SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 1
MENCABUT KEMBALI UNDANG-UNDANG DARURAT NR. 6 TAHUN 1950
(LEMBARAN-NEGARA NR 7)
(Undang-Undang Darurat Nomor 33 Tahun 1950 Tanggal 28 Oktober 1950)
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa sudah tiba masanya untuk menyerahkan kembali kekuasaan dan kewajiban
pemerintahan dan penjagaan keamanan umum di Jakarta-Raya dari tangan Gubernur
Militer Ibu Kota kepada Pemerintahan sipil dan polisi umum di daerah tersebut;
b. bahwa karena keadaan-keadaan yang mendesak, penyerahan kembali tersebut perlu
segera ditetapkan;
Mengingat :
1. Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia pasal 96 ayat (1) dan Pasal 142;
2. Staatsblad 1949 No. juncto Undang-undang Darurat No. 20 Tahun 1950 (Lembaran
Negara No. 31);
3. Undang-undang darurat No. 6 Tahun 1950 (Lembaran Negara No. 7) dan Peraturan
Pemerintah No. 7 Tahun 1950 (Lembaran Negara No. 21);
4. Pengumuman Koordinator Keamanan tanggal 27 Desember 1949 No. 1/1949;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG DARURAT UNTUK MENCABUT KEMBALI UNDANG-UNDANG
DARURAT No. 6 TAHUN 1950 (LEMBARAN NEGARA No. 7).
Pasal 1
Undang-undang darurat No. 6 tahun 1950 dicabut kembali mulai tanggal 1 Nopember
1950.
Pasal 2
1. Kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban yang ada pada Gubernur Militer Ibu
Kota diserahkan kepada instansi-instansi sipil, sekedar kekuasaan-kekusaan dan
kewajiban-kewajiban itu tidak bersifat Militer seperti termaksud dalam ayat (2) pasal ini.
2. Kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban yang bersifat Militer diserahkan kepada
instansi Militer yang ditunjuk oleh Menteri Pertahanan untuk memegang "Militer-gezag"
di daerah bekas Gewes Jakarta dan Daerah-daerah di Sekitarnya.
Pasal 3
Peraturan-peraturan, keputusan-keputusan dan instruksi-instruksi yang telah dikeluarkan
oleh Gubernur Militer lbu Kota, lagi pula "verordeningen Militer gezag" yang diterbitkan oleh
pemegang "Militer gezag" di daerah bekas Gewes Jakarta dan Daerah-daerah di Sekitarnya selain
Gubernur Militer lbu Kota dan pada waktu dicabut kembali Undang-undang darurat No. 6 Tahun
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 2
1950 masih berlaku, tetap berlaku sampai diubah, ditambah atau dicabut oleh instansi yang
berhak termaksud dalam Pasal 2 ayat (2).
Pasal 4
Undang-undang darurat ini mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 1950.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-
undang darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Oktober 1950.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SUKARNO.
PERDANA MENTERI MEWAKILI MENTERI PERTAHANAN,
MOHAMMAD NATSIR.
MENTERI DALAM NEGERI,
ASSAAT.
Diundangkan
pada tanggal 31 Oktober 1950
MENTERI KEHAKIMAN,
WONGSONEGORO.
LEMBARAN NEGARA NOMOR 66 DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
NOMOR 53TAHUN 1950 YANG TELAH DICETAK ULANG
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 3
PENJELASAN UMUM
Sejak dibentuk jabatan Gubernur Militer Ibu Kota, maka sesuai dengan instruksi-instruksi
yang diberikan kepadanya oleh Koordinator Keamanan dan Menteri Pertahanan selalu diberi
kesempatan sebesar-besarnya kepada pemerintahan sipil untuk menjalankan kewajibannya.
Kini telah tiba waktunya bagi pemerintah Gubernur Militer Ibu Kota untuk
mengundurkan diri dan menyerahkan segala kekuasaan dan kewajiban pemerintahan dan
penjagaan keamanan umum kepada pemerintah sipil dan polisi umum di Jakarta-Raya.
Meskipun demikian, untuk menghadapi segala kemungkinan dalam masa sebelum
militer, polisi dan pemerintah sipil "gestabiliseerd" dengan sempurna, maka :
a. Keadaan staat van beleg di Jakarta-Raya tetap dilangsungkan.
b. "militer gezag" yang dahulu dipegang dan dilakukan oleh Gubernur Militer Jakarta-Raya
diserahkan kepada pemegang "militer gezag" baru yang ditunjuk oleh Menteri
Pertahanan, yaitu Komandan Militer Kota Besar Jakarta-Raya.
Dalam memegang "militer gezag" ini perlu ditegaskan, bahwa fihak militer tidak
dibolehkan aktif turut campur dalam pemerintahan sipil dan penjagaan keamanan umum. Akan
tetapi fihak militer setiap waktu siap untuk memberi bantuan, apabila diminta oleh pemerintah
daerah atau oleh Kepala Kepolisian daerah.
Lain dari pada itu, jikalau fihak militer menganggap perlu mengambil sesuatu tindakan
yang termasuk lapangan pemerintahan sipil atau penjagaan keamanan umum, maka tindakan itu
hanya dapat diambil setelah berunding dengan pemerintah daerah atau Kepala Kepolisian daerah.
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Sudah jelas.
Pasal 2
Instansi-instansi sipil ini buat daerah Gubernur Militer Jakarta-Raya yang termasuk :
a. Kota Praja Jakarta-Raya ialah Wali Kota atau Kepala Kepolisian Jakarta-Raya.
b. Daerah di luar Kota Praja Jakarta ialah Gubernur Jawa Barat.
Instansi-instansi militer ini buat daerah Gubernur Militer Jakarta-Raya ialah Komandan
Militer Kota Besar Jakarta-Raya. Pada saat mulai berlaku Undang-undang Darurat ini, Komandan
K.M.K. Besar tersebut akan ditunjuk oleh Menteri Pertahanan sebagai pemegang "militer gezag"
buat daerahnya.
Pasal 3
Ketentuan ini perlu untuk menghindarkan suatu vacuum.
Yang dimaksudkan dengan "pemegang militer gezag" di daerah bekas Gewes Jakarta dan Daerah-
daerah di Sekitarnya selain Gubernur Militer lbu Kota ialah di zaman Belanda :
Hoofd Tijdelijk Bestuur Batavia dan Gubernur (Sipil) Batavia en Ommelanden.
Pasal 4
Sudah jelas.

More Related Content

What's hot (20)

Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4   penafsiran dalam hukum pidanaBab 4   penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
 
Uu 37 1953
Uu 37 1953Uu 37 1953
Uu 37 1953
 
Pembentukan kejaksaan tinggi_(uu_16_thn_1961)_16
Pembentukan kejaksaan tinggi_(uu_16_thn_1961)_16Pembentukan kejaksaan tinggi_(uu_16_thn_1961)_16
Pembentukan kejaksaan tinggi_(uu_16_thn_1961)_16
 
Uu 01 1955
Uu 01 1955Uu 01 1955
Uu 01 1955
 
Kitab undang
Kitab undangKitab undang
Kitab undang
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
 
PP vs YAP TAI [1947] 1 MLJ 50
PP vs YAP TAI [1947] 1 MLJ 50PP vs YAP TAI [1947] 1 MLJ 50
PP vs YAP TAI [1947] 1 MLJ 50
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2
 
Uu 10 1952
Uu 10 1952Uu 10 1952
Uu 10 1952
 
Warper sebelum uts
Warper sebelum utsWarper sebelum uts
Warper sebelum uts
 
Pentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusakaPentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusaka
 
24 04 17_slide minggu 10 - syi34102
24 04 17_slide minggu 10 - syi3410224 04 17_slide minggu 10 - syi34102
24 04 17_slide minggu 10 - syi34102
 
Uu 06 1952
Uu 06 1952Uu 06 1952
Uu 06 1952
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negara
 
Acara perdata
Acara perdataAcara perdata
Acara perdata
 
Uu 03 1951
Uu 03 1951Uu 03 1951
Uu 03 1951
 
Pengelolaan wakaf -roflosculos
Pengelolaan wakaf -roflosculosPengelolaan wakaf -roflosculos
Pengelolaan wakaf -roflosculos
 
Sejarah ketatanegaraan indonesia
Sejarah ketatanegaraan indonesiaSejarah ketatanegaraan indonesia
Sejarah ketatanegaraan indonesia
 
Uu 01 1953
Uu 01 1953Uu 01 1953
Uu 01 1953
 
Kes matra lapangan
Kes matra lapanganKes matra lapangan
Kes matra lapangan
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Uu 16 1951
Uu 16 1951Uu 16 1951
Uu 16 1951
 
Ferplast Corporate 08 It
Ferplast Corporate 08 ItFerplast Corporate 08 It
Ferplast Corporate 08 It
 
Icelandic Food
Icelandic FoodIcelandic Food
Icelandic Food
 
Plano Da Nossa Viagem
Plano Da Nossa ViagemPlano Da Nossa Viagem
Plano Da Nossa Viagem
 
Uudrt 14 1951
Uudrt 14 1951Uudrt 14 1951
Uudrt 14 1951
 
Uu 06 1951
Uu 06 1951Uu 06 1951
Uu 06 1951
 
Uu 19 1956
Uu 19 1956Uu 19 1956
Uu 19 1956
 

Similar to Uudarurat 33 1950

Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
guest150909
 
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ilham Mustafa
 
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ilham Mustafa
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
guest150909
 

Similar to Uudarurat 33 1950 (19)

Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
 
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
KEADAAN BAHAYA
KEADAAN BAHAYAKEADAAN BAHAYA
KEADAAN BAHAYA
 
HIR / RGB
HIR / RGBHIR / RGB
HIR / RGB
 
Kolonial herzien inlandsch_reglement (1)
Kolonial herzien inlandsch_reglement (1)Kolonial herzien inlandsch_reglement (1)
Kolonial herzien inlandsch_reglement (1)
 
Pkol hir rib-44_1941
Pkol hir rib-44_1941Pkol hir rib-44_1941
Pkol hir rib-44_1941
 
Uu 12 1953
Uu 12 1953Uu 12 1953
Uu 12 1953
 
Uu 31 1997
Uu 31 1997Uu 31 1997
Uu 31 1997
 
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
 
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdfUU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
 
Uu 16 1961
Uu 16 1961Uu 16 1961
Uu 16 1961
 
1997 31 peradilan militer
1997 31 peradilan militer1997 31 peradilan militer
1997 31 peradilan militer
 
Uu 11 1965
Uu 11 1965Uu 11 1965
Uu 11 1965
 
Otonomi daerah orde lama, orde baru, reformasi, keistimewaan Yogyakarta, Aceh...
Otonomi daerah orde lama, orde baru, reformasi, keistimewaan Yogyakarta, Aceh...Otonomi daerah orde lama, orde baru, reformasi, keistimewaan Yogyakarta, Aceh...
Otonomi daerah orde lama, orde baru, reformasi, keistimewaan Yogyakarta, Aceh...
 
Uu 06 1950
Uu 06 1950Uu 06 1950
Uu 06 1950
 
Pp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol ppPp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol pp
 

More from guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
guest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
guest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
guest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
guest150909
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
guest150909
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
guest150909
 

More from guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950
 
Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951
 
Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951
 
Uu 13 1951
Uu 13 1951Uu 13 1951
Uu 13 1951
 

Uudarurat 33 1950

  • 1. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 1 MENCABUT KEMBALI UNDANG-UNDANG DARURAT NR. 6 TAHUN 1950 (LEMBARAN-NEGARA NR 7) (Undang-Undang Darurat Nomor 33 Tahun 1950 Tanggal 28 Oktober 1950) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sudah tiba masanya untuk menyerahkan kembali kekuasaan dan kewajiban pemerintahan dan penjagaan keamanan umum di Jakarta-Raya dari tangan Gubernur Militer Ibu Kota kepada Pemerintahan sipil dan polisi umum di daerah tersebut; b. bahwa karena keadaan-keadaan yang mendesak, penyerahan kembali tersebut perlu segera ditetapkan; Mengingat : 1. Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia pasal 96 ayat (1) dan Pasal 142; 2. Staatsblad 1949 No. juncto Undang-undang Darurat No. 20 Tahun 1950 (Lembaran Negara No. 31); 3. Undang-undang darurat No. 6 Tahun 1950 (Lembaran Negara No. 7) dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1950 (Lembaran Negara No. 21); 4. Pengumuman Koordinator Keamanan tanggal 27 Desember 1949 No. 1/1949; MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG DARURAT UNTUK MENCABUT KEMBALI UNDANG-UNDANG DARURAT No. 6 TAHUN 1950 (LEMBARAN NEGARA No. 7). Pasal 1 Undang-undang darurat No. 6 tahun 1950 dicabut kembali mulai tanggal 1 Nopember 1950. Pasal 2 1. Kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban yang ada pada Gubernur Militer Ibu Kota diserahkan kepada instansi-instansi sipil, sekedar kekuasaan-kekusaan dan kewajiban-kewajiban itu tidak bersifat Militer seperti termaksud dalam ayat (2) pasal ini. 2. Kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban yang bersifat Militer diserahkan kepada instansi Militer yang ditunjuk oleh Menteri Pertahanan untuk memegang "Militer-gezag" di daerah bekas Gewes Jakarta dan Daerah-daerah di Sekitarnya. Pasal 3 Peraturan-peraturan, keputusan-keputusan dan instruksi-instruksi yang telah dikeluarkan oleh Gubernur Militer lbu Kota, lagi pula "verordeningen Militer gezag" yang diterbitkan oleh pemegang "Militer gezag" di daerah bekas Gewes Jakarta dan Daerah-daerah di Sekitarnya selain Gubernur Militer lbu Kota dan pada waktu dicabut kembali Undang-undang darurat No. 6 Tahun
  • 2. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 2 1950 masih berlaku, tetap berlaku sampai diubah, ditambah atau dicabut oleh instansi yang berhak termaksud dalam Pasal 2 ayat (2). Pasal 4 Undang-undang darurat ini mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 1950. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang- undang darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1950. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SUKARNO. PERDANA MENTERI MEWAKILI MENTERI PERTAHANAN, MOHAMMAD NATSIR. MENTERI DALAM NEGERI, ASSAAT. Diundangkan pada tanggal 31 Oktober 1950 MENTERI KEHAKIMAN, WONGSONEGORO. LEMBARAN NEGARA NOMOR 66 DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR 53TAHUN 1950 YANG TELAH DICETAK ULANG
  • 3. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 3 PENJELASAN UMUM Sejak dibentuk jabatan Gubernur Militer Ibu Kota, maka sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya oleh Koordinator Keamanan dan Menteri Pertahanan selalu diberi kesempatan sebesar-besarnya kepada pemerintahan sipil untuk menjalankan kewajibannya. Kini telah tiba waktunya bagi pemerintah Gubernur Militer Ibu Kota untuk mengundurkan diri dan menyerahkan segala kekuasaan dan kewajiban pemerintahan dan penjagaan keamanan umum kepada pemerintah sipil dan polisi umum di Jakarta-Raya. Meskipun demikian, untuk menghadapi segala kemungkinan dalam masa sebelum militer, polisi dan pemerintah sipil "gestabiliseerd" dengan sempurna, maka : a. Keadaan staat van beleg di Jakarta-Raya tetap dilangsungkan. b. "militer gezag" yang dahulu dipegang dan dilakukan oleh Gubernur Militer Jakarta-Raya diserahkan kepada pemegang "militer gezag" baru yang ditunjuk oleh Menteri Pertahanan, yaitu Komandan Militer Kota Besar Jakarta-Raya. Dalam memegang "militer gezag" ini perlu ditegaskan, bahwa fihak militer tidak dibolehkan aktif turut campur dalam pemerintahan sipil dan penjagaan keamanan umum. Akan tetapi fihak militer setiap waktu siap untuk memberi bantuan, apabila diminta oleh pemerintah daerah atau oleh Kepala Kepolisian daerah. Lain dari pada itu, jikalau fihak militer menganggap perlu mengambil sesuatu tindakan yang termasuk lapangan pemerintahan sipil atau penjagaan keamanan umum, maka tindakan itu hanya dapat diambil setelah berunding dengan pemerintah daerah atau Kepala Kepolisian daerah. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Sudah jelas. Pasal 2 Instansi-instansi sipil ini buat daerah Gubernur Militer Jakarta-Raya yang termasuk : a. Kota Praja Jakarta-Raya ialah Wali Kota atau Kepala Kepolisian Jakarta-Raya. b. Daerah di luar Kota Praja Jakarta ialah Gubernur Jawa Barat. Instansi-instansi militer ini buat daerah Gubernur Militer Jakarta-Raya ialah Komandan Militer Kota Besar Jakarta-Raya. Pada saat mulai berlaku Undang-undang Darurat ini, Komandan K.M.K. Besar tersebut akan ditunjuk oleh Menteri Pertahanan sebagai pemegang "militer gezag" buat daerahnya. Pasal 3 Ketentuan ini perlu untuk menghindarkan suatu vacuum. Yang dimaksudkan dengan "pemegang militer gezag" di daerah bekas Gewes Jakarta dan Daerah- daerah di Sekitarnya selain Gubernur Militer lbu Kota ialah di zaman Belanda : Hoofd Tijdelijk Bestuur Batavia dan Gubernur (Sipil) Batavia en Ommelanden. Pasal 4 Sudah jelas.