Laporan praktikum kromatografi kertas ini menjelaskan proses pemisahan komponen dalam campuran menggunakan kertas sebagai fase diam dan air sebagai fase bergerak. Hasilnya menunjukkan bahwa warna yang lebih gelap terdiri dari lebih banyak komponen dibandingkan warna yang lebih terang. Tujuannya adalah untuk mempelajari kromatografi dan mengidentifikasi komponen dalam campuran.
2. Daftar isi
1. Dasar teori
2. Tujuan
3. Alat dan bahan
4. Skema kerja
5. Hasil praktikum
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
3. 1. Dasar teori
Kromatografi kertas merupakan salah satu teknik
pemisahan dan meneliti komponen dalam suatu
campuran.
Kromatografi kertas adalah salah satu
pengembangan dari kromatografi partisi yang
menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase
diam. Sedangkan fase diam adalah air yang teradsorpsi
pada kertas dan sebagai larutan pengembang.
4. 2. Tujuan
1) Mempelajari tentang ilmu kromatografi dengan
menggunakan kertas.
2) Meingidentifikasi campuran dalam suatu komponen.
3) Percobaan kromatografi ini bertujuan untuk
memisahkan zat terlarut dari campurannya.
5. 3. Alat dan bahan
alat bahan
1. Mortar dan pastel 1. Aquades
2. Pipet tetes 2. Etanol
3. Gelas beaker 3. Tinta warna hijau tua dan biru muda
4. Batang pengaduk 4. Daun pepaya
5. Corong pisah
6. Botol sprayer
7. Kertas saring
8. Aluminium foil
9. Pinset
10. Gunting
11. Penggaris
6. 4. Skema kerja
PROSEDUR I :
1) Daun pepaya ditumbuk halus kemudian ditambahkan
dengan 40 mL etanol (untuk mendapatkan ekstrak
pepaya)
7. 2)Ekstrak pepaya dimasukkan kedalam corong pisah
kemudian ditambahkan aquades lalu kocong sampai
terbentuk dua lapisan
8. 3) Buang lapisan bawah, sedangkan lapisan atas
digunakan sebagai sampel.
9. PROSEDUR II :
1) Kertas saring dipotong 10 x 8 cm
2) Diberi garis batas 1 cm dari bawah
3) Totolkan masing – masing sampel
4) Masukkan kertas saring kedalam gelas kimia yang
telah diisi aquadest yang tingginya 0,5 cm
5) Biarkan air merembes naik
10. 6) Diambil dan dikeringkan
(kertas sampel ekstraksi daun pepaya dan tinta spidol)
7) Hitung Rf nya
Rf yaitu jarak perbandingan antar jarak noda (sampel)
dengan jarak pelarut.
rumusnya :
11. 5. Hasil praktikum
1) Fase gerak sampel tinta hijau tua
Warna komponen
Jarak
komponen
Jarak pelarut Rf
Ungu 0,5 cm 10 cm 0,05 cm
Ungu pudar 1,1 cm 10 cm 0,11 cm
Merah muda pudar 0,3 cm 10 cm 0,03 cm
Merah muda 3 cm 10 cm 0,3 cm
Kuning pudar 0,5 cm 10 cm 0,05 cm
Kuning 2 cm 10 cm 0,2 cm
12. 2) Fase gerak sampel tinta biru muda
3) Fase gerak sampel ekstrak daun pepaya
Warna komponen
Jarak
komponen
Jarak pelarut Rf
Putih polos 5,5 cm 10 cm 0,55 cm
Kuning pudar 1,5 cm 10 cm 0,15 cm
Hijau muda 0,3 cm 10 cm 0,03 cm
Biru 0,6 cm 10 cm 0,06 cm
Warna komponen
Jarak
komponen
Jarak pelarut Rf
Hijau pudar 8,8 cm 10 cm 0,88 cm
13. 6. Pembahasan
Pada kromatografi kertas yang digunakan sebagai
zat pendukung adalah kertas saring yang bersifat
kapiler. Sedangkan pelarut yang digunakan pada
percobaan ini adalah aquades. Tujuan dari praktikum
kromatografi kertas ini adalah untuk mengidentifikasi
beberapa warna penyusun dalam suatu warna tertentu.
Pemisahan dalam teknik kromatografi terdiri dari dua
fase yaitu fase diam dan fase bergerak.
Dalam kromatografi, polaritas berperan sangat
penting karena dalam kromatografi sifat polaritas
khususnya digunakan sebagai petunjuk sifat zat
terlarut, adsorben, dan senyawa yang akan dipisahkan.
14. Dari hasil praktikum, spot warna terbentuk kemudian
diukur dari panjang masing – masing spot warna. Faktor
– faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah jarak yang
ditempuh komponen dan jarak yang ditempuh pelarut.
Sering kali nilai Rf berbeda dari satu kertas saring
dengan kertas lainnya. Pengotor yang biasanya terdapat
dalam kertas saring yaitu ion – ion Ca+, Mg2+, Fe3+, Cu2+
(Basset, 1994).
15. 7. Kesimpulan
Kromatografi kertas adalah proses pemisahan suatu
sampel dari komponen – komponen penyusunnya,
dengan menggunakan kertas sebagai fase diam dan
cairan pelarut sebagai fase bergerak.
Dari percobaan kromatografi kertas tersebut kami
menyimpulkan jika sampel yang memiliki warna lebih
gelap terdiri dari banyak komponen. Seperti halnya
wana hijau tua yang terdiri dari warna ungu, ungu
pudar, merah muda pudar, merah muda, kuning pudar,
dan kuning. Sedangkan pada warna yang cenderung
lebih terang hanya tersusun oleh paling banyaknya 3
warna penyusun.