BAB I membahas latar belakang masalah KTSP dan rumusan masalahnya. KTSP adalah kurikulum terbaru di Indonesia yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. BAB II membahas hakikat, karakteristik, tujuan, landasan penyusunan, prinsip pengembangan, dan strategi pengembangan KTSP.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum terbaru di
Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum berorientasi
pada pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal dengan
KBK (kurikulum 2004).ini dapat diliht dari unsur yang melekat pada KTSP itu
sendiri, yakni adanya standarkompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip
yang sama dalam pengelolaan kurikulum yakni yang disebut dengan Kurikulum
Berbasis Sekolah (KBS). Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat kita lihat
dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),
yang selanjutnya SI dan SKL itu harus dijadikan salah satu rujukan dalam
pengembanagan kurikulum di setiap satuan pendidikan, sedangkan KBS merupakan
salah satu prinsip pengembangan yang dirancang untuk memberdayakan daerah dan
sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai proses
dan hasil pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan serta daerah di
mana sekolah itu berada.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, lahir dari semangat otonomi daerah,
dimana urusan pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat, akan tetapi
sebagian menjadi tanggung jawab daerah, oleh sebab itu dilihat dari pola atau model
pengembangannya KTSP merupakan salah satu model kurikulum yang bersifat
desentralistik.
Pada bagian ini akan diuraikan tentang pengertian, tujuan penyusunan, prinsip-
prinsip pengembangannya, dan strategi pengembangannya.
2. 2. Rumusan Masalah
a. Apa Hakikat KTSP sebenarnya?
b. Apa Karakteristik dari KTSP?
c. Apa Tujuan dari KTSP?
d. Apa Landasan Penyusunan dari KTSP?
e. Apa Prinsip Pengembangan KTSP?
f. Bagaimana Strategi Pengembangan KTSP?
3. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian atau hakikat dari KTSP itu sendiri serta dapat
mengetahui karakteristik, tujuan, landasan penyusunan, prinsip pengembangan, dan
strategi pengembangan KTSP dan dapat memahami tentang KTSP.
3. BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, Ayat 15), dijelaskan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dari konsep diatas, ada beberapa hal yang berhubungan dengan makna
kurikulum operasional. Pertama, sebagai kurikulum yang bersifat operasional,
maka dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapan-ketetapan
yang telah disusun pemerintah nasional. Artinya, walaupun daerah diberi
kewenangan untuk mengembangkan kurikulum akan tetapi kewenangan itu
hanya sebatas pada pengembangan operasionalnya saja, sedangkan yang
menjadi rujukan pengembangannya itu sendiri ditentukan oleh pemerintah,
misalnya jenis mata pelajaran beserta jumlah jam pelajarannya, isi dari setiap
mata pelajaran itu itu sendiri, serta kompetensi yang harus dicapai oleh setiap
mata pelajaran itu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1, yang menjelaskan bahwa
pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk
mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
Kedua, sebagai kurikulum operasional, para pengembang KTSP, di tuntut
dan harus memerhatikan cirri khas kedaerahan, sesuai dengan bunyi Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 Ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Persoalan ini penting untuk
dipahami, akan tetapi dalam operasional pembelajarannya yang direncanakan
4. dan dilakukan oleh guru dan pengembang kurikulum tidak terlepas dari keadaan
dan kondisi daerah.
Ketiga, sebagi kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di
daerah memiliki keleluaasaan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-
unit pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi dan metode
pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran dalam menetukan
evaluasi yang dilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan dan
kapan suatu topic materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasar yang telah
ditentukan dapat tercapai.
2. Karakteristik KTSP
a. Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada
disiplin ilmu.
b. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
c. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah.
d. KTSP merupakan kurikulum teknologis.
3. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah
untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah :
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber
daya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
5. c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsatuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
4. Landasan Penyusunan KTSP
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas No. 24/2006 dan No. 6/2007 tentang Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan 23/2006
Permendiknas No.41 thn 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 24 Thn 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Permendiknas No. 19 Thn 2007 tentang Standar Pengelolaan
Permendiknas No. 20 Thn 2007 standar Penilaian Pendidikan.
5. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP
a. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepantingan
Peserta Didik, dan Lingkungannya
KTSP memiliki prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Pengembangan KTSP perlu memerhatikan potensi dan kebutuhan
lingkungan di mana siswa tinggal. Karena pendidikan pada hakikatnya adalah
upaya mempersiapkan anak didik agar mampu hidup dan mengembangkan
lingkungannya.
b. Beragam dan Terpadu
Pengembangan kurikulum memerhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
6. social, ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan local, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna.
c. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan untuk menjadi relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir,
keterampilan social, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsure-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal dengan memerhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah
7. Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan kepentingan nasional dan
kepentinga daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentinga daerah saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan moto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesaatuan Republik Indonesia (NKRI).
Disamping itu, dalam mengimplementasikan KTSP juga harus
memerhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan, diantaranya sebagai berikut :
1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2) Pengembangan posisi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
3) Keragaman potensi dan karekteristik daerah dan lingkungan.
4) Tuntutan pengembangan daerah dan nasional
5) Tuntutan dunia kerja
6) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
7) Agama
8) Dinamika perkembangan global
9) Persatuan dan nilai-nilai kebangsaan
10) Kondisi social budaya masyarakat setempat
11) Kesetaraan gender
12) Karekteristik satuan pendidkan.
6. Strategi Pengembangan KTSP
Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
dan pelaksanaan KTSP, terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP di sekolah,
menciptakan suasana yang kondusif, mengembangkan fasilitas dan sumber
belajar, membina disiplin, mmengembangkan kemandirian kepala sekolah,
mengubah paradigma (pola pikir) guru serta memberdayakan staf.
1. Sosialisasi KTSP di Sekolah
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan
KTSP adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga sekolah, bahkan
8. terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi bisa dilakukan
langsung oleh Kepala Sekolah apabila yang bersangkutan sudah mengenal dan
cukup memahaminya. Namun demikian, jika kepala sekolah belum begitu
memahami atau masih belum mantap dengan konsep-konsep KTSP yang akan
dikembangkan, maka bisa mengundang ahlinya yang ada di masyarakat, baik
dari kalangan pemerintah, akademisi maupun dari kalangan penulis atau
pengamat pendidikan.
Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar dapat
dipahami dan diterapkan secara optimal. Setelah sosialisasi, kemudian
mengadakan musyawarah anara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan
komite sekolah untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari berbagai
pihak dalam rangka menyukseskan KKTSP di sekolah.
2. Menciptakan Suasana yang Kondusif
Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib,optimisme dan harapan
yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah serta kegiatan-
kegiatan yang terpusat pada peserta didik (student centered activities)
merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat
belajar. Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai faktor
pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar,
sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan
kejenuhan dan rasa bosan.
Karena pengembangan KTSP menggunakan pendekatan kompetensi dan
berlandaskan aktivitas serta kemampuan berpikir peserta didik maka
memerlukan ruangan yang fleksibel,serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik. Luas ruangan dengan jumlah peserta didik juga perlu diperhatikan
bila dilaksanakan di ruang tertutup,sedang di ruang terbuka perlu diperhatikan
gangguan-gangguan yang datang dari lingkungan sekitar. Sarana dan media
pembelajaran juga perlu diatur dan ditata sedemikian rupa.
Iklim belajar yang kondusif, antara lain dapat dikembangkan melalui
berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut :
9. a. menyediakan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun cepat dalam
melakukan tugas pembelajaran.
b. Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang
berprestasi
c. Mengembankan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman
bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
d. Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antarpeserta didik maupun
antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
e. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran
f. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara
peserta didik dan guru
g. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan
pada evaluasi diri sendiri.
3. Menyiapkan sumber Belajar
Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam KTSP disekolah antara lain
laboratorium, pusat sumber belajar dan perpustakaan serta tenaga pengelola
yang profesional. Sumber belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal
mungkin, dipelihara dan disimpan dengan sebaik-baiknya. Selain itu,kreatitifitas
guru dan peserta didik perlu senantiasa ditingkatkan.
Dalam pengembangan sumber belajar, guru disamping harus mampu
membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif
mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih
kongkrit. Untuk kepentingan tersebut, perlu senantiasa diupayakan peningkatan
pengetahuan guru dan didorong terus untuk menjadi guru yang kreatif dan
profesional dalam pengadaan serta pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar
secara luas untuk mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal.
4. Membina Disiplin
Membina disiplin bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri,
mengatasi dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin serta berusaha
menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran sehingga
mereka mentaati segala peraturan yang ditetapkan.
10. Dalam pengembangan KTSP, guru harus mampu membina disiplin peserta
didik, terutama disiplin diri (self-discipline). Guru harus mampu membantu
peserta didik mengembangkan pola prilakunya, meningkatkan standar
peilakunya dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.
Pembinaan disiplin perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, yakni sikap demokratis sehhingga aturan disiplin perlu
berpedoman pada hal tersebut yakni dari, oleh dan untuk peserta didik.
Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan dalam membina disiplin
disekolah, sebagai berikut :
a. konsep diri (self-concept); strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri
masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku.
b. Keterampilan berkomunikasi (communication skills); guru harus memiliki
kemampuan komunikasi yang efektif agar mampu menerima semua perasaan
dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences);
perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik telah mengembangkan
kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Untuk itu,guru disarankan
menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah sehingga membantu
peserta didik dalam mengatasi perilakunya.
d. Klarifikasi nilai (values clarification) ; srtategi ini dilakukan untuk membantu
peserta didik dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan
membentuk sistem nilainya sendiri
e. Analisis transaksional (transactional analysis); disarankan agar guru belajar
sebagai orang dewasa terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang
menghadapi masalah.
f. Terapi realitas (reality therapy); sekolah harus berupaya mengurangi
kegagalan dan meningkatkan keterlibatan.
g. Disiplin yang terintegrasi (assertive discipline); metode ini menekankan
pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan
peraturan.
5. Mengembangkan Kemandirian Kepala Sekolah
11. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif harus memiliki sikap mandiri,
terutama dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menselaraskan semua
sumber daya pendidikan yang tersedia. Kemandirian dan profesionalisme kepala
sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat
mewujudkan visi dan misi, tujuan serta sasaran sekolah melalui program-
program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu,
dalam pengembangan KTSP ddiperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan
profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh
agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu
sekolah.
Kemandirian kepala sekolah diperlukan,terutama untuk memobilisasi sumber
daya sekolah dalam kaitannya dengan KTSP, pengembangan silabus,
pembelajaran pengelolaan ketenagaan, sarrana dan sumber belajar, keuangan
pelayanan peserta didik,hubungan sekolah dengan masyarakat dan penciptaan
iklim sekolah.
7. Membangun Karakter Guru
Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap proses dan
hasil belajar,bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam
belajar. Demikian halnya dengan pengembangan KTSP yang menuntut aktifitas
dan kreativitas guru dalam membentuk kompetensi pribadi peserta didik. Oleh
karena it, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar
mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali
potensi dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya
membangun guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar
bagi peserta didiknya. Sehubungan dengan pengembangan KTSP, guru perlu
memperhatikan perbedaan individual peseerta didik, sehingga dalam
pembelajaran harus berusaha untuk melakukan hal-hal sebagaia berikut:
a. Mengurangi metode ceramah
b. Memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik
12. c. Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya, serta
disesuaikan dengan mata pelajaran
d. Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran.
e. Menghubungi spesialis, bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan
f. Menggunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan
laporan
g. Memahami bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang
sama
h. Mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja
dengan kemampuan masing-masing pada setiap pelajaran
i. Mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan
pembelajaran
Agar KTSP dapat dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal berikut :
a) Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan
kompetensi lain dengan baik
b) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu
profesi
c) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan dan prestasi
d) Menggunakan metoda yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk
kompetensi peserta didik
e) Mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti dalam
kaitannya dengan pembentukan kompetensi
f) Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir
g) Menyiapkan proses pembelajaran
h) Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik
i) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan
dikembangkan .
13. Dalam rangka mengembangkan KTSP dan mengembangkan karakter guru
yang siap menjadi fasilitator pembe;lajaran sebagaimana diuraikan diatas,
hendaknya diadakan musyawarah antara kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan,pengawas sekolah dan komite sekolah untuk membina karakter
guru.
8. Memberdayakan Staf
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam memberdayakan staf yang tersedia. Dalam hal ini,
peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan
meningkatkan perilaku staf di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan
teknik manajemen personalia modern.
Manajemen staf disekolah harus ditujukan untuk memberdayakan staf
secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam
kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi manajemen staf di
sekolah adalah menarik,mengembangkan, menggaji dan memotivasi staf guna
mencapai tujuan pendidikan secara optimal,membantu staf mencapai posisi dan
standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier serta menyelaraskan
tujuan individu,kelompok dan lembaga. Dalam rangka menyukseskan
implementasi KTSP secara utuh dan menyeluruh,hendaknya setiap sekolah
mampu mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara optimal, terutama
dalam kaitannya dengan pengembangan akhlak dan moral peserta didik.
D. Acuan Operasional Penyusunan KTSP
Acuan operasional penyusunan KTSP sedikitnya mencakup 12 poin, yakni :
1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh.
2) Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
3) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.
14. 4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
5) Tuntutan dunia kerja
6) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni.
7) Agama
8) Dinamika perkembangan global
9) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
10) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
11) Kesetaraan jender
12) Karakteristik satuan pendidikan.
Aspek-aspek diatas harus dijadikan acuan oleh para pengembang kurikulum
dalam pendidikan di sekolah masing-masing. Meskipun demikian, para
pengembang kurikulum tidak harus terpaku pada acuan operasional diatas, tetapi
mereka bisa mengembangkan dan menyesuaikan acuan tersebut dengan situasi
dan kondisi daerah, karakteristik dan kemampuan peserta didik serta sarana dan
prasarana yang tersedia.
15. BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, Ayat 15), dijelaskan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP memiliki karakteristik yang sesuai dengan perkembangan pendidikan
yang bertujuan untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan
melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. KTSP
memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam
pengembangan kurikulum. KTSP memiliki landasan yang kuat dan memiliki
prinsip-prinsip dan strategi pengembangannya.
SARAN
Diharapkan kepada pembaca agar dapat memahami tentang Kurikulum yang
digunakan pada sistem pendidikan sekarang ini.