SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Télécharger pour lire hors ligne
www.hukumonline.com



                      PEMERINTAHAN JAKARTA RAYA
         (Undang-Undang Darurat Nomor 20 Tahun 1950 Tanggal 13 Mei 1950)

                     PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

Menimbang :
a.    bahwa untuk memenuhi penetapan dalam Pasal 50 Konstitusi perlu diadakan undang-
      undang federal tentang pemerintahan daerah Kota Jakarta, yang disesuaikan dengan
      perkembangan ketatanegaraan dewasa ini;
b.    bahwa berhubung dengan keadaan-keadaan yang mendesak peraturan-peraturan ini perlu
      ditetapkan dalam suatu Undang-undang Darurat;

Mengingat :
quot;Ordonnantie bestuursorganisatie Batavia en ommelandenquot; (Staatsblad 1949 No. 63),
quot;Stadsgemeente ordonnantiequot; (Staatsblad 1926 No. 365, yang telah diubah dan ditambah, paling
akhir dengan ordonansi dalam Staatsblad 1940 No. 226) dan quot;Ordonnantie tijdelijke
voorzieningen bestuur stadsgemeenten Javaquot; (Staatsblad 1948 No. 195);

Mengingat pula :
Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 125 Tahun 1950, serta Konstitusi Sementara
Republik Indonesia Serikat Pasal 50, 123 ayat (4), 139 dan 192;

Mendengar :
Senat.

                                    MEMUTUSKAN :

Pertama :
Membubarkan quot;Gewest Jakarta dan Sekitarnya, yang dibentuk menurut Pasal 1 dari quot;Ordonnantie
bestuursorganisatie Batavia en Ommelandenquot; (Staatsblad 1948 No. 63).

Kedua :
Menetapkan Peraturan tentang susunan pemerintahan dalam daerah Kota Jakarta Raya sebagai
berikut:

                                          Pasal 1

(1)    Pemerintahan Kota Jakarta, sebagai satuan pemerintahan, yang lingkungannya ditetapkan
       dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 125 Tahun 1950, dijalankan
       atas nama Pemerintah Republik Indonesia Serikat oleh seorang Wali Kota.
(2)    Wali Kota Jakarta menjalankan tugas pemerintahan itu dengan memperhatikan petunjuk-
       petunjuk Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Serikat.

                                          Pasal 2

        Pemerintahan Kotapraja Jakarta, sebagai satuan kenegaraan yang mengurus rumah
tangganya sendiri, yang daerahnya ditetapkan baru menurut Keputusan Presiden Republik
Indonesia Serikat No. 125 Tahun 1950 disebut quot;Kotapraja Jakarta Rayaquot;, dijalankan menurut
aturan-aturan termaktub dalam pasal-pasal berikut ini.



www.hukumonline.com                                                                       1
www.hukumonline.com



                                          Pasal 3

       Kekuasaan-kekuasaan, kewajiban-kewajiban dan pekerjaan-pekerjaan:
a.     yang menurut peraturan-peraturan umum atau peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
       dahulu oleh Dewan Propinsi atau quot;College van gedeputeerdenquot; propinsi Jawa Barat yang
       telah dibubarkan, seberapa peraturan-peraturan itu hingga kini masih berlaku, dahulu
       berada dalam tangan Dewan Propinsi atau quot;College van gedeputeerdenquot; propinsi Jawa
       Barat dahulu;
b.     yang menurut quot;Stadsgemeente ordonnantiequot; dahulu berada dalam tangan Gubernur;
c.     yang menurut quot;Ordonnantie tijdelijke voorzieningen stadsgemeenten Javaquot; dipegang oleh
       quot;Secretaris van Staat voor Binnenlandse Zakenquot; dahulu, diserahkan dalam tangan
       Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Serikat.

                                          Pasal 4

        Dengan tak mengurangi kekuasaan-kekuasaan, kewajiban-kewajiban dan pekerjaan-
pekerjaan, yang menurut peraturan-peraturan yang sampai kini berlaku, sudah diletakkan dalam
tangan Wali Kota Jakarta, maka kepada Wali Kota Jakarta Raya dibebankan pula kekuasaan-
kekuasaan, kewajiban-kewajiban dan pekerjaan-pekerjaan yang menurut quot;Ordannantie
bestuursorganisatie Batavia en Ommelandenquot; (Staatsblad 1949 No. 63) dahulu dipegang oleh :
a.      Gubernur Daerah Jakarta dan Sekitarnya, sepanjang tidak mengenai kekuasaan kepolisian
        dan kekuasaan militer, dan kecuali yang dimaksudkan dalam pasal 3 di atas ini;
b.      Residen Daerah Sekitar Jakarta.

                                          Pasal 5

       Peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan mengenai penyelenggaraan tugas
pemerintahan, yang telah ditetapkan oleh
a.     Gubernur Daerah Jakarta dan Sekitarnya;
b.     Residen Daerah Sekitar Jakarta, tetap berlaku sampai pada waktu diubahnya atau
       dicabutnya oleh penguasa yang berwajib.

                                          Pasal 6

       Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan dalam:
a.     quot;Ordonnantie bestuursorganisatie Batavia en Ommelandenquot; (Staatsblad 1949 No. 63);
b.     quot;Ordonnantie tijdelijke voorzieningen bestuur stadsgemeenten Javaquot; (Staatsblad 1948
       No. 195), tetap berlaku, selama dan sekadar peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
       itu tidak diubah atau tidak bertentangan dengan peraturan- peraturan dan ketentuan-
       ketentuan dalam Undang-undang ini, segala sesuatunya itu tidak mengurangi ketetapan
       dalam ayat (2) dari pada 192 Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat.

                                          Pasal 7

       Undang-undang Darurat ini dinamakan quot;Undang-undang Pemerintahan Jakarta Rayaquot;.

                                          Pasal 8

       Undang-undang Darurat ini mulai berlaku pada hari diumumkan, dan berlaku surut
sampai pada tanggal 31 Maret 1950.


www.hukumonline.com                                                                         2
www.hukumonline.com



       Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumumkan Undang-
undang Darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Serikat.


                                 Ditetapkan di Jakarta
                               pada tanggal 13 Mei 1950.
                      PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

                                         SOEKARNO

                                    PERDANA MENTERI

                                   MOHAMMAD HATTA.

                                MENTERI DALAM NEGERI

                           IDE ANAK AGOENG GDE AGOENG.


                                         Diumumkan
                                  pada tanggal 15 Mei 1950.
                                  MENTERI KEHAKIMAN

                                         SOEPOMO.


       LEMBARAN NEGARA NOMOR 31 DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
             NOMOR 15 TAHUN 1950 YANG TELAH DICETAK ULANG



                              PENJELASAN
                  UNDANG-UNDANG DARURAT NR 20 TAHUN 1950
                                TENTANG
                       PEMERINTAHAN JAKARTA-RAYA

PENJELASAN UMUM

(1).    Dalam pasal 50 ayat 1 Konstitusi ditetapkan, bahwa pemerintahan atas Distrik Federal
        Jakarta dilakukan oleh alat-alat perlengkapan Republik Indonesia Serikat menurut aturan-
        aturan yang akan ditetapkan dengan Undang-undang federal. Distrik Federal yang
        dimaksudkan itu, wilayah dulu termasuk dalam daerah Negara pasundan (lihat pasal 2
        sub a Konstitusi) dan lingkungan penguasaannya diatur menurut ketetapan Letnan
        Gubernur-Jenderal Hindia -Belanda dahulu tanggal 11 Agustus 1948 No. 1 (Staatsblad
        1948 No. 178), yalah untuk sementara waktu pemerintahannya dipisahkan dari kekuasaan
        Negara Pasundan. Sekarang dirasa perlu segera menetapkan peraturan baru dalam sebuah
        Undang-undang federal seperti dimaksudkan dalam pasal 50 Konstitusi itu.

(2).    Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 113 tahun 1950 Negara
        Pasundan telah dibubarkan dan wilayahnya telah dimasukkan kembali kepada Republik
        Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan ketatanegaraan masa ini, menurut tata-
www.hukumonline.com                                                                           3
www.hukumonline.com



       cara yang ditetapkan dalam Undang-undang darurat No. 11 tahun 1950, sehingga wilayah
       Distrik-Federal seluruhnyapun dengan sendirinya sudah kembali kepada Republik
       Indonesia.

       Berhubung dengan itu, dengan Keputusan Presiden No. 125 tahun 1950, telah ditetapkan
       daerah Kota-Jakarta sebagai lbu-Kota Republik Indonesia Serikat, yang pemerintahannya
       tetap dilakukan oleh alat-alat perlengkapan Republik Indonesia Serikat menurut pasal 50
       ayat 1 Konstitusi.

(3).   Dalam waktu sekarang ini, suasana kenegaraan di seluruh Republik Indonesia Serikat
       sedang berkembang dengan pesatnya, belumlah dapat ditetapkan dengan pasti suatu
       susunan pemerintahan serta alat-alat perlengkapannya yang dapat dikatakan sudah tepat
       dan tetap, serta sudah sesuai dengan tuntutan-tuntutan zaman baru. Pemerintah yakin,
       bahwa kemudian, setelah soal-soal ketatanegaraan diselesaikan, dapatlah kelak ditetapkan
       pula suatu peraturan pemerintahan dan alat-alat perlengkapannya yang sewajarnya dan
       mungkin lebih tepat serta sesuai dengan keadaan-keadaan dan perhubungan-perhubungan
       kenegaraan yang sudah menjadi le bih tetap dan stabiel pula. Akan tetapi daerah Ibu-Kota
       Jakarta berhubung dengan pembaharuan batas-batasnya, menuntut pembaharuan susunan
       pemerintahan, dan oleh sebab itu perlu diadakan Undang-undang darurat ini yang bersifat
       sementara berhubung dengan pertimbangan-pertimbangan di atas.

(4).   Berhubung dengan perlunya segera dapat mengatur pemerintahan Ibu-Kota (dan Kota-
       praja) Jakarta-Raya dalam bentuk yang baru, dan karena keadaan-keadaan telah
       mendesak, maka dianggap perlu menetapkan peraturan ini dalam suatu Undang-undang
       darurat.

                         PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Bab pertama.

(5).   Karena wilayah Distrik Federal Jakarta sudah dikembalikan kepada Republik Indonesia
       dan karena penyelenggaraan tugas-pemerintahannya sudah dirubah, maka sudah
       seharusnya quot;Gewest Jakarta dan daerah Sekitarnyaquot; itu dibubarkan sebagai satuan-
       pemerintahan.

Bab kedua.

(6).   Pasal 1. Akibatnya quot;Gewest Jakarta dan daerah Sekitarnyaquot; itu bubar, maka jabatan
       Gubernur Jakarta dan daerah Sekitarnya dengan sendirinya telah hapus. Karena Kota
       Jakarta itu sebagai lbu-Kota Republik Indonesia telah diperluas daerahnya mengingat
       kemungkinan-kemungkinan perkembangan hidup masyarakat-kota ini, maka
       kedudukannya dan arti Kota-Jakarta itu menuntut kedudukan yang lebih tinggi untuk
       Wali-Kotanya. Berhubung dengan ini, dimaksudkan supaya kedudukan dan sebagian
       besar dari kekuasaan-kekuasaan Gubernur dahulu dilimpahkan kepada Wali-Kota, dan
       dengan itu ditetapkanlah bahwa pada umumnya seluruh pemerintahan satuan-
       pemerintahan Kota Jakarta dipertanggungkan kepada Wali-Kota, yang lalu menjalankan
       tugas pemerintahannya dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk Menteri Dalam Negeri
       Republik Indonesia Serikat.

(7).   Pasal 2. Maksud pasal ini ialah bahwa pemerintahan Kota-Jakarta tetap sebagai sebuah
       Kota-praja (stadsgemeente) yang autonoom, yang menurut Keputusan Presiden No. 125
www.hukumonline.com                                                                          4
www.hukumonline.com



        tahun 1950, daerahnya sudah diperluas dengan daerah-daerah kecamatan-kecamatan
        (onderdistrik-onderdistrik) sekeliling stadsgemeente dulu, menjadi suatu Kota-Praja
        dengan nama baru quot;Jakarta-Raya, dan disusun baru untuk sementara waktu menurut
        peraturan dalam Keputusan Presiden No. 114 tahun 1950.

(8).    Pasal 3. Menurut suatu peraturan, bahwa kepada Menteri Dalam Negeri Republik
        Indonesia Serikat sekarang perlu diserahkan kekuasaan Gubernur yang mengandung
        pengawasan menurut perundang-undangan desentralisasi atas kekuasaan stadsgemeente
        dulu, begitu pula kekuasaan-kekuasaan Dewan Propinsi dan quot;College van
        Gedeputeerdenquot;, yang untuk sementara waktu telah dilimpahkan kepada Gubernur karena
        Propinsi Jawa-Barat dihapuskan menurut quot;Ordonnantie bestuursorganisatie Batavia en
        Ommelandenquot;.

(9).    Dalam pasal 4 ditegaskan perluasan tugas dan kekuasaan-kekuasaan bagi Wali-Kota,
        berdasar atas maksud yang telah diuraikan dalam ayat (6), yang juga meliputi tugas
        Residen Daerah Sekitar-Jakarta dahulu, tetapi tidak meliputi kekuasaan kepolisian dan
        kekuasaan militer. Jabatan Residen Daerah Sekitar-Jakarta dengan sendirinya dihapuskan
        juga.

        Tugas kewajiban Wali-Kota Jakarta-Raya sebagai pimpinan terhadap Kota-Praja, yaitu
        daerah otonoom yang dikuasakan mengatur-rumah-tangganya sendiri, untuk sementara
        waktu telah diatur dengan keputusan Presiden No. 114 tahun 1950 (lihat penjelasan sub
        (7).

        Tugas-kewajiban Wali-Kota itu sebagai alat (orgaan) Pemerintahan pusat (kepala
        pemerintahan-daerah) meliputi seluruh lapangan pemerintahan-umum mengenai
        pelaksanaan dan/atau penyelenggaraan segala usaha Pemerintah, yang oleh Pemerintah
        telah atau akan dibebankan kepada alat-perlengkapan-daerah itu, baikpun yang termaktub
        dalam bermacam-macam Undang-undang dan Peraturan-peraturan Umum yang sekarang
        masih berlaku, maupun atas petunjuk-petunjuk Menteri Dalam Negeri atau secara lain
        (medebestuur).

        Penetapan tentang tugas-kewajiban itu dalam perundang-undangan sebelum berlakunya
        Undang-undang Darurat ini, adalah secara umum dalam ordonnantie tentang quot;Herziening
        van de bestuursorganisatie gewest Batavia en Ommelandenquot; (Staatsblad 1949 No. 63).

        Dengan menyebutkan tugas-kewajiban itu untuk Wali-Kota sekarang dalam pasal 4 dari
        Undang-undang Darurat ini, secara umum pula, serta menetapkan langsung berlakunya
        peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan dalam Staatsblad 1949 No. 63 dalam pasal 6
        dari Undang-undang Darurat ini, maka quot;vacuumquot; dalam peralihan pemerintahan untuk
        Jakarta-Raya dapat terhindar.

(10).   Pasal 5 dan 6 memuat aturan-aturan peralihan mengenai akibatnya peraturan baru tentang
        pemerintahan Kota Jakarta-Raya itu, yaitu supaya jangan terjadi suatu quot;bertuursvacuumquot;,
        pun juga supaya penyusunan alat-alat pemerintahan baru itu dapat diselenggarakan secara
        lancar dan saksama, serta tindakan-tindakan yang diperlukan dapat dijalankan berangsur-
        angsur dengan sebaik-baiknya.




www.hukumonline.com                                                                          5

Contenu connexe

Tendances

Pp nomor 63_tahun_2009
Pp nomor 63_tahun_2009Pp nomor 63_tahun_2009
Pp nomor 63_tahun_2009erfne
 
Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997khairu_zikri
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950guest150909
 
Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003khairu_zikri
 
Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008khairu_zikri
 
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...infosanitasi
 
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...Penataan Ruang
 

Tendances (20)

Uu 4-1996
Uu 4-1996Uu 4-1996
Uu 4-1996
 
146273320
146273320146273320
146273320
 
Uu 23 2000
Uu 23 2000Uu 23 2000
Uu 23 2000
 
Uu 09 1953
Uu 09 1953Uu 09 1953
Uu 09 1953
 
Pp nomor 63_tahun_2009
Pp nomor 63_tahun_2009Pp nomor 63_tahun_2009
Pp nomor 63_tahun_2009
 
Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997
 
Uu 02 2001
Uu 02 2001Uu 02 2001
Uu 02 2001
 
Uu 34 1953
Uu 34 1953Uu 34 1953
Uu 34 1953
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uu 07 2002
Uu 07 2002Uu 07 2002
Uu 07 2002
 
Uu 08 2002
Uu 08 2002Uu 08 2002
Uu 08 2002
 
Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003
 
Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008
 
UU Nomor 1 Tahun 2004
UU Nomor 1 Tahun 2004UU Nomor 1 Tahun 2004
UU Nomor 1 Tahun 2004
 
Uu 04 2003
Uu 04 2003Uu 04 2003
Uu 04 2003
 
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
 
Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004
 
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
 
Uu 05 1951
Uu 05 1951Uu 05 1951
Uu 05 1951
 
Uu 15 1951
Uu 15 1951Uu 15 1951
Uu 15 1951
 

Similaire à Uudarurat 20 1950

Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950guest150909
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950guest150909
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950guest150909
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfUU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfSnowAngel27
 
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganUu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganMystic333
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxAnitaMusya
 
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptxLandasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptxAndrewYoshi1
 

Similaire à Uudarurat 20 1950 (20)

Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Uu 12 1958
Uu 12 1958Uu 12 1958
Uu 12 1958
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uu 15 2000
Uu 15 2000Uu 15 2000
Uu 15 2000
 
Uu 11 1980
Uu 11 1980Uu 11 1980
Uu 11 1980
 
Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
 
Uu 11 1965
Uu 11 1965Uu 11 1965
Uu 11 1965
 
Uu 04 1952
Uu 04 1952Uu 04 1952
Uu 04 1952
 
Uu 11 2001
Uu 11 2001Uu 11 2001
Uu 11 2001
 
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfUU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
 
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganUu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptx
 
Uu 04 1959
Uu 04 1959Uu 04 1959
Uu 04 1959
 
Uu 10 1952
Uu 10 1952Uu 10 1952
Uu 10 1952
 
Uu 16 1961
Uu 16 1961Uu 16 1961
Uu 16 1961
 
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
 
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptxLandasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
 
Uu 12 tahun 2011
Uu 12 tahun 2011Uu 12 tahun 2011
Uu 12 tahun 2011
 

Plus de guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasiguest150909
 

Plus de guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 06 1950
Uu 06 1950Uu 06 1950
Uu 06 1950
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950
 
Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951
 
Uu 16 1951
Uu 16 1951Uu 16 1951
Uu 16 1951
 
Uudrt 14 1951
Uudrt 14 1951Uudrt 14 1951
Uudrt 14 1951
 

Uudarurat 20 1950

  • 1. www.hukumonline.com PEMERINTAHAN JAKARTA RAYA (Undang-Undang Darurat Nomor 20 Tahun 1950 Tanggal 13 Mei 1950) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi penetapan dalam Pasal 50 Konstitusi perlu diadakan undang- undang federal tentang pemerintahan daerah Kota Jakarta, yang disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan dewasa ini; b. bahwa berhubung dengan keadaan-keadaan yang mendesak peraturan-peraturan ini perlu ditetapkan dalam suatu Undang-undang Darurat; Mengingat : quot;Ordonnantie bestuursorganisatie Batavia en ommelandenquot; (Staatsblad 1949 No. 63), quot;Stadsgemeente ordonnantiequot; (Staatsblad 1926 No. 365, yang telah diubah dan ditambah, paling akhir dengan ordonansi dalam Staatsblad 1940 No. 226) dan quot;Ordonnantie tijdelijke voorzieningen bestuur stadsgemeenten Javaquot; (Staatsblad 1948 No. 195); Mengingat pula : Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 125 Tahun 1950, serta Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat Pasal 50, 123 ayat (4), 139 dan 192; Mendengar : Senat. MEMUTUSKAN : Pertama : Membubarkan quot;Gewest Jakarta dan Sekitarnya, yang dibentuk menurut Pasal 1 dari quot;Ordonnantie bestuursorganisatie Batavia en Ommelandenquot; (Staatsblad 1948 No. 63). Kedua : Menetapkan Peraturan tentang susunan pemerintahan dalam daerah Kota Jakarta Raya sebagai berikut: Pasal 1 (1) Pemerintahan Kota Jakarta, sebagai satuan pemerintahan, yang lingkungannya ditetapkan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 125 Tahun 1950, dijalankan atas nama Pemerintah Republik Indonesia Serikat oleh seorang Wali Kota. (2) Wali Kota Jakarta menjalankan tugas pemerintahan itu dengan memperhatikan petunjuk- petunjuk Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Serikat. Pasal 2 Pemerintahan Kotapraja Jakarta, sebagai satuan kenegaraan yang mengurus rumah tangganya sendiri, yang daerahnya ditetapkan baru menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 125 Tahun 1950 disebut quot;Kotapraja Jakarta Rayaquot;, dijalankan menurut aturan-aturan termaktub dalam pasal-pasal berikut ini. www.hukumonline.com 1
  • 2. www.hukumonline.com Pasal 3 Kekuasaan-kekuasaan, kewajiban-kewajiban dan pekerjaan-pekerjaan: a. yang menurut peraturan-peraturan umum atau peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dahulu oleh Dewan Propinsi atau quot;College van gedeputeerdenquot; propinsi Jawa Barat yang telah dibubarkan, seberapa peraturan-peraturan itu hingga kini masih berlaku, dahulu berada dalam tangan Dewan Propinsi atau quot;College van gedeputeerdenquot; propinsi Jawa Barat dahulu; b. yang menurut quot;Stadsgemeente ordonnantiequot; dahulu berada dalam tangan Gubernur; c. yang menurut quot;Ordonnantie tijdelijke voorzieningen stadsgemeenten Javaquot; dipegang oleh quot;Secretaris van Staat voor Binnenlandse Zakenquot; dahulu, diserahkan dalam tangan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Serikat. Pasal 4 Dengan tak mengurangi kekuasaan-kekuasaan, kewajiban-kewajiban dan pekerjaan- pekerjaan, yang menurut peraturan-peraturan yang sampai kini berlaku, sudah diletakkan dalam tangan Wali Kota Jakarta, maka kepada Wali Kota Jakarta Raya dibebankan pula kekuasaan- kekuasaan, kewajiban-kewajiban dan pekerjaan-pekerjaan yang menurut quot;Ordannantie bestuursorganisatie Batavia en Ommelandenquot; (Staatsblad 1949 No. 63) dahulu dipegang oleh : a. Gubernur Daerah Jakarta dan Sekitarnya, sepanjang tidak mengenai kekuasaan kepolisian dan kekuasaan militer, dan kecuali yang dimaksudkan dalam pasal 3 di atas ini; b. Residen Daerah Sekitar Jakarta. Pasal 5 Peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan mengenai penyelenggaraan tugas pemerintahan, yang telah ditetapkan oleh a. Gubernur Daerah Jakarta dan Sekitarnya; b. Residen Daerah Sekitar Jakarta, tetap berlaku sampai pada waktu diubahnya atau dicabutnya oleh penguasa yang berwajib. Pasal 6 Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan dalam: a. quot;Ordonnantie bestuursorganisatie Batavia en Ommelandenquot; (Staatsblad 1949 No. 63); b. quot;Ordonnantie tijdelijke voorzieningen bestuur stadsgemeenten Javaquot; (Staatsblad 1948 No. 195), tetap berlaku, selama dan sekadar peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan itu tidak diubah atau tidak bertentangan dengan peraturan- peraturan dan ketentuan- ketentuan dalam Undang-undang ini, segala sesuatunya itu tidak mengurangi ketetapan dalam ayat (2) dari pada 192 Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat. Pasal 7 Undang-undang Darurat ini dinamakan quot;Undang-undang Pemerintahan Jakarta Rayaquot;. Pasal 8 Undang-undang Darurat ini mulai berlaku pada hari diumumkan, dan berlaku surut sampai pada tanggal 31 Maret 1950. www.hukumonline.com 2
  • 3. www.hukumonline.com Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumumkan Undang- undang Darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Serikat. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Mei 1950. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT SOEKARNO PERDANA MENTERI MOHAMMAD HATTA. MENTERI DALAM NEGERI IDE ANAK AGOENG GDE AGOENG. Diumumkan pada tanggal 15 Mei 1950. MENTERI KEHAKIMAN SOEPOMO. LEMBARAN NEGARA NOMOR 31 DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR 15 TAHUN 1950 YANG TELAH DICETAK ULANG PENJELASAN UNDANG-UNDANG DARURAT NR 20 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN JAKARTA-RAYA PENJELASAN UMUM (1). Dalam pasal 50 ayat 1 Konstitusi ditetapkan, bahwa pemerintahan atas Distrik Federal Jakarta dilakukan oleh alat-alat perlengkapan Republik Indonesia Serikat menurut aturan- aturan yang akan ditetapkan dengan Undang-undang federal. Distrik Federal yang dimaksudkan itu, wilayah dulu termasuk dalam daerah Negara pasundan (lihat pasal 2 sub a Konstitusi) dan lingkungan penguasaannya diatur menurut ketetapan Letnan Gubernur-Jenderal Hindia -Belanda dahulu tanggal 11 Agustus 1948 No. 1 (Staatsblad 1948 No. 178), yalah untuk sementara waktu pemerintahannya dipisahkan dari kekuasaan Negara Pasundan. Sekarang dirasa perlu segera menetapkan peraturan baru dalam sebuah Undang-undang federal seperti dimaksudkan dalam pasal 50 Konstitusi itu. (2). Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 113 tahun 1950 Negara Pasundan telah dibubarkan dan wilayahnya telah dimasukkan kembali kepada Republik Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan ketatanegaraan masa ini, menurut tata- www.hukumonline.com 3
  • 4. www.hukumonline.com cara yang ditetapkan dalam Undang-undang darurat No. 11 tahun 1950, sehingga wilayah Distrik-Federal seluruhnyapun dengan sendirinya sudah kembali kepada Republik Indonesia. Berhubung dengan itu, dengan Keputusan Presiden No. 125 tahun 1950, telah ditetapkan daerah Kota-Jakarta sebagai lbu-Kota Republik Indonesia Serikat, yang pemerintahannya tetap dilakukan oleh alat-alat perlengkapan Republik Indonesia Serikat menurut pasal 50 ayat 1 Konstitusi. (3). Dalam waktu sekarang ini, suasana kenegaraan di seluruh Republik Indonesia Serikat sedang berkembang dengan pesatnya, belumlah dapat ditetapkan dengan pasti suatu susunan pemerintahan serta alat-alat perlengkapannya yang dapat dikatakan sudah tepat dan tetap, serta sudah sesuai dengan tuntutan-tuntutan zaman baru. Pemerintah yakin, bahwa kemudian, setelah soal-soal ketatanegaraan diselesaikan, dapatlah kelak ditetapkan pula suatu peraturan pemerintahan dan alat-alat perlengkapannya yang sewajarnya dan mungkin lebih tepat serta sesuai dengan keadaan-keadaan dan perhubungan-perhubungan kenegaraan yang sudah menjadi le bih tetap dan stabiel pula. Akan tetapi daerah Ibu-Kota Jakarta berhubung dengan pembaharuan batas-batasnya, menuntut pembaharuan susunan pemerintahan, dan oleh sebab itu perlu diadakan Undang-undang darurat ini yang bersifat sementara berhubung dengan pertimbangan-pertimbangan di atas. (4). Berhubung dengan perlunya segera dapat mengatur pemerintahan Ibu-Kota (dan Kota- praja) Jakarta-Raya dalam bentuk yang baru, dan karena keadaan-keadaan telah mendesak, maka dianggap perlu menetapkan peraturan ini dalam suatu Undang-undang darurat. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Bab pertama. (5). Karena wilayah Distrik Federal Jakarta sudah dikembalikan kepada Republik Indonesia dan karena penyelenggaraan tugas-pemerintahannya sudah dirubah, maka sudah seharusnya quot;Gewest Jakarta dan daerah Sekitarnyaquot; itu dibubarkan sebagai satuan- pemerintahan. Bab kedua. (6). Pasal 1. Akibatnya quot;Gewest Jakarta dan daerah Sekitarnyaquot; itu bubar, maka jabatan Gubernur Jakarta dan daerah Sekitarnya dengan sendirinya telah hapus. Karena Kota Jakarta itu sebagai lbu-Kota Republik Indonesia telah diperluas daerahnya mengingat kemungkinan-kemungkinan perkembangan hidup masyarakat-kota ini, maka kedudukannya dan arti Kota-Jakarta itu menuntut kedudukan yang lebih tinggi untuk Wali-Kotanya. Berhubung dengan ini, dimaksudkan supaya kedudukan dan sebagian besar dari kekuasaan-kekuasaan Gubernur dahulu dilimpahkan kepada Wali-Kota, dan dengan itu ditetapkanlah bahwa pada umumnya seluruh pemerintahan satuan- pemerintahan Kota Jakarta dipertanggungkan kepada Wali-Kota, yang lalu menjalankan tugas pemerintahannya dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Serikat. (7). Pasal 2. Maksud pasal ini ialah bahwa pemerintahan Kota-Jakarta tetap sebagai sebuah Kota-praja (stadsgemeente) yang autonoom, yang menurut Keputusan Presiden No. 125 www.hukumonline.com 4
  • 5. www.hukumonline.com tahun 1950, daerahnya sudah diperluas dengan daerah-daerah kecamatan-kecamatan (onderdistrik-onderdistrik) sekeliling stadsgemeente dulu, menjadi suatu Kota-Praja dengan nama baru quot;Jakarta-Raya, dan disusun baru untuk sementara waktu menurut peraturan dalam Keputusan Presiden No. 114 tahun 1950. (8). Pasal 3. Menurut suatu peraturan, bahwa kepada Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Serikat sekarang perlu diserahkan kekuasaan Gubernur yang mengandung pengawasan menurut perundang-undangan desentralisasi atas kekuasaan stadsgemeente dulu, begitu pula kekuasaan-kekuasaan Dewan Propinsi dan quot;College van Gedeputeerdenquot;, yang untuk sementara waktu telah dilimpahkan kepada Gubernur karena Propinsi Jawa-Barat dihapuskan menurut quot;Ordonnantie bestuursorganisatie Batavia en Ommelandenquot;. (9). Dalam pasal 4 ditegaskan perluasan tugas dan kekuasaan-kekuasaan bagi Wali-Kota, berdasar atas maksud yang telah diuraikan dalam ayat (6), yang juga meliputi tugas Residen Daerah Sekitar-Jakarta dahulu, tetapi tidak meliputi kekuasaan kepolisian dan kekuasaan militer. Jabatan Residen Daerah Sekitar-Jakarta dengan sendirinya dihapuskan juga. Tugas kewajiban Wali-Kota Jakarta-Raya sebagai pimpinan terhadap Kota-Praja, yaitu daerah otonoom yang dikuasakan mengatur-rumah-tangganya sendiri, untuk sementara waktu telah diatur dengan keputusan Presiden No. 114 tahun 1950 (lihat penjelasan sub (7). Tugas-kewajiban Wali-Kota itu sebagai alat (orgaan) Pemerintahan pusat (kepala pemerintahan-daerah) meliputi seluruh lapangan pemerintahan-umum mengenai pelaksanaan dan/atau penyelenggaraan segala usaha Pemerintah, yang oleh Pemerintah telah atau akan dibebankan kepada alat-perlengkapan-daerah itu, baikpun yang termaktub dalam bermacam-macam Undang-undang dan Peraturan-peraturan Umum yang sekarang masih berlaku, maupun atas petunjuk-petunjuk Menteri Dalam Negeri atau secara lain (medebestuur). Penetapan tentang tugas-kewajiban itu dalam perundang-undangan sebelum berlakunya Undang-undang Darurat ini, adalah secara umum dalam ordonnantie tentang quot;Herziening van de bestuursorganisatie gewest Batavia en Ommelandenquot; (Staatsblad 1949 No. 63). Dengan menyebutkan tugas-kewajiban itu untuk Wali-Kota sekarang dalam pasal 4 dari Undang-undang Darurat ini, secara umum pula, serta menetapkan langsung berlakunya peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan dalam Staatsblad 1949 No. 63 dalam pasal 6 dari Undang-undang Darurat ini, maka quot;vacuumquot; dalam peralihan pemerintahan untuk Jakarta-Raya dapat terhindar. (10). Pasal 5 dan 6 memuat aturan-aturan peralihan mengenai akibatnya peraturan baru tentang pemerintahan Kota Jakarta-Raya itu, yaitu supaya jangan terjadi suatu quot;bertuursvacuumquot;, pun juga supaya penyusunan alat-alat pemerintahan baru itu dapat diselenggarakan secara lancar dan saksama, serta tindakan-tindakan yang diperlukan dapat dijalankan berangsur- angsur dengan sebaik-baiknya. www.hukumonline.com 5