SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Budi Daya Sawi
http://www.bisnisbali.com/2007/07/24/news/agrohobi/ayam.html
SEBELUM melakukan budi daya, kita sebaiknya mengenal jenis-jenis tanaman sawi. Ada tiga varietas
tanaman yang lazim dibudidayakan kalangan petani di Indonesia. Ketiga varietas tersebut adalah sawi
putih, sawi hijau, dan sawi huma.

Sawi Putih
Sawi putih disebut juga sawi jabung (Brassica juncea L., var. rugosa Roxb. & Prain). Sawi banyak digemari
orang karena rasanya enak. Daunnya agak halus dan tidak berbulu. Tulang daunnya lebar, berwarna hijau
keputih-putihan, bertangkai pendek, dan bersayap. Sayap tersebut melengkung ke bawah.

Sawi Hijau
Sawi hijau kurang disukai karena rasanya agak pahit. Sawi jenis ini memiliki batang pendek dan tegak.
Daunnya lebar berwarna hijau tua, bertangkai pipih, kecil dan berbulu halus.

Sawi Huma
Sawi huma ini pun enak rasanya, tetap masih kurang enak dibandingkan sawi putih. Batang sawi ini
panjang, kecil, dan langsing. Daunnya panjang sempit, berwarna hijau keputih-putihan, bertangkai panjang,
bersayap, dan berbulu halus.

Bertanam Sawi
Sawi mudah ditanam di dataran rendah maupun tinggi. Namun, sawi lebih banyak ditanam di dataran
rendah terutama di pekarangan karena perawatannya lebih mudah. Jenis sawi huma baik sekali jika ditanam
di tempat yang agak kering (tegalan).

Adapun syarat-syarat penting bertanam sawi adalah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur),
drainasenya baik, dan pH tanahnya 6-7. Waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). '

Walaupun demikian, tanaman dapat pula ditanam pada musim kemarau asalkan tersedia cukup air.

Cara Tanam
Seperti halnya tanam petsai, sawi dikembangbiakkan dengan bijinya. Penyediaan biji tidak tergantung pada
impor, petani pun dapat menghasilkan sendiri karena tanaman ini sangat mudah berbunga dan berbiji di
Indonesia.
Biji-biji sawi perlu disemaikan terlebih dahulu.

Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan 700 biji sawi. Menurut teori, 1 ha lahan hanya diperlukan 350 g dengan
daya kecambah 75%. Sebelum biji disemai, lahan diolah terlebih dahulu dengan dicangkul sedalam 30 cm
dan diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha. Setelah itu, lahan dibuat 3 baris tanaman dengan jarak
tanam 30 cm dan jarak antarbaris 40 cm.

Setelah berumur 3-4 minggu dari waktu sebar (kira-kira berdaun 4 helai) bibit dapat dipindahkan ke
bedengan. Selanjutnya tanaman diberikan pupuk urea saat umur 10 hari di bedengan.

Pupuk diberikan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari batangnya sebanyak 3 g tiap tanaman. Dengan
demikian, untuk lahan 1ha diperlukan 250 kg urea. Pupuk ini sebaiknya diberikan bersamaan waktu tanah
didangir.

Pemeliharaan Tanaman
Memelihara tanaman sawi yang penting adalah mengendalikan serangan ulat daun. Ulat-ulat daun ini dapat
diberantas dengan cara disemprotkan insektisida, seperti Ambush 2 EC, Decis 2,5 EC.

Pemanenan
Tanaman sawi dapat dipungut hasilnya setelah berumur 2 bulan. Sawi dipungut dengan cara tanaman
dicabut atau dipotong bagian batang di atas tanah. Namun, ada pula yang memungut hasilnya dengan cara
memetik daunnya satu per satu.

Cara pungutan yang terakhir ini bertujuan agar tanaman tahan lama. Tanaman sawi yang terawat dengan
baik dan sehat dapat menghasilkan 10-15 ton/ha. Hasil produksi sawi saat ini masih untuk pasar lokal. *cip/
berbagai sumber

Budidaya Tanaman Sawi

2009

http://banyuagung.wordpress.com/contact-us/bertani-yuk/

A. KLASIFIKASI BOTANI.

Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genus : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea.

B. JENIS-JENIS SAWI.

Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop.
Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi
hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada
pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen.
Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak
dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan.
Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali
rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.

SYARAT TUMBUH

Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan
terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat
diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang
diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas
permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter
sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau
yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini
membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi
tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di
tanam pada akhir musim penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta
pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah
antara pH 6 sampai pH 7.
BUDIDAYA TANAMAN SAWI

Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya
konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan
pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman.
Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan
antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara
langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.

A. BENIH.

Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan
tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750
gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih
coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli
harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu
juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu,
misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi
yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan
dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak
lebih dari 3 tahun.

B. PENGOLAHAN TANAH.

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap
pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian
pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan
kita gunakan.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan
yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara
langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat
baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk
kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita
gunakan.
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini
bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman
benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan
penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan
adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

C. PEMBIBITAN.

Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien
dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu
lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 –
30 cm.
Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah
20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu
disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu
sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

D. PENANAMAN.

Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 –
30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih
dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan
40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 –
10 cm.

E. PEMELIHARAAN.

Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan
didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim,
bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi
sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita
tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan
mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini
dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit
diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi
keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah
penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan
satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.

PENANAMAN VERTIKULTUR

Langkah – angkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :

1. Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada
umur 14 hari sejak benih disemaikan.
2. Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan
2:1:1:1 yang dicampur secara merata.
3. Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.
4. Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang
dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
5. Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.

PENANAMAN HIDROPONIK.

Langkah-langkah penanaman secara hidroponik adalah sebagai berikut :

1. Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm.
Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm.
2. Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan hati-hati,
selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang dapat digunting.
3. Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm, selanjutnya di sebelah
atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril setebal 20 cm.
4. Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi
bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus dengan
media.
5. Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan sistem drip
irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar.

HAMA DAN PENYAKIT

A. HAMA.

1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).

B. PENYAKIT.

1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.


PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN.

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling
lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan
ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan
memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.

Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penympanan.
5. Pengolahan.

TIPS CARA MENANAM SAWI

http://ksupointer.com/2009/tips-cara-menanam-sawi.

Oleh Riyanto (22 Juni 2009)

Sawi (Brassica juncea) merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak berbulu

Syarat Tumbuh
Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan tetapi, umumnya sawi diusahakan di
dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang, di polibek atau di sawah, jarang diusahakan di daerah
pegunungan. Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang
tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Keadaan tanah yang
dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus.

PEDOMAN BUDIDAYA

Penyemaian

Sawi diperbanyak dengan biji. Biji yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Biji
sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapangan, sawi terlebih dahulu harus
disemaikan. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak penyemaian.

Pengelolahan Tanah

Sambil menunggu bibit cukup umur untuk ditanam, tanah yang akan ditanami diolah dengan bajak atau
cangkul, selanjutnya tanah itu diberi pupuk kandang dihaluskan, dan dibuat bedengan-bedengan dan
panjang sesuai dengan keadaan lahan. Tinggi bedengan 10-20 cm dan jarak antara bedengan 35 cm.

Penanaman

Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu sejak biji disemaikan. Jarak tanam yang
digunakan umumnya 30 x 40 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air
siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab

PEMELIHARAAN

Pemeliharaan Pengairan

Setelah tanaman dipindahkan ke lapangan, penyiraman perlu dilakukan. Sebaiknya penyiraman dilakukan
dengan gembor yang halus lubangnya agar tanaman yang baru ditanam tidak rusak. Penyiraman ini
dilakukan secara intensif pada pagi dan sore hari.

Penyulaman

Penyulaman perlu dilakukan apabila di lapangan tampak ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya
kurang sempurna. Hal ini dilakukan segera minimal seminggu setelah penyulaman.

Pendangiran dan Pengairan

Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil
menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh.
Menggemburkan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2
minggu sekali.

Panen dan Pascapanen

Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk
memanen sawi: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas
permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan
agar tanaman bisa tahan lama.
Sawi hijau
http://id.wikipedia.org/wiki/Sawi_hijau.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Sawi hijau (Brassica rapa convar. parachinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) merupakan jenis
sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin, atau sawi bakso, sayuran ini mudah
dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan
(kurang umum).

Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk
tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya),
sifat ini kurang disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi kepekaan akan suhu ini.

Deskripsi

Herba semusim yang mudah tumbuh. Perkecambahannya epigeal. Sewaktu muda tumbuh lemah, tetapi
setelah daun ketiga dan seterusnya akan membentuk setengah roset dengan batang yang cukup tebal,
namun tidak berkayu. Daun elips, dengan bagian ujung biasanya tumpul. Warnanya hijau segar, biasanya
tidak berbulu.

Menjelang berbunga sifat rosetnya agak menghilang, menampakkan batangnya. Bunganya kecil, tersusun
majemuk berkarang. Mahkota bunganya berwarna kuning, berjumlah 4 (khas Brassicaceae). Benang
sarinya 6, mengelilingi satu putik. Buahnya menyerupai polong tetapi memiliki dua daun buah dan disebut
siliqua.

Kegunaan lain

Karena mudah tumbuh dan responsif terhadap perubahan lingkungan, sawi hijau sering dimanfaatkan
sebagai tumbuhan percobaan untuk pemupukan, kesuburan tanaman, gangguan karena kurangan hara,
serta bioremediasi.

Teknik Budidaya Sawi Putih
Posted July 21st, 2008 by insantyo
http://one.indoskripsi.com/click/4119/0.
A. Penentuan Saat Tanam
     Di Indonesia terdapat dua musim dalam satu tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keadaan
     iklim pada musim kemarau dan musim penghujan tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan
     tanaman dan kehidupan biotis ( hama dan pathogen ).
     Pada musim kemarau pertumbuhan tanaman baik, karena cahaya matahari mencukupi kebutuhan
     tanaman untuk fotosintesis. Disamping itu pertumbuhan hama dan patogen rendah, sehingga intensitas
     serangan hama dan penyakit pada tanaman juga rendah. Dengan demikian pertumbuhan tanaman tidak
     banyak terganggu oleh hama dan penyakit. Sedangkan pada musim penghujan pertumbuhan tanaman
     mumnya kurang baik, disamping karena keadaan cuaca yang tidak sesuai dengan syarat tumbuhnya
     tanaman, juga karena banyaknya gangguan hama dan penyakit. Sebab, pada musim penghujan keadaan
     iklimnya Sangatmendukung pertumbuhan dan perkembangan patogen, terutama dari golongan
     cendawan ( Jamur ). Dengan demikian pada saat musim hujan intensitas serangan hama dan penyakit
     pada tanaman lebih tinggi.
     Dengan memperhatikan keadaan iklim pada kedua musim tersebut da sifat botanis tanaman Sawi Putih
     maka saat penanaman yang baik hádala pada saat akhir musim hujan, tepatnya pada bulan Maret –
     April. Penanaman dapat pula dilakukan pada musim penghujan, Namun pemeliharaannya harus lebih
     intensif, yakni pengendalian hama penyakit harus lebih sering, pembuatan selokan yang lebih lebar dan
dalam, pendangiran dan penyiangan lebih sering dilakukan. Dari segi teknis, penanaman pada musim
     penghujan kurang menguntungkan karena produksinya akan lebih rendah. Namur, dari segi
     ekonominya sdapat lebih menguntungkan karena petani tidak banyak yang menanam, menyebabkan
     jumlah barang di pasaran sedikit, sehingga harga comoditas ini dapat lebih tinggi (mahal ).

Budidaya Sawi Semi Organik

http://jambi.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=75:budidaya-sawi-semi-o

Oleh Syafri Edi & A. Yusri Selasa, 19 Januari 2010 10:57

       Sawi atau Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk famili Brassicaceae, daunnya panjang, halus,
tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi.
Tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari
dataran rendah sampai dataran tinggi, tapi lebih baik di dataran tinggi. Biasanya dibudidayakan di
daerah ketinggian 100 - 500 m dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur
dan drainase baik. Tanaman sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi putih dan sawi hijau.
Teknologi Budidaya
1.   Benih.
     Kebutuhan benih 650 gr/ha. Jika benih diperoleh dari tanaman sendiri maka tanaman harus berumur di
     atas 70 hari dan penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
2.   Persemaian/Pembibitan.
     Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan Previcur N dengan konsentrasi         0,1 % selama + 2
     jam. Selanjutnya benih disebar merata pada bedengan persemaian, dengan media semai setebal + 7 cm
     dan disiram. Media semai dibuat dari pupuk kandang dan tapnah yang telah dihaluskan dengan
     perbandingan 1 : 1. Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, selanjutnya ditutup dengan
     daun pisang atau karung goni selama 2 - 3 hari. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi
     naungan.
3.   Persiapan Lahan.
     Lahan terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20 - 30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat
     bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar
     bedengan sebaiknya adalah        100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar
     bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau
     dolomit.
4.   Pemupukan.
     Pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam, berupa pupuk kotoran ayam dengan dosis 20.000 kg/ha
     atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4
     kg/m2. Pada umur 2 minggu setelah tanam lakukan pemupukan susulan Urea 150 kg/ha (15 gr/m2).
     Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan
secara larikan di samping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha       (0,3 ml/
      2
     m ) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam.
5.   Penanaman.
     Bibit umur 2 - 3 minggu setelah semai, ditanam dalam lubang yang telah disediakan dengan jarak
     tanam           20 x 20 cm. Jika ada yang tidak tumbuh atau mati perlu penyulaman, yaitu
     penggantian tanaman dengan tanaman baru.
6.   Pemeliharaan.
     Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman tanaman. Penyiraman ini dilakukan
     dari awal sampai panen. Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma. Bila
     perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
7.   Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT)
     Untuk mencegah hama dan penyakit yang perlu diperhatikan adalah sanitasi dan drainase lahan. OPT
     utama adalah ulat daun kubis (Plutella xylostella). Pengendalian dapat dilakukan dengan cara
     pemanfaatan Diadegma semiclausuma sebagai parasitoid hama Plutella xylostella. Jika menggunakan
     pestisida, gunakan pestisida yang aman dan mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati
     atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik
     pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi,
     interval dan waktu aplikasinya.
8.   Panen
     Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong
     bagian pangkal batang yang berada di atas tanah. Umur panen sawi + 40 hari setelah tanam,
     sebaiknya terlebih dahulu dilihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun.
9.   Pasca Panen
     Tanaman yang baru dipanen, ditempatkan di tempat yang teduh agar tidak cepat layu dengan cara
     diperciki air. Selanjutnya lakukan sortasi untuk memisahkan bagian tanaman yang tua, busuk atau
     sakit. Penyimpanan bisa menggunakan wadah berupa keranjang bambu, wadah plastik atau karton
     yang berlubang-lubang untuk menjaga sirkulasi udara.
MACAM-MACAM BAHAN ORGANIK

http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2009/12/macam-macam-bahan-organik.html.
Posted by crew_cerianet

Macam-macam bahan organik

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan alami
yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yang
berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan yang
mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya
dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang,
diombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh tanaman, tanpa
mencemari tanah dan air.

Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk
padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunannya lebih mudah, tidak mengandung kotoran, dan
sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos,
maupun pupuk kandang. Kesemuanya akan berpengaruh positif terhadap tanah jika pemberiannya ke tanah
setelah pupuk.


PUPUK PADAT/KERING

Pupuk Hijau

Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis
tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis
rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya
serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara.
Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain
1. mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
2. mencegah adanya erosi
3. dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada
waktu tanah bero
4. sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :
* tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air
* pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun
penyakit
* dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola
pertanaman tumpang sari.
Pupuk Seresah
Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai.
Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah
sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada
permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya :
* dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan
* mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air
* menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan
* menghambat pertumbuhan gulma
* menjaga tekstur tanah tetap remah
* menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan
* memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus
Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-
alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat
dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos. Biasanya
orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat
menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di
perkotaan.

Pupuk Kandang.

Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah
pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan
manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep
pertanian organik.Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:"";
margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times
New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.p1, li.p1, div.p1 {mso-style-name:p1;
mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-
pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-
family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;}
--> Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi
dari pupuk anorganik, yaitu :
* Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam
tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak
mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian.
Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih
mudah diserap oleh bulu akar.
* Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk
kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain
* Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di
dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang
merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah
tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.

PUPUK CAIR

Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair
sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan
tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.

Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa
minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.

Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair antara lain :

* pengerjaan pemupukan akan lebih cepat
* penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah
* aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas penggangu
tanaman.
Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar,
gamal, dan lamtorogun

MULSA (PENUTUP TANAH)
Mulsa atau penutup tanah sangat penting dan berpengaruh positif terhadap tanah maupun tanaman. Dalam
peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah, mulsa yang paling baik adalah mulsa yang berasal dari
limbah pertanian seperti jerami padi, seresah dan ilalang, tidak dari plastik. Selain fungsinya untuk
menjaga kelembaban tanah, setelah mulsa membusuk akan berguna sebagai pupuk organik yang
memperbaiki struktur dan tekstur tanah.

Tanah yang tidak menggunakan mulsa akan mudah terkena erosi bila erkena air hujan maupun pecah-pecah
apabila terlalu banyak penguapan. Seperti diketahui bahwa erosi akan memperburuk kesuburan tanah dan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta tanaman menjadi mudah roboh.
Sedangkan kondisi tanah yang pecah-pecah akan berpengaruh buruk pada perakaran tanaman berupa
putusnya akar.

Dengan adanya mulsa, air hujan yang jatuh akan meresap ke bawah sehingga tidak terjadi aliran
permukaan. Selanjutnya dengan penguapan yang sedikit, air tanah tetap tersedia bagi tanaman. Karena
mulsa berguna untuk mengurangi penguapan, mencegah erosi, menjaga kelembaban tanah, dan sebagai
sumber penambah hara setelah menjadi pupuk hijau, lahan pertanaman yang menggunakan mulsa akan
menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.

Beberapa jenis pupuk yang termasuk kedalam pupuk organik adalah :

Pupuk kandang

Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan sisa-sisa
makanan ataupun alas kandang. Pupuk kandang berfungsi menambah unsur unsur hara baik makro maupun
mikro kedalam tanah. selain itu pupuk kandang dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah
dan mendorong kehidupan jasad renik tanah. Pupuk kandang terdiri dari dua komponen asli, yaitu padat
dan cair dengan perbandingan rata-rata 3 : 1.

Tabel. Persentase Kadar Hara dalam Bagian Padat dan Cair dari Pupuk Kadang

Bagian pupuk N total (%) P total (%) K total (%)
Kotoran padat 55 100 65
Kotoran cair 45 sedikit 35
Total 100 100 100

Walaupun demikian kadar rata-rata unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang sangatlah bervariasi.
Variasi ini disebabkan oleh macam atau jenis hewan, umur dan keadaan individu hewan, jenis makanan,
bahan amparan dan cara pengelolaan dan penyimpanan pupuk kandang sebelum dipakai.

Pupuk hijau

Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan kedalam
tanah dengan tujuan untuk menambah bahan organik dan unsur hara terutama nitrogen kedalam tanah.
Dari segi biokimia keuntungan dari pemakaian pupuk hijau dapat dikatakan bahwa dengan pemakaian
pupuk hijau berarti menambah persediaan bahan organik tanah. Disamping itu, tanaman calon pupuk
hijau yang tumbuh mempunyai pengaruh terhadap pengawetan hara tanah karena mengabsorpsi hara, selain
itu tanaman pupuk hijau berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) contohnya Centrosema sp
dan Peuraria javanica.

Sifat biologi tanah

Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae) yang berfungsi
untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan ditambahkannya kompos didalam
tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi mikroorganisme
yang ada didalam tanah juga terpacu untuk berkembang biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme didalam
tanah juga menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan sitokinin yang dapat
memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara
semakin luas.

Pupuk guano

Guano merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran burung laut
dan kelelawar yang telah mengalami pengaruh alam dalam waktu relatif lama dan telah mengalami
perubahan-perubahan. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P dan ada juga guano yang
mengandung unsur kalium (K).

Asam humus (Humic Acid)

Asam humus merupakan senyawa kompleks bersifat koloid yang berasal dari bahan-bahan organik yang
tahan terhadap dekomposisi dan sel-sel mikroorganisme yang sudah terurai, terbentuk pada akhir
dekomposisi lanjut, berwarna coklat atau coklat kelam.
Asam humus mempunyai kemampuan mengabsorpsi air mencapai 80-90%, sedangkan lempung silikat
hanya 15-20%, selain itu dapat juga meningkatkan granulasi tanah dengan baik dan didalamnya terdapat
unsur hara baik makro maupun mikro serta trace mineral lainnya yang dibutuhkan untuk perkembangan
tumbuhan. Selain itu asam humus juga mempunyai kemampuan untuk mengikat vitamin dan zat-zat
pengatur tumbuh yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah sehingga sangat bermanfaat untuk tumbuhan
tingkat tinggi, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), perbaikan struktur tanah, memacu
perkembangan berbagai kelompok mikroba yang menguntungkan dan lain-lain.
Bila reaksi dari penambahan bahan organik berjalan sempurna, akan didapatkan senyawa-senyawa
sederhana seperti air, udara, dan sebagainya. Bila bahan organik segar dimasukkan ke dalam tanah,
senyawa- senyawa yang terkandung dalam bahan organik tersebut dilapuk secara simultan namun dengan
laju yang berrbeda-beda. Tiga reaksi umum yang terjadi bila jaringan organik dimasukan ke dalam tanah :
• Limbah organik mengalami oksidasi enzimatik dengan CO2, air dan panas sebagai hasil utama
• Unsur-unsur fungsional, Nitrogen, Fosfor, dan belerang dibebaaskan dan atau digunakan oleh serangkaian
reaksi spesifik yang khas bagi tiap unsure
• Senyawa yang tahan terhadap serangan jasad mikro akan dibentuk baik dari senyawa yang berasal dari
bahan organik semula atau hasil bentukan jasad mikro.
Peningkatan porositas tanah ditentukan oleh ukuran dan padatan tanah yang dapat meningkatkan aerasi,
kandungan air, dan menentukan perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Pori-pori akan membentuk
jaringan dalam tanah dalam bentuk tiga dimensi. Udara dalam ruang pori tanah umumnya didominasi oleh
gas-gas O2, N2, dan CO2. Hal ini penting bagi pernafasan mikroorganisme tanah dan akar tanaman, dan
mempengaruhi jumlah mikroba aerobik dan anaerobik tanah.
Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman seperti akar, batang, daun yang gugur, yang
dikembalikan ke tanah.
Bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan perkembangan
perakaran. Diantara peranan bahan organik meliputi:
• Menjaga kelembaban bahan organik terutama yang telah menjadi humus dengan rasio C/N 20 dan kadar
C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat bobotnya. Karena kandungan air tersebut maka humus dapat
menjadi penyangga bagi ketersediaan air. Tanah yang mengandung banyak bahan organik dapa
menyimpan lebih banyak air sehingga kelembaban tanah akan terjaga
• Menstabilkan temperatur bahan organik dapat menyerap panas yang tinggi namun dapat menjadi isolator
panas juga karena mempunyai daya hantar panas yang rendah.
• Memperbaiki struktur tanah sifat humus dari bahan organik adalah gembur. Bobot yang rendah,
kelembaban tanah yang tinggi serta temperatur tanah yang stabil meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah,
sehingga percampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur, remah dan
mudah dioleh. Struktur tanah yang demikian merupakan kondisi fisik tanah yang baik untuk media
pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat fisik yang
lebih baik bila tercampur dengan bahan organic
. Meningkatkan efisiensi pemupukan pemupukan dengan pupuk organik akan memberikan tambahan
jumlah hara dalam tanah dengan cepat.
• Mengurangi erosi.
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman
Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang. Bahan
organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air
yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa
bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono, 1983).

Bahan tersebut dapat berupa pupuk organic, yang proses perubahannya dapat terjadi secara alami atau
buatan.

Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia
maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik.
dan merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari
sebagian besar organisme tanah,
Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun yang gugur, yang
dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Fungsi bahan
organik adalah:

• Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
• Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah menjadi
tinggi)
• Sumber energi bagi mikroorganisme.

Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman yang
efisien, peranannya tidak bole ditawar lagi. Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman
merupakan pengruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka memiliki peranan
kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi
aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah
dan lainnya.

Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari
tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan
organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang
diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi
fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia ke dua, terdapat
suatu peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara. Hasil tanaman yang lebih besar
terutama dimana hanya biji-bijian saja yang dipanen, sisa - sisa tanamna lebih banyak dikembalikan ke
lahan dan disini lebih banyak penutupan oleh tanaman selama musim pertumbuhan.

Immobilisasi adalah konversi yang sebaliknya. Sebagai contoh adalah pengambilan amonium atau nitrat
oleh tanaman atau mikroorganisme dan ditranformasikan ke dalam protein. Selanjutnya, demikian proses
bolak - balik tersebut berlangsung.
Apabila sisa-sisa tanaman segar ditambahkan ke dalam tanah, nitrogen di dalam tanaman itu dapat
terdekomposisi dan termineralisasi oleh mikrrorganisme dan segera tersedia bagi tanaman, atau nitrogen
itu mungkin tidak termineralisasi dan tidak tersedia bagi tanaman. Ada dua kemungkinan yang bisa
terjadi. Seandainya semua faktor yang memepengaruhi dekomposisi optimum (seperti oksien, suhu dan
kelembapan),faktor pembatas di dalam proses itu tinggal nisbah karbon organik terhadap nitrogen total di
dalam tanaman tersebut.

Pembenaman bahan organik segar dengan nisbah C/N tinggi, seperti batang jagung (40) dan jerami (80),
yang kemudian segera diikuti dengan penanaman memerlukan nitrogen tambahan. Alternatif lain, waktu
tanam ditunda dulu agar dekomposisi berkesempatan berlangsung lebih lanjut dahulu beberapa hari. Bahan
organik segar dengan nisbah C/N kecil, seperti alfalfa dan kotoran manusia, bisa lebih baik dan tanahnya
dapat langsung ditanami.
Nisbah C/N kebanyakan tanah mendekati 10. Nisbah C/N humus sendiri adalah 10. Tanah - tanah, terutama
untuk pembibitan, yang nisbah C/N-nya tinggi selalu memerlukan pupuk nitrogen yang cepat tersedia agar
defisiensi nitrogen tidak terjadi.

Bahan Organik

http://agrica.wordpress.com/2009/01/09/bahan-organik/

January 9, 2009 J-K Leave a comment Go to comments

Pengertian

Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-
bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan
organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami
pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi
mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga
harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

Sumber Bahan Organik

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan
organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun
utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida,
seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan
unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam
sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan
mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah.
Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.

Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik
tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Bahan organik tanah selain dapat berasal
dari jaringan asli juga dapat berasal dari bagian batuan.

Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan memberikan perbedaan pengaruh yang
disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik
tersebut. Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung dari beberapa
hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah
hujan, suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan
jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan.
Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%.
Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau
dari susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen (40%), hidrogen
dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan
diperlukan tanaman kecuali C, H dan O.

Humus
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru
yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya sebagai
sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad
mikro disebut humus. Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas.
Definisi humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu
tanaman serta binatang yang telah terdekomposisikan.

Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah bahan organik banyak
terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah.
Humuslah yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif. Tetapi tidak seperti liat yang
kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak beraturan bentuknya).

Humus merupakan senyawa rumit yang agak tahan lapuk (resisten), berwarna coklat, amorf, bersifat
koloidal dan berasal dari jaringan tumbuhan atau hewan yang telah diubah atau dibentuk oleh berbagai
jasad mikro. Humus tidaklah resisten sama sekali terhadap kerja bakteri. Mereka tidak stabil terutama
apabila terjadi perubahan regim suhu, kelembapan dan aerasi.Adanya humus pada tanah sangat membantu
mengurangi pengaruh buruk liat terhadap struktur tanah, dalam hal ini humus merangsang granulasi agregat
tanah. Kemampuan humus menahan air dan ion hara melebihi kemampuan liat. Tinggi daya menahan
(menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari humus, karena humus
mempunyai beberapa gugus yang aktif terutama gugus karboksil. Dengan sifat demikian keberadaan humus
dalam tanah akan membantu meningkatkan produktivitas tanah.

Sifat dan Ciri Humus

- Bersifat koloidal seperti liat tetapi amorfous.
- Luas permukaan dan daya jerap jauh melebihi liat.
- Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya 8-100 me/100 g.
- Daya jerap air 80-90% dari bobotnya, liat hanya 15-20%.
- Daya kohesi dan plastisitasnya rendah sehingga mengurangi sifat lekat dari liat dan membantu granulasi
agregat tanah.
- Misel humus tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein liat yang didampingi oleh C, H, O, N, S, P dan
unsur lainnya.
- Muatan negatif berasal dari gugus -COOH dan -OH yang tersembul di pinggiran dimana ion H dapat
digantikan oleh kation lain.
- Mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia seperti Ca, Mg, dan K.
- Merupakan sumber energi jasad mikro.
- Memberikan warna gelap pada tanah.

Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik Tanah

Diantara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen tanah, faktor yang
penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase.

Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di
lapisan atas setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke bawah kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu
disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di lapisan atas.

Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin, kadar bahan organik
dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N bertambah 2 hingga 3 kali tiap
suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila kelembaban efektif meningkat, kadar bahan organik dan N juga
bertambah. Hal itu menunjukkan suatu hambatan kegiatan organisme tanah.

Tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar bahan organik dan N
tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan
organik cepat habis.
Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang
buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik. Disamping
itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah.
Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan,
sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim et al, 1986).

Peranan Bahan Organik Bagi Tanah

Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah
adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah.
Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan
agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui
penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan.
Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih
baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.

Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar
3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas
tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu
bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan
peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena
kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah

- Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air yang
bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah dan bahan organik. Air
tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan
mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer.

- Warna tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini meningkatkan penyerapan energi radiasi matahari yang
kemudian mempengaruhi suhu tanah.
- Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya
- Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.

Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. Menurut
Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya
tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hai ini berlangsung melalui mekanisme:
- Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan
cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan
sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat,
sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat.
- Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes. Dengan cara ini
pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi dalam tanah.
- Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang
berbentuk rantai panjang.
- Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian negatif
(karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan ikatan hidrogen.
- Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat dan bagian positf dari
senyawa organik berbentuk rantai polimer.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah
Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation
(KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dua
sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap
suatu tanah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan
organik akan menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur
hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat menyimpan pupuk dan air
yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-
unsur hara.

Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari
pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan pupuk komersil dimana biasanya ditambahkan
dalam jumlah yang banyak karena sangat larut air sehingga pada periode hujan terjadi kehilangan yang
sangat tinggi, nutrien yang tersimpan dalam residu organik tidak larut dalam air sehingga dilepaskan oleh
proses mikrobiologis. Kehilangan karena pencucian tidak seserius seperti yang terjadi pada pupuk
komersil. Sebagai hasilnya kandungan nitrogen tersedia stabil pada level intermediet dan mengurangi
bahaya kekurangan dan kelebihan.

Bahan organik berperan sebagai penambah hara N, P, K bagi tanaman dari hasil mineralisasi oleh
mikroorganisme. Mineralisasi merupakan lawan kata dari immobilisasi. Mineralisasi merupakan
transformasi oleh mikroorganisme dari sebuah unsur pada bahan organik menjadi anorganik, seperti
nitrogen pada protein menjadi amonium atau nitrit. Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi
tanaman.

Meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam
humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan ketersediaan hara dengan adanya kation
yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus
hasil dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral.
Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan atau malah
menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan.
Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena dekomposisi bahan organik
yang banyak menghasilkan asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan
organik yang terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi karena bahan
organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis lagi .

Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam kaitannya dengan
dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi perubahan terhadap komposisi kimia bahan
organik dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam
dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim
lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman
dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak,
minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur
hara dalam tanah.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah

Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan organik dapat
meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan
bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi
dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber
energi untuk tumbuh.

Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik segar yang
ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya
didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti
perombakan yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus.
Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.

Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman

Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman
yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik
mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan.
Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi
tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.

Pengaruh Langsung Bahan Organik pada Tanaman

Melalui penelitian ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap langsung dari bahan
organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dulu dianggap orang bahwa hanya asam amino,
alanin, dan glisin yang diserap tanaman. Serapan senyawa N tersebut ternyata relatif rendah daripada
bentuk N lainnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa bahan organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan
vitamin serta pada waktu-waktu tertentu dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan jasad mikro.

Bahan organik ini merupakan sumber nutrien inorganik bagi tanaman. Jadi tingkat pertumbuhan tanaman
untuk periode yang lama sebanding dengan suplai nutrien organik dan inorganik. Hal ini mengindikasikan
bahwa peranan langsung utama bahan organik adalah untuk menyuplai nutrien bagi tanaman. Penambahan
bahan organik kedalam tanah akan menambahkan unsur hara baik makro maupun mikro yang dibutuhkan
oleh tumbuhan, sehingga pemupukan dengan pupuk anorganik yang biasa dilakukan oleh para petani dapat
dikurangi kuantitasnya karena tumbuhan sudah mendapatkan unsur-unsur hara dari bahan organik yang
ditambahkan kedalam tanah tersebut. Efisiensi nutrisi tanaman meningkat apabila pememukaan tanah
dilindungi dengan bahan organik.

Pengaruh Tidak Langsung Bahan Organik pada Tanaman

Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat
fisik, kimia dan biologis dari tanah. Bahan organik tanah mempengaruhi sebagian besar proses fisika,
biologi dan kimia dalam tanah. Bahan organik memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S
untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna,
serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya.

Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut. Besarnya pengaruh ini
bervariasi tergantung perubahan pada setiap faktor utama lingkungan. Sehubungan dengan hasil-hasil
dekomposisi bahan organik dan sifat-sifat humus maka dapat dikatakan bahwa bahan organik akan sangat
mempengaruhi sifat dan ciri tanah.

Peranan tidak langsung bahan organik bagi tanaman meliputi :
- Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Bahan organik dapat meningkatkan kemampuan tanah
menahan air karena bahan organik, terutama yang telah menjadi humus dengan ratio C/N 20 dan kadar C
57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat dari bobotnya. Karena kandungan air tersebut, maka bahan organik
terutama yang sudah menjadi humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air.
- Membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur-unsur tersebut dari pencucian.
Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari
pencucian, kemudian tersedia kembali.
- Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsur- unsur hara.
- Memperbaiki struktur tanah Tanah yang mengandung bahan organik berstruktur gembur, dan apabila
dicampurkan dengan bahan mineral akan memberikan struktur remah dan mudah untuk dilakukan
pengolahan. Struktur tanah yang demikian merupakan sifat fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan
tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat fisik yang lebih baik bila
tercampur dengan bahan organik.
- Mengurangi erosi
- Memperbaiki agregasi tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat
penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah
yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur
remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah
dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan
aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya
agregat.
- Menstabilkan temperatur. Bahan organik dapat menyerap panas tinggi dan dapat juga menjadi isolator
panas karena mempunyai daya hantar panas yang rendah, sehingga temperatur optimum yang dibutuhkan
oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya dapat terpenuhi dengan baik.
- Meningkatkan efisiensi pemupukan

Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Demikian pula dengan peranannya dalam menanggulangi erosi dan produktivitas lahan. Penambahan bahan
organik akan lebih baik jika diiringi dengan pola penanaman yang sesuai, misalnya dengan pola tanaman
sela pada sistem tumpangsari. Pengelolaan tanah atau lahan yang sesuai akan mendukung terciptanya suatu
konservasi bagi tanah dan air serta memberikan keuntungan tersendiri bagi manusia.

Macam-Macam Bahan Organik

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan baik
alami maupun buatan yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat. Pupuk
organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman
maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan
oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat
diperbaharui, didaur ulang, diombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan
oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air.

Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk
padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunannya lebih mudah, tidak mengandung kotoran, dan
sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos,
maupun pupuk kandang. Kesemuanya akan berpengaruh positif terhadap tanah jika pemberiannya ke tanah
setelah pupuk.

PUPUK PADAT ATAU KERING

Pupuk Hijau

Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman
yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-
rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap
haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan
penggunaan pupuk hijau antara lain :
- mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
- mencegah adanya erosi
- dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada
waktu tanah bero
- sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik.
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :
- tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air
pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama
ataupun penyakit
- dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola
pertanaman tumpang sari.

Pupuk Seresah

Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai.
Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah
sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada
permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya :
- dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan
- mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air
- menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan
- menghambat pertumbuhan gulma
- menjaga tekstur tanah tetap remah
- menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan
- memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus

Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-
alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat
dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos. Biasanya
orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat
menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di
perkotaan.

Pupuk Kandang

Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah
pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi
penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian
organik.

Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari
pupuk anorganik, yaitu :
- Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam
tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak
mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian.
Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih
mudah diserap oleh bulu akar.
- Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk
kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain.
- Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di dalam
tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan
suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat
digantikan oleh pupuk lain.

PUPUK CAIR
Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair
sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak
dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.

Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa
minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.

Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair antara lain :
- pengerjaan pemupukan akan lebih cepat
- penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah
- aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas penggangu tanaman.
- Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar,
gamal, dan lamtorogung (Harjono, 2000).

MULSA (PENUTUP TANAH)

Mulsa atau penutup tanah sangat penting dan berpengaruh positif terhadap tanah maupun tanaman. Dalam
peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah, mulsa yang paling baik adalah mulsa yang berasal dari
limbah pertanian seperti jerami padi, seresah dan ilalang, tidak dari plastik. Selain fungsinya untuk menjaga
kelembaban tanah, setelah mulsa membusuk akan berguna sebagai pupuk organik yang memperbaiki
struktur dan tekstur tanah.

Tanah yang tidak menggunakan mulsa akan mudah terkena erosi bila erkena air hujan maupun pecah-pecah
apabila terlalu banyak penguapan. Seperti diketahui bahwa erosi akan memperburuk kesuburan tanah dan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta tanaman menjadi mudah roboh. Sedangkan
kondisi tanah yang pecah-pecah akan berpengaruh buruk pada perakaran tanaman berupa putusnya akar.

Dengan adanya mulsa, air hujan yang jatuh akan meresap ke bawah sehingga tidak terjadi aliran
permukaan. Selanjutnya dengan penguapan yang sedikit, air tanah tetap tersedia bagi tanaman. Karena
mulsa berguna untuk mengurangi penguapan, mencegah erosi, menjaga kelembaban tanah, dan sebagai
sumber penambah hara setelah menjadi pupuk hijau, lahan pertanaman yang menggunakan mulsa akan
menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.

Beberapa jenis pupuk yang termasuk kedalam pupuk organik adalah :

1. Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan sisa-sisa
makanan ataupun alas kandang. Pupuk kandang berfungsi menambah unsur unsur hara baik makro maupun
mikro kedalam tanah. selain itu pupuk kandang dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah
dan mendorong kehidupan jasad renik tanah. Pupuk kandang terdiri dari dua komponen asli, yaitu padat
dan cair dengan perbandingan rata-rata 3 : 1.

Kadar rata-rata unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang sangatlah bervariasi. Variasi ini disebabkan
oleh macam atau jenis hewan, umur dan keadaan individu hewan, jenis makanan, bahan amparan dan cara
pengelolaan dan penyimpanan pupuk kandang sebelum dipakai.

2. Pupuk hijau

Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan kedalam
tanah dengan tujuan untuk menambah bahan organik dan unsur hara terutama nitrogen kedalam tanah.

Dari segi biokimia keuntungan dari pemakaian pupuk hijau dapat dikatakan bahwa dengan pemakaian
pupuk hijau berarti menambah persediaan bahan organik tanah. Disamping itu, tanaman calon pupuk hijau
yang tumbuh mempunyai pengaruh terhadap pengawetan hara tanah karena mengabsorpsi hara, selain itu
tanaman pupuk hijau berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) contohnya Centrosema sp dan
Peuraria javanica.

3. Kompos

Kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai
sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, disamping itu didalam kompos
terkandung hara-hara mineral yang berfungsi untuk penyediaan nutrisi bagi tanaman. Kompos dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

- Sifat fisik tanah
Kompos meningkatkan struktur tanah sehingga mempermudah pengolahan tanah, tanah pasiran menjadi
lebih kompak dan tanah lempung dapat menjadi gembur. Selain itu kompos juga mengandung humus yang
sangat dibutuhkan untuk peningkatan pengikatan hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman.

- Sifat kimia tanah
Kompos menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan hara makro mineral tanaman,
seperti N, P, K, Ca dan Mg didalam kompos berada dalam bentuk tersedia bagi tanaman karena proses
dekomposisi. Hara-hara mikro mineral yang juga terkandung dan dibutuhkan oleh tanaman seperti Fe, S,
Mn, Cu, Zn, B, Mo, Si dan trace mineral lainnya yang dalam jumlah sedikit tapi dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman.

- Sifat biologi tanah
Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae) yang berfungsi
untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan ditambahkannya kompos didalam
tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi mikroorganisme
yang ada didalam tanah juga terpacu untuk berkembang biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme didalam
tanah juga menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan sitokinin yang dapat
memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara
semakin luas.

4. Pupuk guano

Guano merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran burung laut
dan kelelawar yang telah mengalami pengaruh alam dalam waktu relatif lama dan telah mengalami
perubahan-perubahan. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P dan ada juga guano yang
mengandung unsur kalium (K).

5. Asam humus (Humic Acid)

Asam humus merupakan senyawa kompleks bersifat koloid yang berasal dari bahan-bahan organik yang
tahan terhadap dekomposisi dan sel-sel mikroorganisme yang sudah terurai, terbentuk pada akhir
dekomposisi lanjut, berwarna coklat atau coklat kelam.

Asam humus mempunyai kemampuan mengabsorpsi air mencapai 80-90%, sedangkan lempung silikat
hanya 15-20%, selain itu dapat juga meningkatkan granulasi tanah dengan baik dan didalamnya terdapat
unsur hara baik makro maupun mikro serta trace mineral lainnya yang dibutuhkan untuk perkembangan
tumbuhan. Selain itu asam humus juga mempunyai kemampuan untuk mengikat vitamin dan zat-zat
pengatur tumbuh yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah sehingga sangat bermanfaat untuk tumbuhan
tingkat tinggi, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), perbaikan struktur tanah, memacu
perkembangan berbagai kelompok mikroba yang menguntungkan dan lain-lain.
Bila reaksi dari penambahan bahan organik berjalan sempurna, akan didapatkan senyawa-senyawa
sederhana seperti air, udara, dan sebagainya. Bila bahan organik segar dimasukkan ke dalam tanah,
senyawa- senyawa yang terkandung dalam bahan organik tersebut dilapuk secara simultan namun dengan
laju yang berrbeda-beda.

Tiga reaksi umum yang terjadi bila jaringan organik dimasukan ke dalam tanah :
- Limbah organik mengalami oksidasi enzimatik dengan CO2, air dan panas sebagai hasil utama
- Unsur-unsur fungsional, Nitrogen, Fosfor, dan belerang dibebaaskan dan atau digunakan oleh serangkaian
reaksi spesifik yang khas bagi tiap unsur
- Senyawa yang tahan terhadap serangan jasad mikro akan dibentuk baik dari senyawa yang berasal dari
bahan organik semula atau hasil bentukan jasad mikro.

Peningkatan porositas tanah ditentukan oleh ukuran dan padatan tanah yang dapat meningkatkan aerasi,
kandungan air, dan menentukan perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Pori-pori akan membentuk
jaringan dalam tanah dalam bentuk tiga dimensi. Udara dalam ruang pori tanah umumnya didominasi oleh
gas-gas O2, N2, dan CO2. Hal ini penting bagi pernafasan mikroorganisme tanah dan akar tanaman, dan
mempengaruhi jumlah mikroba aerobik dan anaerobik tanah.

Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman seperti akar, batang, daun yang gugur, yang
dikembalikan ke tanah.

Bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan perkembangan
perakaran.

Diantara peranan bahan organik meliputi:

- Menjaga kelembaban bahan organik terutama yang telah menjadi humus dengan rasio C/N 20 dan kadar
C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat bobotnya. Karena kandungan air tersebut maka humus dapat
menjadi penyangga bagi ketersediaan air. Tanah yang mengandung banyak bahan organik dapa menyimpan
lebih banyak air sehingga kelembaban tanah akan terjaga.
- Menstabilkan temperatur bahan organik dapat menyerap panas yang tinggi namun dapat menjadi isolator
panas juga karena mempunyai daya hantar panas yang rendah.
- Memperbaiki struktur tanah sifat humus dari bahan organik adalah gembur. Bobot yang rendah,
kelembaban tanah yang tinggi serta temperatur tanah yang stabil meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah,
sehingga percampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur, remah dan
mudah dioleh. Struktur tanah yang demikian merupakan kondisi fisik tanah yang baik untuk media
pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat fisik yang
lebih baik bila tercampur dengan bahan organik.
- Meningkatkan efisiensi pemupukan pemupukan dengan pupuk organik akan memberikan tambahan
jumlah hara dalam tanah dengan cepat.
- Mengurangi erosi.

Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman

Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang. Bahan
organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang
tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan
organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono, 1983).

Bahan tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses perubahannya dapat terjadi secara alami atau
buatan.
Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia
maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan
merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari
sebagian besar organisme tanah,

Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun yang gugur, yang
dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Fungsi bahan organik
adalah:
- Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
- Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
- Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
- Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah menjadi
tinggi).
- Sumber energi bagi mikroorganisme.

Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman yang efisien,
peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan
pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka memiliki peranan kimia di
dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi aktifitas
organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan
lainnya.

Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman
yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik
mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan.
Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang
diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia ke dua, terdapat suatu
peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara. Hasil tanaman yang lebih besar terutama
dimana hanya biji-bijian saja yang dipanen, sisa – sisa tanamna lebih banyak dikembalikan ke lahan dan
disini lebih banyak penutupan oleh tanaman selama musim pertumbuhan.

Immobilisasi adalah konversi yang sebaliknya. Sebagai contoh adalah pengambilan amonium atau nitrat
oleh tanaman atau mikroorganisme dan ditranformasikan ke dalam protein. Selanjutnya, demikian proses
bolak – balik tersebut berlangsung.

Apabila sisa-sisa tanaman segar ditambahkan ke dalam tanah, nitrogen di dalam tanaman itu dapat
terdekomposisi dan termineralisasi oleh mikroorganisme dan segera tersedia bagi tanaman, atau nitrogen
itu mungkin tidak termineralisasi dan tidak tersedia bagi tanaman. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi.
Seandainya semua faktor yang mempengaruhi dekomposisi optimum (seperti oksigen, suhu dan
kelembaban),faktor pembatas di dalam proses itu tinggal nisbah karbon organik terhadap nitrogen total di
dalam tanaman tersebut.

Pembenaman bahan organik segar dengan nisbah C/N tinggi, seperti batang jagung (40) dan jerami (80),
yang kemudian segera diikuti dengan penanaman memerlukan nitrogen tambahan. Alternatif lain, waktu
tanam ditunda dulu agar dekomposisi berkesempatan berlangsung lebih lanjut dahulu beberapa hari. Bahan
organik segar dengan nisbah C/N kecil, seperti alfalfa dan kotoran manusia, bisa lebih baik dan tanahnya
dapat langsung ditanami.

Nisbah C/N kebanyakan tanah mendekati 10. Nisbah C/N humus sendiri adalah 10.
Tanah – tanah, terutama untuk pembibitan, yang nisbah C/N-nya tinggi selalu
memerlukan pupuk nitrogen yang cepat tersedia agar defisiensi nitrogen tidak terjadi.

SRI : Teknologi Budi Daya Padi Serbahemat
http://belan.blogdetik.com/

26 June 2009 by Kunia

Oleh Kabelan Kunia

Sistem budi daya pertanian di Indonesia dalam kurun waktu yang panjang mengalami penurunan dalam hal
produktivitas, kualitas, dan efisiensi. Penurunan terjadi mulai dari luas lahan garapan yang kian susut akibat
terdesak oleh kegiatan industrialisasi dan perumahan. Produktivitas semakin menukik tajam karena banyak
lahan yangg hilang kesuburannya akibat penggunaan pupuk kimia yang tidak bijaksana.

Pemakaian pestisida dan pupuk kimia yang cenderung berlebihan dan tidak terkontrol pasti mengakibatkan
keseimbangan alam terganggu, musuh alami hama menjadi punah, sehingga hama dan penyakit tanaman
berkembang pesat, dan adanya residu kimia pada hasil panen. Penghematan penggunaan pupuk dan
pestisida kimia mutlak harus dilakukan.

Selain itu, krisis lingkungan karena pencemaran perlu disikapi mengingat dampak negatif yang tidak
sedikit bagi manusia dan lingkungan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah harga pupuk dan
antihama yang mahal, terkadang langka di pasaran serta faktor kolutif lain. Di antaranya mekanisme pasar
yang cenderung memperkaya segelintir orang dan faktor politis yang tidak memihak petani.

Dari aspek pengelolaan air, usaha tani sawah pada umumnya dilakukan dengan penggenangan secara terus-
menerus, di lain pihak kesediaan air semakin terbatas. Untuk itu, diperlukan peningkatan efisiensi
penggunaan air melalui usaha tani hemat air.

SRI sebagai solusi

Teknik budi daya padi SRI (System of Rice Intensification) adalah metode yang sangat tepat untuk
mengatasi tantangan-tantangan tersebut di atas.

Paling tidak ada empat alasan utama perlu dikembangkannya SRI. Pertama, metode SRI terbukti mampu
menghasilkan produktivitas padi yang tinggi di atas rata-rata nasional. Kedua, SRI juga dapat menghemat
penggunaan air sampai 40%. Penggunaan bibit juga dapat dihemat sampai 80%, sehingga dapat
mengurangi biaya usaha tani.

Ketiga, SRI mampu memulihkan kesuburan lahan dan mampu memelihara keberlanjutan produktivitas
lahan. Keempat, metode SRI dikenal ramah lingkungan karena a) memitigasi terjadinya polusi asap akibat
berkurangnya pembakaran jerami sehingga mampu menekan emisi gas CO2, b) memitigasi emisi gas
metan yang dihasilkan oleh proses reduksi (anaerob) akibat penggenangan sawah, c) mitigasi emisi CO2
dan metan (CH4) akan menekan produksi GRK (gas rumah kaca) yang dapat memicu pemanasan global, d)
daur ulang limbah (sampah) menjadi prinsip SRI, sehingga penumpukan sampah dapat dihindari, e)
aplikasi bahan kimia (agrochemical) sangat dibatasi, kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan
akibat kontaminasi dengan bahan dan residu kimia dapat dicegah, dan f) produk beras SRI dapat
digolongkan sehat, karena tidak diproduksi dengan pupuk kimia dan pestisida sintetis.

Mudah dipahami

Berdasarkan pengalaman penulis, metode ini tidak sulit dipahami oleh para petani. Metode ini tidak jauh
berbeda dengan apa yang mereka dapatkan dulu dari para karuhun. Jauh sebelum pupuk dan antihama
kimia masuk ke Indonesia, orang tua mereka telah bertani dengan metode yang mirip dengan metode SRI.
Orang tua mereka dulu bertani dengan hanya menggunakan sumber daya yang ada di sawah, seperti pupuk
dengan menggunakan kotoran hewan, daun, dan sampah. Demikian juga dengan antihama, mereka telah
mengenal tumbuhan antihama yang banyak terdapat di ladang atau di sawah.
Faktor penting dalam penerapan metode SRI di sawah adalah penggunaan pupuk kompos. Setiap hektare
sawah membutuhkan minimal delapan ton kompos. Kompos dibuat oleh petani sendiri dengan
memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar, seperti kotoran hewan (kohe), jerami, dedak padi, rumput,
daun, dan sampah rumah tangga.

Proses pengomposan dilakukan selama musim pemeliharaan tanaman, yaitu 3-4 bulan. Ketika musim
tanam berikutnya, petani telah memiliki persediaan kompos yang cukup untuk ditaburkan di lahan sawah
sebagai pupuk dasar pengganti urea.

Pemberian kompos dimaksudkan untuk membentuk kembali struktur tanah, sehingga bisa berfungsi
sebagai bioreaktor yang akan menggerakkan kembali siklus nutrisi dengan peran utama mikroorganisme
serta biota tanah.

Dalam sistem persawahan biasa, lahan lebih banyak digenangi air, akibatnya pasokan air yang cukup
menjadi penting. Sebaliknya pada sistem SRI, kebutuhan air diperlukan hanya setengah hingga sepertiga
dari cara konvensional. Lahan sawah dikondisikan lembap atau macak-macak tanpa digenangi. Hal ini
menghemat penggunaan air sampai 60%.

Bibit tanaman padi yang digunakan adalah bibit yang berumur muda, yaitu antara 7-10 hari di persemaian.
Kemudian bibit ditanam di lahan sawah dengan jumlah satu bibit untuk satu lubang tanam (dapuran). Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi persaingan atau kompetisi dalam mendapatkan hara makanan. Tanam
bibit tunggal dan jarang dimaksudkan agar pertumbuhan padi menjadi maksimal, anakan yang dihasilkan
menjadi lebih banyak dan sehat. Rata-rata anakan yang dihasilkan lebih dari enam puluh batang.
Pertumbuhan ini didukung dengan penyebaran akar yang luas dan kokoh, sehingga memungkinkan akar
menyerap nutrisi secara efektif. Sistem ini mengakibatkan penggunaan bibit menjadi lebih sedikit. Untuk
satu hektare sawah membutuhkan tidak lebih dari 6 kg bibit.

Penggunaan pupuk kimia tambahan seperti urea, NPK, KCL, dan ZA dalam metode SRI ditiadakan.
Karena kita tahu pupuk kimia inilah yang menyebabkan terjadinya degradasi kesuburan tanah. Sebagai
gantinya, petani diajarkan membuat pupuk yang berbasis mikroba dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada, seperti buah maja, air kelapa, kotoran ternak, bekicot yang dihancurkan, daun-daunan atau sayur-
sayuran. Hasil fermentasi alami dari bahan-bahan ini dapat disemprotkan setiap saat di lahan sawah.

Masalah hama dan penyakit tanaman pada padi dapat dicegah dengan cara pengendalian hama terpadu.
Cara ini lebih kepada upaya mengendalikan berbagai unsur-unsur ekosistem di lahan sawah. Cara tanam
SRI dapat menekan gangguan hama secara sangat berarti tanpa harus menggunakan bahan kimia antihama.

Menurut pakar SRI dari ITB, Dr. Mubiar Purwasasmita, banyak jenis serangga yang hidup bersama dengan
tumbuhnya tanaman padi, namun mereka tidak sempat menjadi hama karena dengan cara saksama kondisi
mikro-klimatnya tidak memberi cukup waktu kepada serangga untuk dapat berkembang biak secara leluasa.
Serangan keong pun dapat ditekan karena tanah tidak direndam. Kegiatan pengendalian hama terpadu
secara mandiri oleh petani memungkinkan terjadinya penghematan dalam penggunaan racun hama kimia.

Proses penyiangan dilakukan lebih dari empat kali. Penyiangan ini dimaksudkan bukan saja untuk
menghilangkan gulma tetapi terutama untuk menjaga pasokan udara ke dalam tanah. Pengurangan satu kali
penyiangan dapat menurunkan produksi padi hingga 1,2-1,5 ton/ha.

Dalam metode SRI bukan saja tingkat produktivitas padi yang tinggi dapat dicapai tetapi juga
meningkatkan struktur dan kondisi lahan sawah serta membaiknya lingkungan hidup biotik di persawahan.

Melalui penerapan metode SRI kita dapat melakukan perubahan untuk peningkatan produksi padi yang
lebih tinggi, lebih baik mutunya, lebih sehat dan berkesinambungan, semoga. ***
Kabelan Kunia, pegiat dan praktisi pertanian padi organik SRI Pusat Penelitian Bioteknologi ITB.

2008
Pupuk Organik Jaga Kesuburan Tanah
http://www.radarlamsel.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=39&artid=3976
Dalam rangka mengurangi pemakaian pupuk kimia jenis Urea dan SP-36, serta menjaga tanah tetap subur,
kelompok tani Sri Maju II, Desa Kuripan Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel)
mengeluarkan terobosan-terobosan terbaru dengan memproduksi pupuk organik bagi pertanian.

Produksi pupuk organik atau kompos yang menggunakan bahan dasar alami seperti kotoran binatang dan
sampah yang banyak mengandung mikro organisme sebagai penyubur tanaman pertanian dan perkebunan.

Ketua Kelompok Tani Sri Maju II, Mulyono ketika ditemui di lokasi pembuatan pupuk organik kemarin,
mengatakan, pembuatan pupuk oraganik dari bahan-bahan alami seperti kotoran binatang dan sampah
sudah dilakukan sejak 2 tahun yang lalu. Tujuan dari pembuatan pupuk organik tersebut adalah untuk
mengurangi pemakaian pupuk kimia, menjaga kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, memperkaya
bahan makanan dalam tanah dan menetralisir kimia atau racun dalam tanah.

Selama ini petani hanya tergantung dengan persediaan pupuk kimia seperti Urea dan SP-36 untuk
pemupukkan tanaman padi dan palawija. Secara tidak sadar, petani telah mematika unsur kandungan
humus atau bahan organik yang terdapat dalam tanah. Inilah yang menyebabkan tanah menjadi berkurang
kesuburannya, kata Mulyono.

Menurut Mulyono, pembuatan pupuk kompos atau organik dari bahan-bahan alami sangat mudah. Selain
itu, bahan-bahan yang akan digunakan sebagai pupuk organik sangat banyak ditemukan di daerah
pedesaan. Pupuk Organik bahan dasarnya seperti kotoran binatang, sampah-sampah yang sudah
membusuk, bahan makanan yang sudah busuk, tahi gergaji dan dedak hasil gilingan padi.

Bahan-bahan untuk pembuatan pupuk kompos sangat banyak ditemukan. Proses pembuatan pupuk organik
ini sangat mudah. Cukup bahan yang sudah disediakan dicampur atau diaduk yang ditambah dengan cairan
untuk mempercepat proses jadi pupuk tersebut. Jenis obat organisme itu adalah Medium Mikroba (MM-17
Cair), tutur Mulyono.

Manfaat lain penggunaan pupuk organik untuk pertanian adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Pengurangan pupuk kimia hingga 50 persen untuk 1 hektar lahan pertanian. Jika sebelumnya lahan 1
hektare menggunakan pupuk kimia hingga 450 kg, dengan menggunakan pupuk organik mampu
mengurangi hingga 50 persen. Selain penggunaan pupuk kimia berkurang, tanah pertanian tetap terjaga
kesuburannya, pungkasnya. (*)

Cara Pengolahan Pupuk Organik

PUPUK kompos atau organik pada saat ini banyak dicari oleh petani sebagai pengganti pupuk kimia yang
sulit dicari dan harga yang sudah tidak terjangkau oleh petani. Pembuatan kompos atau pupuk organik
memerlukan ketekunan dan kesabaran untuk mendapatkan kompos atau organik yang baik dan benar
memerlukan waktu berhari-hari.

Pupuk organik atau kompos merupakan hasil akhir penguraian sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang telah
lapuk dan hancur dengan sendirinya yaitu seperti, daun-daunan, batang, ranting, sisa-sisa makanan dan
kotoran binatang.

Menurut Mulyono, langkah awal pembuatan kompos atau pupuk organik adalah pembiakan mikro
organisme lokal atau yang sebut dengan MOL. MOL tersebut digunakan untuk peragian atau mempercepat
pembusukan. Ada beberapa macam pembuatan mikro organisme lokal (MOL) yaitu:
Pertama, dengan menggunakan air rebusan dari air kacang kedelai. Cara pembuatan mikro organismenya
dengan cara rebus air kedelai, untuk 10 liter air di campur dengan gula merah ¼ kg.

Kedua, dengan menggunakan air kelapa sebagai larutan organisme, untuk 10 liter air kelapa dicampur
dengan gula merak sebanyak ¼ kg ditambah dengan buah-buahan busuk (pisang, pepaya, semangka, dan
lainnya). Buah yang rasanya manis banyak mengandung unsur K (Calori).

Ketiga, jika menggunakan larutan keong mas atau limbah ikan. Dengan cara ini cukup ditambah air kelapa
sebanyak 10 liter dicampur dengan gula merah ¼ kg, kemudian dicampur dengan keong mas sebanyak 2 kg
di tambah dengan limbah ikan secukupnya. Untuk menghilangkan bau yang tidak sedap cukup ditambah
dengan empon-empon kunyit sebanyak ¼ kg dan lengkuas sebanyak ¼ kg.

Keempat, kemudian jika dengan menggunakan batang pisang. Bahan yang perlu dipersiapkan adalah air
sebanyak 10 liter, gula merah ¼ kg, batang pisang (ati/ares) 5 cm. Bahan-bahan ini banyak mengandung
unsur N dan K, kata Mulyono.

Lebih lanjut Mulyono menjelaskan, bahan-bahan yang sudah diramu tersebut disebut dengan Mikro
Organisme Lokal (MOL) sebagai bahan pembuat pupuk organik atau kompos. Letakan ramuan tersebut
dalam wadah kemudian tutup dengan rapat dan diaduk 2-3 kali dalam sehari. Sekitar waktu 7-15 hari
kemudian, cairan atau ramuan yang sudah dibuat itu siap digunakan untuk pembuatan kompos/pupuk
organik, jelasnya.

Sementara bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik atau kompos adalah kotoran binatang
(pupuk kandang) serbuk gergaji, abu bekas pembakaran dan mikro organisme lokal yang telah diramu
sebelumnya.

Jika kita ingin membuat pupuk organik sebanyak 1 ton, maka yang diperlukan adalah 500 kg pupuk
kandang (kotoran binatang), serbuk gergaji sebanyak 400 kg, abu bakar sebanyak 100 kg dan 5 liter MOL,
ujar Mulyono.

Lebih lanjut Ketua Kelompok Tani Sri Maju II menerangkan cara pembuatan pupuk organik ini sangat
mudah, yaitu siapkan terpal sebagai alas dasar dengan ukuran secukupnya sesuai dengan kebutuhan,
kemudian taburkan pupuk kandang dengan ketinggian 15-20 cm, taburkan abu bakar diatasnya kemudian
diaduk hingga merata. Setelah kedua bahan itu diaduk dengan rata kemudian taburkan serbuk gergaji
diatasnya kemudian diaduk kembali hingga rata.

Setelah bahan-bahan itu diaduk dengan merata langkah terkahir adalah memberikan larutan MOL yang di
ramu sebelumnya. Untuk pembuatan 1 ton pupuk organik gunakan larutan MOL sebanyak 2,5 liter
kemudian larutkan ke dalam air sebanyak 50-75 liter air biasa. Setelah itu, air yang sudah dicampur dengan
ramuan MOL disiramkan pada bahan pupuk yang sudah dicampurkan sebelumnya dan aduk hingga merata,
tuturnya.

Bahan-bahan pupuk yang sudah diaduk hingga merata, langkah selanjutnya adalah adukan tersebut
dikumpulkan atau digundukkan hingga ketinggian 50-75 cm, lalu ditutup dengan terpal atau plastik dengan
terbungkus rapi dan rapat.

Sekitar 3-5 hari adukan yang di kumpulkan itu di bongkar kembali dan diaduk ulang untuk mendapatkan
hasil pupuk organik yang baik. Setelah berusia hingga 7-10 hari pupuk organik tersebut sudah siap untuk
digunakan, imbuhnya. (*)

Pupuk Organik Baik Untuk Segala Jenis Tanaman
UNTUK mendapatkan hasil tanaman yang baik dan membuahkan hasil panen yang melimpah dengan
menggunakan pupuk organik ini sangat mudah. Sebagai pupuk organik yang terbuat dari bahan-bahan
alami yang ada di sekitar masyarakat, penggunaan pupuk organik atau kompos ini sangat efektif untuk
mengembalikan kesuburan tanah dan struktur tanah.

Menurut Mulyono yang didampingi KIPP Kecamatan Penengahan, Iskandar, S.P., mengatakan, pupuk
organik bisa dijadikan pupuk dasar dengan dosis 500 kg/hektare. Pupuk organik itu diberikan bersamaan
dengan pengolahan tanah terkahir pada saat perataan tanah lahan pertanian. Pupuk itu disebar dilahan yang
akan ditanami. Tentu saja dilakukan sebelum dilakukan sebelum dilakukan penanaman, ujar Mulyono.

Selain diberikan pada saat pengolahan tanah sebelum penanaman, pupuk organik itu juga dapat diberikan
pada tanaman berusia hingga 5-7 hari setelah tanam. Pupuk organik atau kompos ini berguna pada jenis
tanaman apa pun. Seperti tanaman padi, jagung, holtikultura, bunga, perkebunan. Pupuk ini juga bisa
diberikan pada tanaman umurnya tahunan. Pupuk organik diberikan pada bagian bawah tanaman secara
melingkar dan takarannya sekitar 20 kg/pohon kemudian ditutup kembali. Pupuk diberikan saat dilakukan
penanaman pohon, ungkapnya.

KIPP Kecamatan Penengahan Iskandar menambahkan, pupuk organik atau kompos ini sangat berguna
untuk menyuburkan tanaman petanian dan perkebunan. Selain itu, pupuk organik tersebut bisa
memperkaya bahan makanan dalam tanah, memperbaiki sifat fisik tanah, memperbaiki struktur tanah,
memperbaiki daya ikat tanah terhadap pasir, memperbaiki struktur tanah lempung, kemampuan
menampung air lebih tinggi dan meningkatkan pengaruh pemupukan organik.

Jika petani memperbanyak pemakaian pupuk organik untuk segala jenis tanaman, maka unsur tanah yang
sebelumnya mati akibat pengaruh pupuk kimia dengan pemakaian pupuk organik ini mampu
mengembalikan unsur tanah dan mejaga tanah tetap subur. Dan yang terpenting petani tidak terikat dengan
pemakaian pupuk kimia yang sudah mulai langka dan mahal, pungkas Iskandar. (*)

Dipasarkan dengan Harga Terjangkau

PEMAKAIAN pupuk organik, hasil panen yang dihasilkan tetap berlimpah. Keunggulan menggunakan
pupuk organik sangat banyak. Selain mampu menjaga kesuburan tanah dan mengembalikan struktur tanah,
petani juga mampu mengurangi pemakaian pupuk kimia jenis Urea dan SP-36 yang dikeluarkan
pemerintah.

Dengan bahan dasar yang mudah ditemukan disekitar kita, pembuatan pupuk organik tidak menemukan
kesulitan.

Menurut Mulyono yang sudah mengerjakan usaha pembuatan pupuk organik sejak 2 tahun itu, mampu
menghasilkan berton-ton pupuk organik yang disebar di pertanian di Kecamatan Penengahan dan
sekitarnya. Saya untuk sekali pembuatan atau produksi pupuk organik sebanyak 1 ton. Dalam pengerjaanya
dilakukan anggota kelompok tani yang saat ini mencapai sekitar 50 orang. Pupuk hasil produksi itu
kemudian dijual kepada petani lainnya dan anggota Kelompok Tani Sri Maju II, katanya.

Selain digunakan sendiri, Kelompok Tani Sri Maju II menjual hasil produksi dengan skala besar dan kecil.
Saya banyak menerima pesanan dengan skala besar. Biasanya petani datang sendiri ke tempat pembuatan
dan memesan dengan jumlah besar. Penjualan masih sekitar Kecamatan Penengahan, ungkap Mulyono.

Menurut Mulyono, pupuk organik dijual dengan harga Rp600/kg. Harga tersebut masih relatif murah bila
dibandingkan dengan harga pupuk kimia yang dijual di pasaran. Sementara manfaat yang diberikan pupuk
organik cukup banyak.
Harga pupuk organik sangat murah dan terjangkau oleh kaum petani kecil. Yaitu dengan harga Rp600/kg.
Dengan harga itu, petani sudah mendapatkan keuntungan yang belipat dengan menggunakan pupuk
organik, ujarnya.

Yang menjadi kendala, menurut Mulyono, petani saat ini masih enggan menggunakan pupuk organik atau
kompos. Para petani masih cenderung menggunakan pupuk kimia yang dijual dipasaran. Banyak petani
yang belum mengenal pupuk organik atau kompos. Mereka khawatir bila menggunakan pupuk kompos
hasil panen pertanian mereka menurun. Jadi mereka masih memilih untuk menggunakan pupuk kimia.
Padahal pupuk kimia saat ini sangat mahal harganya dan sulit ditemukan, terangnya. (nyoman subagio)
Budi Daya Tanaman Sawi
Budi Daya Tanaman Sawi
Budi Daya Tanaman Sawi
Budi Daya Tanaman Sawi
Budi Daya Tanaman Sawi

More Related Content

What's hot

Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanamNiko Utomo
 
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12Ziemen G. Sasmita
 
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!![PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!pingg0501
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikulturaAndrew Hutabarat
 
Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Puan Habibah
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Nestri Yuniardi
 
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxBudidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxferdhiyadi1
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiNurulia Dimitha
 

What's hot (20)

biosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptxbiosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptx
 
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam
 
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
 
Presentasi budidaya jagung manis
Presentasi   budidaya jagung manisPresentasi   budidaya jagung manis
Presentasi budidaya jagung manis
 
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!![PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
 
Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
 
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagungPengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
 
Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
Budidaya Buah Alpukat
Budidaya Buah AlpukatBudidaya Buah Alpukat
Budidaya Buah Alpukat
 
Pola tanam
Pola tanamPola tanam
Pola tanam
 
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxBudidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 
Tabulampot
TabulampotTabulampot
Tabulampot
 

Viewers also liked

Presentasi hasil wirausaha budidaya sawi
Presentasi hasil wirausaha budidaya sawi Presentasi hasil wirausaha budidaya sawi
Presentasi hasil wirausaha budidaya sawi Fauzy Rachman
 
Makalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciMakalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciBBPP_Batu
 
Budidaya sayuran di puspa lebo
Budidaya sayuran di puspa leboBudidaya sayuran di puspa lebo
Budidaya sayuran di puspa leboNeysaLiem
 
Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Keylala Hawkins
 
Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaTeknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaZiemen G. Sasmita
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairElsa S Pujiantari Husin
 
Presentasi praktikum biologi (kacang hijau)
Presentasi praktikum biologi (kacang hijau)Presentasi praktikum biologi (kacang hijau)
Presentasi praktikum biologi (kacang hijau)Ika Yuanita
 
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014Aryono Adhi
 

Viewers also liked (11)

Presentasi hasil wirausaha budidaya sawi
Presentasi hasil wirausaha budidaya sawi Presentasi hasil wirausaha budidaya sawi
Presentasi hasil wirausaha budidaya sawi
 
Makalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciMakalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinci
 
Budidaya sayuran di puspa lebo
Budidaya sayuran di puspa leboBudidaya sayuran di puspa lebo
Budidaya sayuran di puspa lebo
 
Praktikum Vertikultur Tanaman
Praktikum Vertikultur TanamanPraktikum Vertikultur Tanaman
Praktikum Vertikultur Tanaman
 
Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49
 
Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaTeknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
 
Presentasi praktikum biologi (kacang hijau)
Presentasi praktikum biologi (kacang hijau)Presentasi praktikum biologi (kacang hijau)
Presentasi praktikum biologi (kacang hijau)
 
Penjas "Budaya Hidup Sehat"
Penjas "Budaya Hidup Sehat"Penjas "Budaya Hidup Sehat"
Penjas "Budaya Hidup Sehat"
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
 

Similar to Budi Daya Tanaman Sawi

Similar to Budi Daya Tanaman Sawi (20)

Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
Prospek serai wangi
Prospek serai wangiProspek serai wangi
Prospek serai wangi
 
Budidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jaheBudidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jahe
 
Budidaya bawang daun
Budidaya bawang daunBudidaya bawang daun
Budidaya bawang daun
 
Budidaya cabai
Budidaya cabaiBudidaya cabai
Budidaya cabai
 
Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
 
Aloe Vera
Aloe VeraAloe Vera
Aloe Vera
 
Zaras
ZarasZaras
Zaras
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Leaflet jambu merah
Leaflet jambu merahLeaflet jambu merah
Leaflet jambu merah
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
Perawatan rosella
Perawatan rosellaPerawatan rosella
Perawatan rosella
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 

Budi Daya Tanaman Sawi

  • 1. Budi Daya Sawi http://www.bisnisbali.com/2007/07/24/news/agrohobi/ayam.html SEBELUM melakukan budi daya, kita sebaiknya mengenal jenis-jenis tanaman sawi. Ada tiga varietas tanaman yang lazim dibudidayakan kalangan petani di Indonesia. Ketiga varietas tersebut adalah sawi putih, sawi hijau, dan sawi huma. Sawi Putih Sawi putih disebut juga sawi jabung (Brassica juncea L., var. rugosa Roxb. & Prain). Sawi banyak digemari orang karena rasanya enak. Daunnya agak halus dan tidak berbulu. Tulang daunnya lebar, berwarna hijau keputih-putihan, bertangkai pendek, dan bersayap. Sayap tersebut melengkung ke bawah. Sawi Hijau Sawi hijau kurang disukai karena rasanya agak pahit. Sawi jenis ini memiliki batang pendek dan tegak. Daunnya lebar berwarna hijau tua, bertangkai pipih, kecil dan berbulu halus. Sawi Huma Sawi huma ini pun enak rasanya, tetap masih kurang enak dibandingkan sawi putih. Batang sawi ini panjang, kecil, dan langsing. Daunnya panjang sempit, berwarna hijau keputih-putihan, bertangkai panjang, bersayap, dan berbulu halus. Bertanam Sawi Sawi mudah ditanam di dataran rendah maupun tinggi. Namun, sawi lebih banyak ditanam di dataran rendah terutama di pekarangan karena perawatannya lebih mudah. Jenis sawi huma baik sekali jika ditanam di tempat yang agak kering (tegalan). Adapun syarat-syarat penting bertanam sawi adalah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), drainasenya baik, dan pH tanahnya 6-7. Waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). ' Walaupun demikian, tanaman dapat pula ditanam pada musim kemarau asalkan tersedia cukup air. Cara Tanam Seperti halnya tanam petsai, sawi dikembangbiakkan dengan bijinya. Penyediaan biji tidak tergantung pada impor, petani pun dapat menghasilkan sendiri karena tanaman ini sangat mudah berbunga dan berbiji di Indonesia. Biji-biji sawi perlu disemaikan terlebih dahulu. Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan 700 biji sawi. Menurut teori, 1 ha lahan hanya diperlukan 350 g dengan daya kecambah 75%. Sebelum biji disemai, lahan diolah terlebih dahulu dengan dicangkul sedalam 30 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha. Setelah itu, lahan dibuat 3 baris tanaman dengan jarak tanam 30 cm dan jarak antarbaris 40 cm. Setelah berumur 3-4 minggu dari waktu sebar (kira-kira berdaun 4 helai) bibit dapat dipindahkan ke bedengan. Selanjutnya tanaman diberikan pupuk urea saat umur 10 hari di bedengan. Pupuk diberikan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari batangnya sebanyak 3 g tiap tanaman. Dengan demikian, untuk lahan 1ha diperlukan 250 kg urea. Pupuk ini sebaiknya diberikan bersamaan waktu tanah didangir. Pemeliharaan Tanaman Memelihara tanaman sawi yang penting adalah mengendalikan serangan ulat daun. Ulat-ulat daun ini dapat diberantas dengan cara disemprotkan insektisida, seperti Ambush 2 EC, Decis 2,5 EC. Pemanenan Tanaman sawi dapat dipungut hasilnya setelah berumur 2 bulan. Sawi dipungut dengan cara tanaman
  • 2. dicabut atau dipotong bagian batang di atas tanah. Namun, ada pula yang memungut hasilnya dengan cara memetik daunnya satu per satu. Cara pungutan yang terakhir ini bertujuan agar tanaman tahan lama. Tanaman sawi yang terawat dengan baik dan sehat dapat menghasilkan 10-15 ton/ha. Hasil produksi sawi saat ini masih untuk pasar lokal. *cip/ berbagai sumber Budidaya Tanaman Sawi 2009 http://banyuagung.wordpress.com/contact-us/bertani-yuk/ A. KLASIFIKASI BOTANI. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae. Kelas : Dicotyledonae. Ordo : Rhoeadales (Brassicales). Famili : Cruciferae (Brassicaceae). Genus : Brassica. Spesies : Brassica Juncea. B. JENIS-JENIS SAWI. Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen. Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina. SYARAT TUMBUH Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
  • 3. BUDIDAYA TANAMAN SAWI Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan. A. BENIH. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun. B. PENGOLAHAN TANAH. Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2). C. PEMBIBITAN. Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm. Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu
  • 4. disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan. D. PENANAMAN. Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm. E. PEMELIHARAAN. Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. PENANAMAN VERTIKULTUR Langkah – angkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut : 1. Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan. 2. Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata. 3. Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm. 4. Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai. 5. Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House. PENANAMAN HIDROPONIK. Langkah-langkah penanaman secara hidroponik adalah sebagai berikut : 1. Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm. 2. Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang dapat digunting. 3. Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm, selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril setebal 20 cm.
  • 5. 4. Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus dengan media. 5. Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar. HAMA DAN PENYAKIT A. HAMA. 1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.). 2. Ulat tritip (Plutella maculipennis). 3. Siput (Agriolimas sp.). 4. Ulat Thepa javanica. 5. Cacing bulu (cut worm). B. PENYAKIT. 1. Penyakit akar pekuk. 2. Bercak daun alternaria. 3. Busuk basah (soft root). 4. Penyakit embun tepung (downy mildew). 5. Penyakit rebah semai (dumping off). 6. Busuk daun. 7. busuk Rhizoctonia (bottom root). 8. Bercak daun. 9. Virus mosaik. PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN. Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah : 1. Pencucian dan pembuangan kotoran. 2. Sortasi. 3. Pengemasan. 4. Penympanan. 5. Pengolahan. TIPS CARA MENANAM SAWI http://ksupointer.com/2009/tips-cara-menanam-sawi. Oleh Riyanto (22 Juni 2009) Sawi (Brassica juncea) merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak berbulu Syarat Tumbuh
  • 6. Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan tetapi, umumnya sawi diusahakan di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang, di polibek atau di sawah, jarang diusahakan di daerah pegunungan. Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus. PEDOMAN BUDIDAYA Penyemaian Sawi diperbanyak dengan biji. Biji yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Biji sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapangan, sawi terlebih dahulu harus disemaikan. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak penyemaian. Pengelolahan Tanah Sambil menunggu bibit cukup umur untuk ditanam, tanah yang akan ditanami diolah dengan bajak atau cangkul, selanjutnya tanah itu diberi pupuk kandang dihaluskan, dan dibuat bedengan-bedengan dan panjang sesuai dengan keadaan lahan. Tinggi bedengan 10-20 cm dan jarak antara bedengan 35 cm. Penanaman Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu sejak biji disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 30 x 40 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab PEMELIHARAAN Pemeliharaan Pengairan Setelah tanaman dipindahkan ke lapangan, penyiraman perlu dilakukan. Sebaiknya penyiraman dilakukan dengan gembor yang halus lubangnya agar tanaman yang baru ditanam tidak rusak. Penyiraman ini dilakukan secara intensif pada pagi dan sore hari. Penyulaman Penyulaman perlu dilakukan apabila di lapangan tampak ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang sempurna. Hal ini dilakukan segera minimal seminggu setelah penyulaman. Pendangiran dan Pengairan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Menggemburkan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali. Panen dan Pascapanen Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama.
  • 7. Sawi hijau http://id.wikipedia.org/wiki/Sawi_hijau. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Sawi hijau (Brassica rapa convar. parachinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin, atau sawi bakso, sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan (kurang umum). Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), sifat ini kurang disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi kepekaan akan suhu ini. Deskripsi Herba semusim yang mudah tumbuh. Perkecambahannya epigeal. Sewaktu muda tumbuh lemah, tetapi setelah daun ketiga dan seterusnya akan membentuk setengah roset dengan batang yang cukup tebal, namun tidak berkayu. Daun elips, dengan bagian ujung biasanya tumpul. Warnanya hijau segar, biasanya tidak berbulu. Menjelang berbunga sifat rosetnya agak menghilang, menampakkan batangnya. Bunganya kecil, tersusun majemuk berkarang. Mahkota bunganya berwarna kuning, berjumlah 4 (khas Brassicaceae). Benang sarinya 6, mengelilingi satu putik. Buahnya menyerupai polong tetapi memiliki dua daun buah dan disebut siliqua. Kegunaan lain Karena mudah tumbuh dan responsif terhadap perubahan lingkungan, sawi hijau sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan percobaan untuk pemupukan, kesuburan tanaman, gangguan karena kurangan hara, serta bioremediasi. Teknik Budidaya Sawi Putih Posted July 21st, 2008 by insantyo http://one.indoskripsi.com/click/4119/0. A. Penentuan Saat Tanam Di Indonesia terdapat dua musim dalam satu tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keadaan iklim pada musim kemarau dan musim penghujan tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan kehidupan biotis ( hama dan pathogen ). Pada musim kemarau pertumbuhan tanaman baik, karena cahaya matahari mencukupi kebutuhan tanaman untuk fotosintesis. Disamping itu pertumbuhan hama dan patogen rendah, sehingga intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman juga rendah. Dengan demikian pertumbuhan tanaman tidak banyak terganggu oleh hama dan penyakit. Sedangkan pada musim penghujan pertumbuhan tanaman mumnya kurang baik, disamping karena keadaan cuaca yang tidak sesuai dengan syarat tumbuhnya tanaman, juga karena banyaknya gangguan hama dan penyakit. Sebab, pada musim penghujan keadaan iklimnya Sangatmendukung pertumbuhan dan perkembangan patogen, terutama dari golongan cendawan ( Jamur ). Dengan demikian pada saat musim hujan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman lebih tinggi. Dengan memperhatikan keadaan iklim pada kedua musim tersebut da sifat botanis tanaman Sawi Putih maka saat penanaman yang baik hádala pada saat akhir musim hujan, tepatnya pada bulan Maret – April. Penanaman dapat pula dilakukan pada musim penghujan, Namun pemeliharaannya harus lebih intensif, yakni pengendalian hama penyakit harus lebih sering, pembuatan selokan yang lebih lebar dan
  • 8. dalam, pendangiran dan penyiangan lebih sering dilakukan. Dari segi teknis, penanaman pada musim penghujan kurang menguntungkan karena produksinya akan lebih rendah. Namur, dari segi ekonominya sdapat lebih menguntungkan karena petani tidak banyak yang menanam, menyebabkan jumlah barang di pasaran sedikit, sehingga harga comoditas ini dapat lebih tinggi (mahal ). Budidaya Sawi Semi Organik http://jambi.litbang.deptan.go.id/ind/index.php? option=com_content&view=article&id=75:budidaya-sawi-semi-o Oleh Syafri Edi & A. Yusri Selasa, 19 Januari 2010 10:57 Sawi atau Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk famili Brassicaceae, daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran tinggi, tapi lebih baik di dataran tinggi. Biasanya dibudidayakan di daerah ketinggian 100 - 500 m dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan drainase baik. Tanaman sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi putih dan sawi hijau. Teknologi Budidaya 1. Benih. Kebutuhan benih 650 gr/ha. Jika benih diperoleh dari tanaman sendiri maka tanaman harus berumur di atas 70 hari dan penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun. 2. Persemaian/Pembibitan. Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan Previcur N dengan konsentrasi 0,1 % selama + 2 jam. Selanjutnya benih disebar merata pada bedengan persemaian, dengan media semai setebal + 7 cm dan disiram. Media semai dibuat dari pupuk kandang dan tapnah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1 : 1. Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, selanjutnya ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2 - 3 hari. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi naungan. 3. Persiapan Lahan. Lahan terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20 - 30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit. 4. Pemupukan. Pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam, berupa pupuk kotoran ayam dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Pada umur 2 minggu setelah tanam lakukan pemupukan susulan Urea 150 kg/ha (15 gr/m2). Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan
  • 9. secara larikan di samping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/ 2 m ) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam. 5. Penanaman. Bibit umur 2 - 3 minggu setelah semai, ditanam dalam lubang yang telah disediakan dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Jika ada yang tidak tumbuh atau mati perlu penyulaman, yaitu penggantian tanaman dengan tanaman baru. 6. Pemeliharaan. Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman tanaman. Penyiraman ini dilakukan dari awal sampai panen. Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma. Bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. 7. Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) Untuk mencegah hama dan penyakit yang perlu diperhatikan adalah sanitasi dan drainase lahan. OPT utama adalah ulat daun kubis (Plutella xylostella). Pengendalian dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan Diadegma semiclausuma sebagai parasitoid hama Plutella xylostella. Jika menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang aman dan mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. 8. Panen Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah. Umur panen sawi + 40 hari setelah tanam, sebaiknya terlebih dahulu dilihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. 9. Pasca Panen Tanaman yang baru dipanen, ditempatkan di tempat yang teduh agar tidak cepat layu dengan cara diperciki air. Selanjutnya lakukan sortasi untuk memisahkan bagian tanaman yang tua, busuk atau sakit. Penyimpanan bisa menggunakan wadah berupa keranjang bambu, wadah plastik atau karton yang berlubang-lubang untuk menjaga sirkulasi udara.
  • 10. MACAM-MACAM BAHAN ORGANIK http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2009/12/macam-macam-bahan-organik.html. Posted by crew_cerianet Macam-macam bahan organik Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan alami yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, diombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air. Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunannya lebih mudah, tidak mengandung kotoran, dan sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos, maupun pupuk kandang. Kesemuanya akan berpengaruh positif terhadap tanah jika pemberiannya ke tanah setelah pupuk. PUPUK PADAT/KERING Pupuk Hijau Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain 1. mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air 2. mencegah adanya erosi 3. dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero 4. sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu : * tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air * pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit * dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari. Pupuk Seresah Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya : * dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan * mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air * menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan * menghambat pertumbuhan gulma * menjaga tekstur tanah tetap remah * menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan * memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus
  • 11. Pupuk Kompos Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang- alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan. Pupuk Kandang. Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian organik.Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.p1, li.p1, div.p1 {mso-style-name:p1; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso- pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font- family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu : * Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar. * Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain * Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain. PUPUK CAIR Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair antara lain : * pengerjaan pemupukan akan lebih cepat * penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah * aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas penggangu tanaman. Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogun MULSA (PENUTUP TANAH)
  • 12. Mulsa atau penutup tanah sangat penting dan berpengaruh positif terhadap tanah maupun tanaman. Dalam peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah, mulsa yang paling baik adalah mulsa yang berasal dari limbah pertanian seperti jerami padi, seresah dan ilalang, tidak dari plastik. Selain fungsinya untuk menjaga kelembaban tanah, setelah mulsa membusuk akan berguna sebagai pupuk organik yang memperbaiki struktur dan tekstur tanah. Tanah yang tidak menggunakan mulsa akan mudah terkena erosi bila erkena air hujan maupun pecah-pecah apabila terlalu banyak penguapan. Seperti diketahui bahwa erosi akan memperburuk kesuburan tanah dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta tanaman menjadi mudah roboh. Sedangkan kondisi tanah yang pecah-pecah akan berpengaruh buruk pada perakaran tanaman berupa putusnya akar. Dengan adanya mulsa, air hujan yang jatuh akan meresap ke bawah sehingga tidak terjadi aliran permukaan. Selanjutnya dengan penguapan yang sedikit, air tanah tetap tersedia bagi tanaman. Karena mulsa berguna untuk mengurangi penguapan, mencegah erosi, menjaga kelembaban tanah, dan sebagai sumber penambah hara setelah menjadi pupuk hijau, lahan pertanaman yang menggunakan mulsa akan menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Beberapa jenis pupuk yang termasuk kedalam pupuk organik adalah : Pupuk kandang Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan sisa-sisa makanan ataupun alas kandang. Pupuk kandang berfungsi menambah unsur unsur hara baik makro maupun mikro kedalam tanah. selain itu pupuk kandang dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah dan mendorong kehidupan jasad renik tanah. Pupuk kandang terdiri dari dua komponen asli, yaitu padat dan cair dengan perbandingan rata-rata 3 : 1. Tabel. Persentase Kadar Hara dalam Bagian Padat dan Cair dari Pupuk Kadang Bagian pupuk N total (%) P total (%) K total (%) Kotoran padat 55 100 65 Kotoran cair 45 sedikit 35 Total 100 100 100 Walaupun demikian kadar rata-rata unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang sangatlah bervariasi. Variasi ini disebabkan oleh macam atau jenis hewan, umur dan keadaan individu hewan, jenis makanan, bahan amparan dan cara pengelolaan dan penyimpanan pupuk kandang sebelum dipakai. Pupuk hijau Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan kedalam tanah dengan tujuan untuk menambah bahan organik dan unsur hara terutama nitrogen kedalam tanah. Dari segi biokimia keuntungan dari pemakaian pupuk hijau dapat dikatakan bahwa dengan pemakaian pupuk hijau berarti menambah persediaan bahan organik tanah. Disamping itu, tanaman calon pupuk hijau yang tumbuh mempunyai pengaruh terhadap pengawetan hara tanah karena mengabsorpsi hara, selain itu tanaman pupuk hijau berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) contohnya Centrosema sp dan Peuraria javanica. Sifat biologi tanah Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae) yang berfungsi untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan ditambahkannya kompos didalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi mikroorganisme yang ada didalam tanah juga terpacu untuk berkembang biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme didalam
  • 13. tanah juga menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas. Pupuk guano Guano merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran burung laut dan kelelawar yang telah mengalami pengaruh alam dalam waktu relatif lama dan telah mengalami perubahan-perubahan. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P dan ada juga guano yang mengandung unsur kalium (K). Asam humus (Humic Acid) Asam humus merupakan senyawa kompleks bersifat koloid yang berasal dari bahan-bahan organik yang tahan terhadap dekomposisi dan sel-sel mikroorganisme yang sudah terurai, terbentuk pada akhir dekomposisi lanjut, berwarna coklat atau coklat kelam. Asam humus mempunyai kemampuan mengabsorpsi air mencapai 80-90%, sedangkan lempung silikat hanya 15-20%, selain itu dapat juga meningkatkan granulasi tanah dengan baik dan didalamnya terdapat unsur hara baik makro maupun mikro serta trace mineral lainnya yang dibutuhkan untuk perkembangan tumbuhan. Selain itu asam humus juga mempunyai kemampuan untuk mengikat vitamin dan zat-zat pengatur tumbuh yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah sehingga sangat bermanfaat untuk tumbuhan tingkat tinggi, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), perbaikan struktur tanah, memacu perkembangan berbagai kelompok mikroba yang menguntungkan dan lain-lain. Bila reaksi dari penambahan bahan organik berjalan sempurna, akan didapatkan senyawa-senyawa sederhana seperti air, udara, dan sebagainya. Bila bahan organik segar dimasukkan ke dalam tanah, senyawa- senyawa yang terkandung dalam bahan organik tersebut dilapuk secara simultan namun dengan laju yang berrbeda-beda. Tiga reaksi umum yang terjadi bila jaringan organik dimasukan ke dalam tanah : • Limbah organik mengalami oksidasi enzimatik dengan CO2, air dan panas sebagai hasil utama • Unsur-unsur fungsional, Nitrogen, Fosfor, dan belerang dibebaaskan dan atau digunakan oleh serangkaian reaksi spesifik yang khas bagi tiap unsure • Senyawa yang tahan terhadap serangan jasad mikro akan dibentuk baik dari senyawa yang berasal dari bahan organik semula atau hasil bentukan jasad mikro. Peningkatan porositas tanah ditentukan oleh ukuran dan padatan tanah yang dapat meningkatkan aerasi, kandungan air, dan menentukan perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Pori-pori akan membentuk jaringan dalam tanah dalam bentuk tiga dimensi. Udara dalam ruang pori tanah umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2. Hal ini penting bagi pernafasan mikroorganisme tanah dan akar tanaman, dan mempengaruhi jumlah mikroba aerobik dan anaerobik tanah. Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman seperti akar, batang, daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. Bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan perkembangan perakaran. Diantara peranan bahan organik meliputi: • Menjaga kelembaban bahan organik terutama yang telah menjadi humus dengan rasio C/N 20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat bobotnya. Karena kandungan air tersebut maka humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air. Tanah yang mengandung banyak bahan organik dapa menyimpan lebih banyak air sehingga kelembaban tanah akan terjaga • Menstabilkan temperatur bahan organik dapat menyerap panas yang tinggi namun dapat menjadi isolator panas juga karena mempunyai daya hantar panas yang rendah. • Memperbaiki struktur tanah sifat humus dari bahan organik adalah gembur. Bobot yang rendah, kelembaban tanah yang tinggi serta temperatur tanah yang stabil meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah, sehingga percampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur, remah dan mudah dioleh. Struktur tanah yang demikian merupakan kondisi fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat fisik yang lebih baik bila tercampur dengan bahan organic . Meningkatkan efisiensi pemupukan pemupukan dengan pupuk organik akan memberikan tambahan jumlah hara dalam tanah dengan cepat. • Mengurangi erosi.
  • 14. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono, 1983). Bahan tersebut dapat berupa pupuk organic, yang proses perubahannya dapat terjadi secara alami atau buatan. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah, Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Fungsi bahan organik adalah: • Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. • Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain. • Menambah kemampuan tanah untuk menahan air. • Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi) • Sumber energi bagi mikroorganisme. Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman yang efisien, peranannya tidak bole ditawar lagi. Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya. Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia ke dua, terdapat suatu peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara. Hasil tanaman yang lebih besar terutama dimana hanya biji-bijian saja yang dipanen, sisa - sisa tanamna lebih banyak dikembalikan ke lahan dan disini lebih banyak penutupan oleh tanaman selama musim pertumbuhan. Immobilisasi adalah konversi yang sebaliknya. Sebagai contoh adalah pengambilan amonium atau nitrat oleh tanaman atau mikroorganisme dan ditranformasikan ke dalam protein. Selanjutnya, demikian proses bolak - balik tersebut berlangsung. Apabila sisa-sisa tanaman segar ditambahkan ke dalam tanah, nitrogen di dalam tanaman itu dapat terdekomposisi dan termineralisasi oleh mikrrorganisme dan segera tersedia bagi tanaman, atau nitrogen itu mungkin tidak termineralisasi dan tidak tersedia bagi tanaman. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Seandainya semua faktor yang memepengaruhi dekomposisi optimum (seperti oksien, suhu dan kelembapan),faktor pembatas di dalam proses itu tinggal nisbah karbon organik terhadap nitrogen total di dalam tanaman tersebut. Pembenaman bahan organik segar dengan nisbah C/N tinggi, seperti batang jagung (40) dan jerami (80), yang kemudian segera diikuti dengan penanaman memerlukan nitrogen tambahan. Alternatif lain, waktu tanam ditunda dulu agar dekomposisi berkesempatan berlangsung lebih lanjut dahulu beberapa hari. Bahan organik segar dengan nisbah C/N kecil, seperti alfalfa dan kotoran manusia, bisa lebih baik dan tanahnya dapat langsung ditanami.
  • 15. Nisbah C/N kebanyakan tanah mendekati 10. Nisbah C/N humus sendiri adalah 10. Tanah - tanah, terutama untuk pembibitan, yang nisbah C/N-nya tinggi selalu memerlukan pupuk nitrogen yang cepat tersedia agar defisiensi nitrogen tidak terjadi. Bahan Organik http://agrica.wordpress.com/2009/01/09/bahan-organik/ January 9, 2009 J-K Leave a comment Go to comments Pengertian Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri- bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang. Sumber Bahan Organik Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup. Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Bahan organik tanah selain dapat berasal dari jaringan asli juga dapat berasal dari bagian batuan. Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan memberikan perbedaan pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen (40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C, H dan O. Humus Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus. Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas.
  • 16. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman serta binatang yang telah terdekomposisikan. Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif. Tetapi tidak seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak beraturan bentuknya). Humus merupakan senyawa rumit yang agak tahan lapuk (resisten), berwarna coklat, amorf, bersifat koloidal dan berasal dari jaringan tumbuhan atau hewan yang telah diubah atau dibentuk oleh berbagai jasad mikro. Humus tidaklah resisten sama sekali terhadap kerja bakteri. Mereka tidak stabil terutama apabila terjadi perubahan regim suhu, kelembapan dan aerasi.Adanya humus pada tanah sangat membantu mengurangi pengaruh buruk liat terhadap struktur tanah, dalam hal ini humus merangsang granulasi agregat tanah. Kemampuan humus menahan air dan ion hara melebihi kemampuan liat. Tinggi daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari humus, karena humus mempunyai beberapa gugus yang aktif terutama gugus karboksil. Dengan sifat demikian keberadaan humus dalam tanah akan membantu meningkatkan produktivitas tanah. Sifat dan Ciri Humus - Bersifat koloidal seperti liat tetapi amorfous. - Luas permukaan dan daya jerap jauh melebihi liat. - Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya 8-100 me/100 g. - Daya jerap air 80-90% dari bobotnya, liat hanya 15-20%. - Daya kohesi dan plastisitasnya rendah sehingga mengurangi sifat lekat dari liat dan membantu granulasi agregat tanah. - Misel humus tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein liat yang didampingi oleh C, H, O, N, S, P dan unsur lainnya. - Muatan negatif berasal dari gugus -COOH dan -OH yang tersembul di pinggiran dimana ion H dapat digantikan oleh kation lain. - Mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia seperti Ca, Mg, dan K. - Merupakan sumber energi jasad mikro. - Memberikan warna gelap pada tanah. Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik Tanah Diantara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase. Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke bawah kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di lapisan atas. Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin, kadar bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila kelembaban efektif meningkat, kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal itu menunjukkan suatu hambatan kegiatan organisme tanah. Tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar bahan organik dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis.
  • 17. Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik. Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim et al, 1986). Peranan Bahan Organik Bagi Tanah Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat. Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah - Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer. - Warna tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini meningkatkan penyerapan energi radiasi matahari yang kemudian mempengaruhi suhu tanah. - Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya - Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat. Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hai ini berlangsung melalui mekanisme: - Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat. - Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes. Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi dalam tanah. - Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang berbentuk rantai panjang. - Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan ikatan hidrogen. - Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat dan bagian positf dari senyawa organik berbentuk rantai polimer. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah
  • 18. Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara. Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan pupuk komersil dimana biasanya ditambahkan dalam jumlah yang banyak karena sangat larut air sehingga pada periode hujan terjadi kehilangan yang sangat tinggi, nutrien yang tersimpan dalam residu organik tidak larut dalam air sehingga dilepaskan oleh proses mikrobiologis. Kehilangan karena pencucian tidak seserius seperti yang terjadi pada pupuk komersil. Sebagai hasilnya kandungan nitrogen tersedia stabil pada level intermediet dan mengurangi bahaya kekurangan dan kelebihan. Bahan organik berperan sebagai penambah hara N, P, K bagi tanaman dari hasil mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi merupakan lawan kata dari immobilisasi. Mineralisasi merupakan transformasi oleh mikroorganisme dari sebuah unsur pada bahan organik menjadi anorganik, seperti nitrogen pada protein menjadi amonium atau nitrit. Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral. Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan atau malah menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan. Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi karena bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis lagi . Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam kaitannya dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur hara dalam tanah. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh. Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti
  • 19. perombakan yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah. Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah. Pengaruh Langsung Bahan Organik pada Tanaman Melalui penelitian ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap langsung dari bahan organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dulu dianggap orang bahwa hanya asam amino, alanin, dan glisin yang diserap tanaman. Serapan senyawa N tersebut ternyata relatif rendah daripada bentuk N lainnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa bahan organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin serta pada waktu-waktu tertentu dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan jasad mikro. Bahan organik ini merupakan sumber nutrien inorganik bagi tanaman. Jadi tingkat pertumbuhan tanaman untuk periode yang lama sebanding dengan suplai nutrien organik dan inorganik. Hal ini mengindikasikan bahwa peranan langsung utama bahan organik adalah untuk menyuplai nutrien bagi tanaman. Penambahan bahan organik kedalam tanah akan menambahkan unsur hara baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga pemupukan dengan pupuk anorganik yang biasa dilakukan oleh para petani dapat dikurangi kuantitasnya karena tumbuhan sudah mendapatkan unsur-unsur hara dari bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah tersebut. Efisiensi nutrisi tanaman meningkat apabila pememukaan tanah dilindungi dengan bahan organik. Pengaruh Tidak Langsung Bahan Organik pada Tanaman Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Bahan organik tanah mempengaruhi sebagian besar proses fisika, biologi dan kimia dalam tanah. Bahan organik memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut. Besarnya pengaruh ini bervariasi tergantung perubahan pada setiap faktor utama lingkungan. Sehubungan dengan hasil-hasil dekomposisi bahan organik dan sifat-sifat humus maka dapat dikatakan bahwa bahan organik akan sangat mempengaruhi sifat dan ciri tanah. Peranan tidak langsung bahan organik bagi tanaman meliputi : - Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Bahan organik dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air karena bahan organik, terutama yang telah menjadi humus dengan ratio C/N 20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat dari bobotnya. Karena kandungan air tersebut, maka bahan organik terutama yang sudah menjadi humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air. - Membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur-unsur tersebut dari pencucian. Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali. - Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara. - Memperbaiki struktur tanah Tanah yang mengandung bahan organik berstruktur gembur, dan apabila dicampurkan dengan bahan mineral akan memberikan struktur remah dan mudah untuk dilakukan
  • 20. pengolahan. Struktur tanah yang demikian merupakan sifat fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat fisik yang lebih baik bila tercampur dengan bahan organik. - Mengurangi erosi - Memperbaiki agregasi tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat. - Menstabilkan temperatur. Bahan organik dapat menyerap panas tinggi dan dapat juga menjadi isolator panas karena mempunyai daya hantar panas yang rendah, sehingga temperatur optimum yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya dapat terpenuhi dengan baik. - Meningkatkan efisiensi pemupukan Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Demikian pula dengan peranannya dalam menanggulangi erosi dan produktivitas lahan. Penambahan bahan organik akan lebih baik jika diiringi dengan pola penanaman yang sesuai, misalnya dengan pola tanaman sela pada sistem tumpangsari. Pengelolaan tanah atau lahan yang sesuai akan mendukung terciptanya suatu konservasi bagi tanah dan air serta memberikan keuntungan tersendiri bagi manusia. Macam-Macam Bahan Organik Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan baik alami maupun buatan yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, diombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air. Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunannya lebih mudah, tidak mengandung kotoran, dan sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos, maupun pupuk kandang. Kesemuanya akan berpengaruh positif terhadap tanah jika pemberiannya ke tanah setelah pupuk. PUPUK PADAT ATAU KERING Pupuk Hijau Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput- rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain : - mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air - mencegah adanya erosi - dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero - sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik.
  • 21. Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu : - tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit - dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari. Pupuk Seresah Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya : - dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan - mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air - menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan - menghambat pertumbuhan gulma - menjaga tekstur tanah tetap remah - menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan - memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus Pupuk Kompos Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang- alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan. Pupuk Kandang Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian organik. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu : - Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar. - Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. - Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain. PUPUK CAIR
  • 22. Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair antara lain : - pengerjaan pemupukan akan lebih cepat - penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah - aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas penggangu tanaman. - Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung (Harjono, 2000). MULSA (PENUTUP TANAH) Mulsa atau penutup tanah sangat penting dan berpengaruh positif terhadap tanah maupun tanaman. Dalam peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah, mulsa yang paling baik adalah mulsa yang berasal dari limbah pertanian seperti jerami padi, seresah dan ilalang, tidak dari plastik. Selain fungsinya untuk menjaga kelembaban tanah, setelah mulsa membusuk akan berguna sebagai pupuk organik yang memperbaiki struktur dan tekstur tanah. Tanah yang tidak menggunakan mulsa akan mudah terkena erosi bila erkena air hujan maupun pecah-pecah apabila terlalu banyak penguapan. Seperti diketahui bahwa erosi akan memperburuk kesuburan tanah dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta tanaman menjadi mudah roboh. Sedangkan kondisi tanah yang pecah-pecah akan berpengaruh buruk pada perakaran tanaman berupa putusnya akar. Dengan adanya mulsa, air hujan yang jatuh akan meresap ke bawah sehingga tidak terjadi aliran permukaan. Selanjutnya dengan penguapan yang sedikit, air tanah tetap tersedia bagi tanaman. Karena mulsa berguna untuk mengurangi penguapan, mencegah erosi, menjaga kelembaban tanah, dan sebagai sumber penambah hara setelah menjadi pupuk hijau, lahan pertanaman yang menggunakan mulsa akan menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Beberapa jenis pupuk yang termasuk kedalam pupuk organik adalah : 1. Pupuk kandang Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan sisa-sisa makanan ataupun alas kandang. Pupuk kandang berfungsi menambah unsur unsur hara baik makro maupun mikro kedalam tanah. selain itu pupuk kandang dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah dan mendorong kehidupan jasad renik tanah. Pupuk kandang terdiri dari dua komponen asli, yaitu padat dan cair dengan perbandingan rata-rata 3 : 1. Kadar rata-rata unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang sangatlah bervariasi. Variasi ini disebabkan oleh macam atau jenis hewan, umur dan keadaan individu hewan, jenis makanan, bahan amparan dan cara pengelolaan dan penyimpanan pupuk kandang sebelum dipakai. 2. Pupuk hijau Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan kedalam tanah dengan tujuan untuk menambah bahan organik dan unsur hara terutama nitrogen kedalam tanah. Dari segi biokimia keuntungan dari pemakaian pupuk hijau dapat dikatakan bahwa dengan pemakaian pupuk hijau berarti menambah persediaan bahan organik tanah. Disamping itu, tanaman calon pupuk hijau
  • 23. yang tumbuh mempunyai pengaruh terhadap pengawetan hara tanah karena mengabsorpsi hara, selain itu tanaman pupuk hijau berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) contohnya Centrosema sp dan Peuraria javanica. 3. Kompos Kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, disamping itu didalam kompos terkandung hara-hara mineral yang berfungsi untuk penyediaan nutrisi bagi tanaman. Kompos dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. - Sifat fisik tanah Kompos meningkatkan struktur tanah sehingga mempermudah pengolahan tanah, tanah pasiran menjadi lebih kompak dan tanah lempung dapat menjadi gembur. Selain itu kompos juga mengandung humus yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan pengikatan hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. - Sifat kimia tanah Kompos menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan hara makro mineral tanaman, seperti N, P, K, Ca dan Mg didalam kompos berada dalam bentuk tersedia bagi tanaman karena proses dekomposisi. Hara-hara mikro mineral yang juga terkandung dan dibutuhkan oleh tanaman seperti Fe, S, Mn, Cu, Zn, B, Mo, Si dan trace mineral lainnya yang dalam jumlah sedikit tapi dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. - Sifat biologi tanah Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae) yang berfungsi untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan ditambahkannya kompos didalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi mikroorganisme yang ada didalam tanah juga terpacu untuk berkembang biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme didalam tanah juga menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas. 4. Pupuk guano Guano merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran burung laut dan kelelawar yang telah mengalami pengaruh alam dalam waktu relatif lama dan telah mengalami perubahan-perubahan. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P dan ada juga guano yang mengandung unsur kalium (K). 5. Asam humus (Humic Acid) Asam humus merupakan senyawa kompleks bersifat koloid yang berasal dari bahan-bahan organik yang tahan terhadap dekomposisi dan sel-sel mikroorganisme yang sudah terurai, terbentuk pada akhir dekomposisi lanjut, berwarna coklat atau coklat kelam. Asam humus mempunyai kemampuan mengabsorpsi air mencapai 80-90%, sedangkan lempung silikat hanya 15-20%, selain itu dapat juga meningkatkan granulasi tanah dengan baik dan didalamnya terdapat unsur hara baik makro maupun mikro serta trace mineral lainnya yang dibutuhkan untuk perkembangan tumbuhan. Selain itu asam humus juga mempunyai kemampuan untuk mengikat vitamin dan zat-zat pengatur tumbuh yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah sehingga sangat bermanfaat untuk tumbuhan tingkat tinggi, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), perbaikan struktur tanah, memacu perkembangan berbagai kelompok mikroba yang menguntungkan dan lain-lain.
  • 24. Bila reaksi dari penambahan bahan organik berjalan sempurna, akan didapatkan senyawa-senyawa sederhana seperti air, udara, dan sebagainya. Bila bahan organik segar dimasukkan ke dalam tanah, senyawa- senyawa yang terkandung dalam bahan organik tersebut dilapuk secara simultan namun dengan laju yang berrbeda-beda. Tiga reaksi umum yang terjadi bila jaringan organik dimasukan ke dalam tanah : - Limbah organik mengalami oksidasi enzimatik dengan CO2, air dan panas sebagai hasil utama - Unsur-unsur fungsional, Nitrogen, Fosfor, dan belerang dibebaaskan dan atau digunakan oleh serangkaian reaksi spesifik yang khas bagi tiap unsur - Senyawa yang tahan terhadap serangan jasad mikro akan dibentuk baik dari senyawa yang berasal dari bahan organik semula atau hasil bentukan jasad mikro. Peningkatan porositas tanah ditentukan oleh ukuran dan padatan tanah yang dapat meningkatkan aerasi, kandungan air, dan menentukan perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Pori-pori akan membentuk jaringan dalam tanah dalam bentuk tiga dimensi. Udara dalam ruang pori tanah umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2. Hal ini penting bagi pernafasan mikroorganisme tanah dan akar tanaman, dan mempengaruhi jumlah mikroba aerobik dan anaerobik tanah. Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman seperti akar, batang, daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. Bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan perkembangan perakaran. Diantara peranan bahan organik meliputi: - Menjaga kelembaban bahan organik terutama yang telah menjadi humus dengan rasio C/N 20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat bobotnya. Karena kandungan air tersebut maka humus dapat menjadi penyangga bagi ketersediaan air. Tanah yang mengandung banyak bahan organik dapa menyimpan lebih banyak air sehingga kelembaban tanah akan terjaga. - Menstabilkan temperatur bahan organik dapat menyerap panas yang tinggi namun dapat menjadi isolator panas juga karena mempunyai daya hantar panas yang rendah. - Memperbaiki struktur tanah sifat humus dari bahan organik adalah gembur. Bobot yang rendah, kelembaban tanah yang tinggi serta temperatur tanah yang stabil meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah, sehingga percampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur, remah dan mudah dioleh. Struktur tanah yang demikian merupakan kondisi fisik tanah yang baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat fisik yang lebih baik bila tercampur dengan bahan organik. - Meningkatkan efisiensi pemupukan pemupukan dengan pupuk organik akan memberikan tambahan jumlah hara dalam tanah dengan cepat. - Mengurangi erosi. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono, 1983). Bahan tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses perubahannya dapat terjadi secara alami atau buatan.
  • 25. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah, Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Fungsi bahan organik adalah: - Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. - Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain. - Menambah kemampuan tanah untuk menahan air. - Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi). - Sumber energi bagi mikroorganisme. Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman yang efisien, peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya. Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia ke dua, terdapat suatu peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara. Hasil tanaman yang lebih besar terutama dimana hanya biji-bijian saja yang dipanen, sisa – sisa tanamna lebih banyak dikembalikan ke lahan dan disini lebih banyak penutupan oleh tanaman selama musim pertumbuhan. Immobilisasi adalah konversi yang sebaliknya. Sebagai contoh adalah pengambilan amonium atau nitrat oleh tanaman atau mikroorganisme dan ditranformasikan ke dalam protein. Selanjutnya, demikian proses bolak – balik tersebut berlangsung. Apabila sisa-sisa tanaman segar ditambahkan ke dalam tanah, nitrogen di dalam tanaman itu dapat terdekomposisi dan termineralisasi oleh mikroorganisme dan segera tersedia bagi tanaman, atau nitrogen itu mungkin tidak termineralisasi dan tidak tersedia bagi tanaman. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Seandainya semua faktor yang mempengaruhi dekomposisi optimum (seperti oksigen, suhu dan kelembaban),faktor pembatas di dalam proses itu tinggal nisbah karbon organik terhadap nitrogen total di dalam tanaman tersebut. Pembenaman bahan organik segar dengan nisbah C/N tinggi, seperti batang jagung (40) dan jerami (80), yang kemudian segera diikuti dengan penanaman memerlukan nitrogen tambahan. Alternatif lain, waktu tanam ditunda dulu agar dekomposisi berkesempatan berlangsung lebih lanjut dahulu beberapa hari. Bahan organik segar dengan nisbah C/N kecil, seperti alfalfa dan kotoran manusia, bisa lebih baik dan tanahnya dapat langsung ditanami. Nisbah C/N kebanyakan tanah mendekati 10. Nisbah C/N humus sendiri adalah 10. Tanah – tanah, terutama untuk pembibitan, yang nisbah C/N-nya tinggi selalu memerlukan pupuk nitrogen yang cepat tersedia agar defisiensi nitrogen tidak terjadi. SRI : Teknologi Budi Daya Padi Serbahemat
  • 26. http://belan.blogdetik.com/ 26 June 2009 by Kunia Oleh Kabelan Kunia Sistem budi daya pertanian di Indonesia dalam kurun waktu yang panjang mengalami penurunan dalam hal produktivitas, kualitas, dan efisiensi. Penurunan terjadi mulai dari luas lahan garapan yang kian susut akibat terdesak oleh kegiatan industrialisasi dan perumahan. Produktivitas semakin menukik tajam karena banyak lahan yangg hilang kesuburannya akibat penggunaan pupuk kimia yang tidak bijaksana. Pemakaian pestisida dan pupuk kimia yang cenderung berlebihan dan tidak terkontrol pasti mengakibatkan keseimbangan alam terganggu, musuh alami hama menjadi punah, sehingga hama dan penyakit tanaman berkembang pesat, dan adanya residu kimia pada hasil panen. Penghematan penggunaan pupuk dan pestisida kimia mutlak harus dilakukan. Selain itu, krisis lingkungan karena pencemaran perlu disikapi mengingat dampak negatif yang tidak sedikit bagi manusia dan lingkungan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah harga pupuk dan antihama yang mahal, terkadang langka di pasaran serta faktor kolutif lain. Di antaranya mekanisme pasar yang cenderung memperkaya segelintir orang dan faktor politis yang tidak memihak petani. Dari aspek pengelolaan air, usaha tani sawah pada umumnya dilakukan dengan penggenangan secara terus- menerus, di lain pihak kesediaan air semakin terbatas. Untuk itu, diperlukan peningkatan efisiensi penggunaan air melalui usaha tani hemat air. SRI sebagai solusi Teknik budi daya padi SRI (System of Rice Intensification) adalah metode yang sangat tepat untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut di atas. Paling tidak ada empat alasan utama perlu dikembangkannya SRI. Pertama, metode SRI terbukti mampu menghasilkan produktivitas padi yang tinggi di atas rata-rata nasional. Kedua, SRI juga dapat menghemat penggunaan air sampai 40%. Penggunaan bibit juga dapat dihemat sampai 80%, sehingga dapat mengurangi biaya usaha tani. Ketiga, SRI mampu memulihkan kesuburan lahan dan mampu memelihara keberlanjutan produktivitas lahan. Keempat, metode SRI dikenal ramah lingkungan karena a) memitigasi terjadinya polusi asap akibat berkurangnya pembakaran jerami sehingga mampu menekan emisi gas CO2, b) memitigasi emisi gas metan yang dihasilkan oleh proses reduksi (anaerob) akibat penggenangan sawah, c) mitigasi emisi CO2 dan metan (CH4) akan menekan produksi GRK (gas rumah kaca) yang dapat memicu pemanasan global, d) daur ulang limbah (sampah) menjadi prinsip SRI, sehingga penumpukan sampah dapat dihindari, e) aplikasi bahan kimia (agrochemical) sangat dibatasi, kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan akibat kontaminasi dengan bahan dan residu kimia dapat dicegah, dan f) produk beras SRI dapat digolongkan sehat, karena tidak diproduksi dengan pupuk kimia dan pestisida sintetis. Mudah dipahami Berdasarkan pengalaman penulis, metode ini tidak sulit dipahami oleh para petani. Metode ini tidak jauh berbeda dengan apa yang mereka dapatkan dulu dari para karuhun. Jauh sebelum pupuk dan antihama kimia masuk ke Indonesia, orang tua mereka telah bertani dengan metode yang mirip dengan metode SRI. Orang tua mereka dulu bertani dengan hanya menggunakan sumber daya yang ada di sawah, seperti pupuk dengan menggunakan kotoran hewan, daun, dan sampah. Demikian juga dengan antihama, mereka telah mengenal tumbuhan antihama yang banyak terdapat di ladang atau di sawah.
  • 27. Faktor penting dalam penerapan metode SRI di sawah adalah penggunaan pupuk kompos. Setiap hektare sawah membutuhkan minimal delapan ton kompos. Kompos dibuat oleh petani sendiri dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar, seperti kotoran hewan (kohe), jerami, dedak padi, rumput, daun, dan sampah rumah tangga. Proses pengomposan dilakukan selama musim pemeliharaan tanaman, yaitu 3-4 bulan. Ketika musim tanam berikutnya, petani telah memiliki persediaan kompos yang cukup untuk ditaburkan di lahan sawah sebagai pupuk dasar pengganti urea. Pemberian kompos dimaksudkan untuk membentuk kembali struktur tanah, sehingga bisa berfungsi sebagai bioreaktor yang akan menggerakkan kembali siklus nutrisi dengan peran utama mikroorganisme serta biota tanah. Dalam sistem persawahan biasa, lahan lebih banyak digenangi air, akibatnya pasokan air yang cukup menjadi penting. Sebaliknya pada sistem SRI, kebutuhan air diperlukan hanya setengah hingga sepertiga dari cara konvensional. Lahan sawah dikondisikan lembap atau macak-macak tanpa digenangi. Hal ini menghemat penggunaan air sampai 60%. Bibit tanaman padi yang digunakan adalah bibit yang berumur muda, yaitu antara 7-10 hari di persemaian. Kemudian bibit ditanam di lahan sawah dengan jumlah satu bibit untuk satu lubang tanam (dapuran). Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi persaingan atau kompetisi dalam mendapatkan hara makanan. Tanam bibit tunggal dan jarang dimaksudkan agar pertumbuhan padi menjadi maksimal, anakan yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan sehat. Rata-rata anakan yang dihasilkan lebih dari enam puluh batang. Pertumbuhan ini didukung dengan penyebaran akar yang luas dan kokoh, sehingga memungkinkan akar menyerap nutrisi secara efektif. Sistem ini mengakibatkan penggunaan bibit menjadi lebih sedikit. Untuk satu hektare sawah membutuhkan tidak lebih dari 6 kg bibit. Penggunaan pupuk kimia tambahan seperti urea, NPK, KCL, dan ZA dalam metode SRI ditiadakan. Karena kita tahu pupuk kimia inilah yang menyebabkan terjadinya degradasi kesuburan tanah. Sebagai gantinya, petani diajarkan membuat pupuk yang berbasis mikroba dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, seperti buah maja, air kelapa, kotoran ternak, bekicot yang dihancurkan, daun-daunan atau sayur- sayuran. Hasil fermentasi alami dari bahan-bahan ini dapat disemprotkan setiap saat di lahan sawah. Masalah hama dan penyakit tanaman pada padi dapat dicegah dengan cara pengendalian hama terpadu. Cara ini lebih kepada upaya mengendalikan berbagai unsur-unsur ekosistem di lahan sawah. Cara tanam SRI dapat menekan gangguan hama secara sangat berarti tanpa harus menggunakan bahan kimia antihama. Menurut pakar SRI dari ITB, Dr. Mubiar Purwasasmita, banyak jenis serangga yang hidup bersama dengan tumbuhnya tanaman padi, namun mereka tidak sempat menjadi hama karena dengan cara saksama kondisi mikro-klimatnya tidak memberi cukup waktu kepada serangga untuk dapat berkembang biak secara leluasa. Serangan keong pun dapat ditekan karena tanah tidak direndam. Kegiatan pengendalian hama terpadu secara mandiri oleh petani memungkinkan terjadinya penghematan dalam penggunaan racun hama kimia. Proses penyiangan dilakukan lebih dari empat kali. Penyiangan ini dimaksudkan bukan saja untuk menghilangkan gulma tetapi terutama untuk menjaga pasokan udara ke dalam tanah. Pengurangan satu kali penyiangan dapat menurunkan produksi padi hingga 1,2-1,5 ton/ha. Dalam metode SRI bukan saja tingkat produktivitas padi yang tinggi dapat dicapai tetapi juga meningkatkan struktur dan kondisi lahan sawah serta membaiknya lingkungan hidup biotik di persawahan. Melalui penerapan metode SRI kita dapat melakukan perubahan untuk peningkatan produksi padi yang lebih tinggi, lebih baik mutunya, lebih sehat dan berkesinambungan, semoga. ***
  • 28. Kabelan Kunia, pegiat dan praktisi pertanian padi organik SRI Pusat Penelitian Bioteknologi ITB. 2008 Pupuk Organik Jaga Kesuburan Tanah http://www.radarlamsel.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=39&artid=3976 Dalam rangka mengurangi pemakaian pupuk kimia jenis Urea dan SP-36, serta menjaga tanah tetap subur, kelompok tani Sri Maju II, Desa Kuripan Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) mengeluarkan terobosan-terobosan terbaru dengan memproduksi pupuk organik bagi pertanian. Produksi pupuk organik atau kompos yang menggunakan bahan dasar alami seperti kotoran binatang dan sampah yang banyak mengandung mikro organisme sebagai penyubur tanaman pertanian dan perkebunan. Ketua Kelompok Tani Sri Maju II, Mulyono ketika ditemui di lokasi pembuatan pupuk organik kemarin, mengatakan, pembuatan pupuk oraganik dari bahan-bahan alami seperti kotoran binatang dan sampah sudah dilakukan sejak 2 tahun yang lalu. Tujuan dari pembuatan pupuk organik tersebut adalah untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia, menjaga kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, memperkaya bahan makanan dalam tanah dan menetralisir kimia atau racun dalam tanah. Selama ini petani hanya tergantung dengan persediaan pupuk kimia seperti Urea dan SP-36 untuk pemupukkan tanaman padi dan palawija. Secara tidak sadar, petani telah mematika unsur kandungan humus atau bahan organik yang terdapat dalam tanah. Inilah yang menyebabkan tanah menjadi berkurang kesuburannya, kata Mulyono. Menurut Mulyono, pembuatan pupuk kompos atau organik dari bahan-bahan alami sangat mudah. Selain itu, bahan-bahan yang akan digunakan sebagai pupuk organik sangat banyak ditemukan di daerah pedesaan. Pupuk Organik bahan dasarnya seperti kotoran binatang, sampah-sampah yang sudah membusuk, bahan makanan yang sudah busuk, tahi gergaji dan dedak hasil gilingan padi. Bahan-bahan untuk pembuatan pupuk kompos sangat banyak ditemukan. Proses pembuatan pupuk organik ini sangat mudah. Cukup bahan yang sudah disediakan dicampur atau diaduk yang ditambah dengan cairan untuk mempercepat proses jadi pupuk tersebut. Jenis obat organisme itu adalah Medium Mikroba (MM-17 Cair), tutur Mulyono. Manfaat lain penggunaan pupuk organik untuk pertanian adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pengurangan pupuk kimia hingga 50 persen untuk 1 hektar lahan pertanian. Jika sebelumnya lahan 1 hektare menggunakan pupuk kimia hingga 450 kg, dengan menggunakan pupuk organik mampu mengurangi hingga 50 persen. Selain penggunaan pupuk kimia berkurang, tanah pertanian tetap terjaga kesuburannya, pungkasnya. (*) Cara Pengolahan Pupuk Organik PUPUK kompos atau organik pada saat ini banyak dicari oleh petani sebagai pengganti pupuk kimia yang sulit dicari dan harga yang sudah tidak terjangkau oleh petani. Pembuatan kompos atau pupuk organik memerlukan ketekunan dan kesabaran untuk mendapatkan kompos atau organik yang baik dan benar memerlukan waktu berhari-hari. Pupuk organik atau kompos merupakan hasil akhir penguraian sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang telah lapuk dan hancur dengan sendirinya yaitu seperti, daun-daunan, batang, ranting, sisa-sisa makanan dan kotoran binatang. Menurut Mulyono, langkah awal pembuatan kompos atau pupuk organik adalah pembiakan mikro organisme lokal atau yang sebut dengan MOL. MOL tersebut digunakan untuk peragian atau mempercepat pembusukan. Ada beberapa macam pembuatan mikro organisme lokal (MOL) yaitu:
  • 29. Pertama, dengan menggunakan air rebusan dari air kacang kedelai. Cara pembuatan mikro organismenya dengan cara rebus air kedelai, untuk 10 liter air di campur dengan gula merah ¼ kg. Kedua, dengan menggunakan air kelapa sebagai larutan organisme, untuk 10 liter air kelapa dicampur dengan gula merak sebanyak ¼ kg ditambah dengan buah-buahan busuk (pisang, pepaya, semangka, dan lainnya). Buah yang rasanya manis banyak mengandung unsur K (Calori). Ketiga, jika menggunakan larutan keong mas atau limbah ikan. Dengan cara ini cukup ditambah air kelapa sebanyak 10 liter dicampur dengan gula merah ¼ kg, kemudian dicampur dengan keong mas sebanyak 2 kg di tambah dengan limbah ikan secukupnya. Untuk menghilangkan bau yang tidak sedap cukup ditambah dengan empon-empon kunyit sebanyak ¼ kg dan lengkuas sebanyak ¼ kg. Keempat, kemudian jika dengan menggunakan batang pisang. Bahan yang perlu dipersiapkan adalah air sebanyak 10 liter, gula merah ¼ kg, batang pisang (ati/ares) 5 cm. Bahan-bahan ini banyak mengandung unsur N dan K, kata Mulyono. Lebih lanjut Mulyono menjelaskan, bahan-bahan yang sudah diramu tersebut disebut dengan Mikro Organisme Lokal (MOL) sebagai bahan pembuat pupuk organik atau kompos. Letakan ramuan tersebut dalam wadah kemudian tutup dengan rapat dan diaduk 2-3 kali dalam sehari. Sekitar waktu 7-15 hari kemudian, cairan atau ramuan yang sudah dibuat itu siap digunakan untuk pembuatan kompos/pupuk organik, jelasnya. Sementara bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik atau kompos adalah kotoran binatang (pupuk kandang) serbuk gergaji, abu bekas pembakaran dan mikro organisme lokal yang telah diramu sebelumnya. Jika kita ingin membuat pupuk organik sebanyak 1 ton, maka yang diperlukan adalah 500 kg pupuk kandang (kotoran binatang), serbuk gergaji sebanyak 400 kg, abu bakar sebanyak 100 kg dan 5 liter MOL, ujar Mulyono. Lebih lanjut Ketua Kelompok Tani Sri Maju II menerangkan cara pembuatan pupuk organik ini sangat mudah, yaitu siapkan terpal sebagai alas dasar dengan ukuran secukupnya sesuai dengan kebutuhan, kemudian taburkan pupuk kandang dengan ketinggian 15-20 cm, taburkan abu bakar diatasnya kemudian diaduk hingga merata. Setelah kedua bahan itu diaduk dengan rata kemudian taburkan serbuk gergaji diatasnya kemudian diaduk kembali hingga rata. Setelah bahan-bahan itu diaduk dengan merata langkah terkahir adalah memberikan larutan MOL yang di ramu sebelumnya. Untuk pembuatan 1 ton pupuk organik gunakan larutan MOL sebanyak 2,5 liter kemudian larutkan ke dalam air sebanyak 50-75 liter air biasa. Setelah itu, air yang sudah dicampur dengan ramuan MOL disiramkan pada bahan pupuk yang sudah dicampurkan sebelumnya dan aduk hingga merata, tuturnya. Bahan-bahan pupuk yang sudah diaduk hingga merata, langkah selanjutnya adalah adukan tersebut dikumpulkan atau digundukkan hingga ketinggian 50-75 cm, lalu ditutup dengan terpal atau plastik dengan terbungkus rapi dan rapat. Sekitar 3-5 hari adukan yang di kumpulkan itu di bongkar kembali dan diaduk ulang untuk mendapatkan hasil pupuk organik yang baik. Setelah berusia hingga 7-10 hari pupuk organik tersebut sudah siap untuk digunakan, imbuhnya. (*) Pupuk Organik Baik Untuk Segala Jenis Tanaman
  • 30. UNTUK mendapatkan hasil tanaman yang baik dan membuahkan hasil panen yang melimpah dengan menggunakan pupuk organik ini sangat mudah. Sebagai pupuk organik yang terbuat dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar masyarakat, penggunaan pupuk organik atau kompos ini sangat efektif untuk mengembalikan kesuburan tanah dan struktur tanah. Menurut Mulyono yang didampingi KIPP Kecamatan Penengahan, Iskandar, S.P., mengatakan, pupuk organik bisa dijadikan pupuk dasar dengan dosis 500 kg/hektare. Pupuk organik itu diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah terkahir pada saat perataan tanah lahan pertanian. Pupuk itu disebar dilahan yang akan ditanami. Tentu saja dilakukan sebelum dilakukan sebelum dilakukan penanaman, ujar Mulyono. Selain diberikan pada saat pengolahan tanah sebelum penanaman, pupuk organik itu juga dapat diberikan pada tanaman berusia hingga 5-7 hari setelah tanam. Pupuk organik atau kompos ini berguna pada jenis tanaman apa pun. Seperti tanaman padi, jagung, holtikultura, bunga, perkebunan. Pupuk ini juga bisa diberikan pada tanaman umurnya tahunan. Pupuk organik diberikan pada bagian bawah tanaman secara melingkar dan takarannya sekitar 20 kg/pohon kemudian ditutup kembali. Pupuk diberikan saat dilakukan penanaman pohon, ungkapnya. KIPP Kecamatan Penengahan Iskandar menambahkan, pupuk organik atau kompos ini sangat berguna untuk menyuburkan tanaman petanian dan perkebunan. Selain itu, pupuk organik tersebut bisa memperkaya bahan makanan dalam tanah, memperbaiki sifat fisik tanah, memperbaiki struktur tanah, memperbaiki daya ikat tanah terhadap pasir, memperbaiki struktur tanah lempung, kemampuan menampung air lebih tinggi dan meningkatkan pengaruh pemupukan organik. Jika petani memperbanyak pemakaian pupuk organik untuk segala jenis tanaman, maka unsur tanah yang sebelumnya mati akibat pengaruh pupuk kimia dengan pemakaian pupuk organik ini mampu mengembalikan unsur tanah dan mejaga tanah tetap subur. Dan yang terpenting petani tidak terikat dengan pemakaian pupuk kimia yang sudah mulai langka dan mahal, pungkas Iskandar. (*) Dipasarkan dengan Harga Terjangkau PEMAKAIAN pupuk organik, hasil panen yang dihasilkan tetap berlimpah. Keunggulan menggunakan pupuk organik sangat banyak. Selain mampu menjaga kesuburan tanah dan mengembalikan struktur tanah, petani juga mampu mengurangi pemakaian pupuk kimia jenis Urea dan SP-36 yang dikeluarkan pemerintah. Dengan bahan dasar yang mudah ditemukan disekitar kita, pembuatan pupuk organik tidak menemukan kesulitan. Menurut Mulyono yang sudah mengerjakan usaha pembuatan pupuk organik sejak 2 tahun itu, mampu menghasilkan berton-ton pupuk organik yang disebar di pertanian di Kecamatan Penengahan dan sekitarnya. Saya untuk sekali pembuatan atau produksi pupuk organik sebanyak 1 ton. Dalam pengerjaanya dilakukan anggota kelompok tani yang saat ini mencapai sekitar 50 orang. Pupuk hasil produksi itu kemudian dijual kepada petani lainnya dan anggota Kelompok Tani Sri Maju II, katanya. Selain digunakan sendiri, Kelompok Tani Sri Maju II menjual hasil produksi dengan skala besar dan kecil. Saya banyak menerima pesanan dengan skala besar. Biasanya petani datang sendiri ke tempat pembuatan dan memesan dengan jumlah besar. Penjualan masih sekitar Kecamatan Penengahan, ungkap Mulyono. Menurut Mulyono, pupuk organik dijual dengan harga Rp600/kg. Harga tersebut masih relatif murah bila dibandingkan dengan harga pupuk kimia yang dijual di pasaran. Sementara manfaat yang diberikan pupuk organik cukup banyak.
  • 31. Harga pupuk organik sangat murah dan terjangkau oleh kaum petani kecil. Yaitu dengan harga Rp600/kg. Dengan harga itu, petani sudah mendapatkan keuntungan yang belipat dengan menggunakan pupuk organik, ujarnya. Yang menjadi kendala, menurut Mulyono, petani saat ini masih enggan menggunakan pupuk organik atau kompos. Para petani masih cenderung menggunakan pupuk kimia yang dijual dipasaran. Banyak petani yang belum mengenal pupuk organik atau kompos. Mereka khawatir bila menggunakan pupuk kompos hasil panen pertanian mereka menurun. Jadi mereka masih memilih untuk menggunakan pupuk kimia. Padahal pupuk kimia saat ini sangat mahal harganya dan sulit ditemukan, terangnya. (nyoman subagio)