1. Laporan praktikum kimia mengenai percobaan deret kereaktifan logam (deret Volta) dan pembuatan sel Volta.
2. Percobaan menunjukkan logam-logam dapat bereaksi terhadap larutan logam lainnya sesuai deret kereaktifan mereka, dan sel Volta mampu mengubah energi kimia menjadi listrik.
3. Siswa kelas XII SM Xaverius 1 melakukan praktikum untuk mempelajari teori dan konsep dasar
2. Laporan Praktikum KIMIA
C eat ed by :
r
1. C ci Pet r i si a
i
2. C ar a Senl i a
l
3. D na Tani a
evi
4. G i el l a Vi ct or i a
abr
5. N cky Sani t a
i
6. Put r i M
esayu
XI I A
2
SM Xaver i us 1 Jam
A
bi
Tahun Aj ar an
2013/2014
Gambar 1
5. Teori Singkat
Deret Kereaktifan Logam (Deret
Volta) secara umum didefinisikan sebagai
urutan logam-logam dari reduktor terkuat
sampai reduktor terlemah. Atau bisa juga
diartikan sebagai deretan unsur logam yang
harus disusun berurutan berdasarkan potensial
reduksi standarnya (E0). Setiap logam
mempunyai sifat reduktor, sebab cenderung
melepaskan elektron atau mengalami oksidasi.
6. Gambar 2 Unsur-unsur logam pada Deret Volta
Makin ke kiri letak suatu logam dalam deret
volta, sifat reduktornya makin kuat dan begitu
sebaliknya. Suatu logam dalam Deret Volta mampu
mereduksi ion-ion di kanannya, tetapi tidak
mampu mereduksi ion-ion di kirinya.
7. Untuk mengukur kekuatan sifat
reduktor, dibuatlah konsep potensial
reduksi (potensial elektrode), dengan
lambang E0, yang didefinisikan sebagai
potensial listrik yang ditimbulkan
apabila suatu ion logam mengalami
reduksi
(menangkap
elektron)
menjadi logamnya. Makin mudah
suatu ion mengalami reduksi, makin
besar E0 yang ditimbulkan. Sebagai
standar ditetapkan bahwa Hidrogen
mempunya E0 = 0 volt. Logam dikiri H
memiliki Eo
negatif dan begitu
sebaliknya.
8. Sementara Sel VOLTA adalah sel
elektrokimia dimana energi kimia (reaksi
redoks) diubah menjadi energi listrik (arus
listrik). Bagian sel tempat berlangsungnya
reaksi redoks disebut elektrode-elektrode.
Elektrode tempat terjadinya
oksidasi disebut anode.
Sedangkan elektrode tempat
terjadinya reduksi disebut katode.
9. Reaksi oksidasi yaitu reaksi yang melepas elektron
dan mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Contoh
Zn(s) Zn2+(aq) +2e
Reaksi reduksi yaitu reaksi yang menangkap
elektron dan mengalami penurunan bilangan
oksidasi. Contoh Cu2+ (aq) + 2e Cu(s)
10. Gambar 3 Diagram Sel VOLTA
Dari gambar diatas, elektron dilepaskan melalui
proses oksidasi di anoda. Elektron akan bergerak
menuju katoda, tempat terjadinya reaksi reduksi
melalui kabel dan masuk ke voltmeter. Jarum
voltmeter akan bergerak dan menghasilkan voltase
yang dapat dibaca besarnya.
11. • Pada SEL VOLTA
katoda merupakan elektroda
positif, sedangkan anoda merupakan
elektroda negatif. Dalam kehidupan
sehari-hari, sel volta banyak digunakan
sebagai sumber energi listrik searah
untuk peralatan elektronik, jam tangan,
kalkulator, kamera, dan sebagainya.
12. Hal-hal penting mengenai sel Volta :
1. Logam yang memiliki E0 lebih kecil selalu
merupakan anode (mengalami oksidasi)
2. Diagram atau notasi sel Volta:
anode | ion || ion | katode
3. Elektron mengalir dari anode (E0 kecil)
ke katode (E0 besar)
4. Potensial listrik yang dihasilkan
sel Volta :
-E0 sel = E0 reduksi - E0 oksidasi
-E0 sel = E0 besar - E0 kecil
13. Alat dan bahan
Gambar 4 Fe (Paku besi)
Gambar 6 Logam Zinc
M
E
T
A
L
S
Gambar 5 Cu (Kawat Tembaga)
Gambar 7 Logam Magnesium
14. Gambar 8 Timah Murni
M
E
T
A
L
S
Gambar 9 Timah Campuran
Gambar 10 Logam Pb (Timbal)
15. Gambar 11 Larutan AlCl3 1M
Gambar 12 Larutan Pb(NO3)2 0.1M
Gambar 14 Larutan FeCl3 1M
Gambar 13 Larutan ZnSO4 1M
Gambar 15 Larutan CuSO4 1 M
16. Gambar 16 Kabel beserta Jepit Buaya
Gambar 18 Gelas Plastik
Gambar 17 Voltmeter
Gambar 19 Amplas (10x10)cm2
18. 1. Amplas beberapa logam seperti Cu, Mg,
Zn, Timah, Timbal, dan Fe.
Gambar 20 Mengamplas logam Mg
Gambar 21 Mengamplas logam Cu
19. 2. Celupkan masing-masing logam tersebut satu
per satu ke dalam masing-masing larutan
(CuSO4 , Pb(NO3)2, AlCl3, FeCl3, ZnSO4).
Gambar 22
Berbagai macam
larutan elektrolit
yang digunakan
dalam percobaan
ini
20. 3. Amati semua logam yang dicelupkan ke
dalam masing-masing larutan. Apakah
logam tersebut bereaksi atau tidak terhadap
larutan tersebut.
Gambar 23
Aluminium foil
dalam ZnSO4
Gambar 25
Aluminium foil
dalam FeCl3
Gambar 24
Aluminium foil
dalam CuSO4
Gambar 26
Aluminium foil
dalam AlCl3
21. Hasil pengamatan : deret volta
Solution
FeCl3
AlCl3
ZnSO4
CuSO4
Pb(NO3)2
Cu
-
-
-
-
-
Mg
bereaksi
bereaksi
-
bereaksi
bereaksi
Zn campuran
-
-
-
bereaksi
bereaksi
Sn murni
bereaksi
-
-
-
-
Zn murni
bereaksi
-
-
bereaksi
bereaksi
Fe
-
-
-
-
-
Fe galvan
(dilapisi Zn)
bereaksi
-
-
bereaksi
bereaksi
Timbal
bereaksi
-
-
bereaksi
-
Sn campuran
-
-
-
bereaksi
-
Metal
26. Lar ut an FeC 3
l
Logam Cu dalam Larutan
FeCl3 tidak bereaksi (tidak
mengalami oksidasi) karena
letak Cu dalam Deret Volta
berada di sebelah kanan Fe.
Sehingga Cu tidak mampu
mereduksi Fe yang berada di
sebelah kirinya.
Gambar 27
Logam Cu dalam larutan FeCl3
27. Logam Mg berkarat
Gambar 28
Logam Mg dalam Larutan FeCl3
Logam Mg dalam Larutan FeCl3
mengalami oksidasi karena Logam Mg
mampu mereduksi Fe yang berada di
sebelah kanannya. Perubahan yang
terjadi logam Mg terlihat berkarat.
Logam Zn berkarat
Gambar 29
Logam Zn murni dalam Larutan FeCl3
Logam Zn murni dalam Larutan FeCl3
mengalami oksidasi karena Logam Zn
mampu mereduksi Fe yang berada di
sebelah kanannya. Perubahan yang
terjadi logam Zn terlihat berkarat.
28. Logam Pb berubah
warna menjadi hitam
Logam Fe tidak
bereaksi
Gambar 31
Logam Pb dalam Larutan FeCl3
Gambar 30
Logam Fe dalam Larutan FeCl3
Logam Fe dalam Larutan FeCl3
tidak mengalami oksidasi. Tidak
ada perubahan yang terjadi.
Logam Pb dalam Larutan FeCl3
mengalami oksidasi karena Logam
Pb mampu mereduksi Fe yang
berada di sebelah kanannya.
Perubahan yang terjadi logam Pb
terlihat menghitam.
29. Logam Sn dalam
Larutan FeCl3 tidak
Logam Sn tidak
mengalami perubahan
bereaksi. Logam Sn
tidak mampu
mereduksi Fe yang
berada di sebelah
kirinya.
Gambar 32
Logam Sn campuran dalam Larutan FeCl3
30. Lar ut an A C 3
l l
Logam Cu tidak mengalami
perubahan
Gambar 33
Logam Cu dalam larutan AlCl3
Logam Cu dalam Larutan
AlCl3 tidak bereaksi. Logam
Cu tidak mampu mereduksi
Fe yang berada di sebelah
kirinya.
Logam Mg berubah warna
menjadi hitam
Gambar 34
Logam Mg dalam Larutan AlCl3
Logam Mg dalam Larutan
AlCl3 bereaksi dan berubah
warna menjadi hitam. Logam
Mg mampu mereduksi Al
yang berada di sebelah
kanannya dalam Deret Volta.
31. Logam Zn tidak mengalami
perubahan
Logam Sn tidak mengalami
perubahan
Gambar 35
Logam Zn dalam larutan AlCl3
Logam Zn dalam Larutan
AlCl3 tidak bereaksi. Logam
Zn tidak mampu mereduksi Al
yang berada di sebelah
kirinya.
Gambar 36
Logam Sn dalam Larutan AlCl3
Logam Sn dalam Larutan AlCl3
tidak bereaksi. Logam Sn tidak
mampu mereduksi Al yang
berada di sebelah kirinya
dalam Deret Volta.
32. Logam Zn tidak mengalami
perubahan
Gambar 37
Logam Fe dalam larutan AlCl3
Logam Fe dalam Larutan
AlCl3 tidak bereaksi.
Logam Fe tidak mampu
mereduksi Al yang berada
di sebelah kirinya.
Logam Sn tidak mengalami
perubahan
Gambar 38
Logam Pb dalam Larutan AlCl3
Logam Pb dalam Larutan
AlCl3 tidak bereaksi.
Logam Pb tidak mampu
mereduksi Al yang berada
di sebelah kirinya dalam
Deret Volta.
33. Lar ut an ZnSO
4
Logam Cu tidak mengalami
perubahan
Gambar 39
Logam Cu dalam larutan ZnSO4
Logam Cu dalam Larutan
ZnSO4 tidak bereaksi.
Logam Cu tidak mampu
mereduksi Zn yang
berada di sebelah
kirinya.
Logam Fe tidak mengalami
perubahan
Gambar 40
Logam Fe dalam Larutan ZnSO4
Logam Fe dalam Larutan
ZnSO4 tidak bereaksi. Logam
Fe tidak mampu mereduksi Zn
yang berada di sebelah kirinya
dalam deret Volta.
34. Lar ut an C 4
uSO
Logam Mg terlihat menghitam
Logam Cu tidak mengalami
perubahan
Gambar 41
Logam Cu dalam larutan CuSO4
Gambar 42
Logam Mg dalam Larutan CuSO4
Logam Cu dalam Larutan CuSO4
Logam Mg dalam Larutan CuSO4
tidak bereaksi. Logam Cu tidak
bereaksi dan berubah warna menjadi
mengalami perubahan apapun
hitam. Logam Mg mampu mereduksi
ketika dicelupkan ke dalam larutan
Cu yang berada di sebelah kanannya
CuSO4
dalam deret Volta.
35. Logam Zn bereaksi dalam
larutan CuSO4
Gambar 43
Logam Zn dalam larutan CuSO4
Logam Zn dalam Larutan
CuSO4 bereaksi (mengalami
oksidasi) karena Logam Zn
mampu mereduksi Cu yang
berada di sebelah kanannya
dalam deret Volta. Terlihat
Logam Zn menghitam dan
menyebar dalam larutan.
Logam Sn terlihat menghitam
(Sn campuran)
Gambar 44
Logam Sn campuran dalam Larutan CuSO4
Logam Sn campuran dalam
Larutan CuSO4 bereaksi
dan berubah warna
menjadi hitam. Logam Sn
mampu mereduksi Cu yang
berada di sebelah
kanannya dalam deret
Volta.
36. Logam Fe bereaksi dalam
larutan CuSO4
Gambar 45
Logam Fe dalam larutan CuSO4
Logam Fe dal am Lar ut an C 4 ber eaksi (m
uSO
engal am oksi dasi )
i
kar ena Logam Fe m pu m eduksi C yang ber ada di sebel ah
am
er
u
kanannya dal am der et Vol t a. Ter l i hat Logam Fe m
engkar at .
Logam Fe ber eaksi m bent uk kar at Fe2O
em
3
37. Kesimpulan : Deret Volta
Logam akan bereaksi dengan ion dari logam lain yang memiliki
sifat oksidator (mengalami reduksi) yang lebih kuat dari logam
itu (dalam hal ini adalah logam-logam di sebelah kanan dari
deret Volta)
Logam dalam deret Volta dapat mereduksi ion-ion dari logam
di sebelah kanannya, tapi tidak ion-ion dari logam di sebelah
kirinya.
Semakin kuat oksidatornya maka semakin cepat reaksinya
berlangsung
Berdasarkan percobaan di dapat deret kereaktifan logam sbb:
Mg - Al - Zn - Fe - Sn - Pb - (H) - Cu
38. Saran : Deret VOLTA
1. Gunakan wadah yang transparan agar mudah
dilihat reaksi dari logam-logam yang digunakan.
2. Sebaiknya amplas semua logam yang hendak
digunakan dalam uji deret volta karena logam
yang digunakan masih memiliki kemungkinan
dilapisi oleh logam lain.
3. Gunakanlah logam murni.
4. Gunakan larutan baku 1M.
39. Pembuatan Jembatan Garam
1. Masaklah satu bungkus agaragar satelit dengan air mineral
(300 ml atau satu gelas ukuran
sedang) yang diberi garam dapur
1 sdm.
Gambar 46
Proses pemasakan agar-agar satelit
2. Setelah matang, dinginkan
sejenak lalu masukkan ke dalam
selang plastik sepanjang 20 cm
dengan diameter 1cm
Gambar 47
Memasukkan agar-agar ke selang bening
40. 3. Sumbat kedua ujung selang dengan
kapas, biarkan mengeras. Simpan selang dalam
wadah berisi larutan garam lalu simpan di kulkas.
Gambar 48
Jembatan Garam dari agar-agar “satelit” dan garam dapur
41.
42. 1. Siapkan 2 gelas plastik. Masukkan 2 larutan yang
berbeda ke masing-masing gelas.
Sudah dihubungkan dengan
jembatan garam
Larutan ZnSO4 pada
gelas pertama
Larutan CuSO4
pada gelas kedua
Gambar 49
43. 2. M
asukkan l ogam sesuai dengan l ar ut annya dan
di j epi t dengan j epi t buaya pada uj ung l ogam l al u
t ent ukan l ogam m
ana yang m upakan kat oda dan
er
anoda
Gambar 50
Logam Cu dalam Larutan CuSO4
adalah katoda
Logam Fe dalam Larutan
FeCl3 adalah anoda
Masing-masing logam dijepit
dengan jepit buaya
44. 3. H
ubungkan kabel j epi t buaya t adi dengan
vol t m er ,
et
anoda dengan kabel
hi t am
(negat i f ) dan kat oda dengan kabel m ah
er
(posi t i f ). Vol t m er di at ur dengan vol t ase
et
3 Vol t .
Anoda
Katoda
Gambar 51
45. 4. Li hat angka yang di t unj ukkan ol eh j ar um
vol t m er (Jar um vol t m er yang benar akan
et
et
ber ger ak ke kanan, j i ka ber ger ak ke ki r i , m
aka
t er j adi kesal ahan dal am m asangkan kabel j epi t
em
buaya ke vol t m er .
et
Angka yang ditunjuk oleh jarum
voltmeter
Gambar 52
46. 5. C at hasi l pengukur an vol t ase-nya
at
Hasil pengukuran voltase oleh
voltmeter
Gambar 53
47. Hasil Pengamatan : Sel VOLTA
Larutan
Katoda
Anoda
Potensial reduksi sel
(E0 sel)
CuSO4 & AlCl3
Cu
Al
0.2 V
CuSO4 & ZnSO4
Cu
Zn
0.15 V
CuSO4 & FeCl3
Cu
Fe
0.10 V
CuSO4 & Pb(NO3)2
Cu
Pb
0.15 V
ZnSO4 & Pb(NO3)2
Pb
Zn
0.5 V
AlCl3 & Pb(NO3)2
Pb
Al
0.3 V
FeCl3 & Pb(NO3)2
Pb
Fe
0.1 V
49. Pembahasan : Sel VOLTA
1.
2.
3.
E0 cell Hasil Percobaan VS Teoritis
Oksidasi : Al(s) Al3+(aq) + 3el
E0 reduksi 1.66 V
Reduksi : Cu2+(aq) + 2el Cu(s)
E0 reduksi 0.34 V
E0 cell = 1.66 V + 0.34 V = 2 V
E0 cell percobaan = 0.2 V
Al | Al3+ || Cu2+ | Cu
Selisih potensial reduksi 1.8 V.... Mengapa demikian ?
Oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2el
E0 reduksi 0.76 V
Reduksi : Cu 2+(aq) + 2el Cu(s)
E0 reduksi 0.34 V
E0 cell = 0.76 V + 0.34 V = 1.10 V
E0 cell percobaan = 0.15 V
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
Selisih potensial reduksi 0.95 V.... Mengapa demikian ?
Oksidasi : Fe(s) Fe2+(aq) + 2el
E0 reduksi 0.44 V
Reduksi : Cu 2+(aq) + 2el Cu(s)
E0 reduksi 0.34 V
E0 cell = 0.44 V + 0.34 V = 0.78 V
E0 cell percobaan = 0.1 V
Fe | Fe 2+ || Cu 2+ | Cu
Selisih potensial reduksi 0.68 V.... Mengapa demikian ?
50. 4.
5.
6.
O dasi : Pb(s) Pb 2+ (aq) + 2el
ksi
E0 r eduksi 0.13
V
R
eduksi : C 2+ (aq) + 2el C (s)
u
u
E0 r eduksi 0.34
V
E0 cel l = 0.13 V + 0.34 V = 0.47 V Pb | Pb 2+ || C 2+ | Cu
u
E0 cel l per cobaan = 0.15 V
Sel i si h pot ensi al r eduksi 0.32 V.... M
engapa dem ki an ?
i
O dasi : Zn(s) Zn 2+(aq) + 2el
ksi
E0 r eduksi 0.76
V
R
eduksi : Pb 2+(aq) + 2el Pb(s)
E0 r eduksi
0.13 V
E0 cel l = 0.76 V - 0.13 V = 0.63 V
Zn | Zn2+ || Pb2+
| Pb
E0 cel l per cobaan = 0.5 V
Sel i si h pot ensi al r eduksi 0.13 V.... M
engapa dem ki an ?
i
O dasi : Al (s) Al 3+ (aq) + 3el
ksi
E0 r eduksi 1.66
V
R
eduksi : Pb 2+(aq) + 2el Pb(s)
E0 r eduksi
0.13 V
E0 cel l = 1.66 V – 0.13 V = 1.53 V A | A 3+ || Pb2+ | Pb
l
l
E0 cel l per cobaan = 0.3 V
51. 7.
8.
9.
O dasi : Fe(s) Fe2+ (aq) + 2el
ksi
E0 r eduksi 0.44
V
R
eduksi : Pb2+ (aq) + 2el Pb(s)
E0 r eduksi
0.13 V
E0 cel l = 0.44 V – 0.13 V = 0.31 V Fe | Fe2+ || Pb 2+ | Pb
E0 cel l per cobaan = 0.1 V
Sel i si h pot ensi al r eduksi 0.21 V.... M
engapa dem ki an ?
i
O dasi : Al (s) Al 3+ (aq) + 3el
ksi
E0 r eduksi 1.66 V
R
eduksi : Zn2+ (aq) + 2el Zn (s)
E0 r eduksi -0.76 V
E0 cel l = 1.66 V – 0.76 V = 0.9 V
A | A 3+ || Zn2+
l
l
| Zn
E0 cel l per cobaan = 0.2 V
Sel i si h pot ensi al r eduksi 0.7 V.... M
engapa dem ki an ?
i
O dasi : Zn (s) Zn2+ (aq) + 2el
ksi
E0 r eduksi +0.76 V
R
eduksi : Fe2+ (aq) + 2el Fe (s)
E0 r eduksi -0.44V
E0 cel l = 0.76 V – 0.44 V = 0.32 V Zn | Zn 2+ || Fe 2+ | Fe
E0 cel l per cobaan = 0.6 V
Sel i si h pot ensi al r eduksi 0.28 V.... M
engapa dem ki an ?
i
52. 10. O dasi : Al (s) Al 3+ (aq) + 3el
ksi
E0 r eduksi +1.66 V
R
eduksi : Fe2+ (aq) + 2el Fe (s)
E0 r eduksi -0.44V
E0 cel l = 1.66 V – 0.44 V = 1.22 V A | A 3+ || Fe 2+ | Fe
l l
E0 cel l per cobaan = 0.35 V
Sel i si h pot ensi al r eduksi 0.87 V.... M
engapa dem ki an ?
i
11. O dasi : C (s) C 2+ (aq) + 2el
ksi
u
u
E0 r eduksi -0.34 V
R
eduksi : C 2+ (aq) + 2el C (s)
u
u
E0 r eduksi +0.34 V
E0 cel l = 0.34 V – 0.34 V = 0 V
C C 2+ || C 2+ | Cu
u| u
u
E0 cel l per cobaan = 0 V
12. O dasi : Al (s) Al 3+ aq) + 3el
ksi
E0 r eduksi +1.66 V
R
eduksi : Al 3+ (aq) + 3el Al (s)
E0 r eduksi -1.66 V
E0 cel l = 1.66 V – 1.66 V = 0 V
A | A 3+ || A 3+ | Al
l l
l
E0 cel l per cobaan = 0 V
13. O dasi : Fe (s) Fe2+ (aq) + 2el
ksi
E0 r eduksi +0.44 V
R
eduksi : Fe2+ (aq) + 2el Fe (s)
E0 r eduksi -0.44 V
E0 cel l = 0.44 V – 0.44 V = 0 V
Fe| Fe2+ || Fe2+ | Fe
E0 cel l per cobaan = 0 V
53. Dari hasil perhitungan kami diatas, didapatkan beda
potensial hasil percobaan dengan voltmeter dan
secara teoritis mengalami perbedaan berkisar antara
0.13 V – 0.95 V. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi :
1. Saat melakukan percobaan, suhu dan tekanan
berbeda dengan keadaan standar yang dibutuhkan
untuk menentukan potensial elektroda, yaitu 25˚C
1 atm.
2. Elektroda logam yang digunakan memiliki tingkat
pengotor yang tinggi sehingga mengganggu
jalannya reaksi sel volta. Atau dapat dikatakan
kemurnian
logam
yang
dipakai
sangat
memengaruhi jalannya reaksi sel volta. Logam
elektroda yang kami pakai, kemungkinan tidak
100% logam tembaga murni, atau besi murni, dsb.
54. 3. Larutan elektrolit yang digunakan sebagian sudah
tidak murni karena tercampur zat lain ataupun
mengalami
koagulasi.
Dikarenakan
setiap
mengganti elektroda, tidak juga dilakukan
penggantian larutan elektrolit, sehingga larutan
elektrolit tidak hanya sekali pakai, jadi besar
kemungkinan sudah tercemar oleh elektroda
sebelumnya.
4. Jembatan garam yang digunakan bukanlah garam
NaCl murni, namun mengandung iodium kalam
bentuk KlO3 dan akan ada faktor pH yang
memengaruhi konsentrasi.
5. Selain itu, ada pula faktor penghambat pada kabel
yang digunakan. Barangkali tanpa disadari saat
mencelupkan elektroda, logam kabel pun ikut
tercelup ke dalam larutan elektrolit.
55. Beberapa Gambar untuk
Percobaan Sel VOLTA
Gambar 54
Fe | Fe2+ || Cu2+ | Cu
Gambar 56
Al | Al3+ || Cu2+ | Cu
Gambar 55
Pb | Pb2+ || Cu2+ | Cu
Gambar 57
Zn | Zn2+ || Pb2+ | Pb
56. Gambar 58
Al | Al3+ || Pb2+ | Pb
Gambar 59
Fe | Fe2+ || Pb2+ | Pb
Gambar 60
Al | Al3+ || Zn2+ | Zn
57. Gambar 61
Al | Al3+ || Fe2+ | Fe
Gambar 62
Zn | Zn2+ || Fe2+| Fe
59. Kesimpulan : Sel VOLTA
1. Sel VO
LTA adal ah sel el ekt r oki m a
i
yang m i bat kan r eaksi r edoks dan
el
m
enghasi l kan ar us l i st r i k.
2. Bagi an sel
t em
pat
ber l angsungnya
r eaksi r edoks di sebut el ekt r ode, ada
2:
Anoda oksi dasi (el ekt r oda negat i f )
Kat oda r eduksi (el ekt r oda posi t i f )
3. D dal am sel vol t a r eaksi ki m anya
i
i
m
engandung ar us l i st r i k dan t er j adi
r eaksi spont an.
60. 4. El ekt r on m
engal i r dar i anoda m
enuj u
kat oda
5. H l pot ensi al r eduksi sel secar a
asi
t eor i t i s dan per cobaan bi asanya t i dak
sam di kar enakan ada beber apa f akt or
a,
yang m engar uhi nya. D ant ar anya suhu
em
i
dan t ekanan r uangan saat di l akukan
per cobaan, kadar
kem ni an l ogam
ur
el ekt r oda
yang
di gunakan,
kadar
kem ni an l ar ut an el ekt r ol i t yang
ur
di gunakan, j em an gar am
bat
nya, dan
f akt or pengham
bat dar i kabel sendi r i .
61. Saran : Sel VOLTA
1. G
unakan l ogam m ni
ur
2. Sew u m epi t
akt
enj
j epi t
buaya,
m
enyent uh t et api
el ekt r oda dengan kabel
usahakan
benar -benar
t i dak m
engi kut ser t akan
kabel dal am l ar ut an.
3. G
unakan l ar ut an baku 1M
4. Logam sebai knya di am as
pl
5. Vol t m er sebai knya bar u
et
62. Daftar Pustaka
C at angur uki m a.bl ogspot .com
at
i
ht t p://buono-aj i -sant oso.bl ogspot .com
/2012/11/beda-pot ensi al pada-ber bagai -sel -vol t a.ht m
l
f ar m 07i t b.f i l es.w dpr ess.com
asi
or
/2008/07/pr i nt -pr akt i kum
ki m a22.doc
i
dokum
en-i l m ogspot .com
u.bl
/.../xi i -ki m a-l apor an-pr akt i kum
i
der et -vol t a...
ht t p://r i akar yant i ki m a.bl ogspot .com
i
/2012/05/vbehavi or ur l def aul t vm o.ht m
l
l