2. Negara Maju dan Negara Berkembang - Rangkuman singkat
Ø Penggolongan Negara-negara di dunia berdasarkan kesejahteraan atau
kualitas hidup rakyatnya :
a) Negara Maju
adalah Negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup
yang tinggi. (Eropa dan Amerika Utara)
b) Negara berkembang
adalah Negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas
hidup taraf sedang atau dalam perkembangan (Asia,Afrika,Amerika
Selatan/Amerika latin)
Ø Indikator dalam penggolongan Negara sebagai Negara maju atau berkembang
:
a) Pendapatan Perkapita
adalah : rata-rata pendapatan penduduk suatu Negara dalam satu tahun.
Diperoleh dari hasil bagi antara Produk Nasional Bruto dengan jumlah
penduduk.
Sebuah Negara dikatakan makmur apabila pendapatan perkapitanya
tinggi.Namun,pendapatan perkapita bukan penentu kemakmuran suatu
Negara.
b) Jumlah penduduk miskin
Suatu Negara dikatakan makmur apabila jumlah rakyat/penduduk yang
miskin sedikit.
c) Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan
d) Angka Melek Huruf
e) Tingkat pertumbuhan penduduk
Biasanya terjadi di negara berkembang
f)
Kualitas penduduk(Tingkat pendidikan,tingkat pendapatan,tingkat
kesehatan)
g) Kemajuan teknologi dan penggunaannya
h) Kemajuan industry dan penggunaannya
i)
Pengolahan Sumber Daya Alam
Ø Ciri-ciri Negara Maju dan Berkembang
a) Negara Maju :
1. Pertanian termasuk peternakan dan perikanan untuk industrialisasi,diekspor
2. Aktivitas perekonomian menggunakan sarana dan prasarana modern
3. 3. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjang industry
secara cepat
4. Pendapatan rata-rata penduduk tinggi
5. Pendidikan dan keterampilan penduduk cukup tinggi
6. Sifat kemandirian masyarakatnya tinggi
7. Tidak tergantung pada alam
8. Tingkat pertumbuhan penduduk rendah
9. Angka harapan hidup tinggi
10. Intesitas mobilitas tinggi
b) Ciri-ciri Negara berkembang :
1. Pertanian termasuk peternakan dan perikanan hanya untuk memenuhi
kebutuhan sendiri dan keluarga
2. Pada umumnya aktivitas masyarakat menggunakan sarana dan prasarana
tradisional
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan pengalaman
dan lamban
4. Pendapatan relative rendah
5. Pendidikan penduduknya rata-rata rendah
6. Sifat penduduk kurang mandiri
7. Sangat tergantung pada alam
8. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi
9. Angka harapan hidup rendah
10. Intensitas mobilitasw rendah
Ø Negara maju memiliki pendapatan perkapita relative lebih tinggi daripada
Negara berkembang.
Implikasi dari pendapatan perkapita yang tinggi adalah kemampuan membeli
bahan makanan yang lebih bergizi dan lebih memadai.
4. PERSEBARAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
1. Wilayah Persebaran Negara Maju
wilayah persebaran negara maju di dunia sebagian terletak di belahan
bumi utara, yang meliputi Benua Eropa : Inggris, Prancis, Belanda, Jerman,
Spanyol, Swedia, Norwegia, Finlandia, Denmark, Belgia dan Swiss, Benua
Asia : Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, Benua Amerika : Kanada dan
Amerika Serikat.
Selain negara tersebut diatas, Australia dan New Zealand juga termasuk
negara maju yang terletak di belahan bumi selatan.
2. Wilayah Persebaran Negara Berkembang
Wilayah persebaran negara berkembang sebagian besar terletak di
belahan bumi selatan, yang meliputi Benua Asia, Benua Amerika dan Benua
Afrika.
A. Wilayah persebaran negara berkembang di Benua Asia
1. Asia Tengah : Kazakstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kirgiztan.
2. Asia Selatan : Bangladesh, India, Pakistan, Nepal, Bhutan dan Sri Lanka.
3. Asia Tenggara : Indonesia, Singapura, Myanmar, Filipina, Thailand,
Kamboja, Vietnam,
Laos, Malaysia, Timor Leste dan Brunei Darussalam.
4. Asia Barat Daya (Timur Tengah):
Irak, Iran, Turki, Arab Saudi, Yaman, Oman, Lebanon dan Syria.
B. Wilayah persebaran negara berkembag di benua Amerika
1. Amerika Tengah : Meksiko, Guatemala, Honduras, El Savador, Panama,
Belize dan Kosta Rika.
2. Kepulauan Karibia : Kuba, Haiti, Dominika, Jamaika, Bahama, Barbados,
Trinidad dan Tobago.
3. Amerika Selatan : Bolivia, Ekuador, Brazil, Kolombia, Venezuela, Chili,
Uruguay, Paraguay, Guyana, Peru, Suriname.
C. Wilayah persebaran negara berkembang di Benua Afrika
Dibenua Afika terdapat kurang lebih 55 dan sebagian besar merupakan
negara berkembang dan negara miskin. Contoh negara berkembang yaitu
Kenya, Nigeria, Mesir, Sudan , Angola dan Kongo.
5. Negara-negara yang di golongkan sebagai neghara
maju dan berkembang di dunia
Negara Negara maju
Jepang
Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur,
tepatnya di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,
Jepang berada antara 30°LU - 46°LU dan 128°BT - 179°BT. Luas negara ini
sekitar 377.837 km² dengan jumlah penduduk mencapai 127.333.000 jiwa.
Berdasarkan kedua indikator tersebut, rata-rata kepadatan penduduk
Jepang sekitar 323 jiwa/ km².Sebagai negara kepulauan, Jepang memiliki
beberapa pulau besar sebagai pulau utama, yaitu Honshu (pulau terluas
sekaligus letak ibukota Jepang, Tokyo), Hokkaido, Kyushu, dan
Shikoku.Selain itu, terdapat lebih dari 3.000 pulau kecil yang
mengelilinginya. Di bidang perekonomian, Jepang banyak memegang peran
penting, pendapatan perkapitanya yang tinggi (mencapai 31.410 US dollar)
serta kestabilan mata uangnya mengantarkan Jepang sebagai salah satu
negara maju di kawasan Asia. Di percaturan dunia, Jepang, Singapura, dan
Korea Selatan mendapat julukan “Macan Asia” karena kemampuan negara negara tersebut dalam memperkukuh pengaruh perekonomiannya di
kawasan Asia.
Berikut ini beberapa bentuk kemajuan Jepang di berbagai bidang :
6. Kemajuan Di Bidang Pertanian
Daratan Jepang banyak terdapat gunung dan pegunungan, sehingga
topografinya relatif kasar.Kondisi ini menyebabkan Jepang memiliki luas
wilayah pertanian yang tidak begitu luas, yaitu hanya ± 16% dari seluruh
wilayah daratannya.Akan tetapi, meskipun luas wilayah pertaniannya relatif
sempit, Jepang ternyata mampu menghasilkan produk pertanian yang
berkualitas.Hal ini dipengaruhi oleh kesuburan tanah dan kemampuan
sumber daya manusia dalam mengolah dan berinovasi di bidang pertanian,
terutama dalam pemanfaatan teknologi dalam menciptakan varietas - varietas
baru unggulan, pupuk, alat - alat pertanian dan obat - obatan. Hasil - hasil
pertanian Jepang antara lain padi, kentang, jagung, sayur - sayuran, teh,
jeruk, dan apel.
Kemajuan Di Bidang Perikanan dan Peternakan
Ikan merupakan bahan makanan kegemaran mayoritas penduduk Jepang.
Oleh karena itulah pemenuhan akan konsumsi ikan (terutama ikan laut) di
Jepang sangat tinggi. Hal ini didukung oleh adanya pertemuan arus hangat
dan arus dingin (Kurosyiwo dan Oyasyiwo) di perairan Jepang yang kaya
akan ikan. Hasil - hasil perikanan Jepang meliputi ikan salmon, makarel, tuna,
hiu, haring, dan paus.Kesemuanya itu sebagian dikonsumsi langsung dan
sebagian lagi diolah sebagai makanan kaleng.Adapun peternakan yang
banyak berkembang di Jepang adalah peternakan babi, ayam, dan sapi.
Kemajuan Di Bidang Industri
Jepang merupakan negara industri besar.Bahkan saat ini Jepang menduduki
peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara industri besar di
dunia.Produk industri Jepang telah tersebar ke berbagai pelosok
dunia.Produk - produk tersebut meliputi produk permainan, barang
elektronik, mobil/otomotif, obat - obatan/bahan kimia, tekstil, bahan
makanan olahan, semen, kertas dan barang cetakan, kamera, dan alat
transportasi.Bahkan, saat ini hasil industri otomotif Jepang merupakan hasil
industri otomotif terbesar dunia. Hasil pembangunan negara Jepang di
bidang industri ini sangat luar biasa, mengingat Jepang miskin sumber bahan
7. mineral, sehingga sebagian besar bahan baku industri tersebut diimpor dari
negara lain, termasuk dari Indonesia.
Kota - Kota Utama Jepang
1. Tokyo, merupakan ibukota Jepang, sekaligus sebagai pusat pemerintahan,
perdagangan, dan pendidikan bertaraf internasional.
2. Osaka, merupakan kota terbesar kedua Jepang, sekaligus sebagai pusat
industri tekstil.
3. Nagoya, merupakan pusat industri pesawat terbang, otomotif, lokomotif, dan
industri besar lainnya. Keberadaan kota ini oleh orang Jepang dianggap
sebagai “ibukota” Jepang di wilayah tengah.
4. Kyoto, merupakan ibukota Jepang hingga tahun 1868, kota ini sekarang
berkembang sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
5. Ginza, merupakan pusat hiburan, bisnis, dan perdagangan bertaraf
internasional.
Amerika Serikat
Amerika Serikat merupakan negara benua yang terletak di kawasan Benua
Amerika Utara, tepatnya di antara 24°33’LU - 70°23’LU dan 112°BB 66°BB.Luas negara ini mencapai 9.826.630 km² dengan jumlah penduduk
sekitar 293.027.570 jiwa.Berdasarkan perbandingan luas wilayah dengan
jumlah penduduknya, maka rata - rata kepadatan penduduk Amerika Serikat
hanya sekitar 32 jiwa/km². Kepadatan penduduk ini pada umumnya berada di
8. kawasan perkotaan, terutama di kota - kota wilayah pantai Timur dan pantai
Barat.
Di bidang perekonomian, Amerika Serikat banyak memegang peran penting,
bahkan dapat dikatakan mendominasi, terutama terhadap negara - negara
yang sedang berkembang.Dengan pendapatan perkapita mencapai 36.010 US
dollar dan kestabilan mata uangnya, Amerika Serikat mampu memosisikan
diri sebagai negara maju.Berikut ini beberapa bentuk kemajuan Amerika
Serikat.
Kemajuan Di Bidang Pertanian
Sebagai negara kontinental, Amerika Serikat mempunyai lahan yang masih
sangat luas, bahkan dapat dikatakan hampir 47% lahan di Amerika Serikat
masih digunakan untuk lahan pertanian. Dalam pelaksanaannya, lahan lahan tersebut dikonsentrasikan dalam beberapa produk unggulan, seperti
berikut ini.
1. Kawasan lahan gandum yang disebut wheat belt, dapat dibedakan atas
gandum musim dingin (winter wheat) yang terletak di daerah Kansas dan
gandum musim semi (spring wheat) yang terletak di Montana, North Dakota,
dan South Dakota.
9. 2. Kawasan lahan kapas yang disebut cotton belt dan merupakan penghasil
kapas terbesar di dunia, terdapat di Texas, Alabama,
3. Georgia, dan Lousiana.
4. Kawasan lahan jagung yang disebut corn belt, terletak di daerah Ohio, Iowa,
Minnesotta, Missouri, dan Indiana.
Selain pola pertanian per kawasan tersebut, Amerika Serikat juga
mengembangkan pertanian secara umum, seperti perkebunan tembakau di
Tennesse dan Virginia, perkebunan tebu di muara Sungai Mississippi, serta
sayuran dan buah - buahan.
Kemajuan Di Bidang Peternakan dan Perikanan
Peternakan sangat maju dan telah lama dikembangkan di Amerika Serikat.
Hal ini dikarenakan Amerika Serikat banyak memiliki area padang rumput
(praire) yang sangat luas. Adapun hewan ternak utama adalah sapi, kuda,
biri - biri, babi, dan unggas. Hasil ternak utama adalah daging, kulit, wol,
susu, dan telur. Adapun perikanan diusahakan secara besar - besaran di
wilayah Samudra Atlantik.
Kemajuan Di Bidang Pertambangan
Bidang pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang telah lama
dikembangkan di Amerika Serikat.Dengan kemampuan sumber daya manusia
dan peralatan modern yang dimilikinya, Amerika Serikat mampu mengolah
sendiri kekayaan alamnya.Berikut ini beberapa bahan mineral utama di
Amerika Serikat.
1. Batubara; merupakan bahan tambang mineral terbesar di Amerika Serikat.
Lokasi penambangannya membentang dari Alabama hingga Pensylvania.
2. Minyak bumi; cadangan minyak bumi Amerika Serikat juga tergolong besar,
daerah pertambangannya tersebar di Ohio, Texas, Oklahoma, Pensylvania,
dan California.
3. Bijih besi; banyak diusahakan di sepanjang Pegunungan Mesabi (Mesabi
Range) di dekat Danau Superior.
4. Emas; terdapat di Nevada, Sacramento, dan Colorado.
5. Tembaga, timah, dan bouksit; banyak diusahakan di Arkansas, Arizona, dan
Montana.
Kemajuan Di Bidang Perindustrian
10. Perindustrian telah berkembang dan bahkan saat ini dapat dikatakan sebagai
tulang punggung perekonomian di Amerika Serikat.Berikut ini beberapa
industri besar di Amerika Serikat.
1. Industri baja di Pittsburgh, Chicago, Birmingham, dan Cleveland.
2. Industri kilang minyak di Texas dan Oklahoma.
3. Industri tembaga di Montana.
4. Industri tekstil di Georgia dan Carolina.
5. Industri pesawat terbang, mobil, dan peralatan militer di Seatle dan Los
Angeles.
6. Industri mesin pertanian di Waterivo.
7. Industri wol dan sutra di Pensylvania, Massachussets, New Jersey, dan South
Carolina.
Kemajuan Di Bidang Perdagangan
Sebagai negara yang menganut paham ekonomi kapitalis dan perdagangan
bebas, bidang perdagangan mengalami perkembangan yang sangat
pesat.Hampir semua negara di dunia ini menjalin hubungan dagang dengan
Amerika Serikat.Amerika Serikat mengekspor mesin - mesin, otomotif,
pesawat terbang, barang elektronika, bahan - bahan makanan dan minuman
olahan, persenjataan, alat-alat kedokteran, bahan-bahan kimia, dan
obatobatan, serta masih banyak lagi. Adapun impor Amerika Serikat
terutama berasal dari negara - negara sedang berkembang berupa bahan bahan baku industri, seperti minyak dan gas, kayu, kopi, gula, karet, dan
berbagai bahan baku industri lainnya.
Kota - Kota Utama di Amerika Serikat
Sebagai negara maju yang sangat dominan di percaturan dunia, Amerika
Serikat memiliki banyak kota terkenal. Beberapa kota terkenal
tersebut, antara lain berikut ini.
1. Washington, D.C., merupakan pusat kendali pemerintahan Amerika Serikat
sekaligus letak istana kepresidenan.
2. New York, merupakan kota terbesar sebagai pusat perdagangan dunia, di
kota ini berdiri gedung pusat perdagangan dunia (World Trade Center
Building/WTC) dan pusat pasar bursa dunia (The New York Stock
Exchange/NYSE). Di kota ini juga terdapat markas besar PBB.
3. Los Angeles, merupakan kota terbesar kedua dan berperan sebagai kota
pusat industri perakitan, komunikasi, keuangan, dan busana. Lalu lintas
11. pelabuhan udaranya merupakan yang terpadat di Amerika Serikat. Kota ini
juga merupakan pusat industri pesawat terbang dan perlengkapan militer.
4. Chicago, merupakan kota terbesar ke tiga. Kota ini dikenal sebagai pusat
pemotongan hewan ternak, pusat pengecoran logam dan baja, produsen alatalat kedokteran, perlengkapan perkeretaapian, sabun, cat, kosmetika, mesin
- mesin industri, dan perlengkapan olah raga.
5. Philadelphia, pusat industri kimia, obat - obatan, pengolahan makanan, dan
barang-barang cetakan. Kota ini juga terkenal karena kemajuannya di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mengantarkan Philadelphia
sebagai kota pusat industri kesehatan utama
Negara - Negara Sedang Berkembang
Brasil
Brasil merupakan negara terbesar di wilayah Amerika Selatan, tepatnya di antara
5°LU - 34°LS dan 35°BB - 74°BB. Luas negara ini mencapai 8.547.404 km²
dengan jumlah penduduk sekitar 184.101.110 jiwa.Rata-rata kepadatan penduduk di
Brasil hanya sekitar 22 jiwa/km².Mayoritas penduduknya masih tinggal di daerah
pedesaan dengan tingkat penghasilan yang belum begitu tinggi.Di bidang
perekonomian, Brasil menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita negaranya
dari tahun ke tahun hingga mencapai 2.590 US dollar.Pendapatan tersebut
didukung oleh kegiatan perekonomian Brasil dari berbagai sektor.
Pertanian dan Kehutanan
Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian negara Brasil
dan menyumbangkan sekitar 45% dari komoditas ekspornya.Hingga saat ini,
Brasil merupakan pengekspor kopi utama dunia, hasil - hasil pertanian
12. lainnya berupa teh, rempah - rempah, kapas, cokelat, tembakau, kayu,
jagung, dan tebu.Adapun wilayah hutan di Brasil merupakan salah satu
sumberdaya yang sangat penting dalam pemenuhan produk domestik dan
ekspor.Sekitar dua per tiga dari hasil - hasil hutan diperoleh dari hutan
tropis asli, sedangkan sepertiganya dipenuhi dari hutan - hutan baru. Hasil hasil hutan tersebut banyak dimanfaatkan untuk konstruksi dan pembuatan
bubur kayu (pulp) sebagai bahan baku kertas.
Perikanan
Perikanan menyokong 3% dari kebutuhan protein masyarakatnya.Dua per
tiga hasil perikanan dipenuhi dari hasil perikanan laut sedangkan sisanya
dipenuhi dari hasil perikanan darat.'
Pertambangan
Pertambangan menyumbangkan 8,6% devisa bagi negara. Tambang utama di
Brasil adalah bijih besi, sedangkan hasil tambang lainnya adalah emas,
minyak, timah, nikel, aluminium, kapur, intan, dan berbagai macam, batu
mulia.
Perindustrian
Industri yang berkembang di Brasil, antara lain, industri baja, tekstil, semen,
pengolahan makanan, petrokimia, perakitan pesawat dan mobil, serta barang
- barang kimia dan elektronik.
Perdagangan
1. Ekspor: mobil dan suku cadang, besi dan baja, kopi, teh, cokelat, tebu,
rempah - rempah, produk makanan, dan ternak olahan.
2. Impor: minyak dan produk olahannya, mesin - mesin mobil, kelistrikan, dan
bahan - bahan kimia organik.
Kota - kota utama di Brasil
1. Brasilia, merupakan ibukota dan pusat pemerintahan, pendidikan, dan
kebudayaan.
2. Sao Paulo, merupakan kota pusat industri, hampir 40% industri Brasil
terdapat di kota ini. Jenis industri yang dominan adalah otomotif, tekstil, dan
petrokimia.
13. 3. Rio de Jeneiro, merupakan kota pelabuhan laut utama yang sangat ramai. Di
kota ini juga terdapat industri bahan - bahan kimia dan gelas.
4. Porto Alegre, merupakan pusat industri pengolahan bahan makanan.
Mesir
Mesir merupakan negara terbesar di wilayah Afrika Utara, tepatnya di
antara 22°LU - 32°LU dan 25°BT - 36°BT. Luas negara ini mencapai
997.739 km² dengan jumlah penduduk sekitar 76.117.430 jiwa. Rata - rata
kepadatan penduduk di Mesir mencapai 77 jiwa/km².Wilayah Mesir yang
luas tersebut kebanyakan didominasi gurun yang tidak layak untuk dijadikan
tempat tinggal, sehingga penduduknya memusat di wilayah lembah Sungai
Nil dan di pesisir pantainya.Adanya penduduk asli yang tinggal secara
nomaden di daerah gurun menyebabkan Mesir mengalami ketimpangan
dalam hal penyebaran penduduk dan pendapatannya. Meskipun memiliki
banyak devisa, namun pendapatan perkapita penduduknya hanya mencapai
1.350 US dollar.
Pendapatan tersebut didukung oleh beberapa kegiatan perekonomian
berikut ini :
Pertanian
Sektor pertanian menyumbangkan 17% perekonomian negara
Mesir.Meskipun didominasi wilayah gurun, namun Mesir mendapatkan
berkah dari adanya aliran Sungai Nil yang menyuburkan kawasan lembah
dan deltanya. Mesir terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma,
zaitun, dan serat papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya
proyek raksasa bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju.Saat
ini produk pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan berbagai
jenis buah - buahan, sayuran, padi, tebu, dan rumput-rumputan untuk
makanan ternak.
Peternakan dan Perikanan
Selain sebagai petani, masyarakat tradisional Mesir juga banyak yang hidup
dari beternak secara nomaden.Jenis hewan ternak yang dikembangkan
secara tradisional adalah domba, biri - biri, dan unta. Salah satu dampak
pembangunan bendungan Aswan adalah mampu mendukung kegiatan
peternakan, sehingga saat ini banyak peternak yang mulai mengembangkan
14. ternaknya dengan cara - cara modern. Adapun perikanan dibedakan atas
perikanan laut dan perikanan darat.Perikanan laut banyak diusahakan di
perairan Laut Merah dan perairan Laut Tengah, sedangkan perairan darat
banyak diusahakan di Sungai Nil dan di kawasan bendungannya.
Pertambangan
Hasil tambang utama Mesir adalah minyak bumi dan gas alam yang terdapat di
pantai dan perairan Laut Merah serta di kawasan Gurun Libya dan
Semenanjung Sinai.Selain hasil tambang utama tersebut, dikembangkan juga
pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.
Perindustrian
Perindustrian termasuk di dalamnya perakitan, pertambangan, dan
konstruksi, memberi masukan lebih dari 35% pendapatan nasionalnya.
Hasil industri utama negara ini adalah tekstil, bahan - bahan kimia, besi, dan
minyak beserta olahannya. Hubungannya dengan negara - negara maju
menyebabkan Mesir juga mulai membangun perindustrian di bidang otomotif,
elektronik, barang - barang rumah tangga, dan obat - obatan. Kawasan
industri utama terdapat di Kairo dan Alexandria serta di berbagai zona
industri di sepanjang Terusan Suez.
Perdagangan
1. Ekspor berupa kapas, benang, tekstil dan permadani, minyak mentah, gas dan
produk olahannya kopi, teh, cokelat, tebu, dan kurma.
2. Impor berupa mesin - mesin dan peralatan transportasi, besi dan baja, kertas
dan produk olahan makanan, serta bahan - bahan kimia.
Selain memperoleh devisa dari perdagangan, Mesir juga diuntungkan
dengan adanya Terusan Suez yang membelah negaranya, yaitu dari
pelayanan pelabuhan dan bea masuk terusan.
15. Kota - Kota Utama Di Mesir
1.
Kairo, merupakan ibukota dan kota terbesar di Benua Afrika. Berfungsi
sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.
2. Alexandria, merupakan salah satu kota tertua di dunia, saat ini berfungsi
sebagai pusat kebudayaan, filsafat, dan agama.
3. Suez, merupakan kota pelabuhan yang ramai, terletak di tepi Laut Merah
dan berfungsi sebagai pintu masuk Terusan Suez.
4. Port Said, merupakan kota pelabuhan yang sangat ramai. Terletak di tepi
Laut Tengah dan berperan sebagai pintu masuk Terusan Suez. Di kota ini
terdapat berbagai jenis industri, seperti industri kimia, pengolahan makanan,
perikan.
16. Negara berkembang
Negara berkembang adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dan
mengkategorikan negara-negara di dunia yang memiliki standar hidup relatif
rendah, sektor industri yang kurang berkembang, skor Indeks Pembangunan
Manusia atau Human Development Index (HDI) berada pada tingkat
menengah ke bawah, serta rendahnya pendapatan perkapita. Negara yang
dikategorikan sebagai Beberapa negara yang masuk kategori negara industri
baru, antara lain Argentina, Brasil, Meksiko, China (termasuk Taiwan dan
Hongkong), Singapura, Korea Selatan, Yunani, Spanyol, dan Portugal.
Sebagian besar negara di dunia, yakni sekitar 76% dikategorikan sebagai
negara
berkembang.
Negara-negara tersebut adalah sebagian besar negara di Afrika, Amerika
Tengah, dan sebagian negara di Laut Karibia.Termasuk juga negara-negara
Arab,
serta
sebagian
besar
negara
Asia
Tenggara.
Di luar kategori negara berkembang dan negara maju, ada beberapa negara
yang dikelompokkan sebagai negara gagal (failed state). Negara-negara ini
masih
menghadapi
perang
sipil
serta
memiliki
penguasa
yang
otoriter.Misalnya, Afghanistan, Haiti, Somalia, Myanmar, Irak, dan Korea
Utara.
Menurut data The World Bank, yang termasuk negara sedang berkembang
(digolongkan menurut wilayahnya) adalah sebagai berikut:
1. Negara-negara Afrika
1. Angola 19. Mali
2. Benin 20. Malawi
3. Botswana 21. Mauritius
4. Burkina Faso 22. Morocco
5. Burundi 23. Mozambique
6. Kemarun 24. Namibia
7. Chad 25. Nigeria
8. Pantai Gading 26. Rwanda
9. Kongo 27. Senegal
10. Djibouti 28. Sierra Leone
11. Mesir 29. Somalia
12. Ethiopia 30. Afrika Selatan
13. Gabon 31. Sudan
14. Ghana 32. Tanzania
17. 15. Kenya 33. Togo
16. Lesotho 34. Tunisia
17. Liberia 35. Uganda
18. Libya 36. Zimbabwe
2. Negara-negara Amerika Utara, Tengah, dan Karibia
1. Bahamas 8. Haiti
2. Barbados 9. Honduras
3. Costa Rica 10. Jamaica
4. Cuba 11. Nicaragua
5. Rep. Dominika 12. Panama
6. El Salvador 13. Trinidad-Tobago
7. Guatemala
3. Negara-negara Amerika Selatan
1. Bolivia 6. Peru
2. Colombia 7. Suriname
3. Chile 8. Uruguay
4. Ekuador 9. Venezuela
5. Paraguay 10. Guyana
4. Negara-negara Asia
1. Afghanistan 16. Mongolia
2. Bahrain 17. Nepal
4. Bangladesh 18. Korea Utara
4. Brunei 19. Oman
5. Burma 20. Pakistan
6. Cambodia 21. Filipina
7. India 22. Qatar
8. Indonesia 23. Saudi Arabia
9. Iran 24. Sri Lanka
10. Iraq 25. Syria
11. Jordan 26. Thailand
12. Kuwait 27. Timor Leste
13. Laos 28. UAE
14. Lebanon 29. Vietnam
15. Malaysia 30. Yaman
18. 5. Negara-negara Oseania
1. Samoa (Amerika)
2. Christmas Island
3. Fiji
4. Polynesia (Perancis)
5. Guam
6.Kepulauan Marshall
7. Micronesia
8. Nauru
9. Kepulauan Mariana
10. Papua New Guinea
Negara-negara berkembang terus menghadapi tantangan untuk bertumbuh
menjadi negara maju, atau mengalami kemunduran dan menjadi negara
gagal.
Beberapa ciri utama negara berkembang dapat diberikan di bawah ini.
1. Sebagian besar penduduk (>70%) bekerja di sektor pertanian.
2. Industrinya biasanya berlatarbelakang agraris, terutama memanfaatkan
hasil kehutanan, pertanian, dan perikanan (industri sektor pertama dan
sektor kedua).
3. Tenaga pertanian masih mengandalkan tenaga kerja manusia.
4. Luas lahan garapan relatif sempit dengan teknologi yang sederhana
sehingga hasilnya tidak maksimal.
5. Pendapatan per kapita rendah.
6. Angka kelahiran dan kematian masih tinggi.
7. Tingginya angka pengangguran karena besarnya jumlah penduduk dan
terbatasnya lapangan pekerjaan.
8. Pendidikan formal tersebar secara tidak merata dengan kualitas yang
buruk.
9. Kelebihan jumlah penduduk yang menyebabkan tidak terjangkau atau
tidak meratanya pelayanan sosial.
10. Kedudukan dan peran wanita sangat terbatas dan cenderung dipandang
sebagai kelas dua.
Bentuk bentuk perubahan social budaya secara cepat dan lambat
19. 1. Definisi Perubahan Sosial
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan
dapat berupa pengaruhnya terbatas maupun luas, perubahan yang lambat dan ada
perubahan yang berjalan dengan cepat. Perubahan dapat mengenai nilai dan norma sosial,
pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Perubahanperubahan yang terjadi pada masyarakat merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya
bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi
modern. Perubahan dalam masyarakat telah ada sejak zaman dahulu. Namun, sekarang
perubahan-perubahan berjalan dengan sangat cepat sehingga dapat membingungkan
manusia yang menghadapinya.
Definisi perubahan sosial menurut beberapa ahli sosiologi:
a. William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan
sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial,
yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap
unsur-unsur immaterial”.
b. Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”.
c. MacIver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan
terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”.
d. JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan “perubahan-perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat”.
e. Samuel Koenig mengatakan bahwa “perubahan sosial menunjukkan pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.
f. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah “segala perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan perubahan sosial adalah perubahan yang
terjadi dalam struktur masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosial.
2. Karakteristik Perubahan Sosial
Perubahan Sosial memiliki beberapa karakteristik yaitu:
a. Pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
b. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
c. Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai
perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
d. Suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-
20. perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi
maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
e. Modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia
f. Segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
3. Bentuk-bentuk Perubahan
a. Perubahan lambat dan perubahan cepat
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu yang lama, rentetan rentetan
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi. Pada
evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul
sejalan pertumbuhan masyarakat.
Macam-macam teori evolusi:
1) Unilenear theories of evolution. Teori ini pada pokoknya berpendapat bahwa
manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan
sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana,
kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna.
2) Universal theory of evolution menyatakan bahwa perkembangan masyarakat
tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan
bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
3) Multilined theories of evolution. Teori ini lebih menekankan pada penelitianpenelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
Sementara itu perubahan-perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan
menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Secara
sosiologis agar suatu revolusi dapat terjadi, maka harus dipenuhi syarat-syarat
tertentu antara lain:
1) Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
2) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang
yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut.
3) Pemimpin diharapkan dapat menampung keiginan-keinginan masyarakat untuk
kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program
dan arah gerakan.
4) Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat.
5) Harus ada momentum yaitu saat di mana segala keadaan dan faktor sudah tepat
dan baik untuk memulai suatu gerakan.
b. Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur unsur
struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau yang berarti bagi
masyarakat. Perubahan mode pakaian, misalnya, tidak akan membawa pengaruh apa-apa
bagi masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak mengakibatkan perubahan-
21. perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sedangkan perubahan besar
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yaitu
membawa pengaruh besar pada masyarakat.
c. Perubahan yang dikehendaki (intended-change) atau perubahan yang direncanakan
(planned-chage) dan perubahan yang tidak dikehendaki (unitended-change) atau
perubahan yang tidak direncanakan (unplanned-change)
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang
diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang
hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki
perubahan dinamakan agen of chage yaitu seseorang atau sekelompok orang yang
mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembagalembaga kemasyarakatan. Sedangkan perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau
yang tidak direncanakan merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa
dikehendaki atau berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
d. Perubahan Struktur dan Perubahan Proses
Perubahan struktural yaitu perubahan yang sangat mendasar yang
menyebabkan reorganisasi dalam masyarakat. Misalnya penggunaan alat-alat yang
canggih pada perkebunan. Sedangkan perubahan proses adalah perubahan yang
sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut merupakan penyempurnaan dari
perubahan sebelumnya. Contohnya revisi pasal-pasal Undang-undang Dasar. Sifatnya
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pasal-pasal dalam
undang-undang.
4. Perspektif Teori Perubahan Sosial
Perspektif Teori Perubahan Sosial dibagi menjadi 5 yaitu:
1) Teori Evolusioner
Teori evolusioner memiliki paham bahwa perubahan sosial memiliki arah
yang tetap yang dilalui oleh semua masyarakat. Semua masyarakat melalui urutan
pertahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju tahap
perkembangan akhir. Di samping itu teori evolusioner mengatakan bahwa manakala
tahap terakhir telah dicapai, maka pada saat itu perubahan evolusioner pun berakhir.
Tokoh-tokoh teori evolusioner:
a) Auguste Comte
Auguste Comte membagi perubahan menjadi tiga tahap yaitu tahap teologis yang
diarahkan oleh nilai-nilai supernatural, tahap metafisik dimana nilai-nilai
supernatural digeser oleh prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar
perkembangan budaya, dan tahap terakhir yaitu tahap positif/ ilmiah yang mana
masyarakat diarahkan oleh kenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan.
b) Darwin dan Herbert Spenser
Teori Darwin diikuti oleh Herbert Spenser yang mengatakan bahwa orang-orang
cakap dan bergairah (energetik) akan memenangkan perjuangan sedangkan orang-orang
yang malas dan lemah akan tersisih.
22. c) Lewis Henry Morgan
Lewis mengatakan bahwa terdapat tujuh tahap teknologi yang dilalui masyarakat
yaitu dari tahap perbudakan hingga tahap peradapan.
d) Karl Mark
Karl Mark menyatakan tahap masyarakat pemburu primitif ke masyarakat
industrialis modern.
2) Teori Siklus
Perubahan sebagai suatu siklus karena sulit diketahui ujung pangkal
penyebab awal terjadinya perubahan sosial. Perubahan yang terjadi lebih merupakan
peristiwa prosesual dengan memandang sejarah sebagai serentetan lingkaran tidak
berujung. Ibn Khaldun, salah satu teoritisi sosiohistoris mengemukakan bahwa
perubahan sebagai suatu siklus, yang analisisnya memfokuskan pada bentuk dan
tingkat pengorganisasian kelompok dengan latar belakang sosial budaya yang
berbeda. Para penganut teori siklus juga melihat adanya sejumlah tahap yang harus
dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka berpandangan bahwa proses peralihan
masyarakat bukannya berakhir. Pada tahap terakhir yang sempurna melainkan
berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya.
Tokoh-tokoh teori siklus
a) Oswald Spengler
Ia berpendapat bahwa setiap peradapan besar mengalami proses pentahapan
kelahiran, pertumbuhan dan keruntuhan, kemudian berputar lagi yang memakan
waktu sekitar 1000 tahun.
b) Pitirim Sorokin
Pitirim Sorokin menyatakan terdapat tiga siklus sistem kebudayaan yang berputar
tanpa akhir, yaitu kebudayaan ideasional yang didasari oleh nilai-nilai dan
kepercayaan terhadap unsur supernatural, kebudayaan idealistis
dimana
kepercayaan terhadap unsur supernatural dan rasionalitas yang berdasarkan fakta
bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal dan terakhir kebudayaan sensasi
yang merupakan tolak ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.
c) Arnold Toynbee
Ia berpendapat bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran,
pertumbuhan, keruntuhan dan kematian.
3) Teori perkembangan (linear)
Perubahan sebagai perkembangan (linear) adalah bahwa pada dasarnya
setiap
masyarakat walau secara lambat namun pasti akan selalu bergerak, berkembang, dan
akhirnya berubah dari struktur sosial yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks
maju dan modern.
4) Teori Fungsional (Talcott Parsons)
Penganutnya menerima perubahan sebagai sesuatu yang konstan dan tidak
memerlukan penjelasan.
23. 5) Teori konflik (Karl Mark)
Para penganutnya berpendapat bahwa hal yang konstan adalah konflik sosial
bukannya perubahan. Perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik
tersebut.
Pandangan teori fungsional dan teori konflik tentang perubahan sosial
Pandangan Teori
Fungsional
Pandangan Teori
Konflik
Setiap masyarakat relatif bersifat stabil terus menerus berubah
Setiap komponen
masyarakat biasanya
menunjang
kestabilan masyarakat perubahan masyarakat.
Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi berada dalam tegangan
dan konflik
Kestabilan sosial tergantung
pada
Kesepakatan (konsensus)
dikalangan anggota.
Tekanan tehadap yang
satu oleh yang lainnya.
Sumber diadaptasi dari Bryce F. Ryan, Social and cultural change, the Ronald Press
Company,
New York.
5. Proses Perubahan Sosial
a. Penemuan baru (discovery) yaitu penemuan merupakan persepsi manusia yang dianut
secara bersama, mengenai suatu aspek kenyataan yang semula sudah ada.
b. Invensi (Invention) yaitu suatu kombinasi baru/ cara penggunaan baru dari
pengetahuan yang sudah ada.
c. Difusi (difution) yaitu penyebaran unsur-unsur budaya dari suatu kelompok ke
kelompok lainnya.
6. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat pada
waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan kehidupannya yang lama. Normanorma dan lembaga-lembaga sosial atau sarana penghidupan yang lama dianggap tidak
memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang baru. Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi mengatakan bahwa secara umum penyebab dari perubahan sosial
budaya dibedakan atas dua golongan besar, yaitu:
a. Perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri.
24. b. Perubahan yang berasal dari luar masyarakat.
Secara jelas akan dipaparkan di bawah ini:
a. Perubahan yang berasal dari masyarakat.
1) Bertambah atau berkurangnya penduduk.
Perubahan jumlah penduduk merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial,
seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah tertentu.
Bertambahnya penduduk pada suatu daerah dapat mengakibatkan perubahan pada
struktur masyarakat, terutama mengenai lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sementara pada daerah lain terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan
penduduk tadi.
2) Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan baik berupa
teknologi maupun berupa gagasan-gagasan menyebar kemasyarakat, dikenal,
diakui, dan selanjutnya diterima serta menimbulkan perubahan sosial. Menurut
Koentjaraningrat faktor-faktor yang mendorong individu untuk mencari
penemuan baru adalah sebagai berikut :
1. Kesadaran dari orang perorangan karena kekurangan dalam kebudayaannya.
2. Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
3. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
3) Pertentangan (konflik) dalam masyakat
Pertentangan dalam nilai dan norma-norma, politik, etnis, dan agama dapat
menimbulkan perubahan sosial budaya secara luas. Pertentangan individu
terhadap nilai-nilai dan norma-norma serta adat istiadat yang telah berjalan lama
akan menimbulkan perubahan bila individu-individu tersebut beralih dari nilai,
norma dan adat istiadat yang telah diikutinya selama ini.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Pemberontakan atau revolusi dapat merombak seluruh aspek kehidupan sampai
pada hal-hal yang mendasar seperti yang terjadi pada masyarakat Inggris, Prancis
dan Rusia.
b. Perubahan yang berasar dari luar masyarakat.
1) Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia.
Menurut Soerjono Soekanto sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik
yang kadang-kadang disebabkan oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri.
Misalnya, penebangan hutan secara liar oleh segolongan anggota masyarakat
memungkinkan untuk terjadinya tanah longsor, banjir dan lain sebagainya.
2) Peperangan
Peperangan yang terjadi dalam satu masyarakat dengan masyarakat lain
menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat dahsyat karena peralatan perang
sangat canggih.
3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Adanya interaksi langsung antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya akan
menyebabkan saling pengaruh. Selain itu pengaruh dapat berlangsung melalui
komunikasi satu arah yakni komunikasi masyarakat dengan media-media massa.
Ada empat tipe respon psikologis individu terhadap cross-cultural contact :
Pertama, tipe passing yaitu individu menolak kebudayaan yang asli dan mengadopsi
25. kebudayaan yang baru. Kedua, tipe chauvinist yaitu individu menolak sama sekali
pengaruh-pengaruh asing. Ketiga, tipe marginal yaitu respon yang terombang
ambing di antara kebudayaan asli dengan kebudayaan asing. Keempat, mediating
yaitu individu dapat menyatukan bermacam-macam identitas budaya.
7. Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan
a. Faktor Pendorong Jalannya Proses Perubahan
1) Kontak dengan kebudayaan lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain dari satu
masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.
Ada dua tipe difusi yaitu difusi intra-masyarakat (intra-society diffusion) dan tipe
difusi antar masyarakat (inter-society diffusion). Difusi intra-masyarakat
terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:
a) Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan.
b) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang dipengaruhi diterimanya atau tidak
diterimanya unsur-unsur yang baru.
c) Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama kemungkinan besar
tidak akan diterima.
d) Kedudukan dan peran sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru
tadi akan mempengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah diterima
atau tidak.
e) Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.
Sedangkan difusi antar masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu antara
lain:
a) Adanya kontak antara masyarakat-masyarakat tersebut.
b) Kemampuan untuk mendemontrasikan kemanfaatan penemuan baru tersebut.
c) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
d) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayan yang menyaingi unsur-unsur penemuan
baru tersebut.
e) Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini.
f) Paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
2) Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan. Pendidikan
memberi nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikiran serta
menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan
mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara objektif bagaimana akan
memberikan kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak.
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat maka masyarakat akan
merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Di Indonesia penghargaan
terhadap karya orang lain masih belum tampak terbukti masih banyaknya
penjiblakan karya demi memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok dengan
mengorbankan orang lain. Penghargaan dapat mendorong seseorang untuk
26. menciptakan karya-karya inovatif sehingga dapat medorong kemajuan disegala
bidang kehidupan.
4) Toleransi
Toleransi merupakan sikap menghormati dan menghargai orang lain serta tidak
memaksakan apa yang dianggap dirinya benar. Toleransi terhadap perbuatan yang
menyimpang (deviation), dan bukan merupakan delik.
5) Sistem terbuka lapisan masyarakat.
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti
memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan
sendiri. Dalam keadaan demikian seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi
dengan warga-warga yang mempunyai status lebih tinggi. Identifikasi merupakan
tingkah laku yang sedemikian rupa sehingga seseorang merasa kedudukan sama
dengan orang atau golongan lain yang dianggap lebih tinggi dengan harapan agar
diperlakukan sama dengan golongan tersebut. Identifikasi terjadi di dalam
hubungan superordinasi-subordinasi. Pada golongan yang berkedudukan lebih
rendah acapkali terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial sendiri.
Keadaan tersebut dalam sosiologi disebut status-anxiety yang dapat menyebabkan
seseorang dapat berusaha untuk menaikkan kedudukan sosialnya.
6) Penduduk yang heterogen
Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar
belakang kebudayaan, ras, ideologi yang berbeda mempermudah terjadinya
pertentangan-pertentangan yang mengundang kegoncangan-kegoncangan. Keadaan
yang demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam
masyarakat.
7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
Ketidakpuasan yang berlangsung lama dalam masyarakat kemungkinan besar akan
mendatangkan revolusi.
8) Orientasi kemasa depan.
Setiap orang yang memiliki orientasi pemikiran kemasa depan pasti akan memiliki
tekad untuk terus berusaha agar bisa hidup lebih baik. Berbagai usaha dilakukan
agar bisa mencapai cita-cita yang diimpikan.
9) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
Di dunia ini tidak ada yang diperoleh dengan gratis. Semuanya butuh perjuangan
dan pengorbanan untuk dapat mencapai hidup yang baik.
b. Faktor Penghambat
1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Kehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui
perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin
akan dapat memperkaya kebudayaannya sendiri. Hal itu juga menyebabkan bahwa
masyarakat terkungkung pola-pola pemikirannya oleh tradisi.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Hal ini mungkin disebabkan hidup masyarakat tersebut terasing dan tertutup atau
mungkin karena lama dijajah oleh masyarakat lain.
3) Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
27. Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau serta anggapan
bahwa tradisi secara mutlak tak adapat diubah, menghambat jalannya proses
perubahan. Keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang
bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
4) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested
interests.
Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan pasti akan ada
kelompok orang yang menikmati kedudukan perubahan-perubahan. Misalnya dalam
masyarakat feodal dan pada masyarakat yang sedang mengalami tradisi. Dalam hal
yang terakhir ada golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai
pelopor proses transisi karena selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha
dan jasa-jasanya, sukar sekali bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di
dalam suatu proses perubahan.
5) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Memang harus diakui kalau tidak mungkin integrasi semua unsur suatu kebudayaan
bersifat sempurna. Beberapa pengelompokan unsur-unsur tertentu mempunyai
derajat integrasi tinggi. Maksudnya unsur-unsur luar dihawatirkan akan
menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek
tertentu masyarakat.
6) Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.
Sikap yang demikian banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang pernah
dijajah bangsa-bagsa barat. Mereka sangat mencurigai sesuatu yang berasal dari
barat, karena tidak pernah bisa melupakan pengalaman-pengalaman pahit selama
penjajahan. Kebetulan unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari barat maka
prasangka kian besar lantaran hawatir bahwa melalui unsur-unsur tersebut penjajah
bisa masuk lagi.
7) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Biasanya diartikan
sebagai usaha berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar
integrasi masyarakat tersebut.
8) Adat atau kebiasaan.
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat di
dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Apabila kemudian ternyata pola-pola
perilaku tersebut efektif lagi di dalam memenuhi kebutuhan pokok, krisis akan
muncul. Mungkin adat atau kebiasaan yang mencakup bidang kepercayaan, sistem
mata pencaharian,pembuatan rumah, cara berpakaian tertentu, begitu kokoh
sehingga sukar untuk diubah. Misalnya, memotong padi dengan menggunakan
mesin akan terasa
akibatnya bagi tenaga kerja (terutama wanita) yang mata
pencaharian tambahannya adalah memotong padi dengan cara lama. Hal ini
merupakan suatu halangan terhadap introduksi alat pemotong baru yang sebenarnya
lebih efektif dan efisien.
9) Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
Konsep kepercayaan bahwa hal-hal buruk yang terjadi merupakan takdir dari yang
kuasa dan sulit untuk dirubah. Sehingga menerimanya begitu saja tanpa usaha yang
konkrit untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi.
28. 8. Tantangan Globalisasi Terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa
Dalam era reformasi ditandai oleh perubahan besar dalam tata kehidupan, baik
ditinjau dari aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, termasuk perubahan dalam dunia
pendidikan. Di Indonesia, perubahan besar dipengaruhi oleh dua hal, yaitu globalisasi
dalam relasi internasional dan otonomi daerah yang telah diterapkan Indonesia dalam era
reformasi sekarang ini. Globalisasi telah mendorong masyarakat menjadi semakin
terbuka terhadap pengaruh dari luar wilayah suatu negara, sehingga daya saing antar
a
satu negara terhadap negara lain menjadi hal yang begitu penting dalam hubungan
ekonomi antar bangsa. Di tingkat nasional, tuntutan terhadap otonomi, mengemuka
sejalan dengan meningkatnya wacana demokratisasi dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Keberhasilan otonomi daerah ini pada akhirnya sangat
tergantung pada kemampuan SDM dalam mengelola potensi alam dan manusia yang
dimiliki oleh masyarakat di daerah untuk sebesar-besarnya kepentingan masyarakat
daerah itu. Pendidikan dapat mengambil peran yang besar dalam transformasi besar
tersebut dengan merumuskan kembali visi, misi dan orientasi pendidikannya. Azyumardi
Azra (2002: 224) mendefinisikan globalisasi sebagai arus orang-orang, barang-barang
dan jasa, informasi dan gagasan melewati batas-batas negara-bangsa dan kebudayaan
lokal, nasional dan regional.
Menurut Giddens (2001) globalisasi merupakan fenomena yang hampir tidak bisa
dihindari oleh suatu masyarakat modern sekarang, sekalipun tidak semua konsekuensinya
menguntungkan dan baik. Bagi negara yang sedang berkembang yang kualitas SDM
rendah sehingga produktivitasnya dan daya saing rendah, globalisasi dapat menimbulkan
konsekuensi yang kurang menguntungkan bagi perekonomiannya. Oleh karena itu
Mansour Fakih (2003) melihat globalisasi sebagai mitos yang diciptakan oleh negaranegara maju untuk memperluas pasarnya di negara berkembang. Dalam perspektif ini,
globalisasi perlu diwaspadai sebagai bentuk baru imperialisme (Bello, 2004: 6). Pada
awalnya, pengaruh globalisasi sangat terasa pada bidang ekonomi dan telah melahirkan
tata ekonomi baru (new economy). Perkembangan new economy menuntut perubahanperubahan baik di dalam organisasi maupun dalam tingkah laku para pelaku ekonomi.
Dengan kata lain, era globalisasi disamping sangat dipengaruhi oleh penguasaan atas
teknologi informasi dan komunikasi juga perlu didukung pemahaman terhadap berbagai
latar budaya masyarakat antar bangsa (Nugroho dan Cahayani, 2003: 2). Oleh karena itu,
wacana besar setelah wacana globalisasi adalah wacana demoratisasi, pluralisme dan
multikulturalisme (Sirry, 2003). Pengaruh wacana globalisasi, demokratisasi, pluralisme
dan multikulturalisme terhadap pendidikan antara lain adalah perlunya diselenggaraka
n
pendidikan yang lebih demokratis dan tidak diskriminatif. Pendidikan nilai dan watak
(afeksi) tetap memiliki relevansi dalam sistem pendidikan nasional, terutama dalam
rangka mengembangkan sikap toleran dan semakin meningkatnya pemahaman terhadap
kehidupan budaya bangsa sendiri serta menggalang saling pengertian antar budaya da
n
antar bangsa dalam pergaulan internasional.
Pengaruh globalisasi terhadap pendidikan dapat dipahami dengan melihat
bagaimana kehidupan antar bangsa terjalin dan semakin terhubung (interconnected) satu
sama lainnya. Bentuk nyata semakin terhubungnya satu bangsa dengan bangsa lain dapat
29. dilihat dari semakin banyaknya tenaga kerja asing dan perusahaan-perusahaan atau
koorporasi multinasional dari negara-negara maju melebarkan sayap di berbagai belahan
dunia yang lain. Restoran makanan siap saji dan produk minuman bermerek internasional
misalnya, sekarang dapat ditemui di berbagai kota-kota di Indonesia. Restoran dan
produk minuman ini tidak hanya dimaksudkan untuk melayani tenaga kerja ekspatriat di
Indonesia yang jumlahnya tidak terlalu besar, tetapi untuk melayani para pelanggan lokal
yang semakin akrab dengan selera produk global ini. Fenomena yang lain, dalam
globalisasi juga ditandai dengan ekspansi perusahaan atau koorporasi multinasional
dengan menginvestasikan modalnya di negara berkembang, dengan alasan untuk efisiensi
dan mendekati pasar. Efisiensi ekonomis dapat dicapai karena di negara berkembang
umumnya, tenaga kerja dan beberapa faktor produksi lainnya relatif cukup murah,
sedangkan dari sisi pemasaran produk dapat dihemat beberapa biaya, seperti biaya
transportasi, karena produk dibuat semakin dekat dengan pasar atau konsumennya.
Dengan demikian dapat dipahami mengapa globalisasi dipandang sebagai bentuk
imperialisme baru dan menempatkan negara berkembang umumnya sebagai potensi pasar
yang terbuka luas. Kemudian permasalahan yang muncul sebagai akibat dari semakin
banyaknya perusahaan asing di negara berkembang yang melibatkan tenaga kerja lokal
adalah adanya kendala bahasa atau komunikasi dan kesenjangan budaya. Kendala bahasa
dapat di atasi dengan waktu yang relatif cepat dengan memberikan kursus atau
pendidikan keterampilan berbahasa kepada para staf dan karyawan lokal di suatu
perusahaan multinasional, apalagi sekarang banyak lembaga pendidikan yang
mengharuskan peserta didik untuk menguasai bahasa, terutama bahasa Inggris dengan
standar tertentu sebagai syarat kelulusan. Sementara itu kesenjangan budaya tidak bis
a
diselesaikan secara cepat dan relatif mudah sebagaimana mengatasi kendala bahasa.
Permasalahan lain yang muncul kemudian adalah bagaimana pendidikan tidak hanya
memberikan pengetahuan dan ketrampilan bekerja namun juga mampu mengatasi dan
mengantisipasi kesenjangan budaya dalam rangka menyiapkan peserta didik agar
memiliki kemampuan beradaptasi dengan berbagai kultur yang terdapat dalam dunia
kerja. Toleransi dan pemahaman terhadap kultur berbagai bangsa akan berpengaruh
terhadap kemampuan seseorang dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
bekerja bersama dengan orang-orang dengan berbagai ragam latar kultural yang berbedabeda. Kehidupan multikultural semacam ini sekarang dengan mudah di temui di berbagai
kota besar di Indonesia, misalnya perusahaan milik Hongkong dan Amerika yang di
Indonesia didalamnya bekerja orang India, Singapura dan Indonesia dalam satu kantor.
Sebagai ilustrasi Nugroho dan Cahayani (2003: 97) memberikan contoh budaya
komunikasi yang muncul antara orang Jepang sebagai pendatang dengan orang Philipina
yang bekerja di perusahaan Jepang di Philipina. Orang Philipina menganggap bahwa cara
berkomunikasi di perusahaan tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya Jepang. Orangorang Jepang memiliki kebudayaan untuk membedakan cara berbicara dan kata-kata
berdasarkan tingkatan lawan bicaranya. Yang dimaksud cara berbicara ini termasuk sikap
tubuh yang memberi hormat dengan menunduk 90 derajat berulang-ulang. Cara dan sikap
itu tidak terdapat dalam masyarakat Philipina. Cara berkomunikasi seperti itu dianggap
oleh orang Philipina sebagai terlalu formal, eksklusif dan tidak membaur dengan
kebudayaan lokal yang relatif lebih praktis. Sebaliknya cara berbicara orang Philipina
dianggap tidak sopan bagi orang Jepang. Sebagaimana dikemukakan dalam pendahuluan
30. bahwa globalisasi merupakan fenomena yang sangat terasa terutama dalam bidang
ekonomi yang salah satu aspek pentingnya adalah masalah SDM, menurut
Kusumohamidjojo (2000: 142) globalisasi telah mendekatkan manusia dengan manusia,
masyarakat dengan masyarakat, kebudayaan dengan kebudayaan yang berbedabeda. Di
sisi yang lain globalisasi juga bisa mempertinggi tingkat pertentangan antar manusia,
antar masyarakat, dan antar kebudayaan. Dengan demikian pendekatan budaya dalam
pendidikan diharapkan dapat meningkatkan pengertian dan pemahaman berbagai latar
budaya yang beraneka ragam, disamping tentunya berusaha meningkatkan mutu SDM
dan daya saingnya. Dalam kaitannya dengan keberagaman kebudayaan, organisasi
multikultural umumnya akan mengadakan pelatihan penanganan keanekaragaman budaya
tersebut dengan dua program, yaitu (Nugroho dan Cahayani, 2003: 104): 1. Program
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai perbedaan nilai, sikap, pola
perilaku serta cara berkomunikasi. 2. Program untuk mengembangkan keterampilan baru
dan kompetensi anggota organisasi, termasuk kemampuan berkomunikasi, keterampilan
berbahasa asing dan ketrampilan bernegosiasi. Sedangkan pengaruh globalisasi terhadap
eksistensi negara-bangsa dikemukakan oleh Kenichi Ohmae (2002) bahwa ada
kecenderungan munculnya negara kawasan (regionalisasi). Munculnya negara kawasan
ini sangat kelihatan terutama dalam bidang kerjasama ekonomi, seperti munculnya Uni
Eropa dengan mata uang bersama Euro, kerjasama ekonomi APEC, AFTA, dsb. Hal
senada dikemukakan Daniel Bell dalam Buchori (2001: 27) yang mengemukakan bahwa
ada dua kecenderungan yang bertolak belakang di masa depan, yaitu kecenderungan
untuk beritegrasi dalam bidang ekonomi, dan kecenderungan untuk berpecah belah
(fragmentasi) dalam kehidupan politik. Dalam beberapa hal, predikasi fragmentasi
kehidupan politik ini telah terjadi di negara-negara Eropa Timur dan semenanjung
Balkan. Gejala globalisasi sudah lama dirasakan oleh negara-negara berkembang dalam
bentuk simbol-simbol modernisasi sebagaimana disebut oleh Alvin Toffler (1992)
sebagai 3 F, yaitu Food, Fun dan Fashion. Food maksudnya makanan sebagaimana
meluasnya berbagai produk makanan fast foods dan junk foods seperti Kentucky Fried
Chicken (KFC), Mc Donald, Pizza, dsb. Disamping produk makanan, masyarakat negara
berkembang juga semakin akrab dengan minuman Coca Cola, Pepsi, Sprite, dan produkproduk lainnya. Pengaruh dunia fun bisa dilihat dari begitu besarnya pengaruh hibura
n
baik berupa film layar lebar maupun televisi, musik dan dunia gemerlap lainnya. Dunia
hiburan ini erat hubungannya dengan fashion, karena melalui dunia hiburan
diperkenalkan model baju, asesori, rambut dan dandanan lainnya. Pengaruh ini ternyat
a
tidak hanya terjadi pada kaum remaja saja. Tentu masih ingat diwaktu yang lalu ketika
muncul “demam” potongan rambut Demi Moore setelah sukses sang bintang dalam film
Ghost, sehingga dari ibu-ibu rumah tangga sampai dengan pembantu rumah tangga
berpotongan rambut “ala Polwan” ini. Sedangkan Kenichi Ohmae (2002) menyebutkan
besarnya pengaruh “4I” yang dalam era global. Empat I tersebut meliputi: Pertama,
Investasi. Pasar modal dunia telah kelebihan investasi untuk memenuhi keperluan negaranegara maju, dan masalahnya kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan besar
tidak selalu sama dengan negara dari mana dana itu berasal. Investasi tidak lagi dibatasi
oleh batas geografis ataupun bangsa, bahkan sekarang kehadirannya dinantikan di
31. berbagai negara berkembang di Asia pada umumnya dan sebagaimana investasi asing
pada umumnya, investasi asing ini bisa pergi manakala iklim investasi di negara
berkembang tersebut dianggap tidak lagi menguntungkan. Kasus penutupan pabrik
elektronik Sony dan Sepatu Nike di Indonesia dapat menjelaskan fenomena ini. Dengan
demikian posisi negara berkembang dalam investasi juga cukup lemah. Kedua, Industri.
Industri tidak lagi harus melakukan negoisasi dengan kepentingan pemerintah. Di masa
lalu pemerintah sebagai representasi negara dapat melakukan regulasi pajak, bea masu
k
atau subtitusi ekspor sebagai strategi melindungi (proteksi) industri dalam negeri. Di
masa sekarang bentuk proteksi dan berbagai bentuk entry barier dilarang dan negara
yang merasa dirugikan oleh perdagangan yang tidak adil dapat mengajukannya ke sidang
GATT atau WTO. Dunia industri asing yang berada pada suatu negara pada umumnya
bertujuan untuk mendekati pasar potensial sekaligus mengurangi ongkos produksi seperti
misalnya murahnya tenaga kerja, tersedianya sumber daya alam dan untuk mengurangi
ongkos transportasi. Ketiga, teknologi informasi (IT- Information Tecnology). Dengan
kemajuan perkembangan teknologi seperti internet misalnya, maka dapat dipahami
bagaimana jaringan perusahaan multinasional mengembangkan jaringan teknologi
informasi yang memungkinkan perusahaan pusat untuk mengendalikan berbagai anak
perusahaannya yang tersebar di berbagai belahan dunia yang lain. Internet dan chatin
g
adalah salah satu contoh yang mudah tentang bagaimana antar orang dapat
berkomunikasi tanpa kendala tempat, ruang dan waktu. Hal ini tentu semakin
mengukuhkan bagaimana new economy dunia di masa depan nanti terbentuk. Keempat,
konsumen individual (Individual Costumer). Para konsumen tidak lagi dikondisikan oleh
larangan-larangan oleh pemerintah. Atau dengan kata lain, pemerintah tidak dapat
melarang konsumsi warganya. Para konsumen dapat melakukan pemilihan terhadap
produk yang akan mereka konsumsi, misalnya karena harganya lebih murah, sesuai selera
dan kualitas lebih baik tanpa memperdulikan dari negara mana barang itu berasal.
Kompetisi antar bangsa dalam produk barang dan jasa menjadi semakin ketat. Kompetisi
itu bisa berupa harga, mutu maupun jumlah tanpa memperhatikan dari mana barang it
u
berasal. Dengan demikian batas-batas negara dan bangsa semakin kabur. Karena dulu
kedaulatan negara selalu identik dengan kedaulatan wilayah, ekonomi, sosial, politik, dan
budaya. Namun dengan globalisasi kedaulatan ekonomi, sosial, budaya dan bahkan
politik menjadi surut berkurang karena bergitu besarnya pengaruh internasional. Dala
m
kaitannya dengan aspek internasionalisasi dalam aspek ekonomi dalam era global ini Jeff
S. Luke (1999: 16) menyatakan dua hal. Pertama, integrasi global dari pasar modal
sebagai salah satu bentuk dari produk revolusi komunikasi sehingga memudahkan kapital
berpindah dari negaranegara maju, dengan cepat berpindah ke ekonomi dunia. Kedua,
pembangunan industri yang mendunia telah diperkuat dengan persebaran pertumbuhan
cepat sebagai akibat kemajuan teknologi. Baik penjelasan Ohmae dan Luke sama-sama
menjelaskan bahwa globalisasi adalah keniscayaan.
Multikulturalisme di era global, globalisasi di mana masyarakat saling terhubung
dan batas-batas kultural antar bangsa semakin terbuka, maka keunggulan dan daya saing
32. suatu bangsa atas bangsa lain menjadi faktor yang penting. Di sisi lain, perlu
dikembangkan pemahaman baru dan mendukung terciptanya kultur yang semakin toleran
terhadap keragaman kebudayaan bangsa-bangsa yang lain sehingga dapat terjalin kerja
sama yang adil dalam hubungan antar masyarakat dan bangsa. Keunggulan suatu
masyarakat atau bangsa terhadap masyarakat atau bangsa yang lain tidak seharusnya
menimbulkan diskriminasi, eksploitasi dan ketergantungan negara maju atas negara
berkembang. Dengan kata lain, perlu diciptakan sistem global yang lebih adil sehingga
setiap negara berkembang dapat menikmati kemakmuran bersama-sama dengan negara
maju. Sementara itu negara berkembang dapat menumbuhkan sikap toleran yang
didasarkan nilai-nilai persamaan (equality) dan keadilan (equity). Dalam rangka
pengembangan SDM yang sadar globalisasi, maka dunia pendidikan dapat
mengembangkan nilai-nilai multikulturalisme dalam rangka mempersiapkan peserta didik
menghadapi globalisasi. Pendidikan dapat mempersiapkan jenis-jenis ilmu pengetahuan
dan keterampilan tertentu yang diperkirakan semakin dibutuhkan di masa depan sekaligus
dapat menciptakan kondisi kultural yang semakin kondusif terhadap keragaman, baik
keragaman di tingkat lokal, nasional dan internasional. Dengan demikian persiapan SDM
melalui pendidikan seharusnya dapat menjawab tantangan lokal, nasional dan global.
Dewasa ini multikulturalisme ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembahasan tentang globalisasi. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima
kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya,
etnik, jender, bahasa, ataupun agama (Sirry, 2003). Multikulturalisme dalam pendidikan
dapat diintegrasikan dalam pendidikan nilai dan watak (karakter) dan pada umumnya
pendidikan nilai dan watak efektif bila diberikan sejak usia dini. Kesiapan lembaga
pendidikan dalam menghadapi isu globalisasi perlu dilakukan oleh pimpinan berserta
seluruh tenaga pendidik. Dalam kaitannya dengan profesionalisme tenaga pendidik, maka
seorang tenaga pendidik yang professional dituntut dengan sejumlah persyaratan
minimal, antara lain, memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki
kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif,
memiliki etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan
pengembangan diri secara terus menerus (continuous improvement) melalui organisasi
profesi, internet, buku, seminar dan semacamnya (Sidi, 2001: 38-39). Dalam hal ini,
kemampuan menguasai teknologi informasi dan komunikasi (ICT- Information
Communications Tecnology) menjadi faktor yang cukup penting bagi eksistensi sebuah
bangsa. Bila apa yang dikemukakan di muka lebih menunjukkan pada kompetensi dalam
artian akademis, maka staf pendidik yang profesional, disamping menunjukkan
kompetensi akademis juga harus dibarengi dengan kompetensi etis karena setiap profesi
memiliki nilai-nilai etika yang melekat pada pekerjaan itu (Buchori, 2001:104). Etika
atau moralitas profesi ini tepat bila dikembangkan di lembaga pendidikan dan pimpinan
beserta seluruh tenaga pengajar dapat mengajarkannya melalui contoh dan keteladana
n.
Di masa depan, bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan oleh persert
a
didik, namun juga kecerdasan emosional, moral dan spiritual. Staf pengajar yang mampu
menjaga integritas pribadi tentu akan lebih berwibawa untuk mengantarkan peserta
didiknya menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan. Kompetensi lain yang
33. juga diperlukan tenaga pengajar, terutama tenaga pengajar bidang sosial dan pendidikan
nilai adalah kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi kemasyarakatan adalah
kemampuan tenaga pengajar sebagai pribadi untuk hidup dan berperan aktif dalam
kehidupan masyarakatnya. Dalam kaitannya dengan pengembangan iklim demokrasi di
dalam kelas, maka tenaga pendidik harus memiliki wawasan yang luas serta pengalaman
bermasyarakat. Masyarakat bagi pendidikan adalah salah satu sumber belajar yang
penting yang harus terus dipelajari dan dikaji sebagai persiapan peserta didik hidup d
i
dalamnya. Apalagi demokrasi bukanlah warisan melainkan diperoleh dan didapatkan
melalui proses pembelajaran (learning). Sedangkan berkaitan dengan pencapaian tujua
n
belajar, disamping harus dipersiapkan melalui pengembangan materi ajar, juga perlu
dilakukan dengan pengembangan metode pembelajaran. Metode konvensional seperti
ceramah, perlu divariasikan dengan metode lain yang lebih demokratis dan dengan
komunikasi dua arah sehingga dapat menggali dan mengembangkan potensi dan
kreativitas anak didik. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengembangkan
pendidikan yang demokratis ini antara lain active learning, pembelajaran siswa aktif,
maupun pembelajaran portofolio.
9. Gagasan/ Pemikiran Untuk Mengatasi Memudarnya Jati Diri Bangsa
Eksistensi bangsa dan negara dalam era global. Ada dua pendapat dalam
menjawab pertanyaan bagaimana eksistensi sebuah bangsa dan negara dalam era global
dan masing-masing pendapat tersebut mempunyai argumentasi yang sama-sama kuat.
Pendapat pertama menyatakan bahwa globalisasi tidak mengurangi eksistensi organisasi
negara dan, pendapat kedua menyatakan bahwa eksistensi organisasi negara menjadi
berkurang di era global. Presiden Indonesia keempat dalam menjalankan pemerintahan
percaya terhadap pendapat bahwa good government is less government atau pemerint
ah
yang baik adalah pemerintah yang sedikit mungkin mengatur masyarakat (memerintah).
Pendapat ini bukan sama sekali baru. Banyak pemikiran tentang peran pemerintah
menyatakan hal yang sama. Hal ini menimbulkan perdebatan lama tentang seberapa besar
seharusnya peran pemerintah dalam mengatur masyarakat dan seberapa besar hak dan
kebebasan yang dimiliki masyarakat dan tidak dapat diintervensi oleh pemerintah
(negara). Pendapat semacam ini muncul karena dikotomi rakyat dan negara. Sehinga
konklusinya, negara dinyatakan kuat apabila masyarakat lemah, dan sebaiknya negara
lemah apabila masyarakat terlalu kuat. Bila pendapat ini benar maka negara yang kuat
akan melakukan berbagai regulasi untuk mencapai tujuan-tujuan negara dengan
mereduksi hak-hak masyarakat. Tujuan itu misalnya berkaitan dengan tujuan
pembangunan ekonomi, industri, moneter, pendidikan, perdagangan, pertahanan
keamanan, politik, sosial dan budaya. Regulasi negara terhadap berbagai aspek
kehidupan masyarakat ini akan mengurangi kebebasan partisipasi masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan tersebut. Akibatnya masyarakat merasa terkekang dan
kehidupan politik menjadi tidak demokratis ketika negara terlalu kuat. Sebaliknya apabila
negara lemah dan individu-individu dalam masyarakat menjadi kuat maka inisiatif
masyarakat menjadi begitu berpengaruh terhadap keputusan dan pemenuhan kebutuha
n
34. bersama. Di Indonesia, otonomi daerah adalah sebagai salah satu bentuk penguatan da
n
pemberdayaan masyarakat lokal dan masyarakat pada umumnya. Sekalipun dampak
negatifnya sudah tampak misalnya pindahnya KKN dari pusat ke daerah, munculnya
“raja-raja” kecil di daerah, naiknya jumlah dan jenis pajak daerah sehingga beban
masyarakat menjadi semakin berat. Hal ini tentu tidak sejalan dengan tujuan dari otonomi
daerah itu sendiri untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya
alam dan manusia untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat di daerah. Di tingkat
global, negara yang kuat akan mengakibatkan sulitnya intervensi negara asing terhada
p
negara tersebut karena setiap bantuan serta negara atau lembaga asing tidak dapat
langsung diberikan kepada masyarakat sehingga di masa lalu kebocoran dana
pembangunan sangat besar. Perlu kiranya dipahami bahwa bantuan asing hampir selalu
disertai misi untuk melindungi dan membentuk citra (image) yang baik terhadap lembaga
dan kepentingan negara tersebut di negara yang diberi bantuan. Dengan kata lain, bantuan
yang diberikan oleh negara donor tidaklah gratis. Ada pamrih. Bahkan ada
kecenderungan berbagai hutang/bantuan luar negeri menjadi perangkap ketergantunga
n
negara periferal terhadap negara center, negara marginal terhadap negara dominan,
negara miskin terhadap negara kaya (Rachbini, 1995). Demikian juga globalisasi tidak
lepas dari desain negara maju dalam rangka memenuhi kepentingan ekonomi dan
industrinya. Isu demokrasi, hak asasi manusia (HAM), gender, pluralisme dan
multikulturalisme harus dipandang sebagai bagian dari desain hegemoni negara maju
terhadap negara berkembang. Karena Amerika Serikat sebagai kampiun demokrasi,
belakangan ini tidak dapat lagi menjadi contoh bagi demokrasi karena menggunakan
standar ganda dalam isu penegakan HAM. Demikian juga dalam isu globalisasi, di satu
sisi merupakan hal yang tidak bisa dihindari namun di sisi lain tidak semua
konsekuensinya baik. Isu demokrasi, pluralisme dan multikulturalisme pun pantas diberi
catatan karena isu tersebut bila tidak dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip equity
(keadilan) dan equality (persamaan) sehingga isu tersebut menjadi kehilangan makna.
Sebagaimana dikemukakan di muka, sekalipun tidak semua konsekuensi globalisasi baik
bahkan banyak masyarakat negara menolak, termasuk masyarakat Eropa sendiri, namun
bagi bangsa Indonesia globalisasi merupakan hal yang suka tidak suka, mau tidak mau
harus diterima kehadirannya. Namun perlunya kiranya dikembangkan strategi
kebudayaan untuk meminimalisir dampak globalisasi yang merugikan. Strategi
kebudayan ini dikembangkan berdasarkan komitmen masyarakat bangsa untuk
mendahulukan kepentingan nasional dalam mengadakan interaksi ataupun kerjasama
dengan negara bangsa lain. Bila di era globalisasi semakin peran negara semakin
berkurang, maka fungsi filter terhadap kebudayaan dan pengaruh asing yang merusak
dapat efektif dilakukan oleh individu-individu dalam masyarakat.
Globalisasi dapat mereduksi eksistensi negara dari organisasi negara yang kuat
menjadi organisasi negara yang lemah. Namun eksistensi masyarakat yang semakin kuat
di era otonomi ini bila tidak dibarengi dengan kemajuan yang berarti dalam etika dan
perilaku masyarakat tentu akan menjadi hambatan. Masyarakat yang diharapkan semakin
mendukung otonomi daerah yang disemangati oleh prinsip demokratisasi dan penguatan
partisipasi masyarakat daerah dalam mengelola kekayaan dan sumber daya daerah untuk
35. kesejahteraan masyarakat daerah, dapat terpinggirkan kembali. Jejaring globalisasi jug
a
telah merambah ke daerah antara lain dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang
memberikan peluang bagi daerah untuk mengadakan kerjasama luar negeri dan pinjaman
luar negeri. Dengan demikian semakin diperlukan pemerintahan daerah yang kuat baik
secara legitimasi (politik), SDM, maupun manajemen (akuntabilitas). Sedangkan di sisi
lain, filter terhadap pengaruh budaya asing yang merusak lebih banyak tergantung kepada
kemampuan individu-individu dalam memilih mana yang baik dan yang tidak baik.
Dengan demikian pembentukan manusia yang otonom secara sosial, politik dan ekonomi
akan menjadi kontrol yang efektif dari dampak negatif globalisasi.
36. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan social budaya pada
masyarakat
a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling
berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah
dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari
kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan
budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu
kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b .Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka
pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini
akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan
masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c . Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang
untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu
untuk menghasilkan karya-karya lain.
d .Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak
pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial
budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal
baru yang kreatif.
37. e . Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal
yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi
mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan
sesamanya.Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat
mengembangkan kemampuan dirinya.
f . Heterogenitas Penduduk
Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras,
dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat
menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong
terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya
untuk mencapai keselarasan sosial.
g . Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat
selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru
yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
h. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat
menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi
untuk mengubahnya.
i .Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki
Hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya
yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
38. Tipe – Tipe Masyarakat dalam Menyikapi Perubahan
a.Masyarakat Terbuka
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu:
1.Masyarakat yang Menerima Perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan
sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilainilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka,
sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma
sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini
tergolong masyarakat modern
berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern:
1.Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk
perubahan
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataan
2. Masyarakat yang Menerima Perubahan Tanpa Seleksi
Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan
lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia
barat.Hal ini karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju
dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang
datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua
unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI
39. Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan
bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai
dan norma bangsa Indonesia.
Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang
datang dari Barat itu modern.Westernisasi harus kita tolak.Kita bukan orang
Barat, tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan normanorma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada
di Barat.
b. Masyarakat Tertutup
Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa
perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka
menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan
namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau menerimanya sama sekali.
Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami
perubahan, kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan
berupa daun-daunan, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain
(nomaden) bahkan mereka belum menggunakan pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup
1.Tak mau kehilangan budaya aslinya
2.Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
3.Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
4.Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
5.Mobilitas sosial rendah
Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
Kita telah belajar tentang perubahan sosial budaya dan globalisasi beserta
dampak perubahan sosial budaya dan globalisasi.Perubahan sosial budaya
pada masyarakat menimbulkan adanya perilaku positif dan negatif. Berikut
ini beberapa contohnya
A.Perilaku Positif Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
1.Percaya Pada Diri Sendiri
40. Orang yang percaya diri tidak membiarkan kebiasaan lama, orang lain, dan
kondisi lingkungan mendikte nasibnya.Dia menunjukkan sikap dan
menentukan diri sendiri arah hidupnya.Ia tak pernah terkurung adalam
ketakutan, melainkan selalu berusaha melakukan tindakan membangun.
Orang seperti ini melihat perubahan sebagai sesuatau yang wajar.Perubahan
adalah tantangan dan kesempatan untuk berkembang.Ia juga yakin bahwa ia
dapat melewati setiap tantangan sebagai dampak dari perubahan itu
Orang yang percaya diri akan meniali dirinya secara jujur. Ia sadar akan
semua aset berharga dalam dirinya dan selalu berusaha menemukan aset lain
yang belum dikembangkan. Ia juga membuat analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunity, Threats atau kekuatan, kelemahan, kesempatan
dan ancaman) dalam dirinya.
Hasil dari analisis ini digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi
pengembangan diri yang lebih realistis
2. Berpikir Rasional
Menurut Habermas, rasionalitas adalah kemampuan berpikir secara logis
dan analitis. Berpikir secara analitis berarti berusaha menyelidiki suatu
peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Cara berpikir rasional
merupakan cara berpikir dimana orang mempertimbangkan akal budinya
dalam memutuskan sesuatu.
Orang seperti ini tak menerima begitu saja sebuah unsur baru.Ia akan selalu
menyelidikinya dan mempertimbangkannya.
Orang seperti ini akan cenderung mudah menerima sesuatu yang masuk
akal. Bila perubahan itu mengarah pada sesuatau yang baik, yang masuk akal
ia akan menerima perubahan itu.
Bila perubahan itu tidak masuk akal, dan negatif ia akan dengan segera
menolaknya
3. Terbuka Pada Inovasi
41. Orang yang terbuka pada inovasi akan cenderung dinamis dan mudah
berubah. Karena ia senantiasa terdorong untuk lebih dalam mengetahui
inovasi baru dan dengan segera mempelajarinya.
Semakin terbuka seseorang terhadap suatu inovasi, semakin besar pula
perubahan yang mungkin terjadi
B. Perilaku Negatif Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
1.Penyalahgunaan Teknologi
teknologi disisi lain dapat memudahkan dan membantu kehidupan manusia
jika digunakan secara bijaksana. Akan tetapi ketika teknologi digunakan
secara tidak bijaksana, akan menimbulkan dampak negatif. Misalnya saja
teknologi internet digunakan oleh sebagian orang untuk pornografi dan
melakukan kejahatan di dunia maya
2. Perilaku Kebarat-Baratan
Westernisasi adalah suatu asimilasi kebudayaan barat atau proses soosial
yang memperkenalkan kebiasaan dan praktik-praktik peradaban Barat. Hal
ini terjadi karena mereka menganggap semua yang dari Barat
modern.Mereka bertingkah seperti orang Barat agar dianggap modern.
Buktinya yaitu gaya hidup mereka yang ala barat, mulai dari cara berpakaian
hingga pola makan.
Bila diamati, budaya Barat berpotensi mengubah cara berpikir, cara
bekerja, dan cara hidup kita. Ketiga aspek ini tak semuanya negatif atau
positif. Dari ketiga aspek itu, cara hidup lebih cepat berubah daripada cara
berpikir ataupun cara bekerja. Tanpa sadar masyarakat membiarkan
kebudayaan Baratmengubah pola hidup mereka. Gaya hidup masyarakat
yang khas sudah mulai menghilang
3. Konsumerisme
Konsumerisme merupakan sikap atau perilaku suka membeli barang untuk
mendapatkan prestise atau gengsi tertentu, tanpa memperhatikan
kegunaanya. Perilaku seperti ini lebih mendahulukan pemenuhan keinginan
dengan gaya hidup mewah daripada pemenuhan kebutuhan pokok.
Dampak Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
42. a.Integrasi Sosial
Manusia atau masyarakat menemukan sistem nilai dan falsafah hidup baru.
Apabila hal ini terjai, maka unsur-unsur yang berbeda dapat saling
menyesuaikan, berarti yang terjadi adalah integrasi sosial
b. Disintegrasi Sosial
Disintegrasi sosial terjadi ketika unsur-unsur sosial yang berbeda yang ada
dalam masyarakat tidak mampu menyesuaikan diri satu sama lain. Ketika
unsur sosial yang satu memaksakan diri, maka unsur sosial yang lainnya akan
memberontak atau melawan.
gejala disintegrasi sosial antara lain sebagai berikut:
1.Tidak adanya persamaan pandangan mengenai tujuan semula yang ingin
dicapai.
2.Norma-norma masyarakat mulai tidak berfungsi dengan baik sebagai alat
pengendalian sosial demi mencapai tujuan bersama.
3.Terjadi pertentangan antarnorma-norma yang ada dalam masyarakat.
4.Sanksi yang diberikan kepad pelanggar norma tidak dilaksanakan secara
konsekuen.
5.Tindakan-tindakan warga masyarakat tidaklagi sesuai dengan normanorma yang berlaku dalam masyarakat.
6.Terjadi proses-proses sosial yang bersifat disosiatif
Bentuk-Bentuk Disintegrasi Sosial
1.Aksi protes dan demonstrasi
2.Kriminalitas
3.Kenakalan remaja
4.Pelacuran
5.Pergolakan daerah
Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
a.Sikap Positif terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
1.Terbuka (Open Minded)
Masyarakat dapat bersikap terbuka pada perubahan sosial budaya.
Masyarakat akan memperhatikan sesuatu yang baru yang ada disekitar
mereka. Setelah itu mereka melakukan seleksi akan pengaruh tersebut.
43. Bangsa Indonesia sejak dulu merupakan bangsa yang terbuka terhadap
budaya dari luar.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya asimilasi maupun
akulturasi yang ada di Indonesia.Kebudayaan Betawi misalnya, merupakan
asimilasi dari kebudayaan Indonesia, Melayu, Cina, Timur Tengah dan Eropa.
Antisipatif
Antisipatif adalah sikap tanggap terhadap sesuatu yang sedang dan akan
terjadi. Setelah bersikap terbuka dengan perubahan yang terjadi, kita juga
harus tanggap terhadap kemungkinan-kemungkinan dan fenomena yang
terjadi
Selektif
Selektif memiliki dua makna, yang pertama melalui seleksi atau penyaringan,
yang kedua mempunyai daya pilih.
Setelah mengetahui bahwa suatu perubahan sosial budaya memiliki
pengaruh baik atau buruk, masyarakat kemudian melakukan proses seleksi
yakni memilih pengaruh manakah yang memberikan manfaat besar bagi
dirinya ataupun orang lain
Adaptif
Apabila seseorang telah memutuskan bahwa suatu kebudayaan telah
membawa pengaruh positif bagi dirinya dan orang lain, ia akan menyesuaikan
diri dengan perubahan tersebut.
Dengan cara seperti itu, ia akan mudah mengikuti dan menyerap perubahan
itu
Tidak Meninggalkan Kebudayaan Asli
Meski kita telah menerima kebudayaan dari luar, dan telah beradaptasi
dengan kebudayaan tersebut.Hendaklah kebudayaan asli kita senantiasa kita
jaga dan lestarikan agar jangan sampai hilang. Karena kebudayaan asli kita
adalah suatu yang unik dan memiliki nilai yang tinggi
Sikap Negatif terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
1.Tertutup dan Curiga
44. Sikap tertutup biasanya dimiliki oleh masyarakat yang sudah terlanjur
menikmati dan tenang berada di dalam kebudayaannya yang mapan. Mereka
akan merasa tidak senang apabila ada pengaruh kebudayaan lain yang
mencoba masuk kedalamnya.
Perubahan sosial budaya yang masuk dianggap akan merusak tatanan yang
ada. Sikap tertutup dan curiga ini merupakan salah satu ciri masyarakat
tradisional
Acuh tak Acuh dan Apatis
Sikap ini mirip dengan sikap tertutup.Hanya saja sikap ini memiliki
perbedaan dengan sikap tertutup dalam hal merasakan perubahan yang
datang. Sikap tertutup, masyarakatnya merasakan penuh pengaruh
perubahan itu, akan tetapi sikap acuh tak acuh dan apatis ini masyarakat atau
individu belum tentu merasakan pengaruh perubahan.
Pada sikap acuh tak acuh ini, masyarakat tak mau tahu dengan apa yang
sedang terjadi, karena pengaruh yang ada tak berdampak apa-apa pada
dirinya.
Tidak Selektif dan Tidak Berinisiatif
Tidak selektif berarti tak mampu memilah-milah pengaruh perubahan sosial
budaya manakah yang bermanfaat atau tidak bagi dirinya.
Tidak inisiatif berarti tidak memiliki ide atau prakarsa untuk berbuat
sesuatu. Segala sesuatunya ditentukan oleh pihak lain. Dalam menghadapi
perubahan sosial budaya, orang yang punya inisiatif akan mudah diombangambingkan pengaruh dari luar dirinya