1. A. Pentingnya Komunikasi dalam Perpustakaan
Komunikasi merupakan bagian penting yang mendukung keberadaan suatu organisasi
termasuk perpustakaan. Tanpa adanya komunikasi dalam organisasi, maka semua pihak hampir
tidak mungkin bekerjasama satu sama lain. Demikian pula, suatu koordinasi tidak mungkin dapat
dilakukan tanpa adanya komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi sangatlah penting,
bukan hanya di lingkungan organisasi saja tetapi di seluruh aspek kehidupan. Tanpa adanya
komunikasi akan membuat suatu organisasi menjadi hancur. Selanjutnya kerjasama juga tidak
mungkin dilakukan apabila orang tidak ada yang mengkomunikasikan kebutuhan dan
perasaannya kepada orang lain. Contohnya, jika sebuah unit perpustakaan yang dikelola tidak
dengan mekanisme yang benar, misalnya tidak ada peraturan untuk pengguna, tidak ada sanksi
atas pelanggaran, tidak ada pembagian tugas yang tegas antar pegawai, kemudian masing-masing
staf bekerja sendiri-sendiri, maka dapat dipastikan bahwa organisasi perpustakaan tersebut tidak
akan berjalan dengan baik.
Berbagai bentuk komunikasi akan tercipta dalam perpustakaan, misalnya komunikasi formal
berdasarkan struktur jabatan(struktural). Sebagai contoh komunikasi antara bawahan dan atasan
atau antara pejabat dalam hal kedinasan. Dalam konsep ini umumnya sering terjadi masalah atau
hambatan komunikasi, oleh karena itu Henry Fayol dalam Fred Luthan (1981) membuat
konsepsi Jembatan Fayol untuk mengatasi hambatan komunikasi formal dalam suatu organisasi.
B. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting dalam pengembangan perpustakaan
terutama dalam peningkatan pelayanannya. Oleh karena itu sangat diperlukan peningkatan
kemampuan komunikasi bagi seluruh staf perpustakaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
2. adalah melakukan komunikasi yang efektif. Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yakni peningkatan kemampuan mendengarkan,
peningkatan kemampuan berkomunikasi dengan pengguna perpustakaan, peningkatan
komunikasi nonverbal,dan melakukan simulasi kemampuan berkomunikasi di perpustakaan.
1. Peningkatan Kemampuan Mendengarkan
Mendengar dengan mendengarkan memiliki perbedaan arti. Mendengar merupakan
aktivitas yang bersifat pasif, sedangkan mendengarkan merupakan aktivitas yang bersifat aktif.
Kemampuan mendengarkan merupakan kemampuan untuk memahami perasaan, keinginan, dan
aspirasi orang lain, baik untuk hubungan ke dalam (komunikasi antar pegawai) maupun ke luar
(komunikasi antara pegawai dengan pengguna perpustakaan). Untuk keberhasilannya, setiap
petugas perpustakaan harus belajar atau menyiapkan diri mampu mendengarkan ide dan masalah
orang lain dengan baik dan tulus. Jadi, akan sangat baik jika semua pegawai perpustakaan
memiliki kemampuan mendengarkan, sehingga diharapkan dapat menekan ketidakmampuan
mendengarkan secara bijaksana.
Syarat seorang pustakawan mempunyai kemampuan mendengarkan, yakni:
· Mampu mengungkapkan keinginan pengguna, terutama dalam pelayanan referensi dan
penelusuran informasi.
· Mampu memahami pandangan seseorang, tingkah laku, perasaan dan rasa kekhawatiran.
· Mampu menyerap informasi sebagai bahan membuat keputusan.
· Mampu menangkap umpan balik tentang penampilan diri seseorang.
3. 2. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi dengan Pengguna Perpustakaan
Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien bagi petugas perpustakaan
sangatlah penting. Berkomunikasi dengan pengguna perpustakaan melibatkan interaksi sosial
yang kompleks, baik verbal maupun nonverbal. Misalnya kemampuan mengkomunikasikan
bagaimana menelusur informasi dengan menggunakan salah satu program komputer, bisa
menemukan lokasi buku yang ada di perpustakaan dengan cepat; dan dapat menggunakan
teknologi informasi yang baru. Oleh karena itu, dalam hal ini, seorang pustakawan harus mampu
berkomunikasi secara verbal dan nonverbal untuk berkomunikasi seperti ini.
3. Peningkatan Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal sangat penting dalam konteks secara keseluruhan. Diantara
komunikasi nonverbal atau bahasa isyarat adalah pandangan mata, anggukan kepala, ekspresi
wajah, gerakan tangan, dan cara berpakaian. Perlu dipahami bahwa pandangan mata, senyum,
dan anggukan kepala misalnya, dapat membuat komunikasi terasa lebih baik. Demikian pula
pembicaraan kita akan terasa lebih akrab dan bermakna apabila dalam berkomunikasi saling
tatap muka atau berpandangan. Hubungan antara orang berbicara dan yang mendengarkan akan
terasa lebih hangat. Hal ini akan memungkinkan komunikasi kita berlangsung lebih lama. Tetapi
sebaliknya, jika kita mencoba berkomunikasi tampa ekspresi wajah, tanpa senyum maka dalam
waktu singkat komunikasi kita akan terhenti.
Dalam pengembangan komunikasi nonverbal juga terdapat masalah. Seperti bagaimana
pandangan mata dan senyum yang baik itu. Pandangan mata dan senyum yang berlebihan akan
mengundang anggapan yang mungkin kurang baik dalam komunikasi. Jadi, perlu adanya
4. keseimbangan atau ketepatan dalam komunikasi nonverbal. Hal ini karena bahasa nonverbal
yang berlebihan sama jeleknya dengan bahasa nonverbal yang kurang baik (misalnya kita
melayani pengguna dengan cemberut).
4. Melakukan Simulasi Kemampuan Berkomunikasi di Perpustakaan
Seorang pimpinan ataupun staf perpustakaan yang memiliki kemampuan komunikasi
yang baik akan cenderung lebih berhasil dibanding mereka yang lemah dalam
berkomunikasinya. Oleh karena itu, untuk pengembangan karier di perpustakaan baik sebagai
pimpinan ataupun staf, maka harus dimulai dari pengembangan kemampuan berkomunikasi.
Salah satu kegiatan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi antarpribadi adalah dengan
melakukan simulasi.
Berikut adalah tahapan kegiatan simulasi peningkatan kemampuan berkomunikasi, yakni:
I. Merumuskan ide-ide kegiatan yang akan dilakukan
Perumusan ide tersebut dapat dilakukan dengan diskusi antar anggota kelompok atau
peserta pelatihan, mendengarkan ceramah, mendengarkan rekaman kegiatan tertentu, atau
melihat sebuah tayangan film maupun video yang berhubungan dengan keterampilan komunikasi
tertentu.
II. Melakukan deskripsi situasi masalah
Pada tahap ini, situasi masalah dijabarkan untuk memberi gambaran kepada peserta
kelompok yang akan memerankan seseorang pada kondisi tertentu. Deskripsi situasi masalah ini
5. tidak hanya penting apabila peserta kelompok tersebut terjun ke tempat kerja sebenarnya, agar
mereka dapat mengantisipasi situasi apapun yang akan timbul.
III. Melakukan pemberian umpan balik
Interaksi yang dilakukan dalam komunikasi ini diharapkan dapat direkam secara audio-
visual. Keuntungannya, kita dapat memutar kembali hasil rekaman tersebut sehingga kita melihat
bukti nyata apakah peserta kelompok telah ada kemajuan dari upaya-upaya peningkatan
komunikasi.
C. Komunikasi Efektif
Penggunaan psikologi komunikasi ditujukan untuk tercapainya komunikasi yang efektif.
Komunikasi adalah kegiatan untuk mencapai kebersamaan makna, sementara manusia yang
melakukan komunikasi terdiri dari banyak latar belakang field expereince yang berbeda termasuk
latar belakang kejiwaannya. Oleh karena itu mengapa psikologi komunikasi menjadi penting
untuk diterapkan dalam berkomunikasi. Yang dimaksudkan dengan Komunikasi efektif menurut
Steward L Tubbs dan Sylvia Moss meliputi :
a. pengertian: adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh
komunikator.
b. Kesenangan pada dasarnya komunikasi bukan sekedar penyampaian informasi saja dan
membentuk adanya saling pengertian, namun komunikasi juga ditujukan untuk mendapatkan
kehangatan dalam interaksi dengan informasi atau pesan yang menyenangkan orang lain.
6. c. Mempengaruhi sikap : domain utama proses komunikasi sesungguhnya adalah mempengarhi
sikap orang lain, untuk dapat mempengaruhi orang lain maka diperlukan suatu pendekatan
psikologis berupa emotional appeals, ini bisa dilakukan apabila dalam komunikasi melakukan
pendekatan psikologis.
d. Hubungan sosial yg baik : komunikasi ditujukan untuk mencipatakan hubungan sosial yang
terbina dengan baik.
e. Tindakan: mempengaruhi orang lain dapat berhasil apabila orang tersebut melakukan tindakan
nyata seperti apa yang di inginkan dan ini merupakan indikator terkahir selain empat item terurai
di atas. Tindakan merupakan akumulasi dari rsoses komunikasi dan ini memerlukan pengetahuan
mekanisme faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi tindakan seseorang.
D. Penutup
Perkembangan teknologi dan komunikasi pada masa sekarang ini dapat dikatakan cukup
pesat. Kemajuan pada bidang informasi dan komunikasi tidak hanya disebabkan oleh adanya
penemuan-penemuan teknologi baru, namun juga disebabkan oleh semakin tumbuhnya
kesadaran orang atau individu dan bangsa akan adanya kesempatan dan kebutuhan sosial,
ekonomi, politik maupun kebudayaan, termasuk kebutuhan akan adanya informasi. Jadi dapat
dikatakan bahwa informasi merupakan bagian dari komunikasi. Tanpa informasi proses
komunikasi tidak akan bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian maka kehadiran
perpustakaan sebagai pengelola informasi menjadi pendukung dan pelancar proses komunikasi.
Demikian pula sebaliknya bahwa perpustakaan sebagai organisasi membutuhkan bentuk
komunikasi yang efektif dan efisien untuk berjalannya organisasi tersebut dengan baik. Kunci
7. komunikasi efektif adalah mencoba mengerti dan melakukan tindakan untuk memuaskan
keinginan pemakai perpustakaan. Dengan demikian, jumlah pengguna perpustakaan akan
semakin bertambah seiring dengan peningkatan mutu layanan yang diberikan.