Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip ibadah dan syariah dalam Islam. Ringkasannya adalah: Prinsip-prinsip ibadah meliputi ikhlas, melaksanakan ibadah sesuai tuntunan Allah dan Rasul, serta memelihara keseimbangan. Tujuan syariat Islam adalah memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Sumber syariat berasal dari Al-Quran, sunnah, ijmak, dan qiyas.
4. 1. Pengertian ibadah
ibadah secara bahasa adalah ketaatan
, penghambaan , dan penyembahan .
dalam pengertian istilah , ibadah adalah
segala sesuatu yang diridloi Allah SWT , baik
niat , perkataan , perbuatan , yang lahir dan
batin serta membebaskan diri dari segala hal
yang bertentangan dan menyalahinya .
Back
5. 2 . Sumber dan dasar ibadah
•
Dasar Hukum
Banyak sekali ayat al-Qur'an yang berbicara tentang perintah beribadah, di
antaranya :
Al – bayyinah , ayat 5
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus.”
Al-Qur’an Surat Az-Zariyat : 56 :
—“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (56)”
Back
6. 3. Tujuan ibadah
a) . Taat kepada Allah SWT
b) . Berbudi luhur
Back
!
C) . SELALU MENJAGA
KESUCIAN DIRI
d) . Menghindari sifat munafik
7. a) . Taat kepada Allah SWT.
umat islam harus menunjukkan sikap atau
kepribadian yang mencerminkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT . Segala
perbuatan umat islam diketahui oleh Allah
SWT . Dan harus berdasarkan pada ajaran
yang benar secara syara’.
Back
8. b) . Berbudi luhur .
setiap umat islam diperintahkan
berperilaku terpuji (memiliki kepribadian yang
luhur ) .disamping berperilaku yang membawa
manfaat kepada diri sendiri dan orang lain
, seorang muslim berhak menegur dan
menasehati orang – orang yang melanggar
ajaran islam , seperti memaki – maki
, menghujat ,sombong , dll.
Back !
9. C) . Selalu menjaga kesucian diri .
agar senantiasa ingat (beribadah) kepada
Allah SWT , kita hendaknya menjagakesucian
diri dari kotoran , baik hadas kecil maupun
hadas besar . Salah satu bentuk menjaga
kesucian diri adalah berwudlu pada setiap
saat kita melakukan aktivitas apapun .
Back !
10. d) . Menghindari sikap munafik .
Allah SWT memerintahkan kepada umat
islam untuk menunaikan amanah kepada
orang yang berhak menerimanya . Tidak
disampaikannya amanah yang dititipkan
, berarti termasuk orang yang munafik . Dan
orang yang munafik adalah orang yang suka
(selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai
dengan perbuatannya.
Back !
11. 4 . Prinsip – prinsip ibadah
a . Ihlas
b . Ibadah sesuai dengan tuntunan
Allah swt dan rasul –nya
C . Memelihara keseimbangan
dalam beribadah .
Back
12. a . Ikhlas
ikhlas merupakan niat hati yang murni dan
suci hanya untuk memperoleh keridaan Allah
SWT semata .
hanya ibadah yang disertai hati yang ikhlas
yang diterima Allah SWT.
Back
13. b . Ibadah sesuai dengan tuntunan
Allah dan rasulnya .
ibadah seseorang hamba Allah sudah
ditetapkan tuntunannya dan dia harus
menunaikan sesuai dengan cara – cara yang
telah ditetapkan syara’ . Manusia tidak berhak
mengurangi atau menambahnya .
Back
14. c . Memelihara keseimbangan dalam
beribadah
islam memberikan pedoman kepada
manusia dalam mengarungi kehidupan dan
menjamin kesejahteraan di dunia dan akhirat ,
jasmani dan rohani . Peribadatan yang
dilakukan tidak boleh melupakan pekerjaan
hidup dan tanggung jawab sebagai insan di
dunia .
Back
15. 5 . Macam – macam ibadah
a. Ibadah
mahdlah
b. Ibadah
ghairu
mahhdlah
Back
16. a . Ibadah mahdlah
Artinya ibadah khusus berupa
perbuatan yang menghubungkan al-aabid
dengan al-ma'bud dengan aturan yang sudah
diatur oleh Allah dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW.Contohnya shalat, zakat, puasa
dan ibadah manasik haji.
Back
17. b . Ghairu mahdlah
Artinya ibadah yang tidak diatur secara
khusus oleh Allah dan Rasulullah sehingga
berbentuk umum, berupa hubungan manusia
dengan manusia, manusia dengan alam dan
lingkungan. Contohnya gotong royong,
menolong orang, menjaga lingkungan dan
sebagainya.
Back
Next
18. PRINSIP – PRINSIP IBADAH DAN
SYARIAH DALAM ISLAM
B . Syariah
3. Tujuan (maqashid)
syari’at islam.
.
1. Pengertian
2. Prinsip – prinsip syati’at
4. Perilaku orang yang berpegang
pada prinsip – prinsip ibadah dan
tujuan syari’at
5. Sumber dan dasar syariah
19. 1. Pengertian syari’at
Syariat secara harfiah mengandung
pengertian jalan menuju tempat keluarnya air
minum atau jalan lurus yang harus diikuti.
Sedangkan menurut istilah berarti hokumhukum atau aturan-aturan Allah yang
ditetapkan untuk diikuti.
Back
20. 2. Prinsip –prinsip syari’at
•
•
•
•
•
Dalam menjalankan syariat, ada beberapa
rambu-rambu yang dijadikan pedoman
pelaksanaan yang disebut prinsip atau pegangan.
Di antaranya adalah:
a.
Tidak memberatkan.
b. Menyedikitkan beban.
c.
Penetapan hukumnya secara bertahap.
d. Memperhatikan kemaslahatan umat.
e.
Keadilan yang merata.
Back
21. 3. Tujuan (maqashid) syari’at islam.
Penerapakan syari’at islam agar tidak keluar dari sasaran, maka perlu diarahkan maqashid syari’at islam. Di
antaranya adalah :
a.
Memelihara agama (hifzhul-din).
Maksudnya adalah setiap induvidu berkewajiban untuk menjaga dan memelihara tegaknya syari’at agama islam.
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama)
Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (Q.S. Ali
Imran, 3:112).
•
Back
NEXT
22. 3. Tujuan (maqashid) syari’at islam.
b.
Memelihara jiwa (hifzhul-nafs).
Maksudnya setiap induvidu berkewajiban untuk menjaga dirinya (jiwa).
Bahwa setiap jiwa ada ajalnya, barangsiapa yang merebut jiwa
seseorang, berarti ia sudah merebut hak Sang Pemilik (Q.S. AlMujadalah, 63:11).
c.
Memelihara akal (hifzhul-aql).
Maksudnya setiap induvidu berkewajiban menjaga akalnya, karena ia
sebagai syarat dalam taklif syar’iy. Jika tidak ada, maka ia tidak termasuk
golongan yang ditaklif.
Dengan akal mereka mampu membedakan mana yang baik dan buruk, mana
yang hak dari yang batil.
“Pena akan diangkat dari 3 golongan: anak kecil hingga dewasa (baligh), orang
gila sampai sadarkan, dan orang yang tidur sampai ia bangun.”
Back
NEXT
23. 3. Tujuan (maqashid) syari’at islam.
d. Memelihara keturuan (hifzhul-nasl).
Yakni kewajiban menjaga keturunan yang baik. Karena kekuatan
islam dapat terwujud mulai dari pendidikan keluarga, lalu masyarakat
dari lingkup terkecil sampai terbesar.
Firman Allah QS. Al Baqarah: 180:
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan
(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang
banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan karib kerabatnya secara
ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
(180)”
e.
Memelihara harta (hifzhul-mal).
Maksudnya bahwa harta merupakan bagian yang integral
dengan pentaklifan syari’at. Harta merupakan kebutuhan manusia
yang tidak akan pernah putus selama roda bumi ini berputar (Q.S. Ali
Imra, 3:14).
Back
24. 4.Perilaku orang yang berpegang pada
prinsip-prinsip ibadah dan tujuan syari’at
• a. Taat menjalankan ibadah mahdhah dan
ghairu mahdhah
• b. Berbudi luhur dan berperangai terpuji
• c. Selalu menjaga kesucian diri, baik lahir
maupun batin
• d. Tidak bersikap munafik
Back
25. 5 . Sumber dan dasar syariah
Al Qur’an
adalah firman Allah SWT yang berbahasa arab yang diturunkan kepada
nabi muhammad SAW , untuk dipahami dan selalu diingat .
sunnah
adalah segala hal yang datang dari nabi muhammad SAW , baik
berupa ucapan , perbuatan , ketetapan , dan cita-cita nabi SAW.
ijmak
adalah kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin dalam
suatu masa setelah wafat Rasul SAW atas hukum syara yang tidak
ditemukan dasar hukumnya dalam Al Qur’an dan hadis .
Qiyas
adalah menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
ada dasar nashnya .
Back
Next
26. a. Pengertian zakat
b. Dasar hukum
c. Pengertian zakat
fitrah
d. Syarat Wajib Zakat
Fithrah
e. Waktu Membayar
Zakat Fithrah
f. Mustahiq Zakat
Fithrah
27. a) Pengertian zakat
Kata zakat berasal dari bahasa arab
"zakaah" yang artinya menurut bahasa
tumbuh atau suci. Pengertian zakat menurut
syara' ialah kegiatan mengeluarkan sebagian
harta tertetu kemudian diberikan kepada yang
berhak menerimanya dengan beberapa syarat.
28. b) Dasar hukum
• . Al-Baqarah : 267 :
• Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu
kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan
mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji.(Q.S. Al-Baqarah:267)
NEXT
29. b) Dasar hukum
• Q.S. At-Taubah[9] ayat 103:
• “Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka,dengan zakat itu kamu membersihkan
dan menyucikan mereka,dan berdoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”*2]
BACK TO
MENU
30. c. Pengertian zakat fitrah
Menurut bahasa, zakat fithrah
artinya zakat yang dikeluarkan pada hari raya
Idul fithri, sedangkan pengertian menurut
syari'at Islam adalah zakat yang diwajibkan
bagi setiap muslim, laki-laki maupun
perempuan, besar maupun kecil, yang
memiliki kelebihan bagi keperluan dirinya dan
keluarganya di hari raya Idul Fithri.
BACK TO
MENU
31. d) Syarat wajib zakat fitrah
Islam.
Baligh
Berakal
Merdeka
Milik sendiri
Mencukupi satu nishab sesuai dengan jenis
yang akan dikeluarkan zakatnya.
BACK TO
MENU
32. e) Waktu membayar zakat fitrah
Zakat fithrah ini boleh dibayarkan sejak awal bulan
Ramadhan secara ta'jil (sengan lebih cepat) sampai
dengan hari idul Fithri sebelum shalat. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa waktu pembayaran zakat
fithrah :
• Waktu yang diperbolehkan yaitu mulai dari awal bulan
Ramadhan sampai penghabisan bulan Ramadhan.
• Waktu wajib, yaitu semenjak terbenam matahari pada
akhir bulan Ramadhan.
• Waktu yang afdhal, yaitu waktu sesudah shalat shubuh
dan sebelum shalat Idul Fithri.
BACK TO
MENU
33. f) Mustahiq zakat fitrah
Mustahiq zakat fithrah artinya orang-orang yang
berhak menerima zakat fithrah. Orang-orang yang
berhak menerima zakat fithrah menurut pendapat
yang kuat adalah golongan fakir miskin. Hal ini sesuai
dengan hadits Rasullullah SAW, yaitu :
"Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fithrah untuk
membersihkan diri orang-orang yang berpuasa dari
perbuatan yang tidak berguna dan pada perkataan
yang kotor serta untuk memberi makan kepada orangorang miskin." (HR. Abu Dawud).
KE MENU
UTAMA
34. BAB 3. HAJI DAN UMRAH
A. PENGERTIAN HAJI
B. SEJARAH HAJI
C. DASAR
PELAKSANAAN HAJI
F. WAJIB HAJI
E. RUKUN HAJI
D. SYARAT HAJI
G. SUNNAH HAJI
H. MIQAT HAJI
I. UMRAH
L. HIKMAH IBADAH
HAJI DAN UMROH
K. LARANGAN HAJI
J. PELAKSANAAN HAJI
DAN UMRAH
M. DAM
35. A. Pengertian Ibadah Haji
1. Secara bahasa (lughah) mempunyai arti qasad
,yakni menuju ke suatu tujuan , maksud , dan
menyengaja .
2. Menurut syara' (istilah) ialah berkunjung ke
Baitullah (Ka'bah) pada waktu dan tempat – tempat
tertentu untuk melaksanakan amalan – amalan
ibadah yang telah ditentukan syariat islam .
BACK
36. B. SEJARAH HAJI
haji pertama kali disyariatkan oleh Allah pada masa nabi
Ibrahim AS , dan ia adalah nabi yang dipercaya oleh Allah untuk
membangun ka’bah bersama dengan anknya ismail di mekah .
Setelah selesai membangun ka’bah nabi Ibrahim dan nabi Ismail
datang ke mekah untuk melakukan ibadah haji setiap tahun ,
namun, secara bertahap dengan berlalunya waktu , baik bentuk dan
tujuan ritual haji berubah sebagai penyembahan berhala yang
tersebar diseluruh arabiah .
Keadaan menyedihkan itu berlangsung selama kurang lebih
2000 tahun , akhirnya datanglah agama islam yang membawa
penerang bagi seluru manusia , dan seorang nabi sekaligus rasul
yang diutus oleh Allah SWT , beliau adalah nabi Muhammad SAW ,
nabi yang terakhir . Nabi Muhammad menyebarkan pesan tauhid ,
pesan yang sama bahwa nabi Ibrahim dan semua nabi
pendahulunya datang dengan membawa dan mendirikan hukum
Allah di muka bumi .
BACK
37. C. DASAR PELAKSANAAN HAJI
Sebagai salah satu Rukun Islam, kewajiban haji diisyaratkan melalui firmanNya:
a. QS. Ali Imran: 97
•
“…….mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi)
orang
yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah [QS. Ali Imran: 97].
b. QS. Al Hajj: 27
•
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus,
yang
datang dari segenap penjuru yang jauh,”.
BACK
38. BACK
D. Syarat-Syarat Haji
1. Wajib beragama Islam, baik laki-laki maupun perempuan yang baligh, berakal sehat
(mukallaf).
2. Merdeka, bukan hamba sahaya.
3. Istitha'ah dalam pengertian: mampu secara materiil (biaya dirinya dan keluarga yang
ditinggal), mampu secara
fisik dan memiliki pengetahuan tentang manasik haji, dan informasi tentang Arab Saudi.
4. Dilaksanakan pada waktunya.
5. Khusus bagi perempuan harus disertai suami atau mahramnya atau orang lain yang
dapat diberi amanah.
6. Wajib sekali hanya seumur hidup. Sabda Rasulullah Saw:
Artinya : "Wahai manusia diwajibkan ibadah haji kepadamu, maka berhajilah salah seorang
sahabat bertanya : "Apakah
tiap-tiap tahun ya Rasulullah ? " "Kalau saya jawab ya, sudah tentu menjadi wajib tiap-tiap
tahun, padahal tidak akan
mampu melaksanakannya, (karena itu) biarkanlah apa saja yang saya tinggalkan
(maksudnya jangan ditanya, boleh jadi
jawabannya memberatkanmu). " (HR. Ahmad dan Muslim)
39. NEXT
BACK
E. RUKUN HAJI
A. Ihram
1) Ketentuannya sebagai berikut:
2) Niat melakukan ibadah haji
a) Memakai pakaian ihram, terdiri dari:
b) Bagi pria, terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak berjahit, selembar untuk
sarung, selembar untukselendang.
c) Bagi wanita, pakaian untuk menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
3) Sebelum ihram disunatkan untuk mandi, memakai parfum, bercukur, menyisir rambut
dan
memotong kuku.
4) Selama ihram dilarang:
a) Bagi pria memakai pakaian yang berjahit, sepatu yang menutupi mata kaki dan
penutup kepala
yang melekat.
b) Bagi wanita menutup muka atau memakai sarung tangan.
c) Dan bagi pria dan wanita dilarang:
(1) Memakai parfum, bercukur, memotong kuku, mencabut bulu badan,
memotong dan mencabut pohon, berburu atau mengganggu binatang, serta
bercumbu atau bersetubuh.
(2) Nikah, menikahkan, melamar atau meminang.
40. B. Wukuf
Yaitu tinggal di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
dimulai waktu dzuhur (tergelincirnya matahari)
sampai terbitnya fajar tanggal 10 Dzulhijjah.
Kegiatan-kegiatan selama di Arafah:
1) Mendengarkan khutbah haj i.
2) Sholat berjama'ah dengan jama' taqdim bagi
shalat dzuhur dan `ashar.
3) Berdo'a dan berzikir terutama
waktuwukufantara dzuhur sampai maghrib tanggal9
Dzulhijjah.
BACK
NEXT
41. c. Thawaf
Yaitu mengelilingi ka'bah tujuh kali dengan tata cara dan doa tertentu. Adapun hal-hal yang
harus
Dilakukan adalah:
1) Menutup aurat.
2) Suci dari hadats besar dan kecil.
3) Ka'bah hendaknya di sebelah kiri orang thawaf, sebagaimana hadits: "Dari
Jabir, bahwasanya Nabi sesampai di Mekah, beliau mendekat di Hajar Aswad terus
mengusapnya, kemudian berjalan di sebelah kanan, berjalan cepat tiga kali keliling dan
empat kali berjalan biasa" (HR Muslim dan Nasa'i).
4) Thawaf dimulai dan Hajar Aswad.
5) Thawaf sebanyak tujuh kali.
6) Pelaksanaan thawaf jangan sampai keluar dari lingkungan masjid (artinya di dalam masjid)
(QS.Al Hajj: 29).
Menurut jenisnya thawaf terbagi menjadi enam :
1) Thawaf Qudum (thawaf ketika baru sampai) sebagai pengganti sholat tahiyyatul masjid.
2) Thawaf Ifadhah (thawaf yang menjadi rukun haji).
3) Thawaf wada' (thawaf yang dikerjakan karena meninggalkan Makkah).
4) Thawaf Tahallul (mengharamkan dari yang haram karena ihram).
5) Thawaf Nadzar (thawaf karena nadzar).
6) Thawaf Sunnah (tathawwu = sunnah).
BACK
NEXT
42. BACK
NEXT
Tata cara pelaksanaan thawaf
Karena thawaf dilaksanakan tujuh kali berkeliling, maka Rasulullah
mengajarkan doa-doa yang harus dibaca jamaah haji dari putaran
pertama sampai putaran ketujuh. Doa yang diajarkan oleh Rasulullah
Saw sebagai berikut :
1) Mula-mula membaca "Bismillahi wallahu akbar" sambil memberi
hormat dengan tangan ke arah Hajar Aswad bahkan kalau bisa, lebih
baik menciumnya.
2) Selesai melakukan thawaf, hendaklah ke Multazam suatu tempat
yang mustajab untuk berdoa (antara pintu Ka'bah dan Hajar Aswad).
3) Kemudian dilanjutkan dengan shalat sunnah dua rakaat di Maqam
Ibrahim.
4) Sesudah itu pergi ke sumur Zam-zam untuk meminum airnya.
43. D. Sa'i
Yaitu berjalan atau berlari-lari kecil yang dimulai
dari bukit Safa sampai Marwah sebanyak tujuh kali.
Syarat-syarat Sa'i :
1) Sa'i dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di
Marwah sebagaimana Sabda Rasulullah : Artinya:
"Dari Jabir, Rasu:ullah Saw bersabda : Hendaklah
kamu memulai Sa'i sebagaimana yang difirmankan
Allah di dalam Al Qur'an." (HR. Nasa'i)
2) Hendaklah Sa'i dilaksanakan tujuh kali
3) Waktu Sa'i sesudah thawaf
BACK
NEXT
44. BACK
NEXT
Cara pelaksanaan Sa' i
1) Selesai thawafkeluardari Masjidil Haram melalui tangga menuju pintu
Babus Shafa.
2) Mendekati bukit shafa disunnahkan membaca doa :
•
Setelah itu angkat kedua tangan sampai kedua belah ketiak terbuka sambil
menghadap Ka'bah disertai bacaan doa yang dibaca sebanyak tiga kali
3) Mulai Sa'i tatkala melewati dua pilar berwarna hijau bag] laki-laki berlari kecil,
sedangkan wanita cukup berjalan biasa sambil berdoa:
"Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, maafkanlah, muliakanlah, serta hapuskanlah
apa-apa yang engkau ketahui dari doa kami (karena) sesungguhnya Engkau Mafia
Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak ketahui. Sesungguhnya Engkau ya
Allah, Maha Tinggi dan Maha Mulia."
4) Mendekati bukit Marwah, doa yang dibaca sama dengan doa mendekati bukit
Shafa.
45. E. Tahallul
Yaitu menjadi halalnya sesuatu yang diharamkan
karena ihram. Tahallul dilakukan dengan dua cara,
laki-laki boleh memilih salah satu, yaitu :
1) Taqshir adalah mengambil beberapa helai
rambut lalu dipotong atau digunting.
2) Tahliq adalah dicukur gundul mulai dari sebelah
kanan lalu sebelah kiri. Sedangkan wanita hanya
melakukan taqshir.
F. Tertib (melakukan perbuatan sesuai dengan
urutan-urutannya / mendahulukan yang harusnya awal
dan mengakhirkan yang kemudian)
BACK
46. BACK
F. WAJIB HAJI
Wajib haji ada lima, yaitu :
a. Ihram dari Miqat, yang berarti harus pula meninggalkan larangan Ihram.
b. Bermalam di Muzdalifah, artinya bermalam/berhenti sejenak di
Muzdalifah setelah tengah malam pada tangal 10 Dzulhijjah, dimanfaatkan
mengambil batu kerikil untuk melontar jumrah sebanyak 7 biji atau lebih.
c. Bermalam di Mina, artinya tinggal beberapa saat di Mina pada malam
Tasyrik.
d. Melontar Jumrah, artinya melontar Jumrah di Mina pada tanggal 10,
11,12, 13, Dzulhijjah.
e. Thawaf Wada', thawaf ini dilakukan tatkala jama'ah haji akan
meninggalkan Makkah untuk pulang ke negara masing-masing. Dengan
demikian thawaf ini dikerjakan setelah menyelesaikan rukun haji dan wajib
haji yang lain.
47. BACK
G. SUNNAH HAJI
a. Membaca talbiyah dengan suara nyaring bagi laki-laki dan lemah
lembut bagi wanita, waktunya sejak ihram sampai saat melempar
jumrah aqobah pada hari raya Qurban. Adapun lafadznya :
.
•
Artinya : "Aku penuhi panggilanmu ya Allah, aku penuhi dan tak ada
sekutu bagi-Mu, dan aku taat kepada-Mu, sesungguhnya pujian,
karunia dan kerajaan itu milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, "
b. Membaca shalawat Nabi
c. Melaksanakan thawaf qudum, disebut juga thawaf tahiyyah,
karena thawaf ini merupakan tllawaf penghormatan bagi ka'bah
d.Masuk ke Baitullah dari Hijr Ismail.
48. H. MIQAT HAJI
Miqat adalah batas bagi dimulai
nya ibadah haji . Apabila melinta
si miqat , seseorang yang melaku
kan haji harus mengenakan pakai
an ihram dan berniat untuk haji .
BACK
1. MIQAT ZAMANI
2. MIQAT
MAKANI
49. 1. MIQAT ZAMANI
Adalah batasan – batasan waktu dimana
dilakukan ibadah haji , batasan – batasan
waktu itu adalah bulan – bulan haji ( syawal ,
dzul qa’dah , dan 10 hari pertama di bulan
dzul hijjah )
BACK
50. BACK to menu
2. MIQAT MAKANI
Next
Adalah tempat-tempat yang telah ditentukan dalam
syariat , untuk memulai niat ihram haji dan umrah .
a. Dzul hulaifah
(sekarang dinamakan Bir Ali ) adalah miqat bagi
penduduk kota madinah dan yang datang melalui rute
mereka. Jaraknya dengan kota makkah sekitar 420 km
b. Juhfah
adalah miqat penduduk saudi arabia bagian utara
dan negara-negara afrika utara dan barat , serta
penduduk negri Syam (lebanon , yordania , Syiria , dan
Palestina ). Jaraknya dengan kota makkah kurang lebih
208 km.
51. 2. MIQAT MAKANI
Next
c. Qarnul manazil
(sekarang dinamakan assail), yang berjarak
kurang lebih 78 km dari makkah , atau wadi muhrim
(bagian atas qarnul munazil) yang berjarak kurang
lebih 75 km dari kota makkah . Tempat ini
merupakan miqat penduduk najd dan yang
setelahnya dari negara – negara teluk , irak (bagi
yang melewatinya), iran, penduduk bagian selatan
saudi arabia yang berada di seputaran pegunungan
sarat .
52. 2. MIQAT MAKANI
d. Yalamlam
(sekarang dinamakan Assakdiyah), yang berjarak
kurang lebih 120 km dari kota makkah (bila diukur
lewat jalur selatan Tihamah ). Ini adalah miqat
penduduk negara yaman , indonesia , malaysia , dan
sekitarnya
e. Dzatu Irqin
(sekarang dinamakan adhdharibah), yang berjarak
kurang lebih 100 km dari kota makkah . Ini adalah
miqat penduduk negri irak (kufah dan bashrah) dan
penduduk negara-negara yang melewatinya
BACK
53. BACK
I. UMROH
Pengertian umrah secara bahasa artinya berkunjung. Sedangkan secara
istilah adalah berkunjung ke Ka'bah dengan melaksanakan ketentuanketentuan yang berkaitan dengan umrah dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah.
Umrah disebut juga haji kecil, karena beberapa ketentuannya hampir
sama dengan haji misalnya syarat-syarat, rukun atau larangannya.
Apalagi perintah umrah disejajarkan dengan perintah haji (QS. Al
Baqarah: 196), tetapi pelaksanaan umrah lebih sederhana daripada
haji.
Sabda Rasulullah Saw:
"Diriwayatkan dan Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda: "
Umrah satu ke umrah lain dapat menghapus dosa antara keduanya. Dan
takada pahala lain bagi haji mabrur kecuali surga. " (Muttafaq `alaih).
54. J. PELAKSANAAN HAJI DAN UMROH
1. Ifrad:Mengerjakan haji terlebih dahulu,
setelah selesai baru megerjakan umrah
2. Tamattu: Mengerjakan umrah terlebih
dahulu, setelah selesai baru megerjakan haji
3. Qiran : Mengerjakan haji dan umrah sekaligus
BACK
55. K. LARANGAN HAJI
Memakan daging binatang buruan
Membunuh binatang buruan
Mencukur atau mencabut rambut
Memotong kuku
Melakukan akad nikah
Memakai wangi-wangian
Bertengkar dengan orang lain
Melakukan perbuatan tercela dan maksiat
BACK
56. BACK
L. HIKMAH IBADAH HAJI DAN UMROH
1. Mendapat ampurian dosa bila hajinya diterima oleh Allah Swt, suci
bersih laksana bayi yang baru lahir.
2. Mempertebal dan memperkuat iman dan taqwa pada Allah Swt,
karena dalam ibadah tersebut diliputi rasa khusyu', harus kuat fisik dan
mental, juga merupakan ibadah yang berani, memerlukan. biaya yang
besar,dan membutuhkan ketabahan, kesabaran, keuletan dalam
menghadapi godaan dan rintangan.
3. Mempererat ukhuwah Islamiyah arrtara umat Islam dari berbagai
penjuru dunia.
4. Mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, bukit Shafa dan
Marwa, sumur Zam-zam, kota Makkah, Madinah, Arafah dan
sebagainya.
5. Menjadi Forum muktamar akbar bagi umat Islam seluruh dunia sekali
dalam setahun.
57. NEXT
BACK
M. DAM
Yaitu denda yang dikeluarkan karena meninggalkan wajib haji atau mengerjakan haji dengan
cara Tamattu' dan Qiran, atau melakukan larangan Ihram. Ketentuan dam sebagai berikut:
1. Bila larangan pada ihram yang dilakukan kecuali bersetubuh, berburu atau membunuh
binatang, mencabut atau memotong pepohonan serta aqad nikah, maka damnya adalah:
menyembelihkan seekor kambing atau bersedekah kepada 6 orang miskin (2 mud = 11/5 kg)
atau
berpuasa 3 hari.
2. Suami isteri bersetubuh, damnya adalah:
Menyembelih seekor unta atau
Menyembelih seekor sapi atau
Menyembelih tujuh ekor kambing
Memberi makan fakir miskin di tanah haram senilai harga seekor unta.
Bila dilakukan sebelum tahallul awal maka wajib membayar dam dan hajinya batal. Dan bila
dilakukan sesudah Tahallul awal maka wajib membayar dam dan hajinya sah.
58. 3. Jamaah haji yang melakukan haji Tamattu' Qiran maka damnya sebagai
berikut :
Menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban atau sepertujuh
unta/sapi.
Bila tak sanggup harus berpuasa 10 hari ; 3 hari sewaktu ihram paling
lambat sampai hari raya haji dan 7 hari sisanya dilaksanakan di tanah air.
4. Aqad nikah di waktu ihram, sangsinya tidak membayar dam, tapi nikahnya
tidak sah (batal)
5. Berburu atau membunuh binatang atau mencabut/memotong pohon di
tanah haram maka damnya adalah :
Menyembelih qurban yang sebanding dengan yang diburu atau pohon
yang dirobohkan.
Atau memberi makan fakir miskin senilai dengan binatang yang
dibunuh/pohon yang dicabut
Atau berpuasa sebanyak (mud) yang dapat dibeli dengan harga binatang
yang dibunuh/pohon yang dirobohkan.
Dengan besar kecilnya hewan qurban,
Besar = sapi
Sedang = kambing
Kembali ke
Kecil
= senilainya
menu utama
59. HIKMAH KURBAN DAN AQIQAH
KURBAN
AQIQAH
1. PENGERTIAN KURBAN
1. PENGERTIAN AQIQAH
2. HUKUM PELAKSANAAN
KURBAN
2. HUKUM PELAKSANAAN
AQIQAH
3. CARA PELAKSANAANNYA
3. CARA PELAKSANAANNYA
4. HIKMAH PELAKSANAAN
KURBAN
4. HIKMAH PELAKSANAAN
AQIQAH
60. BACK
1. PENGERTIAN KURBAN
Kurban dalam bahasa Arab disebut ”udhiyah”, yang berarti
menyembelih hewan pada pagi hari. Sedangkan menurut
istilah, kurban adalah beribadah kepada Allah dengan cara
menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan
hari tasyrik (tanggal 11,12 dan 13 Zulhijah)
Perintah menyembelih Kurban Firman Allah SWT:
Artinya: ”Sesungguhnya kami memberikan kepadamu nikmat
yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu da
berkubanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci
kamu dialah yang terputus.”(QS. Al-Kautsar ayat 1-3)
61. BACK
2. HUKUM BERKURBAN Ada 3, Yaitu:
Wajib bagi yang mampu
Kurban wajib bagi yang mampu, dijelaskan oleh firman Allah QS. Al-Kautsar ayat 1-3:
Artinya: ”Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak. Maka dirikan lah shalat karena Tuhanmu dan berkubanlah. Sesungguhnya
orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar 1-3)
Sunnah
Berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW menjelaskan:
Artinya: Nabi SAW bersabda: ”Saya diperintah untuk menyembelih kurban dan
kurbanitu sunnah bagi kamu.”
Sunnah Muakkad
Berdasarkan hadist riwayat Daruqutni menjelaskan:
Artinya: ”Diwajibkan melaksanakan kurban bagiku dan tidak wajib atas kamu.”(HR.
Daruqutni)
62. BACK
NEXT
3. TATA CARA PELAKSANAANNYA
1. Cara menyembelih sama dengan penyembelihan yang disyaratkan Islam, yakni penyembelih harus orang Islam
(khusus kurban, sunnah penyembelih adalah yang berkurban sendiri, jika diwakilkan disunatkan hadiri pada waktu
penyembelihannya)
2. Alat untuk menyembelih harus benda tajam. Tidak boleh menggunakan gigi, kuku dan tulang.
3. Memotong 2 urat yang ada di kiri-kanan leher agar lekas matinya, tetapi jangan sampai putus lehernya
(makruh).
4. Binatang yang disembelih hendaklah digulingkan ke sebelah kiri tulang rusuknya agar mudah
saatpenyembelihan.
5. Hewan yang disembelih disunnahkan dihadapkan ke arah Kiblat.
6. Orang yang menyembelih disunatkan membaca:
Basmalah:
Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Shalawat:
Artinya: ”Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami
Muhammad.”
Takbir
Artinya: ”Allah Maha Besar.”
Do`a:
Artinya: ”Ya Allah, kurban ini adalah nikmat dari Engkau dan aku berdekat diri kepada Engkau. Oleh karena itu,
terimalah kurbanku! Wahai Zat Yang Maha Pemurah. Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
63. SYARAT-SYARAT HEWAN KURBAN
1. Hewan yang dijadikan untuk kurban hendaklah hewan
jantan yang sehat, bagus, bersih, tidak ada cacat seperti
buta, pincang, sangat kurus, tidak terpotong telinganya
sebelah atau ekornya terpotong dan sebagainya.
2. Hewan yang dikurban
SYARAT DAN WAKTU MELAKSANAKAN KURBAN
- Orang yang berkurban beragama Islam
- Dilaksanakan pada bulan Zulhijah
- Waktu penyembelihan kurban pada tanggal 10
Zulhijah setelah shalat hari raya Idul Adha, dilanjutkan
pada hari tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan tanggal 13 Zulhijah
sampai terbenam matahari.
BACK
64. 4. HIKMAH DARI KURBAN
a. Menambah cintanya kepada Allah SWT
b. Akan menambah keimanannya kepada Allah SWT
c. Dengan berkurban, berarti seseorang telah
bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia yang telah dilimpahkan pada dirinya.
d. Dengan berkurban, berarti seseorang telah
berbakti kepada orang lain, dimana tolong
menolong, kasih mengasihi dan rasa solidaritas dan
toleransi memang dianjurkan oleh agama Islam.
BACK
65. 1. PENGERTIAN AQIQAH
Dari segi bahasa:
·
Rambut yang berada dikepala bayi yang baru dilahirkan
·
Berarti “pertolongan”
Dari segi syarak:
·
Menyembelih kambing atau biri-biri untuk bayi yang baru dilahirkan
·
Kadang-kadang,kambing yang disembelih itu disebut juga aqiqoh
Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir
sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat-syarat
tertentu. Oleh sebagian ulama ia disebut dengan nasikah atau dzabihah
(sembelihan).Hukum aqiqah itu sendiri menurut kalangan Syafii dan Hambali
adalah sunnah muakkadah. Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan
Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu yang sunnah muakkadah
adalah hadist Nabi SAW. "Anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan
untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya)"
BACK
66. 2. HUKUM AQIQOH
Hukum aqiqah adalah sunnah mu’akkad. Aqiqah bagi anak laki-laki
dengan dua ekor kambing, sedangkan bagi wanita dengan seekor
kambing. Apabila mencukupkan diri dengan seekor kambing bagi anak
laki-laki, itu juga diperbolehkan. Anjuran aqiqah ini menjadi kewajiban
ayah (yang menanggung nafkah anak, pen). Apabila ketika waktu
dianjurkannya aqiqah (misalnya tujuh hari kelahiran, pen), orang tua
dalam keadaan faqir (tidak mampu), maka ia tidak diperintahkan untuk
aqiqah. Karena Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bertakwalah
kepada Allah semampu kalian” (QS. At Taghobun: 16)
Namun apabila ketika waktu dianjurkannya aqiqah, orang tua dalam
keadaan berkecukupan, maka aqiqah masih tetap jadi kewajiban ayah,
bukan ibu dan bukan pula anaknya.
BACK
67. 3. TATA CARA PELAKSANAANNYA
1. Dalam masalah ‘aqiqah, binatang yang boleh dipergunakan sebagai sembelihan
hanyalah kambing, tanpa memandang apakah jantan atau betina.
2. Waktu yang dituntunkan oleh Nabi SAW berdasarkan dalil yang shahih ialah pada
hari ke-7 semenjak kelahiran anak tersebut.
3. Pembagian daging Aqiqah
Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa memakannya, menghadiahkan
sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian lagi. Syaikh Utsaimin berkata: Dan
tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga
untuk menyantap makanan daging aqiqah yang sudah matang.
4. Pemberian Nama Anak
Tidak diragukan lagi bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi
nama. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya sejumlah nash syari yang menyatakan
hal tersebut.Dari Abu Hurairoh Ra, Nabi SAW bersabda: “Kemudian Aslam semoga
Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya”. (HR. Bukhori
3323, 3324 dan Muslim 617)
BACK
NEXT
68. BACK
NEXT
5. Mencukur Rambut
Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang
sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang
baru lahir pada hari ketujuh.
Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa
Rasulullah saw. Bersabda, “Setiap anak terikat
dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh
disembelihkan hewan untuknya, diberi nama,
dan dicukur”. (HR. at-Tirmidzi).
Doa Menyembelih Hewan Aqiqah
Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa
min ummati muhammadin.
Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammaddan
keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim,
Abu Dawud)
69. 4. HIKMAH AQIQAH
1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabiyyullah
Ibrahim AS tatkala Allah SWT menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail AS.
2. Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat
mengganggu anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadits, yang
artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya.” *3+. Sehingga Anak yang
telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaithan
yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu
Al Qayyim Al Jauziyah “bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh aqiqahnya”.
3. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua
orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad
mengatakan: “Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya
(dengan aqiqahnya)”.
4. Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari’at
Islam & bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat
Rasulullah SAW pada hari kiamat.
5. Aqiqah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) diantara masyarakat.
BACK TO
MENU UTAMA
70. PENGURUSAN JENAZAH
1. PENGERTIAN PENGURUSAN
JENAZAH
2. DASAR HUKUM SHOLAT
JENAZAH
3. TATA CARA PENGURUSAN
JENAZAH
4. KEWAJIBAN TERHADAP HARTA
PENINGGALAN
5. HIKMAH MENYELENGGARAKAN
SHOLAT JENAZAH
71. 1. PENGERTIA SHOLAT JENAZAH
Shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan sebanyak 4
kali takbir, dan hokum dari shalat jenazah adalha fardu
kifayah (kewajiban yang ditujukan kepada orang banyak,
tetapi bila sebagian sudah melaksanakan maka gugurlah
kewajiban bagi yang lain).
Rasulullah SAW bersabda : “Shalatkanlah mayatmayatmu!” (HR. Ibnu Majah).
“Shalatkanlah olehmu orang-orang yamg sudah
meninggal yang sebelumnya mengucapkan Laa ilaaha
illallaah.” (HR. Ad-Daruruquthni).
BACK
72. BACK
2. Hukum shalat jenazah
Shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakah dengan 4 takbir, tanpa ruku,
i'tidal, sujud dan duduk. Jadi dilakukan hafiya dengan berdiri, Shalat
jenazah hukumnya fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang bersifat kolektif.
Artinya, jika dalam satu wilayah tak ada seorang pun yang
menyelenggarakan shalat jenazah, maka seluruh penduduk wilayah itu
akan menanggung dosa. Akan tetapi jika ada beberapa orang saja yang
menyelenggarakannya, maka penduduk yang lainnya bebas dari kewajiban
itu. Jenazah yang boleh dishalati adalah jenazah orang Islam yang bukan
mati syahid (yaitu mati dalam peperangan melawan orang kafir atau orang
musyrik). Sedangkan orang yang mati syahid dan bayi yang gugur dalam
kandungan (atau sejak dilahirkan, sebeium mati, belum dapat bersuara
atau menangis) tidak boleh dishalati, juga tidak boleh dimandikan. Shalat
jenazah ini boleh dikerjakan di setiap waktu, karena shalat ini termasuk
shalat yang mempunyai sebab. Shalat jenazah boleh dikerjakan kaum
wanita. Beberapa jenazah boleh dishalati secara bersama-sama.
73. 3. TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH
A. MEMANDIKAN
1- Pengendali mayat hendaklah memakai lengkap dengan sarung
tangan.
2- Letakkan mayat ditempat mandi yang disediakan.
3- Siramkan mayat dengan air biasa dari hujung kepala hingga hujung
kaki. Siraman air hendaklah bermula daripada kepala.
4- Istinjakkan mayat terlebih dahulu dengan menggunakan kain alas
agar tidak tersentuh auratnya.
5- Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.
6- Menggeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau
memicit-micit perutnya secara perlahan.
7- Membersihkan mulut dengan mengeluarkan segala sisa atau
kotoran yang tinggal.
8- Siram dan basuh dengan air sabun.
BACK
NEXT
74. 9- Bersihkan gigi, hidung, telinga, jari tangan, pelipat lengan, celah ketiak, rambut, dan jari kaki.
10- Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
11- Kemudian bilas dengan air yang bersih ke seluruh anggota mayat sambil berniat.
Lafaz niat jenazah lelaki " Sahaja aku memandikan jenazah lelaki ini kerana Allah Taala."
Lafaz niat jenazah perempuan " Sahaja aku memandikan jenazah perempuan ini kerana Allah Taala."
12- Telentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan air bersih.
13- Siram sebelah kanan dan kiri 3 kali.
14- Kemudian mengiringkan mayat ke kiri basuh bahagian lambung kanan sebelah belakang.
15- Mengiringkan mayat ke kanan basuh bahagian lambung sebelah kirinya pula.
16- Terlentangkan semula mayat, ulangi menyiram dari kepala sehingga ke hujung kaki.
17- Sediakan air kapur barus.
18- Tutup seluruh anggota mayat dengan kain nipis(kain kapan).
19- Siram air yang dicampur dengan kapur barus di atas kain dari atas kepala sehingga ke hujung kaki.
20- Lepas itu wudukkan mayat.
21- Lapkan mayat menggunakan tuala pada seluruh badan mayat.
22- Cawatkan bahagian kemaluan mayat dengan cawat yang disediakan dan tutup seluruh
tubuhnya dengan kain.
23- Setelah itu mayat diusung ke tempat pembaringan untuk dikafankan.
24- Segala bahagian yang tercabut dari anggota mayat, hendaklah dimasukkan ke dalam kapan
bersamadengan mayat. Contohnya rambut, kuku dan lain-lain.
BACK
NEXT
75. B. MENGAFANI
• UKURAN DARI KAIN KAFAN UNTUK JENAZAH :
Panjang kain kafan ± 15,5 meter, dengan potongan kain
sebagai berikut :
a. Kafan 2 lapis dengan panjang @ 2,5 m X lebar kain +
0,5 m lebar potong kain. Total 7,5 meter
b. Baju dengan panjang 2,5 meter, diambil 2/3 dari lebar.
Sisanya 1/3 untuk sorban. Total 2,5 meter
c. 1,5 meter untuk lengan baju, 2/3 dari lebar untuk baju. Sisanya 1/3
untuk anak baju. Total 1,5 meter
d. 1 meter untuk sal atau selendang. Total 1 meter
e. 1,5 meter untuk ikat pinggang (1/3 dari lebar). Total 1,5 meter
BACK
NEXT
76. a. Letakkan tali kain kafan sebanyak 5 helai
b. Kain kafan pertama dibentangkan
c. Ikat pinggang mayat dibentangkan
d. Kain kafan kedua dibentangkan
e. Selendang / sal dipasang
f. Sorban dibentangkan di atas sal / selendang
g. Baju dibentangkan
h. Anak baju dibentangkan di atas baju
Kain sarung dibentangkan di atas baju
j. Kapas ditebarkan di atas baju dan kain sarung
k. Selasih serbuk cendana dan wewangian ditabur di atas kapas
Hendaknyalah mendahulukan kain yang kanan dari pada kain yang kiri
BACK
NEXT
77. C. MENYALATKAN
berdiri sebagaimana mestinya, maka:
1. Niat melakukan shalat mayit dengan 4 kali
takbir.
Niatnya: (untuk mayit laki-laki)
Artinya:
Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah
karena Allah.
Niat (untuk mayit perempuan)
"Ushallii alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin
fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa.“
Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah
karena Allah.
BACK
NEXT
78. 2. Takbir Pertama
Setelah takbiratul ihram, yakni setelah
mengucapkan “Allahu akbar” sambil meletakan
tangan kanan di atas tangan kiri di atas perut
(sidakep), kemudian membaca AlFatihah
3. Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat:
"Allahumma shalli ‘alaa Muhammad"
Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad”.
Lebih sempurna lagi jika membaca shalawat sebagai berikut:
"Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin. Kamaa
shallaita ‘alaa Ibrahim wa ‘allaa aali Ibrahim. Wa baarik ‘alaa Muhammadin
wa ‘alaa aalii Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim
fil-‘aalamiina innaka hamiidummajid."
Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas
keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi
Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad
dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberikan berkah
kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI seluruh ala mini Tuhanlah
yang terpuji Yang Maha Mulia.”
BACK
NEXT
79. 4. Setelah takbir yang ketiga, kemudian
membaca doa:
" Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii
wa’fu’anhu. "
Artinya:“Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat
dan sejahtera, maafkanlah dia.”
Keterangan: Jika mayit perempuan kata lahu
menjadi lahaa.
5. Selesai takbir keempat, lalu membaca:
Artinya: “Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak
sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami
akan pahalanya), dan janganlah Engkau member kami
fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
BACK
80. 4. KEWAJIBAN ATAS HARTA
PENINGGALAN
1. Kewajiban kepada Allah yang harus terlaksana, seperti nazar, zakat,
diyat, kaffarat, dan lain-lain.
2. Biaya proses perawatan jenazah sampai selesai.
3. Pelunasan hutang.
Apabila seseorang meninggal dunia dan masih meninggalkan hutang,
maka hutangnya dibayarkan dari harta yang dimilikinya sebelum
dibagikan kepada ahli warisnya.
4. Wasiat, maksimal 1/3 harta dan tidak boleh diberikan kepada ahli
waris yang sudah menerimafurudh/ashabah (lihat Bab Wasiat).
5. Harta Waris. sebelum harta waris ini dibagikan, terlebih dahulu ahli
waris harus memenuhi hak-hak si mayit secara urut dari hak yang
pertama sampai keempat dengan menggunakan harta peninggalan dari si
mayit, kemudian baru sisa harta waris dapat dibagikan kepada ahli warisnya
sesuai ketentuan.
BACK
81. 5. HIKMAH MENYELENGGARAKAN
SHOLAT JENAZAH
• Kita dalam melaksanakan agama seperti Rasullah mengamalkan agama, khusunya
ibadah kita lakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah. Dalam melaksanakan
shalat jenazah kita lakukan berdasarkan hadits yang berasal dari
Rasullah. Kita dapati beberapa riwayat Hadits, di antarannya:
Menurut hadits Malik bin Hubairah bahwa Rasullah saw, bersabda: Orang mukmin
yang mati lalu dishalatkan oleh segolongan kaum Muslimin, sampai menjadi 3 shaf,
tentulah diberi ampun. Maka kalau sedikit bilangan orang yang menshalatkan
jenazah, maka Malik bin Hubairah berusaha menjadikan mereka itu 3 shaf.
Diriwayatkan oleh ahli Hadits kecuali An Nasaiy.
• Riwayat Ibnu Abbas, pernah ia mendengar bahwa Nabi bersabda: Orang islam
yang mati lalu jenazahnya dishalatkan oleh 40 orang yang tidak musyrik, tentu
Allah mengabulkan doa mereka. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Abu
Dawud).
• Memahami kedua hadits tersebut nyatalah menshalatkan mayat ada manfaatnya
bagi mayat, yakni ampuna dari Allah SWT atas doa orang-orang yang
menshalatkannya. Sedangkan bagi yang menshalatkan mendapatkan pahala satu
qirath dan yang menshalatkan sampai jenazah dikubur mendapatkan dua qirath.
BACK