2. Berkelompok adalah fenomena sosial.
Manusia, sebagaimana kita pahami, tidak
mungkin hidup sendiri. Sudah menjadi fitrah
manusia untuk selalu hidup berkelompok.
Dalam sosiologi, Anda mempelajari pelbagai
jenis kelompok, keanggotaan kelompok,
perspektif mengenai kelompok, dll. Dalam
materi kali ini, kita hanya akan memusatkan
perhatian pada komunikasi dalam kelompok.
Ada dua perspektif yang akan dibicarakan:
INTEGRATIF, dan FUNGSIONAL.
Let's start the nature of the group!
3. Group communication:
Komunikasi yang berkaitan dengan interaksi
di antara sekelompok orang dalam
kelompok kecil, biasanya dalam setting
pengambilan keputusan.
Group communication diasumsikan
terbentuk sebagai task group, atau
kelompok kerja.
Group communication BUKAN mob!
Komunikasi Kelompok
4. Small Group vs. Large Group
Small group communication masih
memungkinkan terjadinya interaksi
interpersonal yang intens antara anggota-
anggota kelompok.
Contoh: class tutorial, FGD
Large group communication tidak lagi
memungkinkan terjadinya interaksi
interpersonal antar anggota kelompok.
Contoh: rally, tabligh akbar
So, it's NOT about numbers involved!
6. Terdapat dua pendekatan dalam
membicarakan sifat-sifat kelompok:
INTEGRATIF dan FUNGSIONAL.
Let's start from INTEGRATIVE
PERSPECTIVE!
7. Kelompok dalam perspektif
Integrative Thinking
Kelompok memiliki
berbagai bentuk:
grup, organisasi,
atau komunitas.
Kesemua grup
adalah unit kreatif
yang berupaya
menyelesaikan
masalah (problem
solving)
Mary Follet, 1924
Langkah problem
solving:
Mengumpulkan
informasi dari para
pakar
Menguji informasi
tersebut dalam
pengalaman
sehari-hari.
Mengembangkan
solusi terpadu
8. INPUT-PROCESS-OUTPUT MODEL
(Collins & Guetzkow, 1964)
Task group berhadapan dengan dua jenis
problem: TASK dan INTERPERSONAL
TASK: masalah dalam pelaksanaan tugas.
Misalnya, perencanaan, analisis, atau
mendapatkan persetujuan.
INTERPERSONAL: masalah akibat hubungan
antarpribadi. Misalnya, menjelaskan gagasan,
mengatasi konflik, menangani perbedaan,
meredam ego pribadi, mempersuasi, dll.
ASSEMBLY EFFECT: situasi yang tercipta ketika
solusi atau produk kelompok hasilnya lebih
bagus daripada individual work!
9. Sinergi sebagai
upaya kelompok
Kerja kelompok membutuhkan energi.
Sebagian energi dihabiskan untuk
menyelesaikan tugas, sebagian lainnya
untuk menata komunikasi interpersonal.
INTRINSIC SYNERGY (IS) : Besaran
energi untuk menyelesaikan rintangan
komunikasi interpersonal.
EFFECTIVE SYNERGY (ES): Besaran
energi untuk mengerjakan tugas.
Rumus Ideal: ES > IS
11. Level Sinergi dan Rewardnya
Level sinergi
bergantung pada
attitude masing-
masing anggota
kelompok.
Konflik akan
menurunkan level
energi.
Kesamaan sikap
akan meningkatkan
level energi.
Reward positif:
pencapaian tujuan
bersama.
Reward negatif:
kegagalan
mencapai tujuan
kelompok.
12. Functional Tradition
Memandang kelompok sebagai instrumen
untuk mengambil keputusan, menekankan
koneksi di antara kualitas komunikasi dan
kualitas output kelompok.
Apakah fungsi komunikasi dalam kelompok?
Sharing information, explore and
identify errors in thinking, and a tool of
persuasion.
13. Group Decision Making
(Randy Hirokawa, 1986)
Mengidentifikasi dan mempelajari
permasalahan
Mengumpulkan dan mengevaluasi
informasi
Menghasilkan berbagai usulan alternatif
Mengevaluasi tujuan dan usulan alternatif
Reaching consensus!
14. Sumber kegagalan group
Kegagalan mempelajari permasalahan
Tujuan yang tidak layak
Penilaian yang buruk terhadap sikap
positif dan negatif
Basis informasi nan tidak memadai
Kesalahan menalar/menarik kesimpulan
dari sumber informasi
Hirokawa: errors most often arise
from the communication in the
group!
15. GROUPTHINK:
Irving Janis, 1982
COHESIVENESS: the
degree of mutual interest
among members. Derajat
keyakinan anggota
kelompok bahwa mereka
dapat mencapai tujuan
secara berkelompok.
GROUPTHINK: a direct
result of group
cohesiveness. Semacam
pola berpikir kelompok yang
dihasilkan dari hasrat untuk
selalu kompak-bersatu.
Low
Cohesiveness:
rendahnya
keterikatan anggota
kelompok
High
Cohesiveness: a
strong mutual
identification among
members of the
group!
16. Cohesiveness: Good or Bad?
GOOD:
menyatukan
anggota kelompok,
mendorong dan
menguatkan
komunikasi
interpersonal di
antara anggota
kelompok.
DANGER: highly
cohesive groups may
INVEST TOO MUCH
energy in maintaining
goodwill in the group
for decision making
process.
Invest for: prestige,
friendship,
confirmation on
one's self-worth.
17. Negative Outcomes
Kelompok membatasi diri pada sedikit alternatif,
enggan mencari kemungkinan lain.
Posisi atau pemikiran yang diambil oleh
anggota tidak pernah dikaji ulang.
Kelompok gagal/enggan menguji kembali
alternatif yang tidak disukai oleh mayoritas.
Tidak mengupayakan pendapat pakar.
Kelompok sangat selektif mengumpulkan
maupun mencari informasi.
Kelompok kelewat PD dengan gagasannya
sendiri, sehingga tidak berupaya menyediakan
rencana cadangan (contingency plan)
18. Gejala-gejala Groupthink
Ilusi kekuatan: 'nggak mungkin gagal'!
Selalu merasionalisasi tindakan yang dilaksanakan
Tidak pernah mempertanyakan moralitas kelompok
(selalu dianggap benar).
Kelompok lain dianggap jahat, bodoh, atau lemah
Ada tekanan terhadap anggota untuk TIDAK
MENENTANG atau menyampaikan opini yang
bertentangan dengan kelompok.
Self-censorship to disagreement
Ada semacam filter yang dibangun untuk menyaring
pemikiran atau informasi yang dianggap dapat
melemahkan kelompok.
19. Steps to overcome the
dangers of Groupthink
Mendorong setiap orang agar menjadi evaluator yang kritis
dan bebas mengekspresikan pendapatnya.
Meminimalkan arahan pemimpin
Membentuk beberapa kelompok pengambil keputusan yang
independen dan terpisah
Membagi kelompok menjadi subgroups
Mendiskusikan apa yang terjadi pada pihak di luar kelompok
Mengundang orang luar untuk membawa gagasan segar
Menugaskan seorang individu pada setiap pertemuan agar
menjadi 'devil's advocate'
Menyisihkan waktu untuk menyigi sinyal peringatan.
Mengadakan second-chance meeting untuk menimbang
keputusan sebelum finalisasi.