SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
JENIS-JENIS TARI
Dari daerah Jawa Tengah
1. TARI LANGEN ASMARA
Tari Langen Asmara adalah tari tradisi gaya Surakarta. Tari ini dapat ditijau dari
beberapa segi yang dapat diamati misalnya dari segi estetis atau segi historisnya (
sejarah) dan lain-lain. Penulisan penelitian ini lebih memfokuskan pada tari Langen
Asmara yang ditinjau dari segi koreografinya. Dalam melakukan pembahasan
koreografi yang dikemukakan oleh Soedarsono. Kemudian dalam melakukan
penelitian menggunakan metode deskriptif analisisi dengan cara pengumpulan data,
sirvey, observasi, wawancara dan studi pustaka. Metode digunakan sebagai cara
dalam melakukan penelitian sedangkan konsep dan teori dipakai sebagai pisau analisa
dan menganalisa koreogafi tari Langen Asmara. Tari Langen Asmara oleh Sunarno
Purwoleleono pada tahun 1993.Tari ini disusun untuk menambah materi tari pasihan
gaya surakarta serta guna materi ujian Hartoyo Di Taman Budaya Surakarta. Penari
pertama tari Langen Asmara adalah Hartoyo dan Sri Atma Lestari. Bentuk sajian tari
Langen Asmara terdiri dari beberapa unsure seperti gerak, rias, busana, pola lantai,
iringan ( gendhing beksan). Berdasarkan unsure-unsur bentuk sajian ini, ternyata
merypakan penjabaran dari elemen-elemen pada koreogafi menurut konsep koreogafi
yang ditemukan oleh Soerdarsono. Melihat struktur sajian dalam tari Langen Asmara,
ternyata dapat disimpulkan bahwa tari Langen Asmara digolongkan dalam genre tari
pasihan gaya Surakarta. Tari langen Asmara merupakan salah satu komposisi tari
pasangan yang bertemakan percintaan dimana dalam tari tidak terdapat konflik. Inilah
yang menjadi cirri khas dari tari Langen Asmara menggambarkan sepasang kekasih
yang sedang memadu kasih, bersenang-senang. Bentuk sekarnya pun banyak yang
dilakukan secara bersamaan dan memiliki makna tertentu untuk penggambaran
suasana dan maksud. Pemakaian bentuk sanggul kadal menek merupakan daya tarik
tersendiri pada tari Langen Asmara selain penerapan pola geraj penggabungan gerak
gaya surakarta dengan gaya Yogyakarta. Tema dan amanat yang ditampilkan mudah
dimengerti karena penampilanya diwujudkan melalui gerak tari dan garapan pola
lantai yang dimemiliki kekhasan sebagai tari pasihan. Tari Langen Asmara
diharapkan mampu memberikan motivasi untuk penciptaan
jenis karya ajar yang bertema pasihan serta diharapkan untuk selalu dipakai sebagai
bahan ajar dalam kampus ISI Surakarta Fakultas Seni.
2. TARI DRIASMARA
Tari driasmara merupakan salah satu bentuk tari pasangan yang ditarikan oleh seorang
penari putra dan putri, tari driasmara bertemakan langen asmara atau percintaan antara
Panji Asmara Bangun dengan Dewi Sekartaji. Tari ini disusun oleh Sunarno
Purwolelono pada tahun 1976. Tahun1980 tari ini disusun kembali oleh Wahyu
Santosa Prabowo, Nora Kustantina Dewi dibantu oleh Rusini untuk penataran
Pamong Kesenian se-Jawa Tengah di PKJT Sasono Mulyo Baluwarti Surakarta.
Adegan/tarian untuk Prabu Kelana digarap oleh Sunarno Purwolelana, adegan/tarian
panji (alusan) digarap oleh Wahyu Santoso Prabowo, dan untuk adegan Candra
Kirana digarap oleh Sunanro Purwolelana. Untuk gendhing pengiringnya digarap oleh
Martopangrawit, dan pada perekaman digubah oleh Rahayu Supanggah.
Berangkat dari drama tari yang berjudul Panji Asmara, mengambil cerita panji dengan
tokoh Prabu Kelana, Candra Kirana, dan Panji Asmara Bangun, berproses di Sasana
Mulyo, adapun penarinya adalah Sunarno Purwolelono sebagai Prabu Kelana, Wahyu
Santoso Prabowo sebagai Panji Asmara Bangun dan Utami Retno Asih sebagai
Candra Kirananya. Drama tari tersebut dipentaskan di acara pernikahan Sal
Mugiyanto. Dari drama tari tersebut dipethil/ diambil adegan Candra Kirana dan Panji
Asmara Bangun (adegan pasihan/percintaan antara Candra Kirana dan Panji Asmara),
dari adegan tersebut jadilah tari pasihan. Setelah tersusun menjadi tari pasihan tokoh
Panji dan Candra Kirana dihilangkan (tidak harus menceritakan Panji Asmara Bangun
dan Candra Kirana).
Driasmara berasal dari kata driya yang bearti hati dan asmara yang berarti asmara,
driasmara dimaksudkan hati yang sedang dilanda asmara. Rasa yang muncul/
terkandung dari tariDriasmara yaitu romantis, penuh kasih, saling mengasihi satu
sama lain, cinta kasih. Tari driasmara menggambarkan sepasang kekasih yang sedang
memadu cinta, melambangkan suatu hubungan percintaan antara dua orang yang
berlawanan jenis. Pada dasarnya tari ini menggambarakan bermacam-macam
perasaan manusia yang terlibat dalam suatu percintaan. Sebagai contoh perasaan
sayang, kangen selalu ingin bertemu dan bersama dengan kekasihnya serta tidak ingin
membaginya dengan orang lain. Rasa kangen dan penggambaraan kerinduan yang
mendalam pada tokoh wanita dirasakan pada gendhing kinanthi sandhung. Rasa
damai dan tenteram dirasakan pada gendhing sekar macapat mijjil. Kebar
memunculkan rasa senang dan mesra yang menggambarkan sepasang kekasih yang
bercinta.
3. Tari Bambangan Cakil
Tari Bambang Cakil merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya
Jawa Tengah. Tarian ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam
pementasan Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang.
Tari Bambangan Cakil
Tari ini menceritakan perang antara ksatria melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh
yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh
yang kasar dan bringas.
Didalam pementasan wayang Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar
tengah-tengah atau di Pathet Sanga. Perang antara Ksatria (Bambangan) melawan
raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat
penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang.
Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan,
keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan.
4. TARI SERIMPI
SEJARAH TARI SERIMPI
Serimpi sama artinya dengan bilangan empat. Kata Srimpi menurut bahasa jawa
artinya "impi atau mimpi". Tarian Serimpi merupakan tarian yang berasal dari
Yogyakarta. Tarian ini ditarikan oleh 4 orang putri yang diiringi oleh musik gamelan
Jawa. Gerakan tangan dari sang penari yang lambat dan gemulai adalah ciri khas dari
tarian Serimpi Yogyakarta. Dari ke 4 putri tersebut, masing-masing melambangkan
unsur dunia, yaitu : grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). Hal
dimaksud melambangkan asal usul terjadinya manusia dan juga melambangkan 4
penjuru mata angin. Pada dasarnya tari Serimpi ini mengambarkan sifat baik dan sifat
buruk. Manusia diajarkan untuk selalu berbuat baik sebagai bekal menghadap Sang
Pencipta. Dari ke 4 putri tersebut masing-masing mempunyai nama yaitu : Batak,
Gulu, Dhada dan Buncit.
Legenda Tari Serimpi muncul pertama kali di masa kejayaan Kerajaan Mataram yang
diperintah oleh Sultan Agung (1613-1646). Tarian ini hanya dipentaskan dalam
lingkungan kraton sebagai acara ritual kenegaraan sampai peringatan naik takhta
sultan. Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan
Surakarta pada tahun 1775.
Di Kesultanan Yogyakarta, tarian Serimpi digolongkan menjadi 3 yaitu Serimpi
Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Di Kesultanan Surakarta, tarian
Serimpi digolongkan menjadi 2 yaitu Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.
Macam-macam tari Serimpi :
1. Tari Serimpi Cina
Salah satu jenis tari putri klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ada
kekhususan pada tari Serimpi cina, yaitu busana para penari menyesuaikan dengan
pakaian cina.
2. Tari Serimpi Padhelori
Diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VI dan VII. Properti yang digunakan
dalam tarian ini berupa pistol dan cundrik. Membawakan cerita petikan dari Menak,
ialah perang tanding Dewi Sirtu Pelaeli dan dewi Sudarawerti. Tari Serimpi Padhelori
mempergunakan lagu pengiring utama Gending Pandhelori.
3. Tari Serimpi Pistol
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana VII. Kekhususan tarian ini terletak pada properti yang digunakan
yaitu pistol.
4. Tari Serimpi Merak Kasimpir
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan
jemparing. Gending yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Merak
Kasimpir adalah Gending Merak Kasimpir.
5. Tari Serimpi Renggawati
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana V. Penari Serimpi Renggawati berjumlah 5 orang. Membawakan
cerita petikan dari Angling Darmo yang magis, dengan menggunakan tambahan
properti sebatang pohon dan seekor burung mliwis putih.
6. Tari Serimpi Pramugari
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, merupakan hasil ciptakan Sultan
Hamengku Buwana VII. Tarian ini menggunakan properti pistol. Gending yang
dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Pramugrari adalah Gending Pramugrari.
7. Tari Serimpi Sangopati
Tarian ini dimainkan oleh dua orang penari wanita. Tarian srimpi sangopati karya
Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang
memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama
Srimpi Sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata sang apati, sebuah
sebutan bagi calon pengganti raja. Tarian ini melambangkan bekal untuk kematian
(dari arti Sangopati) diperuntukan kepada Belanda.
8. Tari Serimpi Anglirmendhung
Menurut R.T. Warsadiningrat, Anglirmedhung ini digubah oleh
K.G.P.A.A.Mangkunagara I. Semula terdiri atas tujuh penari, yang kemudian
dipersembahkan kepada Sinuhun Paku Buwana. Tetapi atas kehendak Sinuhun Paku
Buwana IV tarian ini dirubah sedikit, menjadi Srimpi yang hanya terdiri atas empat
penari saja.
9. Tari Serimpi Ludira Madu
Tari Srimpi Ludira Madu ini diciptakan oleh Paku Buwono V ketika masih menjadi
putra mahkota Keraton Surakarta dengan gelar sebutan Kanjeng Gusti Pangeran
Adipati Anom.Tarian ini diciptakan untuk mengenang ibunda tercinta yang masih
keturunan Madura, yaitu putri Adipati Cakraningrat dari Pamekasan. Ketika sang ibu
meninggal dunia, Pakubuwono V masih berusia 1 ½ tahun , dan masih bernama Gusti
Raden Mas Sugandi. Jumlah penari dalam tarian ini adalah 4 orang putri. Dalam
tarian ini digambarkan sosok seorang ibu yang bijaksana dan cantik seperti jelas
dituliskan pada syair lagu Srimpi Ludira Madu. Nama Ludira Madu diambil dari
makna Ludira Madura yang berarti "Darah/ keturunan Madura".
5. Tari Sintren
Sintren adalan kesenian tradisional masyarakat Pekalongan dan sekitarnya. Sintren
adalah sebuah tarian yang berbau mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta
Sulasih dan Sulandono.Tersebut dalam kisah bahwa Sulandono adalah putra Ki
Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu
kasih dengan Sulasih, seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara
tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso. Akhirnya R.Sulandono pergi bertapa
dan Sulasih memilih menjadi penari.
Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung malalui
alam goib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang pada saat meninggal
jasadnya raib secara goib, yaitu dengan cara bahwa pada setiap acara dimana Sulasih
muncul sebagai penari maka Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke tubuh
Sulasih,pada saat itu pula R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya
untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan R.Sulandono,
yaitu dengan cara bahwa pada setiap acara dimana Sulasih muncul sebagai penari
maka Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula
R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya untuk menemui Sulasih dan
terjadilah pertemuan diantara SulasihdanR.Sulandono.
Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren,sang penari pasti dimasuki roh
bidadari oleh pawangnya, dengan cacatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang
penari betul-betul masih dalam keadaan suci (perawan). Sintren diperankan oleh
seorang gadis yang masih suci, dibantu pawang dan diiringi gending 6 orang, sesuai
pengembangan tari sintren sebagai hiburan budaya maka dilengkapi dengan penari
pendamping dan bador (lawak).
Dari daerah Jawa Barat
1. Tari Topeng Kelana Cirebon
Tari topeng dari Cirebon, merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut
tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng disaat menari. Tari topeng ini sendiri
banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita
yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau
bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah Tari topeng kelana kencana wungu
merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu
yang dikejar-kejar oleh prabu Menakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya
masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan
manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun
anggun. Menakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter
yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.
2. Tari Jaipongan
Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman
asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya
adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola
gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan,
pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup
memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama
Jaipongan
3. Tari Topeng Tumenggung Priangan Bandung
Tari Topeng Tumenggung adalah tarian yang bersal dari jawa barat, dalam topeng
Tumenggung sesaat terasa nuansa atmosfir pada musik karawitan Priangan. Pada tari topeng
Tumenggung ini pula diiringi oleh juru kawih/sinden. Iringan musik terasa berbeda, kendang
sebagai pembungkus irama gerak tari ditabuh dengan ditepak, seperti pola kendang pada
tepak kendang tari gaya Priangan.
4. Tari Topeng Udheng Indramayu
Tari topeng hasil pengembangan Tari Kelana yang diciptakan oleh maestro tari
topeng Indramayu,yaitu Mimi Rasinah.
Dari daerah Jawa Timur
1. Tari Jejer Gandrung
Tari jejer gandrung merupakan salah satu kebudayaan tradisional yang ada di daerah
Kabupaten Banyuwangi. Jejer Gandrung itu sendiri berasal dari bahasa osing (bahasa asli
banyuwangi) yang artinya “Jejer” adalah ditampilkan dan “Gandrung” adalah senang. Jadi
trai jejer gandrung adalah tari yang ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau undangan
yang berkunjung ke Banyuwangi.
Tari jejer gandrung berasal di daerah Kemiren yaitu didaerah kaki gunung Ijen. Tari ini
dimainkan oleh beberapa remaja putri dengan serasi, elok dan menawan.
2. Tari Reog Ponorogo
Cerita reog yang terkandung di dalam reog ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya
berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani
prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Bujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada
putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima
cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Maka terciptalah
reog ponorogo. Gerakan-gerakan dalam tari reog ponorogo menggambarkan tingkah polah
manusia dalam perjalanan hidup mulai lahir, hidup, hingga mati. Filosofinya sangat dalam.
Komponen Penari dalam Reog
Ada 5 komponen penari dalam tari Reog Ponorogo, yaitu: 1. Prabu Kelono Sewandono 2.
Patih Bujangganong 3. Jathil 4. Warok 5. Pembarong
1. Prabu Kelono Sewandono Prabu Kelono Sewandono ini adalah tokoh utama dalam tari
Reog Ponorogo. Beliau digambarkan sebagai seorang Raja yang gagah berani dan bijaksana,
digambarkan sebagai manusia dengan sayap dan topeng merah. Beliau memiliki senjata
pamungkas yang disebut Pecut Samandiman.
2. Patih Bujangganong Patih bujangganong adalah patih dari Prabu Kelono Sewandono,
merupakan tokoh protagonis dalam tarian ini. Dia digambarkan sebagai patih yang bertubuh
kecil dan pendek, namun cerdik dan lincah. Patih Bujangganong disebut juga penthulan.
Penarinya tidak memakai baju, hanya rompi berwarna merah dan topeng berwarna merah
juga.
3. Jathil Jathil atau Jathilan adalah sepasukan prajurit wanita berkuda. Dalam tari Reog
Ponorogo, penari Jathil adalah wanita. Mereka digambarkan sebagai prajurit wanita yang
cantik dan berani. Kostum yang dikenakan penari Jathil adalah kemeja satin putih sebagai
atasan dan jarit batik sebagai bawahan. Mereka mengenakan udheng sebagai penutup kepala
dan mengendarai kuda kepang (kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu)
4. Warok Warok adalah pasukan Kelono Sewandono yang digambarkan sebagai orang yang
sakti mandraguna dan kebal terhadap senjata tajam. Penari warok adalah pria dan umumnya
berbadan besar. Warok mengenakan baju hitam-hitam (celana gombrong hitam dan baju
hitam yang tidak dikancingkan) yang disebut Penadhon. Penadhon ini sekarang juga
digunakan sebagai pakaian budaya resmi Kabupaten Ponorogo. Warok dibagi menjadi dua,
yaitu warok tua dan warok muda. Perbedaan mereka terletak pada kostum yang dikenakan,
dimana warok tua mengenakan kemeja putih sebelum penadhon dan membawa tongkat,
sedangkan warok muda tidak mengenakan apa-apa selain penadhon dan tidak membawa
tongkat. Senjata pamungkas para warok adalah tali kolor warna putih yang tebal.
5. Pembarong Pembarong adalah penari yang memiliki peranan paling penting dalam tari
Reog Ponorogo. Pembarong adalah penari yang nantinya akan membawa Dadak Merak
(topeng kepala singa dengan hiasan burung merah dan bulunya di atas kepala singa) yang
tingginya satu setengah meter. Pembarong mengenakan celana panjang hitam dan baju
kimplong (baju yang hanya punya satu cantelan bahu) dan harus menggigit kayu di bagian
dalam kepala singa untuk mengangkat Dadak Merak. Seorang pembarong haruslah orang
yang sangat kuat, karena dia harus bisa menundukkan Dadak Merak hingga menyentuh lantai
dan mengangkatnya lagi ke posisi tegak. Dadak Merak disimbolkan sebagai Singobarong,
dan secara umum Dadak Merak inilah yang membuat tari Reog Ponorogo menjadi sangat
unik, karena bentuk topengnya yang sangat besar dan khas serta adanya filosofi di dalamnya.
Karena itu, pembarong benar-benar harus memiliki keterampilan dan kemampuan yang tinggi
agar bisa menghidupkan Singobarong yang dimainkannya.
3. Tari Kuda Lumping
Tari Kuda lumping lahir sebagai simbolisasi, bahwa rakyat juga memiliki kemampuan
(kedigdayaan), dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elit kerajaan, yang
memiliki bala tentara. Selain itu, menghadirkan hiburan yang murah meriah namun
fenomenal kepada rakyat banyak.
Dari daerah Bali
Tari Pendet
Tari Pendet diciptakan oleh dua orang maestro tari Bali yaitu I Wayan Rindi dan Ni Ketut
Reneng pada tahun 1950. Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak
diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan
penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Menurut tradisi Bali, para penari Pendet
haruslah gadis yang belum menikah, karena dalam tarian tersebut mereka membawa saji-
sajian suci untuk para dewa. Namun lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman
Bali mengubah tari Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir
yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern pada tari ini adalah I Wayan Rindi
pada tahun 1967.
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak
seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat
ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini
diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para
gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung
jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan
secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman
pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara
dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen
lainnya. Adapun orkes gamelan yang mengiringi tari Pendet ini ialah gamelan gong, atau
gamelan palegongan, atau gamelan semar pagulingan. Tari Pendet merupakan tarian masal
yang bisa dibawakan oleh empat penari, enam penari, delapan atau lebih.
Tari Gopala
Tari Gopala merupakan tarian yang bertemakan kerakyatan yang ditarikan sekelompok anak-
anak atau remaja Putra, dimana tarian ini digarap oleh I Nyoman Suarsa sebagai penata tari
dan I Ketut Gede Asnawa,MA sebagai penata tabuh, diambil dari penggalan cerita
pragmentari : “STRI ASADHU” Karya Ibu Ketut Arini,S.St. Tarian ini diciptakan pada tahun
1983. Gopala adalah sebuah istilah dalam bahasa Kawi yang berarti penggembala sapi.
Tarian ini merupakan tari kelompok, dan biasanya ditarikan oleh 4 sampai 8 orang penari
putra. Dalam tarian Gopala ini menceritakan aktivitas yang dilakukan oleh para pengembala
di ladang pertanian/sawah. Semua aktivitas tadi dituangkan kedalam bentuk garapan tari
misalnya: gerakan binatang sapi, memotong rumput, menghalau burung, membajak sawah,
menuai padi dan gerak lain-lainnya yang berhubungan dengan aktivitas petani. Gerak tersebut
di atas di olah menjadi pola garap yang berbau baru dengan nuansa estetika kekinian.
Gerakan tari ini menjadi hidup apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan semangat.
Tari Puspanjali
Puspanjali (puspa = bunga, anjali = menghormat) merupakan sebuah tarian penyambutan
yang ditarikan oleh sekelompok penari putri (biasanya antara 5-7 orang). Menampilkan
gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis,
tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan
sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang
datang ke pulau mereka. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (penata
tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.
Tari Baris Tunggal
Tari Baris merupakan salah satu tarian sakral yang digunakan oleh umat Hindu di Bali
sebagai pelengkap di suatu upacara keagamaan agama Hindu di Bali. Sifat sakral dalam tari
Baris ialah, bahwa tari ini merupakan sebuah tarian untuk membuktikan kedewasaan
seseorang dalam segi jasmani. Kedewasaan seseorang pria dibuktikan dengan
mempertunjukkan kemahiran dalam olah keprajuritan yang biasanya disertai dengan
kemahiran dalam memainkan senjata perang. Maka dari itu, tari Baris selain merupakan
tarian sakral juga merupakan tari kepahlawanan. Adapun ciri khas dari tari Baris ialah,
pertama tari ini lebih menonjolkan ketegapan dan kemantapan dalam langkah – langkah kaki
serta kemahiran memainkan senjata perang. Kedua, pakaiannya juga mempunyai corak yang
khas, yaitu penutup kepalanya bebebtuk kerucut, dan penutup badannya terdiri dari baju
panjang serta hiasan kain – kain kecil panjang yaitu awir dan lelamakan.
Tari Baris terbagi menjadi 2 bagian, salah satunya adalah tari Baris Tunggal. Tari baris
tunggal merupakan tarian sakral yang digunakan pada saat Upacara Pitra Yadnya yaitu Karya
mamukur, dimana disini tari baris tunggal berfungsi sebagai sarana penghatur punia atau
persembahan bagi para leluhur yang dihantarkan dengan mantra-mantra suci Sulinggih dan
alunan gamelan pengiring tari baris tunggal itu sendiri. Tari baris tunggal merupakan tarian
lepas yang dibawakan oleh seorang laki-laki, dimana menggambarkan seorang prajurit gagah
perkasa yang memiliki kematangan jiwa dan kepercayaan dimana itu diperlihatkan dengan
gerakan tari yang dinamis dan lugas. Berbeda dengan tari Baris Tunggal sakral, tari Baris
Tunggal Profan juga biasanya ditampilkan sebagai tari lepas dalam beragam pagelaran seni
pertunjukan balih-balihan
Tari Genjek
Tari Genjek adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang sampai saat ini masih
berkembang di Karangasem. Seni Genjek ini awalnya merupakan salah satu seni karawitan,
dimana penampilannya pada setiap kesempatan tidak terlalu banyak menggunakan berbagai
jenis instrumen seperti yang terdapat pada seni kerawitan lainnya. Elemen yang paling
dominan dipakai dalam seni Genjek ini adalah elemen suara (vocal) yang dikemas dalam
bentuk tembang atau gending.
Disamping terdapat beberapa alat musik lain yang dipakai sebagai pengiring, yang paling
unik dalam penampilan seni Genjek ini adalah adanya sarana lain yang menyertai, yang
berupa minuman khas Bali, yaitu tuak. Bermula dari acara kumpul-kumpul sambil minum
arak dan tuak, beberapa orang yang sudah hilang kendali dalam artian mabuk, mereka
mengeluarkan suara-suara yang tidak tentu dan akhirnya disahuti dengan yang lainnya. Kesan
senang dan gembira terpancarkan dari cara mereka mengungkapkan kata-kata dengan
berirama selayaknya sebuah lagu tersebut. Sebagian orang lainnya akan menirukan suara
musik sebagai pelengkap dari genjek khususnya suara kendang dan kempul.
Kreativitas pun terus berjalan dengan masuknya para wanita yang ikut menyanyi, supaya
sahut-menyahut dalam lagu menjadi lebih hidup. Tiba-tiba masuk pula alat tabuh angklung
bambu (gerantangan) yang biasa mengiringi tari joged. Maka seni genjek mengalami
perjalanan yang demikian cepat, dari seni mabuk menjadi seni koor khas Bali dengan irama
yang demikian enerjik. Apalagi unsur mabuknya kemudian berangsur dihilangkan, serta
masuknya tarian joged yang membuat tarian ini semakin bervariasi.
Tari Gabor
Tari ini merupakan tarian wanita yang mirip dengan tari Pendet. Bahkan sebenarnya tari ini
hanya merupakan variasi lain dari tari Pendet, namun pembendaharaan geraknya lebih
banyak, diambil dari gerak-gerak tari upacara seperti Rejang. Tari Gabor biasanya ditarikan
oleh dua orang penari wanita atau lebih. Tari ini diciptakan oleh I Gusti Raka (dari Saba)
seorang dosen ASTI Denpasar pada tahun 1969. Tarian yang sejenis kemudian diubah oleh I
Wayan Beratha guru SMKI Denpasar pada tahun 1970. Pada tahun 1972 I Wayan Beratha
menciptakan tarian yang sejenis yang dinamakan tari Panyembrama
Tari Condong
Tari Condong adalah sebagai pelestarian budaya Bali dalam upaya mengajegkan Bali.
Awalnya tarian ini menampilkan dua penari yang menyimbolkan dua bidadari dari sorga
yaitu bidadari Supraba dan Wilotama. Namun, dalam perkembangannya sekitar tahun 1930-
an, muncul ide seniman untuk melengkapinya tarian ini. Tarian ini menjadi lebih hidup
dengan mengisahkan suasana kerajaan yakni menampilkan tingkah polah sang raja dan sang
abdi.
Walaupun tarian ini merupakan tarian dasar yang harus dikuasai oleh penari, hingga saat ini
tak ada yang tahu siapa pencipta tarian klasik ini.
Tari Kecak
Kecak (pelafalan: /'ke.tʃ ak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak,
Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an
dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau
lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan
"cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera
membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang,
yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan
komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-
harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur
melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan
Sugriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik.
Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-
tokoh Ramayana.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies
menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana.
Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-
nya.
Tari Kupu–Kupu Tarum
Tari Kupu-kupu melukiskan ketentraman dan kedamaian hidup sekelompok kupu-kupu yang
dengan riangnya berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain. Tarian ini merupakan tarian
putri masal yang diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960-an.
Tari Jauk
Tari Jauk apabila ditinjau dari segi teknik gerak tarinya mirip sekali dengan tari Baris. Tetapi
dalam tari Jauk ini penarinya menggunakan topeng Jauk dan gerakan tarinya bersifat
improvisasi. Topeng Jauk selalu berwarna menyala atau putih serta dengan mata melotot
yang penuh pandangan yang tajam sekali. Selain itu penari Jauk mengenakan sarung tangan
yang berkuku panjang. Apabila tari Jauk dipertunjukkan dalam bentuk drama tari, yang cocok
sekali ditarikan dengan tari Jauk ialah peranan Rahwana dan Bima. Usia tari Jauk
kemungkinan besar sama dengan drama tari topeng yang lahir pada abad ke-XVII.
Tari Tenun
Tari Tenun merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh dua orang seniman tari yaitu,
Nyoman Ridet dan Wayan Likes pada tahun 1957. Cerita yang diangkat dalam tari Tenun ini
menggambarkan tentang penenun-penenun wanita dari desa yang sedang membuat kain tenun
dengan alat-alat yang sangat sederhana sekali. Tari ini dimulai sejak para penenun mulai
memintal benang, mengatur benang pada alat tenun dan diakhiri dengan menenun. Sebagian
gerak-gerak dalam tari ini masih mengacu pada unsur-unsur tarian klasik, namun sebagian
lagi telah ditambahkan dengan gerak-gerak imitatif. Gerak-gerak imitatif tersebut terlihat
pada saat penenun mengerjakan pekerjaannya, misalnya sedang memintal benang dan
menenun.
Tari Rejang
Tari Rejang merupakan tarian wanita yang berbentuk tarian masal. Tari ini juga merupakan
tarian sakral dan yang menjadi persembahan kepada para dewa ialah para penari itu sendiri.
Maka dari itu para penari Rejang haruslah gadis-gadis yang masih suci, bahkan sering
dilakukan oleh gadis kecil yang berumur enam tahun. Para penari dipimpin oleh seorang
pemangku yang menari paling depan. Di belakang pemangku para penari Rejang berderet-
deret menari sambil memegang seutas benang yang dibawa oleh pemangku. Para penari
Rejang terkadang menggunakan kipas dalam tarian tersebut, namun sering juga tidak. Irama
pada tarian Rejang lambat sekali dan gerakan tarinya juga sangat sederhana. Sehingga tiap
gadis Bali dapat melakukannya. Tarian ini diadakan dipura pada malam hari. Iringan
gamelannya menggunakan gamelan semar pagulingan.
Tari Legong
Legong merupakan kelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang
sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan
pengaruh dari tari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang
luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung
arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya.
Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya
diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi
melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika
sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan
gamelan lengkap.
Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum
mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua
penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa
tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan
kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh
maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai
sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.
Tari Mregapati
Tari Mregapati merupakan karakter babancihan keras yang melukiskan gerak-gerik raja hutan
sedang mengintai mangsa, kemudian dikiaskan dalam kegagah-perkasaan seorang raja. Tari
Mregapati ini sering juga disebut sebagai Kebyar Dong, karena diambil dari nada pertama
gending tarian yang diciptakan tahun 1942 oleh seniman I Nyoman Kaler
Tari Cendrawasih
Kisah yang digambarkan di dalam tarian ini adalah menggambarkan kelembutan serta
kemesraan dari sepasang burung cendrawasih di pegunungan Irian Jaya pada masa birahi saat
menghiasi alam sekelilingnya dengan tarian cinta mereka yang tersusun atas warna-warni
pelangi terpendar dalam rangkuman gerak mereka yang indah bagaikan penggalan puisi para
pujangga. Tari duet yang ditarikan oleh penari putri, kendatipun dasar pijakannya adalah
gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan
sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan bentuk - bentuk baru sesuai dengan tema
tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat dan memperjelas desain
gerak yang diciptakan. Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga
sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter
Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun
1988.

Contenu connexe

Tendances

Tugas macam macam tarian
Tugas macam macam tarianTugas macam macam tarian
Tugas macam macam tarian
Sela Unyil
 
8 etnis propinsi sumatera utara
8 etnis propinsi sumatera utara8 etnis propinsi sumatera utara
8 etnis propinsi sumatera utara
Arly Hidayat
 
Macam-Macam Topeng Di Indonesia
Macam-Macam Topeng Di IndonesiaMacam-Macam Topeng Di Indonesia
Macam-Macam Topeng Di Indonesia
Firdika Arini
 
Tarian adat di indonesia
Tarian adat di indonesiaTarian adat di indonesia
Tarian adat di indonesia
amaruf
 
Kliping Tarian Adat Indonesia
Kliping Tarian Adat IndonesiaKliping Tarian Adat Indonesia
Kliping Tarian Adat Indonesia
Firdika Arini
 
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau Sumatera
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau  SumateraRumah Adat & Tarian Tradisional Pulau  Sumatera
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau Sumatera
agrifinaamanda
 

Tendances (20)

Daftar tarian di indonesia
Daftar tarian di indonesiaDaftar tarian di indonesia
Daftar tarian di indonesia
 
Tugas macam macam tarian
Tugas macam macam tarianTugas macam macam tarian
Tugas macam macam tarian
 
Tari Campak
Tari CampakTari Campak
Tari Campak
 
8 etnis propinsi sumatera utara
8 etnis propinsi sumatera utara8 etnis propinsi sumatera utara
8 etnis propinsi sumatera utara
 
Macam-Macam Topeng Di Indonesia
Macam-Macam Topeng Di IndonesiaMacam-Macam Topeng Di Indonesia
Macam-Macam Topeng Di Indonesia
 
Tarian adat di indonesia
Tarian adat di indonesiaTarian adat di indonesia
Tarian adat di indonesia
 
Tari berpasangan
Tari berpasanganTari berpasangan
Tari berpasangan
 
Kliping seni budaya tio
Kliping seni budaya tioKliping seni budaya tio
Kliping seni budaya tio
 
Kliping Tarian Adat Indonesia
Kliping Tarian Adat IndonesiaKliping Tarian Adat Indonesia
Kliping Tarian Adat Indonesia
 
Tari Sekapur Sirih
Tari Sekapur SirihTari Sekapur Sirih
Tari Sekapur Sirih
 
Tugas seni tari
Tugas seni tariTugas seni tari
Tugas seni tari
 
Ppt seni tari
Ppt seni tariPpt seni tari
Ppt seni tari
 
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau Sumatera
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau  SumateraRumah Adat & Tarian Tradisional Pulau  Sumatera
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau Sumatera
 
Tari klasik indonesia
Tari klasik indonesiaTari klasik indonesia
Tari klasik indonesia
 
Tari Remo Jawa Timur By Wanto Herwanto
Tari Remo Jawa Timur By Wanto HerwantoTari Remo Jawa Timur By Wanto Herwanto
Tari Remo Jawa Timur By Wanto Herwanto
 
Kliping Seni Tari & Baju Adat
Kliping Seni Tari & Baju AdatKliping Seni Tari & Baju Adat
Kliping Seni Tari & Baju Adat
 
Tari sigeh penguten
Tari sigeh pengutenTari sigeh penguten
Tari sigeh penguten
 
Kelompok 5 tugas senitari
Kelompok 5 tugas senitariKelompok 5 tugas senitari
Kelompok 5 tugas senitari
 
Tugas iman dwi putra seni budaya
Tugas iman dwi putra seni budayaTugas iman dwi putra seni budaya
Tugas iman dwi putra seni budaya
 
Tarian daerah
Tarian daerahTarian daerah
Tarian daerah
 

En vedette

Tari rampak rebana
Tari rampak rebanaTari rampak rebana
Tari rampak rebana
dhimas12
 
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smpSeni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
wahajung
 
Kepelbagaian budaya-malaysia
Kepelbagaian budaya-malaysiaKepelbagaian budaya-malaysia
Kepelbagaian budaya-malaysia
Mages Panjaman
 
Warisan budaya malaysia
Warisan budaya malaysiaWarisan budaya malaysia
Warisan budaya malaysia
Nur Syafika
 

En vedette (20)

Tari rampak rebana
Tari rampak rebanaTari rampak rebana
Tari rampak rebana
 
Pengetahuan Seni Tari
Pengetahuan Seni Tari Pengetahuan Seni Tari
Pengetahuan Seni Tari
 
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smpSeni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
 
Tari tari nusantara2
Tari tari nusantara2Tari tari nusantara2
Tari tari nusantara2
 
unsur- unsur tari
unsur- unsur tariunsur- unsur tari
unsur- unsur tari
 
Muzik KBSM Ting.1_Zapin
Muzik KBSM Ting.1_ZapinMuzik KBSM Ting.1_Zapin
Muzik KBSM Ting.1_Zapin
 
Teks Negosiasi
Teks NegosiasiTeks Negosiasi
Teks Negosiasi
 
Folio tarian RIMUP
Folio  tarian RIMUPFolio  tarian RIMUP
Folio tarian RIMUP
 
Tarian zapin
Tarian zapinTarian zapin
Tarian zapin
 
Kepelbagaian budaya-malaysia
Kepelbagaian budaya-malaysiaKepelbagaian budaya-malaysia
Kepelbagaian budaya-malaysia
 
Pagelaran Tari Lengkap SMA
Pagelaran Tari Lengkap SMAPagelaran Tari Lengkap SMA
Pagelaran Tari Lengkap SMA
 
Rangkuman x semester ii
Rangkuman x semester iiRangkuman x semester ii
Rangkuman x semester ii
 
Tugas bi ndo ( teks negosiasi )
Tugas bi ndo ( teks negosiasi )Tugas bi ndo ( teks negosiasi )
Tugas bi ndo ( teks negosiasi )
 
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUDTari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
 
Warisan budaya malaysia
Warisan budaya malaysiaWarisan budaya malaysia
Warisan budaya malaysia
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Seni tari mancanegara
Seni tari mancanegaraSeni tari mancanegara
Seni tari mancanegara
 
Seni tari
Seni tariSeni tari
Seni tari
 
Bab V Kelas XI Seni Budaya
Bab V Kelas XI Seni BudayaBab V Kelas XI Seni Budaya
Bab V Kelas XI Seni Budaya
 
Seni tari
Seni tariSeni tari
Seni tari
 

Similaire à JENIS-JENIS TARI

Similaire à JENIS-JENIS TARI (20)

Sintren
SintrenSintren
Sintren
 
KEUNIKAN PADA BEBERAPA TARI TRADISIONAL MATERI.docx
KEUNIKAN PADA BEBERAPA TARI TRADISIONAL MATERI.docxKEUNIKAN PADA BEBERAPA TARI TRADISIONAL MATERI.docx
KEUNIKAN PADA BEBERAPA TARI TRADISIONAL MATERI.docx
 
The Merak Dance
The Merak DanceThe Merak Dance
The Merak Dance
 
Xi bab 4 semester 2
Xi bab 4 semester 2Xi bab 4 semester 2
Xi bab 4 semester 2
 
Xi bab 4 semester 2
Xi bab 4 semester 2Xi bab 4 semester 2
Xi bab 4 semester 2
 
Tari primitif
Tari primitifTari primitif
Tari primitif
 
Tugas tik powerpoint lindaaaaa
Tugas tik powerpoint lindaaaaaTugas tik powerpoint lindaaaaa
Tugas tik powerpoint lindaaaaa
 
Drama opera peking dari china
Drama opera peking dari chinaDrama opera peking dari china
Drama opera peking dari china
 
Ulfah ppt
Ulfah pptUlfah ppt
Ulfah ppt
 
Filosofi tari turangga yaksa
Filosofi tari turangga yaksa Filosofi tari turangga yaksa
Filosofi tari turangga yaksa
 
Tari Pertunjukan
Tari Pertunjukan Tari Pertunjukan
Tari Pertunjukan
 
Macam macam seni teater
Macam macam seni teaterMacam macam seni teater
Macam macam seni teater
 
Tari topeng klana
Tari topeng klanaTari topeng klana
Tari topeng klana
 
dokumen.tips_ppt-tari-tradisional.pptx
dokumen.tips_ppt-tari-tradisional.pptxdokumen.tips_ppt-tari-tradisional.pptx
dokumen.tips_ppt-tari-tradisional.pptx
 
Makalah tari linda
Makalah tari lindaMakalah tari linda
Makalah tari linda
 
Kecak dance
Kecak danceKecak dance
Kecak dance
 
TEKS DESKRIPSI.docx
TEKS DESKRIPSI.docxTEKS DESKRIPSI.docx
TEKS DESKRIPSI.docx
 
Bab 16 Kelas X Seni Budaya
Bab 16 Kelas X Seni BudayaBab 16 Kelas X Seni Budaya
Bab 16 Kelas X Seni Budaya
 
tari tradisional nusantara
tari tradisional nusantaratari tradisional nusantara
tari tradisional nusantara
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 

Plus de Firdika Arini

Kumpulan fabel bahasa inggris
Kumpulan fabel bahasa inggrisKumpulan fabel bahasa inggris
Kumpulan fabel bahasa inggris
Firdika Arini
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Firdika Arini
 
Soal dan pembahasan statika
Soal dan pembahasan statikaSoal dan pembahasan statika
Soal dan pembahasan statika
Firdika Arini
 
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan airBiokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Firdika Arini
 
Fungsi limit aljabar tak terhingga
Fungsi limit aljabar tak terhinggaFungsi limit aljabar tak terhingga
Fungsi limit aljabar tak terhingga
Firdika Arini
 
Sistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaSistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusia
Firdika Arini
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Firdika Arini
 
Kumpulan mite bahasa jawa
Kumpulan mite bahasa jawaKumpulan mite bahasa jawa
Kumpulan mite bahasa jawa
Firdika Arini
 
Cara menggunakan email
Cara menggunakan emailCara menggunakan email
Cara menggunakan email
Firdika Arini
 
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggrisCerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
Firdika Arini
 
Lapora study tour ke malang
Lapora study tour ke malangLapora study tour ke malang
Lapora study tour ke malang
Firdika Arini
 
Macam macam sistem informasi
Macam macam sistem informasiMacam macam sistem informasi
Macam macam sistem informasi
Firdika Arini
 
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Firdika Arini
 
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Firdika Arini
 
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikutUn bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Firdika Arini
 
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikanUn bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Firdika Arini
 
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikanUn bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Firdika Arini
 
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikanUn bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Firdika Arini
 

Plus de Firdika Arini (20)

Kumpulan fabel bahasa inggris
Kumpulan fabel bahasa inggrisKumpulan fabel bahasa inggris
Kumpulan fabel bahasa inggris
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
 
Soal dan pembahasan statika
Soal dan pembahasan statikaSoal dan pembahasan statika
Soal dan pembahasan statika
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan airBiokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
 
Fungsi limit aljabar tak terhingga
Fungsi limit aljabar tak terhinggaFungsi limit aljabar tak terhingga
Fungsi limit aljabar tak terhingga
 
Sistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaSistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusia
 
Narrative text
Narrative textNarrative text
Narrative text
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
 
Kumpulan mite bahasa jawa
Kumpulan mite bahasa jawaKumpulan mite bahasa jawa
Kumpulan mite bahasa jawa
 
Cara menggunakan email
Cara menggunakan emailCara menggunakan email
Cara menggunakan email
 
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggrisCerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
 
Lapora study tour ke malang
Lapora study tour ke malangLapora study tour ke malang
Lapora study tour ke malang
 
Macam macam sistem informasi
Macam macam sistem informasiMacam macam sistem informasi
Macam macam sistem informasi
 
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
 
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
 
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikutUn bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
 
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikanUn bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
 
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikanUn bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
 
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikanUn bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
 

Dernier

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Dernier (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

JENIS-JENIS TARI

  • 1. JENIS-JENIS TARI Dari daerah Jawa Tengah 1. TARI LANGEN ASMARA Tari Langen Asmara adalah tari tradisi gaya Surakarta. Tari ini dapat ditijau dari beberapa segi yang dapat diamati misalnya dari segi estetis atau segi historisnya ( sejarah) dan lain-lain. Penulisan penelitian ini lebih memfokuskan pada tari Langen Asmara yang ditinjau dari segi koreografinya. Dalam melakukan pembahasan koreografi yang dikemukakan oleh Soedarsono. Kemudian dalam melakukan penelitian menggunakan metode deskriptif analisisi dengan cara pengumpulan data, sirvey, observasi, wawancara dan studi pustaka. Metode digunakan sebagai cara dalam melakukan penelitian sedangkan konsep dan teori dipakai sebagai pisau analisa dan menganalisa koreogafi tari Langen Asmara. Tari Langen Asmara oleh Sunarno Purwoleleono pada tahun 1993.Tari ini disusun untuk menambah materi tari pasihan gaya surakarta serta guna materi ujian Hartoyo Di Taman Budaya Surakarta. Penari pertama tari Langen Asmara adalah Hartoyo dan Sri Atma Lestari. Bentuk sajian tari Langen Asmara terdiri dari beberapa unsure seperti gerak, rias, busana, pola lantai, iringan ( gendhing beksan). Berdasarkan unsure-unsur bentuk sajian ini, ternyata merypakan penjabaran dari elemen-elemen pada koreogafi menurut konsep koreogafi yang ditemukan oleh Soerdarsono. Melihat struktur sajian dalam tari Langen Asmara, ternyata dapat disimpulkan bahwa tari Langen Asmara digolongkan dalam genre tari pasihan gaya Surakarta. Tari langen Asmara merupakan salah satu komposisi tari pasangan yang bertemakan percintaan dimana dalam tari tidak terdapat konflik. Inilah yang menjadi cirri khas dari tari Langen Asmara menggambarkan sepasang kekasih yang sedang memadu kasih, bersenang-senang. Bentuk sekarnya pun banyak yang dilakukan secara bersamaan dan memiliki makna tertentu untuk penggambaran suasana dan maksud. Pemakaian bentuk sanggul kadal menek merupakan daya tarik tersendiri pada tari Langen Asmara selain penerapan pola geraj penggabungan gerak gaya surakarta dengan gaya Yogyakarta. Tema dan amanat yang ditampilkan mudah dimengerti karena penampilanya diwujudkan melalui gerak tari dan garapan pola lantai yang dimemiliki kekhasan sebagai tari pasihan. Tari Langen Asmara diharapkan mampu memberikan motivasi untuk penciptaan jenis karya ajar yang bertema pasihan serta diharapkan untuk selalu dipakai sebagai bahan ajar dalam kampus ISI Surakarta Fakultas Seni. 2. TARI DRIASMARA Tari driasmara merupakan salah satu bentuk tari pasangan yang ditarikan oleh seorang penari putra dan putri, tari driasmara bertemakan langen asmara atau percintaan antara Panji Asmara Bangun dengan Dewi Sekartaji. Tari ini disusun oleh Sunarno Purwolelono pada tahun 1976. Tahun1980 tari ini disusun kembali oleh Wahyu
  • 2. Santosa Prabowo, Nora Kustantina Dewi dibantu oleh Rusini untuk penataran Pamong Kesenian se-Jawa Tengah di PKJT Sasono Mulyo Baluwarti Surakarta. Adegan/tarian untuk Prabu Kelana digarap oleh Sunarno Purwolelana, adegan/tarian panji (alusan) digarap oleh Wahyu Santoso Prabowo, dan untuk adegan Candra Kirana digarap oleh Sunanro Purwolelana. Untuk gendhing pengiringnya digarap oleh Martopangrawit, dan pada perekaman digubah oleh Rahayu Supanggah. Berangkat dari drama tari yang berjudul Panji Asmara, mengambil cerita panji dengan tokoh Prabu Kelana, Candra Kirana, dan Panji Asmara Bangun, berproses di Sasana Mulyo, adapun penarinya adalah Sunarno Purwolelono sebagai Prabu Kelana, Wahyu Santoso Prabowo sebagai Panji Asmara Bangun dan Utami Retno Asih sebagai Candra Kirananya. Drama tari tersebut dipentaskan di acara pernikahan Sal Mugiyanto. Dari drama tari tersebut dipethil/ diambil adegan Candra Kirana dan Panji Asmara Bangun (adegan pasihan/percintaan antara Candra Kirana dan Panji Asmara), dari adegan tersebut jadilah tari pasihan. Setelah tersusun menjadi tari pasihan tokoh Panji dan Candra Kirana dihilangkan (tidak harus menceritakan Panji Asmara Bangun dan Candra Kirana). Driasmara berasal dari kata driya yang bearti hati dan asmara yang berarti asmara, driasmara dimaksudkan hati yang sedang dilanda asmara. Rasa yang muncul/ terkandung dari tariDriasmara yaitu romantis, penuh kasih, saling mengasihi satu sama lain, cinta kasih. Tari driasmara menggambarkan sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, melambangkan suatu hubungan percintaan antara dua orang yang berlawanan jenis. Pada dasarnya tari ini menggambarakan bermacam-macam perasaan manusia yang terlibat dalam suatu percintaan. Sebagai contoh perasaan sayang, kangen selalu ingin bertemu dan bersama dengan kekasihnya serta tidak ingin membaginya dengan orang lain. Rasa kangen dan penggambaraan kerinduan yang mendalam pada tokoh wanita dirasakan pada gendhing kinanthi sandhung. Rasa damai dan tenteram dirasakan pada gendhing sekar macapat mijjil. Kebar memunculkan rasa senang dan mesra yang menggambarkan sepasang kekasih yang bercinta. 3. Tari Bambangan Cakil Tari Bambang Cakil merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa Tengah. Tarian ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari Bambangan Cakil Tari ini menceritakan perang antara ksatria melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah-tengah atau di Pathet Sanga. Perang antara Ksatria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang.
  • 3. Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan, keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan. 4. TARI SERIMPI SEJARAH TARI SERIMPI Serimpi sama artinya dengan bilangan empat. Kata Srimpi menurut bahasa jawa artinya "impi atau mimpi". Tarian Serimpi merupakan tarian yang berasal dari Yogyakarta. Tarian ini ditarikan oleh 4 orang putri yang diiringi oleh musik gamelan Jawa. Gerakan tangan dari sang penari yang lambat dan gemulai adalah ciri khas dari tarian Serimpi Yogyakarta. Dari ke 4 putri tersebut, masing-masing melambangkan unsur dunia, yaitu : grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). Hal dimaksud melambangkan asal usul terjadinya manusia dan juga melambangkan 4 penjuru mata angin. Pada dasarnya tari Serimpi ini mengambarkan sifat baik dan sifat buruk. Manusia diajarkan untuk selalu berbuat baik sebagai bekal menghadap Sang Pencipta. Dari ke 4 putri tersebut masing-masing mempunyai nama yaitu : Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Legenda Tari Serimpi muncul pertama kali di masa kejayaan Kerajaan Mataram yang diperintah oleh Sultan Agung (1613-1646). Tarian ini hanya dipentaskan dalam lingkungan kraton sebagai acara ritual kenegaraan sampai peringatan naik takhta sultan. Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta pada tahun 1775. Di Kesultanan Yogyakarta, tarian Serimpi digolongkan menjadi 3 yaitu Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Di Kesultanan Surakarta, tarian Serimpi digolongkan menjadi 2 yaitu Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan. Macam-macam tari Serimpi : 1. Tari Serimpi Cina Salah satu jenis tari putri klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ada kekhususan pada tari Serimpi cina, yaitu busana para penari menyesuaikan dengan pakaian cina. 2. Tari Serimpi Padhelori Diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VI dan VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan cundrik. Membawakan cerita petikan dari Menak, ialah perang tanding Dewi Sirtu Pelaeli dan dewi Sudarawerti. Tari Serimpi Padhelori mempergunakan lagu pengiring utama Gending Pandhelori. 3. Tari Serimpi Pistol Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
  • 4. Hamengku Buwana VII. Kekhususan tarian ini terletak pada properti yang digunakan yaitu pistol. 4. Tari Serimpi Merak Kasimpir Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan jemparing. Gending yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Merak Kasimpir adalah Gending Merak Kasimpir. 5. Tari Serimpi Renggawati Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana V. Penari Serimpi Renggawati berjumlah 5 orang. Membawakan cerita petikan dari Angling Darmo yang magis, dengan menggunakan tambahan properti sebatang pohon dan seekor burung mliwis putih. 6. Tari Serimpi Pramugari Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, merupakan hasil ciptakan Sultan Hamengku Buwana VII. Tarian ini menggunakan properti pistol. Gending yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Pramugrari adalah Gending Pramugrari. 7. Tari Serimpi Sangopati Tarian ini dimainkan oleh dua orang penari wanita. Tarian srimpi sangopati karya Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi Sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata sang apati, sebuah sebutan bagi calon pengganti raja. Tarian ini melambangkan bekal untuk kematian (dari arti Sangopati) diperuntukan kepada Belanda. 8. Tari Serimpi Anglirmendhung Menurut R.T. Warsadiningrat, Anglirmedhung ini digubah oleh K.G.P.A.A.Mangkunagara I. Semula terdiri atas tujuh penari, yang kemudian dipersembahkan kepada Sinuhun Paku Buwana. Tetapi atas kehendak Sinuhun Paku Buwana IV tarian ini dirubah sedikit, menjadi Srimpi yang hanya terdiri atas empat penari saja. 9. Tari Serimpi Ludira Madu Tari Srimpi Ludira Madu ini diciptakan oleh Paku Buwono V ketika masih menjadi putra mahkota Keraton Surakarta dengan gelar sebutan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom.Tarian ini diciptakan untuk mengenang ibunda tercinta yang masih keturunan Madura, yaitu putri Adipati Cakraningrat dari Pamekasan. Ketika sang ibu meninggal dunia, Pakubuwono V masih berusia 1 ½ tahun , dan masih bernama Gusti Raden Mas Sugandi. Jumlah penari dalam tarian ini adalah 4 orang putri. Dalam tarian ini digambarkan sosok seorang ibu yang bijaksana dan cantik seperti jelas dituliskan pada syair lagu Srimpi Ludira Madu. Nama Ludira Madu diambil dari
  • 5. makna Ludira Madura yang berarti "Darah/ keturunan Madura". 5. Tari Sintren Sintren adalan kesenian tradisional masyarakat Pekalongan dan sekitarnya. Sintren adalah sebuah tarian yang berbau mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta Sulasih dan Sulandono.Tersebut dalam kisah bahwa Sulandono adalah putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih, seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso. Akhirnya R.Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung malalui alam goib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang pada saat meninggal jasadnya raib secara goib, yaitu dengan cara bahwa pada setiap acara dimana Sulasih muncul sebagai penari maka Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih,pada saat itu pula R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan R.Sulandono, yaitu dengan cara bahwa pada setiap acara dimana Sulasih muncul sebagai penari maka Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara SulasihdanR.Sulandono. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren,sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan cacatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari betul-betul masih dalam keadaan suci (perawan). Sintren diperankan oleh seorang gadis yang masih suci, dibantu pawang dan diiringi gending 6 orang, sesuai pengembangan tari sintren sebagai hiburan budaya maka dilengkapi dengan penari pendamping dan bador (lawak). Dari daerah Jawa Barat 1. Tari Topeng Kelana Cirebon Tari topeng dari Cirebon, merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng disaat menari. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah Tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Menakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Menakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja. 2. Tari Jaipongan
  • 6. Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan 3. Tari Topeng Tumenggung Priangan Bandung Tari Topeng Tumenggung adalah tarian yang bersal dari jawa barat, dalam topeng Tumenggung sesaat terasa nuansa atmosfir pada musik karawitan Priangan. Pada tari topeng Tumenggung ini pula diiringi oleh juru kawih/sinden. Iringan musik terasa berbeda, kendang sebagai pembungkus irama gerak tari ditabuh dengan ditepak, seperti pola kendang pada tepak kendang tari gaya Priangan. 4. Tari Topeng Udheng Indramayu Tari topeng hasil pengembangan Tari Kelana yang diciptakan oleh maestro tari topeng Indramayu,yaitu Mimi Rasinah. Dari daerah Jawa Timur 1. Tari Jejer Gandrung Tari jejer gandrung merupakan salah satu kebudayaan tradisional yang ada di daerah Kabupaten Banyuwangi. Jejer Gandrung itu sendiri berasal dari bahasa osing (bahasa asli banyuwangi) yang artinya “Jejer” adalah ditampilkan dan “Gandrung” adalah senang. Jadi trai jejer gandrung adalah tari yang ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau undangan yang berkunjung ke Banyuwangi. Tari jejer gandrung berasal di daerah Kemiren yaitu didaerah kaki gunung Ijen. Tari ini dimainkan oleh beberapa remaja putri dengan serasi, elok dan menawan. 2. Tari Reog Ponorogo Cerita reog yang terkandung di dalam reog ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Bujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Maka terciptalah reog ponorogo. Gerakan-gerakan dalam tari reog ponorogo menggambarkan tingkah polah manusia dalam perjalanan hidup mulai lahir, hidup, hingga mati. Filosofinya sangat dalam. Komponen Penari dalam Reog Ada 5 komponen penari dalam tari Reog Ponorogo, yaitu: 1. Prabu Kelono Sewandono 2. Patih Bujangganong 3. Jathil 4. Warok 5. Pembarong 1. Prabu Kelono Sewandono Prabu Kelono Sewandono ini adalah tokoh utama dalam tari Reog Ponorogo. Beliau digambarkan sebagai seorang Raja yang gagah berani dan bijaksana, digambarkan sebagai manusia dengan sayap dan topeng merah. Beliau memiliki senjata pamungkas yang disebut Pecut Samandiman. 2. Patih Bujangganong Patih bujangganong adalah patih dari Prabu Kelono Sewandono, merupakan tokoh protagonis dalam tarian ini. Dia digambarkan sebagai patih yang bertubuh
  • 7. kecil dan pendek, namun cerdik dan lincah. Patih Bujangganong disebut juga penthulan. Penarinya tidak memakai baju, hanya rompi berwarna merah dan topeng berwarna merah juga. 3. Jathil Jathil atau Jathilan adalah sepasukan prajurit wanita berkuda. Dalam tari Reog Ponorogo, penari Jathil adalah wanita. Mereka digambarkan sebagai prajurit wanita yang cantik dan berani. Kostum yang dikenakan penari Jathil adalah kemeja satin putih sebagai atasan dan jarit batik sebagai bawahan. Mereka mengenakan udheng sebagai penutup kepala dan mengendarai kuda kepang (kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu) 4. Warok Warok adalah pasukan Kelono Sewandono yang digambarkan sebagai orang yang sakti mandraguna dan kebal terhadap senjata tajam. Penari warok adalah pria dan umumnya berbadan besar. Warok mengenakan baju hitam-hitam (celana gombrong hitam dan baju hitam yang tidak dikancingkan) yang disebut Penadhon. Penadhon ini sekarang juga digunakan sebagai pakaian budaya resmi Kabupaten Ponorogo. Warok dibagi menjadi dua, yaitu warok tua dan warok muda. Perbedaan mereka terletak pada kostum yang dikenakan, dimana warok tua mengenakan kemeja putih sebelum penadhon dan membawa tongkat, sedangkan warok muda tidak mengenakan apa-apa selain penadhon dan tidak membawa tongkat. Senjata pamungkas para warok adalah tali kolor warna putih yang tebal. 5. Pembarong Pembarong adalah penari yang memiliki peranan paling penting dalam tari Reog Ponorogo. Pembarong adalah penari yang nantinya akan membawa Dadak Merak (topeng kepala singa dengan hiasan burung merah dan bulunya di atas kepala singa) yang tingginya satu setengah meter. Pembarong mengenakan celana panjang hitam dan baju kimplong (baju yang hanya punya satu cantelan bahu) dan harus menggigit kayu di bagian dalam kepala singa untuk mengangkat Dadak Merak. Seorang pembarong haruslah orang yang sangat kuat, karena dia harus bisa menundukkan Dadak Merak hingga menyentuh lantai dan mengangkatnya lagi ke posisi tegak. Dadak Merak disimbolkan sebagai Singobarong, dan secara umum Dadak Merak inilah yang membuat tari Reog Ponorogo menjadi sangat unik, karena bentuk topengnya yang sangat besar dan khas serta adanya filosofi di dalamnya. Karena itu, pembarong benar-benar harus memiliki keterampilan dan kemampuan yang tinggi agar bisa menghidupkan Singobarong yang dimainkannya. 3. Tari Kuda Lumping Tari Kuda lumping lahir sebagai simbolisasi, bahwa rakyat juga memiliki kemampuan (kedigdayaan), dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elit kerajaan, yang memiliki bala tentara. Selain itu, menghadirkan hiburan yang murah meriah namun fenomenal kepada rakyat banyak. Dari daerah Bali Tari Pendet Tari Pendet diciptakan oleh dua orang maestro tari Bali yaitu I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng pada tahun 1950. Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Menurut tradisi Bali, para penari Pendet haruslah gadis yang belum menikah, karena dalam tarian tersebut mereka membawa saji-
  • 8. sajian suci untuk para dewa. Namun lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah tari Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern pada tari ini adalah I Wayan Rindi pada tahun 1967. Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik. Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya. Adapun orkes gamelan yang mengiringi tari Pendet ini ialah gamelan gong, atau gamelan palegongan, atau gamelan semar pagulingan. Tari Pendet merupakan tarian masal yang bisa dibawakan oleh empat penari, enam penari, delapan atau lebih. Tari Gopala Tari Gopala merupakan tarian yang bertemakan kerakyatan yang ditarikan sekelompok anak- anak atau remaja Putra, dimana tarian ini digarap oleh I Nyoman Suarsa sebagai penata tari dan I Ketut Gede Asnawa,MA sebagai penata tabuh, diambil dari penggalan cerita pragmentari : “STRI ASADHU” Karya Ibu Ketut Arini,S.St. Tarian ini diciptakan pada tahun 1983. Gopala adalah sebuah istilah dalam bahasa Kawi yang berarti penggembala sapi. Tarian ini merupakan tari kelompok, dan biasanya ditarikan oleh 4 sampai 8 orang penari putra. Dalam tarian Gopala ini menceritakan aktivitas yang dilakukan oleh para pengembala di ladang pertanian/sawah. Semua aktivitas tadi dituangkan kedalam bentuk garapan tari misalnya: gerakan binatang sapi, memotong rumput, menghalau burung, membajak sawah, menuai padi dan gerak lain-lainnya yang berhubungan dengan aktivitas petani. Gerak tersebut di atas di olah menjadi pola garap yang berbau baru dengan nuansa estetika kekinian. Gerakan tari ini menjadi hidup apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan semangat. Tari Puspanjali Puspanjali (puspa = bunga, anjali = menghormat) merupakan sebuah tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok penari putri (biasanya antara 5-7 orang). Menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.
  • 9. Tari Baris Tunggal Tari Baris merupakan salah satu tarian sakral yang digunakan oleh umat Hindu di Bali sebagai pelengkap di suatu upacara keagamaan agama Hindu di Bali. Sifat sakral dalam tari Baris ialah, bahwa tari ini merupakan sebuah tarian untuk membuktikan kedewasaan seseorang dalam segi jasmani. Kedewasaan seseorang pria dibuktikan dengan mempertunjukkan kemahiran dalam olah keprajuritan yang biasanya disertai dengan kemahiran dalam memainkan senjata perang. Maka dari itu, tari Baris selain merupakan tarian sakral juga merupakan tari kepahlawanan. Adapun ciri khas dari tari Baris ialah, pertama tari ini lebih menonjolkan ketegapan dan kemantapan dalam langkah – langkah kaki serta kemahiran memainkan senjata perang. Kedua, pakaiannya juga mempunyai corak yang khas, yaitu penutup kepalanya bebebtuk kerucut, dan penutup badannya terdiri dari baju panjang serta hiasan kain – kain kecil panjang yaitu awir dan lelamakan. Tari Baris terbagi menjadi 2 bagian, salah satunya adalah tari Baris Tunggal. Tari baris tunggal merupakan tarian sakral yang digunakan pada saat Upacara Pitra Yadnya yaitu Karya mamukur, dimana disini tari baris tunggal berfungsi sebagai sarana penghatur punia atau persembahan bagi para leluhur yang dihantarkan dengan mantra-mantra suci Sulinggih dan alunan gamelan pengiring tari baris tunggal itu sendiri. Tari baris tunggal merupakan tarian lepas yang dibawakan oleh seorang laki-laki, dimana menggambarkan seorang prajurit gagah perkasa yang memiliki kematangan jiwa dan kepercayaan dimana itu diperlihatkan dengan gerakan tari yang dinamis dan lugas. Berbeda dengan tari Baris Tunggal sakral, tari Baris Tunggal Profan juga biasanya ditampilkan sebagai tari lepas dalam beragam pagelaran seni pertunjukan balih-balihan Tari Genjek Tari Genjek adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang sampai saat ini masih berkembang di Karangasem. Seni Genjek ini awalnya merupakan salah satu seni karawitan, dimana penampilannya pada setiap kesempatan tidak terlalu banyak menggunakan berbagai jenis instrumen seperti yang terdapat pada seni kerawitan lainnya. Elemen yang paling dominan dipakai dalam seni Genjek ini adalah elemen suara (vocal) yang dikemas dalam bentuk tembang atau gending. Disamping terdapat beberapa alat musik lain yang dipakai sebagai pengiring, yang paling unik dalam penampilan seni Genjek ini adalah adanya sarana lain yang menyertai, yang berupa minuman khas Bali, yaitu tuak. Bermula dari acara kumpul-kumpul sambil minum arak dan tuak, beberapa orang yang sudah hilang kendali dalam artian mabuk, mereka mengeluarkan suara-suara yang tidak tentu dan akhirnya disahuti dengan yang lainnya. Kesan senang dan gembira terpancarkan dari cara mereka mengungkapkan kata-kata dengan berirama selayaknya sebuah lagu tersebut. Sebagian orang lainnya akan menirukan suara musik sebagai pelengkap dari genjek khususnya suara kendang dan kempul.
  • 10. Kreativitas pun terus berjalan dengan masuknya para wanita yang ikut menyanyi, supaya sahut-menyahut dalam lagu menjadi lebih hidup. Tiba-tiba masuk pula alat tabuh angklung bambu (gerantangan) yang biasa mengiringi tari joged. Maka seni genjek mengalami perjalanan yang demikian cepat, dari seni mabuk menjadi seni koor khas Bali dengan irama yang demikian enerjik. Apalagi unsur mabuknya kemudian berangsur dihilangkan, serta masuknya tarian joged yang membuat tarian ini semakin bervariasi. Tari Gabor Tari ini merupakan tarian wanita yang mirip dengan tari Pendet. Bahkan sebenarnya tari ini hanya merupakan variasi lain dari tari Pendet, namun pembendaharaan geraknya lebih banyak, diambil dari gerak-gerak tari upacara seperti Rejang. Tari Gabor biasanya ditarikan oleh dua orang penari wanita atau lebih. Tari ini diciptakan oleh I Gusti Raka (dari Saba) seorang dosen ASTI Denpasar pada tahun 1969. Tarian yang sejenis kemudian diubah oleh I Wayan Beratha guru SMKI Denpasar pada tahun 1970. Pada tahun 1972 I Wayan Beratha menciptakan tarian yang sejenis yang dinamakan tari Panyembrama Tari Condong Tari Condong adalah sebagai pelestarian budaya Bali dalam upaya mengajegkan Bali. Awalnya tarian ini menampilkan dua penari yang menyimbolkan dua bidadari dari sorga yaitu bidadari Supraba dan Wilotama. Namun, dalam perkembangannya sekitar tahun 1930- an, muncul ide seniman untuk melengkapinya tarian ini. Tarian ini menjadi lebih hidup dengan mengisahkan suasana kerajaan yakni menampilkan tingkah polah sang raja dan sang abdi. Walaupun tarian ini merupakan tarian dasar yang harus dikuasai oleh penari, hingga saat ini tak ada yang tahu siapa pencipta tarian klasik ini. Tari Kecak Kecak (pelafalan: /'ke.tʃ ak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan- harapannya kepada masyarakat.
  • 11. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh- tokoh Ramayana. Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali- nya. Tari Kupu–Kupu Tarum Tari Kupu-kupu melukiskan ketentraman dan kedamaian hidup sekelompok kupu-kupu yang dengan riangnya berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain. Tarian ini merupakan tarian putri masal yang diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960-an. Tari Jauk Tari Jauk apabila ditinjau dari segi teknik gerak tarinya mirip sekali dengan tari Baris. Tetapi dalam tari Jauk ini penarinya menggunakan topeng Jauk dan gerakan tarinya bersifat improvisasi. Topeng Jauk selalu berwarna menyala atau putih serta dengan mata melotot yang penuh pandangan yang tajam sekali. Selain itu penari Jauk mengenakan sarung tangan yang berkuku panjang. Apabila tari Jauk dipertunjukkan dalam bentuk drama tari, yang cocok sekali ditarikan dengan tari Jauk ialah peranan Rahwana dan Bima. Usia tari Jauk kemungkinan besar sama dengan drama tari topeng yang lahir pada abad ke-XVII. Tari Tenun Tari Tenun merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh dua orang seniman tari yaitu, Nyoman Ridet dan Wayan Likes pada tahun 1957. Cerita yang diangkat dalam tari Tenun ini menggambarkan tentang penenun-penenun wanita dari desa yang sedang membuat kain tenun dengan alat-alat yang sangat sederhana sekali. Tari ini dimulai sejak para penenun mulai memintal benang, mengatur benang pada alat tenun dan diakhiri dengan menenun. Sebagian gerak-gerak dalam tari ini masih mengacu pada unsur-unsur tarian klasik, namun sebagian lagi telah ditambahkan dengan gerak-gerak imitatif. Gerak-gerak imitatif tersebut terlihat pada saat penenun mengerjakan pekerjaannya, misalnya sedang memintal benang dan menenun. Tari Rejang
  • 12. Tari Rejang merupakan tarian wanita yang berbentuk tarian masal. Tari ini juga merupakan tarian sakral dan yang menjadi persembahan kepada para dewa ialah para penari itu sendiri. Maka dari itu para penari Rejang haruslah gadis-gadis yang masih suci, bahkan sering dilakukan oleh gadis kecil yang berumur enam tahun. Para penari dipimpin oleh seorang pemangku yang menari paling depan. Di belakang pemangku para penari Rejang berderet- deret menari sambil memegang seutas benang yang dibawa oleh pemangku. Para penari Rejang terkadang menggunakan kipas dalam tarian tersebut, namun sering juga tidak. Irama pada tarian Rejang lambat sekali dan gerakan tarinya juga sangat sederhana. Sehingga tiap gadis Bali dapat melakukannya. Tarian ini diadakan dipura pada malam hari. Iringan gamelannya menggunakan gamelan semar pagulingan. Tari Legong Legong merupakan kelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari tari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap. Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas. Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad. Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi. Tari Mregapati Tari Mregapati merupakan karakter babancihan keras yang melukiskan gerak-gerik raja hutan sedang mengintai mangsa, kemudian dikiaskan dalam kegagah-perkasaan seorang raja. Tari Mregapati ini sering juga disebut sebagai Kebyar Dong, karena diambil dari nada pertama gending tarian yang diciptakan tahun 1942 oleh seniman I Nyoman Kaler
  • 13. Tari Cendrawasih Kisah yang digambarkan di dalam tarian ini adalah menggambarkan kelembutan serta kemesraan dari sepasang burung cendrawasih di pegunungan Irian Jaya pada masa birahi saat menghiasi alam sekelilingnya dengan tarian cinta mereka yang tersusun atas warna-warni pelangi terpendar dalam rangkuman gerak mereka yang indah bagaikan penggalan puisi para pujangga. Tari duet yang ditarikan oleh penari putri, kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan bentuk - bentuk baru sesuai dengan tema tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat dan memperjelas desain gerak yang diciptakan. Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988.