SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
KONSEP DASAR
 Manusia padasarnya adalah unik memiliki
  kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional

                  Ketika berpikir dan bertingkah-
                  laku rasional manusia akan
                  efektif, bahagia, dan kompeten.

                  Ketika berpikir dan bertingkah-
                  laku irasional individu itu menjadi
                  tidak efektif.
   Reaksi emosional seseorang disebabkan
    oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi,
    baik yang disadari maupun tidak
    disadari.

   Hambatan psikologis atau emosional
    adalah akibat dari cara berpikir yang
    tidak logis dan irasional.

   Emosi menyertai individu yang berpikir
    dengan penuh prasangka, sangat
    personal, dan irrasional.
 Berpikir irrasional diawali dengan belajar
  secara tidak logis yang diperoleh dari
  orang tua dan budaya tempat dibesarkan.

 Berpikir secara irasional akan tercermin
  dari verbalisasi yang digunakan.

 Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan
  cara berpikir yang salah dan verbalisasi
  yang tepat menunjukkan cara berpikir
  yang tepat.
 Perasaan dan pikiran negatief serta
  penolakan diri harus dilawan dengan cara
  berpikir yang rasional dan logis yang
  dapat diterima menurut akal sehat, serta
  menggunakan cara verbalisasi yang
  rasional.
 Teori ABC dari Albert Ellis :

 Tiga pilar yang membangun tingkah
 laku individu

               Antecedent event (A)
               Belief (B)
               Consequence (C)
Antecedent event (A)

• Segenap peristiwa luar yang dialami atau
  memapar individu
• Peristiwa pendahulu yang berupa fakta,
  kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain.

           Perceraian suatu keluarga
           Kelulusan bagi siswa
           Seleksi masuk bagi calon karyawan
Belief (B)

     Keyakinan, pandangan, nilai, atau
   verbalisasi individu thp suatu peristiwa




Rational belief (rB)    Irrasional belief (iB)
Consequence (C)

• Konsekuensi emosional sebagai akibat
  atau reaksi individu dalam bentuk
  perasaan senang atau tidak senang dalam
  hubungannya dgn antecendent event (A).

• Konsekuensi emosional ini bukan akibat
  langsung dari A tetapi disebabkan oleh B,
  baik yang rB maupun yang iB.
ASUMSI TINGKAH LAKU
          BERMASALAH

• Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang
  didasarkan dikendalikan oleh cara berpikir yang
  irrasional (iB)

•   Ciri-ciri iB :
    - Tidak dapat dibuktikan
    - Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan)
      yang sebenarnya tidak perlu
    - Menghalangi individu untuk berkembang
Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional :

• Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan
  yang akan datang, antara kenyataan
  dan imajinasi

• Individu tergantung pada perencanaan dan
  pemikiran orang lain

• Orang tua atau masyarakat memiliki
  kecenderungan berpikir irrasional yang diajarkan
  kepada individu melalui berbagai media.
Indikator keyakinan irrasional :

• Bahwa manusia hidup dalam masyarakat
  adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang
  lain dari segala sesuatu yang dikerjakan

• Bahwa banyak orang dalam kehidupan
  masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat,
  dan kejam sehingga mereka patut dicurigai,
  disalahkan, dan dihukum
•   Bahwa kehidupan manusia senantiasa
    dihadapkan kepada berbagai malape-
    taka, bencana yang dahsyat, menge-
    rikan, menakutkan yang mau tidak
    mau harus dihadapi oleh manusia
    dalam hidupnya.

•   Bahwa lebih mudah untuk menjauhi
    kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari
    pada berusaha untuk mengahadapi
    dan menanganinya
•   Bahwa penderitaan emosional dari
    seseorang muncul dari tekanan eks-
    ternal dan individu hanya mempunyai
    kemampuan sedikit sekali untuk
    menghilangkan penderitaan
    emosional tersebut.

•   Bahwa pengalaman masa lalu membe-
    rikan pengaruh sangat kuat terhadap
    kehidupan individu dan menentukan
    perasaan dan tingkah laku individu
    pada saat sekarang
•   Bahwa untuk mencapai derajat yang
    tinggi dalam hidupnya dan untuk me-
    rasakan sesuatu yang menyenangkan
    memerlukan kekuatan supranatural

•   Bahwa nilai diri sebagai manusia dan
    penerimaan orang lain terhadap diri
    tergantung dari kebaikan penampilan
    individu dan tingkat penerimaan oleh
    orang lain terhadap individu.
TUJUAN KONSELING
•   Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi,
    cara berpikir, keyakinan serta pandangan-
    pandangan klien yang irrasional dan tidak
    logis menjadi pandangan yang rasional dan
    logis

•   Menghilangkan gangguan-gangguan
    emosional yang merusak diri sendiri
    seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa
    berdosa, rasa cemas, merasa was-was,
    rasa marah.
• Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu
  perlu pemahaman klien tentang sistem
  keyakinan atau cara-cara berpikirnya sendiri

• Tiga tingkatan insight /pemahaman :

  1. Klien memahami tingkah laku
     negatif/penolakan diri peristiwa yang
     disebabkan oleh sistem keyakinan yang
     irasional
2 Klien memahami bahwa yang menganggu
  klien pada saat ini adalah karena keyakinan
  irrasional terus dianutnya

3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain
   untuk keluar dari hambatan emosional yang
   dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan
   melawan keyakinan yang irrasional.
KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI
    PENINGKATAN DALAM HAL :

    penerimaan diri
    minat sosial
    pengendalian diri
    toleransi terhadap pihak lain
    fleksibelitas
    penerimaan ketidakpastian
    komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya
    berpikir logis
    keberanian mengambil risiko
    menerima kenyataan.
DESKRIPSI PROSES
           KONSELING

•   Konseling rasional emotif dilakukan dgn
    menggunakan prosedur yang bervariasi
    dan sistematis yang secara khusus dimak-
    sudkan untuk mengubah tingkah laku
    dalam batas-batas tujuan yang disusun
    secara bersama-sama oleh konselor dan
    klien.
 Tugas konselor menunjukkan bahwa

      • masalahnya disebabkan oleh persepsi
        yang terganggu dan pikiran-pikiran yang
        tidak rasional

      • usaha untuk mengatasi masalah adalah
        harus kembali kepada sebab-sebab
        permulaan, yaitu menghilangkan pikiran-
        pikiran yang tidak rasional.
 Operasionalisasi tugas konselor :

 1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan
    cara banyak memberikan cerita dan penjelasan,
    khususnya pada tahap awal

  2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung

  3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi
     semangat dan memperbaiki cara berpikir klien,
     kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik
     dirinya sendiri
4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan
  bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan
  hambatan emosional pada klien

5. mendorong klien menggunakan kemampuan
  rasional dari pada emosinya

6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis

7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai
  jalan mengkonfrontasikan berpikir secara
  irrasional.
 Karakteristik Konseling RE

• Aktif-direktif :
  dalam hubungan konseling konselor lebih
  aktif membantu mengarahkan klien dalam
  menghadapi dan memecahkan masalahnya.

• Kognitif-eksperiensial
  proses konseling berfokus pada aspek
  kognitif dari klien dan berintikan pemecahan
  masalah yang rasional.
• Emotif-ekspreriensial
  proses konseling memfokuskan pada aspek
  emosi klien dengan mempelajari sumber-
  sumber gangguan emosional, sekaligus
  membongkar akar-akar keyakinan yang
  keliru yang mendasari gangguan tersebut.

• Behavioristik
  proses konseling yang dikembangkan
  hendaknya menyentuh dan mendorong
  terjadinya perubahan tingkah laku klien.
TEKNIK KONSELING
•   Teknik-teknik Emotif (Afektif)

    – Assertive adaptive
      teknik untuk melatih, mendorong, dan
      membiasakan klien untuk secara terus-
      menerus menyesuaikan dirinya dengan
      tingkah laku yang diinginkan. Latihan-
      latihan yang diberikan lebih bersifat
      pendisiplinan diri klien.
- Bermain peran
    teknik untuk mengekspresikan berbagai
    jenis perasaan yang menekan (perasaan-
    perasaan negatif) melalui suatu suasana
    yang dikondisikan sedemikian rupa
    sehingga klien dapat secara bebas
    mengungkapkan dirinya sendiri melalui
    peran tertentu.

-   Imitasi
    teknik untuk menirukan secara terus
    menerus suatu model tingkah laku
    tertentu dengan maksud menghadapi
    dan menghilangkan tingkah lakunya
    sendiri yang negatif.
•   Teknik-teknik Behavioristik

    – Reinforcement

      • teknik untuk mendorong klien ke arah
        tingkah laku yang lebih rasional dan
        logis dengan jalan memberikan pujian
        verbal (reward) ataupun hukuman
        (punishment).
• Teknik ini dimaksudkan untuk mem-
  bongkar sistem nilai dan keyakinan
  yang irrasional pada klien dan meng-
  gantinya dengan sistem nilai yang
  positif.

• Dengan memberikan reward ataupun
  punishment, maka klien akan meng-
  internalisasikan sistem nilai yang
  diharapkan kepadanya.
– Social modeling

• Teknik untuk membentuk tingkah laku-
  tingkah laku baru pada klien

• Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup
  dalam suatu model sosial yang diharapkan
  dengan cara imitasi (meniru), mengobser-
  vasi, dan menyesuaikan dirinya dan meng-
  internalisasikan norma-norma dalam sis-
  tem model sosial dengan masalah tertentu
  yang telah disiapkan oleh konselor.
•   Teknik-teknik Kognitif

    – Home work assigments

     • Teknik yang dilaksanakan dalam
       bentuk tugas-tugas rumah untuk
       melatih, membiasakan diri, dan
       menginternalisasikan sistem nilai
       tertentu yang menuntut pola tingkah
       laku yang diharapkan.
• Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan
  tertentu, melaksanakan latihan-latihan tertentu
  yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek
  kognisinya yang keliru dan irasional

• Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh
  klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan
  konselor

• Teknik juga bermaksud : mengembangkan p
  tanggung jawab, kepercayaan diri, pengelolaan
  diri klien dan mengurangi ketergantungannya
  kepada konselor.
– Latihan assertive

  • Teknik untuk melatih keberanian klien dalam
    mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku
    tertentu yang diharapkan melalui bermain
    peran, latihan, atau meniru model-model sosial.

  • Maksud utama teknik latihan asertif
    1. mendorong kemampuan klien
       mengekspresikan berbagai
       hal yang berhubungan dengan emosinya
2. membangkitkan kemampuan klien dalam
   mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa
   menolak atau memusuhi hak asasi orang lain

3. mendorong klien untuk meningkatkan
   kepercayaan dan kemampuan diri

4. meningkatkan kemampuan untuk memilih
   tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok
  untuk diri sendiri.

Contenu connexe

Tendances

Peta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkPeta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkbaeniikhwati
 
Psikologi islami
Psikologi islamiPsikologi islami
Psikologi islamikholidi14
 
Pendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisPendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisFikri Muqaffa
 
Psikologi kelompok
Psikologi kelompokPsikologi kelompok
Psikologi kelompokApratama C T
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerIis Nurul Fitriyani
 
Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Bahiyah MaHiz
 
27. psikologi positif
27. psikologi positif27. psikologi positif
27. psikologi positifelmakrufi
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaranelmakrufi
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moralfara dillah
 
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"Siti Sabilah Salmah
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistikRinatun4e
 
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 

Tendances (20)

PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
Peta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkPeta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bk
 
Psikologi islami
Psikologi islamiPsikologi islami
Psikologi islami
 
Pendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisPendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisis
 
Psikologi kelompok
Psikologi kelompokPsikologi kelompok
Psikologi kelompok
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
 
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIKEKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Gestalt
GestaltGestalt
Gestalt
 
Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
 
27. psikologi positif
27. psikologi positif27. psikologi positif
27. psikologi positif
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaran
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
 
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
Pendekatan Konseling "Analisis transaksional"
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 

En vedette

Rational emotive behavior therapy (rebt)
Rational emotive behavior therapy (rebt)Rational emotive behavior therapy (rebt)
Rational emotive behavior therapy (rebt)Fizalfaiz
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi roseixora
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapiTeori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapiroseixora
 
Rational Emotive Behaviour Therapy - Albert Ellis
Rational Emotive Behaviour Therapy - Albert EllisRational Emotive Behaviour Therapy - Albert Ellis
Rational Emotive Behaviour Therapy - Albert Ellispsue98
 
Lit101 Tausug beliefs and practices
Lit101 Tausug beliefs and practicesLit101 Tausug beliefs and practices
Lit101 Tausug beliefs and practicesdestinedforhim
 
K-Circle Quiz Of The Month - July 2013
K-Circle Quiz Of The Month - July 2013K-Circle Quiz Of The Month - July 2013
K-Circle Quiz Of The Month - July 2013Sameer Dharur
 
Marriage: how & why An Indian Perspective
Marriage: how & why An Indian PerspectiveMarriage: how & why An Indian Perspective
Marriage: how & why An Indian Perspectivemanojksinghania
 
Child labor in bangladesh
Child labor in bangladeshChild labor in bangladesh
Child labor in bangladeshjbiswas03
 
Same-Sex & Sociology
Same-Sex & SociologySame-Sex & Sociology
Same-Sex & Sociologyzinonabinona
 
Region 1 - (ilocos region)
Region 1 - (ilocos region)Region 1 - (ilocos region)
Region 1 - (ilocos region)Christine Leynes
 
Pendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtPendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtvarizalamir
 
Ppt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasPpt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasbkupstegal
 
rational emotive behavior therapy
rational emotive behavior therapyrational emotive behavior therapy
rational emotive behavior therapyDeddy Irawan
 

En vedette (20)

Rational emotive behavior therapy (rebt)
Rational emotive behavior therapy (rebt)Rational emotive behavior therapy (rebt)
Rational emotive behavior therapy (rebt)
 
Teori REBT
Teori REBTTeori REBT
Teori REBT
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapiTeori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi
 
Albert Ellis & REBT
Albert Ellis & REBTAlbert Ellis & REBT
Albert Ellis & REBT
 
Teknik rebt
Teknik rebtTeknik rebt
Teknik rebt
 
Trait and-factor
Trait and-factorTrait and-factor
Trait and-factor
 
Immigration Marriage interview questions
Immigration Marriage interview questionsImmigration Marriage interview questions
Immigration Marriage interview questions
 
Rational Emotive Behaviour Therapy - Albert Ellis
Rational Emotive Behaviour Therapy - Albert EllisRational Emotive Behaviour Therapy - Albert Ellis
Rational Emotive Behaviour Therapy - Albert Ellis
 
Lit101 Tausug beliefs and practices
Lit101 Tausug beliefs and practicesLit101 Tausug beliefs and practices
Lit101 Tausug beliefs and practices
 
K-Circle Quiz Of The Month - July 2013
K-Circle Quiz Of The Month - July 2013K-Circle Quiz Of The Month - July 2013
K-Circle Quiz Of The Month - July 2013
 
Sucess to interview , Viva Voce
Sucess to interview , Viva VoceSucess to interview , Viva Voce
Sucess to interview , Viva Voce
 
Marriage: how & why An Indian Perspective
Marriage: how & why An Indian PerspectiveMarriage: how & why An Indian Perspective
Marriage: how & why An Indian Perspective
 
Child labor in bangladesh
Child labor in bangladeshChild labor in bangladesh
Child labor in bangladesh
 
Same-Sex & Sociology
Same-Sex & SociologySame-Sex & Sociology
Same-Sex & Sociology
 
Effects of-divorce
Effects of-divorceEffects of-divorce
Effects of-divorce
 
Region 1 - (ilocos region)
Region 1 - (ilocos region)Region 1 - (ilocos region)
Region 1 - (ilocos region)
 
Pendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtPendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebt
 
Ppt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasPpt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitas
 
rational emotive behavior therapy
rational emotive behavior therapyrational emotive behavior therapy
rational emotive behavior therapy
 

Similaire à Rasional emotif

Rational emotif terapy
Rational emotif terapyRational emotif terapy
Rational emotif terapyPatuh Ardianto
 
Rational emotif terapy
Rational emotif terapyRational emotif terapy
Rational emotif terapyardianperwira
 
Terapi rasional emotif
Terapi rasional emotifTerapi rasional emotif
Terapi rasional emotifikko nurullita
 
Tugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotiveTugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotivemayangfeby
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp015 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01Azmi & Sharifah Legacy
 
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)zakariaye
 
Rational_Emotive_Behavior_Therapy_REBT.pptx
Rational_Emotive_Behavior_Therapy_REBT.pptxRational_Emotive_Behavior_Therapy_REBT.pptx
Rational_Emotive_Behavior_Therapy_REBT.pptxrohmatkurniawan6
 
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01onnel_91
 
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunselingninasweet
 
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moralzulazrimadin
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaRinatun4e
 

Similaire à Rasional emotif (20)

Rational emotif terapy
Rational emotif terapyRational emotif terapy
Rational emotif terapy
 
Rational emotif terapy
Rational emotif terapyRational emotif terapy
Rational emotif terapy
 
7
77
7
 
Terapi rasional emotif
Terapi rasional emotifTerapi rasional emotif
Terapi rasional emotif
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
pendekatan client centered
pendekatan client centeredpendekatan client centered
pendekatan client centered
 
Tugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotiveTugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotive
 
7. ret hans
7. ret hans7. ret hans
7. ret hans
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
5.pengenalan teori kaunseling
5.pengenalan teori kaunseling5.pengenalan teori kaunseling
5.pengenalan teori kaunseling
 
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp015 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
 
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
 
Gestalt
GestaltGestalt
Gestalt
 
Teori Kaunseling
Teori KaunselingTeori Kaunseling
Teori Kaunseling
 
Rational_Emotive_Behavior_Therapy_REBT.pptx
Rational_Emotive_Behavior_Therapy_REBT.pptxRational_Emotive_Behavior_Therapy_REBT.pptx
Rational_Emotive_Behavior_Therapy_REBT.pptx
 
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
 
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
 
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 

Plus de Febrika Setiyawan

Plus de Febrika Setiyawan (13)

P660 chapter 6 - strategic family therapy - natalie
P660   chapter 6 - strategic family therapy - natalieP660   chapter 6 - strategic family therapy - natalie
P660 chapter 6 - strategic family therapy - natalie
 
Constructing the genogram
Constructing the genogramConstructing the genogram
Constructing the genogram
 
Changing beliefs
Changing beliefsChanging beliefs
Changing beliefs
 
Bowenian
BowenianBowenian
Bowenian
 
Parenting practices-styles
Parenting practices-stylesParenting practices-styles
Parenting practices-styles
 
Parent child
Parent childParent child
Parent child
 
Visualisasi ketahanan keluarga
Visualisasi ketahanan keluargaVisualisasi ketahanan keluarga
Visualisasi ketahanan keluarga
 
Parental divorce and sibling relationshipl
Parental divorce and sibling relationshiplParental divorce and sibling relationshipl
Parental divorce and sibling relationshipl
 
Grandparents
GrandparentsGrandparents
Grandparents
 
Interaksi saudara sekandung
Interaksi saudara sekandungInteraksi saudara sekandung
Interaksi saudara sekandung
 
Hubungan antar saudara
Hubungan antar saudaraHubungan antar saudara
Hubungan antar saudara
 
High risk sibling violence
High risk sibling violenceHigh risk sibling violence
High risk sibling violence
 
Chap+2 +framework+for+family+communication
Chap+2 +framework+for+family+communicationChap+2 +framework+for+family+communication
Chap+2 +framework+for+family+communication
 

Dernier

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Dernier (20)

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Rasional emotif

  • 1.
  • 2. KONSEP DASAR  Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional Ketika berpikir dan bertingkah- laku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkah- laku irasional individu itu menjadi tidak efektif.
  • 3. Reaksi emosional seseorang disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi, baik yang disadari maupun tidak disadari.  Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional.  Emosi menyertai individu yang berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irrasional.
  • 4.  Berpikir irrasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan.  Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan.  Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat.
  • 5.  Perasaan dan pikiran negatief serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
  • 6.  Teori ABC dari Albert Ellis : Tiga pilar yang membangun tingkah laku individu Antecedent event (A) Belief (B) Consequence (C)
  • 7. Antecedent event (A) • Segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu • Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga Kelulusan bagi siswa Seleksi masuk bagi calon karyawan
  • 8. Belief (B) Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi individu thp suatu peristiwa Rational belief (rB) Irrasional belief (iB)
  • 9. Consequence (C) • Konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang dalam hubungannya dgn antecendent event (A). • Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh B, baik yang rB maupun yang iB.
  • 10. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH • Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang didasarkan dikendalikan oleh cara berpikir yang irrasional (iB) • Ciri-ciri iB : - Tidak dapat dibuktikan - Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan) yang sebenarnya tidak perlu - Menghalangi individu untuk berkembang
  • 11. Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional : • Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyataan dan imajinasi • Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain • Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
  • 12. Indikator keyakinan irrasional : • Bahwa manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan • Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum
  • 13. Bahwa kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malape- taka, bencana yang dahsyat, menge- rikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya. • Bahwa lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya
  • 14. Bahwa penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eks- ternal dan individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut. • Bahwa pengalaman masa lalu membe- rikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang
  • 15. Bahwa untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk me- rasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural • Bahwa nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.
  • 16. TUJUAN KONSELING • Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan- pandangan klien yang irrasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis • Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
  • 17. • Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau cara-cara berpikirnya sendiri • Tiga tingkatan insight /pemahaman : 1. Klien memahami tingkah laku negatif/penolakan diri peristiwa yang disebabkan oleh sistem keyakinan yang irasional
  • 18. 2 Klien memahami bahwa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena keyakinan irrasional terus dianutnya 3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari hambatan emosional yang dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irrasional.
  • 19. KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI PENINGKATAN DALAM HAL :  penerimaan diri  minat sosial  pengendalian diri  toleransi terhadap pihak lain  fleksibelitas  penerimaan ketidakpastian  komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya  berpikir logis  keberanian mengambil risiko  menerima kenyataan.
  • 20. DESKRIPSI PROSES KONSELING • Konseling rasional emotif dilakukan dgn menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimak- sudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien.
  • 21.  Tugas konselor menunjukkan bahwa • masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional • usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu menghilangkan pikiran- pikiran yang tidak rasional.
  • 22.  Operasionalisasi tugas konselor : 1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal 2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung 3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri
  • 23. 4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien 5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya 6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis 7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
  • 24.  Karakteristik Konseling RE • Aktif-direktif : dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya. • Kognitif-eksperiensial proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
  • 25. • Emotif-ekspreriensial proses konseling memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber- sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut. • Behavioristik proses konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
  • 26. TEKNIK KONSELING • Teknik-teknik Emotif (Afektif) – Assertive adaptive teknik untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus- menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan- latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
  • 27. - Bermain peran teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan- perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu. - Imitasi teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
  • 28. Teknik-teknik Behavioristik – Reinforcement • teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).
  • 29. • Teknik ini dimaksudkan untuk mem- bongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan meng- gantinya dengan sistem nilai yang positif. • Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan meng- internalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
  • 30. – Social modeling • Teknik untuk membentuk tingkah laku- tingkah laku baru pada klien • Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobser- vasi, dan menyesuaikan dirinya dan meng- internalisasikan norma-norma dalam sis- tem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
  • 31. Teknik-teknik Kognitif – Home work assigments • Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.
  • 32. • Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan tertentu, melaksanakan latihan-latihan tertentu yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru dan irasional • Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor • Teknik juga bermaksud : mengembangkan p tanggung jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
  • 33. – Latihan assertive • Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial. • Maksud utama teknik latihan asertif 1. mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya
  • 34. 2. membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain 3. mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri 4. meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.