Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
1. LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I
Disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian akhir Praktikum Elektronika Dasar 1
Oleh:
Nama
: FADLY
AYU JUMRAH LESTARI
Gol/Klp
: A/III (TIGA)
Jurusan
: Pendidikan Fisika
Asisten
: Aslamuddin MN
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012/2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul percobaan
Judul percoban yang kami lakukan pada percobaan ini adalah kesalahan
pengukuran tegangan .
B. Latar Belakang
Dalam setiap jenis pengukuran, terjadi kesalahan ukur bukanlah hal yang
mustahil. Ada banyak factor yang mempengaruhi hal itu, baik secara sengaja
ataupun tidak di sengaja.
Demikian halnya dengan pengukuran tegangan sering kali terjadi
kesalahan pada pengukurannya, yang mengakibatkan keakuratan data hasil
percobaan yang kita lakukan kurang dapat dipercaya.
Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya kesalahan pada
pengukuran tegangan. Salah satunya adalah pembebanan pada tegangan.
Dalam hal ini, pada pengukuran tegangan rangkaian seri resistor. Dimana harga
resistor jauh lebih besar dari hambatan dalam (Rd) alat ukur yang digunakan,
maka alat ukur yang digunakan berperan sebagai beban. Factor tersebutlah yang
paling sering mempengaruhi hasil pengukuran pada tegangan yang
mengakibatkan adanya kesalahan pada pengukuran tegangan.
Dengan diketahuinya factor factor yang dapat menyebabkan salah satu
alat ukur mengalami pengukuran yang kurang teliti, maka dengan sendirinya kita
akan berusaha meminimalisir kesalahan tersebut agar memperoleh hasil
pengukuran yang maksimal dan tidak lupa pula sehubungan dengan alat ukur
dalam menentukan nilai suatu besaran yang digunakan harus benar benar perlu
dipahami adalah ketepatan, ketelitian, dan daya pisah yang mendukung untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang maksimal.
3. C. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menjelaskan terjadinya kesalahan ukur pada pengukuran
tegangan?
2. Bagaimana menjelaskan pengaruh pembebanan pada tegangan?
3. Bagaimana cara menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan?
D. Tujuan percobaan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan terjadinya kesalahan ukur pada pengukuran tegangan.
2. Dapat menjelaskan pengaruh pembebanan pada tegangan.
3. Dapat menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan.
4. BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan dipakai pada
pembahasan berikutnya, antara lain :
a. Instrumen/alat ukur : Suatu alat yang digunakan untuk menentukan nilai
atau besarnya suatu kuantitas atau variabel.
b. Ketelitian (accuracy) : Adalah nilai yang hampir sama atau terdekat dengan
pembacaan instrumen terhadap nilai yang sebenarnya dari variabel
yang diukur.
c.
Ketepatan (precision) : Adalah ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang secara berulang dari pengulangan pengukuran yang
dilakukan. Atau merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan
perbedaan hasil pengukuran pada pengukuran yang dilakukan secara
berurutan.
d. Sensitivitas (Sensitivity) : Rasio antara sinyal keluaran atau respon instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
Angka-angka berarti (significant figures) memberikan informasi yang
aktual (nyata) terhadap ketepatan pengukuran. Banyaknya angka berarti
menunjukkan tingkat atau derajat ketepatan suatu pengukuran,
A. Jenis-Jenis Kesalahan
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang
sempurna, tetapi adalah penting untuk mengetahui ketelitian yang sebenarnya
dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah
pertama yang diperlukan untuk menguranginya adalah mempelajari kesalahankesalahan tersebut; dimana dari hal ini juga dapat ditentukan ketelitian hasil
akhir.
5. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan
umumnya dibagi dalam tiga jenis, yaitu :
a. Kesalahan-kesalahan umum (gross-errors): kebanyakan disebabkan oleh
kesalahan manusia, diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat ukur,
penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian instrumen yang tidak sesuai, dan
kesalahan penaksiran.
b. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors): disebabkan oleh
kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri seperti kerusakan atau
adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan
atau pemakai.
c. Kesalahan-kesalahan yang tak disengaja (random errors): diakibatkan oleh
penyebab-penyebab yang tidak dapat secara langsung diketahui sebab
perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.
Masing-masing kelompok kesalahan ini akan dibahas secara ringkas
dengan menyarankan beberapa metode untuk memperkecil atau
menghilangkannya.
a. Kesalahan-Kesalahan Umum
Kelompok kesalahan ini terutama disebabkan oleh kekeliruan manusia
dalam melakukan pembacaan atau pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta
penaksiran hasil-hasil pengukuran. Selama manusia terlibat dalam pengukuran,
kesalahan jenis ini tidak dapat dihindari; namun jenis kesalahan ini tidak mungkin
dihilangkan secara kesuluruhan, usaha untuk mencegah dan memperbaikinya perlu
dilakukan. Beberapa kesalahan umum dapat mudah diketahui tetapi yang lainnya
mungkin sangat tersembunyi.
6. Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula adalah pemakaian
instrumen yang tidak sesuai. Umumnya instrumen-instrumen penunjuk berubah
kondisi sampai batas tertentu setelah digunakan mengukur sebuah rangkaian yang
lengkap, dan akibatnya besaran yang diukur akan berubah. Sebagai contoh sebuah
voltmeter yang telah dikalibrasi dengan baik dapat menghasilkan pembacaan yang
salah bila dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah rangkaian tahanan tinggi
sedang bila voltmeter tersebut dihubungkan ke sebuah rangkaian tahanannya
rendah, pembacaannya bisa berlainan bergantung pada jenis voltmeter yang
digunakan
Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh efek pembebanan voltmeter dapat
dihindari dengan menggunakan alat tersebut secermat mungkin. Misalnya, sebuah
voltmeter yang tahanannya kecil tidak akan digunakan untuk mengukur tegangantegangan didalam sebuah penguat tabung hampa. Untuk pengukuran khusus seperti
ini diperlukan sebuah voltmeter dengan impedansi masukan yang tinggi (misalnya
VTVM atau TVM).
Kesalahan-kesalahan umum dalam jumlah besar dapat dikenali dari keteledoran
atau kebiasaan-kebiasaan yang buruk, seperti : pembacaan aktual yang diambil, atau
penyetelan instrumen yang tidak tepat. Pandang sebagai contoh sebuah voltmeter
rangkuman ganda menggunakan satu papan skala dengan angka-angka (tanda yang
berbeda untuk setiap rangkuman). Dalam hal ini adalah mudah untuk menggunakan
sebuah skala yang tidak bersesuaian terhadap penyetelan sakelar pemilih rangkuman
voltmeter tersebut. Kesalahan umum juga dapat terjadi bila instrumen tersebut tidak
dikembalikan ke angka nol sebelum melakukan pengukuran dan akibatnya semua
pembacaan menjadi salah.
Kesalahan-kesalahan seperti ini tidak dapat dinyatakan secara matematis tetapi
hanya dapat dihindari dengan menggunakan pembacaan yang cermat dan juga
pencacatan data pengukuran yang benar. Hasil yang baik memerlukan pembacaan
lebih dari satu kali, atau mungkin dengan pengamat yang berbeda. Dalam hal ini kita
7. sama sekali tidak boleh bergantung pada satu pembacaan saja, tetapi paling harus
melakukan tiga pembacaan yang terpisah. Yang lebih disukai adalah pembacaan
pada kondisi-kondisi dengan pengubahan instrumen-instrumen dari keadaan mati ke
keadaan hidup (off-on).
B. Kesalahan Sistematis
Jenis kesalahan ini dapat dibagi dua bagian yakni :
1.
Kesalahan instrumental (instrumental error) yaitu jenis kesalahan yang tidak
dapat dihindarkan dari instrumen karena akibat struktur mekanisnya. Misalnya
tarikan pegas yang tidak teratur, pembebanan instrumen secara berlebihan. Atau
kesalahan kalibrasi akibatnya pembacaan yang tidak tepat.
Kesalahan instrumental dapat dihindari dengan cara :
a) ketepatan memilih instrumen yang sesuai peruntukannya,
b) menggunakan faktor-faktor koreksi setelah mengetahui banyaknya
banyaknya kesalahan instrumental,
c) Kalibrasi instrumen dengan instrumen standar (baku).
2.
Kesalahan karena lingkungan (environmental errors) yakni jenis kesalahan
akibat dari keadaan luar yang berpengaruh terhadap instrumen, seperti efek
perubahan suhu, kelembaban udara, tekanan udara luar, atau medan
elektromagnetik.
C. Kesalahan-kesalahan acak (random errors)
Kesalahan-kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab yang tidak diketahui
dan terjadi walaupun semua kesalahan-kesalahan sistematis telah diperhitungkan.
Kesalahan-kesalahan ini biasanya hanya kecil pada pengukuran yang telah
direncanakan secara baik; tetapi menjadi penting pada pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukan ketelitian tinggi, misalkan suatu tegangan akan diukur oleh sebuah
8. voltmeter yang dibaca setiap setengah jam. Walaupun instrumen dioperasikan pada
kondisi–kondisi lingkungan yang sempurna dan telah dikalibrasikan secara tepat
sebelum pengukuran, akan diperoleh hasil-hasil pembacaan yang sedikit berbeda
selama periode pengamatan. Perubahan ini tidak dapat dikoreksi dengan cara
kalibrasi apapun dan juga oleh cara pengontrolan yang ada. Cara satu-satunya untuk
membetulkan kesalaha ini adalah dengan menambah jumlah pembacaan dan
menggunakan cara-cara statistik untuk mendapatkan pendekatan paling baik
terhadap harga yang sebenarnya.
Resistor adalah suatu komponen dasar elektronika yang dibuat untuk
menghambat aliran arus listrik. Sebuah resistor dapat didesain sedemikian rupa
sehingga mempunyai nilai hambatan tertentu. Oleh Karena itu resistor dapat
digunakan untuk mengatur arus yang melalui suatu rangkaian liistrik.
Pada pengukuran tegangan rangkaian seri resistor, dimana harga resistor jauh
lebih besar dari hambatan dalam (Rd) alat ukur (terbebani), maka akan terjadi
kesalahan ukur. Hal ini disebabkan karena adanya hambatan dalam (Rd) alat ukur
yang mempengaruhi rangkaian yang diukur. Besarnya hambatan adalah :
Salah ukur =
x 100 %
(1)
Keterangan :
R
= harga resistor
Rd
= Tahanan dalam alat ukur voltmeter.
Persamaan lain yang menunjang dalam melihat kesalahan ukur adalah
sebagai berikut :
R total =
(2)
9. Apabila diketahui ε menyatakan ggl sumber, sedangkan R hambatan yang
terbaca pada kotak hambatan,V merupakan potensial pada voltmeter yang hambatan
dalam (Rd), maka menurut hokum ohm kuat arus dalam untaian adalah :
ε = I ( R + Rd)
(3)
keterangan :
ε = ggl sumber tegangan
I = kuat arus listrik
R = hambatan luar
r = hambatan dalam
IR = V = tegangan jepit
Atau :
I=
(4)
Dimana hambatan dalam sumber tegangan diabaikan, maka beda potensial pada
voltmeter adalah :
V = I x Rd =
Rd
(5)
Sehingga diperoleh
R=
Rd
(6)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
10. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Alat
a. Power suplay
1 buah
b. Voltmeter digital
2 buah
c. Voltmeter manual
d. Kabel Penghubung
2 buah
8 buah
2.Bahan
a. Resistor 20Ω
2 buah
b. Resistor 220Ω
2 buah
c. Resistor 47Ω
2 buah
d. Resistor 47kΩ
e. Resistor 100kΩ
2 buah
2 buah
B. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
11. 2. Membuat rangkaian seperti gambar berikut :
3. Memastikan nilai R1 dan R2 tepat sama.
4. Menghubungkan power suplay dengan rangkaian.
5. Menghubungkan dan mencatat tegangan pada R1 dan R2 dengan alat ukur
yang ada.
6. Mengulangi percobaan dengan nilai tegangan yang berbeda.
7. Menghitung masing-masing “%” kesalahan dengan terlebih dahulu
menentukan nilai Rd dari alat ukur.
8. Mengulangi kegiatan pengukuran dengan mengganti alat ukur manual
dengan alat ukur digital membandingkan hasil yang diperoleh.
9. Membuat analisis data dan kesimpulan percobaan
HASIL Pengamatan
Tabel 4.1 : Kesalahan pada Pengukuran Tegangan
NST Voltmeter = 0,2 Volt
Batas ukur Voltmeter = 20 Volt
Rd = 280.000
No
V(Volt)
Resistor
R1(Ω)
R2 (Ω)
Tegangan
Voltmeter manual
Voltmeter
Digital
V1(V)
V1(V)
V2(V)
V2(V)
12. 1
3
20
220
470
47 k
100 k
20
220
470
47 k
100 k
1,20
1,60
1,60
1,60
1,60
1,20
1,60
1,60
1,60
1,60
1,22
1,46
1,51
1,54
1,54
1,18
1,45
1,48
1,53
1,53
2
6
20
220
470
47 k
100 k
20
220
470
47 k
100 k
2,60
3,00
3,00
3,00
3,00
2,60
3,00
3,00
3,00
3,00
2,52
2,94
3,02
3,06
3,07
2,48
2,32
2,37
3,05
3,04
3
9
20
220
470
47 k
100 k
20
220
470
47 k
100 k
3,80
4,40
4,40
4,60
4,40
3,80
4,40
4,40
4,60
4,60
3,85
4,43
4,54
4,61
4,61
3,80,
4,39
4,46
4,58
4,57
13. B. Analisis Data
1. Alat ukur Manual
a. Menentukan besar jumlah tegangan dengan voltmeter manual
Rumus Umum:
V
R1 dan R2 = 20
V2
3, 20 Volt
R1 dan R2 = 220
V2
3, 20 Volt
R1 dan R2 = 470
V2
3, 20 Volt
R1 dan R2 = 47 k
V2
3, 20 Volt
R1 dan R2 = 100 k
V2
3, 20 Volt
R1 dan R2 = 20
V1
V2
14. V1
V1 V 2
= 2,60 + 2,60
=5,20 volt
R1 dan R2 = 220
V2
5 , 20 Volt
R1 dan R2 = 470
V2
5 , 20 Volt
R1 dan R2 = 47 k
V2
5 , 20 Volt
R1 dan R2 = 100 k
V2
•
•
5 , 20 Volt
R1 dan R2 = 20
V1
V1 V 2
= 2,60 + 2,60
=5,20 volt
•
•
•
•
•
•
R1 dan R2 = 220
V2
5 , 20 Volt
R1 dan R2 = 470
V3
6 , 00 Volt
R1 dan R2 = 47 k
V4
6 , 00 Volt
15. •
R1 dan R2 = 100 k
V5
6 , 00 Volt
Menentukan % Kesalahan ukur bergantung pada tegangan
Rumus umu
% Kesalahan
Vs
V
x100 %
Vs
• Untuk R= 20
% Kesalahan 1
Vs
V1
x100 %
Vs
3
2 , 40
x100 %
3
20 %
• Untuk R= 220
% Kesalahan 2 = 6,67 %
• Untuk R= 470
% Kesalahan 3 = 6,67 %
• Untuk R= 47 k
% Kesalahan 4 = 6,67 %
• Untuk R= 100 k
% Kesalahan 5 = 6,67 %
16. •
Untuk R= 20
Vs
% Kesalahan 1
V1
x100 %
Vs
6
5 , 20
x100 %
6
13 ,33 %
• Untuk R= 220
% Kesalahan 2 = 0 %
• Untuk R= 470
% Kesalahan 3 = 0 %
• Untuk R= 47 k
% Kesalahan 4 = 0 %
• Untuk R= 100 k
% Kesalahan 5 = 0 %
• Untuk R= 20
% Kesalahan 1
Vs
V1
x100 %
Vs
6
5 , 20
6
13 ,33 %
x100 %
17. • Untuk R= 220
% Kesalahan 2 = 2,22 %
• Untuk R= 470
% Kesalahan 3 = 2,22 %
• Untuk R= 47 k
% Kesalahan 4 = 2,22 %
• Untuk R= 100 k
% Kesalahan 5 = 0 %
• Untuk R= 20
Vs
% Kesalahan 1
V1
x100 %
Vs
9
7 , 60
x100 %
9
15 , 56 %
• Untuk R= 220
% Kesalahan 2 = 2,22 %
• Untuk R= 470
% Kesalahan 3 = 2,22 %
18. • Untuk R= 47 k
% Kesalahan 4 = 2,22 %
• Untuk R= 100 k
% Kesalahan 5 = 0 %
• Pelaporan Fisika Voltmeter Manual
∆V = ½. NST Alat
= ½. 0,2
=0,1 Volt
PF
V
V Satuan
19. PF
PF
V V 1 Satuan
2 , 40 0 ,1 Volt
PF
V
PF 3, 20
PF
V
PF 3, 20
PF
V
PF 3, 20
PF
V
PF 3, 20
V 2 Satuan
0 ,1 Volt
V 3 Satuan
0 ,1 Volt
V 4 Satuan
0 ,1 Volt
V 5 Satuan
0 ,1 Volt
20. PF
V
PF
PF
5 , 20
V
PF
PF
PF
PF
PF
PF
0 ,1 Volt
V 4 Satuan
6 , 00
V
0 ,1 Volt
V 3 Satuan
6 , 00
V
0 ,1 Volt
V 2 Satuan
6 , 00
V
PF
V 1 Satuan
0 ,1 Volt
V 5 Satuan
6 , 00
0 ,1 Volt
21. PF
V
PF
PF
7 , 60
V
PF
PF
PF
PF
PF
PF
0 ,1 Volt
V 4 Satuan
9 , 20
V
0 ,1 Volt
V 3 Satuan
8 ,80
V
0 ,1 Volt
V 2 Satuan
8 ,80
V
PF
V 1 Satuan
0 ,1 Volt
V 5 Satuan
9 , 00
0 ,1 Volt
22. • R1 dan R2 = 20
•
V1
V1
V2
= 1,22 + 1,18
=2,40 volt
• R1 dan R2 = 220
•
V2
2 ,91Volt
• R1 dan R2 = 470
•
V3
2 ,99 Volt
• R1 dan R2 = 47 K
•
V4
3, 07 Volt
• R1 dan R2 = 100 K
23. •
V5
3, 07 Volt
• R1 dan R2 = 20
•
V1
V1 V 2
= 2,52 + 2,48
=5,00 volt
• R1 dan R2 = 220
•
V2
5 , 26 Volt
• R1 dan R2 = 470
•
V3
5 ,39 Volt
• R1 dan R2 = 47 K
•
V4
6 ,11Volt
• R1 dan R2 = 100 K
V5
6 ,11Volt
• R1 dan R2 = 20
•
V1
V1 V 2
= 3,85 + 3,80
=7,65 volt
• R1 dan R2 = 220
•
V2
8 ,82 Volt
• R1 dan R2 = 470
•
V3
9 , 00 Volt
24. • R1 dan R2 = 47 K
•
V4
9 ,11Volt
• R1 dan R2 = 100 K
•
V5
9 ,15 Volt
b. Menentukan Hambatan total ( R total)
• Rumus Umum:
R 1 . Rd
Rtot
R1
R 2 . Rd
Rd
R2
Rd
Untuk R1 dan R2 = 20
Rtot
R 1 . Rd
R1
Rd
R 2 . Rd
R2
Rd
Rtot
20 x 280 . 000
20 x 280 . 000
20
Rtot
20
280 . 000
280 . 000
39 ,98
Untuk R1 dan R2 = 220
Rtot
439 ,66
Untuk R1 dan R2 = 470
Rtot
938 , 42
Untuk R1 dan R2 = 47 K
Rtot
80 . 489 ,30
Untuk R1 dan R2 = 100 K
Rtot
147 . 368 , 42
25. c. Menentukan % kesalahan pada pengukuran tegangan
Rumus Umum:
Rtot
SU
Rtot
x100 %
Rd
Untuk Rtot=39,98Ω
Rtot
SU
Rtot
SU
39 ,98
SU
x100 %
Rd
39 ,98
x100 %
280 . 000
0 , 014 %
Untuk Rtot = 439,66Ω
SU
0 , 014 %
Untuk Rtot = 938,42Ω
SU
0 ,33 %
Untuk Rtot = 80.489,30 Ω
SU
32 ,33 %
Untuk Rtot = 147.368,42
SU
34 , 48 %
26. d. Menentukan persen kesalahan ukur bergantung pada tegangan
Rumus Umum:
Vs
% Kesalahan
V
x100 %
Vs
Untuk R= 20
Vs
% Kesalahan 1
V1
x100 %
Vs
3
2 , 40
x100 %
3
20 %
Untuk R= 220
% Kesalahan 2 = 3 %
Untuk R= 470
% Kesalahan 3 = 0,3 %
Untuk R= 47 k
% Kesalahan 4 = 2,33%
Untuk R= 100 k
% Kesalahan 5 = 2,33
Untuk R= 20
Vs
V1
% Kesalahan 1
x100 %
Vs
6 5,0
x100 %
6
16 , 67 %
Untuk R= 220
% Kesalahan 2 = 12,33 %
27. Untuk R= 470
% Kesalahan 3 = 10,17 %
Untuk R= 47 k
% Kesalahan 4 = 1,83%
Untuk R= 100 k
% Kesalahan 5 = 1,83
Untuk R= 20
Vs
V1
% Kesalahan 1
x100 %
Vs
9 7 , 65
x100 %
9
15 %
Untuk R= 220
% Kesalahan 2 = 2 %
Untuk R= 470
% Kesalahan 3 = 0 %
Untuk R= 47 k
% Kesalahan 4 = 2,11%
Untuk R= 100 k
% Kesalahan 5 =0
28. C. Pembahasan
1. Alat ukur Manual
Efek pembebabanan pada tegangan adalahdimana pada suatu
rangkaian harga resistor jauh lebih besar daripada harga hambatan dalam
pada suatu alat ukur. Sehingga alat ukur menjadi terbebani dan terjadi
kesalahan pada pengukuran tegangan. Namun pada percobaan ini tidak
terjadi pembebanan karena niilai hambtan dalam jauh lebih besar dari
nilai resistansi resistor sehingga efek pembebanan disini tidak terjadi,
yaitu nilai hmbatan dalam alat ukur yaitu 280 k ohm, sedangkan nilai
resistor yang paling tinggi adalah 100 k ohm.
Pada percobaan ini kami menggunakan resistor 20Ω, 220 Ω, 470
Ω , 47 kΩ, dan 100 kΩ.Berdasarkan teori, jika resistansi R1 dan R2 sama,
tegangannya akan tetap sama dan jika dijumlahkan hasilnya akan sama
dengan jumlah tegangan sumber. Pada percobaan ini, tegangan yang
diperoleh pada R1 dan R2 sama tetapi banyak banyak data yang
diperoleh yang hasil jumlah R1 dan R2 tidak sama dengan jumlah
tegangan sumber. Persen kesalahan yang diperoleh pada tegangan
sumber 3 volt bertut-turut yaitu 20 %, 6,67%, 6,67%, 6,67% dan 6,67%.
Pada sumber tegangan 6 volt yaitu 13,33 %, dan 0%, 0%, 0%,0%. Pada
tegangan sumber 9 volt yaitu 15,56 %, 2,22%, 2,22 %, 2,22 %, dan 0 %.
2. Alat ukur Digital
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan voltmeter
digital dimana tegangan pada R1 dan R2 berbeda. Persen kesalahan yang
diperoleh pada sumber tegangan 3 volt berturut-turut yaitu 20 %, 3%, 0,3
%, 2,33 %, dan 2,33%. Pada tegangan sumber 6 volt yaitu 16,67 %, 10,17
%, 1,83 %, 1,83 %, dan 1,83 %. Pada tegangan sumber 9 volt adalah 15 %,
2 %, 0 %, 2,11 % dan 1,67 %.
29. Pada prinsipnya voltmeter manual dan voltmeter digital sama
karena nilai resistor yang digunakan nilainya sama sehingga nilai arus
yang terukur pada alat ukur juga sama sesuai dengan karakteristik
rangkaian seri.
30. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik pada percobaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Pembebanan pada tegangan terjadi apabila nilai resistansi lebih besar
dari hambatan dalam pada voltmeter. Hal ini terjadi karena apabila
resistansinya lebih besar padaripada hambatan dalam maka arus listrik
akan cenderung mengalir akan cenderung mengalir ke voltmeter. Hal
ini disebabkan karena arus akan mengalir pada hambatan yang lebih
rendah pada hambatn yang lebih rendah daripada hambatan tinggi.
2. Untuk menghitung kesalahan ukur pada pengukuran tegangan dapat
dilakukan dengan cara membagi harga resistor dengan jumlah dari
harga resistor dengan tahanan dalam alat ukur.
3. Pada pengukuran tegangan V1 dan V2 pada resistor yang sama dengan
sumber tegangan yang tetap maka hasil pengukuran pada V1
dijumlahkan dengan V2 harus sama dengan Vs, sesuai dengan hukum
Kirchoff.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan pada praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya menggunakan resistor yang nilai hambatannya lebih besar
dari nilai hambatan dalam alat ukur.
2. Alat ukur yang digunakan pada percobaan sebaiknya sudah dapat
dipastikan nilai alat ukur masih baik.
31. 3. Sebainya praktikan lebih teliti dalam mengamati skala alat ukur agar
hasil yang diperoleh lebih akurat.