SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  69
BAB  I<br />PENDAHULUAN<br />,[object Object],Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh di segala aspek kehidupan manusia,  mulai dari dunia bisnis sampai dunia pendidikan sangat merasakan  kebermanfaatannya.  Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tersebut (termasuk di dalamnya perkembangan teknologi Komputer) tidak hanya terbatas pada kemampuan mengolah data, tetapi lebih dari itu yaitu mampu mengolah data secara tepat, akurat, mudah dalam mengaksesnya.  Sehingga. dapat menunjang dalam proses pengambilan keputusan. <br />Perangkat komputer dapat pula dimanfaatkan  di berbagai bidang,  termasuk bidang pendidikan. Tidak hanya sebagai alat untuk membantu urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media pembelajaran.<br />Pemilihan media teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran, tidak terlepas dari berbagai kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika.  Baik itu kesulitan dalam ; menghitung cepat, kemampuan logika, ketrampilan menulis atau menggambar dan perasaan malas belajar matematika. <br />Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah matematika merupakan  pelajaran yang sulit dan membosankan. Padahal, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peran penting dalam pendidikan bila dilihat dari alokasi waktu pelajaran di sekolah yang  lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Serta diberikan mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, maka sudah seharusnya pelajaran matematika diberikan secara menarik dan menyenangkan.<br />Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas  pembelajaran matematika, dibutuhkan dukungan media pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Djamerah dan Zain (1996: 136) : <br />Dalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Saat ini pemanfaatan komputer sangat diminati untuk media pembelajaran.<br />Proses belajar mengajar dengan dukungan media pembelajaran TIK,  seharusnya mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa. Dalam hal ini, difokuskan pada peningkatan pemahaman konsep keliling dan luas segi empat siswa kelas VII SMP. Pemahaman dalam penelitian  ini  adalah kesanggupan dan kecakapan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip, dan skill.<br />Oleh karena itu, penulis tertarik dan memandang perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS TIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR ( Studi Eksperimen Pada Pokok Bahasan Konsep Keliling dan Luas Segi Empat di Kelas VII  MTs Negeri 1 Anjatan – Kabupaten Indramayu )”.<br />,[object Object]
1.2.1Identifikasi Masalah
Peranan guru sangat menentukan dalam upaya keberhasilan proses belajar mengajar.  Oleh karena itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar.
Untuk dapat melihat hasil belajar secara komprehensif, perlu dilihat sebagai suatu sistem.  Guru bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan hasil belajar, melainkan juga tergantung pada komponen lain yang membentuk sistem.
Menurut Depdiknas (1999 : 63) komponen – komponen itu ada lima yaitu : 1.Siswa, kesiapan dan motivasi belajarnya ;<br />2.Guru, kemampuan professional, moral kerjanya (kemampuan personal) dan kerja samanya (kemampuan sosial) ;<br />3.Kurikulum, relevansi konten dan operasionalisasi proses pembelajaran ;<br />4.Sarana dan prasarana, kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran, dan ;<br />5.Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi), partisipasinya dalam pengembangan program-program pendidikan sekolah.<br />,[object Object]
Hasil belajar yang diidentikkan dengan ”aktivitas kinerja dan produktivitas sumber daya manusia”, banyak dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi individu.   Herbert G. Heneman III dan Donald P. Schwab (1978) mengilustrasikan proses pengaruh tersebut dalam gambar di bawah ini :
  Organizational Characteristics                                     Employee Characteristics
AbilityStaffingCompensationTrainingSupervisionTechnologyWork Flow
Performance
Motivation
Gambar 1.1   Pengaruh  Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
Menurut Herbert G. Heneman III dan Donald P. Schwab
Gambar 1.1 memperlihatkan dengan jelas, bahwa prestasi kerja (hasil belajar) dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi individu yang bersangkutan.  Berkaitan dengan motivasi, David C. McClelland (1976) mengatakan ”daya dorong itu bisa datang dari dalam maupun  dari luar diri seseorang”.  Sementara itu pada bagian yang lain McClelland dalam Hasibuan (1999) mengatakan bahwa ada tiga hal yang memotivasi seseorang, yaitu : ” (1). Kebutuhan akan prestasi (needs for achievement = nAch), (2). Kebutuhan akan afiliasi (needs for affiliation = nAf), dan (3). Kebutuhan akan kekuasaan (Needs for power =nPow)”.
Motivasi dalam belajar, bukan hanya menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga mendorong siswa untuk mengetahui tujuan belajar. Arden N. Irandsen dalam Sardiman A.M. (2004:46) mengemukakan ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar, yaitu :
(1). Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, (2). Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya keinginan untuk selalu maju, (3). Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya, (4). Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, (5). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasasi pelajaran, dan (6). Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dan belajar.
Sementara itu, Slameto (2003) menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut ”(1). Faktor intern, yang meliputi : a. Kesehatan, b. Perhatian, c. Minat, dan d. Bakat (2). Faktor ekstern, yang meliputi : a. Metode mengajar, b. Alat pelajaran, c. Waktu sekolah”.
Atas dasar teori McClelland, Arden N. Irandsen, dan Slameto tersebut,  maka guru dapat mengeksploitir seluruh potensi siswa dalam kegiatan edukatif (proses belajar mengajar) yang efektif melalui pembelajaran yang efektif dengan menerapkan media pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
Hasil belajar dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas.  Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik (aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan), apabila kelima komponen hasil belajar (kinerja) mempunyai kinerja  yang tinggi.  Salah satu faktor (komponen) yang paling dominan adalah guru. Padahal berdasarkan studi yang dilakukan oleh Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menemukan bahwa  ”di antara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditujukan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru”.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah media pembelajaran yang diterapkan oleh guru.  Berdasarkan hasil penelitian Nana Sudjana (2002) menunjukkan bahwa  :
76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian ; kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%”
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :Apakah  terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.<br />Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.<br />Apakah terdapat perbedaan indeks gain motivasi belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol .<br />Apakah terdapat perbedaan indeks gain hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.<br />Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.<br />1.3Maksud dan Tujuan Penelitian<br />Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data, guna kepentingan analisis variabel – variabel penelitian dalam konteks permasalahan yang berkaitan dengan : media pembelajaran matematika berbasis TIK, motivasi belajar dan hasil belajar. <br />Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang :<br />Perbedaan motivasi belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.<br />Perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.<br />Perbedaan indeks gain motivasi belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol .<br />Perbedaan indeks gain hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.<br />Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.<br />1.4Kegunaan Penelitian<br />Diharapkan  hasil penelitian  ini  akan dapat memberikan manfaat untuk :<br />    1. Manfaat bagi peneliti <br />Dapat mengetahui perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.  <br />Dapat mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran matematika berbasis TIK, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang berhubungan dengan motivasi belajar dan hasil belajar.<br />Dapat melihat respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran matematika berbasis TIK pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. <br />2.Manfaat bagi siswa <br />Dengan menggunakan media pembelajaran matematika berbasis TIK diharapkan :<br />Dapat memotivasi siswa unuk lebih semangat dalam  belajar.<br />Diharapkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga meningkat. <br />3Manfaat bagi Guru <br />Dengan dilaksanakannya penelitian  diharapkan guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas<br />4.Manfaat bagi Sekolah  <br />Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti  dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika dan mata pelajaran lain pada umumnya.<br />BAB II<br />KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS<br />,[object Object],Menurut paradigma behavioristik, belajar merupakan transmisi pengetahuan dari expert ke novice. Berdasarkan konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam pekerjaannnya apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyakbanyaknya ke kepala siswa dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima pengetahuan yang dituangkan guru kepada mereka. Praktek pendidikan yang berorientasi pada persepsi semacam itu adalah bersifat induktrinasi, sehingga akan berdampak pada penjinakan kognitif para siswa, menghalangi perkembangan kreativitas siswa, dan memenggal peluang siswa untuk mencapai higher order thinking.<br />Akhir-akhir ini, konsep belajar didekati menurut paradigma konstruktivisme. Menurut paham konstruktivistik, belajar merupakan hasil konstruksi sendiri (pebelajar) sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan belajar. Pengkonstruksian pemahaman dalam ivent belajar dapat melalui proses asimilasi atau akomodasi. Secara hakiki, asimilasi dan akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar untuk menyempurnakan atau merubah pengetahuan yang telah ada di benaknya (Heinich, et.al., 2002). Pengetahuan yang telah dimiliki oleh pebelajar sering pula diistilahkan sebagai prakonsepsi. Proses asimilasi terjadi apabila terdapat kesesuaian antara pengalaman baru dengan prakonsepsi yang dimiliki pebelajar. Sedangkan proses akomodasi adalah suatu proses adaptasi,<br />evolusi, atau perubahan yang terjadi sebagai akibat pengalaman baru pebelajar yang tidak sesuai dengan prakonsepsinya.<br />Tinjauan filosofis, psikologi kognitif, psikologi sosial, dan teori sains sepakat menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan (Dole & Sinatra, 1998). Siswa sendiri yang melakukan perubahan tentang pengetahuannya. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing. Jadi guru hanya dapat membantu proses perubahan pengetahuan di kepala siswa melalui perannya menyiapkan scaffolding dan guiding, sehingga siswa dapat mencapai tingkatan pemahaman yang lebih sempurna dibandingkan dengan pengetahuan sebelumnya. Guru menyiapkan<br />tanggga yang efektif, tetapi siswa sendiri yang memanjat melalui tangga tersebut untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.<br />Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut, maka prinsip media mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan ivent belajar secara optimal. Ivent belajar yang optimal merupakan salah satu indicator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). <br />Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa ini, profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa (Ibrahim, et.al., 2001). Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar. Dampak perkembangan Iptek terhadap proses pembelajaran adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead transparansi, film, video, televisi, slide, hypertext, web, dan sebagainya. Guru profesional dituntut mampu<br />memilih dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang ada di sekitarnya.<br />2.1.1Definisi, Posisi, dan Fungsi Media Pembelajaran<br />Definisi media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata<br />medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya<br />komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.<br />Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.<br />Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses<br />komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen<br />   SUMBER            Pengalaman                                              Pengalaman                Penerima<br />MENGERTIPENAFSIRAN KODEMEDIAIDEPENGKODEAN<br />GANGGUAN<br />UMPAN BALIK<br />Gambar 1: Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran<br />Fungsi Media Pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media memiliki<br />fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).<br />Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan<br />mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 2.<br />MEDIASISWAGURU<br />PESAN<br />Gambar 2: Fungsi media dalam proses pembelajaran<br />Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya ; siaran TV atau radio.<br />Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya. Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru. Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa<br />yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.<br />Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. <br />Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.<br />1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.<br />2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.<br />3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.<br />4. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.<br />5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung<br />karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan<br />sebagainya.<br />6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.<br />7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.<br />8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya.<br />9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.<br />10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan. <br />11. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Denganfilm atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.<br />12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.<br />13. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil pengamatan).<br />14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.<br />15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.<br />,[object Object],Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.<br />Landasan filosofis. Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.<br />Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting<br />bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru<br />menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri,<br />motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.<br />Landasan psikologis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.<br />Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolicrepresentation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang<br />berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan  simbul. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.<br />SYMBOLIC<br />Simbol<br />Verbal                                      <br />Simbol visual<br />Radio,audio tape recorder, <br />ICONICDan gambar diam<br />Film<br />Televisi<br />Pameran<br />Karyawisata<br />Demonstrasi<br />ENACTIVE<br />Pengalaman dramatisasi<br />Pengalaman tiruan yang diatur<br />Pengalaman langsung yang bertujuan<br />Gambar 3: Kerucut pengalaman Dale (Heinich, et.al., 2002:11)<br />Dalam menentukan jenjang konkrit ke abstrak antara Edgar Dale dan Bruner pada diagram jika disejajarkan ada persamaannya, namun antara keduanya sebenarnya terdapat perbedaan konsep. Dale menekankan siswa sebagai pengamat kejadian sehingga menekankan stimulus yang dapat diamati, Bruner menekankan pada proses operasi mental siswa pada saat mengamati obyek<br />Landasan teknologis. Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek<br />perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.<br />Landasan empiris. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media<br />audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus<br />mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi<br />pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.<br />2.1.3 Perangkat dan Klasifikasi Media Pembelajaran<br />Perangkat media pembelajaran. Yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software. Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpan oleh material kepada audien, misalnya proyektor film slide, video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan sebagainya. Istilah hardware dan software tidak hanya dipakai dalam dunia komputer, tetapi juga untuk semua jenis media pembelajaran. Contoh, isi pesan yang disimpan dalam transparansi OHP, kaset audio, kaset video, film slide. Software adalah isi pesan yang disimpan dalam material, sedangkan hardware adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang telah dituangkan ke dalam material untuk dikirim kepada audien. Contoh, proyektor overhead, proyektor film, video tape recorder, proyektor slide, proyektor filmstrip.<br />Klasifikasi media pembelajaran. Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu  menurut: (1) Wilbur Schramm, (2) Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5) Ibrahim.<br />Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dam telpon.<br />Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi<br />kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.<br />Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.<br />Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi. <br />Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik<br />Pembelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.<br />2.1.4 Karakteristik Media Pembelajaran Dua Dimensi<br />Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.<br />Media grafis. Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbul visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian.  Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. <br />Karakteristik media grafis dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya, kelebihan yang dimilikinya, kelemahannya, unsur-unsur disain dan kriteria pembuatannya, dan jenisjenisnya. Ciri-cirinya, media grafis termasuk: media dua dimensi sehingga hanya dapat dilihat dari bagian depannya saja; media visual diam sehingga hanya dapat diterima melalui indra mata. Kelebihan yang dimiliki media grafis adalah: bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh, dapat menyampaikan rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, sedikit memerlukan informasi tambahan, dapat membandingkan suatu perubahan, dapat divariasi antara media satu dengan yang lainnya. Kelemahan media grafis adalah: tidak dapat menjangkau kelompok besar, hanya menekankan persepsi indra<br />penglihatan saja, tidak menampilkan unsur audio dan motion.<br />Unsur-unsur media grafis sering disebut sebagai unsur-unsur visual, terdiri dari: titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, dan tekstur. Jenis-jenis media grafis meliputi: sketsa adalah gambar sederhana; gambar adalah bahasa bentuk/rupa yang umum; grafik adalah pemakaian lambang visual untuk menjelaskan suatu perkembangan suatu keadaan; bagan merupakan penyajian ide-ide atau konsep-konsep secara visual yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan; poster merupakan perpaduan antara gambar dan tulisan untuk menyampaikan informasi, saran, seruan, peringatan, atau ide-ide lain;<br />kartoon dan karikatur adalah gambaran tentang seseorang, suatu buah pikiran atau keadaan dapat dituangkan dalam bentuk lukisan yang lucu; peta datar adalah penyajian visual yang merupakan gambaran datar dari permukaan bumi; transparansi OHP adalah suatu karya grafis yang dibuat di atas sehelai plastik yang tembus pandang kemudian diproyeksikan ke sehelai layar dengan proyektor OHP.<br />Selain harus memiliki unsur-unsur disain yang bekerja sama membentuk<br />komposisi yang baik, media grafis juga harus mempertimbangkan dalam pembuatannya berorientasi pengalaman agar dapat menyenangkan orang yang melihat, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima. Pada waktu pembuatan media grafis, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mengkombinasikan unsur-unsur disainnya, yaitu : keseimbangan, kesinambungan, aksentuasi, dominasi dan keseragaman. Faktor  keseimbangan terdiri dari keseimbangan fomal yang sering disebut simetris, keseimbangan informal yang sering disebut asimetris, dan keseimbangan radial dengan bentuk disainnya bergerak dari titik pusat berjalan menurut radiusnya. <br />Faktor-faktor kesinambungan meliputi: repetitif, alternatif, progresif, dan berubah tempat serta ukuran secara bertahap. Faktor aksentuasi diperlukan untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan bagi penglihatan dengan cara menghindarkan unsur-unsur monoton dan menonjolkan bagian-bagian yang penting. Faktor dominasi adalah suatu unsur yang dapat mengikat keseluruhan komposisi sehingga dapat mencapai keutuhan dan kejelasan, dan faktor keseragaman adalah unsur visual yang hadir berbeda sehingga masalah kejenuhan dapat teratasi.<br />Media bentuk papan. Media bentuk papan yang diringkas di sini terdiri dari papan tulis, papan tempel, papan flanel, dan papan magnet. Fungsi papan tulis adalah untuk menuliskan pokok-pokok keterangan guru dan menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan, atau gambar. Keuntungan mengunakan papan tulis adalah: dapat digunakan di segala jenis tingkatan lembaga, mudah mengawasi keaktifan kelas, ekonomis, dapat dibalik.<br /> Kekurangannya adalah: memungkinkan sukarnya mengawasi aktivitas murid, berdebu, kurang menguntungkan bagi guru yang tulisannya jelek. Papan tempel adalah sebilah papan yang fungsinya sebagai tempat untuk menempelkan pesan dan suatu tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas penting suatu sekolah. Keuntungan menggunakan papan tempel adalah: dapat menarik perhatian, memperluas pengertian anak, mendorong kreativitas, menghemat waktu, membangkitkan rasa keindahan, dan memupuk rasa tanggung jawab. <br />Kelemahan-kelemahannya adalah: sulit memantau apakah semua murid<br />dapat memperhatikan, kemungkinan terjadi gangguan kenakalan, membosankan jika terlalu lama dipasang. Tugas guru berkaitan dengan papan tempel adalah: membimbing daya cipta anak, menyarankan ide-ide, memberikan petunjuk komposisi warna, memberikan penilaian. Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa adalah: mencari atau membuat bahan pelajaran, menentukan komposisi warna, memelihara penggunaan dan keutuhanya. <br />Papan flanel sering juga disebut sebagai visual board, adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu di mana padanya diletakan potongan gambargambar atau simbul-simbul lain. Gambar-gambar atau simbul-simbul tersebut biasanya disebut item papan flanel. Kegunaan papan flanel adalah: dapat dipakai untuk jenis pelajaran apa saja, dapat menerangkan perbandingan atau persamaan secara sistematis, dapat memupuk siswa untuk belajar aktif. <br />Keuntungan papan flanel adalah: dapat dibuat sendiri, item-item dapat diatur sendiri, dapat dipersiapkan terlebih dahulu, item-item dapat digunakan berkali-kali, memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa,<br />menghemat waktu dan tenaga. Kelemahannya adalah: pada umumnya terletak pada kurang persiapan dan kurang terampilnya para guru.<br />Papan magnet lebih dikenal sebagai white board atau magnetic board adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebidang logam, sehingga pada permukaannya dapat ditempelkan benda-benda yang ringan dengan interaksi magnet. Papan magnet memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai papan tulis dan sebagai papan temple dan sebagai tempat memproyeksikan film atau slide. <br />Keistimewaannya adalah: alat tulisnya khusus, tidak terkena debu, lebih mudah dipindah-pindahkan, meningkatkan perhatian dan semangat belajar siswa karena tulisan yang lebih terang. Dibandingkan dengan papan flanel, papan magnet memang lebih mahal. Namun kelebihannya adalah: daya rekat tempelan relatif lebih kuat sebagai akibat interaksi magnetik, simbul-simbul dapat dipindah-pindahkan tanpa mengangkat, lebih bergengsi.<br />Media cetak. Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya. Jenis-jenis media cetak yang disarikan di sini adalah: buku pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram.<br />Buku pelajaran sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu. Manfaat buku pelajaran adalah: sebagai alat pelajaran individual, sebagai pedoman guru dalam mengajar, sebagai alat mendorong murid memilih teknik belajar yang sesuai, sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan guru dalam mengorganisasi bahan pelajaran<br />Keuntungan penggunaan buku pelajaran adalah:  ekonomis, komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri dalam belajar. Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang tidak perlu diragukan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap masyarakat pembaca pada umumnya. <br />Ditinjau dari segi isinya, surat kabar atau majalah dapat dibedakan<br />menjadi surat kabar dan majalah umum dan surat kabar dan majalah sekolah. Fungsi surat kabar dan majalah adalah: mengandung bahan bacaan hangat dan aktual, memuat data terakhir tentang hal yang menarik perhatian, sebagai sarana belajar menulis artikel, memuat bahan kliping yang dapat digunakan sebagai bahan display untuk papan tempel, memperkaya perbendaharaan pengetahuan, meningkatkan kemampuan membaca kritis dan keterampilan berdiskusi. <br />Langkah-langkah yang harus diambil guru agar surat kabar dan majalah berfungsi dengan baik adalah: membangkitkan motivasi membaca, memberi tugas-tugas yang kontekstual, tampilkan kliping-kliping siswa yang bagus agar menarik minat siswa yang lain, mengadakan diskusi dengan topik berkaitan dengan isi surat kabar dan majalah, memberikan penghargaan yang wajar atas karya para siswa.<br />Ensiklopedi atau kamus besar yang memuat berbagai peristilahan ilmu<br />pengetahuan terbaru akan menjadi sumber belajar yang cukup penting bagi siswa.<br />Ensiklopedi merupakan sumber bacaan penunjang. Tugas guru adalah memberikan motivasi dan petunjuk yang tepat kepada siswa agar para siwa menggunakan ensiklopedi sebagai bacaan penunjang pelajaran.<br />Buku suplemen dapat berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi anak, baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun yang tidak. Buku suplemen dapat menambah bekal kepada anak untuk memantapkan aspek-aspek kepribadiannya. Yang termasuk buku suplemen adalah karya fiksi dan non fiksi. Keberadaan buku suplemen dapat memberikan peluang kepada anak untuk memenuhi minat-minat individual mereka. Melalui buku suplemen dalam format-farmat yang lebih kecil dan menarik anak-anak akan menambah perbendaharaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap baru yang cukup menunjang kemantapan kepribadiannya. Misalnya, menambah rasa percaya diri sendiri, bagaimana menjadi pribadi yang menarik, atau belajar karate tanpa guru.<br />Pengajaran berprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya serta memperoleh hasil sesuai dengan kemampuannya juga. Menurut jenisnya, pengajaran berprogram dibedakan atas dua, yaitu program linier dan program bercabang. Dalam program linier, kegiatan dibagi menurut langkah-langkah, dan pada setiap halaman terdiri dari beberapa langkah. Pada setiap langkah ada bagian yang harus diisi oleh siswa sebagai tes. <br />Penjelasan dan pertanyaan yang terdapat pada setiap langkah dibuat sedemikian rupa sehingga memberi peluang kepada siswa untuk menjawab secara benar. Di akhir program diadakan tes untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan program. Program bercabang juga dibagi-bagi menjadi langkah-langkah tertentu, tetapi tiap halaman hanya mengandung satu langkah baik penjelasan maupun pertanyaan. <br />Pada bagian bawah halaman diberikan satu pertanyaan yang telah disediakan kemungkinan jawaban. Bila siswa memilih kemungkinan jawaban benar, ia tunjukkan untuk membuka halaman tertentu yang berisi kata-kata pujian bahwa jawabannya tepat dan memberi peluang melanjutkan ke langkah berikutnya. Tetapi jikajawaban masih kurang tepat, ia harus kembali ke halaman pertama. Sama halnya dengan program linier, pada akhir program bercabang juga diberikan tes.<br />Komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar yang lucu. Buku komik menyediakan ceritera-ceritera yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Menurut fungsinya, komik dibedakan atas komik komersial dan komik pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan di pasaran, karena: bersifat personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan bahasa pasaran, memiliki  kesederhanaan jiwa dan moral, dan adanya kecenderungan manusiawi universal terhadap pemujaan pahlawan. Sedangkan komik pendidikan cerderung menyediakan isi yang bersifat informatif. Komik pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, dan lembaga-lembaga non profit. <br />Pendekatan kritis sangat diperlukan agar komik dapat memenuhi fungsinya sebagai media pendidikan. Misalnya dengan menganjurkan beberapa pertanyaan penguji: apa keuntungan dan kerugian komik? Adakah kemugkinan<br />bahaya yang menyelinap? Bagaimana menggabungkannya dengan media yang lain? Dengan siswa yang mana komik itu tepat dan dengan yang mana tidak tepat?<br />2.1.5 Karakteristik Media Pembelajaran Tiga Dimensi<br />Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif. <br />Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar. <br />Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.<br />Belajar benda sebenarnya melalui widya wisata. Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.<br />Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata. <br />Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.<br />Belajar benda sebenarnya melalui specimen. Terminologi benda sebenarnya digolongkan atas dua, yaitu obyek dan benda contoh (specimen). Obyek adalah semua benda yang masih dalam keadaan asli dan alami. Sedangkan specimen adalah bendabenda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Namun ada juga benda asli tidak alami atau benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi bentuknya oleh manusia. Contoh-contoh specimen benda yang masih hidup adalah: akuarium, terrarium, kebun binatang, kebun percobaan, dan insektarium. Contoh specimen benda yang sudah mati adalah: herbarium, teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam cairan plastik. Contoh-contoh specimen benda yang tak hidup adalah: berbagai benda yang berasal dari batuan dan mineral. <br />Sekarang belajar melalui  benda sebenarnya jarang dilakukan. Ada beberapa alasan orang tidak mempelajari benda sebenarnya, yaitu: bendanya sudah tidak ada lagi, kalaupun ada sangat sulit untuk dijangkau, terlelalu besar atau terlalu kecil, sangat berbahaya untuk dipelajari langsung,tidak boleh dilihat, terlalu cepat atau terlalu lambat gerakannya.<br />Belajar melalui media tiruan. Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya. <br />Ada beberapa tujuan belajar dengan menggunakan model, yaitu: mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari obyek yang terlalu besar, untuk mempelajari obyek yang telah menyejarah di masa lampau, untuk mempelajari obyek-obyek yang tak terjangkau secara fisik, untuk mempelajari obyek yang mudak dijangkau tetapi tidak memberikan keterangan yang memadai (misalnya mata manusia, telinga manusia), untuk mempelajari konstruksi-konstruksi yang abstrak, untuk memperliatkan proses dari obyek yang luas (misalnya proses peredaran planit-planit). Keuntungan-keuntungan menggunakan model adalah: belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja, dapat mempertunjukkan struktur dalam suatu obyek, siswa memperoleh pengalaman yang konkrit. <br />Ditinjau dari cara membuat, bentuk dan tujuan penggunaan model dapat dibedakan atas: model perbandingan (misalnya globe), model yang disederhanakan, model irisan, model susunan, model terbuka, model utuh, boneka, dan topeng. <br />Peta timbul. Peta timbul yang secara fisik termasuk model lapangan, adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Peta timbul memiliki ukuran panjang, lebar, dan dalam. Dengan melihat peta timbul, siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak, tepi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung berapi, lembah, danau, sungai. Peta timbul dapat dibuat oleh guru bersama siswa  sehingga dapat memupuk daya kreasi, daya imajinasi, dan memupuk rasa tanggung jawab bersama terhadap hasil karya bersama. Bahan yang dapat dipakai membuat peta tilmul adalah semen, tanah liat, serbuk gergaji, bubur kertas karton. Pemilihan bahan disesuaikan dengan keperluan peta timbul yang ingin dibuat.<br />Globe. Globe (model perbandingan), adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil. Globe dapat memberikan keterangan tentang permukaan bumi pada umumnya dan khususnya tentang lingkungan bumi, aliran sungai, dan langit. Tujuan penggunaan globe adalah: menunjukkan bentuk bumi yang sebenarnya dalam skala kecil, menunjukkan jarak pada suatu titik tertentu, menunjukkan skala-skala tentang jarak pada lingkungan yang luas. Ukuran gloge yang paling umum adalah 8, 12, 16, 20, 24 inci. Globe untuk perseorangan cukup berukuran 8 inci, sedangkan untuk kelas adalah 12 atau 16 inci.<br />Boneka. Boneka yang merupakan salah satu model perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk manusia dan atau binatang. Sebagai media pendidikan, dalam penggunaannya boneka dimainkan dalam bentuk sandiwara boneka. Penggunaan boneka dalam pendidikan telah populer sejak tahun 1940-an di Amerika. Di Indonesia, penggunaan boneka sudah lumrah, misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan untuk memainkan ceritera Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan atas: boneka jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan memainkansatu boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali sering disebut marionet (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan kaki), boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. <br />Keuntungan menggunakan boneka adalah: efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan; tidak memerlukan keterampilan yang rumit; dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira. Agar<br />penggunaannya menjadi efektif, maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan pengajaran secara jelas, didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak mementingkan gerak ketimbang verbal, dimainkan sekitar 10-15 menit, diselingi dengan nyanyian, ceritera disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi peluang memainkannya.<br />2.2Konsep Dasar Motivasi Belajar <br />2.2.1Pengertian Motivasi<br />Salah satu aspek psikologis yang terdapat dalam diri seseorang adalah motivasi.  Menurut Egsenck dalam Slameto (2003:170) menyatakan bahwa ”motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsisten, serta arah umum dari tingkah laku manusia”.<br />Menurut Syamsu (1994:36), motivasi berasal dari kata motif yang berarti “keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan”.<br />Whittaker dalam Darsono (2000:61) menyatakan bahwa “motivasi adalah sauatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisai-kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisame dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan”.  Nasution (2000:73) mengatakan bahwa “motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”.<br />Sesuai dengan batasan motivasi di atas,  maka motivasi belajar tidak selalu timbul dari dalam diri siswa.  Ada juga sebagian di antaranya perlu mendapatkan dorongan dari pihak lain.   Oleh karena itu, seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa, agar dapat mencapai tujuan belajar.  Jika guru mampu membangkitkan  motivasi belajar siswa terhadap pelajaran yang diajarkannya, diharapkan siswa akan terus meminati pelajaran tersebut dan meningkatkan hasil belajarnya.<br />2.2.2Ciri – Ciri Motivasi<br />Menurut Sardiman (2006:83), motivasi intrinsik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />,[object Object]
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses)
Mempunyai orientasi ke masa depan.
Lebih senang bekerja mandiri.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas, maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat.  Dalam kegiatan belajar akan berhasil, tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
Selain itu siswa harus peka terhadap masalah umum,  dan bagaimana memikirkan pemecahannya.  Siswa yang memiliki motivasi akan selalu berusaha untuk memecahkan masalah tersebut.  Adanya usaha yang tekun dan terutama didasari motivasi yang tinggi, maka seorang siswa akan berprestasi dalam belajarnya.2.2.3Faktor yang Mempengaruhi Motivasi<br />Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu :<br />,[object Object]
“Adalah suatu target yang ingin dicapai.  Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa.  Cita-cita adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung arti bagi seseorang”, demikian batasan cita-cita menurut Winkel (1989:96) dalam Darsono.
Kemampuan belajar
Taraf perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran dalam kemampuan berfikir.  Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar.
Kondisi siswa
Kondisi fisik maupun psikologis mempengaruhi motivasi belajar siswa.  Kondisi fisik lebih cepat terlihat, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya.  Kondisi-kondisi ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.
Kondisi lingkungan
Maksudnya adalah ; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.  Ketiga lingkungan ini berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar
Yaitu unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, khususnya kondisi yang sifatnya kondisaional.  Misalnya emosi.
Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Guru membelajarkan diri dalam membelajarkan siswa, mulai dari penguasaan materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa.  Upaya tersebut berorientasi pada kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar.2.2.4Fungsi Motivasi<br />Sardiman (2006:85) mengatakan bahwa motivasi selain sebagai  pendorong usaha dan pencapaian prestasi, juga berfungsi sebagai berikut :<br />,[object Object]
Menetukan arah perbuatan, yakni arah tujuan yang telah dicapai
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.2.2.5Macam – Macam Motivasi<br />Menurut Sardiman (2006:92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah. Yaitu :<br />,[object Object]
Angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar siswa.  Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat.  Sehingga ada siswa yang melihat nilai sebagai motivasi dalam belajarnya.
Hadiah
Hadiah juga daapat dianggap sebagai pendorong motivasi, untuk suatu pekerjaan yang mungkin tidak menarik perhatian siswa yang tidak menyenanginya.
Saingan atau kompetisi
Persaingan juga dapat dijadikan alat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.   Persaingan yang bersifat perseorangan atau kelompok, akan dapat meningkatkan prestasi belajar.
Ego-environment
Guru harus dapat menumbuhkan kesadaran akan arti pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah suatu bentuk motivasi yang cukup penting.
Memberi ulangan
Siswa akan  belajar kalau mengetahui akan ulangan.  Dengan demikian ulangan juga dapat dipersepsikan sebagai bentuk motivasi.
Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, akan terlihat kemajuan yang berdampak pada munculnya motivasi belajar lebih guat lagi.  Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan motivasi.
Pujian
Pujian bentuk lain dari reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.  Karena pujian akan membuat orang senang dan gairah dalam belajar.
Hukuman
Hukuman juga reinforcement yang negative, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak akan berdampak positif.
Hasrat untuk belajar
Ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.  Berarti ada motivasi dalam diri siswa.
Minat
Motivasi erat hubungannya dengan minat.  Motivasi muncul dari adanya kebutuhan. Proses belajar akan berjalan lancar, kalau disertai dengan minat.
Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,  merupakan alat motivasi yang sangat penting.  Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, siswa akan bergairah dalam belajar.2.2.6Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belajar<br />Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:89) adalah sebagai berikut :<br />,[object Object]
Kehadiran siswa di kelas, merupakan awal dari adanya motivasi belajar.  Agar siswa termotivasi, maka guru harus menguasai seluk beluk bahan yang akan diajarkan.  Berkaitan dengan pembelajaran, maka :

Contenu connexe

Tendances

Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikanmuhammad
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahNailul Hasibuan
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tesanggadiyan
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...renatanurlaily77
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...Rosida Marasabessy
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 
Ulasan jurnal pembangunan sahsiah
Ulasan jurnal pembangunan sahsiahUlasan jurnal pembangunan sahsiah
Ulasan jurnal pembangunan sahsiahFarhana Ariffin
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingDiah Dwi
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpFenty Simanungkalit
 

Tendances (20)

Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 
3030 8163-1-sm
3030 8163-1-sm3030 8163-1-sm
3030 8163-1-sm
 
Skripsi New
Skripsi NewSkripsi New
Skripsi New
 
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Pembelajaran problem based learning
Pembelajaran problem based learningPembelajaran problem based learning
Pembelajaran problem based learning
 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
 
Judul usulan penelitian
Judul usulan penelitianJudul usulan penelitian
Judul usulan penelitian
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
Ulasan jurnal pembangunan sahsiah
Ulasan jurnal pembangunan sahsiahUlasan jurnal pembangunan sahsiah
Ulasan jurnal pembangunan sahsiah
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbing
 
Abstrak upload
Abstrak uploadAbstrak upload
Abstrak upload
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smp
 

En vedette

Mini skripsi Media Pembelajaran Matematika
Mini skripsi Media Pembelajaran MatematikaMini skripsi Media Pembelajaran Matematika
Mini skripsi Media Pembelajaran MatematikaAYU Hardiyanti
 
11 media pembelajaran berbasisi komputer
11 media pembelajaran berbasisi komputer11 media pembelajaran berbasisi komputer
11 media pembelajaran berbasisi komputerHusnulMuliaCitra
 
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA INTERNET DALAM PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA INTERNET DALAM PROBLEMATIKA PENDIDIKANKELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA INTERNET DALAM PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA INTERNET DALAM PROBLEMATIKA PENDIDIKANLilia Ismarti
 
Konsep dasar dalam promosi kesehatan 1
Konsep dasar dalam promosi kesehatan 1Konsep dasar dalam promosi kesehatan 1
Konsep dasar dalam promosi kesehatan 1Harfah Masady
 
Learning styles: Field Independence and Field Dependence
Learning styles: Field Independence and Field DependenceLearning styles: Field Independence and Field Dependence
Learning styles: Field Independence and Field DependenceMary Acevedo
 
3 Factors Affecting L2 Learning
3 Factors Affecting L2 Learning3 Factors Affecting L2 Learning
3 Factors Affecting L2 LearningDr. Cupid Lucid
 
Factors affecting learning PSYCHOLOGICAL, PHYSIOLOGICAL / BIOLOGICAL, ENVIRO...
Factors affecting learning PSYCHOLOGICAL,  PHYSIOLOGICAL / BIOLOGICAL, ENVIRO...Factors affecting learning PSYCHOLOGICAL,  PHYSIOLOGICAL / BIOLOGICAL, ENVIRO...
Factors affecting learning PSYCHOLOGICAL, PHYSIOLOGICAL / BIOLOGICAL, ENVIRO...Universty Of Gujrat, Pakistan
 

En vedette (9)

Mini skripsi Media Pembelajaran Matematika
Mini skripsi Media Pembelajaran MatematikaMini skripsi Media Pembelajaran Matematika
Mini skripsi Media Pembelajaran Matematika
 
11 media pembelajaran berbasisi komputer
11 media pembelajaran berbasisi komputer11 media pembelajaran berbasisi komputer
11 media pembelajaran berbasisi komputer
 
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA INTERNET DALAM PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA INTERNET DALAM PROBLEMATIKA PENDIDIKANKELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA INTERNET DALAM PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA INTERNET DALAM PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
 
Konsep dasar dalam promosi kesehatan 1
Konsep dasar dalam promosi kesehatan 1Konsep dasar dalam promosi kesehatan 1
Konsep dasar dalam promosi kesehatan 1
 
2 dimensi
2 dimensi2 dimensi
2 dimensi
 
Learning styles: Field Independence and Field Dependence
Learning styles: Field Independence and Field DependenceLearning styles: Field Independence and Field Dependence
Learning styles: Field Independence and Field Dependence
 
3 Factors Affecting L2 Learning
3 Factors Affecting L2 Learning3 Factors Affecting L2 Learning
3 Factors Affecting L2 Learning
 
Jurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetakJurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetak
 
Factors affecting learning PSYCHOLOGICAL, PHYSIOLOGICAL / BIOLOGICAL, ENVIRO...
Factors affecting learning PSYCHOLOGICAL,  PHYSIOLOGICAL / BIOLOGICAL, ENVIRO...Factors affecting learning PSYCHOLOGICAL,  PHYSIOLOGICAL / BIOLOGICAL, ENVIRO...
Factors affecting learning PSYCHOLOGICAL, PHYSIOLOGICAL / BIOLOGICAL, ENVIRO...
 

Similaire à Peningkatan Motivasi dan Hasil

Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...State University of Medan
 
Jurnal Inter 6.pdf
Jurnal Inter 6.pdfJurnal Inter 6.pdf
Jurnal Inter 6.pdfThasyaMonika
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syabanFppi Unila
 
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...Heri Darso
 
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelolaSang Penyelamat
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...Operator Warnet Vast Raha
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifAldiRahadi
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 

Similaire à Peningkatan Motivasi dan Hasil (20)

JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
 
Jurnal Inter 6.pdf
Jurnal Inter 6.pdfJurnal Inter 6.pdf
Jurnal Inter 6.pdf
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...
 
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Ptk mami2
Ptk mami2Ptk mami2
Ptk mami2
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Abdul latif
Abdul latif Abdul latif
Abdul latif
 
Abdul latif .
Abdul latif .Abdul latif .
Abdul latif .
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
 

Plus de Edah Rossansen

Laporan kuliah kerja nyatasecara kelompok
Laporan kuliah  kerja nyatasecara kelompokLaporan kuliah  kerja nyatasecara kelompok
Laporan kuliah kerja nyatasecara kelompokEdah Rossansen
 
Kurikulum smp matematika
Kurikulum smp matematikaKurikulum smp matematika
Kurikulum smp matematikaEdah Rossansen
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranEdah Rossansen
 
Contextual teaching learning
Contextual teaching learningContextual teaching learning
Contextual teaching learningEdah Rossansen
 
Tugas makalah media pembelajaran matematika
Tugas makalah media pembelajaran matematikaTugas makalah media pembelajaran matematika
Tugas makalah media pembelajaran matematikaEdah Rossansen
 

Plus de Edah Rossansen (7)

Laporan kuliah kerja nyatasecara kelompok
Laporan kuliah  kerja nyatasecara kelompokLaporan kuliah  kerja nyatasecara kelompok
Laporan kuliah kerja nyatasecara kelompok
 
Kurikulum smp matematika
Kurikulum smp matematikaKurikulum smp matematika
Kurikulum smp matematika
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 
silabus bilangan
silabus bilangansilabus bilangan
silabus bilangan
 
Contextual teaching learning
Contextual teaching learningContextual teaching learning
Contextual teaching learning
 
Judul skripsi mat
Judul skripsi matJudul skripsi mat
Judul skripsi mat
 
Tugas makalah media pembelajaran matematika
Tugas makalah media pembelajaran matematikaTugas makalah media pembelajaran matematika
Tugas makalah media pembelajaran matematika
 

Peningkatan Motivasi dan Hasil