2. Apakah kegiatan surveilen hanya dilakukan pada
penyakit menular saja. Jelaskan secara singkat
Kegiatan surveillance tidak hanya dilakukan pada
penyakit menular saja. Tapi, bisa pada semua penyakit
terutama yang menjadi KLB/outbreak di suatu populasi.
Karena tujuan mengadakan surveillance adalah
mempelajari pola terjadinya penyakit dan potensi suatu
penyakit di populasi sehingga bisa dilakukan investigasi,
kontrol, dan pencegahan penyakit di populasi
3. 1
Laporan dari puskesmas Gondanglegi
menunjukkan ada kasus demam berdarah
sebanyak 20 di wilayah kecamatan Gondanglegi.
Pertanyaan
4. Dapatkah hal diatas disebut sebagai outbreak.
Sebutkan tambahan informasi apa yang diperlukan
untuk menentukan kejadian outbreak
Hal diatas belum dapat dikatakan sebagai outbreak.
Dibutuhkan informasi tambahan berupa jumlah populasi di
wilayah gondanglegi supaya bisa dikatakan sebagai
outbreak.
Untuk melakukan investigasi outbreak pada kasus
diatas, tindakan/langkah apa yang saudara lakukan.
Jelaskan secara singkat
Menegakkan keberadaan KLB (outbreak)
Memverifikasi diagnosis
Membuat rumusan batasan kasus
(definite, probable and possible case)
5. 2
Laporan data kasus tuberkulosis menunjukkan rata
rata penderita tuberkulosis baru sekitar 6 kasus
perbulan (dalam tahun 2014). Pada akhir bulan
Januari 2015 jumlah kasus dilaporkan menjadi 20
kasus. Jelaskan secara singkat kemungkinan
kemungkinan penyebab peningkatan kasus
tuberkulosis?
Keadaan lingkungan yang tidak higienis
Lingkungan yang tidak higienis seperti terlalu lembab,
tidak ada ventilasi, sanitasi tempat tinggal yang buruk,
merupakan tempat bagi mycobacterium tuberculosis
penyebab tuberkulosis.
Daerah tempat tinggal yang terlalu pada penduduk
6. Tempat tinggal yang terlalu padat penduduk menjadikan
lingkungan cenderung kumuh. Hal ini disebabkan
karena tempat tinggal yang terlalu dekat (seperti rumah
susun) menyebabkan kurangnya ventilasi, lingkungan
menjadi kurang higienis, buruknya sanitasi sehingga
lingkungan menjadi lembab.
Kondisi sosial ekonomi
Pada masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi
yang rendah cenderung memiliki tingkat
pendidikan yang rendah, kurang memiliki
pengetahuan tentang tuberculosis. Selain itu,
cenderung tinggal pada daerah yang padat.
7. Apa kerugian penggunaan probable/possible case
dalam menegakkan diagnosis dalam investigasi
outbreak. Jelaskan secara singkat (kaitkan dengan
penentuan faktor penyebab/faktor resiko)
Dengan adanya probable/possible case akan
memunculkan banyak faktor resiko sehingga
menyebabkan investigasi outbreak menjadi kurang
fokus dan membutuhkan waktu lama, akibatnya muncul
banyak differensial diagnosis sehingga kita agak
kesulitan dalam penegakan diagnosis.
9. CONTOH OUTBREAK
Antara lain periode waktu kasus demam berdarah yang
dilaporkan, rerata jumlah kasus demam berdarah pada
periode-periode sebelumnya, pemastian definisi kasus dan
verifikasi diagnosis demam berdarah, dan hasil analisis
deskriptif sebelumnya.
10. LANGKAH-LANGKAH
a. menyiapkan pelaksanaan investigasi di lapangan
(menyiapkan field investigator, petugas administrasi
dan menentukan konsultan);
b. menegakkan kejadian outbreak;
c. melakukan verifikasi diagnosis (cek kebenaran
laporan, siapa yang melakukan pemeriksaan,
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan)
d. menentukan dan menghitung definisi kasus (definite,
probable atau possible case)
e. menganalisis kasus dengan pendekatan epidemiologi
deskriptif (distribusi menurut waktu, tempat dan
orang)
f. mengembangkan hipotesis-hipotesis dari analisis
epidemiologi deskriptif
g. melakukan tes hipotesis dengan epidemiologi analitik
(cohort dan case-control study)
13. PROBABLE/POSSIBLE/PRESUMPTIVE CASE
Ditemukannya tanda dan gejala klinis yang
cocok dengan penyakit, terdapat bukti epidemologis,
terdapat bukti laboratorium yang mengarah tetapi
belum pasti, yang menunjukkan tengah atau telah
terjadi infeksi