6. Manajemen website database membangun link website dengan para pihak pengambil kebijakan tingkat lokal, regional, nasional dan internasional sehingga termotivasi untuk membangun kebijakan revitalisasi perikanan hutan rawa gambutIlustrasi 5. Rancangan sistem pemantauan oleh nelayan hutan rawa gambut<br />5.1. Subsistem pemantauan<br />Dengan memanfaatkan budaya menangkap ikan oleh nelayan tradisional di sungai siak kecil dalam kawasan cagar biosfer dapat dilakukan pemantauan pada 4 aspek yaitu; penangkapan, penanganan hasil, pengolahan dan niaga. Terlihat pada ilustasi 6. Subsistem pemantauan oleh nelayan.<br />Ilustrasi 6. Subsistem pemantauan oleh nelayan<br />5.2. Subsistem pencatatan<br />Di sela-sela istirahat para nelayan, mereka dapat menjalankan subsistem pencatatan dengan cara melihat Tabel 6. Yang akan dirujuk pada hasil penelitian inventarisasi ikan hutan rawa gambut yang telah diteliti oleh para pihak.<br />Tabel 6. Daftar inventaris ikan hasil pencatatan ilmiah <br />Nama lokalNama niagaNama ilmiahDimensi standart<br />Selanjutnya nelayan menggunakan formulir seperti Tabel 7. Untuk mencatat hasil tangkapannya.<br />Tabel 7. Formulir pencatatan ikan oleh nelayan<br />Zona tangkapKode ikanHidupKg/ekorSegarKg/ekorOlahanKg/ekor<br />5.3. Subsistem upload<br />Subsistem upload adalah subsistem yang dibangun untuk memudahkan nelayan pemantau untuk memindahkan data dari formulir ke sistem telepon seluler dalam bentuk kode-kode sederhana dimana satu karakter merupakan satu makna. Surat elektronik dikirim via telepon seluler dan diterima oleh server via jaringan internet. Perhatikan bangunan subsistem pada ilustrasi 7 berikut ini.<br />Ilustrasi 7. Subsistem upload data via telepon genggam para nelayan pemantau<br />5.4. Subsistem analisis data upload<br />Data yang diterima server dari telepon seluler nelayan pemantau selanjutnya akan diverifikasi secara otomatis dan memasuki proses analisis yang akan mengakumulasi jumlah nelayan dan jumlah alat tangkap yang beroperasi. Selanjutnya teranalisis hari penangkapan, jenis ikan tertangkap, total berat dan tolal ekor. Nilai-nilai tersebut selanjutnya akan dihubungkan dengan rumus yang akan memprediksi dinamika populasi mencakup populasi pakan alami tersedia, populasi ikan target dan populasi predator bagi ikan target. Perhatikan ilustrasi 8.<br />Ilustrasi 8. Subsistem analisis data upload oleh manajemen website database<br />5.5. Subsistem website display<br />Konversi data yang diupload oleh nelayan pemantau dan dianalisis secara otomatis oleh manajemen website database, selanjutnya di display pada website beserta informasi-informasi pendukung lainnya yang perlu diketahui oleh publik mengenai cagar biosfer GSK-BB.<br />Ilustrasi 9. Subsistem website dispalay oleh manajemen website database<br />5.6. Subsistem kebijakan publik<br />Selanjutnya website yang selalu diupdate tersebut di lingking pada website-website para pihak seperti dunia usaha, pemerintah daerah, pemerintah propinsi, pemerintah nasional sehingga data dan informasi ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penyusunan kebijakan revitalisasi perikanan hutan rawa gambut dan optimalisasi fungsi cagar biosfer GSK-BB di Kabupaten Siak dan Bengkalis Propinsi Riau. Perhatikan ilustrasi 10 berikut ini.<br />Ilustrasi 10. Subsistem pemanfaatan informasi untuk kepentingan kebijakan publik<br />6. Penutup<br />Demikian hasil penelitian model pemantauan & pelaporan kondisi hutan rawa gambut oleh nelayan tradisional dalam hutan di Propinsi Riau ini di presentasikan di Konas VII Ambon 2010 agar revitalisasi perikanan hutan rawa gambut yang akan diujicobakan dalam manajemen Cagar biosfer GSK-BBK dapat menjadi agenda pembangunan bagi kementrian kelautan dan perikanan Republik Indonesia.<br />