SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
MODUL 1

                      INSTALASI LINUX NUSANTARA


Tujuan:
  Setelah mengikuti modul ini, peserta diharapkan mampu:

       Menyiapkan hardware dan software untuk instalasi salah satu distro Linux.
       Menginstalasi distro Linux IGOS Nusantara.
       Membooting dan login ke desktop Linux Nusantara.
       Mengonfigurasi boot loader untuk booting ke sistem operasi dan distro Linux lain.


1.1 Persiapan Instalasi


   Sebelum memulai instalasi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu memahami
perangkat keras komputer, membackup data yang ada di hard disk, dan menyiapkan partisi hard
disk. Pastikan tidak ada lagi data penting yang belum dicopy ke tempat penyimpanan data lain
seperti USB disk, CD/DVD, atau hard disk di komputer lain.

   Anda perlu menyiapkan alat tulis untuk mencatat spesifikasi komputer yang akan Anda gunakan
untuk menginstal Linux Nusantara. Catat pula konfigurasi lain yang ada di sistem operasi
sebelumnya, misalnya alamat jaringan (IP Address), user dan password untuk mengakses jaringan,
printer, internet, dan lain-lain.



1.1.1 Spesifikasi Hardware
  Berikut ini spesifikasi hardware minimal dan yang penulis sarankan untuk menginstal dan
menjalankan distro Nusantara:

       Prosesor setara Pentium I 200 MHz, disarankan minimal Pentium III atau yang setara.

       RAM 128 MB, disarankan minimal 256 MB.

       Hard disk kosong 3 GB untuk sistem (/) dan virtual memory (swap), disarankan minimal 4
       GB.

       Kartu VGA dengan memori 1 MB, disarankan minimal 4 MB.

       Monitor dengan resolusi 800x600, disarankan minimal 1024x768.

       Drive CD, disarankan minimal drive combo DVD dan CDRW.


                                                                                      Modul 1 - 1
1.1.2 Memahami Partisi Hard Disk
  Jika hard disk Anda masih kosong atau Anda ingin menghapus data yang lama, Anda dapat
menyerahkan pembuatan partisi kepada program installer Nusantara. Jika hard disk sudah ada data
yang tidak ingin dihapus (meskipun sudah Anda backup sebelumnya), Anda dapat melakukan
pembuatan partisi Linux secara manual (custom).

  Linux biasanya membutuhkan paling tidak dua partisi, yaitu:

       Partisi utama, yang akan diakses atau di-mount sebagai / (direktori akar atau root directory),
       yaitu direktori paling atas di Linux. Ini dinamakan System File di desktop GNOME.
       Direktori paling atas di hard disk pertama Windows adalah C, paling atas di floppy adalah
       A, cdrom adalah D, tapi tidak ada direktori akar di atas C, A, dan D dalam struktur direktori
       Windows.

       Partisi swap, yang akan diakses atau di-mount sebagai memori virtual. Swap ini di
       Windows berupa file. Linux juga dapat menggunakan swap berupa file, namun tidak umum
       dan tidak disarankan dengan alasan kemudahan dan keamanan. Swap berupa file mudah
       terhapus daripada swap berupa partisi.

   Penamaan dasar hard disk (juga drive CD/DVD) di Linux adalah sesuai dengan jenis dan
letaknya. Nama-nama ini tidak bisa diakses sebelum dikaitkan (mount). Misalnya hard disk ATA
akan memiliki nama dev (device) sebagai berikut:

       /dev/hda (primary master)

       /dev/hdb (primary slave)

       /dev/hdc (secondary master)

       /dev/hdd (secondary slave).

   Jika di motherboard komputer Anda juga memiliki kabel untuk hard disk SATA, nama lain yang
digunakan hard disk SATA bisa berupa /dev/hde, /dev/hdf, /dev/hdg, dan sebagainya.

   Jenis hard disk lain adalah SCSI, dengan nama /dev/sda, /dev/sdb, dan seterusnya. Usb stick
atau flash disk tergolong SCSI, sehingga memiliki nama /dev/sda, /dev/sdb, dan seterusnya.

   Setiap hard disk dan umumnya flash disk sudah memiliki satu partisi pada saat Anda
membelinya, misalnya /dev/hda1 atau /dev/sda1. CD/DVD dan sebagian flash disk tidak memiliki
partisi, sehingga namanya hanya /dev/hda atau /dev/sda, tanpa nomor. Nomor-nomor itu
berhubungan dengan jenis partisi hard disk yang terdiri atas 3 macam, yaitu primary, extended, dan
logical.

       Partisi primary adalah partisi nomor 1 hingga 4 yang tidak dijadikan extended. Contohnya
       /dev/hda1, /dev/hda2, /dev/hda3, dan /dev/hda4.

       Partisi extended adalah partisi nomor 1 hingga 4 yang akan dijadikan logical. Anda tidak


                                                                                         Modul 1 - 2
bisa menggunakan partisi extended sebelum dijadikan logical.

       Partisi logical adalah partisi nomor 5 ke atas, yang merupakan pengembangan dari partisi
       extended.

   Sebagai contoh, komputer Anda memiliki hard disk paralel ATA terpasang di kabel primary
master. Jika di dalam hard disk telah ada Windows dengan sebuah folder C, maka partisi C itu
biasanya bernama /dev/hda1. Jika ada 2 partisi (misal C dan D), kemungkinannya adalah /dev/hda1
dan /dev/hda2, keduanya partisi primary. Jika /dev/hda2 adalah extended, maka C dan D adalah
/dev/hda1 dan /dev/hda5. Artinya /dev/hda5 adalah partisi logical yang merupakan pengembangan
dari partisi extended /dev/hda2.

   Partisi hard disk yang akan dijadikan sebagai partisi utama (/) sistem Nusantara paling tidak 2
GB. Partisi yang akan dijadikan swap paling tidak 256 MB atau 2 hingga 3 kali ukuran RAM.
Contoh: RAM komputer 128 MB membutuhkan swap sekitar 256 MB. RAM komputer sebesar 256
MB, dapat menggunakan swap 512 MB. Swap terlalu kecil akan membuat komputer sangat lambat
atau bahkan macet/hang, dan swap terlalu besar akan memboroskan hard disk atau kerja komputer
kurang optimal.

1.1.3 Kapan membuat partisi utama dan swap?
   Membuat partisi sebaiknya dilakukan sebelum instalasi Linux, namun juga tetap bisa dilakukan
pada saat instalasi dengan risiko menghapus partisi sebelumnya. Linux Nusantara tidak
menyertakan program pemotong partisi seperti yang digunakan Linux Mandriva, Ubuntu,
Edubuntu, Knoppix, dan lain-lain.

   Jika ingin membuat partisi sebelum instalasi Linux, Anda dapat menggunakan program
FDISK.EXE dari DOS/Windows, atau Partition Magic (sayangnya, ini software proprietary). Anda
juga dapat melakukan pembuatan partisi dengan fdisk atau cfdisk dari Linux, misalnya melalui
booting Rescue CD dari Nusantara CD-1. Jika Anda menggunakan fdisk, kode sistem file pada
partisi Linux biasa adalah 83, dan kode swap adalah 82.

   Salah satu program sejenis Partition Magic yang free software adalah qtparted yang tersedia
dalam distro Linux Live-CD Knoppix, atau gparted yang ada di Ubuntu/Edubuntu, atau diskdrake
di Linux Mandriva.

1.1.4 Partisi default LVM
   Jika pembuatan partisi Anda serahkan ke installer Nusantara, secara default Nusantara
menggunakan sistem partisi Linux LVM (kode 8e). LVM bisa berupa beberapa volume fisik
(physical volumes) yang digabung menjadi grup volume (volume group). Volume grup ini yang
dapat dipartisi sebagai beberapa volume logikal (logical volumes). Volume-volume logikal dapat
diformat sebagai data (ext2, ext3, dan sebagainya) atau sebagai virtual memori (swap).

   Perbedaan LVM dengan partisi standar adalah LVM lebih fleksibel dan aman. LVM dapat
menggabungkan beberapa partisi atau hard disk. Anda dapat membesarkan partisi sistem dengan
mudah dan aman. LVM juga aman dari akses oleh Linux lain. Karena LVM tidak dapat diakses
Linux lain dalam hard disk yang sama, partisi /boot tidak disarankan sebagai LVM. Jadi, sebuah

                                                                                      Modul 1 - 3
hard disk dapat dipotong menjadi partisi standar untuk Windows dan /boot, dan partisi volume fisik
LVM untuk swap dan data selain /boot. Contoh susunan partisi yang dibuat Nusantara secara
otomatis sebagai berikut:
  /dev/hda1                         100MB   ext3 /boot
  /dev/hda2                        4100MB   physical volume
  VG VolGroup00        3712MB      VolGroup
  LV LogVol00          3200MB      ext3     /
  LV LogVol01           512MB      swap

  Artinya:

  /dev/hda1 sebagai partisi /boot yang diformat dengan ext3.
  /dev/volgroup00/logvol00 sebagai partisi utama (/) yang diformat dengan ext3.
  /dev/volgroup00/logvol01 sebagai swap.
  Masih ada sisa ruang bebas di VolGroup00 sekitar 400 MB.


1.2 Proses Instalasi
   Masukkan CD-1 untuk booting komputer, lalu Anda akan menemukan tampilan pertama boot
CD-1 seperti Gambar 1.1. Tekan Enter untuk booting standar/default dengan tampilan grafis (GUI).
Jika gagal booting, misalnya hang, atau komputer lambat karena RAM kecil, berikan opsi “linux
text” diikuti Enter sehingga tampilannya seperti “linux rescue”. Ikuti langkah-langkah selanjutnya,
yang akan kita bahas mulai dengan menu pilihan cara memartisi hard disk.

1.2.1 Cara Memartisi hard disk
   Secara otomatis, Linux Nusantara akan mencari partisi kosong yang telah tersedia di hard disk
(Use free space on selected drives and create default layout), sehingga tampilan di layar seperti
Gambar 1. Ikuti pilihan otomatis ini jika di hard disk Anda tidak ada data penting, atau data lama
telah dibackup. Jika Anda memilih ini, maka akan dibuat susunan partisi secara otomatis oleh
program installer.




                     Gambar 1. Menggunakan partisi kosong yang telah tersedia

   Memilih cara memartisi ini adalah langkah yang paling penting dalam proses instalasi Linux.
Jika salah memilih, bisa jadi data lama Anda akan hilang. Berikut ini penjelasan lengkap dari 4

                                                                                        Modul 1 - 4
pilihan cara memartisi:

        Remove all partitions on selected drives and create default layout.
   Pilihan ini akan menghapus semua partisi yang ada dan Nusantara akan membuat partisi baru
secara otomatis. Jangan pilih ini jika di hard disk telah ada sistem operasi lain, atau ada Linux lain,
atau ada data yang ingin Anda pertahankan.

        Remove Linux partitions on selected drives and create default layout.
   Pilihan ini akan menghapus semua partisi Linux saja. Partisi Windows dipertahankan.
Sebaiknya juga hindari pilihan ini, karena untuk jaga-jaga ada partisi Linux yang masih ingin
dipertahankan, selain kebebasan Anda berkurang.

       Use free space on selected drives and create default layout.

  Pilihan ini cukup aman, karena Nusantara hanya akan memilih partisi yang belum digunakan.
Syaratnya, ukuran partisi ini cukup besar dan dapat dipotong menjadi dua jika Anda belum
memiliki partisi swap.

        Create custom layout.
   Ini yang paling aman dan akan memberikan kebebasan kepada Anda untuk menghapus partisi
lama atau tidak, dan membuat partisi baru. Jika Anda ingin belajar membuat partisi sendiri dengan
langkah hati-hati, penulis menyarankan Anda memindahkan ke pilihan Create Custom Layout,
sehingga Anda bisa menentukan sendiri di mana letak partisi yang akan digunakan untuk
menginstal Linux Nusantara ini.

1.2.2 Partisi Utama
   Langkah paling penting berikutnya dan paling bahaya adalah memilih partisi mana yang akan
dijadikan sebagai sistem utama (menjadi direktori /), dan mana yang akan dijadikan swap. Pilih
partisi yang telah disiapkan sebelumnya atau partisi yang pasti aman untuk dijadikan Linux. Edit
dengan klik Titik Mount untuk menjadikan sebuah partisi dapat diakses Linux sebagai direktori
apa, lalu klik Edit. Gambar 2 menunjukkan /dev/hda11 dipilih sebagai partisi utama (/).




                    Gambar 2. Memilih partisi sebagai sistem atau direktori utama


                                                                                           Modul 1 - 5
1.2.3 Format Hard Disk
   Setelah muncul menu Edit, tentukan mount point (titik kait), dalam hal ini root directory atau
direktori utama (/). Jika ini partisi kosong atau siap diformat, pilih “Format partisi sebagai ext3.”
Jika di dalam hard disk ini ada data yang tidak ingin dihapus, pilih “Jangan diutak-atik (data tetap
apa adanya)”, seperti dalam Gambar 3.




                      Gambar 3. Menentukan mount point dan format hard disk

   Juga klik partisi yang akan dijadikan swap, lalu pilih sistem file swap, dalam gambar 1.8 adalah
/dev/hda12. Setelah Anda yakin semua benar, klik OK, lalu klik Selanjutnya.

   Akan muncul peringatan format (Gambar 4), untuk memastikan Anda tidak akan kehilangan
data karena salah memilih partisi yang akan diformat. Jika Anda benar-benar yakin aman, klik
Format, atau klik Batal jika Anda ragu-ragu.




                         Gambar 4. Peringatan sebelum memformat hard disk




                                                                                           Modul 1 - 6
1.2.4 Password root (administrator)
Anda diminta memasukkan kata sandi atau password untuk user “root”. User yang paling berkuasa
ini hanya digunakan untuk mengonfigurasi sistem dan jaringan di Linux. Pilih password yang tidak
mudah ditebak, namun mudah Anda ingat, minimal 6 karakter. Tulis password sebanyak dua kali,
lalu klik “Selanjutnya”.


1.2.5 Mulai Memformat Hard disk
  Jika ukuran hard disk mencukupi, proses akan berlanjut ke pemformatan hard disk dan
pemindahan paket dari CD ke hard disk. Jika ukuran hard disk kurang, komputer harus direboot
dan mengulangi proses instalasi dari pertama. Minimal harus tersedia ruang kosong sekitar 1,4GB
hanya untuk instalasi dasar Linux Nusantara ini.



1.2.6 Menunggu Proses Instalasi
   Proses instalasi paket-paket ini memakan waktu lama, tergantung dari kecepatan CD, kecepatan
hard disk, dan kecepatan prosesor komputer. Selama proses instalasi ini, Anda dapat melakukan
kegiatan lain, karena hanya sebuah CD sehingga tidak ada permintaan mengganti CD. Proses
instalasi paket akan berjalan sendiri hingga selesai, kecuali terjadi kegagalan membaca CD.



1.2.7 Menginstal Boot Loader
   Boot loader adalah program untuk memilih booting salah satu dari beberapa distro atau sistem
operasi dalam satu komputer. Secara otomatis Linux Nusantara ini menginstal boot loader GRUB
pada “Sektor pertama pada drive atau Master Boot Record (MBR)”. Biasanya pilihan default in
jarang menimbulkan kegagalan booting. Namun jika gagal booting ke Linux Nusantara, baca
bagian 1.2.9 tentang penggunaan linux rescue CD, atau di akhir bab ini tentang cara meng-un-instal
boot loader. Anda juga perlu membaca tulisan di bagian 1.4 tentang cara booting ke Linux lain dari
Linux Nusantara.



1.2.8 Selesai dan Reboot
  Selamat, instalasi distro Nusantara selesai. Tiba saatnya Anda mereboot komputer, dengan klik
“boot ulang”.

   Seharusnya Anda dapat langsung booting ke Nusantara jika tidak ada kegagalan dalam proses
instalasi boot loader di MBR.



1.2.9 Gagal Booting ke Nusantara?
  Jika setelah instalasi Anda belum berhasil booting ke Nusantara, misalnya gagal ketika


                                                                                      Modul 1 - 7
menginstal Grub atau Grub tertimpa oleh Windows, Anda dapat mencoba salah satu dari dua cara
berikut ini. Jangan buru-buru menginstal ulang Linux kalau hanya karena gagal booting atau ada
kesalahan boot loader.

   Cara pertama, gunakan CD-1 Nusantara untuk boot dengan opsi “linux rescue” seperti yang
dijelaskan di bagian awal bab ini. Lalu ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menginstal ulang
Grub ke MBR. Sesuaikan semua nama partisi dengan yang ada di hard disk komputer Anda.

       Pilih mount partisi utama Nusantara, misalnya:
  # mkdir /mnt/hda11
  # mount /dev/hda11 /mnt/hda11
       Instal Grub ke MBR dengan perintah:
  # grub-intsall –root-directory=/mnt/hda11 /dev/hda
       Catatan penulisan perintah: setelah grub-install dan spasi ada dua dash sebelum root tanpa
       spasi, lalu satu dash tanpa spasi diikuti directory tanpa spasi.

       Ketik exit atau tekan Ctrl-Alt-Del untuk mereboot komputer.

  Masih gagal juga?

   Coba cara kedua, yaitu dengan boot melalui perintah-perintah di prompt grub Live-CD atau
Linux lain di komputer Anda. Contoh berikut ini dengan misal Nusantara diinstal pada partisi
/dev/hda11 (hd0,10).

       Ketik "c" saat muncul menu boot dengan Grub. Di monitor akan muncul prompt atau shell
       Grub.
  grub>



       Ketik perintah root (hd0,10) diikuti Enter. Perintah ini untuk memberi tahu kepada Grub
       letak partisi utama (yang direktori boot) pada Nusantara, yaitu di /dev/hda1.
  grub> root (hd0,10)



       Ketik perintah untuk memanggil kernel Nusantara yang ada di direktori /boot, diikuti Enter.
  grub> kernel /boot/vmlinuz-2.6.15-1.2054_IGN1 root=/dev/hda11



       Ketik perintah untuk memanggil initrd milik Nusantara, diikuti Enter.
  grub> initrd /boot/initrd-2.6.15-1.2054_IGN1.img



       Ketik boot diikuti Enter untuk memulai proses booting.
  grub> boot
1.3 Pasca Instalasi
  Halaman pertama setelah booting pertama adalah Selamat Datang. Tekan tombol “Maju” untuk
melanjutkan ke langkah berikutnya.




                                                                                       Modul 1 - 8
1.3.1 Menyetujui lisensi
  Anda harus menyetujui perjanjian lisensi, meskipun ini tergolong software yang bebas dicopy
dan digunakan, dengan memilih “Yes, I agree to the license agreement.”

1.3.2 Mengatur firewall untuk keamanan
   Jika Linux Anda akan sering berada dalam jaringan Internet, sebaiknya Anda ikuti setting
bawaan Nusantara, yaitu mengaktifkan Firewall. Program firewall akan mencegah komputer Anda
diakses melalui jaringan, kecuali program yang diizinkan, misalnya ssh seperti dalam Gambar 5.




                                   Gambar 5. Firewall Enabled

   Jika Anda hanya menggunakan Linux sebagai desktop stand-alone, atau hanya dalam jaringan
lokal di kantor, Anda bisa men-Disabled.

1.3.3 Keamanan dengan SELinux
   Linux Anda dapat dibuat lebih aman lagi dengan mengaktifkan sistem keamanan SELinux
(Security Enhanced Linux). Secara default distro Nusantara menjalankan SELinux. Setelah selesai
instalasi, Anda dapat menonaktifkan SELinux. Pada saat instalasi ini, Anda juga bisa
menonaktifkan SELinux dengan memilih “Disabled”.




                                 Gambar 6. SELinux Disabled




                                                                                     Modul 1 - 9
1.3.4 Tanggal dan Waktu
   Pilih tanggal dan waktu sesuai dengan tempat Anda bekerja sehari-hari. Bila perlu, Anda dapat
mengatur agar waktu mengacu ke server NTP (Network Time Protocol) di internet. Jika akses ke
internet tidak lancar, pertahankan pilihan ini tetap kosong sehingga cukup menggunakan waktu
lokal di komputer Anda.

1.3.5 Mengatur tampilan layar
   Resolusi layar ditentukan otomatis oleh Linux sesuai dengan kartu VGA dan monitor yang
dikenali Linux Nusantara. Tampilan layar aslinya kadang hanya memiliki resolusi 800x600
dengan kedalaman warna 24 bit (jutaan warna).

   Anda dapat mengubahnya. Klik “Konfigurasi” untuk mengubah jenis monitor sesuai dengan
spesifikasi monitor yang Anda gunakan, misalnya 1024x768. Lalu ubah resolusi layar menjadi
1024x768. Kedalaman warna cuku menggunakan 24 bt (jutaan warna), atau 16 bit (ribuah warna).




                                    Gambar 7. Layar 1024x768

1.3.6 Membuat user baru
   Dalam bekerja Anda tidak disarankan menggunakan user administrator atau root, karena dapat
berbahaya jika terjadi kesalahan perintah. Buatlah user biasa dan password-nya yang mudah Anda
ingat, namun tidak mudah ditebak orang lain.

1.3.7 Menguji kartu suara
   Biasanya Linux Nusantara bisa mengenali kartu suara. Untuk memastikannya, klik tombol play
(>) dan dengarkan suaranya sambil menggeser pengatur volume ke kanan agar suara terdengar
keras. Jika suara terdengar, klik YA.

1.3.8 Restart atau boot ulang
  Agar semua perubahan yang telah Anda lakukan berlaku, Anda harus mereboot kembali Linux
Nusantara.



                                                                                     Modul 1 - 10
1.3.9 Log-in dan Berubah Menjadi root
   Setelah Anda berhasil login ke desktop Linux Nusantara, program yang perlu Anda kenal
meskipun jarang digunakan nantinya adalah prompt atau Terminal. Menu untuk menjalankan
prompt adalah Aplikasi | Aksesoris | Terminal. Untuk berubah diri menjadi root, jalankan perintah
su diikuti Enter dan ketikkan password root. Untuk keluar dari root, jalankan exit diikuti Enter.
  $ su
  Password:
  # exit
  $



1.4 Booting Multi OS
   Boot loader Linux seperti Lilo dan Grub dapat digunakan untuk mengatur pilihan booting ke
lebih dari satu distro atau sistem operasi (Multi Operating System). Dalam contoh berikut ini
ditunjukkan cara mengatur pilihan booting ke Windows dan ke Linux yang lain.

1.4.1 Booting ke Windows
   Secara normal, Nusantara langsung mengenali partisi Windows bila di dalam komputer telah
ada Windows. Program installer Nusantara akan menambahkan pilihan booting ke Windows,
dengan pilihan default ke Nusantara. Untuk mengubah agar pilihan default ke Windows, Anda
dapat mengedit file /boot/grub/grub.conf, dengan mengganti nomor default di bagian atas file
grub.conf.
  default=1



  Catatan:

     Anda harus berubah menjadi root agar dapat mengedit file grub.conf dan menyimpannya.
     Jika Anda menggunakan editor teks vi, perintahnya adalah “vi /boot/grub/grub.conf”. Ketika
     akan mengedit tekan tombol i atau I. Ketika akan keluar tanpa menyimpan (abandon) tekan
     tombol Esc diikuti :q! (titik dua, q, dan tanda seru). Untuk menyimpan hasil editing, tekan
     Esc diikuti :wq (titik dua, w, dan q).

   Jika Windows diinstall setelah Linux, boot loader Grub yang berada di MBR akan tertimpa boot
loader Windows, sehingga Anda harus merujuk kembali ke bagian 1.2.9. Setelah Anda berhasil
masuk kembali ke Linux, Anda harus mengedit file grub.conf untuk menambahkan pilihan booting
ke Windows dengan menulis tiga baris ini di bagian akhir. Asumsi: Windows ada di partisi pertama
primary master (hd0,0) atau /dev/hda1. Kata “other” dapat diganti dengan “windows” atau kata
lainnya, boleh ada spasi.
  title other
      rootnoverify (hd0,0)
      chainloader +1




                                                                                     Modul 1 - 11
1.4.2 Booting ke Linux lain
  Sebagai contoh, di dalam hard disk terdapat Linux Ubuntu yang terinstal pada partisi /dev/hda6.

      Mount partisi Linux lain itu, misalnya Ubuntu yang berada di /dev/hda6 di-mount ke
      /mnt/hda6.
  # mkdir /mnt/hda6
  # mount /dev/hda6 /mnt/hda6



      Lihat isi direktori boot milik Ubuntu untuk mencatat atau meng-copy nama file lengkap
      vmlinuz dan initrd. Dua file ini akan dipanggil pada saat komputer booting ke distro Linux
      tersebut.
  # ls /mnt/hda10/boot



      Tambahkan 4 baris ini pada file grub.cong milik Nusantara, dengan nama vmlinuz dan
      initrd.img sesuai dengan yang ada di direktori boot Linux lain itu.
  title    Ubuntu
  root     (hd0,5)
  kernel   /boot/vmlinuz-2.6.17-10-generic root=/dev/hda6
  initrd   /boot/initrd.img-2.6.17-10-generic




                                                                                    Modul 1 - 12

Contenu connexe

Tendances

Tendances (19)

Media Penyimpanan
Media PenyimpananMedia Penyimpanan
Media Penyimpanan
 
Instalasi depdiknux
Instalasi depdiknuxInstalasi depdiknux
Instalasi depdiknux
 
Partisi harddisk
Partisi harddiskPartisi harddisk
Partisi harddisk
 
Dos&Windows
Dos&WindowsDos&Windows
Dos&Windows
 
Disk operating system
Disk operating systemDisk operating system
Disk operating system
 
Disket,hard disk, dan cdrom
Disket,hard disk, dan cdromDisket,hard disk, dan cdrom
Disket,hard disk, dan cdrom
 
Disket,harddisk dan cd-rom
Disket,harddisk dan cd-romDisket,harddisk dan cd-rom
Disket,harddisk dan cd-rom
 
Laporan praktikum linux
Laporan praktikum linuxLaporan praktikum linux
Laporan praktikum linux
 
Laporan praktikum linux
Laporan praktikum linuxLaporan praktikum linux
Laporan praktikum linux
 
MATERI HARDWARE
MATERI HARDWAREMATERI HARDWARE
MATERI HARDWARE
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Lap2 instalasi
Lap2 instalasiLap2 instalasi
Lap2 instalasi
 
Linux suse
Linux suseLinux suse
Linux suse
 
CPU
CPUCPU
CPU
 
Komponen CPU
Komponen CPUKomponen CPU
Komponen CPU
 
Pertemuan8
Pertemuan8Pertemuan8
Pertemuan8
 
Tugas sistem operasi ii.(pak ewin)
Tugas sistem operasi ii.(pak ewin)Tugas sistem operasi ii.(pak ewin)
Tugas sistem operasi ii.(pak ewin)
 
Manajemen Perangkat Keras
Manajemen Perangkat KerasManajemen Perangkat Keras
Manajemen Perangkat Keras
 
Tia shift1 m3110010_ananda_file_os2012_lab04
Tia shift1 m3110010_ananda_file_os2012_lab04Tia shift1 m3110010_ananda_file_os2012_lab04
Tia shift1 m3110010_ananda_file_os2012_lab04
 

En vedette (16)

Topology
TopologyTopology
Topology
 
Hacom%20pf sense%20quick start%20guide
Hacom%20pf sense%20quick start%20guideHacom%20pf sense%20quick start%20guide
Hacom%20pf sense%20quick start%20guide
 
Megis mpls
Megis mplsMegis mpls
Megis mpls
 
66 pf sensetutorial
66 pf sensetutorial66 pf sensetutorial
66 pf sensetutorial
 
Mikrotik%20 most%20wanted
Mikrotik%20 most%20wantedMikrotik%20 most%20wanted
Mikrotik%20 most%20wanted
 
Pfsense%20%20note
Pfsense%20%20notePfsense%20%20note
Pfsense%20%20note
 
Bsd routers
Bsd routersBsd routers
Bsd routers
 
9210 commissioning manual
9210 commissioning manual9210 commissioning manual
9210 commissioning manual
 
Modul 0-pengantar
Modul 0-pengantarModul 0-pengantar
Modul 0-pengantar
 
Firewall ip filter
Firewall ip filterFirewall ip filter
Firewall ip filter
 
Mplsvpn seminar
Mplsvpn seminarMplsvpn seminar
Mplsvpn seminar
 
05 interface appended characteristic configuration
05 interface appended characteristic configuration05 interface appended characteristic configuration
05 interface appended characteristic configuration
 
11 mac address table characteristic configuration
11 mac address table characteristic configuration11 mac address table characteristic configuration
11 mac address table characteristic configuration
 
Nicholaus ufoakses
Nicholaus ufoaksesNicholaus ufoakses
Nicholaus ufoakses
 
Modul 0-pengantar
Modul 0-pengantarModul 0-pengantar
Modul 0-pengantar
 
12 link aggregation configuration
12 link aggregation configuration12 link aggregation configuration
12 link aggregation configuration
 

Similaire à Modul 1-instalasi

Similaire à Modul 1-instalasi (20)

Ms dos & linux
Ms dos & linuxMs dos & linux
Ms dos & linux
 
Laporan praktikum modul 3
Laporan praktikum modul 3  Laporan praktikum modul 3
Laporan praktikum modul 3
 
Laporan praktikum modul 3
Laporan praktikum modul 3Laporan praktikum modul 3
Laporan praktikum modul 3
 
TUGAS SISTEM OPERASI 2
TUGAS SISTEM OPERASI 2TUGAS SISTEM OPERASI 2
TUGAS SISTEM OPERASI 2
 
Tugas Sistem Operasi 2
Tugas Sistem Operasi 2Tugas Sistem Operasi 2
Tugas Sistem Operasi 2
 
Laporan praktikum linux
Laporan praktikum linuxLaporan praktikum linux
Laporan praktikum linux
 
Laporan praktikum modul 3
Laporan praktikum modul 3 Laporan praktikum modul 3
Laporan praktikum modul 3
 
Linux_suse
Linux_suseLinux_suse
Linux_suse
 
Laporan praktikum modul 3 (4rangkap)
Laporan praktikum modul 3 (4rangkap) Laporan praktikum modul 3 (4rangkap)
Laporan praktikum modul 3 (4rangkap)
 
Materi 3
Materi 3Materi 3
Materi 3
 
Workshop unsada
Workshop unsadaWorkshop unsada
Workshop unsada
 
Linux dasar
Linux dasarLinux dasar
Linux dasar
 
Pertemuan13 manajemen perangkat keras
Pertemuan13   manajemen perangkat kerasPertemuan13   manajemen perangkat keras
Pertemuan13 manajemen perangkat keras
 
Pertemuan9
Pertemuan9Pertemuan9
Pertemuan9
 
Pertemuan13
Pertemuan13Pertemuan13
Pertemuan13
 
Instalasi BlankOn 8.0 Rote
Instalasi BlankOn 8.0 RoteInstalasi BlankOn 8.0 Rote
Instalasi BlankOn 8.0 Rote
 
tekonologi informasi
tekonologi informasitekonologi informasi
tekonologi informasi
 
CARA MERAWAT PC
CARA MERAWAT PCCARA MERAWAT PC
CARA MERAWAT PC
 
Ti (1)
Ti  (1)Ti  (1)
Ti (1)
 
File system di linux
File system di linuxFile system di linux
File system di linux
 

Plus de HARRY CHAN PUTRA

Plus de HARRY CHAN PUTRA (17)

07 VLAN Principle and Configuration.pdf
07 VLAN Principle and Configuration.pdf07 VLAN Principle and Configuration.pdf
07 VLAN Principle and Configuration.pdf
 
Bdcom s2508 b hardware installation manual
Bdcom s2508 b hardware installation manualBdcom s2508 b hardware installation manual
Bdcom s2508 b hardware installation manual
 
Zxdsl 9210 guide
Zxdsl 9210 guideZxdsl 9210 guide
Zxdsl 9210 guide
 
Slimsinserver2go
Slimsinserver2goSlimsinserver2go
Slimsinserver2go
 
Olivevme110usermanualid
Olivevme110usermanualidOlivevme110usermanualid
Olivevme110usermanualid
 
Modul 10 vicon
Modul 10 viconModul 10 vicon
Modul 10 vicon
 
Modul 9 pengelolaan_infra
Modul 9 pengelolaan_infraModul 9 pengelolaan_infra
Modul 9 pengelolaan_infra
 
Modul 8 vo_ip
Modul 8 vo_ipModul 8 vo_ip
Modul 8 vo_ip
 
Modul 7 infrastruktur
Modul 7 infrastrukturModul 7 infrastruktur
Modul 7 infrastruktur
 
Wireless
WirelessWireless
Wireless
 
W2k router
W2k routerW2k router
W2k router
 
Vpn gw2gw
Vpn gw2gwVpn gw2gw
Vpn gw2gw
 
Vo ip rt-rw-net
Vo ip rt-rw-netVo ip rt-rw-net
Vo ip rt-rw-net
 
Virtual host examples_-_apache_http_server
Virtual host examples_-_apache_http_serverVirtual host examples_-_apache_http_server
Virtual host examples_-_apache_http_server
 
Using aphace-as-proxy-server
Using aphace-as-proxy-serverUsing aphace-as-proxy-server
Using aphace-as-proxy-server
 
Using linux as_a_router
Using linux as_a_routerUsing linux as_a_router
Using linux as_a_router
 
Tutorial step by_step_setting_mikrotik
Tutorial step by_step_setting_mikrotikTutorial step by_step_setting_mikrotik
Tutorial step by_step_setting_mikrotik
 

Dernier

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 

Dernier (20)

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 

Modul 1-instalasi

  • 1. MODUL 1 INSTALASI LINUX NUSANTARA Tujuan: Setelah mengikuti modul ini, peserta diharapkan mampu: Menyiapkan hardware dan software untuk instalasi salah satu distro Linux. Menginstalasi distro Linux IGOS Nusantara. Membooting dan login ke desktop Linux Nusantara. Mengonfigurasi boot loader untuk booting ke sistem operasi dan distro Linux lain. 1.1 Persiapan Instalasi Sebelum memulai instalasi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu memahami perangkat keras komputer, membackup data yang ada di hard disk, dan menyiapkan partisi hard disk. Pastikan tidak ada lagi data penting yang belum dicopy ke tempat penyimpanan data lain seperti USB disk, CD/DVD, atau hard disk di komputer lain. Anda perlu menyiapkan alat tulis untuk mencatat spesifikasi komputer yang akan Anda gunakan untuk menginstal Linux Nusantara. Catat pula konfigurasi lain yang ada di sistem operasi sebelumnya, misalnya alamat jaringan (IP Address), user dan password untuk mengakses jaringan, printer, internet, dan lain-lain. 1.1.1 Spesifikasi Hardware Berikut ini spesifikasi hardware minimal dan yang penulis sarankan untuk menginstal dan menjalankan distro Nusantara: Prosesor setara Pentium I 200 MHz, disarankan minimal Pentium III atau yang setara. RAM 128 MB, disarankan minimal 256 MB. Hard disk kosong 3 GB untuk sistem (/) dan virtual memory (swap), disarankan minimal 4 GB. Kartu VGA dengan memori 1 MB, disarankan minimal 4 MB. Monitor dengan resolusi 800x600, disarankan minimal 1024x768. Drive CD, disarankan minimal drive combo DVD dan CDRW. Modul 1 - 1
  • 2. 1.1.2 Memahami Partisi Hard Disk Jika hard disk Anda masih kosong atau Anda ingin menghapus data yang lama, Anda dapat menyerahkan pembuatan partisi kepada program installer Nusantara. Jika hard disk sudah ada data yang tidak ingin dihapus (meskipun sudah Anda backup sebelumnya), Anda dapat melakukan pembuatan partisi Linux secara manual (custom). Linux biasanya membutuhkan paling tidak dua partisi, yaitu: Partisi utama, yang akan diakses atau di-mount sebagai / (direktori akar atau root directory), yaitu direktori paling atas di Linux. Ini dinamakan System File di desktop GNOME. Direktori paling atas di hard disk pertama Windows adalah C, paling atas di floppy adalah A, cdrom adalah D, tapi tidak ada direktori akar di atas C, A, dan D dalam struktur direktori Windows. Partisi swap, yang akan diakses atau di-mount sebagai memori virtual. Swap ini di Windows berupa file. Linux juga dapat menggunakan swap berupa file, namun tidak umum dan tidak disarankan dengan alasan kemudahan dan keamanan. Swap berupa file mudah terhapus daripada swap berupa partisi. Penamaan dasar hard disk (juga drive CD/DVD) di Linux adalah sesuai dengan jenis dan letaknya. Nama-nama ini tidak bisa diakses sebelum dikaitkan (mount). Misalnya hard disk ATA akan memiliki nama dev (device) sebagai berikut: /dev/hda (primary master) /dev/hdb (primary slave) /dev/hdc (secondary master) /dev/hdd (secondary slave). Jika di motherboard komputer Anda juga memiliki kabel untuk hard disk SATA, nama lain yang digunakan hard disk SATA bisa berupa /dev/hde, /dev/hdf, /dev/hdg, dan sebagainya. Jenis hard disk lain adalah SCSI, dengan nama /dev/sda, /dev/sdb, dan seterusnya. Usb stick atau flash disk tergolong SCSI, sehingga memiliki nama /dev/sda, /dev/sdb, dan seterusnya. Setiap hard disk dan umumnya flash disk sudah memiliki satu partisi pada saat Anda membelinya, misalnya /dev/hda1 atau /dev/sda1. CD/DVD dan sebagian flash disk tidak memiliki partisi, sehingga namanya hanya /dev/hda atau /dev/sda, tanpa nomor. Nomor-nomor itu berhubungan dengan jenis partisi hard disk yang terdiri atas 3 macam, yaitu primary, extended, dan logical. Partisi primary adalah partisi nomor 1 hingga 4 yang tidak dijadikan extended. Contohnya /dev/hda1, /dev/hda2, /dev/hda3, dan /dev/hda4. Partisi extended adalah partisi nomor 1 hingga 4 yang akan dijadikan logical. Anda tidak Modul 1 - 2
  • 3. bisa menggunakan partisi extended sebelum dijadikan logical. Partisi logical adalah partisi nomor 5 ke atas, yang merupakan pengembangan dari partisi extended. Sebagai contoh, komputer Anda memiliki hard disk paralel ATA terpasang di kabel primary master. Jika di dalam hard disk telah ada Windows dengan sebuah folder C, maka partisi C itu biasanya bernama /dev/hda1. Jika ada 2 partisi (misal C dan D), kemungkinannya adalah /dev/hda1 dan /dev/hda2, keduanya partisi primary. Jika /dev/hda2 adalah extended, maka C dan D adalah /dev/hda1 dan /dev/hda5. Artinya /dev/hda5 adalah partisi logical yang merupakan pengembangan dari partisi extended /dev/hda2. Partisi hard disk yang akan dijadikan sebagai partisi utama (/) sistem Nusantara paling tidak 2 GB. Partisi yang akan dijadikan swap paling tidak 256 MB atau 2 hingga 3 kali ukuran RAM. Contoh: RAM komputer 128 MB membutuhkan swap sekitar 256 MB. RAM komputer sebesar 256 MB, dapat menggunakan swap 512 MB. Swap terlalu kecil akan membuat komputer sangat lambat atau bahkan macet/hang, dan swap terlalu besar akan memboroskan hard disk atau kerja komputer kurang optimal. 1.1.3 Kapan membuat partisi utama dan swap? Membuat partisi sebaiknya dilakukan sebelum instalasi Linux, namun juga tetap bisa dilakukan pada saat instalasi dengan risiko menghapus partisi sebelumnya. Linux Nusantara tidak menyertakan program pemotong partisi seperti yang digunakan Linux Mandriva, Ubuntu, Edubuntu, Knoppix, dan lain-lain. Jika ingin membuat partisi sebelum instalasi Linux, Anda dapat menggunakan program FDISK.EXE dari DOS/Windows, atau Partition Magic (sayangnya, ini software proprietary). Anda juga dapat melakukan pembuatan partisi dengan fdisk atau cfdisk dari Linux, misalnya melalui booting Rescue CD dari Nusantara CD-1. Jika Anda menggunakan fdisk, kode sistem file pada partisi Linux biasa adalah 83, dan kode swap adalah 82. Salah satu program sejenis Partition Magic yang free software adalah qtparted yang tersedia dalam distro Linux Live-CD Knoppix, atau gparted yang ada di Ubuntu/Edubuntu, atau diskdrake di Linux Mandriva. 1.1.4 Partisi default LVM Jika pembuatan partisi Anda serahkan ke installer Nusantara, secara default Nusantara menggunakan sistem partisi Linux LVM (kode 8e). LVM bisa berupa beberapa volume fisik (physical volumes) yang digabung menjadi grup volume (volume group). Volume grup ini yang dapat dipartisi sebagai beberapa volume logikal (logical volumes). Volume-volume logikal dapat diformat sebagai data (ext2, ext3, dan sebagainya) atau sebagai virtual memori (swap). Perbedaan LVM dengan partisi standar adalah LVM lebih fleksibel dan aman. LVM dapat menggabungkan beberapa partisi atau hard disk. Anda dapat membesarkan partisi sistem dengan mudah dan aman. LVM juga aman dari akses oleh Linux lain. Karena LVM tidak dapat diakses Linux lain dalam hard disk yang sama, partisi /boot tidak disarankan sebagai LVM. Jadi, sebuah Modul 1 - 3
  • 4. hard disk dapat dipotong menjadi partisi standar untuk Windows dan /boot, dan partisi volume fisik LVM untuk swap dan data selain /boot. Contoh susunan partisi yang dibuat Nusantara secara otomatis sebagai berikut: /dev/hda1 100MB ext3 /boot /dev/hda2 4100MB physical volume VG VolGroup00 3712MB VolGroup LV LogVol00 3200MB ext3 / LV LogVol01 512MB swap Artinya: /dev/hda1 sebagai partisi /boot yang diformat dengan ext3. /dev/volgroup00/logvol00 sebagai partisi utama (/) yang diformat dengan ext3. /dev/volgroup00/logvol01 sebagai swap. Masih ada sisa ruang bebas di VolGroup00 sekitar 400 MB. 1.2 Proses Instalasi Masukkan CD-1 untuk booting komputer, lalu Anda akan menemukan tampilan pertama boot CD-1 seperti Gambar 1.1. Tekan Enter untuk booting standar/default dengan tampilan grafis (GUI). Jika gagal booting, misalnya hang, atau komputer lambat karena RAM kecil, berikan opsi “linux text” diikuti Enter sehingga tampilannya seperti “linux rescue”. Ikuti langkah-langkah selanjutnya, yang akan kita bahas mulai dengan menu pilihan cara memartisi hard disk. 1.2.1 Cara Memartisi hard disk Secara otomatis, Linux Nusantara akan mencari partisi kosong yang telah tersedia di hard disk (Use free space on selected drives and create default layout), sehingga tampilan di layar seperti Gambar 1. Ikuti pilihan otomatis ini jika di hard disk Anda tidak ada data penting, atau data lama telah dibackup. Jika Anda memilih ini, maka akan dibuat susunan partisi secara otomatis oleh program installer. Gambar 1. Menggunakan partisi kosong yang telah tersedia Memilih cara memartisi ini adalah langkah yang paling penting dalam proses instalasi Linux. Jika salah memilih, bisa jadi data lama Anda akan hilang. Berikut ini penjelasan lengkap dari 4 Modul 1 - 4
  • 5. pilihan cara memartisi: Remove all partitions on selected drives and create default layout. Pilihan ini akan menghapus semua partisi yang ada dan Nusantara akan membuat partisi baru secara otomatis. Jangan pilih ini jika di hard disk telah ada sistem operasi lain, atau ada Linux lain, atau ada data yang ingin Anda pertahankan. Remove Linux partitions on selected drives and create default layout. Pilihan ini akan menghapus semua partisi Linux saja. Partisi Windows dipertahankan. Sebaiknya juga hindari pilihan ini, karena untuk jaga-jaga ada partisi Linux yang masih ingin dipertahankan, selain kebebasan Anda berkurang. Use free space on selected drives and create default layout. Pilihan ini cukup aman, karena Nusantara hanya akan memilih partisi yang belum digunakan. Syaratnya, ukuran partisi ini cukup besar dan dapat dipotong menjadi dua jika Anda belum memiliki partisi swap. Create custom layout. Ini yang paling aman dan akan memberikan kebebasan kepada Anda untuk menghapus partisi lama atau tidak, dan membuat partisi baru. Jika Anda ingin belajar membuat partisi sendiri dengan langkah hati-hati, penulis menyarankan Anda memindahkan ke pilihan Create Custom Layout, sehingga Anda bisa menentukan sendiri di mana letak partisi yang akan digunakan untuk menginstal Linux Nusantara ini. 1.2.2 Partisi Utama Langkah paling penting berikutnya dan paling bahaya adalah memilih partisi mana yang akan dijadikan sebagai sistem utama (menjadi direktori /), dan mana yang akan dijadikan swap. Pilih partisi yang telah disiapkan sebelumnya atau partisi yang pasti aman untuk dijadikan Linux. Edit dengan klik Titik Mount untuk menjadikan sebuah partisi dapat diakses Linux sebagai direktori apa, lalu klik Edit. Gambar 2 menunjukkan /dev/hda11 dipilih sebagai partisi utama (/). Gambar 2. Memilih partisi sebagai sistem atau direktori utama Modul 1 - 5
  • 6. 1.2.3 Format Hard Disk Setelah muncul menu Edit, tentukan mount point (titik kait), dalam hal ini root directory atau direktori utama (/). Jika ini partisi kosong atau siap diformat, pilih “Format partisi sebagai ext3.” Jika di dalam hard disk ini ada data yang tidak ingin dihapus, pilih “Jangan diutak-atik (data tetap apa adanya)”, seperti dalam Gambar 3. Gambar 3. Menentukan mount point dan format hard disk Juga klik partisi yang akan dijadikan swap, lalu pilih sistem file swap, dalam gambar 1.8 adalah /dev/hda12. Setelah Anda yakin semua benar, klik OK, lalu klik Selanjutnya. Akan muncul peringatan format (Gambar 4), untuk memastikan Anda tidak akan kehilangan data karena salah memilih partisi yang akan diformat. Jika Anda benar-benar yakin aman, klik Format, atau klik Batal jika Anda ragu-ragu. Gambar 4. Peringatan sebelum memformat hard disk Modul 1 - 6
  • 7. 1.2.4 Password root (administrator) Anda diminta memasukkan kata sandi atau password untuk user “root”. User yang paling berkuasa ini hanya digunakan untuk mengonfigurasi sistem dan jaringan di Linux. Pilih password yang tidak mudah ditebak, namun mudah Anda ingat, minimal 6 karakter. Tulis password sebanyak dua kali, lalu klik “Selanjutnya”. 1.2.5 Mulai Memformat Hard disk Jika ukuran hard disk mencukupi, proses akan berlanjut ke pemformatan hard disk dan pemindahan paket dari CD ke hard disk. Jika ukuran hard disk kurang, komputer harus direboot dan mengulangi proses instalasi dari pertama. Minimal harus tersedia ruang kosong sekitar 1,4GB hanya untuk instalasi dasar Linux Nusantara ini. 1.2.6 Menunggu Proses Instalasi Proses instalasi paket-paket ini memakan waktu lama, tergantung dari kecepatan CD, kecepatan hard disk, dan kecepatan prosesor komputer. Selama proses instalasi ini, Anda dapat melakukan kegiatan lain, karena hanya sebuah CD sehingga tidak ada permintaan mengganti CD. Proses instalasi paket akan berjalan sendiri hingga selesai, kecuali terjadi kegagalan membaca CD. 1.2.7 Menginstal Boot Loader Boot loader adalah program untuk memilih booting salah satu dari beberapa distro atau sistem operasi dalam satu komputer. Secara otomatis Linux Nusantara ini menginstal boot loader GRUB pada “Sektor pertama pada drive atau Master Boot Record (MBR)”. Biasanya pilihan default in jarang menimbulkan kegagalan booting. Namun jika gagal booting ke Linux Nusantara, baca bagian 1.2.9 tentang penggunaan linux rescue CD, atau di akhir bab ini tentang cara meng-un-instal boot loader. Anda juga perlu membaca tulisan di bagian 1.4 tentang cara booting ke Linux lain dari Linux Nusantara. 1.2.8 Selesai dan Reboot Selamat, instalasi distro Nusantara selesai. Tiba saatnya Anda mereboot komputer, dengan klik “boot ulang”. Seharusnya Anda dapat langsung booting ke Nusantara jika tidak ada kegagalan dalam proses instalasi boot loader di MBR. 1.2.9 Gagal Booting ke Nusantara? Jika setelah instalasi Anda belum berhasil booting ke Nusantara, misalnya gagal ketika Modul 1 - 7
  • 8. menginstal Grub atau Grub tertimpa oleh Windows, Anda dapat mencoba salah satu dari dua cara berikut ini. Jangan buru-buru menginstal ulang Linux kalau hanya karena gagal booting atau ada kesalahan boot loader. Cara pertama, gunakan CD-1 Nusantara untuk boot dengan opsi “linux rescue” seperti yang dijelaskan di bagian awal bab ini. Lalu ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menginstal ulang Grub ke MBR. Sesuaikan semua nama partisi dengan yang ada di hard disk komputer Anda. Pilih mount partisi utama Nusantara, misalnya: # mkdir /mnt/hda11 # mount /dev/hda11 /mnt/hda11 Instal Grub ke MBR dengan perintah: # grub-intsall –root-directory=/mnt/hda11 /dev/hda Catatan penulisan perintah: setelah grub-install dan spasi ada dua dash sebelum root tanpa spasi, lalu satu dash tanpa spasi diikuti directory tanpa spasi. Ketik exit atau tekan Ctrl-Alt-Del untuk mereboot komputer. Masih gagal juga? Coba cara kedua, yaitu dengan boot melalui perintah-perintah di prompt grub Live-CD atau Linux lain di komputer Anda. Contoh berikut ini dengan misal Nusantara diinstal pada partisi /dev/hda11 (hd0,10). Ketik "c" saat muncul menu boot dengan Grub. Di monitor akan muncul prompt atau shell Grub. grub> Ketik perintah root (hd0,10) diikuti Enter. Perintah ini untuk memberi tahu kepada Grub letak partisi utama (yang direktori boot) pada Nusantara, yaitu di /dev/hda1. grub> root (hd0,10) Ketik perintah untuk memanggil kernel Nusantara yang ada di direktori /boot, diikuti Enter. grub> kernel /boot/vmlinuz-2.6.15-1.2054_IGN1 root=/dev/hda11 Ketik perintah untuk memanggil initrd milik Nusantara, diikuti Enter. grub> initrd /boot/initrd-2.6.15-1.2054_IGN1.img Ketik boot diikuti Enter untuk memulai proses booting. grub> boot 1.3 Pasca Instalasi Halaman pertama setelah booting pertama adalah Selamat Datang. Tekan tombol “Maju” untuk melanjutkan ke langkah berikutnya. Modul 1 - 8
  • 9. 1.3.1 Menyetujui lisensi Anda harus menyetujui perjanjian lisensi, meskipun ini tergolong software yang bebas dicopy dan digunakan, dengan memilih “Yes, I agree to the license agreement.” 1.3.2 Mengatur firewall untuk keamanan Jika Linux Anda akan sering berada dalam jaringan Internet, sebaiknya Anda ikuti setting bawaan Nusantara, yaitu mengaktifkan Firewall. Program firewall akan mencegah komputer Anda diakses melalui jaringan, kecuali program yang diizinkan, misalnya ssh seperti dalam Gambar 5. Gambar 5. Firewall Enabled Jika Anda hanya menggunakan Linux sebagai desktop stand-alone, atau hanya dalam jaringan lokal di kantor, Anda bisa men-Disabled. 1.3.3 Keamanan dengan SELinux Linux Anda dapat dibuat lebih aman lagi dengan mengaktifkan sistem keamanan SELinux (Security Enhanced Linux). Secara default distro Nusantara menjalankan SELinux. Setelah selesai instalasi, Anda dapat menonaktifkan SELinux. Pada saat instalasi ini, Anda juga bisa menonaktifkan SELinux dengan memilih “Disabled”. Gambar 6. SELinux Disabled Modul 1 - 9
  • 10. 1.3.4 Tanggal dan Waktu Pilih tanggal dan waktu sesuai dengan tempat Anda bekerja sehari-hari. Bila perlu, Anda dapat mengatur agar waktu mengacu ke server NTP (Network Time Protocol) di internet. Jika akses ke internet tidak lancar, pertahankan pilihan ini tetap kosong sehingga cukup menggunakan waktu lokal di komputer Anda. 1.3.5 Mengatur tampilan layar Resolusi layar ditentukan otomatis oleh Linux sesuai dengan kartu VGA dan monitor yang dikenali Linux Nusantara. Tampilan layar aslinya kadang hanya memiliki resolusi 800x600 dengan kedalaman warna 24 bit (jutaan warna). Anda dapat mengubahnya. Klik “Konfigurasi” untuk mengubah jenis monitor sesuai dengan spesifikasi monitor yang Anda gunakan, misalnya 1024x768. Lalu ubah resolusi layar menjadi 1024x768. Kedalaman warna cuku menggunakan 24 bt (jutaan warna), atau 16 bit (ribuah warna). Gambar 7. Layar 1024x768 1.3.6 Membuat user baru Dalam bekerja Anda tidak disarankan menggunakan user administrator atau root, karena dapat berbahaya jika terjadi kesalahan perintah. Buatlah user biasa dan password-nya yang mudah Anda ingat, namun tidak mudah ditebak orang lain. 1.3.7 Menguji kartu suara Biasanya Linux Nusantara bisa mengenali kartu suara. Untuk memastikannya, klik tombol play (>) dan dengarkan suaranya sambil menggeser pengatur volume ke kanan agar suara terdengar keras. Jika suara terdengar, klik YA. 1.3.8 Restart atau boot ulang Agar semua perubahan yang telah Anda lakukan berlaku, Anda harus mereboot kembali Linux Nusantara. Modul 1 - 10
  • 11. 1.3.9 Log-in dan Berubah Menjadi root Setelah Anda berhasil login ke desktop Linux Nusantara, program yang perlu Anda kenal meskipun jarang digunakan nantinya adalah prompt atau Terminal. Menu untuk menjalankan prompt adalah Aplikasi | Aksesoris | Terminal. Untuk berubah diri menjadi root, jalankan perintah su diikuti Enter dan ketikkan password root. Untuk keluar dari root, jalankan exit diikuti Enter. $ su Password: # exit $ 1.4 Booting Multi OS Boot loader Linux seperti Lilo dan Grub dapat digunakan untuk mengatur pilihan booting ke lebih dari satu distro atau sistem operasi (Multi Operating System). Dalam contoh berikut ini ditunjukkan cara mengatur pilihan booting ke Windows dan ke Linux yang lain. 1.4.1 Booting ke Windows Secara normal, Nusantara langsung mengenali partisi Windows bila di dalam komputer telah ada Windows. Program installer Nusantara akan menambahkan pilihan booting ke Windows, dengan pilihan default ke Nusantara. Untuk mengubah agar pilihan default ke Windows, Anda dapat mengedit file /boot/grub/grub.conf, dengan mengganti nomor default di bagian atas file grub.conf. default=1 Catatan: Anda harus berubah menjadi root agar dapat mengedit file grub.conf dan menyimpannya. Jika Anda menggunakan editor teks vi, perintahnya adalah “vi /boot/grub/grub.conf”. Ketika akan mengedit tekan tombol i atau I. Ketika akan keluar tanpa menyimpan (abandon) tekan tombol Esc diikuti :q! (titik dua, q, dan tanda seru). Untuk menyimpan hasil editing, tekan Esc diikuti :wq (titik dua, w, dan q). Jika Windows diinstall setelah Linux, boot loader Grub yang berada di MBR akan tertimpa boot loader Windows, sehingga Anda harus merujuk kembali ke bagian 1.2.9. Setelah Anda berhasil masuk kembali ke Linux, Anda harus mengedit file grub.conf untuk menambahkan pilihan booting ke Windows dengan menulis tiga baris ini di bagian akhir. Asumsi: Windows ada di partisi pertama primary master (hd0,0) atau /dev/hda1. Kata “other” dapat diganti dengan “windows” atau kata lainnya, boleh ada spasi. title other rootnoverify (hd0,0) chainloader +1 Modul 1 - 11
  • 12. 1.4.2 Booting ke Linux lain Sebagai contoh, di dalam hard disk terdapat Linux Ubuntu yang terinstal pada partisi /dev/hda6. Mount partisi Linux lain itu, misalnya Ubuntu yang berada di /dev/hda6 di-mount ke /mnt/hda6. # mkdir /mnt/hda6 # mount /dev/hda6 /mnt/hda6 Lihat isi direktori boot milik Ubuntu untuk mencatat atau meng-copy nama file lengkap vmlinuz dan initrd. Dua file ini akan dipanggil pada saat komputer booting ke distro Linux tersebut. # ls /mnt/hda10/boot Tambahkan 4 baris ini pada file grub.cong milik Nusantara, dengan nama vmlinuz dan initrd.img sesuai dengan yang ada di direktori boot Linux lain itu. title Ubuntu root (hd0,5) kernel /boot/vmlinuz-2.6.17-10-generic root=/dev/hda6 initrd /boot/initrd.img-2.6.17-10-generic Modul 1 - 12