1. ATELEKTASIS PARU
ATELEKTASIS PARU
PENDAHULUAN
Paru merupakan organ penting bagi tubuh yang mempunyai fungsi utama sebagai alat
pernafasan (respirasi). Proses pernafasan yaitu pengambilan oksigen dari udara luar
dan pengeluaran CO2 dari paru-paru. Sistem pernafasan membawa udara melalui
hidung dengan 021° , 26°C, rh 50-60 % ke dalam alveoli Dirongga hidung udara
dibersihkan dari debu ukuran 2 – 10 u, dipanaskan dan dilembabkan oleh bulu dan
lendir hidung sebelum masuk ke trakea. Debu yang lolos ditangkap oleh lendir dari
sel-sel mukosa di bronkus dan bronkioli, cilia set mukosa ini bergerak berirama
mendorong kotoran keluar dengan kecepatan 16 mm/menit.
Proses transfer oksigen setelah sampai di alveoli terjadi proses difusi oksigen ke
eritrosit yang terikat oleh haemoglobin sejumlah 20 ml/100 ml darah dan sebagian
kecil larut dalam plasma 0,3 ml/ 100 CC, jika Hb 15 gr% Dan sebaliknya
karbondioksida dari darah dibawa ke alveoli untuk dikeluarkan melalui udara
ekspirasi. Proses ventilasi (keluar masuknya udara) didukung oleh unsur-unsur jalan
nafas, jaringan paru, rongga thorax, otot natas dan saraf nafas.1
ANATOMI PARU
RONGGA THORAX
Paru berada dalam rongga pleura yang tekanannya selalu negatif selama siklus nafas
(tekanan udara di luar dianggap = 0) Paru mengembang sampai menempel pleura. Bila
tekanan rongga pleura jadi positif, paru - paru akan collaps. Hal ini terjadi pada:
o Pneumothorax karena luka tusuk dari luar
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
1
2. ATELEKTASIS PARU
o Pneumothorax karena pecahnya blebs, caverne TBC atau pccahnya bronkus
pada trauma .
o Hidro/hemato-thoraks. pleural effusion
Gangguan - gangguan itu menyebabkan restriksi pengembangan para. Collaps paru
karena pneumothorax disebut coppression atelectasis, sedangkan yang disebabkan
obstruksi jalan nafas disebut dengan resorbtion atelectasis Gangguan gerakan thorax
terjadi pada penderita nyeri post operatif (Daerah thorax, abdomen atas. traktura
costae Ini disebabkan karena bagian yang luka tersebut harus bergerak paling sedikit
20 x/menit untuk bernafas Pemakaian gurita/pleister fixasi yang lebar dan erat
mengganggu pernatasan yang menyebabkan hipoventilasi, mikro atelektasis dan
berlanjut menjadi atelektasis. 1,2
Paru – paru kanan dibagi menjadi 10 segmen yaitu : Lobus atas : segmen
apikal, segmen posterior, segmen anterior, Lobus medial : segmen lateral, segmen
medial, dan Lobus bawah : segmen basalis superior, segmen basalis medial, segmen
basalis anterior, segmen basalis lateral, segmen basalis posterior. Sedangkan paru –
paru kiri dibagi menjadi 9 segmen yaitu : Lobus atas : segmen apikoposterior,
segmen anterior, segmen superior, segmen inferior dan , Lobus bawah : segmen
basalis superior, segmen basalis medial, segmen basalis anterior, segmen basalis
lateral, segmen basalis posterior.
Paru – paru diselubungi oleh suatu lapisan tipis yang kontinu mengandung kolagen
dan jaringan elastis yang dikenal sebagai pleura ; pleura parietalis (melapisi rangga
dada), dan pleura visceralis (menyelubungi seluruh paru – paru). Diantara pleura
parietalis dan pleura viseralis, terdapat suatu rongga yang berisi suatu cairan (disebut
cairan pleura) yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
2
3. ATELEKTASIS PARU
selama pernafasan dan untuk mencegah pemisahan toraks dan paru – paru yang dapat
dianalogkan seperti dua buah kaca objek akan saling melekat bila ada air. 1,2
Paru kanan tampak medial. Paru kanan tampak lateral.
Paru kiri tampak medial.
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
3
4. ATELEKTASIS PARU
Paru kiri tampak lateral.
OTOT NAFAS
Otot diaphragma melakukan 75% ventilasi, sisanya oleh otot nafas sekunder :
intercostali,. sterno-cleido-mastoidus. sealenus
Otot expirasi sekunder adalah otot-otot dinding perut. Gangguan otot dijumpai pada
amstenia gravis atau penggunaan obat pelumpuh otot (muscle-relaxant) selama
anestesi. Pada respitionary distress (sesak nafas berat) tubuh menggunakan otot-otot
nafas disebut dengan akan tampak gerakan pada otot-otot leher, wajah dan sela-sela
iga Penderita yang sudah memakai otot natas sekunder sebenarnya sudah perlu
bantuan nafas buatan mekanik.
SYARAF NAFAS
Pusat nafas di medulla oblongata bekerja otomatik memerintah sistem pernafasan
selain itu ada rangsang-rangsang yang mempengaruhi pusat nafas.
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
4
5. ATELEKTASIS PARU
1. Wakefulness stimuli (rangsang kesadaran)
Bila orang sadar, maka pandangan, suara, sentuhan, nyeri, berperan menjalankan
50% dari respirasi
2. Rangsangan pC02.
Bila pCO2: di arteri naik, maka pC02 cairan cerebrospinal juga naik hingga pH
cairan cerebrospinal menurun/acidosis, ini merangsang peningkatan respirasi
3. Rangsang-rangsang lewat receptor perirer
a) Ph (acidosis)
b) PCO2 (hipercarbia/hipercapnia)
c) Hipotensi
d) Hipoxia. P02 < 60 mmHg (hypoxic drive)
e) Suhu darah )'ang naik.1
DEFINISI
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan
saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat
dangkal.3,4
SINDROMA LOBUS MEDIALIS
Sindroma lobus medialis merupakan atelektasis jangka panjang, dimana lobus media
(tengah) dari paru-paru kanan mengkerut. Penyebabnya biasanya adalah penekanan
bronkus oleh suatu tumor atau pembesaran kelenjar getah bening. Paru-paru yang
tersumbat dan mengkerut, dapat berkembang menjadi pneumonia yang tidak dapat
sembuh total dan peradangan kronis, jaringan parut dan bronkiektasis.
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
5
6. ATELEKTASIS PARU
ATELEKTASIS PERCEPATAN
Atlektasis percepatan biasanya terjadi pada pilot pesawat tempur.
Penerbangan dengan kecepatan tinggi akan menutup saluran pernafasan yang kecil,
menyebabkan alveoli (kantong udara kecil di paru-paru) menciut.
MIKROATELEKTASIS TERSEBAR ATAU TERLOKALISASI
Pada keadaan ini, sistem surfaktan paru-paru terganggu. Surfaktan adalah zat yang
melapisi alveoli dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan, sehingga mencegah
pengkerutan.
Bila bayi prematur kekurangan surfaktan, mereka akan mengalami sindroma gawat
pernafasan.
Orang dewasa juga bisa mengalami mikroatelektsis karena:
- Terapi oksigen yang berlebihan
- Infeksi berat dan luas (sepsis)
- Faktor lainnya yang merusak lapisan alveoli
ETILOGI
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus. Bronkus adalah 2
cabang utama dari trakea yang langsung menuju ke paru-paru. Penyumbatan juga bisa
terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil.
Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya :
- Tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus.
- Atau bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu yang menekan dari luar, seperti
tumor atau pembesaran kelenjar getah bening.
- Sumbatan pd saluran paru bsr/kcl krn lendir oleh:
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
6
7. ATELEKTASIS PARU
o Infeksi
o Rusuk retak
o Cedera dada.2,3
Jika saluran pernafasan tersumbat, udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam
aliran darah sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yang
mengkerut biasanya terisi dengan sel darah, serum, lendir dan kemudian akan
mengalami infeksi. 3
Faktor resiko terjadinya atelektasis:
Pembiusan (anestesia)/pembedahan
Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi
Pernafasan dangkal
Penyakit paru-paru. 3
GEJALA
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang
ringan. Penderita sindroma lobus medialis mungkin tidak mengalami gejala sama
sekali, walaupun banyak yang menderita batuk-batuk pendek.3
Gejalanya bisa berupa:
- Gangguan pernafasan
- Nyeri dada
- Batuk.
- Demam
- Sesak napas
- Napas cepat
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
7
8. ATELEKTASIS PARU
- syok/lemah pucat denyut jantung cepa
- Kolaps semua/sebagian hingga tidak terjadi absorbsi udara secara normal.2,3
Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-
kadang sampai terjadi syok (tekanan darah sangat rendah). 3
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Rontgen dada
akan menunjukkan adanya daerah bebas udara di paru-paru. Untuk menentukan
penyebab terjadinya penyumbatan mungkin perlu dilakukan pemeriksaan CT scan
atau bronkoskopi serat optik.3
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan dahak dari paru-paru dan kembali
mengembangkan jaringan paru yang terkena.3
Tindakan yang biasa dilakukan:
Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali
bisa mengembang
Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya
Latihan menarik nafas dalam (spirometri insentif)
Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak
Postural drainase
Antibiotik diberikan untuk semua infeksi
Pengobatan tumor atau keadaan lainnya.
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
8
9. ATELEKTASIS PARU
Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan
atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena
mungkin perlu diangkat. 3
Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang
mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan
parut ataupun kerusakan lainnya.3
PENCEGAHAN
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya atelektasis:
Setelah menjalani pembedahan, penderita harus didorong untuk bernafas dalam,
batuk teratur dan kembali melakukan aktivitas secepat mungkin.
Meskipun perokok memiliki resiko lebih besar, tetapi resiko ini bisa diturunkan
dengan berhenti merokok dalam 6-8 minggu sebelum pembedahan.3
Seseorang dengan kelainan dada atau keadaan neurologis yang menyebabkan
pernafasan dangkal dalam jangka lama, mungkin akan lebih baik bila menggunakan
alat bantu mekanis untuk membantu pernafasannya. Mesin ini akan menghasilkan
tekanan terus menerus ke paru-paru sehingga meskipun pada akhir dari suatu
pernafasan, saluran pernafasan tidak dapat menciut. 3
Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru-paru
yang terserang dengan jaringan fibrosa. Untuk dapat melakukan tindakan pencegahan
yang memadai diperlukan pengenalan terhadap faktor-faktor yang mengganggu
mekanisme pertahanan paru-paru normal.
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
9
10. ATELEKTASIS PARU
Mekanisme Pertahanan Paru-paru untuk mencegah Atelektasis
Mekanisme Pertahanan Faktor yang Mengganggu Mekanisme
Mukus dan Kerja Silia
Batuk
Dehidrasi umum menyebabkan
pembentukan mukus yanglengket dan
sedikit
Inhalasi udara kering akan meningkatkan
viskositas (kekentalan mukus)mukus
sehingga terjadi proses pengeringan
mukus.
Pembentukan mukus yang berlebihan
(misalnya pada bronkhitis kronik) yang
melampaui kemampuan tangga berjalan
silis
Asap rokok mengurangi atau
melumpuhkan kerja silia.
Trauma (penyedotan) mengurangi kerja
silia
Obat-obat anestesi dan golongan atropin
akan mengurangi pembentukan mukus
dan kerja silia.
Nyeri akan mengurangi kekuatan
ekspirasi.
Obat sedatif dan narkotika akan
menghambat rangsangan batuk
Penurunan kecepatan aliran udara oleh
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
10
11. ATELEKTASIS PARU
Ventilasi kolateral
Pembersihan faring
PPOM
Bernafas dangkal akibat nyeri atau sedasi
Edema paru-paru akibat kongesti atau
infeksi
Volume tidal konstan pada mesin
respiratoe
Gas-gas anestetik dan oksigen yang
diabsorbsi dengan cepat, mempersingkat
ventilasi kolateral.
Tidak sadar; keadaab pasien yag
diamterus menerus mempermudah
aspirasi isi perut atau sekresi saluran
nafas bagian atas.
Atelektasis tekanan diakibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada semua bagian paru-paru,
sehingga mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps. Sebab-sebab yang
paling sering adalah: efusi pleura, pneumothoraks atau peregangan abdominal yang
mendorong diafragma keatas.
DAFTAR PUSTAKA
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
11
12. ATELEKTASIS PARU
1. Nazaruddin Umar, Sistem Pernafasan Dan Suctioning Pada Jalan Nafas,
Available from: http://library.usu.ac.id/modules.php?op
2. Radiology of Thorax and Pulmo, available at : http;//www.yahoo.com
3. Medicastore, Atelektasis, Available from: Http://medicastore.com
4. Kumpulan Askep, Asuhan Keperawatan Anak dengan Bronkhopneumoni,
Available from: Http://Askep Anak.com
5. Atelektasis Paru/ Penyakit Paru, Available from:
Http://Pantaosehat.Blogspot.Com
6. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi, Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit, Buku 2, Ed.4, Jakarta, EGC, 1995.
KATA PENGANTAR
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
12
13. ATELEKTASIS PARU
Dengan rasa syukur dan hati lega, penulis telah selesai menyusun paper ini
guna memenuhi persyaratan KKS di Bagian Ilmu Penyakit paru di RSUD. Dr. H. RM.
Djoelham Binjai dengan judul “ Atelektasis Paru”.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada
Dr. Persediaan Bangun, Sp.P, atas arahannya selama mengikuti KKS di
Bagian Ilmu Penyakit paru di RSUD. Dr. H. RM. Djoelham Binjai serta dalam
penyusunan paper ini.
Bahwasanya hasil usaha penyusunan paper ini masih banyak kekurangannya,
tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan
penyusunan paper lain dikemudian kesempatan.
Harapan penulis semoga paper ini dapat bermanfaat dalam menambah
pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan
penatalaksanaan atelektasis paru di masyarakat.
Binjai, Maret 2008
Penulis
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
13
i
14. ATELEKTASIS PARU
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI………………………..…………………………………………………..…..ii
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU
RSUD Dr. H. RM. DJOELHAM BINJAI
14
ii