SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
Télécharger pour lire hors ligne
1
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROPOSAL PEMBENTUKKAN
LABORATORIUM K3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM PENGUATAN PROGRAM STUDI
BIDANG LABORATORIUM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2013
2
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan KaruniaNya, penyusun dapat menyelesaikan proposal
Pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan PS. Manajemen
Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda untuk diajukan pada
Direktorat Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
PS. Manajemen Lingkungan baru mempunyai satu laboratorium sehingga
laboratorium baru sangat memerlukan energi dan dukungan moril serta materiil
khusus untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
Disisi lain dengan pengalaman yang ada selama ini pada program studi yang lain
di bawah naungan Direktorat Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dapat
membantu pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan dengan
mengarah kepada kompetensi laboratorium perguruan tinggi oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) melalui proses akreditasi. Penyusunan Proposal
Pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh tim
yang ditunjuk oleh Ketua PS. Manajemen Lingkungan yang kemudian akan di SK
kan. Dukungan dan keterlibatan pihak lain khususnya seluruh staf PS. Manajemen
Lingkungan sangat membantu dalam penyelesaian laporan ini. Pada kesempatan
ini, kami menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian Proposal Pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan
Lingkungan ini.
Harapan kami penyusunan Proposal Pembentukkan Laboratorium K3 dan
Kesehatan Lingkungan dapat diterima dan Laboratorium baru lainnya dapat
terbentuk secara berkelanjutan di PS. Manajemen Lingkungan untuk memudahkan
kegiatan perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pengembangan dan
peningkatan pendidikan yang berkesinambungan.
Samarinda, Januari 2013
Penyusun
3
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PEMBENTUKAN LABORATORIUM K3 DAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
Dengan ini Tim Pembuatan dan Pengkoreksian Proposal Pembentukan
Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan
1. Penanggung Jawab : Ir. Wartomo.MP.
2. Pengarah Kegiatan : Ir. Hasanudin, MP
3. Pelaksana Kegiatan Ir. Dadang Suprapto, MP
4. Anggota Furqaan Hamsyani, S.Hut, M.Si.
Kemala Hadidjah,ST.,M.Si.
Rusli Wahyuni, A.Md.
Estu Pangaribowo, A.Md.
Kuswantoro,ST.
M. Fikri Hernandi, S.Hut., MP
Martha Ekawati S., S.Hut, MP
Mengajukan Proposal Pembentukan Laboratorium K3 dan Kesehatan
Lingkungan di Lingkungan PS. Manajemen Lingkungan, Jurusan Manajemen
Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri samarinda Mengetahui,
Samarinda, Januari 2013
Diketahui,
Ketua Jurusan
Manajemen Pertanian
Ir. Hasanudin, MP
NIP. 19630805 198803 1 005
Disampaikan Oleh,
Ketua Program Studi
Manajemen Lingkungan
Ir. Dadang Suprapto. MP.
NIP. 19620101 198803 1 003
Mengetahui,
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP
NIP. 19631028 198803 1 003
4
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
IDENTITAS PEMBUATAN PROPOSAL PEMBENTUKAN
LABORATORIUM K3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN
Nama : Ir. Hasanudin, MP
Jabatan : Ketua Juruasan Manjemen Pertanian
Tanggal Pembuatan : 26 - 01 - 2013
Tanda Tangan :
Nama : Ir. Dadang Suprapto, MP
Jabatan : Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan
Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013
Tanda Tangan :
Nama : Furqaan Hamsyani, S.Hut., M.Si.
Jabatan : Tenaga Pengajar
Tanggal Pembuatan : 26 - 01 - 2013
Tanda Tangan :
Nama : Kemala Hadijah,ST.,M.Si.
Jabatan : Tenaga Pengajar
Tanggal Pembuatan : 26 - 01 - 2013
Tanda Tangan :
Nama : Rusli Wahyuni, A.Md
Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP)
Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013
Tanda Tangan :
Nama : Estu Pangaribowo, A.Md (PLP)
Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan
Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013
Tanda Tangan :
5
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Nama : M. Fikri Hernandi, S.Hut., MP
Jabatan : Dosen Pengampu Mata Kuliah SMK3 DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN/ PUDIR II
Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013
Tanda Tangan :
Nama : Martha Ekawati S., S.hut, MP
Jabatan : Dosen Pengampu Mata Kuliah SMK3 DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013
Tanda Tangan :
6
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
HALAMAN PENGESAHAN ii
IDENTITAS PEMBUATAN PROPOSAL LABORATORIUM K3 DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN iii
IDENTITAS PENGKOREKSI PROPOSAL LABORATORIUM K3 DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN iv
DAFTAR ISI v
A. PENDAHULUAN 7
B. DASAR PEMIKIRAN 8
C. TUJUAN KEGIATAN 11
D. LUARAN 11
E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM 12
F. PERSYARATAN PENGUSUL 13
G. JADWAL KEGIATAN 31
H. VERIFIKASI KEMAJUAN PROGRAM 32
I. PENANGGUNG JAWAB AKTIVITAS 32
7
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
A. PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No.03/Januari/2010 dan Peraturan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.02 dan
No.13/Mei/2010, yang dimaksud dengan LABORATORIUM PENDIDIKAN
adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan
tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis
untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas,
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam
rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
sedangkan personil yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk mengelola LABORATORIUM PENDIDIKAN (selanjutnya
disebut LABORATORIUM) disebut sebagai PRANATA LABORATORIUM
PENDIDIKAN (selanjutnya disebut PLP). Laboratorium bisa terdapat di sekolah
menengah umum, sekolah menengah kejuruan, akademi, sekolah tinggi, atau
perguruan tinggi.
PLP merupakan jabatan fungsional yang bisa diduduki oleh pegawai negeri
sipil yang saat ini bekerja sebagai laboran, analis, teknisi, atau instruktur yang
bekerja di laboratorium. Di tingkat perguruan tinggi, laboratorium merupakan
salah satu komponen yang sangat penting dalam mewujudkan fungsi tridharma
perguruan tinggi. Laboratorium merupakan sarana bagi mahasiswa dan dosen
untuk melakukan kegiatan pendidikan, penelitian, dan layanan pada masyarakat.
Banyak laboratorium perguruan tinggi diminta menjadi pihak ketiga untuk
melakukan pengujian produk untuk memperoleh data yang berhubungan dengan
kasus-kasus pencemaran makanan (kasus melamin, kasus bakteri toksik, kasus zat
warna, atau pengawet formalin) atau pencemaran lingkungan yang memiliki
dampak sosial dan ekonomi yang luas, termasuk konsekuensi hukumnya. Agar
dukungan laboratorium terhadap pelaksanaan kegiatan tridarma perguruan tinggi
tersebut berlangsung efektif dan efisien, maka laboratorium harus dikelola secara
8
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
profesional agar mampu mengadaptasi perkembangan iptek yang begitu cepat,
termasuk perkembangan sistem manajemen pengelolaan laboratorium modern,
sehingga peralatan dan fasilitas laboratorium lainnya difungsikan secara optimal,
untuk memastikan validitas setiap data (akurasi, presisi, reproducibility,
repeatibility, tracebility) yang dihasilkan pada kegiatan praktikum, penelitian, dan
kegiatan pelayanan pada masyarakat. Untuk mencapai keadaan tersebut,
laboratorium perguruan tinggi sangat perlu didorong dan difasilitasi untuk bisa
menerapkan standar sistem manajemen mutu pengelolaan laboratorium yang
berlaku.
B. DASAR PEMIKIRAN
Keberadaan laboratorium pada perguruan tinggi merupakan sebuah
keharusan dan sangat diperlukan sekali sebagai penunjang dalam kegiatan
pembelajaran dan, akan menjadi sumber rujukan yang tepat bagi mahasiswa,
dosen, serta masyarakat pengguna jasa. Mahasiswa akan terbiasa dengan praktek
berlaboratorium yang benar. Wawasan ini kelak akan sangat bermanfaat pada saat
mereka bekerja di industri/perusahaan.
Tersedianya laboratorium pada sebuah perguruan tinggi yang selalu dikelola
secara profesional akan menunjukan semangat Layanan Prima dan berdampak
positif bagi peningkatan mutu akademik, yang sangat relevan dengan renstra
Ditjen Dikti yang mengamanatkan peningkatan mutu pendidikan untuk
memperkuat daya saing bangsa, dan renstra Kemdikbud tentang peningkatan mutu
dan relevansi pendidikan. Oleh karena itu laboratorium merupakan ujung tombak
bagi mahasiswa dan dosen dalam melakukan penelitian untuk menghasilkan suatu
temuan yang berkualitas dan berpotensi komersial/paten guna mendukung
tercapainya cita-cita world class university.
Dimilikinya laboratorium pada perguruan tinggi diharapkan menjadi
pendorong peningkatan kerjasama dengan industri dalam penelitian terapan yang
akan menjadi alternatif baru bagi peningkatan penggalangan dana. Beberapa
laboratorium perguruan tinggi yang sudah biasa membuka layanan jasa akan lebih
9
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
berkembang dan mendapatkan kepercayaan masyarakat industri jika telah
terstandarkan.
Fakta di lapangan menunjukan bahwa kegiatan praktikum-penelitian yang
dilakukan disemua jenjang pendidikan pada umumnya belum sepenuhnya
memperhatikan persyaratan manajemen dan teknis yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan suatu hasil yang sahih. Oleh karena itu Laboratorium diharapkan
melakukan sistem dokumentasi yang baik terhadap fasilitas laboratorium dan
kegiatan laboratorium. Semboyan sistem mutu “tulis apa yang akan dikerjakan,
kerjakan apa yang telah di tulis, rekam serta laporkan apa yang telah dikerjakan,
evaluasi dan lakukan peningkatan secara berkelanjutan” belum membudaya dalam
praktek laboratorium di perguruan tinggi. Dari sisi teknis, laboratorium nantinya
diharapkan mempunyai program kalibrasi alat, validasi metode uji yang baku dan
metode uji yang dikembangkan sendiri, penggunaan bahan yang terstandarkan
rujukan bersertifikat yang tertelusur, seharusnya sering dilakukan uji banding
antara laboratorium dan uji profisiensi, serta aspek-aspek lainnya. Pada kondisi
demikian, laboratorium akan menjadi pendorong agar laboratorium menjadi
laboratorium yang kompeten. Bagi perguruan tinggi yang sedang mengarah ke
riset university-world class university, sebuah laboratorium sepertinya menjadi
kebutuhan, karena data hasil pengujian/kalibrasi laboratorium merupakan alat
bukti objektif dan strategis dalam mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pelayanan kepada masyarakat (terutama dalam kasus yang berdampak sosial, dan
ekonomi yang luas, dan berimplikasi hukum).
Strategi peningkatan relevansi dan mutu dititik beratkan pada upaya
peningkatan kualitas keluaran di bidang tridharma, keterpaduan, dan kesepadanan
antara keluaran dan kebutuhan konsumen.
PENDIDIKAN: Penjabaran strategi peningkatan relevansi dan mutu
diarahkan pada pencapaian peningkatan kualifikasi lulusan dan kesiapan lulusan
terhadap tuntutan globalisasi dan kemajuan teknologi. Perwujudan strategi
peningkatan relevansi dan mutu ditempuh melalui:
10
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
a. Peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas fisik dan media pengajaran guna
mewujudkan Politani sebagai pusat pengajaran dan pelatihan bidang lingkungan
dan dampak dari pemanfaatan lingkungan.
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas laboratorium dan pembentukkan
laboratorium baru sehingga memiliki kompetensi dan prestasi.
c. Peningkatan kualitas perpustakaan Politekni Pertanian Negeri Samarinda yang
merupakan induk perpustakaan-perpustakaan setiap program studi yang menjadi
pusat pelayanan database dan informasi Iptek bagi staff pengajar, PLP (Pranata
Laboratorium Pendidikan), administrator, dan mahasiswa serta merupakan
sarana penunjang pembentukkan laboratorium baru.
d. Peningkatan kualitas staf pengajar dan PLP melalui pendidikan formal (S2,
SP1 dan SP2) dan non formal (pelatihan, magang kerja dan usaha di
perusahaan/industri kehutanan, perkebunan dan pertambangan serta jasa-jasa
yang berhubungan dengan pemanfaatan lingkungan, penataran PEKERTI,
dan lain-lain), dan melalui penelitian terapan.
e. Peningkatan kualitas tenaga penunjang pendidikan dalam hal ini adalah
Pranata Laboratorium Pendidikan sehingga dapat memanfaatkan secara
optimal dalam kegiatan pembelajaran baik di lapangan maupun laboratorium,
dan melalui pendidikan non formal (magang kerja dan usaha di
perusahaan/industri kehutanan, perkebunan dan pertambangan serta jasa-jasa
yang berhubungan dengan pemanfaatan lingkungan, penataran PLP).
f. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan,
khususnya yang menunjang Program Studi Manajemen Lingkungan sehingga
menjadi yang program studi unggulan.
g. Laboratorium beserta fasilitas yang lengkap merupakan sarana vital untuk
mendukung kemampuan mahasiswa dalam hal penguasaan ketrampilan kerja,
metode analisis dan sinkronisasi dan atau pembuktian antara teori dengan
kenyataan sebenarnya. Sehingga peranan laboratorium harus memenuhi
kriteria-kriteria tertentu seperti tersedianya alat yang sesuai dengan jumlah
unit yang memadai, berfungsi dengan baik dan terkalibrasi. Pada akhirnya
11
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
laboratorium harus diusahakan untuk dapat predikat „terakreditasi‟ oleh
lembaga yang berkompeten. Laboratorium yang demikian dengan seluruh
peralatannya yang terkalibrasi secara konsisten atau bahkan sudah
terakreditasi akan mampu memberikan pelayanan yang baik dan unjuk kerja
yang bermutu serta dapat dipercaya.
C. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari Pembentukkan dan Pengadaan Fasilitas Sarana serta Prasarana
Laboratorium dan Pendukungnya pada Program Studi Manajemen Lingkungan
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah untuk mempertahankan eksistensi
dan kompetensi dengan peningkatan berbagai aspek yang berkaitan dengan
kualitas pendidikan dan pengajaran berikut ini:
1. Meningkatkan profesionalisme staf pengajar dengan berkompetensi yang
berkualitas dalam hal pendidikan dan pengajaran.
2. Terciptanya atmosfer Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang kondusif
sehingga terjadi peningkatan kualitas pendidikan.
3. Meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi Politeknik pertanian
Negeri Samarinda khususnya dibidang sains.
4. Meningkatkan prestasi akademik mahasiswa .
5. Menghasilkan jasa atau produk yang dapat dipasarkan.
D. LUARAN
Outcomes yang dikehendaki dari program Project Implementation Plan
(PIP) Pembentukkan Laboratorium pada Program Studi Manajemen Lingkungan
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah :
1 Menghasilkan serta meningkatan kualitas pelayanan prima dalam pendidikan
dan pengajaran yang profesional dan berstandar untuk memenuhi tuntutan
pengguna jasa bidang manajemen lingkungan terutama terkait dengan K3 dan
Kesehatan Lingkungan.
12
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
2 Menghasilkan lulusan yang profesional sesuai dengan bidang keahlian serta
penguasaan alat sehingga mudah mengisi lapangan kerja yang tersedia atau
membuat lapangan kerja bagi orang lain.
3 Program Studi Manajemen Lingkungan mempunyai nilai jual di masyarakat,
karena dapat melaksanakan kegiatan/produk atau jasa yang dapat dipasarkan.
E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
Indikator Kinerja Akhir Tahun 2013
1. Kegiatan praktikum Meningkat sebanyak 40%
2. Kegiatan pengajaran Rata-rata 60%
Total 100%
Secara umum program pembentukan laboratorium ini dinyatakan
berhasil jika indikator berikut ini tercapai:
1. Terbentukannya sebuah laboratorium yang baru, sehingga jumlah
laboratorium pada perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda. PS. Manajemen Lingkungan menjadi bertambah sehingga
memudahkan dalam proses pembelajaran.
2. Meningkatnya kompetensi para pengelola laboratorium (Pranata
Laboratorium Pendidikan).
3. Meningkatnya budaya kerja para pengelola laboratorium sesuai
standar, dengan membiasakan mendokumentasikan kebijakan dan program
pengelolaan laboratorium yang akan dilakukan, melaksanakan program
yang telah dibuat, mengevaluasi hasil program, melakukan analisis
kekurangan sebagai umpan balik untuk melakukan peningkatan dan
perbaikan program berikutnya, serta merekam seluruh aktivitas yang telah
dilakukan.
4. Terjadi peningkatan dalam hal proses kegiatan pengajaran dan praktikum pada
perguruan tinggi
13
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
F. PERSYARATAN PENGUSUL
a. Peralatan
Peralatan yang sudah ada untuk mendukung berdirinya sebuah
laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan antara lain :
No Nama Alat Spesifikasi /Merk Satuan Jumlah
1 Fire Extinguisher Powder 45P 3 Kg,
Groos weight 4,5 kg,
discharge Duration 7
sec, shooting range 3-6
m, propellant
( gas ) N2 Working
Pressure 10 – 15 bar,
test pressure 20 bar.
Buah 10
2 Helmet ( Helm ) Protective Helmet,
MSA Id. 0009 460-D,
V-gard Configuration
Protection (certified)
Buah 48
3 Sepatu Safety King The Logical
Choice KWD 805 CX
Buah 48
4 Kacamata Safeguard Buah 24
5 Sarung Tangan Karet / Kain Lusin 2
b. Keterkaitan.
Keterkaitan mata kuliah dengan Laboratorium K3 dan Kesehatan
Lingkungan sehingga perlu dibentuk laboratorium adalah sebagai berikut :
Mata kuliah kuliah yang diajarkan di Program Studi Manajemen
Lingkungan terbagi dalam 2 (dua) semester yaitu semester ganjil sebanyak 19
matakuliah dan semester genap sebanyak 12 sks ditambah PKL dan Karya Ilmiah
sehingga total keseluruhan adalah 31 yang terdiri dari 114 sks dimana teori 42 sks
dan praktek 72 sks, matakuliah tersebut terbagi dalam 4 (empat) kelompok
matakuliah yaitu MPK, MKK, MKB, MPB) yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
pada PS. Manajemen Lingkungan.
14
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Keterkaitan matakuliah yang diajarkan di PS. Majemen Lingkungan dengan
Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan ataupun SMK3 dan Kesehatan
Lingkungan secara mendasar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
1 Pertama: secara keseluruhan matakuliah yang diajarkan di PS. Manajemen
Lingkungan mempunyai keterkaitan dengan K3 dan Kesehatan Lingkungan
dan Laboratorium SMK3 dan Kesehatan Lingkungan sebagai laboratorium
yang bersifat kontrol terhadap semua laboratorium yang ada di Jurusan
Manajemen Pertanian khususnya dan semua laboratorium yang berada
dibawah Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada umumnya, keterkaitan
yang terjadi adalah dari segi peralatan alat pelindung diri, alat
penanggulangan/pencegahan kebakaran, tata ruang laboratorium ataupun tata
cara perlindungan diri dalam penggunaan alat-alat laboratorium yang
digunakan dalam melaksanakan praktikum baik di Laboratorium ataupun
praktik lapang, hal ini dikarenakan laboratorium ataupun laboratorium lapang
merupakan tempat kerja bagi dosen dan PLP serta mahasiswa yang
merupakan unsur utama yang harus dijaga didalam lokasi kerja hal ini
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun
2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Kegiatan didalam laboratorium, harus disadari bahwa dalam setiap
kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan kebakaran
sehingga penting sekali aspek keselamatan dan kesehatan kerja disini, untuk
mencegah terjadinya kecelakaan pada laboratorium, melindungi harta milik
laboratorium dari kerusakan dan memberikan keamanan kepada dosen dan
PLP serta mahasiswa sehubungan dengan pengoperasian dan penggunaan
fasilitas laboratorium.
Setiap pengguna laboratorium harus mempunyai rasa tanggung jawab
yang penuh akan keselamatan dan kesehatan kerja didalam laboratorium.
Untuk itu perlu di buat peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang
ditetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap kegiatan yang dilakukan
15
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
didalam laboratorium. Penyelenggara terhadap peraturan-peraturan dan
prosedur kerja dapat dikenakan sanksi
Manajemen laboratorium tidak menginginkan program keselamatan dan
kesehatan kerja dalam laboratorium hanya merupakan fungsi pelengkap,
tetapi harus dilaksanakan. setiap orang yang akan melakukan pekerjaan di
dalam laboratorium harus membaca peraturan yang ada serta memahami buku
petunjuk di dalam laboratorium. Dalam laboratorium diperlukan suatu
panduan untuk keselamatan kerja dan keselamatan laboratorium harus
ditempatkan di tingkatan prioritas yang paling tinggi dan anda adalah
bertanggung jawab untuk suatu laboratorium yang aman. Dalam laboratorium
pada tahap awal kita harus mengetahui :
a. Kegiatan yang akan dilakukan.
b. Bahan-bahan kimia yang tersedia.
c. Fasilitas peralatan proses yang tersedian.
d. Peralatan K3 dan Kesehatan Lingkungan yang tersedia.
2 Kedua: Dari matakuliah vokasi yang terdapat pada PS. Manajemen
Lingkungan, ada beberapa matakuliah vokasi yang memiliki keterkaitan
secara mendalam dengan K3 dan Kesehatan Lingkungan/ matakuliah K3 dan
Kesehatan Lingkungan/ SMK3 dan Kesehatan Lingkungan, Keselamatan kerja
secara filosifi dapat diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
mencari keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah ataupun rohaniah, tenaga
kerja pada khususnya dan manusia (pada umumnya), hasil kerja dan upaya
menuju kesejahteraan atau adil makmur.
Keselamatan Kerja secara keilmuan, merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Keilmuan karena diketahui bahwa K3 dan Kesehatan
Lingkungan merupakan suatu yang khusus yang dalam pelaksanaan selalu
dilandasi dengan peraturan perundang-undangan yang juga dilandasi oleh
ilmu-ilmu tertentu seperti ilmu teknik dan medik termasuk ekonomi dan
sosial. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 adalah undang-undang
16
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
keselamatan kerja yang diberlakukan di seluruh Indonesia dan wajib
diterapkannya. Undang-undang ini mempunyai tujuan :
1 Bahwa tenaga kerja atau orang lain di tempat kerja harus selalu dalam
keadaan selamat dan sehat.
2 Sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efesien.
3 Proses produksi dapat dijalankan dengan lancer tanpa hambatan.
Teori silogisme mengatakan bahwa :
1 Pertama bahwa kecelakaan tersebut terjadi karena ada sebab yaitu tenaga
kerja (perbuatan) dan kondisi / keadaan yang tidak aman.
2 Kedua bahwa kerja (perbuatan) dan keadaan yang tidak aman itu
ditimbulkan oleh kesalahan manusia bersangkutan dalam hal ini tenaga
kerja.
3 Ketiga bahwa kesalahan manusia disebabkan oleh beberapa factor antara
lain : lingkungan, kondisi sosial ekonomi, tingkat pengetahuan ketrampilan
dan budaya.
Implikasi dari pemikiran diatas bahwa sebetulnya kegagalan manusia
itu adalah gagal dalam memanfaatkan lingkungannya. Selanjutnya bahwa
kegagalan bukan sepenuhnya di tanggung oleh pelaku tapi oleh semua pihak
yang berkepentingan.
Tanggung jawab tenaga kerja dianggap oleh karena kelalaiannya,
kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat ditolak, sehingga
penanggulangannya merupakan tanggung jawab perusahaan / managemen,
pemerintah dan yang terkait. Pemikiran ini didukung bahwa sebab musabab
dan akibat peristiwa baik langsung maupun tidak langsung akan terkait
dengan pihak-pihak tersebut.
17
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Hubungan antara kebijakan dan peraturan-peraturan kesehatan,
ketenagakerjaan dan lingkungan adalah sebagai berikut ini:
Sehingga keterkaitan matakuliah vokasi di PS. Manajemen Lingkungan
dengan K3 dan Kesehatan Lingkungan dan laboratorium K3 dan Kesehatan
Lingkungan/ matakuliah SMK3 dan Kesehatan Lingkungan itu sendiri baik
secara terencana, terukur, terstrukur, dan terintegrasi, diantara matakuliah
vokasi yang terkait adalah sebagai berikut ini:
A. Semester Ganjil:
1) Sistem Manajemen Lingkungan
Dalam pelaksanaannya manajemen menurut G. Terry terbagi menjadi:
perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), pelaksaan (Actuating), dan
pengawasan (Controlling) demikian halnya dengan system manajemen
lingkungan merupakan bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang
meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, dan
18
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
sumber daya untuk mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai,
mengevaluasi, dan memelihara kebijakan lingkungan (ISO 14001 : 2004)
diantaranya:
- Bersifat dinamis dan selalu berkembang
- Melibatkan semua orang
- Setiap komponen saling ketergantungan
- Terintegrasi ke dalam sistem manajemen organisasi
- Konsistensi dalam kegiatan dan perilaku
- Standar operasi
- Mencerminkan visi jangka panjang dan kegiatan jangka pendek
Dan SMK3 dan Kesehatan Lingkungan dimana meliputi POAC yang
terbagi dalam beberapa bagian dari sistem manajemen K3 dan Kesehatan
Lingkungan dimana secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif.
2) Pencemaran Udara, Air dan Tanah
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang
dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat
disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup, contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara
berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat
memberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
19
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Jumlahnya melebihi jumlah normal, Berada pada waktu yang tidak tepat,
Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah: Merusak untuk sementara, tetapi bila telah
bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi, Merusak dalam jangka
waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan
tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat
pencemar dan waktu /lamanya kontak. Tingkat pencemaran dibedakan
menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem
lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata
pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
penyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di
Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
3 Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga
menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
Misalnya pencemaran nuklir.
Dalam sistem manajemen K3 dan Kesehatan Lingkungan mempelajari
tahapan penanganan pencemaraan terhadap lingkungan dengan
mengutamakan orang/ pekerja yang merupakan asset utama dalam
pengidentifikasian sumber pencemar di lingkungan, pola pergerakan bahan
tercemar di lingkungan, dan cara penanganan bahan kimia yang berpotensi
sebagai pencemar ke lingkungan sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor : Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja, sehingga lingkungan yang tercemar dapat
dipulihkan kembali dengan didukung peningkatan ketahanan diri orang atau
pekerja dari umum ke APD khusus dan cara menggunakan alat-alat
20
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
pendeteksi pencemaran dan alat-alat pengolahan bahan yang tercemar
dilingkungan baik diudara, air dan tanah berdasarkan pola K3 dan Kesehatan
Lingkungan sesuai dengan bahan yang tercemar dan menjadi pencemaran
lingkungan
3) Teknologi Produksi Bersih
Tahun 1989/1990 UNEP (United Nations Enviroment Program)
memperkenalkan konsep Produksi Bersih yang didefenisikan sebagai :
"Suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu
yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup
produk dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan
lingkungan."
Dasar Hukum Pelaksanaan Produksi Bersih adalah UU RI No. 23 Tabun
1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 14 dan Pasal 17.
Pelaksanaan Produksi Bersih juga tercantum di dalam Dokumen ISO 14001 Butir
3.13, berbagai teknologi yang digunakan dalam 4 R antara lain :
1 Absorbsi (penyerapan).
2 Filtrasi (penyaringan).
3 Clarification (klarifikasi), suatu atau kombinasi proses yang tujuan
utamanya untuk mengurangi konsentrasi bahan padat tersuspensi dalam
cairan.
4 Segregation, upaya memisahkan suatu limbah (cairan limbah) dari limbah
yang lain untuk tujuan pengolahan tertentu. Cara ini dapat mengurangi
beban dan biaya pengolahan limbah.
5 Reverse Osmose (osmose terbalik) adalah proses pemisahan yang
dikendalikan tekanan membran. Proses RO menggunakan membran
semipermeable yang dapat melewatkan air yang dimurnikan dan menahan
garam-garam terlarut.
6 Ion exchange (penukar ion), digunakan untuk merecover drag out dari
larutan pembilas encer.
7 Recovery Nutrient dan Energi
21
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
8 Bioteknologi.
Dengan makin meningkatnya tuntutan untuk melaksanakan produksi
bersih dan tidak mencemari lingkungan, maka usaha pencegahan timbulnya
buangan yang berbahaya dan beracun sampai ke tingkat minimal merupakan
prioritas pertama. Pertimbangan selanjutnya baru kemungkinan proses daur
ulang bahan buangan. Pertimbangan akhir adalah bagaimana mengolah
buangan yang tidak dapat dihindari pembentukannya. Dalam hal ini, nilai
usaha pencegahan lebih diutamakan dari penanggulangan akibat negatif dari
limbah yang terbentuk. Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi diolah
melalui berbagai teknik pengolahan limbah, seperti teknik pengolahan secara
mekanis, kimia, biologi
K3 dan Kesehatan Lingkungan atau SMK3 dan Kesehatan Lingkungan
dalam produksi bersih atau teknologi produksi bersih sudah sangat sejelas
dimana setiap penggunaan teknologi atau pun proses produksi terdapat
sumber bahaya di tempat kerja (UU 1/ 1970) yang terdiri dari: kondisi mesin/
pesawat/ alat kerja/ bahan, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja,
proses produksi, serta lingkungan sehingga dapat tertangani secara terencana,
terukur, terstrukur, dan terintegrasi dalam produk (productivity, quality, cost,
delivery on time) dan manusia (safety, healty, mental, Ethics) serta
lingkungan (environmental) sehingga memberikan informasi konsep dasar K3
dan Kesehatan Lingkungan khususnya pengendalian kerugian dan
pencegahan, upaya MENGENDALIKAN atau MENIADAKAN potensi
bahaya untuk mencapai tingkat resiko yang dapat diterima dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan dalam produksi bersih berserta teknologinya yang
sesuai dengan standar K3 dan Kesehatan Lingkungan.
4) Perencanaan, Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain; Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu
22
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup
Perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi aneka ragam
bidang dan keahlian, tetapi harus menjadi bagian penting dari perencanaan
dan pengelolaan nasional apabila berhasil. Lingkungan hidup dan masalah-
masalah lingkungan hidup seharusnya tidak dianggap terpisah dari fungsi-
fungsi pemerintahan, tetapi seharusnya dianggap sebagai masalah pokok. Ada
lima komponen dari proses yang dinamis dan interaktif untuk pengelolaan
sumber daya alam dan perlindungan lingkungan hidup, yaitu inventarisasi;
evaluasi; perencanaan, pengelolaan dan pemantauan.
Pada umumnya masalah lingkungan dihubungkan dengan pencemaran
lingkungan. Padahal masalah lingkungan jauh lebih luas dari pada hanya
sekedar pencemaran lingkungan, misalnya tata cara penggunaan alat-alat
lingkungan dan produksi sesuai dengan prosedur alat dan K3 serta Kesehatan
Lingkungan, penggunaan bahan-bahan dan cara penanggulangnnya secara K3
dan Kesehatan Lingkungan pada bahan yang dapat meracuni atau
menimbulkan sakit para pegawai dan lingkungannya, pengunaan sumber daya
alam (air, energi) atau produksi sumber daya alam yang berlebihan dan tidak
beriringan dengan konsep K3 dan Kesehatan Lingkungan dan berdampak
ketersediaan sumber daya alam semakin terbatas dan kualitasnya terus
menurun. Masalah-masalah lingkungan tersebut di atas dapat menimbulkan
kerugian tidak saja bagi lingkungan tetapi juga bagi kegiatan usaha/ industri
dan masyarakat sekitar di antaranya adalah: menurunnya produktivitas yang
diakibatkan oleh penurunan kesehatan karyawan, dan lingkungan kerja
maupun lingkungan sekitarnya, peningkatan biaya operasional yang
diakibatkan oleh penggunaan bahan baku, air dan energi yang berlebihan,
timbulnya biaya-biaya external yang diakibatkan kecelakaan kerja, kebakaran
dan keluhan masyarakat karena dampak dari kegiatan usaha industri
23
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Dan dalam SMK3 dan Kesehatan Lingkungan ataupun K3 dan
Kesehatan Lingkungan untuk perencanaan, pengelolaan dan pemantauan
lingkungan baik itu lingkungan kerja, lingkungan industry atau usaha,
ataupun lingkungan masyarakat dan lingkungan alam tempat industri/ usaha
yang dibangun meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang selamat, aman, efisien dan produktif sehingga dapat tertangani secara
terencana, terukur, terstrukur, dan terintegrasi sehingga menghasilkan
produksi yang berkesinambungan dengan keberlangsungan ekonomi, social
dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
B. Semester Genap:
1) Pengantar Ekonomi Lingkungan,
Berdasarkan PP. No. 50 Tahun 2012 dikatakan bahwa sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif. Segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pada prinsipnya K3 dan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya
mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
Kecelakaan di lingkungan kerja dan beserta dampaknya terhadap
lingkungan merupakan kerugian bagi perusahaan. Selain kerugian dari segi
materiil seperti jam kerja yang hilang, produktivitas, kerusakan materiil
dan mesin, terdapat aspek kerugian lain yang tidak terlihat secara langsung
seperti kenyamanan pekerja dalam beraktivitas, dampak lingkungan yang
ditimbulkanya, serta etika lingkungan Pengontrolan seluruh Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja perlu dilakukan agar
24
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
kegiatan produksi dapat berjalan efektif dan efisien. Tingginya presentasi
kecelakaan kerja lebih terkait dengan manajemen dibandingkan rekayasa.
Manajemen tertinggilah yang menentukan kebijakan K3 dan Kesehatan
Lingkungan seperti kondisi kerja, kualitas kerja, dan kualitas peralatan
yang dipakai, serta kualitas lingkungan yang mendukung pekerjaan.
Bahaya di tempat kerja dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi,
atau kombinasi dari berbagai kondisi, dimana bila tidak terkoreksi dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan, penyakit, atau kerusakan properti
(Goetsch, 1993). Sedangkan menurut Colling (1990), bahaya di tempat
kerja merupakan suatu kondisi tempat kerja dimana terdapat suatu variable
atau berbagai variabel yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, cedera
serius, penyakit, dan kerugian. Menurut Heinrich (1980), kecelakaan
merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan, tidak direncanakan, dan
tidak diharapkan dimana terjadi aksi dan reaksi antara objek, bahan, atau
material dengan manusia sehingga menimbulkan cedera. Kecelakaan yang
terjadi memiliki sebab-sebab dan sebab- sebab tersebut umumnya dapat
dicegah (Soemirat, 1999). Upaya pencegahan kecelakaan dan kebakaran
dapat dilakukan dengan mengkoreksi atau paling tidak meminimasi setiap
bahaya yang dapat diidentifikasi serta lingkungan. Suatu analisis yang
akurat terhadap potensial bahaya dan kebakaran di tempat kerja dan
lingkungannya merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan masalah
K3 dan Kesehatan Lingkungan dan dapat digunakan sebagai salah satu
data dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Dengan demikian, identifikasi dan eliminasi terhadap potensi
bahaya merupakan kunci utama dalam upaya pencegahan kecelakaan di
lingkungan kerja dan kebakaran serta lingkungannya.
Ada berbagai macam perhitungan biaya diantaranya adalah
perhitungan biaya dengan menggunakan perkiraan Matriks Robinson
dengan mengintegrasi biaya lingkungan yang terjadi kedalam perkiraan
Matriks Robinson diantaranya:
25
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
a. Biaya Langsung
- biaya kompensasi
- biaya perawatan/pengobatan
- biaya reparasi peralatan
- biaya penyelidikan
- biaya pemulihan lingkungan
b. Biaya Tidak Langsung
- Kehilangan waktu dari teman teman sekerja karena pekerjaan
terhenti
- Kehilangan waktu karena karyawan lain menolong korban
- Kehilangan waktu untuk persoalkan apa yang baru terjadi
- Biaya pelatihan ulang dan hilang waktu kerja
- Biaya kerusakan lingkungan
Sedangkan kebakaran dan biaya yang terdapat didalamya antara
lain adalah
1. Perlindungan terhadap keselamatan jiwa (life safety)
2. Perlindungan terhadap harta benda (property safety)
3. Perlindungan informasi/proses (process safety)
4. Perlindungan lingkungan hidup dari kerusakan dan pemulihannya
(enviromental safety)
Biaya lingkungan dalam K3 dan Kesehatan Lingkungan baik
dalam pencegahan dan penanggulangan merupakan terintegrasi dalam
satu biaya sehingga bisa dihasilkan biaya total yang dikeluarkan oleh
perusahaan/ industry baik perkebunan mupun pertambangan ataupun
industry-indutri lainnya.
2) Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah
Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, telah mengakomodasi demokratisasi. Pada pasal 5 ayat
(1) dikatakan ”setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan
26
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
hidup yang baik dan sehat”. Menurut Effendi (2001), setelah tahun 1970
muncul tuntutan kepada administrator untuk mempertanggungjawabkan
kebijakannya, sehingga berkembang tiga generasi studi implementasi.
Generasi pertama hanya meneliti pelaksanaan sebuah kebijakan di satu
lokasi saja (satu studi kasus). Generasi kedua mencoba menjelaskan
mengapa suatu kebijakan dapat gagal atau berhasil (generasi ini sudah
dapat menjelaskan apakah outcome disebabkan oleh variabel independen,
hubungan kausal mulai jelas). Generasi ketiga mencoba menutupi
kelemahan kedua generasi sebelumya dengan cara menjelaskan hubungan
antarvariabel melalui Communication Model of Inter-Governmental Policy
Implementation dengan sistematis. Menurut Goggin (1995), proses
implementasi kebijakan merupakan proses untuk mengkomunikasikan
pesan-pesan kebijakan dari perumus kebijakan kepada level di bawahnya.
Implementasi kebijakan diartikan oleh Mitchell (2000) sebagai
pelaksanaan tindakan dari kebijakan yang telah digariskan, atau sebagai
tindakan melakukan penggenapan terhadap janji atau perjanjian
(convention) yang diterjemahkan menjadi suatu kegiatan khusus. Dalam
penerapan kebijakan pengelolaan lingkungan, tantangan utama adalah,
bagaimana bergerak dari perencanaan normatif (apa yang seharusnya
dilakukan) menjadi pelaksanaan operasional (apa yang dilakukan). Goggin
(1995) mengatakan bahwa suatu kebijakan merupakan kegiatan yang sia-
sia apabila tidak diiringi implementasi sebagai tindakan nyata.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) dalam upaya
menjaga kualitas lingkungan terhadap pencemaran industri pada awalnya
menerbitkan KEP-51/MENKLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair
bagi kegiatan industri. KEP-52/MENKLH/10/1995 tentang baku mutu
limbah cair bagi kegiatan hotel. Selanjutnya dengan konsideran yang sama
telah dterbitkan pula Keputusan Menteri dengan nomor: KEP-
58/MENKLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah
sakit. Walaupun secara eksplisit KEPMENKLH tersebut tidak
27
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
mengharuskan rumah sakit untuk mengolah limbah cair dengan pembuatan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), namun arahan yang diterima
implementor (pelaksana) sebagaimana yang dilakukan pada industri dan
hotel yaitu membangun IPAL secara ad hoc dengan teknologi end-of-pipe.
Substansi kebijakan regulatif tersebut tidak memperhatikan keberadaan
limbah yang berpotensi dan bersifat Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)=hazardous waste yang seharusnya diperlakukan secara hati-hati
(Lawson, 2003). Bahkan juga tidak memperhitungkan keberadaan dan
habitat usaha/industri yang sangat rentan terhadap bahaya biologi.
Dikuatirkan dalam implementasi, teknologi end-of-pipe dengan ujud IPAL
berpotensi berbahaya dan berisiko, tidak hanya bagi usaha/ industry tetapi
juga bagi masyarakat luas.
Dalam pemahaman K3 dan Kesehatan Lingkungan, penempatan
bioreaktor limbah B3 di usaha/industry merupakan tindakan yang tidak
aman (unsafe act). Tindakan tersebut juga kurang sesuai dengan peraturan
yang menekankan bahwa setiap orang wajib memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungannya;
dan (d) Secara substantial, lewat use oriented law, sebenarnya berbagai
instansi terkait telah mengantisipasi melalui peraturan perundangan yang
ada. Kementerian Ketenagakerjaan telah memasukkan klausul
pembuangan atau pemusnahan limbah demi keselamatan karyawan yang
diatur dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja. Pihak kementerian kesehatan juga telah menekankan kesehatan
lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Dengan
memberikan arahan agar lokasi usaha dan industry diletakkan di daerah
yang terhindar dari pencemaran.
3) Toksikologi dan Kesehatan Lingkungan
Toksikologi perkembangan adalah bagian dari toksikologi, yaitu
ilmu yang mempelajari seluk-beluk racun, terutama pengaruhnya terhadap
makhluk hidup. Sesuai dengan namanya toksikologi perkembangan
28
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
menitikberatkan kajian pada pengaruh agensia toksis terhadap makhluk
hidup yang sedang dalam stadium perkembangan. Istilah agensia toksis
digunakan di sini karena kata racun lebih menghunjuk pada senyawa
kimiawi, padahal di dalam kenyataannya toksikologi perkembangan tidak
membatasi diri pada kajian efek senyawa kimiawi saja tetapi juga
mengkaji pengaruh agensia lain seperti gelombang elektromagnetik, bunyi,
cahaya, mikroorganisma terhadap perkembangan embrio. Sebagai sebuah
ilmu, toksikologi perkembangan melakukan kajian teoritis tentang
mekanisme kerja agensia toksik, respon tubuh organisme terhadap agensia
toksik tadi pada berbagai tingkatan (subseluler, seluler, organ, maupun
individu), modulasi efek oleh berbagai faktor seperti tingkat
perkembangan, dosis, organ sasaran dan sebagainya. Seiring dengan itu
toksikologi perkembangan juga memiliki aspek praktis karena dengan
berkembangnya ilmu ini telah terbuka cara-cara untuk menguji status
keteratogenikan suatu agensia.
Sedangkan K3 dan Kesehatan Lingkungan serta Kesehatan
Lingkungan (Industri) memiliki dasar pijakan sebagai berikut:
1. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
3. UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Kerja
4. Kepres No 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena
Akibat Hubungan Kerja
5. Kepmen tenaga Kerja/ no.Kep 62/Men/1992 tentang Pedoman
Diagnosis dan Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakait
Akibat Kerja.
6. UU No.25 tahun 1997 tentang Tenaga Kerja
7. UU RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
8. Standar internasional: yaitu ISO 14001, ISO 14004, ISO 14010, ISO
14011, dan ISO 14012
29
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Keprihatinan global terhadap dampak negatif akibat tingginya
pertumbuhan agroindustri maupun industri manufaktur yang mengakibatkan
tercemarnya lingkungan. Keberadaan suatu sistem standardisasi semakin
dirasakan urgensinya. Melihat upaya yang makin gencar untuk perlindungan
lingkungan, semua negara sepakat terhadap pentingnya turut ambil bagian
untuk melindungi dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. Kenyataan
ini menempatkan aspek lingkungan menjadi faktor yang berpengaruh dalam
pola perdagangan barang dan jasa. Isue pelestarian dan perlindungan
lingkungan hidup dijadikan prasyarat bagi setiap negara yang ingin ikut
berperan aktif dalam perdagangan dunia.
Tuntutan perubahan terhadap sistem manajemen lingkungan yang
diterapkan harus sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan.Karena itu, pemanfaatan sertifikasi ISO 14000 tak
hanya penting bagi perusahaan itu sendiri, melainkan juga bagi lingkungan
sekitarnya.Melalui penerapan standar ISO 14001, aspek-aspek lingkungan
yang berdampak terhadap lingkungan harus diidentifikasi serta dikelola.
Penerapannya harus melibatkan seluruh proses, mulai dari penerimaan
bahan baku hingga produk akhir, termasuk limbah yang dihasilkan, baik itu
limbah cair, gas, maupun limbah padat. Artinya, penerapan sistem
manajemen lingkungan ini dimaksudkan sebagai antisipasi kemungkian
dampak yang mungkin terjadi. Industri dituntut mampu mengendalikan dan
mencegah dampak lingkungan dalam setiapkegiatannya.
Dalam SMK3 dan Kesehatan Lingkungan atau K3 dan Kesehatan
Lingkungan sangat berkaitan dengan toksikolgi bagi manusia, dan
lingkungannya yang mempunyai peran penting karena setiap orang wajib
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan
lingkungannya, terlihat pada tabel 1 dan sebagian dari peraturan-peraturan
dibawah ini:
1. Undang-Undang NO. 1/1970 Tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal
3 ayat 1 f, g, i,j,k,l,m, pasal 5, pasal 8, pasal 9 dan pasal 14.
30
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
2. Peraturan pemerintah No.7 tahun 1973 tentang pengawasan atas
peredaran, penyimpanan dan penggunaan Pestisida.
3. Peraturan Pemerintah No. 11/1975 tentang Keselamatan Kerja terhadap
Radiasi.
4. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat
Kesehatan Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja;
5. Permenaker No.3/Men/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pemakaian Asbes.
6. Permenaker No.3/Men/1986 tentang syarat Keselamatan dan Kesehatan
di Tempat Kerja yang mengelola pestisida.
7. Kepmenaker No. 187/Men/1999 tentang pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di tempat Kerja.
8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984, tentang
Pengesahan Alat Pelindung Diri.
9. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1997 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Kimia dll, udara Lingkungan Kerja.
Setiap penggunaan teknologi dan bahan yang digunakan ada
kecenderungan berbahaya yang mengakibatkan toksik bagi manusia dan
lingkungan sehingga dalam proses produksi terdapat sumber bahaya yang
bersifat toksik di tempat kerja (UU 1/ 1970) dan dapat tertangani secara
terencana, terukur, terstrukur, dan terintegrasi dalam produk (productivity,
quality, cost, delivery on time) dan manusia (safety, healty, mental, Ethics)
serta lingkungan (environmental) sehingga memberikan informasi konsep
dasar K3 dan Kesehatan Lingkungan khususnya pengendalian kerugian
dan pencegahan, upaya mengendalikan datau meniadakan potensi bahaya
untuk mencapai tingkat resiko yang dapat diterima dan sesuai dengan
standar/baku LD50 dan LC50 (Kepmenaker No. 187/Men/1999) yang
ditetapkan dan sesuai standar K3 dan Kesehatan Lingkungan, sehingga
lingkungan yang tercemar dapat dipulihkan kembali dengan didukung
peningkatan ketahanan diri orang atau pekerja dari umum ke APD khusus
31
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
dan cara menggunakan alat-alat pendeteksi pencemaran dan alat-alat
pengolahan bahan yang tercemar dilingkungan baik diudara, air dan tanah
berdasarkan pola K3 dan Kesehatan Lingkungan sesuai dengan bahan yang
tercemar dan menjadi pencemaran lingkungan.
c. Aspek legal.
Sebuah Laboratorium harus mempunyai Surat Keputusan (SK)
pendirian laboratorium dari pejabat perguruan tinggi Direktur Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda.
d. Sarana Pendukung.
Sarana Pendukung sudah tersedianya raungan serta pengelola
laboratorium pranata laboroatorium pendidikan (PLP). sebagai penunjang
untuk berdirinya sebuah laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan pada
program studi manajemen lingkungan.
G. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan
Tri Wulan
I II III
1. Penjajakan Lokasi
Diklat dan Magang
2. Pelaksanaan Diklat
dan Magang
3. PengadaanPeralatan
Laboratorium
4. Pelaporan
5. Seminar
32
_____________________________________________________________________________________________
Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen
Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
H. VERIFIKASI KEMAJUAN PROGRAM
Setelah terlaksana Pembentukkan dan Pengadaan Fasilitas Sarana serta
Prasarana Laboratorium dan Pendukungnya pada Program Studi Manajemen
Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, maka program ini dapat terus
berlanjut karena :
1. Menjadi bahan pendidikan dan pengajaran serta penyempurnaan kurikulum
yang berorientasi 5 (lima) tahun kedepan serta adanya SOP praktek
laboratorium dan praktik lapang tentang K3 dan Kesehatan Lingkungan.
2. Mempunyai staff pengajar dan Pranata Labaoratorium Pandidikan (PLP) yang
profesional serta berkompetensi dan berprestasi serta dapat melakukan
kerjasama dengan pihak ke-3 (tiga).
3. Menghasilkan produk atau jasa lingkungan dan penanganan hasil sampingan
dari pemanfaatan lingkungan yang berdampak terhadap manusia, dimana
produk dan jasa tersebut terpasarkan dengan optimal.
H. PENANGGUNG JAWAB AKTIVITAS
Penanggung jawab Pembentukkan dan Pengadaan Fasilitas Sarana
Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan pada Program Studi
Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah
Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dan
Pengarah Kegiatan dari pembentukan Laboratorium K3 dan Kesehatan
Lingkungan adalah Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen yang
Bertanggung Jawab dalam Pelaksana Kegiatan adalah
Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan.

Contenu connexe

Tendances

Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesMastori Rodin
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmasAdelina Hutauruk
 
Sop pengelolaan reagen
Sop pengelolaan reagenSop pengelolaan reagen
Sop pengelolaan reagenMosesUntung
 
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptxJabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptxlabkesdasumber
 
Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2HMRojali
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...Muhamad Imam Khairy
 
KAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docxKAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docxsusirahayu11
 
Konsep kesehatan perkotaan
Konsep kesehatan perkotaanKonsep kesehatan perkotaan
Konsep kesehatan perkotaanJoni Iswanto
 
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularTheresiaSandraDiahRa
 
Sk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpSk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpistirizky1
 
380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptxvania717081
 
5. sop penyuluhan
5. sop penyuluhan5. sop penyuluhan
5. sop penyuluhanputri390345
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasJoni Iswanto
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1HMRojali
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahrickygunawan84
 

Tendances (20)

Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Sop pengelolaan reagen
Sop pengelolaan reagenSop pengelolaan reagen
Sop pengelolaan reagen
 
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptxJabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
 
Pedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus SehatPedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus Sehat
 
Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
 
KAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docxKAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docx
 
Konsep kesehatan perkotaan
Konsep kesehatan perkotaanKonsep kesehatan perkotaan
Konsep kesehatan perkotaan
 
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
 
Sk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpSk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkp
 
380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx
 
5. sop penyuluhan
5. sop penyuluhan5. sop penyuluhan
5. sop penyuluhan
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmas
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 

Similaire à Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani

proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniproposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniFurqaan Hamsyani
 
BROSUR AGROINDUSTRI POLITANI PANGKEP 2023
BROSUR AGROINDUSTRI POLITANI PANGKEP 2023BROSUR AGROINDUSTRI POLITANI PANGKEP 2023
BROSUR AGROINDUSTRI POLITANI PANGKEP 2023rasthoen
 
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001frisca maulida
 
RPT SAINS TINGKATAN 5 2023 (edit).docx
RPT SAINS TINGKATAN 5 2023 (edit).docxRPT SAINS TINGKATAN 5 2023 (edit).docx
RPT SAINS TINGKATAN 5 2023 (edit).docxZaidaTahir
 
186951111201112051.unlocked
186951111201112051.unlocked186951111201112051.unlocked
186951111201112051.unlockedAgus Witono
 
PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM SUPLEMEN MAKANAN SECARA KCKT
PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM SUPLEMEN MAKANAN SECARA KCKTPENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM SUPLEMEN MAKANAN SECARA KCKT
PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM SUPLEMEN MAKANAN SECARA KCKTMifta Finanti
 
LAPORAN KEGIATAN Magang.docx
LAPORAN KEGIATAN Magang.docxLAPORAN KEGIATAN Magang.docx
LAPORAN KEGIATAN Magang.docxNanikNoptaAyy
 
Prosiding edy siswoyo
Prosiding edy siswoyoProsiding edy siswoyo
Prosiding edy siswoyoSTISIPWIDURI
 
Klinik Penulisan Proposal Penelitian
Klinik Penulisan Proposal PenelitianKlinik Penulisan Proposal Penelitian
Klinik Penulisan Proposal PenelitianAinul Yaqin
 
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. PertaminaMakalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. PertaminaFebri Alif Pratama
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Muliadin Forester
 
SNT5_RPT SAINS TING 5 KSSM 2024_2025.docx
SNT5_RPT SAINS TING 5 KSSM 2024_2025.docxSNT5_RPT SAINS TING 5 KSSM 2024_2025.docx
SNT5_RPT SAINS TING 5 KSSM 2024_2025.docxssuserb1e39c
 
20. luh putri adnyani rancanan aktualisasi
20. luh putri adnyani rancanan aktualisasi20. luh putri adnyani rancanan aktualisasi
20. luh putri adnyani rancanan aktualisasiLuh Putri Adnyani
 
PROPOSAL KUNJUNGAN INDUSTRI_REALLLL.pdf
PROPOSAL KUNJUNGAN INDUSTRI_REALLLL.pdfPROPOSAL KUNJUNGAN INDUSTRI_REALLLL.pdf
PROPOSAL KUNJUNGAN INDUSTRI_REALLLL.pdfGhomaDiansara
 
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptx
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptxdrg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptx
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptxmarita896206
 
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganKeselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganBedjo Tjahmrican
 
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganKeselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganBedjo Tjahmrican
 

Similaire à Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani (20)

proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniproposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
 
BROSUR AGROINDUSTRI POLITANI PANGKEP 2023
BROSUR AGROINDUSTRI POLITANI PANGKEP 2023BROSUR AGROINDUSTRI POLITANI PANGKEP 2023
BROSUR AGROINDUSTRI POLITANI PANGKEP 2023
 
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
 
RPT SAINS TINGKATAN 5 2023 (edit).docx
RPT SAINS TINGKATAN 5 2023 (edit).docxRPT SAINS TINGKATAN 5 2023 (edit).docx
RPT SAINS TINGKATAN 5 2023 (edit).docx
 
STANDAR LABORATORIUM.docx
STANDAR LABORATORIUM.docxSTANDAR LABORATORIUM.docx
STANDAR LABORATORIUM.docx
 
186951111201112051.unlocked
186951111201112051.unlocked186951111201112051.unlocked
186951111201112051.unlocked
 
PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM SUPLEMEN MAKANAN SECARA KCKT
PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM SUPLEMEN MAKANAN SECARA KCKTPENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM SUPLEMEN MAKANAN SECARA KCKT
PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM SUPLEMEN MAKANAN SECARA KCKT
 
LAPORAN KEGIATAN Magang.docx
LAPORAN KEGIATAN Magang.docxLAPORAN KEGIATAN Magang.docx
LAPORAN KEGIATAN Magang.docx
 
Prosiding edy siswoyo
Prosiding edy siswoyoProsiding edy siswoyo
Prosiding edy siswoyo
 
Klinik Penulisan Proposal Penelitian
Klinik Penulisan Proposal PenelitianKlinik Penulisan Proposal Penelitian
Klinik Penulisan Proposal Penelitian
 
1.1prosedur profil lulusan
1.1prosedur profil lulusan1.1prosedur profil lulusan
1.1prosedur profil lulusan
 
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. PertaminaMakalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015
 
SNT5_RPT SAINS TING 5 KSSM 2024_2025.docx
SNT5_RPT SAINS TING 5 KSSM 2024_2025.docxSNT5_RPT SAINS TING 5 KSSM 2024_2025.docx
SNT5_RPT SAINS TING 5 KSSM 2024_2025.docx
 
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
 
20. luh putri adnyani rancanan aktualisasi
20. luh putri adnyani rancanan aktualisasi20. luh putri adnyani rancanan aktualisasi
20. luh putri adnyani rancanan aktualisasi
 
PROPOSAL KUNJUNGAN INDUSTRI_REALLLL.pdf
PROPOSAL KUNJUNGAN INDUSTRI_REALLLL.pdfPROPOSAL KUNJUNGAN INDUSTRI_REALLLL.pdf
PROPOSAL KUNJUNGAN INDUSTRI_REALLLL.pdf
 
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptx
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptxdrg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptx
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptx
 
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganKeselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
 
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkunganKeselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
 

Plus de Furqaan Hamsyani

Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
  Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara  Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
  Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara  Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
Daftar pustaka ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
Perencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanPerencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanFurqaan Hamsyani
 
Perencanaan lingkungan furqaan hamsyani
Perencanaan lingkungan  furqaan hamsyaniPerencanaan lingkungan  furqaan hamsyani
Perencanaan lingkungan furqaan hamsyaniFurqaan Hamsyani
 
Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli  Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli Furqaan Hamsyani
 
Perencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanPerencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanFurqaan Hamsyani
 
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udaraMemperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udaraFurqaan Hamsyani
 
7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
  7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara  7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
7-daftar tabel ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
Ekonomi teknik dan lingkungan furqaan hamsyani
Ekonomi teknik dan lingkungan  furqaan hamsyaniEkonomi teknik dan lingkungan  furqaan hamsyani
Ekonomi teknik dan lingkungan furqaan hamsyaniFurqaan Hamsyani
 
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
  Bab 1 ekonomi pencemaran udara  Bab 1 ekonomi pencemaran udara
Bab 1 ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
  8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara  8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
8-daftar gambar ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
  6-daftar isi ekonomi pencemaran udara  6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
6-daftar isi ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
  5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara  5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
5-kata pengantar ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 

Plus de Furqaan Hamsyani (20)

Cover p2 m3
Cover  p2 m3Cover  p2 m3
Cover p2 m3
 
Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
  Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara  Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
 
Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
  Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara  Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
 
Praktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asamPraktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asam
 
Praktikum 2 debu
Praktikum 2 debuPraktikum 2 debu
Praktikum 2 debu
 
Materi peraturan
Materi peraturanMateri peraturan
Materi peraturan
 
Praktek mahasiswa ml
Praktek mahasiswa mlPraktek mahasiswa ml
Praktek mahasiswa ml
 
Perencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanPerencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaan
 
Perencanaan lingkungan furqaan hamsyani
Perencanaan lingkungan  furqaan hamsyaniPerencanaan lingkungan  furqaan hamsyani
Perencanaan lingkungan furqaan hamsyani
 
Mp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaanMp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaan
 
Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli  Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli
 
Perencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanPerencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaan
 
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udaraMemperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
 
7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
  7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara  7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
 
Ekonomi teknik dan lingkungan furqaan hamsyani
Ekonomi teknik dan lingkungan  furqaan hamsyaniEkonomi teknik dan lingkungan  furqaan hamsyani
Ekonomi teknik dan lingkungan furqaan hamsyani
 
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
  Bab 1 ekonomi pencemaran udara  Bab 1 ekonomi pencemaran udara
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
 
8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
  8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara  8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
 
6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
  6-daftar isi ekonomi pencemaran udara  6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
 
5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
  5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara  5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
 
4-riwayat hidup
  4-riwayat hidup  4-riwayat hidup
4-riwayat hidup
 

Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani

  • 1. 1 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROPOSAL PEMBENTUKKAN LABORATORIUM K3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM PENGUATAN PROGRAM STUDI BIDANG LABORATORIUM PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013
  • 2. 2 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan KaruniaNya, penyusun dapat menyelesaikan proposal Pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan PS. Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda untuk diajukan pada Direktorat Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. PS. Manajemen Lingkungan baru mempunyai satu laboratorium sehingga laboratorium baru sangat memerlukan energi dan dukungan moril serta materiil khusus untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Disisi lain dengan pengalaman yang ada selama ini pada program studi yang lain di bawah naungan Direktorat Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dapat membantu pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan dengan mengarah kepada kompetensi laboratorium perguruan tinggi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) melalui proses akreditasi. Penyusunan Proposal Pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh tim yang ditunjuk oleh Ketua PS. Manajemen Lingkungan yang kemudian akan di SK kan. Dukungan dan keterlibatan pihak lain khususnya seluruh staf PS. Manajemen Lingkungan sangat membantu dalam penyelesaian laporan ini. Pada kesempatan ini, kami menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Proposal Pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan ini. Harapan kami penyusunan Proposal Pembentukkan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan dapat diterima dan Laboratorium baru lainnya dapat terbentuk secara berkelanjutan di PS. Manajemen Lingkungan untuk memudahkan kegiatan perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pengembangan dan peningkatan pendidikan yang berkesinambungan. Samarinda, Januari 2013 Penyusun
  • 3. 3 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PEMBENTUKAN LABORATORIUM K3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN Dengan ini Tim Pembuatan dan Pengkoreksian Proposal Pembentukan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan 1. Penanggung Jawab : Ir. Wartomo.MP. 2. Pengarah Kegiatan : Ir. Hasanudin, MP 3. Pelaksana Kegiatan Ir. Dadang Suprapto, MP 4. Anggota Furqaan Hamsyani, S.Hut, M.Si. Kemala Hadidjah,ST.,M.Si. Rusli Wahyuni, A.Md. Estu Pangaribowo, A.Md. Kuswantoro,ST. M. Fikri Hernandi, S.Hut., MP Martha Ekawati S., S.Hut, MP Mengajukan Proposal Pembentukan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan PS. Manajemen Lingkungan, Jurusan Manajemen Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri samarinda Mengetahui, Samarinda, Januari 2013 Diketahui, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198803 1 005 Disampaikan Oleh, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Ir. Dadang Suprapto. MP. NIP. 19620101 198803 1 003 Mengetahui, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003
  • 4. 4 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda IDENTITAS PEMBUATAN PROPOSAL PEMBENTUKAN LABORATORIUM K3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN Nama : Ir. Hasanudin, MP Jabatan : Ketua Juruasan Manjemen Pertanian Tanggal Pembuatan : 26 - 01 - 2013 Tanda Tangan : Nama : Ir. Dadang Suprapto, MP Jabatan : Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013 Tanda Tangan : Nama : Furqaan Hamsyani, S.Hut., M.Si. Jabatan : Tenaga Pengajar Tanggal Pembuatan : 26 - 01 - 2013 Tanda Tangan : Nama : Kemala Hadijah,ST.,M.Si. Jabatan : Tenaga Pengajar Tanggal Pembuatan : 26 - 01 - 2013 Tanda Tangan : Nama : Rusli Wahyuni, A.Md Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013 Tanda Tangan : Nama : Estu Pangaribowo, A.Md (PLP) Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013 Tanda Tangan :
  • 5. 5 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Nama : M. Fikri Hernandi, S.Hut., MP Jabatan : Dosen Pengampu Mata Kuliah SMK3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN/ PUDIR II Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013 Tanda Tangan : Nama : Martha Ekawati S., S.hut, MP Jabatan : Dosen Pengampu Mata Kuliah SMK3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN Tanggal Pengisian : 26 - 01 - 2013 Tanda Tangan :
  • 6. 6 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i HALAMAN PENGESAHAN ii IDENTITAS PEMBUATAN PROPOSAL LABORATORIUM K3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN iii IDENTITAS PENGKOREKSI PROPOSAL LABORATORIUM K3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN iv DAFTAR ISI v A. PENDAHULUAN 7 B. DASAR PEMIKIRAN 8 C. TUJUAN KEGIATAN 11 D. LUARAN 11 E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM 12 F. PERSYARATAN PENGUSUL 13 G. JADWAL KEGIATAN 31 H. VERIFIKASI KEMAJUAN PROGRAM 32 I. PENANGGUNG JAWAB AKTIVITAS 32
  • 7. 7 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda A. PENDAHULUAN Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.03/Januari/2010 dan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.02 dan No.13/Mei/2010, yang dimaksud dengan LABORATORIUM PENDIDIKAN adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sedangkan personil yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk mengelola LABORATORIUM PENDIDIKAN (selanjutnya disebut LABORATORIUM) disebut sebagai PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN (selanjutnya disebut PLP). Laboratorium bisa terdapat di sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, akademi, sekolah tinggi, atau perguruan tinggi. PLP merupakan jabatan fungsional yang bisa diduduki oleh pegawai negeri sipil yang saat ini bekerja sebagai laboran, analis, teknisi, atau instruktur yang bekerja di laboratorium. Di tingkat perguruan tinggi, laboratorium merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mewujudkan fungsi tridharma perguruan tinggi. Laboratorium merupakan sarana bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan kegiatan pendidikan, penelitian, dan layanan pada masyarakat. Banyak laboratorium perguruan tinggi diminta menjadi pihak ketiga untuk melakukan pengujian produk untuk memperoleh data yang berhubungan dengan kasus-kasus pencemaran makanan (kasus melamin, kasus bakteri toksik, kasus zat warna, atau pengawet formalin) atau pencemaran lingkungan yang memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas, termasuk konsekuensi hukumnya. Agar dukungan laboratorium terhadap pelaksanaan kegiatan tridarma perguruan tinggi tersebut berlangsung efektif dan efisien, maka laboratorium harus dikelola secara
  • 8. 8 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda profesional agar mampu mengadaptasi perkembangan iptek yang begitu cepat, termasuk perkembangan sistem manajemen pengelolaan laboratorium modern, sehingga peralatan dan fasilitas laboratorium lainnya difungsikan secara optimal, untuk memastikan validitas setiap data (akurasi, presisi, reproducibility, repeatibility, tracebility) yang dihasilkan pada kegiatan praktikum, penelitian, dan kegiatan pelayanan pada masyarakat. Untuk mencapai keadaan tersebut, laboratorium perguruan tinggi sangat perlu didorong dan difasilitasi untuk bisa menerapkan standar sistem manajemen mutu pengelolaan laboratorium yang berlaku. B. DASAR PEMIKIRAN Keberadaan laboratorium pada perguruan tinggi merupakan sebuah keharusan dan sangat diperlukan sekali sebagai penunjang dalam kegiatan pembelajaran dan, akan menjadi sumber rujukan yang tepat bagi mahasiswa, dosen, serta masyarakat pengguna jasa. Mahasiswa akan terbiasa dengan praktek berlaboratorium yang benar. Wawasan ini kelak akan sangat bermanfaat pada saat mereka bekerja di industri/perusahaan. Tersedianya laboratorium pada sebuah perguruan tinggi yang selalu dikelola secara profesional akan menunjukan semangat Layanan Prima dan berdampak positif bagi peningkatan mutu akademik, yang sangat relevan dengan renstra Ditjen Dikti yang mengamanatkan peningkatan mutu pendidikan untuk memperkuat daya saing bangsa, dan renstra Kemdikbud tentang peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Oleh karena itu laboratorium merupakan ujung tombak bagi mahasiswa dan dosen dalam melakukan penelitian untuk menghasilkan suatu temuan yang berkualitas dan berpotensi komersial/paten guna mendukung tercapainya cita-cita world class university. Dimilikinya laboratorium pada perguruan tinggi diharapkan menjadi pendorong peningkatan kerjasama dengan industri dalam penelitian terapan yang akan menjadi alternatif baru bagi peningkatan penggalangan dana. Beberapa laboratorium perguruan tinggi yang sudah biasa membuka layanan jasa akan lebih
  • 9. 9 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda berkembang dan mendapatkan kepercayaan masyarakat industri jika telah terstandarkan. Fakta di lapangan menunjukan bahwa kegiatan praktikum-penelitian yang dilakukan disemua jenjang pendidikan pada umumnya belum sepenuhnya memperhatikan persyaratan manajemen dan teknis yang harus dipenuhi untuk mendapatkan suatu hasil yang sahih. Oleh karena itu Laboratorium diharapkan melakukan sistem dokumentasi yang baik terhadap fasilitas laboratorium dan kegiatan laboratorium. Semboyan sistem mutu “tulis apa yang akan dikerjakan, kerjakan apa yang telah di tulis, rekam serta laporkan apa yang telah dikerjakan, evaluasi dan lakukan peningkatan secara berkelanjutan” belum membudaya dalam praktek laboratorium di perguruan tinggi. Dari sisi teknis, laboratorium nantinya diharapkan mempunyai program kalibrasi alat, validasi metode uji yang baku dan metode uji yang dikembangkan sendiri, penggunaan bahan yang terstandarkan rujukan bersertifikat yang tertelusur, seharusnya sering dilakukan uji banding antara laboratorium dan uji profisiensi, serta aspek-aspek lainnya. Pada kondisi demikian, laboratorium akan menjadi pendorong agar laboratorium menjadi laboratorium yang kompeten. Bagi perguruan tinggi yang sedang mengarah ke riset university-world class university, sebuah laboratorium sepertinya menjadi kebutuhan, karena data hasil pengujian/kalibrasi laboratorium merupakan alat bukti objektif dan strategis dalam mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pelayanan kepada masyarakat (terutama dalam kasus yang berdampak sosial, dan ekonomi yang luas, dan berimplikasi hukum). Strategi peningkatan relevansi dan mutu dititik beratkan pada upaya peningkatan kualitas keluaran di bidang tridharma, keterpaduan, dan kesepadanan antara keluaran dan kebutuhan konsumen. PENDIDIKAN: Penjabaran strategi peningkatan relevansi dan mutu diarahkan pada pencapaian peningkatan kualifikasi lulusan dan kesiapan lulusan terhadap tuntutan globalisasi dan kemajuan teknologi. Perwujudan strategi peningkatan relevansi dan mutu ditempuh melalui:
  • 10. 10 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda a. Peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas fisik dan media pengajaran guna mewujudkan Politani sebagai pusat pengajaran dan pelatihan bidang lingkungan dan dampak dari pemanfaatan lingkungan. b. Peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas laboratorium dan pembentukkan laboratorium baru sehingga memiliki kompetensi dan prestasi. c. Peningkatan kualitas perpustakaan Politekni Pertanian Negeri Samarinda yang merupakan induk perpustakaan-perpustakaan setiap program studi yang menjadi pusat pelayanan database dan informasi Iptek bagi staff pengajar, PLP (Pranata Laboratorium Pendidikan), administrator, dan mahasiswa serta merupakan sarana penunjang pembentukkan laboratorium baru. d. Peningkatan kualitas staf pengajar dan PLP melalui pendidikan formal (S2, SP1 dan SP2) dan non formal (pelatihan, magang kerja dan usaha di perusahaan/industri kehutanan, perkebunan dan pertambangan serta jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanfaatan lingkungan, penataran PEKERTI, dan lain-lain), dan melalui penelitian terapan. e. Peningkatan kualitas tenaga penunjang pendidikan dalam hal ini adalah Pranata Laboratorium Pendidikan sehingga dapat memanfaatkan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran baik di lapangan maupun laboratorium, dan melalui pendidikan non formal (magang kerja dan usaha di perusahaan/industri kehutanan, perkebunan dan pertambangan serta jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanfaatan lingkungan, penataran PLP). f. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, khususnya yang menunjang Program Studi Manajemen Lingkungan sehingga menjadi yang program studi unggulan. g. Laboratorium beserta fasilitas yang lengkap merupakan sarana vital untuk mendukung kemampuan mahasiswa dalam hal penguasaan ketrampilan kerja, metode analisis dan sinkronisasi dan atau pembuktian antara teori dengan kenyataan sebenarnya. Sehingga peranan laboratorium harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu seperti tersedianya alat yang sesuai dengan jumlah unit yang memadai, berfungsi dengan baik dan terkalibrasi. Pada akhirnya
  • 11. 11 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda laboratorium harus diusahakan untuk dapat predikat „terakreditasi‟ oleh lembaga yang berkompeten. Laboratorium yang demikian dengan seluruh peralatannya yang terkalibrasi secara konsisten atau bahkan sudah terakreditasi akan mampu memberikan pelayanan yang baik dan unjuk kerja yang bermutu serta dapat dipercaya. C. TUJUAN KEGIATAN Tujuan dari Pembentukkan dan Pengadaan Fasilitas Sarana serta Prasarana Laboratorium dan Pendukungnya pada Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah untuk mempertahankan eksistensi dan kompetensi dengan peningkatan berbagai aspek yang berkaitan dengan kualitas pendidikan dan pengajaran berikut ini: 1. Meningkatkan profesionalisme staf pengajar dengan berkompetensi yang berkualitas dalam hal pendidikan dan pengajaran. 2. Terciptanya atmosfer Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang kondusif sehingga terjadi peningkatan kualitas pendidikan. 3. Meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi Politeknik pertanian Negeri Samarinda khususnya dibidang sains. 4. Meningkatkan prestasi akademik mahasiswa . 5. Menghasilkan jasa atau produk yang dapat dipasarkan. D. LUARAN Outcomes yang dikehendaki dari program Project Implementation Plan (PIP) Pembentukkan Laboratorium pada Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah : 1 Menghasilkan serta meningkatan kualitas pelayanan prima dalam pendidikan dan pengajaran yang profesional dan berstandar untuk memenuhi tuntutan pengguna jasa bidang manajemen lingkungan terutama terkait dengan K3 dan Kesehatan Lingkungan.
  • 12. 12 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 2 Menghasilkan lulusan yang profesional sesuai dengan bidang keahlian serta penguasaan alat sehingga mudah mengisi lapangan kerja yang tersedia atau membuat lapangan kerja bagi orang lain. 3 Program Studi Manajemen Lingkungan mempunyai nilai jual di masyarakat, karena dapat melaksanakan kegiatan/produk atau jasa yang dapat dipasarkan. E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM Indikator Kinerja Akhir Tahun 2013 1. Kegiatan praktikum Meningkat sebanyak 40% 2. Kegiatan pengajaran Rata-rata 60% Total 100% Secara umum program pembentukan laboratorium ini dinyatakan berhasil jika indikator berikut ini tercapai: 1. Terbentukannya sebuah laboratorium yang baru, sehingga jumlah laboratorium pada perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. PS. Manajemen Lingkungan menjadi bertambah sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran. 2. Meningkatnya kompetensi para pengelola laboratorium (Pranata Laboratorium Pendidikan). 3. Meningkatnya budaya kerja para pengelola laboratorium sesuai standar, dengan membiasakan mendokumentasikan kebijakan dan program pengelolaan laboratorium yang akan dilakukan, melaksanakan program yang telah dibuat, mengevaluasi hasil program, melakukan analisis kekurangan sebagai umpan balik untuk melakukan peningkatan dan perbaikan program berikutnya, serta merekam seluruh aktivitas yang telah dilakukan. 4. Terjadi peningkatan dalam hal proses kegiatan pengajaran dan praktikum pada perguruan tinggi
  • 13. 13 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda F. PERSYARATAN PENGUSUL a. Peralatan Peralatan yang sudah ada untuk mendukung berdirinya sebuah laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan antara lain : No Nama Alat Spesifikasi /Merk Satuan Jumlah 1 Fire Extinguisher Powder 45P 3 Kg, Groos weight 4,5 kg, discharge Duration 7 sec, shooting range 3-6 m, propellant ( gas ) N2 Working Pressure 10 – 15 bar, test pressure 20 bar. Buah 10 2 Helmet ( Helm ) Protective Helmet, MSA Id. 0009 460-D, V-gard Configuration Protection (certified) Buah 48 3 Sepatu Safety King The Logical Choice KWD 805 CX Buah 48 4 Kacamata Safeguard Buah 24 5 Sarung Tangan Karet / Kain Lusin 2 b. Keterkaitan. Keterkaitan mata kuliah dengan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan sehingga perlu dibentuk laboratorium adalah sebagai berikut : Mata kuliah kuliah yang diajarkan di Program Studi Manajemen Lingkungan terbagi dalam 2 (dua) semester yaitu semester ganjil sebanyak 19 matakuliah dan semester genap sebanyak 12 sks ditambah PKL dan Karya Ilmiah sehingga total keseluruhan adalah 31 yang terdiri dari 114 sks dimana teori 42 sks dan praktek 72 sks, matakuliah tersebut terbagi dalam 4 (empat) kelompok matakuliah yaitu MPK, MKK, MKB, MPB) yang wajib ditempuh oleh mahasiswa pada PS. Manajemen Lingkungan.
  • 14. 14 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Keterkaitan matakuliah yang diajarkan di PS. Majemen Lingkungan dengan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan ataupun SMK3 dan Kesehatan Lingkungan secara mendasar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu: 1 Pertama: secara keseluruhan matakuliah yang diajarkan di PS. Manajemen Lingkungan mempunyai keterkaitan dengan K3 dan Kesehatan Lingkungan dan Laboratorium SMK3 dan Kesehatan Lingkungan sebagai laboratorium yang bersifat kontrol terhadap semua laboratorium yang ada di Jurusan Manajemen Pertanian khususnya dan semua laboratorium yang berada dibawah Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada umumnya, keterkaitan yang terjadi adalah dari segi peralatan alat pelindung diri, alat penanggulangan/pencegahan kebakaran, tata ruang laboratorium ataupun tata cara perlindungan diri dalam penggunaan alat-alat laboratorium yang digunakan dalam melaksanakan praktikum baik di Laboratorium ataupun praktik lapang, hal ini dikarenakan laboratorium ataupun laboratorium lapang merupakan tempat kerja bagi dosen dan PLP serta mahasiswa yang merupakan unsur utama yang harus dijaga didalam lokasi kerja hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kegiatan didalam laboratorium, harus disadari bahwa dalam setiap kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan kebakaran sehingga penting sekali aspek keselamatan dan kesehatan kerja disini, untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada laboratorium, melindungi harta milik laboratorium dari kerusakan dan memberikan keamanan kepada dosen dan PLP serta mahasiswa sehubungan dengan pengoperasian dan penggunaan fasilitas laboratorium. Setiap pengguna laboratorium harus mempunyai rasa tanggung jawab yang penuh akan keselamatan dan kesehatan kerja didalam laboratorium. Untuk itu perlu di buat peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap kegiatan yang dilakukan
  • 15. 15 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda didalam laboratorium. Penyelenggara terhadap peraturan-peraturan dan prosedur kerja dapat dikenakan sanksi Manajemen laboratorium tidak menginginkan program keselamatan dan kesehatan kerja dalam laboratorium hanya merupakan fungsi pelengkap, tetapi harus dilaksanakan. setiap orang yang akan melakukan pekerjaan di dalam laboratorium harus membaca peraturan yang ada serta memahami buku petunjuk di dalam laboratorium. Dalam laboratorium diperlukan suatu panduan untuk keselamatan kerja dan keselamatan laboratorium harus ditempatkan di tingkatan prioritas yang paling tinggi dan anda adalah bertanggung jawab untuk suatu laboratorium yang aman. Dalam laboratorium pada tahap awal kita harus mengetahui : a. Kegiatan yang akan dilakukan. b. Bahan-bahan kimia yang tersedia. c. Fasilitas peralatan proses yang tersedian. d. Peralatan K3 dan Kesehatan Lingkungan yang tersedia. 2 Kedua: Dari matakuliah vokasi yang terdapat pada PS. Manajemen Lingkungan, ada beberapa matakuliah vokasi yang memiliki keterkaitan secara mendalam dengan K3 dan Kesehatan Lingkungan/ matakuliah K3 dan Kesehatan Lingkungan/ SMK3 dan Kesehatan Lingkungan, Keselamatan kerja secara filosifi dapat diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk mencari keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah ataupun rohaniah, tenaga kerja pada khususnya dan manusia (pada umumnya), hasil kerja dan upaya menuju kesejahteraan atau adil makmur. Keselamatan Kerja secara keilmuan, merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keilmuan karena diketahui bahwa K3 dan Kesehatan Lingkungan merupakan suatu yang khusus yang dalam pelaksanaan selalu dilandasi dengan peraturan perundang-undangan yang juga dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu seperti ilmu teknik dan medik termasuk ekonomi dan sosial. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 adalah undang-undang
  • 16. 16 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda keselamatan kerja yang diberlakukan di seluruh Indonesia dan wajib diterapkannya. Undang-undang ini mempunyai tujuan : 1 Bahwa tenaga kerja atau orang lain di tempat kerja harus selalu dalam keadaan selamat dan sehat. 2 Sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efesien. 3 Proses produksi dapat dijalankan dengan lancer tanpa hambatan. Teori silogisme mengatakan bahwa : 1 Pertama bahwa kecelakaan tersebut terjadi karena ada sebab yaitu tenaga kerja (perbuatan) dan kondisi / keadaan yang tidak aman. 2 Kedua bahwa kerja (perbuatan) dan keadaan yang tidak aman itu ditimbulkan oleh kesalahan manusia bersangkutan dalam hal ini tenaga kerja. 3 Ketiga bahwa kesalahan manusia disebabkan oleh beberapa factor antara lain : lingkungan, kondisi sosial ekonomi, tingkat pengetahuan ketrampilan dan budaya. Implikasi dari pemikiran diatas bahwa sebetulnya kegagalan manusia itu adalah gagal dalam memanfaatkan lingkungannya. Selanjutnya bahwa kegagalan bukan sepenuhnya di tanggung oleh pelaku tapi oleh semua pihak yang berkepentingan. Tanggung jawab tenaga kerja dianggap oleh karena kelalaiannya, kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat ditolak, sehingga penanggulangannya merupakan tanggung jawab perusahaan / managemen, pemerintah dan yang terkait. Pemikiran ini didukung bahwa sebab musabab dan akibat peristiwa baik langsung maupun tidak langsung akan terkait dengan pihak-pihak tersebut.
  • 17. 17 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Hubungan antara kebijakan dan peraturan-peraturan kesehatan, ketenagakerjaan dan lingkungan adalah sebagai berikut ini: Sehingga keterkaitan matakuliah vokasi di PS. Manajemen Lingkungan dengan K3 dan Kesehatan Lingkungan dan laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan/ matakuliah SMK3 dan Kesehatan Lingkungan itu sendiri baik secara terencana, terukur, terstrukur, dan terintegrasi, diantara matakuliah vokasi yang terkait adalah sebagai berikut ini: A. Semester Ganjil: 1) Sistem Manajemen Lingkungan Dalam pelaksanaannya manajemen menurut G. Terry terbagi menjadi: perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), pelaksaan (Actuating), dan pengawasan (Controlling) demikian halnya dengan system manajemen lingkungan merupakan bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, dan
  • 18. 18 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sumber daya untuk mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai, mengevaluasi, dan memelihara kebijakan lingkungan (ISO 14001 : 2004) diantaranya: - Bersifat dinamis dan selalu berkembang - Melibatkan semua orang - Setiap komponen saling ketergantungan - Terintegrasi ke dalam sistem manajemen organisasi - Konsistensi dalam kegiatan dan perilaku - Standar operasi - Mencerminkan visi jangka panjang dan kegiatan jangka pendek Dan SMK3 dan Kesehatan Lingkungan dimana meliputi POAC yang terbagi dalam beberapa bagian dari sistem manajemen K3 dan Kesehatan Lingkungan dimana secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. 2) Pencemaran Udara, Air dan Tanah Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup, contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
  • 19. 19 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jumlahnya melebihi jumlah normal, Berada pada waktu yang tidak tepat, Berada pada tempat yang tidak tepat Sifat polutan adalah: Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi, Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak. Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu /lamanya kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut : 1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih. 2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan penyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat. 3 Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir. Dalam sistem manajemen K3 dan Kesehatan Lingkungan mempelajari tahapan penanganan pencemaraan terhadap lingkungan dengan mengutamakan orang/ pekerja yang merupakan asset utama dalam pengidentifikasian sumber pencemar di lingkungan, pola pergerakan bahan tercemar di lingkungan, dan cara penanganan bahan kimia yang berpotensi sebagai pencemar ke lingkungan sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja, sehingga lingkungan yang tercemar dapat dipulihkan kembali dengan didukung peningkatan ketahanan diri orang atau pekerja dari umum ke APD khusus dan cara menggunakan alat-alat
  • 20. 20 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pendeteksi pencemaran dan alat-alat pengolahan bahan yang tercemar dilingkungan baik diudara, air dan tanah berdasarkan pola K3 dan Kesehatan Lingkungan sesuai dengan bahan yang tercemar dan menjadi pencemaran lingkungan 3) Teknologi Produksi Bersih Tahun 1989/1990 UNEP (United Nations Enviroment Program) memperkenalkan konsep Produksi Bersih yang didefenisikan sebagai : "Suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan." Dasar Hukum Pelaksanaan Produksi Bersih adalah UU RI No. 23 Tabun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 14 dan Pasal 17. Pelaksanaan Produksi Bersih juga tercantum di dalam Dokumen ISO 14001 Butir 3.13, berbagai teknologi yang digunakan dalam 4 R antara lain : 1 Absorbsi (penyerapan). 2 Filtrasi (penyaringan). 3 Clarification (klarifikasi), suatu atau kombinasi proses yang tujuan utamanya untuk mengurangi konsentrasi bahan padat tersuspensi dalam cairan. 4 Segregation, upaya memisahkan suatu limbah (cairan limbah) dari limbah yang lain untuk tujuan pengolahan tertentu. Cara ini dapat mengurangi beban dan biaya pengolahan limbah. 5 Reverse Osmose (osmose terbalik) adalah proses pemisahan yang dikendalikan tekanan membran. Proses RO menggunakan membran semipermeable yang dapat melewatkan air yang dimurnikan dan menahan garam-garam terlarut. 6 Ion exchange (penukar ion), digunakan untuk merecover drag out dari larutan pembilas encer. 7 Recovery Nutrient dan Energi
  • 21. 21 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 8 Bioteknologi. Dengan makin meningkatnya tuntutan untuk melaksanakan produksi bersih dan tidak mencemari lingkungan, maka usaha pencegahan timbulnya buangan yang berbahaya dan beracun sampai ke tingkat minimal merupakan prioritas pertama. Pertimbangan selanjutnya baru kemungkinan proses daur ulang bahan buangan. Pertimbangan akhir adalah bagaimana mengolah buangan yang tidak dapat dihindari pembentukannya. Dalam hal ini, nilai usaha pencegahan lebih diutamakan dari penanggulangan akibat negatif dari limbah yang terbentuk. Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi diolah melalui berbagai teknik pengolahan limbah, seperti teknik pengolahan secara mekanis, kimia, biologi K3 dan Kesehatan Lingkungan atau SMK3 dan Kesehatan Lingkungan dalam produksi bersih atau teknologi produksi bersih sudah sangat sejelas dimana setiap penggunaan teknologi atau pun proses produksi terdapat sumber bahaya di tempat kerja (UU 1/ 1970) yang terdiri dari: kondisi mesin/ pesawat/ alat kerja/ bahan, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, proses produksi, serta lingkungan sehingga dapat tertangani secara terencana, terukur, terstrukur, dan terintegrasi dalam produk (productivity, quality, cost, delivery on time) dan manusia (safety, healty, mental, Ethics) serta lingkungan (environmental) sehingga memberikan informasi konsep dasar K3 dan Kesehatan Lingkungan khususnya pengendalian kerugian dan pencegahan, upaya MENGENDALIKAN atau MENIADAKAN potensi bahaya untuk mencapai tingkat resiko yang dapat diterima dan sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam produksi bersih berserta teknologinya yang sesuai dengan standar K3 dan Kesehatan Lingkungan. 4) Perencanaan, Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain; Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu
  • 22. 22 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup Perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi aneka ragam bidang dan keahlian, tetapi harus menjadi bagian penting dari perencanaan dan pengelolaan nasional apabila berhasil. Lingkungan hidup dan masalah- masalah lingkungan hidup seharusnya tidak dianggap terpisah dari fungsi- fungsi pemerintahan, tetapi seharusnya dianggap sebagai masalah pokok. Ada lima komponen dari proses yang dinamis dan interaktif untuk pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan lingkungan hidup, yaitu inventarisasi; evaluasi; perencanaan, pengelolaan dan pemantauan. Pada umumnya masalah lingkungan dihubungkan dengan pencemaran lingkungan. Padahal masalah lingkungan jauh lebih luas dari pada hanya sekedar pencemaran lingkungan, misalnya tata cara penggunaan alat-alat lingkungan dan produksi sesuai dengan prosedur alat dan K3 serta Kesehatan Lingkungan, penggunaan bahan-bahan dan cara penanggulangnnya secara K3 dan Kesehatan Lingkungan pada bahan yang dapat meracuni atau menimbulkan sakit para pegawai dan lingkungannya, pengunaan sumber daya alam (air, energi) atau produksi sumber daya alam yang berlebihan dan tidak beriringan dengan konsep K3 dan Kesehatan Lingkungan dan berdampak ketersediaan sumber daya alam semakin terbatas dan kualitasnya terus menurun. Masalah-masalah lingkungan tersebut di atas dapat menimbulkan kerugian tidak saja bagi lingkungan tetapi juga bagi kegiatan usaha/ industri dan masyarakat sekitar di antaranya adalah: menurunnya produktivitas yang diakibatkan oleh penurunan kesehatan karyawan, dan lingkungan kerja maupun lingkungan sekitarnya, peningkatan biaya operasional yang diakibatkan oleh penggunaan bahan baku, air dan energi yang berlebihan, timbulnya biaya-biaya external yang diakibatkan kecelakaan kerja, kebakaran dan keluhan masyarakat karena dampak dari kegiatan usaha industri
  • 23. 23 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Dan dalam SMK3 dan Kesehatan Lingkungan ataupun K3 dan Kesehatan Lingkungan untuk perencanaan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan baik itu lingkungan kerja, lingkungan industry atau usaha, ataupun lingkungan masyarakat dan lingkungan alam tempat industri/ usaha yang dibangun meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif sehingga dapat tertangani secara terencana, terukur, terstrukur, dan terintegrasi sehingga menghasilkan produksi yang berkesinambungan dengan keberlangsungan ekonomi, social dan lingkungan hidup yang berkelanjutan. B. Semester Genap: 1) Pengantar Ekonomi Lingkungan, Berdasarkan PP. No. 50 Tahun 2012 dikatakan bahwa sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pada prinsipnya K3 dan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, Kecelakaan di lingkungan kerja dan beserta dampaknya terhadap lingkungan merupakan kerugian bagi perusahaan. Selain kerugian dari segi materiil seperti jam kerja yang hilang, produktivitas, kerusakan materiil dan mesin, terdapat aspek kerugian lain yang tidak terlihat secara langsung seperti kenyamanan pekerja dalam beraktivitas, dampak lingkungan yang ditimbulkanya, serta etika lingkungan Pengontrolan seluruh Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja perlu dilakukan agar
  • 24. 24 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda kegiatan produksi dapat berjalan efektif dan efisien. Tingginya presentasi kecelakaan kerja lebih terkait dengan manajemen dibandingkan rekayasa. Manajemen tertinggilah yang menentukan kebijakan K3 dan Kesehatan Lingkungan seperti kondisi kerja, kualitas kerja, dan kualitas peralatan yang dipakai, serta kualitas lingkungan yang mendukung pekerjaan. Bahaya di tempat kerja dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi, atau kombinasi dari berbagai kondisi, dimana bila tidak terkoreksi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, penyakit, atau kerusakan properti (Goetsch, 1993). Sedangkan menurut Colling (1990), bahaya di tempat kerja merupakan suatu kondisi tempat kerja dimana terdapat suatu variable atau berbagai variabel yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, cedera serius, penyakit, dan kerugian. Menurut Heinrich (1980), kecelakaan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan, tidak direncanakan, dan tidak diharapkan dimana terjadi aksi dan reaksi antara objek, bahan, atau material dengan manusia sehingga menimbulkan cedera. Kecelakaan yang terjadi memiliki sebab-sebab dan sebab- sebab tersebut umumnya dapat dicegah (Soemirat, 1999). Upaya pencegahan kecelakaan dan kebakaran dapat dilakukan dengan mengkoreksi atau paling tidak meminimasi setiap bahaya yang dapat diidentifikasi serta lingkungan. Suatu analisis yang akurat terhadap potensial bahaya dan kebakaran di tempat kerja dan lingkungannya merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan masalah K3 dan Kesehatan Lingkungan dan dapat digunakan sebagai salah satu data dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan demikian, identifikasi dan eliminasi terhadap potensi bahaya merupakan kunci utama dalam upaya pencegahan kecelakaan di lingkungan kerja dan kebakaran serta lingkungannya. Ada berbagai macam perhitungan biaya diantaranya adalah perhitungan biaya dengan menggunakan perkiraan Matriks Robinson dengan mengintegrasi biaya lingkungan yang terjadi kedalam perkiraan Matriks Robinson diantaranya:
  • 25. 25 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda a. Biaya Langsung - biaya kompensasi - biaya perawatan/pengobatan - biaya reparasi peralatan - biaya penyelidikan - biaya pemulihan lingkungan b. Biaya Tidak Langsung - Kehilangan waktu dari teman teman sekerja karena pekerjaan terhenti - Kehilangan waktu karena karyawan lain menolong korban - Kehilangan waktu untuk persoalkan apa yang baru terjadi - Biaya pelatihan ulang dan hilang waktu kerja - Biaya kerusakan lingkungan Sedangkan kebakaran dan biaya yang terdapat didalamya antara lain adalah 1. Perlindungan terhadap keselamatan jiwa (life safety) 2. Perlindungan terhadap harta benda (property safety) 3. Perlindungan informasi/proses (process safety) 4. Perlindungan lingkungan hidup dari kerusakan dan pemulihannya (enviromental safety) Biaya lingkungan dalam K3 dan Kesehatan Lingkungan baik dalam pencegahan dan penanggulangan merupakan terintegrasi dalam satu biaya sehingga bisa dihasilkan biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan/ industry baik perkebunan mupun pertambangan ataupun industry-indutri lainnya. 2) Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, telah mengakomodasi demokratisasi. Pada pasal 5 ayat (1) dikatakan ”setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan
  • 26. 26 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda hidup yang baik dan sehat”. Menurut Effendi (2001), setelah tahun 1970 muncul tuntutan kepada administrator untuk mempertanggungjawabkan kebijakannya, sehingga berkembang tiga generasi studi implementasi. Generasi pertama hanya meneliti pelaksanaan sebuah kebijakan di satu lokasi saja (satu studi kasus). Generasi kedua mencoba menjelaskan mengapa suatu kebijakan dapat gagal atau berhasil (generasi ini sudah dapat menjelaskan apakah outcome disebabkan oleh variabel independen, hubungan kausal mulai jelas). Generasi ketiga mencoba menutupi kelemahan kedua generasi sebelumya dengan cara menjelaskan hubungan antarvariabel melalui Communication Model of Inter-Governmental Policy Implementation dengan sistematis. Menurut Goggin (1995), proses implementasi kebijakan merupakan proses untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kebijakan dari perumus kebijakan kepada level di bawahnya. Implementasi kebijakan diartikan oleh Mitchell (2000) sebagai pelaksanaan tindakan dari kebijakan yang telah digariskan, atau sebagai tindakan melakukan penggenapan terhadap janji atau perjanjian (convention) yang diterjemahkan menjadi suatu kegiatan khusus. Dalam penerapan kebijakan pengelolaan lingkungan, tantangan utama adalah, bagaimana bergerak dari perencanaan normatif (apa yang seharusnya dilakukan) menjadi pelaksanaan operasional (apa yang dilakukan). Goggin (1995) mengatakan bahwa suatu kebijakan merupakan kegiatan yang sia- sia apabila tidak diiringi implementasi sebagai tindakan nyata. Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) dalam upaya menjaga kualitas lingkungan terhadap pencemaran industri pada awalnya menerbitkan KEP-51/MENKLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri. KEP-52/MENKLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan hotel. Selanjutnya dengan konsideran yang sama telah dterbitkan pula Keputusan Menteri dengan nomor: KEP- 58/MENKLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit. Walaupun secara eksplisit KEPMENKLH tersebut tidak
  • 27. 27 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mengharuskan rumah sakit untuk mengolah limbah cair dengan pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), namun arahan yang diterima implementor (pelaksana) sebagaimana yang dilakukan pada industri dan hotel yaitu membangun IPAL secara ad hoc dengan teknologi end-of-pipe. Substansi kebijakan regulatif tersebut tidak memperhatikan keberadaan limbah yang berpotensi dan bersifat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)=hazardous waste yang seharusnya diperlakukan secara hati-hati (Lawson, 2003). Bahkan juga tidak memperhitungkan keberadaan dan habitat usaha/industri yang sangat rentan terhadap bahaya biologi. Dikuatirkan dalam implementasi, teknologi end-of-pipe dengan ujud IPAL berpotensi berbahaya dan berisiko, tidak hanya bagi usaha/ industry tetapi juga bagi masyarakat luas. Dalam pemahaman K3 dan Kesehatan Lingkungan, penempatan bioreaktor limbah B3 di usaha/industry merupakan tindakan yang tidak aman (unsafe act). Tindakan tersebut juga kurang sesuai dengan peraturan yang menekankan bahwa setiap orang wajib memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungannya; dan (d) Secara substantial, lewat use oriented law, sebenarnya berbagai instansi terkait telah mengantisipasi melalui peraturan perundangan yang ada. Kementerian Ketenagakerjaan telah memasukkan klausul pembuangan atau pemusnahan limbah demi keselamatan karyawan yang diatur dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pihak kementerian kesehatan juga telah menekankan kesehatan lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Dengan memberikan arahan agar lokasi usaha dan industry diletakkan di daerah yang terhindar dari pencemaran. 3) Toksikologi dan Kesehatan Lingkungan Toksikologi perkembangan adalah bagian dari toksikologi, yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk racun, terutama pengaruhnya terhadap makhluk hidup. Sesuai dengan namanya toksikologi perkembangan
  • 28. 28 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda menitikberatkan kajian pada pengaruh agensia toksis terhadap makhluk hidup yang sedang dalam stadium perkembangan. Istilah agensia toksis digunakan di sini karena kata racun lebih menghunjuk pada senyawa kimiawi, padahal di dalam kenyataannya toksikologi perkembangan tidak membatasi diri pada kajian efek senyawa kimiawi saja tetapi juga mengkaji pengaruh agensia lain seperti gelombang elektromagnetik, bunyi, cahaya, mikroorganisma terhadap perkembangan embrio. Sebagai sebuah ilmu, toksikologi perkembangan melakukan kajian teoritis tentang mekanisme kerja agensia toksik, respon tubuh organisme terhadap agensia toksik tadi pada berbagai tingkatan (subseluler, seluler, organ, maupun individu), modulasi efek oleh berbagai faktor seperti tingkat perkembangan, dosis, organ sasaran dan sebagainya. Seiring dengan itu toksikologi perkembangan juga memiliki aspek praktis karena dengan berkembangnya ilmu ini telah terbuka cara-cara untuk menguji status keteratogenikan suatu agensia. Sedangkan K3 dan Kesehatan Lingkungan serta Kesehatan Lingkungan (Industri) memiliki dasar pijakan sebagai berikut: 1. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3. UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Kerja 4. Kepres No 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena Akibat Hubungan Kerja 5. Kepmen tenaga Kerja/ no.Kep 62/Men/1992 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakait Akibat Kerja. 6. UU No.25 tahun 1997 tentang Tenaga Kerja 7. UU RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, 8. Standar internasional: yaitu ISO 14001, ISO 14004, ISO 14010, ISO 14011, dan ISO 14012
  • 29. 29 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Keprihatinan global terhadap dampak negatif akibat tingginya pertumbuhan agroindustri maupun industri manufaktur yang mengakibatkan tercemarnya lingkungan. Keberadaan suatu sistem standardisasi semakin dirasakan urgensinya. Melihat upaya yang makin gencar untuk perlindungan lingkungan, semua negara sepakat terhadap pentingnya turut ambil bagian untuk melindungi dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. Kenyataan ini menempatkan aspek lingkungan menjadi faktor yang berpengaruh dalam pola perdagangan barang dan jasa. Isue pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup dijadikan prasyarat bagi setiap negara yang ingin ikut berperan aktif dalam perdagangan dunia. Tuntutan perubahan terhadap sistem manajemen lingkungan yang diterapkan harus sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.Karena itu, pemanfaatan sertifikasi ISO 14000 tak hanya penting bagi perusahaan itu sendiri, melainkan juga bagi lingkungan sekitarnya.Melalui penerapan standar ISO 14001, aspek-aspek lingkungan yang berdampak terhadap lingkungan harus diidentifikasi serta dikelola. Penerapannya harus melibatkan seluruh proses, mulai dari penerimaan bahan baku hingga produk akhir, termasuk limbah yang dihasilkan, baik itu limbah cair, gas, maupun limbah padat. Artinya, penerapan sistem manajemen lingkungan ini dimaksudkan sebagai antisipasi kemungkian dampak yang mungkin terjadi. Industri dituntut mampu mengendalikan dan mencegah dampak lingkungan dalam setiapkegiatannya. Dalam SMK3 dan Kesehatan Lingkungan atau K3 dan Kesehatan Lingkungan sangat berkaitan dengan toksikolgi bagi manusia, dan lingkungannya yang mempunyai peran penting karena setiap orang wajib memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungannya, terlihat pada tabel 1 dan sebagian dari peraturan-peraturan dibawah ini: 1. Undang-Undang NO. 1/1970 Tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 f, g, i,j,k,l,m, pasal 5, pasal 8, pasal 9 dan pasal 14.
  • 30. 30 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 2. Peraturan pemerintah No.7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan Pestisida. 3. Peraturan Pemerintah No. 11/1975 tentang Keselamatan Kerja terhadap Radiasi. 4. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat Kesehatan Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja; 5. Permenaker No.3/Men/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pemakaian Asbes. 6. Permenaker No.3/Men/1986 tentang syarat Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja yang mengelola pestisida. 7. Kepmenaker No. 187/Men/1999 tentang pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tempat Kerja. 8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984, tentang Pengesahan Alat Pelindung Diri. 9. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia dll, udara Lingkungan Kerja. Setiap penggunaan teknologi dan bahan yang digunakan ada kecenderungan berbahaya yang mengakibatkan toksik bagi manusia dan lingkungan sehingga dalam proses produksi terdapat sumber bahaya yang bersifat toksik di tempat kerja (UU 1/ 1970) dan dapat tertangani secara terencana, terukur, terstrukur, dan terintegrasi dalam produk (productivity, quality, cost, delivery on time) dan manusia (safety, healty, mental, Ethics) serta lingkungan (environmental) sehingga memberikan informasi konsep dasar K3 dan Kesehatan Lingkungan khususnya pengendalian kerugian dan pencegahan, upaya mengendalikan datau meniadakan potensi bahaya untuk mencapai tingkat resiko yang dapat diterima dan sesuai dengan standar/baku LD50 dan LC50 (Kepmenaker No. 187/Men/1999) yang ditetapkan dan sesuai standar K3 dan Kesehatan Lingkungan, sehingga lingkungan yang tercemar dapat dipulihkan kembali dengan didukung peningkatan ketahanan diri orang atau pekerja dari umum ke APD khusus
  • 31. 31 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan cara menggunakan alat-alat pendeteksi pencemaran dan alat-alat pengolahan bahan yang tercemar dilingkungan baik diudara, air dan tanah berdasarkan pola K3 dan Kesehatan Lingkungan sesuai dengan bahan yang tercemar dan menjadi pencemaran lingkungan. c. Aspek legal. Sebuah Laboratorium harus mempunyai Surat Keputusan (SK) pendirian laboratorium dari pejabat perguruan tinggi Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. d. Sarana Pendukung. Sarana Pendukung sudah tersedianya raungan serta pengelola laboratorium pranata laboroatorium pendidikan (PLP). sebagai penunjang untuk berdirinya sebuah laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan pada program studi manajemen lingkungan. G. JADWAL KEGIATAN Kegiatan Tri Wulan I II III 1. Penjajakan Lokasi Diklat dan Magang 2. Pelaksanaan Diklat dan Magang 3. PengadaanPeralatan Laboratorium 4. Pelaporan 5. Seminar
  • 32. 32 _____________________________________________________________________________________________ Pembentukkan Laboratorium – Program Studi Manajemen Lingkungan – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda H. VERIFIKASI KEMAJUAN PROGRAM Setelah terlaksana Pembentukkan dan Pengadaan Fasilitas Sarana serta Prasarana Laboratorium dan Pendukungnya pada Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, maka program ini dapat terus berlanjut karena : 1. Menjadi bahan pendidikan dan pengajaran serta penyempurnaan kurikulum yang berorientasi 5 (lima) tahun kedepan serta adanya SOP praktek laboratorium dan praktik lapang tentang K3 dan Kesehatan Lingkungan. 2. Mempunyai staff pengajar dan Pranata Labaoratorium Pandidikan (PLP) yang profesional serta berkompetensi dan berprestasi serta dapat melakukan kerjasama dengan pihak ke-3 (tiga). 3. Menghasilkan produk atau jasa lingkungan dan penanganan hasil sampingan dari pemanfaatan lingkungan yang berdampak terhadap manusia, dimana produk dan jasa tersebut terpasarkan dengan optimal. H. PENANGGUNG JAWAB AKTIVITAS Penanggung jawab Pembentukkan dan Pengadaan Fasilitas Sarana Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan pada Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dan Pengarah Kegiatan dari pembentukan Laboratorium K3 dan Kesehatan Lingkungan adalah Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen yang Bertanggung Jawab dalam Pelaksana Kegiatan adalah Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan.