SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
Télécharger pour lire hors ligne
PENGGOLONGAN OBAT
MENURUT PEMERINTAH

PRESENTED BY
MUHAMMAD AFQARY
1. PENGGOLONGAN OBAT
Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor
917/Menkes/Per/X/1993 yang kini telah
diperbaiki dengan Permenkes Rl Nomor
949/Menkes/Per/VI/2000. Penggolongan
obat ini terdiri dari: obat bebas, obat bebas
terbatas, obat wajib apotek, obat keras,
psikotropika dan narkotika.
OBAT BEBAS
 Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum
tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika,
psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar
di Depkes R.I.
Contoh : Minyak Kayu Putih, Obat Batuk Hitam, Obat Batuk
Putih, Tablet Paracetamol, Tablet Vitamin C,
 Penandaan obat bebas diatur berdasarkan S.K. Menkes Rl
Nomor 2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat
bebas dan obat bebas terbatas.
Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau
dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar
berikut :
OBAT BEBAS TERBATAS
• Daftar "W“ "Waarschuwing" artinya peringatan.
• Obat bebas terbatas adalah Obat Keras yang dapat diserahkan
kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli
dari pabriknya atau pembuatnya
b.

Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus
mencantumkan tanda peringatan yang tercetak sesuai cth
Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran
panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan
berwarna putih
OBAT BEBAS TERBATAS
• P No. 1

:

• P No. 2

:

• P No. 3

:

• P No. 4

:

• P No. 5

:

• P No. 6

:

Awas ! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk kumur jangan
ditelan
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar
dari badan
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
Awas ! Obat Keras
Obat wasir, jangan ditelan
OBAT BEBAS TERBATAS
Penandaan : Keputusan Menteri Kesehatan Rl No.
2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat bebas
terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis
tepi berwarna hitam
OBAT KERAS
• Obat daftar G menurut bahasa Belanda "G" singkatan dari
"Gevaarlijk" artinya berbahaya jika pemakaiannya tidak
berdasarkan resep dokter.
• Penandaan : Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 02396/A/SKA/III/1986 adalah "Lingkaran
bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan
huruf K yang menyentuh garis tepi“

• Contoh : Antibiotik, Antihistaminik
Obat Wajib Apotek (OWA)
• Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria
obat yang dapat diserahkan:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita
hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65
tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak
memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus
yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang
prevalensinya tinggi di Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Obat Wajib Apotek (OWA)
•
•

Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker di apotek tanpa resep dokter.
Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan No. 924/Menkes/Per/X/1993, dikeluarkan
dengan pertimbangan sebagai berikut :
•
Pertimbangan yang utama: obat yang diserahkan tanpa resep
dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
rnenolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan,
dengan meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman
dan rasional.
•
Pertimbangan yang kedua untuk peningkatan peran apoteker
di apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi
serta pelayanan obat kepada masyarakat.
•
Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang
dibutuhkan untuk pengobatan sendiri.
Obat Wajib Apotek (OWA)
• Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada
persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.
1. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai
data pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang
diderita.
2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang
boleh diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis
oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya
boleh diberikan 1 tube.
3. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar
mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara
penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul
serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki
tersebut timbul.
Obat Wajib Apotek (OWA)
Contoh obat wajib apotek No. 1 (artinya yang pertama kali ditetapkan)
•
Obat kontrasepsi : Linestrenol (1 siklus)
•
Obat saluran cerna : Antasid dan Sedativ/Spasmodik (20 tablet)
•
Obat mulut dan tenggorokan : Salbutamol (20 tablet)
Contoh obat wajib apotek No. 2
•
Bacitracin Cream (1 tube)
•
Clindamicin Cream (1 tube)
•
Flumetason Cream (1 tube), dll
Obat Wajib Apotek No.3 :
•
Ranitidin
•
Asam fusidat
•
Alupurinol, dll
Perubahan Penggolongan Obat,
Surat Keputusan Menkes. Rl No. 925 tahun 1993, tentang :
Daftar Perubahan Golongan Obat No.1.

Dasar Pertimbangan :
Bahwa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi
masalah kesehatan, dirasa perlu ditunjang dengan
sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri
secara tepat, aman dan rasional.
Daftar perubahan golongan obat No. 1
No.

Nama generik obat

Golongan semula

Golongan baru

1

Aminofilin

Obat keras dalam
substansi / obat wajib
apotik (suppositoria)

Obat bebas
terbatas (OBT)

2

Ibuprofen

Obat keras

OBT

Pembatasan

Tablet 200 mg
kemasan tidak
lebih dari 10
tablet
Obat Golongan Narkotika
• Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997
tentang narkotika, adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang
dibedakan ke dalam golongan I, II dan III.
Golongan I, II dan III untuk Golongan
Obat Narkotika
• Golongan I
 tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu
pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi.
contoh: tanaman Papaver somniferum (opium), koka dan ganja,
heroin
• Golongan II
 dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi
ketergantungan sangat tinggi.
contoh: metadon, morfin, opium, petidin
• Golongan III
 banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan.
Potensi ketergantungan ringan
contoh: kodein
Narkotika
• Contoh :
Tanaman Papaver Somniferum; Tanaman Koka;
Tanaman Ganja; Heroina ("Putaw"); Morfina;
Opium; Kodeina
• Penandaan :
Penandaan narkotika berdasarkan peraturan
yang terdapat dalam Ordonansi Obat Bius yaitu
"Palang Medali Merah“
• Tanda:
Obat Psikotropika
• Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1997 tentang Psikotropika adalah zat atau
obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
Golongan I,II,III dan IV untuk
Golongan Obat Psikotropika
• Golongan I
 tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu
pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan amat kuat. contoh:
LSD, MDMA (Metilen dioksi metamfetamin) Ectasy
• Golongan II
 dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi
sidrom ketergantungan kuat. Contoh: Amfetamin, Metamfetamin
(Shabu-shabu)
• Golongan III
 banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan.
Potensi sidrom ketergantungan sedang. Contoh: Pentobarbital
• Golongan IV
 sangat luas digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan.
Potensi sidrom ketergantungan ringan. Contoh: Fenobarbital,
Diazepam
Psikotropika
• Penandaan :
Lingkaran bulat berwarna merah dengan
huruf K berwarna hitam yang menyentuh
garis tepi yang berwarna hitam
OBAT GENERIK
Obat generik  obat dengan nama resmi yang ditetapkan
dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya.
Contoh parasetamol generik berarti obat yang dibuat
dengan kandungan zat aktif parasetamol, dipasarkan
dengan nama parasetamol, bukan nama merek seperti
Panadol (Glaxo), Pamol (Interbat), Sanmol (Sanbe)
Produsen obat dalam negeri lebih banyak
mengeluarkan obat me-too, alias versi generik dari
obat yang telah habis masa patennya yang lalu
diberi merek dagang.
Kalangan perusahaan farmasi di Indonesia yang lokal
— cenderung memposisikan produk semacam ini
sebagai “obat paten” (mungkin karena mereknya
didaftarkan di kantor paten), walau sebenarnya
lebih tepat disebut sebagai “branded generic”,
alias obat generik bermerek
OBAT GENERIK
Obat generik ditargetkan sebagai program
pemerintah untuk meningkatkan
keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat luas khususnya dalam hal daya
beli obat.
Oleh karena pemasaran obat generik tidak
memerlukan biaya promosi (iklan, seminar,
perlombaan, dll) maka harga dapat ditekan
sehingga produsen (pabrik obat) tetap
mendapat keuntungan, begitu pula konsumen
mampu membeli dengan harga terjangkau.
OBAT GENERIK
• Pada awal kebijakan ini diluncurkan (awal tahun 1990-an),
pemerintah mencanangkan penggunaan obat generik (OG),
artinya pabrik pembuat obat tidak boleh mencantumkan
logo pabrik, namun tetap mencantumkan nama pabriknya.
• Seiring berjalannya waktu, desakan datang dari
produsen obat menginginkan adanya logo pada obat
buatannya. Maka muncullah Obat Generik Berlogo
(OGB).
• Pemerintah merasa perlu meluluskan permintaan iSndustri
ini asal harga OGB tetap dikontrol oleh pemerintah
(khususnya Depkes).
• Oleh karena itu, sekarang dapat kita jumpai parasetamol
produk generik dengan logo yang berbeda-beda, contoh:
Kimia Farma, Indo Farma, Dexa Medica, Hexpharm, dll.
OBAT GENERIK
Obat generik dibagi lagi menjadi 2 yaitu generik berlogo
dan generik bermerk (branded generic) :
• Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat
generik saja adalah obat yang menggunakan nama zat
berkhasiatnya dan mencantumkan logo perusahaan farmasi
yang memproduksinya pada kemasan obat
• Obat generik bermerk yang lebih umum disebut obat
bermerk adalah obat yang diberi merk dagang oleh
perusahaan farmasi yang memproduksinya.
OBAT PATEN
• Obat paten adalah obat yang baru ditemukan
berdasarkan riset dan memiliki masa paten yang
tergantung dari jenis obatnya. Menurut UU No. 14 Tahun
2001 masa berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun.
• Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi tersebut
memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk memproduksi
obat yang dimaksud. Perusahaan lain tidak
diperkenankan untuk memproduksi dan memasarkan
obat serupa kecuali jika memiliki perjanjian khusus
dengan pemilik paten.
• Setelah obat paten berhenti masa patennya, obat paten
kemudian disebut sebagai obat generik (generik= nama
zat berkhasiatnya).
OBAT PATEN
•
•
•
•
•

Obat paten adalah obat dengan nama dagang dan
menggunakan nama yang merupakan milik produsen
obat yang bersangkutan.
Misal: Lipitor (Pfizer), produk innovator/originator
yaitu merek dagang untuk Atorvastatin.
Suatu obat disebut obat paten bila hanya diproduksi
oleh pabrik yang menemukan obat atau yang diberi
izin oleh penemunya.
Pabrik penemu diberi hak paten 15 sampai 20 tahun
untuk memonopoli produksi. Bila hak paten habis,
pabrik lain boleh memproduksi obat tersebut.
Bila obat tersebut dijual dengan nama kimia zat
berkhasiatnya, kita menyebutnya sebagai obat
generik.
OBAT PATEN
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Dibawah dilampirkan Daftar Obat yang habis hak patennya tahun 2007 - 2009 yang dikutip
dari Express Scripts and Generic Pharmaceutical Association
Lotrel (Amlodipine and benazepril) - Novartis Jan. 31, 2007
Norvasc (Amlodipine) - Pfizer Jan. 31, 2007
Actiq (Fentanyl transmucosal) - Cephalon Feb. 5, 2007
Aceon (Perindopril) - Solvay Feb. 21, 2007
Alocril (Nedocromil) - Allergan April 2, 2007
Imitrex (Sumatriptan) - GlaxoSmithKline June 28, 2007
Geodon (Ziprasidone) - Pfizer Sept. 2, 2007
Coreg (Carvedilol) - Glaxo Sept. 5, 2007
Meridia (Sibutramine ) - Abbott Dec. 11, 2007
Mavik (Trandolapril) - Abbott Dec. 12, 2007
Tequin (Gatifloxacin) - Glaxo Dec. 25, 2007
Zyrtec (Cetirizine) - Pfizer Dec. 25, 2007
Clarinex (Desloratadine) - Schering-Plough 2007
Fosamax (Alendronate) - Merck Feb. 6, 2008
Camptosar (Irinotecan) - Pfizer Feb. 20, 2008
Effexor/XR (Venlafaxine) - Wyeth June 13, 2008
Zymar (Gatifloxacin) - Allergan June 25, 2008
Dovonex (Calcipotriene) - Bristol-M. Sq. June 29, 2008
Kytril (Granisetron) - Roche June 29, 2008
OBAT PATEN
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Risperdal (Risperidone) - Janssen June 29, 2008
Depakote (Divalproex sodium) - Abbott July 29, 2008
Advair (Fluticasone and salmeterol) - Glaxo Aug. 12, 2008
Serevent (Salmeterol) - Glaxo Aug. 12, 2008
Casodex (Bicalutamide) - Bristol-M Squibb Oct. 1, 2008
Trusopt (Dorzolamide) - Merck Oct. 28, 2008
Zerit (Stavudine) - Bristol-M Squibb Dec. 24, 2008
Lamictal (Lamotrigine) - Glaxo Jan. 22, 2009
Vexol (Rimexolone) - Alcon Labs Jan. 22, 2009
Avandia (Rosiglitazone) - Glaxo Feb. 28, 2009
Topamax (Topiramate) - Johnson & J 26, 2009
Glyset (Miglitol) - Pfizer July 27, 2009
Xenical (Orlistat) - Roche Dec. 18, 2009
Valtrex (Valacyclovir ) - Glaxo Dec. 23, 2009
Avelox (Moxifloxacin) - Bayer Dec. 30, 2009
OBAT PALSU
Obat yang diproduksi oleh yang
tidak berhak berdasarkan
peraturan perundang undangan
yang berlaku atau produksi obat
dengan penandaan yang meniru
obat lain yang telah memiliki izin
edar
OBAT ASLI
• Obat yang didapat langsung dari bahan
bahan alam (indonesia), terolah secara
sederhana atas dasar pengalaman, dan
digunakan dalam pengobatan tradisional

OBAT BARU
• Obat yang terdiri dari satu atau campuran
beberapa bahan obat sebagai bagian
yang berkhasiat maupun yang tidak
berkhasiat (pengisi, pelarut, dll) atau
komponen lain yang belum dikenal,
sehingga belum diketahaui khasiat dan
keamanannya
WASSALAM
THANK YOU

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
Penulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obatPenulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obat
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 

En vedette

Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas
Dilla Novita
 
Makalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasMakalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat Keras
Nata Dev
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1
dimas_aria
 

En vedette (20)

UU Farmasi 3
UU Farmasi 3UU Farmasi 3
UU Farmasi 3
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Makalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasMakalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat Keras
 
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatas
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatasPedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatas
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatas
 
Efek obat
Efek obatEfek obat
Efek obat
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
Pemberantasan Penyakit Menular
Pemberantasan Penyakit MenularPemberantasan Penyakit Menular
Pemberantasan Penyakit Menular
 
OWA
OWAOWA
OWA
 
Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Uji Klinik
Uji KlinikUji Klinik
Uji Klinik
 
Tia nurazijah
Tia nurazijahTia nurazijah
Tia nurazijah
 
Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1
 
pengertian-obat-bebas
pengertian-obat-bebaspengertian-obat-bebas
pengertian-obat-bebas
 

Similaire à penggolongan obat menurut pemerintah

Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptxPenggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
FitriAyuWahyuni1
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obat
Ns. Lutfi
 
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxFarmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
EriskaAgustin
 
Edukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdfEdukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdf
ssuser4fe906
 
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
TiaraChaerulZhanah
 
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obatfarmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
wawangunawan560355
 

Similaire à penggolongan obat menurut pemerintah (20)

Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptxPenggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obat
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
UU-stikes pertemuan 1-2.pptx
UU-stikes pertemuan 1-2.pptxUU-stikes pertemuan 1-2.pptx
UU-stikes pertemuan 1-2.pptx
 
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxFarmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
 
Edukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdfEdukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdf
 
Farmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxFarmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptx
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
 
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
 
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptxKONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
 
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
 
PENGGOLONGAN OBAT.pptx
PENGGOLONGAN OBAT.pptxPENGGOLONGAN OBAT.pptx
PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
Bahan debat
Bahan debatBahan debat
Bahan debat
 
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaPenggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
 
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
 
PENGGOLONGAN OBAT-1.ppt
PENGGOLONGAN OBAT-1.pptPENGGOLONGAN OBAT-1.ppt
PENGGOLONGAN OBAT-1.ppt
 
Penggolongan Obat
Penggolongan Obat Penggolongan Obat
Penggolongan Obat
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obatfarmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
 

Dernier

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Dernier (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

penggolongan obat menurut pemerintah

  • 2. 1. PENGGOLONGAN OBAT Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes Rl Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000. Penggolongan obat ini terdiri dari: obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
  • 3. OBAT BEBAS  Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes R.I. Contoh : Minyak Kayu Putih, Obat Batuk Hitam, Obat Batuk Putih, Tablet Paracetamol, Tablet Vitamin C,  Penandaan obat bebas diatur berdasarkan S.K. Menkes Rl Nomor 2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar berikut :
  • 4. OBAT BEBAS TERBATAS • Daftar "W“ "Waarschuwing" artinya peringatan. • Obat bebas terbatas adalah Obat Keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan yang tercetak sesuai cth Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih
  • 5. OBAT BEBAS TERBATAS • P No. 1 : • P No. 2 : • P No. 3 : • P No. 4 : • P No. 5 : • P No. 6 : Awas ! Obat Keras Bacalah aturan memakainya Awas ! Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan Awas ! Obat Keras Hanya untuk bagian luar dari badan Awas ! Obat Keras Hanya untuk dibakar Awas ! Obat Keras Tidak boleh ditelan Awas ! Obat Keras Obat wasir, jangan ditelan
  • 6. OBAT BEBAS TERBATAS Penandaan : Keputusan Menteri Kesehatan Rl No. 2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam
  • 7. OBAT KERAS • Obat daftar G menurut bahasa Belanda "G" singkatan dari "Gevaarlijk" artinya berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter. • Penandaan : Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 02396/A/SKA/III/1986 adalah "Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi“ • Contoh : Antibiotik, Antihistaminik
  • 8. Obat Wajib Apotek (OWA) • Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan: 1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. 2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. 3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. 4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. 5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
  • 9. Obat Wajib Apotek (OWA) • • Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep dokter. Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 924/Menkes/Per/X/1993, dikeluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut : • Pertimbangan yang utama: obat yang diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam rnenolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional. • Pertimbangan yang kedua untuk peningkatan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat. • Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri.
  • 10. Obat Wajib Apotek (OWA) • Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA. 1. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita. 2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube. 3. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
  • 11. Obat Wajib Apotek (OWA) Contoh obat wajib apotek No. 1 (artinya yang pertama kali ditetapkan) • Obat kontrasepsi : Linestrenol (1 siklus) • Obat saluran cerna : Antasid dan Sedativ/Spasmodik (20 tablet) • Obat mulut dan tenggorokan : Salbutamol (20 tablet) Contoh obat wajib apotek No. 2 • Bacitracin Cream (1 tube) • Clindamicin Cream (1 tube) • Flumetason Cream (1 tube), dll Obat Wajib Apotek No.3 : • Ranitidin • Asam fusidat • Alupurinol, dll
  • 12. Perubahan Penggolongan Obat, Surat Keputusan Menkes. Rl No. 925 tahun 1993, tentang : Daftar Perubahan Golongan Obat No.1. Dasar Pertimbangan : Bahwa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
  • 13. Daftar perubahan golongan obat No. 1 No. Nama generik obat Golongan semula Golongan baru 1 Aminofilin Obat keras dalam substansi / obat wajib apotik (suppositoria) Obat bebas terbatas (OBT) 2 Ibuprofen Obat keras OBT Pembatasan Tablet 200 mg kemasan tidak lebih dari 10 tablet
  • 14. Obat Golongan Narkotika • Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan I, II dan III.
  • 15. Golongan I, II dan III untuk Golongan Obat Narkotika • Golongan I  tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi. contoh: tanaman Papaver somniferum (opium), koka dan ganja, heroin • Golongan II  dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi. contoh: metadon, morfin, opium, petidin • Golongan III  banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan ringan contoh: kodein
  • 16. Narkotika • Contoh : Tanaman Papaver Somniferum; Tanaman Koka; Tanaman Ganja; Heroina ("Putaw"); Morfina; Opium; Kodeina • Penandaan : Penandaan narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam Ordonansi Obat Bius yaitu "Palang Medali Merah“ • Tanda:
  • 17. Obat Psikotropika • Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
  • 18. Golongan I,II,III dan IV untuk Golongan Obat Psikotropika • Golongan I  tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan amat kuat. contoh: LSD, MDMA (Metilen dioksi metamfetamin) Ectasy • Golongan II  dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan kuat. Contoh: Amfetamin, Metamfetamin (Shabu-shabu) • Golongan III  banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan sedang. Contoh: Pentobarbital • Golongan IV  sangat luas digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan ringan. Contoh: Fenobarbital, Diazepam
  • 19. Psikotropika • Penandaan : Lingkaran bulat berwarna merah dengan huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam
  • 20. OBAT GENERIK Obat generik  obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Contoh parasetamol generik berarti obat yang dibuat dengan kandungan zat aktif parasetamol, dipasarkan dengan nama parasetamol, bukan nama merek seperti Panadol (Glaxo), Pamol (Interbat), Sanmol (Sanbe) Produsen obat dalam negeri lebih banyak mengeluarkan obat me-too, alias versi generik dari obat yang telah habis masa patennya yang lalu diberi merek dagang. Kalangan perusahaan farmasi di Indonesia yang lokal — cenderung memposisikan produk semacam ini sebagai “obat paten” (mungkin karena mereknya didaftarkan di kantor paten), walau sebenarnya lebih tepat disebut sebagai “branded generic”, alias obat generik bermerek
  • 21. OBAT GENERIK Obat generik ditargetkan sebagai program pemerintah untuk meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas khususnya dalam hal daya beli obat. Oleh karena pemasaran obat generik tidak memerlukan biaya promosi (iklan, seminar, perlombaan, dll) maka harga dapat ditekan sehingga produsen (pabrik obat) tetap mendapat keuntungan, begitu pula konsumen mampu membeli dengan harga terjangkau.
  • 22. OBAT GENERIK • Pada awal kebijakan ini diluncurkan (awal tahun 1990-an), pemerintah mencanangkan penggunaan obat generik (OG), artinya pabrik pembuat obat tidak boleh mencantumkan logo pabrik, namun tetap mencantumkan nama pabriknya. • Seiring berjalannya waktu, desakan datang dari produsen obat menginginkan adanya logo pada obat buatannya. Maka muncullah Obat Generik Berlogo (OGB). • Pemerintah merasa perlu meluluskan permintaan iSndustri ini asal harga OGB tetap dikontrol oleh pemerintah (khususnya Depkes). • Oleh karena itu, sekarang dapat kita jumpai parasetamol produk generik dengan logo yang berbeda-beda, contoh: Kimia Farma, Indo Farma, Dexa Medica, Hexpharm, dll.
  • 23. OBAT GENERIK Obat generik dibagi lagi menjadi 2 yaitu generik berlogo dan generik bermerk (branded generic) : • Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat generik saja adalah obat yang menggunakan nama zat berkhasiatnya dan mencantumkan logo perusahaan farmasi yang memproduksinya pada kemasan obat • Obat generik bermerk yang lebih umum disebut obat bermerk adalah obat yang diberi merk dagang oleh perusahaan farmasi yang memproduksinya.
  • 24. OBAT PATEN • Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa paten yang tergantung dari jenis obatnya. Menurut UU No. 14 Tahun 2001 masa berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun. • Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi tersebut memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk memproduksi obat yang dimaksud. Perusahaan lain tidak diperkenankan untuk memproduksi dan memasarkan obat serupa kecuali jika memiliki perjanjian khusus dengan pemilik paten. • Setelah obat paten berhenti masa patennya, obat paten kemudian disebut sebagai obat generik (generik= nama zat berkhasiatnya).
  • 25. OBAT PATEN • • • • • Obat paten adalah obat dengan nama dagang dan menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat yang bersangkutan. Misal: Lipitor (Pfizer), produk innovator/originator yaitu merek dagang untuk Atorvastatin. Suatu obat disebut obat paten bila hanya diproduksi oleh pabrik yang menemukan obat atau yang diberi izin oleh penemunya. Pabrik penemu diberi hak paten 15 sampai 20 tahun untuk memonopoli produksi. Bila hak paten habis, pabrik lain boleh memproduksi obat tersebut. Bila obat tersebut dijual dengan nama kimia zat berkhasiatnya, kita menyebutnya sebagai obat generik.
  • 26. OBAT PATEN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • Dibawah dilampirkan Daftar Obat yang habis hak patennya tahun 2007 - 2009 yang dikutip dari Express Scripts and Generic Pharmaceutical Association Lotrel (Amlodipine and benazepril) - Novartis Jan. 31, 2007 Norvasc (Amlodipine) - Pfizer Jan. 31, 2007 Actiq (Fentanyl transmucosal) - Cephalon Feb. 5, 2007 Aceon (Perindopril) - Solvay Feb. 21, 2007 Alocril (Nedocromil) - Allergan April 2, 2007 Imitrex (Sumatriptan) - GlaxoSmithKline June 28, 2007 Geodon (Ziprasidone) - Pfizer Sept. 2, 2007 Coreg (Carvedilol) - Glaxo Sept. 5, 2007 Meridia (Sibutramine ) - Abbott Dec. 11, 2007 Mavik (Trandolapril) - Abbott Dec. 12, 2007 Tequin (Gatifloxacin) - Glaxo Dec. 25, 2007 Zyrtec (Cetirizine) - Pfizer Dec. 25, 2007 Clarinex (Desloratadine) - Schering-Plough 2007 Fosamax (Alendronate) - Merck Feb. 6, 2008 Camptosar (Irinotecan) - Pfizer Feb. 20, 2008 Effexor/XR (Venlafaxine) - Wyeth June 13, 2008 Zymar (Gatifloxacin) - Allergan June 25, 2008 Dovonex (Calcipotriene) - Bristol-M. Sq. June 29, 2008 Kytril (Granisetron) - Roche June 29, 2008
  • 27. OBAT PATEN • • • • • • • • • • • • • • • Risperdal (Risperidone) - Janssen June 29, 2008 Depakote (Divalproex sodium) - Abbott July 29, 2008 Advair (Fluticasone and salmeterol) - Glaxo Aug. 12, 2008 Serevent (Salmeterol) - Glaxo Aug. 12, 2008 Casodex (Bicalutamide) - Bristol-M Squibb Oct. 1, 2008 Trusopt (Dorzolamide) - Merck Oct. 28, 2008 Zerit (Stavudine) - Bristol-M Squibb Dec. 24, 2008 Lamictal (Lamotrigine) - Glaxo Jan. 22, 2009 Vexol (Rimexolone) - Alcon Labs Jan. 22, 2009 Avandia (Rosiglitazone) - Glaxo Feb. 28, 2009 Topamax (Topiramate) - Johnson & J 26, 2009 Glyset (Miglitol) - Pfizer July 27, 2009 Xenical (Orlistat) - Roche Dec. 18, 2009 Valtrex (Valacyclovir ) - Glaxo Dec. 23, 2009 Avelox (Moxifloxacin) - Bayer Dec. 30, 2009
  • 28. OBAT PALSU Obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku atau produksi obat dengan penandaan yang meniru obat lain yang telah memiliki izin edar
  • 29. OBAT ASLI • Obat yang didapat langsung dari bahan bahan alam (indonesia), terolah secara sederhana atas dasar pengalaman, dan digunakan dalam pengobatan tradisional OBAT BARU • Obat yang terdiri dari satu atau campuran beberapa bahan obat sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat (pengisi, pelarut, dll) atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga belum diketahaui khasiat dan keamanannya