Survei menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan SBY-Budiono umumnya buruk, dimana 70,8% responden menilai kinerja mereka buruk atau sangat buruk. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan pemerintahan yang lemah dan sering tersandera kepentingan partai koalisi."
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP PARPOL DAN CALON PRESIDENT PADA PEMILU 2014
1. HASIL SURVEY
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP
KEPEMIMPINAN SBY-BUDIONO DAN PARPOL
HASIL PEMILU 2009
DAN
JAJAK PENDAPAT MASYARAKAT TERHADAP
PARPOL DAN CALON PRESIDENT
PADA PEMILU 2014
Survey dilakukan pada 3 January 2014 s/d 21 January 2014
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
2. Latar Belakang
•
Kepemimpinan nasional di Indonesia yang telah berganti-ganti sebanyak enam kali,
ternyata cukup berpengaruh terhadap kehidupan rakyat Indonesia, sehingga
menimbulkan persepsi dan partisipasi yang berbeda pula pada setiap masa
kepemimpinannya, terutama pada era kepemimpinan saat ini (Susilo Bambang
Yudhoyono – Boediono), dimana keadaan ekonomi yang semakin sulit dengan naiknya
harga BBM dan tarif dasar listrik, ketergantungan import pangan, keadaan keamanan
yang kurang stabil, kebebasan agama yang ternodai, kedaulatan negara dan martabat
negara yang sering dilecehkan oleh luar negeri, perlindungan terhadap TKI yang
bekerja diluar negeri, berkembangnya mafia huku dan peradilan serta berbagai kasus
korupsi yang terungkap, makin banyaknya elit partai politik yang terjerat dalam
berbagai kasus korupsi serta ketidak kompakan kabinet yang dipimpin SBY-Boediono
menjadikan tingkat keyakinan masyarakat terhadap sang pemimpin berkurang dan
bahkan dapat berubah menjadi krisis kepercayaan.
•
Melihat fenomena yang terjadi, maka penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana
tingkat penilaian dan persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan Susilo Bambang
Yudhoyono – Boediono serta tingkat penilaian dan persepsi masyarakat terhadap
partai politik dan elit politik yang berada di partai politik terutama yang ada di kabinet
Kabinet Sby-Boediono dan DPR terhadap berbagai permasalah ekonomi keamanan,
penegakan hukum dan sosial politik yang dirasa belum menunjukkan hasil-hasil yang
cukup signifikan seperti pada saat janji janji di pemilu 2009.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
Soedarsono
3. Latar Belakang
• Berbicara mengenai kepemimpinan nasional di Indonesia, tentulah bukan
hal yang asing lagi, terlebih Republik Indonesia merupakan suatu negara
besar dengan sejarah kepemimpinan nasional yang khas pada masanya.
Mulai dari masa kepemimpinan Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie
Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan yang terakhir kini
tengah memimpin untuk dua kali priode yaitu Susilo Bambang Yudhoyono,
kesemuanya itu memiliki karakter yang berbeda-beda pula, terutama
dalam menentukan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang
menyangkut seluruh rakyat Indonesia demi memperjuangkan kehidupan
masyarakat Indonesia.
• Begitu juga berbicara mengenai Parpol pemenang pemilu dimana sejak
reformasi tidak ada partai yang berhasil berturut turut menjadi pemenang
pemilu pada setiap perhelatan pemilu seperti pemilu tahun 1999 dimana
PDIP keluar sebagai pemenangnya, Tahun 2004 Partai Golkar, tahun 2009
dimenangkan oleh partai Demokrat ini bisa diartikan adanya hubungan
yang signifikan terhadap pilihan masyarakat kepada parpol terhadap
kinerja partai politiik di parlemen serta perilaku kadernya
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
Soedarsono
4. Latar Belakang
• Pemilu legislative 2014 kurang dari 3 bulan lagi dan pemilu 2014
akan menjadi suatu hasil ukuran penilaian masyarakat terhadap
pemerintahan SBY-Boediono, DPR dan Parpol peserta Pemilu
selama menjalankan pemerintahan pada periode 2009-2014.
• Dan jelang pemilu 2014 yang kurang dari 3 bulan lagi, tentu saja
melalui penelitian yang cermat akan memotret persepsi dan opini
masyarakat, dengan mengunakan survey diharapakan memberikan
gambaran yang jelas tentang calon presiden yang diinginkan dan
diharapankan masyarakat untuk dapat meyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat akibat dari kinerja
pemerintahan SBY-Boediono dan Kinerja DPR –RI periode 20042009.
• Dari hasil survey di masyarakat juga diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang tokoh mana dan parpol mana yang akan dipilih
dan di campakan oleh masyarakat pada pemilu 2014.
• Sekarang ini dan ke depan memang Indonesia memerlukan PARPOL
dan PEMIMPIN YANG BERSIH serta KEPEMIMPINAN YANG KUAT
DAN TEGAS untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
Soedarsono
5. Metode Penelitian
• Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Untuk penarikan
sampel, penelitian ini menggunakan metode Multistage random sampling
dengan menarik jumlah sampel yang ditentukan dari populasi jumlah
daftar pemilih tetap pemilu 2014 yang sudah ditentukan oleh KPU
sejumlah yaitu 186.612.255 pemilih.
• Dengan jumlah sample ditetapkan 3274 tetapi yang berhasil dianalisis
sebanyak 3256 sampel, dikarenakan jawaban tidak jelas dan tidak
kembalinya jawaban responden. Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode multistage random sampling. Sampel berasal dari seluruh
kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang terdistribusi secara
proporsional.
• Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara
yang telah dilatih. Dengan jumlah sampel sebanyak 3256, toleransi
kesalahan (margin of error) survei ini adalah sebesar +/- 1,72% pada
tingkat kepercayaan 95%.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
Soedarsono
6. Teknik Penarikan sample
Shi =рi /Pn x Уqx f
Shi
pi
Pn
Уq
f
: Sample Purposive
: Proporsi Penduduk atau Rumah Tangga pada record ke-i
: Proporsi Penduduk atau Rumah Tangga secara nasional
: Quota sampling yang ditentukan
: Proporsi sample yang ditentukan
xhi : Shi / mh
xhi :sample terpilih dalam stratum :jumlah sample per kabupaten
mh: jumlah blok sensus = jumlah kabupaten /kota dala setiap provinsi
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
7. Teknik Penarikan Sample
• Stratifikasi 1 : Populasi dikelompokkan menurut provinsi kemudian
ditentukan Jumlah prosentase perbandingan jumlah setiap DPT
Provinsi terhadap DPT Nasional.
• Stratifikasi 2 : Hasil prosentase perbandingan DPT Provinsi dan DPT
Nasional ditetapkan secara purposive dengan dikalikan dengan bilangan
quota sampling sejumlah 100 dan dikalikan dengan 33 pemilih tetap .
• Stratifikasi 3 : Hasil perkalian 33 pemilih tetap dengan jumlah prosentase
DPT setiap provinsi terhadap DPT nasional disebarkan secara merata
pada pada setiap kabupaten dengan formulasi berdasarkan prosentase
hasil perbandingan DPT Kabupaten/Kota terhadap DPT Provinsi.
• Populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50%
perempuan.
• Populasi dikelompokan ke dalam kategori yang tinggal di pedesaan
(desa, 51%) dan perkotaan (kelurahan, 49%).
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
10. Kerangka Teori
Persepsi :
• merupakan suatu proses perjalanan sejak dikenalnya suatu
objek melalui organ-organ indera sampai diperolehnya
gambaran yang jelas dan dapat dimengerti serta
diterimanya objek tersebut dalam kesadaran kita. Persepsi
sendiri mencakup dua proses kerja yang saling berkaitan,
pertama, menerima kesan melalui penglihatan, sentuhan
dan inderawi, kedua, penafsiran penetapan arti kesankesan inderawi tadi. Tiga syarat yang harus dipenuhi agar
individu dapat menyadari persepsi dan mengadakan
persepsi, yaitu adanya objek yang dipersepsikan, alat
indera/ reseptor, serta perhatian.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
11. Kerangka Teori
Masyarakat :
• sebagai komponen interaksi, yaitu interaksi antara
pemerintah, DPR, Parpol, Kader Parpol dan masyarakat,
diantara lembaga-lembaga pemerintah, serta diantara
kelompok dan individu dala masyarakat, dalam rangka
proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan
keputusan pada dasarnya merupakan perilaku politik.
Masyarakat berhak mempengaruhi proses pembuatan
dan pelaksanaan keputusan, karena keputusan
pemerintah sangat mempengaruhi kehidupan warga
masyarakat.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
12. Kerangka Teori
Kepemimpinan nasional :
• Bahwa kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih
merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi
internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan
atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang
perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi
dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace)
dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap
ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan
dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi
pemimpin sejati. Jadi, pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan
yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
13. Kerangka Teori
Partai Politik adalah
• suatu kelompok yang teroganisir yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai
dan cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) secara konstitusionil untuk
melaksankan kebijaksanan-kebijaksanaan mereka. (menurut Mariam Budiarjo
dalam bukunya dasar-dasar Ilmu Politik).
• Partai politik menghimpun berbagai masukan ,ide dari berbagai lapisan
masyarakat. Asfirasi ini kemudian digabungkan. Proses penggabungan ini sering
disebut sebagai “penggabungan kepentingan” (intres aggregation). Setelah
berbegai gagasan, ide, kepentingan tersebut digabungkan , selanjutnya berebagai
kepentingan tersebut disusun dan rumuskan secarat sistematik dan teratur, proses
ini sering disebut dengan perumusan kepentingan (articulation Intrest). Rumusan
tersebut kemudian di jadikan propram partai yang akan di perjuangkan dan
disampaikan kepada pemerintah untuk dijadikan suatu kebijakan umum. Selain
komunikasi yang demikian, partai politik juga berperan sebagai wadah untuk
menyebarluaskan kebijakan pemerintah dan mendiskusikannya. Dengan demikian
terjadi dialog baik dari bawah keatas maupun dari atas kebawah. Peran yang
demikian, menempatkan partai politik sebagai perantara atau penghubung antara
masyarakat dengan pemerintah dalam suatu ide-ide atau gagasan gagasan.
• Partai Politik berusaha untuk memperoleh kekuasaan yang pada giliranya akan
dipergunakan untuk mengendalikan/mengontrol jalannya roda pemerintahan
dalam usahanya merealisir atau mewujudkan program-program yang telah
ditetapkan.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
.
2014
14. Pendapat Publik Tentang Kinerja
Pemerintahan SBY –Budiono
Sari
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
15. Persepsi Kognitif Masyarakat Terhadap Performance
selama Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
16. Persepsi Affektif Masyarakat Terhadap Kebijakan Umum
yang diterapkan selama Pemerintah SBY –Boediono (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
17. Persepsi Evaluatif Masyarakat Terhadap Kepemimpinan dan
Kebijakan Umum Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
18. Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan-kebijakan
Pemerintahan SBY-Boediono dalam berbagai bidang (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
19. Temuan Survey
•
•
•
Dari responden yang diteliti, tiap-tiap responden memiliki penilaiannya masing-masing
mengenai pengenalan/ pengetahuan mereka terhadap SBY–Boediono yang secara umum
akan bermuara pada performance sang Kepemimpinan SBY-Boediono tersebut.dari
temuan survey didapati bahwa performance SBY –Budiono 70,8% persepsi masyarakat
mengatakan performance SBY Boediono buruk dan sangat buruk, hal ini terbukti dengan
pemerintahan yang lemah dan ragu ragu, serta sering tersandera oleh partai politik yang
berkoalisi dalam pemerintahan SBY-Boediono.
Sinergi pemimpin dan yang dipimpin serta kerjasama team dalam kabinet SBY–Boediono
kadang tidak berlangsung secara kondusif dalam menentukan kebijakan umum serta sering
tumpah tindih antar kementerian. Hal ini tercermin dari jawaban responden tentang
Persepsi Affektif Masyarakat Terhadap Kebijakan Umum yang diterapkan selama
Pemerintah SBY–BOEDIONO yang menilai 53,2% buruk seperti dalam kasus penetapan
kenaikan harga elpiji yang tidak terkordinasi dengan baik sedangkan yang menilai baik
hanya 37,5%.
Penilaian akhir masyarakat terhadap kepemimpinan SBY-Boediono melalui kebijakankebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah selama mereka menjabat sebagai pemimpin
suatu bangsa dan negara tidak serta merta menimbulkan kesan baik dan positif dan ini
terbukti dari jawaban masyarakat 69,8 % yang mengatakan kebijakan kebijakan SBY–
Boediono buruk dan merugikan masyrakat, seperti kebijakan import pangan yang
dilakukan disaat panen raya, kebijakan terhadap daftar investasi yang diperbolehkan oleh
investor asing yang kurang melindungi ketahanan dan pertahanan nasional
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
21. Persepsi Kognitif Masyarakat Terhadap Performance Parpol yang terwakili
oleh anggotanya atau kadernya di DPR-RI (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
22. Persepsi Affektif Masyarakat Terhadap Kebijakan Umum yang diambil oleh
Parpol yang terwakili di DPR-RI (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
23. Persepsi Evaluatif Masyarakat Terhadap Parpol yang terwakili di DPR-RI
yang paling banyak terlibat tindak pidana korupsi (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
24. Persepsi Evaluatif Masyarakat Terhadap Parpol yang terwakili di DPR-RI yang
sering membantu dan berpihak pada kepentingan masyarakat banyak (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
25. Temuan Survey
•
•
•
Penilaian masyarakat terhadap Parpol yang ada di di DPR –RI buruk dan sangat buruk. Hal
ini didapati dari temuan survei bahwa masyarakat 87,2% mengenal dan mengetahui
Performance Parpol yang ada di DPR –RI Buruk artinya Masyarakat sangat mengetahui
sekali tingkah laku para anggota DPR yang sering muncul di media massa tidak
mencerminkan harapan masyarakat seperti banyak aanggota DPR yang terlibat korupsi,
skandal sex, tidur pada saat sidang, takut dengan pimpinan parpolnya bertengkar dan
berbicara tidak sopan. Dari sini dapat disimpulkan Peran media massa sangat efektif dan
membantu masyarakat dalam mengenal dan mengetahui tentang performance anggota
DPR –RI.
Sementara dari temuan survei didapati bahwa anggota DPR yang paling banyak melakukan
korupsi bertengger pada urutan pertama yaitu Anggota DPR-RI dari partai Demokrat yaitu
34,3% dan disusul oleh PKS dengan 20,2%, Partai Golkar dengan skors 15,9%, temuan ini
sangat signifikan dengan terus dideranya anggota DPR RI partai Demokrat yang banyak
terlibat korupsi mulai dari Hambalang dan menyusul kasus tertangkap ketua SKK Migas
serta kemungkinan putra SBY yang akan di periksa oleh KPK dalam kasus Hambalang.
PKS yang hanya tertangkap satu kali saja oleh KPK dan salah satu angota DPR nya yang
terlibat kredit fiktif bank century (Misbhakum) walau akhirnya divonis bebas, tetapi
pemberitaan yang sangat massive dan banyaknya anggota DPR dari PKS yang coba
mengelak dari kasus import sapi tidak bisa merubah persepsi masyarakat bahwa PKS
adalah partai yang dianggap korup oleh 20,2% masyarakat.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
26. Temuan Survey
•
Sementara Partai Golkar dipersepsikan oleh masyarakat dengan 15,9% sebagai partai korup
karena ada beberapa anggota DPR nya yang tertangkap tangan oleh KPK seperti dalam
kasus gratifikasi ketua MK, kasus Dinasti Ratu Atut dan korupsi pengadaan Al Qur’an, serta
dugaan keterlibatan bendahara Golkar Setya novanto dalam proyek multiyears di Riau,
juga kasus Gubernur Riau Rusli Zanal dalam Penyelenggaraan PON.
•
PDIP dipersepsikan oleh 12,5% masyarakat dari 3256 orang sebagai partai Korup nomor 4
disebabkan mulai diotak atiknya bendahara Partai PDIP yang diduga menerima atau
kecipretan dari proyek Hambalang serta satu anggota DPR RI PDIP yang tertangkap KPK
dalam kasus proyek PLN hal ini tertolong karena kurangnya pemberitaan oleh Media Massa
dibandingkan PKS.
•
Gerindra menjadi partai yang bertengger pada urutan terakhir sebagai partai yang paling
korup atau menjadi partai yang paling dipersepsikan oleh masyarakat sebagai partai bersih
dengan 1,8 % saja, yang mengatakan anggota DPR RI Gerindra dipersepsikan terlibat
korupsi hal ini karena sering ada pemberitaan dugaan korupsi pengadaan simulator POLRI
yang coba dihubung hubungkan dengan anggota DPR Gerindra , demikian juga HANURA
yang menepati kedua terakhir sebagai parati terkorup dengan 2,5%.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
27. Temuan Survey
•
•
•
•
Partai GOLKAR sebagai partai anggota DPR RI nya berada pada urutan nomor satu
dipersepsikan oleh masyarakat sebagai partai yang dianggap sering membantu dan
berpihak pada kepentingan masyarakat banyak hal ini tercermin dari temuan survei yaitu
24,2% dari 3256 orang yang disurvey menjawab Partai GOLKAR sering membantu dan
berpihak pada kepentingan masyarakat jika di DPR –RI , seperti dalam hal kenaikan BBM,
Mafia Pajak, Kasus Bank Century, kenaikan harga elpiji 12 kg, hingga pembelaan pada
masyarakat yang mengadu di DPR RI.
PDIP dipersepsikan oleh 23,5% dari 3256 orang sebagai partai sering membantu dan
berpihak pada kepentingan masyarakat hal ini disebabkan posisi PDIP yang konsisten
dengan berposisi sebagai partai oposisi dengan menolak kenaikan BBM, Tarif dasar Listrik
dan memperjuangkan nasib buruh/pekerja.
Gerindra dipersepsikan oleh 22,8 % dari 3256 orang sebagai partai sering membantu dan
berpihak pada kepentingan masyarakat hal ini disebabkan posisi Gerindra yang konsisten
dengan berposisi sebagai partai oposisi dengan menolak kenaikan BBM, Tarif Dasar Listrik,
penolakan pembangunan Gedung DPR serta memperjuangkan nasib buruh/pekerja.
Partai Demokrat dipersepsikan sebagai partai yang sangat tidak berpihak pada kepentingan
masyarakat banyak dan dari temuan survei hanya 2,1% dari 3256 orang saja yang
mengatakan Paratai Demokrat sering membantu masyarakat dan berpihak pada
kepentingan masyarakat seperti mendukung kenaikan BBM, Kenaikan elpiji , menolak
dibukannya kasus korupsi Bank Century dan menaikan tarif dasar listrik dll.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
29. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Parpol
yang menjadi peserta Pemilu 2104 (%)
Dalam Temuan Survey didapati 67,2 % masyarakat memliki pengetahuan yang cukup
baik terhadap partai politik peserta Pemilu pada tahu 2014, sedangkan yang tidak
tahu hanya 33,8 %, artinya selama mendekati pemilu sosialisasi yang dilakukan oleh
parpol melalui calegnya dan media massa hanya bisa dikenal dan diketahui oleh
masyarakat sebesar 67,2 %
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
30. Dasar yang menjadi Pilihan Masyarakat kepada Partai Politik
pada pemilu 2014 (%)
Dalam survey didapati bahwa masyarakat dalam menentukan pilihannya
terhadap partai politik peserta pemilu 2014 faktor tokoh dalam parpol yang
paling tinggi yang menjadi dasar masyarakat melakukan pilihan yaitu 64,5 %
dibandingkan memilih berdasarkan partai politiiknya
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
31. Partai Politik yang paling disukai oleh Masyarakat
berdasarkan Jenis Kelamin Pemilih (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
32. Temuan Survey
•
•
•
•
•
Dalam temuan survey dari 1.119 masyarakat berjenis kelamin wanita 33,6 % paling meyukai
Partai Gerindra sedangkan sedangkan PDIP hanya 20,7 % disukai oleh pemilih wanita, Golkar
15,7%, sedangkan Partai Demokrat hanya disukai oleh pemilih wanita 2,9% dari 1.119 wanita,
sedangkan PKS yang paling terkecil disukai oleh wanita yaitu 1,1 % dari 1.119 wanita. Nasdem
yang merupakan partai debutan baru ternyata cukup disukai wanita yaitu 8,3%.
Tingginya kesukaan wanita terhadap Partai Gerindra karena partai Gerindra adalah partai yang
paling bersih dari korupsi serta punya program ekonomi yang jelas hal ini mempunyai hubungan
yang kuat dengan keadaan ekonomi rumah tangga yang buruk yang dialami masyarakat dimana
kaum wanita yang setiap hari merasakan sulitnya keadaaan ekonomi dan kesulitan membagi bagi
pos-pos belanja untuk rumahtangga karena tingginya harga haraga kebutuhan hidup yang tidak
sebanding dengan pendapatan suaminya dan mempunyai tokoh partai yang menarik setiap
wanita-wanita yaitu Prabowo Subianto yang berkarakter tegas dan punya strong leaderships yang
kuat serta berintergritas.
Sedangkan ketertarikan dan kesukaan wanita terhadap partai Golkar dan PDIP dalam survei
ditemukan, karena alasan partai yang sudah cukup lama dan wanita yang meyukai, karena sudah
terbiasa memilih partai tersebut.
Partai PKS sangat tidak disukai wanita dan ini tergambar dalam temuan survei hanya 1,1% wanita
dari 1.119 wanita yang suka dengan PKS, dalam survei ditemukan PKS dianggap oleh kaum
wanita sebagai partai yang kadernya banyak melakukan poligami .
Lagi lagi Partai Gerindra paling tertinggi sebagai parati yang disukai oleh kaum lelaki dengan
31,7% dari 2.137 laki laki dalam survei ditemukan kesukaan kaum lelaki meyukai GERINDRA
karena mengaku tertarik partai tersebut karena tertarik figur Prabowo Subianto.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
33. Hasil survey FSI Pada bulan Juli 2013
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
34. Parpol yang dipilih Masyarakat pada pemilu 2014 (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
35. Temuan Survey
•
•
•
•
Dalam temuan survei Januari 2014 Partai Gerindra semakin meningkat elektabilitas nya dari
24,2 persen pada survey juli 2013 yaitu 27,34 persen menjadi dikarenakan hal
mengindikasikan bahwa konsolidasi dan citra sebagai partai yang menjadi partai yang bersih
dari korupsi meningkatkan eletabilitas Gerindra
Konflik yang bergulir di tubuh internal PDIP dengan muncul faksi PROJO atau Pro Joko
Widodo melawan Faksi PROMEGA dalam hal pencalonan president oleh PDIP berdampak
pada kebingungan pemilih PDIP yang akhirnya persepsi publik dari temuan survei bahwa
PDIP pecah dua kubu yangberakibat pada turunya elektabilitas PDIP menjadi 17,97 persen
dibandingkan hasil survei Juli 2013 yaitu 19,7 .jika terus bergulir perpecahan faksi Projo vs
ProMega maka elektabilitas PDIP makin menurun
GOLKAR walaupun banyak kadernya terlibat kasus korupsi namun elektabilitasnya justru
mengalami kenaikan menjadi 18,14 persen dibandingkan hasil survey juli 2013 yang 14,1
persen . Hal ini disebabkan oleh kerja kader GOLKAR yang kompak dan iklan yang massive
oleh media milik Aburizal Bakrie
Partai Demokrat makin menurun saja elektabilitasnya dibandingkan survey pada juli 2013
yaitu 9,4 persen menjadi 3,78 persen pada survey Januari 2014 hal ini disebabkan penilaian
publik partai Demokrat menjadi partai yang terkorup dan ditambahlagi dengan ditahannya
Anas Urbaningrum dan kasus ditahannya kepala SKK Migas akan menarik Kader Demokrat
lain sebagai tersangka Korupsi
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
36. Temuan Survey
• Elektabilitas PAN juga mengalami terjun bebas dari hasil survei Juli 2013
yang 10,8 persen menjadi 3,88 persen pada survey Januari 2014 hal ini
disebabkan Ketokohan Hatta Rajasa makin diragukan oleh publik yang
berimbas pada elektabilitas PAN
• PKS dibandingkan survei Juli 2013 yang hanya 2,9 persen dan tidak lolos
electoral threshold mengalami kenaikan menjadi 3,95 menjadi hal ini
artinya PKS berhasil sedikit demi sedikit memulihkan kepercayan publik
kembali .
• Hanura naik dari 4,9 persen dari survei juli 2013 menjadi 5,39 pada
survei Januari 2014
• PPP mengalami kenaikan eletabilitas dari 4,1 persen pada Juli 2013
menjadi 4,99 persen di Januari 2014 dengan masuknya Istri Gusdur dan
menjadikan GUSDUR sebagai icon PPP .
• Nasdem dari 4,3 pada survei Juli 2013 menjadi 4,42 persen
• Partai yang tidak lolos electoral threshold yaitu PKB,PBB dan PKPI
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
38. Perspektif dan Pengukuran
•
Seseorang bisa dinilai pantas menjadi pemimpin nasional bila memenuhi kriteria
kualitas personal tertentu.
•
Kriteria kualitas personal tersebut dalam riset perilaku memilih presiden
mencakup integrity, competency, empathy, dan decisiveness (Miller dan Shanks
1996).
•
Secara empiris dalam studi pemilihan presiden, integity biasa dikur dari penilaian
orang apakah orang itu bisa dipercaya, jujur, satu dalam kata dan perbuatan, lurus,
tidak cacat moral dan apa lagi hukum.
•
Kompetensi biasa diukur dari penilian pemilih apakah seseorang dinilai pintar,
berwawasan luas, dll.
•
Empathy biasa diukur dari penilian apakah seseorang bisa merasakan apa yang
orang lain rasakan, peduli atau perhatian pada orang lain atau rakyat, dll.
•
Decesiveness biasa difahami sebagai penilaian apakah seseorang punya
kemampuan mengambil keputusan dalam keadaan sulit, tegas, berani ambil resiko,
dll.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
39. Pengukuran
• Di antara kriteria untuk seorang presiden Indonesia berikut ini
mana yang menurut Ibu/Bapak paling penting?
– 1. Pintar, berpengetahuan luas
– 2. Jujur, bisa dipercaya, satu dalam kata dan perbuatan, tidak cacat
hukum maupun moral
– 3. Tegas atau mampu memutuskan dalam situasi sulit apapun
– 4. Mendengarkan pendapat orang lain, perhatian pada orang lain
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
40. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tokoh pada Parpol
yang menjadi peserta Pemilu 2104 (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
41. Tokoh Parpol yang paling berpengaruh pada partainya (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
42. Kriteria kualitas personal pertama yang
harus dimiliki seorang presiden (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
43. • Temuan ini juga mengindikaskan bahwa rakyat sedang menunggu tokoh
yang dinilai lebih bisa dipercaya, lebih tegas dalam memimpin, lebih punya
empati kepada rakyat, dan lebih kompeten untuk memimpin.
• Karena itu kewajiban politik dan moral kelompok yang mengerti dan tahu
atau elite untuk memberitahukan kepada rakyat adanya putra atau putri
bangsa yang lebih memenuhi kualitas itu. Harus ada pendidikan dan
sosialisasi politik untuk orang tersebut agar publik secara luas mengenal
dan memahaminya.
• Bila tidak ada upaya tersebut maka rakyat akan dipaksa memilih tokohtokoh yang buruk sebab dalam prakteknya pemilihan presiden harus
terjadi meskipun calon-calon yang maju dan ditawarkan kepada publik
tidak ada yang memnuhi harapan mayoritas publik.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
44. Tokoh Parpol yang paling disukai oleh Masyarakat
berdasarkan Jenis Kelamin Pemilih (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
45. Hasil survey FSI Pada bulan Juli 2013
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
46. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tokoh pada Parpol
yang menjadi peserta Pemilu 2104 (%)
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
47. Temuan survei
• Diatas 90% masyarakat mengetahui dan mengenal SBY dan Megawati
serta Prabowo Subianto sebagai Tokoh dalam masing masing partainya.
• Prabowo Subianto menempati urutan teratas dari tingkat keterpilihan
dengan 33,6% elektabilitas Prabowo Subianto meningkat dibandingkan
survey Juli 2013 yang hanya 27,4 persen .hal ini menunjukan bahwa
sosok dan gaya kepemimpinan seorang Prabowo Subianto lah yang
paling pantas dan dianggap dapat memberikan perubahan yang lebih
baik untuk memimpin pemerintahan yang carut marutnya akibat
korupsi berjemaah,
kerusuhan sosial yang menganggu stabilitas
nasional, ketidak harmonisan antar umat beragama, pengangguran yang
sangat tinggi dan penguasaan ekonomi yang begitu besar oleh pihak
asing serta ancaman disintegrasi bangsa yang mulai nyata.
• Ada korelasi yang sangat kuat antara ketokohan seorang Prabowo
Subianto dengan naiknya elektabilitas /Survei January dipimpinnya .
partai yang
Focus Survey Indonesia
1/29/2014
2014
48. Temuan survey
•
•
•
•
•
•
•
Megawati memiliki tingkat keterpilihan dengan 18,2% lebih tinggi dari Joko Widodo yang hanya 5,2%
elektabilitasnya menurun dibandingkan survei FSI pada bulan Juli 2013 yaitu 11,3 persen
Megawati SP elektabilitasnya meningkat dibandingkan survei FSI pada bulan Juli yang hanya 12 ,7
persen
Hasil eletabilitas Mega dan Joko Widodo jika digabung tokoh PDIP hanya mencapai 23,4% dan tidak
ada korelasi kuat untuk kenaikan elektibitas partai PDIP yang disebabkan ketokohan seorang Joko
Widodo .
Masyarakat tidak terpengaruh untuk memilih Joko Widodo dengan tebar pesona yang sering
dilakukan oleh Joko Widodo dalam survei, alasanya karena masyarakat sudah sangat pandai tidak
mau tertipu seperti tebar pesona, yang dulu dilakukan oleh SBY yang mirip saat ini dengan yang
dilakukan oleh Joko Widodo yang ternyata pemerintahan SBY tidak terbukti berhasil
mesenjahterakan masyarakat.
Keterpilihan Aburizal bakrie yang 12,3% dalam temuan survei lebih banyak dipilih oleh masyarakat
yang berdomisili di luar pulau Jawa dan megalahkan Akbar Tanjung yang hanya punya tingkat
keterpilihan 1,4% dan Hatta Rajasa yang hanya 1,7%.
Amien Rais memiliki ketokohan yang kuat di PAN dibandingkan Hatta Rajasa dan ini berdampak pada
tingkat keterpilihan Amien Rais yang 7,1% sebagai capres jauh meninggalkan Hatta Rajasa yang
hanya 1,7%. Hal ini menunjukkan bahwa Hatta Rajasa belum menjadi Icon atau brand awarenes
Partai Amanah Nasional.
Iklan oleh perusahaan media massa milik Harry Tanu dan kerja keras Perindo organisasi sayap yang
dipimpin Hary Tanu hanya menghasilkan tingkat keterpilihan Wiranto sebesar 8,4% lebih tinggi dari
elektibitas Hanura yang hanya 5,39%.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
49. Temuan survey
•
Sedangkan hanya 14,2 % masyarakat mengetahui dan mengenal Joko widodo sebagai
tokoh dalam partainya tetapi dianggap bukan pengambil keputusan penting dan
strategis sehingga belum tentu didukung oleh partainya dalam proses pencapresan.
Juga dapat diartikan Joko Widodo sudah mempunyai faksi di PDIP sebesar 14,2%.
•
Munculnya nama Joko Widodo dalam konfigurasi calon presiden dalam beberapa
hasil survey tidak terkonversi dengan fakta bahwa calon presiden yang lebih didukung
oleh masyarakat adalah calon presiden yang menjadi tokoh sentral dalam sebuah
partai. Dualisme figur dalam sebuah partai politik biasanya hanya akan melahirkan
satu saja nama yang dianggap layak, bukan karena kapasitasnya semata tetapi juga
karena dianggap mampu menyelesaikan keputusan terhadap pencalonan dirinya dari
partai politik dimana tokoh tersebut berasal, untuk hal ini figur Joko Widodo yang
digadang-gadang beberapa lembaga survey adalah figur yang anomali. Apalagi PDIP
dimana Joko Widodo berasal hampir tidak akan menggelar konvensi capres seperti
yang dilakukan oleh Partai Demokrat atau Partai Golkar di pemilu 2004. Konvensi
menjadi tabu dilakukan dalam PDIP terkait adanya keputusan Kongres PDIP 2010 yang
masih mencalonkan nama Megawati Soekarnoputri, sang Ketua Umum sebagai capres
dari PDIP. Berbeda halnya apabila Joko Widodo kemudian mau melirik partai politik
lain sebagai kendaraan politik untuk pencapresannya.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
50. Temuan survei
•
•
•
Secara internal Joko Widodo belum bisa diterima konstituen (pemilih) PDI-P
dibandingkan sosok Megawati karena dari ada masyarakat menilai Joko Widodo tidak
punya pengalaman dalam tekanan politik yang keras dibandingkan Megawati Sukarno
Putri yang dianggap sebagai tokoh yang paling berjasa dalam membesarkan PDIP
Joko Widodo juga dianggap oleh masyarakat sering meremehkan masalah dan
menganggap ENTENG masalah dan membuat suatu proyek tetapi tidak jelas pada
akhirnya seperti ketika masih menjadi walikota Solo, ketika mengembangkan mobil
ESEMKA dan sekarang sudah tidak adalagi kabarnya dan masyarakat menganggap
dalam ESEMKA hanya bagian dari pencitraan, selain itu juga menganggap meyelesaikan
banjir dan macet di Jakarta sangat mudah saja dengan mengunakan MANAJEMEN
ANGGARAN, tetapi realitas yang terjadi jangankan menangani Jakarta agar tidak banjir
menangani korban banjir saja Pemda yang dipimipin oleh Joko Widodo sangat carut
marut dan kocar kacir, padahal Joko Widodo punya pengalaman ketika baru
memimmpin sebagai Gubenur Jakarta sudah banjir, tentu saja ini bukanlah sosok
pimpinan yang punya integritas dan kompetensi yang tinggi.
Berbeda dengan Megawati ketika menjabat sebagi President RI terlihat jiwa
kepemimpinannya yang kuat sehingga hanya dalam waktu 3 tahun saja sudah bisa
banyak menghasilkan pembangunan infrakstruktur besar seperti jalan TOL Cipularang,
Jembatan Suramadu dll.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
51. Temuan survei
• Ketokohan atau figuritas memiliki kekuatan penting untuk mendongkrak
popularitas partai politik. Semakin besar peran ketokohan dan
popularitas tokoh tersebut maka semakin besar popularitas dan peluang
partai politik dimana tokoh tersebut berasal, begitu juga sebaliknya.
• Tokoh yang sangat berpengaruh di Parpol yang punya tingkat
keterpilihan jika diadakan Pemilihan President adalah Prabowo Subianto
dengan 33,6 %.
• Nama yang disiapkan oleh lembaga survey selayaknya harus juga
memperhatikan kondisi faktual yang terjadi, dikarenakan lembaga
survey juga merupakan sebuah lembaga yang berfungsi menjadi alat
pendidikan politik bagi masyarakat. Dalam konteks ini maka politik harus
disampaikan bukan hanya sebagai persoalan perebutan kekuasaan tetapi
juga harus menjadi sebuah proses dari pengelolaan kekuasaan pasca
kekuasaan tersebut diraih.
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014
52. Terima Kasih
Survei Ini dibiayai oleh sebuah perusahaan konsultan bisnis yaitu Ausesia
Consultant Pte. Ltd, yang berkedudukan di Australia.
Direktur FSI
Soedarsono
Koordinator Surveyor
Mohamad Rowi
Koordinator Pengelohan Data
Martopo
Penasehat Politik FSI
DR.Hatta Taliwang
1/29/2014
Focus Survey Indonesia /Survei January
2014