SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Télécharger pour lire hors ligne
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
 NOMOR 28 TAHUN 2002                                                                 Definisi
 TENTANG

 BANGUNAN GEDUNG                                                                            Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
                                                                                            pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
                                                                                            tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
           Mata Kuliah                                                                      berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau
           ASPEK HUKUM KONSTRUKSI                                                           air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
           Program Studi Teknik Sipil S1                                                    melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
           Universitas Riau                                                                 atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
                                                                                            kegiatan usaha, kegiatan sosial,budaya, maupun
                                                     Ir. Agus Ika Putra, Dipl.Eng.          kegiatan khusus.


                                                                                1    T.Sipil-S1-UNRI         - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                                                                                                 2




                                                                                     1. Asas kemanfaatan dipergunakan sebagai landasan agar
                                                                                        bangunan gedung dapat diwujudkan dan diselenggarakan
                                                                                        sesuai fungsi yang ditetapkan, serta sebagai wadah kegiatan
                                                                                        manusia yang memenuhi nilai-nilai kemanusiaan yang
                                                                                        berkeadilan, termasuk aspek kepatutan dan kepantasan.
       Bangunan gedung diselenggarakan                                               2. Asas keselamatan dipergunakan sebagai landasan agar
                                                                                        bangunan gedung memenuhi persyaratan bangunan gedung,
       berlandaskan asas                                                                yaitu persyaratan keandalan teknis untuk menjamin
                                                                                        keselamatan pemilik dan pengguna bangunan gedung, serta
              kemanfaatan,                                                              masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, di samping
              keselamatan,                                                              persyaratan yang bersifat administratif.
                                                                                     3. Asas keseimbangan dipergunakan sebagai landasan agar
              keseimbangan, serta                                                       keberadaan bangunan gedung berkelanjutan tidak mengganggu
                                                                                        keseimbangan ekosistem dan lingkungan di sekitar bangunan
              keserasian bangunan gedung dengan                                         gedung.
              lingkungannya                                                          4. Asas keserasian dipergunakan sebagai landasan agar
                                                                                        penyelenggaraan bangunan gedung dapat mewujudkan
                                                                                        keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan
                                                                                        lingkungan di sekitarnya.


T.Sipil-S1-UNRI                - Aspek Hukum Konstruksi-                             T.Sipil-S1-UNRI         - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                                3                                                                4
Penyelenggaraan bangunan gedung                                  Pemanfaatan bangunan gedung
       Penyelenggaraan bangunan gedung adalah                           Pemanfaatan bangunan gedung adalah
       kegiatan pembangunan yang meliputi                               kegiatan memanfaatkan bangunan gedung
       proses:                                                          sesuai dengan fungsi yang telah
              perencanaan teknis dan pelaksanaan                        ditetapkan, termasuk kegiatan
              konstruksi,                                                      pemeliharaan,
              serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan                     perawatan, dan
              pem-bongkaran                                                    pemeriksaan secara berkala



T.Sipil-S1-UNRI             - Aspek Hukum Konstruksi-            T.Sipil-S1-UNRI             - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                             5                                                           6




Perawatan bangunan gedung                                        Pemeriksaan berkala
       Perawatan adalah kegiatan memperbaiki                            Pemeriksaan berkala adalah kegiatan
       dan/atau mengganti bagian bangunan                               pemeriksaan keandalan seluruh atau
       gedung, komponen, bahan bangunan,                                sebagian bangunan gedung, komponen,
       dan/atau prasarana dan sarana agar                               bahan bangunan, dan/atau prasarana dan
       bangunan gedung tetap laik fungsi.                               sarananya dalam tenggang waktu
                                                                        tertentu guna menyatakan kelaikan
                                                                        fungsi bangunan gedung.


T.Sipil-S1-UNRI             - Aspek Hukum Konstruksi-            T.Sipil-S1-UNRI             - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                             7                                                           8
Pemeriksaan berkala                                      Pembongkaran bangunan
       Pemeriksaan berkala adalah kegiatan                      Pembongkaran adalah kegiatan
       pemeriksaan keandalan seluruh atau                       membongkar atau merobohkan
       sebagian bangunan gedung, komponen,                      seluruh atau sebagian bangunan gedung,
       bahan bangunan, dan/atau prasarana dan                   komponen, bahan bangunan, dan/atau
       sarananya dalam tenggang waktu                           prasarana dan sarananya.
       tertentu guna menyatakan kelaikan
       fungsi bangunan gedung.


T.Sipil-S1-UNRI        - Aspek Hukum Konstruksi-         T.Sipil-S1-UNRI      - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                     9                                                    10




Pemilik dan Pengguna Bangunan                            Pengkaji teknis
                                                                Pengkaji teknis adalah orang
       Pemilik bangunan gedung adalah orang,
       badan hukum, kelompok orang, atau                        perorangan, atau badan hukum yang
       perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai              mempunyai sertifikat keahlian untuk
       pemilik bangunan gedung.
                                                                melaksanakan pengkajian teknis atas
       Pengguna bangunan gedung adalah pemilik                  kelaikan fungsi bangunan gedung
       bangunan gedung dan/atau bukan pemilik
       bangunan gedung berdasarkan kesepakatan                  sesuai dengan ketentuan perundang-
       dengan pemilik bangunan gedung, yang                     undangan yang berlaku.
       menggunakan dan/atau mengelola bangunan
       gedung atau bagian bangunan gedung sesuai
       dengan fungsi yang ditetapkan.
T.Sipil-S1-UNRI        - Aspek Hukum Konstruksi-         T.Sipil-S1-UNRI      - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                   11                                                     12
Tujuan
Pengaturan Bangunan Gedung                                          Fungsi Bangunan Gedung (1)
1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional
   dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang                                        1.   Fungsi hunian
   serasi dan selaras dengan lingkungannya;
                                                                                      2.   Fungsi keagamaan
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan
   gedung yang menjamin keandalan teknis                                              3.   Fungsi usaha,
   bangunan gedung dari segi keselamatan,                                             4.   Fungsi sosial dan budaya
   kesehatan,kenyamanan, dan kemudahan;
                                                                                      5.   Fungsi khusus.
3. mewujudkan kepastian hukum dalam
   penyelenggaraan bangunan gedung.

T.Sipil-S1-UNRI                   - Aspek Hukum Konstruksi-         T.Sipil-S1-UNRI                 - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                               13                                                               14




Fungsi Bangunan Gedung (2)                                          Fungsi Bangunan Gedung (3)
           1. fungsi hunian
                  1.   bangunan untuk rumah tinggal tunggal,                     3. fungsi usaha
                  2.   rumah tinggal deret,                                           1.   perkantoran,
                  3.   rumah susun, dan                                               2.   perdagangan,
                  4.   rumah tinggal sementara.                                       3.   perindustrian,
           2. fungsi keagamaan                                                        4.   perhotelan,
                                                                                      5.   wisata dan rekreasi,
                  1.   masjid,
                                                                                      6.   terminal, dan
                  2.   gereja,
                                                                                      7.   penyimpanan.
                  3.   pura, wihara, dan
                  4.   kelenteng.

T.Sipil-S1-UNRI                   - Aspek Hukum Konstruksi-         T.Sipil-S1-UNRI                 - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                               15                                                               16
Setiap bangunan gedung harus memenuhi
Fungsi Bangunan Gedung (4)                                                  persyaratan administratif dan persyaratan
                                                                            teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
             4. sosial dan budaya                                              Persyaratan administratif bangunan gedung
                                                                               meliputi
                  1.   pendidikan,                                                persyaratan status hak atas tanah,
                  2.   kebudayaan,                                                status kepemilikan bangunan gedung, dan
                  3.   pelayanan kesehatan,                                       izin mendirikan bangunan.
                  4.   laboratorium, dan                                       Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi
                  5.   pelayanan umum.                                            persyaratan tata bangunan dan
             5. fungsi khusus                                                     persyaratan keandalan bangunan gedung.
                  1. reaktor nuklir,
                  2. instalasi pertahanan dan keamanan, dan
                  3. bangunan sejenis yang diputuskan oleh menteri.

T.Sipil-S1-UNRI                  - Aspek Hukum Konstruksi-            T.Sipil-S1-UNRI               - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                17                                                                  18




       Persyaratan tata bangunan                                             Persyaratan peruntukan dan intensitas
       sebagaimana dimaksud dalam meliputi                                   bangunan gedung meliputi
              persyaratan peruntukan dan intensitas                                 persyaratan peruntukan lokasi,
              bangunan gedung,                                                      kepadatan,
                                                                                    ketinggian, dan
              arsitektur bangunan gedung, dan
                                                                                    jarak bebas bangunan gedung yang ditetapkan untuk
              persyaratan pengendalian dampak lingkungan.                           lokasi yang bersangkutan.
       Persyaratan tata bangunan ditetapkan                                  Pemerintah Daerah wajib menyediakan dan
       lebih lanjut dalam Rencana Tata                                       memberikan informasi secara terbuka tentang
       Bangunan dan Lingkungan (RTBL) oleh                                   persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan
                                                                             gedung bagi masyarakat yang memerlukannya.
       Pemerintah Daerah.

T.Sipil-S1-UNRI                  - Aspek Hukum Konstruksi-            T.Sipil-S1-UNRI               - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                19                                                                  20
Persyaratan kepadatan dan ketinggian
       bangunan meliputi
              koefisien dasar bangunan,
                                                                                Yang dimaksud dengan koefisien dasar bangunan (KDB)
              koefisien lantai bangunan, dan                                    adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar
              ketinggian bangunan                                               bangunan gedung dan luas persil/kaveling/blok
                                                                                peruntukan.
              sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan untuk                     Yang dimaksud dengan koefisien lantai bangunan (KLB)
                 lokasi yang bersangkutan.                                      adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan
       Persyaratan jumlah lantai maksimum                                       lantai bangunan gedung dan luas persil/kaveling/blok
                                                                                peruntukan.
       bangunan gedung atau bagian bangunan gedung                              Penetapan KDB, KLB, dan ketinggian bangunan gedung
       yang dibangun di bawah permukaan tanah harus                             pada suatu lokasi sesuai ketentuan tata ruang dan diatur
       mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan                                oleh Pemerintah Daerah melalui rencana tata bangunan
       daya dukung lingkunganyang dipersyaratkan.                               dan lingkungan (RTBL).


T.Sipil-S1-UNRI                - Aspek Hukum Konstruksi-                 T.Sipil-S1-UNRI             - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                    21                                                                    22




       Persyaratan jarak bebas bangunan gedung
       meliputi:
              garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan,
              tepi sungai, tepipantai, jalan kereta api, dan/atau               Garis sempadan adalah garis yang membatasi jarak bebas
              jaringan tegangan tinggi;                                         minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan gedung
              jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas                   terhadap batas lahan yang dikuasai, antar massa bangunan
              persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman               lainnya, batas tepi sungai/ pantai, jalan kereta api, rencana
              yang diizinkan pada lokasi yang bersangkutan.                     saluran, dan/atau jaringan listrik tegangan tinggi.
       Persyaratan jarak bebas bangunan gedung atau                             Tepi sungai adalah garis tepi sungai yang diukur pada waktu
       bagian bangunan gedung yang dibangun di                                  pasang tertinggi.
       bawah permukaan tanah harus                                              Tepi pantai adalah garis pantai yang diukur pada waktu
       mempertimbangkan batas-batas lokasi,                                     pasang tertinggi dan waktu bulan purnama.
       keamanan, dan tidak mengganggu fungsi                                    Penetapan garis sempadan bangunan gedung oleh
       utilitas kota, serta pelaksanaan                                         Pemerintah Daerah dengan mempertimbangkan aspek
       pembangunannya.                                                          keamanan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan,
                                                                                sertakeseimbangan dan keserasian dengan lingkungan.

T.Sipil-S1-UNRI                - Aspek Hukum Konstruksi-                 T.Sipil-S1-UNRI             - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                    23                                                                    24
Persyaratan penampilan bangunan gedung harus
Persyaratan arsitektur bangunan                                            memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan
                                                                           lingkungan yang ada di sekitarnya.
                                                                           Persyaratan tata ruang dalam bangunan harus
       Persyaratan arsitektur bangunan gedung                              memperhatikan fungsi ruang, arsitektur bangunan gedung,
       meliputi                                                            dan keandalan bangunan gedung.
              Persyaratan penampilan bangunan gedung,                      Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan
                                                                           keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya harus
              Persyaratan tata ruang dalam bangunan                        mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung,
              Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan                    ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras
              keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya,            dengan lingkungannya.
                                                                               Ketentuan mengenai penampilan bangunan gedung, tata
              pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai              ruang dalam,keseimbangan, dan keselarasan bangunan
              sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai               gedung dengan lingkungannya diatur lebih lanjut dengan
              perkembangan arsitektur dan rekayasa.                            Peraturan Pemerintah



T.Sipil-S1-UNRI               - Aspek Hukum Konstruksi-             T.Sipil-S1-UNRI            - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                               25                                                                 26




Persyaratan keandalan bangunan                                      Persyaratan keselamatan

                  Persyaratan keandalan bangunan                           Persyaratan keselamatan bangunan
                  gedung meliputi persyaratan                              gedung meliputi
                  keselamatan, kesehatan,                                         persyaratan kemampuan bangunan gedung
                  kenyamanan, dan kemudahan.                                      untuk mendukung beban muatan, serta
                                                                                  Persyaratan kemampuan bangunan gedung
                  Persyaratan keandalan bangunan
                                                                                  dalam mencegah dan menanggulangi bahaya
                  gedung ditetapkan berdasarkan fungsi                            kebakaran dan bahaya petir
                  bangunan gedung.

T.Sipil-S1-UNRI               - Aspek Hukum Konstruksi-             T.Sipil-S1-UNRI            - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                               27                                                                 28
Persyaratan kemampuan bangunan gedung
       untuk mendukung beban muatannya                            Persyaratan Kemampuan Struktur
       merupakan kemampuan struktur bangunan
       gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung                     Persyaratan kemampuan struktur bangunan gedung
       beban muatan.                                                    yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban
                                                                        muatan merupakan kemampuan struktur bangunan
       Persyaratan kemampuan bangunan gedung                            gedung yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi
       dalam mencegah dan menanggulangi                                 pembebanan maksimum dalam mendukung
       bahaya kebakaran merupakan kemampuan                             beban muatan hidup dan beban muatan mati,
       bangunan gedung untuk melakukan pengamanan                       serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk
       terhadap bahaya kebakaran melalui sistem                         mendukung beban muatan yang timbul akibat
       proteksi pasif dan/atau proteksi aktif.                          perilaku alam.
       Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam                      Besarnya beban muatan dihitung berdasarkan fungsi
       mencegah bahaya petir merupakan                                  bangunan gedung pada kondisi pembebanan
       kemampuan bangunan gedung untuk melakukan                        maksimum dan variasi pembebanan agar bila terjadi
       pengamanan terhadap bahaya petir melalui                         keruntuhan pengguna bangunan gedung masih dapat
       sistem penangkal petir.                                          menyelamatkan diri.

T.Sipil-S1-UNRI            - Aspek Hukum Konstruksi-              T.Sipil-S1-UNRI         - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                            29                                                          30




Proteksi Bahaya Kebakaran                                         Proteksi Bahaya Petir
       Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dilakukan                   Pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem
       dengan sistem proteksi pasif meliputi kemampuan                  penangkal petir merupakan kemampuan bangunan
       stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi tahan api,         gedung untuk melindungi semua bagian bangunan
       kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada
       bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi
                                                                        gedung, termasuk manusia di dalamnya terhadap
       kecepatan menjalarnya api dan asap kebakaran.                    bahaya sambaran petir.
       Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dilakukan                   Sistem penangkal petir merupakan instalasi
       dengan sistem proteksi aktif meliputi kemampuan                  penangkal petir yang harus dipasang pada setiap
       peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan kebakaran,             bangunan gedung yang karena letak, sifat
       pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran.            geografis, bentuk, dan penggunaannya mempunyai
       Bangunan gedung, selain rumah tinggal, harus dilengkapi          risiko terkena sambaran petir.
       dengan sistem proteksi pasif dan aktif.

T.Sipil-S1-UNRI            - Aspek Hukum Konstruksi-              T.Sipil-S1-UNRI         - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                            31                                                          32
Sistem Penghawaan                                            Sistem Pencahayaan
      Sistem penghawaan merupakan kebutuhan                        Sistem pencahayaan merupakan kebutuhan
      sirkulasi dan pertukaran udara yang harus                    pencahayaan yang harus disediakan pada
      disediakan padabangunan gedung melalui bukaan                bangunan gedung melalui pencahayaan alami
      dan/atau ventilasi alami dan/atau ventilasi buatan.          dan/atau pencahayaan buatan, termasuk
      Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan                    pencahayaan darurat.
      kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan                Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan
      umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk                    kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan
      ventilasi alami.                                             umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk
                                                                   pencahayaan alami.



T.Sipil-S1-UNRI          - Aspek Hukum Konstruksi-           T.Sipil-S1-UNRI                   - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                        33                                                                         34




Sistem Pencahayaan                                           Persyaratan kenyamanan (1)

      Sistem sanitasi merupakan kebutuhan sanitasi                 Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi
      yang harus disediakan di dalam dan di luar                   kenyamanan
                                                                          ruang gerak
      bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air                        hubungan antar ruang,
      bersih, pembuangan air kotordan/atau air limbah,                    kondisi udara dalam ruang,
      kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.                     pandangan,
                                                                          tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
      Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan                     Kenyamanan ruang gerak merupakan tingkat kenyamanan
      lingkungannya harus dipasang sehingga mudah                  yang diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak ruang yang
      dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak               memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan.
      membahayakan serta tidak mengganggu                          Kenyamanan hubungan antar ruang merupakan tingkat
                                                                   kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi
      lingkungan.                                                  antar ruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya
                                                                   fungsi bangunan gedung.


T.Sipil-S1-UNRI          - Aspek Hukum Konstruksi-           T.Sipil-S1-UNRI                   - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                        35                                                                         36
Persyaratan kenyamanan (2)                                           Persyaratan kemudahan
      Kenyamanan kondisi udara dalam ruang merupakan tingkat              Persyaratan kemudahan meliputi kemudahan hubungan
      kenyamanan yang diperoleh dari temperatur dan                       ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta
      kelembaban di dalam ruang untuk terselenggaranya fungsi             kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan
      bangunan gedung.                                                    bangunan gedung.
      Kenyamanan pandangan merupakan kondisi dimana hak                   Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan
      pribadi orang dalam melaksanakan kegiatan di dalam bangunan         gedung meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang
      gedungnya tidak terganggu dari bangunan gedung lain di
                                                                          mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang
      sekitarnya.
                                                                          cacat dan lanjut usia.
      Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan merupakan
      tingkat kenyamanan yang ditentukan oleh suatu keadaan yang          Kelengkapan prasarana dan sarana meliputi
      tidak mengakibatkan pengguna dan fungsi bangunan gedung             penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang
      terganggu oleh getaran dan/atau kebisingan yang timbul              ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah,
      baik dari dalam bangunan gedung maupun lingkungannya.               serta fasilitas komunikasi dan informasi.

T.Sipil-S1-UNRI                 - Aspek Hukum Konstruksi-            T.Sipil-S1-UNRI            - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                37                                                                    38




                                                                     Persyaratan kemudahan
Persyaratan kemudahan                                                 Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan gedung, termasuk
                                                                      sarana transportasi vertikal berupa penyediaan tangga, ram, dan
                                                                      sejenisnya serta lift dan/atau tangga berjalan dalam bangunan
                  Kemudahan hubungan horizontal antarruang            gedung.
                  dalam bangunan gedung merupakan keharusan           Bangunan gedung yang bertingkat harus menyediakan tangga yang
                  bangunan gedung untuk menyediakan pintu             menghubungkan lantai yang satu dengan yang lainnya dengan
                  dan/atau koridor antar ruang.                       mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan
                                                                      kesehatan pengguna.
                  Penyediaan mengenai jumlah, ukuran dan              Bangunan gedung untuk parkir harus menyediakan ram dengan
                  konstruksi teknis pintu dan koridor disesuaikan     kemiringan tertentu dan/atau sarana akses vertikal lainnya dengan
                  dengan fungsi ruang bangunan gedung.                mempertimbangkan kemudahan dan keamanan pengguna sesuai
                                                                      standar teknis yang berlaku.
                                                                      Bangunan gedung dengan jumlah lantai lebih dari 5 (lima) harus
                                                                      dilengkapi dengan sarana transportasi vertikal (lift) yang dipasang
                                                                      sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bangunan gedung.

T.Sipil-S1-UNRI                 - Aspek Hukum Konstruksi-            T.Sipil-S1-UNRI            - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                39                                                                    40
Akses bagi penyandang cacat
Akses evakuasi                                               dan lanjut usia
       Akses evakuasi dalam keadaan darurat harus                   Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi
       disediakan di dalam bangunan gedung meliputi                 penyandang cacat dan lanjut usia merupakan
       sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu                keharusan bagi semua bangunan gedung, kecuali
                                                                    rumah tinggal.
       keluar darurat, dan jalur evakuasi apabila terjadi
                                                                    Fasilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia
       bencana kebakaran dan/atau bencana                           termasuk penyediaan fasilitas aksesibilitas dan
       lainnya,kecuali rumah tinggal.                               fasilitas lainnya dalam bangunan gedung dan
       Penyediaan akses evakuasi harus dapat dicapai                lingkungannya.
       dengan mudah dan dilengkapi dengan penunjuk                  Ketentuan mengenai penyediaan aksesibilitas bagi
       arah yang jelas. Psl 30                                      penyandang cacat dan lanjut usia diatur lebih lanjut
                                                                    dengan Peraturan Pemerintah.

T.Sipil-S1-UNRI          - Aspek Hukum Konstruksi-           T.Sipil-S1-UNRI           - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                        41                                                             42




Penyelenggaraan bangunan gedung                              Pembangunan bangunan gedung
       Penyelenggaraan bangunan gedung                              Pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui
                                                                    tahapan perencanaan dan pelaksanaan beserta
       meliputi kegiatan pembangunan,                               pengawasannya.
       pemanfaatan, pelestarian, dan                                Pembangunan bangunan gedung dapat dilakukan baik di
                                                                    tanah miliksendiri maupun di tanah milik pihak lain.
       pembongkaran.                                                Pembangunan bangunan gedung di atas tanah milik pihak
       Penyelenggara bangunan gedung terdiri                        lain dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis antara
                                                                    pemilik tanah dan pemilik bangunan gedung.
       atas pemilik bangunan gedung, penyedia                       Pembangunan bangunan gedung dapat dilaksanakan
       jasa konstruksi, dan pengguna bangunan                       setelah rencana teknis bangunan gedung disetujui oleh
                                                                    Pemerintah Daerah dalam bentuk izin mendirikan
       gedung.                                                      bangunan, kecuali bangunan gedung fungsi khusus.


T.Sipil-S1-UNRI          - Aspek Hukum Konstruksi-           T.Sipil-S1-UNRI           - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                        43                                                             44
Pengesahan
Rencana Teknis Bangunan Gedung                                              Pemanfaatan bangunan gedung
       Pengesahan rencana teknis bangunan gedung untuk                             Pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik
       kepentingan umum ditetapkan oleh Pemerintah Daerah                          atau pengguna bangunan gedung setelah bangunan
       setelah mendapat pertimbangan teknis dari tim ahli.                         gedung tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan laik
                                                                                   fungsi.
       Pengesahan rencana teknis bangunan gedung fungsi                            Bangunan gedung dinyatakan memenuhi persyaratan laik
       khusus ditetapkan oleh pemerintah setelah mendapat                          fungsi apabila telah memenuhi persyaratan teknis,
       pertimbangan teknis tim ahli.
                                                                                   Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala
       Keanggotaan tim ahli bangunan gedung bersifat ad hoc                        pada bangunan gedung harus dilakukan agar tetap
       terdiri atas para ahli yang diperlukan sesuai dengan                        memenuhi persyaratan laik fungsi.
       kompleksitas bangunan gedung.                                               Dalam pemanfaatan bangunan gedung, pemilik atau
       Ketentuan mengenai tata cara pengesahan rencana teknis                      pengguna bangunan gedung mempunyai hak dan
       bangunan gedung keanggotaan tim ahli bangunan gedung                        kewajiban sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
       diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.                            Ketentuan mengenai tata cara pemeliharaan, perawatan,
                                                                                   dan pemeriksaan secara berkala bangunan gedung diatur
                                                                                   lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
T.Sipil-S1-UNRI               - Aspek Hukum Konstruksi-                     T.Sipil-S1-UNRI                   - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                    45                                                                                 46




Pelestarian Gedung                                                          Pembongkaran Bangunan Gedung
       Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar             Bangunan gedung dapat dibongkar apabila:
       budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus                     1.     tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki;
       dilindungi dan dilestarikan.                                                2.     dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung
       Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan                    dan/atau lingkungannya;
       dilestarikan dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan/atau Pemerintah           3.     tidak memiliki izin mendirikan bangunan.
       dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan.                          Bangunan gedung yang dapat dibongkar sebagaimana dimaksud
       Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan          dalam ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan hasil
       atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan                pengkajian teknis.
       sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang          Pengkajian teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud diatas,
       dikandungnya.                                                               kecuali untuk rumah tinggal, dilakukan oleh pengkaji teknis dan
       Perbaikan, pemugaran, dan pemanfaatan bangunan gedung dan                   pengadaannya menjadi kewajiban pemilik bangunan gedung.
       lingkungan cagar budaya yang dilakukan menyalahi ketentuan fungsi           Pembongkaran bangunan gedung yang mempunyai dampak luas
       dan/atau karakter cagar budaya, harus dikembalikan sesuai dengan            terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan
       peraturan perundang-undangan.                                               berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang telah disetujui oleh
       Ketentuan mengenai perlindungan dan pelestarian serta teknis                Pemerintah Daerah.
       pelaksanaan perbaikan, pemugaran dan pemanfaatan diatur lebih               Ketentuan mengenai tata cara pembongkaran bangunan gedung
       lanjut dengan Peraturan Pemerintah.                                         diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
T.Sipil-S1-UNRI               - Aspek Hukum Konstruksi-                     T.Sipil-S1-UNRI                   - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                    47                                                                                 48
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung,
                                                                    Pemilik Bangunan gedung mempunyai hak:
                                                                    a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana
                                                                       teknis bangunan gedung yang telah memenuhi persyaratan;
                                                                    b. Melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan
                                                                       perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
Hak dan Kewajiban Pemilik dan                                       c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau
                                                                       lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah
                                                                       Daerah;
Pengguna Bangunan Gedung                                            d. mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan perundang-
                                                                       undangan dari Pemerintah Daerah karena bangunannya
                                                                       ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi dan
                                                                       dilestarikan;
                                                                    e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari
                                                                       Pemerintah Daerah;
                                                                    f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-
                                                                       undangan apabila bangunannya dibongkar oleh Pemerintah
                                                                       Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh kesalahannya.
T.Sipil-S1-UNRI             - Aspek Hukum Konstruksi-               T.Sipil-S1-UNRI          - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                              49                                                                  50




Dalam penyelenggaraan bangunan gedung,                              Dalam penyelenggaraan bangunan gedung,
Pemilik Bangunan gedung mempunyai                                   Pemilik dan Pengguna Bangunan gedung
kewajiban                                                           mempunyai hak:

       a. menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang              a. mengetahui tata cara/proses penyelenggaraan bangunan
          memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan              gedung
          fungsinya;                                                   b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan
       b. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB);                        intensitas bangunan pada lokasi dan/atau ruang tempat
       c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai                 bangunan akan dibangun;
          dengan rencana teknis yang telah disahkan dan dilakukan      c. mendapatkan keterangan tentang ketentuan persyaratan
          dalam batas waktu berlakunya izin mendirikan bangunan;          keandalan bangunan gedung;
       d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas               d. mendapatkan keterangan tentang ketentuan bangunan
          perubahan rencana teknis bangunan gedung yang terjadi           gedung yang laik fungsi;
          pada tahap pelaksanaan bangunan.
                                                                       e. mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung
                                                                          dan/atau lingkungan yang harus dilindungi dan
                                                                          dilestarikan.


T.Sipil-S1-UNRI             - Aspek Hukum Konstruksi-               T.Sipil-S1-UNRI          - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                              51                                                                  52
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung,
Pemilik dan Pengguna Bangunan gedung
mempunyai kewajiban:                                                   Peran masyarakat
   a.      memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;       Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung
   b.      memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara              dapat :
           berkala;                                                    a. memantau dan menjaga ketertiban penyelenggaraan;
   c.      melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan         b. memberi masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah
           dan pemeliharaan bangunan gedung;                               Daerah dalam penyempurnaan peraturan, pedoman, dan
   d.      melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaikan           standar teknis dibidang bangunan gedung;
           fungsi bangunan gedung.                                     c. menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi
   e.      memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak         yang berwenang terhadap penyusunan rencana tata
           laik fungsi;                                                    bangunan dan lingkungan, rencana teknis bangunan gedung
   f.      membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak          tertentu, dan kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan
           laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki, dapat menimbulkan       dampak penting terhadap lingkungan;
           bahaya dalam pemanfaatannya, atau tidak memiliki izin       d. melaksanakan gugatan perwakilan terhadap bangunan
           mendirikan bangunan, dengan tidak mengganggu                    gedung yang mengganggu, merugikan, dan/atau
           keselamatan dan ketertiban umum.                                membahayakan kepentingan umum.

T.Sipil-S1-UNRI               - Aspek Hukum Konstruksi-                T.Sipil-S1-UNRI                   - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                 53                                                                               54




Pembinaan                                                              Sanksi (1)
1. Pemerintah menyelenggarakan pembinaan bangunan gedung                      Setiap pemilik dan/atau pengguna yang tidak memenuhi kewajiban
   secara nasional untuk meningkatkan pemenuhan persyaratan                   pemenuhan fungsi, dan/atau persyaratan, dan/atau
   dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung.                                penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
                                                                              undang-undang ini dikenai sanksi administratif dan/atau sanksi
2. Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan                                   pidana.
   penyelenggaraan bangunan gedung di daerah.                                 Sanksi administratif berupa:
3. Sebagian penyelenggaraan dan pelaksanaan pembinaan                         a.     peringatan tertulis,
   dilakukan bersama-sama dengan masyarakat yang terkait                      b.     pembatasan kegiatan pembangunan,
   dengan bangunan gedung.                                                    c.     penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan
4. Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam melaksanakan                               pelaksanaanpembangunan,
   pembinaan melakukan pemberdayaan masyarakat yang                           d.     penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan
                                                                                     gedung;
   belum mampu untuk memenuhi persyaratan sebagaimana
                                                                              e.     pembekuan izin mendirikan bangunan gedung;
   dimaksud dalam Bab IV.
                                                                              f.     pencabutan izin mendirikan bangunan gedung;
5. Ketentuan mengenai pembinaan bangunan gedung diatur                        g.     pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan gedung;
   lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.                                  h.     pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; atau
                                                                              i.     perintah pembongkaran bangunan gedung.

T.Sipil-S1-UNRI               - Aspek Hukum Konstruksi-                T.Sipil-S1-UNRI                   - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                                 55                                                                               56
Sanksi (2)                                                          Sanksi (3)
       Selain pengenaan sanksi administratif dapat dikenai sanksi   Pidana kurungan dan/atau pidana denda meliputi:
       denda paling banyak 10% (sepuluh perseratus) dari nilai      a. pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
       bangunan yang sedang atau telah dibangun.
                                                                        denda paling banyak 1% (satu per seratus) dari nilai
       Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang            bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan kerugian
       tidak memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini,
       diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun         harta benda orang lain;
       dan/atau denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus)       b. pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana
       dari nilai bangunan, jika karenanya mengakibatkan kerugian       denda paling banyak 2% (dua per seratus) dari nilai
       harta benda orang lain.                                          bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan kecelakaan
       Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang            bagi orang lain sehingga menimbulkan cacat seumur hidup
       tidak memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini,            c. pidana kurungan paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana
       diancam dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
       dan/atau denda paling banyak 15% (lima belas per seratus)        denda paling banyak 3% (tiga per seratus) dari nilai
       dari nilai bangunan gedung, jika karenanya mengakibatkan         bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan hilangnya
       kecelakaan bagi orang lain yang mengakibatkan cacat seumur       nyawa orang lain.
       hidup.
T.Sipil-S1-UNRI            - Aspek Hukum Konstruksi-                T.Sipil-S1-UNRI         - Aspek Hukum Konstruksi-
                                                              57                                                               58

Contenu connexe

Tendances

Pedoman teknis imb gedung
Pedoman teknis imb gedungPedoman teknis imb gedung
Pedoman teknis imb gedung
infosanitasi
 
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaranPedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
infosanitasi
 
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedungPedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
infosanitasi
 
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedungPedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
infosanitasi
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
infosanitasi
 
Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006
herimul
 
Pedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedungPedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedung
infosanitasi
 
Permen pu30 2006
Permen pu30 2006Permen pu30 2006
Permen pu30 2006
Andi Leo
 

Tendances (18)

Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
 
Pedoman teknis imb gedung
Pedoman teknis imb gedungPedoman teknis imb gedung
Pedoman teknis imb gedung
 
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaranPedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
 
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedungPedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
 
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedungPedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
 
Pp no.14 thn 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
Pp no.14 thn 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPp no.14 thn 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
Pp no.14 thn 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
 
Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006
 
Pedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedungPedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedung
 
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPeraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
 
Ijin mendirikan bangunan
Ijin mendirikan bangunanIjin mendirikan bangunan
Ijin mendirikan bangunan
 
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah SusunUU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
 
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
 
Buku perawatan bangunan
Buku perawatan bangunanBuku perawatan bangunan
Buku perawatan bangunan
 
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukimanUu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
 
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan PermukimanUndang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
 
Permen pu30 2006
Permen pu30 2006Permen pu30 2006
Permen pu30 2006
 
UU 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan PermukimanUU 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
 

Similaire à Uu 28-2002-bangunan gedung

02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
AmeLia Amel
 
PRESENTASI SERTIFIKASI DANIEL APRIKO PANJAITAN, ST.pptx
PRESENTASI SERTIFIKASI DANIEL APRIKO PANJAITAN, ST.pptxPRESENTASI SERTIFIKASI DANIEL APRIKO PANJAITAN, ST.pptx
PRESENTASI SERTIFIKASI DANIEL APRIKO PANJAITAN, ST.pptx
RyoAryawan2
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Muh.Nasir Lewa
 
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdfbahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
FitriHariyanti4
 

Similaire à Uu 28-2002-bangunan gedung (20)

GBRAB dan DP
GBRAB dan DPGBRAB dan DP
GBRAB dan DP
 
Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitasManajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitas
 
Pemeliharaan dan Perawatan Gedung
Pemeliharaan dan Perawatan GedungPemeliharaan dan Perawatan Gedung
Pemeliharaan dan Perawatan Gedung
 
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAANModul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
Modul TKP M1KB1 - Pondasi
Modul TKP M1KB1 - PondasiModul TKP M1KB1 - Pondasi
Modul TKP M1KB1 - Pondasi
 
Peraturan Bangunan Gedung
Peraturan Bangunan GedungPeraturan Bangunan Gedung
Peraturan Bangunan Gedung
 
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptx
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptxSOSIALISASI_PERDA_BG.pptx
SOSIALISASI_PERDA_BG.pptx
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxCONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptxCONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
 
Kontraktor Gedung Bertingkat dan High Rise Building.pdf
Kontraktor Gedung Bertingkat dan High Rise Building.pdfKontraktor Gedung Bertingkat dan High Rise Building.pdf
Kontraktor Gedung Bertingkat dan High Rise Building.pdf
 
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
 
PRESENTASI SERTIFIKASI DANIEL APRIKO PANJAITAN, ST.pptx
PRESENTASI SERTIFIKASI DANIEL APRIKO PANJAITAN, ST.pptxPRESENTASI SERTIFIKASI DANIEL APRIKO PANJAITAN, ST.pptx
PRESENTASI SERTIFIKASI DANIEL APRIKO PANJAITAN, ST.pptx
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
 
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdfbahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
 
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxBahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
 
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjwpptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
 
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
 
pekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksipekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksi
 

Uu 28-2002-bangunan gedung

  • 1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 Definisi TENTANG BANGUNAN GEDUNG Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya Mata Kuliah berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau ASPEK HUKUM KONSTRUKSI air, yang berfungsi sebagai tempat manusia Program Studi Teknik Sipil S1 melakukan kegiatannya, baik untuk hunian Universitas Riau atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,budaya, maupun Ir. Agus Ika Putra, Dipl.Eng. kegiatan khusus. 1 T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 2 1. Asas kemanfaatan dipergunakan sebagai landasan agar bangunan gedung dapat diwujudkan dan diselenggarakan sesuai fungsi yang ditetapkan, serta sebagai wadah kegiatan manusia yang memenuhi nilai-nilai kemanusiaan yang berkeadilan, termasuk aspek kepatutan dan kepantasan. Bangunan gedung diselenggarakan 2. Asas keselamatan dipergunakan sebagai landasan agar bangunan gedung memenuhi persyaratan bangunan gedung, berlandaskan asas yaitu persyaratan keandalan teknis untuk menjamin keselamatan pemilik dan pengguna bangunan gedung, serta kemanfaatan, masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, di samping keselamatan, persyaratan yang bersifat administratif. 3. Asas keseimbangan dipergunakan sebagai landasan agar keseimbangan, serta keberadaan bangunan gedung berkelanjutan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem dan lingkungan di sekitar bangunan keserasian bangunan gedung dengan gedung. lingkungannya 4. Asas keserasian dipergunakan sebagai landasan agar penyelenggaraan bangunan gedung dapat mewujudkan keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungan di sekitarnya. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 3 4
  • 2. Penyelenggaraan bangunan gedung Pemanfaatan bangunan gedung Penyelenggaraan bangunan gedung adalah Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi kegiatan memanfaatkan bangunan gedung proses: sesuai dengan fungsi yang telah perencanaan teknis dan pelaksanaan ditetapkan, termasuk kegiatan konstruksi, pemeliharaan, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan perawatan, dan pem-bongkaran pemeriksaan secara berkala T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 5 6 Perawatan bangunan gedung Pemeriksaan berkala Perawatan adalah kegiatan memperbaiki Pemeriksaan berkala adalah kegiatan dan/atau mengganti bagian bangunan pemeriksaan keandalan seluruh atau gedung, komponen, bahan bangunan, sebagian bangunan gedung, komponen, dan/atau prasarana dan sarana agar bahan bangunan, dan/atau prasarana dan bangunan gedung tetap laik fungsi. sarananya dalam tenggang waktu tertentu guna menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 7 8
  • 3. Pemeriksaan berkala Pembongkaran bangunan Pemeriksaan berkala adalah kegiatan Pembongkaran adalah kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh atau membongkar atau merobohkan sebagian bangunan gedung, komponen, seluruh atau sebagian bangunan gedung, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan komponen, bahan bangunan, dan/atau sarananya dalam tenggang waktu prasarana dan sarananya. tertentu guna menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 9 10 Pemilik dan Pengguna Bangunan Pengkaji teknis Pengkaji teknis adalah orang Pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang, atau perorangan, atau badan hukum yang perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai mempunyai sertifikat keahlian untuk pemilik bangunan gedung. melaksanakan pengkajian teknis atas Pengguna bangunan gedung adalah pemilik kelaikan fungsi bangunan gedung bangunan gedung dan/atau bukan pemilik bangunan gedung berdasarkan kesepakatan sesuai dengan ketentuan perundang- dengan pemilik bangunan gedung, yang undangan yang berlaku. menggunakan dan/atau mengelola bangunan gedung atau bagian bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 11 12
  • 4. Tujuan Pengaturan Bangunan Gedung Fungsi Bangunan Gedung (1) 1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang 1. Fungsi hunian serasi dan selaras dengan lingkungannya; 2. Fungsi keagamaan 2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis 3. Fungsi usaha, bangunan gedung dari segi keselamatan, 4. Fungsi sosial dan budaya kesehatan,kenyamanan, dan kemudahan; 5. Fungsi khusus. 3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 13 14 Fungsi Bangunan Gedung (2) Fungsi Bangunan Gedung (3) 1. fungsi hunian 1. bangunan untuk rumah tinggal tunggal, 3. fungsi usaha 2. rumah tinggal deret, 1. perkantoran, 3. rumah susun, dan 2. perdagangan, 4. rumah tinggal sementara. 3. perindustrian, 2. fungsi keagamaan 4. perhotelan, 5. wisata dan rekreasi, 1. masjid, 6. terminal, dan 2. gereja, 7. penyimpanan. 3. pura, wihara, dan 4. kelenteng. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 15 16
  • 5. Setiap bangunan gedung harus memenuhi Fungsi Bangunan Gedung (4) persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. 4. sosial dan budaya Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi 1. pendidikan, persyaratan status hak atas tanah, 2. kebudayaan, status kepemilikan bangunan gedung, dan 3. pelayanan kesehatan, izin mendirikan bangunan. 4. laboratorium, dan Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi 5. pelayanan umum. persyaratan tata bangunan dan 5. fungsi khusus persyaratan keandalan bangunan gedung. 1. reaktor nuklir, 2. instalasi pertahanan dan keamanan, dan 3. bangunan sejenis yang diputuskan oleh menteri. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 17 18 Persyaratan tata bangunan Persyaratan peruntukan dan intensitas sebagaimana dimaksud dalam meliputi bangunan gedung meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas persyaratan peruntukan lokasi, bangunan gedung, kepadatan, ketinggian, dan arsitektur bangunan gedung, dan jarak bebas bangunan gedung yang ditetapkan untuk persyaratan pengendalian dampak lingkungan. lokasi yang bersangkutan. Persyaratan tata bangunan ditetapkan Pemerintah Daerah wajib menyediakan dan lebih lanjut dalam Rencana Tata memberikan informasi secara terbuka tentang Bangunan dan Lingkungan (RTBL) oleh persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung bagi masyarakat yang memerlukannya. Pemerintah Daerah. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 19 20
  • 6. Persyaratan kepadatan dan ketinggian bangunan meliputi koefisien dasar bangunan, Yang dimaksud dengan koefisien dasar bangunan (KDB) koefisien lantai bangunan, dan adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar ketinggian bangunan bangunan gedung dan luas persil/kaveling/blok peruntukan. sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan untuk Yang dimaksud dengan koefisien lantai bangunan (KLB) lokasi yang bersangkutan. adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan Persyaratan jumlah lantai maksimum lantai bangunan gedung dan luas persil/kaveling/blok peruntukan. bangunan gedung atau bagian bangunan gedung Penetapan KDB, KLB, dan ketinggian bangunan gedung yang dibangun di bawah permukaan tanah harus pada suatu lokasi sesuai ketentuan tata ruang dan diatur mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan oleh Pemerintah Daerah melalui rencana tata bangunan daya dukung lingkunganyang dipersyaratkan. dan lingkungan (RTBL). T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 21 22 Persyaratan jarak bebas bangunan gedung meliputi: garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepipantai, jalan kereta api, dan/atau Garis sempadan adalah garis yang membatasi jarak bebas jaringan tegangan tinggi; minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan gedung jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas terhadap batas lahan yang dikuasai, antar massa bangunan persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman lainnya, batas tepi sungai/ pantai, jalan kereta api, rencana yang diizinkan pada lokasi yang bersangkutan. saluran, dan/atau jaringan listrik tegangan tinggi. Persyaratan jarak bebas bangunan gedung atau Tepi sungai adalah garis tepi sungai yang diukur pada waktu bagian bangunan gedung yang dibangun di pasang tertinggi. bawah permukaan tanah harus Tepi pantai adalah garis pantai yang diukur pada waktu mempertimbangkan batas-batas lokasi, pasang tertinggi dan waktu bulan purnama. keamanan, dan tidak mengganggu fungsi Penetapan garis sempadan bangunan gedung oleh utilitas kota, serta pelaksanaan Pemerintah Daerah dengan mempertimbangkan aspek pembangunannya. keamanan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, sertakeseimbangan dan keserasian dengan lingkungan. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 23 24
  • 7. Persyaratan penampilan bangunan gedung harus Persyaratan arsitektur bangunan memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Persyaratan tata ruang dalam bangunan harus Persyaratan arsitektur bangunan gedung memperhatikan fungsi ruang, arsitektur bangunan gedung, meliputi dan keandalan bangunan gedung. Persyaratan penampilan bangunan gedung, Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya harus Persyaratan tata ruang dalam bangunan mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, dengan lingkungannya. Ketentuan mengenai penampilan bangunan gedung, tata pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai ruang dalam,keseimbangan, dan keselarasan bangunan sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai gedung dengan lingkungannya diatur lebih lanjut dengan perkembangan arsitektur dan rekayasa. Peraturan Pemerintah T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 25 26 Persyaratan keandalan bangunan Persyaratan keselamatan Persyaratan keandalan bangunan Persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi persyaratan gedung meliputi keselamatan, kesehatan, persyaratan kemampuan bangunan gedung kenyamanan, dan kemudahan. untuk mendukung beban muatan, serta Persyaratan kemampuan bangunan gedung Persyaratan keandalan bangunan dalam mencegah dan menanggulangi bahaya gedung ditetapkan berdasarkan fungsi kebakaran dan bahaya petir bangunan gedung. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 27 28
  • 8. Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatannya Persyaratan Kemampuan Struktur merupakan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung Persyaratan kemampuan struktur bangunan gedung beban muatan. yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban muatan merupakan kemampuan struktur bangunan Persyaratan kemampuan bangunan gedung gedung yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi dalam mencegah dan menanggulangi pembebanan maksimum dalam mendukung bahaya kebakaran merupakan kemampuan beban muatan hidup dan beban muatan mati, bangunan gedung untuk melakukan pengamanan serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk terhadap bahaya kebakaran melalui sistem mendukung beban muatan yang timbul akibat proteksi pasif dan/atau proteksi aktif. perilaku alam. Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam Besarnya beban muatan dihitung berdasarkan fungsi mencegah bahaya petir merupakan bangunan gedung pada kondisi pembebanan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan maksimum dan variasi pembebanan agar bila terjadi pengamanan terhadap bahaya petir melalui keruntuhan pengguna bangunan gedung masih dapat sistem penangkal petir. menyelamatkan diri. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 29 30 Proteksi Bahaya Kebakaran Proteksi Bahaya Petir Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dilakukan Pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem dengan sistem proteksi pasif meliputi kemampuan penangkal petir merupakan kemampuan bangunan stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi tahan api, gedung untuk melindungi semua bagian bangunan kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi gedung, termasuk manusia di dalamnya terhadap kecepatan menjalarnya api dan asap kebakaran. bahaya sambaran petir. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dilakukan Sistem penangkal petir merupakan instalasi dengan sistem proteksi aktif meliputi kemampuan penangkal petir yang harus dipasang pada setiap peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan kebakaran, bangunan gedung yang karena letak, sifat pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran. geografis, bentuk, dan penggunaannya mempunyai Bangunan gedung, selain rumah tinggal, harus dilengkapi risiko terkena sambaran petir. dengan sistem proteksi pasif dan aktif. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 31 32
  • 9. Sistem Penghawaan Sistem Pencahayaan Sistem penghawaan merupakan kebutuhan Sistem pencahayaan merupakan kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus pencahayaan yang harus disediakan pada disediakan padabangunan gedung melalui bukaan bangunan gedung melalui pencahayaan alami dan/atau ventilasi alami dan/atau ventilasi buatan. dan/atau pencahayaan buatan, termasuk Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan pencahayaan darurat. kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan ventilasi alami. umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 33 34 Sistem Pencahayaan Persyaratan kenyamanan (1) Sistem sanitasi merupakan kebutuhan sanitasi Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi yang harus disediakan di dalam dan di luar kenyamanan ruang gerak bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air hubungan antar ruang, bersih, pembuangan air kotordan/atau air limbah, kondisi udara dalam ruang, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan. pandangan, tingkat getaran dan tingkat kebisingan. Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan Kenyamanan ruang gerak merupakan tingkat kenyamanan lingkungannya harus dipasang sehingga mudah yang diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak ruang yang dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan. membahayakan serta tidak mengganggu Kenyamanan hubungan antar ruang merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi lingkungan. antar ruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 35 36
  • 10. Persyaratan kenyamanan (2) Persyaratan kemudahan Kenyamanan kondisi udara dalam ruang merupakan tingkat Persyaratan kemudahan meliputi kemudahan hubungan kenyamanan yang diperoleh dari temperatur dan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelembaban di dalam ruang untuk terselenggaranya fungsi kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung. bangunan gedung. Kenyamanan pandangan merupakan kondisi dimana hak Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan pribadi orang dalam melaksanakan kegiatan di dalam bangunan gedung meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang gedungnya tidak terganggu dari bangunan gedung lain di mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang sekitarnya. cacat dan lanjut usia. Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan merupakan tingkat kenyamanan yang ditentukan oleh suatu keadaan yang Kelengkapan prasarana dan sarana meliputi tidak mengakibatkan pengguna dan fungsi bangunan gedung penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang terganggu oleh getaran dan/atau kebisingan yang timbul ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, baik dari dalam bangunan gedung maupun lingkungannya. serta fasilitas komunikasi dan informasi. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 37 38 Persyaratan kemudahan Persyaratan kemudahan Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan gedung, termasuk sarana transportasi vertikal berupa penyediaan tangga, ram, dan sejenisnya serta lift dan/atau tangga berjalan dalam bangunan Kemudahan hubungan horizontal antarruang gedung. dalam bangunan gedung merupakan keharusan Bangunan gedung yang bertingkat harus menyediakan tangga yang bangunan gedung untuk menyediakan pintu menghubungkan lantai yang satu dengan yang lainnya dengan dan/atau koridor antar ruang. mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna. Penyediaan mengenai jumlah, ukuran dan Bangunan gedung untuk parkir harus menyediakan ram dengan konstruksi teknis pintu dan koridor disesuaikan kemiringan tertentu dan/atau sarana akses vertikal lainnya dengan dengan fungsi ruang bangunan gedung. mempertimbangkan kemudahan dan keamanan pengguna sesuai standar teknis yang berlaku. Bangunan gedung dengan jumlah lantai lebih dari 5 (lima) harus dilengkapi dengan sarana transportasi vertikal (lift) yang dipasang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bangunan gedung. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 39 40
  • 11. Akses bagi penyandang cacat Akses evakuasi dan lanjut usia Akses evakuasi dalam keadaan darurat harus Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi disediakan di dalam bangunan gedung meliputi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keharusan bagi semua bangunan gedung, kecuali rumah tinggal. keluar darurat, dan jalur evakuasi apabila terjadi Fasilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia bencana kebakaran dan/atau bencana termasuk penyediaan fasilitas aksesibilitas dan lainnya,kecuali rumah tinggal. fasilitas lainnya dalam bangunan gedung dan Penyediaan akses evakuasi harus dapat dicapai lingkungannya. dengan mudah dan dilengkapi dengan penunjuk Ketentuan mengenai penyediaan aksesibilitas bagi arah yang jelas. Psl 30 penyandang cacat dan lanjut usia diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 41 42 Penyelenggaraan bangunan gedung Pembangunan bangunan gedung Penyelenggaraan bangunan gedung Pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui tahapan perencanaan dan pelaksanaan beserta meliputi kegiatan pembangunan, pengawasannya. pemanfaatan, pelestarian, dan Pembangunan bangunan gedung dapat dilakukan baik di tanah miliksendiri maupun di tanah milik pihak lain. pembongkaran. Pembangunan bangunan gedung di atas tanah milik pihak Penyelenggara bangunan gedung terdiri lain dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis antara pemilik tanah dan pemilik bangunan gedung. atas pemilik bangunan gedung, penyedia Pembangunan bangunan gedung dapat dilaksanakan jasa konstruksi, dan pengguna bangunan setelah rencana teknis bangunan gedung disetujui oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk izin mendirikan gedung. bangunan, kecuali bangunan gedung fungsi khusus. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 43 44
  • 12. Pengesahan Rencana Teknis Bangunan Gedung Pemanfaatan bangunan gedung Pengesahan rencana teknis bangunan gedung untuk Pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik kepentingan umum ditetapkan oleh Pemerintah Daerah atau pengguna bangunan gedung setelah bangunan setelah mendapat pertimbangan teknis dari tim ahli. gedung tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi. Pengesahan rencana teknis bangunan gedung fungsi Bangunan gedung dinyatakan memenuhi persyaratan laik khusus ditetapkan oleh pemerintah setelah mendapat fungsi apabila telah memenuhi persyaratan teknis, pertimbangan teknis tim ahli. Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala Keanggotaan tim ahli bangunan gedung bersifat ad hoc pada bangunan gedung harus dilakukan agar tetap terdiri atas para ahli yang diperlukan sesuai dengan memenuhi persyaratan laik fungsi. kompleksitas bangunan gedung. Dalam pemanfaatan bangunan gedung, pemilik atau Ketentuan mengenai tata cara pengesahan rencana teknis pengguna bangunan gedung mempunyai hak dan bangunan gedung keanggotaan tim ahli bangunan gedung kewajiban sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan mengenai tata cara pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala bangunan gedung diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 45 46 Pelestarian Gedung Pembongkaran Bangunan Gedung Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar Bangunan gedung dapat dibongkar apabila: budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus 1. tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki; dilindungi dan dilestarikan. 2. dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan dan/atau lingkungannya; dilestarikan dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan/atau Pemerintah 3. tidak memiliki izin mendirikan bangunan. dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan. Bangunan gedung yang dapat dibongkar sebagaimana dimaksud Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan dalam ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan hasil atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan pengkajian teknis. sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang Pengkajian teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud diatas, dikandungnya. kecuali untuk rumah tinggal, dilakukan oleh pengkaji teknis dan Perbaikan, pemugaran, dan pemanfaatan bangunan gedung dan pengadaannya menjadi kewajiban pemilik bangunan gedung. lingkungan cagar budaya yang dilakukan menyalahi ketentuan fungsi Pembongkaran bangunan gedung yang mempunyai dampak luas dan/atau karakter cagar budaya, harus dikembalikan sesuai dengan terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan peraturan perundang-undangan. berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang telah disetujui oleh Ketentuan mengenai perlindungan dan pelestarian serta teknis Pemerintah Daerah. pelaksanaan perbaikan, pemugaran dan pemanfaatan diatur lebih Ketentuan mengenai tata cara pembongkaran bangunan gedung lanjut dengan Peraturan Pemerintah. diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 47 48
  • 13. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, Pemilik Bangunan gedung mempunyai hak: a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana teknis bangunan gedung yang telah memenuhi persyaratan; b. Melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; Hak dan Kewajiban Pemilik dan c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah Daerah; Pengguna Bangunan Gedung d. mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan perundang- undangan dari Pemerintah Daerah karena bangunannya ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi dan dilestarikan; e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari Pemerintah Daerah; f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang- undangan apabila bangunannya dibongkar oleh Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh kesalahannya. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 49 50 Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, Pemilik Bangunan gedung mempunyai Pemilik dan Pengguna Bangunan gedung kewajiban mempunyai hak: a. menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang a. mengetahui tata cara/proses penyelenggaraan bangunan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan gedung fungsinya; b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan b. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB); intensitas bangunan pada lokasi dan/atau ruang tempat c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai bangunan akan dibangun; dengan rencana teknis yang telah disahkan dan dilakukan c. mendapatkan keterangan tentang ketentuan persyaratan dalam batas waktu berlakunya izin mendirikan bangunan; keandalan bangunan gedung; d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas d. mendapatkan keterangan tentang ketentuan bangunan perubahan rencana teknis bangunan gedung yang terjadi gedung yang laik fungsi; pada tahap pelaksanaan bangunan. e. mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung dan/atau lingkungan yang harus dilindungi dan dilestarikan. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 51 52
  • 14. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, Pemilik dan Pengguna Bangunan gedung mempunyai kewajiban: Peran masyarakat a. memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsinya; Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung b. memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara dapat : berkala; a. memantau dan menjaga ketertiban penyelenggaraan; c. melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan b. memberi masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah dan pemeliharaan bangunan gedung; Daerah dalam penyempurnaan peraturan, pedoman, dan d. melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaikan standar teknis dibidang bangunan gedung; fungsi bangunan gedung. c. menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi e. memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak yang berwenang terhadap penyusunan rencana tata laik fungsi; bangunan dan lingkungan, rencana teknis bangunan gedung f. membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak tertentu, dan kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki, dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan; bahaya dalam pemanfaatannya, atau tidak memiliki izin d. melaksanakan gugatan perwakilan terhadap bangunan mendirikan bangunan, dengan tidak mengganggu gedung yang mengganggu, merugikan, dan/atau keselamatan dan ketertiban umum. membahayakan kepentingan umum. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 53 54 Pembinaan Sanksi (1) 1. Pemerintah menyelenggarakan pembinaan bangunan gedung Setiap pemilik dan/atau pengguna yang tidak memenuhi kewajiban secara nasional untuk meningkatkan pemenuhan persyaratan pemenuhan fungsi, dan/atau persyaratan, dan/atau dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung. penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini dikenai sanksi administratif dan/atau sanksi 2. Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan pidana. penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Sanksi administratif berupa: 3. Sebagian penyelenggaraan dan pelaksanaan pembinaan a. peringatan tertulis, dilakukan bersama-sama dengan masyarakat yang terkait b. pembatasan kegiatan pembangunan, dengan bangunan gedung. c. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan 4. Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam melaksanakan pelaksanaanpembangunan, pembinaan melakukan pemberdayaan masyarakat yang d. penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan gedung; belum mampu untuk memenuhi persyaratan sebagaimana e. pembekuan izin mendirikan bangunan gedung; dimaksud dalam Bab IV. f. pencabutan izin mendirikan bangunan gedung; 5. Ketentuan mengenai pembinaan bangunan gedung diatur g. pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. h. pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; atau i. perintah pembongkaran bangunan gedung. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 55 56
  • 15. Sanksi (2) Sanksi (3) Selain pengenaan sanksi administratif dapat dikenai sanksi Pidana kurungan dan/atau pidana denda meliputi: denda paling banyak 10% (sepuluh perseratus) dari nilai a. pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana bangunan yang sedang atau telah dibangun. denda paling banyak 1% (satu per seratus) dari nilai Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan kerugian tidak memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun harta benda orang lain; dan/atau denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) b. pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana dari nilai bangunan, jika karenanya mengakibatkan kerugian denda paling banyak 2% (dua per seratus) dari nilai harta benda orang lain. bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan kecelakaan Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang bagi orang lain sehingga menimbulkan cacat seumur hidup tidak memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini, c. pidana kurungan paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana diancam dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak 15% (lima belas per seratus) denda paling banyak 3% (tiga per seratus) dari nilai dari nilai bangunan gedung, jika karenanya mengakibatkan bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan hilangnya kecelakaan bagi orang lain yang mengakibatkan cacat seumur nyawa orang lain. hidup. T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- T.Sipil-S1-UNRI - Aspek Hukum Konstruksi- 57 58