1. Managemnt Control System
Kelas :A
Dosen : Drs. Djoko Suhardjanto, M. Com (Hons),
Ph.D, Ak
TRANSFER PRICING
(Penentuan Harga Transfer)
Chapter 6
Oleh:
1. Fathurrahman P
F0309019
2. Taurista Mega SP
F0309089
2. Transfer Pricing
Organisasi Desentralisasi
Modern
Merancang suatu metode akuntansi
yang memuaskan untuk transfer
barang dan jasa dari pusat laba
yang satu ke pusat laba yang lain
dalam perusahaan yang memiliki
jumlah transaksi dalam jumlah yang
signifikan.
3. Tujuan Penentuan Harga
Transfer
Memberikan informasi yang relevan kepada masing-
masing unit usaha untuk menentukan imbal balik (trade-
off) yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita,
dalam arti, sistem harus dirancang sedemikian rupa
sehingga keputusan yan meningkatkan laba unit bisnis
juga akan meningkatkan laba perusahaan.
Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha
individual.
Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
4. Metode Penentuan Harga
Transfer
Prinsip Dasar
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya
serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya
produk tersebut dijaul ke konsumen luar atau dibeli dari
pemasok luar.
Ketika suatu pusat laba di suatu perusahaan membeli produk
dari, dan menjual ke, satu sama lain, maka dua keputusan
yang harus diambil untuk setiap produk adalah:
1. Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut
atau membelinya dari pemasok luar? Hal ini merupakan
keputusan sourcing.
2. Jika diproduksi secara internal, pada tingkat harga berapakah
produk tersebut akan ditransfer antar pusat laba? Hal ini
merupakan keputusan harga transfer.
5. Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan
menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi-
kondisi di bawah ini ada.
1. Orang-orang yang kompeten
2. Atmosfer yang baik
3. Harga pasar
4. Kebebasan memperoleh sumber daya
5. Informasi penuh
6. Negoisasi
6. Hambatan-hambatan dalam
Perolehan Sumber Daya
Dalam kehidupan nyata, kebebasan dalam perolehan
sumber daya tidak selalu mungkin dilakukan atau, jika
hal itu mungkin, dibatasi oleh kebijakan-kebijakan
korporate.
1. Pasar Terbatas
2. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas
Produksi
7. Pasar Terbatas
1. Keadaan kapasitas internal mungkin membatasi
pengembangan penjualan eksternal.
2. Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal
dari produk yang terdiferensiasi, tidak ada sumber daya
dari luar.
3. Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang
besar, maka perusahaan cenderung tidak akan
menggunakan sumber daya dari luar
Dalam kasus pasar terbatas, harga transfer yang paling
memenuhi persyaratan sistem pusat laba adalah harga
kompetif. Harga kompetitif mengukur kontribusi dari setiap
pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.
BACK
8. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas
Produksi
Jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke
pasar bebas, dengan kata lain, pusat laba tersebut memiliki
kapasitas yang berlebih. Perusahaan mungkin tidak akan
mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli
produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi di
dalam masih memadai.
Sebaliknya, andaikan jika pusat laba pembelian tidak dapat
memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat
laba penjualan menjual produknya ke pihak luar. Situasi tersebut
terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam
industri.
Meskipun ada hambatan dalam proses perolehan sumber
daya, harga pasar tetap merupakan harga transfer yang
baik. Jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan
maka gunakanlah itu. Jika tidak ada cara memperkirakan
untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya
adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya
(cost-based transfer price).
9. Harga Transfer Berdasarkan
Biaya
Dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer
berdasarkan biaya adalah:
1. Bagaimana menentukan besarnya biaya?
2. Bagaimana menghitung markup laba?
Dasar Biaya
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya aktual tidak boleh
digunakan karena faktor inefisiensi produksi akan diteruskan ke
pusat laba pembelian.
Markup Laba
Dasar yang paling mudah dan umum digunakan adalah
persentase dari biaya. Dasar yang secara konsep lebih baik
adalah persentase dari investasi
10. Biaya Tetap dan Laba Hulu
Penetapan harga transfer dapat menimbulkan
permasalahan yang cukup serius dalam perusahaan
yang terintegrasi. Pusat laba yang pada akhirnya
menjual produk ke pihak luar mungkin tidak
menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu
yang terkandung di dalam harga pembelian internal.
Metode-metode yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara :
1. Persetujuan Antarunit Usaha
2. Dua Langkah Penentuan Harga
3. Pembagian Laba
4. Dua Kelompo Harga
11. 1. Persetujuan Antarunit Usaha
Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal
dimana wakil-wakil dari unit pembelian dan penjualan
bertemu secara berkala untuk memutuskan harga
penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk produk-
produk dengan biaya tetap dan laba bagian hulu yang
signifikan. Mekanisme ini akan bekerja bila proses
peninjauannya terbatas pada keputusan-keputusan yang
melibatkan jumlah bisnis yang signifikan bagi paling tidak
satu pusat laba, sebab bila tidak demikian halnya,
negosiasi ini akan sia-sia.
2. Dua Langkah Penentuan Harga
Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
membuat harga transfer yang meliputi dua beban.
Pertama, untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya
dilakukan dengan jumlah yang sama dengan biaya
variabel standar produksi. Kedua, pembebanan biaya
berkala (biasanya setiap bulan) dilakukan dalam jumlah
yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan
12. 3. Pembagian Laba
Jika sistem penentuan harga dua langkah tidak
dapat dilakukan, maka sistem pembagian laba
dapat digunakan untuk memastikan keselarasan
antara kepentingan unit usaha dan perusahaan.
Sistem tersebut beroperasi dengan cara sebagai
berikut:
Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya
variabel standar.
Setelah produk tersebut terjual, unit-unit usaha membagi
kontribusi yang dihasilkan, yang merupakan harga
penjualan dikurangi biaya variabel produksi dan pemasaran
13. 4. Dua kelompok harga
Dalam metode ini, divisi produksi yang menjual
produknya ke divisi pembeli di kredit sebesar
harga jual ke konsumen (pihak ekstern),
sedangkan divisi pembeli yang membeli produk
dari divisi penjual di debit sebesar biaya variabel
standar penuh. Selisih antara harga jual dan
biaya standar penuh dibebankan ke rekening
kantor pusat, dan akan dieliminasi pada saat
penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
14. Penentuan Harga Jasa
Korporat
Masalah yang berkaitan dengan pembebanan
unit usaha atas jasa-jasa yang disediakan oleh
unit staf korporat:Jika seluruh biaya dibebankan,
maka semua biaya tersebut akan dialokasikan,
dan alokasi tidak memasukkan komponen laba.
Alokasi juga bukan merupakan harga transfer.
Terdapat dua jenis transfer;
Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit
penerima dimana unit penerima dapat
mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak
secara parsial.
Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit
15. Pengendalian atas Jumlah
Jasa
Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan
efisiensi kinerja dari kegiatan jasa-jasa unit usaha,
namun ia dapat mengendalikan jumlah jasa yang
diterimanya.
Tiga teori pemikiran mengenai jasa-jasa:
1. Suatu unit usaha harus membayar biaya variable
standar dari jasa yang diberikan.
2. Suatu unit usaha harus membayar harga yang
sama dengan biaya variable standard ditambah
bagian yang wajar dan biaya tetap standard (biaya
penuh/fullcost).
3. Suatu unit usaha harus membayar harga yang
sama dengan harga pasar, atau biaya penuh
16. Pilihan Penggunaan Jasa
Pihak manajemen mungkin memutuskan bahwa unit
usaha dapat memilih apakah menggunakan jasa
sentral atau tidak. Unit usaha dapat memperoleh jasa
tersebut dari pihak luar, mengembangkan
kemampuan mereka atu memilih untuk tidak
menggunakan jasa ini sama sekali.
Kesederhanaan dari Mekanisme
Harga
Harga yang dibebankan kepada jasa korporat tidak
akan mencapai tujuan yang dimaksudkan, kecuali jika
metode untuk menghitungnya dapat dimengerti
dan dipahami dengan cukup mudah oleh para
manajer unit usaha.
17. Administrasi Harga Transfer
Negosiasi
Di sebagian besar perusahaan, unit-unit
bisnisnya menegosiasikan harga transfer dengan
unit yang lain. Unit bisnis harus mengetahui
aturan dasar pelaksanaan negosiasi harga
transfer.
Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Jika unit bisnis tidak mampu menyetujui suatu
tingkat harga, maka prosedur penyelesaian
konflik dalam penentuan harga transfer
seharusnya diterapkan. Misalnya, tanggung
jawab penyelesaian konflik diserahkan kepada
seorang eksekutif tunggal yang berbicara kepada
manajer unit bisnis yang terlibat dan kemudian
mengumumkan (memutuskan) harga transfer.
18. Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses
penyelesaian konflik yang digunakan juga
mempengaruhi efektifitas suatu sistem harga
transfer. Cara untuk menyelesaikan konflik,
antara lain :
Forcing (memaksa)
Smoothing (membujuk)
Bargaining (menawarkan)
Problem solving (menyelesaikan masalah)
19. Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan
peraturan penentuan harga transfer tergantung pada
banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan
ketersediaan pasar serta harga pasar.
Beberapa perusahaan membagi produknya ke dalam dua
kelas:
Kelas I, meliputi seluruh produk untuk manajemen senior
ingin mengendalikan perolehan sumber daya. Cirinya: volume
besar, sumber internal dan pengendalian manajemen senior
bertujuan menjaga kualitas. Perolehan sumber daya dari jenis
ini dapat diubah hanya dengan izin manajemen senior.
Kelas II, seluruh produk lainnya yang ditransfer pada harga
pasar. Cirinya: dapat diproduksi pihak luar, volume relative
kecil dan diproduksi dengan peralatan umum (general
purpose equipment). Perolehan sumber daya ditentukan oleh
unit-unit usaha yang terlibat baik dari dalam atau luar