Teknik pengujian perangkat lunak meliputi pengujian black box dan white box. Pengujian black box hanya melihat keluaran tanpa melihat proses, sedangkan pengujian white box melihat struktur kode program. Beberapa teknik pengujian meliputi unit testing, integration testing, system testing, testing method, dan class testing.
1. TUGAS
TESTING DAN IMPLEMENTASI
SOFTWARE
Oleh
FATONI
10029032
STMIK DHARMA BAKTI WACANA METRO
METRO PUSAT
2011
1
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Makalah Testing dan Implementasi Software.
Selama tugas makalah ini banyak kesulitan yang dihadapi, akan tetapi
berkat bimbingan, petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Surono, S.Kom. selaku dosen Testing dan Implementasi.
2. Seluruh pihak yang dengan senang hati mau berbagi ilmu
pengetahuan dan informasi melalui media internet dan lainnya.
Terima kasih, karena itu sangat membantu sekali dan membuka
cakrawala pengetahuan yang baru bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan
dalam penyajian tugas ini. Semoga tugas makalah ini dapat memberikan
manfaat dan kontribusi kepada perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
3. BAB I
PENGERTIAN DASAR
TESTING DAN IMPLEMENTASI
1.1 Latar Belakang
SDLC (Software Development Life Cycle) berarti sebuah siklus hidup
pemngembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan
yang sangat penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari segi
pengembangannya. Dalam Tahapan SDLC terdiri dari beberapa
tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan yang ada . Dimulai dari
analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu desain dari
kebutuhan tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Kemudian
segala kebutuhan tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap
analisa dan tahap evaluasi (User Acceptance Test). Setelah melakukan
implementasi, maka proses tersebut akan dikembalikan kembali ke dalam
tahap desain untuk pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang
terbaru.
Proses Tahapan SDLC yang paling sering digunakan adalah :
1. Perencanaan:
Mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselesaikan.
apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu,
serta perbedaan dengan sistem yang ada sekarang.
2. Analisis Sistem:
Menganalisis konsep sistem, permasalahan dan keperluan yang hendak
dibuat.
3. Desain :
Mendesain sistem teknologi baru untuk permasalahan yang sama.
3
4. 4. Kon struksi :
Perbaikan terhadap produk yang memiliki kesalahan/kerusakan
5. Implementasi
software yang telah diuji dan siap diimplementasikan kedalam sistem
pengguna/ sudah siap diterapkan.
6. Maintenance:
sistem yang telah diimplemantasikan serta dapat mengikuti
perkembangan dan perubahan apapun yang terjadi guna meraih tujuan
penggunaannya
1.2 Implementasi Perangkat Lunak
Hasil Rancangan detail yang ditranslasikan ke dalam suatu bahasa
pemrograman, proses translasi dilanjutkan bila suatu kompiler menerima
source code sebagai masukan dan mengkasilkan object code yang akan
diterjemahkan menjadi machine code. Bahasa pemrograman adalah alat yang
digunakan untuk komunikasi anatara manusia dan komputer
Pemilihan bahasa pemrograman didasarkan atas :
1. Lingkup aplikasi
2. Algortima dan kompleksitas
3. Lingkungan pemrograman
4. Performansi
5. Struktur data
6. Pengetahuan pemrogram
7. Ketersediaan komputer
1.3 Testing perangkat lunak
Pengertian Testing perangkat lunak adalah proses menjalankan dan
mengevaluasi sebuah perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk
menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi persyaratan atau belum
untuk menentukan perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
sebenarnya.
4
5. 1.4 Prinsip pengujian yang harus diperhatikan.
• Dapat dilacak hingga ke persyaratan atau dokumen SRS
• Pengujian harus direncanakan sebelum pelaksanaan pengujian
• Pengujian harus dimulai dari hasl yang kecil, diteruskan ke hal-hal yang
besar.
• Pengujian yang berlebihan tidak akan mungkin dapat dilaksanakan
• Pengujian sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga.
1.5 Tujuan Pengujian
• Menilai apakah perangkat lunak yang dikembangkan telah memenuhi
kebutuhan pemakai.
• Menilai apakah tahap pengembangan perangkat lunak telah sesuai
dengan metodologi yang digunakan.
• Membuat dokumentasi hasil pengujian yang menginformasikan
kesesuaian perangkat lunak yang diuji dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
1.6 Strategi Pengujian
1.6.1 Pengujian unit program
Pengujian difokuskan pada unit terkecil dari suatu modul program.
Dilaksanakan dengan menggunakan driver dan stub. Driver adalah suatu
program utama yang berfungsi mengirim atau menerima data kasus uji dan
mencetak hasil dari modul yang diuji. Stub adalah modul yang menggantikan
modul sub-ordinat dari modul yang diuji.
1.6.2 Pengujian integrasi
Pengujian terhadap unit-unit program yang saling berhubungan (terintegrasi)
dengan fokus pada masalah interfacing. Dapat dilaksanakan secara top-down
integration atau bottom-up integration.
5
6. 1.6.3 Pengujian validasi
Pengujian ini dimulai jika pada tahap integrasi tidak ditemukan kesalahan.
Suatu validasi dikatakan sukses jika perangkat lunak berfungsi pada suatu
cara yang diharapkan oleh pemakai.
1.6.4 Pengujian sistem
Pengujian yang dilakukan sepenuhnya pada sistem berbasis komputer.
Recovery testing
Pengujian dilakukan dimana sistem diusahakan untuk gagal, kemudian diuji
normalisasinya.
Security testing
Dilakukan untuk menguji mekanisme proteksi
Stess testing
Pengujian yang dirancang untuk menghadapkan suatu perangkat lunak
kepada situasi Yang tidak normal.
6
7. BAB II
TAHAP TESTING DAN IMPLEMENTASI
2.1 Tahap-tahap Pengujian
• Memeriksa apakah sistem sudah berlaku dengan benar atau belum saat
digunakan oleh user.
• Memperkirakan apakah sistem dapat menanggulangi segala kondisi dan
data mainstream.
• Memeriksa performansi behaviour dari sistem. Misal berapa lama waktu
yang diperlukan sistem untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan.
• Menguji volume, stress dan storage untuk meeriksa performance dibawah
kondisi ekstrim seperti jumlah input yang besar, high speed input, jumlah
user yang banyak serta meningkatnya jumlah aktivitas secara tiba-tiba.
• Semua perhitungan diperiksa ketepatannya dengan data dan kondisi yang
telah diperkirakan maupun tidak.
• Menguji error handling dan recovery dari sistem seperti memeriksa bahwa
akan keluar pesan error yang tepat pada setiap kondisi dan pemulihan
yang baik setelah sistem mengalami fatal errror.
• Memeriksa kelayakan tingkat keamanan pada sistem agar user yang tidak
berwenang tidak dapat memperoleh akses ke sistem.
Tipe-tipe system testing
– volume : memfokuskan untuk input yang besar
– usability : mengukur reaksi user ( skala 1-10)
– performance : mengukur kecepatan pada beberapa keadaan
– configurasi : mengkonfogurasi untuk bermacam-macam hardware atau
software
– compatibility : komplabiliti dengan aplikasi lain ( contoh: mengukur waktu
adaptasi)
7
8. – reliability/availability : mengukur ketahanan pada periode waktu yang
lama
– security
– resource usage : mengukur penggunaan RAM, ruang disk, dll
– installability : di install pada bermacam-macam keadaan (mengukur waktu
install)
– recoverability : mengukur waktu untuk me-recover
– serviceability : mengukur waktu service
– load/stress: untuk data extreme dan traffic
2.2 Pengujian Tahap Analisis
ditekankan pada validasi terhadap kebutuhan, untuk menjamin bahwa
kebutuhan telah dispesifikasikan dengan benar. Tujuan pengujian pada tahap
ini adalah untuk mendapatkan kebutuhan yang layak dan untuk memastikan
apakah kebutuhan tersebut sudah dirumuskan dengan baik.
Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi :
a. Kebutuhan yang berkaitan dengan metodelogi
b. Pendefinisian spesifikasi fungsional
c. Penentuan spesifikasi kegunaan
d. Penentuan kebutuhan portabilitas
e. Pendefinisian antar muka sistem.
2.3 Pengujian Tahap Perancangan
Bertujuan untuk menguji struktur perangkat lunak yang diturunkan dari
kebutuhan - Kebutuhan yang bersifat umum dirinci menjadi bentuk yang lebih
spesifik .
Faktor-faktor pengujian tahap perancangan meliputi :
• Perancangan yang berkaitan dengan kebutuhan
• Kesesuaian perancangan dengan metodologi dan teori.
8
9. • Portabilitas rancangan
• Perancangan yang dirawat
• Kebenaran rancangan berkaitan dengan fungsi dan aliran data.
• Kelengkapan perancangan antar muka.
2.4 Pengujian Tahap Implementasi
Merupakan pengujian unit-unit yang dibuat sebelum diintegrasikan menjadi
aplikasi keseluruhan. Faktor-faktor pengujian tahap implementasi meliputi :
• Kendali integritas data
• Kebenaran program
• kemudahan pemakaian
• Sifat coupling
• Pengembangan prosedur operasi.
2.5 Pengujian Tahap Testing :
untuk menilai apakah spesifikasi program telah ditulis menjadi
instruksi-instruksi yang dapat dijalankan pada mesin. Selain itu, juga untuk
menilai apakah instruksi yang ditulis tersebut telah sesuai dengan spesifikasi
program. Faktor-faktor pengujian tahap ini meliputi :
• Pengujian fungsional
• Dukungan manual
• Kemudahan operasi.
2.6 Pengujian dengan Kasus Uji
Dilakukan meliputi pengujian unit (berupa prosedur atau fungsi) dan pengujian
sistem. Dalam pengujian unit, unit-unit yang diuji meliputi unit-unit yang ada
dalam sistem. Sedangkan pengujian sistem dilakukan terhadap sistem secara
keseluruhan. Setiap pengujian dilakukan dengan menggunakan berbagai data
masukan, baik data yang valid maupun tidak.
9
10. BAB III
TEKNIK PENGUJIAN
3.1 Teknik Pengujian
Ada Banyak teknik pengujian yang dapat digunakan untuk menguji perangkat
lunak, seperti :
1. Pengujian Black Box
2. Pengujian White Box
3.1.1 Pengujian Black Box
Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak yang
dirancang. Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan
keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk
fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan
keluaran tersebut. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam
memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat diiketahui
kesalahan-kesalahannya.
Beberapa jenis kesalahan yang dapat diidentifikasi :
• Fungsi tidak benar atau hilang
• Kesalahan antar muka
• Kesalahan pada struktur data (pengaksesan basis data)
• Kesalahan inisialisasi dan akhir program
• Kesalahan performasi.
10
11. requirements
output
input events
Contoh Black Box:
A. Strategi OO Testing
• Unit Testing Pengujian class/object
• Integration Testing object integration testing
• System Testing
11
12. Pengujian class/object
• Encapsulated state Memeriksa interaksi method-method dengan data
obyek
• Interaksi antar method Memeriksa interaksi method-method dari
sebuah obyek
• Pewarisan dan polimorfisme
B. Unit Testing
• Tahapan testing yang paling awal.
• Tahap selanjutnya terdiri dari integration testing dan system testing
• Biasanya unit didefinisikan sebagai:
– Suatu fungsi atau prosedur tunggal yang kohesif
– Segmen terkecil dari kode program yang bisa dikompile secara
terpisah.
– Sebuah fungsi yang pas pada suatu halaman tunggal.
– Kode yang bisa ditulis oleh seseorang dalam suatu kurun waktu.
• Definisi yang biasa dipakai yaitu definisi pada point pertama.
• Input untuk proses test planning terdiri dari requirement dan detailed
design. Output dari proses test planning adalah unit test plan.
• Tahap selanjutnya adalah akuisisi data input dan output yang
berasosiasi dengan masing-masing test. Hasil dari tahap ini dinamakan
test set.
• Test di eksekusi.
12
13. C. Pengujian Method
• Memverifikasi operasi pada nilai normal parameter (sebuah black box
test yang berdasarkan pada kebutuhan unit)
• Memverifikasi operasi pada nilai limit parameter (black box)
• Memverifikasi operasi nilai diluar batas nilai parameter (black box)
• Memastikan bahwa semua instruksi di eksekusi (statement coverage)
• Cek semua path, termasuk semua cabang (decision coverage)
• Cek semua penggunaan object yang dipanggil
• Memverifikasi penanganan dari semua struktur data
• Memverifikasi penanganan semua file
• Cek terminasi normal dari semua loop ( part of correctness proof)
• Cek terminasi abnormal dari semua loop
• Cek terminasi normal dari semua rekursif
• Cek terminasi abnormal dari semua rekursif
• Memverifikasi penanganan semua kondisi error
• Cek timing dan sinkronisasi
• verifikasi semua ketergantungan hardware
D. Class Testing
• Kombinasikan penggunaan method
– biasanya 2-5
– pilih rangkaian pertama yang paling umum
– masukan rangkaian yang mungkin menyebabkan error
• Fokuskan unit test pada masing-masing atribut
– inisialisasi, lalu eksekusi rangkaian method yang dipengaruhinya
• Verifikasi masing-masing invariant class tidak berubah
• Verifikasi object transisi diantara state-state yang ada.
– Rencanakan rangkaian state/transisisi
– Set up object dalam inisial state dengan menyeting variable
– Sediakan event pertama dan cek transisi yang terjadi
E. Pengujian integrasi object
• Menguji unit yang telah diuji secara tunggal bekerja secara baik pula
setelah digabungkan pada sistem
• Mereka akan digabungkan ke dalam suatu grup logis yang koheren
untuk diuji kembali( subsistem )
• Saat subsistem tersebut berhasil bekerja dengan baik maka akan
dilanjutkan dengan menggabungkannya dengan subsistem yang lain
dan seterusnya sampai membentuk suatu sistem utuh yang teruji
• Hal yang diperhatikan yaitu memeriksa semua unit apakah bekerja
bersama dengan baik.
• Penguji lebih mengkonsentrasikan pada interaksi unit daripada
fungsionalitasnya
13
14. F. Merancang dan Melakukan Integration Testing
• Putuskan bagaimana dan dimana untuk menyimpan, menggunakan
kembali dan mengkodekan integration test
– tunjukan dalam project schedule
• Ekesekusi unit-unit test sebanyak mungin sesuai dengan waktu yang
tersedia
• Gunakan test regresi
• Pastikan kebutuhan pembangunan telah dispesifikasikan.
• Gunakan use case yang harus diimplementasikan
• Eksekusi system test
G. Tahapan System Testing
• Memeriksa apakah sistem sudah berlaku dengan benar atau belum
saat digunakan oleh user.
• Memperkirakan apakah sistem dapat menanggulangi segala kondisi
dan data mainstream.
• Memeriksa performansi behaviour dari sistem. Misal berapa lama waktu
yang diperlukan sistem untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan.
• Menguji volume, stress dan storage untuk meeriksa performance
dibawah kondisi ekstrim seperti jumlah input yang besar, high speed
input, jumlah user yang banyak serta meningkatnya jumlah aktivitas
secara tiba-tiba.
• Semua perhitungan diperiksa ketepatannya dengan data dan kondisi
yang telah diperkirakan maupun tidak.
• Menguji error handling dan recovery dari sistem seperti memeriksa
bahwa akan keluar pesan error yang tepat pada setiap kondisi dan
pemulihan yang baik setelah sistem mengalami fatal errror.
• Memeriksa kelayakan tingkat keamanan pada sistem agar user yang
tidak berwenang tidak dapat memperoleh akses ke sistem.
3.1.2 Pengujian White Box :
14
15. Pengujian White Box digunakan untuk mengetahui cara kerja suatu perangkat
lunak secara internal. Pengujian dilakukan untuk menjamin operasi-operasi
internal sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan
menggunakan struktur kendali dari prosedur yang dirancang.
Tujuan kita adalah menjamin semua statemen dan kondisi telah
dieksekusi minimal sekali
Pelaksanaan pengujian white box :
a. Menjamim seluruh independent path dieksekusi paling sedikit satu kali.
Independent path adalah jalur dalam program yang menunjukkan paling
sedikit satu kumpulan proses ataupun kondisi baru.
b. Menjalani logical decision pada sisi dan false
c. Mengeksekusi pengulangan (looping) dalam batas-batas yang
ditentukan
d. Menguji struktur data internal
Contoh Testing White Box:
15
16. A. Condition Testing
Condition Testing bertujuan untuk mengeksekusi semua kondisi lojik dari
sebuah modul program
Dapat mendefinisikan
Relational Expression (E1 op E2) : dimana E1 dan E2 adalah arithmetic
expression
Simple Condition: variabel boolean atau relational expression, mungkin
diawali dengan operator NOT
Compound condition: terdiri dari dua atau lebih simple
conditions,operator boolean, dan tanda kurung
Boolean Expression: kondisi tanpa relational expression
Tipe kesalahan pada sebuah kondisi dapat mencakup:
boolean operator error (adanya incorrect/missing/extra boolean
operator)
boolean variable error
boolean parenthesis (tanda kurung) error
relational operator error
arithmetic expression error
Metode condition testing fokus pada pengujian setiap kondisi yang ada pada
program, Keuntungan strategi condition testing
Memperkirakan pengujian berdasarkan kondisi adalah hal yang simpel
Cakupan pengujian dapat mengarahkan pada penambahan kasus uji
untuk sebuah program
Beberapa strategi yang termasuk condition testing
Branch Testing
Domain Testing
Branch and Relational Operator Testing – menggunakan kondisi
sebagai batasan
Contoh: C1 = B1 & B2
dimana B1, B2 adalah boolean conditions
Batasan kondisi D1, D2 dimana D1 dan D2 dapat bernilai true (t) atau
false (f)
Cabang dan operator relasi membutuhkan batasan-batasan { (t,t), (f,t),
(t,f) } harus dipenuhi untuk eksekusi C1
Cakupan batasan-batasan menjamin pendekteksian kesalahan pada operator
relasional (relational operator errors)
B. Branch Testing
16
17. Branch testing adalah strategi pengujian berbasis kondisi yang paling simpel,
Untuk setiap kondisi percabangan C, maka setiap cabangnya harus dieksekusi
minimal sekali (yang bernilai true atau false)
C. Data Flow Testing
Metode Data Flow testing memilih aliran tes dari program berdasarkan lokasi
pendefinisian dan penggunaan variabel dalam program
dengan Data flow testing
Setiap statemen di dalam program diasumsikan diisi dengan angka yang unik
dan diasumsikan tidak ada fungsi yang mengubahnya
Defs( s ) = { x | statemen S berisi pendefinisian X }
Use( s ) = { x | statemen S berisi penggunaan X }
DU Chain (Definition - Use Chain) dari variabel X dengan bentuk {X, S, S’},
dimana S, S’ adalah jumlah statemen, X di dalam Defs(S) dan Defs(S’).
Rangkaian yang mungkin lainnya:
DD (Definition-Definition Chain) – harus dihindari
UU (Use-Use Chain) - common chain
UD (Use-Definition Chain) - common chain
Salah satu strategi yang simpel adalah Strategi DU Testing
Strategi ini menyatakan bahwa setiap DU chain harus dilalui minimal sekali
17
18. D. Loop Testing
Loop adalah dasar dari banyak algoritma. Loop dapat didefinisikan menjadi
berikut:
Untuk menguji:
Simple Loops dengan n kali:
1. Abaikan perulangan
2. Masuki perulangan sekali
3. Masuki perulangan dua kali
4. Masuki perulangan m kali dimana m<n.
5. Masuki perulangan (n-1), n, dan (n+1) kali
Nested Loops
1. Mulai dengan perulangan yang ada di dalam, set semua perulangan ke
nilai minimum
2. Uji sebagai simple loop untuk perulangan yang ada di dalam
3. Pengujian dari dalam ke luar
4. Lanjutkan sampai semua loop diuji
Concatenated Loops
1. Jika perulangan independen, gunakan pengujian simple loop
2. Jika perulangan tidak saling independen, gunakan nested loops.
Unstructured loops
1. Jangan diuji – harus didesain ulang
18
19. BAB IV
HASIL TESTING
4.1 Standar ANSI/IEEE untuk test dokumentasi
• introduction
• test plan : item dalam test,ruang lingkup, pendekatan, resource, jadwal,
personel
• test design: item yang ditest, pendekatan, rencana detail
• test case : kumpulan input dan event
• test procedures : langkah-langkah untuk menyeting dan mengeksekusi
test case
• test item transmittal report : item-item dalam test, lokasi fisik dari hasil,
orang yang bertanggung jawab untuk transmitting
• test log : kronologi record, lokasi fisik dari hasil, nama penguji
• test incident report : dokumentasi dari setiap event yang terjadi selama
test, yang membutuhkan investigasi lebih lanjut
• test summary report : kesimpulan-kesimpulan dari keseluruhan
point-point di atas
4.2 Testing Tools
• Testing bervolume besar biasanya membutuhkan penggunaan tool-tool
otomatis. Jacobson menyarankan bahwa 75% dari test lebih baik
dilakukan secara otomatis daripada dilakukan secara manual.
• Kemampuan dari tools otomatis system test:
– merekam aksi mouse dan keyboard untuk memungkinkan
pengulangan pemutaran kembali
– jalankan test script secara berulang-ulang
– memungkinkan untuk merekam hasil test
• merekam waktu eksekusi
• merekam run time error
• membuat dan mengatur regression test
• menghasilkan test report
• menghasilkan test data
• merekam penggunaan memory
• mengatur/mengelola test case
• analisa keseluruhan
19
20. 4.3 BLACK BOX TESTING
Proses pengujian kotak hitam untuk blok aplikasi yang ditunjukkan pada
Gambar
Gambar . Black box testing process
Pengujian Black Box Langkah
Pengujian kotak hitam melibatkan pengujian antarmuka eksternal untuk memastikan
bahwa kode tersebut memenuhi persyaratan fungsional dan nonfunctional. Berbagai
langkah yang terlibat dalam pengujian kotak hitam adalah sebagai berikut:
1. Create test plans. Create prioritized test plans for black box testing.
2. Test the external interfaces. Test the external interfaces for various type of
inputs using automated test suites, such as NUnit suites and custom prototype
applications.
3. Perform load testing. Load test the application block to analyze the behavior at
various load levels. This ensures that it meets all performance objectives that are
stated as requirements.
4. Perform stress testing. Stress test the application block to analyze various
bottlenecks and to identify any issues visible only under extreme load conditions,
such as race conditions and contentions.
5. Perform security testing. Test for possible threats in deployment scenarios.
Deploy the application block in a simulated target environment and try to hack the
application by exploiting any possible weakness of the application block.
6. Perform globalization testing. Execute test cases to ensure that the application
block can be integrated with applications targeted toward locales other than the
default locale used for development.
20
21. 4.4 WHITE BOX TESTING
Gambar. White box testing process
White box testing involves the following steps:
1. Create test plans. Identify all white box test scenarios and prioritize them.
2. Profile the application block. This step involves studying the code at run
time to understand the resource utilization, time spent by various methods and
operations, areas in code that are not accessed, and so on.
3. Test the internal subroutines. This step ensures that the subroutines or the
nonpublic interfaces can handle all types of data appropriately.
4. Test loops and conditional statements. This step focuses on testing the
loops and conditional statements for accuracy and efficiency for different data
inputs.
.5 Perform security testing. White box security testing helps you understand
possible security loopholes by looking at the way the code handles security.
21
22. DAFTAR PUSTAKA
• Britton, Carol dan Doake, Jill, “Object –Oriented System
Development: A gentle Introduction” , Singapore: McGraw-Hill, Inc.,
2001
• Braude, Eric J.,”Software Engineering: An Object Oriented
Perspective”, United State of America: John Wiley & Sons,Inc., 2000
• Bahrami, Ali, “Object Oriented System Development”, Singapore:
McGraw-Hill, Inc., 1999
• Pressman, Roger S.,The 5th edition of Software Engineering: A
Practitioner's Approach,McGraw-Hill.
• Sommerville, Ian, Software Engineering, 6th edition, Pearson Education,
2001
• http://www.cetus-links.org/oo_testing.html
• http://www.testing.com/writings/1-fault.htm
• http://www.rbsc.com/pages/who_who.html
22