SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
Pengertian Citra Digital

Secara umum, pengolahan citra digital menunjuk pada pemrosesan gambar 2 dimensi menggunakan

computer. Dalam konteks yang lebih luas, pengolahan citra digital mengacu pada pemrosesan setiap

data 2 dimensi. Citra digital merupakan sebuah larik (array) yang berisi nilai-nilai real maupun komplek

yang direpresentasikan dengan deretan bit tertentu.

Cahaya (Light), Luminance, Brightness, dan Contrast

Cahaya merupakan radiasi elektromagnetik yang menstimulasi sistem penglihatan manusia. Cahaya

ditampilkan sebagai sebuah distribusi energy spectrum L( λ) di mana λ adalah panjang gelombang

cahaya yang dapat diterima oleh sistem penglihatan manusia. Panjang gelombang cahaya yang dapat

diterima mata adalah 350 hingga 780 nm. Dengan p(λ ) merupakan tingkat refleksi (pantulan) atau

tingkat transmisi (perambatan) dari objek dan L(λ ) adalah distribusi energi. Jangkauan iluminasi yang

dapat diterima oleh sistem penglihatan manusia adalah 1 hingga 1010 .
Retina mata manusia memiliki dua tipe penerima cahaya yang dinamakan rod dan cone.


Jumlah rod yang terdapat dalam mata mencapai 100 juta. Bentuk rod relatif panjang dan tipis. Rod


menghasilkan bentuk penglihatan scotopic yang merupakan respon visual dari ilmunisasi tingkat


rendah       (pankat   rendah).    Rod     berperan     dalam    mendapatkan      citra   keabuan.


             Cone memiliki jumlah yang lebih sedikit dari rod. Jumlah cone memcapai 6.5 juta dengan


bentuk yang lebih pendek dan tebal dari rod. Sensitivitas cone yang lebih rendah bila dibandingkan


dengan rod. Cone menghasilkan bentuk penglihatan photopic yankni respon penglihatan dari


ilmunisasi tinggi (pangkat tinggi). Diantara daerah scotopic dan photopic cone dan rod berfungsi


beriringan              dan              menghasilkan             penglihatan             mesopic.
Ada tiga jenis cone yakni merah, hijau, dan biru yang masing-masing berfungsi

untuk mendapatkan atau menangkap informasi warna. Ketiga jenis tersebut memiliki

pigmen fotosensitif yang berbeda. Cone banyak terdapat di sekitar retina (fovea) dengan

tingkat kepadatan mencapai 120 cone per derajat. Kepadatan cone menurun dari radius 1o

di luar fovea. Letak fovea berada pada titik jatuhnya cahaya hasil proyeksi dari lensa mata.

          Saraf mata memiliki koneksi langsung ke setiap cone dan rod. Sinyal dari cone

dan rod ditransmisikan melalui saraf mata ini. Hasil proyeksi pada retina bagian kanan

dari kedua mata akan ditransmisikan langsung ke otak kanan dan begitu juga pada hasil

proyeksi bagian bagian kiri yang akan ditransmisikan ke otak kiri. Hal ini memungkinan

kita   tetap   dapat    melihat    walaupun     salah    satu   mata     tidak   berfungsi.
Fenomena Mach Bands

       Sistem penglihatan cenderung menangkap nilai intensitas di sekitar batas berbeda.



                                Fenomena Kontras Simultan

Fenomena kedua adalah kontras simultan. Fenomena ini berhubungan dengan fakta bahwa tingkat

                          kecerahan tidak tergantung dan intensitas.



                                    Ilusi Optis Geometris

 Fenomena ilusi optis adalah ketika mata menerima informasi yang salah tentang sebuah objek

                                       secara geometri.
Pembentukan Citra Digital

  Pembentukan citra digital (diskrit) melalui beberapa tahapan, yaitu akuisisi citra, sampling dan

                                            kuantisasi.

                                          Akuisisi Citra

   Proses akuisisi citra adalah pemetaan suatu pandangan (scene) menjadi citra kontinu dengan

menggunakan sensor. Ada beberapa macam sensor untuk akuisisi citra, yaitu sensor tunggal (single

               sensor), sensor garis (sensor strip), dan sensor larik (sensor array).



                                         Sensor Tunggal

  Sensor tunggal yang paling familiar adalah photodiode. Photodiode terbentuk dari silicon yang

  memiliki tegangan keluaran yang sebanding dengan cahaya. Untuk menciptakan citra 2 dimensi

dengan menggunakan sensor ini, harus ada proses pemindahan relatif di setiap sumbu x dan y antara

                                         sensor dan objek.
Sensor Garis
Sensor garis melakukan pencitraan satu arah. Sensor ini berupa deretan sensor yang disatukan dalam satu
baris sehingga dapat melakukan akuisisi sumbu x secara bersamaan. Untuk mengakuisisi citra keseluruhan,
sensor digerakkan searah sumbu y sensor ini sering dijumpai dalam mesin scanner.
Sensor Larik
Sensor yang ketiga adalah sensor larik. Sensor jenis ini banyak sekali ditemukan dalam kamera digital.
Sensor ini berbentuk larik 2 dimensi. Sensor larik terdapat pada kamera digital disebut sensor CCD dengan
ukuran sensor yang rata-rata mencapai 4.000 x 4.000 elemen.
Sampling
Tahap berikutnya untuk pembentukan citra digital setelah citra kontinu terbentuk adalah proses sampling.
Proses sampling adalah proses digitasi pada kordinat x, y. seperti yang disebut diatas, hasil dari sensor
masih berupa citra kontinu yang merupakan fungsi kontinu f(x,y). fungsi tersebut merupakan sinyal kontinu
pada nilai x, y dan juga amplitudonya (intensitas). Nilai x dan y yang kontinu akan diubah menjadi bentuk
diskrit.
Kuantisasi
Proses kuantisasi adalah proses perubahan nilai amplitude kontinu menjadi nilai baru yang berupa nilai
diskrit. Nilai amplitudo yang yang dikuantisasi adalah nilai-nilai pada koordinat diskrit hasil proses
sampling.
Pixel dan Voxel
Setiap pixel mewakili tidak hanya satu titik dalam sebuah citra melainkan sebuah bagian berupa
kotak yang merupakan bagian terkecil (sel). Nilai dari sebuah pixel berupa haruslah dapat
menunjukkan nilai rata-rata yang sama untuk seluruh bagian dari sel tersebut.
Resolusi Citra
Resolusi citra merupakan tingkat detail suatu citra. Semakin tinggi resolusi citra maka akan
semakin tinggi pula tingkat detail dari citra tersebut. Satuan dalam pengukuran resolusi citra dapat
berupa ukuran fisik (jumlha garis per mm/jumlah garis per inchi) ataupun dapat juga berupa
ukuran citra menyeluruh (jumlah garis per tinggi citra). Resolusi sebuah citra dapat diukur dengan
berbagai cara sebagai berikut.
Resolusi pixel
Resolusi spasial
Resolusi spektral
Resolusi temporal
Resolusi radiometrik
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing resolusi tersebut.
Resolusi Pixel



           Resolusi pixel merupakan perhitungan jumlah pixel dalam sebuah citra digital.
Sebuah citra dengan tinggi N pixel dan lebar M pixel berarti memiliki resolusi M x N.
resolusi pixel akan memberikan dua buah angka integer yang secara berurutan akan
mewakili     jumlah   pixel   lebar   dan   jumlah   pixel   tinggi   dari   citra   tersebut.
Pengertian lainnya dari resolusi pixel adalah merupakan hasil perkalian jumlah pixel lebar
dan tingginya dan kemudian berbagi dengan 1 juta. Jenis resolusi pixel seperti ini serig kali
dijumpai dalam kamera digital. Suatu citra yang memiliki lebar 2.048 x tinggi 1.536 pixel
maka akan memiliki total pixel 2.048 x 1.536 = 3.145.728 pixel atau 3,1 mega pixel.
Resolusi Spasial

   Resolusi spasial menunjukkan seberapa dekat jarak setiap garis pada citra. Jarak

   tersebut tergantung dari sistem yang menciptakan citra tersebut. Resolusi spasial

menghasilkan jumlah pixel per satuan panjang. Resolusi spasial dari monitor komputer

      adalah 72 hingga 100 garis per inchi atau resolusi pixel 72 hingga 100 ppi.

                                 Resolusi Spektrum

Sebuah citra digital membedakan intensitas ke dalam beberapa specktrum. Citra multi

  spectrum akan memberikan spectrum atau gelombang yang lebih baik yang akan

                        digunakan untuk menampilkan warna.
Resolusi Temporal

 Resolusi temporal berkaitan dengan video. Suatu video merupakan kumpulan frame

statis yang berupa citra yang berurutan dan ditampilkan secara cepat. Resolusi temporal

memberikan jumlah frame yang akan ditampilkan setiap detik dengan satuan frame per

                                     second (fps).

                                Resolusi Radiometrik

Resolusi ini memberikan nilai atau tingkat kehalusan citra yang dapat ditampilkan dan

  biasanya ditampilkan dalam satuan bit contoh citra 8 bit dan citra 256 bit. Semakin

   tinggi radimetrik ini maka semakin baik perbedaan intensitas yang ditampilkan.
Pcd   03 - dasar pengolahan citra

Contenu connexe

Tendances

Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tratuilma
 
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIALPETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIALElisa Lumintang
 
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.pptppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.pptrisdiantikakamsiel1
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)afifsalim
 
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1IDementor
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelAinur
 
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiIstilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiAnggy Wahyu Dwi Surya
 
Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif EnvaPya
 
Sistematika penulisan penelitian kualitatif
Sistematika penulisan penelitian kualitatifSistematika penulisan penelitian kualitatif
Sistematika penulisan penelitian kualitatifAlorka 114114
 
Analisis data-spasial
Analisis data-spasialAnalisis data-spasial
Analisis data-spasialRiyadi Davit
 

Tendances (20)

Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,t
 
PPT ANALISIS DATA
PPT ANALISIS DATAPPT ANALISIS DATA
PPT ANALISIS DATA
 
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 :  Alat-Alat PemetaanBab 10 :  Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIALPETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
 
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.pptppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
 
Bab 5: Jenis-jenis Peta dan Fungsi
Bab 5:   Jenis-jenis Peta dan FungsiBab 5:   Jenis-jenis Peta dan Fungsi
Bab 5: Jenis-jenis Peta dan Fungsi
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiIstilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
 
Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif
 
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencanaBahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
 
Sistematika penulisan penelitian kualitatif
Sistematika penulisan penelitian kualitatifSistematika penulisan penelitian kualitatif
Sistematika penulisan penelitian kualitatif
 
Analisis data-spasial
Analisis data-spasialAnalisis data-spasial
Analisis data-spasial
 
Sampling
Sampling Sampling
Sampling
 

En vedette

Pcd 02 - bidang pengolahan citra
Pcd   02 - bidang pengolahan citraPcd   02 - bidang pengolahan citra
Pcd 02 - bidang pengolahan citraFebriyani Syafri
 
Pcd 07 - kompresi data citra
Pcd   07 - kompresi data citraPcd   07 - kompresi data citra
Pcd 07 - kompresi data citraFebriyani Syafri
 
Pcd 09 - model kompresi citra
Pcd   09 - model kompresi citraPcd   09 - model kompresi citra
Pcd 09 - model kompresi citraFebriyani Syafri
 
Pcd 05 - transformasi citra
Pcd   05 - transformasi citraPcd   05 - transformasi citra
Pcd 05 - transformasi citraFebriyani Syafri
 
Pcd 04 - jenis dan format citra
Pcd   04 - jenis dan format citraPcd   04 - jenis dan format citra
Pcd 04 - jenis dan format citraFebriyani Syafri
 

En vedette (7)

Pcd 02 - bidang pengolahan citra
Pcd   02 - bidang pengolahan citraPcd   02 - bidang pengolahan citra
Pcd 02 - bidang pengolahan citra
 
Pcd 01 - pendahuluan
Pcd   01 - pendahuluanPcd   01 - pendahuluan
Pcd 01 - pendahuluan
 
Pcd 07 - kompresi data citra
Pcd   07 - kompresi data citraPcd   07 - kompresi data citra
Pcd 07 - kompresi data citra
 
Pcd 06 - perbaikan citra
Pcd   06 - perbaikan citraPcd   06 - perbaikan citra
Pcd 06 - perbaikan citra
 
Pcd 09 - model kompresi citra
Pcd   09 - model kompresi citraPcd   09 - model kompresi citra
Pcd 09 - model kompresi citra
 
Pcd 05 - transformasi citra
Pcd   05 - transformasi citraPcd   05 - transformasi citra
Pcd 05 - transformasi citra
 
Pcd 04 - jenis dan format citra
Pcd   04 - jenis dan format citraPcd   04 - jenis dan format citra
Pcd 04 - jenis dan format citra
 

Similaire à Pcd 03 - dasar pengolahan citra

Pengolahan citra digital
Pengolahan citra digitalPengolahan citra digital
Pengolahan citra digitalDin Afriansyah
 
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptxKonsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptxichsan41
 
ppt computed radiography.pptx
ppt computed radiography.pptxppt computed radiography.pptx
ppt computed radiography.pptxryukyu00001
 
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Mega Yasma Adha
 
DIGITAL_RADIOGRAFI.ppt
DIGITAL_RADIOGRAFI.pptDIGITAL_RADIOGRAFI.ppt
DIGITAL_RADIOGRAFI.pptrory93
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteranPenerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteranBaguss Chandrass
 
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Abdullah Azzam Al Haqqoni
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptxTEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptxEghiRizky2
 
Digital Signal Processing
Digital Signal ProcessingDigital Signal Processing
Digital Signal ProcessingDwi Saputra
 
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)Endang Retnoningsih
 
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...sriputri16
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifahkemenag
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauhjasa16
 

Similaire à Pcd 03 - dasar pengolahan citra (20)

Chap 4_Model Citra
Chap 4_Model CitraChap 4_Model Citra
Chap 4_Model Citra
 
Pengolahan citra digital
Pengolahan citra digitalPengolahan citra digital
Pengolahan citra digital
 
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptxKonsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
 
LN s02-machine vision-s2
LN s02-machine vision-s2LN s02-machine vision-s2
LN s02-machine vision-s2
 
Computer vision
Computer visionComputer vision
Computer vision
 
ppt computed radiography.pptx
ppt computed radiography.pptxppt computed radiography.pptx
ppt computed radiography.pptx
 
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
 
DIGITAL_RADIOGRAFI.ppt
DIGITAL_RADIOGRAFI.pptDIGITAL_RADIOGRAFI.ppt
DIGITAL_RADIOGRAFI.ppt
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteranPenerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
Penerapan pengolahan citra dalam bidang kedokteran
 
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptxTEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
 
Digital Signal Processing
Digital Signal ProcessingDigital Signal Processing
Digital Signal Processing
 
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
Pertemuan 09 Penglihatan (Vision)
 
LN s03-machine vision-s2
LN s03-machine vision-s2LN s03-machine vision-s2
LN s03-machine vision-s2
 
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauh
 

Plus de Febriyani Syafri

Rpl 014 - perancangan dengan pemakaian ulang
Rpl   014 - perancangan dengan pemakaian ulangRpl   014 - perancangan dengan pemakaian ulang
Rpl 014 - perancangan dengan pemakaian ulangFebriyani Syafri
 
Rpl 013 - perancangan perangkat lunak real time
Rpl   013 - perancangan perangkat lunak real timeRpl   013 - perancangan perangkat lunak real time
Rpl 013 - perancangan perangkat lunak real timeFebriyani Syafri
 
Rpl 012 - perancangan berorientasi objek
Rpl   012 - perancangan berorientasi objekRpl   012 - perancangan berorientasi objek
Rpl 012 - perancangan berorientasi objekFebriyani Syafri
 
Rpl 011 - arsitektur sistem terdistribusi
Rpl   011 - arsitektur sistem terdistribusiRpl   011 - arsitektur sistem terdistribusi
Rpl 011 - arsitektur sistem terdistribusiFebriyani Syafri
 
Rpl 010 - perancangan arsitektural
Rpl   010 - perancangan arsitekturalRpl   010 - perancangan arsitektural
Rpl 010 - perancangan arsitekturalFebriyani Syafri
 
Rpl 09 - spesifikasi formal
Rpl   09 - spesifikasi  formalRpl   09 - spesifikasi  formal
Rpl 09 - spesifikasi formalFebriyani Syafri
 
Rpl 07 - pembuatan prototipe perangkat lunak
Rpl   07 - pembuatan prototipe perangkat lunakRpl   07 - pembuatan prototipe perangkat lunak
Rpl 07 - pembuatan prototipe perangkat lunakFebriyani Syafri
 
Rpl 06 - proses rekayasa persyaratan
Rpl   06 - proses rekayasa persyaratanRpl   06 - proses rekayasa persyaratan
Rpl 06 - proses rekayasa persyaratanFebriyani Syafri
 
Sister 01 - pengenalan sister
Sister   01 - pengenalan sisterSister   01 - pengenalan sister
Sister 01 - pengenalan sisterFebriyani Syafri
 
Sister 02 - model dan permasalahan sister
Sister   02 - model dan permasalahan sisterSister   02 - model dan permasalahan sister
Sister 02 - model dan permasalahan sisterFebriyani Syafri
 
Sister 03 - komunikasi data
Sister   03 - komunikasi dataSister   03 - komunikasi data
Sister 03 - komunikasi dataFebriyani Syafri
 
Sister 04 - remote procedure call (rpc)
Sister   04 - remote procedure call (rpc)Sister   04 - remote procedure call (rpc)
Sister 04 - remote procedure call (rpc)Febriyani Syafri
 
Sister 07 - os client server
Sister   07 - os client serverSister   07 - os client server
Sister 07 - os client serverFebriyani Syafri
 
Sister 09 - jenis os client server
Sister   09 - jenis os client serverSister   09 - jenis os client server
Sister 09 - jenis os client serverFebriyani Syafri
 

Plus de Febriyani Syafri (20)

Rpl 016 - uas
Rpl   016 - uasRpl   016 - uas
Rpl 016 - uas
 
Rpl 015 - interface user
Rpl   015 - interface userRpl   015 - interface user
Rpl 015 - interface user
 
Rpl 014 - perancangan dengan pemakaian ulang
Rpl   014 - perancangan dengan pemakaian ulangRpl   014 - perancangan dengan pemakaian ulang
Rpl 014 - perancangan dengan pemakaian ulang
 
Rpl 013 - perancangan perangkat lunak real time
Rpl   013 - perancangan perangkat lunak real timeRpl   013 - perancangan perangkat lunak real time
Rpl 013 - perancangan perangkat lunak real time
 
Rpl 012 - perancangan berorientasi objek
Rpl   012 - perancangan berorientasi objekRpl   012 - perancangan berorientasi objek
Rpl 012 - perancangan berorientasi objek
 
Rpl 011 - arsitektur sistem terdistribusi
Rpl   011 - arsitektur sistem terdistribusiRpl   011 - arsitektur sistem terdistribusi
Rpl 011 - arsitektur sistem terdistribusi
 
Rpl 010 - perancangan arsitektural
Rpl   010 - perancangan arsitekturalRpl   010 - perancangan arsitektural
Rpl 010 - perancangan arsitektural
 
Rpl 09 - spesifikasi formal
Rpl   09 - spesifikasi  formalRpl   09 - spesifikasi  formal
Rpl 09 - spesifikasi formal
 
Rpl 08 - uts
Rpl   08 - utsRpl   08 - uts
Rpl 08 - uts
 
Rpl 07 - pembuatan prototipe perangkat lunak
Rpl   07 - pembuatan prototipe perangkat lunakRpl   07 - pembuatan prototipe perangkat lunak
Rpl 07 - pembuatan prototipe perangkat lunak
 
Rpl 06 - proses rekayasa persyaratan
Rpl   06 - proses rekayasa persyaratanRpl   06 - proses rekayasa persyaratan
Rpl 06 - proses rekayasa persyaratan
 
Sister 01 - pengenalan sister
Sister   01 - pengenalan sisterSister   01 - pengenalan sister
Sister 01 - pengenalan sister
 
Sister 02 - model dan permasalahan sister
Sister   02 - model dan permasalahan sisterSister   02 - model dan permasalahan sister
Sister 02 - model dan permasalahan sister
 
Sister 03 - komunikasi data
Sister   03 - komunikasi dataSister   03 - komunikasi data
Sister 03 - komunikasi data
 
Sister 04 - remote procedure call (rpc)
Sister   04 - remote procedure call (rpc)Sister   04 - remote procedure call (rpc)
Sister 04 - remote procedure call (rpc)
 
Sister 05 - proses
Sister   05 - prosesSister   05 - proses
Sister 05 - proses
 
Sister 06 - client server
Sister   06 - client serverSister   06 - client server
Sister 06 - client server
 
Sister 07 - os client server
Sister   07 - os client serverSister   07 - os client server
Sister 07 - os client server
 
Sister 09 - jenis os client server
Sister   09 - jenis os client serverSister   09 - jenis os client server
Sister 09 - jenis os client server
 
Sister 010 - file service
Sister   010 - file serviceSister   010 - file service
Sister 010 - file service
 

Pcd 03 - dasar pengolahan citra

  • 1.
  • 2. Pengertian Citra Digital Secara umum, pengolahan citra digital menunjuk pada pemrosesan gambar 2 dimensi menggunakan computer. Dalam konteks yang lebih luas, pengolahan citra digital mengacu pada pemrosesan setiap data 2 dimensi. Citra digital merupakan sebuah larik (array) yang berisi nilai-nilai real maupun komplek yang direpresentasikan dengan deretan bit tertentu. Cahaya (Light), Luminance, Brightness, dan Contrast Cahaya merupakan radiasi elektromagnetik yang menstimulasi sistem penglihatan manusia. Cahaya ditampilkan sebagai sebuah distribusi energy spectrum L( λ) di mana λ adalah panjang gelombang cahaya yang dapat diterima oleh sistem penglihatan manusia. Panjang gelombang cahaya yang dapat diterima mata adalah 350 hingga 780 nm. Dengan p(λ ) merupakan tingkat refleksi (pantulan) atau tingkat transmisi (perambatan) dari objek dan L(λ ) adalah distribusi energi. Jangkauan iluminasi yang dapat diterima oleh sistem penglihatan manusia adalah 1 hingga 1010 .
  • 3. Retina mata manusia memiliki dua tipe penerima cahaya yang dinamakan rod dan cone. Jumlah rod yang terdapat dalam mata mencapai 100 juta. Bentuk rod relatif panjang dan tipis. Rod menghasilkan bentuk penglihatan scotopic yang merupakan respon visual dari ilmunisasi tingkat rendah (pankat rendah). Rod berperan dalam mendapatkan citra keabuan. Cone memiliki jumlah yang lebih sedikit dari rod. Jumlah cone memcapai 6.5 juta dengan bentuk yang lebih pendek dan tebal dari rod. Sensitivitas cone yang lebih rendah bila dibandingkan dengan rod. Cone menghasilkan bentuk penglihatan photopic yankni respon penglihatan dari ilmunisasi tinggi (pangkat tinggi). Diantara daerah scotopic dan photopic cone dan rod berfungsi beriringan dan menghasilkan penglihatan mesopic.
  • 4. Ada tiga jenis cone yakni merah, hijau, dan biru yang masing-masing berfungsi untuk mendapatkan atau menangkap informasi warna. Ketiga jenis tersebut memiliki pigmen fotosensitif yang berbeda. Cone banyak terdapat di sekitar retina (fovea) dengan tingkat kepadatan mencapai 120 cone per derajat. Kepadatan cone menurun dari radius 1o di luar fovea. Letak fovea berada pada titik jatuhnya cahaya hasil proyeksi dari lensa mata. Saraf mata memiliki koneksi langsung ke setiap cone dan rod. Sinyal dari cone dan rod ditransmisikan melalui saraf mata ini. Hasil proyeksi pada retina bagian kanan dari kedua mata akan ditransmisikan langsung ke otak kanan dan begitu juga pada hasil proyeksi bagian bagian kiri yang akan ditransmisikan ke otak kiri. Hal ini memungkinan kita tetap dapat melihat walaupun salah satu mata tidak berfungsi.
  • 5. Fenomena Mach Bands Sistem penglihatan cenderung menangkap nilai intensitas di sekitar batas berbeda. Fenomena Kontras Simultan Fenomena kedua adalah kontras simultan. Fenomena ini berhubungan dengan fakta bahwa tingkat kecerahan tidak tergantung dan intensitas. Ilusi Optis Geometris Fenomena ilusi optis adalah ketika mata menerima informasi yang salah tentang sebuah objek secara geometri.
  • 6. Pembentukan Citra Digital Pembentukan citra digital (diskrit) melalui beberapa tahapan, yaitu akuisisi citra, sampling dan kuantisasi. Akuisisi Citra Proses akuisisi citra adalah pemetaan suatu pandangan (scene) menjadi citra kontinu dengan menggunakan sensor. Ada beberapa macam sensor untuk akuisisi citra, yaitu sensor tunggal (single sensor), sensor garis (sensor strip), dan sensor larik (sensor array). Sensor Tunggal Sensor tunggal yang paling familiar adalah photodiode. Photodiode terbentuk dari silicon yang memiliki tegangan keluaran yang sebanding dengan cahaya. Untuk menciptakan citra 2 dimensi dengan menggunakan sensor ini, harus ada proses pemindahan relatif di setiap sumbu x dan y antara sensor dan objek.
  • 7. Sensor Garis Sensor garis melakukan pencitraan satu arah. Sensor ini berupa deretan sensor yang disatukan dalam satu baris sehingga dapat melakukan akuisisi sumbu x secara bersamaan. Untuk mengakuisisi citra keseluruhan, sensor digerakkan searah sumbu y sensor ini sering dijumpai dalam mesin scanner. Sensor Larik Sensor yang ketiga adalah sensor larik. Sensor jenis ini banyak sekali ditemukan dalam kamera digital. Sensor ini berbentuk larik 2 dimensi. Sensor larik terdapat pada kamera digital disebut sensor CCD dengan ukuran sensor yang rata-rata mencapai 4.000 x 4.000 elemen. Sampling Tahap berikutnya untuk pembentukan citra digital setelah citra kontinu terbentuk adalah proses sampling. Proses sampling adalah proses digitasi pada kordinat x, y. seperti yang disebut diatas, hasil dari sensor masih berupa citra kontinu yang merupakan fungsi kontinu f(x,y). fungsi tersebut merupakan sinyal kontinu pada nilai x, y dan juga amplitudonya (intensitas). Nilai x dan y yang kontinu akan diubah menjadi bentuk diskrit. Kuantisasi Proses kuantisasi adalah proses perubahan nilai amplitude kontinu menjadi nilai baru yang berupa nilai diskrit. Nilai amplitudo yang yang dikuantisasi adalah nilai-nilai pada koordinat diskrit hasil proses sampling.
  • 8. Pixel dan Voxel Setiap pixel mewakili tidak hanya satu titik dalam sebuah citra melainkan sebuah bagian berupa kotak yang merupakan bagian terkecil (sel). Nilai dari sebuah pixel berupa haruslah dapat menunjukkan nilai rata-rata yang sama untuk seluruh bagian dari sel tersebut. Resolusi Citra Resolusi citra merupakan tingkat detail suatu citra. Semakin tinggi resolusi citra maka akan semakin tinggi pula tingkat detail dari citra tersebut. Satuan dalam pengukuran resolusi citra dapat berupa ukuran fisik (jumlha garis per mm/jumlah garis per inchi) ataupun dapat juga berupa ukuran citra menyeluruh (jumlah garis per tinggi citra). Resolusi sebuah citra dapat diukur dengan berbagai cara sebagai berikut. Resolusi pixel Resolusi spasial Resolusi spektral Resolusi temporal Resolusi radiometrik Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing resolusi tersebut.
  • 9. Resolusi Pixel Resolusi pixel merupakan perhitungan jumlah pixel dalam sebuah citra digital. Sebuah citra dengan tinggi N pixel dan lebar M pixel berarti memiliki resolusi M x N. resolusi pixel akan memberikan dua buah angka integer yang secara berurutan akan mewakili jumlah pixel lebar dan jumlah pixel tinggi dari citra tersebut. Pengertian lainnya dari resolusi pixel adalah merupakan hasil perkalian jumlah pixel lebar dan tingginya dan kemudian berbagi dengan 1 juta. Jenis resolusi pixel seperti ini serig kali dijumpai dalam kamera digital. Suatu citra yang memiliki lebar 2.048 x tinggi 1.536 pixel maka akan memiliki total pixel 2.048 x 1.536 = 3.145.728 pixel atau 3,1 mega pixel.
  • 10. Resolusi Spasial Resolusi spasial menunjukkan seberapa dekat jarak setiap garis pada citra. Jarak tersebut tergantung dari sistem yang menciptakan citra tersebut. Resolusi spasial menghasilkan jumlah pixel per satuan panjang. Resolusi spasial dari monitor komputer adalah 72 hingga 100 garis per inchi atau resolusi pixel 72 hingga 100 ppi. Resolusi Spektrum Sebuah citra digital membedakan intensitas ke dalam beberapa specktrum. Citra multi spectrum akan memberikan spectrum atau gelombang yang lebih baik yang akan digunakan untuk menampilkan warna.
  • 11. Resolusi Temporal Resolusi temporal berkaitan dengan video. Suatu video merupakan kumpulan frame statis yang berupa citra yang berurutan dan ditampilkan secara cepat. Resolusi temporal memberikan jumlah frame yang akan ditampilkan setiap detik dengan satuan frame per second (fps). Resolusi Radiometrik Resolusi ini memberikan nilai atau tingkat kehalusan citra yang dapat ditampilkan dan biasanya ditampilkan dalam satuan bit contoh citra 8 bit dan citra 256 bit. Semakin tinggi radimetrik ini maka semakin baik perbedaan intensitas yang ditampilkan.