SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
LAPORAN STOIKIOMETRI DAN TERMOKIMIA
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Mirza Ali Zelhas 2013340043
Firda Shabrina 2013340054
Masita Kirana A. 2013340070
Anne Meilida 2013340074
Ernando Vinalosa 2013340085
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2013
Judul : Stoikiometri dan Termokimia
Tanggal Praktikum : 8 Oktober 2013
1. Tujuan
 Untuk mempelajari hubungan massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikiometri
senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi kimia (stiokiometri reaksi).
 Mengamati setiap reaksi kimia disertai perubahan energi dan perubahan kalor yang
dapat diukur.
2. Teori singkat
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein
(mengukur). Stoikiometri adalah perhitungan kimia untuk mengetahui zat-zat yang ikut
bereaksi dan hasil reaksi dalam suatu reaksi kimia. Pada perhitungan kimia secara
stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia, diantaranya:
 Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massa dikemukakan oleh Antonio Laurent Lavoisier (1785) yang
berbunyi: massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama.
 Hukum perbandigan tetap
Hukum proust atau hukum perbandingan tetap yang berbunyi: setiap senyawa
terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap.
 Hukum perbandingan ganda
“Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka
perbandingan massa salah satu unsur yang terikiat pada massa unsur lain yang sama,
merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
 Hukum perbandingan volume
“Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan
hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
 Hukum Avogadro
“Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah
partikel yang sama pula.”
Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia
atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam termokimia ada dua hal
yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan
lingkungan. Sistem adalah segala sesuat u yg menjadi pusat perhatian dalam mempelajari
perubahan energi tersebut, sedangkan lingkungan adalah hal-hal diluar sistem yang
membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem tersebut.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan. Pada reaksi ini umumnya suhu sistem naik, adanya kenaikan suhu inilah yang
mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem. Pada reaksi ini umumnya terdapat penurunan suhu, adanya
penurunan suhu inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.
Kalor merupakan perpindahan energi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu.
Pengukuran perbedaan kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
kalorimeter. Besarnya kalor yang menyebabkan perubahan suhu (kenaikan atau penuruhan
suhu) air yang terdapat didalam kalorimeter dirumuskan sebagai:
Dengan:
m = massa air dalam kalorimeter (gr)
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J/g K atau J/g ℃)
ΔT = perubahan suhu (℃ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐾)
3. Alat dan Bahan
Alat
Stoikiometri Termokimia
- Tabung reaksi + sumbat karet - Kalorimeter
- Erlenmeyer - Termometer
- Balon tiup - Gelas piala
- Pipet volumetrik - Tabung Reaksi
- Rak tabung reaksi - Rak tabung reaksi
- Bulb - Gelas ukur
- Corong - Sudip
Q= m × c × ΔT
- Labu semprot plastik - Kaca arloji
Bahan
Stoikiometri Termokimia
- Na2CO3 - serbuk Zn
- HCl 1 M - CuSO4 1 M
- CaCl2 - HCl 2M
- Pita Mg - NaOH 2 M
- Air suling
4. Cara Kerja
Stiokiometri
Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas
1. Diiapkan 6 tabung reaksi dengan diameter yang sama dan yang dilengkapi dengan
sumbat karet yang baik.
2. Ditempatkan tabung – tabung tersebut pada arak tabung.
3. Dipipet 5ml larutan Na2CO3 masing – masing ke dalam tabung reaksi.
4. Ditambahkan 5ml larutan CaCl2 ke dalam masing – masing tabung dengan kosentrasi
1M ; 0,5M ; 0,5M ; 1M ; 0,1M ; 0,05M. Kemudian tabung segera ditutup dengan
sumbat karet. Dikocok kuat – kuat dengan jumlah pengocokan yang sama pada setiap
tabung (misal 20kali).
5. Didiamkan tabung pada rak selama 15-20 menit sampai semua endapan terkumpul pada
dasar tabung.
6. Dibandingkan endapan yang terbentuk dengan mengambil tabung no 3 sebagai
pembanding.
Percobaan 2. Hubungan antara Mol peraksi dengan Mol produk
1. Disiapkan 3 labu Erlenmeyer 125ml, dimasukkan 50ml larutan HCl 1M ke dalam
masing – masing Erlenmeyer. Digunakan corong agar leher labu tidak terbasahi.
2. Ditimbang 10cm pita Mg dan dihitung panjang pita yang diperlukan untuk
mendapatkan Mg sebanyak 0,15 gr ; 0,20 gr ; dan 0,25 gr.
3. Dililitkan pita – pita tersebut dan tempatkan dalam leher masing – masing Erlenmeyer
tadi. Hati – hati jangan sampai pita Mg bersentuhan dengan larutan HCl dalam labu.
4. Diasang balon yang telah disediakan pada mulut masing – masing labu, dan agar
tertutup rapat pakailah pita perekat.
5. Didorong pita Mg yang 0,25 gr dari leher labu hingga masuk ke dalam larutan HCl.
Catatlah segala sesuatu yang dapat diamati. Setelah itu lakukan kembali yang sama
dengan pita Mg yang 0,20 gr dan 0,25 gr. Sekali – kali putar labu, sampai tidak terjadi
reaksi lagi. Catat semua pengamatan pada laporan sementara.
Termokimia
Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
1. Dimasukkan 20 ml air ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5 menit,
berselang 1 menit.
2. Dipanaskan 20 ml air dalam gelas piala sampai kenaikan suhu kira-kira 10 C dari
suhu kamar. Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.
3. Dicampurkan air panas tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin. Dikocok
dan Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.
4. Di hitung tetapan kalorimeternya.
Percobaan 2. Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4
1. Dimasukkan 40 ml CuSO4 ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5
menit, berselang 1 menit.
2. Ditimbang 3 gr serbuk Zn.
3. Dimasukkan serbuk tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi larutan CuSO4. .
Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.
Percobaan 3. Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH
1. Dimasukkan 20 ml HCl 1 M ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5
menit, berselang 1 menit.
2. Diukur 20 ml NaOH 1 M dan dicampur larutan tersebut ke dalam kalorimeter yang
berisi larutan HCl.
3. Dicatat temperatur campuran tersebut selama 5 menit, berselang 1 menit.
Percobaan 3. Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH
1. Disiapkan padatan NaOH, Na2SO4, NaCl, (NH4)2SO4, CaCl2, KI.
2. Dimasukan  1 cm padatan tersebut ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan air  5 cm ke dalam tabung reaksi yang suhunya sudah diketahui.
4. Dikocok tabung tersebut selama 5 menit, kemudian diukur suhu larutan tersebut dan
dicatat didalam laporan tersebut.
5. Hasil Pengamatan
Stoikiometri
Percobaan 1. Banyaknya Reaksi yang Terbatas
No.
Tabung
Konsensentrasi
Tinggi Endapan
(cm)
mmol
Na2CO3
mmol
CaCl2
mmol
produk
(CaCO3)
Na2CO3
(M)
CaCl2
(M)
1 1 1 0,9 5 5 9 x103
2 1 1 1,2 5 5 12 x103
3 1 0,5 1,0 5 0,25 10 x103
4 1 0,5 0,7 5 0,25 7 x103
5 1 0,1 0,3 5 0,5 3 x103
6 1 0,05 0,2 5 0,025 2 x103
Percobaan 2. Hubungan antara Mol Pereaksi dengan Mol Produk
Erlenmeyer
Volume HCl
(ml)
Bobot Mg
(gr)
Waktu reaksi Pengamatan
1 50 0,15 01.39.00 Saat bereaksi terdapat
gelembung di dalam
larutan, balon
menggembung
2 50 0,20 01.44.00
3 50 0,25 01.59.00
Termokimia
Percobaan 1. Penentuan tetapan kalorimeter
Ketentuan: Kalor jenis air (S): 4,2 JK-1g-1
Air biasa Campuran air biasa dan air panas
Air biasa Air panas
Massa (gr) 20 20
T awal (K) 29℃ = 302 oK 39℃ = 312 oK
Waktu
(menit)
Temperatur
(oK)
1 29℃ = 302oK
2 29℃ = 302oK
3 29℃ = 302oK
4 29℃ = 302oK
5 29℃ = 302oK
Waktu
(menit)
Temperatur
(oK)
1 32℃ = 305oK
2 31℃ = 304oK
3 31℃ = 304oK
4 31℃ = 304oK
5 31℃ = 304oK
Percobaan 2. Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4
Data penimbangan Zn
Bobot Zn + kaca arloji = 22,609 gr
Bobot kaca arloji kosong = 19,608 gr
Bobot Zn = 3,001 gr
Suhu awal larutan CuSO4 Suhu campuran CuSO4 dengan serbuk Zn
Waktu
(menit)
Temperatur
(oK)
1 29℃ = 302oK
2 29℃ = 302oK
3 29℃ = 302oK
4 29℃ = 302oK
5 29℃ = 302oK
Percobaan 3. Penentuan kalor Penetralan HCl-NaOH
Suhu awal HCl : 29℃ = 302oK
Suhu campuran HCl-NaOH
Percobaan 3. Penentuan kalor Pelarutan berbagai zat
Zat yang
diamati
Temperatur
air
( C )
Temperatur
larutan
( C )
Reaksi
NaOH 29 35 Na + H2O  NaOH + H2
Na2SO4 29 30 Na2SO4 + H2O  2 NaOH + H2SO4
NaCl 29 31 NaCl + H2O  NaOH + HCl
(NH4)2SO4 29 30 (NH4)2SO4 + H2O  2 NH4OH + H2SO4
CaCl2 29 31
KI 29 29
Waktu
(menit)
Temperatur
(oK)
1 31℃ = 304oK
2 31℃ = 304oK
3 31℃ = 304oK
4 31℃ = 304oK
5 31℃ = 304oK
Waktu
(menit)
Temperatur
(oK)
1 30℃ = 303oK
2 29℃ = 302oK
3 29℃ = 302oK
4 29℃ = 302oK
5 29℃ = 302oK
6. Data perhitungan
Stoikiometri
Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas
Reaksi:
Na2CO3 + CaCl2  CaCO3 + 2 NaCl
- Perhitungan mmol CaCl2 larutan yang digunakan
mmol = konsentrasi CaCl2 x volume larutan yang digunakan
a. mmol = 1 M x 5 ml = 5 mmol
b. mmol = 0,5 M x 5 ml = 0,25 mmol
c. mmol = 0,1 M x 5 ml = 0,5 mmol
d. mmol = 0,05 M x 5 ml = 0,025 mmol
- Perhitungan mmol produk yang terbentuk (CaCO3)
gr produk = tinggi endapan x 1000
mol = gr produk / Mr CaCO3
a. Konsentrasi 1 M
gr produk = 0,9 x 1000 = 900 cm3 = 900 gr
mol = 900/100 = 9 mol = 9 x103 mmol
b. Konsentrasi 1 M
gr produk = 1,2 x 1000 = 1200 cm3 = 1200 gr
mol = 1200/100 = 12 mol = 12 x103 mmol
c. Konsentrasi 0,5 M
gr produk = 1 x 1000 = 1000 cm3 = 1000 gr
mol = 1000/100 = 10 mol = 10 x103 mmol
d. Konsentrasi 0,5 M
gr produk = 0,7 x 1000 = 700 cm3 = 700 gr
mol = 700/100 = 7 mol = 7 x 103 mmol
e. Konsentrasi 0,1 M
gr produk = 0,3 x 1000 = 300 cm3 = 300 gr
mol = 300/100 = 3 mol = 3 x 103 mmol
f. Konsentrasi 0,05 M
gr produk = 0,2 x 1000 = 200 cm3 = 200 gr
mol = 200/100 = 2 mol = 2 x 103 mmol
Percobaan 2. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk
- Menghitung volume H2 yang terbentuk
Reaksi:
Mg2+ + 2 HCl  MgCl2 + H2
mol HCl
mol = konsentrasi HCl x Volume HCl yang digunakan
= 1 M x 50 ml
= 50 mmol = 0,05 mol
mol Mg
mol = gr pita Mg / Mr Mg
a. mol = 0,15 gr / 24 = 0,00625
b. mol = 0,20 gr / 24 = 0,00833
c. mol = 0,25 gr / 24 = 0,01041
Volume H2 dapat dihitung dari reaksi dengan perbandingan koefisien dan bilangan
avogadro
Volume H2 = mol H2 x 22,4
a. mol H2 =
1
1
× 0,00625 = 0,00625
Volume H2 = 0,00625 × 22,4 = 0,14 𝑙
b. mol H2 =
1
1
× 0,00833 = 0,00833
Volume H2 = 0,00833 × 22,4 = 0,18 𝑙
c. mol H2 =
1
1
× 0,01041 = 0,01041
Volume H2 = 0,01041 × 22,4 = 0,23 𝑙
Termokimia
Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter panas
 Air biasa
Massa = 20 ml = 20 cm3 = 20 g
T awal = 29C = 302K
 Air panas
Massa = 20 ml = 20 cm3 = 20 g
T awal = 39C = 312K
 Penentuan tetapan kalorimeter
Kalor yang diterima air biasa
Q1 = m x S x T
= 20 x 4,2 x (305-302)
= 252 J
Kalor yang diterima air panas
Q2 = m x S x t
= 20 x 4,2 x (312-305)
= 588 J
Kalor yang diterim a kalorimeter
Q3 = Q2-Q1
= 588- 252 = 336 J
Tetapan kalorimeter
Tetaan kalorimeter =
𝑄3
∆𝑇
=
336
3
= 112 JK−1
Percobaan 2. Penentuan Kalori Reaksi Zn – CuSO4
Zn2+ + CuSO4  ZnSO4 + Cu2+
 Massa serbuk Zn = 3,001 gr
 Tetapan kalorimeter = 112 JK-1
 Kalor jenis larutan CuSO4 = 4,00 JK-1 g-1
 Massa jenis laruta ZnSO4 = 1,14 gr/cm3
 Kalor jenis larutan ZnSO4 = 4,00 JK-1 g-1
 Volume CuSO4 = 40 ml = 0,04 L
 T awal CuSO4 = 29 C = 302 K
T akhir campuran = 31C = 304 K
T = T akhir – T awal = 304 – 302 = 2 K
 Massa larutan ZnSO4
Massa jenis ZnSO4 x volume CuSO4 (ml) = 1,14 x 40 = 45,6 gr
 Kalor yang diserap kalorimeter
Tetapan kalorimeter x T = 112 x 2 = 224 J
 Kalor yang diserap larutan
Massa larutan ZnSO4 x Kalor jenis ZnSO4 x T = 45,6 x 4,00 x 2 = 364,8 J
 Kalor reaksi
Kalor yang diserap kalorimeter + kalor yang diserap larutan = 224 + 364,8 = 588,8 J
 Mol pereaksi CuSO4
M CuSO4 x Volume CuSO4 (L) = 1 x 0,04 = 0,04 mol
 H reaksi (entalpi reaksi)
kalor pereaksi
mol pereaksi
=
588,8
0,04
= 14.720 J/mol
Percobaan 3. Penentuan Kalori Penetralan HCl-NaOH
HCl + NaOH  NaCl + H2O
 Bj larutan = 1,02 g/cm3
 Kalor jenis larutan = 4,02 JK-1 g-1
 T awal HCl  Tawal NaOH = 29 C = 302 K
Tawal campuran (menit ke 1) = 30 C = 303 K
T = T awal pencampuran – T awal HCl = 303 – 302 = 1 K
 Massa larutan
Bj larutan x volume larutan = 1,02 x 40 = 40,8 gr
 mol =
massa larutan
Mr NaCl
=
40,8
58,5
= 0,70 mol
 Kalor yang diserap kalorimeter (Q1)
Tetapan Kalorimeter x T = 112 x 1 = 112 J
 Kalor yang diserap larutan (Q2)
Massa larutan x Kalor Jenis Larutan x T = 40,8 x 4,02 x 1 = 164,016 J
 Kalor reaksi Q3
Q3 = Q1 + Q2 = 112 + 164,016 = 276,02 J
 H penetralan
H penetralan =
𝑄3
𝑛
=
276,02
0,70
= 394,30 J/mol
7. Pembahasan
Stoikiometri
Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas
Pada percobaan ini, setelah diamati banyaknya endapan CaCO3 yang terbentuk
berbeda-beda tergantung pada konsentrasi larutan tersebut. Yaitu pada konsentrasi 1 M
menghasilkan 9 mol dan 12 mol, konsentrasi 0,5 M menghasilkan 10 mol dan 7 mol,
konsentrasi 0,1 M menghasilkan 3 mol dan konsentrasi 0,05 M menghasilkan 2 mol
CaCO3. Penambahan CaCl2 dengan volume yang sama tetapi konsentrasi yang berbeda
akan mempengaruhi terbentuknya endapan. Semakin pekat konsentrasi CaCl2 yang
ditambahkan maka endapan CaCO3 yang terbentuk akan semakin banyak dan begitupun
sebaliknya semakin encer konsentrasi CaCl2 yang ditambahkan maka endapan CaCO3
yang dihasilkan akan sedikit, yang menandakan bahwa hasil reaksi produk tersebut
terbatas pada konsentrasi tertentu.
Percobaan 2. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk
Pada percobaan ini, setelah diamati pada reaksi tersebut reaksinya terjadi sangat
lambat. Hal ini dapat disebabkan konsentrasi larutan yang digunakan kurang pekat
sehingga reaksinya berjalan lambat. Karena konsentrasi mempengaruhi laju reaksi suatu
zat. Semakin pekat konsentrasi akan memepercepat laju reaksi dan begitupun sebaliknya
semakin rendah konsentrasi, maka akan memperlambat laju reaksinya.
Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk dapat dicari menggunakan
koefisien pada reaksi dan jumlah mol yang diketahui dalam reaksi. Seperti pada hasil
praktikum yang telah dilakukan, pita Mg dengan massa 0,15 gr dengan HCl 1 M dengan
reaksi:
Mg2+ + 2 HCl  MgCl2 + H2
mula-mula 0,00625 mol 0,05 mol - -
reaksi 0,00625 mol 0,0125 mol 0,00625 mol 0,00625 mol
hasil 0 0,0375 mol 0,00625 mol 0,00625 mol
pada reaksi tersebut dapat dikatakan bahwa mol preaksi yang digunakan (Mg) sama
dengan mol produk yang dihasilkan (H2). hal tersebut sama dengan hukum avogadro yang
menyatakan, “pada suhu dan tekanan yang sama, gasa-gas yang volumenya sama
mengandung partikel yang sama pula.”
Termokimia
Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter panas
Pada percobaan ini, dilakukan penentuan tetapan kalorimeter dengan alat kalorimeter
yang berprinsip pada teori azas black, yaitu apabila dua benda yang suhunya berbeda dan
dicampur, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor ke benda yang
suhunya lebih rendah hingga suhu keduanya sama. Banyaknya kalor yang dilepas benda
yang suhunya tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang suhunya
lebih rendah.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui tetapan kalorimeter agar tetapan tersebut
dapat digunakan dalam perhitungan penentuan kalor berikutnya. Beberapa fungsi
perlakuan seperti, pengadukan larutan digunakan untuk menyebarkan kalor agar merata,
bukan untuk menaikkan suhu zat tersebut. Pemanasan air berfungsi untuk membandingkan
suhu air panas dengan suhu air dingin di dalam kalorimeter. Pencampuran dan pengukuran
berfungsi untuk membuktikan fungsi kalorimeter yaitu mempertahankan kalor. Grafik
tetapan kalorimeter dapat dilihat di lampiran.
Percobaan 2. Penentuan Kalori Reaksi Zn – CuSO4
Pada percobaan ini ditentukan kalor reaksi Zn – CuSO4 dengan cara mencampurkan
padatan Zn ke dalam larutan CuSO4 di dalam kalorimeter. Dari menit awal hingga akhir
suhu campuran tersebut konstan hal itu dapat disebabkan reaksi antara Zn – CuSO4, sistem
dan lingkungannya sudah mengalami kesetimbangan sehingga suhu sistem tidak berubah.
Dan dari perhitungan tersebut didapatkan entalpi sebesar 14.720 J/mol. Nilai tersebut
positif, berarti reaksi tersebut adalah reaksi endoterm yaitu reaksi yang membutuhkan
kalor. Grafik penentuan kalor reaksi dapat dilihat di lampiran.
Percobaan 3. Penentuan Kalori Penetralan HCl-NaOH
Pada percobaan ini yang dimaksud dengan kalor penetralan (Hn) adalah kalor reaksi
pada reaksi pembentukan 1 mol H2O. Hasil H yang didapatkan adalah 394,30 J/mol.
Pada proses tersebut yang diukur adalah panas reaksi penggabungan ion H+ dan OH- yang
terjadi pada saat proses penetralan yang mengakibatkan suhu dapat meningkat hingga
reaksi tersebut selesai dan suhu konstan.
Dalam keadaan konsentrasi rendah asam kuat dan basa kuat dapat terionisasi
sempurna menjadi ion-ionnya. Begitupun dengan garam yang dihasilkan dari asam dan
basa kuat tersebut, di dalam larutan akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya. Kalor
atau panas yang dihasilkan tidak bergantung dari sifat anion asam atau kation basanya,
karena ada beberapa asam dan asam yang tidak dapat terioninsasi dengan sempurna seperti
asam lemah dan basa lemah tetapi bergantung pada energi yang digunakan untuk proses
disosiasi dan netralisasi senyawa tersebut. Grafik penentuan kalor penetralan dapat dilihat
di lampiran.
Percobaan 4. Kalor pelarutan berbagai zat
Pada percobaan ini yang dimaksud dengan kalor pelarutan (Hp) adalah kalor reaksi
pada reaksi pelarutan 1 mol zat ke dalam pelarutnya. Pada pelarutan senyawa padatan
dengan air hampir semua larutan reaksinya bersifat eksoterm karena terjadi pelepasan
kalor dari sitem ke lingkungan sehingga terjadi perubahan suhu. Seperti contoh padatan
NaOH saat dicampur air dan dikocok larutan tersebut menjadi hangat dan suhunya setelah
dikocok adalah 35 C. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya reaksi eksoterm pada
larutan.
Pada padatan KI saat dicampurkan dengan air dan dikocok, larutan tersebut menjadi
dingin dan suhunya setelah di kocok menjadi 29 C. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya reaksi endoterm dimana terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem yang
ditandai dengan turunnya suhu larutan. Seharusnya suhu KI bisa lebih rendah hal ini bisa
saja terjadi karena panas tangan pada saat mengocok tabung reaksi dapat terserap oleh
larutan KI.
8. Pertanyaan
-
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan dapat sisimpulkan bahwa:
1. Stoikiometri adalah perhitungan kimia untuk mengetahui zat-zat yang ikut bereaksi
dan hasil reaksi dalam suatu reaksi kimia. Pada pereaksi terbatas hasil reaksi produk
tersebut terbatas pada konsentrasi tertentu. Semakin pekat konsentrasinya maka
produk yang dihasilkan akan semakin banyak dan begitupun sebaliknya. Dan
hubungan antra mol pereaksi dengan mol produk adalah mol pereaksi yang digunakan
dengan mol produk yang dihasilkan adalah sama.
2. Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia
atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Kalor tersebut dapat diukur
dengan alat kalorimeter dan percobaan ini berdasarkan pada azas black. Ada beberapa
jenis kalor reaksi diantaranya kalor penetralan dan kalor pelarutan. Pengukuran kalor
dilakukan agar dapat mengtahui kalor reaksi masing-masing reaksi dan reaksi tersebut
dapat digolongkan ke dalam reaksi eksoterm atau endoterm.
Daftar Pustaka
Usman, Ahma Y dan Siti Rohayati. 2010. Analisis Fisika Non Instrumental. Bogor:
Kementerin Perindustrian Pusdiklat Industri Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor
Tanpa nama. 2012. Termokimia. http://aboutche-mistry.blogspot.com/2012/06/termokimia.
html
Tanpa nama. 2013. Panas-netralisasi. http://ekaandrians.blogspot.com/2013/05/panas-
netralisasi.html
Lampiran
303
303.5
304
304.5
305
1 2 3 4 5
suhu(K)
waktu (menit)
Grafik suhu penetapan
kalorimeter
suhu campuran
200
250
300
350
400
1 2 3 4 5
suhu(K)
waktu (menit)
Grafik suhu penentuankalor Zn-
CuSO4
suhu campuran
301
301.5
302
302.5
303
1 2 3 4 5
suhu(K)
waktu (menit)
Grafik kalor penetralanHCl-NaOH
suhu campuran

Contenu connexe

Tendances

Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksnurul limsun
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VUniversitas Negeri Medan
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Firda Shabrina
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Indriati Dewi
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 

Tendances (20)

Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 

Similaire à Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaPerubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaSabrianah Badaruddin
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaIndah Fitri Hapsari
 
Stoikiometri Reaksi (1).pptx
Stoikiometri Reaksi (1).pptxStoikiometri Reaksi (1).pptx
Stoikiometri Reaksi (1).pptxfiandraargani
 
Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi nurul hasanah
 
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiLaporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiNadiya Rahmawati
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfBPSiscaAmanitaF
 
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimialaporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimiarendrafauzi
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimiawd_amaliah
 
Bab 1 pengenalan kepada kimia
Bab 1  pengenalan kepada kimiaBab 1  pengenalan kepada kimia
Bab 1 pengenalan kepada kimianurulshahira_
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriErnalia Rosita
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetriIndriati Dewi
 
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksiLaporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksianggundiantriana
 
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhipenentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhirendrafauzi
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanSepta Septy
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 

Similaire à Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia (20)

Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaPerubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimia
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
Stoikiometri Reaksi (1).pptx
Stoikiometri Reaksi (1).pptxStoikiometri Reaksi (1).pptx
Stoikiometri Reaksi (1).pptx
 
Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
 
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiLaporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
 
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimialaporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
 
Kimia rakter
Kimia rakterKimia rakter
Kimia rakter
 
lap
laplap
lap
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
Bab 1 pengenalan kepada kimia
Bab 1  pengenalan kepada kimiaBab 1  pengenalan kepada kimia
Bab 1 pengenalan kepada kimia
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
 
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksiLaporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
 
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhipenentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 

Plus de Firda Shabrina

Laporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriLaporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Laporan kimia - teori asam sitrat
Laporan kimia - teori asam sitratLaporan kimia - teori asam sitrat
Laporan kimia - teori asam sitratFirda Shabrina
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonFirda Shabrina
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatLaporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatFirda Shabrina
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenFirda Shabrina
 
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiLaporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiFirda Shabrina
 
Makalah kimpang flavor daging
Makalah kimpang   flavor dagingMakalah kimpang   flavor daging
Makalah kimpang flavor dagingFirda Shabrina
 

Plus de Firda Shabrina (13)

Laporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriLaporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industri
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Laporan kimia - teori asam sitrat
Laporan kimia - teori asam sitratLaporan kimia - teori asam sitrat
Laporan kimia - teori asam sitrat
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbon
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
 
Laporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatLaporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zat
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
 
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiLaporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
 
Makalah btp pemanis
Makalah btp   pemanisMakalah btp   pemanis
Makalah btp pemanis
 
Makalah kimpang flavor daging
Makalah kimpang   flavor dagingMakalah kimpang   flavor daging
Makalah kimpang flavor daging
 
Makalah nira
Makalah niraMakalah nira
Makalah nira
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

  • 1. LAPORAN STOIKIOMETRI DAN TERMOKIMIA Disusun Oleh: Kelompok 3 Mirza Ali Zelhas 2013340043 Firda Shabrina 2013340054 Masita Kirana A. 2013340070 Anne Meilida 2013340074 Ernando Vinalosa 2013340085 Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Sahid Jakarta 2013
  • 2. Judul : Stoikiometri dan Termokimia Tanggal Praktikum : 8 Oktober 2013 1. Tujuan  Untuk mempelajari hubungan massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi kimia (stiokiometri reaksi).  Mengamati setiap reaksi kimia disertai perubahan energi dan perubahan kalor yang dapat diukur. 2. Teori singkat Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur). Stoikiometri adalah perhitungan kimia untuk mengetahui zat-zat yang ikut bereaksi dan hasil reaksi dalam suatu reaksi kimia. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia, diantaranya:  Hukum kekekalan massa Hukum kekekalan massa dikemukakan oleh Antonio Laurent Lavoisier (1785) yang berbunyi: massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama.  Hukum perbandigan tetap Hukum proust atau hukum perbandingan tetap yang berbunyi: setiap senyawa terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap.  Hukum perbandingan ganda “Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang terikiat pada massa unsur lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana.”  Hukum perbandingan volume “Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.”  Hukum Avogadro “Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah partikel yang sama pula.”
  • 3. Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Sistem adalah segala sesuat u yg menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi tersebut, sedangkan lingkungan adalah hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem tersebut. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan. Pada reaksi ini umumnya suhu sistem naik, adanya kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi ini umumnya terdapat penurunan suhu, adanya penurunan suhu inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem. Kalor merupakan perpindahan energi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Pengukuran perbedaan kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Besarnya kalor yang menyebabkan perubahan suhu (kenaikan atau penuruhan suhu) air yang terdapat didalam kalorimeter dirumuskan sebagai: Dengan: m = massa air dalam kalorimeter (gr) c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J/g K atau J/g ℃) ΔT = perubahan suhu (℃ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐾) 3. Alat dan Bahan Alat Stoikiometri Termokimia - Tabung reaksi + sumbat karet - Kalorimeter - Erlenmeyer - Termometer - Balon tiup - Gelas piala - Pipet volumetrik - Tabung Reaksi - Rak tabung reaksi - Rak tabung reaksi - Bulb - Gelas ukur - Corong - Sudip Q= m × c × ΔT
  • 4. - Labu semprot plastik - Kaca arloji Bahan Stoikiometri Termokimia - Na2CO3 - serbuk Zn - HCl 1 M - CuSO4 1 M - CaCl2 - HCl 2M - Pita Mg - NaOH 2 M - Air suling 4. Cara Kerja Stiokiometri Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas 1. Diiapkan 6 tabung reaksi dengan diameter yang sama dan yang dilengkapi dengan sumbat karet yang baik. 2. Ditempatkan tabung – tabung tersebut pada arak tabung. 3. Dipipet 5ml larutan Na2CO3 masing – masing ke dalam tabung reaksi. 4. Ditambahkan 5ml larutan CaCl2 ke dalam masing – masing tabung dengan kosentrasi 1M ; 0,5M ; 0,5M ; 1M ; 0,1M ; 0,05M. Kemudian tabung segera ditutup dengan sumbat karet. Dikocok kuat – kuat dengan jumlah pengocokan yang sama pada setiap tabung (misal 20kali). 5. Didiamkan tabung pada rak selama 15-20 menit sampai semua endapan terkumpul pada dasar tabung. 6. Dibandingkan endapan yang terbentuk dengan mengambil tabung no 3 sebagai pembanding. Percobaan 2. Hubungan antara Mol peraksi dengan Mol produk 1. Disiapkan 3 labu Erlenmeyer 125ml, dimasukkan 50ml larutan HCl 1M ke dalam masing – masing Erlenmeyer. Digunakan corong agar leher labu tidak terbasahi. 2. Ditimbang 10cm pita Mg dan dihitung panjang pita yang diperlukan untuk mendapatkan Mg sebanyak 0,15 gr ; 0,20 gr ; dan 0,25 gr. 3. Dililitkan pita – pita tersebut dan tempatkan dalam leher masing – masing Erlenmeyer tadi. Hati – hati jangan sampai pita Mg bersentuhan dengan larutan HCl dalam labu.
  • 5. 4. Diasang balon yang telah disediakan pada mulut masing – masing labu, dan agar tertutup rapat pakailah pita perekat. 5. Didorong pita Mg yang 0,25 gr dari leher labu hingga masuk ke dalam larutan HCl. Catatlah segala sesuatu yang dapat diamati. Setelah itu lakukan kembali yang sama dengan pita Mg yang 0,20 gr dan 0,25 gr. Sekali – kali putar labu, sampai tidak terjadi reaksi lagi. Catat semua pengamatan pada laporan sementara. Termokimia Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter 1. Dimasukkan 20 ml air ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit. 2. Dipanaskan 20 ml air dalam gelas piala sampai kenaikan suhu kira-kira 10 C dari suhu kamar. Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit. 3. Dicampurkan air panas tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin. Dikocok dan Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit. 4. Di hitung tetapan kalorimeternya. Percobaan 2. Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4 1. Dimasukkan 40 ml CuSO4 ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit. 2. Ditimbang 3 gr serbuk Zn. 3. Dimasukkan serbuk tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi larutan CuSO4. . Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit. Percobaan 3. Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH 1. Dimasukkan 20 ml HCl 1 M ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit. 2. Diukur 20 ml NaOH 1 M dan dicampur larutan tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi larutan HCl. 3. Dicatat temperatur campuran tersebut selama 5 menit, berselang 1 menit. Percobaan 3. Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH 1. Disiapkan padatan NaOH, Na2SO4, NaCl, (NH4)2SO4, CaCl2, KI. 2. Dimasukan  1 cm padatan tersebut ke dalam tabung reaksi. 3. Ditambahkan air  5 cm ke dalam tabung reaksi yang suhunya sudah diketahui.
  • 6. 4. Dikocok tabung tersebut selama 5 menit, kemudian diukur suhu larutan tersebut dan dicatat didalam laporan tersebut. 5. Hasil Pengamatan Stoikiometri Percobaan 1. Banyaknya Reaksi yang Terbatas No. Tabung Konsensentrasi Tinggi Endapan (cm) mmol Na2CO3 mmol CaCl2 mmol produk (CaCO3) Na2CO3 (M) CaCl2 (M) 1 1 1 0,9 5 5 9 x103 2 1 1 1,2 5 5 12 x103 3 1 0,5 1,0 5 0,25 10 x103 4 1 0,5 0,7 5 0,25 7 x103 5 1 0,1 0,3 5 0,5 3 x103 6 1 0,05 0,2 5 0,025 2 x103 Percobaan 2. Hubungan antara Mol Pereaksi dengan Mol Produk Erlenmeyer Volume HCl (ml) Bobot Mg (gr) Waktu reaksi Pengamatan 1 50 0,15 01.39.00 Saat bereaksi terdapat gelembung di dalam larutan, balon menggembung 2 50 0,20 01.44.00 3 50 0,25 01.59.00 Termokimia Percobaan 1. Penentuan tetapan kalorimeter Ketentuan: Kalor jenis air (S): 4,2 JK-1g-1 Air biasa Campuran air biasa dan air panas Air biasa Air panas Massa (gr) 20 20 T awal (K) 29℃ = 302 oK 39℃ = 312 oK Waktu (menit) Temperatur (oK) 1 29℃ = 302oK 2 29℃ = 302oK 3 29℃ = 302oK 4 29℃ = 302oK 5 29℃ = 302oK Waktu (menit) Temperatur (oK) 1 32℃ = 305oK 2 31℃ = 304oK 3 31℃ = 304oK 4 31℃ = 304oK 5 31℃ = 304oK
  • 7. Percobaan 2. Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4 Data penimbangan Zn Bobot Zn + kaca arloji = 22,609 gr Bobot kaca arloji kosong = 19,608 gr Bobot Zn = 3,001 gr Suhu awal larutan CuSO4 Suhu campuran CuSO4 dengan serbuk Zn Waktu (menit) Temperatur (oK) 1 29℃ = 302oK 2 29℃ = 302oK 3 29℃ = 302oK 4 29℃ = 302oK 5 29℃ = 302oK Percobaan 3. Penentuan kalor Penetralan HCl-NaOH Suhu awal HCl : 29℃ = 302oK Suhu campuran HCl-NaOH Percobaan 3. Penentuan kalor Pelarutan berbagai zat Zat yang diamati Temperatur air ( C ) Temperatur larutan ( C ) Reaksi NaOH 29 35 Na + H2O  NaOH + H2 Na2SO4 29 30 Na2SO4 + H2O  2 NaOH + H2SO4 NaCl 29 31 NaCl + H2O  NaOH + HCl (NH4)2SO4 29 30 (NH4)2SO4 + H2O  2 NH4OH + H2SO4 CaCl2 29 31 KI 29 29 Waktu (menit) Temperatur (oK) 1 31℃ = 304oK 2 31℃ = 304oK 3 31℃ = 304oK 4 31℃ = 304oK 5 31℃ = 304oK Waktu (menit) Temperatur (oK) 1 30℃ = 303oK 2 29℃ = 302oK 3 29℃ = 302oK 4 29℃ = 302oK 5 29℃ = 302oK
  • 8. 6. Data perhitungan Stoikiometri Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas Reaksi: Na2CO3 + CaCl2  CaCO3 + 2 NaCl - Perhitungan mmol CaCl2 larutan yang digunakan mmol = konsentrasi CaCl2 x volume larutan yang digunakan a. mmol = 1 M x 5 ml = 5 mmol b. mmol = 0,5 M x 5 ml = 0,25 mmol c. mmol = 0,1 M x 5 ml = 0,5 mmol d. mmol = 0,05 M x 5 ml = 0,025 mmol - Perhitungan mmol produk yang terbentuk (CaCO3) gr produk = tinggi endapan x 1000 mol = gr produk / Mr CaCO3 a. Konsentrasi 1 M gr produk = 0,9 x 1000 = 900 cm3 = 900 gr mol = 900/100 = 9 mol = 9 x103 mmol b. Konsentrasi 1 M gr produk = 1,2 x 1000 = 1200 cm3 = 1200 gr mol = 1200/100 = 12 mol = 12 x103 mmol c. Konsentrasi 0,5 M gr produk = 1 x 1000 = 1000 cm3 = 1000 gr mol = 1000/100 = 10 mol = 10 x103 mmol d. Konsentrasi 0,5 M gr produk = 0,7 x 1000 = 700 cm3 = 700 gr mol = 700/100 = 7 mol = 7 x 103 mmol e. Konsentrasi 0,1 M gr produk = 0,3 x 1000 = 300 cm3 = 300 gr mol = 300/100 = 3 mol = 3 x 103 mmol f. Konsentrasi 0,05 M gr produk = 0,2 x 1000 = 200 cm3 = 200 gr mol = 200/100 = 2 mol = 2 x 103 mmol
  • 9. Percobaan 2. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk - Menghitung volume H2 yang terbentuk Reaksi: Mg2+ + 2 HCl  MgCl2 + H2 mol HCl mol = konsentrasi HCl x Volume HCl yang digunakan = 1 M x 50 ml = 50 mmol = 0,05 mol mol Mg mol = gr pita Mg / Mr Mg a. mol = 0,15 gr / 24 = 0,00625 b. mol = 0,20 gr / 24 = 0,00833 c. mol = 0,25 gr / 24 = 0,01041 Volume H2 dapat dihitung dari reaksi dengan perbandingan koefisien dan bilangan avogadro Volume H2 = mol H2 x 22,4 a. mol H2 = 1 1 × 0,00625 = 0,00625 Volume H2 = 0,00625 × 22,4 = 0,14 𝑙 b. mol H2 = 1 1 × 0,00833 = 0,00833 Volume H2 = 0,00833 × 22,4 = 0,18 𝑙 c. mol H2 = 1 1 × 0,01041 = 0,01041 Volume H2 = 0,01041 × 22,4 = 0,23 𝑙 Termokimia Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter panas  Air biasa Massa = 20 ml = 20 cm3 = 20 g T awal = 29C = 302K  Air panas Massa = 20 ml = 20 cm3 = 20 g T awal = 39C = 312K  Penentuan tetapan kalorimeter
  • 10. Kalor yang diterima air biasa Q1 = m x S x T = 20 x 4,2 x (305-302) = 252 J Kalor yang diterima air panas Q2 = m x S x t = 20 x 4,2 x (312-305) = 588 J Kalor yang diterim a kalorimeter Q3 = Q2-Q1 = 588- 252 = 336 J Tetapan kalorimeter Tetaan kalorimeter = 𝑄3 ∆𝑇 = 336 3 = 112 JK−1 Percobaan 2. Penentuan Kalori Reaksi Zn – CuSO4 Zn2+ + CuSO4  ZnSO4 + Cu2+  Massa serbuk Zn = 3,001 gr  Tetapan kalorimeter = 112 JK-1  Kalor jenis larutan CuSO4 = 4,00 JK-1 g-1  Massa jenis laruta ZnSO4 = 1,14 gr/cm3  Kalor jenis larutan ZnSO4 = 4,00 JK-1 g-1  Volume CuSO4 = 40 ml = 0,04 L  T awal CuSO4 = 29 C = 302 K T akhir campuran = 31C = 304 K T = T akhir – T awal = 304 – 302 = 2 K  Massa larutan ZnSO4 Massa jenis ZnSO4 x volume CuSO4 (ml) = 1,14 x 40 = 45,6 gr  Kalor yang diserap kalorimeter Tetapan kalorimeter x T = 112 x 2 = 224 J  Kalor yang diserap larutan Massa larutan ZnSO4 x Kalor jenis ZnSO4 x T = 45,6 x 4,00 x 2 = 364,8 J  Kalor reaksi Kalor yang diserap kalorimeter + kalor yang diserap larutan = 224 + 364,8 = 588,8 J
  • 11.  Mol pereaksi CuSO4 M CuSO4 x Volume CuSO4 (L) = 1 x 0,04 = 0,04 mol  H reaksi (entalpi reaksi) kalor pereaksi mol pereaksi = 588,8 0,04 = 14.720 J/mol Percobaan 3. Penentuan Kalori Penetralan HCl-NaOH HCl + NaOH  NaCl + H2O  Bj larutan = 1,02 g/cm3  Kalor jenis larutan = 4,02 JK-1 g-1  T awal HCl  Tawal NaOH = 29 C = 302 K Tawal campuran (menit ke 1) = 30 C = 303 K T = T awal pencampuran – T awal HCl = 303 – 302 = 1 K  Massa larutan Bj larutan x volume larutan = 1,02 x 40 = 40,8 gr  mol = massa larutan Mr NaCl = 40,8 58,5 = 0,70 mol  Kalor yang diserap kalorimeter (Q1) Tetapan Kalorimeter x T = 112 x 1 = 112 J  Kalor yang diserap larutan (Q2) Massa larutan x Kalor Jenis Larutan x T = 40,8 x 4,02 x 1 = 164,016 J  Kalor reaksi Q3 Q3 = Q1 + Q2 = 112 + 164,016 = 276,02 J  H penetralan H penetralan = 𝑄3 𝑛 = 276,02 0,70 = 394,30 J/mol 7. Pembahasan Stoikiometri Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas Pada percobaan ini, setelah diamati banyaknya endapan CaCO3 yang terbentuk berbeda-beda tergantung pada konsentrasi larutan tersebut. Yaitu pada konsentrasi 1 M menghasilkan 9 mol dan 12 mol, konsentrasi 0,5 M menghasilkan 10 mol dan 7 mol, konsentrasi 0,1 M menghasilkan 3 mol dan konsentrasi 0,05 M menghasilkan 2 mol CaCO3. Penambahan CaCl2 dengan volume yang sama tetapi konsentrasi yang berbeda
  • 12. akan mempengaruhi terbentuknya endapan. Semakin pekat konsentrasi CaCl2 yang ditambahkan maka endapan CaCO3 yang terbentuk akan semakin banyak dan begitupun sebaliknya semakin encer konsentrasi CaCl2 yang ditambahkan maka endapan CaCO3 yang dihasilkan akan sedikit, yang menandakan bahwa hasil reaksi produk tersebut terbatas pada konsentrasi tertentu. Percobaan 2. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk Pada percobaan ini, setelah diamati pada reaksi tersebut reaksinya terjadi sangat lambat. Hal ini dapat disebabkan konsentrasi larutan yang digunakan kurang pekat sehingga reaksinya berjalan lambat. Karena konsentrasi mempengaruhi laju reaksi suatu zat. Semakin pekat konsentrasi akan memepercepat laju reaksi dan begitupun sebaliknya semakin rendah konsentrasi, maka akan memperlambat laju reaksinya. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk dapat dicari menggunakan koefisien pada reaksi dan jumlah mol yang diketahui dalam reaksi. Seperti pada hasil praktikum yang telah dilakukan, pita Mg dengan massa 0,15 gr dengan HCl 1 M dengan reaksi: Mg2+ + 2 HCl  MgCl2 + H2 mula-mula 0,00625 mol 0,05 mol - - reaksi 0,00625 mol 0,0125 mol 0,00625 mol 0,00625 mol hasil 0 0,0375 mol 0,00625 mol 0,00625 mol pada reaksi tersebut dapat dikatakan bahwa mol preaksi yang digunakan (Mg) sama dengan mol produk yang dihasilkan (H2). hal tersebut sama dengan hukum avogadro yang menyatakan, “pada suhu dan tekanan yang sama, gasa-gas yang volumenya sama mengandung partikel yang sama pula.” Termokimia Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter panas Pada percobaan ini, dilakukan penentuan tetapan kalorimeter dengan alat kalorimeter yang berprinsip pada teori azas black, yaitu apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor ke benda yang suhunya lebih rendah hingga suhu keduanya sama. Banyaknya kalor yang dilepas benda yang suhunya tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang suhunya lebih rendah.
  • 13. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui tetapan kalorimeter agar tetapan tersebut dapat digunakan dalam perhitungan penentuan kalor berikutnya. Beberapa fungsi perlakuan seperti, pengadukan larutan digunakan untuk menyebarkan kalor agar merata, bukan untuk menaikkan suhu zat tersebut. Pemanasan air berfungsi untuk membandingkan suhu air panas dengan suhu air dingin di dalam kalorimeter. Pencampuran dan pengukuran berfungsi untuk membuktikan fungsi kalorimeter yaitu mempertahankan kalor. Grafik tetapan kalorimeter dapat dilihat di lampiran. Percobaan 2. Penentuan Kalori Reaksi Zn – CuSO4 Pada percobaan ini ditentukan kalor reaksi Zn – CuSO4 dengan cara mencampurkan padatan Zn ke dalam larutan CuSO4 di dalam kalorimeter. Dari menit awal hingga akhir suhu campuran tersebut konstan hal itu dapat disebabkan reaksi antara Zn – CuSO4, sistem dan lingkungannya sudah mengalami kesetimbangan sehingga suhu sistem tidak berubah. Dan dari perhitungan tersebut didapatkan entalpi sebesar 14.720 J/mol. Nilai tersebut positif, berarti reaksi tersebut adalah reaksi endoterm yaitu reaksi yang membutuhkan kalor. Grafik penentuan kalor reaksi dapat dilihat di lampiran. Percobaan 3. Penentuan Kalori Penetralan HCl-NaOH Pada percobaan ini yang dimaksud dengan kalor penetralan (Hn) adalah kalor reaksi pada reaksi pembentukan 1 mol H2O. Hasil H yang didapatkan adalah 394,30 J/mol. Pada proses tersebut yang diukur adalah panas reaksi penggabungan ion H+ dan OH- yang terjadi pada saat proses penetralan yang mengakibatkan suhu dapat meningkat hingga reaksi tersebut selesai dan suhu konstan. Dalam keadaan konsentrasi rendah asam kuat dan basa kuat dapat terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya. Begitupun dengan garam yang dihasilkan dari asam dan basa kuat tersebut, di dalam larutan akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya. Kalor atau panas yang dihasilkan tidak bergantung dari sifat anion asam atau kation basanya, karena ada beberapa asam dan asam yang tidak dapat terioninsasi dengan sempurna seperti asam lemah dan basa lemah tetapi bergantung pada energi yang digunakan untuk proses disosiasi dan netralisasi senyawa tersebut. Grafik penentuan kalor penetralan dapat dilihat di lampiran.
  • 14. Percobaan 4. Kalor pelarutan berbagai zat Pada percobaan ini yang dimaksud dengan kalor pelarutan (Hp) adalah kalor reaksi pada reaksi pelarutan 1 mol zat ke dalam pelarutnya. Pada pelarutan senyawa padatan dengan air hampir semua larutan reaksinya bersifat eksoterm karena terjadi pelepasan kalor dari sitem ke lingkungan sehingga terjadi perubahan suhu. Seperti contoh padatan NaOH saat dicampur air dan dikocok larutan tersebut menjadi hangat dan suhunya setelah dikocok adalah 35 C. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya reaksi eksoterm pada larutan. Pada padatan KI saat dicampurkan dengan air dan dikocok, larutan tersebut menjadi dingin dan suhunya setelah di kocok menjadi 29 C. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya reaksi endoterm dimana terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem yang ditandai dengan turunnya suhu larutan. Seharusnya suhu KI bisa lebih rendah hal ini bisa saja terjadi karena panas tangan pada saat mengocok tabung reaksi dapat terserap oleh larutan KI. 8. Pertanyaan - 9. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan dapat sisimpulkan bahwa: 1. Stoikiometri adalah perhitungan kimia untuk mengetahui zat-zat yang ikut bereaksi dan hasil reaksi dalam suatu reaksi kimia. Pada pereaksi terbatas hasil reaksi produk tersebut terbatas pada konsentrasi tertentu. Semakin pekat konsentrasinya maka produk yang dihasilkan akan semakin banyak dan begitupun sebaliknya. Dan hubungan antra mol pereaksi dengan mol produk adalah mol pereaksi yang digunakan dengan mol produk yang dihasilkan adalah sama. 2. Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Kalor tersebut dapat diukur dengan alat kalorimeter dan percobaan ini berdasarkan pada azas black. Ada beberapa jenis kalor reaksi diantaranya kalor penetralan dan kalor pelarutan. Pengukuran kalor dilakukan agar dapat mengtahui kalor reaksi masing-masing reaksi dan reaksi tersebut dapat digolongkan ke dalam reaksi eksoterm atau endoterm.
  • 15. Daftar Pustaka Usman, Ahma Y dan Siti Rohayati. 2010. Analisis Fisika Non Instrumental. Bogor: Kementerin Perindustrian Pusdiklat Industri Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor Tanpa nama. 2012. Termokimia. http://aboutche-mistry.blogspot.com/2012/06/termokimia. html Tanpa nama. 2013. Panas-netralisasi. http://ekaandrians.blogspot.com/2013/05/panas- netralisasi.html
  • 16. Lampiran 303 303.5 304 304.5 305 1 2 3 4 5 suhu(K) waktu (menit) Grafik suhu penetapan kalorimeter suhu campuran 200 250 300 350 400 1 2 3 4 5 suhu(K) waktu (menit) Grafik suhu penentuankalor Zn- CuSO4 suhu campuran 301 301.5 302 302.5 303 1 2 3 4 5 suhu(K) waktu (menit) Grafik kalor penetralanHCl-NaOH suhu campuran