Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang permasalahan penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dalam pembelajaran matematika. Media pembelajaran berbasis TIK diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar, hasil belajar, dan indeks gain antara siswa kelas eksperimen dan kontrol serta pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
4. Peranan guru sangat menentukan dalam upaya keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar.
5. Untuk dapat melihat hasil belajar secara komprehensif, perlu dilihat sebagai suatu sistem. Guru bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan hasil belajar, melainkan juga tergantung pada komponen lain yang membentuk sistem.
6.
7. Hasil belajar yang diidentikkan dengan ”aktivitas kinerja dan produktivitas sumber daya manusia”, banyak dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi individu. Herbert G. Heneman III dan Donald P. Schwab (1978) mengilustrasikan proses pengaruh tersebut dalam gambar di bawah ini :
14. Gambar 1.1 memperlihatkan dengan jelas, bahwa prestasi kerja (hasil belajar) dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi individu yang bersangkutan. Berkaitan dengan motivasi, David C. McClelland (1976) mengatakan ”daya dorong itu bisa datang dari dalam maupun dari luar diri seseorang”. Sementara itu pada bagian yang lain McClelland dalam Hasibuan (1999) mengatakan bahwa ada tiga hal yang memotivasi seseorang, yaitu : ” (1). Kebutuhan akan prestasi (needs for achievement = nAch), (2). Kebutuhan akan afiliasi (needs for affiliation = nAf), dan (3). Kebutuhan akan kekuasaan (Needs for power =nPow)”.
15. Motivasi dalam belajar, bukan hanya menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga mendorong siswa untuk mengetahui tujuan belajar. Arden N. Irandsen dalam Sardiman A.M. (2004:46) mengemukakan ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar, yaitu :
16. (1). Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, (2). Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya keinginan untuk selalu maju, (3). Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya, (4). Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, (5). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasasi pelajaran, dan (6). Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dan belajar.
17. Sementara itu, Slameto (2003) menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut ”(1). Faktor intern, yang meliputi : a. Kesehatan, b. Perhatian, c. Minat, dan d. Bakat (2). Faktor ekstern, yang meliputi : a. Metode mengajar, b. Alat pelajaran, c. Waktu sekolah”.
18. Atas dasar teori McClelland, Arden N. Irandsen, dan Slameto tersebut, maka guru dapat mengeksploitir seluruh potensi siswa dalam kegiatan edukatif (proses belajar mengajar) yang efektif melalui pembelajaran yang efektif dengan menerapkan media pembelajaran yang tepat.
19. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
20. Hasil belajar dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik (aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan), apabila kelima komponen hasil belajar (kinerja) mempunyai kinerja yang tinggi. Salah satu faktor (komponen) yang paling dominan adalah guru. Padahal berdasarkan studi yang dilakukan oleh Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menemukan bahwa ”di antara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditujukan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru”.
21. Motivasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian Nana Sudjana (2002) menunjukkan bahwa :
22. 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian ; kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%”
33. Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas, maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar akan berhasil, tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
34.
35. “Adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung arti bagi seseorang”, demikian batasan cita-cita menurut Winkel (1989:96) dalam Darsono.
37. Taraf perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran dalam kemampuan berfikir. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar.
39. Kondisi fisik maupun psikologis mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kondisi fisik lebih cepat terlihat, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya. Kondisi-kondisi ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.
41. Maksudnya adalah ; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
48. Angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar siswa. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga ada siswa yang melihat nilai sebagai motivasi dalam belajarnya.
52. Persaingan juga dapat dijadikan alat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Persaingan yang bersifat perseorangan atau kelompok, akan dapat meningkatkan prestasi belajar.
54. Guru harus dapat menumbuhkan kesadaran akan arti pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah suatu bentuk motivasi yang cukup penting.
58. Dengan mengetahui hasil pekerjaan, akan terlihat kemajuan yang berdampak pada munculnya motivasi belajar lebih guat lagi. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan motivasi.
60. Pujian bentuk lain dari reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Karena pujian akan membuat orang senang dan gairah dalam belajar.
69. Kehadiran siswa di kelas, merupakan awal dari adanya motivasi belajar. Agar siswa termotivasi, maka guru harus menguasai seluk beluk bahan yang akan diajarkan. Berkaitan dengan pembelajaran, maka :
70. Belajar menjadi bermakna, jika siswa memahami tujuan belajar. Oleh karena itu guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hirarkis.
72. Belajar menjadi bermakna, bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.
73. Kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang.
74. Belajar menjadi menantang, bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan di kemudian hari. Oleh karena itu, guru perlu memberitahukan kriteria keberhasilan dan kegagalan belajar.
76. Unsur – unsur yang ada di lingkungan maupun dalam diri siswa, ada yang sifatnya mendorong ada pula yang menghambat kegiatan belajar. Guru harus lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa dalam mengoptimalkan unsur – unsur dinamis tersebut, dengan jalan :
122. Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka memenuhi fungsinya. Untuk melatih daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalnya untuk melatih daya ingat belajar, dengan menghafal kata-kata atau angka.
124. Dalam pandangan teori ini, ada beberapa prinsip penting dalam belajar. Antara lain:
125. Manusia bereaksi dalam lingkungannya secara kesleuruhan,tidak hanya secara intelektual. Tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
134. Teori ini beranggapan bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Ada dua aliran, yaitu : teori koneksionisme dan teori conditioning.
136. Teori ini beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal diam, melainkan sauatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.
138. Ada dua pengertian, yaitu (1). Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkat laku, dan (2). Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi.
146. Variabel non eksperimen, yaitu variabel yang dikontrol alam arti baik untuk kelompok eksperimen.
147. Sementara itu Suharsimi Arikunto (1998:101) membedakan variabel menjadi dua, yaitu : ”variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau independent variable (X), dan variable akibat yang disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat, atau dependent variable (Y)”.
152. Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu kelompok diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen),dan satu kelompok lainnya tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Dari desain ini, efek perlakuan terhadap variabel dependen akan diuji dengan cara membandingkan keadaan variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
154. Desain ini menuntut penempatan subjek secara random ke dalam empat kelompok. Pada kelompok 1 yang merupakan kelompok inti, diberi perlakuan dan pengukuran pre test dan post test. Kelompok 2 merupakan kelompok kontrol, tidak diberi perlakuan tetapi dilakukanpengukuran pre test dan post test. Kelompok 3 diberi perlakuan,dan hanya sekali pengukuran post test. Kelompok 4 sebagai kelompok pengontrol kelompok ke-3 hanya diukur satu kali saja.
155. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan Non Equivaleu Pre-Test Post-Test Control Group Design. Dengan desain eksperimen adalah sebagai berikut :