SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
     “PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT”


                    Disusun oleh:
                Mesa Fahjrul. I (0651-12-435)
                Nurul Hanifah (0651-12-434)
                Shara Deianira (0651-12-449)

                     Tanggal Praktikum:
                      29 Oktober 2012
                       Asisten Dosen:
                    1. Dra. Trirakhma S, Msi
                    2. Rissa Ratimanjari S.Si
                           3. Noorlela
                     Rekan Kerja:
                 Gilang Putra Ditama
                        Luthfi
                 Salzir Isa Al-habsyi




             LABORATORIUM FISIKA
         PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
              UNIVERSITAS PAKUAN
BAB I
                                    PENDAHULUAN

Dalam fisika, pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas
mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari
berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Mengapa demikian?

Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati.
Misalnya untuk mengukur panjang suatu kabel maka kita bisa menggunakan meteran. Dalam hal
ini besaran yang dibandingkan adalah panjang dari kabel tersebut. Sedangkan besaran
pembandingnya adalah meteran. Meteran merupakan alat ukur besaran panjang yang satuannya
telah disepakati. Dengan demikian jika nilai hasil perbandingan kedua besaran tersebut
menunjukkan bahwa panjang kabel itu ternyata 1,5 kali lebih panjang dari ukuran satu meteran
dapat dikatakan bahwa panjang kabel yang terukur adalah 1,5 meter.

Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan
proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk
mencari data-data yang mendukungnya.

Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang menunjukkan pola-
pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan
demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola
yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut.

Dengan salah satu argumentasi di atas, sudah dapat kita ketahui betapa penting dan
dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika. Maka tidak ada alasan bagi para fisikawan
bahkan mahasiswa untuk mengabaikannya dalam setiap riset-riset mereka.

1.1        TUJUAN PERCOBAAN

Dengan dilakukannya percobaan pada praktikum ini diharapkan bahwa mahasiswa dapat dengan
mudah mempergunakan beberapa alat ukur. Dengan tidak hanya mengetahui namanya saja
namun juga mempergunakan dan merepresentasikan data-data yang terukur dalam sebuah format
laporan yang sesuai.

Sebagai ssatu hasil keluaran yang dapat dipresentasikan dengan baik merupakan tujuan
berikutnya dimana mahasiswa dapat menentukan volume dan massa jenis beberapa zat padat.
Hingga akhirnya presentasi format percobaan dapat diperbandingkan dengan teori-teori yang
terkait dengan percobaan apakah percobaan yang dilakukan dapat dipastikan sesuai atau bahkan
jauh melenceng dari teori yang ada.
1.2        DASAR TEORI

Besaran dan Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran
(besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding
dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di
Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan
menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

1.    Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang
lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu
berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung
pada besaran pokok yang lain.

Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya.
Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua
besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan
dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi.




Berdasarkan table bahwa dapat diketahui dimensi tertentu dari suatu benda, misalkan untuk
mengetahui Volume zat padat jika bentuknya beraturan, maka akan memiliki panjang, lebar,
tinggi, diameter dan sebagainya.

PENGUKURAN CARA STATIS

Untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinu) dapat pula dilakukan secara
tidak langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya.

Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok
itu sehingga :
Vbalok = p x l x t
Dengan;
p = panjang balok
l = lebar balok
t = tinggi balok

Sedangkan volume silinder pejal dapat juga dilakukan dengan mengukur diameter dan panjang
silinder itu sehingga:

                                    Vsilinder = ¼ π d2 .p

Dengan;
d = diameter silinder
p = panjang silinder

Dalam menentukan massa jenis suatu benda pada percobaan ini, akan menerapkan Hukum
Archimmides :
setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke
atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.
Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secara
konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimides.



PENGUKURAN CARA DINAMIS

Untuk mengukur benda dengan cara dinamis, maka benda harus dicari dahulu masa di udara dan
masa di air dengan menggunakan neraca teknis.

Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan:

                                        V = Mu – Ma
Dengan ;
Mu = Massa udara
Ma = Massa air

                                          ρ=    –


Dengan ;
ρ = massa jenis (g/cm3)
M = massa zat (g)
V = volume zat (cm3)

Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atau
neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Untuk
mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke
dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan
penunjukan volume itu dari zat padat tersebut.

Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung seperti
itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair sehingga kalau zat
padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelam
seluruhnya).
BAB II

                                   ALAT DAN BAHAN

Sejak jaman dahulu orang telah melakukan pengukuran, seperti mengukur luas tanah, mengukur
massa badannya, dan mengukur selang waktu antara matahari terbit sampai tenggelam.
Mengukur merupakan yaitu proses membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran
tertentu yang telah diketahui atau ditetapkan sebagai acuan. Pada pengukuran yang berbeda kita
mungkin membutuhkan alat/instrumen yang berbeda pula.

Misalnya, saat mengukur panjang jalan Anda menggunakan meteran, tetapi saat menimbang
berat badan Anda menggunakan neraca. Berikut akan Anda pelajari instrumen pengukur
panjang, massa, dan waktu.

Alat Pengukuran yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah

   a.  Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang
terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada
rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu
jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis.
Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius
pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu
skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.




Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat
digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang
benda sampai nilai 10 cm.

   b.  Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur
diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer
sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada
poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir
merupakan skala nonius.

Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya
terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau
0,01 mm.
Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah
disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.




   c.    Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda
selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg).
Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca
ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca
elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang
umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan.

Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan
tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.




Selain beberapa alat ukur diatas pada praktikum kali ini juga dipergunakan bejana gelas untuk
mengukur volume dengan teorema Archimedes, Thermometer untuk mengukur suhu ruangan
dan Barometer digunakan untuk mengetahuui tekanan dalam ruangan.

Dan benda yang diukur berupa satu buah balok tembaga, satu buah besi silinder dan sebuah
kunci.
BAB III

                              METODE PERCOBAAN


Percobaan I (Mencari Volume dan Massa Balok)

Kubus yang diukur adalah balok kuningan. Teknik yang digunakan adalah dengan mengukur
rusuk-rusuk kubus tersebut menggunakan jangka sorong dan milimeter sekrup. Masing-masing
pengukuran rusuk tiap kubus diulang 3 kali. Sedangkan untuk pengukuran massa, percobaan
yang dilakukan hanya 1 kali.

Percobaan II (Mencari Volume dan Massa Besi Silinder)

Silinder yang diukur adalah silinder besi. Teknik yang digunakan adalah dengan mengukur
tinggi menggunakan jangka sorong dan diameter menggunakan micrometer skrup. Masing-
masing pengukuran tinggi dan diameter dilakukan 3 kali. Sedangkan pengukuran massa,
dilakukan percobaan sebanyak satu kali saja.

Percobaan III (Mencari Volume dan Massa sebuah kunci)

Kunci yang digunakan adalah sebuah kunci pintu, dapat diprediksikan sebelumnya bahwa kunci
terbuat dari bahan campuran tembaga dan timah. Pengukuran volume dilakukan dengan
menggunakan bejana gelas dan cairan. Dan untuk mengetahui massa dilakukan dengan
menggunakan neraca.
BAB IV

                                    HASIL PENGAMATAN


Berdasarkan pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan pada hari Senin29 Oktober 2012,
maka didapatkan dilaporkan hasilnya sebagai berikut :

      Keadaan ruangan                P (cm) Hg             Temperature (0C)             C (%)
      Sebelum percobaan                  75,55                      260                  74%
      Sesudah percobaan                  75,50                      270                  71%


    Statis

Table Pengamatan Balok Kuningan , m = 66,5 gram

       No          P(cm)            L (cm)           T (cm)           V (cm3)            (g/cm3)
        1                  4,1           1,91            0,972             7,60               8,75
        2                  4,1             1,91            0,973             7,61                8,73
        3                  4,1             1,92            0,971             7,64                8,70
                           4,1             1,91            0,972             7,65                8,72




Table Pengamatan Tabung Besi , m=62,1 gram

                  No       D(cm)            T (cm)           V (cm3)               (g/cm3)
                  1           1,581                  4,2          8,24                  7,53
                  2              1,580               4,2             8,23              7,54
                  3              1,581               4,2             8,24              7,53
                                 1,580               4,2             8,23              7,53



    Dinamis

Table Pengamatan Kunci dan Tabung

            No.        Benda             Mu (g)       Ma (g)          V (cm3)         (g/cm3)
            1.         Kunci               11,900          10,100            1,8               6,61
            2.         Tabung              62,200          54,250           7,95               7,82
BAB V

                                      PEMBAHASAN


Berdasarkan Percobaan pertama yang dilakukan pada balok kuningan didapatkan data ukuran
Panjang, lebar dan tinggi, serta massa benda.
Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda = 66,5 gram

Volume       =   pxlxt                                Massa Jenis = massa / volume

Percobaan 1 =    4,1 x 1,91x 0,972                               = 66,5 / 7,60
            =    7,60 cm3                                        = 8,75 gr/cm3

Percobaan 2 =    4,1 x 1,91 x 0,973                              = 66,5 / 7,61
            =    7,61 cm3                                   = 8,73

Percobaan 3 =    4,1 x 1,91 x 0,972                              = 66,5 / 7,64
            =    7,64 cm3                                   = 8,70


Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata data sebesar 8,72 gr/cm3

Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
                                          –
                     ketelitian =     │            x 100%
                              =       │       │x 100 %
                            =     0,01 x 100 %
                            = 0,99 x 100 %
                            = 99 %
Percobaan dan perhitungan mendekati kepada data standar massa jenis kuningan yaitu sebesar
99%
Berdasarkan Percobaan kedua yang dilakukan pada besi silinder didapatkan data ukuran
Panjang, diameter, serta massa benda.

Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda adalah 62,1 gram

Volume      = ¼ π d2 .p                           Massa Jenis     =  massa/volume
Percobaan 1 = ¼ x 3,14 x (1,581)2 x 4,2                         = 62,1 / 8,24
           = 8,24 cm3                                     =     7,53

Percobaan 2 = ¼ x 3,14 x (1,580)2 x 4,2                     = 62,1 / 8,23
           = 8,23 cm3                                     = 7,54

Percobaan 3 = ¼ x 3,14 x (1,581)2 x 4,2                     = 62,1 / 8,24
           = 8,24 cm3                                     = 7,53


Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata data sebesar 7,53 g/cm3

Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
                                           –
                     ketelitian =    │              x 100%
                              =     │          │x 100 %
                              =     0,03 x 100 %
                              = 0,97x 100 %
                              = 97 %

Percobaan dan perhitungan mendekati kepada data standar massa jenis besi yaitu sebesar 97%.
Berdasarkan Percobaan ketiga yang dilakukan pada bendakunci dan tabungdidapatkan data
ukuran volume, massa udara dan massa air.

Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :

       Vkunci = Mu – Ma
             = 11,9 – 10,1
             = 1,8 gram


        kunci =

            =      –

            =
                             3
            =




       Vtabung = Mu – Ma
             =62,2 –54,25
             = 7,95 gram


        tabung =

            =      –

            =
                             3
            =


Massa Jenis Kunci Tidak Sebanding dengan Massa Jenis benda seperti Besi Kuningan 8,6 dan
Besi 7.8
Hal ini disebabkan karena kunci terbuat dari bahan campuran.
BAB VI

                                     KESIMPULAN


Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan
proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk
mencari data-data yang mendukungnya.
Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang
sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan.
Hasil Pengukuran harus dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar tidak perlu dilakukan
pengukuran ulang yang mengaibatkan lamanya proses perhitungan data kembali.
Percobaan pada balok kuningan menghasilkan ketelitian hampir mencapai 100 % atau sebesar
99% dan besi silinder sebesar 97%. Namun pada pengukuran secara langsung pada kunci
didapatkan data sebesar 6,61 gram/cm3dimana masa jenis kunci lebih kecil dari massa jenis
standar untuk kuningan dan besi. Dapat diperkirakan bahwa kunci terbuat dari bahan campuran
logam yang memiliki massa jenis lebih rendah dari besi dan kuningan.
DAFTAR PUSTAKA


Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pakuan

http://muhammadnuruddin071644036.blogspot.com/2010/10/massa-jenis-zat-padat-bentuk-
teratur.html

http://seilandra.blogspot.com/2011/01/laporan-praktikum-pengukuran-dasar-pada_26.html

Contenu connexe

Tendances

Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaAnnisa Icha
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padatyudhodanto
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANRafben Andika
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDALAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDAMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.umammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhanaumammuhammad27
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringNurul Hanifah
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Posoagoes Rom
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hookeumammuhammad27
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioTifa Fauziah
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianRezky Amaliah
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastianFarrrsa
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Rezki Amaliah
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegasyudhodanto
 

Tendances (20)

Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDALAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
 
Makalah bandul fisis
Makalah bandul fisisMakalah bandul fisis
Makalah bandul fisis
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hookePercobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
 
Getaran pegas
Getaran pegasGetaran pegas
Getaran pegas
 

En vedette

Laporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongLaporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongwindi pujiwati
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)GGM Spektafest
 
Rpp smp ipa
Rpp smp ipaRpp smp ipa
Rpp smp ipaDeky07
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum asterias
 
Gerak Lurus dipercepat beraturan
Gerak Lurus dipercepat beraturanGerak Lurus dipercepat beraturan
Gerak Lurus dipercepat beraturanlovaria
 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuransholasido
 
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKHUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKDiana Amrita
 
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule aniLaporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule aniNurul Hanifah
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranNata Nata
 
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum HookeLaporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hookerendrafauzi
 
Laporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungLaporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungDayana Florencia
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeAdinda Khairunnisa
 
Kisi kisi ujian praktik ipa biologi 2013
Kisi   kisi ujian praktik ipa biologi 2013Kisi   kisi ujian praktik ipa biologi 2013
Kisi kisi ujian praktik ipa biologi 2013Ema Rachmawati
 

En vedette (20)

Laporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongLaporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorong
 
Laporan hidrologi
Laporan hidrologiLaporan hidrologi
Laporan hidrologi
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
 
Rpp smp ipa
Rpp smp ipaRpp smp ipa
Rpp smp ipa
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
 
Gerak Lurus dipercepat beraturan
Gerak Lurus dipercepat beraturanGerak Lurus dipercepat beraturan
Gerak Lurus dipercepat beraturan
 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
 
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIRPROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
 
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKHUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
 
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule aniLaporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
 
Laporan praktikum ipa makhluk hidup
Laporan praktikum ipa makhluk hidupLaporan praktikum ipa makhluk hidup
Laporan praktikum ipa makhluk hidup
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuran
 
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum HookeLaporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
 
Laporan pengukuran
Laporan pengukuranLaporan pengukuran
Laporan pengukuran
 
Pemjr air. 2007pptx
Pemjr air. 2007pptxPemjr air. 2007pptx
Pemjr air. 2007pptx
 
Laporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungLaporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembung
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
 
Kisi kisi ujian praktik ipa biologi 2013
Kisi   kisi ujian praktik ipa biologi 2013Kisi   kisi ujian praktik ipa biologi 2013
Kisi kisi ujian praktik ipa biologi 2013
 

Similaire à Pengukuran Dasar pada Benda Padat

BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptxBAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptxRatnaWardani7
 
3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt
3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt
3.1 KONSEP PENGUKURAN.pptsophya7
 
Makalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanMakalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanAhwal Dejiro
 
Bab 1 (pertemuan 3) objek ipa dan pengamatannya
Bab 1 (pertemuan   3) objek ipa dan pengamatannyaBab 1 (pertemuan   3) objek ipa dan pengamatannya
Bab 1 (pertemuan 3) objek ipa dan pengamatannyaMeli Fitriani
 
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangModul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangAndhikaHartanty
 
rpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfrpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfNurMahmudah14
 
Bab I pengukuran kelas VII. Siswa dapat menjelaskan kegiatan pengukuran dalam...
Bab I pengukuran kelas VII. Siswa dapat menjelaskan kegiatan pengukuran dalam...Bab I pengukuran kelas VII. Siswa dapat menjelaskan kegiatan pengukuran dalam...
Bab I pengukuran kelas VII. Siswa dapat menjelaskan kegiatan pengukuran dalam...RickyPrasetyoPutro1
 
Fisika dasar 1
Fisika dasar 1Fisika dasar 1
Fisika dasar 1kidamhady
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPotpotya Fitri
 

Similaire à Pengukuran Dasar pada Benda Padat (20)

BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptxBAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
 
3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt
3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt
3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt
 
Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1
 
Makalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanMakalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuan
 
Fisika Pengukuran
Fisika PengukuranFisika Pengukuran
Fisika Pengukuran
 
Bab 1 (pertemuan 3) objek ipa dan pengamatannya
Bab 1 (pertemuan   3) objek ipa dan pengamatannyaBab 1 (pertemuan   3) objek ipa dan pengamatannya
Bab 1 (pertemuan 3) objek ipa dan pengamatannya
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Kelas07 02 bab 1
Kelas07 02 bab 1Kelas07 02 bab 1
Kelas07 02 bab 1
 
Kelas07 02 bab 1
Kelas07 02 bab 1Kelas07 02 bab 1
Kelas07 02 bab 1
 
PENGUKURAN
PENGUKURANPENGUKURAN
PENGUKURAN
 
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangModul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
 
Bab 1 adi
Bab 1 adiBab 1 adi
Bab 1 adi
 
1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
rpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfrpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdf
 
1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran
 
Bab I pengukuran kelas VII. Siswa dapat menjelaskan kegiatan pengukuran dalam...
Bab I pengukuran kelas VII. Siswa dapat menjelaskan kegiatan pengukuran dalam...Bab I pengukuran kelas VII. Siswa dapat menjelaskan kegiatan pengukuran dalam...
Bab I pengukuran kelas VII. Siswa dapat menjelaskan kegiatan pengukuran dalam...
 
Fisika dasar 1
Fisika dasar 1Fisika dasar 1
Fisika dasar 1
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokok
 

Pengukuran Dasar pada Benda Padat

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR “PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT” Disusun oleh: Mesa Fahjrul. I (0651-12-435) Nurul Hanifah (0651-12-434) Shara Deianira (0651-12-449) Tanggal Praktikum: 29 Oktober 2012 Asisten Dosen: 1. Dra. Trirakhma S, Msi 2. Rissa Ratimanjari S.Si 3. Noorlela Rekan Kerja: Gilang Putra Ditama Luthfi Salzir Isa Al-habsyi LABORATORIUM FISIKA PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Dalam fisika, pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Mengapa demikian? Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya untuk mengukur panjang suatu kabel maka kita bisa menggunakan meteran. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang dari kabel tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya adalah meteran. Meteran merupakan alat ukur besaran panjang yang satuannya telah disepakati. Dengan demikian jika nilai hasil perbandingan kedua besaran tersebut menunjukkan bahwa panjang kabel itu ternyata 1,5 kali lebih panjang dari ukuran satu meteran dapat dikatakan bahwa panjang kabel yang terukur adalah 1,5 meter. Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya. Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang menunjukkan pola- pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut. Dengan salah satu argumentasi di atas, sudah dapat kita ketahui betapa penting dan dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika. Maka tidak ada alasan bagi para fisikawan bahkan mahasiswa untuk mengabaikannya dalam setiap riset-riset mereka. 1.1 TUJUAN PERCOBAAN Dengan dilakukannya percobaan pada praktikum ini diharapkan bahwa mahasiswa dapat dengan mudah mempergunakan beberapa alat ukur. Dengan tidak hanya mengetahui namanya saja namun juga mempergunakan dan merepresentasikan data-data yang terukur dalam sebuah format laporan yang sesuai. Sebagai ssatu hasil keluaran yang dapat dipresentasikan dengan baik merupakan tujuan berikutnya dimana mahasiswa dapat menentukan volume dan massa jenis beberapa zat padat. Hingga akhirnya presentasi format percobaan dapat diperbandingkan dengan teori-teori yang terkait dengan percobaan apakah percobaan yang dilakukan dapat dipastikan sesuai atau bahkan jauh melenceng dari teori yang ada.
  • 3. 1.2 DASAR TEORI Besaran dan Satuan Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. 1. Besaran Pokok Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi. Berdasarkan table bahwa dapat diketahui dimensi tertentu dari suatu benda, misalkan untuk mengetahui Volume zat padat jika bentuknya beraturan, maka akan memiliki panjang, lebar, tinggi, diameter dan sebagainya. PENGUKURAN CARA STATIS Untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinu) dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya. Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok itu sehingga :
  • 4. Vbalok = p x l x t Dengan; p = panjang balok l = lebar balok t = tinggi balok Sedangkan volume silinder pejal dapat juga dilakukan dengan mengukur diameter dan panjang silinder itu sehingga: Vsilinder = ¼ π d2 .p Dengan; d = diameter silinder p = panjang silinder Dalam menentukan massa jenis suatu benda pada percobaan ini, akan menerapkan Hukum Archimmides : setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu. Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimides. PENGUKURAN CARA DINAMIS Untuk mengukur benda dengan cara dinamis, maka benda harus dicari dahulu masa di udara dan masa di air dengan menggunakan neraca teknis. Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan: V = Mu – Ma Dengan ; Mu = Massa udara Ma = Massa air ρ= – Dengan ; ρ = massa jenis (g/cm3) M = massa zat (g) V = volume zat (cm3) Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke
  • 5. dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut. Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya).
  • 6. BAB II ALAT DAN BAHAN Sejak jaman dahulu orang telah melakukan pengukuran, seperti mengukur luas tanah, mengukur massa badannya, dan mengukur selang waktu antara matahari terbit sampai tenggelam. Mengukur merupakan yaitu proses membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran tertentu yang telah diketahui atau ditetapkan sebagai acuan. Pada pengukuran yang berbeda kita mungkin membutuhkan alat/instrumen yang berbeda pula. Misalnya, saat mengukur panjang jalan Anda menggunakan meteran, tetapi saat menimbang berat badan Anda menggunakan neraca. Berikut akan Anda pelajari instrumen pengukur panjang, massa, dan waktu. Alat Pengukuran yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah a. Jangka Sorong Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm. b. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm.
  • 7. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm. c. Neraca Teknis Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan. Selain beberapa alat ukur diatas pada praktikum kali ini juga dipergunakan bejana gelas untuk mengukur volume dengan teorema Archimedes, Thermometer untuk mengukur suhu ruangan dan Barometer digunakan untuk mengetahuui tekanan dalam ruangan. Dan benda yang diukur berupa satu buah balok tembaga, satu buah besi silinder dan sebuah kunci.
  • 8. BAB III METODE PERCOBAAN Percobaan I (Mencari Volume dan Massa Balok) Kubus yang diukur adalah balok kuningan. Teknik yang digunakan adalah dengan mengukur rusuk-rusuk kubus tersebut menggunakan jangka sorong dan milimeter sekrup. Masing-masing pengukuran rusuk tiap kubus diulang 3 kali. Sedangkan untuk pengukuran massa, percobaan yang dilakukan hanya 1 kali. Percobaan II (Mencari Volume dan Massa Besi Silinder) Silinder yang diukur adalah silinder besi. Teknik yang digunakan adalah dengan mengukur tinggi menggunakan jangka sorong dan diameter menggunakan micrometer skrup. Masing- masing pengukuran tinggi dan diameter dilakukan 3 kali. Sedangkan pengukuran massa, dilakukan percobaan sebanyak satu kali saja. Percobaan III (Mencari Volume dan Massa sebuah kunci) Kunci yang digunakan adalah sebuah kunci pintu, dapat diprediksikan sebelumnya bahwa kunci terbuat dari bahan campuran tembaga dan timah. Pengukuran volume dilakukan dengan menggunakan bejana gelas dan cairan. Dan untuk mengetahui massa dilakukan dengan menggunakan neraca.
  • 9. BAB IV HASIL PENGAMATAN Berdasarkan pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan pada hari Senin29 Oktober 2012, maka didapatkan dilaporkan hasilnya sebagai berikut : Keadaan ruangan P (cm) Hg Temperature (0C) C (%) Sebelum percobaan 75,55 260 74% Sesudah percobaan 75,50 270 71%  Statis Table Pengamatan Balok Kuningan , m = 66,5 gram No P(cm) L (cm) T (cm) V (cm3) (g/cm3) 1 4,1 1,91 0,972 7,60 8,75 2 4,1 1,91 0,973 7,61 8,73 3 4,1 1,92 0,971 7,64 8,70 4,1 1,91 0,972 7,65 8,72 Table Pengamatan Tabung Besi , m=62,1 gram No D(cm) T (cm) V (cm3) (g/cm3) 1 1,581 4,2 8,24 7,53 2 1,580 4,2 8,23 7,54 3 1,581 4,2 8,24 7,53 1,580 4,2 8,23 7,53  Dinamis Table Pengamatan Kunci dan Tabung No. Benda Mu (g) Ma (g) V (cm3) (g/cm3) 1. Kunci 11,900 10,100 1,8 6,61 2. Tabung 62,200 54,250 7,95 7,82
  • 10. BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan Percobaan pertama yang dilakukan pada balok kuningan didapatkan data ukuran Panjang, lebar dan tinggi, serta massa benda. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut : Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda = 66,5 gram Volume = pxlxt Massa Jenis = massa / volume Percobaan 1 = 4,1 x 1,91x 0,972 = 66,5 / 7,60 = 7,60 cm3 = 8,75 gr/cm3 Percobaan 2 = 4,1 x 1,91 x 0,973 = 66,5 / 7,61 = 7,61 cm3 = 8,73 Percobaan 3 = 4,1 x 1,91 x 0,972 = 66,5 / 7,64 = 7,64 cm3 = 8,70 Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata data sebesar 8,72 gr/cm3 Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : – ketelitian = │ x 100% = │ │x 100 % = 0,01 x 100 % = 0,99 x 100 % = 99 % Percobaan dan perhitungan mendekati kepada data standar massa jenis kuningan yaitu sebesar 99%
  • 11. Berdasarkan Percobaan kedua yang dilakukan pada besi silinder didapatkan data ukuran Panjang, diameter, serta massa benda. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut : Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda adalah 62,1 gram Volume = ¼ π d2 .p Massa Jenis = massa/volume Percobaan 1 = ¼ x 3,14 x (1,581)2 x 4,2 = 62,1 / 8,24 = 8,24 cm3 = 7,53 Percobaan 2 = ¼ x 3,14 x (1,580)2 x 4,2 = 62,1 / 8,23 = 8,23 cm3 = 7,54 Percobaan 3 = ¼ x 3,14 x (1,581)2 x 4,2 = 62,1 / 8,24 = 8,24 cm3 = 7,53 Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata data sebesar 7,53 g/cm3 Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : – ketelitian = │ x 100% = │ │x 100 % = 0,03 x 100 % = 0,97x 100 % = 97 % Percobaan dan perhitungan mendekati kepada data standar massa jenis besi yaitu sebesar 97%.
  • 12. Berdasarkan Percobaan ketiga yang dilakukan pada bendakunci dan tabungdidapatkan data ukuran volume, massa udara dan massa air. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut : Vkunci = Mu – Ma = 11,9 – 10,1 = 1,8 gram kunci = = – = 3 = Vtabung = Mu – Ma =62,2 –54,25 = 7,95 gram tabung = = – = 3 = Massa Jenis Kunci Tidak Sebanding dengan Massa Jenis benda seperti Besi Kuningan 8,6 dan Besi 7.8 Hal ini disebabkan karena kunci terbuat dari bahan campuran.
  • 13. BAB VI KESIMPULAN Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya. Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan. Hasil Pengukuran harus dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar tidak perlu dilakukan pengukuran ulang yang mengaibatkan lamanya proses perhitungan data kembali. Percobaan pada balok kuningan menghasilkan ketelitian hampir mencapai 100 % atau sebesar 99% dan besi silinder sebesar 97%. Namun pada pengukuran secara langsung pada kunci didapatkan data sebesar 6,61 gram/cm3dimana masa jenis kunci lebih kecil dari massa jenis standar untuk kuningan dan besi. Dapat diperkirakan bahwa kunci terbuat dari bahan campuran logam yang memiliki massa jenis lebih rendah dari besi dan kuningan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan http://muhammadnuruddin071644036.blogspot.com/2010/10/massa-jenis-zat-padat-bentuk- teratur.html http://seilandra.blogspot.com/2011/01/laporan-praktikum-pengukuran-dasar-pada_26.html