SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Télécharger pour lire hors ligne
Pengantar Redaksi

       Penanggungjawab
Moehammad Aman Wirakartakusumah
                                           P    embaca yang budiman. Ujian Nasional atau UN untuk
                                                SMA, MA, SMK, SMALB, SMP, MTs, SMPLB, SD dan MI
                                           telah selesai dilaksanakan. Pelaksanaan UN ini kami sajikan
                                           dalam bentuk gambar (Lensa BSNP). Mulai tanggal 9-12 Juli
         Pemimpin Redaksi                  2012 BSNP menyelenggarakan Ujian Nasional Pendidikan
          Edy Tri Baskoro                  Kesetaraan atau UNPK untuk Program Paket C. Sedangkan
                                           UNPK Program Paket A dan Paket B dilaksanakan tanggal 16-
         Redaksi Eksekutif                 18 Juli 2012. Informasi lengkap tentang UNPK disajikan dalam
      Richardus Eko Indrajit               berita BSNP. Pada edisi ketiga ini kami juga menyajikan tiga
         Djemari Mardapi                   artikel utama yaitu Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI
       Teuku Ramli Zakaria                 (bagian kelima), “Empat Pilar” Menyatukan Kemajemukan
          Weinata Sairin                   Indonesia, dan Upaya mengatasi Gangguan Psikologis Siswa
                                           Dalam Pelaksanaan Ujian Nasional. Selamat membaca.
         Redaksi Pelaksana
         Bambang Suryadi
                                         Daftar Isi
         Penyunting/Editor
      Mungin Eddy Wibowo                                Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI
          Zaki Baridwan                     3-6         (Bagian V)
              Djaali
             Furqon                        7-10         Upaya Mengatasi Gangguan Psikologis
                                                        Siswa dalam Pelaksanaan Ujian Nasional
       Johannes Gunawan
          Jamaris Jamna                                “Empat Pilar”, Menyatukan Kemajemukan
       Kaharuddin Arafah                 11-12         Indonesia

      Desain Grafis & Fotografer         13-17         Berita BSNP:
              Djuandi                                  - 	 UNPK Tetap Diadakan Dua Kali Setahun
            Ibar Warsita                               -	 Uji Coba Instrumen Pemantauan Standar
                                                       -	 DPRD Kabupaten Sinjai Mengadukan
          Sekretaris Redaksi                               Masalah SKHUN SD ke BSNP
          Ning Karningsih                              -	 IKAPI Berkomitmen Hasilkan Buku Teks
                                                           Pelajaran Bermutu
            Alamat:                                    -	 Kunjungan Tamu dari Casio Jepang
    BADAN STANDAR NASIONAL
          PENDIDIKAN                     18-20         Lensa BSNP
         Gedung D Lantai 2,
           Mandikdasmen
                                         Keterangan Gambar Cover
     Jl. RS. Fatmawati, Cipete
           Jakarta Selatan
                                          Anggota BSNP, tim ahli, dan reviewer instrumen pemantauan standar
         Telp. (021) 7668590              sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah berpose
         Fax. (021) 7668591               bersama setelah menelaah draf instrumen pemantauan di BSNP
                                          (atas). Dari kiri ke kanan, M. Aman Wirakartakusumah Ketua BSNP,
  Email: info@bsnp-indonesia.org          Hari Setiadi Kepala Puspendik, R. Eko Indrajit Sekretaris BSNP,dan
Website: http://www.bsnp-indonesia.org    Jamaris Jamna Anggota BSNP dalam acara sosialisasi pelaksanaan
                                          UNPK tahun 2012 di Jakarta (bawah).



                          Vol. VII/No. 3/September 2012
PARADIGMA PENDIDIKAN
NASIONAL ABAD XXI (Bagian V)
Tim BSNP

                                                   memiliki potensi sumber daya alam luar biasa.
3.9. Globalisasi dan Pendidikan                    Bayangkan, Indonesia ada­lah tempat hidup
                                                   bagi 37% spesies dunia, 30% hutan bakau du­
                                                   nia, dan 18% terumbu karang dunia. Hutan
    Pada mulanya globalisasi disulut               tro­pis Indonesia me­rupakan hutan terbesar
oleh niat negara-negara industri maju              ketiga setelah Brazil dan Republik Demokrasi
untuk mengkonsentrasikan upaya                     Congo. Belum lagi hasil tambang, baik berupa
pada “Research  Development”                      minyak dan gas bumi maupun sumber-sumber
                                                   mineral lainnya. Produksi minyak In­donesia
untuk menghasilkan produk-produk
                                                   pernah mencapai rata-rata 1685 ribu barrel/
yang memiliki nilai tambah tinggi                  hari pada 1977 (Hertzmark, 2007).
dengan muatan ilmu pengetahuan                          Namun, kekayaan ini semakin hari se­ma­
mutakhir sehingga dengan demikian                  kin terbuang akibat penghancuran sis­tema­tis.
mereka mendapatkan peluang untuk                   Paradigma pembangunan yang ber­orientasi
memenangkan pasar beserta keunggulan               pada pertumbuhan sesaat yang bersifat sek­
                                                   toral, frag­men­tatif, dan tak mengindahkan
kompetitifnya. Kemudian mereka alihkan             ke­­ber­lanjutan menjadi penyebab ke­han­curan
teknologi industri yang kokoh yang                 yang sudah mulai kita rasakan. Kerusakan
telah mereka kembangkan dengan infra-              sum­ber kekayaan alam terus terjadi akibat
strukturnya yang padat investasi itu ke            eksploitasi alam terencana yang dilakukan ne­
negara-negara ‘berkembang’ melalui apa             gara ataupun akibat pembiaran perusakan alam
                                                   yang di­­la­kukan oleh perusahaan-peru­sahaan
yang disebut “transfer/alih teknologi”.
                                                   be­­sar dan kecil yang tengah mengejar ke­­un­
Maka globalisasi dalam konteks ini                 tungan jangka pendek tanpa mem­pedulikan
memperoleh makna: kompetisi ekonomi                dampak lingkungan jangka panjang.
berbasis ilmu pengetahuan, yang                         Dengan demikian, yang harus kita la­ku­
berimplikasi pada apa yang disebut                 kan adalah perubahan sistemik menye­lu­
“ekonomi pengetahuan”, yaitu ekonomi               ruh, yang mampu menerobos kebuntuan
                                                   yang terjadi saat ini. Per­ubahan ini bukan se­
yang dasarnya dan atau produknya adalah            ka­dar berubahan tambal sulam seperti mi­
pengetahuan. Hal ini pada umumnya                  sal­nya sekadar menambah anggaran atau
melibatkan kegiatan penelitian yang
dilakukan di perguruan-perguruan tinggi            	 Produksi produksi minyak Indonesia yang menjadi
                                                     andalan pun kini hanya mencapai 1126 ribu barrel/
ataupun lembaga-lembaga penelitian                   hari (2004). Angka ini sudah berada di bawah kon-
                                                     sumsi BBM Indonesia yang jumlahnya sebesar 1150
                                                     ribu barrel/hari. Sementara itu, hutan kita yang pada
                                                     1985 diperkirakan mencapai luas 120 juta hektar,
                                                     pada 2001 diperkirakan tinggal 96 juta hektar saja,
                                                     dan inipun luasnya diperkirakan terus mengalami
                                                     penciutan hingga 1,7 juta hektar per hari (Lihat Bank
                                                     Dunia, 2001). Kekayaan alam yang harusnya menjadi
                                                     modal awal untuk membiayai pengembangan kuali-
                                                     tas sumber daya manusia (human capital), ternyata
                                                     banyak yang tersia-siakan. Anugerah kekayaan alam
                                                     ternyata tidak berdampak besar pada peningkatan
    3.10. Budaya dan Karakter Bangsa:                mutu manusia Indonesia sebagai terlihat pada the
          Tantangan Nasional                         Indonesian Human Development Index tahun 2009
        Tak dapat disangkal bahwa Indonesia          yang masih terus menempatkan kualitas manusia
    merupakan negara yang memiliki modal fisik       Indonesia pada urutan rendah yakni urutan nomor
                                                     111, lebih rendah dari Palestina (urutan ke 110), se-
    (physical capital) awal yang kaya. De­ngan       buah negeri yang masih harus berjuang karena pen-
    luas laut terluas (5,8 juta km2) dan jum­lah     dudukan Israel, dan juga jauh ketinggalan dari nega-
    pulau terbanyak (17.508) di dunia, Indonesia     ra tetangga, seperti Malaysia (urutan ke-66) dan Thai-
                                                     land (urutan ke-87).


                                           Vol. VII/No. 3/September 2012
meng­­ganti kurikulum yang kini berlaku atau     terkait dalam pro­ses pendidikan ini harus
sekadar meningkatkan kapasitas pe­lak­sana       terintegrasi dalam satu kesatuan sistem
pen­didikan orang per orang, tetapi lebih        ma­najemen pen­didikan holistik yang sta­
jauh dari itu, yakni peningkatan mo­dal sosial   tus legalitasnya jelas, tertuang dalam per­
bangsa yang ditandai de­ngan tumbuhnya           undangan-undangan maupun regulasi tek­
jejaring pelaksana pendidikan yang saling-       nis untuk pelaksanaannya. Pembagian ke­we­
bekerjasama memanfaatkan se­gala potensi         nangan antarkomponen dalam sistem yang
yang tersedia untuk me­ning­katkan kualitas      tergambar secara jelas.
pendidikan rakyat banyak.                            Analisa sistemik tentang proses pendidikan
      Sejak awal kemerdekaan, para pen­­diri     ini sangat diperlukan untuk memudahkan
ne­geri ini sebenarnya telah memiliki ko­mit­    pembuatan keputusan mengenai dari mana
men kuat dalam me­ningkatkan kua­­litas pen­     dan bagaimana per­baikan-perbaikan dan pe­
didikan bangsa. Dalam pem­­bukaan UUD            ningkatan kualitas pendidikan dapat dila­
1945 disebutkan bah­wa salah satu tujuan         kukan. Bila saat ini masih dirasakan adanya
dibentuknya pe­me­rin­tah negara In­donesia      kesenjangan tajam antara tujuan ideal pen­
adalah untuk “me­majukan kesejahteraan           didikan yang dicita-citakan dengan hasil yang
umum, [dan] men­­cerdaskan kehidupan             dicapai, maka diperlukan panduan evaluasi
bang­sa.” Bah­­kan dalam perkembangannya,        tentang bagaimana pro­ses pendidikan yang
ama­­nat UUD 1945 dalam Perubahan ke             selama ini berlangsung, dan sekaligus me­
IV (10 Agustus 2002) dirinci menjadi: “Se­­      nentukan perbaikan-perbaikan yang bagai­
tiap warganegara wajib mengikuti pen­di­­        mana diperlukan untuk merespons tantangan
dikan dasar dan pe­merintah wajib mem­bia­       di masa mendatang.
yainya” (pasal 31 ayat 2), dan “ne­gara mem­         Uraian berikut akan paparan secara garis
prioritaskan ang­garan pen­­­didikan sekurang-   besar dari beberapa komponen inti dalam
kurang­nya 20% dari anggaran pendapatan          sistem pendidikan yang perlu mendapat
dan belanja ne­gara serta dari ang­garan         per­hatian.
pendapatan dan belanja dae­rah untuk me­
menuhi ke­butuhan penye­lenggaraan pen­          a.	 Pendidikan dalam Mengem­bang­kan Ke­te­
didikan na­sional” (pa­sal 31 ayat 4). Da­lam        rampilan dan Ilmu Penge­tahuan
UU 20/2003, pe­merintah merumuskan                   Untuk dapat mencapai fungsi pe­nyalur
bah­­­wa tu­juan pendidikan nasional adalah      dan pengembang ilmu penge­tahuan yang
“mengembangkan kemampuan dan mem­                efektif, guru/dosen harus menjalankan fung­
ben­tuk watak serta peradaban bang­sa yang       si yang sentral. Guru/dosen tidak hanya
bermartabat dalam rangka mencerdaskan            berfungsi sebagai sumber ilmu yang setiap
kehidupan bangsa, ber­tujuan untuk ber­kem­      saat menjadi acuan murid, tetapi ia juga
bangnya potensi peserta didik agar menjadi       harus ber­peran sebagai perangsang dalam
manusia yang beriman dan bertakwa kepada         pe­ngembangan minat peserta didik dalam
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,            mencari ilmu pengetahuan secara mandiri.
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan     Ilmu pengetahuan didapat selain dari hasil
menjadi warganegara yang demokratis serta        interaksi dengan guru/dosen, melainkan juga
bertanggung-jawab.”                              dari hasil penjelajahan peserta didik sendiri
      Tujuan pendidikan yang dirumuskan          (personal discovery) dengan membaca buku,
da­lam konsep-konsep abstrak tinggi ha­          melakukan penelitian, mengikuti diskusi ke­
rus dijabarkan ke dalam konsep yang lebih        ilmuan, atau pun perenungan/refleksi. Ke­pia­
mem­bumi sehingga dapat dirumuskan cara          waian guru/dosen dalam menumbuhkan minat
pencapaiannya secara terukur. Cara-cara          peserta didik untuk menggali ilmu secara
men­capai tujuan pen­didikan itu juga harus      mandiri ini sangat penting dibanding transfer
dirumuskan dan dijabarkan secara rinci ke        ilmu yang diperoleh murid dari guru/dosen
dalam kurikulum beserta metodologi yang          secara langsung. Karena itu, bentuk-bentuk
digunakan sehingga keterkaitan an­tara tujuan    pendidikan partisipatif dengan menerapkan
dan cara pencapaiannya ter­gambar jelas.         metode belajar aktif (active learning) dan
      Untuk mendukung proses pen­ca­paian        belajar bersama (cooperative learning) sangat
tujuan agar dapat berjalan efek­tif, berbagai    diperlukan.
perangkat pendukung di­perlukan, baik be­            Agar proses ini berjalan efektif, tentu­
r­upa infrastruktur fisik (seperti gedung        kelengkapan infrastrutuktur ha­rus di­sedia­
per­­­kuliahan, per­pustakaan, laboratorium      kan, baik berupa fasilitas fisik yang me­
dan lain-lain), juga infrastruktur sosial (se­   madai seperti gedung sekolah/kampus, per­
perti organisasi pelajar/mahasiswa, organi­      pustakaan, labora­torium, alat-alat peraga dan
sasi seni-budaya, kelompok studi, olah­ra­       lain-lain, maupun kelengkapan organisasi
ga dan lain-lain). Semua komponen yang           lembaga pendidikan.


                        Vol. VII/No. 3/September 2012
b. 	 Pendidikan sebagai Penyalur dan Pengem­        bangan watak bangsa Indonesia ter­letak pada
     bang Karakter Luhur                            enam watak itu, yakni tiga ber­dimensi personal
     Pendidikan tidaklah semata-ma­ta berfungsi     (jujur, akal sehat, dan pem­berani), dan tiga
sebagai alat penyalur il­mu pengetahuan, namun      lainnya berdimensi sosial (adil, tanggung-
juga seba­gai pendorong berkembangnya nilai-        ja­wab, dan toleran).2 Bila ke­enam watak ini
n
­ ilai luhur yang menjadi dasar berkembangnya       benar-benar dikembangkan secara nasional,
watak yang baik. Watak yang baik itu antara         tak mustahil akan terjadi peningkatan kualitas
lain berupa sikap jujur, adil, demokratis,          manusia Indonesia dalam kurun waktu satu
disiplin, dan toleran. Watak adalah keunggulan      generasi saja.
moral yang berperan sebagai penggerak utama              Penekanan jenis-jenis watak yang hendak
seseorang di saat ia akan melakukan tindakan.       kita kembangkan di sua­tu lingkungan
Watak merupakan kekuatan moral yang dapat           ter­tentu dapat dipi­lih sesuai dengan ke­
berfungsi sebagai da­ya yang menentukan             butuhan. Di ling­kungan perguruan tinggi
pilihan bentuk-bentuk tindakan. Bertindak           misalnya ter­dapat kebutuhan mendesak
dengan wa­tak berarti melangkah atas dasar          untuk mengembangkan watak “kejujuran
nilai-nilai yang baik, luhur, patut, dan berdaya-   aka­demis” (academic ho­nesty). Watak ini
guna. Watak bukanlah sesuatu yang begitu            harus dikembangkan agar ma­­hasiswa dan
saja ada dan tumbuh dalam diri seseorang,           dosen memiliki kesadaran tinggi dan me­
melainkan sesuatu yang dapat dipelajari             miliki komitmen kuat untuk menjunjung
dan dibangun seseorang dalam menjalani              tinggi kejujuran akademis sehingga tak
kehidupan.                                          mudah terjerumus pada praktek-prak­tek
     Dalam konteks inilah, guru/do­sen me­          ketidak-jujuran seperti antara lain pla­
miliki peran sentral dalam keikut-sertaannya        giatisme (plagiarism) dalam berkarya. Ini
membentuk watak peserta didik. Karena itu,          penting karena dengan berkembangnya
guru/dosen dituntut tidak saja mumpuni dalam        teknologi di­gital dan semakin terbukanya
pengetahuan dan pandai dalam menjalankan            akses informasi, berbagai kemudahan untuk
tugas menyalurkan ilmu, tetapi juga menjadi         mengunduh (download) data, mengirim file,
acuan dan teladan bagi anak didik. Inte­            dan melakukan duplikasi text dengan cara
gritas guru/dosen jelas memiliki ke­dudukan         “copy/cut and paste” di setiap komputer,
penting karena pesan moral yang baik hanya          pragiarisme semakin mudah dilakukan.
akan memiliki kredibilitas tinggi ma­nakala              Watak lain yang juga perlu di­kem­bangkan
dibawakan oleh penyalur yang baik pula.             di lingkungan perguruan tinggi adalah watak
Namun, pengembangan watak luhur dalam               untuk ‘’produktif” dan “kreatif/inovatif”’
perilaku sehari-hari hanya bisa dilak­sanakan       da­lam berpikir dan ber­karya. Bila watak
bila dalam lingkungan tempat anak dibesarkan        ini secara khusus dikembangkan, niscaya
terbangun norma-norma pengendali perilaku           perguruan ting­gi akan menjadi lahan subur
(baik tertulis ataupun tidak tertulis) yang         bagi tumbuhnya pemikiran-pemikiran pro­
difahami secara jelas dan baik serta ditegakkan     duktif, kreatif/inovatif, dengan dida­sarkan
secara konsisten. Karena pembangunan wa­            pada sifat kejujuran yang kuat. Agar watak
tak warga negara memiliki posisi sangat             semacam ini dapat kuat terbangun, pihak
penting dalam pembangunan bangsa, perlu             kampus harus merancang infrastruktur yang
adanya fokus perhatian terhadap jenis-jenis         memadai, baik berupa kurikulum pengajaran
watak tertentu yang harus dikembangkan              yang secara tegas mendukung tujuan ini,
sehingga menjadi bagian integral dari perilaku
masyarakat. Di banyak negara lain telah lama        	 Tentu saja, selain sikap-sikap yang disebutkan ini
dikembangkan beberapa pilihan watak luhur             sebagai watak luhur yang perlu dikembangkan, ma-
                                                      sih banyak lagi sikap luhur yang dapat digali sebagai
yang dianggap strategis bagi pembangunan              bagian dari kearifan lokal (local wisdom) bangsa Indo-
bangsanya.                                            nesia. Sebagai contoh, sikap ramah pada orang lain
     Bagaimana dengan Indonesia? Pa­ra pendiri        dan kesediaan bergotong-royong adalah sikap yang
negeri ini sejak awal telah menyadari betapa          sering disebut sebagai watak bangsa Indonesia yang
                                                      harus dipertahankan. Lebih jauh, Ratna Megawangi
pentingnya pem­bangunan watak, namun hingga           (2004), yang belakangan ini giat menyelenggarakan
hari ini belum ada konsensus kuat tentang             pendidikan karakter di berbagai wilayah di Indone-
jenis-jenis watak luhur mana yang harus               sia melalui Indonesia Heritage Foundation menyebut
diajarkan dan diterapkan secara sistematis.           sembilan sikap luhur yang harus ditanamkan sejak
Budi pekerti atau akhlaq mulia memang telah           dini pada anak-anak Indonesia. Sikap itu adalah:1)
                                                      cinta Tuhan dan kebenaran, 2) tanggung-jawab, kedi-
diajarkan sejak taman kanak-kanak, namun              siplinan dan kemandirian, 3) amanah, 4) hormat dan
sifatnya masih sporadis dan kurang intensif           santun, 5) kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama,
(belum terfokus dan ketat) sehingga hasilnya          6) percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah, 7) ke-
dirasakan belum maksimal.                             adilan dan kepemimpinan, 8) baik dan rendah hati,
                                                      dan 9) toleransi dan cinta damai.
     Bila kita sepakat, fokus perhatian pengem­


                                           Vol. VII/No. 3/September 2012
merumuskan aturan-aturan tegas bagi pelang­       3.	 Menumbuhkan kemauan (will), se­perti
gar kejujuran, membangun pakta-integritas              menguatkan niat dan meng­himpun tenaga
untuk menjaganya, serta merancang data-                untuk melaksanakan prinsip-prinsip luhur
base untuk pemantauan (monitoring) untuk               dalam ke­hi­dupan nyata.
menumbuhkan suasana interaksi akademis            4.	 Pembiasaan (habit), yakni pe­ngem­bang­
yang sehat dan berintegritas.                          an sikap untuk merespon ber­bagai si­
    Apapun pilihan yang ditentukan, yang               tua­si dengan baik secara konsisten dan
paling penting dilakukan adalah men­ca­                berkelanjutan.
nangkan pelaksanaan strategi pen­didikan               Beragam cara kreatif dapat dicoba untuk
yang tepat agar watak luhur itu dapat ber­        dilakukan dalam pendidikan karakter. Na­
kembang dan ter­internalisasi efektif dalam       mun yang perlu diingat, se­bagaimana telah
diri setiap peserta didik. Selain sekolah/        disinggung sebe­lumnya, pengembangan ka­
kampus, lingkungan keluarga menjadi tempat        rakter luhur hanya akan tumbuh sehat, bila
penting bagi pembangunan watak luhur ini.         ada dukungan kuat dari komunitas tempat
Peran orangtua di rumah tetap memiliki posisi     seseorang hidup sehari-hari. Komunitas yang
paling sentral. Tak dapat dipungkiri bahwa        sehat adalah komunitas yang di dalamnya
lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan        terjadi interaksi yang sejajar, yakni masing-
terpenting di banding lainnya. Karena itu,        masing anggota memiliki kesamaan derajat,
pembangunan watak secara nasional mus­            ada kesamaan tingkat keterlibatan, dan ada
tahil dapat dilakukan tanpa upaya serius          sikap keterbukaan. Langkah membangun
mendorong keluarga untuk ikut menjalankan         interaksi sehat ini memerlukan pemahaman
misi character building ini.                      dan latihan terus-menerus. Manakala komu­
    Namun, kehidupan modern telah semakin         nitas se­macam ini terbangun, maka setiap
menggeser peran keluarga. Jam belajar dan         anggota di dalamnya memiliki jalinan hu­
interaksi sosial anak di lingkungan sekolah/      bungan erat yang diikat oleh nilai-nilai moral
kampus sering lebih panjang dibanding             yang disepakati bersama. Sikap luhur seperti
interaksi dalam keluarga. Akibatnya, peran        kejujuran, keadilan, tanggung-jawab, rasional,
sekolah/kampus dalam ikut membangun               berani dan toleran sebagaimana disebutkan, bi­
wa­tak peserta didik pada tempat dan wak­         la telah menjadi bagian dari norma ko­munitas,
tu tertentu menjadi lebih penting. Karena         akan berkembang kuat. Se­tiap anggota da­
itu, sebagaimana dikatakan Thomas Lickona         lam komunitas itu se­cara demokratis akan
(1993): „School must help children understand     menjaganya dari pelanggaran-pelanggaran
core values, adopt or commit to them, and then    yang dilakukan.
act upon them in their own lives“. Artinya,            Pola-pola interaksi sehat merupakan em­
dalam pendidikan karakter, sekolah/kampus         brio tumbuhnya sebuah komunitas responsif.
harus mendorong peserta didik untuk               Amitai Etzioni (1996) meng­gunakan termi­
mampu memahami nilai-nilai moral yang             nologi “komunitas res­ponsif” untuk menandai
baik (moral knowing), mampu merasakan             sebuah ko­munitas yang bersifat non-represif,
nilai-nilai luhur itu hingga ke lubuk hati yang   yaitu sebuah komunitas yang di dalamnya, di
paling dalam (moral feeling), dan akhirnya        satu sisi, tidak ada upaya-upaya pemaksaan
memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan         penerapan nilai karena tidak ada lagi ke­
apa yang diketahui dan dirasakannya itu ke        kuatan sentripetal komunitas (centripetal
dalam tindakan nyata (moral action) (Ratna        forces of community) yang memberangus
Megawangi, 2004: 111).                            hak-hak individu, namun di sisi lain, tiap-
    Apa yang harus diperhatikan agar hal ini      tiap individu tidak juga menganut kebebasan
dapat terimplementasi? Shea (2003) menyebut       yang mengabaikan tanggung jawab kolektif
empat aspek yang harus dilakukan dalam            (sebagaimana terjadi dalam iklim komunitas
pembentukan watak, yakni:                         libertarian free for all). Nilai-nilai moral ber­
1.	 Perhatian pada sisi emosi peserta didik       sama tumbuh atas kesadaran, bukan pak­
    seperti menghargai diri sendiri (self-        saan. Etzioni (1996: 92) menulis, “the term
    respect), kemampuan ber-em­pathy, dapat       ‘responsive’ implies that the society is not merely
    menahan diri (self-control), rendah hati      setting and fostering norms for its members,
    dan lain-lain.                                but is also responding to the expressions of
2.	 Meningkatkan life-skills seperti ke­mam­      their values, viewpoints and communications
    puan mendengarkan orang lain dan ke­          in refashioning its culture and structure.” l
    mampuan berko­mu­nikasi.                      (bersambung)




                        Vol. VII/No. 3/September 2012
Upaya Mengatasi Gangguan Psikologis
Siswa Dalam Pelaksanaan Ujian Nasional
Teuku Ramli Zakaria (Anggota BSNP)



                A.	 Latar Belakang Permasalahan
                   	     	


                P
                      ada bulan April tahun 2006 Badan
                      Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
                      melaksanakan      Ujian   Nasional
                pertama, sesuai dengan ketentuan
                Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
                tentang Standar Nasional Pendidikan.
                Ketika pengumuman hasil ujian, karena
                adanya ketentuan lulus-tidak lulus,
                timbul krontroversi di tengah-tengah
                masyarakat. Sebelumnya, ketika berlaku
                sistem Ujian Sekolah sepenuhnya, yang
                dikenal dengan sebutan Evaluasi Belajar
                Tahap Akhir (EBTA) dan ketika berlaku
                sistem Evaluasi Belajar Tahap Akhir        Pramono, SH., M.HUM. Salah satu amar
                Nasional (EBTANAS), semua sekolah          keputusan pengadilan tersebut adalah
                cenderung       meluluskan      siswanya   mengambil langkah-langkah konkrit
                100%. Hal ini sesungguhnya sangat          untuk mengatasi gangguan psikologi
                berbahaya bagi dunia pendidikan kita,      dan mental peserta didik dalam usia
                karena lembaga pendidikan cenderung        anak akibat penyelenggaraan Ujian
                memberikan pendidikan semu kepada          Nasional. Upaya ini telah dilakukan,
                peserta didik. Lembaga pendidikan          dan akan terus diperbaiki secara
                cenderung membagi-bagikan ijazah saja      berkelanjutan.
                kepada peserta didik, tidak membekali
                mereka dengan kompetensi yang              B.	 Berbagai Upaya untuk Menga­
                mencukupi, sesuai dengan jenjang dan/          tasi Gangguan Psikologis dan
                atau jenis pendidikan yang ditempuh.           Mental Siswa
                Akibat lebih lanjut, kinerja dunia
                pendidikan kita tidak terukur lagi,             Dalam rangka membangun sistem
                karena tidak ada suatu standar yang        pendidikan nasional, kita perlu mem­
                jelas, yang dapat digunakan sebagai        bangun sebuah sistem ujian yang
                tolok ukur secara nasional. Berbeda        mapan, yang dapat mendorong upaya
                dengan era sebelumnya, saat berlakunya     peningkatan mutu pendidikan secara
                Ujian Negara, kita memiliki standar yang   berkelanjutan. Sudah lebih dari 60 tahun
                sama, sebagai tolok ukur kinerja dunia     Indonesia merdeka, kita belum memiliki
                pendidikan yang berlaku untuk seluruh      sebuah sistem ujian yang terbangun
                wilayah tanah air.                         dengan baik. Sistem ujian kita berubah-
                    Di tengah-tengah suasana kontroversi   ubah. Sejak Indonesia merdeka, telah
                tersebut, 58 orang warga masyarakat        pernah berlaku 4 macam sistem ujian
                mengajukan Surat Gugatan bertangal         akhir untuk penentuan kelulusan:
                27 Juli 2006 melalui Pengadilan Negeri     Ujian Negara; Ujian Sekolah (Evaluasi
                Jakarta Pusat, yang terdaftar dengan       Belajar Tahap Akhir sering disingkat
                register perkara No. 228/PDT.G/2006/       EBTA) sepenuhnya; Evaluasi Belajar Ta­
                PN.JKT.PST, yang kemudian diperbaiki       hap Akhir Nasuional (EBTANAS); dan
                dengan surat bertanggal 4 September        Ujian Nasional, yang masih berlaku
                2006. Perkara ini diputuskan oleh          saat ini. Berdasarkan hasil kajian ter­
                pengadilan pada hari Kamis, tanggal 3      hadap 4 macam sistem ujian akhir
                Mei 2007, dengan Hakim Ketua: Andriani     ter­sebut, Ujian Nasional adalah lebih
                Nurdin, SH., MH., dan Hakim Anggota;       baik untuk menunjang peningkatan
                Makkasau, SH., M.HUM., dan Heru            dan pemerataan mutu pendidikan. Na­


                                            Vol. VII/No. 3/September 2012
mun demikian disadari bahwa dalam           buah paragraf”. Bila peserta didik me­
pelaksanaannya saat ini masih terdapat      mahami makna tema, diberi contoh,
kelemahan-kelemahan yang perlu di­          dan diberikan beberapa latihan mencari
sempurnakan. Salah satu kelemahan           tema dalam paragraf oleh guru, niscaya
itu adalah berkaitan dengan dampak          peserta didik akan dapat mengerjakan
psikologis dan mental bagi peserta          butir soal tersebut dengan baik. Seluruh
didik. Hal ini juga merupakan tuntutan      butir soal yang ada dalam naskah soal
amar putusan pengadilan yang harus          ujian mengacu pada indikator yang ada
dipenuhi.                                   dalam kisi-kisi. Kisi-kisi ini dapat diakses
    Untuk mengatasi gangguan psikologi      oleh siapapun, tidak bersifat rahasia.
dan mental peserta didik, Kementerian           Pada masa berlaku sistem Ujian Ne­
Pendidikan dan Kebudayaan telah me­         gara sampai dengan awal tahun 1970an
lakukan upaya-upaya sebagai berikut.        dan pada masa berlaku EBTANAS pa­
                                            da era 1980an, kisi-kisi soal tidak dise­
1.	 Sosialisasi                             barluaskan secara terbuka seperti saat
    Sosialisasi dipandang merupakan         ini. Dengan demikian, Ujian Nega­ra
salah satu langkah penting, terutama        dan EBTANAS seharusnya lebih me­­
untuk pemerataan informasi. Sosialisasi     negangkan bagi peserta didik di­ban­
inipun dilakukan dalam beberapa ben­        dingkan dengan Ujian Nasional saat ini.
tuk. Pertama, sosialisasi pada se­mua       Bila kita perhatikan dengan sek­sama,
ibukota provinsi, dengan melibatkan:        ada 2 faktor utama yang me­nimbulkan
Dinas Pendidikan Provinsi; seluruh Dinas    ketegangan dan memberi beban psi­
Pendidikan Kabupaten/Kota; Kantor           kologis di sekolah, baik pada guru mau­
Wilayah Kementrian Agama Provinsi;          pun pada peserta didik sbb.
dan seluruh Kantor Departemen Aga­          -	 Pertama, ketika berlaku Evaluasi
ma Kabupaten/Kota; Anggota DPRD                 Belajar Tahap Akhir (EBTA/ujian
Provinsi; Wakil dari Perguruan Ting­            sekolah sepenuhnya) telah ber­
gi; dan wartawan. Sosialisasi ini dila­         kembang budaya lulus 100%.
kukan oleh Badan Standar Nasional               Dam­­pak psikologisnya, saat ini
Pendidikan bersama-sama dengan Ba­              masyarakat juga mengharapkan
dan Penelitian dan Pengembangan, Ke­            siswa lulus 100%. Ketidaklulusan
metrian Pendidikan dan Kebudayaan.              dari ujian dipandang sebagai hal
Lebih lanjut diharapkan, Dinas Pen­             yang tidak wajar.
didikan Kabupaten/Kota dan Kantor           -	 Kedua, pengaruh faktor politis. Ka­
Kementrian Agama Kabupaten/Kota                 rena pendidikan merupakan bidang
da­pat melakukan sosialisasi langsung           yang diotonomikan, hasil Ujian
ke seluruh sekolah dan madrasah yang            Nasional dijadikan indikator kinerja
ada dalam lingkungannya. Selain dari            pemerintah daerah. Oleh karena
itu, sosialisasi dalam bentuk ini juga          itu, pemerintah daerah cenderung
dilakukan oleh direktorat-direktorat            menekan guru dan sekolah untuk
terkait tehadap sekolah/madarah dalam           memperoleh hasil Ujian Nasinoal
lingkungan binaannya.                           yang baik.
    Kedua, sosialisasi melalui Media Cen­       Kisi-kisi Ujian Nasional dapat di­
ter yang ada di Kementrian Pendidikan       akses oleh semua guru dan peserta
dan Kebudayaan. Media Center ber­           didik. Selain telah disosialisasikan dan
peran dalam menyebarluaskan in­for­         disebarluaskan ke seluruh Provinsi
masi tentang pendidikan, termasuk           dan Kabupaten/Kota, melalui Dinas
Ujian Nasional melalui media cetak          Pendidikan dan Instansi Vertikal Ke­
dan media elektronik. Ketiga, informasi     meterian Agama, juga dapat diakses
tentang Ujian Nasional juga dapat           melalui www.kemdiknas.go.id; www.
diakses melalui: www.kemdiknas.go.id;       bsnp-indonesia.org;          dan       www.
www.bsnp-indonesia.org; dan www.            puspendik.com.
puspendik.com.
                                                3.	 Mengintegrasikan nilai sekolah
2.	 Menyebarluaskan Kisi-kisi Soal          dalam penentuan kelulusan UN
    Kisi-kisi Ujian Nasional memuat             Pada Ujian Nasional Tahun Pela­
kom­petensi dan indikator sebagai ke­       jaran 2010/2011 dan Tahun Pelajaran
mampuan spesifik yang akan diujikan.        2011/2012 telah dilakukan satu per­
Misalnya, dalam Bahasa Indonesia “sis­      baikan yang sangat mendasar, yaitu
wa dapat menemukan tema dalam se­           diintegrasikannya Nilai Sekolah (NS)


                         Vol. VII/No. 3/September 2012
dengan Nilai Ujian Nasinal untuk pe­         Indonesia merdeka sampai dengan
nentuan kulusan dalam Ujian Nasional.        awal tahun 1970an. Kriteria kelulusan
Formula Nilai Sekolah sbb.: NS = 0,6 x       EBTANAS dan Ujian Negara ≥ 6,0 untuk
NUS + 0,4 x NR.                              masing-masing mata pelajaran.
Keterangan :                                       Dengan perbaikan-perbaikan terse­
   NS 	 = Nilai Sekolah;                     but, gangguan psikologis dan mental
   NUS	 = Nilai Ujian Sekolah                peserta didik secara sistemasis dapat
   NR	 = Nilai Rata-rata Rapor               teratasi. Hal ini antara lain dapat diamati
                                             dari suasana di sekolah yang semakin
     Dalam hal ini, Nilai Rata-rata Rapor,   baik dan kondusif. Hasil Ujian Nasional,
mewakili nilai dalam proses pembelajaran     dilihat dari persentase kelulusan juga
yang diperoleh peserta didik dari guru       semakin meningkat dari tahun ke
masing-masing mata pelajaran. Adapun         tahun.
Nilai Ujian Sekolah/Madrasah adalah                Seperti telah dijelaskan di atas,
nilai yang diperoleh peserta didik dalam     da­­lam penetuan kelulusan Ujian Na­
ujian akhir pada masing-masing mata          sio­nal tahun pelajaran 2010/2011
pelajaran, yang diselenggarakan oleh         dan tahun pelajaran 2011/2012 telah
sekolah/madrasah.                            diintegrasikan nilai sekolah, termasuk
     Kelulusan dalam UN ditentukan           nilai proses yang dicapai peserta di­
ber­dasarkan Nilai Akhir (NA), dengan        dik, seperti tercantum dalam rapot.
ke­tentuan: rata-rata NA ≥ 5,5, dan NA       Dengan diintegrasikannya nilai sekolah,
untuk setiap mata pelajaran ≥ 4,0. Ada­      dalam Ujian Nasional Ta­hun Pelajaran
pun formulanya: NA = 0,6 x NUN + 04          2010/2011       dan     Tahun     Pelajaran
x NS.                                        2011/2012 yang lalu dapat di­capai
Keterangan:                                  pesentase kelulusan yang ting­gi dan
     NA	 = Nilai Akhir;                      lebih baik dari tahun-tahun sebe­lumnya,
     NUN	 = Nilai Ujian Nasional;            walaupun tanpa Ujian Nasional Ulangan.
     NS	 = Nilai Sekolah                     Tahun-tahun sebelum ada Ujian Na­sio­
                                             nal Ulangan, namun berdasarkan ha­
    Adapun untuk penentuan kelulusan         sil kajian, Ujian Nasional Ulangan ini
dari satuan pendidikan (sekolah/ma­dra­      memiliki satu kelemahan mendasar,
sah), sesuai dengan kriteria yang tersurat   yakni menjadi ajang cuci gudang dan
dalam Pasal 72 Ayat (1) Peraturan            merugikan bagi para siswa yang lulus
Pemerintah No. 19 Tahun 2005, tentang        dalam Ujian Nasional Utama. Banyak
Standar Nasional Pendidikan sebagai          siswa yang lulus dalam ujian kedua
berikut.                                     mencapai nilai yang lebih tinnggi dari
a.	 menyelesaikan program;                   para siswa yang lebih baik dari mereka,
b.	 memperoleh nilai minimal baik            yang lulus dalam Ujian Nasional Utama.
    pada penilaian akhir untuk seluruh       Dalam suatu proses seleksi ke jenjang
    kelompok mata pelajaran agama            pendidikan perikutnya, misalnya dari
    dan akhlak mulia, kelompok ma­           SMP/MTs masuk ke SMA/MA, siswa
    ta pelajaran kewarganegaraan dan         yang lulus dalam Ujian Nasional Utama
    kepribadian, kelompok mata pela­         tersisih oleh pesaing yang lulus dalam
    jaran estetika, dan kelompok mata        Ujian Nasional Ulangan. Oleh karena itu,
    pelajaran jasmani, olah raga, dan        banyak pula masukan yang diterima dari
    kesehatan;                               lapangan, yang mengharapkan supaya
c.	 lulus ujian sekolah/madrasah;            Ujian Nasional Ulangan ditiadakan.
d.	 lulus Ujian Nasional.
                                             C. Penutup
4.	 Menetapkan batas lulus yang
    rendah                                       Dalam proses pendidikan selalu ada
    Batas lulus Ujian Nasional yang dite­    ujian. Berdasarkan berbagai literatur
tapkan adalah rendah, seperti telah di­      dan pengamalan berbagai Negara, secara
jelaskan dalam butir 3 di atas: Rata-rata    garis besar ada 2 macam ujian, yakni:
NA ≥ 5,5; dan NA untuk masing-masing         ujian internal (yang diselenggarakan
mata pelajaran ≥ 4,0. Batas kelulusan        oleh lembaga penyelenggara pendidikan
ini lebih rendah dari batas kelulusan        sendiri) dan ujian eksternal (yang di­
Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional        selenggarakan oleh lembaga luar).
(EBTANAS) di era tahun 1980an dan            Ujian Nasional merupakan ujian eks­
Ujian Negara yang pernah berlaku sejak       ternal bila dilihat dari perspektif seko­


                              Vol. VII/No. 3/September 2012
kah madrasah penyelenggara, yang           semua sekolah/madrasah cenderung
tujuannya adalah untuk menilai pen­        meluluskan siswanya 100%, walaupun
capaian Standar Kompetensi Lulusan         mereka belum memiliki kompetensi
(SKL) secara nasional. SKL adalah kom­     minimal yang seharusnya mereka mi­
petensi minimal (bukan kompetensi          liki, sesuai dengan jenis dan jenjang
maksimal) yang harus dikuasai oleh         pen­didikannya. Kelemahan lain yang
peserta didik untuk lulus dari suatu       sangat menyolok ketika berlaku sistem
jenjang dan/atau jenis pendidikan. Kom­    Ujian Sekolah (EBTA) dan EBTANAS
petensi maksimal pada masing-masing        adalah nilai rapot dan nilai dalam
mata pelajaran dikembangkan dan diuji      Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) pada
oleh masing-masing sekolah/madrasah        sekolah/madrasah yang kurang baik
sesuai dengan kekhasan dan kebutuhan       pada umumnya lebih tinggi dibadingkan
peserta didik pada masing-masing           dengan sekolah/madrasah yang baik
sekolah/madrasah.                          dan bermutu. Dengan demikian, nilai
    Pengujian penguasan komptensi mi­      rapot dan nilai STTB dapat menyesatkan
nimal yang harus dikuasai oleh peserta     bila digunakan sebagai tolok ukur dalam
didik pada mata pelajaran kelompok         proses seleksi dan penempatan oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu    pengguna lulusan. Namun demikian,
sangat penting dilakukan, karena 2 alas­   ki­ta menyadari sepenuhnya, bahwa
an utama sebagai berikut. Pertama, su­     penye­lenggaraan Ujian Nasional perlu
paya lembaga pendidikan dapat me­­         terus diperbaiki secara berkelanjutan
nyelenggarakan pendidikan yang ber­        dan terarah, dalam rangka membangun
tanggung jawab, tidak memberikan           sebuah sistem ujian yang mapan dan
pen­didikan semu kepada masyarakat         dapat menopang pembangunan serta
dengan cara hanya membagi-bagi ija­        upaya pemerataan dan peningkatan
zah, tidak membekali peserta didik         mu­tu pendidikan secara berkelanjutan
de­ngan kompetensi yang mencukupi,         pula.
sesuai dengan jenjang/jenis pendidikan
yang ditempuh. Kedua, kita perlu           DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan mutu pendidikan secara
sistematis dan terarah, dalam rangka       Djemari Mardapi. 2004. Studi Dampak
meningkatkan mutu sember manusia                Ujian Nasional. Yogyakarta: Pro­
daya bangsa ini, untuk mampu bersaing           gram Pascasarjana UNY.
dengan bangsa-bangsa lain di eraglobal
                                           Furqon. 2005. Ujian Nasional dan Alter­
saat ini.
                                                natif Solusi. Bandung: Universitas
    Berdasarkan hasil kajian tentang
                                                Pendidikan Indonesia.
sistem ujian yang pernah berlaku se­
jak Indonesia merdeka, sistem Ujian        Ki Supriyoko, 2005. Studi Aspirasi Masya­
Na­sional, seperti juga Ujian Negara             rakat Tentang Pelaksanaan Ujian
yang pernah berlaku sejak Indonesia              Nasional. Yogyakarta: Lembaga
merdeka, adalah lebih baik dibandingkan          Studi Pembangunan Indonesia.
dengan sistem Ujian Sekolah (EBTA),
yang diberlakukan sepenuhnya pada          Pemerintah RI. Undang-undang No.
era tahun 1970an dan EBTANAS yang               20 Tahun 2003 Tentang Sistem
berlangsung pada era tahun 1980an.              Pendidikan Nasional.
Justru awal lahirnya gagasan Ujian
                                           _______________, Peraturan Pemerintah
Nasional adalah untuk memperbaiki
                                                 No. 19 Tahun 2005 Tentang
kelemahan mendasar pada sistem Ujian
                                                 Standar Nasional Pendidikan. l
Sekolah (EBTA) dan EBTANAS. Pada
sistem Ujian Sekolah dan EBTANAS,




 10                      Vol. VII/No. 3/September 2012
“Empat Pilar”, Menyatukan
Kemajemukan Indonesia
Oleh Weinata Sairin

     Spesifik                                                 realitas kemajemukan itu­
                                                              lah yang pada akhirnya


     B
           erbicara tentang nilai yang unik dan               membulatkan sikap me­
           spesifik, yang menjadi ciri khas dari              reka untuk menetapkan
           kedirian Indonesia tak bisa tidak ha­              Pancasila      sebagai  da­
     rus disebut adalah ke­majemukannya, plu­                 sar       Negara   Republik
     ralitasnya. Kema­je­mukan multi dimen­sional             In­do­­­nesia.
     yang meliputi suku, etnik, budaya, dan agama
     adalah sesuatu yang tidak terbantahkan, ji­              Pluralisme Keagamaan
     ka kita berbicara tentang Indonesia. Ke­ma­                  Di Indonesia hidup dan
     jemukan seperti ini sebagai rahmat dan                   berkembang aga­ma-aga­ma: Islam, Kristen, Ka­
     anugerah Allah adalah kekayaan, aset yang                tolik, Hindu, Buddha, Khong­hucu, dan ber­ba­
     amat berharga, yang harus dikelola dalam                 gai agama lainnya.
     tanggung jawab dan ketaatan kepada Allah.                    Sebenarnya realitas ke­majemukan agama
          Kemajemukan sebagai suatu realitas                  ba­gi masyarakat Indoneisia bu­kanlah hal
     empiric yang tak terbantahkan, harus di­                 yang baru. Dalam kese­harian mereka, warga
     sadari, dihargai, dan diberi ruang se­hingga             masyarakat ber­gaul dan bekerja sama dengan
     ke semua unsur memiliki ke­terjalinan                    umat dari berbagai latar belakang agama,
     satu sama lain yang pada gi­lirannya dapat               tanpa mesti menghadapi persoalan yang
     memberi kontribusi bagi penguatan sebuah                 signifikan. Dalam dokumen per­undangan,
     Indonesia yang solid di masa depan. Di­                  acapkali muncul nama-nama agama: Islam,
     sadari, artinya bahwa kemajemukan itu                    Kris­ten, Katolik, Hindu, dan Buddha sehingga
     benar-benar direfleksikan oleh setiap war­               seolah mengesankan hanya kelima agama itu
     ga bangsa pada aras apa pun, dalam ber­                  yang diakui secara resmi oleh pemerintah.
     interaksi, dalam membuat kebijakan, dan                      Kesalahan tafsir ini agaknya di­inspirasi
     dalam proses pengambilan keputusan. Di­                  oleh Penetapan Presiden RI nomor I/1965
     har­gai, artinya diapresiasi, tidak dilecehkan,          tentang Pencegahan Pe­nyalahgunaan dan/
     tidak didiskriminasi, ada hak dan ke­wa­                 atau Penodaan Agama tanggal 27 Januari
     jiban yang sama. Diberi ruang, artinya                   1965. Pada Penjelasan Pasal I Penpres
     men­­dapat tempat, didengar aspirasinya,                 tersebut disebutkan bahwa “agama-agama
     dan diperhitungkan keberadaanya. Kon­                    yang dipeluk oleh penduduk Indonesia:
     flik-konflik yang terjadi dalam kehidupan                Islam,Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan
     masyarakat kita dalam beberapa tahun                     Khong Hu Cu (Conficius). Itu ti­dak berarti
     terakhir ini, dalam batas-batas tertentu,                bahwa agama-agama lain, misalnya Yahudi,
     harus diakui oleh karena kemajemukan                     Zarazutrian, Sinto, dan Taoisme dilarang di
     dan pluralitas bukan saja tidak disadari,                Indonesia. Mereka mendapat jaminan penuh
     te­tapi terlebih karena tidak dihargai dan               se­perti yang diberikan oleh Pasal 29 ayat 2,
     tidak diberi ruang. Kondisi-kondisi seperti              dan mereka dibiarkan adanya, asal tidak
     itu dimanfaatkan secara politis, diboncengi              melanggar ketentuan-ketentuan yang terdapat
     faktor-faktor ekonomis se­hingga konflik                 dalam peraturan ini atau perundangan
     terus membara dan hampir tak pernah                      lain”. Penyebutan ten­tang nama-nama aga­
     ber­akhir.                                               ma tersebut tidak harus difahami dalam
          Kita patut berbangga pada the founding              kon­teks legi­timasi, tapi suatu pernyataan/
     fathers, yang benar-benar menyadari realitas             infor­matoris tentang agama-agama yang di­
     kemajemukan se­bagai bagian integral dari                peluk oleh penduduk Indonesia. Oleh karena
     kedirian Indonesia. Adanya kesadaran tentang             itu, pandangan seolah-olah ha­nya ada 5
                                                              agama yang resmi diakui oleh pemerintah,
                                                              tidak benar, apalagi pe­merintah tidak dalam
    Penulis adalah teolog, menulis tesis S2 Tentang Gerakan   kapasitas meng­akui keabsahan eksistensi
    Pembaruan Muhammadiyah, anggota BSNP                      sesuatu agama.


                                                      Vol. VII/No. 3/September 2012                   11
Di lingkungan kekristenan, pluralitas agama     merata. Faktor-faktor eksternal acapkali juga
telah cukup lama disadari, sebab itu para teolog     tidak mendukung pengembangan pola pikir
mendorong pe­ngembangan sikap dan wawasan            inklusif, antara lain kerukunan antarumat
inklu­sif agar umat/warga gereja mampu mem­          beragama yang belum matang di berbagai
beri apresiasi terhadap pluralisme agama.            daerah, pemberitaan/penayangan di media
Wawasan inklusif adalah suatu pola pikir non-        ce­tak/elektronik yang isinya secara tidak
diskriminatif, yang mem­berikan kerangka di          langsung cenderung mendiskreditkan sesuatu
mana semua golongan dapat hidup bersama,             agama, publikasi serta khotbah-khotbah yang
bekerja bersama untuk membangun masa de­pan          dalam keterbatasan per­sepsi dapat menyulut
bersama yang lebih baik, dengan tetap berpijak       sentimen antarumat beragama. Problematika
pada visi teologis yang diyakini setiap orang.       ini perlu diatasi dengan terus-menerus mem­
Dengan demikian, pemikiran inklusif adalah           berikan pemahaman tentang wawasan inklusif
pemikiran yang mengakomodasi, memberi                di kalangan pimpinan gereja dan warga gereja
tempat, menghargai kelompok lain, dan sebab          dari berbagai latar belakang profesi/pendidikan
itu jauh dari sikap yang menafikan ke­lompok         ter­masuk program pengadaan publikasi,
lain atau sikap membenarkan pandangan sendiri        ceramah, dan pendidikan keagamaan bagi
secara fanatic, sambil berupaya menghabisi           warga gereja. Selain itu, iklim yang kondusif di
kelompok lain.                                       masyarakat perlu terus-me­nerus diupayakan,
     Dalam berhadapan dengan pluralitas aga­         dengan secara sungguh-sungguh menjadikan
ma, pola pikir inklusif ini telah lama di­kem­       Pancasila sebagai referensi dan basis utama
bangkan para teolog. Raimundo Pannikar mi­           dalam membangun rumah besar Indonesia.
salnya menyatakan bahwa dalam konteks                     Agama-agama di Indonesia memiliki dasar
dunia sekarang ini orang dapat menemukan             teologis masing-masing sebagai rujukan
nilai-nilai yang po­sitif dan benar bahkan me­       utama dalam mengembangkan pluralitas.
nyangkut tatanan yang paling tinggi, di luar         Pengembangan sikap tersebut pada gilirannya
tra­disi agamanya sendiri. Pannikar yang             memberikan kontribusi signifikan dalam
amat meberi tekanan pada makna dialog me­            memelihara soliditas NKRI.
nyatakan bahwa melalui dialog pengalaman-
pengalaman pertikular me­ngenai kebenaran            Empat Pilar
dapat diperluas dan diperdalam sehingga me­              Upaya untuk memperteguh NKRI terus
nyingkap pengalaman-pengalaman baru me­              dilakukan dari waktu ke waktu oleh berbagai
ngenai kebenaran. Dalam dialog, hubungan an­         pihak karena menyadari betapa pentingnya
taragama bukanlah hubungan asimilasi atau            sebuah Indonesia yang utuh, satu, solid dalam
substitusi melainkan hubungan yang saling            kemajemukannya.
menyuburkan. Alan Race menunjuk pada be­                 Adalah Taufik Kiemas - Ketua MPR yang
be­rapa ayat dalam Alkitab yang memberi da­          sejak tahun 2010 mengintroduksi gagasan
sar sikap in­klusif antara lain: Setiap orang dari   “Empat Pilar” untuk menjadi dasar dalam
bangsa manapun yang takut akan Dia dan               kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat
yang mengamalkan kebenaran berkenan ke­              Pilar itu adalah: Pan­casila, Undang-Undang
pa­da-Nya (Kis. 10:35). Se­mentara itu Dr. D.C.      Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Mul­der mendorong gereja-gereja untuk belajar        1945, Ne­gara Kesatuan Republik Indonesia
dari orang lain, karena Tuhan Allah bukan ti­        dan Bhineka Tunggal Ika. Menurut Tau­fik
dak menyatakan diri kepada semua bangsa              Kiemas, Empat Pilar ini akan mampu men­
(Kis: 14:7); Tuhan bergumul dengan semua             jawab persoalan-persoalan multidimensi yang
ma­nu­sia, maka semua bangsa mencari Tuhan           dihadapi oleh bangsa Indonesia ditengah
(Kis. 17:27).                                        peraturan global.
     Pengembangan sikap inklusif sa­ma sekali            Empat Pilar dengan demikian harus men­
tidak berarti dan tidak bo­leh memperlemah           jadi roh dan nafas dalam hidup kita membangsa
iman dan atau mengingkari nilai ekslusif dan         dan menegara. Empat Pilar tidak boleh jatuh
spesifik yang ada dalam setiap agama, tetapi         menjadi mitos, jargon, slogan tetapi mesti
justru harus memperteguh keyakinan dan iman          diinternalisasi me­lalui bidang pendidikan,
seseorang terhadap agama yang dianutnya.             hukum, politik serta bidang-bidang lainnya
Pengembangan sikap inklusif di kalangan umat         sehingga spirit Empat Pilar itu benar-benar
Kristen di­lakukan secara terarah, terancam,         men­jadi benang merah dalam kehidupan se­
ber­kesinambungan, dan mencakup seluruh              tiap warga bangsa.
lapisan umat. Dalam konteks ini problem                  Dengan cara itu kita berharap akan tetap
dan kendala yang dihadapi adalah keragaman           eksis di pentas sejarah se­buah Indonesia
denominasi,      keragaman       latar   belakang    majemuk yang teguh, solid, berkeadaban,
pendidikan, persepsi teologis yang tidak sama,       menghargai HAM, yang memiliki kontribusi
pola pembinaan warga gereja yang belum               bagi dunia in­ternasional. l


 12                       Vol. VII/No. 3/September 2012
Berita BSNP*

         UNPK TETAP DIADAKAN DUA KALI SETAHUN
                    U    jian Nasional Pendidikan Kesetaraan
                         atau UNPK tahun 2012 tahap pertama
                    dilaksanakan tanggal 9-12 Juli 2012 untuk
                                                                        fungsi dan tugas masing-masing pe­nyelenggara
                                                                        Pusat, Penyelenggara Provinsi, Penyelenggara
                                                                        Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan dalam
                    program Paket C dan tanggal 16-18 Juli 2012         pelaksanaaan UNPK. Hal ini dimaksudkan
                    untuk program Paket A/Ula dan Pa­ket B/Wustha.      supaya masing-masing penyelenggara lebih
                    Sedangkan UNPK tahap ke­dua dilaksanakan            fokus dan tidak sa­ling melepaskan tanggung
                    pada tanggal 8-11 Okto­ber 2012 untuk Paket         jawab dalam pelaksanaan UNPK.
                    C dan tanggal 15-17 Oktober 2012 untuk Paket            Akurasi pendataan peserta UNPK perlu
                    A/Ula dan pa­­ket B/Wustha. Penyelenggaraan         diperhatikan karena hal ini memiliki implikasi
                    UNPK ditetapkan melalui Peraturan Menteri           penganggaran dan administrasi. Selain itu,
                    Pen­didikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun           juga perlu diantisipasi jika terjadi emergency di
                    2012 dan Peraturan Badan Standar Nasional           lapangan, seperti soal kurang, LJUN rusak atau
                    Pendidikan Nomor 0018/P/BSNP/VI/2012 ten­           kurang dan lainnya. Oleh sebab itu diperlukan
                    tang Prosedur Operasi Standar Ujian Na­sional       koordinasi yang lebih baik untuk hal-hal yang
                    Pendidikan Kesetaraan.                              memerlukan penanganan segera.
                         Untuk menyiapkan pelaksanaan UNPK,­                Secara umum tidak banyak perubahan
                    BSNP bersama Badan Penelitian dan Pengem­           pelaksanaan UNPK tahun 2012 dibanding




Kartono (berdiri,
     memegang
mikropon) Ketua
 Penyelenggara
  UNPK Provinsi
    Jawa Tengah
 menyampaikan
     pertanyaan
   kepada Ketua
    BSNP terkait
  dengan waktu
    pelaksanaan
     UNPK 2012.
                    bangan Kementerian Pendidikan dan Kebuda­           dengan tahun 2011. Salah satu perubahan
                    yaan, mengadakan rapat koor­dinasi pada             adalah prosedur pendaftaran bagi peserta
                    tanggal 15-16 Juni 2012 di Ja­karta. Rapat terse­   UNPK di luar negeri. Sesuai dengan POS
                    but dihadiri oleh ketua penyelenggara dan           UNPK, penyelenggara Program Paket A, Paket
                    bendahara UNPK tingkat provinsi, kepala kan­        B, dan Paket C, mendaftarkan peserta UNPK
                    tor Kementerian Agama, anggota BSNP dan             ke Atase Pendidikan atau Konsulat Jenderal
                    Pus­pendik.                                         pada Kantor Perwakilan RI setempat. Jika tidak
                         M. Aman Wirakartakusumah Ketua BSNP,           ada Atase Pendidikan atau Konsulat Jenderal,
                    dalam sambutannya mengatakan bah­wa                 maka pendaftaran dilakukan lang­sung ke
                    tujuan rapat koordinasi adalah untuk menya­         Penyelenggara Pusat dalam hal ini Puspendik
                    makan persepsi dan langkah dalam pelak­             Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di
                    sanaan UNPK. “Tujuan rapat koordinasi ini           Jakarta.
                    adalah untuk menyamakan persepsi dan
                    lang­kah semua pihak yang terlibat dalam            Jadwal Ujian
                    penye­lenggaraan UNPK tahun 2012. Dengan                Sesuai dengan POS UNPK, ujian di­lak­
                    demikian diharapkan pelaksanaan UNPK                sanakan tanggal 9-12 Juli 2012 untuk program
                    tahun ini akan semakin baik dibanding tahun         paket C dan tanggal 16-18 Juli 2012 untuk
                    sebelumnya”, ucap Aman.                             program paket A/Ula dan paket B/Wustha.
                         Melalui rapat koordinasi ini juga, tam­bah     Namun, untuk provinsi tertentu, karena sebab        * Bambang
                    Aman, perlu dirumuskan secara jelas peran,          dan alasan yang valid, ujian program paket C          Suryadi


                                                       Vol. VII/No. 3/September 2012                               13
Berita BSNP
dilaksanakan bersamaan dengan waktu ujian              Sementara itu, hasil rapat koordinasi
program paket A/Ula dan paket B/Wustha.            antara BSNP, Balitbang, Dirjen DIKTI, dan Dirjen
     “Ada tiga provinsi yang waktu pe­lak­sanaan   Pendidikan Dasar pada tanggal 22 Juni 2012
ujian program paket C disamakan dengan             menetapkan pengumuman hasil UNPK yang
program paket A/Ula dan paket B/Wustha,yaitu       semula ditetapkan tanggal 4 Agustus 2012
provinsi Papua, Sulawesi Tenggara, dan             dimajukan ke tanggal 28 Agustus 2012.
DKI”, ucap Candra dalam rapat pleno BSNP               ”Pengajuan tanggal pengumuman ini
(26/6/2012).                                       untuk memberi kesempatan kepada lulusan
     Adapun jadwal pelaksanaan UNPK secara         program Paket C untuk mengikuti ujian
lengkap adalah sebagai berikut.                    ma­suk perguruan tinggi”, ucap M. Aman
                                       Tanggal
  Program         Hari                                                Jam                      Mata Ujian
                              Periode I      Periode II
                                                                 13.00   –   15.00   Pendidikan Kewarganegaraan
                  Senin      9 Juli 2012      8 Oktober 2012
                                                                 15.30   –   17.30   Bahasa Indonesia
                                                                 13.00   –   15.00   Sosiologi
Paket C          Selasa      10 Juli 2012     9 Oktober 2012
                                                                 15.30   –   17.30   Geografi
IPS
                                                                 13.00   –   15.00   Bahasa Inggris
                  Rabu       11 Juli 2012     10 Okober 2012
                                                                 15.30   –   17.30   Ekonomi
                  Kamis      12 Juli 2012     11 Okober 2012     13.00   –   15.00   Matematika
                                                                 13.00   –   15.00   Pendidikan Kewarganegaraan
                  Senin      9 Juli 2012      8 Oktober 2012
                                                                 15.30   –   17.30   Bahasa Indonesia
                                                                 13.00   –   15.00   Biologi
Paket C          Selasa      10 Juli 2012     9 Oktober 2012
                                                                 15.30   –   17.30   Kimia
IPA
                                                                 13.00   –   15.00   Bahasa Inggris
                  Rabu       11 Juli 2012     10 Okober 2012
                                                                 15.30   –   17.30   Fisika
                  Kamis      12 Juli 2012     11 Okober 2012     13.00   –   15.00   Matematika
                                                                 13.00   –   15.00   Pendidikan Kewarganegaraan
                  Senin      9 Juli 2012      8 Oktober 2012
Paket C                                                          15.30   –   17.30   Bahasa Indonesia
Kejuruan                                                         13.00   –   15.00   Bahasa Inggris
                 Selasa      10 Juli 2012     9 Oktober 2012
                                                                 15.30   –   17.30   Matematika
                                                                 13.00   –   15.00   Pendidikan Kewarganegaraan
                  Senin      16 Juli 2012    15 Oktober 2012     15.30   –   17.30   Bahasa Indonesia
                                                                 13.00   –   15.00   Ilmu Pengetahuan Sosial
Paket B/         Selasa      17 Juli 2012     16 Oktober 2012
                                                                 15.30   –   17.30   Matematika
Wustha
                                                                 13.00   –   15.00   Bahasa Inggris
                  Rabu       18 Juli 2012    17 Oktober 2012     15.30   –   17.30   Ilmu Pengetahuan Alam
                                                                 13.00 – 15.00       Pendidikan Kewarganegaraan
                  Senin      16 Juli 2012    15 Oktober 2012     15.30 – 17.30       Bahasa Indonesia
Paket A/                                                      13.00 – 15.00          Ilmu Pengetahuan Sosial
Ula              Selasa      17 Juli 2012    16 Oktober 2012
                                                             15.30 – 17.30           Ilmu Pengetahuan Alam
                  Rabu       18 Juli 2012    17 Oktober 2012  13.00 – 15.00          Matematika
    Waktu pelaksanaan UNPK di luar negeri          Wirakartakusumah seraya menambahkan
ditentukan oleh penyelenggara UNPK se­             BSNP akan mengirim surat edaran ke Ke­pala
tempat dan ditetapkan oleh Penye­lenggara          Dinas Pendidikan Provinsi mengenai per­
Pusat.                                             ubahan tanggal pengumuman ini. l


           UJI COBA INSTRUMEN PEMANTAUAN
            STANDAR Buku Teks Pelajaran
F  okus kegiatan BSNP tahun 2012 adalah
   pemantauan implementasi/pelaksanaan
Standar Nasional Pendidikan pada jen­jang
                                                   prasarana, pendidik dan te­na­ga kependidikan,
                                                   pengelolaan, buku teks pelajaran, dan pen­
                                                   didikan nonformal. Sampai akhir Juni 2012,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Me­nengah.         tim ahli dari masing-masing standar telah
Ada delapan standar yang di­pan­­tau, yaitu        me­lakukan uji coba instrumen pe­man­tauan.
standar penilaian, proses, bia­ya, sarana dan      Kegiatan uji coba dilaksanakan di delapan


 14                           Vol. VII/No. 3/September 2012
Berita BSNP
                     provinsi untuk setiap standar dan di setiap        dengan tanya jawab/dialog. Berdasarkan
                     provinsi me­libatkan 40 responden yang             masukan dan saran dari responden uji coba,tim
                     berasal dari berbagai unsur, diantaranya dinas     ahli akan me­nyempurnakan instrument
                     pen­didikan provinsi, kantor kementeritan aga­     tersebut pada tahapan kegiatan berikutnya.
                     ma, dinas pendidikan kabupaten/kota, ke­pa­la          Farid Anfasa Moeloek, anggota BSNP
                     sekolah, dan guru.                                 yang melakukan uji coba instrumen di Ban­ten
                           Edy Tri Baskoro, anggota BSNP dan koor­­     menyampaikan bahwa secara umum acara
                     dinator kegiatan pemantauan standar sarana         berjalan lancar, kondusif, kehadiran pe­serta
                     dan prasarana mengatakan tujuan uji coba ini       tinggi, dan partisipasi dari dinas bagus.
                     adalah untuk mendapatkan ma­sukan dan saran            Sementara Bambang Suryadi yang juga
                     dari responden terhadap instrumen pemantauan       mengikuti acara tersebut mengatakan bahwa
                     dari aspek konten/isi, keterbacaan dan kejelasan   berdasarkan masukan dari responden, dapat
                     bahasa, waktu yang diperlukan untuk mengisi        diketahui bahwa instrumen untuk dinas pen­




    Responden uji
  coba instrumen
      pemantauan
   standar sarana
    dan prasarana
mengisi instrumen
   di kantor Dinas
       Pendidikan
  Provinsi Banten

                     instrumen, dan format instrumen.                   didikan dan kemenag, meskipun dari segi
                          Lebih lanjut Edy Tri Baskoro me­nam­bah­      jumlah halaman dan pertanyaan lebih sedikit
                     kan karena ada delapan tim standar yang turun      dibandingkan dengan instrumen untuk kepala
                     ke lapangan untuk melakukan uji coba, maka         sekolah, ternyata mereka lebih sulit mengisi. Hal
                     perlu dilakukan sinkronisasi, harmonisasi,         ini disebabkan: (a) responden tidak membawa
                     dan koordinasi, tidak hanya antar tim standar      data yang diperlukan seperti yang tertulis di
                     tetapi juga dengan pihak dinas pendidikan          dalam surat pengantar BSNP, dan (b) respoden
                     provinsi/kabupaten/kota yang menjadi tempat        tidak berani menerka atau me­nebak data
                     pelaksanaan kegiatan.                              faktual, seperti tahun, jumlah dana/anggaran
                          Proses selama di lapangan, anggota BSNP       dll. Mayoritas responden mengaku menerima
                     atau tim ahli menjelaskan tentang Stan­­dar        surat undangan ter­lambat dan tugas dari pim­
                     Nasional Pendidikan, kegiatan pe­­­mantauan        pinan (atasan) juga mendadak sehingga ti­dak
                     standar, dan instrument, ke­mu­dian dilanjutkan    sempat mem­bawa data-data pendukung. l


                                   DPRD KABUPATEN SINJAI
                             Mengadukan masalah SKHUN SD ke BSNP
                     S  ebanyak sebelas orang anggota DPRD
                        dan seorang dari Dinas Pendidikan
                     Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan berdialog
                                                                        Provinsi. Namun belum ada jalan ke­luar yang
                                                                        diharapkan. Oleh sebab itu ang­gota dewan
                                                                        berinisiatif untuk berdialog de­ngan BSNP
                     dengan anggota BSNP di Jakarta (29/5/2012)         mengingat murid-murid yang sekarang duduk
                     untuk mencari solusi tentang masalah Surat         di bangku SMP akan mengikuti ujian sekolah.
                     Keterangah Hasil Ujian Nasional (SKHUN) SD             Pihak sekolah tidak memperbolehkan
                     tahun 2009/2010 yang belum didistribusikan         murid-murid mengikuti ujian sekolah jika tidak
                     kepada peserta didik.                              ada SKHUN. Mengingat ini bukan kesalahan
                         Menurut ketua rombongan, masalah ini           murid, maka kita berharap jangan sampai
                     sudah lama disampaikan ke Dinas Pen­di­dikan       merugikan peserta didik.


                                                       Vol. VII/No. 3/September 2012                               15
Berita BSNP
    Menanggapi masalah tersebut, Ketua                  Setelah melalui dialog dan perbincangan
BSNP M. Aman Wirakartakusumah menga­                yang cukup lama, akhirnya disepakati bahwa
takan sebenarnya bukan wewenang BSNP                peserta didik yang sekarang duduk di bangku
untuk mengurusi SKHUN. BSNP ha­nya                  SMP dan akan mengikuti ulangan sekolah,
menyelenggarakan ujian nasional, se­dangkan         perlu diberikan hak mereka untuk mengikuti




                                                                                                     Anggota DPRD
                                                                                                     Kabupaten Sinjai
                                                                                                     Sulawesi Selatan
                                                                                                     saat berdialog
                                                                                                     dengan BSNP
                                                                                                     tentang masalah
                                                                                                     SKHUN SD.
SKHUN menjadi wewenang Balit­bang dan               ulangan sekolah. Sehubungan dengan hal
Dinas Pendikan Provinsi.                            ini, Balitbang atau Direktorat Pembinaan SMP
     Namun demikian, tambah Aman, karena            Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan
permasalahan sudah disampaikan ke BSNP              mengirim surat ke Kepala Dinas Pendidikan
maka harus dicari jalan keluar yang terbaik. Pada   Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten
prinsipnya, jangan sampai peserta didik dirugikan   Sinjai. Pada waktu yang bersamaan, masalah
karena kesalahan yang dilakukan pihak lain.         SKHUN juga akan diselesaikan. l


                  IKAPI BERKOMITKEN HASILKAN
                 BUKU TEKS PELAJARAN BERMUTU
I katan Penerbit Indonesia (IKAPI) mem­be­
  rikan komitmen dan siap mendukung kebi­
jakan pemerintah untuk mengadakan buku
                                                    Elektronik (BSE), proses penilaian buku, dan
                                                    perkembangan buku teks pelajaran.
                                                         IKAPI juga menyadari adanya buku-buku
teks pelajaran yang bermutu bagi murid-mu­          teks pelajaran yang beredar di seko­lah atau
rid sekolah di seluruh Indonesia. Komitmen          masyarakat, ada yang masih belum me­menuhi
inin dilatarbelakangi oleh ke­prihatinan IKAPI      standar mutu buku teks pela­jaran sebagaimana
terhadap fakta banyaknya buku-buku teks             yang ditetapkan BSNP. Jum­lah penerbit yang
pelajaran yang beredar di sekolah dan toko          begitu banyak men­jadi kendala tersendiri bagi
buku yang belum lolos dari standar mutu.            IKAPI untuk mengatasi masalah ini.
      Komitmen tersebut disampaikan oleh                 “Jumlah penerbit di Indonesia sangat
Lucya Andam Dewi Ketua IKAPI dalam acara            banyak, ada yang masuk anggota IKAPI dan
dialog dengan anggota BSNP di Jakarta               ada yang tidak, sehingga kami (IKAPI) kesu­
(5/6/2012). Turut hadir dalam acara ini ada­        litan untuk mengambil tindakan terhadap
lah­ jajaran pengurus IKAPI, diantaranya Hus­       pelanggaran kode etik penerbitan seperti ini”,
ni Syawie,Nova Rasdiana, dan Bambang                ungkap Lucya.
Trimansyah.                                              IKAPI, menurut Lucya, juga menya­
      “Melalui forum dialog ini, IKAPI mem­         yang­kan pembajakan buku yang terjadi di
be­­rikan komitmen penuh terhadap kebi­­            Indonesia. Oleh sebab itu IKAPI memiliki tim
jakan pemerintah untuk menyediakan buku             penanggulangan pembajakan buku. Ang­
teks pelajaran yang bermutu. Sebab IKAPI            gota IKAPI tidak menerbitkan buku dengan
me­­miliki impian buku teks pelajaran yang          melanggar hak cipta.
digunakan di sekolah adalah buku teks pela­              Weinata Sairin anggota BSNP sekaligus
jaran yang berkualitas”, ucap Lucya seraya          koordinator tim buku teks pelajaran juga me­
me­nambahkan melalui forum ini, IKAPI juga          nyayangkan adanya buku teks pelajaran yang
memerlukan informasi tentang Buku Sekolah           memberikan pesan-pesan yang tidak mendidik.


 16                           Vol. VII/No. 3/September 2012
Berita BSNP



   Pengurus IKAPI,
           Bambang
 Trimansyah (kiri),
     Lucya Andam
  Dewi(kedua dari
    kiri), dan Nova
Rasdiana (tengah)
 berpose bersama
    anggota BSNP
 setelah berdialog
seputar buku teks
           pelajaran
                       Sebagai contoh adalah buku ce­rita tentang       yang bermutu.
                       Bang Maman yang beredar di Jakarta atau buku          Menurut EdyTri Baskoro semangat BSNP
                       yang berbicara tentang ideologi komunis yang     dan IKAPI sama, yaitu mengadakan buku-buku
                       beredar di Sukabumi. Weinata berharap IKAPI      yang berkualitas. “Alat yang paling baik untuk
                       dapat memberikan kontribusi langsung dalam       mengontrol kualitas buku adalah memberikan
                       menangani masalah-masalah seperti ini.           kekuatan kepada sekolah untuk memilih
                           Menurut Farid Afansa Moe­loek buku sa­ngat   buku yang berkualitas. Sekolah ti­dak boleh
                       penting dalam proses pendidikan. Oleh sebab      tergoda dengan buku yang tidak berkualitas
                       itu diharapkan ada undang-undang tentang         karena harganya murah”, ungkap Edy sambil
                       perbukuan na­sional.“Saya berharap IKAPI dapat   menambahkan semestinya yang memilih buku
                       mem­berikan kontribusi dalam penerbitan          di sekolah adalah Dewan Guru.
                       un­dang-undang ini. IKAPI juga diharapkan             Sementara Djemari Mardapi mengu­sul­
                       dapat berpastisipasi dalam menyeleksi buku       kan IKAPI diharapkan dapat memberikan daf­
                       teks pelajaran untuk menghasilkan buku           tar buku-buku sastra (novel) untuk dinilai
                       yang bermutu”, ungkap Moeloek sambil meng­       dan direkomendasikan ke sekolah. Hal ini
                       usulkan perlu dibentuk komite buku nasional      dimaksudkan untuk meningkatkan ke­mam­
                       yang bertugas menghasilkan buku pelajaran        puan bahasa Indonesia peserta didik. l




                                                       Vol. VII/No. 3/September 2012                            17
Lensa BSNP




Dari kiri ke kanan, Khairil Anwar Notodiputro
Kepala Balitbang, Suyanto Dirjen Pendidikan
Dasar, dan Syawal Gultom Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dalam acara rapat koordinasi persiapan
penyelenggaraan Ujian Nasional di BSNP.




                                                                    Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sulawesi
                                                                             Selatan, Prof Khalidi berbaju biru
                                                                    Melaporkan pelaksanaan Ujian Nasional di
                                                                        Sulawesi Selatan di ruang sidang BSNP.




Peserta Ujian Nasional SMP memanfaatkan
waktu untuk belajar bersama sesaat sebelum
memasuki ruang ujian. Mereka berkomitmen
untuk mengikuti ujian dengan penuh
kejujuran




                                                                    Sekolah turut memberikan motivasi dan
                                                              semangat kepada peserta Ujian Nasional dengan
                                                                    memasang spanduk di dalam lingkungan
                                                                                                    sekolah.


  18                          Vol. VII/No. 3/September 2012
Lensa BSNP




                                                                              Peserta Ujian Nasional SD berbaris dengan
                                                                         tertib sebelum memasuki ruang ujian,dipimpin
                                                                                 oleh ketua kelas. Disiplin, tertib, dan taat
                                                                                 peraturan merupakan kunci kesuksesan.




Peserta Ujian Nasional SD mendengarkan
tata tertib ujian yang dibacakan oleh
pengawas ruang sebelum ujian dimulai.




                                                                           Anak-anak SD Inpres Wuroba membawa papan
                                                                                          tulis dan kursi setelah mengikuti
                                                                                  ujian nasional sekolah dasar di SD Inpres
                                                                               Walelagama, Kabupaten Jayawijaya, Papua,
                                                                            Selasa (8/5/12). Kursi dan papan tulis tersebut
                                                                             untuk menambah inventaris sekolah mereka.
                                                                          Selama pelaksanaan ujian nasional, peserta dari
                                                                       lima sekolah dasar digabung di satu tempat untuk
                                                                           memudahkan pengawasan. (Sumber: Kompas,
                                                                                                         Rabu, 9 Mei 2012).




Sebanyak 51 siswa kelas VI SD Negeri Pakis 3 Kecamatan Panti,
Kabupaten Jember, Jawa Timur, melaksanakan ujian nasional di
pelataran rumah warga dan pelataran sekolah karena gedung
sekolah mereka rusak diterjang angin puting beliung.
(Sumber: Kompas, Rabu, 9 Mei 2012).




                                                         Vol. VII/No. 3/September 2012                               19
Lensa BSNP




                                                          Peserta Ujian Nasional di MTs Yayasan Kesejahteraan
                                                                      Tuna Netra Islam (YAKETUNIS) Jogjakarta
                                                         mengerjakan soal UN. Peserta UN mengeluhkan tidak
                                                           adanya soal UN yang dicetak dengan huruf Braille,
                                                                           sehingga soal dibacakan oleh guru.




Febri Hendri dari ICW (tengah) berdialog dengan
anggota BSNP tentang dugaan terjadinya
kecurangan Ujian Nasional SMP di Tangerang




                                                       Peserta review instrumen pemantauan standar sarana
                                                       dan prasarana menelaah dan mengkaji draf instrumen
                                                         pemantauan di BSNP sebelum dilakukan uji coba di
                                                                              delapan wilayah atau provinsi




Ketua BSNP M. Aman Wirakartakusumah (tengah) dan
anggota BSNP berpose bersama dalam rangka Ulang
tahun ke-68 Farid Anfasa Moeloek (ketiga dari kanan)
di kantor BSNP.

Contenu connexe

Similaire à Pendidikan Nasional Abad 21

Yang Muda Berkarya
Yang Muda BerkaryaYang Muda Berkarya
Yang Muda BerkaryaViki Iswanto
 
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTBKritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTBguest76faf2cf
 
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTBKritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTBguest627cf8
 
Prociding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamiProciding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamidosido
 
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_lilislisna.pptx
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_lilislisna.pptxGaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_lilislisna.pptx
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_lilislisna.pptxssuserd6a846
 
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_.pptx
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_.pptxGaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_.pptx
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_.pptxIndahHandayani22
 
P5 kls 5 Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C.pptx
P5 kls 5 Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C.pptxP5 kls 5 Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C.pptx
P5 kls 5 Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C.pptxSriHikmiyaningsihSpd
 
Mengembangkan pendidikan IPS berwawasan lingkungan
Mengembangkan pendidikan IPS berwawasan lingkunganMengembangkan pendidikan IPS berwawasan lingkungan
Mengembangkan pendidikan IPS berwawasan lingkunganWidada Winata Atmaja
 
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. PertaminaMakalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. PertaminaFebri Alif Pratama
 
Mts tgs 6 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs 6  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Mts tgs 6  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs 6 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Andik Irawan
 
Mts tgs 7 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs 7  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Mts tgs 7  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs 7 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Andik Irawan
 
Panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan ipa dlm bahasa inggris di rin...
Panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan ipa dlm bahasa inggris di rin...Panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan ipa dlm bahasa inggris di rin...
Panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan ipa dlm bahasa inggris di rin...Nandang Sukmara
 
Status lingkungan hidup indonesia 2012. pilar lingkungan hidup indonesia
Status lingkungan hidup indonesia 2012. pilar lingkungan hidup indonesiaStatus lingkungan hidup indonesia 2012. pilar lingkungan hidup indonesia
Status lingkungan hidup indonesia 2012. pilar lingkungan hidup indonesiaOswar Mungkasa
 

Similaire à Pendidikan Nasional Abad 21 (20)

Yang Muda Berkarya
Yang Muda BerkaryaYang Muda Berkarya
Yang Muda Berkarya
 
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTBKritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
 
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTBKritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
Kritisi Kebijakan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) di Provinsi NTB
 
PROPOSAL SEMARAK 2021.pptx
PROPOSAL SEMARAK 2021.pptxPROPOSAL SEMARAK 2021.pptx
PROPOSAL SEMARAK 2021.pptx
 
Prociding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamiProciding 1 tsunami
Prociding 1 tsunami
 
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_lilislisna.pptx
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_lilislisna.pptxGaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_lilislisna.pptx
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_lilislisna.pptx
 
Konsep pembangunan
Konsep pembangunanKonsep pembangunan
Konsep pembangunan
 
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_.pptx
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_.pptxGaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_.pptx
Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C_.pptx
 
P5 kls 5 Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C.pptx
P5 kls 5 Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C.pptxP5 kls 5 Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C.pptx
P5 kls 5 Gaya Hidup Berkelanjutan_Fase C.pptx
 
1
11
1
 
Mengembangkan pendidikan IPS berwawasan lingkungan
Mengembangkan pendidikan IPS berwawasan lingkunganMengembangkan pendidikan IPS berwawasan lingkungan
Mengembangkan pendidikan IPS berwawasan lingkungan
 
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. PertaminaMakalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) - PT. Pertamina
 
Kumbang 2022
Kumbang 2022Kumbang 2022
Kumbang 2022
 
Mts tgs 6 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs 6  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Mts tgs 6  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs 6 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
 
Mts tgs 7 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs 7  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Mts tgs 7  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs 7 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
 
BUKU BIO XI.pdf
BUKU BIO XI.pdfBUKU BIO XI.pdf
BUKU BIO XI.pdf
 
Panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan ipa dlm bahasa inggris di rin...
Panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan ipa dlm bahasa inggris di rin...Panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan ipa dlm bahasa inggris di rin...
Panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan ipa dlm bahasa inggris di rin...
 
Gen sbh
Gen sbhGen sbh
Gen sbh
 
Ganesha Hijau
Ganesha HijauGanesha Hijau
Ganesha Hijau
 
Status lingkungan hidup indonesia 2012. pilar lingkungan hidup indonesia
Status lingkungan hidup indonesia 2012. pilar lingkungan hidup indonesiaStatus lingkungan hidup indonesia 2012. pilar lingkungan hidup indonesia
Status lingkungan hidup indonesia 2012. pilar lingkungan hidup indonesia
 

Plus de Guru Online

Kerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi KurikulumKerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi KurikulumGuru Online
 
Konsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran TematikKonsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran TematikGuru Online
 
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013Guru Online
 
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013Guru Online
 
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan SingapuraMenelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan SingapuraGuru Online
 
Buku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahBuku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahGuru Online
 
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalPedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalGuru Online
 
English Across the Curriculum
English Across the CurriculumEnglish Across the Curriculum
English Across the CurriculumGuru Online
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Guru Online
 
Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011Guru Online
 
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011Guru Online
 
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012Guru Online
 
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Guru Online
 
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012Guru Online
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Guru Online
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slideSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slideGuru Online
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat MadaniSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat MadaniGuru Online
 
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHPERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHGuru Online
 
KODE ETIK GURU INDONESIA
KODE ETIK GURU INDONESIAKODE ETIK GURU INDONESIA
KODE ETIK GURU INDONESIAGuru Online
 
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMAKonsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMAGuru Online
 

Plus de Guru Online (20)

Kerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi KurikulumKerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi Kurikulum
 
Konsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran TematikKonsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran Tematik
 
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
 
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
 
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan SingapuraMenelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
 
Buku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahBuku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas Sekolah
 
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalPedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
 
English Across the Curriculum
English Across the CurriculumEnglish Across the Curriculum
English Across the Curriculum
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
 
Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011
 
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
 
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
 
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
 
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slideSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat MadaniSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
 
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHPERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
 
KODE ETIK GURU INDONESIA
KODE ETIK GURU INDONESIAKODE ETIK GURU INDONESIA
KODE ETIK GURU INDONESIA
 
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMAKonsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Pendidikan Nasional Abad 21

  • 1.
  • 2. Pengantar Redaksi Penanggungjawab Moehammad Aman Wirakartakusumah P embaca yang budiman. Ujian Nasional atau UN untuk SMA, MA, SMK, SMALB, SMP, MTs, SMPLB, SD dan MI telah selesai dilaksanakan. Pelaksanaan UN ini kami sajikan dalam bentuk gambar (Lensa BSNP). Mulai tanggal 9-12 Juli Pemimpin Redaksi 2012 BSNP menyelenggarakan Ujian Nasional Pendidikan Edy Tri Baskoro Kesetaraan atau UNPK untuk Program Paket C. Sedangkan UNPK Program Paket A dan Paket B dilaksanakan tanggal 16- Redaksi Eksekutif 18 Juli 2012. Informasi lengkap tentang UNPK disajikan dalam Richardus Eko Indrajit berita BSNP. Pada edisi ketiga ini kami juga menyajikan tiga Djemari Mardapi artikel utama yaitu Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI Teuku Ramli Zakaria (bagian kelima), “Empat Pilar” Menyatukan Kemajemukan Weinata Sairin Indonesia, dan Upaya mengatasi Gangguan Psikologis Siswa Dalam Pelaksanaan Ujian Nasional. Selamat membaca. Redaksi Pelaksana Bambang Suryadi Daftar Isi Penyunting/Editor Mungin Eddy Wibowo Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI Zaki Baridwan 3-6 (Bagian V) Djaali Furqon 7-10 Upaya Mengatasi Gangguan Psikologis Siswa dalam Pelaksanaan Ujian Nasional Johannes Gunawan Jamaris Jamna “Empat Pilar”, Menyatukan Kemajemukan Kaharuddin Arafah 11-12 Indonesia Desain Grafis & Fotografer 13-17 Berita BSNP: Djuandi - UNPK Tetap Diadakan Dua Kali Setahun Ibar Warsita - Uji Coba Instrumen Pemantauan Standar - DPRD Kabupaten Sinjai Mengadukan Sekretaris Redaksi Masalah SKHUN SD ke BSNP Ning Karningsih - IKAPI Berkomitmen Hasilkan Buku Teks Pelajaran Bermutu Alamat: - Kunjungan Tamu dari Casio Jepang BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 18-20 Lensa BSNP Gedung D Lantai 2, Mandikdasmen Keterangan Gambar Cover Jl. RS. Fatmawati, Cipete Jakarta Selatan Anggota BSNP, tim ahli, dan reviewer instrumen pemantauan standar Telp. (021) 7668590 sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah berpose Fax. (021) 7668591 bersama setelah menelaah draf instrumen pemantauan di BSNP (atas). Dari kiri ke kanan, M. Aman Wirakartakusumah Ketua BSNP, Email: info@bsnp-indonesia.org Hari Setiadi Kepala Puspendik, R. Eko Indrajit Sekretaris BSNP,dan Website: http://www.bsnp-indonesia.org Jamaris Jamna Anggota BSNP dalam acara sosialisasi pelaksanaan UNPK tahun 2012 di Jakarta (bawah). Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 3. PARADIGMA PENDIDIKAN NASIONAL ABAD XXI (Bagian V) Tim BSNP memiliki potensi sumber daya alam luar biasa. 3.9. Globalisasi dan Pendidikan Bayangkan, Indonesia ada­lah tempat hidup bagi 37% spesies dunia, 30% hutan bakau du­ nia, dan 18% terumbu karang dunia. Hutan Pada mulanya globalisasi disulut tro­pis Indonesia me­rupakan hutan terbesar oleh niat negara-negara industri maju ketiga setelah Brazil dan Republik Demokrasi untuk mengkonsentrasikan upaya Congo. Belum lagi hasil tambang, baik berupa pada “Research Development” minyak dan gas bumi maupun sumber-sumber mineral lainnya. Produksi minyak In­donesia untuk menghasilkan produk-produk pernah mencapai rata-rata 1685 ribu barrel/ yang memiliki nilai tambah tinggi hari pada 1977 (Hertzmark, 2007). dengan muatan ilmu pengetahuan Namun, kekayaan ini semakin hari se­ma­ mutakhir sehingga dengan demikian kin terbuang akibat penghancuran sis­tema­tis. mereka mendapatkan peluang untuk Paradigma pembangunan yang ber­orientasi memenangkan pasar beserta keunggulan pada pertumbuhan sesaat yang bersifat sek­ toral, frag­men­tatif, dan tak mengindahkan kompetitifnya. Kemudian mereka alihkan ke­­ber­lanjutan menjadi penyebab ke­han­curan teknologi industri yang kokoh yang yang sudah mulai kita rasakan. Kerusakan telah mereka kembangkan dengan infra- sum­ber kekayaan alam terus terjadi akibat strukturnya yang padat investasi itu ke eksploitasi alam terencana yang dilakukan ne­ negara-negara ‘berkembang’ melalui apa gara ataupun akibat pembiaran perusakan alam yang di­­la­kukan oleh perusahaan-peru­sahaan yang disebut “transfer/alih teknologi”. be­­sar dan kecil yang tengah mengejar ke­­un­ Maka globalisasi dalam konteks ini tungan jangka pendek tanpa mem­pedulikan memperoleh makna: kompetisi ekonomi dampak lingkungan jangka panjang. berbasis ilmu pengetahuan, yang Dengan demikian, yang harus kita la­ku­ berimplikasi pada apa yang disebut kan adalah perubahan sistemik menye­lu­ “ekonomi pengetahuan”, yaitu ekonomi ruh, yang mampu menerobos kebuntuan yang terjadi saat ini. Per­ubahan ini bukan se­ yang dasarnya dan atau produknya adalah ka­dar berubahan tambal sulam seperti mi­ pengetahuan. Hal ini pada umumnya sal­nya sekadar menambah anggaran atau melibatkan kegiatan penelitian yang dilakukan di perguruan-perguruan tinggi Produksi produksi minyak Indonesia yang menjadi andalan pun kini hanya mencapai 1126 ribu barrel/ ataupun lembaga-lembaga penelitian hari (2004). Angka ini sudah berada di bawah kon- sumsi BBM Indonesia yang jumlahnya sebesar 1150 ribu barrel/hari. Sementara itu, hutan kita yang pada 1985 diperkirakan mencapai luas 120 juta hektar, pada 2001 diperkirakan tinggal 96 juta hektar saja, dan inipun luasnya diperkirakan terus mengalami penciutan hingga 1,7 juta hektar per hari (Lihat Bank Dunia, 2001). Kekayaan alam yang harusnya menjadi modal awal untuk membiayai pengembangan kuali- tas sumber daya manusia (human capital), ternyata banyak yang tersia-siakan. Anugerah kekayaan alam ternyata tidak berdampak besar pada peningkatan 3.10. Budaya dan Karakter Bangsa: mutu manusia Indonesia sebagai terlihat pada the Tantangan Nasional Indonesian Human Development Index tahun 2009 Tak dapat disangkal bahwa Indonesia yang masih terus menempatkan kualitas manusia merupakan negara yang memiliki modal fisik Indonesia pada urutan rendah yakni urutan nomor 111, lebih rendah dari Palestina (urutan ke 110), se- (physical capital) awal yang kaya. De­ngan buah negeri yang masih harus berjuang karena pen- luas laut terluas (5,8 juta km2) dan jum­lah dudukan Israel, dan juga jauh ketinggalan dari nega- pulau terbanyak (17.508) di dunia, Indonesia ra tetangga, seperti Malaysia (urutan ke-66) dan Thai- land (urutan ke-87). Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 4. meng­­ganti kurikulum yang kini berlaku atau terkait dalam pro­ses pendidikan ini harus sekadar meningkatkan kapasitas pe­lak­sana terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pen­didikan orang per orang, tetapi lebih ma­najemen pen­didikan holistik yang sta­ jauh dari itu, yakni peningkatan mo­dal sosial tus legalitasnya jelas, tertuang dalam per­ bangsa yang ditandai de­ngan tumbuhnya undangan-undangan maupun regulasi tek­ jejaring pelaksana pendidikan yang saling- nis untuk pelaksanaannya. Pembagian ke­we­ bekerjasama memanfaatkan se­gala potensi nangan antarkomponen dalam sistem yang yang tersedia untuk me­ning­katkan kualitas tergambar secara jelas. pendidikan rakyat banyak. Analisa sistemik tentang proses pendidikan Sejak awal kemerdekaan, para pen­­diri ini sangat diperlukan untuk memudahkan ne­geri ini sebenarnya telah memiliki ko­mit­ pembuatan keputusan mengenai dari mana men kuat dalam me­ningkatkan kua­­litas pen­ dan bagaimana per­baikan-perbaikan dan pe­ didikan bangsa. Dalam pem­­bukaan UUD ningkatan kualitas pendidikan dapat dila­ 1945 disebutkan bah­wa salah satu tujuan kukan. Bila saat ini masih dirasakan adanya dibentuknya pe­me­rin­tah negara In­donesia kesenjangan tajam antara tujuan ideal pen­ adalah untuk “me­majukan kesejahteraan didikan yang dicita-citakan dengan hasil yang umum, [dan] men­­cerdaskan kehidupan dicapai, maka diperlukan panduan evaluasi bang­sa.” Bah­­kan dalam perkembangannya, tentang bagaimana pro­ses pendidikan yang ama­­nat UUD 1945 dalam Perubahan ke selama ini berlangsung, dan sekaligus me­ IV (10 Agustus 2002) dirinci menjadi: “Se­­ nentukan perbaikan-perbaikan yang bagai­ tiap warganegara wajib mengikuti pen­di­­ mana diperlukan untuk merespons tantangan dikan dasar dan pe­merintah wajib mem­bia­ di masa mendatang. yainya” (pasal 31 ayat 2), dan “ne­gara mem­ Uraian berikut akan paparan secara garis prioritaskan ang­garan pen­­­didikan sekurang- besar dari beberapa komponen inti dalam kurang­nya 20% dari anggaran pendapatan sistem pendidikan yang perlu mendapat dan belanja ne­gara serta dari ang­garan per­hatian. pendapatan dan belanja dae­rah untuk me­ menuhi ke­butuhan penye­lenggaraan pen­ a. Pendidikan dalam Mengem­bang­kan Ke­te­ didikan na­sional” (pa­sal 31 ayat 4). Da­lam rampilan dan Ilmu Penge­tahuan UU 20/2003, pe­merintah merumuskan Untuk dapat mencapai fungsi pe­nyalur bah­­­wa tu­juan pendidikan nasional adalah dan pengembang ilmu penge­tahuan yang “mengembangkan kemampuan dan mem­ efektif, guru/dosen harus menjalankan fung­ ben­tuk watak serta peradaban bang­sa yang si yang sentral. Guru/dosen tidak hanya bermartabat dalam rangka mencerdaskan berfungsi sebagai sumber ilmu yang setiap kehidupan bangsa, ber­tujuan untuk ber­kem­ saat menjadi acuan murid, tetapi ia juga bangnya potensi peserta didik agar menjadi harus ber­peran sebagai perangsang dalam manusia yang beriman dan bertakwa kepada pe­ngembangan minat peserta didik dalam Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mencari ilmu pengetahuan secara mandiri. sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Ilmu pengetahuan didapat selain dari hasil menjadi warganegara yang demokratis serta interaksi dengan guru/dosen, melainkan juga bertanggung-jawab.” dari hasil penjelajahan peserta didik sendiri Tujuan pendidikan yang dirumuskan (personal discovery) dengan membaca buku, da­lam konsep-konsep abstrak tinggi ha­ melakukan penelitian, mengikuti diskusi ke­ rus dijabarkan ke dalam konsep yang lebih ilmuan, atau pun perenungan/refleksi. Ke­pia­ mem­bumi sehingga dapat dirumuskan cara waian guru/dosen dalam menumbuhkan minat pencapaiannya secara terukur. Cara-cara peserta didik untuk menggali ilmu secara men­capai tujuan pen­didikan itu juga harus mandiri ini sangat penting dibanding transfer dirumuskan dan dijabarkan secara rinci ke ilmu yang diperoleh murid dari guru/dosen dalam kurikulum beserta metodologi yang secara langsung. Karena itu, bentuk-bentuk digunakan sehingga keterkaitan an­tara tujuan pendidikan partisipatif dengan menerapkan dan cara pencapaiannya ter­gambar jelas. metode belajar aktif (active learning) dan Untuk mendukung proses pen­ca­paian belajar bersama (cooperative learning) sangat tujuan agar dapat berjalan efek­tif, berbagai diperlukan. perangkat pendukung di­perlukan, baik be­ Agar proses ini berjalan efektif, tentu­ r­upa infrastruktur fisik (seperti gedung kelengkapan infrastrutuktur ha­rus di­sedia­ per­­­kuliahan, per­pustakaan, laboratorium kan, baik berupa fasilitas fisik yang me­ dan lain-lain), juga infrastruktur sosial (se­ madai seperti gedung sekolah/kampus, per­ perti organisasi pelajar/mahasiswa, organi­ pustakaan, labora­torium, alat-alat peraga dan sasi seni-budaya, kelompok studi, olah­ra­ lain-lain, maupun kelengkapan organisasi ga dan lain-lain). Semua komponen yang lembaga pendidikan. Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 5. b. Pendidikan sebagai Penyalur dan Pengem­ bangan watak bangsa Indonesia ter­letak pada bang Karakter Luhur enam watak itu, yakni tiga ber­dimensi personal Pendidikan tidaklah semata-ma­ta berfungsi (jujur, akal sehat, dan pem­berani), dan tiga sebagai alat penyalur il­mu pengetahuan, namun lainnya berdimensi sosial (adil, tanggung- juga seba­gai pendorong berkembangnya nilai- ja­wab, dan toleran).2 Bila ke­enam watak ini n ­ ilai luhur yang menjadi dasar berkembangnya benar-benar dikembangkan secara nasional, watak yang baik. Watak yang baik itu antara tak mustahil akan terjadi peningkatan kualitas lain berupa sikap jujur, adil, demokratis, manusia Indonesia dalam kurun waktu satu disiplin, dan toleran. Watak adalah keunggulan generasi saja. moral yang berperan sebagai penggerak utama Penekanan jenis-jenis watak yang hendak seseorang di saat ia akan melakukan tindakan. kita kembangkan di sua­tu lingkungan Watak merupakan kekuatan moral yang dapat ter­tentu dapat dipi­lih sesuai dengan ke­ berfungsi sebagai da­ya yang menentukan butuhan. Di ling­kungan perguruan tinggi pilihan bentuk-bentuk tindakan. Bertindak misalnya ter­dapat kebutuhan mendesak dengan wa­tak berarti melangkah atas dasar untuk mengembangkan watak “kejujuran nilai-nilai yang baik, luhur, patut, dan berdaya- aka­demis” (academic ho­nesty). Watak ini guna. Watak bukanlah sesuatu yang begitu harus dikembangkan agar ma­­hasiswa dan saja ada dan tumbuh dalam diri seseorang, dosen memiliki kesadaran tinggi dan me­ melainkan sesuatu yang dapat dipelajari miliki komitmen kuat untuk menjunjung dan dibangun seseorang dalam menjalani tinggi kejujuran akademis sehingga tak kehidupan. mudah terjerumus pada praktek-prak­tek Dalam konteks inilah, guru/do­sen me­ ketidak-jujuran seperti antara lain pla­ miliki peran sentral dalam keikut-sertaannya giatisme (plagiarism) dalam berkarya. Ini membentuk watak peserta didik. Karena itu, penting karena dengan berkembangnya guru/dosen dituntut tidak saja mumpuni dalam teknologi di­gital dan semakin terbukanya pengetahuan dan pandai dalam menjalankan akses informasi, berbagai kemudahan untuk tugas menyalurkan ilmu, tetapi juga menjadi mengunduh (download) data, mengirim file, acuan dan teladan bagi anak didik. Inte­ dan melakukan duplikasi text dengan cara gritas guru/dosen jelas memiliki ke­dudukan “copy/cut and paste” di setiap komputer, penting karena pesan moral yang baik hanya pragiarisme semakin mudah dilakukan. akan memiliki kredibilitas tinggi ma­nakala Watak lain yang juga perlu di­kem­bangkan dibawakan oleh penyalur yang baik pula. di lingkungan perguruan tinggi adalah watak Namun, pengembangan watak luhur dalam untuk ‘’produktif” dan “kreatif/inovatif”’ perilaku sehari-hari hanya bisa dilak­sanakan da­lam berpikir dan ber­karya. Bila watak bila dalam lingkungan tempat anak dibesarkan ini secara khusus dikembangkan, niscaya terbangun norma-norma pengendali perilaku perguruan ting­gi akan menjadi lahan subur (baik tertulis ataupun tidak tertulis) yang bagi tumbuhnya pemikiran-pemikiran pro­ difahami secara jelas dan baik serta ditegakkan duktif, kreatif/inovatif, dengan dida­sarkan secara konsisten. Karena pembangunan wa­ pada sifat kejujuran yang kuat. Agar watak tak warga negara memiliki posisi sangat semacam ini dapat kuat terbangun, pihak penting dalam pembangunan bangsa, perlu kampus harus merancang infrastruktur yang adanya fokus perhatian terhadap jenis-jenis memadai, baik berupa kurikulum pengajaran watak tertentu yang harus dikembangkan yang secara tegas mendukung tujuan ini, sehingga menjadi bagian integral dari perilaku masyarakat. Di banyak negara lain telah lama Tentu saja, selain sikap-sikap yang disebutkan ini dikembangkan beberapa pilihan watak luhur sebagai watak luhur yang perlu dikembangkan, ma- sih banyak lagi sikap luhur yang dapat digali sebagai yang dianggap strategis bagi pembangunan bagian dari kearifan lokal (local wisdom) bangsa Indo- bangsanya. nesia. Sebagai contoh, sikap ramah pada orang lain Bagaimana dengan Indonesia? Pa­ra pendiri dan kesediaan bergotong-royong adalah sikap yang negeri ini sejak awal telah menyadari betapa sering disebut sebagai watak bangsa Indonesia yang harus dipertahankan. Lebih jauh, Ratna Megawangi pentingnya pem­bangunan watak, namun hingga (2004), yang belakangan ini giat menyelenggarakan hari ini belum ada konsensus kuat tentang pendidikan karakter di berbagai wilayah di Indone- jenis-jenis watak luhur mana yang harus sia melalui Indonesia Heritage Foundation menyebut diajarkan dan diterapkan secara sistematis. sembilan sikap luhur yang harus ditanamkan sejak Budi pekerti atau akhlaq mulia memang telah dini pada anak-anak Indonesia. Sikap itu adalah:1) cinta Tuhan dan kebenaran, 2) tanggung-jawab, kedi- diajarkan sejak taman kanak-kanak, namun siplinan dan kemandirian, 3) amanah, 4) hormat dan sifatnya masih sporadis dan kurang intensif santun, 5) kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, (belum terfokus dan ketat) sehingga hasilnya 6) percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah, 7) ke- dirasakan belum maksimal. adilan dan kepemimpinan, 8) baik dan rendah hati, dan 9) toleransi dan cinta damai. Bila kita sepakat, fokus perhatian pengem­ Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 6. merumuskan aturan-aturan tegas bagi pelang­ 3. Menumbuhkan kemauan (will), se­perti gar kejujuran, membangun pakta-integritas menguatkan niat dan meng­himpun tenaga untuk menjaganya, serta merancang data- untuk melaksanakan prinsip-prinsip luhur base untuk pemantauan (monitoring) untuk dalam ke­hi­dupan nyata. menumbuhkan suasana interaksi akademis 4. Pembiasaan (habit), yakni pe­ngem­bang­ yang sehat dan berintegritas. an sikap untuk merespon ber­bagai si­ Apapun pilihan yang ditentukan, yang tua­si dengan baik secara konsisten dan paling penting dilakukan adalah men­ca­ berkelanjutan. nangkan pelaksanaan strategi pen­didikan Beragam cara kreatif dapat dicoba untuk yang tepat agar watak luhur itu dapat ber­ dilakukan dalam pendidikan karakter. Na­ kembang dan ter­internalisasi efektif dalam mun yang perlu diingat, se­bagaimana telah diri setiap peserta didik. Selain sekolah/ disinggung sebe­lumnya, pengembangan ka­ kampus, lingkungan keluarga menjadi tempat rakter luhur hanya akan tumbuh sehat, bila penting bagi pembangunan watak luhur ini. ada dukungan kuat dari komunitas tempat Peran orangtua di rumah tetap memiliki posisi seseorang hidup sehari-hari. Komunitas yang paling sentral. Tak dapat dipungkiri bahwa sehat adalah komunitas yang di dalamnya lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan terjadi interaksi yang sejajar, yakni masing- terpenting di banding lainnya. Karena itu, masing anggota memiliki kesamaan derajat, pembangunan watak secara nasional mus­ ada kesamaan tingkat keterlibatan, dan ada tahil dapat dilakukan tanpa upaya serius sikap keterbukaan. Langkah membangun mendorong keluarga untuk ikut menjalankan interaksi sehat ini memerlukan pemahaman misi character building ini. dan latihan terus-menerus. Manakala komu­ Namun, kehidupan modern telah semakin nitas se­macam ini terbangun, maka setiap menggeser peran keluarga. Jam belajar dan anggota di dalamnya memiliki jalinan hu­ interaksi sosial anak di lingkungan sekolah/ bungan erat yang diikat oleh nilai-nilai moral kampus sering lebih panjang dibanding yang disepakati bersama. Sikap luhur seperti interaksi dalam keluarga. Akibatnya, peran kejujuran, keadilan, tanggung-jawab, rasional, sekolah/kampus dalam ikut membangun berani dan toleran sebagaimana disebutkan, bi­ wa­tak peserta didik pada tempat dan wak­ la telah menjadi bagian dari norma ko­munitas, tu tertentu menjadi lebih penting. Karena akan berkembang kuat. Se­tiap anggota da­ itu, sebagaimana dikatakan Thomas Lickona lam komunitas itu se­cara demokratis akan (1993): „School must help children understand menjaganya dari pelanggaran-pelanggaran core values, adopt or commit to them, and then yang dilakukan. act upon them in their own lives“. Artinya, Pola-pola interaksi sehat merupakan em­ dalam pendidikan karakter, sekolah/kampus brio tumbuhnya sebuah komunitas responsif. harus mendorong peserta didik untuk Amitai Etzioni (1996) meng­gunakan termi­ mampu memahami nilai-nilai moral yang nologi “komunitas res­ponsif” untuk menandai baik (moral knowing), mampu merasakan sebuah ko­munitas yang bersifat non-represif, nilai-nilai luhur itu hingga ke lubuk hati yang yaitu sebuah komunitas yang di dalamnya, di paling dalam (moral feeling), dan akhirnya satu sisi, tidak ada upaya-upaya pemaksaan memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan penerapan nilai karena tidak ada lagi ke­ apa yang diketahui dan dirasakannya itu ke kuatan sentripetal komunitas (centripetal dalam tindakan nyata (moral action) (Ratna forces of community) yang memberangus Megawangi, 2004: 111). hak-hak individu, namun di sisi lain, tiap- Apa yang harus diperhatikan agar hal ini tiap individu tidak juga menganut kebebasan dapat terimplementasi? Shea (2003) menyebut yang mengabaikan tanggung jawab kolektif empat aspek yang harus dilakukan dalam (sebagaimana terjadi dalam iklim komunitas pembentukan watak, yakni: libertarian free for all). Nilai-nilai moral ber­ 1. Perhatian pada sisi emosi peserta didik sama tumbuh atas kesadaran, bukan pak­ seperti menghargai diri sendiri (self- saan. Etzioni (1996: 92) menulis, “the term respect), kemampuan ber-em­pathy, dapat ‘responsive’ implies that the society is not merely menahan diri (self-control), rendah hati setting and fostering norms for its members, dan lain-lain. but is also responding to the expressions of 2. Meningkatkan life-skills seperti ke­mam­ their values, viewpoints and communications puan mendengarkan orang lain dan ke­ in refashioning its culture and structure.” l mampuan berko­mu­nikasi. (bersambung) Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 7. Upaya Mengatasi Gangguan Psikologis Siswa Dalam Pelaksanaan Ujian Nasional Teuku Ramli Zakaria (Anggota BSNP) A. Latar Belakang Permasalahan P ada bulan April tahun 2006 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melaksanakan Ujian Nasional pertama, sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. Ketika pengumuman hasil ujian, karena adanya ketentuan lulus-tidak lulus, timbul krontroversi di tengah-tengah masyarakat. Sebelumnya, ketika berlaku sistem Ujian Sekolah sepenuhnya, yang dikenal dengan sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) dan ketika berlaku sistem Evaluasi Belajar Tahap Akhir Pramono, SH., M.HUM. Salah satu amar Nasional (EBTANAS), semua sekolah keputusan pengadilan tersebut adalah cenderung meluluskan siswanya mengambil langkah-langkah konkrit 100%. Hal ini sesungguhnya sangat untuk mengatasi gangguan psikologi berbahaya bagi dunia pendidikan kita, dan mental peserta didik dalam usia karena lembaga pendidikan cenderung anak akibat penyelenggaraan Ujian memberikan pendidikan semu kepada Nasional. Upaya ini telah dilakukan, peserta didik. Lembaga pendidikan dan akan terus diperbaiki secara cenderung membagi-bagikan ijazah saja berkelanjutan. kepada peserta didik, tidak membekali mereka dengan kompetensi yang B. Berbagai Upaya untuk Menga­ mencukupi, sesuai dengan jenjang dan/ tasi Gangguan Psikologis dan atau jenis pendidikan yang ditempuh. Mental Siswa Akibat lebih lanjut, kinerja dunia pendidikan kita tidak terukur lagi, Dalam rangka membangun sistem karena tidak ada suatu standar yang pendidikan nasional, kita perlu mem­ jelas, yang dapat digunakan sebagai bangun sebuah sistem ujian yang tolok ukur secara nasional. Berbeda mapan, yang dapat mendorong upaya dengan era sebelumnya, saat berlakunya peningkatan mutu pendidikan secara Ujian Negara, kita memiliki standar yang berkelanjutan. Sudah lebih dari 60 tahun sama, sebagai tolok ukur kinerja dunia Indonesia merdeka, kita belum memiliki pendidikan yang berlaku untuk seluruh sebuah sistem ujian yang terbangun wilayah tanah air. dengan baik. Sistem ujian kita berubah- Di tengah-tengah suasana kontroversi ubah. Sejak Indonesia merdeka, telah tersebut, 58 orang warga masyarakat pernah berlaku 4 macam sistem ujian mengajukan Surat Gugatan bertangal akhir untuk penentuan kelulusan: 27 Juli 2006 melalui Pengadilan Negeri Ujian Negara; Ujian Sekolah (Evaluasi Jakarta Pusat, yang terdaftar dengan Belajar Tahap Akhir sering disingkat register perkara No. 228/PDT.G/2006/ EBTA) sepenuhnya; Evaluasi Belajar Ta­ PN.JKT.PST, yang kemudian diperbaiki hap Akhir Nasuional (EBTANAS); dan dengan surat bertanggal 4 September Ujian Nasional, yang masih berlaku 2006. Perkara ini diputuskan oleh saat ini. Berdasarkan hasil kajian ter­ pengadilan pada hari Kamis, tanggal 3 hadap 4 macam sistem ujian akhir Mei 2007, dengan Hakim Ketua: Andriani ter­sebut, Ujian Nasional adalah lebih Nurdin, SH., MH., dan Hakim Anggota; baik untuk menunjang peningkatan Makkasau, SH., M.HUM., dan Heru dan pemerataan mutu pendidikan. Na­ Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 8. mun demikian disadari bahwa dalam buah paragraf”. Bila peserta didik me­ pelaksanaannya saat ini masih terdapat mahami makna tema, diberi contoh, kelemahan-kelemahan yang perlu di­ dan diberikan beberapa latihan mencari sempurnakan. Salah satu kelemahan tema dalam paragraf oleh guru, niscaya itu adalah berkaitan dengan dampak peserta didik akan dapat mengerjakan psikologis dan mental bagi peserta butir soal tersebut dengan baik. Seluruh didik. Hal ini juga merupakan tuntutan butir soal yang ada dalam naskah soal amar putusan pengadilan yang harus ujian mengacu pada indikator yang ada dipenuhi. dalam kisi-kisi. Kisi-kisi ini dapat diakses Untuk mengatasi gangguan psikologi oleh siapapun, tidak bersifat rahasia. dan mental peserta didik, Kementerian Pada masa berlaku sistem Ujian Ne­ Pendidikan dan Kebudayaan telah me­ gara sampai dengan awal tahun 1970an lakukan upaya-upaya sebagai berikut. dan pada masa berlaku EBTANAS pa­ da era 1980an, kisi-kisi soal tidak dise­ 1. Sosialisasi barluaskan secara terbuka seperti saat Sosialisasi dipandang merupakan ini. Dengan demikian, Ujian Nega­ra salah satu langkah penting, terutama dan EBTANAS seharusnya lebih me­­ untuk pemerataan informasi. Sosialisasi negangkan bagi peserta didik di­ban­ inipun dilakukan dalam beberapa ben­ dingkan dengan Ujian Nasional saat ini. tuk. Pertama, sosialisasi pada se­mua Bila kita perhatikan dengan sek­sama, ibukota provinsi, dengan melibatkan: ada 2 faktor utama yang me­nimbulkan Dinas Pendidikan Provinsi; seluruh Dinas ketegangan dan memberi beban psi­ Pendidikan Kabupaten/Kota; Kantor kologis di sekolah, baik pada guru mau­ Wilayah Kementrian Agama Provinsi; pun pada peserta didik sbb. dan seluruh Kantor Departemen Aga­ - Pertama, ketika berlaku Evaluasi ma Kabupaten/Kota; Anggota DPRD Belajar Tahap Akhir (EBTA/ujian Provinsi; Wakil dari Perguruan Ting­ sekolah sepenuhnya) telah ber­ gi; dan wartawan. Sosialisasi ini dila­ kembang budaya lulus 100%. kukan oleh Badan Standar Nasional Dam­­pak psikologisnya, saat ini Pendidikan bersama-sama dengan Ba­ masyarakat juga mengharapkan dan Penelitian dan Pengembangan, Ke­ siswa lulus 100%. Ketidaklulusan metrian Pendidikan dan Kebudayaan. dari ujian dipandang sebagai hal Lebih lanjut diharapkan, Dinas Pen­ yang tidak wajar. didikan Kabupaten/Kota dan Kantor - Kedua, pengaruh faktor politis. Ka­ Kementrian Agama Kabupaten/Kota rena pendidikan merupakan bidang da­pat melakukan sosialisasi langsung yang diotonomikan, hasil Ujian ke seluruh sekolah dan madrasah yang Nasional dijadikan indikator kinerja ada dalam lingkungannya. Selain dari pemerintah daerah. Oleh karena itu, sosialisasi dalam bentuk ini juga itu, pemerintah daerah cenderung dilakukan oleh direktorat-direktorat menekan guru dan sekolah untuk terkait tehadap sekolah/madarah dalam memperoleh hasil Ujian Nasinoal lingkungan binaannya. yang baik. Kedua, sosialisasi melalui Media Cen­ Kisi-kisi Ujian Nasional dapat di­ ter yang ada di Kementrian Pendidikan akses oleh semua guru dan peserta dan Kebudayaan. Media Center ber­ didik. Selain telah disosialisasikan dan peran dalam menyebarluaskan in­for­ disebarluaskan ke seluruh Provinsi masi tentang pendidikan, termasuk dan Kabupaten/Kota, melalui Dinas Ujian Nasional melalui media cetak Pendidikan dan Instansi Vertikal Ke­ dan media elektronik. Ketiga, informasi meterian Agama, juga dapat diakses tentang Ujian Nasional juga dapat melalui www.kemdiknas.go.id; www. diakses melalui: www.kemdiknas.go.id; bsnp-indonesia.org; dan www. www.bsnp-indonesia.org; dan www. puspendik.com. puspendik.com. 3. Mengintegrasikan nilai sekolah 2. Menyebarluaskan Kisi-kisi Soal dalam penentuan kelulusan UN Kisi-kisi Ujian Nasional memuat Pada Ujian Nasional Tahun Pela­ kom­petensi dan indikator sebagai ke­ jaran 2010/2011 dan Tahun Pelajaran mampuan spesifik yang akan diujikan. 2011/2012 telah dilakukan satu per­ Misalnya, dalam Bahasa Indonesia “sis­ baikan yang sangat mendasar, yaitu wa dapat menemukan tema dalam se­ diintegrasikannya Nilai Sekolah (NS) Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 9. dengan Nilai Ujian Nasinal untuk pe­ Indonesia merdeka sampai dengan nentuan kulusan dalam Ujian Nasional. awal tahun 1970an. Kriteria kelulusan Formula Nilai Sekolah sbb.: NS = 0,6 x EBTANAS dan Ujian Negara ≥ 6,0 untuk NUS + 0,4 x NR. masing-masing mata pelajaran. Keterangan : Dengan perbaikan-perbaikan terse­ NS = Nilai Sekolah; but, gangguan psikologis dan mental NUS = Nilai Ujian Sekolah peserta didik secara sistemasis dapat NR = Nilai Rata-rata Rapor teratasi. Hal ini antara lain dapat diamati dari suasana di sekolah yang semakin Dalam hal ini, Nilai Rata-rata Rapor, baik dan kondusif. Hasil Ujian Nasional, mewakili nilai dalam proses pembelajaran dilihat dari persentase kelulusan juga yang diperoleh peserta didik dari guru semakin meningkat dari tahun ke masing-masing mata pelajaran. Adapun tahun. Nilai Ujian Sekolah/Madrasah adalah Seperti telah dijelaskan di atas, nilai yang diperoleh peserta didik dalam da­­lam penetuan kelulusan Ujian Na­ ujian akhir pada masing-masing mata sio­nal tahun pelajaran 2010/2011 pelajaran, yang diselenggarakan oleh dan tahun pelajaran 2011/2012 telah sekolah/madrasah. diintegrasikan nilai sekolah, termasuk Kelulusan dalam UN ditentukan nilai proses yang dicapai peserta di­ ber­dasarkan Nilai Akhir (NA), dengan dik, seperti tercantum dalam rapot. ke­tentuan: rata-rata NA ≥ 5,5, dan NA Dengan diintegrasikannya nilai sekolah, untuk setiap mata pelajaran ≥ 4,0. Ada­ dalam Ujian Nasional Ta­hun Pelajaran pun formulanya: NA = 0,6 x NUN + 04 2010/2011 dan Tahun Pelajaran x NS. 2011/2012 yang lalu dapat di­capai Keterangan: pesentase kelulusan yang ting­gi dan NA = Nilai Akhir; lebih baik dari tahun-tahun sebe­lumnya, NUN = Nilai Ujian Nasional; walaupun tanpa Ujian Nasional Ulangan. NS = Nilai Sekolah Tahun-tahun sebelum ada Ujian Na­sio­ nal Ulangan, namun berdasarkan ha­ Adapun untuk penentuan kelulusan sil kajian, Ujian Nasional Ulangan ini dari satuan pendidikan (sekolah/ma­dra­ memiliki satu kelemahan mendasar, sah), sesuai dengan kriteria yang tersurat yakni menjadi ajang cuci gudang dan dalam Pasal 72 Ayat (1) Peraturan merugikan bagi para siswa yang lulus Pemerintah No. 19 Tahun 2005, tentang dalam Ujian Nasional Utama. Banyak Standar Nasional Pendidikan sebagai siswa yang lulus dalam ujian kedua berikut. mencapai nilai yang lebih tinnggi dari a. menyelesaikan program; para siswa yang lebih baik dari mereka, b. memperoleh nilai minimal baik yang lulus dalam Ujian Nasional Utama. pada penilaian akhir untuk seluruh Dalam suatu proses seleksi ke jenjang kelompok mata pelajaran agama pendidikan perikutnya, misalnya dari dan akhlak mulia, kelompok ma­ SMP/MTs masuk ke SMA/MA, siswa ta pelajaran kewarganegaraan dan yang lulus dalam Ujian Nasional Utama kepribadian, kelompok mata pela­ tersisih oleh pesaing yang lulus dalam jaran estetika, dan kelompok mata Ujian Nasional Ulangan. Oleh karena itu, pelajaran jasmani, olah raga, dan banyak pula masukan yang diterima dari kesehatan; lapangan, yang mengharapkan supaya c. lulus ujian sekolah/madrasah; Ujian Nasional Ulangan ditiadakan. d. lulus Ujian Nasional. C. Penutup 4. Menetapkan batas lulus yang rendah Dalam proses pendidikan selalu ada Batas lulus Ujian Nasional yang dite­ ujian. Berdasarkan berbagai literatur tapkan adalah rendah, seperti telah di­ dan pengamalan berbagai Negara, secara jelaskan dalam butir 3 di atas: Rata-rata garis besar ada 2 macam ujian, yakni: NA ≥ 5,5; dan NA untuk masing-masing ujian internal (yang diselenggarakan mata pelajaran ≥ 4,0. Batas kelulusan oleh lembaga penyelenggara pendidikan ini lebih rendah dari batas kelulusan sendiri) dan ujian eksternal (yang di­ Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional selenggarakan oleh lembaga luar). (EBTANAS) di era tahun 1980an dan Ujian Nasional merupakan ujian eks­ Ujian Negara yang pernah berlaku sejak ternal bila dilihat dari perspektif seko­ Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 10. kah madrasah penyelenggara, yang semua sekolah/madrasah cenderung tujuannya adalah untuk menilai pen­ meluluskan siswanya 100%, walaupun capaian Standar Kompetensi Lulusan mereka belum memiliki kompetensi (SKL) secara nasional. SKL adalah kom­ minimal yang seharusnya mereka mi­ petensi minimal (bukan kompetensi liki, sesuai dengan jenis dan jenjang maksimal) yang harus dikuasai oleh pen­didikannya. Kelemahan lain yang peserta didik untuk lulus dari suatu sangat menyolok ketika berlaku sistem jenjang dan/atau jenis pendidikan. Kom­ Ujian Sekolah (EBTA) dan EBTANAS petensi maksimal pada masing-masing adalah nilai rapot dan nilai dalam mata pelajaran dikembangkan dan diuji Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) pada oleh masing-masing sekolah/madrasah sekolah/madrasah yang kurang baik sesuai dengan kekhasan dan kebutuhan pada umumnya lebih tinggi dibadingkan peserta didik pada masing-masing dengan sekolah/madrasah yang baik sekolah/madrasah. dan bermutu. Dengan demikian, nilai Pengujian penguasan komptensi mi­ rapot dan nilai STTB dapat menyesatkan nimal yang harus dikuasai oleh peserta bila digunakan sebagai tolok ukur dalam didik pada mata pelajaran kelompok proses seleksi dan penempatan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu pengguna lulusan. Namun demikian, sangat penting dilakukan, karena 2 alas­ ki­ta menyadari sepenuhnya, bahwa an utama sebagai berikut. Pertama, su­ penye­lenggaraan Ujian Nasional perlu paya lembaga pendidikan dapat me­­ terus diperbaiki secara berkelanjutan nyelenggarakan pendidikan yang ber­ dan terarah, dalam rangka membangun tanggung jawab, tidak memberikan sebuah sistem ujian yang mapan dan pen­didikan semu kepada masyarakat dapat menopang pembangunan serta dengan cara hanya membagi-bagi ija­ upaya pemerataan dan peningkatan zah, tidak membekali peserta didik mu­tu pendidikan secara berkelanjutan de­ngan kompetensi yang mencukupi, pula. sesuai dengan jenjang/jenis pendidikan yang ditempuh. Kedua, kita perlu DAFTAR PUSTAKA meningkatkan mutu pendidikan secara sistematis dan terarah, dalam rangka Djemari Mardapi. 2004. Studi Dampak meningkatkan mutu sember manusia Ujian Nasional. Yogyakarta: Pro­ daya bangsa ini, untuk mampu bersaing gram Pascasarjana UNY. dengan bangsa-bangsa lain di eraglobal Furqon. 2005. Ujian Nasional dan Alter­ saat ini. natif Solusi. Bandung: Universitas Berdasarkan hasil kajian tentang Pendidikan Indonesia. sistem ujian yang pernah berlaku se­ jak Indonesia merdeka, sistem Ujian Ki Supriyoko, 2005. Studi Aspirasi Masya­ Na­sional, seperti juga Ujian Negara rakat Tentang Pelaksanaan Ujian yang pernah berlaku sejak Indonesia Nasional. Yogyakarta: Lembaga merdeka, adalah lebih baik dibandingkan Studi Pembangunan Indonesia. dengan sistem Ujian Sekolah (EBTA), yang diberlakukan sepenuhnya pada Pemerintah RI. Undang-undang No. era tahun 1970an dan EBTANAS yang 20 Tahun 2003 Tentang Sistem berlangsung pada era tahun 1980an. Pendidikan Nasional. Justru awal lahirnya gagasan Ujian _______________, Peraturan Pemerintah Nasional adalah untuk memperbaiki No. 19 Tahun 2005 Tentang kelemahan mendasar pada sistem Ujian Standar Nasional Pendidikan. l Sekolah (EBTA) dan EBTANAS. Pada sistem Ujian Sekolah dan EBTANAS, 10 Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 11. “Empat Pilar”, Menyatukan Kemajemukan Indonesia Oleh Weinata Sairin Spesifik realitas kemajemukan itu­ lah yang pada akhirnya B erbicara tentang nilai yang unik dan membulatkan sikap me­ spesifik, yang menjadi ciri khas dari reka untuk menetapkan kedirian Indonesia tak bisa tidak ha­ Pancasila sebagai da­ rus disebut adalah ke­majemukannya, plu­ sar Negara Republik ralitasnya. Kema­je­mukan multi dimen­sional In­do­­­nesia. yang meliputi suku, etnik, budaya, dan agama adalah sesuatu yang tidak terbantahkan, ji­ Pluralisme Keagamaan ka kita berbicara tentang Indonesia. Ke­ma­ Di Indonesia hidup dan jemukan seperti ini sebagai rahmat dan berkembang aga­ma-aga­ma: Islam, Kristen, Ka­ anugerah Allah adalah kekayaan, aset yang tolik, Hindu, Buddha, Khong­hucu, dan ber­ba­ amat berharga, yang harus dikelola dalam gai agama lainnya. tanggung jawab dan ketaatan kepada Allah. Sebenarnya realitas ke­majemukan agama Kemajemukan sebagai suatu realitas ba­gi masyarakat Indoneisia bu­kanlah hal empiric yang tak terbantahkan, harus di­ yang baru. Dalam kese­harian mereka, warga sadari, dihargai, dan diberi ruang se­hingga masyarakat ber­gaul dan bekerja sama dengan ke semua unsur memiliki ke­terjalinan umat dari berbagai latar belakang agama, satu sama lain yang pada gi­lirannya dapat tanpa mesti menghadapi persoalan yang memberi kontribusi bagi penguatan sebuah signifikan. Dalam dokumen per­undangan, Indonesia yang solid di masa depan. Di­ acapkali muncul nama-nama agama: Islam, sadari, artinya bahwa kemajemukan itu Kris­ten, Katolik, Hindu, dan Buddha sehingga benar-benar direfleksikan oleh setiap war­ seolah mengesankan hanya kelima agama itu ga bangsa pada aras apa pun, dalam ber­ yang diakui secara resmi oleh pemerintah. interaksi, dalam membuat kebijakan, dan Kesalahan tafsir ini agaknya di­inspirasi dalam proses pengambilan keputusan. Di­ oleh Penetapan Presiden RI nomor I/1965 har­gai, artinya diapresiasi, tidak dilecehkan, tentang Pencegahan Pe­nyalahgunaan dan/ tidak didiskriminasi, ada hak dan ke­wa­ atau Penodaan Agama tanggal 27 Januari jiban yang sama. Diberi ruang, artinya 1965. Pada Penjelasan Pasal I Penpres men­­dapat tempat, didengar aspirasinya, tersebut disebutkan bahwa “agama-agama dan diperhitungkan keberadaanya. Kon­ yang dipeluk oleh penduduk Indonesia: flik-konflik yang terjadi dalam kehidupan Islam,Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan masyarakat kita dalam beberapa tahun Khong Hu Cu (Conficius). Itu ti­dak berarti terakhir ini, dalam batas-batas tertentu, bahwa agama-agama lain, misalnya Yahudi, harus diakui oleh karena kemajemukan Zarazutrian, Sinto, dan Taoisme dilarang di dan pluralitas bukan saja tidak disadari, Indonesia. Mereka mendapat jaminan penuh te­tapi terlebih karena tidak dihargai dan se­perti yang diberikan oleh Pasal 29 ayat 2, tidak diberi ruang. Kondisi-kondisi seperti dan mereka dibiarkan adanya, asal tidak itu dimanfaatkan secara politis, diboncengi melanggar ketentuan-ketentuan yang terdapat faktor-faktor ekonomis se­hingga konflik dalam peraturan ini atau perundangan terus membara dan hampir tak pernah lain”. Penyebutan ten­tang nama-nama aga­ ber­akhir. ma tersebut tidak harus difahami dalam Kita patut berbangga pada the founding kon­teks legi­timasi, tapi suatu pernyataan/ fathers, yang benar-benar menyadari realitas infor­matoris tentang agama-agama yang di­ kemajemukan se­bagai bagian integral dari peluk oleh penduduk Indonesia. Oleh karena kedirian Indonesia. Adanya kesadaran tentang itu, pandangan seolah-olah ha­nya ada 5 agama yang resmi diakui oleh pemerintah, tidak benar, apalagi pe­merintah tidak dalam Penulis adalah teolog, menulis tesis S2 Tentang Gerakan kapasitas meng­akui keabsahan eksistensi Pembaruan Muhammadiyah, anggota BSNP sesuatu agama. Vol. VII/No. 3/September 2012 11
  • 12. Di lingkungan kekristenan, pluralitas agama merata. Faktor-faktor eksternal acapkali juga telah cukup lama disadari, sebab itu para teolog tidak mendukung pengembangan pola pikir mendorong pe­ngembangan sikap dan wawasan inklusif, antara lain kerukunan antarumat inklu­sif agar umat/warga gereja mampu mem­ beragama yang belum matang di berbagai beri apresiasi terhadap pluralisme agama. daerah, pemberitaan/penayangan di media Wawasan inklusif adalah suatu pola pikir non- ce­tak/elektronik yang isinya secara tidak diskriminatif, yang mem­berikan kerangka di langsung cenderung mendiskreditkan sesuatu mana semua golongan dapat hidup bersama, agama, publikasi serta khotbah-khotbah yang bekerja bersama untuk membangun masa de­pan dalam keterbatasan per­sepsi dapat menyulut bersama yang lebih baik, dengan tetap berpijak sentimen antarumat beragama. Problematika pada visi teologis yang diyakini setiap orang. ini perlu diatasi dengan terus-menerus mem­ Dengan demikian, pemikiran inklusif adalah berikan pemahaman tentang wawasan inklusif pemikiran yang mengakomodasi, memberi di kalangan pimpinan gereja dan warga gereja tempat, menghargai kelompok lain, dan sebab dari berbagai latar belakang profesi/pendidikan itu jauh dari sikap yang menafikan ke­lompok ter­masuk program pengadaan publikasi, lain atau sikap membenarkan pandangan sendiri ceramah, dan pendidikan keagamaan bagi secara fanatic, sambil berupaya menghabisi warga gereja. Selain itu, iklim yang kondusif di kelompok lain. masyarakat perlu terus-me­nerus diupayakan, Dalam berhadapan dengan pluralitas aga­ dengan secara sungguh-sungguh menjadikan ma, pola pikir inklusif ini telah lama di­kem­ Pancasila sebagai referensi dan basis utama bangkan para teolog. Raimundo Pannikar mi­ dalam membangun rumah besar Indonesia. salnya menyatakan bahwa dalam konteks Agama-agama di Indonesia memiliki dasar dunia sekarang ini orang dapat menemukan teologis masing-masing sebagai rujukan nilai-nilai yang po­sitif dan benar bahkan me­ utama dalam mengembangkan pluralitas. nyangkut tatanan yang paling tinggi, di luar Pengembangan sikap tersebut pada gilirannya tra­disi agamanya sendiri. Pannikar yang memberikan kontribusi signifikan dalam amat meberi tekanan pada makna dialog me­ memelihara soliditas NKRI. nyatakan bahwa melalui dialog pengalaman- pengalaman pertikular me­ngenai kebenaran Empat Pilar dapat diperluas dan diperdalam sehingga me­ Upaya untuk memperteguh NKRI terus nyingkap pengalaman-pengalaman baru me­ dilakukan dari waktu ke waktu oleh berbagai ngenai kebenaran. Dalam dialog, hubungan an­ pihak karena menyadari betapa pentingnya taragama bukanlah hubungan asimilasi atau sebuah Indonesia yang utuh, satu, solid dalam substitusi melainkan hubungan yang saling kemajemukannya. menyuburkan. Alan Race menunjuk pada be­ Adalah Taufik Kiemas - Ketua MPR yang be­rapa ayat dalam Alkitab yang memberi da­ sejak tahun 2010 mengintroduksi gagasan sar sikap in­klusif antara lain: Setiap orang dari “Empat Pilar” untuk menjadi dasar dalam bangsa manapun yang takut akan Dia dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat yang mengamalkan kebenaran berkenan ke­ Pilar itu adalah: Pan­casila, Undang-Undang pa­da-Nya (Kis. 10:35). Se­mentara itu Dr. D.C. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Mul­der mendorong gereja-gereja untuk belajar 1945, Ne­gara Kesatuan Republik Indonesia dari orang lain, karena Tuhan Allah bukan ti­ dan Bhineka Tunggal Ika. Menurut Tau­fik dak menyatakan diri kepada semua bangsa Kiemas, Empat Pilar ini akan mampu men­ (Kis: 14:7); Tuhan bergumul dengan semua jawab persoalan-persoalan multidimensi yang ma­nu­sia, maka semua bangsa mencari Tuhan dihadapi oleh bangsa Indonesia ditengah (Kis. 17:27). peraturan global. Pengembangan sikap inklusif sa­ma sekali Empat Pilar dengan demikian harus men­ tidak berarti dan tidak bo­leh memperlemah jadi roh dan nafas dalam hidup kita membangsa iman dan atau mengingkari nilai ekslusif dan dan menegara. Empat Pilar tidak boleh jatuh spesifik yang ada dalam setiap agama, tetapi menjadi mitos, jargon, slogan tetapi mesti justru harus memperteguh keyakinan dan iman diinternalisasi me­lalui bidang pendidikan, seseorang terhadap agama yang dianutnya. hukum, politik serta bidang-bidang lainnya Pengembangan sikap inklusif di kalangan umat sehingga spirit Empat Pilar itu benar-benar Kristen di­lakukan secara terarah, terancam, men­jadi benang merah dalam kehidupan se­ ber­kesinambungan, dan mencakup seluruh tiap warga bangsa. lapisan umat. Dalam konteks ini problem Dengan cara itu kita berharap akan tetap dan kendala yang dihadapi adalah keragaman eksis di pentas sejarah se­buah Indonesia denominasi, keragaman latar belakang majemuk yang teguh, solid, berkeadaban, pendidikan, persepsi teologis yang tidak sama, menghargai HAM, yang memiliki kontribusi pola pembinaan warga gereja yang belum bagi dunia in­ternasional. l 12 Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 13. Berita BSNP* UNPK TETAP DIADAKAN DUA KALI SETAHUN U jian Nasional Pendidikan Kesetaraan atau UNPK tahun 2012 tahap pertama dilaksanakan tanggal 9-12 Juli 2012 untuk fungsi dan tugas masing-masing pe­nyelenggara Pusat, Penyelenggara Provinsi, Penyelenggara Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan dalam program Paket C dan tanggal 16-18 Juli 2012 pelaksanaaan UNPK. Hal ini dimaksudkan untuk program Paket A/Ula dan Pa­ket B/Wustha. supaya masing-masing penyelenggara lebih Sedangkan UNPK tahap ke­dua dilaksanakan fokus dan tidak sa­ling melepaskan tanggung pada tanggal 8-11 Okto­ber 2012 untuk Paket jawab dalam pelaksanaan UNPK. C dan tanggal 15-17 Oktober 2012 untuk Paket Akurasi pendataan peserta UNPK perlu A/Ula dan pa­­ket B/Wustha. Penyelenggaraan diperhatikan karena hal ini memiliki implikasi UNPK ditetapkan melalui Peraturan Menteri penganggaran dan administrasi. Selain itu, Pen­didikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun juga perlu diantisipasi jika terjadi emergency di 2012 dan Peraturan Badan Standar Nasional lapangan, seperti soal kurang, LJUN rusak atau Pendidikan Nomor 0018/P/BSNP/VI/2012 ten­ kurang dan lainnya. Oleh sebab itu diperlukan tang Prosedur Operasi Standar Ujian Na­sional koordinasi yang lebih baik untuk hal-hal yang Pendidikan Kesetaraan. memerlukan penanganan segera. Untuk menyiapkan pelaksanaan UNPK,­ Secara umum tidak banyak perubahan BSNP bersama Badan Penelitian dan Pengem­ pelaksanaan UNPK tahun 2012 dibanding Kartono (berdiri, memegang mikropon) Ketua Penyelenggara UNPK Provinsi Jawa Tengah menyampaikan pertanyaan kepada Ketua BSNP terkait dengan waktu pelaksanaan UNPK 2012. bangan Kementerian Pendidikan dan Kebuda­ dengan tahun 2011. Salah satu perubahan yaan, mengadakan rapat koor­dinasi pada adalah prosedur pendaftaran bagi peserta tanggal 15-16 Juni 2012 di Ja­karta. Rapat terse­ UNPK di luar negeri. Sesuai dengan POS but dihadiri oleh ketua penyelenggara dan UNPK, penyelenggara Program Paket A, Paket bendahara UNPK tingkat provinsi, kepala kan­ B, dan Paket C, mendaftarkan peserta UNPK tor Kementerian Agama, anggota BSNP dan ke Atase Pendidikan atau Konsulat Jenderal Pus­pendik. pada Kantor Perwakilan RI setempat. Jika tidak M. Aman Wirakartakusumah Ketua BSNP, ada Atase Pendidikan atau Konsulat Jenderal, dalam sambutannya mengatakan bah­wa maka pendaftaran dilakukan lang­sung ke tujuan rapat koordinasi adalah untuk menya­ Penyelenggara Pusat dalam hal ini Puspendik makan persepsi dan langkah dalam pelak­ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di sanaan UNPK. “Tujuan rapat koordinasi ini Jakarta. adalah untuk menyamakan persepsi dan lang­kah semua pihak yang terlibat dalam Jadwal Ujian penye­lenggaraan UNPK tahun 2012. Dengan Sesuai dengan POS UNPK, ujian di­lak­ demikian diharapkan pelaksanaan UNPK sanakan tanggal 9-12 Juli 2012 untuk program tahun ini akan semakin baik dibanding tahun paket C dan tanggal 16-18 Juli 2012 untuk sebelumnya”, ucap Aman. program paket A/Ula dan paket B/Wustha. Melalui rapat koordinasi ini juga, tam­bah Namun, untuk provinsi tertentu, karena sebab * Bambang Aman, perlu dirumuskan secara jelas peran, dan alasan yang valid, ujian program paket C Suryadi Vol. VII/No. 3/September 2012 13
  • 14. Berita BSNP dilaksanakan bersamaan dengan waktu ujian Sementara itu, hasil rapat koordinasi program paket A/Ula dan paket B/Wustha. antara BSNP, Balitbang, Dirjen DIKTI, dan Dirjen “Ada tiga provinsi yang waktu pe­lak­sanaan Pendidikan Dasar pada tanggal 22 Juni 2012 ujian program paket C disamakan dengan menetapkan pengumuman hasil UNPK yang program paket A/Ula dan paket B/Wustha,yaitu semula ditetapkan tanggal 4 Agustus 2012 provinsi Papua, Sulawesi Tenggara, dan dimajukan ke tanggal 28 Agustus 2012. DKI”, ucap Candra dalam rapat pleno BSNP ”Pengajuan tanggal pengumuman ini (26/6/2012). untuk memberi kesempatan kepada lulusan Adapun jadwal pelaksanaan UNPK secara program Paket C untuk mengikuti ujian lengkap adalah sebagai berikut. ma­suk perguruan tinggi”, ucap M. Aman Tanggal Program Hari Jam Mata Ujian Periode I Periode II 13.00 – 15.00 Pendidikan Kewarganegaraan Senin 9 Juli 2012 8 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Bahasa Indonesia 13.00 – 15.00 Sosiologi Paket C Selasa 10 Juli 2012 9 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Geografi IPS 13.00 – 15.00 Bahasa Inggris Rabu 11 Juli 2012 10 Okober 2012 15.30 – 17.30 Ekonomi Kamis 12 Juli 2012 11 Okober 2012 13.00 – 15.00 Matematika 13.00 – 15.00 Pendidikan Kewarganegaraan Senin 9 Juli 2012 8 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Bahasa Indonesia 13.00 – 15.00 Biologi Paket C Selasa 10 Juli 2012 9 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Kimia IPA 13.00 – 15.00 Bahasa Inggris Rabu 11 Juli 2012 10 Okober 2012 15.30 – 17.30 Fisika Kamis 12 Juli 2012 11 Okober 2012 13.00 – 15.00 Matematika 13.00 – 15.00 Pendidikan Kewarganegaraan Senin 9 Juli 2012 8 Oktober 2012 Paket C 15.30 – 17.30 Bahasa Indonesia Kejuruan 13.00 – 15.00 Bahasa Inggris Selasa 10 Juli 2012 9 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Matematika 13.00 – 15.00 Pendidikan Kewarganegaraan Senin 16 Juli 2012 15 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Bahasa Indonesia 13.00 – 15.00 Ilmu Pengetahuan Sosial Paket B/ Selasa 17 Juli 2012 16 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Matematika Wustha 13.00 – 15.00 Bahasa Inggris Rabu 18 Juli 2012 17 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Ilmu Pengetahuan Alam 13.00 – 15.00 Pendidikan Kewarganegaraan Senin 16 Juli 2012 15 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Bahasa Indonesia Paket A/ 13.00 – 15.00 Ilmu Pengetahuan Sosial Ula Selasa 17 Juli 2012 16 Oktober 2012 15.30 – 17.30 Ilmu Pengetahuan Alam Rabu 18 Juli 2012 17 Oktober 2012 13.00 – 15.00 Matematika Waktu pelaksanaan UNPK di luar negeri Wirakartakusumah seraya menambahkan ditentukan oleh penyelenggara UNPK se­ BSNP akan mengirim surat edaran ke Ke­pala tempat dan ditetapkan oleh Penye­lenggara Dinas Pendidikan Provinsi mengenai per­ Pusat. ubahan tanggal pengumuman ini. l UJI COBA INSTRUMEN PEMANTAUAN STANDAR Buku Teks Pelajaran F okus kegiatan BSNP tahun 2012 adalah pemantauan implementasi/pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan pada jen­jang prasarana, pendidik dan te­na­ga kependidikan, pengelolaan, buku teks pelajaran, dan pen­ didikan nonformal. Sampai akhir Juni 2012, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Me­nengah. tim ahli dari masing-masing standar telah Ada delapan standar yang di­pan­­tau, yaitu me­lakukan uji coba instrumen pe­man­tauan. standar penilaian, proses, bia­ya, sarana dan Kegiatan uji coba dilaksanakan di delapan 14 Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 15. Berita BSNP provinsi untuk setiap standar dan di setiap dengan tanya jawab/dialog. Berdasarkan provinsi me­libatkan 40 responden yang masukan dan saran dari responden uji coba,tim berasal dari berbagai unsur, diantaranya dinas ahli akan me­nyempurnakan instrument pen­didikan provinsi, kantor kementeritan aga­ tersebut pada tahapan kegiatan berikutnya. ma, dinas pendidikan kabupaten/kota, ke­pa­la Farid Anfasa Moeloek, anggota BSNP sekolah, dan guru. yang melakukan uji coba instrumen di Ban­ten Edy Tri Baskoro, anggota BSNP dan koor­­ menyampaikan bahwa secara umum acara dinator kegiatan pemantauan standar sarana berjalan lancar, kondusif, kehadiran pe­serta dan prasarana mengatakan tujuan uji coba ini tinggi, dan partisipasi dari dinas bagus. adalah untuk mendapatkan ma­sukan dan saran Sementara Bambang Suryadi yang juga dari responden terhadap instrumen pemantauan mengikuti acara tersebut mengatakan bahwa dari aspek konten/isi, keterbacaan dan kejelasan berdasarkan masukan dari responden, dapat bahasa, waktu yang diperlukan untuk mengisi diketahui bahwa instrumen untuk dinas pen­ Responden uji coba instrumen pemantauan standar sarana dan prasarana mengisi instrumen di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Banten instrumen, dan format instrumen. didikan dan kemenag, meskipun dari segi Lebih lanjut Edy Tri Baskoro me­nam­bah­ jumlah halaman dan pertanyaan lebih sedikit kan karena ada delapan tim standar yang turun dibandingkan dengan instrumen untuk kepala ke lapangan untuk melakukan uji coba, maka sekolah, ternyata mereka lebih sulit mengisi. Hal perlu dilakukan sinkronisasi, harmonisasi, ini disebabkan: (a) responden tidak membawa dan koordinasi, tidak hanya antar tim standar data yang diperlukan seperti yang tertulis di tetapi juga dengan pihak dinas pendidikan dalam surat pengantar BSNP, dan (b) respoden provinsi/kabupaten/kota yang menjadi tempat tidak berani menerka atau me­nebak data pelaksanaan kegiatan. faktual, seperti tahun, jumlah dana/anggaran Proses selama di lapangan, anggota BSNP dll. Mayoritas responden mengaku menerima atau tim ahli menjelaskan tentang Stan­­dar surat undangan ter­lambat dan tugas dari pim­ Nasional Pendidikan, kegiatan pe­­­mantauan pinan (atasan) juga mendadak sehingga ti­dak standar, dan instrument, ke­mu­dian dilanjutkan sempat mem­bawa data-data pendukung. l DPRD KABUPATEN SINJAI Mengadukan masalah SKHUN SD ke BSNP S ebanyak sebelas orang anggota DPRD dan seorang dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan berdialog Provinsi. Namun belum ada jalan ke­luar yang diharapkan. Oleh sebab itu ang­gota dewan berinisiatif untuk berdialog de­ngan BSNP dengan anggota BSNP di Jakarta (29/5/2012) mengingat murid-murid yang sekarang duduk untuk mencari solusi tentang masalah Surat di bangku SMP akan mengikuti ujian sekolah. Keterangah Hasil Ujian Nasional (SKHUN) SD Pihak sekolah tidak memperbolehkan tahun 2009/2010 yang belum didistribusikan murid-murid mengikuti ujian sekolah jika tidak kepada peserta didik. ada SKHUN. Mengingat ini bukan kesalahan Menurut ketua rombongan, masalah ini murid, maka kita berharap jangan sampai sudah lama disampaikan ke Dinas Pen­di­dikan merugikan peserta didik. Vol. VII/No. 3/September 2012 15
  • 16. Berita BSNP Menanggapi masalah tersebut, Ketua Setelah melalui dialog dan perbincangan BSNP M. Aman Wirakartakusumah menga­ yang cukup lama, akhirnya disepakati bahwa takan sebenarnya bukan wewenang BSNP peserta didik yang sekarang duduk di bangku untuk mengurusi SKHUN. BSNP ha­nya SMP dan akan mengikuti ulangan sekolah, menyelenggarakan ujian nasional, se­dangkan perlu diberikan hak mereka untuk mengikuti Anggota DPRD Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan saat berdialog dengan BSNP tentang masalah SKHUN SD. SKHUN menjadi wewenang Balit­bang dan ulangan sekolah. Sehubungan dengan hal Dinas Pendikan Provinsi. ini, Balitbang atau Direktorat Pembinaan SMP Namun demikian, tambah Aman, karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan permasalahan sudah disampaikan ke BSNP mengirim surat ke Kepala Dinas Pendidikan maka harus dicari jalan keluar yang terbaik. Pada Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten prinsipnya, jangan sampai peserta didik dirugikan Sinjai. Pada waktu yang bersamaan, masalah karena kesalahan yang dilakukan pihak lain. SKHUN juga akan diselesaikan. l IKAPI BERKOMITKEN HASILKAN BUKU TEKS PELAJARAN BERMUTU I katan Penerbit Indonesia (IKAPI) mem­be­ rikan komitmen dan siap mendukung kebi­ jakan pemerintah untuk mengadakan buku Elektronik (BSE), proses penilaian buku, dan perkembangan buku teks pelajaran. IKAPI juga menyadari adanya buku-buku teks pelajaran yang bermutu bagi murid-mu­ teks pelajaran yang beredar di seko­lah atau rid sekolah di seluruh Indonesia. Komitmen masyarakat, ada yang masih belum me­menuhi inin dilatarbelakangi oleh ke­prihatinan IKAPI standar mutu buku teks pela­jaran sebagaimana terhadap fakta banyaknya buku-buku teks yang ditetapkan BSNP. Jum­lah penerbit yang pelajaran yang beredar di sekolah dan toko begitu banyak men­jadi kendala tersendiri bagi buku yang belum lolos dari standar mutu. IKAPI untuk mengatasi masalah ini. Komitmen tersebut disampaikan oleh “Jumlah penerbit di Indonesia sangat Lucya Andam Dewi Ketua IKAPI dalam acara banyak, ada yang masuk anggota IKAPI dan dialog dengan anggota BSNP di Jakarta ada yang tidak, sehingga kami (IKAPI) kesu­ (5/6/2012). Turut hadir dalam acara ini ada­ litan untuk mengambil tindakan terhadap lah­ jajaran pengurus IKAPI, diantaranya Hus­ pelanggaran kode etik penerbitan seperti ini”, ni Syawie,Nova Rasdiana, dan Bambang ungkap Lucya. Trimansyah. IKAPI, menurut Lucya, juga menya­ “Melalui forum dialog ini, IKAPI mem­ yang­kan pembajakan buku yang terjadi di be­­rikan komitmen penuh terhadap kebi­­ Indonesia. Oleh sebab itu IKAPI memiliki tim jakan pemerintah untuk menyediakan buku penanggulangan pembajakan buku. Ang­ teks pelajaran yang bermutu. Sebab IKAPI gota IKAPI tidak menerbitkan buku dengan me­­miliki impian buku teks pelajaran yang melanggar hak cipta. digunakan di sekolah adalah buku teks pela­ Weinata Sairin anggota BSNP sekaligus jaran yang berkualitas”, ucap Lucya seraya koordinator tim buku teks pelajaran juga me­ me­nambahkan melalui forum ini, IKAPI juga nyayangkan adanya buku teks pelajaran yang memerlukan informasi tentang Buku Sekolah memberikan pesan-pesan yang tidak mendidik. 16 Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 17. Berita BSNP Pengurus IKAPI, Bambang Trimansyah (kiri), Lucya Andam Dewi(kedua dari kiri), dan Nova Rasdiana (tengah) berpose bersama anggota BSNP setelah berdialog seputar buku teks pelajaran Sebagai contoh adalah buku ce­rita tentang yang bermutu. Bang Maman yang beredar di Jakarta atau buku Menurut EdyTri Baskoro semangat BSNP yang berbicara tentang ideologi komunis yang dan IKAPI sama, yaitu mengadakan buku-buku beredar di Sukabumi. Weinata berharap IKAPI yang berkualitas. “Alat yang paling baik untuk dapat memberikan kontribusi langsung dalam mengontrol kualitas buku adalah memberikan menangani masalah-masalah seperti ini. kekuatan kepada sekolah untuk memilih Menurut Farid Afansa Moe­loek buku sa­ngat buku yang berkualitas. Sekolah ti­dak boleh penting dalam proses pendidikan. Oleh sebab tergoda dengan buku yang tidak berkualitas itu diharapkan ada undang-undang tentang karena harganya murah”, ungkap Edy sambil perbukuan na­sional.“Saya berharap IKAPI dapat menambahkan semestinya yang memilih buku mem­berikan kontribusi dalam penerbitan di sekolah adalah Dewan Guru. un­dang-undang ini. IKAPI juga diharapkan Sementara Djemari Mardapi mengu­sul­ dapat berpastisipasi dalam menyeleksi buku kan IKAPI diharapkan dapat memberikan daf­ teks pelajaran untuk menghasilkan buku tar buku-buku sastra (novel) untuk dinilai yang bermutu”, ungkap Moeloek sambil meng­ dan direkomendasikan ke sekolah. Hal ini usulkan perlu dibentuk komite buku nasional dimaksudkan untuk meningkatkan ke­mam­ yang bertugas menghasilkan buku pelajaran puan bahasa Indonesia peserta didik. l Vol. VII/No. 3/September 2012 17
  • 18. Lensa BSNP Dari kiri ke kanan, Khairil Anwar Notodiputro Kepala Balitbang, Suyanto Dirjen Pendidikan Dasar, dan Syawal Gultom Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam acara rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan Ujian Nasional di BSNP. Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Khalidi berbaju biru Melaporkan pelaksanaan Ujian Nasional di Sulawesi Selatan di ruang sidang BSNP. Peserta Ujian Nasional SMP memanfaatkan waktu untuk belajar bersama sesaat sebelum memasuki ruang ujian. Mereka berkomitmen untuk mengikuti ujian dengan penuh kejujuran Sekolah turut memberikan motivasi dan semangat kepada peserta Ujian Nasional dengan memasang spanduk di dalam lingkungan sekolah. 18 Vol. VII/No. 3/September 2012
  • 19. Lensa BSNP Peserta Ujian Nasional SD berbaris dengan tertib sebelum memasuki ruang ujian,dipimpin oleh ketua kelas. Disiplin, tertib, dan taat peraturan merupakan kunci kesuksesan. Peserta Ujian Nasional SD mendengarkan tata tertib ujian yang dibacakan oleh pengawas ruang sebelum ujian dimulai. Anak-anak SD Inpres Wuroba membawa papan tulis dan kursi setelah mengikuti ujian nasional sekolah dasar di SD Inpres Walelagama, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Selasa (8/5/12). Kursi dan papan tulis tersebut untuk menambah inventaris sekolah mereka. Selama pelaksanaan ujian nasional, peserta dari lima sekolah dasar digabung di satu tempat untuk memudahkan pengawasan. (Sumber: Kompas, Rabu, 9 Mei 2012). Sebanyak 51 siswa kelas VI SD Negeri Pakis 3 Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur, melaksanakan ujian nasional di pelataran rumah warga dan pelataran sekolah karena gedung sekolah mereka rusak diterjang angin puting beliung. (Sumber: Kompas, Rabu, 9 Mei 2012). Vol. VII/No. 3/September 2012 19
  • 20. Lensa BSNP Peserta Ujian Nasional di MTs Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (YAKETUNIS) Jogjakarta mengerjakan soal UN. Peserta UN mengeluhkan tidak adanya soal UN yang dicetak dengan huruf Braille, sehingga soal dibacakan oleh guru. Febri Hendri dari ICW (tengah) berdialog dengan anggota BSNP tentang dugaan terjadinya kecurangan Ujian Nasional SMP di Tangerang Peserta review instrumen pemantauan standar sarana dan prasarana menelaah dan mengkaji draf instrumen pemantauan di BSNP sebelum dilakukan uji coba di delapan wilayah atau provinsi Ketua BSNP M. Aman Wirakartakusumah (tengah) dan anggota BSNP berpose bersama dalam rangka Ulang tahun ke-68 Farid Anfasa Moeloek (ketiga dari kanan) di kantor BSNP.