bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
51266556 ok
1. PROSEDUR TETAP
ALUR
PENJADWALAN OPERASI
Rumah
Sakit
Onkologi
Surabay
a
Nomor
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIA
N
TUJUAN
Tanggal
terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Suatu prosedur penjadwalan operasi beserta
pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara
elektif di RSOS atau di rumah sakit lain.
Untuk mempermudah pengaturan jadwal operasi
sehingga dapat memperlancar pelayanan di kamar
operasi.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Pendaftaran Operasi :
Service Coordinator (SC), pasien, divisi lain (rawat
inap,poli hematology, dokter)
Recovery Room (RR) , Di catat dibuku
penjadwalan operasi :
- nama pasien, usia
- no reg, no telepon
- diagnosa, jenis operasi, jenis anestesi
(pemeriksaan tambahan : fna pre op/ durante op,
IOC,VC)
- operasi di RSOS / RS Luar (MRS pre op/ post op)
- dokter operator
- keterangan (laborat,thorax,ecg,mammografi,USG
marker dll)
Operasi di RSOS
RS. Luar
Operasi di
(menentukan jam operasi)
Mendaftarkan operasi ke kamar
operasi
(menentukan jam
operasi)
2. Konfirmasi jadwal
Konfirmasi jadwal
-
Dokter operator/ Bedah
Operator/ Bedah
- Dokter
-
Dokter anestesi
Rawat inap (jika mrs)
- Petugas
-
Service Coordinator (pertelepon / tertulis) - Service
Coordinator
-
PA (fna durante op,IOC,VC)
-
Radiologi (USG marker,MM,Lokalisasi
poliklinis)
- PA
- Pasien (jika
Prosedur)
Pasien
-
UNIT
TERKAIT
Rumah
Sakit
Onkologi
Surabay
a
OK,RR, SC
PROSEDUR TETAP
ALUR
PENJADWALAN USG MARKER PRO OP
(BREAST CASE)
Nomor
Revisi
Halaman
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
PENGERTIA
N
Suatu prosedur penjadwalan pemeriksaan USG
marker pasien pro operasi (breast case) yang
dilakukan sebelum operasi.
Untuk memberikan tanda pada lokasi tumor sebagai
guideline dokter bedah dalam tindakan operasi.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Petugas Recovery Room
Re-cek di buku penjadwalan operasi (pro USG
marker)
Indikasi USG marker :
-
Pada pemeriksaan fisik tidak teraba tumor
-
tumor pada breast kecil (ukuran < 1 cm)
-
tumor multiple
3. pro usg marker
usg marker
tidak ada advice
(tapi ada indikasi untuk
dilakukan usg marker)
Konsul dokter operator /
Bedah
(dengan status
pasien)
Pendaftaran USG marker ke petugas radiologi
(jam usg marker)
Konfirmasi :
o
o
UNIT
TERKAIT
Rumah
Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Service Coordinator (SC)
Pasien (saat konfirmasi jadwal operasi)
Radiology,dokter operator,OK,RR
PROSEDUR TETAP
ALUR PENANGANAN EMERGENCY
POST OPERASI DENGAN BLEEDING
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Alur penanganan untuk kasus bleeding pada pasien
post operasi
Menghentikan perdarahan agar pasien tidak jatuh
dalam kondisi shock hipovolemik
Advice re-open ditentukan oleh dr. bedah
Ditemukan tanda-tanda bleeding post op
4. status lokalis : bengkak, hematom, flek di kasa
(darah),
jumlah dan kualitas (darah)
drain
Lapor dokter : bedah dan anestesi
- kondisi pasien (TTV)
- status lokalis
(jika advis akan dilakukan eksplorasi perdarahan)
Konfirmasi (per-telepon)
- petugas OK
- keluarga pasien (jika tidak ada
penunggu)
Bawa pasien ke RR
- tetap observasi kondisi pasien
- buka tabung O2 sentral di ruang
Dirty area.
- pasien tidak boleh dibezuk
keluarga selama observasi
- penjelasan keluarga dilakukan oleh
dokter operator/ bedah
Ruang OK disiapkan
(jika ada 2 petugas)
UNIT TERKAIT
Rumah
Sakit
Onkologi
Surabaya
Kamar Operasi & RR
PROSEDUR TETAP
ALUR
PENYERAHAN SPESIMEN OPERASI
Nomor
PROSEDUR
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
5. TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Alur penyerahan spesimen pasien operasi dari kamar
operasi ke divisi patologi anatomi (PA)
1. tidak terjadi kekeliruan spesimen
2. mempercepat pemeriksaan IOC,VC
Specimen (dari kamar operasi)
jika ada pemeriksaan FNA
durante op, IOC, VC :
konfirmasi petugas PA saat
pasien mau masuk OK
Ditunjukkan pada keluarga
(oleh perawat OK,RR)
Konfirmasi ke petugas PA
(per-telepon : spesimen akan dikirim)
Serah terima jaringan
- mencatat dibuku
serah terima :
Petugas OK,RR dan PA
(nama pasien, no
register, diagnosa, jumlah
spesimen,
ttd
petugas
OK,RR dan PA )
- menyerahkan
spesimen + status pasien
Note :
Hasil FNA durante op, IOC,VC disampaikan
pertelepon oleh dokter PA diterima dokter operator
UNIT TERKAIT
OK,PA
6. Rumah
Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR TETAP
ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF
LOCAL ANESTESI
Nomor
Revisi
Halaman
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
PENGERTIAN
Prosedur pasien pro operasi dan post operasi dengan
lokal anestesi
Memperlancar kegiatan pelayanan di kamar operasi
dan recovery room
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
RUANG TRANSIT
- pasien ganti baju khusus dalam
- timbang berat badan (terutama anakanak)
- pasien dimasukkan ke kamar operasi
OK
- pasien dipersilahkan tidur
- persiapan : mengatur posisi pasien,
pasang plat elektrotom, marker daerah
operasi oleh operator, desinfeksi daerah
operasi
- dilakukan tindakan operasi
RR
- bservasi post operasi
- persiapan KRS
KASIR
- penyelesaian administrasi oleh keluarga
- memberikan tanda bukti penyelesaian
administrasi ke RR
PX KRS
7. UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF
GENERAL ANESTESI
Rumah
Sakit
Onkologi
Surabaya
Nomor
Revisi
Halaman
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
PENGERTIAN
Alur pasien pro operasi dan post operasi dengan
general anestesi
Memperlancar kegiatan pelayanan operasi di kamar
operasi.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
RR
-
persiapan pre operasi minimal 1 jam
sebelum operasi.
-
dengan Premedikasi : pasien diantar ke OK
menggunakan kursi roda / brankart
-
tanpa Premedikasi : pasien diantar ke OK
menggunakan kursi roda / tidak
-
pasien dipersilahkan tidur
-
persiapan : dipasang elektrode, manset TD,
saturasi O2
-
dokter operator visite pasien sebelum obat
bius dimasukkan
-
obat bius dimasukkan sesuai advise
-
jika pasien sudah tidur : mengatur posisi
OK
8. pasien sesuai daerah operasi dan jenis
operasi, menutup mata dengan leukofix
atau diberi salep mata, pasang plat
elektrotom, marker daerah operasi oleh
operator, desinfeksi daerah operasi
-
kemudian dilakukan tindakan operasi
-
selesai operasi : menutup daerah operasi,
memasukkan obat sesuai advise dokter
anestesi, brankart untuk perpindahan
pasien, konfirmasi petugas RR bahwa
operasi selesai
-
selama perpindahan jaga jalan nafas
-
pasien dipindah ke RR (observasi post
operasi)
RR
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
ALUR
LOGISTIK KAMAR OPERASI
Rumah
Sakit
Onkologi
Surabaya
Nomor
Revisi
Halaman
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
PENGERTIAN
TUJUAN
prosedur permintaan obat dan alat di kamar operasi
Untuk memenuhi kebutuhan logistik ruangan yang
diperlukan dalam satu minggu.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Order logistik
1. order dilakukan sesuai jadwal dan form order di
serahkan sebelum jam 13.00. jadwal order :
- linen : setiap hari
- ATK : setiap hari rabu
- Obat/ alkes : setiap hari selasa dan jum’at
9. - Cetakan : setiap hari rabu
- Kebutuhan rumah tangga : setiap hari
senin
2.
order dilakukan dengan
menggunakan form order yang telah disediakan.
3.
form order harus di tandatangani
oleh supervisor ruangan.
4.
serah terima orderan dilakukan
oleh petugas logistik dengan petugas ruangan
dengan menggunakan form order.
5.
bila ada barang yang belum
terpenuhi dalam 2 hari petugas ruangan akan
konfirmasi dengan petugas logistik.
UNIT TERKAIT
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
OK,logistik
PROSEDUR TETAP
PEMBAGIAN KAMAR OPERASI
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Pembagian dan pembatasan ruangan OK yang harus
diketahui oleh semua petugas OK, untuk menjaga
agar ruangan aseptik terhindar dari kontaminasi.
1.
Petugas
mampu
membedakan
perlakuan terhadap masing - masing bagian dalam
10. ruangan kamar operasi.
2.Mencegah terjadinya kontaminasi di kamar operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Daerah Publik :
Daerah yang dapat dimasuki oleh semua
orang tanpa ada syarat khusus, daerah ini
misalnya; kamar tunggu, counter, gang di
depan ruang pathologi klinik.
2. Daerah Semi Publik :
Daerah ini hanya dapat di masuki oleh orangorang tertentu saja, dengan beberapa
persyaratan khusus, antara lain harus
memakai scort dan sandal khusus. Daerah ini
misalnya, RR, ruang transit RR, dirty area,
ruang ganti.
3. Daerah Aseptik :
Kamar bedah, ruangan ini hanya boleh di
masuki oleh perawat, dokter serta pasien
yang akan di operasi, dengan terlebih dahulu
memakai baju khusus, topi, masker serta
sandal khusus yang telah disediakan.
UNIT TERKAIT
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR TETAP
PERSIAPAN RUANGAN
PRO OPERASI
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
11. PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Prosedur persiapan kamar operasi yang diperlukan
untuk memperlancar kegiatan operasi.
1.Menjaga kelancaran operasional kamar operasi
2. Menjaga sterilitas kamar operasi
1. Petugas kamar operasi datang 2 – 1 jam
sebelum operasi.
2. Petugas menyiapkan ruangan untuk tindakan
operasi :
-
lampu seluruh ruangan dinyalakan
-
re-cek jadwal operasi
- re-cek kebersihan
kamar operasi.
seluruh
ruangan
- mematikan lampu UV (lampu UV
dimatikan minimal 2 jam sebelum operasi )
- menyiapkan mesin anestesi unit dan
peralatan anestesi yang lain.
- Membuka tabung O2 dan N2O yang ada
di dirty area.
-
Menyiapkan mesin diatermi
-
Menyiapkan suction
- Cek persiapan
tempat linen kotor
tempat
sampah
dan
3. Menyiapkan instrument steril untuk tindakan
operasi
4. Menyiapkan obat anestesi
5. Re-cek status, hasil pemeriksaan dan disiapkan
dimeja ruang administrasi.
UNIT TERKAIT
OK
12. PROSEDUR TETAP
PELAPORAN KEPERAWATAN
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Setiap kegiatan yang berlangsung di pelayanan
medik keperawatan harus dibuat laporannya secara
berjenjang pada kepala bagian masing-masing.
1. Semua kegiatan didokumentasi
2. Mengetahui perkembangan pelayanan medik
yang diberikan
3. mengetahui permasalah secara dini dan mencari
solusi pemecahan masalah
I. Laporan meliputi :
Laporan harian : Dibuat dan dilaporkan setiap akhir
shief.
•
Laporan kegiatan rutin petugas
(cheeklist job deskripsi)
•
Laporan kegiatan pelayanan.
•
Laporan pasien.
•
Laporan data kunjungan.
•
Laporan permasalahan &
pemecahannya.
•
Laporan logistic harian.
Laporan mingguan : Dibuat dan dilaporkan setiap
hari sabtu.
•
Laporan data kunjungan
•
Laporan permasalahan & pemecahannya
•
Laporan logistik mingguan.
Laporan bulanan : Di buat dan dilaporkan setiap
akhir bulan.
13. •
Laporan data kunjungan
•
Laporan permasalahan & pemecahannya
•
Laporan logistic bulanan.
•
Laporan planing kegiatan bulanan.
II. Yang berhak membuat laporan :
1.
Laporan harian dilakukan oleh
pelaksana harian dan dilaporkan pada
supervisor atau kepala divisi masingmasing.
2.
Laporan mingguan direkap oleh
kepala divisi dari laporan harian dan
dilaporkan pada kepala perawat.
3.
Laporan bulanan dilakukan oleh
kepala perawat di rekap dari hasil
laporan mingguan dan diserahkan di
bagian YanMed & LitBang.
III. Cara membuat laporan :
Laporan Harian
Laporan kegiatan rutin (checklist) :
Tulis hari &
tanggal tindakan dilakukan.
•
Mengisi
checklist dengan tanda [v] pada kolom
ya bila dilakukan dan tidak bila tidak
dilakukan.
•
Keterangan
diisi untuk pesanan pada jaga berikutnya
atau alasan tidak dilakukannya kegiatan
tersebut.
•
Tulis nama
petugas yang sedang bertugas dan tanda
tangan supervisor yang sedang bertugas.
Laporan kegiatan pelayanan :
Tulis hari &
tanggal shief jaga
Tulis nama
divisi di buku laporan.
14. •
Tulis nama
kegiatan, jam dilakukan kegiatan dan
jam selesai kegiatan.
•
Tulis jumlah
pasien yang bersangkutan dengan
kegiatan tersebut.
•
Tulis pesanan
dan kegiatan yang tidak tersantum di
checklist kegiatan harian untuk petugas
jaga berikutnya.
Laporan pasien :
Tulis hari &
tanggal laporan di buat
Tulis nama,
umur dan nomor register pasien.
•
Tulis jenis
tindakan yang dilakukan.
•
Tulis isi laporan
: Keadaan umum, keluhan utama, status
vital sign, status lokalisasi observasi,
theraphy & planning.
•
Tanda tangan
dan nama terang petugas ditulis dibawah
laporan sebelah kanan.
Laporan data kunjungan :
Tulis hari &
tanggal kegiatan.
Tulis jam mulai
kegiatan & jam selesai kegiatan.
•
Melengkapi
kolom di lembar data kunjungan.
•
Pada kolom
keterangan di isi follow up dan planning.
Laporan permasalahan & pemecahannya :
•
Tulis hari &
tanggal kejadian dilembar laporan
harian.
•
Tulis kejadian
secara deskriptif di kolom masalah &
kegiatan.
15. •
Tulis
penyelesaian di kolom solusi (apakah
masalah belum terselesaikan atau
sudah closed)
Laporan logistik :
Tulis hari &
tanggal di kolom shief jaga
•
Tulis jumlah
barang atau obat yang terpakai pada
kolom [-] dan bila ada penambahan di
kolom [+]
•
Tulis tanda [v]
pada kolom [+] bila alat atau obat sudah
di cek kelengkapannya.
Laporan mingguan :
1. Tulis tanggal laporan dibuat pada format
laporan mingguan yanga telah
ditetapkan.
2. Laporan data kunjungan di rekap pada
lembar laporan harian, Bila ada kejadian
khusus tulis spesifikasi pasien dan
tindakan.
3. Tulis laporan masalah dan
pemecahannya.
4. Tulis nama dan tanda tangan petugas
yang membuat laporan.
5. Rekap pengeluaran alat & obat selama
satu minggu.
Cara mengisi laporan harian :
1.
shief jaga
Tulis hari & tanggal di kolom
2.
Tulis jumlah barang yang
terpakai pada kolom [-] dan bila ada
penambahan di kolom [+]
3.
Tulis tanda [v] pada kolom
[+] bila alat atau obat sudah di cek
kelengkapannya.
4.
Pada kolom terakhir tulis
jumlah barang atau obat yang perlu
ditambah di kolom [+] dan jumlah
16. barang atau obat yang terpakai di kolom
[-]
5.
Paraf petugas pembuat
laporan di kolom tanda tangan.
Laporan mingguan :
Laporan mingguan merupakan hasil rekapan
dari laporan harian dan di tulis di format
khusus yang telah ditetapkan. Pelaporan ini
dilakukan oleh penanggung jawab logistik
ruangan dan dilaporkan kepada kepala
ruangan.
Format laporan mingguan :
Nama divisi
Tanggal laporan di buat
Nomor barang atau obat
Nama barang atau obat
jumlah stok awal di gudang kecil
6.
kolom jumlah penggunaan barang atau
obat selama 1 minggu.
7.
Jumlah penambahan stok
barang atau obat gudang kecil selama 1
minggu.
Jumlah stok akhir di gudang kecil selama 1 minggu.
Tanda tangan pembuat laporan dan kepala ruangan.
Laporan bulanan :
Laporan bulanan di rekap dari hasil laporan
mingguan oleh penanggung jawab logistik
gudang kecil dan dilaporkan kepada kepala
ruangan, direktur pelayanan medik.
Format laporan bulanan :
Nama divisi
Tanggal laporan di buat
Nomor barang atau obat
Nama barang atau obat
jumlah stok awal di gudang kecil
6.
kolom jumlah penggunaan barang atau
obat selama 1 minggu.
7.
Jumlah penambahan stok
barang atau obat gudang kecil selama 1
17. minggu.
Jumlah stok akhir di gudang kecil selama 1 minggu.
9.
Tanda tangan pembuat
laporan dan kepala ruangan, direktur Yan
Med
laporan bulanan ini
setelah mendapat persetujuan dari kepala
bagian masing-masing maka di tembuskan
ke penanggung jawab logistik gudang besar.
UNIT TERKAIT
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR TETAP
RAPAT KOORDINASI HARIAN
KEPERAWATAN
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Suatu pertemuan yang dilakukan setiap hari yang
diikuti oleh seluruh perawat di semua divisi.
timbang terima pasien dan kegiatan ke
divisi yang bersangkutan
koordinasi untuk memperlancar kegiatan
pelayanan keperawatan.
Rapat koordinasi terdiri :
rapat koordinasi harian (briefing petugas)
Rapat mingguan
Rapat 3 bulanan.
Jadwal briefing harian ;
•
Pagi
: jam 07.00-07.30
•
Sore
: jam 14.00-14.30
18. •
Malam : jam 21.00-21.30
Yang disiapkan dalam briefing harian :
Laporan pasien.
Laporan kegiatan pelayanan.
Laporan logistic
Laporan permasalahan dan
pemecahannya.
Peserta rapat harian (briefing) :
Petugas pelaksana harian
Supervisor harian
Kepala atau penanggung jawab
divisi.
Kegiatan selama rapat harian :
1.
Briefing di buka oleh pemimpin rapat.
Pemimpin rapat bisa dari penanggung
jawab divisi atau petugas pelaksana
harian.
2.
Pelaporan meliputi :
- Laporan pasien.
- Laporan kegiatan pelayanan.
- Laporan logistic
- Laporan permasalahan dan
pemecahannya.
3.
Semua laporan yang masuk harus di
catat di buku briefing harian.
4.
Hasil dari briefing harian akan
dilaporkan pada laporan mingguan.
UNIT TERKAIT
19. Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR TETAP
RAPAT MINGGUAN KEPERAWATAN
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Rapat yang dilakukan seminggu sekali untuk
mengevaluasi semua kegiatan yang berlangsung
seminggu dalam satu divisi saja.
I. Jadwal rapat mingguan :
•
Sesuai kesepakatan masing-masing
divisi.
II. Yang harus disiapkan untuk rapat mingguan
adalah :
•
Laporan mingguan yang merupakan
rekap dari laporan briefing harian.
•
Buku notulen rapat mingguan
III. Peserta yang harus ikut rapat mingguan :
•
Kepala ruangan
•
Wakil kepala ruangan
•
Penanggung jawab divisi.
IV. Kegiatan rapat mingguan :
•
Rapat di buka oleh kepala ruangan.
•
Pembacaan hasil result rapat evaluasi
mingguan, diantaranya :
Result pasien
Pelayanan
Logistik
Data false [masalah &pemecahanya]
•
Tanggapan dari masing-masing peserta
20. masing-masing rapat.
•
•
Hasil rapat dicatat di buku rapat
mingguan.
•
Hasil dari laporan mingguan harus
dilaporkan dalam laporan bulanan.
•
UNIT TERKAIT
Solusi terhadap permasalahan yang ada.
Peserta rapat harus menandatangani
dartar hadir.
21. Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR TETAP
RAPAT BULANAN KEPERAWATAN
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Rapat yang dilakukan setiap bulan sekali untuk
mengevaluasi semua kegiatan pelayanan di semua
bagian keperawatan.
Jadwal rapat bulanan :
•
Setiap senin pada minggu pertama bulan
berikutnya.
Yang harus disiapkan :
•
Laporan bulanan yang merupakan
rekapan dari hasil laporan mingguan.
•
Buku notulen rapat bulanan.
•
Snack dan minuman
Peserta yang harus ikut :
•
Kepala perawat
•
Wakil kepala perawat
•
Kepala ruangan semua divisi
keperawatan.
•
Wakil kepala ruangan semua divisi
keperawatan.
Kegiatan selama laporan :
•
Rapat dibuka oleh kepala perawat.
•
Pembacaan dari hasil result laporan
22. bulanan dari masing-masing divisi
sekaligus pembahasannya.
•
Solusi dari masing-masing kepala
ruangan.
•
Hasil rapat dicatat di buku notulen
laporan bulanan.
•
Hasil rapat akan di laporkan kepada
direktur Yan Med.
•
Semua peserta rapat harus
menandatangani daftar hadir.
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
PENGISIAN CEKLIST HARIAN
PERAWAT
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Checklist yang berisi semua tindakan pelayanan
yang menjadi pedoman petugas dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan
Susunan checklist :
•
Kop rumah sakit
•
Nama ruangan
•
Jenis shief jaga
•
Hari dan tanggal kegiatan
•
Kolom yang berisi :
1. Nomor kegiatan
2. Nama kegiatan
3. ya
4. Tidak
23. 5. Keterangan
Nama petugas
Tanda tangan kepala ruangan
Cara mengisi checklist :
1. Tulis hari dan tanggal melakukan kegiatan.
2. Beri tanda [v] pada kolom Ya bila sudah
melakukan
kegiatan tersebut, dan beri
tanda [v] pada kolom tidak bila tidak
melakukan kegiatan tersebut.
3. Isi keterangan dengan alasan tidak
melakukan kegiatan atau bila ada pesanan
khusus untuk shief berikutnya.
4. Setelah akhir kegiatan minta tanda tangan
dari chief ruangan yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan pada shief saat itu.
5. Setelah ditandatangani checklist tersebut di
folder dan di hanguskan setelah 5 tahun.
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
JOB DESKRIPSI
PERAWAT KAMAR OPERASI
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan
1.
kegiatan pelayanan berjalan
sesuai prosedur
2.
pembagian tugas tiap karyawan
jelas
I.
Perawat Instrument
1.
Membaca buku laporan dan jadwal
operasi
2.
Operan pagi
3.
Cek ruang sterilan
4.
Cek instrument sebelum operasi
5.
Menyiapkan instrument operasi
6.
Perawat instrument pada waktu operasi
24. 7.
Cek instrument sesudah operasi
8.
Menyiapkan instrument dan linen untuk
disteril
II.
Perawat Asistant
1.
Membaca buku laporan dan
jadwal operasi
2.
Operan pagi
3.
Cek kelengkapan alat OK
4.
Mematikan lampu UV
5.
Menyalakan lampu ruangan
6.
Cek AC
7.
Meja operasi, lampu operasi
8.
menyiapkan Suction
9.
Tempat sampah basah &
kering
10.
Membuka tabung O2 & N2O
11.
Perawat asistant pada waktu
operasi
12.
Cek dan menyiapkan alat &
obat untuk besok
III.
Perawat Omloop :
1.
Menyiapkan status dan hasil
pemeriksaan
2.
Menyiapkan lembar operasi,
PA, resep, lembar obat dan alat habis pakai
3.
Menunjukkan jaringan PA
pada pasien + keluarga
4.
Perawat omloop pada waktu
operasi
5.
Menyiapkan obat anestesi
6.
Merapikan peralatan setelah
operasi
7.
Menyiapkan baju petugas
untuk besok
8.
Menulis laporan operasi +
pethidine di buku dan komputer
9.
Operan dengan petugas RR
IV.
Perawat Administrasi
1.
Membaca buku laporan
dan jadwal operasi
2.
Operan
3.
Cek dan menulis jadwal
operasi dipapan whiteboard, buku, komputer
4.
Penjadwalan operasi
pertelpon
25. 5.
Konfirmasi petugas SC
tentang : jadwal praktek, acara lain dokter
bedah.
6.
Konfirmasi dokter
operator untuk jam operasi
7.
Konfirmasi OK RS. luar
untuk jadwal operasi
8.
Konfirmasi IRNA RS. luar
: jadwal operasi, no kamar
9.
Konfirmasi dokter
operator bila pasien sudah mrs di RS. luar
10.
Konfirmasi petugas PA
(FNA, IOC, VC)
11.
Konfirmasi petugas
radiologi (USG marker, MM, lokalisasi prosedur)
12.
Konfirmasi petugas SC
tentang jadwal operasi (jam operasi)
13.
Konfirmasi jadwal
operasi ke dr. anestesi
14.
Ada pambatalan operasi
konfirmasi ke : dokter operator, anestesi,
petugas PA, petugas SC.
UNIT TERKAIT
26. Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
JOB DESKRIPSI
HELPER KAMAR OPERASI
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
dr. Wiwien Ristanto
Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan
1.
kegiatan pelayanan berjalan
sesuai prosedur
2. pembagian tugas tiap karyawan jelas
1.
& jadwal operasi
2.
3.
kelengkapan peralatan
4.
setelah operasi selesai
5.
6.
7.
8.
tangga
Membaca buku laporan
Operan
Cek kebersihan &
seluruh ruangan OK
Membersihkan OK
Mencuci instrument OK
Mengisi air autoclave
Order linen
Order ATK & rumah
27. PROSEDUR TETAP
JADWAL DINAS PETUGAS
KAMAR OPERASI
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
dr. Wiwien Ristanto Ditetapkan
Jadwal dinas yang harus diikuti oleh semua petugas
yang bertugas di unit kerja OK, RR dan CSSD
1.
Jadwal jaga perawat
Hari senin – jum’at :
−
Pagi : jam 07.00 - 15.00 BBWI
−
Sore : jam 13.00 - 21.00 BBWI
Hari sabtu :
−
pagi : jam 08.00 – 13.00 BBWI
−
sabtu sore : jam 13.00 – 18.00 BBWI
Jika ada operasi emergency on call (di
luar jam kerja)
Jika ada perubahan jadwal operasi,
jadwal jaga bisa berubah
Libur petugas setiap hari minggu atau
hari libur nasional.
2.
Jadwal jaga Helper
Sore : jam 13.00 - 21.00 BBWI (setiap hari
senin – jumat)
Hari sabtu masuk pagi atau sore
Libur petugas setiap hari minggu atau hari libur
nasional.
28. UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
INFORM CONCERN
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
Nomor
Tanggal terbit
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
dr. Wiwien Ristanto Ditetapkan
Surat pernyataan persetujuan yang diberikan oleh
pasien dan keluarga atas dilakukannya suatu
tindakan yang diberikan kepada penderita.
Tanda tangan persetujuan ini harus dilakukan
sebelum tindakan di berikan.
TUJUAN
1. tindakan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum
1. tanda tangan persetujuan dilakukan oleh
penderita dan salah satu keluarga sebagai
saksi
2. penderita dengan usia di atas 21 tahun dapat
mewakili dirinya sendiri, kecuali untuk operasi
dengan resiko yang besar.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Revisi
I.
Isi inform concern :
1.
Identitas dari keluarga pasien yang
memberikan persetujuan.
2.
Pernyataan persetujuan dari pihak
keluarga.
3.
Identitas pasien yang akan dilakukan
29. tindakan.
4.
Penjelasan tentang tindakan &
kemungkinan resiko yang akan di hadapi.
5.
Tanda tangan dan nama terang pasien
dan keluarga yang menyetujui dilakukannya
tindakan.
6.
Pernyataan bahwa dokter yang merawat
telah menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan dan kemungkinan resiko yang akan
di hadapi.
7.
Tanda tangan dan nama terang dari
dokter yang merawat & yang akan melakukan
tindakan.
II.
Inform concern dilakukan pada :
1.
Pasien pro operasi
2.
Pasien pro chemotherapy
3.
Pasien yang dilakukan tindakan invasive
dengan kemungkinan resiko.
III.
Yang berhak tanda tangan di inform
concern :
1.
Pasien sendiri bila usia 16 tahun
ke atas, terutama untuk tindakan operasi
dengan lokal anesthesi.
2.
Bila pasien kurang dari 16 tahun
harus ada pihak keluarga yang mewakili.
3.
Bila pasien dengan keterbatasan
fisik sehingga tidak bisa tanda tangan, bisa
menggunakan cap jempol ibu jari kanan.
4.
Keluarga pasien yang bisa
memberikan persetujuan operasi adalah :
•
Bila pasien belum menikah : Ayah, ibu
yang di beri kuasa.
•
Bila pasien sudah menikah : Suami
•
Bila pasien sudah tidak punya orang tua
dan belum minikah maka yang berhak
tanda tangan adalah saudara terdekat atau
wali yang di beri kuasa.
5.
Dokter yang memberi
penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
UNIT TERKAIT
Dokter,perawat,pasien dan keluarga
30. Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR TETAP
TATA TERTIB
PETUGAS KAMAR OPERASI
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
dr. Wiwien Ristanto Ditetapkan
Tatacara dan perlakuan yang diterapkan bagi
petugas yang masuk kamar operasi bersih
1.
Menjaga kelancaran operasional
kamar operasi
2.
Menjaga sterilitas kamar operasi
31. KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus
yang telah disediakan
2. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus
yang telah disediakan
3. Wajib menjaga personal hygiene masingmasing (badan, rambut & kuku harus pendek)
4. Cuci tangan dan kaki pada saat akan masuk
ruang kamar operasi (saat akan mulai dan
sesudah kerja)
5. Tidak boleh memakai perhiasan selama
sedang bertugas di kamar operasi.
6. Dilarang membawa makanan atau minuman di
kamar operasi
7. Dilarang memasukkan benda yang berasal dari
luar (tas,laptop dll)
8. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
9. Sebelum dan sesudah kegiatan operasi, semua
petugas harus mengikuti briefing yang
dipimpin oleh chief ruangan OK.
10.
Untuk petugas lain yang akan memasuki
daerah kamar operasi :
a. Memakai scort atau baju khusus yang
telah disediakan.
b. Cuci tangan dan kaki saat akan masuk
ruang kamar operasi
UNIT TERKAIT
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
Kamar Operasi
PROSEDUR TETAP
PENGGUNAAN ELEKTROKNIFE
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
32. Direktur Pelayanan Medis
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Dr. Wiwien Ristanto
Tatacara penggunaan alat elektroknife dalam
pembedahan dan perawatannya.
1. Memberikan
petunjuk
penggunaan
dan
perawatannya yang benar.
2. Menjaga sterilitas alat elektroknife
3. Menjaga kondisi alat elektroknife siap pakai.
1. Kabel elektroknife dalam keadaan steril di buka.
Blade di masukkan kedalam lubang hand set,
pastikan blade tertancap pasti dan arah sisi blade
yang tajam sesuai dengan tombol hand set.
2. Sebagian dari kabel steril ditaruh di meja operasi
dalam keadaan steril dan di klem dengan doek
klem.
3. Ujung pangkal yang tidak steril di pasang di
lubang elektrotome yang terdapat gambar
elektroknife.
4. Putar panel cutting pada angka 2½ - 3 &
koagulasi sesuai kebutuhan.
5. Pastikan plat (di atas plat diberi jelly) sudah
terpasang di tubuh (kaki) pasien sebelum dipakai.
6. Sebelummnya lakukan tes dengan cara menekan
tombol kuning (cutting) dan tombol biru
(Koagulasi) pada hand set.
7. Setelah selesai pemakaian, hand set – kabel dan
kepala dibersihkan dari kotoran selanjutnya
dibilas dengan cairan desinfectan (Resiguard 2 %)
8. Hand set disimpan dalam tempat tertutup dengan
desinfectan formalin tablet.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
OK
33. PROSEDUR TETAP
PENGGUNAAN MEJA OPERASI
Rumah
Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Tatacara penggunaan meja operasi dan fungsi-fungsi
bagian dari meja operasi.
1. Memberikan
petunjuk
penggunaan
dan
perawatan yang benar.
2. Menghindari kesalahan perlakuan yang mungkin
terjadi
1. Tinggi meja operasi diatur sejajar dengan siku
operator.
2. Meja operasi harus di kunci untuk menghindari
pergerakan meja yang tidak perlu.
3. Meja operasi di alasi dengan perlak besar dilapisi
dengan
kain
penutup,
menutupi
semua
permukaan meja operasi.
4. Bantal kecil di pasang di bagian kepala dialasi
dengan perlak dan kain penutup.
5. Selimut pasien dilipat di taruh di bawah bagian
kaki pasien
6. Panjatan kaki di pasang sebelah kanan untuk
memudahkan pasien naik ke meja operasi.
7. Tali tangan disiapkan di bawah tempat lengan
pasien dan tali kaki disiapkan di sebelah kiri meja
operasi.
8. Standart infuse di taruh di bagian lengan pasien
yang di pasang infuse.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat, segera
lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
OK
34. Rumah
Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR TETAP
PENGGUNAAN LAMPU HALOGEN
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Tata cara pemakaian lampu halogen untuk tindakan
pembedahan.
1. Memberikan petunjuk penggunaan dengan
benar.
2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang
berlangsung.
1. Arahkan lampu halogen disisi lateral lokasi
operasi dengan membentuk sudut ke belakang
pada siku lengan lampu halogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata
operator, fokus dan pasti ( tidak bergoyang )
3. Untuk keperluan stiril, pasang tutup stiril
lampu pada bagian tengah lampu, dan bila
ingin melepas kap lampu yang telah terpakai
tekan panel pembuka kemudian kap di tarik
keluar.
4. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk
mematikan tekan tombol OFF.
5. Kekuatan sinar lampu dapat di atur dengan
meningkatkan derajat sinar lampu yang
tertera pada panel pengatur yang bergambar
35. arah panah.
NB :
1. * Setiap ada keluhan atau kerusakan alat
,segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
OK
PROSEDUR TETAP
Penggunaan Suction Unit
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Tatacara menggunakan alat suction.
1. Memberikan tuntunan pemakaian alat suction
dengan benar.
2. Menghindari kesalahan pemakaian yang dapat
mengakibatkan kerusakan.
3. Memperlancar tindakan
1. Sambungkan selang panjang dengan kanule
suction, kemudian sambungkan dengan konektor
pada tutup tabung.
2. Sambungkan konektor satunya dengan selang
yang menghubungkan dengan box suction.
3. Sambungkan kabel power ke switch.
4. Untuk menyalakan tekan panel
ON dan untuk
36. mematikan tekan panel OFF
5. Untuk Mem-vacum botol redon, sambungkan
konektor botol dengan selang konektor suction.
6. Untuk tekanan diatur dengan memutar kearah
kanan sesuai dengan ukuran yang tercantum
dalam box suction.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera
lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
Kamar Operasi & Seluruh Unit
PROSEDUR TETAP
PENGGUNAAN ALAT FOGGING
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Tata cara menggunakan alat fogging untuk
sterilisasi ruangan.
1. Memperlancar proses fogging
2. Memberikan petunjuk cara fogging yang baik
& merata
3. Menjaga keamanan dan keselamatan petugas
1.
Isi tabung alat fogging dengan cairan
desinfectan ( Contoh : Neo-Resiguard 1: 80 )
37. sebanyak 3-4 liter (minimal ujung selang filter
terendam)
2.
Pastikan semua peralatan yang ada di
ruangan ditutup dengan kain.
3.
Petugas memakai pelindung ( scort lengan
panjang, kaca mata khusus,masker )
4.
Sambungkan kabel power ke sumber
listrik / stop kontak ( sebelumnya pastikan alat
dalam posisi Off)
5.
Angkat
alat
fogging
dengan
dua
tangan,tekan tombol On dan arahkan merata
ke seluruh ruangan ( ke arah atas dan
dilanjutkan ke arah bawah )
6.
Setiap ruangan diperlukan fogging selama
2-3 menit.
7.
Setelah proses fogging selesai, matikan
tombol On-Off dan cabut kabel power.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat ,segera
lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
Kamar Operasi & Seluruh Unit
PROSEDUR TETAP
Lampu Operasi Satelit
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Tata cara pemakaian lampu satelit untuk
38. tindakan pembedahan, terutama pembedahan di
Kamar Operasi Poli
TUJUAN
1. Memberikan petunjuk penggunaan dengan benar.
2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang
berlangsung.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Arahkan lampu Satelit disisi lateral lokasi
operasi dengan membentuk sudut ke belakang
pada siku lengan lampu halogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata
operator, fokus dan pasti ( tidak bergoyang )
3. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk
mematikan tekan tombol OFF.
4. Untuk mengatur fokus lampu putar swicht
yang terletak pada samping lampu.
5. Lampu satelit cenderung susah untuk di atur
karena posisinya tidak seflexible lampu
operasi lainnya. Jadi untuk mengatur posisi
arah sinar maka semua bagian lampu harus di
gerakan mendekati obyek yang akan disinari
tanpa meninggalkan prinsip arah sinar lampu.
Hati-hati dalam memindahkan lampu satelit,
karena lampu satelit cenderung rawan roboh
jika tidak menggunakan cara-cara yang benar
dalam memindahkan.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat, segera
lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
OK
PROSEDUR TETAP
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK
Nomor
Revisi
Halaman
39. PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
Tanggal terbit
Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Suatu keadaan kegawatdaruratan berat bersifat akut
akibat masuknya zat-zat asing ke dalam tubuh dan
menimbulkan reaksi imun yang berlebihan dari
dalam tubuh itu sendiri. Anafilaksis
merupakan
kumpulan gejala yang di timbulkan karena reaksi
akut terhadap zat asing pada penderita yang
sebelumnya telah mengalami sensitisasi (segera
atau reaksi imunitas hipersensitif tak langsung).
Reaksi anafilaktoid secara klinis tidak dapat di
bedakan dari keadaan diatas kecuali kontak
sensitisasi sebelumnya tidak terjadi. Keadaan
tersebut di gabungkan dalam reaksi histamine tidak
langsung yang berat.
Manifestasi klinis yang muncul:
1. Gambaran pada kulit.
Eritema, urtikaria, oedema angioneurotik, dan
cyanotic
2. Manifestasi kardiovasculer.
Takhikardi, hipotensi, dan shock
3. Manifestasi respiratorik.
Rhinitis, obstruksi larynx, spasme bronkus
(sesak nafas)
4. Manifestasi gastrointestinal.
Nausea, kejang abdomen, muntah, dan diare
5. Manifestasi lain.
Rasa tercekik, tinnitus, kesemutan, konfulsi,
nyeri sendi, dan hilangnya kesadaran.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Petugas medis mengerti dan memahami
prosedur penatalaksanaan anafilaksis shock di
unit masing-masing.
2. Petugas medis mampu melaksanakan prosedur
penatalaksanaan anafilaksis shock di unit
masing-masing.
1. Bila disebabkan oleh obat, segera hentikan
pemberian obat, jika karena sebab selain obat
seperti infus ganti dengan infus set berikut
cairannya yang baru.
40. 2. Posisikan penderita pada posisi yang lurus
dan elevasikan ekstrimitas bawah ( posisi
Trendelenberg 30o), amankan jalan nafas
( manufer Jaw Trust atau Head Tilt Chin Lift)
3. Berikan oksigen 100%, jika menggunakan
selang nasal bicanule berikan oksigen 2-3 liter
per menit, bila menggunakan selang oksigen
dengan simple mask berikan oksigen sebanyak
6-7 liter per menit, dan bila menggunakan non
rebreathing mask berikan oksigen sebanyak 10
liter per menit.
4. Berikan Adrenalin 0,1% sebanyak 0,5 ml
IM, ulangi bila perlu tiap 5 menit. Bila sirkulasi
adekuat, berikan 5 ml adrenalin 0,01%
(Adrenalin 0,1% dalam 10 ml aquadest)IV.
-
Jika belum ada IV line, berikan 0,3 - 1 mg.
Tetapi dosis yang sering dipakai 0,5 mg
(Adrenalin 1:1000
berikan 0,5 ml IM),
kemudian segera pasang IV line.
-
Jika sudah ada IV line, berikan 0,2 mg IV (1
Ampul adrenalin 1:10000 larutkan sampai
dengan 10 ml berikan 2 ml), atau tanpa
melewati
pengenceran,
tetapi
pemberiannya dengan hati-hati dan pelan
( proses pengenceran memerlukan waktu
yang cukup lama sedangkan intervensi
adrenalin harus segera dilaksanakan, yang
artinya lebih cepat lebih baik)
-
Pemberian IV berkelanjutan tergantung
respon penderita atau dapat di berikan
adrenalin antara 5-15 menit 2-5 ml IV
pelan
-
Pemberian adrenalin dengan cara IV lebih
diutamakan
dari
pada
IM.
Karena
efektifitas waktu pemberian.
-
Catatan: periksa dan amati respirasi
setelah suntikan pertama kalau perlu
suction sekresi dari dalam mulut , siapkan
ambu bag set atau ambu+mask (Jackson
Rees) beserta intubasi set.
5. Pasang IV line menggunakan kanule yang
besar untuk terapi hipovolemik dan hipotensi
dengan cairan plasma expander (Plasmafuscin,
HAES Steril, atau Gelafundin) di berikan
secepatnya untuk koreksi hipovolemik oleh
41. karena vasodilatasi akut dan kebocoran cairan
intra vaskuler.
6. Berikan
obat-obatan
steroid
seperti
Hidrokortison 200 mg (sediaan: solucortef) IV,
atau bila tidak ada berikan Oradexon 5 mg.
Walaupun tidak bermanfaat pada stadium
akut, tetapi sangat bermanfaat untuk stadium
lebih lanjut, diharapkan menghambat proses
yang berlangsung.
7. Bila
terjadi
bronkospasme
berikan
Aminofilin 5 mg/kg BB IV (bila penggunaan
adrenalin atau epinephrine tidak responsif
terhadap bronkospasme).
8. Anti histamin seperti Delladryl diberikan 1
cc IM.
9. Reassesment tanda-tanda vital (Tekanan
darah, nadi, respiratory rate, dan kesadaran)
tiap 15 menit.
Pemberian ephineprine ( ikuti Protokol
Dokter )
•
Reaksi Lokal ( urtikaria, angioedema )
Berikan 0,5 mg ( 1: 1000 cairan = 0,5 ml ) tiap
15 mnt
•
Bronchospasme ringan
Berikan O2 10 Lpm via masker ( jika dg COPD
berkian 2 Lpm Canula nasal )
•
Bronchospasme berat
Berikan ephineprine 1 mg selama 5 mnt ( 1 :
10.000 dalam 10 mnt )
Ulangi tiap 5 mnt jika diperlukan, max 3 dosis.
Lakukan resusitasi O2 dengan bag mask, berikan
pernafasan buatan jika diperlukan
UNIT TERKAIT
42. PROSEDUR TETAP
DAFTAR ALAT DAN OBAT
ANESTESI
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Alat dan obat anestesi yang harus tersedia untuk
tindakan operasi
I.
Alat anestesi
1. mesin
anestesi
(dengan
vaporizer
45. PROSEDUR TETAP
ANESTESI LOKAL
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
46. PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Prosedur anesthesi dengan hanya melokalisasi
daerah yang akan di operasi saja.
A.Persiapan alat dan obat
1.
lidokain
comp.2% (2ml/amp)
2%
atau
2.
aquadest steril (25 ml)
3.
spuit (sesuai keperluan)
4.
jarum (sesuai keperluan)
5.
kapas alkohol
6.
kasa
7.
lidokain
bengkok
B.Langkah kerja
1.
spuit
dan
jarum
dibuka,
diletakkan dimeja instrument (spuit dan
jarum dalam keadaan steril)
2.
lidokain bagian leher diusap
dengan kapas alkohol kemudian dibuka dan
aquadest steril bagian atas diusap kapas
alkohol juga.
3.
lidokain diambil lalu diencerkan
dengan aquadest steril (perbandingan 1:1)
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
GENERAL ANESTESI
( MASKER )
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
47. Direktur Pelayanan Medis
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Dr. Wiwien Ristanto
Prosedur anesthesi dengan menidurkan pasien
dengan obat-obat tertentu dengan bantuan
pemberian oksigen dengan menggunakan masker.
A. persiapan alat
1. alat anestesi
a.
mesin anestesi
b.
monitor elektrik
c.
tensimeter + stetoskop
d.
oropharingeal
e.
suction dan kanula suction
2. alat lain
a.
spuit (sesuai kebutuhan)
b.
jarum (sesuai kebutuhan)
c.
aquadest steril (25 ml)
d.
kapas alkohol
e.
kasa
f.
bengkok
B. persiapan obat
1.
inhalasi
1.
O2 & N2O
2.
enflurane (ethrane)
2.
premedikasi
1.
petidine (100 mg/ 2
ml) diencerkan jadi 10 ml ( 10 mg/ml)
2.
ml)
3.
mg/ ml)
3.
dormicum (15 mg/ 3
sulfas
atropin
(0,25
induksi
1.
propofol (200 mg/ 20
ml, sediaan cair)
48. diencerkan dengan lidokain 2% : 1 amp
(10 mg/ ml)
2.
pentotal (pentotal 500
mg/vial, sediaan serbuk)
diencerkan jadi 20 ml (25mg/ ml)
3.
ketalar
ml, sediaan cair)
4.
ml)
analgesik :
5.
(1000mg/
toradol (30 mg/
anti muntah
1.
frazon (4mg/ 2ml)
2.
ml)
primperan
6.
2ml)
C.
10
(10
mg/2
H2-blocker : rantin (50 mg/
langkah kerja
1.
semua obat disiapkan, kemudian
obat dimasukkan sesuai advis (obat
premedikasi, obat induksi)
2.
setelah pasien
dipasang oleh dr. Anestesi
tidur,
masker
3.
sebelum operasi selesai diberikan
obat analgesik
UNIT TERKAIT
49. PROSEDUR TETAP
GENERAL ANESTESI
( INTUBASI )
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
Prosedur pemberian anesthesi dengan menidurkan
pasien dengan obat-obatan tertentu dengan
memberikan bantuan oksigen dengan menggunakan
teknik intubasi
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat
A.
alat anestesi
1. mesin anestesi
2. laringoskop
3. monitor elektrik
4. endotrakeal tube (ukuran sesuai
kebutuhan) + stilet
5. tensimeter + stetoskop
6. oropharingeal
7. suction + kanula suction
8. spuit 20 ml (untuk fixasi)
9. suction dan kanula suction
B.
alat lain
1.
kebutuhan)
spuit
(sesuai
51. 2. kemudian dilakukan intubasi
3. selesai intubasi, pasien disiapkan posisi
operasi
4. sebelum operasi selesai diberikan obat
analgesik
1.
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
SAB
Rumah Sakit
Onkologi
Surabaya
PROSEDUR
TETAP
Nomor
Tanggal terbit
Revisi
Halaman
Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi
Surabaya
Direktur Pelayanan Medis
Dr. Wiwien Ristanto
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat
A.
alat anestesi
1.
mesin anestesi
2.
monitor elektrik
3.
tensimeter + stetoskop
4.
anestesi :
set alat (steril) untuk
-
jarum spinocan
1
-
cucing
2
-
depres
3
-
desinfeksi klem
1
-
spuit 3 ml
1
-
handschoen
1
-
hansaplast kecil
1
-
betadine
20 ml
-
alkohol
20 ml
52. doek lubang
-
1
B. alat lain
1.
kebutuhan)
spuit
(sesuai
2.
kebutuhan)
jarum
(sesuai
3.
aquadest steril (25 ml)
4.
kapas alkohol
5.
kasa
6.
bengkok
C. persiapan obat
1.
inhalasi : O2
2. SAB
-
lidodex 5%
-
valium
-
marcain
-
..........................
3. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
4. anti muntah
-
frazon (4mg/ 2ml)
-
primperan (10 mg/2 ml)
5. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
D.
langkah kerja
1.
pasien
disiapkan
posisi miring (kepala ditekuk kearah dada,
kaki ditekuk keatas dan kedua tangan
menarik kaki)
2.
daerah lumbal dan
sekitarnya didesinfeksi dengan betadine,
alkohol
3.
obat
lidodex
dibuka kemudian dimasukkan pada spuit.
Jarum spuit diambil lalu diganti dengan
jarum spinocath
4.
obat
dimasukkan,