Tasawuf, ilmu kalam, dan filsafat memiliki tujuan yang sama yaitu mencari kebenaran, namun dengan cara yang berbeda. Tasawuf mencari kebenaran melalui pengalaman mistis, ilmu kalam melalui penalaran rasio, dan filsafat melalui spekulasi tentang segala yang ada. Ketiganya berusaha menemukan hakikat terdalam tentang agama dan realitas.
1. HUBUNGAN TASAWUF,
ILMU KALAM, DAN
FILSAFAT
Oleh : Hadiyan, MA (Dosen FAI UMJ)
Perkuliahan Tatap Muka Ke-4 Ilmu
Tasawuf
8 November 2008
2. Tasawuf
Salah satu disiplin ilmu yang berkembang
dalam tradisi kajian Islam, selain Ilmu Kalam,
Filsafat dan Fiqih.
Tujuannya : memperoleh hubungan
langsung dan disadari dengan Tuhan,
sehingga disadari benar bahwa seseorang
berada di hadirat Tuhan.
Intisari : adanya komunikasi antara ruh
manusia degan Tuhan.
Caranya : berkontemplasi, serta melalui
m aq am at dan ahwal.
3. Tingkat Kedekatan Allah-
Manusia
Allah di sana (QS. Alu Imran/3:156)
بصير تعملون بما وال
Allah di sini (QS. Al-Baqarah/2:186)
دعان إذا الداعي دعوة أجيب قريب فإني عني عبادي سألك وإذا
Allah dalam diri kita (QS. Qaf/50: 16)
من إليه أقرب ونحن نفسه به توسوس ما ونعلم النسان خلقنا ولقد
الوريد حبل
4. Karakteristik Tasawuf
Pengalaman mistis selalu mengarah ke dalam,
dan dengan sendirnya bersifat pribadi (dirinya
dengan Allah).
Ajaran tasawuf disebut juga ajaran akhlak; akhak
yang mereka hendak wujudkan adalah ‘tiruan’
akhlak Allah sesuai hadis : Takhallaq u bi akhlaq i
‘l-ah.
Tasawuf berusaha mengetahui dan menemukan
Kebenaran Tertinggi (Allah SWT); dan bila
mendapatkannya, seorang sufi tidak akan banyak
menuntut dalam hidup ini.
Orientasi kegaiban lekat pada karakteristik
tasawuf
5. Lima Ciri Tasawuf Menurut
Taftazani
Peningkatan moral. Tasawuf memiliki nilai-
nilai moral dengan tujuan membersihkan jiwa.
Sirna (fana) dalam realitas mutlak (Allah).
Manusia merasa kekal abadi dalam Realitas
Yang Tertinggi, bahkan meleburkan
kepadaNya.
Pengetahuan intuitif langsung. Realitas
tersingkap dengan kasyaf.
Ketenteraman dan kebahagiaan.
Penggunaan simbol-simbol dalam ungkapan.
6. Ilmu Kalam
Nama lain : Ilmu Aq aid (ilmu akidah-akidah),
Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemahaesaan
Tuhan), Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok
agama).
Disebut juga ‘Teologi Islam’. ‘Theos’=Tuhan;
‘Logos’=ilmu. Berarti ilmu tentang ketuhanan
yang didasarkan atas prinsip-prinsip dan ajaran
Islam; termasuk di dalamnya persoalan-
persoalan gaib.
Ilm u= pengetahuan; Kalam = ‘pembicaraan’;
pengetahuan tentang pembicaraan yang
bernalar dengan menggunakan logika.
7. Sebab Dinamai Ilmu Kalam dan
Contoh
Persoalan terpenting yang dibicarakan pada
awal Islam adalah tentang Kalam Allah (Al-
Qur’an); apakah azali atau non azali (Dialog
Ishak bin Ibrahim dengan Imam Ahmad bin
Hanbal.
Dasar Ilmu Kalam adalah dalil-dalil fikiran
(dalil aqli) Dalil Naqli (Al-Qur’an dan Hadis)
baru dipakai sesudah ditetapkan kebenaran
persolan menurut akal fikiran. (Persoalan
kafir-bukan kafir)
Pembuktian kepercayaan agama didasarkan
atas logika (Dialog Al-Jubbai dan Al-Asy’ari).
8. Filsafat
Filsafat adalah salah satu pengetahuan;
pengetahuan ada tiga : indera, ilmu (ilmiah),
filsafat.
Pengetahuan indera mencakup segala sesuatu
yang dapat diindera. Batasnya : segala sesuatu
yang tidak tertangkap panca indera; pengetahuan
ilmu mencakup sesuatu yang dapat diteliti (riset).
Batasnya: segala sesuatu yang tidak atau belum
dapat dilakukan penelitian; pengetahuan filsafat
mencakup segala sesuatu yang dapat difikiroleh
akal budi (rasio). Batasnya adalah alam. Namun ia
juga mencoba memikirkan sesuatu di luaralam,
yang disebut agama, Tuhan.
9. Tiga Ciri Berfikir Filsafat
Radikal. Radix (bahasa Yunani) berarti akar.
Berfikir sampai ke akarnya, tidak tanggung-
tanggung.
Sistematis. Berarti berfikir logis, bergerak
selangkah demi selangkah dengan penuh
kesadaran dan saling berhubungan secara
teratur.
Universal. Berarti berfikir secara umum, tidak
khusus. Berfikir secara khusus, masuk
lapangan ilmu.
10. Contoh Berfikir dan Tujuan
Filsafat
Hujan turun dari langit; hujan berasal dari
bawah (air laut) dengan proses penguapan;
air hujan dan seluruh air adalah
persenyawaan antara H (Hidrogen) dan O
(Oksigen); Persenyawaan itu adalah
sunnatullah, hukum yang digariskan oleh
Allah; Allah adalah Pencipta segala yang ada.
Dialah yang awal dan yang akhir.
Dengan demikian tujuan filsafat adalah
menemukan kebenaran; al-Farabi
mengatakan tujuan terpenting filsafat adalah
mengetahui Tuhan Yang Maha Esa.
11. Hubungan Tasawuf, Ilmu Kalam
dan Filsafat
Ketiganya berusaha menemukan apa yang
disebut Kebenaran (al-haq ).
Kebenaran dalam Tasawuf berupa
tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati
(Allah) melalui mata hati.
Kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa
diketahuinya kebenaran ajaran agama
melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada
nash (al-Qur’an & Hadis).
Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran
spekulatif tentang segala yang ada (wujud).
12. Hubungan…
Bersandar kepada pendapat Abbas Mahmud
‘Aqqad dalam al-Tafkir : Faridlah Islam iyah :
في فالتعمقالرسرار طلبوفلفسفة الصوفية بين مشتركة صفة
على يغوصون الذين التفكيرالبعيدة الحقائقالذين النفس وعلماء
النسانية السريرة وغرائب الباطن الوعي ودائع عن ينقبون
Maka ketiganya mendalami pencarian segala
yang bersifat rahasia (gaib) yang dianggap
sebagai ‘kebenaran terjauh’ dimana tidak
semua orang dapat melakukannya.