SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  41
Osiloskop

Pengukuran Besaran Elektrik
KEGUNAAN OSILOSKOP
• Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap
waktu.
•  Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
•  Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian
listrik.
•  Membedakan arus AC dengan arus DC.
•  Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan
hubungannya terhadap waktu.
PENGERTIAN
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang
dapat memetakan sinyal listrik.
• Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu
display dan panel kontrol. Display menyerupai
tampilan layar televisi hanya saja tidak
berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat
sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat
garis-garis melintang secara vertikal dan
horizontal yang membentuk kotak-kotak dan
disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu
waktu dan garis vertikal mewakili sumbu
tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol
yang bisa digunakan untuk menyesuaikan
tampilan di layar.
Tampilan Depan Osiloskop
Layar
CRT

Kontrol Y1 dan Y2
dan kontrol X
(mode XY)

Kontrol X
(time base)

Sinyal
kalibrasi

Kontrol
Layar
CRT

Konektor sinyal input Y1
dan Y2, X (mode XY),
dan
trigger ext.
• Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar
dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah
horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih
kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop
digunakan untuk mengubah nilai skala-skala
tersebut.
Tampilan Belakang
Nama dan Fungsi
Kontrol Layar
INTEN
(INTENSITY)
Kontrol
intensitas
cahaya layar
CAL
(CALIBRATION)
Terminal
sumber sinyal
kalibrasi

FOCUS
Kontrol
fokus
(ukuran)
berkas
garis

TRACE
ROTATION
Kontrol
kemiringan
garis
POWER
Saklar dan
LED Indikator
Daya (On/Off
Kontrol Vertikal, Horisontal, dan Trigger
Nama dan Fungsi
Kontrol Vertikal (1)
POSITION
Kontrol posisi (geser) vertikal
CHOP
Kontrol cara gambar dual trace
MODE
Kontrol mode input
CH2 INV
Kontrol pengali + atau – kanal
input 2 (Ch2)
Nama dan Fungsi
Kontrol Vertikal (2)
VOLTS/DIV
Kontrol skala tegangan
AC DC GND
Kontrol kopling input
VAR
Kontrol skala terkalibrasi/
tidak terkalibrasi
CH1 CH2
Port input kanal 1 dan kanal
2 BNC betina
Nama dan Fungsi
Kontrol Vertikal (3)
Perhatikan!
1. Besaran resistansi dan
kapasitansi input pada
port kanal 1 dan 2
(Bandingkan sensitivitas
tegangan pada
pengukuran dengan
Multimeter)
2. Batas aman tegangan
maksimum untuk
pengukuran
Nama dan Fungsi
Kontrol Horisontal
POSITION
Kontrol posisi (geser) horisontal

X10 MAG
Kontrol penguatan skala (x10)

X-Y
Kontrol mode XY
TIME/DIV
Kontrol skala waktu
VAR dan SWP UNCAL
Kontrol skala terkalibrasi/
tidak terkalibrasi
Nama dan Fungsi
Kontrol Trigger
HOLDOFF dan AUTO/
NORM
Kontrol cara trigger otomatis
atau normal dengan
mengatur tombol
LEVEL dan LOCK
Kontrol dan pengunci level
level sinyal trigger
COUPLING
Kontrol kopling sinyal triger
SOURCE
Kontrol sumber sinyal trigger
SLOPE
Kontrol slope saat trigger
Nama dan Fungsi
Kontrol Trigger
EXT
Port input sinyal trigger
eksternal
Perhatikan!
1. Besaran resistansi dan
kapasitansi input pada
port kanal 1 dan 2
2. Batas aman tegangan
maksimum untuk
pengukuran
Konsep
• Menggambar pada layar
– y=f(x)=f(t)
dengan x=t=waktu, y=tegangan
– y=f(t) dan x=f(t)
dengan x=tegangan, y=tegangan
disebut mode XY

• Layar gambar
– CRT (Tabung Sinar Katoda)
CARA PENGGUNAAN
• Cara penggunan osiloskop adalah yang
pertama pengkalibrasian, kemudian menyetel
fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y
position, setelah probe dikalibrasi maka
dengan menempelkan probe pada terminal
tegangan acuan maka akan muncul tegangan
persegi pada layar.
Prinsip Kerja Umum
Input Y
vertikal

Penguat
Y

Pelat defleksi
mengubah gerakan/ posisi
elektron berdasarkan
tegangan

Rangkaian
Trigger
Triger
Eksternal

Generator
Time Base

Y

X
CRT

Y

Penguat
X
Input X (horisontal)

X
Prinsip Kerja CRT
katoda

anoda
pemfokus

pelat
pelat
defleksi
defleksi horisontal
vertikal

lapisan
aquadag

Y
Y
Y

X
X
Dy

Vd
filamen kisi
pengatur
anoda
pemercepat

pelat
berkas
defleksi
elektron
vertikal
pelat
Layar
defleksi
phosphor
horisontal

Y
Prinsip Kerja CRT
• Elektron
– dilepaskan oleh filamen
– ditarik (diberi percepatan) dengan tegangan tinggi
– Dibelokkan dengan medan listrik oleh pelat
defleksi
– menumbuk layar dan membuat layar berpendar
Rangkaian Y (Vertikal)
• Mengatur magnituda tegangan untuk gerakan
elektron pada arah vertikal sesuai tegangan
input

Input
Y

atenuator
(peredam)

penguat

pelat
defleksi
Rangkaian X (Horisontal)
• Mengatur magnituda tegangan untuk gerakan
elektron pada arah horisontal sebanding
dengan waktu atau sesuai tegangan input
(mode XY)
Sinyal dari penguat Y
Rangkaian
Trigger

Generator
Time Base

Penguat
X

Selektor
Sinyal dari luar

Sinyal input X (mode XY)

Pelat
Defleksi
X
Generator Time Base
tegangan
Gelombang segitiga
(linier thd waktu)
x=k.t
Untuk menulis kiri
ke kanan

Gelombang persegi
(+) mengarahkan
berkas elektron ke
layar
(-) mencegah
berkas ke layar saat
kembali ke kiri

sinyal sweep
waktu

tegangan
sinyal blanking
waktu
Gambar pada
layar dibentuk
berulang dan terus
menerus

Sinyal Input
(y)

tegangan

waktu

Sinyal
Sweep
(menjalar)
(x)

tegangan

waktu
Sinkronisasi
• Bila tidak sinkron gambar tampak bergerak
• Sinkronisasi, waktu saat mulai sweep (time
base) disesuaikan terhadap rujukan tertentu
antara lain :
– sinyal input
– sinyal jala-jala (line)
– sinyal lain (ext.)
Rangkaian Triger
• Membentuk gelombang sweep berdasarkan
perubahan (-) ke (+) atau sebaliknya
• Menghasilkan sinyal sweep yang sinkron

Input
Y

Penguat Y

Rangkaian
Trigger

Generator
TimeBase
Dual Trace
• Ada 2 input Y yang digambarkan pada layar
dengan “alternate” atau “chop”
Input
Kanal A

PreAmp
Kanal A
Saklar
Elektronik

Input
Kanal B

PreAmp
Kanal B

Penguat Y
Sebelum Mengukur
• Perbaiki penampilan layar
– Fokus
– Intensitas
– Trace Rotation (bila perlu)

• Kalibrasi
– Tempatkan semua kontrol pada posisi terkalibrasi
– Gunakan sinyal untuk menguji kalibrasi
Mengukur Tegangan
• Baca langsung dengan skala vertikal
Tegangan

Sumber
Sinyal
Yang akan
Diukur

Vm
A

B

0

Waktu
Mengukur Fasa dengan Dual Trace
• Baca “beda” waktu dan hitung fasa
φ=∆t/T*360o
VA

0
Sumber
Sinyal A

Sumber
Sinyal B

A

B
VB

0

T

t

∆t

t
Mengukur Fasa dengan Lisajous
• Gunakan mode xy, baca c dan d
φ=sin-1(c/d)
c
Sumber
Sinyal A

Sumber
Sinyal B

X

Y

d
Mengukur Frekuensi
• Baca perioda T
f=1/T

Tegangan

T
Sumber
Sinyal
Yang akan
Diukur

Vm
A

B

0

Waktu
Mengukur Frekuensi dengan
Pembanding
• Gunakan kanal 2 untuk pembanding (dual
trace) dengan input dari AFG, ubah frekuensi
hingga periode
V
sama (fA=fB)
A

0

Sumber
Sinyal Ukur

Sinyal
Rujukan

A

B

TA

t

TB

t

VB

0
Mengukur Frekuensi dengan Lisajous
• Gunakan mode xy, baca perbandingan
frekuensi x dan y (hanya untuk perbandingan
bulat kecil)

Sumber
Sinyal Ukur

Sinyal
Rujukan

X

Y

fx:fy=1:3
Mengukur Frekuensi dengan Cincin
Modulasi
• Gunakan mode xy dan atur fasa membentuk
cincin modulasi, hitung jumlah puncak (fx=n fy)

Sumber
Sinyal Ukur

X

Sinyal
Rujukan

Penggeser
Fasa

Y
Mengukur Faktor Penguatan
(Amplifier)

• Gunakan mode xy dengan skala sama, maka
slope = penguatan
(hanya bila beda fasa 0 atau 180o)

Pembangkit
Sinyal

Penguat
X

Y
Mengukur Faktor Penguatan
(Amplifier)
• Gunakan dual trace
penguatan=perbandingan amplituda

Pembangkit
Sinyal

Penguat
A

B
Generator Sinyal
• Menghasilkan
gelombang
–
–
–
–

Sinusoid
Persegi
Segitiga
DC offset (tidak semua)

• Kontrol
– Amplitudo
– Frekuensi

• Impedansi
– Konektor 4mm 300Ω
– Konektor BNC
50Ω
Tampilan Generator Sinyal
Tampilan Generator Sinyal

Contenu connexe

Tendances

Artikel Counter sinkron dan asinkron
Artikel Counter sinkron dan asinkronArtikel Counter sinkron dan asinkron
Artikel Counter sinkron dan asinkronIGustingurahKanha
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanpersonal
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopAnarstn
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahanSimon Patabang
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaBuhori Muslim
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counterpersonal
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Laporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersamaLaporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersamaayu purwati
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrikjajakustija
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisimeko_dp
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Marina Natsir
 

Tendances (20)

Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal KontinyuBab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
 
Artikel Counter sinkron dan asinkron
Artikel Counter sinkron dan asinkronArtikel Counter sinkron dan asinkron
Artikel Counter sinkron dan asinkron
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Laporan pk t
Laporan pk tLaporan pk t
Laporan pk t
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip Flop
 
Osciloscope
OsciloscopeOsciloscope
Osciloscope
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Laporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersamaLaporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersama
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisim
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
 
Bab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrolBab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrol
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)
 
Kelebihan dan kekurangan amplifier
Kelebihan dan kekurangan amplifierKelebihan dan kekurangan amplifier
Kelebihan dan kekurangan amplifier
 

En vedette

En vedette (13)

Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
Osiloskop Analog(Oscilloscope)
Osiloskop Analog(Oscilloscope)Osiloskop Analog(Oscilloscope)
Osiloskop Analog(Oscilloscope)
 
Tutorial osiloskop
Tutorial osiloskopTutorial osiloskop
Tutorial osiloskop
 
การบ้าน
การบ้านการบ้าน
การบ้าน
 
Oscilloscope
OscilloscopeOscilloscope
Oscilloscope
 
Seminar Fisika Osiloskop
Seminar Fisika Osiloskop Seminar Fisika Osiloskop
Seminar Fisika Osiloskop
 
Modul ajar alat ukur dan pengukuran ps TT polinema 2013
Modul  ajar alat ukur dan pengukuran ps TT polinema 2013Modul  ajar alat ukur dan pengukuran ps TT polinema 2013
Modul ajar alat ukur dan pengukuran ps TT polinema 2013
 
Oscilloscope:
Oscilloscope:Oscilloscope:
Oscilloscope:
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscopePengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 

Similaire à Osiloskop & generator

Similaire à Osiloskop & generator (20)

osiloskop.pptx
osiloskop.pptxosiloskop.pptx
osiloskop.pptx
 
OSILOSKOP.pptx
OSILOSKOP.pptxOSILOSKOP.pptx
OSILOSKOP.pptx
 
Makalah osiloskop
Makalah osiloskopMakalah osiloskop
Makalah osiloskop
 
Yustin tugas
Yustin tugasYustin tugas
Yustin tugas
 
fdokumen.com_presentasi-osiloskop-570aba5676fa0.ppt
fdokumen.com_presentasi-osiloskop-570aba5676fa0.pptfdokumen.com_presentasi-osiloskop-570aba5676fa0.ppt
fdokumen.com_presentasi-osiloskop-570aba5676fa0.ppt
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
 
Penggunaan cro
Penggunaan croPenggunaan cro
Penggunaan cro
 
Open circuit 1
Open circuit 1Open circuit 1
Open circuit 1
 
osciloskop
osciloskoposciloskop
osciloskop
 
4. pengukuran dengan_osciloscop
4. pengukuran dengan_osciloscop4. pengukuran dengan_osciloscop
4. pengukuran dengan_osciloscop
 
Lu 19 perata arus
Lu 19 perata arusLu 19 perata arus
Lu 19 perata arus
 
laporan penguat non inverting
laporan penguat non invertinglaporan penguat non inverting
laporan penguat non inverting
 
Pdte praktikum 4
Pdte   praktikum 4Pdte   praktikum 4
Pdte praktikum 4
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
 
Alat elektrik
Alat elektrikAlat elektrik
Alat elektrik
 
Unit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorUnit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detector
 
Avometer
AvometerAvometer
Avometer
 
avometer.ppt
avometer.pptavometer.ppt
avometer.ppt
 
Avo meter-word1
Avo meter-word1Avo meter-word1
Avo meter-word1
 
Modul rangakaian digital
Modul rangakaian digitalModul rangakaian digital
Modul rangakaian digital
 

Osiloskop & generator

  • 2. KEGUNAAN OSILOSKOP • Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu. •  Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi. •  Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik. •  Membedakan arus AC dengan arus DC. •  Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
  • 3. PENGERTIAN Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
  • 4. • Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
  • 5. Tampilan Depan Osiloskop Layar CRT Kontrol Y1 dan Y2 dan kontrol X (mode XY) Kontrol X (time base) Sinyal kalibrasi Kontrol Layar CRT Konektor sinyal input Y1 dan Y2, X (mode XY), dan trigger ext.
  • 6. • Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
  • 7.
  • 9. Nama dan Fungsi Kontrol Layar INTEN (INTENSITY) Kontrol intensitas cahaya layar CAL (CALIBRATION) Terminal sumber sinyal kalibrasi FOCUS Kontrol fokus (ukuran) berkas garis TRACE ROTATION Kontrol kemiringan garis POWER Saklar dan LED Indikator Daya (On/Off
  • 11. Nama dan Fungsi Kontrol Vertikal (1) POSITION Kontrol posisi (geser) vertikal CHOP Kontrol cara gambar dual trace MODE Kontrol mode input CH2 INV Kontrol pengali + atau – kanal input 2 (Ch2)
  • 12. Nama dan Fungsi Kontrol Vertikal (2) VOLTS/DIV Kontrol skala tegangan AC DC GND Kontrol kopling input VAR Kontrol skala terkalibrasi/ tidak terkalibrasi CH1 CH2 Port input kanal 1 dan kanal 2 BNC betina
  • 13. Nama dan Fungsi Kontrol Vertikal (3) Perhatikan! 1. Besaran resistansi dan kapasitansi input pada port kanal 1 dan 2 (Bandingkan sensitivitas tegangan pada pengukuran dengan Multimeter) 2. Batas aman tegangan maksimum untuk pengukuran
  • 14. Nama dan Fungsi Kontrol Horisontal POSITION Kontrol posisi (geser) horisontal X10 MAG Kontrol penguatan skala (x10) X-Y Kontrol mode XY TIME/DIV Kontrol skala waktu VAR dan SWP UNCAL Kontrol skala terkalibrasi/ tidak terkalibrasi
  • 15. Nama dan Fungsi Kontrol Trigger HOLDOFF dan AUTO/ NORM Kontrol cara trigger otomatis atau normal dengan mengatur tombol LEVEL dan LOCK Kontrol dan pengunci level level sinyal trigger COUPLING Kontrol kopling sinyal triger SOURCE Kontrol sumber sinyal trigger SLOPE Kontrol slope saat trigger
  • 16. Nama dan Fungsi Kontrol Trigger EXT Port input sinyal trigger eksternal Perhatikan! 1. Besaran resistansi dan kapasitansi input pada port kanal 1 dan 2 2. Batas aman tegangan maksimum untuk pengukuran
  • 17. Konsep • Menggambar pada layar – y=f(x)=f(t) dengan x=t=waktu, y=tegangan – y=f(t) dan x=f(t) dengan x=tegangan, y=tegangan disebut mode XY • Layar gambar – CRT (Tabung Sinar Katoda)
  • 18. CARA PENGGUNAAN • Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
  • 19. Prinsip Kerja Umum Input Y vertikal Penguat Y Pelat defleksi mengubah gerakan/ posisi elektron berdasarkan tegangan Rangkaian Trigger Triger Eksternal Generator Time Base Y X CRT Y Penguat X Input X (horisontal) X
  • 20. Prinsip Kerja CRT katoda anoda pemfokus pelat pelat defleksi defleksi horisontal vertikal lapisan aquadag Y Y Y X X Dy Vd filamen kisi pengatur anoda pemercepat pelat berkas defleksi elektron vertikal pelat Layar defleksi phosphor horisontal Y
  • 21. Prinsip Kerja CRT • Elektron – dilepaskan oleh filamen – ditarik (diberi percepatan) dengan tegangan tinggi – Dibelokkan dengan medan listrik oleh pelat defleksi – menumbuk layar dan membuat layar berpendar
  • 22. Rangkaian Y (Vertikal) • Mengatur magnituda tegangan untuk gerakan elektron pada arah vertikal sesuai tegangan input Input Y atenuator (peredam) penguat pelat defleksi
  • 23. Rangkaian X (Horisontal) • Mengatur magnituda tegangan untuk gerakan elektron pada arah horisontal sebanding dengan waktu atau sesuai tegangan input (mode XY) Sinyal dari penguat Y Rangkaian Trigger Generator Time Base Penguat X Selektor Sinyal dari luar Sinyal input X (mode XY) Pelat Defleksi X
  • 24. Generator Time Base tegangan Gelombang segitiga (linier thd waktu) x=k.t Untuk menulis kiri ke kanan Gelombang persegi (+) mengarahkan berkas elektron ke layar (-) mencegah berkas ke layar saat kembali ke kiri sinyal sweep waktu tegangan sinyal blanking waktu
  • 25. Gambar pada layar dibentuk berulang dan terus menerus Sinyal Input (y) tegangan waktu Sinyal Sweep (menjalar) (x) tegangan waktu
  • 26. Sinkronisasi • Bila tidak sinkron gambar tampak bergerak • Sinkronisasi, waktu saat mulai sweep (time base) disesuaikan terhadap rujukan tertentu antara lain : – sinyal input – sinyal jala-jala (line) – sinyal lain (ext.)
  • 27. Rangkaian Triger • Membentuk gelombang sweep berdasarkan perubahan (-) ke (+) atau sebaliknya • Menghasilkan sinyal sweep yang sinkron Input Y Penguat Y Rangkaian Trigger Generator TimeBase
  • 28. Dual Trace • Ada 2 input Y yang digambarkan pada layar dengan “alternate” atau “chop” Input Kanal A PreAmp Kanal A Saklar Elektronik Input Kanal B PreAmp Kanal B Penguat Y
  • 29. Sebelum Mengukur • Perbaiki penampilan layar – Fokus – Intensitas – Trace Rotation (bila perlu) • Kalibrasi – Tempatkan semua kontrol pada posisi terkalibrasi – Gunakan sinyal untuk menguji kalibrasi
  • 30. Mengukur Tegangan • Baca langsung dengan skala vertikal Tegangan Sumber Sinyal Yang akan Diukur Vm A B 0 Waktu
  • 31. Mengukur Fasa dengan Dual Trace • Baca “beda” waktu dan hitung fasa φ=∆t/T*360o VA 0 Sumber Sinyal A Sumber Sinyal B A B VB 0 T t ∆t t
  • 32. Mengukur Fasa dengan Lisajous • Gunakan mode xy, baca c dan d φ=sin-1(c/d) c Sumber Sinyal A Sumber Sinyal B X Y d
  • 33. Mengukur Frekuensi • Baca perioda T f=1/T Tegangan T Sumber Sinyal Yang akan Diukur Vm A B 0 Waktu
  • 34. Mengukur Frekuensi dengan Pembanding • Gunakan kanal 2 untuk pembanding (dual trace) dengan input dari AFG, ubah frekuensi hingga periode V sama (fA=fB) A 0 Sumber Sinyal Ukur Sinyal Rujukan A B TA t TB t VB 0
  • 35. Mengukur Frekuensi dengan Lisajous • Gunakan mode xy, baca perbandingan frekuensi x dan y (hanya untuk perbandingan bulat kecil) Sumber Sinyal Ukur Sinyal Rujukan X Y fx:fy=1:3
  • 36. Mengukur Frekuensi dengan Cincin Modulasi • Gunakan mode xy dan atur fasa membentuk cincin modulasi, hitung jumlah puncak (fx=n fy) Sumber Sinyal Ukur X Sinyal Rujukan Penggeser Fasa Y
  • 37. Mengukur Faktor Penguatan (Amplifier) • Gunakan mode xy dengan skala sama, maka slope = penguatan (hanya bila beda fasa 0 atau 180o) Pembangkit Sinyal Penguat X Y
  • 38. Mengukur Faktor Penguatan (Amplifier) • Gunakan dual trace penguatan=perbandingan amplituda Pembangkit Sinyal Penguat A B
  • 39. Generator Sinyal • Menghasilkan gelombang – – – – Sinusoid Persegi Segitiga DC offset (tidak semua) • Kontrol – Amplitudo – Frekuensi • Impedansi – Konektor 4mm 300Ω – Konektor BNC 50Ω