SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Perubahan
Iklim Global”. Penulisan makalah ini berkaitan dengan perubahan iklim global
yang dampaknya saat ini kerap kali kita rasakan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Allah SWT, dan dosen
Geografi kami, karena tanpa bantuan dari mereka, kami tak mungkin bisa
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, agar mampu menyikapi perubahan iklim global yang saat ini terjadi di
bumi secara bijak.
Makassar, 9 Maret 2015
Penyusun
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3
I.1 Latar Belakang....................................................................................3
I.2 Rumusan Masalah...............................................................................4
I.3 Tujuan Masalah..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................5
II.1 Perubahan Iklim.................................................................................5
II.2 Tanda-tanda perubahan iklim global.................................................6
II.3 Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global..............9
II.4 Dampak terjadinya perubahan iklim global.......................................16
II.5 Pengendalian perubahan iklim...........................................................21
BAB III PENUTUP..........................................................................................26
III.1 Kesimpulan.......................................................................................26
III.2 Saran................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKAN....................................................................................28
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini
menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi bumi
selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib
bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat matahari menuju masa akhir hidupnya
sebagai bintang katai putih? Akankah bumi bertahan, ataukah masa tersebut
akan menjadi masa akhir kehidupan bumi.
Perubahan iklim memiliki hubungan dengan perubahan curah hujan,
ketersediaan air permukaan, dan kualitas air yang dapat berpengaruh pada Water
related disease. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih
terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia
adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri.
Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti
pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar
dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan
secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya
akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang
terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang
dilakukan dan telah berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah
terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming yang
diantara beberapa akibatnya adalah perubahan iklim yang terjadi di bumi
sekarang ini.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 4
I.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam makalah ini adalah masalah perubahan
iklim global dan apa dampaknya bagi manusia. Rumusan masalah secara lebih
rinci dijelaskan sebagai berikut :
1. Apakah yang di maksud dengan Perubahan Iklim ?
2. Apakah tanda-tanda perubahan iklim global ?
3. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global ?
4. Apakah dampak dari perubahan iklim global ?
5. Bagaimanakah pengendalian perubahan iklim ?
I.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Perubahan Iklim
2. Mengetahui tanda-tanda perubahan iklim global
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim
global
4. Mengetahui dampak dari perubahan iklim global
5. Mengetahui bagaimana cara pengendalian perubahan iklim
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 5
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Perubahan Iklim
Perubahan iklim menurut Wikipedia adalah perubahan yang terjadi
secara signifikan mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka
statistik dalam rentang waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadi perubahan iklim seperti proses
biologis, radiasi sinar matahari, tekanan tektonik, erupsi gunung berapi, dan
masih banyak lagi.
Sedangkan perubahan iklim menurut Enviromental Protection
Agency (EPA) adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada
periode waktu tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa
diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan
lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa suhu bumi berubah satu derajat
dalam tempo 100 tahun terakhir.
Pengertian perubahan iklim menurut situs Pemerintah Kanada
adalah perubahan kondisi cuaca dalam kurun waktu yang relatif panjang di
dalam temperatur/suhu, curah hujan, angin dan juga indikasi-indikasi
lainnya. Perubahan iklim termasuk juga perubahan kondisi rata-rata (yang
umumnya terjadi) atau perubahan di dalam variabelnya misalnya seperti
kejadian-kejadian ekstrem. Kejadian-kejadian luar bisa tersebut mungkin
tidak ada sebelumnya dan kondisi alam tar kinilah yang menyebabkan
semua itu terjadi.
Definisi perubahan iklim menurut situs Pemerintah Victoria,
Australia adalah berubahnya iklim yang ada di bumi ini dalam satu abad ke
belakang ini. Meningkatnya suhu / temperatur udara di bumi ini merupakan
bukti kuat dan nyata bahwa iklim di bumi ini sedang dalam perubahan.
Sama halnya dengan pemanasan global, perubahan iklim juga merupakan
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 6
isu yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Perubahan iklim
berpotensi mempengaruhi lingkungan, komunitas dan juga ekonomi kita.
Pengertian perubahan iklim menurut situs terkemuka ecolife.com
adalah perubahan pola iklim dalam jangka waktu yang relatif lama dalam
lingkup regional ataupun global. Global warming merupakan salah satu
aspek yang menyebabkan perubahan iklim, global warming sendiri berarti
meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi. Aspek-aspek lainnya yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim adalah perubahan cuaca,
curah hujan, kelembaban udara, sinar UV dan masih banyak lagi.
II.2 Tanda-tanda perubahan iklim global
Beberapa tanda terjadinya perubahan iklim di antaranya adalah
tidak menentunya pergantian musim dari penghujan ke kemarau, pola
terbang burung, suhu dunia yang semakin memanas dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan
global telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami
musim kemarau yang panjang. Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau
panjang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar
hutan habis di Kalimantan Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim
kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan
produksi gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi
44,127 juta ton pada tahun 1990. Akibatnya, pemerintah Indonesia yang
sudah mencapai swasembada beras sejak 1984, terpaksa mengimpor beras
dari India, Thailand dan Korea Selatan seharga Rp 200 miliar.
Tanda-tanda perubahan iklim juga terlihat pada kondisi beberapa
pulau di Kalimantan Timur, khususnya di pulau Tarakan. Udara yang
semakin panas serta sulitnya mendapatkan air bersih dirasakan oleh seluruh
penduduk Tarakan yang mayoritas bermukim di kawasan pesisir. Tidak
hanya itu, kawasan hutan lindung di Tarakan sudah melebihi dari 30 persen
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 7
yang diprogramkan pemerintah kota. Namun hal tersebut baru sebatas luas
kawasannya, bukan pada keberadaan hutannya. Kawasan hutan pantai juga
sudah mulai hilang perlahan dan digantikan sebagai lahan aktifitas manusia
sehingga ikut menyebabkan perubahan iklim.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi hubungan
antara manifes kesehatan dan pajanan oleh perubahan curah hujan,
ketersediaan, dan kualitas air:
1. Hubungan antara ketersediaan air, akses air bersih di perumahan dan
beban kesehatan akibat penyakit diare.
2. Peran curah hujan ekstrem (lebatnya curah hujan dan kekeringan)
dalam memfasilitasi kejadian luar biasa Water Bone disease lewat
suplai air lewat jaringan pipa ataupun air permukaan
3. Efek suhu dan runoff dengan kontaminasi bahan kimia dan
mikrobiologi pada ari pantai, tempat rekreasi, dan air permukaan.
4. Efek langsung suhu pada insiden diare
Hoetomo menyebutkan bahwa perubahan iklim di Indonesia
ditandai oleh munculnya musim kemarau yang berkepanjangan yang
mengakibatkan terjadinya kekeringan dan meningkatnya potensi kebakaran
hutan. Namun saat memasuki musim penghujan, turunnya hujan
berlangsung lebih cepat dengan intensitas curah hujan yang tinggi yang
mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
Pemanasan yang terjadi pada sistem iklim bumi merupakan hal yang
jelas terasa, seiring dengan banyaknya bukti dari pengamatan kenaikan
temperatur udara dan laut, pencairan salju dan es di berbagai tempat di
dunia, dan naiknya permukaan laut global.
Secara langsung maupun tidak langsung, angin dan awan di
permukaan bumi terkait dengan matahari. Panas dari matahari
memproduksi perbedaan temperatur, yang mengarahkan pada perbedaan
temperatur. Dan angin selalu bergerak dari tekanan tinggi ke rendah.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 8
Laut menjadi tempat penyimpanan panas matahari, dan arus laut
global menggerakkan energi yang tersimpan tersebut, menyebabkan adanya
iklim global, dari angin sepoi-sepoi sampai adanya badai lautan. Studi
mengenai perubahan kecerahan matahari, memunculkan dugaan adanya
kaitan dengan perubahan iklim. Meskipun masih lebih dipercaya bahwa
perubahan iklim lebih disebabkan karena peningkatan kadar karbon
dioksida di bumi, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa matahari pun
memberikan sumbangan pada perubahan iklim.
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi
berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca adalah keadaan
atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu,
tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, di suatu tempat
atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan,
musim, tahun). Sementara iklim didefinisikan sebagai Peluang statistik
berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban,
yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang
(Gibbs,1987).
Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan
suatu konsep yang abstrak, di mana iklim merupakan komposit dari keadaan
cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan
tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar
cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa
ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman
serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang
bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan
diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan
atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting. Indonesia
mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun ke
beradaannya, sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 9
II.3 Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global
1. Para ahli menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya perubahan iklim
adalah terjadinya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK).
Hal yang menyebabkan emisi GRK menjadi masalah yang besar
adalah karena dalam jangka panjang, bumi harus melepaskan energi dengan
laju yang sama ketika bumi menerima energi dari matahari. Selubung GRK
yang lebih tebal akan membantu untuk mengurangi hilangnya energi ke
angkasa, sehingga sistem iklim harus menyesuaikan diri untuk
mengembalikan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
keluar. Proses ini disebut sebagai “efek GRK yang semakin besar”.
Meningkatnya pemanasan, sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan
tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850.
Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua
kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global
naik sebesar 0.74°C selama abad ke-20, Diana pemanasan lebih dirasakan
pada daerah daratan daripada lautan.
2. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer
Karbondioksida adalah penyebab palang dominan terhadap adanya
perubahan Lim saat ini dan konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa
pra-industri yaitu 278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun
2005
3. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata
Adanya peningkatan presipitasi pada beberapa dekade terakhir telah
diamati di bagian Timur Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara,
Asia Utara serta Asia Tengah. Akan tetapi pada daerah Sahel, Mediteranian,
Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami pengurangan
presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat dan
lebih lama.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 10
4. Kenaikan permukaan laut
Saat ini dilaporkan tengah terjadi kenaikan muka laut dari abad ke-
19 hingga abad ke-20, dan kenaikannya pada abad 20 adalah sebesar 0,17
meter. Pengamatan geolog mengindikasikan bahwa kenaikan muka laut
pada 2.000 tahun sebelumnya jauh lebih sedikit daripada kenaikan muka
laut pada abad ke 20. Temperatur rata-rata laut global telah meningkat pada
kedalaman paling sedikit 3.000 meter.
5. Pengurangan tutupan salju
Tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah, terutama pada
saat musim semi. Sejak 1900, luas maksimum daerah yang tertutup salju
pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan Bumi
Utara dan sungai-sungai akan lambat membeku (5.8 hari lebih lambat
daripada satu abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6.5 hari.
6. Gletser yang mencair
Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang pada
kedua belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut
sebesar 0.77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003. Berkurangnya lapisan
es di Greenland dan Amerika berkontribusi sebesar 0.4 mm per tahun untuk
kenaikan muka laut (antara 1993 – 2003).
7. Benua Arktik menghangat
Temperatur rata-rata Benua Arktik mengalami peningkatan hingga
mencapai dua kali lebih dari temperatur rata-rata seratus tahun terakhir.
Data satelit yang diambil sejak tahun 1978 menunjukkan bahwa luas laut es
rata-rata di Arktik telah berkurang sebesar 2.7% per dekade.
8. Perubahan iklim terjadi karena perubahan keseimbangan lingkungan.
Meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (uap, air, CO2, NOx,
CH4, dan O3)di atmosfer akibat aktivitas pembakaran bahan bakar fosil oleh
manusia menyebabkan terbentuknya semacam selimut tak tampak mata
yang mengurung gelombang panas sinar matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Efeknya adalah permukaan bumi semakin memanas dan
pada akhirnya memicu perubahan iklim.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 11
9. Iklim menyesuaikan diri terhadap selubung GRK yang lebih tebal dengan
“pemanasan global” pada permukaan bumi dan atmosfer bagian bawah.
Kenaikan temperatur tersebut diikuti oleh perubahan-perubahan
lain, seperti tutupan awan dan pola angin. Beberapa perubahan ini dapat
mendukung terjadinya pemanasan (timbal balik positif), sedangkan yang
lainnya melakukan hal yang berlawanan (timbal balik negatif). Berbagai
interaksi tersebut sangat menyulitkan para ahli untuk menentukan secara
tepat bagaimana iklim akan berubah dalam beberapa dekade ke depan.
10. Penggunaan lahan dan berubahnya vegetasi alami juga ikut berkontribusi
menyebabkan perubahan iklim.
Perubahan vegetasi menyebabkan variasi karakteristik permukaan
bumi seperti albedo (kemampuan memantulkan) dan roughness (ketinggian
vegetasi) mempengaruhi keseimbangan energi permukaan bumi lewat
gangguan evapotranspirasi. Selain itu, perubahan vegetasi juga dapat
mempengaruhi suhu, laju presipitasi, dan curah hujan di suatu regional.
Perubahan iklim pada hakikatnya adalah sebuah keniscayaan. Iklim
bumi bersifat dinamis dan senantiasa berubah melalui siklus alamiah.
Perubahan ini dapat dideteksi dan diteliti oleh para pakar melalui bukti-
bukti ilmiah yang tersimpan dalam lingkaran-lingkaran kambium pohon,
inti lapisan es dan endapan lautan. Nyata sekali bahwa perubahan iklim
dewasa ini nampak memiliki sebuah kecenderungan yang bersifat konstan,
yakni meningkatnya temperatur global.
Pada Februari 2007, IPCC mengumumkan temuannya yang
menyatakan secara konklusif bahwa:
1. Pemanasan global sedang terjadi
2. Peningkatan temperatur global adalah dampak dari aktifitas manusia
3. Dengan tren yang ada sekarang, temperatur yang bersifat ekstrem,
gelombang panas, dan hujan lebat akan terus mengalami
peningkatan frekuensi. Temperatur bumi dan lautan akan terus
meningkat dalam milenium selanjutnya.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 12
Mengapa aktivitas manusia menjadi penyebab utama perubahan
iklim? Jawabannya terletak pada efek gas rumah kaca (GERK). Aktivitas
atau kegiatan manusia yang menjadi sumber meningkatnya gas rumah kaca
yang menyebabkan pemanasan global adalah sebagai berikut:
1. Peternakan
Kegiatan peternakan, seperti: pemeliharaan ayam, sapi, babi,
dan hewan-hewan ternak lainnya. Kegiatan peternakan memberi
sumbangan pemanasan global sekitar 18%. Dalam laporan PBB
(FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental
Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat
bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca
yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi
gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi
gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida,
37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2),
65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2),
serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30%
dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area
tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak.
Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.
Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut
menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya
51 % dari pemanasan global.
2. Pembangkit Energi
Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca,
khususnya karena energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti
minyak, gas, dan batu bara, di mana batu bara banyak digunakan
untuk menghasilkan listrik. Sumbangan sektor energi terhadap emisi
gas rumah kaca mencapai 25,9%.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 13
3. Transportasi
Asap kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar fosil
pada kegiatan transportasi seperti: mobil, sepeda motor, truk-truk
besar, pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya.
Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi GRK
mencapai 13,1%. Sumbangan terbesar terhadap perubahan iklim
berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh
transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta
api (0,5%).
4. Industri
Gas buangan industri, penggunaan bahan bakar fosil
memberikan sumbangan terhadap emisi gas rumah kaca mencapai
19,4%. Sebagian besar sumbangan kegiatan industri berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau dari
produksi C02secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya,
misalnya saja dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas
rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia,
pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas.
5. Alih Fungsi Hutan
Penebangan hutan yang menyebabkan penyerapan CO2 oleh
tumbuhan berkurang ,karena CO2 adalah bahan baku dalam proses
fotosintesis (illegal logging, pabrik kertas, furniture berbahan dasar
kayu, ekspor kayu, dsbnya). Kebakaran hutan, selain memiliki
dampak yang sama dengan penebangan hutan, pembakaran hutan
juga melepaskan CO2 hasil pembakaran (pembukaan lahan baru,
pembukaan lahan pertanian, dsbnya). Alih fungsi lahan hutan akibat
penebangan ataupun kebakaran tersebut menjadi penyumbangan
emisi GRK sebesar 17.4%.
6. Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian memberi sumbangan terhadap emisi gas
rumah kaca sebesar 13,5%. Sumber emisi gas rumah kaca pertama-
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 14
tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan.
Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk
pembuatan pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dalam
pembajakan, penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan
menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir, emisi GRK
berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian ke pasar.
7. Hunian dan Bangunan Komersial
Hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%.
Namun, bila dipandang dari penggunaan energi, maka hunian dan
bangunan komersial bisa menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang
besar. Misalnya saja dalam penggunaan listrik untuk
menghangatkan dan mendinginkan ruangan, pencahayaan,
penggunaan alat-alat rumah tangga, maka sumbangan sektor hunian
dan bangunan bisa mencapai 30%. Konstruksi bangunan juga
mempengaruhi tingkat emisi GRK. Sebagai contohnya, semen,
menyumbang 5% emisi GRK.
8. Sampah
Limbah sampah menyumbang 3,6% emisi gas rumah kaca.
Sampah yang dimaksud bisa berasal dari sampah yang menumpuk
di Tempat Pembuangan Sampah (2%) atau dari air limbah atau jenis
limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang berperan terutama
adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah
tersebut.
Pemanfaatan energi secara berlebihan, terutama energi fosil,
merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim secara
global. Revolusi Industri di abad 19 memulai penggunaan bahan
bakar secara besar-besaran untuk aktivitas industri. Industri-industri
tersebut menciptakan lapangan pekerjaan dan memicu relokasi
penduduk dari desa ke kota. Tren ini bahkan berlanjut sampai
sekarang. Lahan yang tadinya hijau terus diratakan untuk
menyediakan tanah bagi perumahan. Sumber daya alam yang ada
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 15
terus digunakan secara intensif untuk kebutuhan konstruksi,
industri, transportasi dan konsumsi. Hutan yang semakin rusak, baik
karena kejadian alam maupun penebangan liar, juga menambah
jumlah GRK yang dilepaskan ke atmosfer secara signifikan serta
fungsi hutan sebagai penyerap emisi GRK.
Selain itu pertanian dan peternakan serta sampah yang
mengalami peningkatan debit volume berlipat ganda sangat berperan
sebagai penyumbang GRK berupa gas metana (CH4) yang ternyata
memiliki potensi pemanasan global 21 kali lebih besar daripada gas
karbondioksida (CO2).
Seluruh hal di atas berujung di satu hal yakni meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Mereka disebut demikian
karena efek yang ditimbulkan menyerupai lapisan kaca dari sebuah rumah
kaca. Matahari tetap leluasa memancarkan radiasi ke bumi, namun pantulan
radiasi tersebut oleh permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas rumah kaca
tadi. Selanjutnya, lapisan bawah atmosfer bumi secara lambat tapi pasti,
mengalami peningkatan temperatur.
Sejatinya, efek rumah kaca seperti ini adalah sebuah proses alamiah
yang penting demi memungkinkan kehidupan di atas bumi. Tanpanya, bumi
akan menjadi sebuah tempat yang tak mungkin ditinggali oleh sebagian
besar makhluk hidup yang ada sekarang. Masalahnya terletak pada manusia
yang menyebabkan peningkatan pemanasan global melalui emisi GRK ke
atmosfer bumi. Inilah yang mengubah keseimbangan alami efek rumah
kaca. Semakin banyak gas rumah kaca yang diproduksi, semakin banyak
radiasi matahari yang “terperangkap” di lapisan atmosfer kita. Fenomena
inilah yang sekarang sedang terjadi yaitu pemanasan global pada lapisan
bawah atmosfer karena terus meningkatnya akumulasi emisi gas rumah
kaca.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 16
II.4 Dampak terjadinya perubahan iklim global
Perubahan iklim dapat mempengaruhi banyak hal, seperti di jelaskan di
bawah ini.
1. Kondisi perubahan iklim global yang terjadi saat ini telah menimbulkan
dampak negatif bagi masyarakat luas dengan munculnya krisis persediaan
makanan akibat tingginya potensi gagal panen, krisis air bersih dan
meluasnya penyebaran penyakit tropis, malaria, demam berdarah dan diare.
2. Ketika perubahan iklim datang, maka kesehatan manusia akan berada dalam
ketidakpastian waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu dengan kuantitas
dan kualitas dampak yang juga tidak dapat dipastikan. Sistem pelayanan
kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang rumit seperti
naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami penuaan
dini, dan berbagai tantangan lainnya sehingga strategi pencegahan yang
efektif sangat dibutuhkan.
3. Aktivitas antropogenik lain, di antaranya adalah bencana alam yang dapat
terjadi karena perubahan vegetasi di antaranya adalah banjir, munculnya
heatstroke akibat gelombang panas yang tidak diserap karena hilangnya
vegetasi alami, tsunami, keseringan All. Peningkatan permukaan air laut ini
menyebabkan tenggelamnya beberapa daerah presisi dan pulau-pulau kecil,
termasuk di Indonesia.
4. Selain itu, tambah Hoetomo, perubahan iklim juga menyebabkan hilangnya
jutaan spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan kondisi
perubahan suhu.
5. Perubahan iklim juga menyebabkan kemunculan dini musim semi serbuk
sari di belahan bumi utara. Sangat beralasan jika menyimpulkan bahwa
penyakit alargen disebabkan oleh serbuk sari seperti alergi rinitis seiring
ditemuinya kejadian tersebut bersamaan dengan perubahan musim tersebut.
6. Perubahan iklim dapat mengubah kualitas air, udara, makanan; ekologi
vektor; ekosistem, pertanian, industri, dan perumahan. Semua aspek
tersebut memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan kualitas
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 17
hidup manusia. Perubahan iklim telah menciptakan suatu rangkaian
kausalitas kompleks yang berujung pada dampak kesehatan. Misalnya saja,
kualitas dan suplai makanan. Variabel ini sangat dipengaruhi oleh iklim.
Bagaimana keteraturan iklim telah membuat petani tahun kapan waktu yang
tepat untuk menebarkan benih, memupuk, dan memanen lahannya. Saat
iklim berubah, cuaca juga berubah. Kekeringan dan banjir dapat datang
sewaktu-waktu. Mungkin petani masih bisa memanfaatkan air tanah. Akan
tetapi, seperti telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya, aktivitas
antropogenik manusia telah mengubah wajah vegetasi bumi. Kualitas dan
kuantitas air tanah dan permukaan Jim juga berada dalam ancaman.
Perubahan cuaca, kelembaban, suhu udara, arah dan kekuatan angin juga
mempengaruhi perilaku hama.
7. Dampak lainnya adalah pengaruh perubahan iklim terhadap perilaku vektor
penyebab penyakit. Vector Bome Disease (VBD) adalah penyakit menular
yang ditransmisikan oleh gigitan infeksi spesies-spesies anthropoda,
misalnya nyamuk, lalat, kutu, kepinding, dan sebagainya. Di timur laut
Amerika, ditemukan bukti respons genetik (mikro evolusioner) dari spesies
nyamuk Wyeomia smithii untuk meningkatkan jumlah mereka dan mereka
dalam dua dekade ini muncul di musim semi lebih awal. Walaupun spesies
itu bukan merupakan vektor yang dapat menyebarkan penyakit ke manusia,
tetapi spesies ini memiliki hubungan yang dekat dengan spesies vektor
arbovirus lainnya yang dimungkinkan mengalami perubahan/evolusi
genetis juga. Selain itu perubahan distribusi geografis vektor sandfly
dilaporkan terjadi di Eropa Selatan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang
spesifik meneliti kausa perubahan distribusi tersebut. Virus berbasis vektor
lainnya yang paling menjadi pusat perhatian seluruh dunia dalang dengue.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa ada hubungan antara kondisi spasial
temporal, atau pola spasiotemporal terhadap dengue dan iklim. Telah
diketahui bahwa curah hujan yang tinggi serta suhu yang hangat dapat
meningkatkan transmisi virus ini. Akan tetapi, diketahui juga bahwa kasus
dapat terjadi dalam jumlah yang sama di musim kemarau asal terdapat
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 18
cukup tempat penyimpanan air yang desibel menjadi breeding site nyamuk
(Confalonieri dik, 2007: 403).
8. Dampak di masa depan. Banyak sistem alam, pada semua benua dan di
beberapa lautan, terpengaruh oleh perubahan iklim regional terutama
adanya kenaikan temperatur.
a. Komunitas komunitas yang kurang mampu adalah yang paling
rentan terhadap dampak dari perubahan iklim
b. Tinggi muka laut rata-rata global diproyeksikan naik sebesar 28-58
cm akibat adanya perluasan lautan dan pencairan gletser pada akhir
abad ke 21 (dibandingkan dengan tinggi muka laut pada 1989 –
1999)
c. 20-30% spesies akan menghadapi resik kepunahan lebih besar
d. Akan terjadi gelombang panas yang lebih kuat, pola-pola angin baru,
kekeringan yang semakin parah di beberapa daerah dan
bertambahnya presipitasi di daerah lainnya
9. Dampak regional. Akan sangat sulit untuk mengantisipasi perubahan iklim
pada skala regional daripada skala global. Namun, telah dilakukan langkah-
langkah untuk itu, dan para ahli telah menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
a. Afrika
Sangat rentan terhadap perubahan iklim dan variabilitas
iklim karena banyaknya kelaparan, kelembagaan yang lemah,
bencana, dan konflik. Kekeringan telah menyebar dan semakin
intensif terjadi sejak tahun 1970, dan daerah Sahel serta Afrika
Selatan kini menjadi lebih kering selam abad ke-20. Ketersediaan
air dan produksi agrikultur sangat terancam oleh keadaan ini. Basil
panen di beberapa negara Afrika dapat turun hingga 50% pada 2020,
dan beberapa daerah pertanian besar akan terpaksa berhenti
berproduksi. Hutan, Padang rumput, dan ekosistem alami lainnya
telah berubah, terutama di bagian Selatan Afrika. Kemudian pada
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 19
tahun 2080, jumlah daratan Farid dan semi-arid akan meluas sebesar
5-8%.
b. Antartika
Benua ini merupakan daerah yang suit untuk dianalisis dan
diprediksi. Kecuali pemanasan di Antartika di Peninsula, temperatur
dan salku yang turun di benua ini terhitung relatif konstan pada 50
tahun terakhir. Benua Antartika memiliki hampir 90% dari air bersih
di bumi, sehingga para peniti mengawasi dengan cermat jika ada
tanda-tanda pencairan gletser maupun lapisan es pada benua ini.
c. Arktik
Temperatur rata-rata di Arktik telah mengalami peningkatan
dua kali lebih cepat dari rata-rata global dalam 100 tahun terakhir.
Luas rata-rata laut es di Arktik telah berkurang sebanyak 2.7% per
dekade dan banyak daerah di Lautan Arktik yang kehilangan “es
sepanjang tahun”nya pada akhir abad ke-21 jika emisi yang
dikeluarkan oleh manusia mencapai prediksi maksimum saat ini.
Arktik juga sangat penting sebab perubahan di daerah ini akan
memberikan implikasi skala global. Sebagai contoh, ketika es dan
salju mencair, albedo (reflektifitas) bumi akan menurun, sehingga
memerangkap panas yang seharusnya dipantulkan dan memanaskan
permukaan bumi lebih besar dari kondisi normal.
d. Asia
Lebih dari satu miliar orang dapat terpengaruh oleh adanya
kekurangan persediaan air, terutama di lembah sungai-sungai besar
pada 2050. Pencairan gletser di Himalaya, yang diprediksi akan
meningkatkan kejadian banjir dan longsor, akan mempengaruhi
sumber daya air pada dua hingga tiga dekade ke depan. Daerah
pantai, terutama daerah mega-delta region yang padat penduduk,
akan berisiko terkena banjir akibat kenaikan muka laut, dan juga dari
luapan sungai.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 20
e. Australia dan New Zealand
Meningkatnya tekanan dalam ketersediaan air dan pertanian,
ekosistem alami yang berubah, tutupan salju Muslimah yang
semakin berkurang dan berkurangnya gletser. Selama beberapa
dekade terakhir telah terjadi lebih banyak gelombang panas (heat
waves), sedikit hujan es dan lebih banyak hujan di bagian barat laut
Australia dan barat daya New Zealand; sedikit hujan di bagian
selatan dan timur Australia serta timur laut New Zealand; dan
peningkatan intensitas kekeringan Australia. Iklim pada abad ke-21
akan lebih padas dengan frekuensi dan intensitas gelombang panas,
kebakaran, banjir, tanah longsor, kekeringan dan storm surge yang
lebih besar.
f. Eropa
Gletser dan es abadi mulai mencair, musim tanam menjadi
semakin panjang dan cuaca ekstern – seperti gelombang panas besar
tahun 2003 – lebih sering terjadi. Para peneliti mengatakan bahwa
bagian utara Eropa akan mengalami musim dingin yang lebih
hangat, presipitasi yang lebih besar, meluasnya hutan dan
produktivitas pertanian yang lebih besar, sedangkan bagian selatan
Eropa (di dekat Mediteranian) akan mengalami musim panas yang
lebih panas, pengurangan presipitasi, lebih banyak kekeringan,
pengurangan luas hutan dan penurunan produktivitas pertanian.
Eropa banyak terdiri dari daerah dataran rendah dekat pantai yang
sangat rentan terhadap naiknya muka laut, dan banyak tumbuhan,
reptil, amfibi, serta spesies lainnya akan terancam pindah pada akhir
abad ini.
g. Amerika Latin
Hutan tropis di bagian timur Amazon dan bagian selatan
serta Meksiko tengah diprediksi akan berubah menjadi savana.
Sebagian daerah bagian timur laut Brazil serta sebagian besar
Meksiko tengah dan utara akan menjadi lebih kering (arid)
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 21
disebabkan oleh kombinasi antara perubahan iklim dan manajemen
lahan oleh manusia. Pada 2050, 50% dari lahan pertanian
diperkirakan akan perlahan berubah menjadi gurun dan mengalami
salinitas.
h. Amerika utara
Perubahan iklim akan mempengaruhi sumber daya air,
sedangkan saat ini sumber ada air telah terdesak oleh kebutuhan
penggunaan air dari pertanian, industri, dan kota-kota. Kenaikan
temperatur akan lebih lanjut mengurangi jumlah salju di
pegunungan dan meningkatkan evaporasi. Sehingga mengubah
ketersediaan air musiman. Penurunan muka air danau-danau serta
sungai-sungai besar akan mempengaruhi kualitas air, navigasi,
rekreasi dan kapasitas pembangkit listrik tenaga air. Kebakaran
hutan dan menjangkitnya serangga akan terus berkembang dengan
memanasnya bumi dan tanah yang kering. Selama abad ke-21,
kecenderungan bagi spesies-spesies untuk berpindah ke utara dan ke
ketinggian akan menyusun ulang ekosistem Amerika Utara.
i. Negara-negara di Pulau Kecil
Sangat rentan terhadap perubahan iklim, luasnya yang
terbatas mengakibatkan mudah terjadi bencana alam, terutama
berkaitan dengan naiknya muka laut dan ancaman terhadap
ketersediaan air bersih.
II.5 Pengendalian perubahan iklim
1. Metode Pengendalian Perubahan Cuaca dan Iklim di Negara-Negara
Berkembang
Secara umum, ada tiga cara yang mulai dikembangkan saat ini untuk
mengendalikan karbon, karena karbon adalah domain utama yang menjadi
penyebab perubahan iklim. Tiga cara tersebut di antaranya adalah CDM
(Clean Development Mechanism), REDD (Reduced Emission from
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 22
Deforestation on Development Country), dan CCS (Carbon Capture and
Storage).
a. Clean Development Mecahnism (CDM)
CDM merupakan salah satu mekanisme yang terdapat dalam
Protokol Kyoto. Mekanisme CDM merupakan satu-satunya mekanisme
yang melibatkan negara berkembang, di mana negara maju dapat
menurunkan emisi gas rumah kacanya dengan mengembangkan proyek
ramah lingkungan di negara berkembang. Mekanisme ini sendiri pada
dasarnya merupakan perdagangan karbon, di mana negara berkembang
dapat menjual kredit penurunan emisi kepada negara yang memiliki
kewajiban untuk menurunkan emisi, yang disebut negara Annex I. Akan
tetapi, mekanisme perdagangan kabin ini mengalami tantangan.
Almuth Ernsting dalam tulisannya yang berjudul “Reduce Emission
From Deforestation: Can Carbon Trading Save Our Ecosystem?”
mengemukanan fakta bawah dana hasi CDM memang dialokasikan
untuk reboisasi. Akan tetapi, reboisasi yang dilakukan tidak benar-benar
dapat mengembalikan ekosistem yang rusak. Selama ini reboisasi yang
dilakukan menggunakan monokultur-tree Plantation yang artinya
dilakukan penanaman kembali lahan yang gundul dengan satu jenis bibit
pohon. Hal tersebut dianggap memberikan efek buruk terhadap
lingkungan dan komunitas di sekitar hutan yang rusak karena reboisasi
yang dilakukan hanya sekedar menghijaukan, tetapi tidak mampu
mengembalikan kualitas ekosistem. Oleh karena itu, dia mengusulka n
untuk mengintegrasikan CDM dengan REDD.
b. Reduced Emission from Deforestation on Development Country
(REDD)
REDD adalah cara mereduksi karbon dengan jalan mengatur laju
deforestasi. Mekanisme ini sebenarnya tidak mutlak menganggap CMD
buruk. Pelaksanaan REDD dapat dilaksanakan bersama dengan
pelaksanaan CDM yang sudah berlangsung. Hanya saja, dana hasil CDM
sebagian dipisahkan untuk biaya perawatan atau pelestarian hutan yang
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 23
masih ada. Dalam publikasi ilmiah Yan diadakan UNFCCC pada Mei
2007, disebutkan bahwa opsi yang digunakan dikenal dengan sebutan 50-
50-50. Artinya, mengurangi laju deforestasi hingga 50% pada tahun 2050
sambil mempertahankan laju deforestasi pada kisaran tersebut dikalim
akan menyelamatkan 50 miliyar ton emisi karbon. Gambaran ini didapat
dengan menggunakan Stern Review. Memang, Stern Review tidak
merekomendasikan gambaranya nyata apa pun dalam mengurangi laju
deforestasi. Akan tetapi, Stern menyatakan bahwa dengan tujuan
menstabilkan kadar emisi CO2 pada angka 450 ppm, maka akan dicari
cara dekarbonisasi yang cepat dan lengkap lewat emisi energi
nontransportasi, menghentikan deforestasi, dan intensifikasi substansi
aktivitas penyitaan aset. Dengan mencoba untuk mengendalikan laju
deofrestasi amasalh mendasar dari pendekatan bak kritis dapat ditutup.
Sementara itu, hasil pertemuan di Bali beberapa bulan yang lalu
mengisyaratkan bahwa REDD akan fokus pada penilaian perubahan
cakupan hutan dan kaitannya dengan emisi gas rumah kaca, metode
pengurangan emisi dari deforestasi, dan perkiraan jumlah pengurangan
emisi dari deforestasi. Deforestasi dianggap sebagai komponen penting
dalam perubahan iklim sampai 2012. Untuk pelaksanaan praktisnya
masih belum disepakati. Isu ini diagendakan untuk dibahas di pertemuan
selanjutnya yang disebut Bada Tambahan untuk Saran Inlimah dan
Teknis di Bonn, Jerman, pada tahun 2008.
c. Carbon Capture and Storage (CCS)
CCS adalah satu cara mengurangi emisi karbon dengan jalan
menyuntikkan karbon dioksida ke perut bumi. Metode ini membutuhkan
ruang kosong di perut bumi, bisa juga menggunakan sumur-sumur gas
dan minyak bumi yang sudah mengering. Akan tetapi, kendala penerapan
teknologi ini adalah mahalnya biaya investasi dan tidak semua orang bisa
melakukan transfer teknologi walaupun untuk Indonesia teknologi
tersebut mampu mengurangi emisi karbon hingga 20% pada tahun 2005.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 24
Menstabilkan GRK pada level 535-590 ppm akan tercapai bila
tidak ada lagi peningkatan emisi CO2 sepanjang tahun 2010-2030 dan
akan memberikan pengaruh sebesar -30 persen hingga +5 persen dari
level tahun 2000 (2000 levels) pada tahun 2050. Hal ini dapat membatasi
peningkatan temperatur rata-rata global pada 2.8-3.2°C. jika masih
terjadi peningkatan gas CO2 setelah tahun 2030, pemanasan akan terus
meningkat. Sebagai perbandingan pada tahun 2000, level GRK sekitar
379 ppm.
Efforts dari mitigasi perubahan iklim akan dirasakan lebih dari 2 -
3 dekade mendatang. Mitigasi ini sangat menetukan dan berpengaruh
secara luas terhadap peningkatan suhu rata-rata global dan dampak
terjadinya perubahan iklim dapat dihindari. Sebaiknya peraturan
perubahan iklim didesign sebagai bagian atau persel pembangunan
berkelanjutan dan IPCC akan menkonfirmasi bahwa pembangunan
berkelanjutan dapat mengurangi emisi GRK dan mengurangi pengaruh-
pengaruh dari perubahan iklim.
Menyebarluaskan teknologi ramah iklim sangatlah mendesak.
Dalam mitigasi perubahan iklim, kehadiran clean teknologi dibutuhkan
untuk secara bertahap diterapkan dan disebarluaskan oleh sektor-sektor
swasta, termasuk kerja sama teknologi antara industri-industri dan
negara-negara berkembang, serta pengembangan akan inovasi dan
teknologi terbaru uang berkelanjutan sangatlah diperlukan.
2. Metode Pengendalian Perubahan Cuaca dan Iklim di Indonesia
Hoetomo sependapat jika masyarakat diajak dan disadarkan kembali
untuk meyesuaikan diri terkait dengan perubahan iklim, agar Amu
meminimalisasi dampak yang telah terjadi dan mengantisipasi risiko
sekaligus mengurangi biasa yang harus dikeluarkan.
Dalam usaha mengurangi efek rumah kaca dan memperlambat laju
pemanasan global. Sebaiknya masyarakat kita gemar menanam pohon dan
menggunakan tanaman hidup sebagai pagar rumah, harapnya.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 25
Dirinya menyarankan, pemerintah segera melakukan aksi nasional
dalam menghadapi perubahan iklim global ini dengan melakukan kegiatan
mitigasi dan adaptasi. Kegiatan mitigasi dilakukan di sektor energi, sektor
pemanfaatan lahan dan hutan, serta di sektor kelautan dan perikanan.
Manfaat dari mitagi ini untuk meningkatkan kemampuan sumber daya hutan
dan lahan di daerah pesisir pantai untuk menyerap karbon sehingga
mengurangi efek gas rumah kaca.
Mitigasi dengan era menanam mangrove dan vegetasi pantai,
melakukan rehabilitasi terumbu karang melalaui transplantasi terumbu
buatan. Selain itu, Menambah luas wilayah konservasi laut menjadi 9,5 juta
hektar, katanya.
Sementara bentuk adaptasi dilakukan oleh sektor sumber daya air,
sektor pertanian, kelautan, pesisir dan perikanan, sektor infrastruktur, sektor
kesehatan, sektor kehutanan.
Dengan menerapkan kebijakan ketak mengenai perubahan iklim,
pemerintah dapat memperlambat dan menurunkan tren emisi dari GRK ini,
dan juga menstabilkan tingkat kandungan dari GRK ini di atmosfer. Sebagai
contohnya, menstabilkan GRK pada 445-490 ppm da merupakan target
yang paling ambisius. Untuk dapat mencapai target tersebut pada tahun
2015 tidak ada lagi peningkatan gas CO2. Hal ini akan menurunkan 50-85
persen dari level tahun 2000 (2000 levels) pada tahun 2050. Hal ini dapat
membatasi peningkatan temperatur rata-rata global pada 2-2.4°C pare-
industrial levels.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 26
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini berupa :
1. Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi secara signifikan mengenai
pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam rentang waktu
puluhan hingga ratusan tahun lamanya.
2. Beberapa tanda terjadinya perubahan iklim di antaranya adalah tidak
menentunya pergantian musim dari penghujan ke kemarau, pola terbang
burung, suhu dunia yang semakin memanas dan sebagainya.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim global dapat
berupa karena adanya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK).
Jumlah karbondioksida di atmosfer, penyebaran air yang tidak merata,
kenaikan permukaan laut, pengurangan tutupan salju, gletser yang mencair,
benua Arktik yang menghangat, perubahan keseimbangan lingkungan,
penyesuaian iklim terhadap selubung gas rumah kaca, dan penggunaan
lahan serta perubahan vegetasi alam.
4. Dampak perubahan iklim global berupa krisis persediaan makan, kesehatan
manusia akan berada dalam ketidakpastian, bencana alam, hilangnya jutaan
spesies flora dan fauna, timbulnya penyakit atau alergi, perubahan kualitas
air, udara, dan makanan, dan ada pula dampak pada masa depan, serta
dampak regional di setiap benua.
5. Pengendalian terhadap perubahan iklim secara umum yang di gunakan
adalah metode Clean Development Mechanism (CDM), Reduced Emission
from Deforestation on Development Country (REDD), serta Carbon
Capture Storage (CCS)
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 27
III.2 Saran
a. Masyarakat pada umumnya diharapkan agar mampu menjaga
lingkungannya agar mampu menyelamatkan bumi meski dengan hal-hal
kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak menggunakan
produk yang tidak ramah lingkungan, menanam pohon, dan lainnya.
b. Pemerintah diharapkan agar lebih proaktif dalam upaya pelestarian
lingkungan dengan menciptakan program-program yang berwawasan
lingkungan, seperti penanaman pohon massal, revitalisasi terumbu karang,
atau memberikan izin ketat bahkan bila perlu melarang kegiatan-kegiatan
yang dikhawatirkan merusak lingkungan, seperti penambangan liar, dan
sebagainya.
c. Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya bersama-sama
menciptakan kawasan pendidikan berbasis lingkungan dan kurikulum
berbasis lingkungan, serta mengajak siswa-siswinya untuk mencintai
lingkungan, dalam hal ini lingkungan sekolahnya seperti mengajarkan siswa
untuk membuang sampah pada tempatnya, meminimalisir penggunaan
kemasan makanan berbungkus plastik, mendaur ulang sampah menjadi
barang kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi, dan lainnya.
d. Lembaga-lembaga terkait diharapkan agar ikut membantu upaya
pemerintah dalam pelestarian lingkungan serta mengajak masyarakat
mencintai lingkungannya seperti mengadakan program penanaman sejuta
pohon, mengadakan pelatihan wirausaha pembuatan bahan bakar non-fosil
atau kerajinan barang-barang hasil daur ulang, penanaman bakau, dan lain
sebagainya.
Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 28
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Perubahan Iklim. http://ipemanasanglobal.blogspot.com. Diakses
9 Maret 2015.
Fajar, Jasmin. 2010. Penyebab Perubahan Iklim. http://www. iklimkarbon.com.
Diakses 9 Maret 2015.
Umar, Ramli. 2010. Meteorologi dan Klimatologi. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.

Contenu connexe

Tendances

Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Awang Ramadhani
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Nanda Reda
 
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONGMAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
Firdika Arini
 

Tendances (20)

Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Ppt ekosistem
Ppt ekosistemPpt ekosistem
Ppt ekosistem
 
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
 
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaPerubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
 
Power point lapisan atmosfer
Power point lapisan atmosferPower point lapisan atmosfer
Power point lapisan atmosfer
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XI
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XIPowerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XI
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XI
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
 
Ppt pemanasan global
Ppt pemanasan globalPpt pemanasan global
Ppt pemanasan global
 
Cuaca& Iklim
Cuaca& IklimCuaca& Iklim
Cuaca& Iklim
 
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
 
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONGMAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
MAKALAH PENELITIAN TENTANG FERMENTASI PADA TAPE SINGKONG
 
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPABab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 
Struktur lapisan bumi
Struktur lapisan bumiStruktur lapisan bumi
Struktur lapisan bumi
 
laporan praktikum uji korosi pada paku
  laporan praktikum uji korosi pada paku  laporan praktikum uji korosi pada paku
laporan praktikum uji korosi pada paku
 

En vedette

Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
nindya rizqianti
 
Makalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklimMakalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklim
irham kajang
 
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Ieke Ayu
 
Konsep perubahan iklim
Konsep perubahan iklimKonsep perubahan iklim
Konsep perubahan iklim
rusinah normin
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asam
subnis
 

En vedette (20)

Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Perubahan iklim Global
Perubahan iklim GlobalPerubahan iklim Global
Perubahan iklim Global
 
Makalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklimMakalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklim
 
Perubahan Iklim
Perubahan IklimPerubahan Iklim
Perubahan Iklim
 
Perubahan iklim
Perubahan iklimPerubahan iklim
Perubahan iklim
 
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
 
Dampak Perubahan Iklim Global
Dampak Perubahan Iklim GlobalDampak Perubahan Iklim Global
Dampak Perubahan Iklim Global
 
La Nina dan El Nino
La Nina dan El NinoLa Nina dan El Nino
La Nina dan El Nino
 
PTPS : PERENCANAAN LANDFILL
PTPS : PERENCANAAN LANDFILLPTPS : PERENCANAAN LANDFILL
PTPS : PERENCANAAN LANDFILL
 
Makalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraMakalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masra
 
Konsep perubahan iklim
Konsep perubahan iklimKonsep perubahan iklim
Konsep perubahan iklim
 
Job desig nelearning
Job desig nelearningJob desig nelearning
Job desig nelearning
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asam
 
Pemanasan global georafi
Pemanasan global   georafiPemanasan global   georafi
Pemanasan global georafi
 
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi Laut
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi LautDampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi Laut
Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekologi Laut
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
 
Pemanasan global kelompok 2
Pemanasan global kelompok 2Pemanasan global kelompok 2
Pemanasan global kelompok 2
 
Contoh makalah pemanasan global
Contoh makalah pemanasan globalContoh makalah pemanasan global
Contoh makalah pemanasan global
 
Teknologi tepat guna dan material bangunan ramah lingkungan
Teknologi tepat guna dan material bangunan ramah lingkunganTeknologi tepat guna dan material bangunan ramah lingkungan
Teknologi tepat guna dan material bangunan ramah lingkungan
 

Similaire à Perubahan Iklim dan Pemanasan Global

makalah penyebab dan dampak globalisasi
makalah penyebab dan dampak globalisasimakalah penyebab dan dampak globalisasi
makalah penyebab dan dampak globalisasi
mbak_aul
 
Pemanasan Global Indonesian
Pemanasan Global IndonesianPemanasan Global Indonesian
Pemanasan Global Indonesian
guest6bac85
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Purwandaru Widyasunu
 

Similaire à Perubahan Iklim dan Pemanasan Global (20)

Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
8.1.+global+warming
8.1.+global+warming8.1.+global+warming
8.1.+global+warming
 
Bahan ajar baru
Bahan ajar baruBahan ajar baru
Bahan ajar baru
 
4. Perub Iklim - B Musy.pdf
4. Perub Iklim - B Musy.pdf4. Perub Iklim - B Musy.pdf
4. Perub Iklim - B Musy.pdf
 
PPT Kelompok 5_Bumi Bagian Gas (atmosfer).pptx
PPT Kelompok 5_Bumi Bagian Gas (atmosfer).pptxPPT Kelompok 5_Bumi Bagian Gas (atmosfer).pptx
PPT Kelompok 5_Bumi Bagian Gas (atmosfer).pptx
 
Makalah (2)
Makalah (2)Makalah (2)
Makalah (2)
 
Makalah (2)
Makalah (2)Makalah (2)
Makalah (2)
 
Makalah (3)
Makalah (3)Makalah (3)
Makalah (3)
 
Makalah (3)
Makalah (3)Makalah (3)
Makalah (3)
 
makalah penyebab dan dampak globalisasi
makalah penyebab dan dampak globalisasimakalah penyebab dan dampak globalisasi
makalah penyebab dan dampak globalisasi
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Pemanasan Global Indonesian
Pemanasan Global IndonesianPemanasan Global Indonesian
Pemanasan Global Indonesian
 
Kuliah Tamu Agromedicine.ppt
Kuliah Tamu Agromedicine.pptKuliah Tamu Agromedicine.ppt
Kuliah Tamu Agromedicine.ppt
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
 
Global warming 1
Global warming 1Global warming 1
Global warming 1
 
Global warming lh
Global warming lhGlobal warming lh
Global warming lh
 
Dampak Perubahan Iklim Global Pada Masalah Pembangunan Dan Lingkungan
Dampak Perubahan Iklim Global Pada Masalah Pembangunan Dan LingkunganDampak Perubahan Iklim Global Pada Masalah Pembangunan Dan Lingkungan
Dampak Perubahan Iklim Global Pada Masalah Pembangunan Dan Lingkungan
 
Pemanasan global 1 AKPER PEMKAB MUNA
Pemanasan global 1 AKPER PEMKAB MUNA Pemanasan global 1 AKPER PEMKAB MUNA
Pemanasan global 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemanasan global 1
Pemanasan global 1Pemanasan global 1
Pemanasan global 1
 
Makalah (3)
Makalah (3)Makalah (3)
Makalah (3)
 

Plus de Nurul Afdal Haris

Plus de Nurul Afdal Haris (20)

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
Laporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi DasarLaporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi Dasar
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
 

Dernier

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Perubahan Iklim dan Pemanasan Global

  • 1. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 1 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Perubahan Iklim Global”. Penulisan makalah ini berkaitan dengan perubahan iklim global yang dampaknya saat ini kerap kali kita rasakan. Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Allah SWT, dan dosen Geografi kami, karena tanpa bantuan dari mereka, kami tak mungkin bisa menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, agar mampu menyikapi perubahan iklim global yang saat ini terjadi di bumi secara bijak. Makassar, 9 Maret 2015 Penyusun
  • 2. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................1 DAFTAR ISI....................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3 I.1 Latar Belakang....................................................................................3 I.2 Rumusan Masalah...............................................................................4 I.3 Tujuan Masalah..................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................5 II.1 Perubahan Iklim.................................................................................5 II.2 Tanda-tanda perubahan iklim global.................................................6 II.3 Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global..............9 II.4 Dampak terjadinya perubahan iklim global.......................................16 II.5 Pengendalian perubahan iklim...........................................................21 BAB III PENUTUP..........................................................................................26 III.1 Kesimpulan.......................................................................................26 III.2 Saran................................................................................................27 DAFTAR PUSTAKAN....................................................................................28
  • 3. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 3 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi bumi selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang katai putih? Akankah bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan bumi. Perubahan iklim memiliki hubungan dengan perubahan curah hujan, ketersediaan air permukaan, dan kualitas air yang dapat berpengaruh pada Water related disease. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya. Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming yang diantara beberapa akibatnya adalah perubahan iklim yang terjadi di bumi sekarang ini.
  • 4. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 4 I.2 Rumusan Masalah Masalah yang dirumuskan dalam makalah ini adalah masalah perubahan iklim global dan apa dampaknya bagi manusia. Rumusan masalah secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut : 1. Apakah yang di maksud dengan Perubahan Iklim ? 2. Apakah tanda-tanda perubahan iklim global ? 3. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global ? 4. Apakah dampak dari perubahan iklim global ? 5. Bagaimanakah pengendalian perubahan iklim ? I.3 Tujuan Masalah Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat : 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Perubahan Iklim 2. Mengetahui tanda-tanda perubahan iklim global 3. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global 4. Mengetahui dampak dari perubahan iklim global 5. Mengetahui bagaimana cara pengendalian perubahan iklim
  • 5. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 5 BAB II PEMBAHASAN II.1 Perubahan Iklim Perubahan iklim menurut Wikipedia adalah perubahan yang terjadi secara signifikan mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam rentang waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadi perubahan iklim seperti proses biologis, radiasi sinar matahari, tekanan tektonik, erupsi gunung berapi, dan masih banyak lagi. Sedangkan perubahan iklim menurut Enviromental Protection Agency (EPA) adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa suhu bumi berubah satu derajat dalam tempo 100 tahun terakhir. Pengertian perubahan iklim menurut situs Pemerintah Kanada adalah perubahan kondisi cuaca dalam kurun waktu yang relatif panjang di dalam temperatur/suhu, curah hujan, angin dan juga indikasi-indikasi lainnya. Perubahan iklim termasuk juga perubahan kondisi rata-rata (yang umumnya terjadi) atau perubahan di dalam variabelnya misalnya seperti kejadian-kejadian ekstrem. Kejadian-kejadian luar bisa tersebut mungkin tidak ada sebelumnya dan kondisi alam tar kinilah yang menyebabkan semua itu terjadi. Definisi perubahan iklim menurut situs Pemerintah Victoria, Australia adalah berubahnya iklim yang ada di bumi ini dalam satu abad ke belakang ini. Meningkatnya suhu / temperatur udara di bumi ini merupakan bukti kuat dan nyata bahwa iklim di bumi ini sedang dalam perubahan. Sama halnya dengan pemanasan global, perubahan iklim juga merupakan
  • 6. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 6 isu yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Perubahan iklim berpotensi mempengaruhi lingkungan, komunitas dan juga ekonomi kita. Pengertian perubahan iklim menurut situs terkemuka ecolife.com adalah perubahan pola iklim dalam jangka waktu yang relatif lama dalam lingkup regional ataupun global. Global warming merupakan salah satu aspek yang menyebabkan perubahan iklim, global warming sendiri berarti meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi. Aspek-aspek lainnya yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim adalah perubahan cuaca, curah hujan, kelembaban udara, sinar UV dan masih banyak lagi. II.2 Tanda-tanda perubahan iklim global Beberapa tanda terjadinya perubahan iklim di antaranya adalah tidak menentunya pergantian musim dari penghujan ke kemarau, pola terbang burung, suhu dunia yang semakin memanas dan sebagainya. Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan global telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami musim kemarau yang panjang. Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau panjang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimantan Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun 1990. Akibatnya, pemerintah Indonesia yang sudah mencapai swasembada beras sejak 1984, terpaksa mengimpor beras dari India, Thailand dan Korea Selatan seharga Rp 200 miliar. Tanda-tanda perubahan iklim juga terlihat pada kondisi beberapa pulau di Kalimantan Timur, khususnya di pulau Tarakan. Udara yang semakin panas serta sulitnya mendapatkan air bersih dirasakan oleh seluruh penduduk Tarakan yang mayoritas bermukim di kawasan pesisir. Tidak hanya itu, kawasan hutan lindung di Tarakan sudah melebihi dari 30 persen
  • 7. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 7 yang diprogramkan pemerintah kota. Namun hal tersebut baru sebatas luas kawasannya, bukan pada keberadaan hutannya. Kawasan hutan pantai juga sudah mulai hilang perlahan dan digantikan sebagai lahan aktifitas manusia sehingga ikut menyebabkan perubahan iklim. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi hubungan antara manifes kesehatan dan pajanan oleh perubahan curah hujan, ketersediaan, dan kualitas air: 1. Hubungan antara ketersediaan air, akses air bersih di perumahan dan beban kesehatan akibat penyakit diare. 2. Peran curah hujan ekstrem (lebatnya curah hujan dan kekeringan) dalam memfasilitasi kejadian luar biasa Water Bone disease lewat suplai air lewat jaringan pipa ataupun air permukaan 3. Efek suhu dan runoff dengan kontaminasi bahan kimia dan mikrobiologi pada ari pantai, tempat rekreasi, dan air permukaan. 4. Efek langsung suhu pada insiden diare Hoetomo menyebutkan bahwa perubahan iklim di Indonesia ditandai oleh munculnya musim kemarau yang berkepanjangan yang mengakibatkan terjadinya kekeringan dan meningkatnya potensi kebakaran hutan. Namun saat memasuki musim penghujan, turunnya hujan berlangsung lebih cepat dengan intensitas curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Pemanasan yang terjadi pada sistem iklim bumi merupakan hal yang jelas terasa, seiring dengan banyaknya bukti dari pengamatan kenaikan temperatur udara dan laut, pencairan salju dan es di berbagai tempat di dunia, dan naiknya permukaan laut global. Secara langsung maupun tidak langsung, angin dan awan di permukaan bumi terkait dengan matahari. Panas dari matahari memproduksi perbedaan temperatur, yang mengarahkan pada perbedaan temperatur. Dan angin selalu bergerak dari tekanan tinggi ke rendah.
  • 8. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 8 Laut menjadi tempat penyimpanan panas matahari, dan arus laut global menggerakkan energi yang tersimpan tersebut, menyebabkan adanya iklim global, dari angin sepoi-sepoi sampai adanya badai lautan. Studi mengenai perubahan kecerahan matahari, memunculkan dugaan adanya kaitan dengan perubahan iklim. Meskipun masih lebih dipercaya bahwa perubahan iklim lebih disebabkan karena peningkatan kadar karbon dioksida di bumi, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa matahari pun memberikan sumbangan pada perubahan iklim. Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca adalah keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, di suatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun). Sementara iklim didefinisikan sebagai Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs,1987). Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, di mana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting. Indonesia mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun ke beradaannya, sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik.
  • 9. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 9 II.3 Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan iklim global 1. Para ahli menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah terjadinya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK). Hal yang menyebabkan emisi GRK menjadi masalah yang besar adalah karena dalam jangka panjang, bumi harus melepaskan energi dengan laju yang sama ketika bumi menerima energi dari matahari. Selubung GRK yang lebih tebal akan membantu untuk mengurangi hilangnya energi ke angkasa, sehingga sistem iklim harus menyesuaikan diri untuk mengembalikan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar. Proses ini disebut sebagai “efek GRK yang semakin besar”. Meningkatnya pemanasan, sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik sebesar 0.74°C selama abad ke-20, Diana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan. 2. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer Karbondioksida adalah penyebab palang dominan terhadap adanya perubahan Lim saat ini dan konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005 3. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata Adanya peningkatan presipitasi pada beberapa dekade terakhir telah diamati di bagian Timur Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Akan tetapi pada daerah Sahel, Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami pengurangan presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat dan lebih lama.
  • 10. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 10 4. Kenaikan permukaan laut Saat ini dilaporkan tengah terjadi kenaikan muka laut dari abad ke- 19 hingga abad ke-20, dan kenaikannya pada abad 20 adalah sebesar 0,17 meter. Pengamatan geolog mengindikasikan bahwa kenaikan muka laut pada 2.000 tahun sebelumnya jauh lebih sedikit daripada kenaikan muka laut pada abad ke 20. Temperatur rata-rata laut global telah meningkat pada kedalaman paling sedikit 3.000 meter. 5. Pengurangan tutupan salju Tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah, terutama pada saat musim semi. Sejak 1900, luas maksimum daerah yang tertutup salju pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan Bumi Utara dan sungai-sungai akan lambat membeku (5.8 hari lebih lambat daripada satu abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6.5 hari. 6. Gletser yang mencair Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang pada kedua belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut sebesar 0.77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003. Berkurangnya lapisan es di Greenland dan Amerika berkontribusi sebesar 0.4 mm per tahun untuk kenaikan muka laut (antara 1993 – 2003). 7. Benua Arktik menghangat Temperatur rata-rata Benua Arktik mengalami peningkatan hingga mencapai dua kali lebih dari temperatur rata-rata seratus tahun terakhir. Data satelit yang diambil sejak tahun 1978 menunjukkan bahwa luas laut es rata-rata di Arktik telah berkurang sebesar 2.7% per dekade. 8. Perubahan iklim terjadi karena perubahan keseimbangan lingkungan. Meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (uap, air, CO2, NOx, CH4, dan O3)di atmosfer akibat aktivitas pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia menyebabkan terbentuknya semacam selimut tak tampak mata yang mengurung gelombang panas sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Efeknya adalah permukaan bumi semakin memanas dan pada akhirnya memicu perubahan iklim.
  • 11. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 11 9. Iklim menyesuaikan diri terhadap selubung GRK yang lebih tebal dengan “pemanasan global” pada permukaan bumi dan atmosfer bagian bawah. Kenaikan temperatur tersebut diikuti oleh perubahan-perubahan lain, seperti tutupan awan dan pola angin. Beberapa perubahan ini dapat mendukung terjadinya pemanasan (timbal balik positif), sedangkan yang lainnya melakukan hal yang berlawanan (timbal balik negatif). Berbagai interaksi tersebut sangat menyulitkan para ahli untuk menentukan secara tepat bagaimana iklim akan berubah dalam beberapa dekade ke depan. 10. Penggunaan lahan dan berubahnya vegetasi alami juga ikut berkontribusi menyebabkan perubahan iklim. Perubahan vegetasi menyebabkan variasi karakteristik permukaan bumi seperti albedo (kemampuan memantulkan) dan roughness (ketinggian vegetasi) mempengaruhi keseimbangan energi permukaan bumi lewat gangguan evapotranspirasi. Selain itu, perubahan vegetasi juga dapat mempengaruhi suhu, laju presipitasi, dan curah hujan di suatu regional. Perubahan iklim pada hakikatnya adalah sebuah keniscayaan. Iklim bumi bersifat dinamis dan senantiasa berubah melalui siklus alamiah. Perubahan ini dapat dideteksi dan diteliti oleh para pakar melalui bukti- bukti ilmiah yang tersimpan dalam lingkaran-lingkaran kambium pohon, inti lapisan es dan endapan lautan. Nyata sekali bahwa perubahan iklim dewasa ini nampak memiliki sebuah kecenderungan yang bersifat konstan, yakni meningkatnya temperatur global. Pada Februari 2007, IPCC mengumumkan temuannya yang menyatakan secara konklusif bahwa: 1. Pemanasan global sedang terjadi 2. Peningkatan temperatur global adalah dampak dari aktifitas manusia 3. Dengan tren yang ada sekarang, temperatur yang bersifat ekstrem, gelombang panas, dan hujan lebat akan terus mengalami peningkatan frekuensi. Temperatur bumi dan lautan akan terus meningkat dalam milenium selanjutnya.
  • 12. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 12 Mengapa aktivitas manusia menjadi penyebab utama perubahan iklim? Jawabannya terletak pada efek gas rumah kaca (GERK). Aktivitas atau kegiatan manusia yang menjadi sumber meningkatnya gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global adalah sebagai berikut: 1. Peternakan Kegiatan peternakan, seperti: pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak lainnya. Kegiatan peternakan memberi sumbangan pemanasan global sekitar 18%. Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon. Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 % dari pemanasan global. 2. Pembangkit Energi Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya karena energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara, di mana batu bara banyak digunakan untuk menghasilkan listrik. Sumbangan sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 25,9%.
  • 13. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 13 3. Transportasi Asap kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar fosil pada kegiatan transportasi seperti: mobil, sepeda motor, truk-truk besar, pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya. Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi GRK mencapai 13,1%. Sumbangan terbesar terhadap perubahan iklim berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta api (0,5%). 4. Industri Gas buangan industri, penggunaan bahan bakar fosil memberikan sumbangan terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%. Sebagian besar sumbangan kegiatan industri berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau dari produksi C02secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya, misalnya saja dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia, pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas. 5. Alih Fungsi Hutan Penebangan hutan yang menyebabkan penyerapan CO2 oleh tumbuhan berkurang ,karena CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis (illegal logging, pabrik kertas, furniture berbahan dasar kayu, ekspor kayu, dsbnya). Kebakaran hutan, selain memiliki dampak yang sama dengan penebangan hutan, pembakaran hutan juga melepaskan CO2 hasil pembakaran (pembukaan lahan baru, pembukaan lahan pertanian, dsbnya). Alih fungsi lahan hutan akibat penebangan ataupun kebakaran tersebut menjadi penyumbangan emisi GRK sebesar 17.4%. 6. Kegiatan Pertanian Kegiatan pertanian memberi sumbangan terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%. Sumber emisi gas rumah kaca pertama-
  • 14. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 14 tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan. Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembuatan pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dalam pembajakan, penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir, emisi GRK berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian ke pasar. 7. Hunian dan Bangunan Komersial Hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%. Namun, bila dipandang dari penggunaan energi, maka hunian dan bangunan komersial bisa menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang besar. Misalnya saja dalam penggunaan listrik untuk menghangatkan dan mendinginkan ruangan, pencahayaan, penggunaan alat-alat rumah tangga, maka sumbangan sektor hunian dan bangunan bisa mencapai 30%. Konstruksi bangunan juga mempengaruhi tingkat emisi GRK. Sebagai contohnya, semen, menyumbang 5% emisi GRK. 8. Sampah Limbah sampah menyumbang 3,6% emisi gas rumah kaca. Sampah yang dimaksud bisa berasal dari sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (2%) atau dari air limbah atau jenis limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang berperan terutama adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah tersebut. Pemanfaatan energi secara berlebihan, terutama energi fosil, merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim secara global. Revolusi Industri di abad 19 memulai penggunaan bahan bakar secara besar-besaran untuk aktivitas industri. Industri-industri tersebut menciptakan lapangan pekerjaan dan memicu relokasi penduduk dari desa ke kota. Tren ini bahkan berlanjut sampai sekarang. Lahan yang tadinya hijau terus diratakan untuk menyediakan tanah bagi perumahan. Sumber daya alam yang ada
  • 15. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 15 terus digunakan secara intensif untuk kebutuhan konstruksi, industri, transportasi dan konsumsi. Hutan yang semakin rusak, baik karena kejadian alam maupun penebangan liar, juga menambah jumlah GRK yang dilepaskan ke atmosfer secara signifikan serta fungsi hutan sebagai penyerap emisi GRK. Selain itu pertanian dan peternakan serta sampah yang mengalami peningkatan debit volume berlipat ganda sangat berperan sebagai penyumbang GRK berupa gas metana (CH4) yang ternyata memiliki potensi pemanasan global 21 kali lebih besar daripada gas karbondioksida (CO2). Seluruh hal di atas berujung di satu hal yakni meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Mereka disebut demikian karena efek yang ditimbulkan menyerupai lapisan kaca dari sebuah rumah kaca. Matahari tetap leluasa memancarkan radiasi ke bumi, namun pantulan radiasi tersebut oleh permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas rumah kaca tadi. Selanjutnya, lapisan bawah atmosfer bumi secara lambat tapi pasti, mengalami peningkatan temperatur. Sejatinya, efek rumah kaca seperti ini adalah sebuah proses alamiah yang penting demi memungkinkan kehidupan di atas bumi. Tanpanya, bumi akan menjadi sebuah tempat yang tak mungkin ditinggali oleh sebagian besar makhluk hidup yang ada sekarang. Masalahnya terletak pada manusia yang menyebabkan peningkatan pemanasan global melalui emisi GRK ke atmosfer bumi. Inilah yang mengubah keseimbangan alami efek rumah kaca. Semakin banyak gas rumah kaca yang diproduksi, semakin banyak radiasi matahari yang “terperangkap” di lapisan atmosfer kita. Fenomena inilah yang sekarang sedang terjadi yaitu pemanasan global pada lapisan bawah atmosfer karena terus meningkatnya akumulasi emisi gas rumah kaca.
  • 16. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 16 II.4 Dampak terjadinya perubahan iklim global Perubahan iklim dapat mempengaruhi banyak hal, seperti di jelaskan di bawah ini. 1. Kondisi perubahan iklim global yang terjadi saat ini telah menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat luas dengan munculnya krisis persediaan makanan akibat tingginya potensi gagal panen, krisis air bersih dan meluasnya penyebaran penyakit tropis, malaria, demam berdarah dan diare. 2. Ketika perubahan iklim datang, maka kesehatan manusia akan berada dalam ketidakpastian waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu dengan kuantitas dan kualitas dampak yang juga tidak dapat dipastikan. Sistem pelayanan kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang rumit seperti naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami penuaan dini, dan berbagai tantangan lainnya sehingga strategi pencegahan yang efektif sangat dibutuhkan. 3. Aktivitas antropogenik lain, di antaranya adalah bencana alam yang dapat terjadi karena perubahan vegetasi di antaranya adalah banjir, munculnya heatstroke akibat gelombang panas yang tidak diserap karena hilangnya vegetasi alami, tsunami, keseringan All. Peningkatan permukaan air laut ini menyebabkan tenggelamnya beberapa daerah presisi dan pulau-pulau kecil, termasuk di Indonesia. 4. Selain itu, tambah Hoetomo, perubahan iklim juga menyebabkan hilangnya jutaan spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan kondisi perubahan suhu. 5. Perubahan iklim juga menyebabkan kemunculan dini musim semi serbuk sari di belahan bumi utara. Sangat beralasan jika menyimpulkan bahwa penyakit alargen disebabkan oleh serbuk sari seperti alergi rinitis seiring ditemuinya kejadian tersebut bersamaan dengan perubahan musim tersebut. 6. Perubahan iklim dapat mengubah kualitas air, udara, makanan; ekologi vektor; ekosistem, pertanian, industri, dan perumahan. Semua aspek tersebut memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan kualitas
  • 17. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 17 hidup manusia. Perubahan iklim telah menciptakan suatu rangkaian kausalitas kompleks yang berujung pada dampak kesehatan. Misalnya saja, kualitas dan suplai makanan. Variabel ini sangat dipengaruhi oleh iklim. Bagaimana keteraturan iklim telah membuat petani tahun kapan waktu yang tepat untuk menebarkan benih, memupuk, dan memanen lahannya. Saat iklim berubah, cuaca juga berubah. Kekeringan dan banjir dapat datang sewaktu-waktu. Mungkin petani masih bisa memanfaatkan air tanah. Akan tetapi, seperti telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya, aktivitas antropogenik manusia telah mengubah wajah vegetasi bumi. Kualitas dan kuantitas air tanah dan permukaan Jim juga berada dalam ancaman. Perubahan cuaca, kelembaban, suhu udara, arah dan kekuatan angin juga mempengaruhi perilaku hama. 7. Dampak lainnya adalah pengaruh perubahan iklim terhadap perilaku vektor penyebab penyakit. Vector Bome Disease (VBD) adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh gigitan infeksi spesies-spesies anthropoda, misalnya nyamuk, lalat, kutu, kepinding, dan sebagainya. Di timur laut Amerika, ditemukan bukti respons genetik (mikro evolusioner) dari spesies nyamuk Wyeomia smithii untuk meningkatkan jumlah mereka dan mereka dalam dua dekade ini muncul di musim semi lebih awal. Walaupun spesies itu bukan merupakan vektor yang dapat menyebarkan penyakit ke manusia, tetapi spesies ini memiliki hubungan yang dekat dengan spesies vektor arbovirus lainnya yang dimungkinkan mengalami perubahan/evolusi genetis juga. Selain itu perubahan distribusi geografis vektor sandfly dilaporkan terjadi di Eropa Selatan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang spesifik meneliti kausa perubahan distribusi tersebut. Virus berbasis vektor lainnya yang paling menjadi pusat perhatian seluruh dunia dalang dengue. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ada hubungan antara kondisi spasial temporal, atau pola spasiotemporal terhadap dengue dan iklim. Telah diketahui bahwa curah hujan yang tinggi serta suhu yang hangat dapat meningkatkan transmisi virus ini. Akan tetapi, diketahui juga bahwa kasus dapat terjadi dalam jumlah yang sama di musim kemarau asal terdapat
  • 18. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 18 cukup tempat penyimpanan air yang desibel menjadi breeding site nyamuk (Confalonieri dik, 2007: 403). 8. Dampak di masa depan. Banyak sistem alam, pada semua benua dan di beberapa lautan, terpengaruh oleh perubahan iklim regional terutama adanya kenaikan temperatur. a. Komunitas komunitas yang kurang mampu adalah yang paling rentan terhadap dampak dari perubahan iklim b. Tinggi muka laut rata-rata global diproyeksikan naik sebesar 28-58 cm akibat adanya perluasan lautan dan pencairan gletser pada akhir abad ke 21 (dibandingkan dengan tinggi muka laut pada 1989 – 1999) c. 20-30% spesies akan menghadapi resik kepunahan lebih besar d. Akan terjadi gelombang panas yang lebih kuat, pola-pola angin baru, kekeringan yang semakin parah di beberapa daerah dan bertambahnya presipitasi di daerah lainnya 9. Dampak regional. Akan sangat sulit untuk mengantisipasi perubahan iklim pada skala regional daripada skala global. Namun, telah dilakukan langkah- langkah untuk itu, dan para ahli telah menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. a. Afrika Sangat rentan terhadap perubahan iklim dan variabilitas iklim karena banyaknya kelaparan, kelembagaan yang lemah, bencana, dan konflik. Kekeringan telah menyebar dan semakin intensif terjadi sejak tahun 1970, dan daerah Sahel serta Afrika Selatan kini menjadi lebih kering selam abad ke-20. Ketersediaan air dan produksi agrikultur sangat terancam oleh keadaan ini. Basil panen di beberapa negara Afrika dapat turun hingga 50% pada 2020, dan beberapa daerah pertanian besar akan terpaksa berhenti berproduksi. Hutan, Padang rumput, dan ekosistem alami lainnya telah berubah, terutama di bagian Selatan Afrika. Kemudian pada
  • 19. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 19 tahun 2080, jumlah daratan Farid dan semi-arid akan meluas sebesar 5-8%. b. Antartika Benua ini merupakan daerah yang suit untuk dianalisis dan diprediksi. Kecuali pemanasan di Antartika di Peninsula, temperatur dan salku yang turun di benua ini terhitung relatif konstan pada 50 tahun terakhir. Benua Antartika memiliki hampir 90% dari air bersih di bumi, sehingga para peniti mengawasi dengan cermat jika ada tanda-tanda pencairan gletser maupun lapisan es pada benua ini. c. Arktik Temperatur rata-rata di Arktik telah mengalami peningkatan dua kali lebih cepat dari rata-rata global dalam 100 tahun terakhir. Luas rata-rata laut es di Arktik telah berkurang sebanyak 2.7% per dekade dan banyak daerah di Lautan Arktik yang kehilangan “es sepanjang tahun”nya pada akhir abad ke-21 jika emisi yang dikeluarkan oleh manusia mencapai prediksi maksimum saat ini. Arktik juga sangat penting sebab perubahan di daerah ini akan memberikan implikasi skala global. Sebagai contoh, ketika es dan salju mencair, albedo (reflektifitas) bumi akan menurun, sehingga memerangkap panas yang seharusnya dipantulkan dan memanaskan permukaan bumi lebih besar dari kondisi normal. d. Asia Lebih dari satu miliar orang dapat terpengaruh oleh adanya kekurangan persediaan air, terutama di lembah sungai-sungai besar pada 2050. Pencairan gletser di Himalaya, yang diprediksi akan meningkatkan kejadian banjir dan longsor, akan mempengaruhi sumber daya air pada dua hingga tiga dekade ke depan. Daerah pantai, terutama daerah mega-delta region yang padat penduduk, akan berisiko terkena banjir akibat kenaikan muka laut, dan juga dari luapan sungai.
  • 20. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 20 e. Australia dan New Zealand Meningkatnya tekanan dalam ketersediaan air dan pertanian, ekosistem alami yang berubah, tutupan salju Muslimah yang semakin berkurang dan berkurangnya gletser. Selama beberapa dekade terakhir telah terjadi lebih banyak gelombang panas (heat waves), sedikit hujan es dan lebih banyak hujan di bagian barat laut Australia dan barat daya New Zealand; sedikit hujan di bagian selatan dan timur Australia serta timur laut New Zealand; dan peningkatan intensitas kekeringan Australia. Iklim pada abad ke-21 akan lebih padas dengan frekuensi dan intensitas gelombang panas, kebakaran, banjir, tanah longsor, kekeringan dan storm surge yang lebih besar. f. Eropa Gletser dan es abadi mulai mencair, musim tanam menjadi semakin panjang dan cuaca ekstern – seperti gelombang panas besar tahun 2003 – lebih sering terjadi. Para peneliti mengatakan bahwa bagian utara Eropa akan mengalami musim dingin yang lebih hangat, presipitasi yang lebih besar, meluasnya hutan dan produktivitas pertanian yang lebih besar, sedangkan bagian selatan Eropa (di dekat Mediteranian) akan mengalami musim panas yang lebih panas, pengurangan presipitasi, lebih banyak kekeringan, pengurangan luas hutan dan penurunan produktivitas pertanian. Eropa banyak terdiri dari daerah dataran rendah dekat pantai yang sangat rentan terhadap naiknya muka laut, dan banyak tumbuhan, reptil, amfibi, serta spesies lainnya akan terancam pindah pada akhir abad ini. g. Amerika Latin Hutan tropis di bagian timur Amazon dan bagian selatan serta Meksiko tengah diprediksi akan berubah menjadi savana. Sebagian daerah bagian timur laut Brazil serta sebagian besar Meksiko tengah dan utara akan menjadi lebih kering (arid)
  • 21. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 21 disebabkan oleh kombinasi antara perubahan iklim dan manajemen lahan oleh manusia. Pada 2050, 50% dari lahan pertanian diperkirakan akan perlahan berubah menjadi gurun dan mengalami salinitas. h. Amerika utara Perubahan iklim akan mempengaruhi sumber daya air, sedangkan saat ini sumber ada air telah terdesak oleh kebutuhan penggunaan air dari pertanian, industri, dan kota-kota. Kenaikan temperatur akan lebih lanjut mengurangi jumlah salju di pegunungan dan meningkatkan evaporasi. Sehingga mengubah ketersediaan air musiman. Penurunan muka air danau-danau serta sungai-sungai besar akan mempengaruhi kualitas air, navigasi, rekreasi dan kapasitas pembangkit listrik tenaga air. Kebakaran hutan dan menjangkitnya serangga akan terus berkembang dengan memanasnya bumi dan tanah yang kering. Selama abad ke-21, kecenderungan bagi spesies-spesies untuk berpindah ke utara dan ke ketinggian akan menyusun ulang ekosistem Amerika Utara. i. Negara-negara di Pulau Kecil Sangat rentan terhadap perubahan iklim, luasnya yang terbatas mengakibatkan mudah terjadi bencana alam, terutama berkaitan dengan naiknya muka laut dan ancaman terhadap ketersediaan air bersih. II.5 Pengendalian perubahan iklim 1. Metode Pengendalian Perubahan Cuaca dan Iklim di Negara-Negara Berkembang Secara umum, ada tiga cara yang mulai dikembangkan saat ini untuk mengendalikan karbon, karena karbon adalah domain utama yang menjadi penyebab perubahan iklim. Tiga cara tersebut di antaranya adalah CDM (Clean Development Mechanism), REDD (Reduced Emission from
  • 22. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 22 Deforestation on Development Country), dan CCS (Carbon Capture and Storage). a. Clean Development Mecahnism (CDM) CDM merupakan salah satu mekanisme yang terdapat dalam Protokol Kyoto. Mekanisme CDM merupakan satu-satunya mekanisme yang melibatkan negara berkembang, di mana negara maju dapat menurunkan emisi gas rumah kacanya dengan mengembangkan proyek ramah lingkungan di negara berkembang. Mekanisme ini sendiri pada dasarnya merupakan perdagangan karbon, di mana negara berkembang dapat menjual kredit penurunan emisi kepada negara yang memiliki kewajiban untuk menurunkan emisi, yang disebut negara Annex I. Akan tetapi, mekanisme perdagangan kabin ini mengalami tantangan. Almuth Ernsting dalam tulisannya yang berjudul “Reduce Emission From Deforestation: Can Carbon Trading Save Our Ecosystem?” mengemukanan fakta bawah dana hasi CDM memang dialokasikan untuk reboisasi. Akan tetapi, reboisasi yang dilakukan tidak benar-benar dapat mengembalikan ekosistem yang rusak. Selama ini reboisasi yang dilakukan menggunakan monokultur-tree Plantation yang artinya dilakukan penanaman kembali lahan yang gundul dengan satu jenis bibit pohon. Hal tersebut dianggap memberikan efek buruk terhadap lingkungan dan komunitas di sekitar hutan yang rusak karena reboisasi yang dilakukan hanya sekedar menghijaukan, tetapi tidak mampu mengembalikan kualitas ekosistem. Oleh karena itu, dia mengusulka n untuk mengintegrasikan CDM dengan REDD. b. Reduced Emission from Deforestation on Development Country (REDD) REDD adalah cara mereduksi karbon dengan jalan mengatur laju deforestasi. Mekanisme ini sebenarnya tidak mutlak menganggap CMD buruk. Pelaksanaan REDD dapat dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan CDM yang sudah berlangsung. Hanya saja, dana hasil CDM sebagian dipisahkan untuk biaya perawatan atau pelestarian hutan yang
  • 23. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 23 masih ada. Dalam publikasi ilmiah Yan diadakan UNFCCC pada Mei 2007, disebutkan bahwa opsi yang digunakan dikenal dengan sebutan 50- 50-50. Artinya, mengurangi laju deforestasi hingga 50% pada tahun 2050 sambil mempertahankan laju deforestasi pada kisaran tersebut dikalim akan menyelamatkan 50 miliyar ton emisi karbon. Gambaran ini didapat dengan menggunakan Stern Review. Memang, Stern Review tidak merekomendasikan gambaranya nyata apa pun dalam mengurangi laju deforestasi. Akan tetapi, Stern menyatakan bahwa dengan tujuan menstabilkan kadar emisi CO2 pada angka 450 ppm, maka akan dicari cara dekarbonisasi yang cepat dan lengkap lewat emisi energi nontransportasi, menghentikan deforestasi, dan intensifikasi substansi aktivitas penyitaan aset. Dengan mencoba untuk mengendalikan laju deofrestasi amasalh mendasar dari pendekatan bak kritis dapat ditutup. Sementara itu, hasil pertemuan di Bali beberapa bulan yang lalu mengisyaratkan bahwa REDD akan fokus pada penilaian perubahan cakupan hutan dan kaitannya dengan emisi gas rumah kaca, metode pengurangan emisi dari deforestasi, dan perkiraan jumlah pengurangan emisi dari deforestasi. Deforestasi dianggap sebagai komponen penting dalam perubahan iklim sampai 2012. Untuk pelaksanaan praktisnya masih belum disepakati. Isu ini diagendakan untuk dibahas di pertemuan selanjutnya yang disebut Bada Tambahan untuk Saran Inlimah dan Teknis di Bonn, Jerman, pada tahun 2008. c. Carbon Capture and Storage (CCS) CCS adalah satu cara mengurangi emisi karbon dengan jalan menyuntikkan karbon dioksida ke perut bumi. Metode ini membutuhkan ruang kosong di perut bumi, bisa juga menggunakan sumur-sumur gas dan minyak bumi yang sudah mengering. Akan tetapi, kendala penerapan teknologi ini adalah mahalnya biaya investasi dan tidak semua orang bisa melakukan transfer teknologi walaupun untuk Indonesia teknologi tersebut mampu mengurangi emisi karbon hingga 20% pada tahun 2005.
  • 24. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 24 Menstabilkan GRK pada level 535-590 ppm akan tercapai bila tidak ada lagi peningkatan emisi CO2 sepanjang tahun 2010-2030 dan akan memberikan pengaruh sebesar -30 persen hingga +5 persen dari level tahun 2000 (2000 levels) pada tahun 2050. Hal ini dapat membatasi peningkatan temperatur rata-rata global pada 2.8-3.2°C. jika masih terjadi peningkatan gas CO2 setelah tahun 2030, pemanasan akan terus meningkat. Sebagai perbandingan pada tahun 2000, level GRK sekitar 379 ppm. Efforts dari mitigasi perubahan iklim akan dirasakan lebih dari 2 - 3 dekade mendatang. Mitigasi ini sangat menetukan dan berpengaruh secara luas terhadap peningkatan suhu rata-rata global dan dampak terjadinya perubahan iklim dapat dihindari. Sebaiknya peraturan perubahan iklim didesign sebagai bagian atau persel pembangunan berkelanjutan dan IPCC akan menkonfirmasi bahwa pembangunan berkelanjutan dapat mengurangi emisi GRK dan mengurangi pengaruh- pengaruh dari perubahan iklim. Menyebarluaskan teknologi ramah iklim sangatlah mendesak. Dalam mitigasi perubahan iklim, kehadiran clean teknologi dibutuhkan untuk secara bertahap diterapkan dan disebarluaskan oleh sektor-sektor swasta, termasuk kerja sama teknologi antara industri-industri dan negara-negara berkembang, serta pengembangan akan inovasi dan teknologi terbaru uang berkelanjutan sangatlah diperlukan. 2. Metode Pengendalian Perubahan Cuaca dan Iklim di Indonesia Hoetomo sependapat jika masyarakat diajak dan disadarkan kembali untuk meyesuaikan diri terkait dengan perubahan iklim, agar Amu meminimalisasi dampak yang telah terjadi dan mengantisipasi risiko sekaligus mengurangi biasa yang harus dikeluarkan. Dalam usaha mengurangi efek rumah kaca dan memperlambat laju pemanasan global. Sebaiknya masyarakat kita gemar menanam pohon dan menggunakan tanaman hidup sebagai pagar rumah, harapnya.
  • 25. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 25 Dirinya menyarankan, pemerintah segera melakukan aksi nasional dalam menghadapi perubahan iklim global ini dengan melakukan kegiatan mitigasi dan adaptasi. Kegiatan mitigasi dilakukan di sektor energi, sektor pemanfaatan lahan dan hutan, serta di sektor kelautan dan perikanan. Manfaat dari mitagi ini untuk meningkatkan kemampuan sumber daya hutan dan lahan di daerah pesisir pantai untuk menyerap karbon sehingga mengurangi efek gas rumah kaca. Mitigasi dengan era menanam mangrove dan vegetasi pantai, melakukan rehabilitasi terumbu karang melalaui transplantasi terumbu buatan. Selain itu, Menambah luas wilayah konservasi laut menjadi 9,5 juta hektar, katanya. Sementara bentuk adaptasi dilakukan oleh sektor sumber daya air, sektor pertanian, kelautan, pesisir dan perikanan, sektor infrastruktur, sektor kesehatan, sektor kehutanan. Dengan menerapkan kebijakan ketak mengenai perubahan iklim, pemerintah dapat memperlambat dan menurunkan tren emisi dari GRK ini, dan juga menstabilkan tingkat kandungan dari GRK ini di atmosfer. Sebagai contohnya, menstabilkan GRK pada 445-490 ppm da merupakan target yang paling ambisius. Untuk dapat mencapai target tersebut pada tahun 2015 tidak ada lagi peningkatan gas CO2. Hal ini akan menurunkan 50-85 persen dari level tahun 2000 (2000 levels) pada tahun 2050. Hal ini dapat membatasi peningkatan temperatur rata-rata global pada 2-2.4°C pare- industrial levels.
  • 26. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 26 BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini berupa : 1. Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi secara signifikan mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam rentang waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya. 2. Beberapa tanda terjadinya perubahan iklim di antaranya adalah tidak menentunya pergantian musim dari penghujan ke kemarau, pola terbang burung, suhu dunia yang semakin memanas dan sebagainya. 3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim global dapat berupa karena adanya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK). Jumlah karbondioksida di atmosfer, penyebaran air yang tidak merata, kenaikan permukaan laut, pengurangan tutupan salju, gletser yang mencair, benua Arktik yang menghangat, perubahan keseimbangan lingkungan, penyesuaian iklim terhadap selubung gas rumah kaca, dan penggunaan lahan serta perubahan vegetasi alam. 4. Dampak perubahan iklim global berupa krisis persediaan makan, kesehatan manusia akan berada dalam ketidakpastian, bencana alam, hilangnya jutaan spesies flora dan fauna, timbulnya penyakit atau alergi, perubahan kualitas air, udara, dan makanan, dan ada pula dampak pada masa depan, serta dampak regional di setiap benua. 5. Pengendalian terhadap perubahan iklim secara umum yang di gunakan adalah metode Clean Development Mechanism (CDM), Reduced Emission from Deforestation on Development Country (REDD), serta Carbon Capture Storage (CCS)
  • 27. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 27 III.2 Saran a. Masyarakat pada umumnya diharapkan agar mampu menjaga lingkungannya agar mampu menyelamatkan bumi meski dengan hal-hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak menggunakan produk yang tidak ramah lingkungan, menanam pohon, dan lainnya. b. Pemerintah diharapkan agar lebih proaktif dalam upaya pelestarian lingkungan dengan menciptakan program-program yang berwawasan lingkungan, seperti penanaman pohon massal, revitalisasi terumbu karang, atau memberikan izin ketat bahkan bila perlu melarang kegiatan-kegiatan yang dikhawatirkan merusak lingkungan, seperti penambangan liar, dan sebagainya. c. Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya bersama-sama menciptakan kawasan pendidikan berbasis lingkungan dan kurikulum berbasis lingkungan, serta mengajak siswa-siswinya untuk mencintai lingkungan, dalam hal ini lingkungan sekolahnya seperti mengajarkan siswa untuk membuang sampah pada tempatnya, meminimalisir penggunaan kemasan makanan berbungkus plastik, mendaur ulang sampah menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi, dan lainnya. d. Lembaga-lembaga terkait diharapkan agar ikut membantu upaya pemerintah dalam pelestarian lingkungan serta mengajak masyarakat mencintai lingkungannya seperti mengadakan program penanaman sejuta pohon, mengadakan pelatihan wirausaha pembuatan bahan bakar non-fosil atau kerajinan barang-barang hasil daur ulang, penanaman bakau, dan lain sebagainya.
  • 28. Kelompok VI – Perubahan IklimGlobal | 28 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Perubahan Iklim. http://ipemanasanglobal.blogspot.com. Diakses 9 Maret 2015. Fajar, Jasmin. 2010. Penyebab Perubahan Iklim. http://www. iklimkarbon.com. Diakses 9 Maret 2015. Umar, Ramli. 2010. Meteorologi dan Klimatologi. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.