SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  148
Télécharger pour lire hors ligne
PROPINSI DKI JAKARTA
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
PembuatanMaster Plan
PenanggulanganKebakaran dan
Bencana Lain
Jakarta, 3 Mei 2006
Ruang Rapat
Dinas Pemadam Kebakaran
17 Mei 2006 2
Ruang Lingkup Pekerjaan
1. Master Plan
Sistem Layanan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya
Sistem Diklat Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya
Sistem Komunikasi dan Informasi Penanggulangan kebakaran dan
Bencana lainnya
Sistem Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan
Kebakaran dan Bencana Lainnya
2. Detail Plan
Sarana dan Prasarana Penanggulangan Kebakaran dan Bencana
lainnya
Sistem Perawatan Kendaraan Operasional Pemadam Kebakaran
17 Mei 2006 3
Metodologi
(1/3)
1. Metoda, pendekatan dan analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Konsep Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK).
2. Metoda Fire Cover.
3. Pendekatan model STPI.
4. Metoda analisis resiko bahaya kebakaran.
2. Analisis dilakukan terhadap :
1. Prediksi pertumbuhan penduduk,
2. Kesesuaian dengan RTRW,
3. Kebutuhan air untuk pemadaman,
4. Kebutuhan pos pemadam kebakaran di tiap wilayah,
5. Kebutuhan SDM,
6. Kebutuhan prasarana dan sarana yang didasarkan pada skenario pertumbuhan kota
Jakarta menuju 2025 yang berbasis tata ruang sebagaimana diatur dalam RTRW.
3. Dengan menerapkan metoda WMK, dan analisis resiko bahaya kebakaran &
bencana lainnya disusun suatu peta jangkauan layanan di setiap wilayah DKI
Jakarta yang menunjang efektivitas operasi penanggulangan khususnya
dikaitkan dengan waktu tanggap (response time).
17 Mei 2006 4
Metodologi
(2/3)
4. Selanjutnya dihitung kebutuhan air untuk pemadaman, kebutuhan pos pemadam
kebakaran, jumlah personil serta kebutuhan akan prasarana dan sarana lainnya.
5. Dengan metoda fire cover dapat diidentifikasi :
1. Waktu tanggap dan bobot serangan (weight of attack),
2. Ketahanan bangunan dalam pencegahan kebakaran (fire prevention),
3. Penaksiran resiko bahaya kebakaran dan sistem penanganan yang tepat (dilakukan melalui
pembuatan peta bahaya kebakaran dan bencana lainnya di setiap wilayah DKI Jakarta),
4. Peningkatan sistem komunikasi dan informasi emergency, dan
5. Kelengkapan prasarana dan sarana pendukungnya.
6. Melalui pendekatan model STPI (Science Technology and Policy Implementation) dapat
diidentifikasi hal-hal yang menyangkut :
1. Kebijakan (policy),
2. Peraturan dan perundang-undangan,
3. Kelembagaan,
4. Mekanisme operasional dan pranata,
dalam mengantisipasi skenario perkembangan kota Jakarta menuju ke tahun 2025.
7. Selanjutnya disusun program-program pokok peningkatan kinerja berdasarkan jenis
layanan dan pembidangan sesuai struktur organisasi yang berlaku.
17 Mei 2006 5
Metodologi
(3/3)
Permukiman
Pengelompokan
KDB & KLB
Karakteristik Zona/Kawasan
Land Use Industri Klasifikasi Tipologi Tingkat Resiko
Konstruksi Kebakaran & Kebakaran & Bencana Master Plan
Pusat dan Sub Bencana Lain Lain Penanggulangan
Pusat Faktor Bahaya  Fire Cover
Bangunan  Penyelamatan
Kondisi Jakarta Kawasan  Pencegahan
Khusus  Response time
 WMK
Sumber Air Air permukaan, Penseleksian Ketersediaan Perhitungan Pasokan Detail Plan
Hidran/Tandon kualitas sumber dan kebu tuhan Air Total & Delivery Perlengkapan
air pemadam Rate
Aksesibilitas Jaringan Jalur Arteri dan Tingkat Kecepatan maksimum
Transportasi Kolektor Aksesibilitas kendaraan
Prediksi Perda 6/1999 RTRW Gambaran Tingkat
Perkembangan Jakarta 2010 Resiko Bencana 2025
Pengembangan
Kepmen PU 11/ Ketentuan Teknis Manajemen Sistem Penanggu-
KPTS/2000 Penanggulangan Kebakarandi Perkotaan langan Bencana
Jumlah yang Jumlah yang ideal utk  Pengembangan
SK.Gub 9 tahun Organisasi dan SDM saat ini & belum memadai operasional yg Visi & Misi
2002 Tata Kerja DPK permasalahan optimum  Pengembangan
Kondisi DPK Organisasi
Kualitas yang Spesialisasi  Pengembangan
perlu sesuai dg tututan SDM
ditingkatkan perkembangan
Perda DKI Peraturan pe Organisasi dan
No.3/1992 nanggulangan Tata Kerja DPK Kebutuhan
Kebakaran dan Pengembangan dan
Jenis Bangunan Program Detail
Rencana Detail
Penanggulangan
 Terapan Sistem
dalam lingkup
Kodya
 Tingkat
kedalaman detail
WMK/Kecamatan
 Rincian Hazard
Mapping per
jenis
penggunaan
lahan
17 Mei 2006 6
Pertimbangan Dasar :
Potret Kebakaran dan Bencana Lain :
Frekuensi Kejadian Kebakaran 1981-2000
0
200
400
600
800
1000
1200
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Pusat Utara Barat Selatan Timur
17 Mei 2006 7
0
200
400
600
800
1000
1200
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Lain-Lain
Rokok
Listrik
Lampu
Kompor
Pertimbangan Dasar :
Potret Kebakaran dan Bencana Lain :
Penyebab Kebakaran
0%
20%
40%
60%
80%
100%
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Lain-Lain
Rokok
Listrik
Lampu
Kompor
17 Mei 2006 8
Pertimbangan Dasar :
Potret Kebakaran dan Bencana Lain :
Jumlah Korban dan Victim per Million
0
50
100
150
200
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Luka-Luka
M ati
5.15
9.27 9.78
6.95
3.95
5.86
4.40
8.68
0
2
4
6
8
10
1997 1998 1999 2000
M ati
Luka-Luka
17 Mei 2006 9
0
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
250,000,000,000
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Pertimbangan Dasar :
Potret Kebakaran dan Bencana Lain :
Luas Kebakaran dan Jumlah Kerugian
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Luas kebakaran dari tahun 1981-2000 di wilayah
Jakarta(dalam m2)
Jumlahkerugian material kebakaran dari tahun
1981-2000di wilayah Jakarta (milyar rupiah)
17 Mei 2006 10
Pertimbangan Dasar :
Kebijakan Tata Ruang DKI Jakarta Sebagai Landasan
Masterplan Kebakaran dan Bencana Lain
Rencana Garis Besar Tata Ruang Wilayah
(RRTRW) Kecamatan yang ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur No.
1516 Tahun 1997.
Kebijakan lain yang relevan,
seperti : studi Rencana Induk
Transportasi Terpadu SITRAMP, dll, yang
mempunyai jangka waktu perencanaan
sampai dengan 2020.
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) DKI Jakarta 2010 yang
telah disahkan menjadi
Perda 6 tahun 1999.
17 Mei 2006 11
Pertimbangan Dasar :
Dasar Kebijakan Masterplan
Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain
1. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan
Umum Nomor 11/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan
2. Perda Nomor 3 tahun 1992 tentang
Ketentuan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta
17 Mei 2006 12
Pertimbangan Dasar :
Variabel Tata Ruang Kota
Variabel pokok :
1. Penduduk
2. Karakter Land Use
3. Koefisien Dasar
Bangunan (KDB)
4. Koefisien Lantai
Bangunan (KLB)
5. Tingkat aksesibilitas
6. Ketersediaan sumber
air
1. Wilayah Manajemen Kebakaran
(WMK)
2. Angka Resiko Kebakaran
3. Angka Klasifikasi Konstruksi (AKK)
4. Faktor Bahaya (FB)
17 Mei 2006 13
Pertimbangan Dasar :
Variabel Tata Ruang Kota
Variabel Tata Ruang DKI
Perkembangan Tata Ruang DKI Jakarta
No. Variabel Penanggulangan
Jumlah
Penduduk
Karakter
Landuse
KDB-KLB Sumber Air
Tingkat
Aksesibilitas
5 Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta
Analisis Resiko Kebakaran/WMK
2005 2010 2015 2020 2025
1 Pemadaman
1 Informasi
2 Evakuasi
3 Pencarian Sumber Api
4 Pemadaman
2 Penyelamatan
1 Bencana Tportasi dan Bangunan
2 Bencana Air dan Ketinggian
3 Bencana B3
4 Pertolongan Darurat
3 Pencegahan
1 Renstra Tindakan Darurat
2 POS/SOP
3 Pelatihan
4 Pemeriksaan dan Pemeliharaan
5 Action Plan
6 Hubungan dg Lingkungan
4 Pemberdayaan/ Koord.
( 3Pilar)
1 Dinas Pemadam Kebakaran
2 Instansi Terkait
3 Masyarakat
C' ' ' '
D D' D' ' D' ' ' D' ' ' '
C C' C' ' C' ' '
A' ' ' A' ' ' '
B B' B' ' B' ' ' B' ' ' '
A A' A' '
17 Mei 2006 14
Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain :
Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain
dalam Kerangka Penataan Kota
1. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) perkotaan
adalah bagian dari ”Manajemen Perkotaan” untuk
mengupayakan kesiapan instansi pemadam kebakaran,
pengelola, penghuni dan masyarakat terhadap kegiatan
pemadaman kebakaran yang terjadi pada bangunan dan
atau lingkungan di dalam kota.
2. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) lingkungan
adalah bagian dari ”Manajemen Estat”.
3. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) bangunan
gedung adalah bagian dari ”Manajemen Bangunan”.
17 Mei 2006 15
Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain :
Manajemen Penanggulangan Kebakaran Kota
1. Manajemen Penanggulangan Kebakaran Kota
1) Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
2) Sarana dan Prasarana Kebakaran Kota
3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Kota 4) Tata Laksana Operasional
5) Pengendalian Teknis 6) SDM
7) Peran Serta Masyarakat 8) Pembinaan Teknis
2- Manajemen Penanggulangan Kebakaran Lingkungan
1) Wilayah Manajemen Kebakaran Lingkungan
2) Prasarana dan Sarana Penanggulangan Kebakaran Lingkungan
3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Lingkungan
4) Tata Laksana Operasional Lingkungan 5) Sumber Daya Manusia (SDM)
6) Pembinaan dan Pelatihan
3- Manajemen Penanggulangan Kebakaran Bangunan Gedung
1) Proteksi Bahaya Kebakaran dalam Bangunan Gedung
2) Prasarana dan Sarana Penanggulangan Kebakaran dalam Gedung
3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Bangunan Gedung
4) Tata Laksana Operasional 5) Sumber Daya Manusia (SDM)
17 Mei 2006 16
Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain :
Skenario Perkembangan Kota
Potret DKI Jakarta
2005
Kondisi Eksisting/Hasil Survey :
 Penduduk 7.452.270 jiwa
 Land use, KDB-KLB
 Program terealisasi (MRT, Monorail)
DKI Jakarta 2010
RTRW DKI Jakarta 2010/Perda 6/’99 :
 Penduduk 12.500.000 jiwa & distribusi
 Rencana Land use, renc KDB-KLB
 Struktur ruang kota (sistem pusat)
 Rencana Sistem Transportasi
DKI Jakarta 2020
Interpolasi/Prediksi :
 Penduduk melalui analisis trend pertumbuhan
 Gambaran Land use, KDB-KLB berdasarkan pola
kecenderungan dan arah perkembangan
 Struktur ruang kota (sistem pusat) & terapan pola
ruang modern (superblok, highrise building, dll)
 Renc Sistem Transportasi/terapan penuh Sitramp
2020 (sebagai kerangka ruang kota)
DKI Jakarta 2025
Grand Scenario :
 Penduduk melalui analisis trend dan asistensi
Bapeda/BPS
 Gambaran Optimasi Land use, KDB-KLB
 Optimasipengisian struktur ruang kota (sistem
pusat)
 Optimasifungsi jaringan transportasi kota
KARAKTER PERKEMBANGAN KOTA
Identifikasi Potensi dan
Permasalahan Sistem
Penanggulangan Kebakaran &
Bencana Lain
Formulasi Sistem dan Program
Penanggulangan Sesuai
Karakter Kota 2010 :
 Standar Sistem
 Program pokok
 Strategi penanggulangan
Formulasi Sistem dan Program
Penanggulangan Sesuai
Karakter Kota 2020 :
 Standar Sistem
 Program pokok
 Strategi penanggulangan
Formulasi Sistem dan Program
Penanggulangan Sesuai
Karakter Kota 2025 :
 Standar Sistem
 Program pokok
 Strategi penanggulangan
TAHAPAN MASTER PLAN
Peta Resiko
Kebakaran 2005
Peta Resiko
Kebakaran 2010
Peta Resiko
Kebakaran 2020
Peta Resiko
Kebakaran 2025
17 Mei 2006 17
Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain :
Skenario Perkembangan Kota
Kondisi Eksisting/Hasil Survey :
 Penduduk 7.452.270 jiwa
 Land use, KDB-KLB
 Program terealisasi (MRT, Monorail)
RTRW DKI Jakarta 2010/Perda 6/’99 :
 Penduduk 12.500.000 jiwa & distribusi
 Rencana Land use, renc KDB-KLB
 Struktur ruang kota (sistem pusat)
 Rencana Sistem Transportasi
Interpolasi/Prediksi :
 Penduduk melalui analisis trend pertumbuhan
 Struktur ruang kota (sistem pusat) & terapan pola
ruang modern (superblok, highrise building, dll)
 Renc Sistem Transportasi/terapan penuh Sitramp
2020 ( kerangka ruang kota)
DKI Jakarta
2025
Grand Scenario :
 Penduduk melalui analisis trend dan asistensi
Bapeda/BPS
 Optimasipengisian struktur ruang kota (sistem
pusat)
 Optimasifungsi jaringan transportasi kota
KARAKTER PERKEMBANGAN KOTA
Mater Plan Penanggulangan
Bencana :
• Sistem Pencegahan
• Fire cover
• Sistem Penyelamatan
Detail Plan :
• Sumber Daya Manusia
• Perlengkapan
Pengembangan Formulasi Sistem
dan Program Penanggulangan
Sesuai Tipologi dan Tingkat
Resiko Bencana :
 Standar Sistem
 Program pokok
 Strategi penanggulangan
TAHAPAN MASTER PLAN
Peta Resiko
Kebakaran 2005
Tingkat Resiko
Kebakaran 2010
Tingkat Resiko
Kebakaran 2015 -
2020
Tingkat Resiko
Kebakaran 2025
Potret DKI
Jakarta 2005
DKI Jakarta
2015 - 2020
DKI Jakarta
2010
17 Mei 2006 18
Resiko Bahaya Kebakaran
Resiko dalam konteks kebakaran
diartikan sebagai kombinasi antara
kecenderungan terjadinya kebakaran
dan konsekwensi potensi yang
ditimbulkannya
Risk
Kecenderungan
Terjadi
Konsekwensi
Potensial
Data kejadian kebakaran
Penggunaan lahan / land use
Kepadatan penduduk
Stagnasi bisnis / usaha
Kerapatan bangunan
Level proteksi terpasang
Level kesiapan masyarakat
Kerugian materi
Korban luka atau meninggal
17 Mei 2006 19
Central Business District
(CBD)
Central Business District
(CBD)
Kawasan
Kumuh
Kawasan
Kumuh
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran
Zona/ Kawasan Industri dan
Pergudangan
Zona/ Kawasan Industri dan
Pergudangan
Lokasi Beresiko
Ancaman
Kematian Tinggi
Lokasi Beresiko
Ancaman
Kematian Tinggi
17 Mei 2006 20
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran
1. Central Business District (CBD) :
Kawasan bangunan menengah dan tinggi (sebagai kegiatan perkantoran,
perdagangan, pusat perbelanjaan/Mal, Hotel, dan apartemen)
Bangunan dengan prototipe bangunan campuran ruko dan rukan.
Kawasan tempat hiburan
2. Zona/Kawasan Industri dan
Pergudangan :
1. Jakarta Timur
Industri Barang dari Logam
(21,37%),
Industri Kimia (21,37%), dan
Industri Tekstil Pakaian Jadi dan
Kulit (13,70%).
2. Jakarta Barat
industri karet dan barang dari karet
(17,74%),
industri pakaian jadi (16,60%).
3. Jakarta Utara
industri pakaian jadi (33%), dan
industri konstruksi yang bergerak
dalam pembangunan infrastruktur.
4. Jakarta Selatan
industri pakaian jadi dan kulit
(35%),
industri makanan dan minuman
(18%).
5. Jakarta Pusat
industri pakaian jadi (31,51%),
industri percetakan dan penerbitan
(27,40%).
Central Business District
(CBD)
Central Business District
(CBD)
Zona/ Kawasan Industri dan
Pergudangan
Zona/ Kawasan Industri dan
Pergudangan
17 Mei 2006 21
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran
3. Kawasan Kumuh
Kawasan kumuh adalah kawasan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk
dan bangunan yang tinggi, minim infrastruktur, tata letak bangunan tidak
beraturan, konstruksi bangunan bersifat temporer, dan sirkulasi udara
bangunan dan lingkungan yang minim.
4. Lokasi Beresiko Ancaman Kematian Tinggi
Lokasi-lokasi yang beresiko kematian tinggi merupakan tempat-tempat
perawatan, seperti rumah sakit, panti jompo, panti dan asrama anak-anak,
gedung hiburan, dan lain-lain yang sejenis.
Analisis kawasan CBD, kawasan/zona industri dan lokasi/kawasan tertentu ini
akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan karakter lingkup
penanganan, pencegahan, dan penanggulangan (fire cover) wilayah-wilayah
tersebut. Tujuannya adalah untuk pemaduan analisis dengan karakter tata guna
lahan lainnya, sehingga dapat ditentukan :
standar operasional upaya pencegahan (prevention),
proses penaksiran resiko bahaya (risk assesment process), dan
sistem penangangan yang tepat (robust measuring system).
Kawasan
Kumuh
Kawasan
Kumuh
Lokasi Beresiko
Ancaman
Kematian Tinggi
Lokasi Beresiko
Ancaman
Kematian Tinggi
17 Mei 2006 22
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Karakter dan Jenis Bencana Lain
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS
PEMADAM KEBAKARAN
Bagian Ketujuh : Subdinas
Penyelamatan
Pasal 16, Ayat (1) : Subdinas
Penyelamatan mempunyai tugas
melaksanakanusaha-usaha
penyelamatan (1) transportasi,
bangunan runtuh, (2) penyelamatan
air, (3) ketinggian,(4) penyelamatan
bahan berbahaya serta
(5) pertolongandarurat.
Bencana
Banjir
Bencana
Bangunan
Tinggi
Bencana
Bangunan
Runtuh
Bencana
Transportasi
Jenis
Bencana
Lain
17 Mei 2006 23
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Karakter dan Jenis Bencana Lain :
Pemetaan Lokasi Potensial Kejadian Bencana Lain di DKI Jakarta
1. Kawasan bandara / rawan
bencana transportasi udara.
2. Kawasan rawan bencana
bangunan tingi dan arson fire.
3. Kawasan rawan banjir.
4. Kawasan rawan ledakan.
5. Kawasan pelabuhan / rawan
bencana perairan.
6. Kawasan perlintasan / rawan
kecelakaan kereta api.
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS
PEMADAM KEBAKARAN
Bagian Ketujuh : Subdinas
Penyelamatan
Pasal 16, Ayat (1) : Subdinas
Penyelamatan mempunyai tugas
melaksanakanusaha-usaha
penyelamatan(1) transportasi,
bangunan runtuh, (2) penyelamatan
air, (3) ketinggian,(4) penyelamatan
bahan berbahaya serta
(5) pertolongandarurat.
17 Mei 2006 24
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Karakter dan Jenis Bencana Lain :
Lokasi Potensial Kejadian Bencana Lain di DKI Jakarta
17 Mei 2006 25
Langkah-langkah Penentuan
WMK, Air, Pos
1. Menentukan kelompok bangunan berdasarkan fungsi yang sama
2. Menentukan angka resiko kebakarannmasing-masing
3. Perhatian khusus pada kelompok bangunan yang mempunyai resiko kebakaran
tertinggi
4. Dari kelompok bangunan tersebut, diambil sebagai obyek adalah satu bangunan
yang paling luas.
5. Dari bangunan tersebut, ditentukan lantai satu yang beresiko paling tinggi untuk
diambil sebagai basis perhitungan kebutuhan air.
6. Asumsi bengunan yang terbakar disesuaikan dengan Angka Resiko Kebakaran
(ARK) dan diambil “X” % dari total luas uji petik yang terbakar yaitu :
ANGKA RESIKO KEBAKARAN (ARK) ASUMSI YANG DIAMBIL (X%)*
7 10
6 25
5 40
4 55
3 70
17 Mei 2006 26
7. Kemudian menentukan kebutuhan air berdasarkan rumus :
PAT = Pasokan Air Total
V = Volume Total Bangunan (3)
ARK = Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran
AKK = Angka Klasifikasi Konstruksi Resiko
FB = Faktor Barbahaya dari Bangunan Yang Berdekatan
PAT =
V
ARK
x AKK x F
Langkah-langkah Penentuan
WMK, Air, Pos
8. Asumsi bengunan yang terbakar di sesuaikan dengan Angka Resiko Kebakaran
(ARK) dan diambil “X” % dari total luas uji petik yang terbakar yaitu :
PASOKAN AIR TOTAL YANG DIPERLUKAN LAJU PENGALIRAN YANG DIPERLUKAN
(Liter) (Galon) (Liter/Menit) (Galon/Menit)
< 9.459 < 2.499 946 250
9.460 – 37.849 2.500 – 9.999 1.893 500
37.850 – 75.699 10.000 – 19.999 2.839 750
> 75.700 > 20.000 3.785 1.000
17 Mei 2006 27
9. Menentukan laju penerapan air berdasarkan :
(P x L x T) x asumsi % dari luas bangunan yang terbakar
100
= ……. Cu feet
Langkah-langkah Penentuan
WMK, Air, Pos
10. Menentukan jumlah mobil yang dibutuhkanberdasarkan
laju penerapan air, dengan asumsi mobil pemadam kebakaran dapat
mengalirkan air 250 gpm. Asumsi lain adalah setiap lokasi kebakaran dapat
dilayani oleh semua kendaraan yang ada pada WMK tersebut.
11. Setelah itu, menentukan sumber-sumber air yang dapat digunakanuntuk
pemadam kebakaran, dengan mempertimbangkan akses-akses yang ada. Adapun
pasokan air tersebut untuk Jakarta hanya dapat diperoleh dari tangki/tandon air,
mobil tangki dan hidran.
12. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah mobil dengan asumsi bahwa 1 pos = 2
mobil, maka dapat diketahui jumlah pos yang dibutuhkan.
13. Penentuan lokasi sub station, dilihat dari kelayakan luasan lahan minimal 400
m2.
17 Mei 2006 28
Kebutuhan Air
V
PAT = X AKK X FB
ARK
PAT : pasokanair total
V : volume total bangunan
ARK : angka klasifiksi resiko bahaya kebakaran
AKK : angka klasifikasi konstruksiresiko
FB : faktor berbahaya dari bangunanyang
berdekatan
Perhitungan Kebutuhan Air
(P x L x T)
Laju = x asumsi % bangunan yg terbakar
100
17 Mei 2006 29
Laju Pengaliran Air
Pasokan Air Total yang diperlukan Laju pengaliran yang diperlukan
(liter) (galon) (liter/menit) (galon/menit)
< 9.456 < 2.499 946 250
9.460-37.849 2.500-9.999 1.893 500
37.850-75.699 10.000-19.999 2.839 750
>75.700 > 20.000 3785 1000
(P x L x T)
Laju = x asumsi % bangunan yg terbakar
100
17 Mei 2006 30
Contoh Perhitungan Kebutuhan Air
Untuk Jakarta Utara – Kecamatan Cilincing
CILINCING ( LUAS KECAMATAN )
perumahan
bangunan umum
industri
jumlah penduduk
jumlah rumah
rata2 luasan
luas bangunan rumah
vol tiap rumah
PAT
application rate
kebutuhan mobil
2010
Luas Kecamatan Area
4,255.00
54.00 22,977,000.00
10.00 4,255,000.00
29.00 12,339,500.00
288,066.00
61,290.64
374.89
2,419.90
31,749.14
6,803.39
31.75
1.00
2015
Luas kecamatan Area
4,255.00
48.50 20,636,750.00
11.20 4,765,600.00
31.90 13,573,450.00
338,356.00
71,990.64
286.66
1,850.39
24,277.17
3,468.17
24.28
1.00
2020
Luas kecamatan Area
4,255.00
43.90 18,679,450.00
11.70 4,978,350.00
34.80 14,807,400.00
397,425.00
84,558.51
220.91
1,425.95
18,708.52
2,672.65
18.71
1.00
2025
Luas kecamatan Area
4,255.00
43.00 18,296,500.00
12.60 5,361,300.00
34.80 14,807,400.00
466,806.00
99,320.43
184.22
1,189.13
15,601.35
2,228.76
15.60
1.00
CILINCING ( LUAS KECAMATAN )
perumahan
bangunan umum
industri
jumlah penduduk
jumlah rumah
rata2 luasan
luas bangunan rumah
vol tiap rumah
PAT
application rate
kebutuhan mobil
2005
Luas Kecamatan Area
4,255.00
26.54 11,292,770.00
12.31 5,237,905.00
39.13 16,649,815.00
245,251.00
52,181.06
216.42
931.31
12,218.81
1,745.54
12.22
1.00
17 Mei 2006 31
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Perhitungan Angka Resiko Kebakaran :
Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI Jakarta
ARK Hasil Perhitungan
2005 2010 2015 2020 2025
1 Jakarta Johar Baru 4.92 6.01 6.96 7.43 7.61
2 Pusat Kemayoran 4.85 5.74 7.02 7.4 7.87
3 Cempaka Putih 4.92 5.79 6.74 7.53 8.13
4 Senen 4.46 5.48 6.74 7.02 7.51
5 Menteng 4.83 5.91 6.78 6.83 6.98
6 Gambir 4.54 5.87 7.16 7.95 8.57
7 Tanah Abang 6.28 5.69 6.84 7.6 7.84
8 Sawah Besar 6.35 5.79 5.94 7.33 7.53
9 Jakarta Cilincing 2.11 6.33 6.88 6.89 7.22
10 Utara Koja 6.45 5.91 6.22 6.2 7.02
11 Kelapa Gading 6.32 6.24 6.98 6.99 7.73
12 Tanjung Priok 6.56 5.9 6.98 7.2 7.33
13 Pademangan 6.07 4.81 6.64 7.07 7.02
14 Penjaringan 6.24 5.86 6.62 6.66 6.72
15 Jakarta Cengkareng 6.25 6.26 6.09 6.11 6.13
16 Barat Kalideres 6.7 6.36 6.34 6.36 6.36
17 Tamansari 5.45 5.61 6.95 7.37 7.61
18 Palmerah 6.22 6.2 6.73 6.81 7.55
19 Tambora 5.96 5.53 6.63 7.04 7.2
20 Grogol Petamburan 6.43 5.97 6.73 6.82 7.17
21 Kebon Jeruk 6.39 6.27 6.88 7.45 7.81
22 Kembangan 6.52 6.4 7.33 7.54 7.73
23 Jakarta Cilandak 6.65 6.74 7.55 7.75 8.05
24 Selatan Kebayoran Baru 6.38 6.29 7.18 7.1 6.61
25 Kebayoran Lama 6.39 6.44 7.4 7.78 8.4
26 Mampang Prapatan 6.48 6.58 6.5 6.44 6.38
27 Pasar Minggu 6.72 6.64 7.52 8.08 8.36
28 Pesanggrahan 6.68 6.32 7.21 7.39 7.47
29 Setiabudi 6.61 4.78 6.64 6.93 7.18
30 Jagakarsa 6.89 6.92 7.91 8.41 8.76
31 Pancoran 6.66 6.48 7.08 7.17 7.98
32 Tebet 6.42 6.01 6.7 6.83 6.95
33 Jakarta Duren Sawit 5.04 3.23 6.49 6.3 6.65
34 Timur Cipayung 6.78 1.87 6.96 7.17 6.82
35 Pulo Gadung 6.23 3.14 6.26 6.05 6.17
36 Cakung 6.28 2.84 5.95 5.55 5.86
37 Jatinegara 6.38 3.3 6.4 5.89 6.3
38 Makasar 6.52 2.53 6.78 6.62 6.7
39 Kramat Jati 6.28 2.13 7.06 7.33 7.14
40 Matraman 6.05 3.3 6.14 5.97 6.43
41 Pasar Rebo 6.28 2.39 6.67 6.3 7.09
42 Ciracas 6.23 2.53 6.63 6.19 6.55
No. Kotamadya Kecamatan
ARK Hasil Normalisasi
2005 2010 2015 2020 2025
1 Jakarta Johar Baru 5 5 6 6 6
2 Pusat Kemayoran 5 5 6 6 6
3 Cempaka Putih 5 5 6 6 7
4 Senen 5 5 6 6 6
5 Menteng 5 5 6 6 6
6 Gambir 5 5 6 7 7
7 Tanah Abang 6 5 6 6 6
8 Sawah Besar 6 5 5 6 6
9 Jakarta Cilincing 3 6 6 6 6
10 Utara Koja 6 5 6 6 6
11 Kelapa Gading 6 6 6 6 6
12 Tanjung Priok 6 5 6 6 6
13 Pademangan 5 5 6 6 6
14 Penjaringan 6 5 6 6 6
15 Jakarta Cengkareng 6 6 5 5 5
16 Barat Kalideres 6 6 6 6 6
17 Tamansari 5 5 6 6 6
18 Palmerah 6 6 6 6 6
19 Tambora 5 5 6 6 6
20 Grogol Petamburan 6 5 6 6 6
21 Kebon Jeruk 6 6 6 6 6
22 Kembangan 6 6 6 6 6
23 Jakarta Cilandak 6 6 6 6 7
24 Selatan Kebayoran Baru 6 6 6 6 6
25 Kebayoran Lama 6 6 6 6 7
26 Mampang Prapatan 6 6 6 6 6
27 Pasar Minggu 6 6 6 7 7
28 Pesanggrahan 6 6 6 6 6
29 Setiabudi 6 5 6 6 6
30 Jagakarsa 6 6 7 7 7
31 Pancoran 6 6 6 6 7
32 Tebet 6 5 6 6 6
33 Jakarta Duren Sawit 5 4 6 6 6
34 Timur Cipayung 6 3 6 6 6
35 Pulo Gadung 6 4 6 5 5
36 Cakung 6 4 5 5 5
37 Jatinegara 6 4 6 5 6
38 Makasar 6 3 6 6 6
39 Kramat Jati 6 3 6 6 6
40 Matraman 5 4 5 5 6
41 Pasar Rebo 6 3 6 6 6
42 Ciracas 6 3 6 6 6
No. Kotamadya Kecamatan
17 Mei 2006 32
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Perhitungan Angka Resiko Kebakaran :
Peta Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI Jakarta
2005 2010 2015 2020 2025
1 Kotamadya Johar Baru Perumahan PAT 614.34 1,034.82 1,034.82 1,034.82 1,034.82
Jakarta Application Rate 4.30 4.83 4.83 4.83 4.83
Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Bangunan Umum PAT 1,856.13 2,041.74 2,654.26 3,266.78 3,470.95
Application Rate 51.04 56.15 72.99 89.84 95.45
Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Industri PAT - - - - -
Application Rate - - - - -
Kebutuhan Mobil - - - - -
2 Kotamadya Kemayoran Perumahan PAT 842.80 963.09 963.09 963.09 963.09
Jakarta Application Rate 5.90 4.49 4.49 4.49 4.49
Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Bangunan Umum PAT 165,749.87 182,324.85 255,254.79 291,719.76 309,952.25
Application Rate 4,558.12 5,013.93 7,019.51 8,022.29 8,523.69
Kebutuhan Mobil 2 3 3 4 4
Industri PAT 107,012.02 - - - -
Application Rate 2,809.07 - - - -
Kebutuhan Mobil 2 - - - -
No. Aspek
PAT, Application Rate dan Kebutuhan M obilPeruntukan
Lahan
KecamatanKotamadya
17 Mei 2006 33
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :
Perhitungan Angka Resiko Kebakaran :
Peta Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI Jakarta
17 Mei 2006 34
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Tipologi Kebakaran (Suprapto, 2000)
Real Fire
Industrial fire
Perumahan
Perkantoran
Perhotelan / Apartmen
Pusat Perbelanjaan
Rumah Sakit
Bangunan Industri
Oil & Gases
Coal / Cement
Textile / Cotton
Electrical Power
Aviasi / Penerbangan
Building fire
Compartment
Fire
Open Fire
Suprapto (2004)
- mostly cellulosic fires
- The danger of flashover
or back draft
- mostly hydrocarbon fires
- danger of explosion, bleve - Smoke cloud / awan asap
- Underground fires (nat.deep seat)Ada unsur kesengajaan
Peat fire
Forest fire
Arson Fire
17 Mei 2006 35
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Tipologi Kebakaran
Real Fire
Arson Fire
Kebakaran
Industrial Fire
Building FireCompartment Fire
Subway
Gedung-gedung/ Lokasi Tertentu
Peat Fire
Open Fire
Unsur Sengaja
Tekstil dan Kertas
Kelistrikan
Penerbangan
Basement
Rumah Sakit
Bangunan Industri
Minyak dan Gas
Bahan Bakar dan Semen
Perumahan
Perkantoran
Perhotelan/ Apartemen
Pusat perbelanjaan
17 Mei 2006 36
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Informasi
Alarm Tipologi
Tingkat
Bahaya
Respond
Time
Pencegahan
Bobot Serangan Dalam
Upaya Pemadaman
Upaya Pe-
nyelamatan
Matriks
Penanggulangan
Kebakaran Di
Wilayah DKI Jakarta
17 Mei 2006 37
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Informasi Alarm Tipologi Tingkat Bahaya
Respond
Time
Gedung dengan tingkat bahaya ringan
(rumah tinggal dengan KDB dan KLB rendah,
hunian usaha/jasa, industri kecil yang tertata
baik)
Gedung dengan tingkat bahaya sedang
Kebakaran (apartemen, perkantoran, pertokoan, gedung
Gedung industri, dll) yang umumnya tidak
memerlukan kekuatan pemadaman dan atau
penyelamatanekstensif
Gedung dengan tingkat bahaya tinggi
(sekolah, RS, gedung perawatan, gedung
tinggi, home industri, hunian kumuh)
memerlukan kekuatan pemadaman dan
penyelamatan ekstensif
Bencana Obyek Kebakaran Gedung atau kawasan dengan tingkat bahaya
Kebakaran Kebakaran Indust ri t inggi (kilang minyak pabrik yang
mengolah bahan mudah meledak, dan
gedung- gedung tertentu yang memiliki
potensi kebakaran tinggi)
Gedung bawah tanah dengan tingkat bahaya
sedang (basement/gudang, bungker, dll)
yang umumnya tidak memerlukan kekuatan
Kebakaran pemadaman dan atau penyelamatan
Bawah ekstensif
Tanah
Lokasi atau ruang bawah tanah dengan
tingkat bahaya t inggi (ruang usaha berlevel
banyak, parkir kendaraan bermotor, labo
ratorium, subway, dll) yang memerlukan
kekuatan pemadaman dan penyelamatan
yang ekstensif
10 menit
15 menit
15 menit
10 menit
10 menit
15 menit
17 Mei 2006 38
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat
Bahaya
Respond
Time
Pencegahan
Bobot Serangan Dalam
Upaya Pemadaman
Upaya Pe-
nyelamatan
Gedung dengan Pemetaan detail karakter Minimal 2 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dan
tingkat bahaya permukiman tangga (atau kendaraan kombinasi posisi
ringan (rumah Pembentukan Balakar pada yang memiliki kemampuan korban,Optimasi
tinggal dengan setiap RW setara), 1 chief officer, dan evakuasi ke tempat
KDB dan KLB Sosialisasi pola pencegahan dini kendaraan khusus yang aman,Optimasi
rendah, hunian Pengalokasian peralatan diperlukan, namun tidak kurang fungsi mobil tangga
usaha/jasa, industri pemadam kecil pada tiap dari 12 fire fighter dan 1 chief untuk rescue pada
kecil yang tertata lingkungan perumahan (RW) officer bangunan tinggi
baik)
15 menit
17 Mei 2006 39
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat
Bahaya
Respond
Time
Pencegahan
Bobot Serangan Dalam
Upaya Pemadaman
Upaya Pe-
nyelamatan
Gedung dengan Pemetaan hunian berlantai Minimal 3 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dan
tingkat bahaya banyak danbangunan umum tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban,
sedang Pembentukan sistem pemadam pemadam dengan kemampuan koordinasi antar
(apartemen, sendiri/estate setara), 1 chief officer, dan sektor,
perkantoran, Sosialisasi pentingnya kendaraan khusus yang optimasifungsi mobil
pertokoan, gedung jalan/tangga darurat diperlukan namun tidak kurang tangga,
industri, dll) yang Inspeksi rutin perlengkapan self dari 16 fire fighter dan 1 chief penyelamatan jiwa
umumnya tidak protection gedung officer dan harta
memerlukan
kekuatan
pemadaman dan
atau
penyelamatan
ekstensif
15 menit
17 Mei 2006 40
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat
Bahaya
Respond
Time
Pencegahan
Bobot Serangan Dalam
Upaya Pemadaman
Upaya Pe-
nyelamatan
Gedung dengan Pemetaan fasilitas sosial, home Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil Informasi jumlah dan
tingkat bahaya industri, kaw kumuh tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban,
tinggi (sekolah, RS, Sosialisasi tata cara yang memiliki kemampuan Koordinasi antar
gedung perawatan, penyelamatan diri setara), 2 chief officers 24 fire sektor, koordinasi
gedung tinggi, Penyusunan SOP gedung fighter, dan kendaraan khusus jalur penyelamatan,
home industri, Membentuk Tim lainnya yang diperlukan untuk optimasi kombinasi
hunian kumuh) Penanggulangan Kebakaran menangani bahan-bahan mudah antara mobil tangga
memerlukan (TPK) terbakar yang terdapat dalam & snorkel,
kekuatan kebakaran pasif bangunan atau lokasi kebakaran, penyelamatan jiwa
pemadaman dan Inspeksi rutin perlengkapan dan harta
penyelamatan self protection gedung
ekstensif
10 menit
17 Mei 2006 41
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat
Bahaya
Respond
Time
Pencegahan
Bobot Serangan Dalam
Upaya Pemadaman
Upaya Pe-
nyelamatan
Gedung atau Pendataan daerah rawan Minimal 4 mobil pompa dengan Informasi jumlah dan
kawasan dengan kebakaran bahan baku pemadaman yang posisi korban, serta
tingkat bahaya Penyusunan Prefire Plan sesuai peruntukan dengan jenis lokasi-lokasi
tinggi (kilang Pengawasan dan bahan yang terbakar, 2 mobil berbahaya (B3,dll),
minyak pabrik yang pengendalian bahan B3 tangga (atau kombinasi yang Koordinasi antar
mengolah bahan Penyiapan dan penyiagaan setara), 2 chief officers 24 fire sektor dan dengan
mudah meledak, tenaga pemadam/penyelamat fighter, kendaaran lainnya untuk sistem pemadaman
dan gedung- penyiapan peralatan teknis menangani bahan-bahan mudah kawasan/estate,
gedung tertentu operasional, bahan pemadam terbakar yang terdapat dalam Evakuasi ke ruang
yang memiliki informasi lapangan dan bangunan atau lokasi kebakaran, terbuka, Koordinasi
potensi kebakaran inspeksi rutin kelengkapan PK dengan RS.
tinggi) Pembinaan Satlakar
Mulai menerapkan program
clean industry
Penerapan secara bertahap
KDB 50%
10 menit
17 Mei 2006 42
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat
Bahaya
Respond
Time
Pencegahan
Bobot Serangan Dalam
Upaya Pemadaman
Upaya Pe-
nyelamatan
Gedung bawah Pemetaan gedung berlantai Minimal 3 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dan
tanah dengan bawah tanah tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban,
tingkat bahaya Pembentukan sistem pemadam dengan kemampuan Koordinasi antar
sedang pemadam sendiri/estate setara), kendaraan khusus yang sektor, koordinasi
(basement/gudang, Sosialisasi pentingnya diperlukan, 16 fire fighter dan 1 jalur penyelamatan,
bungker, dll) yang jalan/tangga darurat chief officer. optimasi kombinasi
umumnya tidak Inspeksi rutin perlengkapan antara mobil tangga
memerlukan self protection gedung & snorkel,
kekuatan penyelamatan jiwa
pemadaman dan dan harta
atau penyelamatan
ekstensif.
15 menit
17 Mei 2006 43
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat
Bahaya
Respond
Time
Pencegahan
Bobot Serangan Dalam
Upaya Pemadaman
Upaya Pe-
nyelamatan
Lokasi atau ruang Pendataan daerah rawan Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil Informasi jumlah dan
bawah tanah kebakaran tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban, serta
dengan tingkat Penyusunan Prefire Plan yang memiliki kemampuan lokasi sentral kontrol
bahaya tinggi Pengawasan dan setara), 2 chief officers 24 fire mekanik, Koordinasi
(ruang usaha pengendalian operasional fighter, dan kendaraan khusus antar sektor dan
berlevel banyak, kegiatan lainnya yang diperlukan untuk dengan sistem
parkir kendaraan Penyiapan dan penyiagaan menangani bahan-bahan mudah pemadaman
bermotor, labo tenaga pemadam/penyelamat terbakar yang terdapat dalam kawasan/estate,
ratorium, subway, penyiapan peralatan teknis bangunan atau lokasi kebakaran. Evakuasi ke ruang
dll) yang operasional, bahan pemadam terbuka, Optimasi
memerlukan informasi lapangan dan fungsi tabung
kekuatan inspeksi rutin kelengkapan PK oksigen,
pemadaman dan Antisipasi lokasi-lokasi rawan Ambulance
penyelamatan yang kecelakaan
ekstensif.
10 menit
17 Mei 2006 44
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran – Koordinasi Antar Lembaga
Dinas Tata Kota Proses perizinan
Pengawas bangunan Inspeksi bangunan
Bapedalda Amdal
Asosiasi Register dan labeling
Asuransi Kontrak pertanggungan
PLN, PN. Gas Koordinasi pemutusan aliran dan investigasi
Kepolisian Koordinasi pengamanan
DLLAJR Koordinasi pengamanan akses dan kecelakaan
Dinsos Koordinasi bantuan
PMI dan Rumah Sakit Koordinasi evakuasi & pertolongan darurat
Balakar Bantuan pemadaman dan evakuasi
Tim SAR Pencarian korban & evakuasi
MUSPIKA Koordinasi rescue
Kepolisian Pengamanan lokasi
Rumah Sakit Evakuasi & Perawatan korban
17 Mei 2006 45
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Informasi Alarm Tipologi Tingkat Bahaya
Respon
Time
Gedung dg tingkat bahaya ringan
(rumah tinggal dg KDB dan KLB rendah,
hunian usaha/jasa, industri kecil yg tertata
baik)
Gedung dg tingkat bahaya sedang (apartemen,
Kebakaran perkantoran, pertokoan, gedung industri, dll) yg
Gedung umumnya tidak memerlukan kekuatan
pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif
Gedung dg tingkat bahaya tinggi (sekolah,
RS, gedung perawatan, gedung tinggi, home
industri, hunian kumuh) memerlukan kekuatan
pemadaman dan penyelamatan ekstensif
Bencana Obyek Kebakaran Gedung atau kawasan dg tingkat bahaya
Kebakaran Kebakaran Industri tinggi (kilang minyak pabrik yg mengolah
bahan mudah meledak, dan gedung-gedung
tertentu yg memiliki potensi kebakaran tinggi)
Gedung bawah tanah dg tingkat bahaya
sedang (basement/gudang, bungker, dll) yg
Kebakaran umumnya tidak memerlukan kekuatan
Bawah Tanah pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif
Lokasi atau ruang bawah tanah dg tingkat
bahaya tinggi (ruang usaha berlevel banyak,
parkir kendaraan bermotor, laboratorium,
subway, dll) yang memerlukan kekuatan
pemadaman dan penyelamatan yang
ekstensif
15 menit
15 menit
10 menit
10 menit
15 menit
10 menit
Antisipasi lokasi-lokasi rawan kecelakaan
Pengawasan dan pengendalian operasional kegiatan
Penyiapan dan penyiagaan tenaga pemadam/penyelamat
penyiapan peralatan teknis operasional, bahan pemadam
informasi lapangan dan inspeksi rutin kelengkapan PK
Inspeksi rutin perlengkapan self protection gedung
Pendataan daerah rawan kebakaran
Penyusunan Prefire Plan
Pemetaan gedung berlantai bawah tanah
Pembentukan sistem pemadam sendiri/estate
Sosialisasi pentingnya jalan/tangga darurat
informasi lapangan dan inspeksi rutin kelengkapan PK
Pembinaan Satlakar
Mulai menerapkan program clean industry
Penerapan secara bertahap KDB 50%
Penyusunan Prefire Plan
Pengawasan dan pengendalian bahan B3
Penyiapan dan penyiagaan tenaga pemadam/penyelamat
penyiapan peralatan teknis operasional, bahan pemadam
Mulai menggunakan bahan2 kebakaran pasif
Inspeksi rutin perlengkapan self protection gedung
Pendataan daerah rawan kebakaran
Pemetaan fasilitas sosial, home industri, kaw kumuh
Sosialisasi tata cara penyelamatan diri
Penyusunan SOP gedung
Membentuk Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK)
Pencegahan
Pemetaan detail karakter permukiman
Pembentukan Balakar pada setiap RW
Sosialisasi pola pencegahan dini
Pengalokasian peralatan pemadam kecil pada tiap
lingkungan perumahan (RW)
Pemetaan hunian berlantai banyak danbangunan umum
Pembentukan sistem pemadam sendiri/estate
Sosialisasi pentingnya jalan/tangga darurat
Inspeksi rutin perlengkapan self protection gedung
Bobot Serangan Dalam Upaya
Pemadaman
Minimal 2 mobil pompa, 1 mobil tangga (atau
kendaraan kombinasi yang memiliki kemampuan
setara), 1 chief officer, dan kendaraan khusus yang
diperlukan, namun tidak kurang dari 12 fire fighter
dan 1 chief officer
Minimal 3 mobil pompa , 1 mobil tangga (atau
kombinasi kendaraan pemadam dengan kemampuan
setara), 1 chief officer, dan kendaraan khusus yang
diperlukan namun tidak kurang dari 16 fire fighter dan
1 chief officer
Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil tangga (atau
kombinasi kendaraan yang memiliki kemampuan
setara), 2 chief officers 24 fire fighter, dan kendaraan
khusus lainnya yang diperlukan untuk menangani
bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalam
bangunan atau lokasi kebakaran,
Minimal 4 mobil pompa dg bahan baku pemadaman yg
sesuai peruntukan dg jenis bahan yg terbakar, 2 mobil
tangga (atau kombinasi yg setara), 2 cief officers 24
fire fighter, kendaaran lainnya untuk menangani
bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalam
bangunan atau lokasi kebakaran,
Minimal 3 mobil pompa , 1 mobil tangga (atau
kombinasi kendaraan pemadam dengan kemampuan
setara), kendaraan khusus yang diperlukan,
16 fire fighter dan 1 chief officer
Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil tangga (atau
kombinasi kendaraan yang memiliki kemampuan
setara), 2 chief officers 24 fire fighter, dan kendaraan
khusus lainnya yang diperlukan untuk menangani
bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalam
bangunan atau lokasi kebakaran,
Koordinasi antar lembaga
Rumah Sakit
Balakar
Tim SAR
M USPIKA
Kepolisian
Dinsos
PMI dan Rumah Sakit
PLN, PN. Gas
Kepolisian
DLLAJR
Asuransi
Dinas Tata Kota
Pengawas bangunan
Bapedalda
Asosiasi
Koordinasi pemutusan aliran dan investigasi
Koordinasi pengamanan
Koordinasi pengamanan akses dan kecelakaan
Koordinasi bantuan
Koordinasi evakuasi & pertolongan darurat
Bantuan pemadaman dan evakuasi
Pencarian korban & evakuasi
Koordinasi rescue
Pengamanan lokasi
Evakuasi & Perawatan korban
Kontrak pertanggungan
Proses perizinan
Inspeksi bangunan
Amdal
Register dan labeling
17 Mei 2006 46
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Penanggulangan Kebakaran
Tantangan
Penanggulangan
Kebakaran di
Wilayah Provinsi
DKI Jakarta
Gedung dengan
tingkat bahaya sedang
(apartemen,perkantoran,
gedung industri, dan lain-
lain), yang umumnya tidak
memerlukankekuatan
pemadamandan atau
penyelamatanekstensif.
Gedung dengan tingkat
bahaya sedang
(perumahandengan
kepadatansedang,
perkantorandalam
lingkunganperumahan),
yang umumnya tidak
memerlukankekuatan
pemadamandan atau
penyelamatanekstensif.
Gedung dengan tingkat
bahaya sedang
(apartemen,perkantoran,
gedung industri, dan lain-
lain), yang umumnya tidak
memerlukankekauatan
pemadamandan atau
penyelamatanekstensif.
Gedung dengan
tingkat bahaya tinggi
(sekolah, RS, gedung
pertemuan,gedung tinggi,
home industry, hunian
kumuh),yang memerlukan
kekuatanpemadamandan
penyelamatanekstensif.
Gedung atau kawasan
dengan tingkat bahaya
tinggi (kilang minyak,
pabrik yang mengolah
bahanmudah meledak,
dan gedung-gedung
tertentuyang memiliki
potensikebakarantinggi).
17 Mei 2006 47
Penerapan Konsep Dalam Sistem
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Penanggulangan Kebakaran
17 Mei 2006 48
Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Prakiraan Realisasi Isu Pembangunan Sarana dan Prasarana Strategis
Kota Jakarta dan Pola Antisipasi Penanggulangan Bencana
No.
Isue
Program
Perkiraan
Pelaksanaan
Karakter Kegiatan Pola Antisipasi
1 Realisasi 7
koridor
Busway
Tahun 2006 Realisasi Koridor IV, V, VI, VII. Bahan
bakar bus menggunakan Gas.
Antisipasi terhadap kemungkinan kebakaran bus atau
kecelakaan yang menyangkut banyak korban.
2 Mono Rail Tahun 2008 Terbagi dalam 2 paket, Blue Line dan
Green line. Transportasi ini banyak
menggunakan tenaga listrik.
Penggunaan tenaga listrik yang cukup besar dapat
menimbulkan kemungkinan bahaya kebakaran dan bencana
lain yang beresiko banyak korban.
3 Menara
Jakarta
Tahun 2010 Bangunan dg tinggi 558 m, puncak
gedung adalah ruang konfrensi utk
10.000 pengunjung, Hotel 200 kamar,
mall, perkantoran, restoran berputar,
geladak observasi, ruang siaran, ruang
serbaguna, dan lain-lain.
Antisipasi terhadap kegiatan yang banyak dan melibatkan
orang banyak pada satu gedung tinggi. Optimasi tindakan
prefentif kebakaran dan pola penyelamatan pada gedung
yang super tinggi. Bandingkan dengan kemampuan mobil
tangga saat ini maksimal 50 meter.
4 Water Front
City
Tahun 2015 Untuk Kota Jakarta berlo kasi di Kodya
jakarta Utara. Pengembangan konsep
ini akan memberikan dam pak positif
terhadap peningkatan kualitas
lingkungan.
Kondisi ini akan mempengaruhi turunnya resiko kebakaran
kawasan ini, tetapi harus di imbangi dengan pola-pola
prefentif dan penyelamatan yang lebih tinggi.
5 Sub Way Tahun 2020 Pengembangan transportasi bawah
tanah sebagai alter natif mengatasi
masalah kepadatan lalulintas di masa
depan.
Antisipasi terhadap kemungkinan penanggulangan kebakaran
bawah tanah dan sistem penyelamatan yang banyak
membutuhkan perlengkapan khusus.
6 Megapolitan Tahun 2020 Wacana ini berkembang untuk
koordinasi pengem bangan secara
optimal bagi wilayah Jabodetabekjur.
Kemungkinan akan ada sistem koordinasi antar Dinas yang
berada dimasing-masing wilayah terkait dengan upaya
penanggulangan kebakaran dan bencana lain.
17 Mei 2006 49
Meningkatnya partisipasi
masyarakat terhadap upa-
ya pencegahan, pemadam-
an, dan penyelamatan dari
kebakaran dan bencana
lain.
Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota :
Pokok-Pokok Program Jangka Pendek
Terwujudnya kualitas
dan kuantitas pegawai
yang memadai sesuai
dengan tuntutan
pekerjaan.
Tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai.
Meningkatnya kualitas dan
kuantitas penanggulangan
kebakaran dan bencana
lain.
17 Mei 2006 50
Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota :
Gambaran Program Pokok Dinas Pemadam Kebakaran
Wilayah Sasaran Perkembangan Masa Datang Gambaran Program Pokok DPK
Kotamadya
Jakarta
Pusat
1 Mewujudkan pusat kota jasa terpadu dg
mendorong pembangunan fisik secara vertikal
dan terkendali
1 Mengantisipasi perkembangan fisik secara vertikal dan terkendali dg
gambaran klasifikasi bahaya tinggi dan penyelamatan bencana
bangunan tinggi.
2 Meningkatkan Jakarta Pusat sebagai pusat
pemerintahan, perkantoran perdagangan dan
2 Mengantisipasi perkembangan bahaya pada faktor bencana yang terjadi
pada bangunan umum dan penerapan self protection gedung secara
Kotamadya
Jakarta
Utara
1 Mengembangkan Jakarta Utara sebagai kota
pantai dan kawasan wisata bahari dg menjaga
kelestarian lingkungannya
1 Mengantisipasi perbaikan lingkungan yang dapat menurunkan tingkat
bahaya, dan memusatkan konsentrasi pengembangan pada lokasi-
lokasi kegiatan strategis
2 Mendukung pengembangan kawasan pelabuhan,
industri selektif di bagian timur, pusat niaga
terpadu berskala internasional di bagian tengah
2 Mengantisipasi pola penanggulangan bencana dengan karakter khusus,
dan menganalisis lebih jauh jenis bahaya yang mungkin di timbulkan,
serta menstandarkan pelayanan sesuai standar internasional
Kotamadya
Jakarta
Barat
1 Mengembangkan kawasan permukiman
kepadatan sedang dan tinggi di wilayah bagian
timur
1 Mengantisipasi titik-titik pemicu kebakaran dari dari permukiman
kepadatan tinggi, terutama terhadap kecepatan rambat api yang tinggi
dan kepadatan lingkungan
2 Mewujudkan pusat wisata budaya-sejarah, kota
tua, serta melanjutkan pengembangan Sentra
Primer Baru Barat sebagai pusat kegiatan
2 Mengantisipasi sistem pencegahan bencana pada bangunan-bangunan
tua sebagai bentuk perlindungan dan waspada terhadap bahaya yang
ditimbulkan oleh bangunan tinggi pada pusat kegiatan wilayah.
Kotamadya
Jakarta
Selatan
1 Mempertahankan wilayah bagian selatan sebagai
daerah resapan air
1 Memanfaatkan sumber air yang cukup banyak sebagai bahan baku
pemadaman dan merencanakan sistem distribusi ke wilayah lain yang
masih kurang sumber air
2 Mewujudkan wilayah bagian utara sebagai pusat
niaga terpadu
2 Mengantisipasi jenis bencana pada bangunan tinggi dan tingkat bahaya
tinggi
Kotamadya
Jakarta
Timur
1 Mengembangkan kawasan permukiman dan
mempertahankan kawasan hijau sebagai daerah
resapan
1 Meningkatkan pelayanan penanggulangan bencana pada lingkungan
permukiman dan perubahan resiko kebakaran pada kawasan hijau.
2 Mengembangakan kawasan industri selektif dan
melanjutkan pengembangan Sentra Primer Baru
Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan
wilayah
2 Mengantisipasi jenis kebakaran pada kawasan industri dan Sentra
Primer Baru Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan wilayah.
17 Mei 2006 51
Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota :
Prakiraan Realisasi Isu Strategis Jakarta
dan Antisipasi Penanggulangan Bencana
No.
Isue
Program
Perkiraan
Pelaksanaan
Karakter Kegiatan Pola Antisipasi
1 Realisasi 7
koridor
Busway
Tahun 2006 Realisasi Koridor IV, V, VI, VII. Bahan
bakar bus menggunakan Gas.
Antisipasi terhadap kemungkinan kebakaran bus atau
kecelakaan yang menyangkut banyak korban.
2 Mono Rail Tahun 2008 Terbagi dalam 2 paket, Blue Line dan
Green line. Transportasi ini banyak
menggunakan tenaga listrik.
Penggunaan tenaga listrik yang cukup besar dapat
menimbulkan kemungkinan bahaya kebakaran dan bencana
lain yang beresiko banyak korban.
3 Menara
Jakarta
Tahun 2010 Bangunan dg tinggi 558 m, puncak
gedung adalah ruang konfrensi utk
10.000 pengunjung, Hotel 200 kamar,
mall, perkantoran, restoran berputar,
geladak observasi, ruang siaran, ruang
serbaguna, dan lain-lain.
Antisipasi terhadap kegiatan yang banyak dan melibatkan
orang banyak pada satu gedung tinggi. Optimasi tindakan
prefentif kebakaran dan pola penyelamatan pada gedung yang
super tinggi. Bandingkan dengan kemampuan mobil tangga
saat ini maksimal 50 meter.
4 Water Front
City
Tahun 2015 Untuk Kota Jakarta berlo kasi di Kodya
jakarta Utara. Pengembangan konsep
ini akan memberikan dam pak positif
terhadap peningkatan kualitas
lingkungan.
Kondisi ini akan mempengaruhi turunnya resiko kebakaran
kawasan ini, tetapi harus di imbangi dengan pola-pola prefentif
dan penyelamatan yang lebih tinggi.
5 Sub Way Tahun 2020 Pengembangan transportasi bawah
tanah sebagai alter natif mengatasi
masalah kepadatan lalulintas di masa
depan.
Antisipasi terhadap kemungkinan penanggulangan kebakaran
bawah tanah dan sistem penyelamatan yang banyak
membutuhkan perlengkapan khusus.
6 Megapolitan Tahun 2020 Wacana ini berkembang untuk
koordinasi pengem bangan secara
optimal bagi wilayah Jabodetabekjur.
Kemungkinan akan ada sistem koordinasi antar Dinas yang
berada dimasing-masing wilayah terkait dengan upaya
penanggulangan kebakaran dan bencana lain.
17 Mei 2006 52
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tantangan yang Dihadapi
1. Implementasi visi dan misi Dinas Pemadam Kebakaran ke depan yang
mengemban public services.
2. Penyelenggaraan manajemen yang bersifat transparan dan akuntabel sesuai
dengan prinsip good governance.
3. Penerapan manajemen berbasis sistem informasi.
4. Kebutuhan SDM dengan berbagai kualifikasinya untuk menunjang efektivitas
operasi.
5. Penerapan pola kemitraan dengan institusi terkait.
6. Kebutuhan prasarana dan sarana operasional.
7. Tuntutan penerapan standarisasi dan kelengkapan pendukungnya
(sertifikasi – akreditasi – labelisasi dan penandaan).
8. Arson fire dan ancaman terorisme global.
9. Tuntutan perlindungan hukum bagi implementasi visi dan misi Dinas Pemadam
Kebakaran.
10. Antisipasi terbitnya UU Kebencanaan.
17 Mei 2006 53
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Visi, Misi, Nilai Moral dan Nama Lembaga di Mendatang
Visi :
Menjadikan DKI Jakarta, kota berbudaya, aman dan nyaman melalui
sistem penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya yang handal
dan berstandar internasional.
Misi :
Mewujudkan kualitas layanan yang profesional klas dunia dalam rangka
menciptakan Jakarta yang aman terhadap bahaya kebakaran dan
Bencana Lainnya.
Nilai moral :
Integritas – profesionalisme – kedisiplinan – keberanian – kepedulian –
kesetiakawanan – kemanusiaan dan kesetiaan.
Nama lembaga :
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
(Fire Safety dan Rescue)
17 Mei 2006 54
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tujuan dan Strategi
1. Tujuan :
1. Kondisi yang aman
terhadap ancaman
bahaya/bencana.
2. Membina
penyelenggaraan
sistem
penanggulangan
bencana.
3. Melaksanakan
sistem
penanggulangan
bencana secara
efektif dan efisien
dalam pemanfaatan
sumber daya dan
dana.
2. Strategi :
1. Penerapan sistem penanggulangan bencana berbasis
potensi bahaya melalui :
penyusunan peta bahaya (hazards mapping), dan
pengembangan analisis resiko kebakaran (ARK).
2. Penerapan sistem penanggulangan kebakaran berbasis
wilayah melalui konsep Fire Management Area (FMA)
yang menghasilkan jangkauan layanan dan konsep fire
cover yang menghasilkan peta bahaya untuk
operasionalisasi tindakan penanggulangan.
3. Penerapan sistem penanggulangan bencana lain
berbasis pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
4. Penerapan administrasi sistem penanggulangan
kebakaran yang berbasis pada teknologi informasi dan
telematika
5. Penerapan tiga elemen proteksi kebakaran meliputi
sistem proteksi aktif – pasif dan Fire Safety Management
dalam analisis kehandalan bangunan dan industri.
17 Mei 2006 55
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tugas Pokok dan Fungsi
Misi Saat
Ini
Misi ke
Depan
Pemadam Kebakaran
Pencegahan
Pembinaan Masyarakat
Penyelamatan Terhadap
Bencana Lainnya
1. Penanganan Benda Berbahaya
(Hazmat)
2. Pengelolaan resources/logistik
3. Pemberdayaan/pembinaan
masyarakat
4. Kemitraan dengan institusi lain
terkait
Implikasi :
1. Reorientasi
Keberadaan
Dinas Pemadam
Kebakaran
2. Peningkatan
Peran dan
Kinerja
3. Pembinaan SDM
4. Pembinaan
Sarana dan
Prasarana
5. Peraturan
Pendukung
17 Mei 2006 56
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tabulasi Perkembangan Organisasi Pemadam Kebakaran
2005
(1) Sesuai Kep.Gub
DKI Nomor 9
Tahun 2002
(2) Ada 6 Sub.Dinas,
Bagian TU, Suku
Dinas, Sektor,
UPTD dan
Kelompok Jabatan
Fungsional
(Jafung)
2025
(1) EMS menjadi
divisi tersendiri
(2) Terbentuknya Fire
Academy
(3) Terbentuknya
Basic Rescue
Training Centre
2020
(1) Penambahan 1
(satu) divisi yakni
Divisi Personel
(2) Dalam divisi baru
ini masuk urusan
mengenai kode
etik, prsonal
services, aspek
kesejahteraan,
kesehatan dan
asuransi
(3) Penyiapan
terbentuknya Fire
Academy dan
Basic Rescue
Training Centre
(4) EMS masih
masuk dalam
divisi Operasi
Rescue
2015
(1) Penambahan 2 (dua)
divisi yakni Divisi
Training dan Divisi
Pemeliharaan
(2) Perubahan /
penambahan pada
beberapa divisi dalam
rangka peningkatan
kinerja
(3) Dalam support
operation division
masuk 2 (dua) sub-
divisi yakni unit
provost dan
pengembangan
teknologi
(4) Dalam divisi rescue
ditambahkan
Community Resource
Planning (CRP)
(5) Divisi Pemeliharaan
mencakup kendaraan,
peralatan, bengkel,
unit aviasi dan pusat
aviasi.
2010
(1) Perubahan dalam tiap sub.divisi /
dinas sesuai dengan perkembangan
(2) Dalam Bina Program muncul
operation research dan hub.
Internasional
(3) Dalam Divisi Prevention masuk
hazardous material (HAZMAT)
(4) Dalam Divisi Pendukung Operasi
(Support Operation) terdapat sub. Div
Hazard Mapping
(5) Terdapat pula dalam sub-sub divisi :
Central Supply base, Resource
Mobilization, Transport Battalion dan
info-communica-tion services yang
bisa bergerak / mobile untuk
membantu daerah lain.
(6) Dalam divisi operasi / pemadaman
terdapat servicesuntuk
menanggulangi kejadian khusus
(7) Divisi Rescue dilengkapi dengan
DART dan Emergency Medical
Services atau EMS
(8) Dalam Bagian tata Usaha
dimasukkan Management
Information Systems (MIS) dan
sub.divisi yang menangani Aspek
Hukum.
17 Mei 2006 57
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pencegahan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas
Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Bintek dan Bina Teknik Bina Teknik Bina Teknik Bina Teknik
Pencegahan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Rekomendasi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Sertifikasi Hazmat Hazmat Hazmat Hazmat
Seksi Seksi Seksi Seksi
Fire Investigation Fire Investigation Fire Investigation Fire Investigation
Seksi Seksi Seksi Seksi
Regulation / Code Regulation / Code Regulation / Code Regulation / Code
17 Mei 2006 58
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Operasi Penyelamatan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdis Subdis Subdis
Penyelamatan Operasi Operasi Operasi Operasi
Penyelamatan Penyelamatan Penyelamatan Penyelamatan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Penyelamatan DART DART DART DART
Transportasi dan
Bangunan Runtuh
Seksi Seksi Layanan Seksi Layanan Seksi Layanan Seksi
Penyelematan Air MedisDarurat MedisDarurat MedisDarurat Arson Fire
dan Ketinggian (Emergency (Emergency (Emergency
Medical Unit) Medical Unit) Medical Unit)
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Penyelamatan Industrial Industrial Industrial Industrial
B3 Hazard Hazard Hazard Hazard
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Pertolongan Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi
Darurat
Seksi Seksi Seksi Seksi
Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan
Transport Transport Transport Transport
Seksi Seksi Seksi Seksi
Air dan Ketingian Air dan Ketingian Air dan Ketingian Air dan Ketingian
Seksi Seksi Seksi
Community Community Community
Resources Resources Resources
Planning (CRP) Planning (CRP) Planning (CRP)
17 Mei 2006 59
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Dukungan Operasi
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdis Subdis Subdis
Sarana Operasi Operation Support Operation Support Operation Support Operation Support
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Pengadaan Hazard Mapping Hazard Mapping Hazard Mapping Hazard Mapping
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Distribusi Central Supply Central Supply Central Supply Central Supply
Base Base Base Base
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Bahan Resource Resource Resource Resource
Pemadam Mobilization Mobilization Mobilization Mobilization
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Inventarisasi Battalion Battalion Battalion Battalion
Transportation Transportation Transportation Transportation
Seksi Seksi Seksi Seksi
Information Information Information Information
Communication Communication Communication Communication
Services Services Services Services
Seksi Seksi Seksi
Provost Provost Provost
Seksi Seksi Seksi
Teknologi Teknologi Teknologi
17 Mei 2006 60
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Operasi Pemadaman
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas
Operasi Operasi Operasi Operasi Operasi
Pemadaman Pemadaman Pemadaman Pemadaman
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Rencana Kontrol Komando Kontrol Komando Kontrol Komando Kontrol Komando
Operasi
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Komunikasi Manajemen Air Manajemen Air Manajemen Air Manajemen Air
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Pengawasan Koordinasi Koordinasi Koordinasi Koordinasi
Operasi Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Penyajian Special Incident Special Incident Special Incident Special Incident
Operasi
Seksi Seksi Seksi Seksi
Komunikasi Komunikasi Komunikasi Komunikasi
Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan
Seksi Seksi Seksi Seksi
Dukungan Layanan Dukungan Layanan Dukungan Layanan Dukungan Layanan
- Rumah Sakit - Rumah Sakit - Rumah Sakit - Rumah Sakit
- Konstruksi - Konstruksi - Konstruksi - Konstruksi
17 Mei 2006 61
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Perencanaan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas
Bina Program Bina Program Perencanaan Perencanaan Perencanaan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Pendataan BasisData BasisData BasisData BasisData
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Penyusunan Program Program Program Program
Program
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Pengendalian Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja
Program
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Perencanaan dan Operator Operator Operator Operator
Pengembangan Research Research Research Research
SDM
Seksi Seksi Seksi Seksi
Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan
Internasional Internasional Internasional Internasional
17 Mei 2006 62
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pembinaan Masyarakat
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas
Partisipasi Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan
Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Ketahanan Ketahanan Fire City Fire City Fire City
Kebakaran dan Kebakaran dan Campaign Campaign Campaign
Bencana Bencana Lain
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Publikasi dan Public Relation Public Relation Public Relation Public Relation
Dokumentasi
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Kerjasama Partisipasi Partisipasi Partisipasi Partisipasi
Penanggilangan Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Bencana
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Pengaduan Pengaduan Industrial Sector Industrial Sector Industrial Sector
Masyarakat Masyarakat Education Education Education
Seksi Seksi Seksi Seksi
Public Public Public Public
Education Education Education Education
17 Mei 2006 63
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pelatihan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdis Subdis Subdis
Pelatihan Pelatihan Pelatihan
Seksi Seksi Seksi
Jenjang Jenjang Jenjang
Seksi Seksi Seksi
Struktural Struktural Struktural
Seksi Seksi Seksi
Modul Modul Modul
Seksi Seksi Seksi
Sarana Sarana Sarana
Seksi Seksi Seksi
Metoda Metoda Metoda
Seksi Seksi Seksi
Kompetensi Kompetensi Kompetensi
17 Mei 2006 64
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pemeliharaan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdis Subdis Subdis
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Seksi Seksi Seksi
Kendaraan Kendaraan Kendaraan
Seksi Seksi Seksi
Peralatan Peralatan Peralatan
Seksi Seksi Seksi
Bengkel Bengkel Bengkel
Seksi Seksi Seksi
Unit Aviasi Unit Aviasi Unit Aviasi
Seksi Seksi Seksi
Pusat Aviasi Pusat Aviasi Pusat Aviasi
17 Mei 2006 65
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Personalia
2005 2010 2015 2020 2025
Subdis Subdis
Personalia Personalia
Seksi Seksi
Kode Etik Kode Etik
Seksi Seksi
Personal Personal
Services Services
Seksi Seksi
Welfare Welfare
Seksi Seksi
Kesehatan Kesehatan
Seksi Seksi
Asuransi Asuransi
17 Mei 2006 66
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Layanan Medis Darurat
2005 2010 2015 2020 2025
Subdis
Layanan Medis
Darurat
Seksi
Administrasi
Layanan Medis
Darurat
Seksi
Pelayanan
Layanan Medis
Darurat
Seksi
Pendidikan
Layanan Medis
Darurat
Seksi
Praarana dan
Sarana
Seksi
Sumber Daya
Layanan Medis
Darurat
17 Mei 2006 67
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi
Akademi Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
2005 2010 2015 2020 2025
Akedemi Akedemi
Penanggulangan Penanggulangan
Bencana Bencana
Kebakaran dan Kebakaran dan
Bencana Lain Bencana Lain
17 Mei 2006 68
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Pusat Pendidikan dan Latihan
2005 2010 2015 2020 2025
Pusat Pusat
Pendidikan dan Pendidikan dan
Latihan Latihan
17 Mei 2006 69
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Menurut Kep. Gub. no 9 Tahun 2002
2005 Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas
Kelompok Bagian
Jabatan Tata Usaha
Fungsional
Subdis Subdis Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas
Pencegahan Penyelamatan Sarana Operasi Operasi Bina Program Partisipasi
Masyarakat
Seksi Seksi Penye- Seksi Seksi Seksi Seksi Ketahanan
Bintek dan lamatan Transp. Pengadaan Rencana Pendataan Kebakaran dan
Pencegahan dan Bgn. Runtuh Operasi Bencana
Seksi Seksi Penye- Seksi Seksi Seksi Seksi
Rekomendasi lematan Air Distribusi Komunikasi Penyusunan Publikasi dan
dan Ketinggian Program Dokumentasi
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Kerjasama
Sertifikasi Penyelamatan Bahan Pengawasan Pengendalian Penanggilangan
B3 Pemadam Operasi Program Bencana Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Perencana- Seksi Unit yang dibentuk
Pertolongan Inventarisasi Penyajian an dan Pengem- Pengaduan berdasarkan SK Gubernur
Darurat Operasi bangan SDM Masyarakat No. 9 Tahun 2002.
Unit yang mengalami
penyesuaian tugas pokok dan
fungsi.
Unit yang telah mengalami
penyesuaian tugas pokok dan
fungsi pada periode
sebelumnya.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Pemadam Kebakaran Kotamadya
Sektor Pemadam Kebakaran
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian
Korps Musik
Unit bentukan baru
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum
terbentuk sebelumnya.
Task Force yang telah
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 70
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Tahun 2010
2010 Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas
Kelompok Bagian
Jabatan Tata Usaha
Fungsional
Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdinas Subdis
Pencegahan Operasi Operation Operasi Bina Program Pembinaan
Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Ketahan-
Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data an Kebakaran dan
Mapping Komando Bencana Lain
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Inspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation
dis Darurat Base
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Hazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi
Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentuk
Fire Bangunan Battalion Special Incident Operator Pengaduan berdasarkan SK Gubernur
Investigation Tinggi Transportation Research Masyarakat No. 9 Tahun 2002.
Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalami
Hukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public penyesuaian tugas pokok dan
Peraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi.
Seksi Seksi Unit yang telah mengalami
Air dan Dukungan La- penyesuaian tugas pokok dan
Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periode
Konstruksi sebelumnya.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Pemadam Kebakaran Kotamadya
Sektor Pemadam Kebakaran
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian
Korps Musik
Unit bentukan baru
Task Force yang telah
terbentuk sebelumnya.
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 71
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Tahun 2015
2015 Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas
Kelompok Bagian
Jabatan Tata Usaha
Fungsional
Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis Subdis
Pencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Pemeliharaan
Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kendaraan
Mapping Komando Campaign
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Inspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Peralatan
dis Darurat Base
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Hazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Bengkel
Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentuk
Fire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Unit Aviasi berdasarkan SK Gubernur
Investigation Tinggi Transportation Research Education No. 9 Tahun 2002.
Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalami
Hukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Pusat Aviasi penyesuaian tugas pokok dan
Peraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi.
Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalami
Air dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan
Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periode
Konstruksi sebelumnya.
Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Planning
(CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya
Sektor Pemadam Kebakaran
Seksi Seksi
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian
Korps Musik
Unit bentukan baru
Resources
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum
Task Force yang telah
terbentuk sebelumnya.
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 72
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Tahun 2020
2020 Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas
Kelompok Bagian
Jabatan Tata Usaha
Fungsional
Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Akedemi Pusat
Pencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Personalia Pemeliharaan Penanggulangan Pendidikan dan
Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat Bencana Latihan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bencana Lain
Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kode Etik Kendaraan
Mapping Komando Campaign
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Inspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Personal Peralatan
dis Darurat Base Services
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Hazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Welfare Bengkel
Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentuk
Fire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Kesehatan Unit Aviasi berdasarkan SK Gubernur
Investigation Tinggi Transportation Research Education No. 9 Tahun 2002.
Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalami
Hukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Asuransi Pusat Aviasi penyesuaian tugas pokok dan
Peraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi.
Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalami
Air dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan
Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periode
Konstruksi sebelumnya.
Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Planning
(CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya
Sektor Pemadam Kebakaran
Resources
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum
Kebakaran dan
Seksi Seksi
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian
Korps Musik
Unit bentukan baru
Task Force yang telah
terbentuk sebelumnya.
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 73
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Tahun 2025
2025 Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas
Kelompok Bagian
Jabatan Tata Usaha
Fungsional
Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Akedemi Pusat
Pencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Personalia Pemeliharaan Layanan Medis Penanggulangan Pendidikan dan
Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat Darurat Bencana Latihan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bencana Lain
Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kode Etik Kendaraan Administrasi
Mapping Komando Campaign
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Inspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Personal Peralatan Pelayanan
dis Darurat Base Services
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Hazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Welfare Bengkel Pendidikan
Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentuk
Fire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Kesehatan Unit Aviasi Praarana dan berdasarkan SK Gubernur
Investigation Tinggi Transportation Research Education Sarana No. 9 Tahun 2002.
Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalami
Hukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Asuransi Pusat Aviasi Sumber Daya penyesuaian tugas pokok dan
Peraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi.
Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalami
Air dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan
Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periode
Konstruksi sebelumnya.
Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Planning
(CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya
Seksi Sektor Pemadam Kebakaran
Arson Fire
Subbagian
Unit bentukan baru
Kebakaran dan
Seksi Seksi
Subbagian
Korps Musik
Resources
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum
Subbagian Subbagian Subbagian
Task Force yang telah
terbentuk sebelumnya.
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 74
Rencana Garis Besar :
Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Fire Station
Kepala
Fire Station
Tata Usaha Pencegahan Operasi Pendukung Pemeliharaan Kete-
Pemadaman dan Operasi rampilan dan Komu-
Penyelamatan nikasi Masyarakat
Administrasi Pemeriksaan Komunkasi Peta B ahaya Pelatihan SDM
Darurat
Keuangan Hazmat Pemadaman Kendaraan Perbaikan Modul
Kepegawaian Pemb. Teknik Penyelamatan Peralatan Perbaika Sarana
Pendataan Bentuk SKLK Medis Darurat Pemeliharaan Penyuluhan Publik
Perencanaan Penerapan Koordinasi SDM Pembinaan
Aturan Lapangan Masyarakat
Kerumah Penerimaan Rencana dan Pengembangan Pemeliharaan Fisik
Tanggaan Pengaduan Evaluasi Kinerja Teknologi dan Mental SDM
17 Mei 2006 75
Rencana Garis Besar :
Struktur Usulan Program
Kelembagaan / Institusi (4)
Peraturan Perundang-Undangan (30)
Mekanisme Operasional (12)
Pencegahan (23)
Operasi Pemadaman (7)
Operasi Penyelamatan (5)
Operasi Layanan Medis Darurat (8)
Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 (8)
Pengembangan SDM (18)
Pemberdayaan Masyarakat (9)
Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi dan Informasi (4)
Prasarana dan Sarana Pemadaman, Penyelamatan dan
Layanan Medis Darurat (6)
Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM (12)
17 Mei 2006 76
Rencana Garis Besar :
Struktur Usulan Program
1. Kelembagaan / Institusi (4)
2. Peraturan Perundang-Undangan (30)
3. Mekanisme Operasional (12)
4. Pencegahan (23)
5. Operasi Pemadaman (7)
6. Operasi Penyelamatan (5)
7. Operasi Layanan Medis Darurat (8)
8. Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 (8)
9. Pengembangan SDM (18)
10. Pemberdayaan Masyarakat (9)
11. Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi
dan Informasi (4)
12. Prasarana dan Sarana Pemadaman,
Penyelamatan dan Layanan Medis Darurat
(6)
13. Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM
(12)
1. Program
2. Sasaran
3. Kegiatan
4. Wilayah
5. Sub-Dinas/Unit
Terkait
17 Mei 2006 77
Rencana Garis Besar :
Kelembagaan / Institusi :
Usulan Program
1. Meningkatkan ketahanan Dinas Pemadam Kebakaran melalui Nilai-Nilai Dasar
yang tertanam kokoh
2. Kajian pengembangan kelembagaan (tupoksi, organisasi, sisitem dan prosedur,
SDM, serta prasarana dan sarana) Dinas Pemadam Kebakaran sampai tahun
2025.
3. Pengembangan sistem mutakhir untuk inventarisasi dan pengelolaan aset.
4. Penataan struktur organisasi Dinas Pemadam Kebakaran, untuk periode 2010,
2015, 2020 dan 2025.
17 Mei 2006 78
Rencana Garis Besar :
Peraturan Perundang-Undangan :
Usulan Program (1/4)
1. Peraturan yang memberi kepastian hukum mengenai sistem layanan publik
penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya.
2. Peraturan Daerah mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana
lainnya di dalam DKI Jakarta.
3. Peraturan / ketentuan mengenai transportasi bahan B3 di DKI Jakarta.
4. Peraturan mengenai sertifikasi laik fungsi bangunan gedung di DKI Jakarta.
5. Ketentuan mengenai kewajiban melakukan audit keselamatan kebakaran (fire safety
audit) secara berkala.
6. Ketentuan mengenai penyediaan ruang-ruang terbuka hijau sebagai barrier penjalaran
api apabila terjadi kebakaran.
7. Ketentuan mengenai aksesibilitas bagi petugas pemadam kebakaran ke setiap lokasi
bangunan gedung dan industri.
8. Ketentuan pembentukan sistem ketahanan lingkungan kebakaran (SKLK) di setiap
kecamatan dalam wilayah DKI Jakarta.
9. Peraturan mengenai pembangunan dan pengelolaan hidran kota dan sumber-sumber air
untuk pemadaman kebakaran.
17 Mei 2006 79
Rencana Garis Besar :
Peraturan Perundang-Undangan :
Usulan Program (2/4)
11. Ketentuan yang membolehkan pengambilan air dari taman-taman kota (pool) untuk
keperluan pemadaman kebakaran dan bencana lainnya.
12. Ketentuan mengenai izin penggunaan ruangan / bangunan yang memakai bahan insula-
si / lapis penutup dari bahan mudah terbakar seperti di studio, ruang karaoke, stasiun TV
dsb.
13. Ketentuan mengenai keharusan memasang sistem alarm terpadu di lingkungan
kecamatan dalam rangka efektivitas pemadaman secara dini.
14. Ketentuan mengenai kode panggilan Dinas Pemadam Kebakaran dalam kondisi
emergency dan lain-lain.
15. Ketentuan mengenai pembinaan karir / jabatan fungsional di lingkungan Dinas Pemadam
Kebakaran.
16. Sosialisasi peraturan yang memberi kepastian hukum mengenai sistem layanan publik
penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya.
17. Sosialisasi Peraturan Daerah mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran
dan bencana lainnya di dalam Wilayah DKI Jakarta.
17 Mei 2006 80
Rencana Garis Besar :
Peraturan Perundang-Undangan :
Usulan Program (3/4)
18. Sosialisasi Peraturan / ketentuan mengenai transportasi bahan B3 di wilayah DKI
Jakarta.
19. Sosialisasi peraturan mengenai sertifikasi laik fungsi bangunan gedung di wilayah DKI
Jakarta.
20. Sosialisasi ketentuan mengenai kewajiban melakukan audit keselamatan kebakaran
(fire safety audit) secara berkala.
21. Sosialisasi ketentuan mengenai penyediaan ruang-ruang terbuka hijau sebagai barrier
penjalaran api ababila terjadi kebakaran.
22. Sosialisasi ketentuan mengenai aksesibilitas bagi petugas pemadam kebakaran ke
setiap lokasi bangunan gedung dan industri.
23. Sosialisasi ketentuan pembentukan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran
(SKLK) di setiap kecamatan dalam wilayah DKI Jakarta.
24. Sosialisasi peraturan mengenai pembangunan dan pengelolaan hidran kota dan sumber-
sumber air untuk pemadaman kebakaran.
17 Mei 2006 81
Rencana Garis Besar :
Peraturan Perundang-Undangan :
Usulan Program (4/4)
25. Sosialisasi ketentuan mengenai penggunaan jalur transportasi bus untuk jalur
pencapaian kendaraan operasional pemadam kebakaran dan bencana lainnya.
26. Sosialisasi ketentuan yang membolehkan pengambilan air dari taman-taman kota (pool)
untuk keperluan pemadaman kebakaran dan bencana lainnya.
27. Sosialisasi ketentuan mengenai izin penggunaan ruangan / bangunan yang memakai
bahan insulasi / lapis penutup dari bahan mudah terbakar seperti di studio, ruang
karaoke, stasiun TV dsb.
28. Sosialisasi ketentuan mengenai keharusan memasang sistem alarm terpadu di
lingkungan kecamatan dalam rangka efektivitas pemadaman secara dini.
29. Sosialisasi ketentuan mengenai kode panggilan Dinas Pemadam Kebakaran dalam
kondisi emergency dan lain-lain.
30. Sosialisasi ketentuan mengenai pembinaan karir / jabatan fungsional di lingkungan
Dinas Pemadam Kebakaran.
17 Mei 2006 82
Rencana Garis Besar :
Mekanisme Operasional :
Usulan Program (1/2)
1. Peningkatan kerjasama antar berbagai instansi di lingkungan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta yang terkait dengan upaya Penanggulangan Bencana
Kebakaran dan Bencana Lain.
2. Peningkatan kerjasama antar berbagai instansi di tingkat nasional (Batan, Polri,
Kementerian Negara, Departemen, ABRI, dll) yang terkait dengan upaya
Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain.
3. Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta yang terkait dengan upaya
Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain di lingkungan
Pemerintah Provinsi Provinsi DKI Jakarta Jakarta.
4. Peningkatan kerjasama antar daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang
berbatasan, dalam upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana
Lain di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
17 Mei 2006 83
Rencana Garis Besar :
Mekanisme Operasional :
Usulan Program (2/2)
5. Peningkatan kerjasama antar wilayah/kotamadya di dalam Provinsi DKI Jakarta dalam
upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain di kecamatan-kecamatan
yang berada di dekat batas kotamadya.
6. Penyusunan SOP menyangkut Penyusunan SOP menyangkut penyelamatan (rescue),
akibat transportasi dan keruntuhan bangunan, penyelamatan air dan ketinggian, bahan
berbahaya dan beracun, serta pertolongan darurat.
7. Penyusunan SOP menyangkut operasi pemadaman.
8. Penyusunan SOP menyangkut pencegahan.
9. Penyusunan Protap koordinasi instansional.
10. Penyusunan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran (SKLK).
11. Kajian/pembentukan masyarakat profesi dan forum komunikasi kebakaran dan bencana
lain.
12. Kajian/pembentukan pola kemitraan dengan lembaga terkait kaitan dengan masalah
kebakaran dan bencana lainnya.
13. Kajian/pembentukan fire safety management pada bangunan dan industri.
14. Peningkatan Koordinasi dan Konsolidasi Pusat-Pusat Komunikasi
Emergency
17 Mei 2006 84
Rencana Garis Besar :
Pencegahan :
Usulan Program (1/2)
1. Peningkatan kesiapan Provinsi DKI Jakarta (warga dan instansi terkait) dalam
pencegahan terjadinya Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
2. Pencegahan Awal Kebakaran
3. Peningkatan Kesiapan Penanggulangan Kebakaran
4. Pemberdayaan Response Darurat Tahap Awal
5. Kajian dan Penerapan Pengembangan Manajemen Informasi
6. Kajian dan Penerapan Upaya Pencegahan Meluasnya Kebakaran
7. Kajian dan Penerapan Upaya Evakuasi dan Pasca Bencana
8. Kajian dan Penerapan Upaya Inspeksi Sebelum Penggunaan Bangunan, Peralatan Api,
dan Peralatan Listrik
9. Kajian dan Penerapan Pengaturan Pemasangan dan Perawatan Sistem
10. Kajian Penyusunan Panduan Bagi Ahli Perlindungan Kebakaran
11. Kajian Pola Pelaksanaan Inspeksi/Pemeriksa Pencegahan Bencana Kebakaran dan
Bencana Lain
12. Kajian Revisi dan Perumusan Peraturan Kebakaran (Fire Code) dan Pedoman Teknis
17 Mei 2006 85
Rencana Garis Besar :
Pencegahan :
Usulan Program (2/2)
14. Peningkatan pembinaan teknis kepada masyarakat
15. Pelaksanaan pre-fire plan dalam rangka pencegahan Kebakaran
16. Peningkatan pendataan teknis kehandalan bangunan dan lingkungan terhadap bahaya
kebakaran dan Bencana Lainnya
17. Penerapan sistem rekomendasi dan sertifikasi pada bangunan dan lingkungan kaitan
dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lain
18. Revisi dan perumusan peraturan kebakaran (fire code) dan pedoman teknis
19. Peningkatan pembinaan teknis kepada masyarakat
20. Pelaksanaan pre fire plan dalam rangka pencegahan kebakaran
21. Peningkatan pendataan teknis kehandalan bangunan dan lingkungan terhadap bahaya
kebakaran dan Bencana Lainnya
22. Penerapan sistem rekomendasi dan sertifikasi pada bangunan dan lingkungan kaitan
dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
bencana lain
23. Kajian dan Penerapan sistem Keamanan transportasi umum
17 Mei 2006 86
Rencana Garis Besar :
Operasi Pemadaman :
Usulan Program
1. Penerapan sistem pemadaman kebakaran berbasis potensi bahaya
2. Pengembangan sistem komunikasi dan informasi emergency
3. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran gedung tinggi dan
bangunan-bangunan berukuran besar
4. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran besar (conflagration)
5. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran di bangunan bawah
tanah (terowongan, bismen, stasion bawah tanah / metro) dan di laut
6. Pengembangan teknik dan strategi komando lapangan (fire command systems)
7. Peningkatan apresiasi terhadap pemakaian bahan pemadam api ramah
lingkungan
17 Mei 2006 87
Rencana Garis Besar :
Operasi Penyelamatan :
Usulan Program
1. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan akibat bangunan runtuh
2. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan di sektor transportasi
3. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan terkait dengan masalah air
dan tempat ketinggian
4. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan (rescue) akibat bahan
berbahaya dan beracun.
5. Peningkatan kemampuan penanganan
CBRE (Chemical – Biological –
Radiological – Explosive)
17 Mei 2006 88
Rencana Garis Besar :
Operasi Layanan Medis Darurat :
Usulan Program
1. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan dalam kaitannya dengan
pertolongan medis darurat
2. Peningkatan pemahaman mengenai pertolongan medis darurat
3. Peningkatan pemahaman utilitas / instalasi dan kelengkapan pertolongan medis
darurat
4. Kajian sebaran fasilitas pertolongan medis darurat di wilayah DKI Jakarta
5. Penyediaan peralatan teknis untuk pertolongan medis darurat
6. Penyediaan peralatan diklat menghadapi bencana akibat bahan berbahaya dan
beracun
7. Penyelengaraan diklat menghadapi
pertolongan medis darurat
8. Penyusunan SOP
pertolongan medis darurat
17 Mei 2006 89
Rencana Garis Besar :
Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 :
Usulan Program
1. Identifikasi pemakaian benda-benda atau bahan berbahaya di dalam bangunan dan
lingkungan dalam wilayah DKI Jakarta
2. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) pengendalian benda / bahan berbahaya (B3).
3. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) penyelamatan terhadap dampak yang
ditimbulkannya
4. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) pengaturan transportasi bahan/benda berbahaya
di wilayah Provinsi DKI Jakarta
5. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) kontrol pada Fasilitas B3
6. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) keamanan pada Fasilitas B3
7. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) kesiapan menghadapi kejadian bencana lain pada
Fasilitas B3
8. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) Kesiapan Terhadap Bencana Pada Fasilitas B3
Berskala Besar
9. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) Pencegahan Kebakaran dengan Material B3
berjumlah Kecil dan Material Mudah Terbakar
17 Mei 2006 90
Rencana Garis Besar :
Pengembangan SDM :
Usulan Program (1/2)
1. Pengembangan Sistem Diklat Berbasis Kompetensi
2. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Diklat untuk Memperoleh Akreditasi
Internasional
3. Peningkatan Tenaga-Tenaga Spesialis (Inspektur, Instruktur, Penye-lidik dsb)
melalui Sistem Kemitraan
4. Peningkatan Pembinaan Perilaku Profesional yang mendukung visi dan misi
Dinas Pemadam Kebakaran
5. Peningkatan kemampuan dan kesiapan aparat
6. Peningkatan kemampuan Operasi
7. Penyelenggaraan pelatihan
8. Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Sistem Informasi
9. Identifikasi pemakaian benda-benda atau bahan berbahaya di dalam
bangunan dan lingkungan di lam wilayah DKI Jakarta
17 Mei 2006 91
Rencana Garis Besar :
Pengembangan SDM :
Usulan Program (2/2)
10. Penyusunan pedoman/ panduan pengendalian benda / bahan berbahaya
termasuk aspek penyelamatan terhadap dampak yang ditimbulkannya
11. Pengaturan transportasi bahan / benda berbahaya di wilayah Provinsi DKI
Jakarta
12. Pengaturan Kontrol pada Fasilitas B3
13. Pengaturan Keamanan pada Fasilitas B3
14. Pengaturan Kesiapan terhadap Kejadian Bencana Lain pada Fasilitas B3
15. Pengaturan Kesiapan Terhadap Bencana Pada Fasilitas B3 Berskala Besar
16. Pengaturan Pencegahan Kebakaran dengan Material B3 berjumlah Kecil dan
Material Mudah Terbakar
17. Pengaturan Kemampuan penanggulangan bencana lain
18. Penyediaan peralatan jenis baru
17 Mei 2006 92
Rencana Garis Besar :
Pemberdayaan Masyarakat :
Usulan Program
1. Pembinaan dan pemantapan pembentukan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran
(SKLK) di setiap kecamatan / kelurahan
2. Peningkatan kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana kebakaran dan bencana lain
3. Pengembangan pola kemitraan dalam upaya penanggulangan kebakaran dan bencana
umum lainnya
4. Penyelenggaraan Pendidikan Masyarakat
5. Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan
6. Penyelenggaraan Kursus perkuliahan
untuk manajer pencegahan kebakaran
7. Penyelenggaraan Kursus Perkuliahan
untuk Teknisi B3
8. Penyelenggaraan Kursus Perkuliahan
untuk Teknisi Perlindungan Kebakaran
9. Penyelenggaraan Kursus Pelatihan untuk
Pegawai Pusat Keselamatan Bangunan
17 Mei 2006 93
Rencana Garis Besar :
Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi dan Informasi :
Usulan Program
1. Pengembangan Pusat Komuni-kasi Pusat atau Sub-Communication Center
Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya
2. Pengembangan dan pemantapan sistem komunikasi radio Dinas Pemadam
Kebakaran
3. Pemantapan Sistem Pelaporan Kebakarandan Emergency Lainnya
4. Pemantapan Proses Komunikasi Internal antan unit di Dinas Pemadam
Kebakaran.
17 Mei 2006 94
Rencana Garis Besar :
Prasarana dan Sarana Pemadaman, Penyelamatan dan Layanan Medis Darurat :
Usulan Program
1. Inventarisasi Resources (Sumber Daya Pemadaman Kebakaran)
yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran Pada Saat Ini dan
Prediksi Hingga 2025
2. Penerapan sistem logistik sumber daya pemadaman berbasis
pada resiko bahaya
3. Pemenuhan kebutuhan resources sesuai perkembangan
(hingga 2025)
4. Pengembangan teknologi tepat guna mendukung operasi penang-
gulangan kebakaran dan bencana lainnya
5. Penyediaan peralatan jenis baru
6. Penyediaan kapal untuk keperluan simulasi
17 Mei 2006 95
Rencana Garis Besar :
Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM :
Usulan Program
1. Pembangunan bangunan diklat yang baru sesuai dengan standar-standar internasional
2. Pemeliharaan bangunan dan fasilitas diklat secara periodik dan intensif
3. Pembinaan perpustakaan di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran dan berlangganan jurnal-
jurnal mengenai fire fighting dan safety
4. Pengembangan rumpun jabatan fungsional penanggulangan kebakaran
5. Penetapan eksistensi jabatan fungsional penanggulangan kebakaran
6. Penyiapan pranata administratif penyelenggaraan jabatan fungsional
7. Penyusunan modul penilaian karya pejabat fungsional
8. Pembentukan tim penilai jabatan fungsional penanggulangan kebakaran
9. Pengembangan public / community education dalam bidang fire safety dan protection
10. Penyusunan modul-modul untuk pendidikan keselamatan terhadap bahaya kebakaran untuk
berbagai lapisan masyarakat
11. Penyusunan modul-modul untuk pendidikan keselamatan terhadap bahaya kebakaran untuk
berbagai usia
12. Penyelenggaraan pendidikan menyangkut fire safety management
17 Mei 2006 96
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Kebutuhan Air dan Sumber Penyediaannya :
Besar Sediaan, Kebutuhan dan Penambahan Tandon
No. KOTAMADYA 2005 2010
EKSISTING KEBUTUHAN PENAMBAHAN KEBUTUHAN PENAMBAHAN
I JAKARTA PUSAT
1 Gambir - 19 19 21 2
2 Tanah Abang - 25 25 28 3
3 Sawah Besar - 25 25 34 9
4 Senen - 55 55 60 5
5 Cempaka Putih - 23 23 26 2
6 Johar Baru - 0 0 0 0
7 Kemayoran 1 39 38 43 4
8 Menteng - 7 7 8 1
17 Mei 2006 97
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Sarana Penangulangan :
Kegiatan Pemenuhan Kendaraan Mobil Pompa Pemadam Kebakaran
2005 2010 2015 2020 2025
1 Kotamadya Johar Baru Perumahan PAT 614.34 1,034.82 1,034.82 1,034.82 1,034.82
Jakarta Application Rate 4.30 4.83 4.83 4.83 4.83
Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Bangunan Umum PAT 1,856.13 2,041.74 2,654.26 3,266.78 3,470.95
Application Rate 51.04 56.15 72.99 89.84 95.45
Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Industri PAT - - - - -
Application Rate - - - - -
Kebutuhan Mobil - - - - -
No. Aspek
PAT, Application Rate dan Kebutuhan MobilPeruntukan
Lahan
KecamatanKotamadya
No. Kotamadya
Sediaan Mobil
Pemadam
Sediaan Pos
Pemadam Sebaran Sediaan Pos dan M obil Pemadam Kebakaran Eksisting
Kebakaran Kebakaran
Eksisting Eksisting
1 Jakarta Johar Baru - - Nomor POS
Pusat Mobil Pemadam Kebak.
Kecamatan /
WMK
Kebutuhan Mobil Pompa Terbanyak
2005 2010 2015 2020 2025
1 Jakarta Pusat Johar Baru 1 1 1 1 1
2 Kemayoran 2 3 3 4 4
3 Cempaka 1 1 2 2 2
4 Senen 2 2 3 3 4
5 Menteng 1 1 1 1 1
6 Gambir 1 1 2 2 2
7 Tanah Abang 1 1 1 2 2
8 Sawah Besar 2 2 3 3 3
No. KecamatanKotamadya
Tahapan Penyediaan Mobil
No. Kotamadya Kecamatan Mobil Pompa
2005 2010 2015 2020 2025
1 Jakarta Pusat Johar Baru 1 - - - -
2 Kemayoran 1 1 - 1 -
3 Cempaka Putih - - 1 - -
4 Senen 1 - 1 - 1
5 Menteng - - - - -
6 Gambir - - 1 - -
7 Tanah Abang - - - 1 -
8 Sawah Besar - - 1 - -
17 Mei 2006 98
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Sarana Penangulangan :
Kebutuhan Kendaraan Mobil Pompa Pemadam Kebakaran
17 Mei 2006 99
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya
1. Mobil Pompa Cadangan
2. Ambulan
3. Pendeteksi Biologis
4. Ventilation Vehicle
5. Hazmat Support Vehicle
6. Personnel Decontamination
Vehicle
7. Dry Decontamination
Vacuum Oven
8. PreHospital Care
9. Light Wagon
10. Ventilated High Foam
Generator
11. Movable Loader For High
Foam Generation
12. Chemical Pumper
13. Penyedian Foam Solution
Truck
14. Fire Boat
15. Rescue Boat
16. Articulated Water Tower
17. Helikopter Tanker
17 Mei 2006 100
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Pompa Cadangan
Mobil Pompa Cadangan
1. Untuk mengantisipasi kasus terjadinya
kerusakan pumper (Mobil Pompa
Pemadam Kebakaran), maka idealnya 1
(satu) mobil pompa cadangan harus
dipersiapkan untuk setiap 8 pumper.
2. Untuk Jakarta, maka diusulkan agar mobil
pompa cadangan ini hanya di sediakan di
kecamatan yang merupakan pusat dari
kotamadya.
3. Jika di suatu kecamatan sudah
tersedia/dibutuhkan 8 (delapan) mobil
pompa atau lebih, maka dimungkinkan
untuk memiliki tambahan 1 mobil pompa
cadangan.
17 Mei 2006 101
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Ambulan
Ambulan
1. Untuk suatu wilayah dengan populasi
penduduk kurang dari 150.000 jiwa,
sebuah ambulans harus ditempatkan
setiap 50.000 jiwa.
2. Untuk wilayah dengan populasi lebih
dari 150.000 jiwa, 3 ambulans dan satu
ambulans ekstra untuk setiap 70.000
jiwa atau lebih. Juga untuk kasus
sekarang, satu ambulans cadangan
harus disediakan untuk setiap 6
ambulans.
3. Untuk Jakarta, pemenuhan ambulan
tidak harus oleh Dinas Pemadam
Kebakaran. Berbagai RS, klinik, atau
instansi lainnya, dimungkinkan untuk
turut berpartisisapi.
17 Mei 2006 102
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Sepeda Motor – Mobil Fire Rescue – Breathing Apparatus Refilling Unit
Sepeda Motor Damkar
Minimal 2 (dua) buah untuk setiap satu pos.
Namun, standar ini fleksibel, tergantung ada
berapa kelompok rangers yang ada di tiap
pos.
Mobil Fire Rescue
1. Ragam mobil ini digunakan untuk
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan
tenaga kerja dan lainnya.
2. Mobil ini mempunyai sebuah derek,
generator dan system penerangan yang
fleksibel/dapat digerakkan.
3. Secara umum, penyediaan mobil ini
adalah 1 (satu) untuk tiap kecamatan.
Breathing Apparatus Refilling Unit
1. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu)
untuk kecamatan-kecamatan yang
memiliki potensi bencana kebakaran
dan bencana lain yang berasal
industri/kimia.
2. Penyediaannya disesuaikan dengan
kondisi dan estimasi perkembangan
peruntukan lahan di tiap kecamatan/
WMK.
17 Mei 2006 103
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Komando
Mobil Komando
1. Kendaraan ini dirancang sebagai
pendukung respon darurat, operasi pusat
komando dan respon untuk area dengan
persetujuan Dinas/Suku DInas Pemadam
Kebakaran, berkaitan dengan pelayanan
pemadaman kebakaran pada area yang
luas.
2. Mobil 4 wd ini memiliki hydraulic concrete
breaker, diamond chain saw/gergaji intan,
dll.
3. Idealnya, minimal 1 (satu) untuk tiap
kecamatan.
17 Mei 2006 104
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Tangga
Mobil Tangga
1. Satu mobil tangga harus disediakan ketika sebuah pos pemadam meliputi lebih dari 10
bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih dalam area yang dipakai.
2. Ketika terdapat lebih dari 5 bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih dan terbuka
untuk umum (teater, dept. store, hotel, rumah sakit, dll), atau ketika lebih dari 10
bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih di daerah perkotaan, pos pemadam harus
dilengkapi dengan satu mobil tangga.
17 Mei 2006 105
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Pendeteksi Biologis
Pendeteksi Biologis
1. Perlengkapan yang lebih canggih untuk
peralatan deteksi biologis perlu dimiliki
kecamatan-kecamatan tertentu.
2. Peralatan ini akan memungkinkan
diperolehnya hasil awal dalam waktu
15 – 30 menit, dibanding teknik
konvensional yang memakan waktu
sampai 6 – 8 jam.
3. Penyediaannya disesuaikan dengan
kondisi dan estimasi perkembangan
peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 106
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Snorkel
Mobil Snorkel
1. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu)
untuk kecamatan-kecamatan yang
memiliki potensi bencana kebakaran dan
bencana lain yang berasal industri/kimia.
2. Penyediaannya disesuaikan dengan
kondisi dan estimasi perkembangan
peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 107
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Hazmat - Ventilation Vehicle
Mobil Hazmat
1. Dilengkapi dengan detektor CBR (chemical-
biological-radiological), untuk memonitor
zona bencana kebakaran dan bencana lain di
atas permukaan tanah.
2. Alat ini sebaiknya juga terhubungkan de-
ngan kantor pusat Dinas Pemadam Kebakar-
an, melalui Hazmat Decision Support System.
3. Disediakan maksimal 1 (satu) untuk keca-
matan-kecamatan yang memiliki potensi
bencana kebakaran dan bencana lain yang
berasal industri/kimia.
4. Penyediaannya disesuaikan dengan
peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
Ventilation Vehicle
1. Merupakan kendaraan pembawa blower
besar, yang berada di atas truk. Mampu
menciptakan katup udara di pintu masuk dari
sebuah struktur tertutup untuk mencegah
keluarnya bahan kimia secara tiba-tiba lewat
pintu masuk.
2. Dilengkapi dengan water-mist system, untuk
melarutkan bahan-bahan kimia yang bocor
bila bahan-bahan itu adalah jenis bahan yang
dapat dilarutkan.
3. Disediakan maksimal 1 untuk kecamat-an
potensial bencana kebakaran dan bencana
lain dari industri/kimia.
4. Penyediaannya disesuaikan dengan
peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 108
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Hazmat Support Vehicle
Hazmat Support Vehicle
1. Merupakan pembawa alat penyaring
udara yang dapat dipindahkan, yang akan
diberikan kepada korban yang dalam
keadaan terbaring atau berjalan di zona
yang telah terkontaminasi oleh bencana
kebakaran dan bencana lain, untuk
meningkatkan peluang hidup.
2. Peralatan penyelamatan lain yang dibawa
kendaraan ini termasuk monitor cuaca,
system deteksi gamma dan unit gas
panas untuk peralatan dekontami-nasi
3. Penyediaannya disesuaikan dengan per-
untukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 109
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Personnel Decontamination Vehicle
Personnel Decontamination Vehicle
1. Merupakan kendaraan yang dilengkapi
berbagai peralatan kimia-fisika-biologi
untuk menghilangklan racun yang
menempel pada petugas/korban bencana
kebakaran dan bencana lain.
2. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu)
untuk kecamatan-kecamatan yang
memiliki potensi bencana kebakaran dan
bencana lain yang berasal industri/kimia.
Karena itu penyediaannya disesuaikan
dengan kondisi dan estimasi
perkembangan peruntukan lahan di tiap
kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 110
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Pre-Hospital Care/SWIFT
Pre-Hospital Care/SWIFT
1. Dalam situasi tertentu FAP (first aid post) perlu dibangun di lokasi bencana, untuk
menangani dan menstabilkan korban-korban, sebelum dipindahkan ke rumah sakit.
2. SWIFT (station with immediate first-aid treatment) adalah kendaraan yang dirancang
menyerupai rumah yang berfungsi seperti FAP yang berjalan.
3. Kendaraan dapat dibuka dan diset dalam waktu 5 menit, memungkinkan tim medis
Dinas/Suku Dinas menangani dan mengoperasi korban secepatnya.
4. Dilengkapi penerangan, unit
pompa penghisap, tabung
oksigen dan air untuk
membersihkan luka.
5. Mobil ini disediakan
maksimal 1 (satu) untuk
kecamatan-kecamatan.
17 Mei 2006 111
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :
Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Dry Decontamination Vacuum Oven
Dry Decontamination Vacuum Oven
1. Menggunakan sumber panas dari sinar
infra merah untuk menguapkan zat
kontaminan. Oven dapat
mendekontaminasi peralatan yang
sensitive dan halus yang bisa ter-
kontaminasi ketika terjadi bencana yang
menimbulkan bahan berbahaya. Setelah
pemanasan, dekontaminan yang telah
diuapkan, dikeluarkan dari oven dan
diletakkan di saringan yang akan
menyerapnya.
2. Penyediaannya disesuaikan dengan
peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta

Contenu connexe

Tendances

Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranKesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranTini Wartini
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyasujatno angga
 
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptxDasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptxsalman669792
 
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranPencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranMn Hidayat
 
PPT tanggap darurat & pencegahan kebakaran 2.pptx
PPT tanggap darurat & pencegahan kebakaran 2.pptxPPT tanggap darurat & pencegahan kebakaran 2.pptx
PPT tanggap darurat & pencegahan kebakaran 2.pptxAdindaNadia2
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxZedanaDwiP
 
04. K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.ppt
04. K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.ppt04. K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.ppt
04. K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.pptTobias12303
 
Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaJoni Iswanto
 
Ppt hiperkes
Ppt hiperkesPpt hiperkes
Ppt hiperkesrio246193
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranMokh Afifuddin Machfudz
 
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedungPembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedungArdy Hermawan
 
SOP IPAL.docx
SOP IPAL.docxSOP IPAL.docx
SOP IPAL.docxdayatali1
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...Muhamad Imam Khairy
 
Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sidik Darmanto
 

Tendances (20)

Basic fire fighting
Basic fire fightingBasic fire fighting
Basic fire fighting
 
Standar Keselamatan Berkendara
Standar Keselamatan BerkendaraStandar Keselamatan Berkendara
Standar Keselamatan Berkendara
 
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranKesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannya
 
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptxDasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).pptx
 
KONSEP K3 RS
KONSEP K3 RSKONSEP K3 RS
KONSEP K3 RS
 
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranPencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
 
PPT tanggap darurat & pencegahan kebakaran 2.pptx
PPT tanggap darurat & pencegahan kebakaran 2.pptxPPT tanggap darurat & pencegahan kebakaran 2.pptx
PPT tanggap darurat & pencegahan kebakaran 2.pptx
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
 
04. K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.ppt
04. K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.ppt04. K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.ppt
04. K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.ppt
 
Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Katalog Safety Poster - Agustus 2015
Katalog Safety Poster - Agustus 2015Katalog Safety Poster - Agustus 2015
Katalog Safety Poster - Agustus 2015
 
Power Point k3 kimia
Power Point k3 kimia Power Point k3 kimia
Power Point k3 kimia
 
Ppt hiperkes
Ppt hiperkesPpt hiperkes
Ppt hiperkes
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
 
Slide pmkp
Slide pmkpSlide pmkp
Slide pmkp
 
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedungPembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
 
SOP IPAL.docx
SOP IPAL.docxSOP IPAL.docx
SOP IPAL.docx
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
 
Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3
 

Similaire à Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta

Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
01 Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan.pdf
01 Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan.pdf01 Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan.pdf
01 Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan.pdfRifqiDarmawan8
 
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana TransportasiPengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana TransportasiLukman Hakim
 
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI JakartaMaster Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakartajoihot
 
RPB-dan-RAD-PSB-UNNES-17-sept-2019.ppt
RPB-dan-RAD-PSB-UNNES-17-sept-2019.pptRPB-dan-RAD-PSB-UNNES-17-sept-2019.ppt
RPB-dan-RAD-PSB-UNNES-17-sept-2019.pptsutripto
 
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanBab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanNendi Subakti
 
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxPaparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxBappedaLampungUtara
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...persampahanpuprdsulu
 
Praktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik Perkotaan
Praktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik PerkotaanPraktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik Perkotaan
Praktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik PerkotaanOswar Mungkasa
 
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanPerencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanOswar Mungkasa
 
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfDraft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfZhafranRasyiqul
 
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdfxiaodery
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivUjang Sukarna
 

Similaire à Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta (20)

Sistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan BencanaSistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan Bencana
 
Lap temu ilmiah rev2
Lap temu ilmiah rev2Lap temu ilmiah rev2
Lap temu ilmiah rev2
 
Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak Kota Yogyakarta
Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak Kota YogyakartaPengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak Kota Yogyakarta
Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak Kota Yogyakarta
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
01 Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan.pdf
01 Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan.pdf01 Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan.pdf
01 Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan.pdf
 
11937724.ppt
11937724.ppt11937724.ppt
11937724.ppt
 
Tempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampahTempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampah
 
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana TransportasiPengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
 
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI JakartaMaster Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
 
RPB-dan-RAD-PSB-UNNES-17-sept-2019.ppt
RPB-dan-RAD-PSB-UNNES-17-sept-2019.pptRPB-dan-RAD-PSB-UNNES-17-sept-2019.ppt
RPB-dan-RAD-PSB-UNNES-17-sept-2019.ppt
 
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanBab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
 
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxPaparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
 
Praktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik Perkotaan
Praktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik PerkotaanPraktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik Perkotaan
Praktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik Perkotaan
 
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanPerencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
 
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfDraft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
 
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
 
Sosialisasi Keamanan Informasi_Bidang Ketenagalistrikan
Sosialisasi Keamanan Informasi_Bidang KetenagalistrikanSosialisasi Keamanan Informasi_Bidang Ketenagalistrikan
Sosialisasi Keamanan Informasi_Bidang Ketenagalistrikan
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi iv
 

Plus de Fitri Indra Wardhono

Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Fitri Indra Wardhono
 
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"Fitri Indra Wardhono
 
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanFitri Indra Wardhono
 
Instrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataanInstrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataanFitri Indra Wardhono
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
 
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat UsahaMeruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat UsahaFitri Indra Wardhono
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
 
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasTata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasFitri Indra Wardhono
 

Plus de Fitri Indra Wardhono (20)

Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
 
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
 
Ad dukhon 43 – 59
Ad dukhon 43 – 59Ad dukhon 43 – 59
Ad dukhon 43 – 59
 
Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015
 
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
 
Kumpulan ayat ruqyah standar
Kumpulan ayat ruqyah standarKumpulan ayat ruqyah standar
Kumpulan ayat ruqyah standar
 
Instrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataanInstrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataan
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
 
Daftar ayat ayat ruqyah
Daftar ayat ayat ruqyahDaftar ayat ayat ruqyah
Daftar ayat ayat ruqyah
 
Kebatinan & kejawen islam
Kebatinan & kejawen   islamKebatinan & kejawen   islam
Kebatinan & kejawen islam
 
Daftar ayat & surat untuk ruqyah
Daftar ayat & surat untuk ruqyahDaftar ayat & surat untuk ruqyah
Daftar ayat & surat untuk ruqyah
 
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat UsahaMeruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
 
Sistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataanSistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataan
 
Penataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataanPenataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataan
 
Paparan dompak
Paparan dompakPaparan dompak
Paparan dompak
 
Renstra cipta karya 2006
Renstra cipta karya 2006Renstra cipta karya 2006
Renstra cipta karya 2006
 
Kek teroritis
Kek teroritisKek teroritis
Kek teroritis
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
 
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasTata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
 

Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta

  • 1. PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PEMADAM KEBAKARAN PembuatanMaster Plan PenanggulanganKebakaran dan Bencana Lain Jakarta, 3 Mei 2006 Ruang Rapat Dinas Pemadam Kebakaran
  • 2. 17 Mei 2006 2 Ruang Lingkup Pekerjaan 1. Master Plan Sistem Layanan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya Sistem Diklat Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya Sistem Komunikasi dan Informasi Penanggulangan kebakaran dan Bencana lainnya Sistem Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya 2. Detail Plan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Kebakaran dan Bencana lainnya Sistem Perawatan Kendaraan Operasional Pemadam Kebakaran
  • 3. 17 Mei 2006 3 Metodologi (1/3) 1. Metoda, pendekatan dan analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Konsep Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). 2. Metoda Fire Cover. 3. Pendekatan model STPI. 4. Metoda analisis resiko bahaya kebakaran. 2. Analisis dilakukan terhadap : 1. Prediksi pertumbuhan penduduk, 2. Kesesuaian dengan RTRW, 3. Kebutuhan air untuk pemadaman, 4. Kebutuhan pos pemadam kebakaran di tiap wilayah, 5. Kebutuhan SDM, 6. Kebutuhan prasarana dan sarana yang didasarkan pada skenario pertumbuhan kota Jakarta menuju 2025 yang berbasis tata ruang sebagaimana diatur dalam RTRW. 3. Dengan menerapkan metoda WMK, dan analisis resiko bahaya kebakaran & bencana lainnya disusun suatu peta jangkauan layanan di setiap wilayah DKI Jakarta yang menunjang efektivitas operasi penanggulangan khususnya dikaitkan dengan waktu tanggap (response time).
  • 4. 17 Mei 2006 4 Metodologi (2/3) 4. Selanjutnya dihitung kebutuhan air untuk pemadaman, kebutuhan pos pemadam kebakaran, jumlah personil serta kebutuhan akan prasarana dan sarana lainnya. 5. Dengan metoda fire cover dapat diidentifikasi : 1. Waktu tanggap dan bobot serangan (weight of attack), 2. Ketahanan bangunan dalam pencegahan kebakaran (fire prevention), 3. Penaksiran resiko bahaya kebakaran dan sistem penanganan yang tepat (dilakukan melalui pembuatan peta bahaya kebakaran dan bencana lainnya di setiap wilayah DKI Jakarta), 4. Peningkatan sistem komunikasi dan informasi emergency, dan 5. Kelengkapan prasarana dan sarana pendukungnya. 6. Melalui pendekatan model STPI (Science Technology and Policy Implementation) dapat diidentifikasi hal-hal yang menyangkut : 1. Kebijakan (policy), 2. Peraturan dan perundang-undangan, 3. Kelembagaan, 4. Mekanisme operasional dan pranata, dalam mengantisipasi skenario perkembangan kota Jakarta menuju ke tahun 2025. 7. Selanjutnya disusun program-program pokok peningkatan kinerja berdasarkan jenis layanan dan pembidangan sesuai struktur organisasi yang berlaku.
  • 5. 17 Mei 2006 5 Metodologi (3/3) Permukiman Pengelompokan KDB & KLB Karakteristik Zona/Kawasan Land Use Industri Klasifikasi Tipologi Tingkat Resiko Konstruksi Kebakaran & Kebakaran & Bencana Master Plan Pusat dan Sub Bencana Lain Lain Penanggulangan Pusat Faktor Bahaya  Fire Cover Bangunan  Penyelamatan Kondisi Jakarta Kawasan  Pencegahan Khusus  Response time  WMK Sumber Air Air permukaan, Penseleksian Ketersediaan Perhitungan Pasokan Detail Plan Hidran/Tandon kualitas sumber dan kebu tuhan Air Total & Delivery Perlengkapan air pemadam Rate Aksesibilitas Jaringan Jalur Arteri dan Tingkat Kecepatan maksimum Transportasi Kolektor Aksesibilitas kendaraan Prediksi Perda 6/1999 RTRW Gambaran Tingkat Perkembangan Jakarta 2010 Resiko Bencana 2025 Pengembangan Kepmen PU 11/ Ketentuan Teknis Manajemen Sistem Penanggu- KPTS/2000 Penanggulangan Kebakarandi Perkotaan langan Bencana Jumlah yang Jumlah yang ideal utk  Pengembangan SK.Gub 9 tahun Organisasi dan SDM saat ini & belum memadai operasional yg Visi & Misi 2002 Tata Kerja DPK permasalahan optimum  Pengembangan Kondisi DPK Organisasi Kualitas yang Spesialisasi  Pengembangan perlu sesuai dg tututan SDM ditingkatkan perkembangan Perda DKI Peraturan pe Organisasi dan No.3/1992 nanggulangan Tata Kerja DPK Kebutuhan Kebakaran dan Pengembangan dan Jenis Bangunan Program Detail Rencana Detail Penanggulangan  Terapan Sistem dalam lingkup Kodya  Tingkat kedalaman detail WMK/Kecamatan  Rincian Hazard Mapping per jenis penggunaan lahan
  • 6. 17 Mei 2006 6 Pertimbangan Dasar : Potret Kebakaran dan Bencana Lain : Frekuensi Kejadian Kebakaran 1981-2000 0 200 400 600 800 1000 1200 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Pusat Utara Barat Selatan Timur
  • 7. 17 Mei 2006 7 0 200 400 600 800 1000 1200 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Lain-Lain Rokok Listrik Lampu Kompor Pertimbangan Dasar : Potret Kebakaran dan Bencana Lain : Penyebab Kebakaran 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Lain-Lain Rokok Listrik Lampu Kompor
  • 8. 17 Mei 2006 8 Pertimbangan Dasar : Potret Kebakaran dan Bencana Lain : Jumlah Korban dan Victim per Million 0 50 100 150 200 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Luka-Luka M ati 5.15 9.27 9.78 6.95 3.95 5.86 4.40 8.68 0 2 4 6 8 10 1997 1998 1999 2000 M ati Luka-Luka
  • 9. 17 Mei 2006 9 0 50,000,000,000 100,000,000,000 150,000,000,000 200,000,000,000 250,000,000,000 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Pertimbangan Dasar : Potret Kebakaran dan Bencana Lain : Luas Kebakaran dan Jumlah Kerugian 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Luas kebakaran dari tahun 1981-2000 di wilayah Jakarta(dalam m2) Jumlahkerugian material kebakaran dari tahun 1981-2000di wilayah Jakarta (milyar rupiah)
  • 10. 17 Mei 2006 10 Pertimbangan Dasar : Kebijakan Tata Ruang DKI Jakarta Sebagai Landasan Masterplan Kebakaran dan Bencana Lain Rencana Garis Besar Tata Ruang Wilayah (RRTRW) Kecamatan yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur No. 1516 Tahun 1997. Kebijakan lain yang relevan, seperti : studi Rencana Induk Transportasi Terpadu SITRAMP, dll, yang mempunyai jangka waktu perencanaan sampai dengan 2020. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2010 yang telah disahkan menjadi Perda 6 tahun 1999.
  • 11. 17 Mei 2006 11 Pertimbangan Dasar : Dasar Kebijakan Masterplan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain 1. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan 2. Perda Nomor 3 tahun 1992 tentang Ketentuan Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta
  • 12. 17 Mei 2006 12 Pertimbangan Dasar : Variabel Tata Ruang Kota Variabel pokok : 1. Penduduk 2. Karakter Land Use 3. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 4. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 5. Tingkat aksesibilitas 6. Ketersediaan sumber air 1. Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 2. Angka Resiko Kebakaran 3. Angka Klasifikasi Konstruksi (AKK) 4. Faktor Bahaya (FB)
  • 13. 17 Mei 2006 13 Pertimbangan Dasar : Variabel Tata Ruang Kota Variabel Tata Ruang DKI Perkembangan Tata Ruang DKI Jakarta No. Variabel Penanggulangan Jumlah Penduduk Karakter Landuse KDB-KLB Sumber Air Tingkat Aksesibilitas 5 Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta Analisis Resiko Kebakaran/WMK 2005 2010 2015 2020 2025 1 Pemadaman 1 Informasi 2 Evakuasi 3 Pencarian Sumber Api 4 Pemadaman 2 Penyelamatan 1 Bencana Tportasi dan Bangunan 2 Bencana Air dan Ketinggian 3 Bencana B3 4 Pertolongan Darurat 3 Pencegahan 1 Renstra Tindakan Darurat 2 POS/SOP 3 Pelatihan 4 Pemeriksaan dan Pemeliharaan 5 Action Plan 6 Hubungan dg Lingkungan 4 Pemberdayaan/ Koord. ( 3Pilar) 1 Dinas Pemadam Kebakaran 2 Instansi Terkait 3 Masyarakat C' ' ' ' D D' D' ' D' ' ' D' ' ' ' C C' C' ' C' ' ' A' ' ' A' ' ' ' B B' B' ' B' ' ' B' ' ' ' A A' A' '
  • 14. 17 Mei 2006 14 Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain : Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain dalam Kerangka Penataan Kota 1. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) perkotaan adalah bagian dari ”Manajemen Perkotaan” untuk mengupayakan kesiapan instansi pemadam kebakaran, pengelola, penghuni dan masyarakat terhadap kegiatan pemadaman kebakaran yang terjadi pada bangunan dan atau lingkungan di dalam kota. 2. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) lingkungan adalah bagian dari ”Manajemen Estat”. 3. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) bangunan gedung adalah bagian dari ”Manajemen Bangunan”.
  • 15. 17 Mei 2006 15 Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain : Manajemen Penanggulangan Kebakaran Kota 1. Manajemen Penanggulangan Kebakaran Kota 1) Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 2) Sarana dan Prasarana Kebakaran Kota 3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Kota 4) Tata Laksana Operasional 5) Pengendalian Teknis 6) SDM 7) Peran Serta Masyarakat 8) Pembinaan Teknis 2- Manajemen Penanggulangan Kebakaran Lingkungan 1) Wilayah Manajemen Kebakaran Lingkungan 2) Prasarana dan Sarana Penanggulangan Kebakaran Lingkungan 3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Lingkungan 4) Tata Laksana Operasional Lingkungan 5) Sumber Daya Manusia (SDM) 6) Pembinaan dan Pelatihan 3- Manajemen Penanggulangan Kebakaran Bangunan Gedung 1) Proteksi Bahaya Kebakaran dalam Bangunan Gedung 2) Prasarana dan Sarana Penanggulangan Kebakaran dalam Gedung 3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Bangunan Gedung 4) Tata Laksana Operasional 5) Sumber Daya Manusia (SDM)
  • 16. 17 Mei 2006 16 Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain : Skenario Perkembangan Kota Potret DKI Jakarta 2005 Kondisi Eksisting/Hasil Survey :  Penduduk 7.452.270 jiwa  Land use, KDB-KLB  Program terealisasi (MRT, Monorail) DKI Jakarta 2010 RTRW DKI Jakarta 2010/Perda 6/’99 :  Penduduk 12.500.000 jiwa & distribusi  Rencana Land use, renc KDB-KLB  Struktur ruang kota (sistem pusat)  Rencana Sistem Transportasi DKI Jakarta 2020 Interpolasi/Prediksi :  Penduduk melalui analisis trend pertumbuhan  Gambaran Land use, KDB-KLB berdasarkan pola kecenderungan dan arah perkembangan  Struktur ruang kota (sistem pusat) & terapan pola ruang modern (superblok, highrise building, dll)  Renc Sistem Transportasi/terapan penuh Sitramp 2020 (sebagai kerangka ruang kota) DKI Jakarta 2025 Grand Scenario :  Penduduk melalui analisis trend dan asistensi Bapeda/BPS  Gambaran Optimasi Land use, KDB-KLB  Optimasipengisian struktur ruang kota (sistem pusat)  Optimasifungsi jaringan transportasi kota KARAKTER PERKEMBANGAN KOTA Identifikasi Potensi dan Permasalahan Sistem Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Formulasi Sistem dan Program Penanggulangan Sesuai Karakter Kota 2010 :  Standar Sistem  Program pokok  Strategi penanggulangan Formulasi Sistem dan Program Penanggulangan Sesuai Karakter Kota 2020 :  Standar Sistem  Program pokok  Strategi penanggulangan Formulasi Sistem dan Program Penanggulangan Sesuai Karakter Kota 2025 :  Standar Sistem  Program pokok  Strategi penanggulangan TAHAPAN MASTER PLAN Peta Resiko Kebakaran 2005 Peta Resiko Kebakaran 2010 Peta Resiko Kebakaran 2020 Peta Resiko Kebakaran 2025
  • 17. 17 Mei 2006 17 Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain : Skenario Perkembangan Kota Kondisi Eksisting/Hasil Survey :  Penduduk 7.452.270 jiwa  Land use, KDB-KLB  Program terealisasi (MRT, Monorail) RTRW DKI Jakarta 2010/Perda 6/’99 :  Penduduk 12.500.000 jiwa & distribusi  Rencana Land use, renc KDB-KLB  Struktur ruang kota (sistem pusat)  Rencana Sistem Transportasi Interpolasi/Prediksi :  Penduduk melalui analisis trend pertumbuhan  Struktur ruang kota (sistem pusat) & terapan pola ruang modern (superblok, highrise building, dll)  Renc Sistem Transportasi/terapan penuh Sitramp 2020 ( kerangka ruang kota) DKI Jakarta 2025 Grand Scenario :  Penduduk melalui analisis trend dan asistensi Bapeda/BPS  Optimasipengisian struktur ruang kota (sistem pusat)  Optimasifungsi jaringan transportasi kota KARAKTER PERKEMBANGAN KOTA Mater Plan Penanggulangan Bencana : • Sistem Pencegahan • Fire cover • Sistem Penyelamatan Detail Plan : • Sumber Daya Manusia • Perlengkapan Pengembangan Formulasi Sistem dan Program Penanggulangan Sesuai Tipologi dan Tingkat Resiko Bencana :  Standar Sistem  Program pokok  Strategi penanggulangan TAHAPAN MASTER PLAN Peta Resiko Kebakaran 2005 Tingkat Resiko Kebakaran 2010 Tingkat Resiko Kebakaran 2015 - 2020 Tingkat Resiko Kebakaran 2025 Potret DKI Jakarta 2005 DKI Jakarta 2015 - 2020 DKI Jakarta 2010
  • 18. 17 Mei 2006 18 Resiko Bahaya Kebakaran Resiko dalam konteks kebakaran diartikan sebagai kombinasi antara kecenderungan terjadinya kebakaran dan konsekwensi potensi yang ditimbulkannya Risk Kecenderungan Terjadi Konsekwensi Potensial Data kejadian kebakaran Penggunaan lahan / land use Kepadatan penduduk Stagnasi bisnis / usaha Kerapatan bangunan Level proteksi terpasang Level kesiapan masyarakat Kerugian materi Korban luka atau meninggal
  • 19. 17 Mei 2006 19 Central Business District (CBD) Central Business District (CBD) Kawasan Kumuh Kawasan Kumuh Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran Zona/ Kawasan Industri dan Pergudangan Zona/ Kawasan Industri dan Pergudangan Lokasi Beresiko Ancaman Kematian Tinggi Lokasi Beresiko Ancaman Kematian Tinggi
  • 20. 17 Mei 2006 20 Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran 1. Central Business District (CBD) : Kawasan bangunan menengah dan tinggi (sebagai kegiatan perkantoran, perdagangan, pusat perbelanjaan/Mal, Hotel, dan apartemen) Bangunan dengan prototipe bangunan campuran ruko dan rukan. Kawasan tempat hiburan 2. Zona/Kawasan Industri dan Pergudangan : 1. Jakarta Timur Industri Barang dari Logam (21,37%), Industri Kimia (21,37%), dan Industri Tekstil Pakaian Jadi dan Kulit (13,70%). 2. Jakarta Barat industri karet dan barang dari karet (17,74%), industri pakaian jadi (16,60%). 3. Jakarta Utara industri pakaian jadi (33%), dan industri konstruksi yang bergerak dalam pembangunan infrastruktur. 4. Jakarta Selatan industri pakaian jadi dan kulit (35%), industri makanan dan minuman (18%). 5. Jakarta Pusat industri pakaian jadi (31,51%), industri percetakan dan penerbitan (27,40%). Central Business District (CBD) Central Business District (CBD) Zona/ Kawasan Industri dan Pergudangan Zona/ Kawasan Industri dan Pergudangan
  • 21. 17 Mei 2006 21 Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran 3. Kawasan Kumuh Kawasan kumuh adalah kawasan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi, minim infrastruktur, tata letak bangunan tidak beraturan, konstruksi bangunan bersifat temporer, dan sirkulasi udara bangunan dan lingkungan yang minim. 4. Lokasi Beresiko Ancaman Kematian Tinggi Lokasi-lokasi yang beresiko kematian tinggi merupakan tempat-tempat perawatan, seperti rumah sakit, panti jompo, panti dan asrama anak-anak, gedung hiburan, dan lain-lain yang sejenis. Analisis kawasan CBD, kawasan/zona industri dan lokasi/kawasan tertentu ini akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan karakter lingkup penanganan, pencegahan, dan penanggulangan (fire cover) wilayah-wilayah tersebut. Tujuannya adalah untuk pemaduan analisis dengan karakter tata guna lahan lainnya, sehingga dapat ditentukan : standar operasional upaya pencegahan (prevention), proses penaksiran resiko bahaya (risk assesment process), dan sistem penangangan yang tepat (robust measuring system). Kawasan Kumuh Kawasan Kumuh Lokasi Beresiko Ancaman Kematian Tinggi Lokasi Beresiko Ancaman Kematian Tinggi
  • 22. 17 Mei 2006 22 Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Karakter dan Jenis Bencana Lain KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bagian Ketujuh : Subdinas Penyelamatan Pasal 16, Ayat (1) : Subdinas Penyelamatan mempunyai tugas melaksanakanusaha-usaha penyelamatan (1) transportasi, bangunan runtuh, (2) penyelamatan air, (3) ketinggian,(4) penyelamatan bahan berbahaya serta (5) pertolongandarurat. Bencana Banjir Bencana Bangunan Tinggi Bencana Bangunan Runtuh Bencana Transportasi Jenis Bencana Lain
  • 23. 17 Mei 2006 23 Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Karakter dan Jenis Bencana Lain : Pemetaan Lokasi Potensial Kejadian Bencana Lain di DKI Jakarta 1. Kawasan bandara / rawan bencana transportasi udara. 2. Kawasan rawan bencana bangunan tingi dan arson fire. 3. Kawasan rawan banjir. 4. Kawasan rawan ledakan. 5. Kawasan pelabuhan / rawan bencana perairan. 6. Kawasan perlintasan / rawan kecelakaan kereta api. KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bagian Ketujuh : Subdinas Penyelamatan Pasal 16, Ayat (1) : Subdinas Penyelamatan mempunyai tugas melaksanakanusaha-usaha penyelamatan(1) transportasi, bangunan runtuh, (2) penyelamatan air, (3) ketinggian,(4) penyelamatan bahan berbahaya serta (5) pertolongandarurat.
  • 24. 17 Mei 2006 24 Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Karakter dan Jenis Bencana Lain : Lokasi Potensial Kejadian Bencana Lain di DKI Jakarta
  • 25. 17 Mei 2006 25 Langkah-langkah Penentuan WMK, Air, Pos 1. Menentukan kelompok bangunan berdasarkan fungsi yang sama 2. Menentukan angka resiko kebakarannmasing-masing 3. Perhatian khusus pada kelompok bangunan yang mempunyai resiko kebakaran tertinggi 4. Dari kelompok bangunan tersebut, diambil sebagai obyek adalah satu bangunan yang paling luas. 5. Dari bangunan tersebut, ditentukan lantai satu yang beresiko paling tinggi untuk diambil sebagai basis perhitungan kebutuhan air. 6. Asumsi bengunan yang terbakar disesuaikan dengan Angka Resiko Kebakaran (ARK) dan diambil “X” % dari total luas uji petik yang terbakar yaitu : ANGKA RESIKO KEBAKARAN (ARK) ASUMSI YANG DIAMBIL (X%)* 7 10 6 25 5 40 4 55 3 70
  • 26. 17 Mei 2006 26 7. Kemudian menentukan kebutuhan air berdasarkan rumus : PAT = Pasokan Air Total V = Volume Total Bangunan (3) ARK = Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran AKK = Angka Klasifikasi Konstruksi Resiko FB = Faktor Barbahaya dari Bangunan Yang Berdekatan PAT = V ARK x AKK x F Langkah-langkah Penentuan WMK, Air, Pos 8. Asumsi bengunan yang terbakar di sesuaikan dengan Angka Resiko Kebakaran (ARK) dan diambil “X” % dari total luas uji petik yang terbakar yaitu : PASOKAN AIR TOTAL YANG DIPERLUKAN LAJU PENGALIRAN YANG DIPERLUKAN (Liter) (Galon) (Liter/Menit) (Galon/Menit) < 9.459 < 2.499 946 250 9.460 – 37.849 2.500 – 9.999 1.893 500 37.850 – 75.699 10.000 – 19.999 2.839 750 > 75.700 > 20.000 3.785 1.000
  • 27. 17 Mei 2006 27 9. Menentukan laju penerapan air berdasarkan : (P x L x T) x asumsi % dari luas bangunan yang terbakar 100 = ……. Cu feet Langkah-langkah Penentuan WMK, Air, Pos 10. Menentukan jumlah mobil yang dibutuhkanberdasarkan laju penerapan air, dengan asumsi mobil pemadam kebakaran dapat mengalirkan air 250 gpm. Asumsi lain adalah setiap lokasi kebakaran dapat dilayani oleh semua kendaraan yang ada pada WMK tersebut. 11. Setelah itu, menentukan sumber-sumber air yang dapat digunakanuntuk pemadam kebakaran, dengan mempertimbangkan akses-akses yang ada. Adapun pasokan air tersebut untuk Jakarta hanya dapat diperoleh dari tangki/tandon air, mobil tangki dan hidran. 12. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah mobil dengan asumsi bahwa 1 pos = 2 mobil, maka dapat diketahui jumlah pos yang dibutuhkan. 13. Penentuan lokasi sub station, dilihat dari kelayakan luasan lahan minimal 400 m2.
  • 28. 17 Mei 2006 28 Kebutuhan Air V PAT = X AKK X FB ARK PAT : pasokanair total V : volume total bangunan ARK : angka klasifiksi resiko bahaya kebakaran AKK : angka klasifikasi konstruksiresiko FB : faktor berbahaya dari bangunanyang berdekatan Perhitungan Kebutuhan Air (P x L x T) Laju = x asumsi % bangunan yg terbakar 100
  • 29. 17 Mei 2006 29 Laju Pengaliran Air Pasokan Air Total yang diperlukan Laju pengaliran yang diperlukan (liter) (galon) (liter/menit) (galon/menit) < 9.456 < 2.499 946 250 9.460-37.849 2.500-9.999 1.893 500 37.850-75.699 10.000-19.999 2.839 750 >75.700 > 20.000 3785 1000 (P x L x T) Laju = x asumsi % bangunan yg terbakar 100
  • 30. 17 Mei 2006 30 Contoh Perhitungan Kebutuhan Air Untuk Jakarta Utara – Kecamatan Cilincing CILINCING ( LUAS KECAMATAN ) perumahan bangunan umum industri jumlah penduduk jumlah rumah rata2 luasan luas bangunan rumah vol tiap rumah PAT application rate kebutuhan mobil 2010 Luas Kecamatan Area 4,255.00 54.00 22,977,000.00 10.00 4,255,000.00 29.00 12,339,500.00 288,066.00 61,290.64 374.89 2,419.90 31,749.14 6,803.39 31.75 1.00 2015 Luas kecamatan Area 4,255.00 48.50 20,636,750.00 11.20 4,765,600.00 31.90 13,573,450.00 338,356.00 71,990.64 286.66 1,850.39 24,277.17 3,468.17 24.28 1.00 2020 Luas kecamatan Area 4,255.00 43.90 18,679,450.00 11.70 4,978,350.00 34.80 14,807,400.00 397,425.00 84,558.51 220.91 1,425.95 18,708.52 2,672.65 18.71 1.00 2025 Luas kecamatan Area 4,255.00 43.00 18,296,500.00 12.60 5,361,300.00 34.80 14,807,400.00 466,806.00 99,320.43 184.22 1,189.13 15,601.35 2,228.76 15.60 1.00 CILINCING ( LUAS KECAMATAN ) perumahan bangunan umum industri jumlah penduduk jumlah rumah rata2 luasan luas bangunan rumah vol tiap rumah PAT application rate kebutuhan mobil 2005 Luas Kecamatan Area 4,255.00 26.54 11,292,770.00 12.31 5,237,905.00 39.13 16,649,815.00 245,251.00 52,181.06 216.42 931.31 12,218.81 1,745.54 12.22 1.00
  • 31. 17 Mei 2006 31 Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Perhitungan Angka Resiko Kebakaran : Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI Jakarta ARK Hasil Perhitungan 2005 2010 2015 2020 2025 1 Jakarta Johar Baru 4.92 6.01 6.96 7.43 7.61 2 Pusat Kemayoran 4.85 5.74 7.02 7.4 7.87 3 Cempaka Putih 4.92 5.79 6.74 7.53 8.13 4 Senen 4.46 5.48 6.74 7.02 7.51 5 Menteng 4.83 5.91 6.78 6.83 6.98 6 Gambir 4.54 5.87 7.16 7.95 8.57 7 Tanah Abang 6.28 5.69 6.84 7.6 7.84 8 Sawah Besar 6.35 5.79 5.94 7.33 7.53 9 Jakarta Cilincing 2.11 6.33 6.88 6.89 7.22 10 Utara Koja 6.45 5.91 6.22 6.2 7.02 11 Kelapa Gading 6.32 6.24 6.98 6.99 7.73 12 Tanjung Priok 6.56 5.9 6.98 7.2 7.33 13 Pademangan 6.07 4.81 6.64 7.07 7.02 14 Penjaringan 6.24 5.86 6.62 6.66 6.72 15 Jakarta Cengkareng 6.25 6.26 6.09 6.11 6.13 16 Barat Kalideres 6.7 6.36 6.34 6.36 6.36 17 Tamansari 5.45 5.61 6.95 7.37 7.61 18 Palmerah 6.22 6.2 6.73 6.81 7.55 19 Tambora 5.96 5.53 6.63 7.04 7.2 20 Grogol Petamburan 6.43 5.97 6.73 6.82 7.17 21 Kebon Jeruk 6.39 6.27 6.88 7.45 7.81 22 Kembangan 6.52 6.4 7.33 7.54 7.73 23 Jakarta Cilandak 6.65 6.74 7.55 7.75 8.05 24 Selatan Kebayoran Baru 6.38 6.29 7.18 7.1 6.61 25 Kebayoran Lama 6.39 6.44 7.4 7.78 8.4 26 Mampang Prapatan 6.48 6.58 6.5 6.44 6.38 27 Pasar Minggu 6.72 6.64 7.52 8.08 8.36 28 Pesanggrahan 6.68 6.32 7.21 7.39 7.47 29 Setiabudi 6.61 4.78 6.64 6.93 7.18 30 Jagakarsa 6.89 6.92 7.91 8.41 8.76 31 Pancoran 6.66 6.48 7.08 7.17 7.98 32 Tebet 6.42 6.01 6.7 6.83 6.95 33 Jakarta Duren Sawit 5.04 3.23 6.49 6.3 6.65 34 Timur Cipayung 6.78 1.87 6.96 7.17 6.82 35 Pulo Gadung 6.23 3.14 6.26 6.05 6.17 36 Cakung 6.28 2.84 5.95 5.55 5.86 37 Jatinegara 6.38 3.3 6.4 5.89 6.3 38 Makasar 6.52 2.53 6.78 6.62 6.7 39 Kramat Jati 6.28 2.13 7.06 7.33 7.14 40 Matraman 6.05 3.3 6.14 5.97 6.43 41 Pasar Rebo 6.28 2.39 6.67 6.3 7.09 42 Ciracas 6.23 2.53 6.63 6.19 6.55 No. Kotamadya Kecamatan ARK Hasil Normalisasi 2005 2010 2015 2020 2025 1 Jakarta Johar Baru 5 5 6 6 6 2 Pusat Kemayoran 5 5 6 6 6 3 Cempaka Putih 5 5 6 6 7 4 Senen 5 5 6 6 6 5 Menteng 5 5 6 6 6 6 Gambir 5 5 6 7 7 7 Tanah Abang 6 5 6 6 6 8 Sawah Besar 6 5 5 6 6 9 Jakarta Cilincing 3 6 6 6 6 10 Utara Koja 6 5 6 6 6 11 Kelapa Gading 6 6 6 6 6 12 Tanjung Priok 6 5 6 6 6 13 Pademangan 5 5 6 6 6 14 Penjaringan 6 5 6 6 6 15 Jakarta Cengkareng 6 6 5 5 5 16 Barat Kalideres 6 6 6 6 6 17 Tamansari 5 5 6 6 6 18 Palmerah 6 6 6 6 6 19 Tambora 5 5 6 6 6 20 Grogol Petamburan 6 5 6 6 6 21 Kebon Jeruk 6 6 6 6 6 22 Kembangan 6 6 6 6 6 23 Jakarta Cilandak 6 6 6 6 7 24 Selatan Kebayoran Baru 6 6 6 6 6 25 Kebayoran Lama 6 6 6 6 7 26 Mampang Prapatan 6 6 6 6 6 27 Pasar Minggu 6 6 6 7 7 28 Pesanggrahan 6 6 6 6 6 29 Setiabudi 6 5 6 6 6 30 Jagakarsa 6 6 7 7 7 31 Pancoran 6 6 6 6 7 32 Tebet 6 5 6 6 6 33 Jakarta Duren Sawit 5 4 6 6 6 34 Timur Cipayung 6 3 6 6 6 35 Pulo Gadung 6 4 6 5 5 36 Cakung 6 4 5 5 5 37 Jatinegara 6 4 6 5 6 38 Makasar 6 3 6 6 6 39 Kramat Jati 6 3 6 6 6 40 Matraman 5 4 5 5 6 41 Pasar Rebo 6 3 6 6 6 42 Ciracas 6 3 6 6 6 No. Kotamadya Kecamatan
  • 32. 17 Mei 2006 32 Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Perhitungan Angka Resiko Kebakaran : Peta Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI Jakarta 2005 2010 2015 2020 2025 1 Kotamadya Johar Baru Perumahan PAT 614.34 1,034.82 1,034.82 1,034.82 1,034.82 Jakarta Application Rate 4.30 4.83 4.83 4.83 4.83 Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1 Bangunan Umum PAT 1,856.13 2,041.74 2,654.26 3,266.78 3,470.95 Application Rate 51.04 56.15 72.99 89.84 95.45 Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1 Industri PAT - - - - - Application Rate - - - - - Kebutuhan Mobil - - - - - 2 Kotamadya Kemayoran Perumahan PAT 842.80 963.09 963.09 963.09 963.09 Jakarta Application Rate 5.90 4.49 4.49 4.49 4.49 Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1 Bangunan Umum PAT 165,749.87 182,324.85 255,254.79 291,719.76 309,952.25 Application Rate 4,558.12 5,013.93 7,019.51 8,022.29 8,523.69 Kebutuhan Mobil 2 3 3 4 4 Industri PAT 107,012.02 - - - - Application Rate 2,809.07 - - - - Kebutuhan Mobil 2 - - - - No. Aspek PAT, Application Rate dan Kebutuhan M obilPeruntukan Lahan KecamatanKotamadya
  • 33. 17 Mei 2006 33 Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya : Perhitungan Angka Resiko Kebakaran : Peta Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI Jakarta
  • 34. 17 Mei 2006 34 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Tipologi Kebakaran (Suprapto, 2000) Real Fire Industrial fire Perumahan Perkantoran Perhotelan / Apartmen Pusat Perbelanjaan Rumah Sakit Bangunan Industri Oil & Gases Coal / Cement Textile / Cotton Electrical Power Aviasi / Penerbangan Building fire Compartment Fire Open Fire Suprapto (2004) - mostly cellulosic fires - The danger of flashover or back draft - mostly hydrocarbon fires - danger of explosion, bleve - Smoke cloud / awan asap - Underground fires (nat.deep seat)Ada unsur kesengajaan Peat fire Forest fire Arson Fire
  • 35. 17 Mei 2006 35 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Tipologi Kebakaran Real Fire Arson Fire Kebakaran Industrial Fire Building FireCompartment Fire Subway Gedung-gedung/ Lokasi Tertentu Peat Fire Open Fire Unsur Sengaja Tekstil dan Kertas Kelistrikan Penerbangan Basement Rumah Sakit Bangunan Industri Minyak dan Gas Bahan Bakar dan Semen Perumahan Perkantoran Perhotelan/ Apartemen Pusat perbelanjaan
  • 36. 17 Mei 2006 36 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Informasi Alarm Tipologi Tingkat Bahaya Respond Time Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman Upaya Pe- nyelamatan Matriks Penanggulangan Kebakaran Di Wilayah DKI Jakarta
  • 37. 17 Mei 2006 37 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Informasi Alarm Tipologi Tingkat Bahaya Respond Time Gedung dengan tingkat bahaya ringan (rumah tinggal dengan KDB dan KLB rendah, hunian usaha/jasa, industri kecil yang tertata baik) Gedung dengan tingkat bahaya sedang Kebakaran (apartemen, perkantoran, pertokoan, gedung Gedung industri, dll) yang umumnya tidak memerlukan kekuatan pemadaman dan atau penyelamatanekstensif Gedung dengan tingkat bahaya tinggi (sekolah, RS, gedung perawatan, gedung tinggi, home industri, hunian kumuh) memerlukan kekuatan pemadaman dan penyelamatan ekstensif Bencana Obyek Kebakaran Gedung atau kawasan dengan tingkat bahaya Kebakaran Kebakaran Indust ri t inggi (kilang minyak pabrik yang mengolah bahan mudah meledak, dan gedung- gedung tertentu yang memiliki potensi kebakaran tinggi) Gedung bawah tanah dengan tingkat bahaya sedang (basement/gudang, bungker, dll) yang umumnya tidak memerlukan kekuatan Kebakaran pemadaman dan atau penyelamatan Bawah ekstensif Tanah Lokasi atau ruang bawah tanah dengan tingkat bahaya t inggi (ruang usaha berlevel banyak, parkir kendaraan bermotor, labo ratorium, subway, dll) yang memerlukan kekuatan pemadaman dan penyelamatan yang ekstensif 10 menit 15 menit 15 menit 10 menit 10 menit 15 menit
  • 38. 17 Mei 2006 38 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Tingkat Bahaya Respond Time Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman Upaya Pe- nyelamatan Gedung dengan Pemetaan detail karakter Minimal 2 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dan tingkat bahaya permukiman tangga (atau kendaraan kombinasi posisi ringan (rumah Pembentukan Balakar pada yang memiliki kemampuan korban,Optimasi tinggal dengan setiap RW setara), 1 chief officer, dan evakuasi ke tempat KDB dan KLB Sosialisasi pola pencegahan dini kendaraan khusus yang aman,Optimasi rendah, hunian Pengalokasian peralatan diperlukan, namun tidak kurang fungsi mobil tangga usaha/jasa, industri pemadam kecil pada tiap dari 12 fire fighter dan 1 chief untuk rescue pada kecil yang tertata lingkungan perumahan (RW) officer bangunan tinggi baik) 15 menit
  • 39. 17 Mei 2006 39 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Tingkat Bahaya Respond Time Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman Upaya Pe- nyelamatan Gedung dengan Pemetaan hunian berlantai Minimal 3 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dan tingkat bahaya banyak danbangunan umum tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban, sedang Pembentukan sistem pemadam pemadam dengan kemampuan koordinasi antar (apartemen, sendiri/estate setara), 1 chief officer, dan sektor, perkantoran, Sosialisasi pentingnya kendaraan khusus yang optimasifungsi mobil pertokoan, gedung jalan/tangga darurat diperlukan namun tidak kurang tangga, industri, dll) yang Inspeksi rutin perlengkapan self dari 16 fire fighter dan 1 chief penyelamatan jiwa umumnya tidak protection gedung officer dan harta memerlukan kekuatan pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif 15 menit
  • 40. 17 Mei 2006 40 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Tingkat Bahaya Respond Time Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman Upaya Pe- nyelamatan Gedung dengan Pemetaan fasilitas sosial, home Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil Informasi jumlah dan tingkat bahaya industri, kaw kumuh tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban, tinggi (sekolah, RS, Sosialisasi tata cara yang memiliki kemampuan Koordinasi antar gedung perawatan, penyelamatan diri setara), 2 chief officers 24 fire sektor, koordinasi gedung tinggi, Penyusunan SOP gedung fighter, dan kendaraan khusus jalur penyelamatan, home industri, Membentuk Tim lainnya yang diperlukan untuk optimasi kombinasi hunian kumuh) Penanggulangan Kebakaran menangani bahan-bahan mudah antara mobil tangga memerlukan (TPK) terbakar yang terdapat dalam & snorkel, kekuatan kebakaran pasif bangunan atau lokasi kebakaran, penyelamatan jiwa pemadaman dan Inspeksi rutin perlengkapan dan harta penyelamatan self protection gedung ekstensif 10 menit
  • 41. 17 Mei 2006 41 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Tingkat Bahaya Respond Time Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman Upaya Pe- nyelamatan Gedung atau Pendataan daerah rawan Minimal 4 mobil pompa dengan Informasi jumlah dan kawasan dengan kebakaran bahan baku pemadaman yang posisi korban, serta tingkat bahaya Penyusunan Prefire Plan sesuai peruntukan dengan jenis lokasi-lokasi tinggi (kilang Pengawasan dan bahan yang terbakar, 2 mobil berbahaya (B3,dll), minyak pabrik yang pengendalian bahan B3 tangga (atau kombinasi yang Koordinasi antar mengolah bahan Penyiapan dan penyiagaan setara), 2 chief officers 24 fire sektor dan dengan mudah meledak, tenaga pemadam/penyelamat fighter, kendaaran lainnya untuk sistem pemadaman dan gedung- penyiapan peralatan teknis menangani bahan-bahan mudah kawasan/estate, gedung tertentu operasional, bahan pemadam terbakar yang terdapat dalam Evakuasi ke ruang yang memiliki informasi lapangan dan bangunan atau lokasi kebakaran, terbuka, Koordinasi potensi kebakaran inspeksi rutin kelengkapan PK dengan RS. tinggi) Pembinaan Satlakar Mulai menerapkan program clean industry Penerapan secara bertahap KDB 50% 10 menit
  • 42. 17 Mei 2006 42 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Tingkat Bahaya Respond Time Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman Upaya Pe- nyelamatan Gedung bawah Pemetaan gedung berlantai Minimal 3 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dan tanah dengan bawah tanah tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban, tingkat bahaya Pembentukan sistem pemadam dengan kemampuan Koordinasi antar sedang pemadam sendiri/estate setara), kendaraan khusus yang sektor, koordinasi (basement/gudang, Sosialisasi pentingnya diperlukan, 16 fire fighter dan 1 jalur penyelamatan, bungker, dll) yang jalan/tangga darurat chief officer. optimasi kombinasi umumnya tidak Inspeksi rutin perlengkapan antara mobil tangga memerlukan self protection gedung & snorkel, kekuatan penyelamatan jiwa pemadaman dan dan harta atau penyelamatan ekstensif. 15 menit
  • 43. 17 Mei 2006 43 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Tingkat Bahaya Respond Time Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman Upaya Pe- nyelamatan Lokasi atau ruang Pendataan daerah rawan Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil Informasi jumlah dan bawah tanah kebakaran tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban, serta dengan tingkat Penyusunan Prefire Plan yang memiliki kemampuan lokasi sentral kontrol bahaya tinggi Pengawasan dan setara), 2 chief officers 24 fire mekanik, Koordinasi (ruang usaha pengendalian operasional fighter, dan kendaraan khusus antar sektor dan berlevel banyak, kegiatan lainnya yang diperlukan untuk dengan sistem parkir kendaraan Penyiapan dan penyiagaan menangani bahan-bahan mudah pemadaman bermotor, labo tenaga pemadam/penyelamat terbakar yang terdapat dalam kawasan/estate, ratorium, subway, penyiapan peralatan teknis bangunan atau lokasi kebakaran. Evakuasi ke ruang dll) yang operasional, bahan pemadam terbuka, Optimasi memerlukan informasi lapangan dan fungsi tabung kekuatan inspeksi rutin kelengkapan PK oksigen, pemadaman dan Antisipasi lokasi-lokasi rawan Ambulance penyelamatan yang kecelakaan ekstensif. 10 menit
  • 44. 17 Mei 2006 44 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran – Koordinasi Antar Lembaga Dinas Tata Kota Proses perizinan Pengawas bangunan Inspeksi bangunan Bapedalda Amdal Asosiasi Register dan labeling Asuransi Kontrak pertanggungan PLN, PN. Gas Koordinasi pemutusan aliran dan investigasi Kepolisian Koordinasi pengamanan DLLAJR Koordinasi pengamanan akses dan kecelakaan Dinsos Koordinasi bantuan PMI dan Rumah Sakit Koordinasi evakuasi & pertolongan darurat Balakar Bantuan pemadaman dan evakuasi Tim SAR Pencarian korban & evakuasi MUSPIKA Koordinasi rescue Kepolisian Pengamanan lokasi Rumah Sakit Evakuasi & Perawatan korban
  • 45. 17 Mei 2006 45 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Matriks Penanggulangan Kebakaran Informasi Alarm Tipologi Tingkat Bahaya Respon Time Gedung dg tingkat bahaya ringan (rumah tinggal dg KDB dan KLB rendah, hunian usaha/jasa, industri kecil yg tertata baik) Gedung dg tingkat bahaya sedang (apartemen, Kebakaran perkantoran, pertokoan, gedung industri, dll) yg Gedung umumnya tidak memerlukan kekuatan pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif Gedung dg tingkat bahaya tinggi (sekolah, RS, gedung perawatan, gedung tinggi, home industri, hunian kumuh) memerlukan kekuatan pemadaman dan penyelamatan ekstensif Bencana Obyek Kebakaran Gedung atau kawasan dg tingkat bahaya Kebakaran Kebakaran Industri tinggi (kilang minyak pabrik yg mengolah bahan mudah meledak, dan gedung-gedung tertentu yg memiliki potensi kebakaran tinggi) Gedung bawah tanah dg tingkat bahaya sedang (basement/gudang, bungker, dll) yg Kebakaran umumnya tidak memerlukan kekuatan Bawah Tanah pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif Lokasi atau ruang bawah tanah dg tingkat bahaya tinggi (ruang usaha berlevel banyak, parkir kendaraan bermotor, laboratorium, subway, dll) yang memerlukan kekuatan pemadaman dan penyelamatan yang ekstensif 15 menit 15 menit 10 menit 10 menit 15 menit 10 menit Antisipasi lokasi-lokasi rawan kecelakaan Pengawasan dan pengendalian operasional kegiatan Penyiapan dan penyiagaan tenaga pemadam/penyelamat penyiapan peralatan teknis operasional, bahan pemadam informasi lapangan dan inspeksi rutin kelengkapan PK Inspeksi rutin perlengkapan self protection gedung Pendataan daerah rawan kebakaran Penyusunan Prefire Plan Pemetaan gedung berlantai bawah tanah Pembentukan sistem pemadam sendiri/estate Sosialisasi pentingnya jalan/tangga darurat informasi lapangan dan inspeksi rutin kelengkapan PK Pembinaan Satlakar Mulai menerapkan program clean industry Penerapan secara bertahap KDB 50% Penyusunan Prefire Plan Pengawasan dan pengendalian bahan B3 Penyiapan dan penyiagaan tenaga pemadam/penyelamat penyiapan peralatan teknis operasional, bahan pemadam Mulai menggunakan bahan2 kebakaran pasif Inspeksi rutin perlengkapan self protection gedung Pendataan daerah rawan kebakaran Pemetaan fasilitas sosial, home industri, kaw kumuh Sosialisasi tata cara penyelamatan diri Penyusunan SOP gedung Membentuk Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK) Pencegahan Pemetaan detail karakter permukiman Pembentukan Balakar pada setiap RW Sosialisasi pola pencegahan dini Pengalokasian peralatan pemadam kecil pada tiap lingkungan perumahan (RW) Pemetaan hunian berlantai banyak danbangunan umum Pembentukan sistem pemadam sendiri/estate Sosialisasi pentingnya jalan/tangga darurat Inspeksi rutin perlengkapan self protection gedung Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman Minimal 2 mobil pompa, 1 mobil tangga (atau kendaraan kombinasi yang memiliki kemampuan setara), 1 chief officer, dan kendaraan khusus yang diperlukan, namun tidak kurang dari 12 fire fighter dan 1 chief officer Minimal 3 mobil pompa , 1 mobil tangga (atau kombinasi kendaraan pemadam dengan kemampuan setara), 1 chief officer, dan kendaraan khusus yang diperlukan namun tidak kurang dari 16 fire fighter dan 1 chief officer Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil tangga (atau kombinasi kendaraan yang memiliki kemampuan setara), 2 chief officers 24 fire fighter, dan kendaraan khusus lainnya yang diperlukan untuk menangani bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalam bangunan atau lokasi kebakaran, Minimal 4 mobil pompa dg bahan baku pemadaman yg sesuai peruntukan dg jenis bahan yg terbakar, 2 mobil tangga (atau kombinasi yg setara), 2 cief officers 24 fire fighter, kendaaran lainnya untuk menangani bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalam bangunan atau lokasi kebakaran, Minimal 3 mobil pompa , 1 mobil tangga (atau kombinasi kendaraan pemadam dengan kemampuan setara), kendaraan khusus yang diperlukan, 16 fire fighter dan 1 chief officer Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil tangga (atau kombinasi kendaraan yang memiliki kemampuan setara), 2 chief officers 24 fire fighter, dan kendaraan khusus lainnya yang diperlukan untuk menangani bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalam bangunan atau lokasi kebakaran, Koordinasi antar lembaga Rumah Sakit Balakar Tim SAR M USPIKA Kepolisian Dinsos PMI dan Rumah Sakit PLN, PN. Gas Kepolisian DLLAJR Asuransi Dinas Tata Kota Pengawas bangunan Bapedalda Asosiasi Koordinasi pemutusan aliran dan investigasi Koordinasi pengamanan Koordinasi pengamanan akses dan kecelakaan Koordinasi bantuan Koordinasi evakuasi & pertolongan darurat Bantuan pemadaman dan evakuasi Pencarian korban & evakuasi Koordinasi rescue Pengamanan lokasi Evakuasi & Perawatan korban Kontrak pertanggungan Proses perizinan Inspeksi bangunan Amdal Register dan labeling
  • 46. 17 Mei 2006 46 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Penanggulangan Kebakaran Tantangan Penanggulangan Kebakaran di Wilayah Provinsi DKI Jakarta Gedung dengan tingkat bahaya sedang (apartemen,perkantoran, gedung industri, dan lain- lain), yang umumnya tidak memerlukankekuatan pemadamandan atau penyelamatanekstensif. Gedung dengan tingkat bahaya sedang (perumahandengan kepadatansedang, perkantorandalam lingkunganperumahan), yang umumnya tidak memerlukankekuatan pemadamandan atau penyelamatanekstensif. Gedung dengan tingkat bahaya sedang (apartemen,perkantoran, gedung industri, dan lain- lain), yang umumnya tidak memerlukankekauatan pemadamandan atau penyelamatanekstensif. Gedung dengan tingkat bahaya tinggi (sekolah, RS, gedung pertemuan,gedung tinggi, home industry, hunian kumuh),yang memerlukan kekuatanpemadamandan penyelamatanekstensif. Gedung atau kawasan dengan tingkat bahaya tinggi (kilang minyak, pabrik yang mengolah bahanmudah meledak, dan gedung-gedung tertentuyang memiliki potensikebakarantinggi).
  • 47. 17 Mei 2006 47 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Penanggulangan Kebakaran
  • 48. 17 Mei 2006 48 Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : Prakiraan Realisasi Isu Pembangunan Sarana dan Prasarana Strategis Kota Jakarta dan Pola Antisipasi Penanggulangan Bencana No. Isue Program Perkiraan Pelaksanaan Karakter Kegiatan Pola Antisipasi 1 Realisasi 7 koridor Busway Tahun 2006 Realisasi Koridor IV, V, VI, VII. Bahan bakar bus menggunakan Gas. Antisipasi terhadap kemungkinan kebakaran bus atau kecelakaan yang menyangkut banyak korban. 2 Mono Rail Tahun 2008 Terbagi dalam 2 paket, Blue Line dan Green line. Transportasi ini banyak menggunakan tenaga listrik. Penggunaan tenaga listrik yang cukup besar dapat menimbulkan kemungkinan bahaya kebakaran dan bencana lain yang beresiko banyak korban. 3 Menara Jakarta Tahun 2010 Bangunan dg tinggi 558 m, puncak gedung adalah ruang konfrensi utk 10.000 pengunjung, Hotel 200 kamar, mall, perkantoran, restoran berputar, geladak observasi, ruang siaran, ruang serbaguna, dan lain-lain. Antisipasi terhadap kegiatan yang banyak dan melibatkan orang banyak pada satu gedung tinggi. Optimasi tindakan prefentif kebakaran dan pola penyelamatan pada gedung yang super tinggi. Bandingkan dengan kemampuan mobil tangga saat ini maksimal 50 meter. 4 Water Front City Tahun 2015 Untuk Kota Jakarta berlo kasi di Kodya jakarta Utara. Pengembangan konsep ini akan memberikan dam pak positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan. Kondisi ini akan mempengaruhi turunnya resiko kebakaran kawasan ini, tetapi harus di imbangi dengan pola-pola prefentif dan penyelamatan yang lebih tinggi. 5 Sub Way Tahun 2020 Pengembangan transportasi bawah tanah sebagai alter natif mengatasi masalah kepadatan lalulintas di masa depan. Antisipasi terhadap kemungkinan penanggulangan kebakaran bawah tanah dan sistem penyelamatan yang banyak membutuhkan perlengkapan khusus. 6 Megapolitan Tahun 2020 Wacana ini berkembang untuk koordinasi pengem bangan secara optimal bagi wilayah Jabodetabekjur. Kemungkinan akan ada sistem koordinasi antar Dinas yang berada dimasing-masing wilayah terkait dengan upaya penanggulangan kebakaran dan bencana lain.
  • 49. 17 Mei 2006 49 Meningkatnya partisipasi masyarakat terhadap upa- ya pencegahan, pemadam- an, dan penyelamatan dari kebakaran dan bencana lain. Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota : Pokok-Pokok Program Jangka Pendek Terwujudnya kualitas dan kuantitas pegawai yang memadai sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Meningkatnya kualitas dan kuantitas penanggulangan kebakaran dan bencana lain.
  • 50. 17 Mei 2006 50 Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota : Gambaran Program Pokok Dinas Pemadam Kebakaran Wilayah Sasaran Perkembangan Masa Datang Gambaran Program Pokok DPK Kotamadya Jakarta Pusat 1 Mewujudkan pusat kota jasa terpadu dg mendorong pembangunan fisik secara vertikal dan terkendali 1 Mengantisipasi perkembangan fisik secara vertikal dan terkendali dg gambaran klasifikasi bahaya tinggi dan penyelamatan bencana bangunan tinggi. 2 Meningkatkan Jakarta Pusat sebagai pusat pemerintahan, perkantoran perdagangan dan 2 Mengantisipasi perkembangan bahaya pada faktor bencana yang terjadi pada bangunan umum dan penerapan self protection gedung secara Kotamadya Jakarta Utara 1 Mengembangkan Jakarta Utara sebagai kota pantai dan kawasan wisata bahari dg menjaga kelestarian lingkungannya 1 Mengantisipasi perbaikan lingkungan yang dapat menurunkan tingkat bahaya, dan memusatkan konsentrasi pengembangan pada lokasi- lokasi kegiatan strategis 2 Mendukung pengembangan kawasan pelabuhan, industri selektif di bagian timur, pusat niaga terpadu berskala internasional di bagian tengah 2 Mengantisipasi pola penanggulangan bencana dengan karakter khusus, dan menganalisis lebih jauh jenis bahaya yang mungkin di timbulkan, serta menstandarkan pelayanan sesuai standar internasional Kotamadya Jakarta Barat 1 Mengembangkan kawasan permukiman kepadatan sedang dan tinggi di wilayah bagian timur 1 Mengantisipasi titik-titik pemicu kebakaran dari dari permukiman kepadatan tinggi, terutama terhadap kecepatan rambat api yang tinggi dan kepadatan lingkungan 2 Mewujudkan pusat wisata budaya-sejarah, kota tua, serta melanjutkan pengembangan Sentra Primer Baru Barat sebagai pusat kegiatan 2 Mengantisipasi sistem pencegahan bencana pada bangunan-bangunan tua sebagai bentuk perlindungan dan waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh bangunan tinggi pada pusat kegiatan wilayah. Kotamadya Jakarta Selatan 1 Mempertahankan wilayah bagian selatan sebagai daerah resapan air 1 Memanfaatkan sumber air yang cukup banyak sebagai bahan baku pemadaman dan merencanakan sistem distribusi ke wilayah lain yang masih kurang sumber air 2 Mewujudkan wilayah bagian utara sebagai pusat niaga terpadu 2 Mengantisipasi jenis bencana pada bangunan tinggi dan tingkat bahaya tinggi Kotamadya Jakarta Timur 1 Mengembangkan kawasan permukiman dan mempertahankan kawasan hijau sebagai daerah resapan 1 Meningkatkan pelayanan penanggulangan bencana pada lingkungan permukiman dan perubahan resiko kebakaran pada kawasan hijau. 2 Mengembangakan kawasan industri selektif dan melanjutkan pengembangan Sentra Primer Baru Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan wilayah 2 Mengantisipasi jenis kebakaran pada kawasan industri dan Sentra Primer Baru Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan wilayah.
  • 51. 17 Mei 2006 51 Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota : Prakiraan Realisasi Isu Strategis Jakarta dan Antisipasi Penanggulangan Bencana No. Isue Program Perkiraan Pelaksanaan Karakter Kegiatan Pola Antisipasi 1 Realisasi 7 koridor Busway Tahun 2006 Realisasi Koridor IV, V, VI, VII. Bahan bakar bus menggunakan Gas. Antisipasi terhadap kemungkinan kebakaran bus atau kecelakaan yang menyangkut banyak korban. 2 Mono Rail Tahun 2008 Terbagi dalam 2 paket, Blue Line dan Green line. Transportasi ini banyak menggunakan tenaga listrik. Penggunaan tenaga listrik yang cukup besar dapat menimbulkan kemungkinan bahaya kebakaran dan bencana lain yang beresiko banyak korban. 3 Menara Jakarta Tahun 2010 Bangunan dg tinggi 558 m, puncak gedung adalah ruang konfrensi utk 10.000 pengunjung, Hotel 200 kamar, mall, perkantoran, restoran berputar, geladak observasi, ruang siaran, ruang serbaguna, dan lain-lain. Antisipasi terhadap kegiatan yang banyak dan melibatkan orang banyak pada satu gedung tinggi. Optimasi tindakan prefentif kebakaran dan pola penyelamatan pada gedung yang super tinggi. Bandingkan dengan kemampuan mobil tangga saat ini maksimal 50 meter. 4 Water Front City Tahun 2015 Untuk Kota Jakarta berlo kasi di Kodya jakarta Utara. Pengembangan konsep ini akan memberikan dam pak positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan. Kondisi ini akan mempengaruhi turunnya resiko kebakaran kawasan ini, tetapi harus di imbangi dengan pola-pola prefentif dan penyelamatan yang lebih tinggi. 5 Sub Way Tahun 2020 Pengembangan transportasi bawah tanah sebagai alter natif mengatasi masalah kepadatan lalulintas di masa depan. Antisipasi terhadap kemungkinan penanggulangan kebakaran bawah tanah dan sistem penyelamatan yang banyak membutuhkan perlengkapan khusus. 6 Megapolitan Tahun 2020 Wacana ini berkembang untuk koordinasi pengem bangan secara optimal bagi wilayah Jabodetabekjur. Kemungkinan akan ada sistem koordinasi antar Dinas yang berada dimasing-masing wilayah terkait dengan upaya penanggulangan kebakaran dan bencana lain.
  • 52. 17 Mei 2006 52 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tantangan yang Dihadapi 1. Implementasi visi dan misi Dinas Pemadam Kebakaran ke depan yang mengemban public services. 2. Penyelenggaraan manajemen yang bersifat transparan dan akuntabel sesuai dengan prinsip good governance. 3. Penerapan manajemen berbasis sistem informasi. 4. Kebutuhan SDM dengan berbagai kualifikasinya untuk menunjang efektivitas operasi. 5. Penerapan pola kemitraan dengan institusi terkait. 6. Kebutuhan prasarana dan sarana operasional. 7. Tuntutan penerapan standarisasi dan kelengkapan pendukungnya (sertifikasi – akreditasi – labelisasi dan penandaan). 8. Arson fire dan ancaman terorisme global. 9. Tuntutan perlindungan hukum bagi implementasi visi dan misi Dinas Pemadam Kebakaran. 10. Antisipasi terbitnya UU Kebencanaan.
  • 53. 17 Mei 2006 53 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Visi, Misi, Nilai Moral dan Nama Lembaga di Mendatang Visi : Menjadikan DKI Jakarta, kota berbudaya, aman dan nyaman melalui sistem penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya yang handal dan berstandar internasional. Misi : Mewujudkan kualitas layanan yang profesional klas dunia dalam rangka menciptakan Jakarta yang aman terhadap bahaya kebakaran dan Bencana Lainnya. Nilai moral : Integritas – profesionalisme – kedisiplinan – keberanian – kepedulian – kesetiakawanan – kemanusiaan dan kesetiaan. Nama lembaga : Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Fire Safety dan Rescue)
  • 54. 17 Mei 2006 54 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tujuan dan Strategi 1. Tujuan : 1. Kondisi yang aman terhadap ancaman bahaya/bencana. 2. Membina penyelenggaraan sistem penanggulangan bencana. 3. Melaksanakan sistem penanggulangan bencana secara efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumber daya dan dana. 2. Strategi : 1. Penerapan sistem penanggulangan bencana berbasis potensi bahaya melalui : penyusunan peta bahaya (hazards mapping), dan pengembangan analisis resiko kebakaran (ARK). 2. Penerapan sistem penanggulangan kebakaran berbasis wilayah melalui konsep Fire Management Area (FMA) yang menghasilkan jangkauan layanan dan konsep fire cover yang menghasilkan peta bahaya untuk operasionalisasi tindakan penanggulangan. 3. Penerapan sistem penanggulangan bencana lain berbasis pembinaan dan pemberdayaan masyarakat 4. Penerapan administrasi sistem penanggulangan kebakaran yang berbasis pada teknologi informasi dan telematika 5. Penerapan tiga elemen proteksi kebakaran meliputi sistem proteksi aktif – pasif dan Fire Safety Management dalam analisis kehandalan bangunan dan industri.
  • 55. 17 Mei 2006 55 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tugas Pokok dan Fungsi Misi Saat Ini Misi ke Depan Pemadam Kebakaran Pencegahan Pembinaan Masyarakat Penyelamatan Terhadap Bencana Lainnya 1. Penanganan Benda Berbahaya (Hazmat) 2. Pengelolaan resources/logistik 3. Pemberdayaan/pembinaan masyarakat 4. Kemitraan dengan institusi lain terkait Implikasi : 1. Reorientasi Keberadaan Dinas Pemadam Kebakaran 2. Peningkatan Peran dan Kinerja 3. Pembinaan SDM 4. Pembinaan Sarana dan Prasarana 5. Peraturan Pendukung
  • 56. 17 Mei 2006 56 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tabulasi Perkembangan Organisasi Pemadam Kebakaran 2005 (1) Sesuai Kep.Gub DKI Nomor 9 Tahun 2002 (2) Ada 6 Sub.Dinas, Bagian TU, Suku Dinas, Sektor, UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional (Jafung) 2025 (1) EMS menjadi divisi tersendiri (2) Terbentuknya Fire Academy (3) Terbentuknya Basic Rescue Training Centre 2020 (1) Penambahan 1 (satu) divisi yakni Divisi Personel (2) Dalam divisi baru ini masuk urusan mengenai kode etik, prsonal services, aspek kesejahteraan, kesehatan dan asuransi (3) Penyiapan terbentuknya Fire Academy dan Basic Rescue Training Centre (4) EMS masih masuk dalam divisi Operasi Rescue 2015 (1) Penambahan 2 (dua) divisi yakni Divisi Training dan Divisi Pemeliharaan (2) Perubahan / penambahan pada beberapa divisi dalam rangka peningkatan kinerja (3) Dalam support operation division masuk 2 (dua) sub- divisi yakni unit provost dan pengembangan teknologi (4) Dalam divisi rescue ditambahkan Community Resource Planning (CRP) (5) Divisi Pemeliharaan mencakup kendaraan, peralatan, bengkel, unit aviasi dan pusat aviasi. 2010 (1) Perubahan dalam tiap sub.divisi / dinas sesuai dengan perkembangan (2) Dalam Bina Program muncul operation research dan hub. Internasional (3) Dalam Divisi Prevention masuk hazardous material (HAZMAT) (4) Dalam Divisi Pendukung Operasi (Support Operation) terdapat sub. Div Hazard Mapping (5) Terdapat pula dalam sub-sub divisi : Central Supply base, Resource Mobilization, Transport Battalion dan info-communica-tion services yang bisa bergerak / mobile untuk membantu daerah lain. (6) Dalam divisi operasi / pemadaman terdapat servicesuntuk menanggulangi kejadian khusus (7) Divisi Rescue dilengkapi dengan DART dan Emergency Medical Services atau EMS (8) Dalam Bagian tata Usaha dimasukkan Management Information Systems (MIS) dan sub.divisi yang menangani Aspek Hukum.
  • 57. 17 Mei 2006 57 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pencegahan 2005 2010 2015 2020 2025 Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bintek dan Bina Teknik Bina Teknik Bina Teknik Bina Teknik Pencegahan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Rekomendasi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Sertifikasi Hazmat Hazmat Hazmat Hazmat Seksi Seksi Seksi Seksi Fire Investigation Fire Investigation Fire Investigation Fire Investigation Seksi Seksi Seksi Seksi Regulation / Code Regulation / Code Regulation / Code Regulation / Code
  • 58. 17 Mei 2006 58 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Operasi Penyelamatan 2005 2010 2015 2020 2025 Subdinas Subdinas Subdis Subdis Subdis Penyelamatan Operasi Operasi Operasi Operasi Penyelamatan Penyelamatan Penyelamatan Penyelamatan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Penyelamatan DART DART DART DART Transportasi dan Bangunan Runtuh Seksi Seksi Layanan Seksi Layanan Seksi Layanan Seksi Penyelematan Air MedisDarurat MedisDarurat MedisDarurat Arson Fire dan Ketinggian (Emergency (Emergency (Emergency Medical Unit) Medical Unit) Medical Unit) Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Penyelamatan Industrial Industrial Industrial Industrial B3 Hazard Hazard Hazard Hazard Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Pertolongan Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi Darurat Seksi Seksi Seksi Seksi Bangunan Bangunan Bangunan Bangunan Transport Transport Transport Transport Seksi Seksi Seksi Seksi Air dan Ketingian Air dan Ketingian Air dan Ketingian Air dan Ketingian Seksi Seksi Seksi Community Community Community Resources Resources Resources Planning (CRP) Planning (CRP) Planning (CRP)
  • 59. 17 Mei 2006 59 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Dukungan Operasi 2005 2010 2015 2020 2025 Subdinas Subdinas Subdis Subdis Subdis Sarana Operasi Operation Support Operation Support Operation Support Operation Support Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Pengadaan Hazard Mapping Hazard Mapping Hazard Mapping Hazard Mapping Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Distribusi Central Supply Central Supply Central Supply Central Supply Base Base Base Base Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bahan Resource Resource Resource Resource Pemadam Mobilization Mobilization Mobilization Mobilization Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Inventarisasi Battalion Battalion Battalion Battalion Transportation Transportation Transportation Transportation Seksi Seksi Seksi Seksi Information Information Information Information Communication Communication Communication Communication Services Services Services Services Seksi Seksi Seksi Provost Provost Provost Seksi Seksi Seksi Teknologi Teknologi Teknologi
  • 60. 17 Mei 2006 60 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Operasi Pemadaman 2005 2010 2015 2020 2025 Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Operasi Operasi Operasi Operasi Operasi Pemadaman Pemadaman Pemadaman Pemadaman Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Rencana Kontrol Komando Kontrol Komando Kontrol Komando Kontrol Komando Operasi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Komunikasi Manajemen Air Manajemen Air Manajemen Air Manajemen Air Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Pengawasan Koordinasi Koordinasi Koordinasi Koordinasi Operasi Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Penyajian Special Incident Special Incident Special Incident Special Incident Operasi Seksi Seksi Seksi Seksi Komunikasi Komunikasi Komunikasi Komunikasi Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan Seksi Seksi Seksi Seksi Dukungan Layanan Dukungan Layanan Dukungan Layanan Dukungan Layanan - Rumah Sakit - Rumah Sakit - Rumah Sakit - Rumah Sakit - Konstruksi - Konstruksi - Konstruksi - Konstruksi
  • 61. 17 Mei 2006 61 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Perencanaan 2005 2010 2015 2020 2025 Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Bina Program Bina Program Perencanaan Perencanaan Perencanaan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Pendataan BasisData BasisData BasisData BasisData Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Penyusunan Program Program Program Program Program Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Pengendalian Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja Program Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Perencanaan dan Operator Operator Operator Operator Pengembangan Research Research Research Research SDM Seksi Seksi Seksi Seksi Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan Internasional Internasional Internasional Internasional
  • 62. 17 Mei 2006 62 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pembinaan Masyarakat 2005 2010 2015 2020 2025 Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Partisipasi Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Ketahanan Ketahanan Fire City Fire City Fire City Kebakaran dan Kebakaran dan Campaign Campaign Campaign Bencana Bencana Lain Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Publikasi dan Public Relation Public Relation Public Relation Public Relation Dokumentasi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Kerjasama Partisipasi Partisipasi Partisipasi Partisipasi Penanggilangan Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Bencana Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Pengaduan Pengaduan Industrial Sector Industrial Sector Industrial Sector Masyarakat Masyarakat Education Education Education Seksi Seksi Seksi Seksi Public Public Public Public Education Education Education Education
  • 63. 17 Mei 2006 63 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pelatihan 2005 2010 2015 2020 2025 Subdis Subdis Subdis Pelatihan Pelatihan Pelatihan Seksi Seksi Seksi Jenjang Jenjang Jenjang Seksi Seksi Seksi Struktural Struktural Struktural Seksi Seksi Seksi Modul Modul Modul Seksi Seksi Seksi Sarana Sarana Sarana Seksi Seksi Seksi Metoda Metoda Metoda Seksi Seksi Seksi Kompetensi Kompetensi Kompetensi
  • 64. 17 Mei 2006 64 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pemeliharaan 2005 2010 2015 2020 2025 Subdis Subdis Subdis Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Seksi Seksi Seksi Kendaraan Kendaraan Kendaraan Seksi Seksi Seksi Peralatan Peralatan Peralatan Seksi Seksi Seksi Bengkel Bengkel Bengkel Seksi Seksi Seksi Unit Aviasi Unit Aviasi Unit Aviasi Seksi Seksi Seksi Pusat Aviasi Pusat Aviasi Pusat Aviasi
  • 65. 17 Mei 2006 65 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Personalia 2005 2010 2015 2020 2025 Subdis Subdis Personalia Personalia Seksi Seksi Kode Etik Kode Etik Seksi Seksi Personal Personal Services Services Seksi Seksi Welfare Welfare Seksi Seksi Kesehatan Kesehatan Seksi Seksi Asuransi Asuransi
  • 66. 17 Mei 2006 66 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Layanan Medis Darurat 2005 2010 2015 2020 2025 Subdis Layanan Medis Darurat Seksi Administrasi Layanan Medis Darurat Seksi Pelayanan Layanan Medis Darurat Seksi Pendidikan Layanan Medis Darurat Seksi Praarana dan Sarana Seksi Sumber Daya Layanan Medis Darurat
  • 67. 17 Mei 2006 67 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Akademi Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain 2005 2010 2015 2020 2025 Akedemi Akedemi Penanggulangan Penanggulangan Bencana Bencana Kebakaran dan Kebakaran dan Bencana Lain Bencana Lain
  • 68. 17 Mei 2006 68 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi Pusat Pendidikan dan Latihan 2005 2010 2015 2020 2025 Pusat Pusat Pendidikan dan Pendidikan dan Latihan Latihan
  • 69. 17 Mei 2006 69 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Susunan Organisasi Menurut Kep. Gub. no 9 Tahun 2002 2005 Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas Kelompok Bagian Jabatan Tata Usaha Fungsional Subdis Subdis Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas Pencegahan Penyelamatan Sarana Operasi Operasi Bina Program Partisipasi Masyarakat Seksi Seksi Penye- Seksi Seksi Seksi Seksi Ketahanan Bintek dan lamatan Transp. Pengadaan Rencana Pendataan Kebakaran dan Pencegahan dan Bgn. Runtuh Operasi Bencana Seksi Seksi Penye- Seksi Seksi Seksi Seksi Rekomendasi lematan Air Distribusi Komunikasi Penyusunan Publikasi dan dan Ketinggian Program Dokumentasi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Kerjasama Sertifikasi Penyelamatan Bahan Pengawasan Pengendalian Penanggilangan B3 Pemadam Operasi Program Bencana Keterangan : Seksi Seksi Seksi Seksi Perencana- Seksi Unit yang dibentuk Pertolongan Inventarisasi Penyajian an dan Pengem- Pengaduan berdasarkan SK Gubernur Darurat Operasi bangan SDM Masyarakat No. 9 Tahun 2002. Unit yang mengalami penyesuaian tugas pokok dan fungsi. Unit yang telah mengalami penyesuaian tugas pokok dan fungsi pada periode sebelumnya. Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru. Pemadam Kebakaran Kotamadya Sektor Pemadam Kebakaran Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Korps Musik Unit bentukan baru PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum terbentuk sebelumnya. Task Force yang telah Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
  • 70. 17 Mei 2006 70 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Susunan Organisasi Tahun 2010 2010 Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas Kelompok Bagian Jabatan Tata Usaha Fungsional Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdinas Subdis Pencegahan Operasi Operation Operasi Bina Program Pembinaan Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Ketahan- Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data an Kebakaran dan Mapping Komando Bencana Lain Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Inspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation dis Darurat Base Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Hazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan : Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentuk Fire Bangunan Battalion Special Incident Operator Pengaduan berdasarkan SK Gubernur Investigation Tinggi Transportation Research Masyarakat No. 9 Tahun 2002. Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalami Hukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public penyesuaian tugas pokok dan Peraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi. Seksi Seksi Unit yang telah mengalami Air dan Dukungan La- penyesuaian tugas pokok dan Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periode Konstruksi sebelumnya. Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru. Pemadam Kebakaran Kotamadya Sektor Pemadam Kebakaran PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Korps Musik Unit bentukan baru Task Force yang telah terbentuk sebelumnya. Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
  • 71. 17 Mei 2006 71 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Susunan Organisasi Tahun 2015 2015 Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas Kelompok Bagian Jabatan Tata Usaha Fungsional Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis Subdis Pencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Pemeliharaan Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kendaraan Mapping Komando Campaign Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Inspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Peralatan dis Darurat Base Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Hazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Bengkel Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan : Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentuk Fire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Unit Aviasi berdasarkan SK Gubernur Investigation Tinggi Transportation Research Education No. 9 Tahun 2002. Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalami Hukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Pusat Aviasi penyesuaian tugas pokok dan Peraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi. Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalami Air dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periode Konstruksi sebelumnya. Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru. Planning (CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya Sektor Pemadam Kebakaran Seksi Seksi Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Korps Musik Unit bentukan baru Resources PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum Task Force yang telah terbentuk sebelumnya. Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
  • 72. 17 Mei 2006 72 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Susunan Organisasi Tahun 2020 2020 Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas Kelompok Bagian Jabatan Tata Usaha Fungsional Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Akedemi Pusat Pencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Personalia Pemeliharaan Penanggulangan Pendidikan dan Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat Bencana Latihan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bencana Lain Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kode Etik Kendaraan Mapping Komando Campaign Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Inspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Personal Peralatan dis Darurat Base Services Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Hazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Welfare Bengkel Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan : Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentuk Fire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Kesehatan Unit Aviasi berdasarkan SK Gubernur Investigation Tinggi Transportation Research Education No. 9 Tahun 2002. Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalami Hukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Asuransi Pusat Aviasi penyesuaian tugas pokok dan Peraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi. Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalami Air dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periode Konstruksi sebelumnya. Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru. Planning (CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya Sektor Pemadam Kebakaran Resources PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum Kebakaran dan Seksi Seksi Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Korps Musik Unit bentukan baru Task Force yang telah terbentuk sebelumnya. Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
  • 73. 17 Mei 2006 73 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Susunan Organisasi Tahun 2025 2025 Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas Kelompok Bagian Jabatan Tata Usaha Fungsional Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Akedemi Pusat Pencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Personalia Pemeliharaan Layanan Medis Penanggulangan Pendidikan dan Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat Darurat Bencana Latihan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bencana Lain Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kode Etik Kendaraan Administrasi Mapping Komando Campaign Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Inspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Personal Peralatan Pelayanan dis Darurat Base Services Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Hazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Welfare Bengkel Pendidikan Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan : Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentuk Fire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Kesehatan Unit Aviasi Praarana dan berdasarkan SK Gubernur Investigation Tinggi Transportation Research Education Sarana No. 9 Tahun 2002. Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalami Hukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Asuransi Pusat Aviasi Sumber Daya penyesuaian tugas pokok dan Peraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi. Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalami Air dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periode Konstruksi sebelumnya. Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru. Planning (CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya Seksi Sektor Pemadam Kebakaran Arson Fire Subbagian Unit bentukan baru Kebakaran dan Seksi Seksi Subbagian Korps Musik Resources PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum Subbagian Subbagian Subbagian Task Force yang telah terbentuk sebelumnya. Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
  • 74. 17 Mei 2006 74 Rencana Garis Besar : Aspek Kelembagaan / Institusi : Susunan Organisasi Fire Station Kepala Fire Station Tata Usaha Pencegahan Operasi Pendukung Pemeliharaan Kete- Pemadaman dan Operasi rampilan dan Komu- Penyelamatan nikasi Masyarakat Administrasi Pemeriksaan Komunkasi Peta B ahaya Pelatihan SDM Darurat Keuangan Hazmat Pemadaman Kendaraan Perbaikan Modul Kepegawaian Pemb. Teknik Penyelamatan Peralatan Perbaika Sarana Pendataan Bentuk SKLK Medis Darurat Pemeliharaan Penyuluhan Publik Perencanaan Penerapan Koordinasi SDM Pembinaan Aturan Lapangan Masyarakat Kerumah Penerimaan Rencana dan Pengembangan Pemeliharaan Fisik Tanggaan Pengaduan Evaluasi Kinerja Teknologi dan Mental SDM
  • 75. 17 Mei 2006 75 Rencana Garis Besar : Struktur Usulan Program Kelembagaan / Institusi (4) Peraturan Perundang-Undangan (30) Mekanisme Operasional (12) Pencegahan (23) Operasi Pemadaman (7) Operasi Penyelamatan (5) Operasi Layanan Medis Darurat (8) Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 (8) Pengembangan SDM (18) Pemberdayaan Masyarakat (9) Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi dan Informasi (4) Prasarana dan Sarana Pemadaman, Penyelamatan dan Layanan Medis Darurat (6) Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM (12)
  • 76. 17 Mei 2006 76 Rencana Garis Besar : Struktur Usulan Program 1. Kelembagaan / Institusi (4) 2. Peraturan Perundang-Undangan (30) 3. Mekanisme Operasional (12) 4. Pencegahan (23) 5. Operasi Pemadaman (7) 6. Operasi Penyelamatan (5) 7. Operasi Layanan Medis Darurat (8) 8. Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 (8) 9. Pengembangan SDM (18) 10. Pemberdayaan Masyarakat (9) 11. Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi dan Informasi (4) 12. Prasarana dan Sarana Pemadaman, Penyelamatan dan Layanan Medis Darurat (6) 13. Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM (12) 1. Program 2. Sasaran 3. Kegiatan 4. Wilayah 5. Sub-Dinas/Unit Terkait
  • 77. 17 Mei 2006 77 Rencana Garis Besar : Kelembagaan / Institusi : Usulan Program 1. Meningkatkan ketahanan Dinas Pemadam Kebakaran melalui Nilai-Nilai Dasar yang tertanam kokoh 2. Kajian pengembangan kelembagaan (tupoksi, organisasi, sisitem dan prosedur, SDM, serta prasarana dan sarana) Dinas Pemadam Kebakaran sampai tahun 2025. 3. Pengembangan sistem mutakhir untuk inventarisasi dan pengelolaan aset. 4. Penataan struktur organisasi Dinas Pemadam Kebakaran, untuk periode 2010, 2015, 2020 dan 2025.
  • 78. 17 Mei 2006 78 Rencana Garis Besar : Peraturan Perundang-Undangan : Usulan Program (1/4) 1. Peraturan yang memberi kepastian hukum mengenai sistem layanan publik penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya. 2. Peraturan Daerah mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya di dalam DKI Jakarta. 3. Peraturan / ketentuan mengenai transportasi bahan B3 di DKI Jakarta. 4. Peraturan mengenai sertifikasi laik fungsi bangunan gedung di DKI Jakarta. 5. Ketentuan mengenai kewajiban melakukan audit keselamatan kebakaran (fire safety audit) secara berkala. 6. Ketentuan mengenai penyediaan ruang-ruang terbuka hijau sebagai barrier penjalaran api apabila terjadi kebakaran. 7. Ketentuan mengenai aksesibilitas bagi petugas pemadam kebakaran ke setiap lokasi bangunan gedung dan industri. 8. Ketentuan pembentukan sistem ketahanan lingkungan kebakaran (SKLK) di setiap kecamatan dalam wilayah DKI Jakarta. 9. Peraturan mengenai pembangunan dan pengelolaan hidran kota dan sumber-sumber air untuk pemadaman kebakaran.
  • 79. 17 Mei 2006 79 Rencana Garis Besar : Peraturan Perundang-Undangan : Usulan Program (2/4) 11. Ketentuan yang membolehkan pengambilan air dari taman-taman kota (pool) untuk keperluan pemadaman kebakaran dan bencana lainnya. 12. Ketentuan mengenai izin penggunaan ruangan / bangunan yang memakai bahan insula- si / lapis penutup dari bahan mudah terbakar seperti di studio, ruang karaoke, stasiun TV dsb. 13. Ketentuan mengenai keharusan memasang sistem alarm terpadu di lingkungan kecamatan dalam rangka efektivitas pemadaman secara dini. 14. Ketentuan mengenai kode panggilan Dinas Pemadam Kebakaran dalam kondisi emergency dan lain-lain. 15. Ketentuan mengenai pembinaan karir / jabatan fungsional di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran. 16. Sosialisasi peraturan yang memberi kepastian hukum mengenai sistem layanan publik penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya. 17. Sosialisasi Peraturan Daerah mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya di dalam Wilayah DKI Jakarta.
  • 80. 17 Mei 2006 80 Rencana Garis Besar : Peraturan Perundang-Undangan : Usulan Program (3/4) 18. Sosialisasi Peraturan / ketentuan mengenai transportasi bahan B3 di wilayah DKI Jakarta. 19. Sosialisasi peraturan mengenai sertifikasi laik fungsi bangunan gedung di wilayah DKI Jakarta. 20. Sosialisasi ketentuan mengenai kewajiban melakukan audit keselamatan kebakaran (fire safety audit) secara berkala. 21. Sosialisasi ketentuan mengenai penyediaan ruang-ruang terbuka hijau sebagai barrier penjalaran api ababila terjadi kebakaran. 22. Sosialisasi ketentuan mengenai aksesibilitas bagi petugas pemadam kebakaran ke setiap lokasi bangunan gedung dan industri. 23. Sosialisasi ketentuan pembentukan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran (SKLK) di setiap kecamatan dalam wilayah DKI Jakarta. 24. Sosialisasi peraturan mengenai pembangunan dan pengelolaan hidran kota dan sumber- sumber air untuk pemadaman kebakaran.
  • 81. 17 Mei 2006 81 Rencana Garis Besar : Peraturan Perundang-Undangan : Usulan Program (4/4) 25. Sosialisasi ketentuan mengenai penggunaan jalur transportasi bus untuk jalur pencapaian kendaraan operasional pemadam kebakaran dan bencana lainnya. 26. Sosialisasi ketentuan yang membolehkan pengambilan air dari taman-taman kota (pool) untuk keperluan pemadaman kebakaran dan bencana lainnya. 27. Sosialisasi ketentuan mengenai izin penggunaan ruangan / bangunan yang memakai bahan insulasi / lapis penutup dari bahan mudah terbakar seperti di studio, ruang karaoke, stasiun TV dsb. 28. Sosialisasi ketentuan mengenai keharusan memasang sistem alarm terpadu di lingkungan kecamatan dalam rangka efektivitas pemadaman secara dini. 29. Sosialisasi ketentuan mengenai kode panggilan Dinas Pemadam Kebakaran dalam kondisi emergency dan lain-lain. 30. Sosialisasi ketentuan mengenai pembinaan karir / jabatan fungsional di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran.
  • 82. 17 Mei 2006 82 Rencana Garis Besar : Mekanisme Operasional : Usulan Program (1/2) 1. Peningkatan kerjasama antar berbagai instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terkait dengan upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain. 2. Peningkatan kerjasama antar berbagai instansi di tingkat nasional (Batan, Polri, Kementerian Negara, Departemen, ABRI, dll) yang terkait dengan upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain. 3. Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta yang terkait dengan upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain di lingkungan Pemerintah Provinsi Provinsi DKI Jakarta Jakarta. 4. Peningkatan kerjasama antar daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang berbatasan, dalam upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
  • 83. 17 Mei 2006 83 Rencana Garis Besar : Mekanisme Operasional : Usulan Program (2/2) 5. Peningkatan kerjasama antar wilayah/kotamadya di dalam Provinsi DKI Jakarta dalam upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain di kecamatan-kecamatan yang berada di dekat batas kotamadya. 6. Penyusunan SOP menyangkut Penyusunan SOP menyangkut penyelamatan (rescue), akibat transportasi dan keruntuhan bangunan, penyelamatan air dan ketinggian, bahan berbahaya dan beracun, serta pertolongan darurat. 7. Penyusunan SOP menyangkut operasi pemadaman. 8. Penyusunan SOP menyangkut pencegahan. 9. Penyusunan Protap koordinasi instansional. 10. Penyusunan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran (SKLK). 11. Kajian/pembentukan masyarakat profesi dan forum komunikasi kebakaran dan bencana lain. 12. Kajian/pembentukan pola kemitraan dengan lembaga terkait kaitan dengan masalah kebakaran dan bencana lainnya. 13. Kajian/pembentukan fire safety management pada bangunan dan industri. 14. Peningkatan Koordinasi dan Konsolidasi Pusat-Pusat Komunikasi Emergency
  • 84. 17 Mei 2006 84 Rencana Garis Besar : Pencegahan : Usulan Program (1/2) 1. Peningkatan kesiapan Provinsi DKI Jakarta (warga dan instansi terkait) dalam pencegahan terjadinya Bencana Kebakaran dan Bencana Lain 2. Pencegahan Awal Kebakaran 3. Peningkatan Kesiapan Penanggulangan Kebakaran 4. Pemberdayaan Response Darurat Tahap Awal 5. Kajian dan Penerapan Pengembangan Manajemen Informasi 6. Kajian dan Penerapan Upaya Pencegahan Meluasnya Kebakaran 7. Kajian dan Penerapan Upaya Evakuasi dan Pasca Bencana 8. Kajian dan Penerapan Upaya Inspeksi Sebelum Penggunaan Bangunan, Peralatan Api, dan Peralatan Listrik 9. Kajian dan Penerapan Pengaturan Pemasangan dan Perawatan Sistem 10. Kajian Penyusunan Panduan Bagi Ahli Perlindungan Kebakaran 11. Kajian Pola Pelaksanaan Inspeksi/Pemeriksa Pencegahan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain 12. Kajian Revisi dan Perumusan Peraturan Kebakaran (Fire Code) dan Pedoman Teknis
  • 85. 17 Mei 2006 85 Rencana Garis Besar : Pencegahan : Usulan Program (2/2) 14. Peningkatan pembinaan teknis kepada masyarakat 15. Pelaksanaan pre-fire plan dalam rangka pencegahan Kebakaran 16. Peningkatan pendataan teknis kehandalan bangunan dan lingkungan terhadap bahaya kebakaran dan Bencana Lainnya 17. Penerapan sistem rekomendasi dan sertifikasi pada bangunan dan lingkungan kaitan dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lain 18. Revisi dan perumusan peraturan kebakaran (fire code) dan pedoman teknis 19. Peningkatan pembinaan teknis kepada masyarakat 20. Pelaksanaan pre fire plan dalam rangka pencegahan kebakaran 21. Peningkatan pendataan teknis kehandalan bangunan dan lingkungan terhadap bahaya kebakaran dan Bencana Lainnya 22. Penerapan sistem rekomendasi dan sertifikasi pada bangunan dan lingkungan kaitan dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lain 23. Kajian dan Penerapan sistem Keamanan transportasi umum
  • 86. 17 Mei 2006 86 Rencana Garis Besar : Operasi Pemadaman : Usulan Program 1. Penerapan sistem pemadaman kebakaran berbasis potensi bahaya 2. Pengembangan sistem komunikasi dan informasi emergency 3. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran gedung tinggi dan bangunan-bangunan berukuran besar 4. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran besar (conflagration) 5. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran di bangunan bawah tanah (terowongan, bismen, stasion bawah tanah / metro) dan di laut 6. Pengembangan teknik dan strategi komando lapangan (fire command systems) 7. Peningkatan apresiasi terhadap pemakaian bahan pemadam api ramah lingkungan
  • 87. 17 Mei 2006 87 Rencana Garis Besar : Operasi Penyelamatan : Usulan Program 1. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan akibat bangunan runtuh 2. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan di sektor transportasi 3. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan terkait dengan masalah air dan tempat ketinggian 4. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan (rescue) akibat bahan berbahaya dan beracun. 5. Peningkatan kemampuan penanganan CBRE (Chemical – Biological – Radiological – Explosive)
  • 88. 17 Mei 2006 88 Rencana Garis Besar : Operasi Layanan Medis Darurat : Usulan Program 1. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan dalam kaitannya dengan pertolongan medis darurat 2. Peningkatan pemahaman mengenai pertolongan medis darurat 3. Peningkatan pemahaman utilitas / instalasi dan kelengkapan pertolongan medis darurat 4. Kajian sebaran fasilitas pertolongan medis darurat di wilayah DKI Jakarta 5. Penyediaan peralatan teknis untuk pertolongan medis darurat 6. Penyediaan peralatan diklat menghadapi bencana akibat bahan berbahaya dan beracun 7. Penyelengaraan diklat menghadapi pertolongan medis darurat 8. Penyusunan SOP pertolongan medis darurat
  • 89. 17 Mei 2006 89 Rencana Garis Besar : Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 : Usulan Program 1. Identifikasi pemakaian benda-benda atau bahan berbahaya di dalam bangunan dan lingkungan dalam wilayah DKI Jakarta 2. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) pengendalian benda / bahan berbahaya (B3). 3. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) penyelamatan terhadap dampak yang ditimbulkannya 4. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) pengaturan transportasi bahan/benda berbahaya di wilayah Provinsi DKI Jakarta 5. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) kontrol pada Fasilitas B3 6. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) keamanan pada Fasilitas B3 7. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) kesiapan menghadapi kejadian bencana lain pada Fasilitas B3 8. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) Kesiapan Terhadap Bencana Pada Fasilitas B3 Berskala Besar 9. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) Pencegahan Kebakaran dengan Material B3 berjumlah Kecil dan Material Mudah Terbakar
  • 90. 17 Mei 2006 90 Rencana Garis Besar : Pengembangan SDM : Usulan Program (1/2) 1. Pengembangan Sistem Diklat Berbasis Kompetensi 2. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Diklat untuk Memperoleh Akreditasi Internasional 3. Peningkatan Tenaga-Tenaga Spesialis (Inspektur, Instruktur, Penye-lidik dsb) melalui Sistem Kemitraan 4. Peningkatan Pembinaan Perilaku Profesional yang mendukung visi dan misi Dinas Pemadam Kebakaran 5. Peningkatan kemampuan dan kesiapan aparat 6. Peningkatan kemampuan Operasi 7. Penyelenggaraan pelatihan 8. Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Sistem Informasi 9. Identifikasi pemakaian benda-benda atau bahan berbahaya di dalam bangunan dan lingkungan di lam wilayah DKI Jakarta
  • 91. 17 Mei 2006 91 Rencana Garis Besar : Pengembangan SDM : Usulan Program (2/2) 10. Penyusunan pedoman/ panduan pengendalian benda / bahan berbahaya termasuk aspek penyelamatan terhadap dampak yang ditimbulkannya 11. Pengaturan transportasi bahan / benda berbahaya di wilayah Provinsi DKI Jakarta 12. Pengaturan Kontrol pada Fasilitas B3 13. Pengaturan Keamanan pada Fasilitas B3 14. Pengaturan Kesiapan terhadap Kejadian Bencana Lain pada Fasilitas B3 15. Pengaturan Kesiapan Terhadap Bencana Pada Fasilitas B3 Berskala Besar 16. Pengaturan Pencegahan Kebakaran dengan Material B3 berjumlah Kecil dan Material Mudah Terbakar 17. Pengaturan Kemampuan penanggulangan bencana lain 18. Penyediaan peralatan jenis baru
  • 92. 17 Mei 2006 92 Rencana Garis Besar : Pemberdayaan Masyarakat : Usulan Program 1. Pembinaan dan pemantapan pembentukan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran (SKLK) di setiap kecamatan / kelurahan 2. Peningkatan kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana kebakaran dan bencana lain 3. Pengembangan pola kemitraan dalam upaya penanggulangan kebakaran dan bencana umum lainnya 4. Penyelenggaraan Pendidikan Masyarakat 5. Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan 6. Penyelenggaraan Kursus perkuliahan untuk manajer pencegahan kebakaran 7. Penyelenggaraan Kursus Perkuliahan untuk Teknisi B3 8. Penyelenggaraan Kursus Perkuliahan untuk Teknisi Perlindungan Kebakaran 9. Penyelenggaraan Kursus Pelatihan untuk Pegawai Pusat Keselamatan Bangunan
  • 93. 17 Mei 2006 93 Rencana Garis Besar : Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi dan Informasi : Usulan Program 1. Pengembangan Pusat Komuni-kasi Pusat atau Sub-Communication Center Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya 2. Pengembangan dan pemantapan sistem komunikasi radio Dinas Pemadam Kebakaran 3. Pemantapan Sistem Pelaporan Kebakarandan Emergency Lainnya 4. Pemantapan Proses Komunikasi Internal antan unit di Dinas Pemadam Kebakaran.
  • 94. 17 Mei 2006 94 Rencana Garis Besar : Prasarana dan Sarana Pemadaman, Penyelamatan dan Layanan Medis Darurat : Usulan Program 1. Inventarisasi Resources (Sumber Daya Pemadaman Kebakaran) yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran Pada Saat Ini dan Prediksi Hingga 2025 2. Penerapan sistem logistik sumber daya pemadaman berbasis pada resiko bahaya 3. Pemenuhan kebutuhan resources sesuai perkembangan (hingga 2025) 4. Pengembangan teknologi tepat guna mendukung operasi penang- gulangan kebakaran dan bencana lainnya 5. Penyediaan peralatan jenis baru 6. Penyediaan kapal untuk keperluan simulasi
  • 95. 17 Mei 2006 95 Rencana Garis Besar : Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM : Usulan Program 1. Pembangunan bangunan diklat yang baru sesuai dengan standar-standar internasional 2. Pemeliharaan bangunan dan fasilitas diklat secara periodik dan intensif 3. Pembinaan perpustakaan di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran dan berlangganan jurnal- jurnal mengenai fire fighting dan safety 4. Pengembangan rumpun jabatan fungsional penanggulangan kebakaran 5. Penetapan eksistensi jabatan fungsional penanggulangan kebakaran 6. Penyiapan pranata administratif penyelenggaraan jabatan fungsional 7. Penyusunan modul penilaian karya pejabat fungsional 8. Pembentukan tim penilai jabatan fungsional penanggulangan kebakaran 9. Pengembangan public / community education dalam bidang fire safety dan protection 10. Penyusunan modul-modul untuk pendidikan keselamatan terhadap bahaya kebakaran untuk berbagai lapisan masyarakat 11. Penyusunan modul-modul untuk pendidikan keselamatan terhadap bahaya kebakaran untuk berbagai usia 12. Penyelenggaraan pendidikan menyangkut fire safety management
  • 96. 17 Mei 2006 96 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Kebutuhan Air dan Sumber Penyediaannya : Besar Sediaan, Kebutuhan dan Penambahan Tandon No. KOTAMADYA 2005 2010 EKSISTING KEBUTUHAN PENAMBAHAN KEBUTUHAN PENAMBAHAN I JAKARTA PUSAT 1 Gambir - 19 19 21 2 2 Tanah Abang - 25 25 28 3 3 Sawah Besar - 25 25 34 9 4 Senen - 55 55 60 5 5 Cempaka Putih - 23 23 26 2 6 Johar Baru - 0 0 0 0 7 Kemayoran 1 39 38 43 4 8 Menteng - 7 7 8 1
  • 97. 17 Mei 2006 97 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Sarana Penangulangan : Kegiatan Pemenuhan Kendaraan Mobil Pompa Pemadam Kebakaran 2005 2010 2015 2020 2025 1 Kotamadya Johar Baru Perumahan PAT 614.34 1,034.82 1,034.82 1,034.82 1,034.82 Jakarta Application Rate 4.30 4.83 4.83 4.83 4.83 Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1 Bangunan Umum PAT 1,856.13 2,041.74 2,654.26 3,266.78 3,470.95 Application Rate 51.04 56.15 72.99 89.84 95.45 Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1 Industri PAT - - - - - Application Rate - - - - - Kebutuhan Mobil - - - - - No. Aspek PAT, Application Rate dan Kebutuhan MobilPeruntukan Lahan KecamatanKotamadya No. Kotamadya Sediaan Mobil Pemadam Sediaan Pos Pemadam Sebaran Sediaan Pos dan M obil Pemadam Kebakaran Eksisting Kebakaran Kebakaran Eksisting Eksisting 1 Jakarta Johar Baru - - Nomor POS Pusat Mobil Pemadam Kebak. Kecamatan / WMK Kebutuhan Mobil Pompa Terbanyak 2005 2010 2015 2020 2025 1 Jakarta Pusat Johar Baru 1 1 1 1 1 2 Kemayoran 2 3 3 4 4 3 Cempaka 1 1 2 2 2 4 Senen 2 2 3 3 4 5 Menteng 1 1 1 1 1 6 Gambir 1 1 2 2 2 7 Tanah Abang 1 1 1 2 2 8 Sawah Besar 2 2 3 3 3 No. KecamatanKotamadya Tahapan Penyediaan Mobil No. Kotamadya Kecamatan Mobil Pompa 2005 2010 2015 2020 2025 1 Jakarta Pusat Johar Baru 1 - - - - 2 Kemayoran 1 1 - 1 - 3 Cempaka Putih - - 1 - - 4 Senen 1 - 1 - 1 5 Menteng - - - - - 6 Gambir - - 1 - - 7 Tanah Abang - - - 1 - 8 Sawah Besar - - 1 - -
  • 98. 17 Mei 2006 98 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Sarana Penangulangan : Kebutuhan Kendaraan Mobil Pompa Pemadam Kebakaran
  • 99. 17 Mei 2006 99 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya 1. Mobil Pompa Cadangan 2. Ambulan 3. Pendeteksi Biologis 4. Ventilation Vehicle 5. Hazmat Support Vehicle 6. Personnel Decontamination Vehicle 7. Dry Decontamination Vacuum Oven 8. PreHospital Care 9. Light Wagon 10. Ventilated High Foam Generator 11. Movable Loader For High Foam Generation 12. Chemical Pumper 13. Penyedian Foam Solution Truck 14. Fire Boat 15. Rescue Boat 16. Articulated Water Tower 17. Helikopter Tanker
  • 100. 17 Mei 2006 100 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Mobil Pompa Cadangan Mobil Pompa Cadangan 1. Untuk mengantisipasi kasus terjadinya kerusakan pumper (Mobil Pompa Pemadam Kebakaran), maka idealnya 1 (satu) mobil pompa cadangan harus dipersiapkan untuk setiap 8 pumper. 2. Untuk Jakarta, maka diusulkan agar mobil pompa cadangan ini hanya di sediakan di kecamatan yang merupakan pusat dari kotamadya. 3. Jika di suatu kecamatan sudah tersedia/dibutuhkan 8 (delapan) mobil pompa atau lebih, maka dimungkinkan untuk memiliki tambahan 1 mobil pompa cadangan.
  • 101. 17 Mei 2006 101 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Ambulan Ambulan 1. Untuk suatu wilayah dengan populasi penduduk kurang dari 150.000 jiwa, sebuah ambulans harus ditempatkan setiap 50.000 jiwa. 2. Untuk wilayah dengan populasi lebih dari 150.000 jiwa, 3 ambulans dan satu ambulans ekstra untuk setiap 70.000 jiwa atau lebih. Juga untuk kasus sekarang, satu ambulans cadangan harus disediakan untuk setiap 6 ambulans. 3. Untuk Jakarta, pemenuhan ambulan tidak harus oleh Dinas Pemadam Kebakaran. Berbagai RS, klinik, atau instansi lainnya, dimungkinkan untuk turut berpartisisapi.
  • 102. 17 Mei 2006 102 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Sepeda Motor – Mobil Fire Rescue – Breathing Apparatus Refilling Unit Sepeda Motor Damkar Minimal 2 (dua) buah untuk setiap satu pos. Namun, standar ini fleksibel, tergantung ada berapa kelompok rangers yang ada di tiap pos. Mobil Fire Rescue 1. Ragam mobil ini digunakan untuk kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tenaga kerja dan lainnya. 2. Mobil ini mempunyai sebuah derek, generator dan system penerangan yang fleksibel/dapat digerakkan. 3. Secara umum, penyediaan mobil ini adalah 1 (satu) untuk tiap kecamatan. Breathing Apparatus Refilling Unit 1. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia. 2. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/ WMK.
  • 103. 17 Mei 2006 103 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Mobil Komando Mobil Komando 1. Kendaraan ini dirancang sebagai pendukung respon darurat, operasi pusat komando dan respon untuk area dengan persetujuan Dinas/Suku DInas Pemadam Kebakaran, berkaitan dengan pelayanan pemadaman kebakaran pada area yang luas. 2. Mobil 4 wd ini memiliki hydraulic concrete breaker, diamond chain saw/gergaji intan, dll. 3. Idealnya, minimal 1 (satu) untuk tiap kecamatan.
  • 104. 17 Mei 2006 104 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Mobil Tangga Mobil Tangga 1. Satu mobil tangga harus disediakan ketika sebuah pos pemadam meliputi lebih dari 10 bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih dalam area yang dipakai. 2. Ketika terdapat lebih dari 5 bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih dan terbuka untuk umum (teater, dept. store, hotel, rumah sakit, dll), atau ketika lebih dari 10 bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih di daerah perkotaan, pos pemadam harus dilengkapi dengan satu mobil tangga.
  • 105. 17 Mei 2006 105 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Pendeteksi Biologis Pendeteksi Biologis 1. Perlengkapan yang lebih canggih untuk peralatan deteksi biologis perlu dimiliki kecamatan-kecamatan tertentu. 2. Peralatan ini akan memungkinkan diperolehnya hasil awal dalam waktu 15 – 30 menit, dibanding teknik konvensional yang memakan waktu sampai 6 – 8 jam. 3. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
  • 106. 17 Mei 2006 106 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Mobil Snorkel Mobil Snorkel 1. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia. 2. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
  • 107. 17 Mei 2006 107 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Mobil Hazmat - Ventilation Vehicle Mobil Hazmat 1. Dilengkapi dengan detektor CBR (chemical- biological-radiological), untuk memonitor zona bencana kebakaran dan bencana lain di atas permukaan tanah. 2. Alat ini sebaiknya juga terhubungkan de- ngan kantor pusat Dinas Pemadam Kebakar- an, melalui Hazmat Decision Support System. 3. Disediakan maksimal 1 (satu) untuk keca- matan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia. 4. Penyediaannya disesuaikan dengan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK. Ventilation Vehicle 1. Merupakan kendaraan pembawa blower besar, yang berada di atas truk. Mampu menciptakan katup udara di pintu masuk dari sebuah struktur tertutup untuk mencegah keluarnya bahan kimia secara tiba-tiba lewat pintu masuk. 2. Dilengkapi dengan water-mist system, untuk melarutkan bahan-bahan kimia yang bocor bila bahan-bahan itu adalah jenis bahan yang dapat dilarutkan. 3. Disediakan maksimal 1 untuk kecamat-an potensial bencana kebakaran dan bencana lain dari industri/kimia. 4. Penyediaannya disesuaikan dengan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
  • 108. 17 Mei 2006 108 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Hazmat Support Vehicle Hazmat Support Vehicle 1. Merupakan pembawa alat penyaring udara yang dapat dipindahkan, yang akan diberikan kepada korban yang dalam keadaan terbaring atau berjalan di zona yang telah terkontaminasi oleh bencana kebakaran dan bencana lain, untuk meningkatkan peluang hidup. 2. Peralatan penyelamatan lain yang dibawa kendaraan ini termasuk monitor cuaca, system deteksi gamma dan unit gas panas untuk peralatan dekontami-nasi 3. Penyediaannya disesuaikan dengan per- untukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
  • 109. 17 Mei 2006 109 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Personnel Decontamination Vehicle Personnel Decontamination Vehicle 1. Merupakan kendaraan yang dilengkapi berbagai peralatan kimia-fisika-biologi untuk menghilangklan racun yang menempel pada petugas/korban bencana kebakaran dan bencana lain. 2. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia. Karena itu penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
  • 110. 17 Mei 2006 110 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Pre-Hospital Care/SWIFT Pre-Hospital Care/SWIFT 1. Dalam situasi tertentu FAP (first aid post) perlu dibangun di lokasi bencana, untuk menangani dan menstabilkan korban-korban, sebelum dipindahkan ke rumah sakit. 2. SWIFT (station with immediate first-aid treatment) adalah kendaraan yang dirancang menyerupai rumah yang berfungsi seperti FAP yang berjalan. 3. Kendaraan dapat dibuka dan diset dalam waktu 5 menit, memungkinkan tim medis Dinas/Suku Dinas menangani dan mengoperasi korban secepatnya. 4. Dilengkapi penerangan, unit pompa penghisap, tabung oksigen dan air untuk membersihkan luka. 5. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan.
  • 111. 17 Mei 2006 111 Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana : Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya : Dry Decontamination Vacuum Oven Dry Decontamination Vacuum Oven 1. Menggunakan sumber panas dari sinar infra merah untuk menguapkan zat kontaminan. Oven dapat mendekontaminasi peralatan yang sensitive dan halus yang bisa ter- kontaminasi ketika terjadi bencana yang menimbulkan bahan berbahaya. Setelah pemanasan, dekontaminan yang telah diuapkan, dikeluarkan dari oven dan diletakkan di saringan yang akan menyerapnya. 2. Penyediaannya disesuaikan dengan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.