SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  58
GEOMETRI BIDANG
Akhmad Rusbani
Ela Susilawati
Gita Rizki Fardillah
Hilma Fauziah
MENGENAL TITIK, GARIS,
SUDUT, DAN BIDANG.
Next
TITIK
Apa yang dimaksud dengan titik?
Titik adalah suatu satuan dasar dari geometri. Titik bukan
merupakan suatu benda melainkan sebuah simbol yang
menunjukkan suatu lokasi. Oleh karena itu, titik hanya
memiliki posisi tetapi tidak memiliki ukuran seperti panjang,
lebar, atau ketebalan.
Titik dinyatakan dengan huruf capital (huruf besar) sesudah
tanda titik/dilukiskan dengan noktah (∙A). Sekumpulan titik-
titik yang terletak pada suatu garis lurus disebut “collinear”.
Sedangkan sekumpulan titik-titik yang terletak pada suatu
bidang disebut “coplanar”.
Dalam bidang Koordinat Geometri lokasi titik-titik pada
suatu bidang ditunjukkan oleh koordinat mereka pada suatu
sistem koordinat. Sistem koordinat yang umum digunakan
adalah sistem koordinat Kartesius yang memiliki dua
sumbu koordinat (sumbu-X, sumbu-Y) yang saling tegak
lurus.
Bagaimana cara penulisan titik?
TITIK
TITIK
Pada gambar di atas, ditunjukkan titik A, B, dan C yang berturut-turut
memiliki koordinat A(-2, -4), B(3, 5), dan C(7, -3).
TITIK
Garis adalah sederetan titik-titik yang jumlahnya tidak
terhingga dan memanjang pada dua arah yang berlawanan
tanpa ujung. Dengan demikian garis adalah dimensi satu,
yang memiliki panjang tak terhingga dan tidak memiliki
ketebalan. Suatu garis bisa lurus, melengkung, atau
keduanya. Namun, yang dimaksud garis di sini adalah tidak
melengkung dan tidak berbelok.
Apa yang dimaksud dengan Garis?
GARIS
Garis bisa diberi nama dengan menggunakan nama dua titik
yang dilalui oleh garis, dan di atasnya diberi tanda setrip
dengan dua arah panah yang berlawanan yang ditunjukkan
garis AB . Karena garis memanjang pada kedua arah
yang berlawanan maka garis AB juga dapat diberi nama BA.
Sebuah garis juga dapat ditulis dengan menggunakan
sebuah huruf kecil, yang ditulis di atas atau di bawah garis
tersebut. Seperti garis a pada gambar di bawah.
GARIS
Bagaimana cara penulisan garis?
a
●
●
A
B
GARIS
Segmen adalah sebagian dari garis yang dibatasi oleh dua titik
ujung yang berbeda, dan memuat semua titik pada garis di antara
ujung-ujungnya. Segmen tidak memiliki ketebalan, namun pajang
segmen dapat diukur.
Apa yang dimaksud dengan segmen?
SEGMEN
Segmen dapat diberi nama dengan dua huruf besar, pada
bagian atas huruf diberi tanda setrip 𝐴𝐵
SEGMEN
Sinar adalah suatu bagian dari garis yang berpangkal dari sebuah
titik dan terpanjang tak hingga ke suatu arah tertentu. Sinar berawal
dari titik tertentu yang kita sebut sebagai titik pangkal. Contoh : 𝐴𝐵
atau 𝐴𝑌.
Apa yang dimaksud dengan sinar?
SINAR
Sudut dibentuk oleh dua sinar dengan titik pangkal yang sama. Titik pangkal
yang sama disebut titik sudut (vertex). Sudut kecil disebut sudut inferior dan sudut besar
disebut sudut refleks. Jumlah sudut inferior dan sudut refleks sama dengan 360°, karena
keduanya membentuk satu putaran. Jika pada gambar tidak ada keterangan, maka yang
dimaksud dengan sudut selalu sudut yang kecil (sudut inferior).
Apa yang dimaksud dengan sudut?
SUDUT
Sudut memiliki berbagai macam ukuran, pada kali ini hanya akan
membahas sudut inferior yang besarnya mulai dari 0° sampai dengan
180°. Berdasarkan ukurannya sudut dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Sudut Lancip
Mulai dari 1° s.d 89°
Sudut Siku-Siku
Tepat 90°
Sudut Tumpul
Mulai dari 91° s.d179°
Sudut Lurus
Tepat 180°
SUDUT
Bidang datar adalah suatu permukaan datar yang diperpanjang tak
terhingga ke segala arah.bidang memiliki panjang dan lebar atau
disebut dengan luas, namun bidang tidak memiliki ketebalan.
𝛼
Bidang 𝛼 Bidang ABCD
B
CD
A
Apa yang dimaksud dengan bidang?
B
CD
A
R
QP
Segitiga adalah sebuah segibanyak (polygon) yang memiliki tiga sisi. Segitiga
memiliki tiga titik sudut. Nama sebuah segitiga bergantung pada nama ketiga
titik sudutnya. Contoh:
Pada gambar segitiga di atas, dapat kita namai segitiga PQR atau ∆PQR.
Lambing ∆ adalah lambing segitiga. Sisi-sisi ∆PQR pada gambar diatas
adalah 𝑃𝑄, 𝑄𝑅, dan 𝑃𝑅. Sedangkan sudut-sudutnya adalah
∠𝑃, ∠𝑄, dan ∠R.
Dalil 1: Jumlah ketiga sudut dalam sebuah segitiga adalah 180°.
SEGITIGA
Segitiga
Segitiga dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu:
1. Berdasarkan Panjang Sisinya
Segitiga Samakaki Segitiga Samasasi Segitiga Sembarang
c
II
c
a
B
a
b
B
b
a
b
c
C
A
C
B A
C
A
C
C
Segitiga
2. Berdasarkan besar sudutnya
Dalil-Dalil Pada
Segitiga
Dalil Titik Tengah Segitiga
“Segmen garis penghubung titik-titik tengah dari kedua sisi segitiga
adalah sejajar dengan sisi ketiga dan panjangnya adalah setengah
kali panjang sisi ketiga tersebut”.
Bukti :
Diketahui : <ACB = <DCE
CA : CD = CB : CE = 2
Jadi, ∆ACB∆DCE (dibaca sebangun)
Karena ∆ACB∆DCE, maka ACB = DCE
Jadi, <CAB dan <CDE adalah pasangan sudut sehadap, dan menurut
postulat haruslah DE sejajar AB.
Karena ∆ACB∆DCE, maka berlaku juga perbandingan sisi berikut
• AB : DE = AC : DC
• AB : DE = 2 : 1DE . 2 = AB . 1⟷ DE = 1/2 AB (terbukti)
A B
C
E D
Diberikan AB = 12 satuan, CD = DA, CE = EB, CEB adalah garis
lurus. Hitunglah DE !
Penyelesaian :
Dik : D tengah-tengah AC (CD = DA)
E tengah-tengah BC (CE = EB)
AB = 12 satuan
Dit : DE ?
Jawab : berdasarkan dalil titik tengah segitiga maka DE//AB
DE =1/2 AB
= ½ (12) = 6 satuan Dalil Intercept Segitiga
Soal
Dalil Intercept
“ jika sebuah garis sejajar dengan salah satu sisi sebuah segitiga ABC
(misalnya garis sejajar sisi BC) memotong dua sisi lain dari segitiga
ABC (yaitu sisi AB dan AC ) di titik D dan E, maka persamaan
berikut benar AD : DB = AE : EC untuk dalil intercept”.
Bukti :
Diketahui ∆ABC memiliki DE//BC, dengan DE dipotong oleh AB di
D dan AC di E
A
ED
B C
A
Perhatikan DE//BC yang dipotong oleh garis transversal AB. ∠ADE dan ∠ABC
adalah pasangan sudut sehadap sehingga ∆ADE ∆ABC berarti
AB/AD = AC/AE
AB/AD - AD/AD = AC/AE - AE/AE (kedua ruas dikurangi pecahan bernilai 1)
AB-AD/AD=AC-AE/AE↔BD/ADEC/AE atau AD/BD=AE/AC
AD : BD = AE : EC (terbukti)
A
ED
B C
A
Dalil Intercept
Perhatikan gambar di samping ini!
DE//BG. BH : HG = 9 : 5.
Tentukan panjang CE dan buktikan bahwa
AF : FB = 5 : 9.
Jawab :
Diketahui: BE = 27
CD = 10
DG = 18
BH : HG = 9 : 5
Ditanyakan: Tentukan panjang CE dan
buktikan bahwa AF : FB = 5 : 9
D
C
27
18
10
H
G
E
BF
A
Soal
Penyelesaian.
• CE/EB = GD/DG
CE = CD/DG x EB = 10/18 x 27= 15
• DE/BG = CD/CG = 10/10+18 = 5/5+9
BH : HG = 9 : 5 ⟹ HG/BG = 5/5+9 berarti DE = HG.
DE//HG, akibatnya GD//EH.
AF : FB = CE : EB = 15 : 27= 5 : 9. (terbukti)
Dalil Menelaus
Sebuah segitiga dipotong oleh sebuah garis dimana dua sisi segitiga
berpotongan dalam segitiga dan satu sisi berpotongan pada
perpanjangan sisi itu. Pemotongan segitiga dengan garis tersebut
menghasilkan segmen-segmen garis yang perbandingannya dirumuskan
pada dalil Menenlaus sebagai berikut.
AF/CF x CE/BE x BD/AD = 1
A
F
E
D
C
B
Bukti:
Tarik garis dari B sejajar AC dan memotong garis DE di titik P
Perhatikan ∆BPD dan ∆AFD
BP/BD = AF/AD →BP = AF/AD x BD .... (1)
Perhatikan ∆BPE dan ∆CFE
BP/BE = CF/CE →BP = CF/CE x BE .... (2)
Persamaan (1) sama dengan persamaan (2)
↔ AF/AD x BD = CF/CE x BE
↔ AF/AD.BE = CF/CE.BD
↔ AF.CE.BD/AD.BE.CF = 1
↔ AF/CF x CE/BE x BD/AD = 1
( Terbukti )
F
C
E
DA B
P
Diketahui ∆ABC dengan AB = 7, BC = 5, dan AC = 6. Titik D terletak pada AC
dengan AD : DC = 5 : 1. Titik E pada garis BC dengan BE : EC = 2 : 3.Segmen
garis DE diperpanjang dan memotong perpanjangan garis AB di titik D, Jika
panjang BD = 3, tentukanlah panjang AF!
Penyelesaian.
Dalil Menelaus: AD/AC x CE/BE x BF/AF = 1
5/1 x 3/2 x BF/7+BF =1
→ 15/2 x BF/7+BF = 1 → BF/7+BF = 2/115
→ 15BF = 14 + 2BF → 13BF = 14 → BF =14/13
5
1
3D
2
E
7
F
B
C
ASoal
Dalil De Ceva
Dalil Ceva berkaitan dengan tiga garis yang memotong ketiga sisi
segitiga dan ketiga garis tersebut berpotongan pada satu titik. Jika
garis yang ditarik dari tiap titik sudut segitiga berpotongan pada satu
titik dan memotong sisi-sisi yang berhadapan di titik dengan titik-titik,
maka berlaku dalil de Ceva, yaitu:
AF/FB.BD/DC.CE/EA = 1
Bukti.
Diketahui bahwa garis AD, BE, dan CF berpotongan di satu titik, yaitu
titik P. ∆APF dan ∆BPF memiliki tinggi yang sama sehingga:
luas ∆APF/ luas ∆BPF = AF.tinggi / FB.tinggi
luas ∆APF/ luas ∆BPF = AF/FB...(1)
∆ACF dan ∆BCF juga memiliki tinggi yang sama sehingga dengan cara yang
sama diperoleh:
luas ∆ACF/ luas ∆BCF = AF/BF...(2)
A
P
E D
C
B
F
Karena persamaan (1) dan persamaan (2) sama, maka:
luas ∆ACF - luas ∆APF = luas ∆APF
AF/BF (luas ∆BCF) - AF/BF (luas ∆BPF) = luas ∆ACF - luas ∆APF
AF/FB (luas ∆BCF - luas ∆BPF) = luas ∆ACF - luas ∆APF
AF/FB = luas ∆ACF - luas ∆APF/ luas ∆BCF - luas ∆BPF
AF/FB = luas ∆ACF / luas ∆BCF ... (3)
Dengan cara yang sama diperoleh persamaan untuk kedua sisi lainnya :
BD/DC = luas ∆ABP/ luas ∆ACP ... (4)
CE/EA = luas ∆BCP/ luas ∆ABP ... (5)
Kalikan persamaan (3), persamaan (4), dan persamaan (5).
AF/BF. BD/DC. CE/EA = luas ∆ACF / luas ∆BCF. luas ∆ABP/ luas ∆ACP. luas ∆BCP/
luas ∆ABP
AF/BF. BD/DC. CE/EA (Terbukti)
Pada gambar di bawah ini, hitunglah nilai x!
Tiga garis yang ditarik dari tiap titik sudut ∆ABC dan ketiganya berpotongan pada
suatu titik O.dengan demikian berlaku dalil de Ceva.
2
3
𝑎
2𝑎
4
𝑥
= 1 → 4/3x = 1 → 3x = 4 → x = 4/3
Soal
Dalil – Dalil Segmen
Garis Pada Segitiga
Garis Sumbu
Yaitu segmen garis yang melalui titik tengah sisi segitiga dan
tegak lurus pada sisi tersebut.
C
Dm E
O
BA F
l
k
ll
Ketika garis sumbu berpotongan pada satu titik,
yang disebut titik sumbu.
Titik sumbu segitiga berjarak sama ke tiap titik
sudut segitiga.
Titik sumbu segitiga adalah titik pusat lingkaran
luar segitiga.
Dalil 1:
Dalil 3:
Dalil 2:
Bukti dalil 1:
∆ABC adalah segitiga sembarang dengan k garis sumbu 𝐴𝐵, l
garis sumbu 𝐵𝐶. Titik O adalah titik potong garis k dan l. kita
diminta membuktikan bahwa titi O adalah titik potong garis k, l,
dan m (dalil 1).
C
Dm E
O
BA F
l
k
ll
Perhatikan ∆AFO dan ∆BFO.
AF = FB (sisi)
∠𝐴𝐹𝑂 = ∠𝐵𝐹𝑂 = 90°
FO = FO (sisi)
Jadi, sesuai postulat (sisi-sudut-sisi) ,
untuk membuktikan dua segitiga kongruen, maka ∆AFO ≅ ∆BFO.
Karena ∆AFO ≅ ∆BFO, maka AO = BO…(1)
• Dengan cara yang sama kita bisa membuktikan bahwa ∆BDO ≅ ∆CDO,
sehingga didapat: BO = CO …(2)
• Dari(1) AO = BO dan (2) BO = CO maka AO = BO = CO…(3)
• Dari (3) karena AO = CO maka ∆ACO samakaki. Karena AE = CE, m⊥ 𝐴𝐶
dan m melalui E, maka m pasti melalui O. Jadi, k,l, dan m melalui O (dalil 1
terbukti)
C
Dm E
O
BA F
l
k
ll
Bukti Dalil 2
Perhatikan ∆AFO dan ∆BFO.
AF = FB (sisi)
∠𝐴𝐹𝑂 = ∠𝐵𝐹𝑂 = 90°
FO = FO (sisi)
Jadi, sesuai postulat (sisi-sudut-sisi) untuk membuktikan dua segitiga kongruen,
maka ∆AFO ≅ ∆BFO.
Karena ∆AFO ≅ ∆BFO, maka AO = BO…(1)
• Dengan cara yang sama kita bisa membuktikan bahwa ∆BDO ≅ ∆CDO, sehingga
didapat: BO = CO …(2)
• Dari(1) AO = BO dan (2) BO = CO maka AO = BO = CO…(3)
• Dari (3) AO = BO = CO, yang berarti titik sumbu O berjarak sama ke titik A, B,
dan C. Jadi, titik sumbu segitiga berjarak sama ke tiap titik sudut segitiga (dalil 2
dipenuhi)
C
Dm E
O
BA F
l
k
ll
Bukti dalil 3:
Telah dibuktikan AO = BO = CO, yang berarti jarak titik
sumbu O ketitik-titik sudut A,B, dan C adalah sama. Jika
kita tetapkantitik sumbu O sebagai pusat lingkaran dan
panjang OA = OB = OC sebagai jari-jari R, maka kita
peroleh sebuah lingkaran dengan pusat O dan melalui titik-
titik sudut A, B, C. Lingkaran ini kita sebut sebagai
lingkaran luar ABC (dalil 3 terbukti)
Garis tinggi
Yaitu garis yang melalui sebuah titik sudut dan tegak lurus pada
sisi yang berhadapan dengan titik sudut tersebut. Dalil-dalil yang
berlaku adalah sebagai berikut:
Dalil 1: Ketiga garis tinggi berpotongan pada satu titik,
yang disebut titik tinggi.
Dalil 2: Pada segitiga siku-siku, garis tinggi ke hipotenusa
(sisi terpanjang) membagi segitiga siku-siku menjadi dua
segitiga yang sebangun, dan juga sebangun dengan
segitiga awal.
Dalil 3: Jika pada ∆ABC, 𝐶𝐷 ⊥ 𝐴𝐵 dan panjang
proyeksi 𝐴𝐶 pada 𝐴𝐵 adalah p, maka 𝑎2 = 𝑏2 + 𝑐2 −
2𝑎𝑐. 𝑝.
Dalil 3 ini disebut juga dalil proyeksi.
C
D
B
F
A
E
o
L
C
A B
ab
c
p
A B
C
D
Bukti dalil 3.
Diketahui ∆ABC dengan 𝐶𝐷 ⊥ 𝐴𝐵
Dalam ∆BDC siku-siku, BD = (c – p) , dan BC = a. Sehingga
dalil Phytagoras memberikan 𝐶𝐷2 = 𝐵𝐶2 − 𝐵𝐷2 ↔ 𝐶𝐷2 =
𝑎2
− 𝑐 − 𝑝 2
…(1)
Dalam ∆ADC siku-siku, AC = b dan AD = p sehingga dalil
Phytagoras memberikan 𝐶𝐷2
= 𝐴𝐶2
− 𝐴𝐷2
↔ 𝐶𝐷2
= 𝑏2
−
𝑝2
… (2)
Ruas kiri [persamaan (1)] dan ruas kanan [persamaan (2)] sama.
Sehingga dengan menyamakan ruas kanannya diperoleh:
𝑎2
− 𝑐 − 𝑝 2
= 𝑏2
− 𝑝2
𝑎2 − 𝑐2 − 2𝑐𝑝 + 𝑝2 = 𝑏2 − 𝑝2
𝑎2 − 𝑐2 + 2𝑐𝑝 − 𝑝2 = 𝑏2 − 𝑝2
𝑎2 = 𝑏2 + 𝑐2 − 2𝑐𝑝
(dalil 3 terbukti)
Sebuah segitiga ABC dengan AB = 7 cm, BC = 6 cm, dan AC = 5
cm. AD dan BE adalah garis tinggi. Hitunglah panjang AD dan
luas ∆ABC!
Soal
Penyelesaian :
Proyeksi AC pada BC adalah CD, sehingga dalil proyeksi
memberikan
72 = 52 + 62 – 2 . 6 . p
p =
52+62−72
12
= 1 cm
Sekarang panjang garis tinggi AD bisa dihitung dengan dalil
phytagoras dalam ∆ADC siku-siku.
AD2 = AC2 – CD2 ↔ AD = 52 – 12 = 25 – 1 = 24
AD = 24 = 4(6) = 2 6 cm
Luas ∆ABC =
𝐵𝐶∙𝐴𝐷
2
=
6∙2 6
2
= 6 6 cm2
Dalil Stewart
Pada ∆ABC, dari titik C ditarik garis hingga memotong AB
di titik D. Misal AC = b, BC = a, AB = c, AD =c1, BD = c2,
dan CD = d, maka dalil Stewart menyatakan:
𝑑2 ∙ 𝑐 = 𝑐1 ∙ 𝑎2 + 𝑐2 ∙ 𝑏2 − 𝑐1 ∙ 𝑐2 ∙ 𝑐
Bukti.
Dari titik C ditarik garis tinggi CE. Pada ∆ACD berlaku dalil proyeksi segitiga
tumpul, yaitu:
𝐴𝐶2 = 𝐶𝐷2 + 𝐴𝐷2 + (2 × 𝐴𝐷 × 𝐷𝐸) … (1)
Pada ∆BCD berlaku dalil proyeksi segitiga lancip yaitu:
𝐵𝐶2 = 𝐶𝐷2 + 𝐷𝐵2 − (2 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷) … (2)
Kalikan persamaan (1) dengan BD dan persamaan (2) dengan AD, diperoleh:
𝐴𝐶2
× 𝐵𝐷 = (𝐶𝐷2
× 𝐵𝐷) + (𝐴𝐷2
× 𝐵𝐷) + (2 × 𝐴𝐷 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷)
𝐵𝐶2 × 𝐴𝐷 = (𝐶𝐷2× 𝐴𝐷) + (𝐷𝐵2× 𝐴𝐷) − (2 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐷)
Kedua persamaan di atas dijumlahkan dan diperoleh
• 𝐴𝐶2
× 𝐵𝐷 + 𝐵𝐶2
× 𝐴𝐷 = (𝐶𝐷2
× 𝐵𝐷) + (𝐴𝐷2
× 𝐵𝐷) + 2 × 𝐴𝐷 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷 +
(𝐶𝐷2
× 𝐴𝐷) + (𝐷𝐵2
× 𝐴𝐷) − (2 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐷)
• 𝐴𝐶2 × 𝐵𝐷 + 𝐵𝐶2 × 𝐴𝐷 = 𝐶𝐷2 𝐵𝐷 + 𝐴𝐷 + 𝐴𝐷 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐷 × 𝐵𝐷
• 𝐴𝐶2
× 𝐵𝐷 + 𝐵𝐶2
× 𝐴𝐷 = 𝐶𝐷2
× 𝐴𝐵 + 𝐴𝐷 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐵
• 𝐶𝐷2
× 𝐴𝐵 = 𝐴𝐷 × 𝐵𝐶2
+ 𝐵𝐷 × 𝐴𝐶2
− 𝐴𝐷 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐵
• 𝑑2 ∙ 𝑐 = 𝑐1 ∙ 𝑎2 + 𝑐2 ∙ 𝑏2 − 𝑐1 ∙ 𝑐2 ∙ 𝑐
(terbukti)
Pada ∆ABC panjang sisi-sisinya dinyatakan a, b, dan c. Panjang garis berat
dari titik sudut A dinotasikan dengan mA. Buktikan bahwa: mA =
2b2+2c2−a2
4
.
Jawab: Pada ∆ABC panjang sisi-sisinya dinyatakan a, b,
dan c. Panjang garis berat dari titik sudut A
adalah mA =
2b2+2c2−a2
4
.
Bukti.
mA
2 ∙ a = a1 ∙ c2 + a2 ∙ b2 − a1 ∙ a2 ∙ a
mA
2
∙ a =
1
2
a ∙ c2
+
1
2
a ∙ b2
−
1
2
a ∙
1
2
a ∙ a
mA
2 =
1
2
c2 +
1
2
b2 −
1
4
a2
mA
2
=
2c2
+ 2b2
− a2
4
mA
2
=
2c2 + 2b2 − a2
4
(𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊)
A B
C
D
ab
a1
c
Soal
Garis Bagi
Yaitu garis yang ditarik dari titik sudut segitiga sedemikian
sehingga membagi sudutnya menjadi dua bagian yang sama besar
karena segitiga mempunyai tiga sudut, maka segitika mempunyai
tiga garis bagi. Ketiga garis bagi tersebut akan berpotongan pada
satu titik.
Dalil: Garis bagi sudut suatu segitiga membagi sisi yang
dihadapannya menjadi dua bagian dengan perbandingan sebagai
sisi-sisi yang berdekatan.
Pada gambar di bawah, AM adalah garis bagi, maka:
I. BM : CM = AB : AC
II. BM : BC = AB : (AB + AC)
Bukti :
Tarik garis BD sejaar garis AM.
∠𝐵2 = ∠𝐴2 = 𝛼 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
∠𝐷1 = ∠𝐴1 = 𝛼 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝
Dengan demikian ∠𝐵2 = ∠𝐷1, berarti ∆ABD
adalah segitiga sama kaki, yang akibatnya AD =
AB.
Perhatikan bahwa:
• BM : CM = AB : AC
Karena AD = AB, maka BM : CM = AB : AC.
(terbukti)
• BM : BC = AB : (AB + AC)
Karena AD = AB maka
BM : CM = AB : (AC + AB) (terbukti)
B
C
A
D
α
1 2
α
Bukti
Diketahui ∆ABC dengan AB = 4, AC = 5 dan BC = 6. Titik D terletak
pada BC, sedemilian sehingga AD adalah garis bagi. Tentukan panjang
BD, CD dan AD.
Jawab :
Karena AD adalah garis bagi, maka dalam ∆ABC berlaku
BD : CD = AB : AC .
BD : CD = 4 : 5
CD =
5
4 +5
x BC =
5
9
x 6 =3
1
3
BD =
4
4 +5
x BC =
4
9
x 6 =2
2
3
Panjang AD dapat ditentukan dengan menggunakan dalil Stewart.
AD2 x 6 = 3
1
3
x 42 + 2
2
3
x 52 - 3
1
3
x 2
2
3
x 6 → AD = 3
1
3 Soal
Garis Bagi
Garis berat sebuah segitiga adalah segmen garis yang melalui
sebuah titik sudut dan titik tengah sisi di hadapan titik sudut
tersebut. Dalil-dalil yang berlaku bagi garis berat segitiga adalah
sebagai berikut.
• Dalil 1: ketiga garis berat berpotongan pada satu titk,
yang disebut titik berat.
• Dalil 2: ketiga garis berat dalam sebuah segitiga
berpotongan di titik berat dengan perbandingan panjang
bagian-bagiannya adalah 2 : 1, dengan bagian terpanjang
dekat dengan titik sudut.
• Dalil 3 : jika 𝑡 𝑎 adalah panjang garis berat yag ditarik dari
titik sudut A ke sisi dihadapannya a, maka berlaku
𝑡 𝑎
2
=
1
2
𝑏2
+
1
2
𝑐2
−
1
2
𝑎2
Bukti dalil 2
∆ABC adalah segitiga sembarang dengan 𝐴𝐸adalah garis berat pada sisi
BC = a 𝐵𝐹 adalah garis berat pada sisi AC = b, dan 𝐶𝐷 adalah garis
berat pada sisi AB = c, kita diminta untuk membuktikan dalil 2, yaitu
rasio panjang bagian garis berat AE adalah AO : OE = 2 : 1
Dari dalil tengah segitiga yang telah dibahas dalam sub sub bab B.2a
diperoleh bahwa EF // AB dan EF : AB = 1 :2 atau AB : EF = 2 : 1 …
(1)
Perhatian ∆ABC dan ∆EFO
∠BAO = ∠FEO (sudut dalam berseberangan)
∠AOB = ∠EOF (sudut bertolak belakang)
∠ABO = ∠EFO (sudut dalam beseberanagn)
Jadi, ∆ABO ~ ∆AFO, maka berlaku kesebandingan
AO : OE = AB : EF ... (2)
Substitusi (1) ke (2) diperoleh
AO : OE = 2 : 1 (dalil 2 terbukti)
Bukti dalil 3:
Dalil 3 akan kita buktikan denga menggunakan dalil
Stewart. Dalil stewart pada ∆ABC memberikan
𝐴𝐸2.BC = BE.𝑏2 + CE. 𝐴𝐵2 – BE.CE.BC
𝑡 𝑎
2
.a =
1
2
𝑎 . 𝑏2
+
1
2
𝑎 . 𝑐2
-
1
2
𝑎 .
1
2
𝑎 . a
𝑡 𝑎
2 =
1
2
𝑏2 +
1
2
𝑐2 -
1
4
𝑎2 (dalil 3 terbukti)
Pada sebuah segitiga DEF, FG merupakan sebuah garis berat
dimana DE=12cm, EF=8cm, dan DF=10. maka berapakah
panjang FG?
Jawab :
FG2 = 1/2 x 82 + 1/2 x 102 - 1/2 x 122
FG2 = 1/2 x 64 + 1/2 x 100 - 1/2 x 144
FG2 = 32 + 50 - 72
FG2 = 82 - 72
FG2 = 10
FG = √10 cm
Soal
Terima Kasih 

Contenu connexe

Tendances

Modul lingkaran kelas xi (2019 2020)
Modul lingkaran kelas xi (2019 2020)Modul lingkaran kelas xi (2019 2020)
Modul lingkaran kelas xi (2019 2020)Amalia Prahesti
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahNia Matus
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangFebri Arianti
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Pembuktian teorema pythagoras dari euclid
Pembuktian teorema pythagoras dari euclidPembuktian teorema pythagoras dari euclid
Pembuktian teorema pythagoras dari euclidDinal Ulya
 
Modul Logika Matematika Lengkap
Modul Logika Matematika LengkapModul Logika Matematika Lengkap
Modul Logika Matematika LengkapAbdullah Banjary
 
Buku kalkulus peubah banyak
Buku kalkulus peubah banyakBuku kalkulus peubah banyak
Buku kalkulus peubah banyakHapizahFKIP
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalagusloveridha
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
Perkembangan sejarah matematika
Perkembangan sejarah matematikaPerkembangan sejarah matematika
Perkembangan sejarah matematikarestu sri rahayu
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1Rahma Siska Utari
 

Tendances (20)

ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Modul lingkaran kelas xi (2019 2020)
Modul lingkaran kelas xi (2019 2020)Modul lingkaran kelas xi (2019 2020)
Modul lingkaran kelas xi (2019 2020)
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
 
Makalah hiperbola
Makalah hiperbolaMakalah hiperbola
Makalah hiperbola
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Pembuktian teorema pythagoras dari euclid
Pembuktian teorema pythagoras dari euclidPembuktian teorema pythagoras dari euclid
Pembuktian teorema pythagoras dari euclid
 
Geometri Eliptik
Geometri EliptikGeometri Eliptik
Geometri Eliptik
 
Modul Logika Matematika Lengkap
Modul Logika Matematika LengkapModul Logika Matematika Lengkap
Modul Logika Matematika Lengkap
 
Geometri transformasi
Geometri transformasiGeometri transformasi
Geometri transformasi
 
Buku kalkulus peubah banyak
Buku kalkulus peubah banyakBuku kalkulus peubah banyak
Buku kalkulus peubah banyak
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
Ursula
UrsulaUrsula
Ursula
 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
 
Pengantar Teori Peluang
Pengantar Teori PeluangPengantar Teori Peluang
Pengantar Teori Peluang
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Perkembangan sejarah matematika
Perkembangan sejarah matematikaPerkembangan sejarah matematika
Perkembangan sejarah matematika
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
 
segitiga bola
segitiga bolasegitiga bola
segitiga bola
 
Resume geometri non euclid
Resume geometri non euclidResume geometri non euclid
Resume geometri non euclid
 

Similaire à Dalil dalil segmen garis bru

Similaire à Dalil dalil segmen garis bru (20)

Geometri Bidang
Geometri BidangGeometri Bidang
Geometri Bidang
 
Geometri bidang kelompok 9
Geometri bidang kelompok 9Geometri bidang kelompok 9
Geometri bidang kelompok 9
 
Geometri bidang datar dan dalil dalil pada segitiga
Geometri bidang datar dan dalil dalil pada segitigaGeometri bidang datar dan dalil dalil pada segitiga
Geometri bidang datar dan dalil dalil pada segitiga
 
Ppt Polygon
Ppt PolygonPpt Polygon
Ppt Polygon
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
Matematika Belah Ketupat ppt
Matematika Belah Ketupat pptMatematika Belah Ketupat ppt
Matematika Belah Ketupat ppt
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
PPT Layang-Layang Kelas 7 Semester 2
PPT Layang-Layang Kelas 7 Semester 2PPT Layang-Layang Kelas 7 Semester 2
PPT Layang-Layang Kelas 7 Semester 2
 
PPT Dimensi Tiga Kelas X
PPT Dimensi Tiga Kelas XPPT Dimensi Tiga Kelas X
PPT Dimensi Tiga Kelas X
 
Segitiga
SegitigaSegitiga
Segitiga
 
Modul Dimensi Tiga
Modul Dimensi TigaModul Dimensi Tiga
Modul Dimensi Tiga
 
Materi Dimensi tiga (SMA)
Materi Dimensi tiga (SMA)Materi Dimensi tiga (SMA)
Materi Dimensi tiga (SMA)
 
Geometri
GeometriGeometri
Geometri
 
LK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
LK pembuktian Dalil dalil pada segitigaLK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
LK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Garis n sudut part 1
Garis n sudut part 1Garis n sudut part 1
Garis n sudut part 1
 
Ppt kesebangunan umar
Ppt kesebangunan umarPpt kesebangunan umar
Ppt kesebangunan umar
 
Pengertian dan sifat persegi panjang
Pengertian dan sifat persegi panjangPengertian dan sifat persegi panjang
Pengertian dan sifat persegi panjang
 

Plus de grizkif

Daftar prestasi siswa man 2 kota bandung
Daftar prestasi siswa man 2 kota bandungDaftar prestasi siswa man 2 kota bandung
Daftar prestasi siswa man 2 kota bandunggrizkif
 
Islamic Mathematic Al-Khawarizmi (Kelompok 1)
Islamic Mathematic Al-Khawarizmi (Kelompok 1)Islamic Mathematic Al-Khawarizmi (Kelompok 1)
Islamic Mathematic Al-Khawarizmi (Kelompok 1)grizkif
 
Islamic Mathematic (Al-Khawarizmi)
Islamic Mathematic (Al-Khawarizmi)Islamic Mathematic (Al-Khawarizmi)
Islamic Mathematic (Al-Khawarizmi)grizkif
 
Dimensi tiga jarak titik ke titik dan garis
Dimensi tiga jarak titik ke titik dan garisDimensi tiga jarak titik ke titik dan garis
Dimensi tiga jarak titik ke titik dan garisgrizkif
 
Daftar Pengumpulan Tugas
Daftar Pengumpulan TugasDaftar Pengumpulan Tugas
Daftar Pengumpulan Tugasgrizkif
 

Plus de grizkif (6)

Daftar prestasi siswa man 2 kota bandung
Daftar prestasi siswa man 2 kota bandungDaftar prestasi siswa man 2 kota bandung
Daftar prestasi siswa man 2 kota bandung
 
Fabilis
FabilisFabilis
Fabilis
 
Islamic Mathematic Al-Khawarizmi (Kelompok 1)
Islamic Mathematic Al-Khawarizmi (Kelompok 1)Islamic Mathematic Al-Khawarizmi (Kelompok 1)
Islamic Mathematic Al-Khawarizmi (Kelompok 1)
 
Islamic Mathematic (Al-Khawarizmi)
Islamic Mathematic (Al-Khawarizmi)Islamic Mathematic (Al-Khawarizmi)
Islamic Mathematic (Al-Khawarizmi)
 
Dimensi tiga jarak titik ke titik dan garis
Dimensi tiga jarak titik ke titik dan garisDimensi tiga jarak titik ke titik dan garis
Dimensi tiga jarak titik ke titik dan garis
 
Daftar Pengumpulan Tugas
Daftar Pengumpulan TugasDaftar Pengumpulan Tugas
Daftar Pengumpulan Tugas
 

Dernier

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 

Dernier (20)

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

Dalil dalil segmen garis bru

  • 1. GEOMETRI BIDANG Akhmad Rusbani Ela Susilawati Gita Rizki Fardillah Hilma Fauziah
  • 2. MENGENAL TITIK, GARIS, SUDUT, DAN BIDANG. Next
  • 3. TITIK Apa yang dimaksud dengan titik? Titik adalah suatu satuan dasar dari geometri. Titik bukan merupakan suatu benda melainkan sebuah simbol yang menunjukkan suatu lokasi. Oleh karena itu, titik hanya memiliki posisi tetapi tidak memiliki ukuran seperti panjang, lebar, atau ketebalan.
  • 4. Titik dinyatakan dengan huruf capital (huruf besar) sesudah tanda titik/dilukiskan dengan noktah (∙A). Sekumpulan titik- titik yang terletak pada suatu garis lurus disebut “collinear”. Sedangkan sekumpulan titik-titik yang terletak pada suatu bidang disebut “coplanar”. Dalam bidang Koordinat Geometri lokasi titik-titik pada suatu bidang ditunjukkan oleh koordinat mereka pada suatu sistem koordinat. Sistem koordinat yang umum digunakan adalah sistem koordinat Kartesius yang memiliki dua sumbu koordinat (sumbu-X, sumbu-Y) yang saling tegak lurus. Bagaimana cara penulisan titik? TITIK
  • 6. Pada gambar di atas, ditunjukkan titik A, B, dan C yang berturut-turut memiliki koordinat A(-2, -4), B(3, 5), dan C(7, -3). TITIK
  • 7. Garis adalah sederetan titik-titik yang jumlahnya tidak terhingga dan memanjang pada dua arah yang berlawanan tanpa ujung. Dengan demikian garis adalah dimensi satu, yang memiliki panjang tak terhingga dan tidak memiliki ketebalan. Suatu garis bisa lurus, melengkung, atau keduanya. Namun, yang dimaksud garis di sini adalah tidak melengkung dan tidak berbelok. Apa yang dimaksud dengan Garis? GARIS
  • 8. Garis bisa diberi nama dengan menggunakan nama dua titik yang dilalui oleh garis, dan di atasnya diberi tanda setrip dengan dua arah panah yang berlawanan yang ditunjukkan garis AB . Karena garis memanjang pada kedua arah yang berlawanan maka garis AB juga dapat diberi nama BA. Sebuah garis juga dapat ditulis dengan menggunakan sebuah huruf kecil, yang ditulis di atas atau di bawah garis tersebut. Seperti garis a pada gambar di bawah. GARIS Bagaimana cara penulisan garis?
  • 10. Segmen adalah sebagian dari garis yang dibatasi oleh dua titik ujung yang berbeda, dan memuat semua titik pada garis di antara ujung-ujungnya. Segmen tidak memiliki ketebalan, namun pajang segmen dapat diukur. Apa yang dimaksud dengan segmen? SEGMEN
  • 11. Segmen dapat diberi nama dengan dua huruf besar, pada bagian atas huruf diberi tanda setrip 𝐴𝐵 SEGMEN
  • 12. Sinar adalah suatu bagian dari garis yang berpangkal dari sebuah titik dan terpanjang tak hingga ke suatu arah tertentu. Sinar berawal dari titik tertentu yang kita sebut sebagai titik pangkal. Contoh : 𝐴𝐵 atau 𝐴𝑌. Apa yang dimaksud dengan sinar? SINAR
  • 13. Sudut dibentuk oleh dua sinar dengan titik pangkal yang sama. Titik pangkal yang sama disebut titik sudut (vertex). Sudut kecil disebut sudut inferior dan sudut besar disebut sudut refleks. Jumlah sudut inferior dan sudut refleks sama dengan 360°, karena keduanya membentuk satu putaran. Jika pada gambar tidak ada keterangan, maka yang dimaksud dengan sudut selalu sudut yang kecil (sudut inferior). Apa yang dimaksud dengan sudut? SUDUT
  • 14. Sudut memiliki berbagai macam ukuran, pada kali ini hanya akan membahas sudut inferior yang besarnya mulai dari 0° sampai dengan 180°. Berdasarkan ukurannya sudut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Sudut Lancip Mulai dari 1° s.d 89° Sudut Siku-Siku Tepat 90° Sudut Tumpul Mulai dari 91° s.d179° Sudut Lurus Tepat 180° SUDUT
  • 15. Bidang datar adalah suatu permukaan datar yang diperpanjang tak terhingga ke segala arah.bidang memiliki panjang dan lebar atau disebut dengan luas, namun bidang tidak memiliki ketebalan. 𝛼 Bidang 𝛼 Bidang ABCD B CD A Apa yang dimaksud dengan bidang? B CD A
  • 16. R QP Segitiga adalah sebuah segibanyak (polygon) yang memiliki tiga sisi. Segitiga memiliki tiga titik sudut. Nama sebuah segitiga bergantung pada nama ketiga titik sudutnya. Contoh: Pada gambar segitiga di atas, dapat kita namai segitiga PQR atau ∆PQR. Lambing ∆ adalah lambing segitiga. Sisi-sisi ∆PQR pada gambar diatas adalah 𝑃𝑄, 𝑄𝑅, dan 𝑃𝑅. Sedangkan sudut-sudutnya adalah ∠𝑃, ∠𝑄, dan ∠R. Dalil 1: Jumlah ketiga sudut dalam sebuah segitiga adalah 180°. SEGITIGA
  • 17. Segitiga Segitiga dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu: 1. Berdasarkan Panjang Sisinya Segitiga Samakaki Segitiga Samasasi Segitiga Sembarang c II c a B a b B b a b c C A C B A C A C C
  • 20.
  • 21. Dalil Titik Tengah Segitiga “Segmen garis penghubung titik-titik tengah dari kedua sisi segitiga adalah sejajar dengan sisi ketiga dan panjangnya adalah setengah kali panjang sisi ketiga tersebut”. Bukti : Diketahui : <ACB = <DCE CA : CD = CB : CE = 2 Jadi, ∆ACB∆DCE (dibaca sebangun) Karena ∆ACB∆DCE, maka ACB = DCE Jadi, <CAB dan <CDE adalah pasangan sudut sehadap, dan menurut postulat haruslah DE sejajar AB. Karena ∆ACB∆DCE, maka berlaku juga perbandingan sisi berikut • AB : DE = AC : DC • AB : DE = 2 : 1DE . 2 = AB . 1⟷ DE = 1/2 AB (terbukti) A B C E D
  • 22. Diberikan AB = 12 satuan, CD = DA, CE = EB, CEB adalah garis lurus. Hitunglah DE ! Penyelesaian : Dik : D tengah-tengah AC (CD = DA) E tengah-tengah BC (CE = EB) AB = 12 satuan Dit : DE ? Jawab : berdasarkan dalil titik tengah segitiga maka DE//AB DE =1/2 AB = ½ (12) = 6 satuan Dalil Intercept Segitiga Soal
  • 23. Dalil Intercept “ jika sebuah garis sejajar dengan salah satu sisi sebuah segitiga ABC (misalnya garis sejajar sisi BC) memotong dua sisi lain dari segitiga ABC (yaitu sisi AB dan AC ) di titik D dan E, maka persamaan berikut benar AD : DB = AE : EC untuk dalil intercept”. Bukti : Diketahui ∆ABC memiliki DE//BC, dengan DE dipotong oleh AB di D dan AC di E A ED B C A
  • 24. Perhatikan DE//BC yang dipotong oleh garis transversal AB. ∠ADE dan ∠ABC adalah pasangan sudut sehadap sehingga ∆ADE ∆ABC berarti AB/AD = AC/AE AB/AD - AD/AD = AC/AE - AE/AE (kedua ruas dikurangi pecahan bernilai 1) AB-AD/AD=AC-AE/AE↔BD/ADEC/AE atau AD/BD=AE/AC AD : BD = AE : EC (terbukti) A ED B C A Dalil Intercept
  • 25. Perhatikan gambar di samping ini! DE//BG. BH : HG = 9 : 5. Tentukan panjang CE dan buktikan bahwa AF : FB = 5 : 9. Jawab : Diketahui: BE = 27 CD = 10 DG = 18 BH : HG = 9 : 5 Ditanyakan: Tentukan panjang CE dan buktikan bahwa AF : FB = 5 : 9 D C 27 18 10 H G E BF A Soal
  • 26. Penyelesaian. • CE/EB = GD/DG CE = CD/DG x EB = 10/18 x 27= 15 • DE/BG = CD/CG = 10/10+18 = 5/5+9 BH : HG = 9 : 5 ⟹ HG/BG = 5/5+9 berarti DE = HG. DE//HG, akibatnya GD//EH. AF : FB = CE : EB = 15 : 27= 5 : 9. (terbukti)
  • 27. Dalil Menelaus Sebuah segitiga dipotong oleh sebuah garis dimana dua sisi segitiga berpotongan dalam segitiga dan satu sisi berpotongan pada perpanjangan sisi itu. Pemotongan segitiga dengan garis tersebut menghasilkan segmen-segmen garis yang perbandingannya dirumuskan pada dalil Menenlaus sebagai berikut. AF/CF x CE/BE x BD/AD = 1 A F E D C B
  • 28. Bukti: Tarik garis dari B sejajar AC dan memotong garis DE di titik P Perhatikan ∆BPD dan ∆AFD BP/BD = AF/AD →BP = AF/AD x BD .... (1) Perhatikan ∆BPE dan ∆CFE BP/BE = CF/CE →BP = CF/CE x BE .... (2) Persamaan (1) sama dengan persamaan (2) ↔ AF/AD x BD = CF/CE x BE ↔ AF/AD.BE = CF/CE.BD ↔ AF.CE.BD/AD.BE.CF = 1 ↔ AF/CF x CE/BE x BD/AD = 1 ( Terbukti ) F C E DA B P
  • 29. Diketahui ∆ABC dengan AB = 7, BC = 5, dan AC = 6. Titik D terletak pada AC dengan AD : DC = 5 : 1. Titik E pada garis BC dengan BE : EC = 2 : 3.Segmen garis DE diperpanjang dan memotong perpanjangan garis AB di titik D, Jika panjang BD = 3, tentukanlah panjang AF! Penyelesaian. Dalil Menelaus: AD/AC x CE/BE x BF/AF = 1 5/1 x 3/2 x BF/7+BF =1 → 15/2 x BF/7+BF = 1 → BF/7+BF = 2/115 → 15BF = 14 + 2BF → 13BF = 14 → BF =14/13 5 1 3D 2 E 7 F B C ASoal
  • 30. Dalil De Ceva Dalil Ceva berkaitan dengan tiga garis yang memotong ketiga sisi segitiga dan ketiga garis tersebut berpotongan pada satu titik. Jika garis yang ditarik dari tiap titik sudut segitiga berpotongan pada satu titik dan memotong sisi-sisi yang berhadapan di titik dengan titik-titik, maka berlaku dalil de Ceva, yaitu: AF/FB.BD/DC.CE/EA = 1
  • 31. Bukti. Diketahui bahwa garis AD, BE, dan CF berpotongan di satu titik, yaitu titik P. ∆APF dan ∆BPF memiliki tinggi yang sama sehingga: luas ∆APF/ luas ∆BPF = AF.tinggi / FB.tinggi luas ∆APF/ luas ∆BPF = AF/FB...(1) ∆ACF dan ∆BCF juga memiliki tinggi yang sama sehingga dengan cara yang sama diperoleh: luas ∆ACF/ luas ∆BCF = AF/BF...(2) A P E D C B F
  • 32. Karena persamaan (1) dan persamaan (2) sama, maka: luas ∆ACF - luas ∆APF = luas ∆APF AF/BF (luas ∆BCF) - AF/BF (luas ∆BPF) = luas ∆ACF - luas ∆APF AF/FB (luas ∆BCF - luas ∆BPF) = luas ∆ACF - luas ∆APF AF/FB = luas ∆ACF - luas ∆APF/ luas ∆BCF - luas ∆BPF AF/FB = luas ∆ACF / luas ∆BCF ... (3) Dengan cara yang sama diperoleh persamaan untuk kedua sisi lainnya : BD/DC = luas ∆ABP/ luas ∆ACP ... (4) CE/EA = luas ∆BCP/ luas ∆ABP ... (5) Kalikan persamaan (3), persamaan (4), dan persamaan (5). AF/BF. BD/DC. CE/EA = luas ∆ACF / luas ∆BCF. luas ∆ABP/ luas ∆ACP. luas ∆BCP/ luas ∆ABP AF/BF. BD/DC. CE/EA (Terbukti)
  • 33. Pada gambar di bawah ini, hitunglah nilai x! Tiga garis yang ditarik dari tiap titik sudut ∆ABC dan ketiganya berpotongan pada suatu titik O.dengan demikian berlaku dalil de Ceva. 2 3 𝑎 2𝑎 4 𝑥 = 1 → 4/3x = 1 → 3x = 4 → x = 4/3 Soal
  • 34. Dalil – Dalil Segmen Garis Pada Segitiga
  • 35. Garis Sumbu Yaitu segmen garis yang melalui titik tengah sisi segitiga dan tegak lurus pada sisi tersebut. C Dm E O BA F l k ll
  • 36. Ketika garis sumbu berpotongan pada satu titik, yang disebut titik sumbu. Titik sumbu segitiga berjarak sama ke tiap titik sudut segitiga. Titik sumbu segitiga adalah titik pusat lingkaran luar segitiga. Dalil 1: Dalil 3: Dalil 2:
  • 37. Bukti dalil 1: ∆ABC adalah segitiga sembarang dengan k garis sumbu 𝐴𝐵, l garis sumbu 𝐵𝐶. Titik O adalah titik potong garis k dan l. kita diminta membuktikan bahwa titi O adalah titik potong garis k, l, dan m (dalil 1). C Dm E O BA F l k ll
  • 38. Perhatikan ∆AFO dan ∆BFO. AF = FB (sisi) ∠𝐴𝐹𝑂 = ∠𝐵𝐹𝑂 = 90° FO = FO (sisi) Jadi, sesuai postulat (sisi-sudut-sisi) , untuk membuktikan dua segitiga kongruen, maka ∆AFO ≅ ∆BFO. Karena ∆AFO ≅ ∆BFO, maka AO = BO…(1) • Dengan cara yang sama kita bisa membuktikan bahwa ∆BDO ≅ ∆CDO, sehingga didapat: BO = CO …(2) • Dari(1) AO = BO dan (2) BO = CO maka AO = BO = CO…(3) • Dari (3) karena AO = CO maka ∆ACO samakaki. Karena AE = CE, m⊥ 𝐴𝐶 dan m melalui E, maka m pasti melalui O. Jadi, k,l, dan m melalui O (dalil 1 terbukti) C Dm E O BA F l k ll
  • 39. Bukti Dalil 2 Perhatikan ∆AFO dan ∆BFO. AF = FB (sisi) ∠𝐴𝐹𝑂 = ∠𝐵𝐹𝑂 = 90° FO = FO (sisi) Jadi, sesuai postulat (sisi-sudut-sisi) untuk membuktikan dua segitiga kongruen, maka ∆AFO ≅ ∆BFO. Karena ∆AFO ≅ ∆BFO, maka AO = BO…(1) • Dengan cara yang sama kita bisa membuktikan bahwa ∆BDO ≅ ∆CDO, sehingga didapat: BO = CO …(2) • Dari(1) AO = BO dan (2) BO = CO maka AO = BO = CO…(3) • Dari (3) AO = BO = CO, yang berarti titik sumbu O berjarak sama ke titik A, B, dan C. Jadi, titik sumbu segitiga berjarak sama ke tiap titik sudut segitiga (dalil 2 dipenuhi) C Dm E O BA F l k ll
  • 40. Bukti dalil 3: Telah dibuktikan AO = BO = CO, yang berarti jarak titik sumbu O ketitik-titik sudut A,B, dan C adalah sama. Jika kita tetapkantitik sumbu O sebagai pusat lingkaran dan panjang OA = OB = OC sebagai jari-jari R, maka kita peroleh sebuah lingkaran dengan pusat O dan melalui titik- titik sudut A, B, C. Lingkaran ini kita sebut sebagai lingkaran luar ABC (dalil 3 terbukti)
  • 41. Garis tinggi Yaitu garis yang melalui sebuah titik sudut dan tegak lurus pada sisi yang berhadapan dengan titik sudut tersebut. Dalil-dalil yang berlaku adalah sebagai berikut: Dalil 1: Ketiga garis tinggi berpotongan pada satu titik, yang disebut titik tinggi. Dalil 2: Pada segitiga siku-siku, garis tinggi ke hipotenusa (sisi terpanjang) membagi segitiga siku-siku menjadi dua segitiga yang sebangun, dan juga sebangun dengan segitiga awal. Dalil 3: Jika pada ∆ABC, 𝐶𝐷 ⊥ 𝐴𝐵 dan panjang proyeksi 𝐴𝐶 pada 𝐴𝐵 adalah p, maka 𝑎2 = 𝑏2 + 𝑐2 − 2𝑎𝑐. 𝑝. Dalil 3 ini disebut juga dalil proyeksi. C D B F A E o
  • 43. Bukti dalil 3. Diketahui ∆ABC dengan 𝐶𝐷 ⊥ 𝐴𝐵 Dalam ∆BDC siku-siku, BD = (c – p) , dan BC = a. Sehingga dalil Phytagoras memberikan 𝐶𝐷2 = 𝐵𝐶2 − 𝐵𝐷2 ↔ 𝐶𝐷2 = 𝑎2 − 𝑐 − 𝑝 2 …(1) Dalam ∆ADC siku-siku, AC = b dan AD = p sehingga dalil Phytagoras memberikan 𝐶𝐷2 = 𝐴𝐶2 − 𝐴𝐷2 ↔ 𝐶𝐷2 = 𝑏2 − 𝑝2 … (2) Ruas kiri [persamaan (1)] dan ruas kanan [persamaan (2)] sama. Sehingga dengan menyamakan ruas kanannya diperoleh: 𝑎2 − 𝑐 − 𝑝 2 = 𝑏2 − 𝑝2 𝑎2 − 𝑐2 − 2𝑐𝑝 + 𝑝2 = 𝑏2 − 𝑝2 𝑎2 − 𝑐2 + 2𝑐𝑝 − 𝑝2 = 𝑏2 − 𝑝2 𝑎2 = 𝑏2 + 𝑐2 − 2𝑐𝑝 (dalil 3 terbukti)
  • 44. Sebuah segitiga ABC dengan AB = 7 cm, BC = 6 cm, dan AC = 5 cm. AD dan BE adalah garis tinggi. Hitunglah panjang AD dan luas ∆ABC! Soal
  • 45. Penyelesaian : Proyeksi AC pada BC adalah CD, sehingga dalil proyeksi memberikan 72 = 52 + 62 – 2 . 6 . p p = 52+62−72 12 = 1 cm Sekarang panjang garis tinggi AD bisa dihitung dengan dalil phytagoras dalam ∆ADC siku-siku. AD2 = AC2 – CD2 ↔ AD = 52 – 12 = 25 – 1 = 24 AD = 24 = 4(6) = 2 6 cm Luas ∆ABC = 𝐵𝐶∙𝐴𝐷 2 = 6∙2 6 2 = 6 6 cm2
  • 46. Dalil Stewart Pada ∆ABC, dari titik C ditarik garis hingga memotong AB di titik D. Misal AC = b, BC = a, AB = c, AD =c1, BD = c2, dan CD = d, maka dalil Stewart menyatakan: 𝑑2 ∙ 𝑐 = 𝑐1 ∙ 𝑎2 + 𝑐2 ∙ 𝑏2 − 𝑐1 ∙ 𝑐2 ∙ 𝑐
  • 47. Bukti. Dari titik C ditarik garis tinggi CE. Pada ∆ACD berlaku dalil proyeksi segitiga tumpul, yaitu: 𝐴𝐶2 = 𝐶𝐷2 + 𝐴𝐷2 + (2 × 𝐴𝐷 × 𝐷𝐸) … (1) Pada ∆BCD berlaku dalil proyeksi segitiga lancip yaitu: 𝐵𝐶2 = 𝐶𝐷2 + 𝐷𝐵2 − (2 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷) … (2) Kalikan persamaan (1) dengan BD dan persamaan (2) dengan AD, diperoleh: 𝐴𝐶2 × 𝐵𝐷 = (𝐶𝐷2 × 𝐵𝐷) + (𝐴𝐷2 × 𝐵𝐷) + (2 × 𝐴𝐷 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷) 𝐵𝐶2 × 𝐴𝐷 = (𝐶𝐷2× 𝐴𝐷) + (𝐷𝐵2× 𝐴𝐷) − (2 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐷) Kedua persamaan di atas dijumlahkan dan diperoleh • 𝐴𝐶2 × 𝐵𝐷 + 𝐵𝐶2 × 𝐴𝐷 = (𝐶𝐷2 × 𝐵𝐷) + (𝐴𝐷2 × 𝐵𝐷) + 2 × 𝐴𝐷 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷 + (𝐶𝐷2 × 𝐴𝐷) + (𝐷𝐵2 × 𝐴𝐷) − (2 × 𝐷𝐸 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐷) • 𝐴𝐶2 × 𝐵𝐷 + 𝐵𝐶2 × 𝐴𝐷 = 𝐶𝐷2 𝐵𝐷 + 𝐴𝐷 + 𝐴𝐷 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐷 × 𝐵𝐷 • 𝐴𝐶2 × 𝐵𝐷 + 𝐵𝐶2 × 𝐴𝐷 = 𝐶𝐷2 × 𝐴𝐵 + 𝐴𝐷 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐵 • 𝐶𝐷2 × 𝐴𝐵 = 𝐴𝐷 × 𝐵𝐶2 + 𝐵𝐷 × 𝐴𝐶2 − 𝐴𝐷 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐵 • 𝑑2 ∙ 𝑐 = 𝑐1 ∙ 𝑎2 + 𝑐2 ∙ 𝑏2 − 𝑐1 ∙ 𝑐2 ∙ 𝑐 (terbukti)
  • 48. Pada ∆ABC panjang sisi-sisinya dinyatakan a, b, dan c. Panjang garis berat dari titik sudut A dinotasikan dengan mA. Buktikan bahwa: mA = 2b2+2c2−a2 4 . Jawab: Pada ∆ABC panjang sisi-sisinya dinyatakan a, b, dan c. Panjang garis berat dari titik sudut A adalah mA = 2b2+2c2−a2 4 . Bukti. mA 2 ∙ a = a1 ∙ c2 + a2 ∙ b2 − a1 ∙ a2 ∙ a mA 2 ∙ a = 1 2 a ∙ c2 + 1 2 a ∙ b2 − 1 2 a ∙ 1 2 a ∙ a mA 2 = 1 2 c2 + 1 2 b2 − 1 4 a2 mA 2 = 2c2 + 2b2 − a2 4 mA 2 = 2c2 + 2b2 − a2 4 (𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊) A B C D ab a1 c Soal
  • 49. Garis Bagi Yaitu garis yang ditarik dari titik sudut segitiga sedemikian sehingga membagi sudutnya menjadi dua bagian yang sama besar karena segitiga mempunyai tiga sudut, maka segitika mempunyai tiga garis bagi. Ketiga garis bagi tersebut akan berpotongan pada satu titik. Dalil: Garis bagi sudut suatu segitiga membagi sisi yang dihadapannya menjadi dua bagian dengan perbandingan sebagai sisi-sisi yang berdekatan. Pada gambar di bawah, AM adalah garis bagi, maka: I. BM : CM = AB : AC II. BM : BC = AB : (AB + AC)
  • 50. Bukti : Tarik garis BD sejaar garis AM. ∠𝐵2 = ∠𝐴2 = 𝛼 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 ∠𝐷1 = ∠𝐴1 = 𝛼 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 Dengan demikian ∠𝐵2 = ∠𝐷1, berarti ∆ABD adalah segitiga sama kaki, yang akibatnya AD = AB. Perhatikan bahwa: • BM : CM = AB : AC Karena AD = AB, maka BM : CM = AB : AC. (terbukti) • BM : BC = AB : (AB + AC) Karena AD = AB maka BM : CM = AB : (AC + AB) (terbukti) B C A D α 1 2 α Bukti
  • 51. Diketahui ∆ABC dengan AB = 4, AC = 5 dan BC = 6. Titik D terletak pada BC, sedemilian sehingga AD adalah garis bagi. Tentukan panjang BD, CD dan AD. Jawab : Karena AD adalah garis bagi, maka dalam ∆ABC berlaku BD : CD = AB : AC . BD : CD = 4 : 5 CD = 5 4 +5 x BC = 5 9 x 6 =3 1 3 BD = 4 4 +5 x BC = 4 9 x 6 =2 2 3 Panjang AD dapat ditentukan dengan menggunakan dalil Stewart. AD2 x 6 = 3 1 3 x 42 + 2 2 3 x 52 - 3 1 3 x 2 2 3 x 6 → AD = 3 1 3 Soal
  • 52. Garis Bagi Garis berat sebuah segitiga adalah segmen garis yang melalui sebuah titik sudut dan titik tengah sisi di hadapan titik sudut tersebut. Dalil-dalil yang berlaku bagi garis berat segitiga adalah sebagai berikut.
  • 53. • Dalil 1: ketiga garis berat berpotongan pada satu titk, yang disebut titik berat. • Dalil 2: ketiga garis berat dalam sebuah segitiga berpotongan di titik berat dengan perbandingan panjang bagian-bagiannya adalah 2 : 1, dengan bagian terpanjang dekat dengan titik sudut. • Dalil 3 : jika 𝑡 𝑎 adalah panjang garis berat yag ditarik dari titik sudut A ke sisi dihadapannya a, maka berlaku 𝑡 𝑎 2 = 1 2 𝑏2 + 1 2 𝑐2 − 1 2 𝑎2
  • 54.
  • 55. Bukti dalil 2 ∆ABC adalah segitiga sembarang dengan 𝐴𝐸adalah garis berat pada sisi BC = a 𝐵𝐹 adalah garis berat pada sisi AC = b, dan 𝐶𝐷 adalah garis berat pada sisi AB = c, kita diminta untuk membuktikan dalil 2, yaitu rasio panjang bagian garis berat AE adalah AO : OE = 2 : 1 Dari dalil tengah segitiga yang telah dibahas dalam sub sub bab B.2a diperoleh bahwa EF // AB dan EF : AB = 1 :2 atau AB : EF = 2 : 1 … (1) Perhatian ∆ABC dan ∆EFO ∠BAO = ∠FEO (sudut dalam berseberangan) ∠AOB = ∠EOF (sudut bertolak belakang) ∠ABO = ∠EFO (sudut dalam beseberanagn) Jadi, ∆ABO ~ ∆AFO, maka berlaku kesebandingan AO : OE = AB : EF ... (2) Substitusi (1) ke (2) diperoleh AO : OE = 2 : 1 (dalil 2 terbukti)
  • 56. Bukti dalil 3: Dalil 3 akan kita buktikan denga menggunakan dalil Stewart. Dalil stewart pada ∆ABC memberikan 𝐴𝐸2.BC = BE.𝑏2 + CE. 𝐴𝐵2 – BE.CE.BC 𝑡 𝑎 2 .a = 1 2 𝑎 . 𝑏2 + 1 2 𝑎 . 𝑐2 - 1 2 𝑎 . 1 2 𝑎 . a 𝑡 𝑎 2 = 1 2 𝑏2 + 1 2 𝑐2 - 1 4 𝑎2 (dalil 3 terbukti)
  • 57. Pada sebuah segitiga DEF, FG merupakan sebuah garis berat dimana DE=12cm, EF=8cm, dan DF=10. maka berapakah panjang FG? Jawab : FG2 = 1/2 x 82 + 1/2 x 102 - 1/2 x 122 FG2 = 1/2 x 64 + 1/2 x 100 - 1/2 x 144 FG2 = 32 + 50 - 72 FG2 = 82 - 72 FG2 = 10 FG = √10 cm Soal