SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
FEMINISME PSIKOANALISIS DAN
EKOFEMINISME
Materi Kuliah
Sejarah dan Teori Gender
Jurusan Sosiologi, Ganjil 2012
TEORI FEMINISME
PSIKO-ANALISIS
Sejarah
• Setelah 1 dekade, gerakan perempuan
menemui titik buntu, bersama dgn
perjuangan sosialis yang juga buntu.
• Sosialisme tidak berhasil
menumbangkan kapitalisme, feminisme
tidak berhasil menggoyahkan patriakhi.
• Sehingga, gerakan perempuan
mengarahkan haluan baru, untuk
merefleksikan diri sebagai the second
sex.
• Aliran Feminisme psiko-analisis ini
berangkat dari kerangka analisis Freud
tentang seksualitas. Ia menyebutkan
bahwa seksualitas adalah unsur yang
krusial dalam rangka mengembangkan
relasi gender, meskipun secara seksualitas
laki-laki dan perempaun memang
berbeda.
• Akhirnya, para penganut aliran
ini, menanggap bahwa manusia memiliki
yang disebut pra-oedipus kompleks.
• Dalam pengertian hasrat seksual
yang dapat menjadi insting (alam
bawah sadar) untuk mencari
pasangan yang berbeda jenis
kelamin dengan dia.
• Asumsinya, bahwa manusia
mengalami tahap psikoseksual, yang berbeda.
Pengertian
• Feminis psiko-analisa ialah pendekatan
yang memandang relasi gender sebagai
akibat bentukan psiko-seksual, yang
menjadi psiko-sosial.
• Sehingga, psiko-sosial seksualitas
menyebabkan relasi seksual dan gender
mengalami ketimpangan= Laki-laki lebih
superior dan perempuan lebih imperior.
• Akar superioritas , secara psikologi merupakan
dorongan biologis penetrasi, yang berkaitan
dengan penguasaan dan
superioritas, berkaitan dengan penerimaan.
• Teori psikoanalisis ortodoks (Freudian)
menyatakan bahwa “anatomy is destiny”
tubuh dan jenis kelamin adalah takdir):
menentukan psikologi dari seseorang, tidak
ada kehendak bebas; laki-laki, secara otomatis
akan menjadi pengambil
kekuasaan, perempuan, menerima sebagai
pelaku peran domestik dalam keluarga.
Pendekatan
• Kate Millet dalam gelombang kedua mencoba
untuk mengkririsinyapemahaman Freud.
Bahwa seksualitas manusia itu juga memilliki
unsur ciptaan.
• Bahwa perempuan pasif dan laki-laki agresif
itu memiliki relasi dengan pemahaman sosialbudaya= genderisasi seksualitas.
• Misalnya cantration complex, (dorongan
seksual pada laki-laki yang tidak dapat
ditahan) sebenarnya bukan merupakan
sebuah tahap yang tidak bisa dihindari oleh
kaum laki-laki.
• Menolak bentuk eksploitasi seksualitas
perempuan, baik secara fisik, visual
maupun verbal= sebuah bentuk
pelecehan
• Bentuk pelecehan menyebabkan
penindasan dan kekerasan terhadap
seksualitas perempuan= seksualitas
perempuan akhirnya dapat
diperjualbelikan demi kepentingan
pemuasan hasrat seksual kaum laki-laki.
• Feminisme psikoanalisis menyatakan
bahwa penindasan perempuan berawal
dari keinginan dan penguasaan
maskulin terhadap seksualitas
perempuan= obyek seksual.
• Feminisme psiko-analisis menganggap
bahwa seksualitas dan maskulinitas
adalah dua kekuatan yang dapat
membentuk eskploitasi seksual
terhadap perempuan.
Gerakan yang dihasilkan
• Cara yang diupayakan =memerangi setiap
jenis traffiking (penjualan perempuan)
dan juga peredaran visualisasi seksualitas
perempuan yang diperjualbelikan,
misalnya seperti VCD porno.
• Menolak setiap jenis pemanjaan
terhadap seksualitas maskulin yang
menindas perempuan, seperti panti pijat
plus plus ataupun eksploitasi media masa
terhadap perempuan.
TEORI
EKO-FEMINISME
Sejarah
• Feminisme psiko-analisa boleh jadi dikatakan
merupakan gelombang ke tiga feminisme.
• Eko-feminisme feminisme kultural,
merupakan kritik trhdp feminisme
sebelumnya.
• Kritik yang dilontarkan menyangkut kualitas
feminisme yang harus dibuang= jika
feminisme terbuang maka maskulinisasi justru
akan meneguhkan hirarkinya atas
perempuan=maskulinisasi terhadap
perempuan.
• Gejala ini terlihat dalam gejala misalnya
perempuan harus mengorbankan fungsi
reproduksinya atau bahkan menolak untuk
memakai feminitasnya demi kepentingan
kapitalisme.
• Munculnya gerakan feminisme ini
menyusul perkembangan baru dalam
filasafat yang menjadikan lingkungan
sebagai rujukan.
Pengertian
• Aliran ini, bermaksud untuk menempatkan
individu (perempuan) secara komprehensif
sebagai mahluk yang terikat dan
berinteraksi dengan lingkungan.
• Eko-feminisme mengedepankan relasi
individu dengan lingkungannya sebagai
sebuah sistem.
• Ekofeminis menempatkan perempuan
sebagai “simbol” alam semesta yang
dirusak, dieskploitasi dan dikuasi.
• Ketika eko-sistem manusia telah dirusak
oleh dirinya sendiri (oleh gaya dan
semangat maskulinitas), maka
feminisasi perlu dilakukan sebagai jalan
pembebasan dunia terhadap prinsifprinsif yang destruktif yang dibawa oleh
maskulinitas.
Kritik terhadap Eco-Fem
• Janet Biehl mengatakan ekofem berfokus
terlalu banyak pada koneksi mistis antara
perempuan dan alam dan tidak cukup pada
kondisi aktual perempuan.
• Rosemary Radford Ruether berpendapat
bahwa spiritualitas dan aktivisme dapat
dikombinasikan secara efektif dalam
ekofeminisme, tidak terlampau banyak
korelasi mistis.
Pendekatan yang Dikembangkan
• Eko-feminisme mengajukan kritik kpd ptek
yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip
kemanusiaan.
• Pengembangan industri dan Iptek
mengeluarkan perempuan dan prinsip
feminisasi terhadap “dunia”.
• Manusia sebenarnya sangat terikat dan
bergantung pada alam, baik humanis
maupun yang non-humanis dan alam
semesta bukan hanya memiliki prinsip fisik
tetapi juga spriritual.
• Kapitaslisme merubah alam menjadi sekedar
fisik (keterikatan materi saja dengan
manusia)= eskploitasi, penguasaan dan
pengerukan kekayaan alam.
• Ekofeminisme melihat bahwa dalam
kapitalisme terdapat maskulinitas yang
mengabaikan aspek feminitas yang lebih
bersifat memeliharan dan mengasuh.
• Oleh sebab itu, perempuan harus menjadi
agen dalam pemelihara alam dan
lingkungan.
Gerakan yang dihasilkan
• Aliran sejalan dengan prinsip postmodernis tentang alam sebaga
simbolisasi transenden=memiliki makna
spiritualitas
• Agenda perjuangan yakni mengurangi
dan mengapus ekspoitasi terhadap
lingkungan dan alam semesta = prinsip :
alam dirusak, sama dengan merusak
perempuan= simbol dari alam.
• Aliran ini banyak bergerak dalam NGO
(LSM) yang bergerak dan perduli
terhadap lingkungan. Misalnya seperti
yayasan PIKUL di NTT yang bergerak
dalam kalangan petani dan
penambang emas perempuan.
Selesai

More Related Content

What's hot

Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
University of Andalas
 
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
atone_lotus
 
Teori Paradigma Naratif
Teori Paradigma NaratifTeori Paradigma Naratif
Teori Paradigma Naratif
mankoma2012
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Lingga - Universitas Riau
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massa
Reni Kurniati
 
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapMakalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Lingga - Universitas Riau
 
Konsep dasar perilaku organisasi
Konsep dasar perilaku organisasiKonsep dasar perilaku organisasi
Konsep dasar perilaku organisasi
Firmansyah Rohi
 
Presentasi post modernisme
Presentasi post modernismePresentasi post modernisme
Presentasi post modernisme
Joko Satrio
 

What's hot (20)

7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
Komunikasi Massa
Komunikasi MassaKomunikasi Massa
Komunikasi Massa
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
 
Masyarakat cyber
Masyarakat cyberMasyarakat cyber
Masyarakat cyber
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Teori Paradigma Naratif
Teori Paradigma NaratifTeori Paradigma Naratif
Teori Paradigma Naratif
 
Literasi media
Literasi mediaLiterasi media
Literasi media
 
Konflik sosial
Konflik sosialKonflik sosial
Konflik sosial
 
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmuKonsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
 
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massa
 
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan PersepsiPsikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik
 
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapMakalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
 
Konsep dasar perilaku organisasi
Konsep dasar perilaku organisasiKonsep dasar perilaku organisasi
Konsep dasar perilaku organisasi
 
Presentasi post modernisme
Presentasi post modernismePresentasi post modernisme
Presentasi post modernisme
 

Similar to 5. psiko analisis dan ekofeminisme

Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminisme
syawiril
 
Mengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminismeMengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminisme
Naira Fiyya
 
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
miftahul Ghofur
 
S1 2015-312416-introduction monalisa
S1 2015-312416-introduction monalisaS1 2015-312416-introduction monalisa
S1 2015-312416-introduction monalisa
AzrulAzman5
 
6. seks, subjektivitas dan representasi print
6. seks, subjektivitas dan representasi print6. seks, subjektivitas dan representasi print
6. seks, subjektivitas dan representasi print
University of Andalas
 
Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]
Zubidah Naim
 
Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)
Jean Dcedric
 

Similar to 5. psiko analisis dan ekofeminisme (20)

Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxKel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
 
Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminisme
 
Feminisme
Feminisme Feminisme
Feminisme
 
Feminisme
FeminismeFeminisme
Feminisme
 
Mengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminismeMengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminisme
 
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptxKomunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
 
sexualitas.ppt
sexualitas.pptsexualitas.ppt
sexualitas.ppt
 
Aliran feminis workshop lestari
Aliran feminis workshop lestariAliran feminis workshop lestari
Aliran feminis workshop lestari
 
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
 
Teori Sosiologi Komunikasi
Teori Sosiologi Komunikasi Teori Sosiologi Komunikasi
Teori Sosiologi Komunikasi
 
Revisi feminism
Revisi feminismRevisi feminism
Revisi feminism
 
Azman mubarok 16060484145
Azman mubarok   16060484145Azman mubarok   16060484145
Azman mubarok 16060484145
 
S1 2015-312416-introduction monalisa
S1 2015-312416-introduction monalisaS1 2015-312416-introduction monalisa
S1 2015-312416-introduction monalisa
 
Seksualitas dan hegemoni
Seksualitas dan hegemoniSeksualitas dan hegemoni
Seksualitas dan hegemoni
 
Sosiologi wanita
Sosiologi wanitaSosiologi wanita
Sosiologi wanita
 
6. seks, subjektivitas dan representasi print
6. seks, subjektivitas dan representasi print6. seks, subjektivitas dan representasi print
6. seks, subjektivitas dan representasi print
 
HBSS3203 Pengenalan Sosiologi Topik 1
HBSS3203 Pengenalan Sosiologi Topik 1HBSS3203 Pengenalan Sosiologi Topik 1
HBSS3203 Pengenalan Sosiologi Topik 1
 
Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]
 
Masalah Sosial.ppt
Masalah Sosial.pptMasalah Sosial.ppt
Masalah Sosial.ppt
 
Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)
 

More from evinurleni

More from evinurleni (20)

Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitianPertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
7. kapital sosial
7. kapital sosial7. kapital sosial
7. kapital sosial
 
6. guru
6. guru6. guru
6. guru
 
4. ruang kelas
4. ruang kelas4. ruang kelas
4. ruang kelas
 
3. sosialisasi
3. sosialisasi3. sosialisasi
3. sosialisasi
 
2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan
 
8. outline sak
8. outline sak8. outline sak
8. outline sak
 
7. merumuskan masalah
7. merumuskan masalah7. merumuskan masalah
7. merumuskan masalah
 

5. psiko analisis dan ekofeminisme

  • 1. FEMINISME PSIKOANALISIS DAN EKOFEMINISME Materi Kuliah Sejarah dan Teori Gender Jurusan Sosiologi, Ganjil 2012
  • 3. Sejarah • Setelah 1 dekade, gerakan perempuan menemui titik buntu, bersama dgn perjuangan sosialis yang juga buntu. • Sosialisme tidak berhasil menumbangkan kapitalisme, feminisme tidak berhasil menggoyahkan patriakhi. • Sehingga, gerakan perempuan mengarahkan haluan baru, untuk merefleksikan diri sebagai the second sex.
  • 4. • Aliran Feminisme psiko-analisis ini berangkat dari kerangka analisis Freud tentang seksualitas. Ia menyebutkan bahwa seksualitas adalah unsur yang krusial dalam rangka mengembangkan relasi gender, meskipun secara seksualitas laki-laki dan perempaun memang berbeda. • Akhirnya, para penganut aliran ini, menanggap bahwa manusia memiliki yang disebut pra-oedipus kompleks.
  • 5. • Dalam pengertian hasrat seksual yang dapat menjadi insting (alam bawah sadar) untuk mencari pasangan yang berbeda jenis kelamin dengan dia. • Asumsinya, bahwa manusia mengalami tahap psikoseksual, yang berbeda.
  • 6. Pengertian • Feminis psiko-analisa ialah pendekatan yang memandang relasi gender sebagai akibat bentukan psiko-seksual, yang menjadi psiko-sosial. • Sehingga, psiko-sosial seksualitas menyebabkan relasi seksual dan gender mengalami ketimpangan= Laki-laki lebih superior dan perempuan lebih imperior.
  • 7. • Akar superioritas , secara psikologi merupakan dorongan biologis penetrasi, yang berkaitan dengan penguasaan dan superioritas, berkaitan dengan penerimaan. • Teori psikoanalisis ortodoks (Freudian) menyatakan bahwa “anatomy is destiny” tubuh dan jenis kelamin adalah takdir): menentukan psikologi dari seseorang, tidak ada kehendak bebas; laki-laki, secara otomatis akan menjadi pengambil kekuasaan, perempuan, menerima sebagai pelaku peran domestik dalam keluarga.
  • 8. Pendekatan • Kate Millet dalam gelombang kedua mencoba untuk mengkririsinyapemahaman Freud. Bahwa seksualitas manusia itu juga memilliki unsur ciptaan. • Bahwa perempuan pasif dan laki-laki agresif itu memiliki relasi dengan pemahaman sosialbudaya= genderisasi seksualitas. • Misalnya cantration complex, (dorongan seksual pada laki-laki yang tidak dapat ditahan) sebenarnya bukan merupakan sebuah tahap yang tidak bisa dihindari oleh kaum laki-laki.
  • 9. • Menolak bentuk eksploitasi seksualitas perempuan, baik secara fisik, visual maupun verbal= sebuah bentuk pelecehan • Bentuk pelecehan menyebabkan penindasan dan kekerasan terhadap seksualitas perempuan= seksualitas perempuan akhirnya dapat diperjualbelikan demi kepentingan pemuasan hasrat seksual kaum laki-laki.
  • 10. • Feminisme psikoanalisis menyatakan bahwa penindasan perempuan berawal dari keinginan dan penguasaan maskulin terhadap seksualitas perempuan= obyek seksual. • Feminisme psiko-analisis menganggap bahwa seksualitas dan maskulinitas adalah dua kekuatan yang dapat membentuk eskploitasi seksual terhadap perempuan.
  • 11. Gerakan yang dihasilkan • Cara yang diupayakan =memerangi setiap jenis traffiking (penjualan perempuan) dan juga peredaran visualisasi seksualitas perempuan yang diperjualbelikan, misalnya seperti VCD porno. • Menolak setiap jenis pemanjaan terhadap seksualitas maskulin yang menindas perempuan, seperti panti pijat plus plus ataupun eksploitasi media masa terhadap perempuan.
  • 13. Sejarah • Feminisme psiko-analisa boleh jadi dikatakan merupakan gelombang ke tiga feminisme. • Eko-feminisme feminisme kultural, merupakan kritik trhdp feminisme sebelumnya. • Kritik yang dilontarkan menyangkut kualitas feminisme yang harus dibuang= jika feminisme terbuang maka maskulinisasi justru akan meneguhkan hirarkinya atas perempuan=maskulinisasi terhadap perempuan.
  • 14. • Gejala ini terlihat dalam gejala misalnya perempuan harus mengorbankan fungsi reproduksinya atau bahkan menolak untuk memakai feminitasnya demi kepentingan kapitalisme. • Munculnya gerakan feminisme ini menyusul perkembangan baru dalam filasafat yang menjadikan lingkungan sebagai rujukan.
  • 15. Pengertian • Aliran ini, bermaksud untuk menempatkan individu (perempuan) secara komprehensif sebagai mahluk yang terikat dan berinteraksi dengan lingkungan. • Eko-feminisme mengedepankan relasi individu dengan lingkungannya sebagai sebuah sistem. • Ekofeminis menempatkan perempuan sebagai “simbol” alam semesta yang dirusak, dieskploitasi dan dikuasi.
  • 16. • Ketika eko-sistem manusia telah dirusak oleh dirinya sendiri (oleh gaya dan semangat maskulinitas), maka feminisasi perlu dilakukan sebagai jalan pembebasan dunia terhadap prinsifprinsif yang destruktif yang dibawa oleh maskulinitas.
  • 17. Kritik terhadap Eco-Fem • Janet Biehl mengatakan ekofem berfokus terlalu banyak pada koneksi mistis antara perempuan dan alam dan tidak cukup pada kondisi aktual perempuan. • Rosemary Radford Ruether berpendapat bahwa spiritualitas dan aktivisme dapat dikombinasikan secara efektif dalam ekofeminisme, tidak terlampau banyak korelasi mistis.
  • 18. Pendekatan yang Dikembangkan • Eko-feminisme mengajukan kritik kpd ptek yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. • Pengembangan industri dan Iptek mengeluarkan perempuan dan prinsip feminisasi terhadap “dunia”. • Manusia sebenarnya sangat terikat dan bergantung pada alam, baik humanis maupun yang non-humanis dan alam semesta bukan hanya memiliki prinsip fisik tetapi juga spriritual.
  • 19. • Kapitaslisme merubah alam menjadi sekedar fisik (keterikatan materi saja dengan manusia)= eskploitasi, penguasaan dan pengerukan kekayaan alam. • Ekofeminisme melihat bahwa dalam kapitalisme terdapat maskulinitas yang mengabaikan aspek feminitas yang lebih bersifat memeliharan dan mengasuh. • Oleh sebab itu, perempuan harus menjadi agen dalam pemelihara alam dan lingkungan.
  • 20. Gerakan yang dihasilkan • Aliran sejalan dengan prinsip postmodernis tentang alam sebaga simbolisasi transenden=memiliki makna spiritualitas • Agenda perjuangan yakni mengurangi dan mengapus ekspoitasi terhadap lingkungan dan alam semesta = prinsip : alam dirusak, sama dengan merusak perempuan= simbol dari alam.
  • 21. • Aliran ini banyak bergerak dalam NGO (LSM) yang bergerak dan perduli terhadap lingkungan. Misalnya seperti yayasan PIKUL di NTT yang bergerak dalam kalangan petani dan penambang emas perempuan.