1. INGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE REINFORCEMENT
Rabu, 15 Juni 2011 00:41:34 - oleh : lemlit - views 9890
Oleh: Mayarni, S.Pd., M.Si.
Dosen FKIP Prog. Studi Biologi UHAMKA
Makalah ini disampaikan pada seminar
dalam rangka kegiatan menyambut Wisuda dan Dies Natalis UHAMKA, Hari,tanggal
Jumat dan Sabtu, 10 dan 11 Desember 2010
I. PENDAHULUAN
Prestasi
Jika kita berbicara masalah prestasi,
memang menyenangkan bahkan membuat kita tak pernah bosan untuk membicarakanya
apalagi jika kita berbicara masalah prestasi seorang siswa, ditambah lagi jika
yang dibicarakan adalah siswa kita sendiri. Atau mungkin bahkan anak kita
sendiri. Seandainya kita adalah guru kelas, pasti kita dengan bangga membicarakan tentang
murid- murid yang berprestasi. Jika ada kesempatan maka kita akan membicarakan
dengan teman sejawat tentang prestasi yang diperoleh oleh siswa kelas kita,
bahkan biasanya kitapun termotifasi memberi perhatian yang lebih kepada anak
tersebut, dan sebagai tanda perhatian tersebut kita sebagai guru sering meminta
2. pertolongan mereka. Ini dimulai dari hal yang paling kecil seperti minta diambilkan
minuman, minta dibelikan kue, minta diambilkan absen dan sebagainya, bahkan
mungkin meminta anak yang berprestasi tersebut mengabsen teman- temanya. Bahkan
ada seorang orang tua murid yang mengatakan “ Wah kalau anak saya setiap hari
selalu diminta tolong sama guru mereka untuk mengabsen teman- temanya “ . Apa
yang tersirat dalam ucapan ini adalah kalau anak mereka adalah anak yang
berprestasi disekolah sehingga ibu/ bapak guru merekapun mempercayai mereka.
Semakin sering anak dimintai
pertolongan dari seorang guru mereka sebatas kemampuan yang mereka miliki maka
anakpun merasa diperhatikan oleh guru mereka bahkan merekapun akan merasa lebih
percaya diri. Dan rasa percaya diri ini adalah awal dari kesuksesan seorang
siswa.
Bagai mana dengan anak-anak yang tidak
berprestasi dikelas kita ?., Jika kita coba berbincang bincang dengan seorang
guru kelas misalkan guru kelas sekolah dasar (SD) tentang muridnya yang kurang
berprestasi dalam belajar, maka sangat sering terucap dari seorang guru kata-
kata yang tidak pantas untuk diucapkan seperti kata kata seperti “wah kalau
anak itu mah bandelnya minta ampun , nakal bangat , tidak bisa dibilangin,
bodohnya keterlaluan, bahkan seorang gurupun sering tidak memperhatikan anak-
anak yang kurang berprestasi tersebut, bahkan mungkin salah sedikitpun mereka
akan kena marah secara berlebihan, bahkan mungkin sebagian guru sanggup
mengucapkan kata- kata kasar pada siswanya yang kurang berunung dalam
berprestasi tersebut. Misalnaya kata- kata seperti kamu bodoh, tolol, goblok,
makan tu goblok. Kata-kata seperti ini menurut suvei peneliti sanggup diucapkan
oleh sebagian ibu guru kita yang mengajar di SD kepada siswa mereka yang kurang
beruntung mendapat prestasi dalam pendidikan. Sungguh suatu ucapan yang sangat
tidak pantas diucapkan oleh seorang guru kepada muridnya, ini merupakan suatu
hal yang sangat menyedihkan.
Jika begini adanya bagaimana nasib anak
anak yang kurang beruntung dalam berprestasi ini? Mereka sering dikucilkan dari
teman- temanya , mereka sering dimarahin ibu/bapak guru, hal ini akan membuat
mereka merasa minder, merasa terbelakang dan merasa tidak percaya diri.
misalnya dalam proses belajar dikelas , jika mereka yang kurang berprestasi ini
dalam belajar ini mau bertanya kepada ibu/ bapak giru karena belum jelas, maka
mereka merasa takut untuk bertanya, takut ditertawakan teman- temanya atau
bahkan takut salah omongan, karena mereka tidak memiliki rasa percaya diri
b.
Pengalaman peneliti
3. Menurut pengalaman peneliti yang pernah
menjadi guru honorer di suatu SMPN di Sumatra Barat, ketika itu peneliti baru
tamat dari suatu SLA yaitu Sekolah Pertanian Pembangunan Negri Padang (SPP
N.Padang). Karena kurangya guru ketika itu peneliti diminta mengajar biologi di
SMPN tersebut. Disuatu kelas ada seorang siswa yang prestasi belajarnya, jauh
tertinggal dari teman- teman sejawatnya, mereka adalah seorang putri yang
berwajah cantik tetapi sering menjadi bahan olok- olokan teman- temanya, bahkan
dikantorpun sering guru- guru membicarakan mereka karena prestasi mereka yang
jauh dari prestasi teman- temanya. Peneliti ketika itu merasa kasihan dan
merasa terpanggil untuk memberikan perhatian yang lebih pada siswa yang
bermasalah dalam berprestasi tersebut. Hal tersebut ternyata memberikan dampak yang
sangat positif.
Terlihat dari hasil ujian kenakan kelas,
nilai biologi yang diperoleh siswa tersebut cukup bagus bahkan menyamai dan
mungkin melebihi teman- teman sekelasnya , ketika itu mereka mendapat nilai 8
(delapan). Sehingga pada rapat kenaikan kelas, guru- guru yang lain merasa
tidak percaya dengan nilai yang mereka dapat, sehingga peneliti akhirnya
memperlihatkan nilai yang ada pada lembar jawaban ujian siswa agar dapat
dipercaya oleh guru- guru yang lain.
Ditempat lain tempat hal yang sama juga
terjadi, ketika itu peneliti mengajar disuatu SMA swasta di kota Medan Sumatra
Utara. Saat itu peneliti baru menduduki kuliah semester VII di Pendidikan
Biologi sekaligus mengajar kelas II SMA swasta, satu diantara anak tersebut
nilai ulanganya paling jelek dan anaknyapun paling meribut ketika belajar
dikelas. Terlihat tidak ada perhatian sama sekali terhadap pelajaran. Ketika
guru menjelaskan dia tidak ada perhatian sama sekali, dia bisa saja mengerjakan
pekerjaan yang sama sekali tidak berkaitan dengan pelajaran atau diam dengan
pandangan mata yang kosong akan tetapi begitu guru membelakangi dan menulis
dipapan tulis mereka selalu bergendang dengan memukul meja, ini dilakukan hampir
tiap kali penulis masuk kelas, sampai penulis berpikir untuk keluar dari
sekolah tersebut karna tidak sanggup mengajar anak-anak yang bertingkah seperti
itu.
Suatu hari penulis mencoba untuk ketemu
anak tersebut dan ingin menanyakan hal apa sesungguhnya yang terjadi sehingga
mereka tidak sedikitpun ada perhatian terhadap pelajaran. Ini penulis lakukan
dengan cara tes kedepan kelas satu persatu didepan meja guru, tujuan dari tes
tersebut hanya agar bisa bicara dengan anak yang dimaksud sehingga tidak
diketahui teman-temanya. Begitu anak tersebut mendapat giliran penulis tidak
sama sekali melakukan tes seperti yang dilakukan sama teman temanya, hanya
menanyakan “Kamu kenapa?, ada apa dengan kamu?, punya masalah apa?, ayo bicara,
kenapa tidak ada perhatian sama sekali dengan pelajaran? Bicara sama saya,
jangan malu. Pada akhirnya mereka menangis dan mengatakan apa yang sebenarnya
sedang terjadi dikeluarga mereka sehingga mempengaruhi semangat belajar mereka.
4. Setelah diberi saran dengan segala macam ungkapan yang memotivasi mereka mau
belajar akhirnya terlihat ada perobahan kearah yang positif.
II. KAJIAN TEORI dan HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian
Teori
a. Keberhasilan guru dalam mengajar
Keberhasilan seorang guru dalam
mengajar akan terlihat dari keberhasilan siswanya dalam belajar. Keberhasilan
yang dimaksud adalah prestasi yang diperoleh anak didiknya dalam semua mata
pelajaran yang diberikan. Makin banyak anak didiknya yang berprestasi makin,
dianggap berhasil guru dalam mengajar dan juga dianggap guru tersebutpun
berprestasi dalam mengajar.
Prestasi seorang siswa dalam belajar
bisa terlihat dari nilai ujian siswa yang bersangkutan. Jika siswa tersebut
mendapat nilai hasil ujian diatas delapan puluh apalagi jika semua pelajaranya
nilai yang diperoleh delapan puluh, maka sudah pasti siswa tersebut dianggap
berprestasi dalam mata pelajaran
b. Prestasi siswa
Menurut Munandar (Ali & Asrori,
2005) perwujudan nyata dari dari bakat adalah prestasi, karena bakat menentukan
prestasi seseorang. Sekalipun demikian orang yang berbakat belum tentu
brprestasi. Hal ini karena bakat bersifat potensial yang membutuhkan latihan
dan pengembangan secara maksimal. Bakat khusus yang dikembangkan sejak dini
akan dapat terealisasi dalam bentuk prestasi unggul. Berdasarkan penelitian
terakhir, ditemukan bahwa sekitar 29% siswa SD dan SMP menjadi anak yang
5. underachiever, artinya prestasi belajar yang mereka peroleh berada dibawah
potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki.
c. Belajar
Meenurut
Edward Walter, belajar adalah perubahan atau tingkah laku akibat pengalaman dan
latihan. Contoh, Anti kesulitan dan ketakutan belajar matematika, padahal
kakaknya Anto pandai belajar matematika. Menurut Edward Walter belajar
matematika memerlukan latihan latihan yang berulang kali. Latihan- latihan yang
intensif bagi siswa SD akan lebih mudah mempelajari simbol simbol matematika.
Unkapan guru SD harus memupuk anak agar mau melatih diri belajar matematika,
bukan mengkritik anak dengan komentar negatif. Anak menjadi cemas, bahkan
ketakutan belajar matematika
d. Ketrampilan memberikan penguatan (Reinforcement).
d.1. Aliran
psikologi humanistik
Menurut aliran ini hasil belajar mampu
merubah prilaku anak. Jika anak SD merasa senang belajar berarti anda berhasil
menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas. Mengkondisikan belajar dapat
dilakukan apabila proses belajar anak tersebut berhasil. Anak dapat diberikan reward dalam
bentuk hadiah dan pujian. Apabila anak itu tidak berhasil dapat
memacu anak dengan pemberian penguatan negatif (reinforcement negatif).(Ingridwati,
2007)
d.2.
Penguatan atau reinforcement
Penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun
nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi ataupun unpan balik
(feedback) bagi sipenerima (siswa) atas perbuatanya sebagai suatu tindakan
dorongan ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
6. tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengajar ataupun membesarkan hati
siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.
Sebagai contoh, Seorang guru mengatakan
“ Coba kamu sebutkan salah satu sifat udara”. “ Ya coba kamu, Irwan!” (sambil
menunjuk), siswa : :Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu!”. Guru
mengatakan : “Bagus, itu jawaban yang tepat. Ibu senang mempunyai murid yang
dapat menjawab seperti kamu.”
d.2.a.
Tujuan pemberian penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang
berupa sikap positif, terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai
berikut:
1.
Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaranya
2.
Merangsang dan meningkatkan motifasi belajar siswa
3.
Meningkatkat kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
d.2.b.
Jenis- jenis penguatan
1. Penguatan
verbal
2. Penguatan
non verbal
7. d.2.c.
Prinsip Penggunaan Penguatan :
Kehangatan
dan keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk suara,
mimik dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan
dalam memberikan penguatan. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru
tidak iklas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan
keantusiasan.
Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai
dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga, ia mengerti dan yakin bahwa
ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya, yang
jelas jangan sampai terjadi sebaliknya.
Menghindari
respon yang negatif
Walaupun teguran dan hukuman masih
boleh digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda,
menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat
siswa untuk mengembangkan dirinya
d.2.d.
Cara menggunakan penguatan
1.
Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas kepada siapa
diberikan, sebab kalau tidak akan kurang efektif. Oleh karena itu sebelum
memberikan penguatan, guru lebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan
sambil menatap kepadanya
8. 2.
Penguatan kepada kelompok dengan segera
Penguatan seharusnya segera setelah
munculnya tingkah laku atau respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang
ditunda pemberianya, cendrung kurang efektif.
3. Variasi
dalam penggunaan reinforcement
Jenis atau macam penguatan yang
digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena hal
ini akan menimbulkan kebosanan dan lamakelamaan menjadi kurang efektif.
Perbedaan
intraindividual
Adalah suatu perbandingan antar potensi
yang ada dalam diri individu itu sendiri, perbedaan ini muncul dari berbagai
aspek meliputi intelektual, fisik, psikologis dan sosial. Sebagai ilustrasi ada
seorang siswa yang memiliki prestasi belajar sangat cemerlang tetapi dia sangat
tidak disenangi oleh teman-temanya karena dia bersifat sangat tertutup dan
individualis dan sulit diajak kerjasama. Dari gambaran tersebut dapat
digambarkan antara kemampuan intelektual dan kemampuan sosial siswa cukup
signifikan sehingga siswa tersebut memerlukan perlakuan khusus.agar potensinya
dapat berkembang optimal.(Suparno,2007)
f. Penelitian Yang Relevan
Berbagai penelitian tentang model atau
metode pembelajaran, baik dinegara luar maupun dinegara kita sendiri sudah
sangat banyak dilakuakn, tetapi penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Tindakan kelas yang dimaksud disini adalah tindakan seorang guru kelas
secara komplek dengan tujuan untuk dapat memotivasi anak dalam belajar,
sehingga diharapkan anak yang berprestasi rendah dapat meningkat prestasi anak
tersebut jika diberi perhatian yang lebih. Perhatian yang dimaksud disini
adalah memperhatikan anak tersebut disegala kesempatan seperti menjadikan dia
sebagai seorang teman, bercanda, menanyakan tentang pelajaran, menyuruh
9. belajar, menanya tentang kondisi keluarga,memuji , mengatakan dia pasti bias
bahkan juga bias dilakukan dengan cara kita sering meminta pertolongan mereka.
Yang umumnya apa saja yang membuat anak merasa nyaman dengan kita sebagai
seorang guru, sehingga anak merasa timbul rasa percaya diri, berani untuk
bertanya Menurut Mayarni 2008, bahwa prestasi anak yang
berprestasi rendah dapat ditingkatkan dengan memberikan perhatian yang lebih.
B.
Hipotesis Tindakan
Prestasi Belajar Siswa yang Berprestasi
Rendah Dapat Ditingkatkan dengan Metode Reinforcement
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
di sebuah sekolah dasar, yaitu di SD Negri 04 Pagi Sebagai subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV B, tahun pelajaran 2009/2010
b. Waktu penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada
bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010
c. Siklus penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga
siklus untuk melihat perubahan hasil belajar siswa yang berprestasi rendah
10. dengan metode Reinforcement. Metode reinforcement disini lebih diarahkan kepada
perhatian yang lebih. Perhatian yang lebih disini lebih diutamakan kepada
anak-anak yang berprestasi rendah, dengan melakukan perhatian yang lebih
terhadap anak-anak yang berprestasi rendah diharapkan prestasi anak tersebut
dapat menyaingi prestasi belajar teman-temanya.
Perhatian disini dilakukan setiap saat
atau setiap kali ketemu anak-anak tersebut. Bentuk perhatian disini tidak hanya
memperhatikan mereka dalam belajar akan tetapi perhatian dapat ditunjukkan
dalam bentuk bercanda, memuji, menanyakan apakah mereka belajar tadi malam dan
mungkin juga dengan perkataan misalnya kamu pasti bisa, kamu bisa mengalahkan
temanmu, ayo belajar jangan mau kalah. Yang pasti setiap saat kita perlihatkan
bahwa kita sangat memperhatikan mereka dan memperlihatkan bahwa kita menyayangi
mereka.
Perhatian dalam bentuk kasih sayang ini
diharapkan dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak tersebut sedangkan, rasa percaya
diri
adalah modal awal dari segala kesuksesan. Perhatian dalam bentuk kasih sayang
dan memperlakukan mereka sebagai seorang teman, itu sangat penting untuk
menanamkan rasa percaya diri bahkan dapat meningkatkan prestasi belajar anak
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mayarni (2008) bahwa adanya respon
positif dari mahasiswa yang berprestasi rendah dengan perobahan sikap dosen
dalam guru mengajar, karena kepercayaan diri merupakan modal awal dari segalanya, seperti
mereka berani bertanya
sebab banyak sekali anak anak yang tidak mengerti apa yang mereka pelajari terlebih
lagi mereka tidak sanggup untuk bertanya pada bapak dan ibu guru mereka.
Dengan mereka mendapat perhatian,
diharap mereka akan menyayangi guru tersebut sehingga membuat mereka senang
datang kesekolah dan membuat mereka belajar dengan giat, disini juga diharap
mereka akan malu sama gurunya jika mereka tidak pintar karena guru mereka
selalu memperhatikan mereka.
B.Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD terdiri dari 40 orang siswa dengan
komposisi 19 orang laki-laki 21 orang. Siswa yang diberi perhatian lebih disini
adalah siswa yang prestasinya jauh dibawah prestasi teman- temanya.
11. C. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
D. Prosedur Penelitian
Jumlah
siklus penelitian
Jumlah siklus penelitian ini berjumlah
tiga siklus, pada siklus pertama dilakukan penentuan kelas dan pemilihan anak
yang akan diberi perlakuan, beri perlakuan, selanjutnya pengambilan nilai awal
dari anak anak tersebut. Selanjutnya anak anak tersebut diberi perlakuan dengan
perhatian yang lebih. Metode Reinforsment disini adalah perhatian yang lebih
seperti apakah dia tadi malam belajar, meminta dia untuk belajar, bercanda,
mengatakan dia anak pintar, mengatakan kamu pasti bisa, jika seorang guru perlu
bantuan yang dimintai bantuan adalah anak-anak tersebut seperti meminta tolong
membelikan makanan bahkan hanya meminta anak tersebut menghapus papan tulis
didepan kelas dan yang lebih terpenting adalah memperlakukan mereka sebagai
teman. Selanjutnya mengambil nilai hasil ujian anak tersebut selanjutnya nilai
diolah dengan cara membandingkan nilai tersebut dengan nilai teman temanya.
Pada siklus kedua perhatian lebih
ditingkatkan lagi karena terlihat hasil dari siklus pertama belum terlalu
kelihatan perobahanya, dan pada akhirnya dilakukan pengambilan nilai secara
bersama sama
Perlakuan diteruskan dengan siklus
ketiga disini sudah mulai ada perobahan pada diri anak tersebut. Keceriaan
didalam kelas terlihat disini dan biasanya anak yang diberi perlakuan ini
sering datang terlambat saat ini sudah sangat jarang mereka datang
terlambat.Dalam prosedur penelian tindakan kelas ini keberhasilan dapat
peneliti lihat dari sisi kerajinan dan keceriaan serta peningkatan prestasi
belajar mereka peroleh
E. Alat Pengumpul Data
12. b.1.Alat
pengumpil data adalah mengunakan tes untuk mengukur kemampuan subyek
penelitian, yang selanjutnya hasil tes tesebut dibandingkan dengan hasil tes
teman-temanya
b.2.
Obsevasi dan wawancara, Observasi dan wawacara disini digunakan sebagai data penunjang
dalam memberi perlakuan dan dalam mengambil keputusan.
F. Analisis Data
Data hasil tes yang diambil dianalisis
dengan teknik persentasi dan yaitu dengan membandingkan dengan data nilai dari
teman-teman seangkatanya dalam satu kelas.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasi dan Pembahasan
a. Hasil
ulangan I
Tabel
I
Daftar
Nilai Ulangan Tengah Semester yang Diambil Diawal Penelitian Tahun Pelajaran
2009/2010
13.
14. Mata Pelajaran
No Nama siswa Jumlah Rata-rata
Bhs Indon MTK IPA
1 Nada Fitriani Azzahra 7.50 6.50 8.90 22.90 7.63
2 Esterlita Sihombing 8.50 8.00 8.70 25.20 8.40
3 Hanifah Nurul Islami 6.50 6.00 8.30 20.80 6.93
4 Ezra Luga 8.50 6.00