecah, dan digunakan untuk mematikan alat penghitung elektronik. Jelas sekali bahwa metode yang digunakan dalam sistem SLR adalah metode two- way ranging. Dengan ini, jarak ke satelit (d) dapat ditentukan dengan persamaan: d = c.Δt / 2 di mana Δt adalah waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun Bumi, dan c adalah kecepatan cahaya. Gambar 3. sebaran stasiun SLR LLR
  • 5. Pada dasarnya, sistem kerja LLR sama dengan SLR. Hanya saja, jika pada SLR retro- reflektor ditempatkan di satelit, pada LLR retro-reflektor ditempatkan di permukaan bulan. Reflektor-reflektor LLR ditempatkan di bulan pada misi Apollo (USA) dan Luna (Rusia). Gambar 4. Distribusi retro-reflektor di Bulan Tiga tempat reflektor Apollo membentuk segitiga dengan panjang sisi masing-masing 950, 1100, dan 1250 km. Reflektor L17 tidak mengirimkan sinyal balik karena tertutup debu. Reflektor dengan prioritas tertinggi adalah A15. Meskipun sistem kerjanya sama, tapi secara teknis, LLR lebih sulit daripada SLR. Untuk membidik reflektor di bulan, ketelitian pembidikan yang dibutuhkan sekitar 2”. Jeda yang sangat singkat, Δt = 200 ns, dibutuhkan untuk ‘menyaring’ sinyal balik dari berbagai gangguan. Karena itu, hanya sedikit stasiun pengamatan yang berhasil menghitung jarak bulan. Stasiun pengamatan LLR yang ada di dunia yaitu McDonald Observatory, Western Texas (USA), Haleakala, Hawaii (USA), Grasse (Prancis), dan Wettzell (Jerman). Satu-satunya stasiun yang melakukan pengamatan secara kontinyu sejak 1970 adalah McDonald Observatory. VLBI
  • 6. VLBI atau Very Long Baseline Interferometri adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentukan jarak yang sangat teliti menggunakan teleskop radio untuk mempelajari bumi, alam semesta dan pemantuan perubahan yang terjadi pada bumi maupun alam semesta. VLBI menggunakan sinyal radio dari dalam ruang untuk mengukur bagaimana benua bergerak, bagaimana tingkat putaran bumi berubah, pegerakan kutub bahkan bagaimana bumi ‘bergerak’ dalam inti bumi sendiri. Kegunaan VLBI : Banyak dari apa yang kita ketahui tentang bagian dalam bumi telah diperoleh melalui pengamatan langsung. Ukuran bumi, bentuk bumi, perubahan orientasi sumbu kutub dan berbagai tingkat putaran, semuanya telah ditentukan dengan mengamati bintang-bintang sehingga memiiki peran penting dalam pemahaman tentang struktur bumi. VLBI menghasilkan jarak yang sangat teliti dalam pengukuran di permukaan bumi dan membantu dalam pemahaman tentang bagian dalam bumi, atmosfer dan samudra. Sebagai contoh, apakah Anda tahu bahwa salah satu efek dari El Nino tahun 1997 sistem cuaca yang memperpanjang hari sebanyak 0,6 milidetik? Sistem cuaca seperti El Nino benar-benar mempercepat atau meperlambat bumi. Bagaimana pergeseran benua? Pergeseran benua juga dapat diketahui menggunakan sistem VLBI. Manfaat lain dari VLBI adalah kemampuan yang akurat dalam menentukan di mana (posisi) kita berada dialam semesta ini. Sama seperti bumi berputar mengelilingi matahari, matahari berputar di sekitar galaxy bima sakti. Matahari kita adalah salah satu dari 100 milyar bintang yang menyusun galaksi bima sakti – dan mereka semua bergerak di sekitar Galaxy pada kecepatan yang berbeda. Terlepas dari semua gerakan ini, pengamatan VLBI memungkinkan untuk memperbaiki posisi kita di alam semesta. VLBI menggunakan dua atau lebih teleskop radio untuk mengamati dan merekam sinyal-sinyal yang diterima dari quasar yang sama pada waktu yang sama. Perbedaan waktu antara kedatangan sinyal teleskop radio di masing-masing kemudian dapat digunakan untuk menghitung jarak yang sangat tepat antara teleskop. Ketelitian VLBI bisa samapi jarak millimeter. Sinyal radio dari Angkasa? VLBI mengamati energi radio yang dipancarkan oleh quasar. Sebuah quasar adalah objek yang sangat cerah di tepi alam semesta kita. Kata quasar, kependekan dari “quasi- stellar radio source” dinamai pada 1960-an ketika quasar pertama kali terdeteksi. Sebuah
  • 7. quasar dilihat dengan teleskop optik muncul titik-seperti dan mirip dengan bintang tetapi sebenarnya cukup besar dan memberikan energi dari satu triliun kali lebih terang dari Matahari. Quasar yang begitu jauh, yang bahkan sangat terang tidak bisa terlihat tanpa teleskop yang sangat bagus. Quasar adalah benda yang paling jauh dan belum terdeteksi di Semesta ini. Very Long Baseline Interferometry (VLBI) pertama kali dikembangkan dalam bidang astronomi radio dengan obyektif untuk mempelajari secara rinci struktur sumber-sumber gelombang radio di luar angkasa (kuasar) dengan resolusi ketelitian angular yang tinggi. Dalam bidang geodesi, sistem VLBI terutama dimanfaatkan untuk aplikasi geodetik berskala global dan menuntut ketelitian yang relatif tinggi, seperti realisasi kerangka referensi koordinat, penentuan parameter-parameter orientasi bumi, dan studi geodinamika. Gambar 5 . Prinsip dasar VLBI Dua sistem VLBI yang terpisah dengan jarak tertentu mengamati suatu kuasar yang sama. Datadata yang diamati oleh kedua sistem ini selanjutnya dikorelasikan. Dari proses korelasi ini selanjutnya akan diperoleh data pengamatan berupa perbedaan waktu tempuh sinyal dari kuasar ke kedua stastiun (group delay), perbedaan fase dari kedua sinyal (phase delay), serta laju dari kedua delay tersebut (delay rate).
  • 8. DORIS Doris (Doppler Orbitography dan Radiopositioning Terpadu oleh satelit) adalah satelit sistem pelacakan Doppler yang dikembangkan untuk penentuan orbit yang tepat dan lokasi tanah yang tepat. Menggunakan CryoSat-2, Jason-2, HY-2A dan satelit altimetrik Saral dan penginderaan jauh satellite SPOT-5. Juga terlibat dengan SPOT-2, SPOT-3, SPOT-4, TOPEX / POSEIDON, Envisat dan Jason-1. IDS adalah layanan internasional yang memberikan dukungan, melalui data Doris dan produk, untuk geodesi, geofisika, penelitian lainnya dan kegiatan operasional. Situs ini terdiri dari tiga bagian:  "IDS" menggambarkan organisasi layanan dan termasuk dokumen-dokumen, akses ke data dan produk, pengumuman event, kontak dan link.  "Doris" memungkinkan untuk mengakses gambaran umum dari sistem, dan memberikan informasi tentang peristiwa sistem dan jaringan pelacakan.  "Analisis Koordinasi" menyediakan informasi dan diskusi daerah tentang strategi dan model analisis yang digunakan dalam produk IDS. Ini termasuk juga informasi tentang kegiatan Kombinasi Center. Hal ini dikelola oleh Koordinator Analisis dengan dukungan dari Badan Pusat. Gambar 6. Sebaran satelit DORIS
  • 9. Daftar pustaka: Wasil. 2012. IGS Ultra Rapid, Rapid, Final Orbit. http://titikcerah.wordpress.com/2011/03/26/igs-ultra-rapid-rapid-final-orbit/. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.13 WIB. International DORIS Service. 2010. DORIS stations (SITE LOGS). http://ids- doris.org/network/sitelogs.html. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.14 WIB. IGS.2010. About IGS. http://www.igs.org/. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.23 WIB. Sistem Penentuan Posisi Berbasiskan Satelit. http://tujuhmei.wordpress.com/tag/geodesi- satelit/. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.25 WIB. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah II. http://pemolaan.blogspot.com/2007/07/geodesi-satelit-dan-aplikasinya.html. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.25 WIB. Government of canada. 2013. http://www.geod.nrcan.gc.ca/edu/geod/vlbi/. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.28 WIB. Geomatika ITS. 2009. Very Long Baseline Interferometri. http://geomatika07.wordpress.com/2009/12/29/very-long-baseline-interferometri/. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.30 WIB. Permana, Ikhwan dkk. 2012. Analisis Deformasi Gempa Padang Tahun 2009 Berdasarkan Data Pengamatan GPS Kontinu Tahun 2009-2010 .http://hub.hagi.or.id/wp- content/uploads/emember/downloads/geofisika-vol13-e2/ID_Vol_13_N2_2012_59- 69.pdf Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.33 WIB. ITB. Pemanfaatan Sistem GPS CORS dalam Rangka Pengukuran Bidang Tanah. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/621/jbptitbpp-gdl-wulanyusti-31047-4-2008ta-3.pdf. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.35 WIB. Himpunan Ahli Geofisika Indonesia. http://hub.hagi.or.id/wp- content/uploads/emember/downloads/geofisika-vol13-. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.36 WIB. Lunar Networks. 2011. http://lunarnetworks.blogspot.com/2010/04/acquisition- 1.html. Diakses pada hari Minggu 15 Juni 2014 pukul 16.38 WIB.