Makalah ini membahas tentang perubahan iklim global dan dampaknya bagi manusia. Faktor penyebab utama perubahan iklim adalah peningkatan gas rumah kaca seperti karbon dioksida yang dihasilkan aktivitas industri, sehingga menyebabkan pemanasan global. Dampaknya meliputi perubahan pola cuaca dan musim serta meningkatnya bencana alam. Upaya pengendalian perlu dilakukan dengan mengurangi emisi karbon.
1. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Perubahan
Iklim Global”. Penulisan makalah ini berkaitan dengan perubahan iklim global
yang dampaknya saat ini kerap kali kita rasakan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Allah SWT, dan dosen
Geografi kami, karena tanpa bantuan dari mereka, kami tak mungkin bisa
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, agar mampu menyikapi perubahan iklim global yang saat ini terjadi di
bumi secara bijak.
Makassar, 9 Maret 2015
Penyusun
2. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3
I.1 Latar Belakang....................................................................................3
I.2 Rumusan Masalah...............................................................................4
I.3 Tujuan Masalah..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................5
II.1 Perubahan Iklim.................................................................................5
II.2 Tanda-tanda perubahan iklim global.................................................6
II.3 Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global..............9
II.4 Dampak terjadinya perubahan iklim global.......................................16
II.5 Pengendalian perubahan iklim...........................................................21
BAB III PENUTUP..........................................................................................26
III.1 Kesimpulan.......................................................................................26
III.2 Saran................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKAN....................................................................................28
3. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini
menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi bumi
selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib
bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat matahari menuju masa akhir hidupnya
sebagai bintang katai putih? Akankah bumi bertahan, ataukah masa tersebut
akan menjadi masa akhir kehidupan bumi.
Perubahan iklim memiliki hubungan dengan perubahan curah hujan,
ketersediaan air permukaan, dan kualitas air yang dapat berpengaruh pada Water
related disease. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih
terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia
adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri.
Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti
pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar
dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan
secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya
akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang
terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang
dilakukan dan telah berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah
terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming yang
diantara beberapa akibatnya adalah perubahan iklim yang terjadi di bumi
sekarang ini.
4. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 4
I.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam makalah ini adalah masalah perubahan
iklim global dan apa dampaknya bagi manusia. Rumusan masalah secara lebih
rinci dijelaskan sebagai berikut :
1. Apakah yang di maksud dengan Perubahan Iklim ?
2. Apakah tanda-tanda perubahan iklim global ?
3. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global ?
4. Apakah dampak dari perubahan iklim global ?
5. Bagaimanakah pengendalian perubahan iklim ?
I.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Perubahan Iklim
2. Mengetahui tanda-tanda perubahan iklim global
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim
global
4. Mengetahui dampak dari perubahan iklim global
5. Mengetahui bagaimana cara pengendalian perubahan iklim
5. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 5
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Perubahan Iklim
Perubahan iklim menurut Wikipedia adalah perubahan yang terjadi
secara signifikan mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka
statistik dalam rentang waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadi perubahan iklim seperti proses
biologis, radiasi sinar matahari, tekanan tektonik, erupsi gunung berapi, dan
masih banyak lagi.
Sedangkan perubahan iklim menurut Enviromental Protection
Agency (EPA) adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada
periode waktu tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa
diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan
lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa suhu bumi berubah satu derajat
dalam tempo 100 tahun terakhir.
Pengertian perubahan iklim menurut situs Pemerintah Kanada
adalah perubahan kondisi cuaca dalam kurun waktu yang relatif panjang di
dalam temperatur/suhu, curah hujan, angin dan juga indikasi-indikasi
lainnya. Perubahan iklim termasuk juga perubahan kondisi rata-rata (yang
umumnya terjadi) atau perubahan di dalam variabelnya misalnya seperti
kejadian-kejadian ekstrem. Kejadian-kejadian luar bisa tersebut mungkin
tidak ada sebelumnya dan kondisi alam tar kinilah yang menyebabkan
semua itu terjadi.
Definisi perubahan iklim menurut situs Pemerintah Victoria,
Australia adalah berubahnya iklim yang ada di bumi ini dalam satu abad ke
belakang ini. Meningkatnya suhu / temperatur udara di bumi ini merupakan
bukti kuat dan nyata bahwa iklim di bumi ini sedang dalam perubahan.
Sama halnya dengan pemanasan global, perubahan iklim juga merupakan
6. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 6
isu yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Perubahan iklim
berpotensi mempengaruhi lingkungan, komunitas dan juga ekonomi kita.
Pengertian perubahan iklim menurut situs terkemuka ecolife.com
adalah perubahan pola iklim dalam jangka waktu yang relatif lama dalam
lingkup regional ataupun global. Global warming merupakan salah satu
aspek yang menyebabkan perubahan iklim, global warming sendiri berarti
meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi. Aspek-aspek lainnya yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim adalah perubahan cuaca,
curah hujan, kelembaban udara, sinar UV dan masih banyak lagi.
II.2 Tanda-tanda perubahan iklim global
Beberapa tanda terjadinya perubahan iklim di antaranya adalah
tidak menentunya pergantian musim dari penghujan ke kemarau, pola
terbang burung, suhu dunia yang semakin memanas dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan
global telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami
musim kemarau yang panjang. Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau
panjang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar
hutan habis di Kalimantan Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim
kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan
produksi gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi
44,127 juta ton pada tahun 1990. Akibatnya, pemerintah Indonesia yang
sudah mencapai swasembada beras sejak 1984, terpaksa mengimpor beras
dari India, Thailand dan Korea Selatan seharga Rp 200 miliar.
Tanda-tanda perubahan iklim juga terlihat pada kondisi beberapa
pulau di Kalimantan Timur, khususnya di pulau Tarakan. Udara yang
semakin panas serta sulitnya mendapatkan air bersih dirasakan oleh seluruh
penduduk Tarakan yang mayoritas bermukim di kawasan pesisir. Tidak
hanya itu, kawasan hutan lindung di Tarakan sudah melebihi dari 30 persen
7. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 7
yang diprogramkan pemerintah kota. Namun hal tersebut baru sebatas luas
kawasannya, bukan pada keberadaan hutannya. Kawasan hutan pantai juga
sudah mulai hilang perlahan dan digantikan sebagai lahan aktifitas manusia
sehingga ikut menyebabkan perubahan iklim.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi hubungan
antara manifes kesehatan dan pajanan oleh perubahan curah hujan,
ketersediaan, dan kualitas air:
1. Hubungan antara ketersediaan air, akses air bersih di perumahan dan
beban kesehatan akibat penyakit diare.
2. Peran curah hujan ekstrem (lebatnya curah hujan dan kekeringan)
dalam memfasilitasi kejadian luar biasa Water Bone disease lewat
suplai air lewat jaringan pipa ataupun air permukaan
3. Efek suhu dan runoff dengan kontaminasi bahan kimia dan
mikrobiologi pada ari pantai, tempat rekreasi, dan air permukaan.
4. Efek langsung suhu pada insiden diare
Hoetomo menyebutkan bahwa perubahan iklim di Indonesia
ditandai oleh munculnya musim kemarau yang berkepanjangan yang
mengakibatkan terjadinya kekeringan dan meningkatnya potensi kebakaran
hutan. Namun saat memasuki musim penghujan, turunnya hujan
berlangsung lebih cepat dengan intensitas curah hujan yang tinggi yang
mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
Pemanasan yang terjadi pada sistem iklim bumi merupakan hal yang
jelas terasa, seiring dengan banyaknya bukti dari pengamatan kenaikan
temperatur udara dan laut, pencairan salju dan es di berbagai tempat di
dunia, dan naiknya permukaan laut global.
Secara langsung maupun tidak langsung, angin dan awan di
permukaan bumi terkait dengan matahari. Panas dari matahari
memproduksi perbedaan temperatur, yang mengarahkan pada perbedaan
temperatur. Dan angin selalu bergerak dari tekanan tinggi ke rendah.
8. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 8
Laut menjadi tempat penyimpanan panas matahari, dan arus laut
global menggerakkan energi yang tersimpan tersebut, menyebabkan adanya
iklim global, dari angin sepoi-sepoi sampai adanya badai lautan. Studi
mengenai perubahan kecerahan matahari, memunculkan dugaan adanya
kaitan dengan perubahan iklim. Meskipun masih lebih dipercaya bahwa
perubahan iklim lebih disebabkan karena peningkatan kadar karbon
dioksida di bumi, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa matahari pun
memberikan sumbangan pada perubahan iklim.
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi
berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca adalah keadaan
atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu,
tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, di suatu tempat
atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan,
musim, tahun). Sementara iklim didefinisikan sebagai Peluang statistik
berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban,
yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang
(Gibbs,1987).
Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan
suatu konsep yang abstrak, di mana iklim merupakan komposit dari keadaan
cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan
tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar
cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa
ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman
serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang
bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan
diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan
atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting. Indonesia
mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun ke
beradaannya, sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik.
9. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 9
II.3 Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global
1. Para ahli menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya perubahan iklim
adalah terjadinya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK).
Hal yang menyebabkan emisi GRK menjadi masalah yang besar
adalah karena dalam jangka panjang, bumi harus melepaskan energi dengan
laju yang sama ketika bumi menerima energi dari matahari. Selubung GRK
yang lebih tebal akan membantu untuk mengurangi hilangnya energi ke
angkasa, sehingga sistem iklim harus menyesuaikan diri untuk
mengembalikan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
keluar. Proses ini disebut sebagai “efek GRK yang semakin besar”.
Meningkatnya pemanasan, sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan
tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850.
Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua
kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global
naik sebesar 0.74°C selama abad ke-20, Diana pemanasan lebih dirasakan
pada daerah daratan daripada lautan.
2. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer
Karbondioksida adalah penyebab palang dominan terhadap adanya
perubahan Lim saat ini dan konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa
pra-industri yaitu 278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun
2005
3. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata
Adanya peningkatan presipitasi pada beberapa dekade terakhir telah
diamati di bagian Timur Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara,
Asia Utara serta Asia Tengah. Akan tetapi pada daerah Sahel, Mediteranian,
Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami pengurangan
presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat dan
lebih lama.
10. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 10
4. Kenaikan permukaan laut
Saat ini dilaporkan tengah terjadi kenaikan muka laut dari abad ke-
19 hingga abad ke-20, dan kenaikannya pada abad 20 adalah sebesar 0,17
meter. Pengamatan geolog mengindikasikan bahwa kenaikan muka laut
pada 2.000 tahun sebelumnya jauh lebih sedikit daripada kenaikan muka
laut pada abad ke 20. Temperatur rata-rata laut global telah meningkat pada
kedalaman paling sedikit 3.000 meter.
5. Pengurangan tutupan salju
Tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah, terutama pada
saat musim semi. Sejak 1900, luas maksimum daerah yang tertutup salju
pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan Bumi
Utara dan sungai-sungai akan lambat membeku (5.8 hari lebih lambat
daripada satu abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6.5 hari.
6. Gletser yang mencair
Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang pada
kedua belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut
sebesar 0.77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003. Berkurangnya lapisan
es di Greenland dan Amerika berkontribusi sebesar 0.4 mm per tahun untuk
kenaikan muka laut (antara 1993 – 2003).
7. Benua Arktik menghangat
Temperatur rata-rata Benua Arktik mengalami peningkatan hingga
mencapai dua kali lebih dari temperatur rata-rata seratus tahun terakhir.
Data satelit yang diambil sejak tahun 1978 menunjukkan bahwa luas laut es
rata-rata di Arktik telah berkurang sebesar 2.7% per dekade.
8. Perubahan iklim terjadi karena perubahan keseimbangan lingkungan.
Meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (uap, air, CO2, NOx,
CH4, dan O3)di atmosfer akibat aktivitas pembakaran bahan bakar fosil oleh
manusia menyebabkan terbentuknya semacam selimut tak tampak mata
yang mengurung gelombang panas sinar matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Efeknya adalah permukaan bumi semakin memanas dan
pada akhirnya memicu perubahan iklim.
11. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 11
9. Iklim menyesuaikan diri terhadap selubung GRK yang lebih tebal dengan
“pemanasan global” pada permukaan bumi dan atmosfer bagian bawah.
Kenaikan temperatur tersebut diikuti oleh perubahan-perubahan
lain, seperti tutupan awan dan pola angin. Beberapa perubahan ini dapat
mendukung terjadinya pemanasan (timbal balik positif), sedangkan yang
lainnya melakukan hal yang berlawanan (timbal balik negatif). Berbagai
interaksi tersebut sangat menyulitkan para ahli untuk menentukan secara
tepat bagaimana iklim akan berubah dalam beberapa dekade ke depan.
10. Penggunaan lahan dan berubahnya vegetasi alami juga ikut berkontribusi
menyebabkan perubahan iklim.
Perubahan vegetasi menyebabkan variasi karakteristik permukaan
bumi seperti albedo (kemampuan memantulkan) dan roughness (ketinggian
vegetasi) mempengaruhi keseimbangan energi permukaan bumi lewat
gangguan evapotranspirasi. Selain itu, perubahan vegetasi juga dapat
mempengaruhi suhu, laju presipitasi, dan curah hujan di suatu regional.
Perubahan iklim pada hakikatnya adalah sebuah keniscayaan. Iklim
bumi bersifat dinamis dan senantiasa berubah melalui siklus alamiah.
Perubahan ini dapat dideteksi dan diteliti oleh para pakar melalui bukti-
bukti ilmiah yang tersimpan dalam lingkaran-lingkaran kambium pohon,
inti lapisan es dan endapan lautan. Nyata sekali bahwa perubahan iklim
dewasa ini nampak memiliki sebuah kecenderungan yang bersifat konstan,
yakni meningkatnya temperatur global.
Pada Februari 2007, IPCC mengumumkan temuannya yang
menyatakan secara konklusif bahwa:
1. Pemanasan global sedang terjadi
2. Peningkatan temperatur global adalah dampak dari aktifitas manusia
3. Dengan tren yang ada sekarang, temperatur yang bersifat ekstrem,
gelombang panas, dan hujan lebat akan terus mengalami
peningkatan frekuensi. Temperatur bumi dan lautan akan terus
meningkat dalam milenium selanjutnya.
12. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 12
Mengapa aktivitas manusia menjadi penyebab utama perubahan
iklim? Jawabannya terletak pada efek gas rumah kaca (GERK). Aktivitas
atau kegiatan manusia yang menjadi sumber meningkatnya gas rumah kaca
yang menyebabkan pemanasan global adalah sebagai berikut:
1. Peternakan
Kegiatan peternakan, seperti: pemeliharaan ayam, sapi, babi,
dan hewan-hewan ternak lainnya. Kegiatan peternakan memberi
sumbangan pemanasan global sekitar 18%. Dalam laporan PBB
(FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental
Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat
bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca
yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi
gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi
gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida,
37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2),
65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2),
serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30%
dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area
tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak.
Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.
Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut
menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya
51 % dari pemanasan global.
2. Pembangkit Energi
Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca,
khususnya karena energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti
minyak, gas, dan batu bara, di mana batu bara banyak digunakan
untuk menghasilkan listrik. Sumbangan sektor energi terhadap emisi
gas rumah kaca mencapai 25,9%.
13. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 13
3. Transportasi
Asap kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar fosil
pada kegiatan transportasi seperti: mobil, sepeda motor, truk-truk
besar, pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya.
Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi GRK
mencapai 13,1%. Sumbangan terbesar terhadap perubahan iklim
berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh
transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta
api (0,5%).
4. Industri
Gas buangan industri, penggunaan bahan bakar fosil
memberikan sumbangan terhadap emisi gas rumah kaca mencapai
19,4%. Sebagian besar sumbangan kegiatan industri berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau dari
produksi C02secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya,
misalnya saja dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas
rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia,
pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas.
5. Alih Fungsi Hutan
Penebangan hutan yang menyebabkan penyerapan CO2 oleh
tumbuhan berkurang ,karena CO2 adalah bahan baku dalam proses
fotosintesis (illegal logging, pabrik kertas, furniture berbahan dasar
kayu, ekspor kayu, dsbnya). Kebakaran hutan, selain memiliki
dampak yang sama dengan penebangan hutan, pembakaran hutan
juga melepaskan CO2 hasil pembakaran (pembukaan lahan baru,
pembukaan lahan pertanian, dsbnya). Alih fungsi lahan hutan akibat
penebangan ataupun kebakaran tersebut menjadi penyumbangan
emisi GRK sebesar 17.4%.
6. Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian memberi sumbangan terhadap emisi gas
rumah kaca sebesar 13,5%. Sumber emisi gas rumah kaca pertama-
14. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 14
tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan.
Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk
pembuatan pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dalam
pembajakan, penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan
menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir, emisi GRK
berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian ke pasar.
7. Hunian dan Bangunan Komersial
Hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%.
Namun, bila dipandang dari penggunaan energi, maka hunian dan
bangunan komersial bisa menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang
besar. Misalnya saja dalam penggunaan listrik untuk
menghangatkan dan mendinginkan ruangan, pencahayaan,
penggunaan alat-alat rumah tangga, maka sumbangan sektor hunian
dan bangunan bisa mencapai 30%. Konstruksi bangunan juga
mempengaruhi tingkat emisi GRK. Sebagai contohnya, semen,
menyumbang 5% emisi GRK.
8. Sampah
Limbah sampah menyumbang 3,6% emisi gas rumah kaca.
Sampah yang dimaksud bisa berasal dari sampah yang menumpuk
di Tempat Pembuangan Sampah (2%) atau dari air limbah atau jenis
limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang berperan terutama
adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah
tersebut.
Pemanfaatan energi secara berlebihan, terutama energi fosil,
merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim secara
global. Revolusi Industri di abad 19 memulai penggunaan bahan
bakar secara besar-besaran untuk aktivitas industri. Industri-industri
tersebut menciptakan lapangan pekerjaan dan memicu relokasi
penduduk dari desa ke kota. Tren ini bahkan berlanjut sampai
sekarang. Lahan yang tadinya hijau terus diratakan untuk
menyediakan tanah bagi perumahan. Sumber daya alam yang ada
15. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 15
terus digunakan secara intensif untuk kebutuhan konstruksi,
industri, transportasi dan konsumsi. Hutan yang semakin rusak, baik
karena kejadian alam maupun penebangan liar, juga menambah
jumlah GRK yang dilepaskan ke atmosfer secara signifikan serta
fungsi hutan sebagai penyerap emisi GRK.
Selain itu pertanian dan peternakan serta sampah yang
mengalami peningkatan debit volume berlipat ganda sangat berperan
sebagai penyumbang GRK berupa gas metana (CH4) yang ternyata
memiliki potensi pemanasan global 21 kali lebih besar daripada gas
karbondioksida (CO2).
Seluruh hal di atas berujung di satu hal yakni meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Mereka disebut demikian
karena efek yang ditimbulkan menyerupai lapisan kaca dari sebuah rumah
kaca. Matahari tetap leluasa memancarkan radiasi ke bumi, namun pantulan
radiasi tersebut oleh permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas rumah kaca
tadi. Selanjutnya, lapisan bawah atmosfer bumi secara lambat tapi pasti,
mengalami peningkatan temperatur.
Sejatinya, efek rumah kaca seperti ini adalah sebuah proses alamiah
yang penting demi memungkinkan kehidupan di atas bumi. Tanpanya, bumi
akan menjadi sebuah tempat yang tak mungkin ditinggali oleh sebagian
besar makhluk hidup yang ada sekarang. Masalahnya terletak pada manusia
yang menyebabkan peningkatan pemanasan global melalui emisi GRK ke
atmosfer bumi. Inilah yang mengubah keseimbangan alami efek rumah
kaca. Semakin banyak gas rumah kaca yang diproduksi, semakin banyak
radiasi matahari yang “terperangkap” di lapisan atmosfer kita. Fenomena
inilah yang sekarang sedang terjadi yaitu pemanasan global pada lapisan
bawah atmosfer karena terus meningkatnya akumulasi emisi gas rumah
kaca.
16. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 16
II.4 Dampak terjadinya perubahan iklim global
Perubahan iklim dapat mempengaruhi banyak hal, seperti di jelaskan di
bawah ini.
1. Kondisi perubahan iklim global yang terjadi saat ini telah menimbulkan
dampak negatif bagi masyarakat luas dengan munculnya krisis persediaan
makanan akibat tingginya potensi gagal panen, krisis air bersih dan
meluasnya penyebaran penyakit tropis, malaria, demam berdarah dan diare.
2. Ketika perubahan iklim datang, maka kesehatan manusia akan berada dalam
ketidakpastian waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu dengan kuantitas
dan kualitas dampak yang juga tidak dapat dipastikan. Sistem pelayanan
kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang rumit seperti
naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami penuaan
dini, dan berbagai tantangan lainnya sehingga strategi pencegahan yang
efektif sangat dibutuhkan.
3. Aktivitas antropogenik lain, di antaranya adalah bencana alam yang dapat
terjadi karena perubahan vegetasi di antaranya adalah banjir, munculnya
heatstroke akibat gelombang panas yang tidak diserap karena hilangnya
vegetasi alami, tsunami, keseringan All. Peningkatan permukaan air laut ini
menyebabkan tenggelamnya beberapa daerah presisi dan pulau-pulau kecil,
termasuk di Indonesia.
4. Selain itu, tambah Hoetomo, perubahan iklim juga menyebabkan hilangnya
jutaan spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan kondisi
perubahan suhu.
5. Perubahan iklim juga menyebabkan kemunculan dini musim semi serbuk
sari di belahan bumi utara. Sangat beralasan jika menyimpulkan bahwa
penyakit alargen disebabkan oleh serbuk sari seperti alergi rinitis seiring
ditemuinya kejadian tersebut bersamaan dengan perubahan musim tersebut.
6. Perubahan iklim dapat mengubah kualitas air, udara, makanan; ekologi
vektor; ekosistem, pertanian, industri, dan perumahan. Semua aspek
tersebut memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan kualitas
17. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 17
hidup manusia. Perubahan iklim telah menciptakan suatu rangkaian
kausalitas kompleks yang berujung pada dampak kesehatan. Misalnya saja,
kualitas dan suplai makanan. Variabel ini sangat dipengaruhi oleh iklim.
Bagaimana keteraturan iklim telah membuat petani tahun kapan waktu yang
tepat untuk menebarkan benih, memupuk, dan memanen lahannya. Saat
iklim berubah, cuaca juga berubah. Kekeringan dan banjir dapat datang
sewaktu-waktu. Mungkin petani masih bisa memanfaatkan air tanah. Akan
tetapi, seperti telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya, aktivitas
antropogenik manusia telah mengubah wajah vegetasi bumi. Kualitas dan
kuantitas air tanah dan permukaan Jim juga berada dalam ancaman.
Perubahan cuaca, kelembaban, suhu udara, arah dan kekuatan angin juga
mempengaruhi perilaku hama.
7. Dampak lainnya adalah pengaruh perubahan iklim terhadap perilaku vektor
penyebab penyakit. Vector Bome Disease (VBD) adalah penyakit menular
yang ditransmisikan oleh gigitan infeksi spesies-spesies anthropoda,
misalnya nyamuk, lalat, kutu, kepinding, dan sebagainya. Di timur laut
Amerika, ditemukan bukti respons genetik (mikro evolusioner) dari spesies
nyamuk Wyeomia smithii untuk meningkatkan jumlah mereka dan mereka
dalam dua dekade ini muncul di musim semi lebih awal. Walaupun spesies
itu bukan merupakan vektor yang dapat menyebarkan penyakit ke manusia,
tetapi spesies ini memiliki hubungan yang dekat dengan spesies vektor
arbovirus lainnya yang dimungkinkan mengalami perubahan/evolusi
genetis juga. Selain itu perubahan distribusi geografis vektor sandfly
dilaporkan terjadi di Eropa Selatan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang
spesifik meneliti kausa perubahan distribusi tersebut. Virus berbasis vektor
lainnya yang paling menjadi pusat perhatian seluruh dunia dalang dengue.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa ada hubungan antara kondisi spasial
temporal, atau pola spasiotemporal terhadap dengue dan iklim. Telah
diketahui bahwa curah hujan yang tinggi serta suhu yang hangat dapat
meningkatkan transmisi virus ini. Akan tetapi, diketahui juga bahwa kasus
dapat terjadi dalam jumlah yang sama di musim kemarau asal terdapat
18. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 18
cukup tempat penyimpanan air yang desibel menjadi breeding site nyamuk
(Confalonieri dik, 2007: 403).
8. Dampak di masa depan. Banyak sistem alam, pada semua benua dan di
beberapa lautan, terpengaruh oleh perubahan iklim regional terutama
adanya kenaikan temperatur.
a. Komunitas komunitas yang kurang mampu adalah yang paling
rentan terhadap dampak dari perubahan iklim
b. Tinggi muka laut rata-rata global diproyeksikan naik sebesar 28-58
cm akibat adanya perluasan lautan dan pencairan gletser pada akhir
abad ke 21 (dibandingkan dengan tinggi muka laut pada 1989 –
1999)
c. 20-30% spesies akan menghadapi resik kepunahan lebih besar
d. Akan terjadi gelombang panas yang lebih kuat, pola-pola angin baru,
kekeringan yang semakin parah di beberapa daerah dan
bertambahnya presipitasi di daerah lainnya
9. Dampak regional. Akan sangat sulit untuk mengantisipasi perubahan iklim
pada skala regional daripada skala global. Namun, telah dilakukan langkah-
langkah untuk itu, dan para ahli telah menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
a. Afrika
Sangat rentan terhadap perubahan iklim dan variabilitas
iklim karena banyaknya kelaparan, kelembagaan yang lemah,
bencana, dan konflik. Kekeringan telah menyebar dan semakin
intensif terjadi sejak tahun 1970, dan daerah Sahel serta Afrika
Selatan kini menjadi lebih kering selam abad ke-20. Ketersediaan
air dan produksi agrikultur sangat terancam oleh keadaan ini. Basil
panen di beberapa negara Afrika dapat turun hingga 50% pada 2020,
dan beberapa daerah pertanian besar akan terpaksa berhenti
berproduksi. Hutan, Padang rumput, dan ekosistem alami lainnya
telah berubah, terutama di bagian Selatan Afrika. Kemudian pada
19. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 19
tahun 2080, jumlah daratan Farid dan semi-arid akan meluas sebesar
5-8%.
b. Antartika
Benua ini merupakan daerah yang suit untuk dianalisis dan
diprediksi. Kecuali pemanasan di Antartika di Peninsula, temperatur
dan salku yang turun di benua ini terhitung relatif konstan pada 50
tahun terakhir. Benua Antartika memiliki hampir 90% dari air bersih
di bumi, sehingga para peniti mengawasi dengan cermat jika ada
tanda-tanda pencairan gletser maupun lapisan es pada benua ini.
c. Arktik
Temperatur rata-rata di Arktik telah mengalami peningkatan
dua kali lebih cepat dari rata-rata global dalam 100 tahun terakhir.
Luas rata-rata laut es di Arktik telah berkurang sebanyak 2.7% per
dekade dan banyak daerah di Lautan Arktik yang kehilangan “es
sepanjang tahun”nya pada akhir abad ke-21 jika emisi yang
dikeluarkan oleh manusia mencapai prediksi maksimum saat ini.
Arktik juga sangat penting sebab perubahan di daerah ini akan
memberikan implikasi skala global. Sebagai contoh, ketika es dan
salju mencair, albedo (reflektifitas) bumi akan menurun, sehingga
memerangkap panas yang seharusnya dipantulkan dan memanaskan
permukaan bumi lebih besar dari kondisi normal.
d. Asia
Lebih dari satu miliar orang dapat terpengaruh oleh adanya
kekurangan persediaan air, terutama di lembah sungai-sungai besar
pada 2050. Pencairan gletser di Himalaya, yang diprediksi akan
meningkatkan kejadian banjir dan longsor, akan mempengaruhi
sumber daya air pada dua hingga tiga dekade ke depan. Daerah
pantai, terutama daerah mega-delta region yang padat penduduk,
akan berisiko terkena banjir akibat kenaikan muka laut, dan juga dari
luapan sungai.
20. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 20
e. Australia dan New Zealand
Meningkatnya tekanan dalam ketersediaan air dan pertanian,
ekosistem alami yang berubah, tutupan salju Muslimah yang
semakin berkurang dan berkurangnya gletser. Selama beberapa
dekade terakhir telah terjadi lebih banyak gelombang panas (heat
waves), sedikit hujan es dan lebih banyak hujan di bagian barat laut
Australia dan barat daya New Zealand; sedikit hujan di bagian
selatan dan timur Australia serta timur laut New Zealand; dan
peningkatan intensitas kekeringan Australia. Iklim pada abad ke-21
akan lebih padas dengan frekuensi dan intensitas gelombang panas,
kebakaran, banjir, tanah longsor, kekeringan dan storm surge yang
lebih besar.
f. Eropa
Gletser dan es abadi mulai mencair, musim tanam menjadi
semakin panjang dan cuaca ekstern – seperti gelombang panas besar
tahun 2003 – lebih sering terjadi. Para peneliti mengatakan bahwa
bagian utara Eropa akan mengalami musim dingin yang lebih
hangat, presipitasi yang lebih besar, meluasnya hutan dan
produktivitas pertanian yang lebih besar, sedangkan bagian selatan
Eropa (di dekat Mediteranian) akan mengalami musim panas yang
lebih panas, pengurangan presipitasi, lebih banyak kekeringan,
pengurangan luas hutan dan penurunan produktivitas pertanian.
Eropa banyak terdiri dari daerah dataran rendah dekat pantai yang
sangat rentan terhadap naiknya muka laut, dan banyak tumbuhan,
reptil, amfibi, serta spesies lainnya akan terancam pindah pada akhir
abad ini.
g. Amerika Latin
Hutan tropis di bagian timur Amazon dan bagian selatan
serta Meksiko tengah diprediksi akan berubah menjadi savana.
Sebagian daerah bagian timur laut Brazil serta sebagian besar
Meksiko tengah dan utara akan menjadi lebih kering (arid)
21. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 21
disebabkan oleh kombinasi antara perubahan iklim dan manajemen
lahan oleh manusia. Pada 2050, 50% dari lahan pertanian
diperkirakan akan perlahan berubah menjadi gurun dan mengalami
salinitas.
h. Amerika utara
Perubahan iklim akan mempengaruhi sumber daya air,
sedangkan saat ini sumber ada air telah terdesak oleh kebutuhan
penggunaan air dari pertanian, industri, dan kota-kota. Kenaikan
temperatur akan lebih lanjut mengurangi jumlah salju di
pegunungan dan meningkatkan evaporasi. Sehingga mengubah
ketersediaan air musiman. Penurunan muka air danau-danau serta
sungai-sungai besar akan mempengaruhi kualitas air, navigasi,
rekreasi dan kapasitas pembangkit listrik tenaga air. Kebakaran
hutan dan menjangkitnya serangga akan terus berkembang dengan
memanasnya bumi dan tanah yang kering. Selama abad ke-21,
kecenderungan bagi spesies-spesies untuk berpindah ke utara dan ke
ketinggian akan menyusun ulang ekosistem Amerika Utara.
i. Negara-negara di Pulau Kecil
Sangat rentan terhadap perubahan iklim, luasnya yang
terbatas mengakibatkan mudah terjadi bencana alam, terutama
berkaitan dengan naiknya muka laut dan ancaman terhadap
ketersediaan air bersih.
II.5 Pengendalian perubahan iklim
1. Metode Pengendalian Perubahan Cuaca dan Iklim di Negara-Negara
Berkembang
Secara umum, ada tiga cara yang mulai dikembangkan saat ini untuk
mengendalikan karbon, karena karbon adalah domain utama yang menjadi
penyebab perubahan iklim. Tiga cara tersebut di antaranya adalah CDM
(Clean Development Mechanism), REDD (Reduced Emission from
22. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 22
Deforestation on Development Country), dan CCS (Carbon Capture and
Storage).
a. Clean Development Mecahnism (CDM)
CDM merupakan salah satu mekanisme yang terdapat dalam
Protokol Kyoto. Mekanisme CDM merupakan satu-satunya mekanisme
yang melibatkan negara berkembang, di mana negara maju dapat
menurunkan emisi gas rumah kacanya dengan mengembangkan proyek
ramah lingkungan di negara berkembang. Mekanisme ini sendiri pada
dasarnya merupakan perdagangan karbon, di mana negara berkembang
dapat menjual kredit penurunan emisi kepada negara yang memiliki
kewajiban untuk menurunkan emisi, yang disebut negara Annex I. Akan
tetapi, mekanisme perdagangan kabin ini mengalami tantangan.
Almuth Ernsting dalam tulisannya yang berjudul “Reduce Emission
From Deforestation: Can Carbon Trading Save Our Ecosystem?”
mengemukanan fakta bawah dana hasi CDM memang dialokasikan
untuk reboisasi. Akan tetapi, reboisasi yang dilakukan tidak benar-benar
dapat mengembalikan ekosistem yang rusak. Selama ini reboisasi yang
dilakukan menggunakan monokultur-tree Plantation yang artinya
dilakukan penanaman kembali lahan yang gundul dengan satu jenis bibit
pohon. Hal tersebut dianggap memberikan efek buruk terhadap
lingkungan dan komunitas di sekitar hutan yang rusak karena reboisasi
yang dilakukan hanya sekedar menghijaukan, tetapi tidak mampu
mengembalikan kualitas ekosistem. Oleh karena itu, dia mengusulka n
untuk mengintegrasikan CDM dengan REDD.
b. Reduced Emission from Deforestation on Development Country
(REDD)
REDD adalah cara mereduksi karbon dengan jalan mengatur laju
deforestasi. Mekanisme ini sebenarnya tidak mutlak menganggap CMD
buruk. Pelaksanaan REDD dapat dilaksanakan bersama dengan
pelaksanaan CDM yang sudah berlangsung. Hanya saja, dana hasil CDM
sebagian dipisahkan untuk biaya perawatan atau pelestarian hutan yang
23. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 23
masih ada. Dalam publikasi ilmiah Yan diadakan UNFCCC pada Mei
2007, disebutkan bahwa opsi yang digunakan dikenal dengan sebutan 50-
50-50. Artinya, mengurangi laju deforestasi hingga 50% pada tahun 2050
sambil mempertahankan laju deforestasi pada kisaran tersebut dikalim
akan menyelamatkan 50 miliyar ton emisi karbon. Gambaran ini didapat
dengan menggunakan Stern Review. Memang, Stern Review tidak
merekomendasikan gambaranya nyata apa pun dalam mengurangi laju
deforestasi. Akan tetapi, Stern menyatakan bahwa dengan tujuan
menstabilkan kadar emisi CO2 pada angka 450 ppm, maka akan dicari
cara dekarbonisasi yang cepat dan lengkap lewat emisi energi
nontransportasi, menghentikan deforestasi, dan intensifikasi substansi
aktivitas penyitaan aset. Dengan mencoba untuk mengendalikan laju
deofrestasi amasalh mendasar dari pendekatan bak kritis dapat ditutup.
Sementara itu, hasil pertemuan di Bali beberapa bulan yang lalu
mengisyaratkan bahwa REDD akan fokus pada penilaian perubahan
cakupan hutan dan kaitannya dengan emisi gas rumah kaca, metode
pengurangan emisi dari deforestasi, dan perkiraan jumlah pengurangan
emisi dari deforestasi. Deforestasi dianggap sebagai komponen penting
dalam perubahan iklim sampai 2012. Untuk pelaksanaan praktisnya
masih belum disepakati. Isu ini diagendakan untuk dibahas di pertemuan
selanjutnya yang disebut Bada Tambahan untuk Saran Inlimah dan
Teknis di Bonn, Jerman, pada tahun 2008.
c. Carbon Capture and Storage (CCS)
CCS adalah satu cara mengurangi emisi karbon dengan jalan
menyuntikkan karbon dioksida ke perut bumi. Metode ini membutuhkan
ruang kosong di perut bumi, bisa juga menggunakan sumur-sumur gas
dan minyak bumi yang sudah mengering. Akan tetapi, kendala penerapan
teknologi ini adalah mahalnya biaya investasi dan tidak semua orang bisa
melakukan transfer teknologi walaupun untuk Indonesia teknologi
tersebut mampu mengurangi emisi karbon hingga 20% pada tahun 2005.
24. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 24
Menstabilkan GRK pada level 535-590 ppm akan tercapai bila
tidak ada lagi peningkatan emisi CO2 sepanjang tahun 2010-2030 dan
akan memberikan pengaruh sebesar -30 persen hingga +5 persen dari
level tahun 2000 (2000 levels) pada tahun 2050. Hal ini dapat membatasi
peningkatan temperatur rata-rata global pada 2.8-3.2°C. jika masih
terjadi peningkatan gas CO2 setelah tahun 2030, pemanasan akan terus
meningkat. Sebagai perbandingan pada tahun 2000, level GRK sekitar
379 ppm.
Efforts dari mitigasi perubahan iklim akan dirasakan lebih dari 2 -
3 dekade mendatang. Mitigasi ini sangat menetukan dan berpengaruh
secara luas terhadap peningkatan suhu rata-rata global dan dampak
terjadinya perubahan iklim dapat dihindari. Sebaiknya peraturan
perubahan iklim didesign sebagai bagian atau persel pembangunan
berkelanjutan dan IPCC akan menkonfirmasi bahwa pembangunan
berkelanjutan dapat mengurangi emisi GRK dan mengurangi pengaruh-
pengaruh dari perubahan iklim.
Menyebarluaskan teknologi ramah iklim sangatlah mendesak.
Dalam mitigasi perubahan iklim, kehadiran clean teknologi dibutuhkan
untuk secara bertahap diterapkan dan disebarluaskan oleh sektor-sektor
swasta, termasuk kerja sama teknologi antara industri-industri dan
negara-negara berkembang, serta pengembangan akan inovasi dan
teknologi terbaru uang berkelanjutan sangatlah diperlukan.
2. Metode Pengendalian Perubahan Cuaca dan Iklim di Indonesia
Hoetomo sependapat jika masyarakat diajak dan disadarkan kembali
untuk meyesuaikan diri terkait dengan perubahan iklim, agar Amu
meminimalisasi dampak yang telah terjadi dan mengantisipasi risiko
sekaligus mengurangi biasa yang harus dikeluarkan.
Dalam usaha mengurangi efek rumah kaca dan memperlambat laju
pemanasan global. Sebaiknya masyarakat kita gemar menanam pohon dan
menggunakan tanaman hidup sebagai pagar rumah, harapnya.
25. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 25
Dirinya menyarankan, pemerintah segera melakukan aksi nasional
dalam menghadapi perubahan iklim global ini dengan melakukan kegiatan
mitigasi dan adaptasi. Kegiatan mitigasi dilakukan di sektor energi, sektor
pemanfaatan lahan dan hutan, serta di sektor kelautan dan perikanan.
Manfaat dari mitagi ini untuk meningkatkan kemampuan sumber daya hutan
dan lahan di daerah pesisir pantai untuk menyerap karbon sehingga
mengurangi efek gas rumah kaca.
Mitigasi dengan era menanam mangrove dan vegetasi pantai,
melakukan rehabilitasi terumbu karang melalaui transplantasi terumbu
buatan. Selain itu, Menambah luas wilayah konservasi laut menjadi 9,5 juta
hektar, katanya.
Sementara bentuk adaptasi dilakukan oleh sektor sumber daya air,
sektor pertanian, kelautan, pesisir dan perikanan, sektor infrastruktur, sektor
kesehatan, sektor kehutanan.
Dengan menerapkan kebijakan ketak mengenai perubahan iklim,
pemerintah dapat memperlambat dan menurunkan tren emisi dari GRK ini,
dan juga menstabilkan tingkat kandungan dari GRK ini di atmosfer. Sebagai
contohnya, menstabilkan GRK pada 445-490 ppm da merupakan target
yang paling ambisius. Untuk dapat mencapai target tersebut pada tahun
2015 tidak ada lagi peningkatan gas CO2. Hal ini akan menurunkan 50-85
persen dari level tahun 2000 (2000 levels) pada tahun 2050. Hal ini dapat
membatasi peningkatan temperatur rata-rata global pada 2-2.4°C pare-
industrial levels.
26. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 26
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini berupa :
1. Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi secara signifikan mengenai
pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam rentang waktu
puluhan hingga ratusan tahun lamanya.
2. Beberapa tanda terjadinya perubahan iklim di antaranya adalah tidak
menentunya pergantian musim dari penghujan ke kemarau, pola terbang
burung, suhu dunia yang semakin memanas dan sebagainya.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim global dapat
berupa karena adanya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK).
Jumlah karbondioksida di atmosfer, penyebaran air yang tidak merata,
kenaikan permukaan laut, pengurangan tutupan salju, gletser yang mencair,
benua Arktik yang menghangat, perubahan keseimbangan lingkungan,
penyesuaian iklim terhadap selubung gas rumah kaca, dan penggunaan
lahan serta perubahan vegetasi alam.
4. Dampak perubahan iklim global berupa krisis persediaan makan, kesehatan
manusia akan berada dalam ketidakpastian, bencana alam, hilangnya jutaan
spesies flora dan fauna, timbulnya penyakit atau alergi, perubahan kualitas
air, udara, dan makanan, dan ada pula dampak pada masa depan, serta
dampak regional di setiap benua.
5. Pengendalian terhadap perubahan iklim secara umum yang di gunakan
adalah metode Clean Development Mechanism (CDM), Reduced Emission
from Deforestation on Development Country (REDD), serta Carbon
Capture Storage (CCS)
27. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 27
III.2 Saran
a. Masyarakat pada umumnya diharapkan agar mampu menjaga
lingkungannya agar mampu menyelamatkan bumi meski dengan hal-hal
kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak menggunakan
produk yang tidak ramah lingkungan, menanam pohon, dan lainnya.
b. Pemerintah diharapkan agar lebih proaktif dalam upaya pelestarian
lingkungan dengan menciptakan program-program yang berwawasan
lingkungan, seperti penanaman pohon massal, revitalisasi terumbu karang,
atau memberikan izin ketat bahkan bila perlu melarang kegiatan-kegiatan
yang dikhawatirkan merusak lingkungan, seperti penambangan liar, dan
sebagainya.
c. Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya bersama-sama
menciptakan kawasan pendidikan berbasis lingkungan dan kurikulum
berbasis lingkungan, serta mengajak siswa-siswinya untuk mencintai
lingkungan, dalam hal ini lingkungan sekolahnya seperti mengajarkan siswa
untuk membuang sampah pada tempatnya, meminimalisir penggunaan
kemasan makanan berbungkus plastik, mendaur ulang sampah menjadi
barang kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi, dan lainnya.
d. Lembaga-lembaga terkait diharapkan agar ikut membantu upaya
pemerintah dalam pelestarian lingkungan serta mengajak masyarakat
mencintai lingkungannya seperti mengadakan program penanaman sejuta
pohon, mengadakan pelatihan wirausaha pembuatan bahan bakar non-fosil
atau kerajinan barang-barang hasil daur ulang, penanaman bakau, dan lain
sebagainya.
28. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 28
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Perubahan Iklim. http://ipemanasanglobal.blogspot.com. Diakses
9 Maret 2015.
Fajar, Jasmin. 2010. Penyebab Perubahan Iklim. http://www. iklimkarbon.com.
Diakses 9 Maret 2015.
Umar, Ramli. 2010. Meteorologi dan Klimatologi. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.