SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  41
1
ILMU EKONOMI
UNTUK
MANAJER
AGRIBISNIS
2
SISTEM PEREKONOMIAN
Sistem Pasar Bebas  perekonomian pasar
Masyarakat diberi kesempatan & kebebasan penuh
utk menentukan kegiatan ekonomi yg ingin mereka
lakukan & pemerintah sama sekali tdk campur
tangan serta tdk berusaha mempengaruhi kegiatan
ekonomi yg dilakukan masyarakat
Orientasi sistem pasar bebas  keinginan
konsumen
Kondisi  sumber daya terbatas & kebutuhan
manusia tdk terbatas
3
SISTEM PASAR BEBAS
Keunggulan mekanisme Pasar dlm alokasi faktor-faktor
produksi & mengembangkan perekonomian di negara maju :
1. Pasar dpt memberikan informasi yg lebih tepat ttg
harga & jumlah permintaan barang
2. Pasar memberikan perangsang kpd para
pengusaha utk mengembangkan usaha mereka
3. Pasar memberikan perangsang kpd para pengusaha utk
memperoleh keahlian modern
4. Pasar memberikan perangsang dlm penggunaan barang
&
faktor produksi scr lebih efisien
5. Pasar memberikan kebebasan sepenuhnya kpd
masyarakat utk melakukan kegiatan ekonomi
4
Kelemahan mekanisme pasar :
1. Kebebasan yg tdk terbatas akan menindas golongan
ekonomi lemah
2. Kegiatan ekonomi mjd tdk stabil keadaannya, dimana
suatu saat perekonomian tumbuh cepat, ttp saat
berikutnya merosot drastis
3. Sistem mekanisme pasar akan menimbulkan
kekuatan monopoli yg merugikan
4. mekanisme pasar tdk dpt menyediakan beberapa
jenis barang scr efisien
5. kegiatan konsumen & produsen akan menimbulkan
eksternalitas (efek sampingan) yg merugikan
SISTEM PASAR BEBAS
5
SISTEM KAPITALISME
Sistem dimana harta dimiliki & dikendalikan oleh
masyarakat, setiap keuntungan yg dpt dihasilkan
dgn menggunakan harta pribadi mjd hak dr pemilik
harta tsb
Motif  mencari laba, ditambah dgn adanya
kemungkinan utk menumpuk kekayaan.
Bisnis merupakan organisasi yg diciptakan pemilik
harta pribadi utk mengkoordinasi & mengelola
hartanya utk menghasilkan laba
6
SISTEM PEREKONOMIAN
Sistem Ekonomi Perencanaan (Sosialisme) 
sistem ekonomi yg dibangun dgn intervensi
sepenuhnya pemerintah dlm menentukan corak
kegiatan ekonomi  orientasi : pemerataan
manfaat ekonomi
Sistem ini muncul krn adanya ketidakadilan &
pengangguran yg ditimbulkan Sistem Pasar Bebas
Pemerintah menguasai & memiliki alat-alat modal
yg digunakan dlm kegiatan bisnis  utk menjamin
kelancaran usaha & mencapai sasaran.
7
SISTEM PEREKONOMIAN
Sistem Ekonomi Campuran  sistem ekonomi yg
dikendalikan & diawasi pemerintah, tp masyarakat
msh mempunyai kebebasan yg cukup luas utk
menentukan kegiatan ekonomi.
Mekanisme pasar msh tetap berlaku dlm
menentukan corak kegiatan ekonomi yg dilakukan
masyarakat
Intervensi pemerintah  melakukan tindakan utk
menghindari akibat yg kurang menguntungkan dr
sistem ekonomi pasar bebas (peraturan,
perusahaan negara, kebijakan moneter & fiskal)
8
PRINSIP DASAR EKONOMI MAKRO
Kondisi makro ekonomi yg berpengaruh thd
perkembangan sistem, corak & usaha kegiatan
ekonomi, yg meliputi gambaran kondisi
perekonomian scr makro/menyeluruh
Ekonomi makro  mempelajari bgm unsur-unsur
ekonomi yg berbeda berinteraksi
Kondisi perekonomian makro  permintaan &
penawaran produk, permintaan & penawaran
tenaga kerja, kebijakan pemerintah (fiskal &
moneter), harga, inflasi & deflasi, tingkat suku
bunga, dll
9
PRINSIP DASAR EKONOMI MIKRO
Ekonomi mikro  penerapan prinsip-prinsip dasar ekonomi utk
mengambil keputusan dlm lingkup perusahaan/rumah tangga
Orientasi  alokasi sumber daya dgn ketersediaan sumber daya
yg terbatas utk memperoleh pendapatan/laba tertinggi.
Laba  tujuan perusahaan, alasan :
1. Laba sbg kompensasi, krn seseorg berani menanggung resiko
2. Laba sbg kompensasi, krn seseorg berhasil di dlm inovasi &
informasi yg tdk tersebar luas
3. Laba sbg kompensasi, krn adanya perubahan di bidang
perekonomian (permintaan, selera konsumen, persaingan, dll)
4. Laba sbg kompensasi krn berhasil dlm pengendalian sumber
daya yg terbatas (langka)
5. Laba sbg kompensasi krn pengelolaan bisnis lebih efektif &
efisien.
10
PRINSIP LABA & BIAYA OPORTUNITAS
Laba :
1. Saldo yg diperoleh dr pengurangan penghasilan
dgn semua biaya aktual
2. Penggunaan alternatif (biaya oportunitas) utk
sumber daya yg ada dlm badan usaha.
Biaya Oportunitas : “penerimaan” yg tdk jadi diterima krn
alternatif terbaik berikutnya (kedua terbaik) tdk diterapkan dlm
penggunaan sumber daya/jumlah penerimaan yg dikorbankan
bisnis, krn tdk memilih alternatif terbaik kedua tsb.
Laba Ekonomi  (saldo penghasilan dikurangi biaya
aktual) dikurangi dgn biaya oportunitas  diperoleh dgn
menguji berbg alternatif ekonomi atas penggunaan sumber
daya
 Laba
1. Laba normal : menutup semua biaya pemilik
faktor produksi dlm persaingan yg ketat
2. Laba super normal : setelah semua biaya faktor
produksi ditutup, masih ada laba
Laba super normal diperoleh jika :
1. Mempunyai keunggulan komparatif
2. Efisiens meningkat, biaya produksi turun, harga
pokok turun dan bargaining position meningkat
3. Kelebihan-kelebihan yg tdk mudah ditiru
4. Mekanisme pasar yg tdk bekerja sempurna krn
adanya praktek proteksi, monopoli, dsb
5. Eksploitasi yg tdk bertanggung jawab
Perusahaan besar yg efisien memperoleh
laba total adalah laba normal meskipun
besar karena pangsa pasarnya yg besar
Laba yg besar diperoleh melalui omzet
penjualan yg besar meskipun laba per
unitnya kecil (marjin pemasarannya kecil)
LABA AKUNTASI LABA EKONOMI
Laba sbg saldo
penghasilan
setelah semua
biaya aktual yg
dapat diukur
dikurangkan
Laba akuntasi
dikurangi biaya
opportunitas
Contoh :
Badu menanam modal sebesar Rp 5 M dalam
bisnisnya. Gaji Badu Rp 360 juta pertahun & tahun
lalu pembukuannya menunjukkan laba bisnisnya
Rp 800 juta.
Dari keterangan tsb laba akuntasinya Rp 800 juta
ditambah gaji Rp 360 juta, menunjukkan bahwa Badu
memperoleh Rp 1,36 M dari bisnisnya pertahun.
Beberapa alternative yg ditempuh Badu utk
mengembangkan sumber dayanya :
Dia menjual bisnisnya dan bekerja untuk orang lain
dgn gaji Rp 360 juta, ini merupkan biaya oppurtinitas
yg memperhitungkan waktu dan kemampuannya
dalam manajemen.
Badu tetap memperhitungkan modal Rp 5 M,
alternative yg harus diperhitungkan yaitu :
Ditabung dgn bunga 8 %
Obligasi pemerintah dgn bunga 10 %
Obligasi perusahaan dgn bunga 12 %
Dari ketiga alternative tsb, obligasi perseroan
merupakan alternative terbaik dgn bunga
Rp 600 juta per tahun.
Laba ekonomi sbb :
Laba akuntansi Rp 800 juta
Gaji Rp 360 juta +
Total laba akuntansi Rp1,16 M
Biaya oportunitas :
Pekerjaan lain Rp 360 juta
Penanaman modal terbaik Rp 600 juta +
Total biaya oportunitas Rp 960 juta -
Laba ekonomi Rp 200 juta
Konsep laba ekonomi, mengandung banyak
kelemahan :
Banyak nilai yg terkandung yg ternyata sulit
utk diperhitungkan. Misal tentang suku
bunga manakah yg menghasilkan biaya
opportunitas yg benar.
Kemungkinan kesalahan atas anggapan
/asumsi.
Perbedaan tipe penanaman modal mungkin
sulit utk diperbandingkan secara langsung
karena setiap tipe penanaman modal
mengandung resiko yg berbeda
17
PRINSIP EKONOMI MAKSIMISASI LABA
Biaya Marjinal = Penerimaan Marjinal (MR = MC)
“Berapa banyak akan diproduksi ?”  Penambahan
masukan/input (biaya tambahan) utk memproduksi sama dgn
tambahan penerimaan
Tingkat Substitusi Marjinal = Rasio Kebalikan Harga
(dY/dX = Px/Py)
“Berapa biaya terendah dr kombinasi masukan/input ?” 
substitusi masukan Y dgn masukan X sampai tingkat substitusi
marjinal (jumlah masukan X yg perlu utk mensubstitusi satu unit Y)
sama dgn rasio kebalikan harga (harga X dibagi harga Y)
Pengembalian (return) Marjinal yg sama : “Apa yg akan
diproduksi/bgm masukan yg terbatas akan dialokasikan ?” 
pemanfaatan satu jenis masukan variabel dlm jumlah terbatas utk
sejumlah kemungkinan produksi (MR A = MR B = MR n =.....)
18
PRINSIP PERMINTAAN & PENAWARAN
Permintaan  menggambarkan hubungan antara harga dgn
jumlah permintaan/keinginan konsumen utk membeli suatu
barang pd berbagai tingkat harga selama periode waktu ttt
Jumlah permintaan  banyaknya permintaan pd suatu tingkat
harga ttt.
Fungsi permintaan  Dx = f (Px, Py, Y, T, N)
Px : harga brg X
Py : harga brg Y
Y : pendapatan per kapita
T : selera
N : jumlah penduduk
Faktor penyebab perubahan permintaan : perubahan harga &
perubahan faktor non harga (ceteris paribus)  pendapatan,
selera, dll
19
Penawaran  hubungan antara harga dgn jumlah
barang yg ditawarkan (pd tingkat harga ttt).
Fungsi penawaran :
Sx = f (Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)
Px : harga brg X
Py : harga brg Y (brg subsitusi/komplementer)
Pi : harga input/faktor produksi
C : biaya produksi
tek : teknologi produksi
ped : jumlah pedagang/penjual
tuj : tujuan perusahaan
kebij : kebijakan pemerintah
20
KESEIMBANGAN PASAR
Keadaan dimana tjd keseimbangan (ekuilibrium)
apabila jumlah yg ditawarkan penjual pd suatu
harga ttt (Qs) sama dgn jumlah yg diminta pembeli
pd harga tsb (Qd)  Qs = Qd
Harga keseimbangan : harga dimana baik
konsumen & produsen (penjual) sama-sama tdk
ingin menambah/mengurangi jumlah yg
dikonsumsi & yg dijual  jika di bawah harga
keseimbangan (kelebihan permintaan) & jika
diatas harga keseimbangan (kelebihan
penawaran).
21
ELASTISITAS
Elastisitas  perubahan relatif jumlah brg yg
diminta/jumlah brg yg ditawarkan sbg akibat perubahan
dr salah satu faktor yg mempengaruhinya (pendapatan,
harga brg tsb, harga brg substitusi/komplementer)
Elastisitas = perbandingan antara persentase jumlah
brg X yg diminta/ditawarkan dgn persentase perubahan
variabel yg mempengaruhinya
Elastisitas brg X  Ex = ∆Q/Q
∆X/X
∆ : delta  jumlah perubahan variabel tsb
Q : jumlah brg X yg diminta/ditawarkan
X : perubahan variabel yg mempengaruhinya
22
A. ELASTISITAS PERMINTAAN
Elastisitas Permintaan (Ed) : perubahan relatif dlm
jumlah unit brg yg dibeli/diminta sbg akibat perubahan
salah satu faktor yg mempengaruhinya.
Faktor-faktor yg mempengaruhi permintaan :
1. Harga brg yg bersangkutan  elastisitas harga dr
permintaan (elastisitas harga)
2. Harga brg lain yg berkaitan (substitusi/komplementer)
 elastisitas silang dr permintaan (elastisitas silang)
3. Pendapatan konsumen  elastisitas pendapatan dr
permintaan (elastisitas pendapatan)
Faktor yg mempengaruhi penawaran :
1. Harga brg yg bersangkutan  elastisitas harga dr
penawaran (elastisitas penawaran)
23
ELASTISITAS HARGA
Elastisitas Harga (Ep) : perubahan jumlah brg yg
diminta sbg akibat perubahan harga brg yg
bersangkutan
Ep = persentase perubahan jumlah brg yg diminta
dibagi dgn persentase perubahan harga
Ep selalu bernilai negatif, krn sifat variabel harga &
jumlah brg yg diminta bersifat terbalik  kenaikan
harga selalu diikuti dgn penurunan permintaan &
sebaliknya.
Semakin besar nilai negatif Ep  semakin elastis
permintaannya (perubahan permintaan jauh lebih
besar dibandingkan perubahan harga)
24
ELASTISITAS HARGA
Jenis Elastisitas Harga :
1. Inelastis (Ep < 1)  perubahan permintaan (%) lebih kecil
drpd perubahan harga (%)
2. Elastis (Ep > 1)  perubahan harga brg (%) menyebabkan
perubahan permintaan (%) yg besar
3. Elastisitas uniter (Ep = 1)  perubahan harga brg (%)
menyebabkan perubahan permintaan (%) yg sama besar
4. Inelastis sempurna (Ep = 0)  perubahan harga brg tdk
berpengaruh thd jumlah brg yg diminta
5. Elastis sempurna (Ep = ~ )  perubahan harga sedikit saja
menyebabkan perubahan permintaan tdk terbilang besarnya
(tak terhingga)
25
Kurva Permintaan – Elastisitas Harga
P
0 Q
P
Q0
Da Db
Dc
Epb = 0
Epc = ~
Epa = 1
Epd < 1
Epe > 1
De
Dd
26
ELASTISITAS HARGA
Faktor-faktor yg mempengaruhi Elastisitas Harga :
1. Jenis produk  permintaan produk pertanian
lebih inelastis drpd produk industri
2. Tingkat substitusi  makin banyak jenis brg
substitusi, permintaan makin elastis
3. Proporsi pengeluaran suatu brg thd pendapatan
konsumen  makin besar bagian pendapatan utk
membeli brg, permintaan makin elastis
4. Jangka waktu  dlm jangka pendek permintaan
tdk elastis, tp jangka panjang permintaan lebih
elastis
27
ELASTISITAS SILANG
Elastisitas Silang (Ec) : persentase perubahan permintaan
suatu brg sbg akibat perubahan harga brg lain (brg
substitusi/komplementer)
Nilai Ec  hubungan brg X & brg Y
Jika Ec > 0 : brg X merupakan subsitusi brg Y  kenaikan
harga brg Y menyebabkan harga relatif X lebih rendah 
permintaan thd brg X meningkat
Jika Ec < 0 : brg X & brg Y komplementer (pelengkap)
Penambahan/pengurangan thd brg X  penambahan/
pengurangan thd brg Y
Kenaikan harga brg Y menyebabkan permintaan thd brg Y
menurun  permintaan thd brg X juga menurun
Jika Ec = 0 : brg X & brg Y tdk berkaitan
28
ELASTISITAS PENDAPATAN
Elastisitas Pendapatan (Ei) : persentase perubahan
permintaan suatu brg sbg akibat perubahan
pendapatan
Nilai Ei positif  kenaikan pendapatan akan
meningkatkan permintaan
Semakin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan
semakin besar
Jika Ei > 0  barang normal
Jika Ei (antara 0 sd 1)  barang kebutuhan pokok
Jika Ei > 1  barang mewah
Jika Ei < 0  barang inferior
29
B. ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas Penawaran (Es) : persentase perubahan
jumlah brg yg ditawarkan sbg akibat perubahan salah
satu faktor yg mempengaruhinya (harga brg tsb, tingkat
bunga, tingkat upah, harga bahan baku, & harga bahan
antara lain)
Faktor-faktor yg mempengaruhi Elastisitas Penawaran :
1. Jenis produk  elastisitas penawaran produk
pertanian lebih rendah drpd produk industri
2. Sifat perubahan biaya produksi  kenaikan
penawaran dgn tambahan biaya produksi yg besar
(penawaran inelastis)
3. Jangka waktu  penawaran dlm jangka panjang lebih
elastis drpd dlm jangka pendek
30
ELASTISITAS PENAWARAN
Jenis Elastisitas Penawaran (Es) :
1. Inelastis (Es < 1)  perubahan penawaran (%) lebih
kecil drpd perubahan harga (%)
2. Elastis (Es > 1)  perubahan harga brg (%) menyebabkan
perubahan penawaran (%) yg besar
3. Elastisitas uniter (Es = 1)  perubahan harga brg (%)
menyebabkan perubahan penawaran (%) yg sama besar
4. Inelastis sempurna (Es = 0)  perubahan harga brg tdk
berpengaruh thd jumlah brg yg ditawarkan
5. Elastis sempurna (Es = ~ )  perubahan harga sedikit saja
menyebabkan perubahan penawaran tdk terbilang
besarnya (tak terhingga)
31
Kurva Penawaran – Elastisitas Penawaran
P
0 Q
P
Q0
S2
ES1 = 0
ES2 = ~
S1
S3
S4
S5
ES3 < 1 ES4 = 1
ES5 > 1
32
Prinsip Factor-factor Relationship  hubungan
antara faktor produksi satu dgn faktor produksi lain
(kombinasi alokasi faktor-faktor produksi) utk
memperoleh tambahan produksi & keuntungan
tertinggi
 usaha agribisnis dgn kombinasi alokasi faktor-
faktor produksi yg menghasilkan tambahan produksi
& keuntungan tertinggi  kombinasi alokasi faktor-
faktor produksi yg optimal
Prinsip Alokasi Sumber Daya
(Principle of Resources Allocation)
33
Prinsip Alokasi Sumber Daya
(Principle of Resources Allocation)
Dosis Nitrogen
(kg)
Produksi (kuintal)
Lahan I Lahan II Lahan III
0 37,50 36,25 42,50
25 47,50 47,50 55,00
50 55,00 57,50 66,25
75 60,00 65,00 74,25
100 63,50 69,00 79,25
125 58,50 67,50 80,50
34
Prinsip yg menyatakan bhw dengan penambahan
input ttt akan menambah output/produksi,
penambahan input selanjutnya akan menambah
output lebih lanjut, akan tetapi penambahan output
tsb tdk sebesar penambahan output pertama. Jika
terus menerus, maka penambahan hasilnya akan
semakin berkurang & pd titik ttt hasilnya tdk naik lagi
melainkan menurun.
Prinsip/Hukum Kenaikan Hasil yg Semakin Berkurang
(The Law of Diminishing Return)
35
Prinsip/Hukum Kenaikan Hasil yg Berkurang
(The Law of Diminishing Return)
Coba hitung : Apabila harga Pupuk Rp. 3.000,-/satuan
Harga produk
Jumlah Pupuk
(satuan)
Hasil (satuan) Kenaikan Hasil (satuan)
0------------------
1-------------------
2-------------------
3-------------------
4-------------------
5-------------------
6-------------------
7-------------------
8
15------------------
30------------------
39------------------
45------------------
49------------------
51------------------
52------------------
52,5------------------
52
---------------- 15
---------------- 9
---------------- 6
---------------- 4
---------------- 2
---------------- 1
---------------- 0,5
---------------- - 0,5
36
Prinsip yg menyatakan bhw org akan mengusahakan
jenis tanaman ttt, dr tanaman mana modal & tenaga
kerja yg dimasukkannya akan memperoleh
keuntungan komparatif terbesar
Keuntungan terbesar yg diperoleh dr hasil
perbandingan berbagai jenis tanaman yg diusahakan
Keunggulan bersaing ditentukan : keuntungan
komparatif, masa produksi, potensi/ketersediaan
SDA, permintaan pasar, dll
Prinsip Keunggulan Komparatif
(Principle of Comparatif Advantage) :
Prinsip Perbandingan Keuntungan Terbesar
37
Prinsip Keunggulan Komparatif
(Principle of Comparatif Advantage)
Tanaman Penerimaan
(Rp/Ha/MT)
Biaya
(Rp/Ha/MT)
Keuntungan
(Rp/Ha/MT)
Keterangan
Padi 200.000,- 50.000,- 150.000,-
Tebu 855.000,- 550.000,- 300.000,-
Tembakau 750.000,- 450.000,- 300.000,-
38
Prinsip yg menyatakan bhw batas dimana substitusi
dihentikan terletak pd suatu titik dimana kerugian
teknik yg ditimbulkan oleh penggunaan benda
substitusi tsb menghilangkan keuntungan, krn
harganya yg lebih rendah
Penggantian faktor satu dgn faktor lain selalu
menimbulkan keuntungan teknik, krn harga akan
tinggi atau kerugian teknik krn harga rendah, &
keuntungan ekonomis.
Prinsip Substitusi
(Principle of Substitution )
39
Prinsip Substitusi
(Principle of Substitution )
Kombinasi
Makanan
Biaya
(Rp)
Produksi
Telur (butir)
Penerimaan
(Rp)
Keuntungan
(Rp)
A 400,- 25 500,- 100,-
¾ A + ¼ B 350,- 23 460,- 110,-
½ A + ½ B 300,- 21 420,- 120,-
¼ A + ¾ B 250,- 17 340,- 90,-
B 200,- 12 240,- 40,-
Keterangan : Harga telur per butir @ Rp 20,-
40
Prinsip Biaya Oportunitas/
Biaya Imbangan/Berimbang
(Principle of Opportunity Cost)
Prinsip yg menyatakan bhw org hrs dpt memilih dr jenis
komoditi mana dpt diperoleh pendapatan tertinggi dgn
penggunaan sumber produksi yg terbatas sebaik-baiknya
(optimal), dgn modal sama
Biaya opportunitas : pendapatan potensial yg hilang yg dpt
diperoleh dr penggunaan sumber produksi, krn sumber
produksi tsb digunakan utk usaha produksi lain
Biaya Oportunitas : “penerimaan” yg tdk jadi diterima krn
alternatif terbaik terbaik kedua tdk diterapkan dlm
penggunaan sumber daya/jumlah penerimaan yg
dikorbankan usaha, krn tdk memilih alternatif terbaik
kedua tsb.
41
No Modal
(Rp)
Pendapatan/Cabang Usahatani (Rp)
Itik Ayam Sapi Perah
1 100.000 130.000 150.000 140.000
2 200.000 260.000 275.000 250.000
3 300.000 380.000 385.000 360.000
4 500.000 495.000 500.000 470.000
Prinsip Biaya Oportunitas/
Biaya Imbangan/Berimbang
(Principle of Opportunity Cost)

Contenu connexe

Tendances

Ppt permintaan dan penawaran tk
Ppt permintaan dan penawaran tkPpt permintaan dan penawaran tk
Ppt permintaan dan penawaran tkVevina Ictus
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamFirman Ferdian
 
Rps Perilaku Organisasi
Rps Perilaku OrganisasiRps Perilaku Organisasi
Rps Perilaku OrganisasiYUSRA FERNANDO
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organiktani57
 
Tanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanTanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanHadi Purwanto
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiHariyatunnisa Ahmad
 
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptTugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptsiti aisah
 
Pertanian Modern
Pertanian Modern Pertanian Modern
Pertanian Modern tani57
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduIeke Ayu
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Proses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenProses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenUni Azza Aunillah
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Ibnu Kurniawan Soetomo
 
Ekonomi sumber daya air
Ekonomi sumber daya airEkonomi sumber daya air
Ekonomi sumber daya airLitna Ginting
 

Tendances (20)

Ppt permintaan dan penawaran tk
Ppt permintaan dan penawaran tkPpt permintaan dan penawaran tk
Ppt permintaan dan penawaran tk
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
 
Rps Perilaku Organisasi
Rps Perilaku OrganisasiRps Perilaku Organisasi
Rps Perilaku Organisasi
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Tanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanTanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaan
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
 
konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian
 
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptTugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
 
Pertanian Modern
Pertanian Modern Pertanian Modern
Pertanian Modern
 
Silabus Pembangunan Pertanian
Silabus Pembangunan PertanianSilabus Pembangunan Pertanian
Silabus Pembangunan Pertanian
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpadu
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Proses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenProses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemen
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
 
Ekonomi sumber daya air
Ekonomi sumber daya airEkonomi sumber daya air
Ekonomi sumber daya air
 
STAFFING (MANAJEMEN)
STAFFING (MANAJEMEN)STAFFING (MANAJEMEN)
STAFFING (MANAJEMEN)
 

En vedette

pengertian-dan-ruang-lingkup-rancangan usaha agribisnis (rancua)
pengertian-dan-ruang-lingkup-rancangan usaha agribisnis (rancua)pengertian-dan-ruang-lingkup-rancangan usaha agribisnis (rancua)
pengertian-dan-ruang-lingkup-rancangan usaha agribisnis (rancua)EL Institute
 
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Abrianto Nugraha
 
Subsistem Budidaya Stroberi
Subsistem Budidaya StroberiSubsistem Budidaya Stroberi
Subsistem Budidaya StroberiMuhammad Hanif
 
Rancangan Usaha Agribisnis
Rancangan Usaha AgribisnisRancangan Usaha Agribisnis
Rancangan Usaha AgribisnisEL Institute
 
Sistem Agribisnis Komoditas Stroberi
Sistem Agribisnis Komoditas StroberiSistem Agribisnis Komoditas Stroberi
Sistem Agribisnis Komoditas StroberiShofiyah Nada
 
Manajemen agribisnis
Manajemen agribisnisManajemen agribisnis
Manajemen agribisnisMario Banoet
 
Makna, Klasifikasi, Langkah-langkah, Penyelesaian dan strategi pemecahan masalah
Makna, Klasifikasi, Langkah-langkah, Penyelesaian dan strategi pemecahan masalahMakna, Klasifikasi, Langkah-langkah, Penyelesaian dan strategi pemecahan masalah
Makna, Klasifikasi, Langkah-langkah, Penyelesaian dan strategi pemecahan masalahaan yuliyanto
 
Dimensi kognitif riset periklanan
Dimensi kognitif riset periklananDimensi kognitif riset periklanan
Dimensi kognitif riset periklananAtika Rusli
 
Modernisasi, globalisasi, perubahan sosial dan budaya
Modernisasi, globalisasi, perubahan sosial dan budayaModernisasi, globalisasi, perubahan sosial dan budaya
Modernisasi, globalisasi, perubahan sosial dan budayaAditya Padma
 
Makalah_4 Makalah tugas agribisnis 10 persaingan pemasaran
Makalah_4 Makalah tugas agribisnis 10 persaingan pemasaranMakalah_4 Makalah tugas agribisnis 10 persaingan pemasaran
Makalah_4 Makalah tugas agribisnis 10 persaingan pemasaranBondan the Planter of Palm Oil
 
Model Difusi Inovasi
Model Difusi InovasiModel Difusi Inovasi
Model Difusi InovasiAtika Rusli
 
Teori Difusi Inovasi
Teori Difusi InovasiTeori Difusi Inovasi
Teori Difusi Inovasimankoma2012
 
modernisasi dan globalisasi
modernisasi dan globalisasimodernisasi dan globalisasi
modernisasi dan globalisasiMohammad Saputro
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 

En vedette (20)

Ma pendahuluan
Ma pendahuluanMa pendahuluan
Ma pendahuluan
 
Tingkat Substitusi Marjinal
Tingkat Substitusi MarjinalTingkat Substitusi Marjinal
Tingkat Substitusi Marjinal
 
5.prinsip prinsip ekonomi dalam usahatani
5.prinsip prinsip ekonomi dalam usahatani5.prinsip prinsip ekonomi dalam usahatani
5.prinsip prinsip ekonomi dalam usahatani
 
pengertian-dan-ruang-lingkup-rancangan usaha agribisnis (rancua)
pengertian-dan-ruang-lingkup-rancangan usaha agribisnis (rancua)pengertian-dan-ruang-lingkup-rancangan usaha agribisnis (rancua)
pengertian-dan-ruang-lingkup-rancangan usaha agribisnis (rancua)
 
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
 
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
 
Subsistem Budidaya Stroberi
Subsistem Budidaya StroberiSubsistem Budidaya Stroberi
Subsistem Budidaya Stroberi
 
Materi 1; tik
Materi 1; tikMateri 1; tik
Materi 1; tik
 
Rancangan Usaha Agribisnis
Rancangan Usaha AgribisnisRancangan Usaha Agribisnis
Rancangan Usaha Agribisnis
 
Sistem Agribisnis Komoditas Stroberi
Sistem Agribisnis Komoditas StroberiSistem Agribisnis Komoditas Stroberi
Sistem Agribisnis Komoditas Stroberi
 
Manajemen agribisnis
Manajemen agribisnisManajemen agribisnis
Manajemen agribisnis
 
Makna, Klasifikasi, Langkah-langkah, Penyelesaian dan strategi pemecahan masalah
Makna, Klasifikasi, Langkah-langkah, Penyelesaian dan strategi pemecahan masalahMakna, Klasifikasi, Langkah-langkah, Penyelesaian dan strategi pemecahan masalah
Makna, Klasifikasi, Langkah-langkah, Penyelesaian dan strategi pemecahan masalah
 
Dimensi kognitif riset periklanan
Dimensi kognitif riset periklananDimensi kognitif riset periklanan
Dimensi kognitif riset periklanan
 
Modernisasi, globalisasi, perubahan sosial dan budaya
Modernisasi, globalisasi, perubahan sosial dan budayaModernisasi, globalisasi, perubahan sosial dan budaya
Modernisasi, globalisasi, perubahan sosial dan budaya
 
Makalah_4 Makalah tugas agribisnis 10 persaingan pemasaran
Makalah_4 Makalah tugas agribisnis 10 persaingan pemasaranMakalah_4 Makalah tugas agribisnis 10 persaingan pemasaran
Makalah_4 Makalah tugas agribisnis 10 persaingan pemasaran
 
Distorsi pesan
Distorsi pesanDistorsi pesan
Distorsi pesan
 
Model Difusi Inovasi
Model Difusi InovasiModel Difusi Inovasi
Model Difusi Inovasi
 
Teori Difusi Inovasi
Teori Difusi InovasiTeori Difusi Inovasi
Teori Difusi Inovasi
 
modernisasi dan globalisasi
modernisasi dan globalisasimodernisasi dan globalisasi
modernisasi dan globalisasi
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 

Similaire à ITP UNS SEMESTER 2 Ilmu ekonomi manajer agribisnis

03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-103 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1AmrulNasution
 
Pasar dan Struktur Pasar e-learning.ppt
Pasar dan Struktur Pasar e-learning.pptPasar dan Struktur Pasar e-learning.ppt
Pasar dan Struktur Pasar e-learning.pptMeow191
 
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptxKel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptxAfiqjason
 
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...Teguh Aditya Pratomo (Tomo San)
 
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1Antonius Suranto
 
Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2matiolestari
 
Makalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiMakalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiDaniel Tumanken
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRetna Rindayani
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiAmeerican Ahmedas
 
economic manegerial
economic manegerialeconomic manegerial
economic manegerialnamakuguten
 
Bab 2 mekanisme pasar
Bab 2 mekanisme pasarBab 2 mekanisme pasar
Bab 2 mekanisme pasarTossan Ihsan
 
Teori_Produksi ok1.ppt
Teori_Produksi ok1.pptTeori_Produksi ok1.ppt
Teori_Produksi ok1.pptHasanudin100
 
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Akbar Sena
 
Sistem Ekonomi Campuran 2009
Sistem Ekonomi Campuran 2009Sistem Ekonomi Campuran 2009
Sistem Ekonomi Campuran 2009Mr. H
 

Similaire à ITP UNS SEMESTER 2 Ilmu ekonomi manajer agribisnis (20)

Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-103 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
 
Pasar dan Struktur Pasar e-learning.ppt
Pasar dan Struktur Pasar e-learning.pptPasar dan Struktur Pasar e-learning.ppt
Pasar dan Struktur Pasar e-learning.ppt
 
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptxKel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
Kel 2 Ekomoni dan ManBisnis FINISH.pptx
 
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
TUGAS EKONOMI, TEGUH ADITYA PRATOMO, RANTI PUSRIANA, S.pd, PASAR PERSAINGAN S...
 
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
 
Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2
 
Makalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiMakalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomi
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
 
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
 
economic manegerial
economic manegerialeconomic manegerial
economic manegerial
 
PASAR
PASARPASAR
PASAR
 
Bab 2 mekanisme pasar
Bab 2 mekanisme pasarBab 2 mekanisme pasar
Bab 2 mekanisme pasar
 
Teori_Produksi ok1.ppt
Teori_Produksi ok1.pptTeori_Produksi ok1.ppt
Teori_Produksi ok1.ppt
 
Eko makro dan mikro
Eko makro dan mikroEko makro dan mikro
Eko makro dan mikro
 
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
 
Sistem Ekonomi Campuran 2009
Sistem Ekonomi Campuran 2009Sistem Ekonomi Campuran 2009
Sistem Ekonomi Campuran 2009
 
ekman-1.ppt
ekman-1.pptekman-1.ppt
ekman-1.ppt
 

Plus de Fransiska Puteri

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 

Plus de Fransiska Puteri (20)

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 

ITP UNS SEMESTER 2 Ilmu ekonomi manajer agribisnis

  • 2. 2 SISTEM PEREKONOMIAN Sistem Pasar Bebas  perekonomian pasar Masyarakat diberi kesempatan & kebebasan penuh utk menentukan kegiatan ekonomi yg ingin mereka lakukan & pemerintah sama sekali tdk campur tangan serta tdk berusaha mempengaruhi kegiatan ekonomi yg dilakukan masyarakat Orientasi sistem pasar bebas  keinginan konsumen Kondisi  sumber daya terbatas & kebutuhan manusia tdk terbatas
  • 3. 3 SISTEM PASAR BEBAS Keunggulan mekanisme Pasar dlm alokasi faktor-faktor produksi & mengembangkan perekonomian di negara maju : 1. Pasar dpt memberikan informasi yg lebih tepat ttg harga & jumlah permintaan barang 2. Pasar memberikan perangsang kpd para pengusaha utk mengembangkan usaha mereka 3. Pasar memberikan perangsang kpd para pengusaha utk memperoleh keahlian modern 4. Pasar memberikan perangsang dlm penggunaan barang & faktor produksi scr lebih efisien 5. Pasar memberikan kebebasan sepenuhnya kpd masyarakat utk melakukan kegiatan ekonomi
  • 4. 4 Kelemahan mekanisme pasar : 1. Kebebasan yg tdk terbatas akan menindas golongan ekonomi lemah 2. Kegiatan ekonomi mjd tdk stabil keadaannya, dimana suatu saat perekonomian tumbuh cepat, ttp saat berikutnya merosot drastis 3. Sistem mekanisme pasar akan menimbulkan kekuatan monopoli yg merugikan 4. mekanisme pasar tdk dpt menyediakan beberapa jenis barang scr efisien 5. kegiatan konsumen & produsen akan menimbulkan eksternalitas (efek sampingan) yg merugikan SISTEM PASAR BEBAS
  • 5. 5 SISTEM KAPITALISME Sistem dimana harta dimiliki & dikendalikan oleh masyarakat, setiap keuntungan yg dpt dihasilkan dgn menggunakan harta pribadi mjd hak dr pemilik harta tsb Motif  mencari laba, ditambah dgn adanya kemungkinan utk menumpuk kekayaan. Bisnis merupakan organisasi yg diciptakan pemilik harta pribadi utk mengkoordinasi & mengelola hartanya utk menghasilkan laba
  • 6. 6 SISTEM PEREKONOMIAN Sistem Ekonomi Perencanaan (Sosialisme)  sistem ekonomi yg dibangun dgn intervensi sepenuhnya pemerintah dlm menentukan corak kegiatan ekonomi  orientasi : pemerataan manfaat ekonomi Sistem ini muncul krn adanya ketidakadilan & pengangguran yg ditimbulkan Sistem Pasar Bebas Pemerintah menguasai & memiliki alat-alat modal yg digunakan dlm kegiatan bisnis  utk menjamin kelancaran usaha & mencapai sasaran.
  • 7. 7 SISTEM PEREKONOMIAN Sistem Ekonomi Campuran  sistem ekonomi yg dikendalikan & diawasi pemerintah, tp masyarakat msh mempunyai kebebasan yg cukup luas utk menentukan kegiatan ekonomi. Mekanisme pasar msh tetap berlaku dlm menentukan corak kegiatan ekonomi yg dilakukan masyarakat Intervensi pemerintah  melakukan tindakan utk menghindari akibat yg kurang menguntungkan dr sistem ekonomi pasar bebas (peraturan, perusahaan negara, kebijakan moneter & fiskal)
  • 8. 8 PRINSIP DASAR EKONOMI MAKRO Kondisi makro ekonomi yg berpengaruh thd perkembangan sistem, corak & usaha kegiatan ekonomi, yg meliputi gambaran kondisi perekonomian scr makro/menyeluruh Ekonomi makro  mempelajari bgm unsur-unsur ekonomi yg berbeda berinteraksi Kondisi perekonomian makro  permintaan & penawaran produk, permintaan & penawaran tenaga kerja, kebijakan pemerintah (fiskal & moneter), harga, inflasi & deflasi, tingkat suku bunga, dll
  • 9. 9 PRINSIP DASAR EKONOMI MIKRO Ekonomi mikro  penerapan prinsip-prinsip dasar ekonomi utk mengambil keputusan dlm lingkup perusahaan/rumah tangga Orientasi  alokasi sumber daya dgn ketersediaan sumber daya yg terbatas utk memperoleh pendapatan/laba tertinggi. Laba  tujuan perusahaan, alasan : 1. Laba sbg kompensasi, krn seseorg berani menanggung resiko 2. Laba sbg kompensasi, krn seseorg berhasil di dlm inovasi & informasi yg tdk tersebar luas 3. Laba sbg kompensasi, krn adanya perubahan di bidang perekonomian (permintaan, selera konsumen, persaingan, dll) 4. Laba sbg kompensasi krn berhasil dlm pengendalian sumber daya yg terbatas (langka) 5. Laba sbg kompensasi krn pengelolaan bisnis lebih efektif & efisien.
  • 10. 10 PRINSIP LABA & BIAYA OPORTUNITAS Laba : 1. Saldo yg diperoleh dr pengurangan penghasilan dgn semua biaya aktual 2. Penggunaan alternatif (biaya oportunitas) utk sumber daya yg ada dlm badan usaha. Biaya Oportunitas : “penerimaan” yg tdk jadi diterima krn alternatif terbaik berikutnya (kedua terbaik) tdk diterapkan dlm penggunaan sumber daya/jumlah penerimaan yg dikorbankan bisnis, krn tdk memilih alternatif terbaik kedua tsb. Laba Ekonomi  (saldo penghasilan dikurangi biaya aktual) dikurangi dgn biaya oportunitas  diperoleh dgn menguji berbg alternatif ekonomi atas penggunaan sumber daya
  • 11.  Laba 1. Laba normal : menutup semua biaya pemilik faktor produksi dlm persaingan yg ketat 2. Laba super normal : setelah semua biaya faktor produksi ditutup, masih ada laba Laba super normal diperoleh jika : 1. Mempunyai keunggulan komparatif 2. Efisiens meningkat, biaya produksi turun, harga pokok turun dan bargaining position meningkat 3. Kelebihan-kelebihan yg tdk mudah ditiru 4. Mekanisme pasar yg tdk bekerja sempurna krn adanya praktek proteksi, monopoli, dsb 5. Eksploitasi yg tdk bertanggung jawab
  • 12. Perusahaan besar yg efisien memperoleh laba total adalah laba normal meskipun besar karena pangsa pasarnya yg besar Laba yg besar diperoleh melalui omzet penjualan yg besar meskipun laba per unitnya kecil (marjin pemasarannya kecil)
  • 13. LABA AKUNTASI LABA EKONOMI Laba sbg saldo penghasilan setelah semua biaya aktual yg dapat diukur dikurangkan Laba akuntasi dikurangi biaya opportunitas
  • 14. Contoh : Badu menanam modal sebesar Rp 5 M dalam bisnisnya. Gaji Badu Rp 360 juta pertahun & tahun lalu pembukuannya menunjukkan laba bisnisnya Rp 800 juta. Dari keterangan tsb laba akuntasinya Rp 800 juta ditambah gaji Rp 360 juta, menunjukkan bahwa Badu memperoleh Rp 1,36 M dari bisnisnya pertahun. Beberapa alternative yg ditempuh Badu utk mengembangkan sumber dayanya : Dia menjual bisnisnya dan bekerja untuk orang lain dgn gaji Rp 360 juta, ini merupkan biaya oppurtinitas yg memperhitungkan waktu dan kemampuannya dalam manajemen. Badu tetap memperhitungkan modal Rp 5 M, alternative yg harus diperhitungkan yaitu : Ditabung dgn bunga 8 % Obligasi pemerintah dgn bunga 10 % Obligasi perusahaan dgn bunga 12 %
  • 15. Dari ketiga alternative tsb, obligasi perseroan merupakan alternative terbaik dgn bunga Rp 600 juta per tahun. Laba ekonomi sbb : Laba akuntansi Rp 800 juta Gaji Rp 360 juta + Total laba akuntansi Rp1,16 M Biaya oportunitas : Pekerjaan lain Rp 360 juta Penanaman modal terbaik Rp 600 juta + Total biaya oportunitas Rp 960 juta - Laba ekonomi Rp 200 juta
  • 16. Konsep laba ekonomi, mengandung banyak kelemahan : Banyak nilai yg terkandung yg ternyata sulit utk diperhitungkan. Misal tentang suku bunga manakah yg menghasilkan biaya opportunitas yg benar. Kemungkinan kesalahan atas anggapan /asumsi. Perbedaan tipe penanaman modal mungkin sulit utk diperbandingkan secara langsung karena setiap tipe penanaman modal mengandung resiko yg berbeda
  • 17. 17 PRINSIP EKONOMI MAKSIMISASI LABA Biaya Marjinal = Penerimaan Marjinal (MR = MC) “Berapa banyak akan diproduksi ?”  Penambahan masukan/input (biaya tambahan) utk memproduksi sama dgn tambahan penerimaan Tingkat Substitusi Marjinal = Rasio Kebalikan Harga (dY/dX = Px/Py) “Berapa biaya terendah dr kombinasi masukan/input ?”  substitusi masukan Y dgn masukan X sampai tingkat substitusi marjinal (jumlah masukan X yg perlu utk mensubstitusi satu unit Y) sama dgn rasio kebalikan harga (harga X dibagi harga Y) Pengembalian (return) Marjinal yg sama : “Apa yg akan diproduksi/bgm masukan yg terbatas akan dialokasikan ?”  pemanfaatan satu jenis masukan variabel dlm jumlah terbatas utk sejumlah kemungkinan produksi (MR A = MR B = MR n =.....)
  • 18. 18 PRINSIP PERMINTAAN & PENAWARAN Permintaan  menggambarkan hubungan antara harga dgn jumlah permintaan/keinginan konsumen utk membeli suatu barang pd berbagai tingkat harga selama periode waktu ttt Jumlah permintaan  banyaknya permintaan pd suatu tingkat harga ttt. Fungsi permintaan  Dx = f (Px, Py, Y, T, N) Px : harga brg X Py : harga brg Y Y : pendapatan per kapita T : selera N : jumlah penduduk Faktor penyebab perubahan permintaan : perubahan harga & perubahan faktor non harga (ceteris paribus)  pendapatan, selera, dll
  • 19. 19 Penawaran  hubungan antara harga dgn jumlah barang yg ditawarkan (pd tingkat harga ttt). Fungsi penawaran : Sx = f (Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij) Px : harga brg X Py : harga brg Y (brg subsitusi/komplementer) Pi : harga input/faktor produksi C : biaya produksi tek : teknologi produksi ped : jumlah pedagang/penjual tuj : tujuan perusahaan kebij : kebijakan pemerintah
  • 20. 20 KESEIMBANGAN PASAR Keadaan dimana tjd keseimbangan (ekuilibrium) apabila jumlah yg ditawarkan penjual pd suatu harga ttt (Qs) sama dgn jumlah yg diminta pembeli pd harga tsb (Qd)  Qs = Qd Harga keseimbangan : harga dimana baik konsumen & produsen (penjual) sama-sama tdk ingin menambah/mengurangi jumlah yg dikonsumsi & yg dijual  jika di bawah harga keseimbangan (kelebihan permintaan) & jika diatas harga keseimbangan (kelebihan penawaran).
  • 21. 21 ELASTISITAS Elastisitas  perubahan relatif jumlah brg yg diminta/jumlah brg yg ditawarkan sbg akibat perubahan dr salah satu faktor yg mempengaruhinya (pendapatan, harga brg tsb, harga brg substitusi/komplementer) Elastisitas = perbandingan antara persentase jumlah brg X yg diminta/ditawarkan dgn persentase perubahan variabel yg mempengaruhinya Elastisitas brg X  Ex = ∆Q/Q ∆X/X ∆ : delta  jumlah perubahan variabel tsb Q : jumlah brg X yg diminta/ditawarkan X : perubahan variabel yg mempengaruhinya
  • 22. 22 A. ELASTISITAS PERMINTAAN Elastisitas Permintaan (Ed) : perubahan relatif dlm jumlah unit brg yg dibeli/diminta sbg akibat perubahan salah satu faktor yg mempengaruhinya. Faktor-faktor yg mempengaruhi permintaan : 1. Harga brg yg bersangkutan  elastisitas harga dr permintaan (elastisitas harga) 2. Harga brg lain yg berkaitan (substitusi/komplementer)  elastisitas silang dr permintaan (elastisitas silang) 3. Pendapatan konsumen  elastisitas pendapatan dr permintaan (elastisitas pendapatan) Faktor yg mempengaruhi penawaran : 1. Harga brg yg bersangkutan  elastisitas harga dr penawaran (elastisitas penawaran)
  • 23. 23 ELASTISITAS HARGA Elastisitas Harga (Ep) : perubahan jumlah brg yg diminta sbg akibat perubahan harga brg yg bersangkutan Ep = persentase perubahan jumlah brg yg diminta dibagi dgn persentase perubahan harga Ep selalu bernilai negatif, krn sifat variabel harga & jumlah brg yg diminta bersifat terbalik  kenaikan harga selalu diikuti dgn penurunan permintaan & sebaliknya. Semakin besar nilai negatif Ep  semakin elastis permintaannya (perubahan permintaan jauh lebih besar dibandingkan perubahan harga)
  • 24. 24 ELASTISITAS HARGA Jenis Elastisitas Harga : 1. Inelastis (Ep < 1)  perubahan permintaan (%) lebih kecil drpd perubahan harga (%) 2. Elastis (Ep > 1)  perubahan harga brg (%) menyebabkan perubahan permintaan (%) yg besar 3. Elastisitas uniter (Ep = 1)  perubahan harga brg (%) menyebabkan perubahan permintaan (%) yg sama besar 4. Inelastis sempurna (Ep = 0)  perubahan harga brg tdk berpengaruh thd jumlah brg yg diminta 5. Elastis sempurna (Ep = ~ )  perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tdk terbilang besarnya (tak terhingga)
  • 25. 25 Kurva Permintaan – Elastisitas Harga P 0 Q P Q0 Da Db Dc Epb = 0 Epc = ~ Epa = 1 Epd < 1 Epe > 1 De Dd
  • 26. 26 ELASTISITAS HARGA Faktor-faktor yg mempengaruhi Elastisitas Harga : 1. Jenis produk  permintaan produk pertanian lebih inelastis drpd produk industri 2. Tingkat substitusi  makin banyak jenis brg substitusi, permintaan makin elastis 3. Proporsi pengeluaran suatu brg thd pendapatan konsumen  makin besar bagian pendapatan utk membeli brg, permintaan makin elastis 4. Jangka waktu  dlm jangka pendek permintaan tdk elastis, tp jangka panjang permintaan lebih elastis
  • 27. 27 ELASTISITAS SILANG Elastisitas Silang (Ec) : persentase perubahan permintaan suatu brg sbg akibat perubahan harga brg lain (brg substitusi/komplementer) Nilai Ec  hubungan brg X & brg Y Jika Ec > 0 : brg X merupakan subsitusi brg Y  kenaikan harga brg Y menyebabkan harga relatif X lebih rendah  permintaan thd brg X meningkat Jika Ec < 0 : brg X & brg Y komplementer (pelengkap) Penambahan/pengurangan thd brg X  penambahan/ pengurangan thd brg Y Kenaikan harga brg Y menyebabkan permintaan thd brg Y menurun  permintaan thd brg X juga menurun Jika Ec = 0 : brg X & brg Y tdk berkaitan
  • 28. 28 ELASTISITAS PENDAPATAN Elastisitas Pendapatan (Ei) : persentase perubahan permintaan suatu brg sbg akibat perubahan pendapatan Nilai Ei positif  kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan Semakin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan semakin besar Jika Ei > 0  barang normal Jika Ei (antara 0 sd 1)  barang kebutuhan pokok Jika Ei > 1  barang mewah Jika Ei < 0  barang inferior
  • 29. 29 B. ELASTISITAS PENAWARAN Elastisitas Penawaran (Es) : persentase perubahan jumlah brg yg ditawarkan sbg akibat perubahan salah satu faktor yg mempengaruhinya (harga brg tsb, tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku, & harga bahan antara lain) Faktor-faktor yg mempengaruhi Elastisitas Penawaran : 1. Jenis produk  elastisitas penawaran produk pertanian lebih rendah drpd produk industri 2. Sifat perubahan biaya produksi  kenaikan penawaran dgn tambahan biaya produksi yg besar (penawaran inelastis) 3. Jangka waktu  penawaran dlm jangka panjang lebih elastis drpd dlm jangka pendek
  • 30. 30 ELASTISITAS PENAWARAN Jenis Elastisitas Penawaran (Es) : 1. Inelastis (Es < 1)  perubahan penawaran (%) lebih kecil drpd perubahan harga (%) 2. Elastis (Es > 1)  perubahan harga brg (%) menyebabkan perubahan penawaran (%) yg besar 3. Elastisitas uniter (Es = 1)  perubahan harga brg (%) menyebabkan perubahan penawaran (%) yg sama besar 4. Inelastis sempurna (Es = 0)  perubahan harga brg tdk berpengaruh thd jumlah brg yg ditawarkan 5. Elastis sempurna (Es = ~ )  perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan penawaran tdk terbilang besarnya (tak terhingga)
  • 31. 31 Kurva Penawaran – Elastisitas Penawaran P 0 Q P Q0 S2 ES1 = 0 ES2 = ~ S1 S3 S4 S5 ES3 < 1 ES4 = 1 ES5 > 1
  • 32. 32 Prinsip Factor-factor Relationship  hubungan antara faktor produksi satu dgn faktor produksi lain (kombinasi alokasi faktor-faktor produksi) utk memperoleh tambahan produksi & keuntungan tertinggi  usaha agribisnis dgn kombinasi alokasi faktor- faktor produksi yg menghasilkan tambahan produksi & keuntungan tertinggi  kombinasi alokasi faktor- faktor produksi yg optimal Prinsip Alokasi Sumber Daya (Principle of Resources Allocation)
  • 33. 33 Prinsip Alokasi Sumber Daya (Principle of Resources Allocation) Dosis Nitrogen (kg) Produksi (kuintal) Lahan I Lahan II Lahan III 0 37,50 36,25 42,50 25 47,50 47,50 55,00 50 55,00 57,50 66,25 75 60,00 65,00 74,25 100 63,50 69,00 79,25 125 58,50 67,50 80,50
  • 34. 34 Prinsip yg menyatakan bhw dengan penambahan input ttt akan menambah output/produksi, penambahan input selanjutnya akan menambah output lebih lanjut, akan tetapi penambahan output tsb tdk sebesar penambahan output pertama. Jika terus menerus, maka penambahan hasilnya akan semakin berkurang & pd titik ttt hasilnya tdk naik lagi melainkan menurun. Prinsip/Hukum Kenaikan Hasil yg Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Return)
  • 35. 35 Prinsip/Hukum Kenaikan Hasil yg Berkurang (The Law of Diminishing Return) Coba hitung : Apabila harga Pupuk Rp. 3.000,-/satuan Harga produk Jumlah Pupuk (satuan) Hasil (satuan) Kenaikan Hasil (satuan) 0------------------ 1------------------- 2------------------- 3------------------- 4------------------- 5------------------- 6------------------- 7------------------- 8 15------------------ 30------------------ 39------------------ 45------------------ 49------------------ 51------------------ 52------------------ 52,5------------------ 52 ---------------- 15 ---------------- 9 ---------------- 6 ---------------- 4 ---------------- 2 ---------------- 1 ---------------- 0,5 ---------------- - 0,5
  • 36. 36 Prinsip yg menyatakan bhw org akan mengusahakan jenis tanaman ttt, dr tanaman mana modal & tenaga kerja yg dimasukkannya akan memperoleh keuntungan komparatif terbesar Keuntungan terbesar yg diperoleh dr hasil perbandingan berbagai jenis tanaman yg diusahakan Keunggulan bersaing ditentukan : keuntungan komparatif, masa produksi, potensi/ketersediaan SDA, permintaan pasar, dll Prinsip Keunggulan Komparatif (Principle of Comparatif Advantage) : Prinsip Perbandingan Keuntungan Terbesar
  • 37. 37 Prinsip Keunggulan Komparatif (Principle of Comparatif Advantage) Tanaman Penerimaan (Rp/Ha/MT) Biaya (Rp/Ha/MT) Keuntungan (Rp/Ha/MT) Keterangan Padi 200.000,- 50.000,- 150.000,- Tebu 855.000,- 550.000,- 300.000,- Tembakau 750.000,- 450.000,- 300.000,-
  • 38. 38 Prinsip yg menyatakan bhw batas dimana substitusi dihentikan terletak pd suatu titik dimana kerugian teknik yg ditimbulkan oleh penggunaan benda substitusi tsb menghilangkan keuntungan, krn harganya yg lebih rendah Penggantian faktor satu dgn faktor lain selalu menimbulkan keuntungan teknik, krn harga akan tinggi atau kerugian teknik krn harga rendah, & keuntungan ekonomis. Prinsip Substitusi (Principle of Substitution )
  • 39. 39 Prinsip Substitusi (Principle of Substitution ) Kombinasi Makanan Biaya (Rp) Produksi Telur (butir) Penerimaan (Rp) Keuntungan (Rp) A 400,- 25 500,- 100,- ¾ A + ¼ B 350,- 23 460,- 110,- ½ A + ½ B 300,- 21 420,- 120,- ¼ A + ¾ B 250,- 17 340,- 90,- B 200,- 12 240,- 40,- Keterangan : Harga telur per butir @ Rp 20,-
  • 40. 40 Prinsip Biaya Oportunitas/ Biaya Imbangan/Berimbang (Principle of Opportunity Cost) Prinsip yg menyatakan bhw org hrs dpt memilih dr jenis komoditi mana dpt diperoleh pendapatan tertinggi dgn penggunaan sumber produksi yg terbatas sebaik-baiknya (optimal), dgn modal sama Biaya opportunitas : pendapatan potensial yg hilang yg dpt diperoleh dr penggunaan sumber produksi, krn sumber produksi tsb digunakan utk usaha produksi lain Biaya Oportunitas : “penerimaan” yg tdk jadi diterima krn alternatif terbaik terbaik kedua tdk diterapkan dlm penggunaan sumber daya/jumlah penerimaan yg dikorbankan usaha, krn tdk memilih alternatif terbaik kedua tsb.
  • 41. 41 No Modal (Rp) Pendapatan/Cabang Usahatani (Rp) Itik Ayam Sapi Perah 1 100.000 130.000 150.000 140.000 2 200.000 260.000 275.000 250.000 3 300.000 380.000 385.000 360.000 4 500.000 495.000 500.000 470.000 Prinsip Biaya Oportunitas/ Biaya Imbangan/Berimbang (Principle of Opportunity Cost)