SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
LAPORAN KASUS
MYELITIS
Pembimbing :
Dr. Achmad Junaidi, Sp.S
Oleh :
Siti Hardianti Harahap S.Ked 04104705244
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN NEURO RSMH FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus berjudul :
Myelitis
Oleh:
Siti Hardianti Harahap, S. Ked. 04104705278
Telah dinilai dan diterima sebagai salah satu persyaratan kepaniteraan klinik
senior di Departemen Ilmu Kedokteran Saraf RSMH Palembang Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang, Februari 2012
RSMH Palembang.
(Dr. Achmad Junaidi, Sp. S)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
kepada penulis hingga dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Laporan kasus ini dibuat
untuk memenuhi sebagian syarat-syarat kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu
Kedokteran Saraf. Dengan disusunnya laporan kasus ini, diharapkan bisa sedikit
memberikan gambaran myelitis, khususnya untuk mengetahui cara penegakan diagnosis
dan penatalaksaannya bagi dokter umum.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Achmad Junaidi, Sp. S, Selaku
pembimbing penyusunan laporan kasus ini dengan memberikan bimbingan dan nasehat
dalam penyelesaian laporan kasus ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada teman-
teman, serta staf bagian saraf, dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan kasus ini. Dengan menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kelemahan yang terdapat dalam penulisan laporan kasus ini, kritik dan saran sangat
diharapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I LAPORAN KASUS
1.1 Identifikasi................................................................................................. 1
1.2 Anamnesis.................................................................................................. 1
1.3 Pemeriksaan Fisik...................................................................................... 1
1.4 Pemeriksaan Penunjang............................................................................. 10
1.5 Diagnosis Banding..................................................................................... 10
1.6 Diagnosis Kerja.......................................................................................... 10
1.7 Penatalaksanaan......................................................................................... 10
1.8 Prognosis.................................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi................................................................................ 12
2.2 Myelitis ..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 25
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 IDENTIFIKASI
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 48 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : JL Rama Raya RT 48, RW 11, Kel. Alang-Alang Lebar,
Sukarami Palembang.
Agama : Islam
MRS : 26 Januari 2012
1.2 ANAMNESIS
Penderita dirawat di bagian Neurologi RSMH karena tidak bisa berjalan
akibat kelemahan kedua tungkai yang terjadi secara tiba-tiba
± 1 tahun SMRS penderita mengalami kelemahan kedua tungkai perlahan-
lahan, diawali dengan rasa berat pada kedua tungkai, dan tidak bisa digerakkan sejak
1 hari SMRS. Selain itu, 1 hari SMRS os mengeluh kaki tidak berasa ketika
menginjak air panas, tidak BAK dan BAB, tidak berkeringat mulai dari bagain dada
ke bawah, demam (-).
Riwayat jatuh terduduk tidak ada, riwayat batuk lama tidak ada, riwayat
menderita ISPA sebelumnya tidak ada, riwayat vaksinasi sebelumnya tidak ada, riwayat
darah tinggi tidak ada, riwayat kencing manis tidak ada.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus ( P emeriksaan tanggal 15 Pebruari 2011)
Vital sign :
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Laju pernapasan : 20 x/menit
Temperatur : 36,8 0
C
Pemeriksaan Sistem
Kepala dan leher : JVP 5-2 cmH2O
Thoraks
- Jantung : HR 74 kali/menit, murmur (-), Gallop (-)
- Paru : Vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : Cembung, lemas, hepar dan lien tidak teraba, Bu (+) normal
Genitalia : Tidak diperiksa
Ekstremitas : edema (-), Deformitas (-)
Status Psikiatrikus
Sikap : Kooperatif Ekspresi Muka : Wajar
Perhatian : Ada Kontak Psikis : Ada
Status Neurologikus
Kepala
Bentuk : Brachiocephali Deformitas : Tidak ada
Ukuran : Normocephali Fraktur : Tidak ada
Simetris : Simetris Nyeri Tekan : Tidak ada
Hematom : Tidak ada P. Darah : Pelebaran (-)
Tumor : Tidak ada Pulsasi : Tidak ada
Leher
Sikap : Lurus Deformitas : Tidak ada
Torticolis : Tidak ada Tumor : Tidak ada
Kaku kuduk : Ada P. Darah : Pelebaran (-)
Syaraf-syaraf otak
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Anosmia : Tidak ada Tidak ada
Hyposmia : Tidak ada Tidak ada
Parosmia : Tidak ada Tidak ada
N. Optikus Kanan Kiri
Visus : 6/6 6/6
Campus visi : V.O.D V.O.S
Anopsi : Tidak ada Tidak ada
Hemianopsia : Tidak ada Tidak ada
Fundus Oculi
- Papil edema : Tidak ada Tidak ada
- Papil atrofi : Tidak ada Tidak ada
- Perdarahan retina : Tidak ada Tidak ada
N. Occulomotorius, Trochlearis, Abduscens
Kanan Kiri
Diplopia : Tidak ada Tidak ada
Celah mata : Tidak ada Tidak ada
Ptosis : Tidak ada Tidak ada
Sikap bola mata
- Strabismus : Tidak ada Tidak ada
- Exophtalmus : Tidak ada Tidak ada
- Enophtalmus : Tidak ada Tidak ada
- Deviation conjugae: Tidak ada Tidak ada
Gerakan bola mata : Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Pupil
- Bentuk : Bulat Bulat
- Besar : Ø 3mm Ø 3mm
- Isokor/anisokor : Isokor Isokor
- Midriasis/miosis : Tidak ada Tidak ada
- Reflek cahaya
o Langsung : (+) (+)
o Konsensuil : (+) (+)
o Akomodasi : (-) (-)
- Argyl Robertson : Tidak ada Tidak ada
N. Trigeminus Kanan Kiri
Motorik
- Menggigit : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Trismus : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Refleks kornea : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sensorik
- Dahi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Pipi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Dagu : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
N. Facialis Kanan Kiri
Motorik
- Mengerutkan dahi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Menutup mata : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Menunjukkan gigi : Sudut mulut tertinggal Tidak ada kelainan
- Lipatan nasolabialis : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Bentuk muka
o Istirahat : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
o Berbicara/bersiul : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sensorik
- 2/3 depan lidah : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Otonom
- Salivasi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Lakrimasi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Chvostek’s sign : Tidak ada Tidak ada
N. Statoacusticus Kanan Kiri
N. Cochlearis
Suara bisikan : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Detik arloji : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Tes Weber : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Tes Rinne : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
N. Vestibularis Kanan Kiri
Nistagmus : Tidak ada Tidak ada
Vertigo : Tidak ada Tidak ada
N. Glossopharingeus dan N. Vagus
Kanan Kiri
Arcuspharingeus : Tidak ada kelaianan
Uvula : Tidak ada kelainan
Gangguan Menelan : Tidak ada kelainan
Suara serak/sengau : Tidak ada kelainan
Denyut jantung : Tidak ada kelainan
Reflek
- Muntah : Tidak ada kelainan
- Batuk : Tidak ada kelainan
- Okulo kardiak : Tidak ada kelainan
- Sinus karotikus : Tidak ada kelainan
Sensorik
- 1/3 belakang lidah: Tidak ada kelaianan
N. Accessorius Kanan Kiri
Mengangkat bahu : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Memutar kepala : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
N. Hypoglossus Kanan Kiri
Mengulur lidah : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Fasikulasi : Tidak ada Tidak ada
Atrofi papil : Tidak ada Tidak ada
Disartria : Tidak ada Tidak ada
Motorik
Lengan Kanan Kiri
Gerakan : Cukup cukup
Kekuatan : 5 5
Tonus : Normal Normal
Reflek Fisiologis
- Biceps : Normal Normal
- Triceps : Normal Normal
- Radius : Normal Normal
- Ulna : Normal Normal
Reflek Patologis
- Hoffman Tromner : Tidak ada Tidak ada
- Leri : Tidak ada Tidak ada
- Meyer : Tidak ada Tidak ada
- Trofik : Tidak ada Tidak ada
Tungkai Kanan Kiri
Gerakan : Kurang Kurang
Kekuatan : 2 4
Tonus : Menurun Menurun
Klonus
- Paha : (-) (-)
- Kaki : (-) (-)
Reflek Fisiologis
- KPR : Menurun Menurun
- APR : Menurun Menurun
Reflek Patologis
- Babinsky : (+) (+)
- Chaddock : Tidak ada Tidak ada
- Oppenheim : Tidak ada Tidak ada
- Gordon : Tidak ada Tidak ada
- Schaeffer : Tidak ada Tidak ada
- Rossolimo : Tidak ada Tidak ada
- Mendel bechterew : Tidak ada Tidak ada
Reflek Kulit Perut
- Atas : Tidak ada
- Tengah : Tidak ada
- Bawah : Tidak ada
- Reflek cremaster : Tidak ada
- Trofik : Tidak ada
Sensorik : Hipestesi dari kedua ujung kaki sampai 2 jari di bawah
papilla mammae
Fungsi Vegetatif
Miksi : Retensio urine
Defekasi : Retensio Alvi
Kolumna Vertebralis
Kyposis : Tidak ada
Lordosis : Tidak ada
Gibbus : Tidak ada
Deformitas : Tidak ada
Tumor : Tidak ada
Meningocele : Tidak ada
Hematoma : Tidak ada
Nyeri ketok : Tidak ada
Gejala Rangsangan Meningeal Kanan Kiri
Kaku kuduk : (-)
Kerniq : (-) (-) (-)
Lasseque : (-) (-) (-)
Brudzinsky : (-)
- Neck : (-)
- Check : (-)
- Symphisis : (-)
- Leg I : (-)
- Leg II : (-)
Gait dan Keseimbangan
Gait Keseimbangan dan Koordinasi
Ataxia : Tidak ada Romberg : Tidak ada
Hemiplegic : Tidak ada Dysmetri
Scissor : Tidak ada - Jari-jari : Tidak ada
Proplusion : Tidak ada - Jari-hidung : Tidak ada
Histeric : Tidak ada - Tumit-tumit : Tidak ada
Limping : Tidak ada - Rebound phenomen : Tidak ada
Steppage : Tidak ada - Dysdiadochokinesis : Tidak ada
Astasia-abasia : Tidak ada - Trunk Ataxia : Tidak ada
Gerakan Abnormal
Tremor : Tidak ada
Chorea : Tidak ada
Athetosis : Tidak ada
Ballismus : Tidak ada
Dystoni : Tidak ada
Mycloni : Tidak ada
Fungsi Luhur
Afasia motorik : Tidak ada
Afasia sensorik : Tidak ada
Apraksia : Tidak ada
Agrafia : Tidak ada
Alexia : Tidak ada
Afasia nominal : Tidak ada
1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin ;
Parameter Hasil
Hemoglobin 11,9 mg/dl
Eritrosit 3.940.000 / mm3
Hematokrit 35%
Leukosit 11.400/mm3
LED 94 mm/jam
Trombosit 163.000/mm3
Hitung jenis
• Basofil
• Eosinofil
• Batang
• Segmen
• Limfosit
• Monosit
0%
3%
2%
64%
22%
9%
MRI Thoracal
Kesan: Tidak tampak tanda-tanda stenosis canalis thoracalis
Tidak tampak kelaianan lain pada pemeriksaan MRI toracal
Rontgen Thorak
Rontgen thoracolumbal AP/Lat
Kesan : Spondylosis Lumbalis
1.5 DIAGNOSIS BANDING
SOL
1.6 DIAGNOSIS
Diagnosis Klinik : Paraparese inferior flaccid + hipestesi mulai dari ujung jari kedua
kaki sampai 2 jari di bawah papilla mammae + retensio urine
Diagnosis Topik : Lesi transversal total setinggi T3-T4
Diagnosis Etiologi: myelitiis
1.7 PENGOBATAN
Bedrest
Diet BB
IVFD Nacl 0,9% gtt xx/mnt
Pemasangan Kateter
Medikamentosa
- Inj. Methylprednisolon 2 x 125 mg (IV)
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr IV
- Vit. B1B6B12 3x1 tab
- Laxadine syrup 3x 1 cth
1.8 PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia at bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MIELITIS TRANSVERSA AKUT
1. Definisi
Myelitis Transversa adalah kelainan neurologis yang disebabkan oleh peradangan
di kedua sisi dari satu tingkat, atau segmen, dari sumsum tulang belakang. Istilah myelitis
mengacu pada radang sumsum tulang belakang; transversal hanya menggambarkan posisi
peradangan, yaitu, di seberang lebar dari sumsum tulang belakang. Serangan peradangan
bisa merusak atau menghancurkan myelin, substansi lemak yang meliputi isolasi sel
serabut saraf. Ini menyebabkan kerusakan sistem saraf yang mengganggu inpuls antara
saraf-saraf di sumsum tulang belakang dan seluruh tubuh.
2. Epidemiologi
Myelitis Transversa terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, di kedua jenis
kelamin, dan di semua ras. Faktor predisposisi pada keluarga tidak jelas. Sebuah
puncaknya pada tingkat insiden (jumlah kasus baru per tahun) tampaknya terjadi antara
10 dan 19 tahun dan 30 dan 39 tahun. Meskipun hanya beberapa studi telah meneliti
tingkat insiden, diperkirakan bahwa sekitar 1.400 kasus baru didiagnosis myelitis
melintang setiap tahun di Amerika Serikat, dan sekitar 33.000 orang Amerika memiliki
beberapa jenis kecacatan akibat gangguan ini.
3. Etiologi
Para peneliti tidak yakin mengenai penyebab pasti transversa myelitis.
Peradangan yang menyebabkan kerusakan yang luas pada medulla spinalis dapat
diakibatkan oleh infeksi virus, reaksi kekebalan yang abnormal, atau tidak cukup aliran
darah melalui pembuluh darah yang terletak di sumsum tulang belakang. Myelitis
Transversa juga dapat terjadi sebagai komplikasi sifilis, campak, penyakit Lyme, dan
beberapa vaksinasi, termasuk untuk cacar dan rabies serta idiopatik.
Myelitis transversa sering berkembang akibat infeksi virus. Agen infeksi yang
dicurigai menyebabkan myelitis transversa termasuk varicella zoster, herpes simpleks,
sitomegalovirus, Epstein-Barr, influenza, echovirus, human immunodeficiency virus
(HIV), hepatitis A, dan rubella. Bakteri infeksi kulit, infeksi telinga tengah (otitis media),
dan Mycoplasma pneumonia.
3. Patogenesis
Pasca-kasus infeksi mekanisme sistem kekebalan tubuh yang aktif akibat virus
atau bakteri, tampaknya memainkan peran penting dalam menyebabkan kerusakan pada
saraf tulang belakang. Meskipun peneliti belum mengidentifikasi mekanisme yang tepat
bagaimana terjadinya cedera tulang belakang dalam kasus ini, mungkin rangsangan
sistem kekebalan sebagai respon terhadap infeksi menunjukkan bahwa reaksi kekebalan
tubuh mungkin bertanggung jawab. Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh,
yang biasanya melindungi tubuh dari organisme asing, keliru menyerang jaringan tubuh
sendiri, menyebabkan inflamasi dan, dalam beberapa kasus,menyebabkan kerusakan
myelin dalam sumsum tulang belakang
Beberapa kasus myelitis transversa akibat dari malformasi arteriovenosa spinal
(kelainan yang mengubah pola-pola normal aliran darah) atau penyakit pembuluh darah
seperti aterosklerosis yang menyebabkan iskemia, penurunan tingkat normal oksigen
dalam jaringan sumsum tulang belakang. Iskemia dapat terjadi di dalam sumsum tulang
belakang akibat penyumbatan pembuluh darah atau mempersempit, atau faktor-faktor
lain yang kurang umum. Pembuluh darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan saraf
tulang belakang dan membawa sisa metabolik. Ketika arterivenosus menjadi menyempit
atau diblokir, mereka tidak dapat memberikan jumlah yang cukup sarat oksigen darah ke
jaringan saraf tulang belakang. Ketika wilayah tertentu dari sumsum tulang belakang
menjadi kekurangan oksigen, atau iskemik, sel saraf dan serat mungkin mulai memburuk
relative dengan cepat. Kerusakan ini dapat menyebabkan peradangan luas, kadang-
kadang menyebabkan myelitis transversal. Kebanyakan orang yang mengembangkan
kondisi sebagai akibat dari penyakit vaskular melewati usia 50, punya penyakit jantung,
atau baru saja menjalani operasi dada atau abdominal.
4. Gambaran klinis
Myelitis transversa dapat bersifat akut (berkembang selama jam sampai beberapa
hari) atau subakut (berkembang lebih dari 2 minggu hingga 6 minggu). Gejala awal
biasanya mencakup lokal nyeri punggung bawah, tiba-tiba paresthesias (sensasi abnormal
seperti membakar, menggelitik, menusuk, atau kesemutan) di kaki, hilangnya sensorik,
dan paraparesis (kelumpuhan parsial kaki). Paraparesis sering berkembang menjadi
paraplegia. Dan mengakibatkan gangguan genitourinary dan defekasi. Banyak pasien
juga melaporkan mengalami kejang otot, perasaan umum tidak nyaman, sakit kepala,
demam, dan kehilangan nafsu makan. Tergantung pada segmen tulang belakang yang
terlibat, beberapa pasien mungkin juga akan mengalami masalah pernapasan.
Dari berbagai macam gejala, empat ciri-ciri klasik myelitis transversa yang
muncul:
(1) kelemahan kaki dan tangan,
(2) nyeri,
(3) perubahan sensorik, dan
(4) disfungsi pencernaan dan kandung kemih.
Kebanyakan pasien akan mengalami berbagai tingkat kelemahan di kaki mereka,
beberapa juga mengalaminya di lengan mereka. Awalnya, orang-orang dengan myelitis
transversal mungkin menyadari bahwa kaki mereka tampak lebih berat dari biasanya.
Perkembangan penyakit selama beberapa minggu sering mengarah pada kelumpuhan
penuh dari kaki, yang mengharuskan pasien untuk menggunakan kursi roda.
Nyeri adalah gejala utama dari myelitis transversa pada sepertiga sampai setengah
dari semua pasien. Rasa sakit dapat dilokalisasi di punggung bawah atau dapat terdiri dari
tajam, sensasi yang memancarkan bawah kaki atau lengan atau di sekitar dada.
Pasien yang mengalami gangguan sensoris sering menggunakan istilah-istilah
seperti mati rasa, kesemutan, dingin, atau pembakaran untuk menggambarkan gejala
mereka. Sampai 80 persen dari mereka yang myelitis transversa memiliki kepekaan yang
meningkat, sehingga pakaian atau sentuhan ringan dengan jari signifikan menyebabkan
rasa tidak nyaman atau sakit (suatu keadaan yang disebut allodynia). Banyak juga
mengalami peningkatan sensitivitas terhadap perubahan suhu yang ekstrem atau panas
atau dingin.
Gangguan pada genitourinary dan gastrointestinal mungkin melibatkan
peningkatan frekuensi dorongan untuk buang air kecil atau buang air besar,
inkontinensia, kesulitan buang air kecil, dan sembelit. Selama perjalanan penyakit,
sebagian besar orang dengan myelitis transversa akan mengalami satu atau beberapa
gejala.
5. Perjalanan penyakit
Gejala biasanya dimulai dengan nyeri punggung yang timbul secara tiba-tiba,
diikuti oleh mati rasa dan kelemahan otot kaki yang akan menjalar ke atas.
Gejala tersebut bisa semakin memburuk dan jika menjadi berat akan terjadi
kelumpuhan serta hilangnya rasa disertai dengan hilangnya pengendalian pencernaan dan
kandung kemih.
Lokasi terhambatnya impuls saraf pada medula spinalis menentukan beratnya
gejala yang timbul.
6. Diagnosa
Mielitis transversa harus dibedakan dari mielopati komprensi medula spinalis baik
karena proses neoplasma medula spinalis intrinsik maupun ekstrensik, ruptur diskus
intervertebralis akut, infeksi epidural dan polineuritis pasca infeksi akut (Sindrom
Guillain Barre).
Pungsi lumbal dapat dilakukan pada mielitis transversa biasanya tidak didapati
blokade aliran likuor, pleositosis moderat (antara 20-200 sel/mm3) terutama jenis
limfosit, protein sedikit meninggi (50-120 mg/100 ml) dan kadar glukosa normal.
Berbeda dengan sindrom Guillain Barre di mana dijumpai peningkatan kadar protein
tanpa disertai pleositosis. Dan pada sindrom Guillain Barre, jenis kelumpuhannya adalah
flaksid serta pola gangguan sensibilitasnya di samping mengenai kedua tungkai juga
terdapat pada kedua lengan.
Lesi kompresi medula spinalis dapat dibedakan dari mielitis karena perjalanan
penyakitnya tidak akut sering didahului dengan nyeri segmental sebelum timbulnya lesi
parenkim medula spinalis. Selain itu pada pungsi lumbal dijumpai blokade aliran likuor
dengan kadar protein yang meningkat tanpa disertai adanya sel.
Dilakukan pungsi lumbal , CT scan atau MRI, mielogram serta pemeriksaan
darah.
7. Penatalaksanaan
Pemberian glukokortikoid atau ACTH, biasanya diberikan pada penderita yang
datang dengan gejala awitanya sedang berlangsung dalam waktu 10 hari pertama atau
bila terjadi progresivitas defesit neurologik. Glukokortikoid dapat diberikan dalam bentuk
prednison oral 1 mg/kg berat badan/hari sebagai dosis tunggal selama 2 minggu lalu
secara bertahap dan dihentikan setelah 7 hari. Bila tidak dapat diberikan per oral dapat
pula diberikan metil prednisolon intravena dengan dosis 0,8 mg/kg/hari dalam waktu 30
menit. Selain itu ACTH dapat diberikan secara intramuskular denagn dosis 40 unit dua
kali per hari (selama 7 hari), lalu 20 unit dua kali per hari (selama 4hari) dan 20 unit dua
kali per hari (selama 3 hari). Untuk mencegah efek samping kortikosteroid, penderita
diberi diet rendah garam dan simetidin 300 mg 4 kali/hari atau ranitidin 150 mg
2kali/hari. Selain itu sebagai alternatif dapat diberikan antasid per oral.
Pemasangan kateter diperlukan karena adanya retensi urin, dan untuk mencegah
terjadinya infeksi traktus urinarius dilakukan irigasi dengan antiseptik dan pemberian
antibiotik sebagai prolifilaksis (trimetroprim-sulfametoksasol, 1 gram tiap malam).
Konstipasi dengan pemberian laksan.
Pencegahan dekubitus dilakukan dengan alih baring tiap 2 jam. Bila terjadi
hiperhidrosis dapat diberikan propantilinbromid 15 mg sebelum tidur.
Disamping terapi medikamentosa maka diet nutrisi juga harus diperhatikan, 125
gram protein, vitamin dosis tinggi dan cairan sebanyak 3 liter per hari diperlukan.
Setelah masa akut berlalu maka tonus otot mulai meninggi sehingga sering
menimbulkan spasme kedua tungkai, hal ini dapat diatasi dengan pemberian Baclofen 15-
80 mg/hari, atau diazepam 3-4 kali 5 mg/hari. Rehabilitas harus dimulai sedini mungkin
untuk mengurangi kontraktur dan mencegah komplikasi tromboemboli.
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Math homework help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Algebra Help
https://www.homeworkping.com/
Calculus Help
https://www.homeworkping.com/
Accounting help
https://www.homeworkping.com/
Paper Help
https://www.homeworkping.com/
Writing Help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutor
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Luka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologiLuka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologi
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
Varikokel nakal
Varikokel nakalVarikokel nakal
Varikokel nakal
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Laporan kasus bedah saraf
Laporan kasus bedah sarafLaporan kasus bedah saraf
Laporan kasus bedah saraf
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 

En vedette

Afternoon tea middle east
Afternoon tea middle eastAfternoon tea middle east
Afternoon tea middle eastromoshlomo44
 
CITIZENS ASSESSMENT ON INCLUSION AND ACCESS OF PERSONS WITH DISABILITIES TO B...
CITIZENS ASSESSMENT ON INCLUSION AND ACCESS OF PERSONS WITH DISABILITIES TO B...CITIZENS ASSESSMENT ON INCLUSION AND ACCESS OF PERSONS WITH DISABILITIES TO B...
CITIZENS ASSESSMENT ON INCLUSION AND ACCESS OF PERSONS WITH DISABILITIES TO B...Adebukola Adebayo
 
50810987 64-cm-solar-powered-satellites-case-neg
50810987 64-cm-solar-powered-satellites-case-neg50810987 64-cm-solar-powered-satellites-case-neg
50810987 64-cm-solar-powered-satellites-case-neghomeworkping4
 
MailStore Server vállalati email archiváló és levélkezelő rendszer Termékbemu...
MailStore Server vállalati email archiváló és levélkezelő rendszer Termékbemu...MailStore Server vállalati email archiváló és levélkezelő rendszer Termékbemu...
MailStore Server vállalati email archiváló és levélkezelő rendszer Termékbemu...Balázs Antók
 
Team buildilding final ppt
Team buildilding final pptTeam buildilding final ppt
Team buildilding final pptSandeep Shah
 
Ecommerce Powered By FiloBlu
Ecommerce Powered By FiloBluEcommerce Powered By FiloBlu
Ecommerce Powered By FiloBlucnet996
 

En vedette (11)

Afternoon tea middle east
Afternoon tea middle eastAfternoon tea middle east
Afternoon tea middle east
 
CITIZENS ASSESSMENT ON INCLUSION AND ACCESS OF PERSONS WITH DISABILITIES TO B...
CITIZENS ASSESSMENT ON INCLUSION AND ACCESS OF PERSONS WITH DISABILITIES TO B...CITIZENS ASSESSMENT ON INCLUSION AND ACCESS OF PERSONS WITH DISABILITIES TO B...
CITIZENS ASSESSMENT ON INCLUSION AND ACCESS OF PERSONS WITH DISABILITIES TO B...
 
50810987 64-cm-solar-powered-satellites-case-neg
50810987 64-cm-solar-powered-satellites-case-neg50810987 64-cm-solar-powered-satellites-case-neg
50810987 64-cm-solar-powered-satellites-case-neg
 
MailStore Server vállalati email archiváló és levélkezelő rendszer Termékbemu...
MailStore Server vállalati email archiváló és levélkezelő rendszer Termékbemu...MailStore Server vállalati email archiváló és levélkezelő rendszer Termékbemu...
MailStore Server vállalati email archiváló és levélkezelő rendszer Termékbemu...
 
Environtech - Investor Introduction
Environtech - Investor IntroductionEnvirontech - Investor Introduction
Environtech - Investor Introduction
 
Team buildilding final ppt
Team buildilding final pptTeam buildilding final ppt
Team buildilding final ppt
 
22
2222
22
 
Ecommerce Powered By FiloBlu
Ecommerce Powered By FiloBluEcommerce Powered By FiloBlu
Ecommerce Powered By FiloBlu
 
Shapes and coloursby lucia t and maria
Shapes and coloursby lucia t and mariaShapes and coloursby lucia t and maria
Shapes and coloursby lucia t and maria
 
Shape and colour tomas paula
Shape and colour tomas paulaShape and colour tomas paula
Shape and colour tomas paula
 
Borbely_Oct7PES EN
Borbely_Oct7PES ENBorbely_Oct7PES EN
Borbely_Oct7PES EN
 

Similaire à Homework Help

165976434 status-case-sh
165976434 status-case-sh165976434 status-case-sh
165976434 status-case-shhomeworkping8
 
PPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxPPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxNikoTobing1
 
129032333 case-stroke-doc
129032333 case-stroke-doc129032333 case-stroke-doc
129032333 case-stroke-dochomeworkping8
 
126628731 case-stroke
126628731 case-stroke126628731 case-stroke
126628731 case-strokehomeworkping8
 
113897314 case-stroke-haemoragik
113897314 case-stroke-haemoragik113897314 case-stroke-haemoragik
113897314 case-stroke-haemoragikhomeworkping10
 
Stroke hemoragik Elisabeth Kristianti.pptx
Stroke hemoragik Elisabeth Kristianti.pptxStroke hemoragik Elisabeth Kristianti.pptx
Stroke hemoragik Elisabeth Kristianti.pptxDepartemenSaraf
 
115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-final115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-finalhomeworkping9
 
200894661 case-yosua
200894661 case-yosua200894661 case-yosua
200894661 case-yosuahomeworkping4
 
LBP mia.docx
LBP mia.docxLBP mia.docx
LBP mia.docxpeni28
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxSyahrulAdzim
 
laporan kasus mengenai status neurologi pada pasien
laporan kasus mengenai status neurologi pada pasienlaporan kasus mengenai status neurologi pada pasien
laporan kasus mengenai status neurologi pada pasienMoon Moon
 
151481841 case-bell-s-palsy
151481841 case-bell-s-palsy151481841 case-bell-s-palsy
151481841 case-bell-s-palsyhomeworkping4
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxSyahrulAdzim
 
213112145 contoh-case
213112145 contoh-case213112145 contoh-case
213112145 contoh-casehomeworkping8
 
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fixhomeworkping7
 

Similaire à Homework Help (20)

165976434 status-case-sh
165976434 status-case-sh165976434 status-case-sh
165976434 status-case-sh
 
PPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxPPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptx
 
129032333 case-stroke-doc
129032333 case-stroke-doc129032333 case-stroke-doc
129032333 case-stroke-doc
 
126628731 case-stroke
126628731 case-stroke126628731 case-stroke
126628731 case-stroke
 
113897314 case-stroke-haemoragik
113897314 case-stroke-haemoragik113897314 case-stroke-haemoragik
113897314 case-stroke-haemoragik
 
Stroke hemoragik Elisabeth Kristianti.pptx
Stroke hemoragik Elisabeth Kristianti.pptxStroke hemoragik Elisabeth Kristianti.pptx
Stroke hemoragik Elisabeth Kristianti.pptx
 
115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-final115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-final
 
200894661 case-yosua
200894661 case-yosua200894661 case-yosua
200894661 case-yosua
 
LBP mia.docx
LBP mia.docxLBP mia.docx
LBP mia.docx
 
stroke.pdf
stroke.pdfstroke.pdf
stroke.pdf
 
Case Report Session.pptx
Case Report Session.pptxCase Report Session.pptx
Case Report Session.pptx
 
167703317 tes-case
167703317 tes-case167703317 tes-case
167703317 tes-case
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptx
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 
Stroke Infark.pptx
Stroke Infark.pptxStroke Infark.pptx
Stroke Infark.pptx
 
laporan kasus mengenai status neurologi pada pasien
laporan kasus mengenai status neurologi pada pasienlaporan kasus mengenai status neurologi pada pasien
laporan kasus mengenai status neurologi pada pasien
 
151481841 case-bell-s-palsy
151481841 case-bell-s-palsy151481841 case-bell-s-palsy
151481841 case-bell-s-palsy
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
 
213112145 contoh-case
213112145 contoh-case213112145 contoh-case
213112145 contoh-case
 
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
 

Plus de homeworkping4

242269855 dell-case-study
242269855 dell-case-study242269855 dell-case-study
242269855 dell-case-studyhomeworkping4
 
242266287 case-study-on-guil
242266287 case-study-on-guil242266287 case-study-on-guil
242266287 case-study-on-guilhomeworkping4
 
242259868 legal-research-cases
242259868 legal-research-cases242259868 legal-research-cases
242259868 legal-research-caseshomeworkping4
 
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtivahomeworkping4
 
241985748 plm-case-study
241985748 plm-case-study241985748 plm-case-study
241985748 plm-case-studyhomeworkping4
 
241946212 case-study-for-ocd
241946212 case-study-for-ocd241946212 case-study-for-ocd
241946212 case-study-for-ocdhomeworkping4
 
241941333 case-digest-statcon
241941333 case-digest-statcon241941333 case-digest-statcon
241941333 case-digest-statconhomeworkping4
 
241909563 impact-of-emergency
241909563 impact-of-emergency241909563 impact-of-emergency
241909563 impact-of-emergencyhomeworkping4
 
241905839 mpcvv-report
241905839 mpcvv-report241905839 mpcvv-report
241905839 mpcvv-reporthomeworkping4
 
241767629 ethics-cases
241767629 ethics-cases241767629 ethics-cases
241767629 ethics-caseshomeworkping4
 
241716493 separation-of-powers-cases
241716493 separation-of-powers-cases241716493 separation-of-powers-cases
241716493 separation-of-powers-caseshomeworkping4
 
241603963 drug-study-final
241603963 drug-study-final241603963 drug-study-final
241603963 drug-study-finalhomeworkping4
 
241573114 persons-cases
241573114 persons-cases241573114 persons-cases
241573114 persons-caseshomeworkping4
 
241566373 workshop-on-case-study
241566373 workshop-on-case-study241566373 workshop-on-case-study
241566373 workshop-on-case-studyhomeworkping4
 
241524597 succession-full-cases
241524597 succession-full-cases241524597 succession-full-cases
241524597 succession-full-caseshomeworkping4
 
241299249 pale-cases-batch-2
241299249 pale-cases-batch-2241299249 pale-cases-batch-2
241299249 pale-cases-batch-2homeworkping4
 
241262134 rubab-thesis
241262134 rubab-thesis241262134 rubab-thesis
241262134 rubab-thesishomeworkping4
 
241259161 citizenship-case-digests
241259161 citizenship-case-digests241259161 citizenship-case-digests
241259161 citizenship-case-digestshomeworkping4
 

Plus de homeworkping4 (20)

242269855 dell-case-study
242269855 dell-case-study242269855 dell-case-study
242269855 dell-case-study
 
242266287 case-study-on-guil
242266287 case-study-on-guil242266287 case-study-on-guil
242266287 case-study-on-guil
 
242259868 legal-research-cases
242259868 legal-research-cases242259868 legal-research-cases
242259868 legal-research-cases
 
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
 
241985748 plm-case-study
241985748 plm-case-study241985748 plm-case-study
241985748 plm-case-study
 
241946212 case-study-for-ocd
241946212 case-study-for-ocd241946212 case-study-for-ocd
241946212 case-study-for-ocd
 
241941333 case-digest-statcon
241941333 case-digest-statcon241941333 case-digest-statcon
241941333 case-digest-statcon
 
241909563 impact-of-emergency
241909563 impact-of-emergency241909563 impact-of-emergency
241909563 impact-of-emergency
 
241905839 mpcvv-report
241905839 mpcvv-report241905839 mpcvv-report
241905839 mpcvv-report
 
241767629 ethics-cases
241767629 ethics-cases241767629 ethics-cases
241767629 ethics-cases
 
241716493 separation-of-powers-cases
241716493 separation-of-powers-cases241716493 separation-of-powers-cases
241716493 separation-of-powers-cases
 
241603963 drug-study-final
241603963 drug-study-final241603963 drug-study-final
241603963 drug-study-final
 
241585426 cases-vii
241585426 cases-vii241585426 cases-vii
241585426 cases-vii
 
241573114 persons-cases
241573114 persons-cases241573114 persons-cases
241573114 persons-cases
 
241566373 workshop-on-case-study
241566373 workshop-on-case-study241566373 workshop-on-case-study
241566373 workshop-on-case-study
 
241524597 succession-full-cases
241524597 succession-full-cases241524597 succession-full-cases
241524597 succession-full-cases
 
241356684 citibank
241356684 citibank241356684 citibank
241356684 citibank
 
241299249 pale-cases-batch-2
241299249 pale-cases-batch-2241299249 pale-cases-batch-2
241299249 pale-cases-batch-2
 
241262134 rubab-thesis
241262134 rubab-thesis241262134 rubab-thesis
241262134 rubab-thesis
 
241259161 citizenship-case-digests
241259161 citizenship-case-digests241259161 citizenship-case-digests
241259161 citizenship-case-digests
 

Dernier

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Dernier (20)

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

Homework Help

  • 1. Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites LAPORAN KASUS MYELITIS Pembimbing : Dr. Achmad Junaidi, Sp.S Oleh : Siti Hardianti Harahap S.Ked 04104705244
  • 2. DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN NEURO RSMH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2012 HALAMAN PENGESAHAN Laporan Kasus berjudul : Myelitis Oleh: Siti Hardianti Harahap, S. Ked. 04104705278 Telah dinilai dan diterima sebagai salah satu persyaratan kepaniteraan klinik senior di Departemen Ilmu Kedokteran Saraf RSMH Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang, Februari 2012
  • 3. RSMH Palembang. (Dr. Achmad Junaidi, Sp. S) KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat-syarat kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kedokteran Saraf. Dengan disusunnya laporan kasus ini, diharapkan bisa sedikit memberikan gambaran myelitis, khususnya untuk mengetahui cara penegakan diagnosis dan penatalaksaannya bagi dokter umum. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Achmad Junaidi, Sp. S, Selaku pembimbing penyusunan laporan kasus ini dengan memberikan bimbingan dan nasehat dalam penyelesaian laporan kasus ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada teman- teman, serta staf bagian saraf, dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Dengan menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kelemahan yang terdapat dalam penulisan laporan kasus ini, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.
  • 4. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii KATA PENGANTAR..................................................................................... iii DAFTAR ISI.................................................................................................... iv BAB I LAPORAN KASUS 1.1 Identifikasi................................................................................................. 1 1.2 Anamnesis.................................................................................................. 1 1.3 Pemeriksaan Fisik...................................................................................... 1 1.4 Pemeriksaan Penunjang............................................................................. 10 1.5 Diagnosis Banding..................................................................................... 10 1.6 Diagnosis Kerja.......................................................................................... 10 1.7 Penatalaksanaan......................................................................................... 10 1.8 Prognosis.................................................................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi................................................................................ 12 2.2 Myelitis ..................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 25
  • 5. BAB I LAPORAN KASUS 1.1 IDENTIFIKASI Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 48 tahun Kebangsaan : Indonesia Alamat : JL Rama Raya RT 48, RW 11, Kel. Alang-Alang Lebar, Sukarami Palembang. Agama : Islam MRS : 26 Januari 2012 1.2 ANAMNESIS Penderita dirawat di bagian Neurologi RSMH karena tidak bisa berjalan akibat kelemahan kedua tungkai yang terjadi secara tiba-tiba ± 1 tahun SMRS penderita mengalami kelemahan kedua tungkai perlahan- lahan, diawali dengan rasa berat pada kedua tungkai, dan tidak bisa digerakkan sejak 1 hari SMRS. Selain itu, 1 hari SMRS os mengeluh kaki tidak berasa ketika menginjak air panas, tidak BAK dan BAB, tidak berkeringat mulai dari bagain dada ke bawah, demam (-).
  • 6. Riwayat jatuh terduduk tidak ada, riwayat batuk lama tidak ada, riwayat menderita ISPA sebelumnya tidak ada, riwayat vaksinasi sebelumnya tidak ada, riwayat darah tinggi tidak ada, riwayat kencing manis tidak ada. 1.3 PEMERIKSAAN FISIK Status Internus ( P emeriksaan tanggal 15 Pebruari 2011) Vital sign : Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5) Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 74 x/menit Laju pernapasan : 20 x/menit Temperatur : 36,8 0 C Pemeriksaan Sistem Kepala dan leher : JVP 5-2 cmH2O Thoraks - Jantung : HR 74 kali/menit, murmur (-), Gallop (-) - Paru : Vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : Cembung, lemas, hepar dan lien tidak teraba, Bu (+) normal Genitalia : Tidak diperiksa Ekstremitas : edema (-), Deformitas (-) Status Psikiatrikus Sikap : Kooperatif Ekspresi Muka : Wajar Perhatian : Ada Kontak Psikis : Ada Status Neurologikus Kepala Bentuk : Brachiocephali Deformitas : Tidak ada Ukuran : Normocephali Fraktur : Tidak ada Simetris : Simetris Nyeri Tekan : Tidak ada
  • 7. Hematom : Tidak ada P. Darah : Pelebaran (-) Tumor : Tidak ada Pulsasi : Tidak ada Leher Sikap : Lurus Deformitas : Tidak ada Torticolis : Tidak ada Tumor : Tidak ada Kaku kuduk : Ada P. Darah : Pelebaran (-) Syaraf-syaraf otak N. Olfaktorius Kanan Kiri Penciuman : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Anosmia : Tidak ada Tidak ada Hyposmia : Tidak ada Tidak ada Parosmia : Tidak ada Tidak ada N. Optikus Kanan Kiri Visus : 6/6 6/6 Campus visi : V.O.D V.O.S Anopsi : Tidak ada Tidak ada Hemianopsia : Tidak ada Tidak ada Fundus Oculi - Papil edema : Tidak ada Tidak ada - Papil atrofi : Tidak ada Tidak ada - Perdarahan retina : Tidak ada Tidak ada N. Occulomotorius, Trochlearis, Abduscens Kanan Kiri Diplopia : Tidak ada Tidak ada Celah mata : Tidak ada Tidak ada
  • 8. Ptosis : Tidak ada Tidak ada Sikap bola mata - Strabismus : Tidak ada Tidak ada - Exophtalmus : Tidak ada Tidak ada - Enophtalmus : Tidak ada Tidak ada - Deviation conjugae: Tidak ada Tidak ada Gerakan bola mata : Baik ke segala arah Baik ke segala arah Pupil - Bentuk : Bulat Bulat - Besar : Ø 3mm Ø 3mm - Isokor/anisokor : Isokor Isokor - Midriasis/miosis : Tidak ada Tidak ada - Reflek cahaya o Langsung : (+) (+) o Konsensuil : (+) (+) o Akomodasi : (-) (-) - Argyl Robertson : Tidak ada Tidak ada N. Trigeminus Kanan Kiri Motorik - Menggigit : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan - Trismus : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan - Refleks kornea : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Sensorik - Dahi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan - Pipi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan - Dagu : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan N. Facialis Kanan Kiri Motorik - Mengerutkan dahi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
  • 9. - Menutup mata : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan - Menunjukkan gigi : Sudut mulut tertinggal Tidak ada kelainan - Lipatan nasolabialis : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan - Bentuk muka o Istirahat : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan o Berbicara/bersiul : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Sensorik - 2/3 depan lidah : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Otonom - Salivasi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan - Lakrimasi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan - Chvostek’s sign : Tidak ada Tidak ada N. Statoacusticus Kanan Kiri N. Cochlearis Suara bisikan : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Detik arloji : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tes Weber : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tes Rinne : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan N. Vestibularis Kanan Kiri Nistagmus : Tidak ada Tidak ada Vertigo : Tidak ada Tidak ada N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Kiri Arcuspharingeus : Tidak ada kelaianan Uvula : Tidak ada kelainan Gangguan Menelan : Tidak ada kelainan
  • 10. Suara serak/sengau : Tidak ada kelainan Denyut jantung : Tidak ada kelainan Reflek - Muntah : Tidak ada kelainan - Batuk : Tidak ada kelainan - Okulo kardiak : Tidak ada kelainan - Sinus karotikus : Tidak ada kelainan Sensorik - 1/3 belakang lidah: Tidak ada kelaianan N. Accessorius Kanan Kiri Mengangkat bahu : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Memutar kepala : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan N. Hypoglossus Kanan Kiri Mengulur lidah : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Fasikulasi : Tidak ada Tidak ada Atrofi papil : Tidak ada Tidak ada Disartria : Tidak ada Tidak ada Motorik Lengan Kanan Kiri Gerakan : Cukup cukup Kekuatan : 5 5 Tonus : Normal Normal Reflek Fisiologis - Biceps : Normal Normal - Triceps : Normal Normal - Radius : Normal Normal - Ulna : Normal Normal Reflek Patologis
  • 11. - Hoffman Tromner : Tidak ada Tidak ada - Leri : Tidak ada Tidak ada - Meyer : Tidak ada Tidak ada - Trofik : Tidak ada Tidak ada Tungkai Kanan Kiri Gerakan : Kurang Kurang Kekuatan : 2 4 Tonus : Menurun Menurun Klonus - Paha : (-) (-) - Kaki : (-) (-) Reflek Fisiologis - KPR : Menurun Menurun - APR : Menurun Menurun Reflek Patologis - Babinsky : (+) (+) - Chaddock : Tidak ada Tidak ada - Oppenheim : Tidak ada Tidak ada - Gordon : Tidak ada Tidak ada - Schaeffer : Tidak ada Tidak ada - Rossolimo : Tidak ada Tidak ada - Mendel bechterew : Tidak ada Tidak ada Reflek Kulit Perut - Atas : Tidak ada - Tengah : Tidak ada - Bawah : Tidak ada - Reflek cremaster : Tidak ada - Trofik : Tidak ada
  • 12. Sensorik : Hipestesi dari kedua ujung kaki sampai 2 jari di bawah papilla mammae Fungsi Vegetatif Miksi : Retensio urine Defekasi : Retensio Alvi Kolumna Vertebralis Kyposis : Tidak ada Lordosis : Tidak ada Gibbus : Tidak ada Deformitas : Tidak ada Tumor : Tidak ada Meningocele : Tidak ada Hematoma : Tidak ada Nyeri ketok : Tidak ada Gejala Rangsangan Meningeal Kanan Kiri Kaku kuduk : (-) Kerniq : (-) (-) (-) Lasseque : (-) (-) (-) Brudzinsky : (-) - Neck : (-) - Check : (-) - Symphisis : (-) - Leg I : (-) - Leg II : (-) Gait dan Keseimbangan Gait Keseimbangan dan Koordinasi Ataxia : Tidak ada Romberg : Tidak ada Hemiplegic : Tidak ada Dysmetri Scissor : Tidak ada - Jari-jari : Tidak ada Proplusion : Tidak ada - Jari-hidung : Tidak ada
  • 13. Histeric : Tidak ada - Tumit-tumit : Tidak ada Limping : Tidak ada - Rebound phenomen : Tidak ada Steppage : Tidak ada - Dysdiadochokinesis : Tidak ada Astasia-abasia : Tidak ada - Trunk Ataxia : Tidak ada Gerakan Abnormal Tremor : Tidak ada Chorea : Tidak ada Athetosis : Tidak ada Ballismus : Tidak ada Dystoni : Tidak ada Mycloni : Tidak ada Fungsi Luhur Afasia motorik : Tidak ada Afasia sensorik : Tidak ada Apraksia : Tidak ada Agrafia : Tidak ada Alexia : Tidak ada Afasia nominal : Tidak ada 1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin ; Parameter Hasil Hemoglobin 11,9 mg/dl Eritrosit 3.940.000 / mm3 Hematokrit 35% Leukosit 11.400/mm3 LED 94 mm/jam Trombosit 163.000/mm3
  • 14. Hitung jenis • Basofil • Eosinofil • Batang • Segmen • Limfosit • Monosit 0% 3% 2% 64% 22% 9% MRI Thoracal Kesan: Tidak tampak tanda-tanda stenosis canalis thoracalis Tidak tampak kelaianan lain pada pemeriksaan MRI toracal Rontgen Thorak Rontgen thoracolumbal AP/Lat Kesan : Spondylosis Lumbalis 1.5 DIAGNOSIS BANDING SOL 1.6 DIAGNOSIS Diagnosis Klinik : Paraparese inferior flaccid + hipestesi mulai dari ujung jari kedua kaki sampai 2 jari di bawah papilla mammae + retensio urine Diagnosis Topik : Lesi transversal total setinggi T3-T4 Diagnosis Etiologi: myelitiis 1.7 PENGOBATAN Bedrest
  • 15. Diet BB IVFD Nacl 0,9% gtt xx/mnt Pemasangan Kateter Medikamentosa - Inj. Methylprednisolon 2 x 125 mg (IV) - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr IV - Vit. B1B6B12 3x1 tab - Laxadine syrup 3x 1 cth 1.8 PROGNOSIS Quo ad vitam : bonam Quo ad functionam : dubia at bonam
  • 16. BAB II TINJAUAN PUSTAKA MIELITIS TRANSVERSA AKUT 1. Definisi Myelitis Transversa adalah kelainan neurologis yang disebabkan oleh peradangan di kedua sisi dari satu tingkat, atau segmen, dari sumsum tulang belakang. Istilah myelitis mengacu pada radang sumsum tulang belakang; transversal hanya menggambarkan posisi peradangan, yaitu, di seberang lebar dari sumsum tulang belakang. Serangan peradangan bisa merusak atau menghancurkan myelin, substansi lemak yang meliputi isolasi sel serabut saraf. Ini menyebabkan kerusakan sistem saraf yang mengganggu inpuls antara saraf-saraf di sumsum tulang belakang dan seluruh tubuh. 2. Epidemiologi Myelitis Transversa terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, di kedua jenis kelamin, dan di semua ras. Faktor predisposisi pada keluarga tidak jelas. Sebuah puncaknya pada tingkat insiden (jumlah kasus baru per tahun) tampaknya terjadi antara 10 dan 19 tahun dan 30 dan 39 tahun. Meskipun hanya beberapa studi telah meneliti tingkat insiden, diperkirakan bahwa sekitar 1.400 kasus baru didiagnosis myelitis melintang setiap tahun di Amerika Serikat, dan sekitar 33.000 orang Amerika memiliki beberapa jenis kecacatan akibat gangguan ini. 3. Etiologi
  • 17. Para peneliti tidak yakin mengenai penyebab pasti transversa myelitis. Peradangan yang menyebabkan kerusakan yang luas pada medulla spinalis dapat diakibatkan oleh infeksi virus, reaksi kekebalan yang abnormal, atau tidak cukup aliran darah melalui pembuluh darah yang terletak di sumsum tulang belakang. Myelitis Transversa juga dapat terjadi sebagai komplikasi sifilis, campak, penyakit Lyme, dan beberapa vaksinasi, termasuk untuk cacar dan rabies serta idiopatik. Myelitis transversa sering berkembang akibat infeksi virus. Agen infeksi yang dicurigai menyebabkan myelitis transversa termasuk varicella zoster, herpes simpleks, sitomegalovirus, Epstein-Barr, influenza, echovirus, human immunodeficiency virus (HIV), hepatitis A, dan rubella. Bakteri infeksi kulit, infeksi telinga tengah (otitis media), dan Mycoplasma pneumonia. 3. Patogenesis Pasca-kasus infeksi mekanisme sistem kekebalan tubuh yang aktif akibat virus atau bakteri, tampaknya memainkan peran penting dalam menyebabkan kerusakan pada saraf tulang belakang. Meskipun peneliti belum mengidentifikasi mekanisme yang tepat bagaimana terjadinya cedera tulang belakang dalam kasus ini, mungkin rangsangan sistem kekebalan sebagai respon terhadap infeksi menunjukkan bahwa reaksi kekebalan tubuh mungkin bertanggung jawab. Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh, yang biasanya melindungi tubuh dari organisme asing, keliru menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan inflamasi dan, dalam beberapa kasus,menyebabkan kerusakan myelin dalam sumsum tulang belakang Beberapa kasus myelitis transversa akibat dari malformasi arteriovenosa spinal (kelainan yang mengubah pola-pola normal aliran darah) atau penyakit pembuluh darah seperti aterosklerosis yang menyebabkan iskemia, penurunan tingkat normal oksigen dalam jaringan sumsum tulang belakang. Iskemia dapat terjadi di dalam sumsum tulang belakang akibat penyumbatan pembuluh darah atau mempersempit, atau faktor-faktor lain yang kurang umum. Pembuluh darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan saraf tulang belakang dan membawa sisa metabolik. Ketika arterivenosus menjadi menyempit atau diblokir, mereka tidak dapat memberikan jumlah yang cukup sarat oksigen darah ke jaringan saraf tulang belakang. Ketika wilayah tertentu dari sumsum tulang belakang
  • 18. menjadi kekurangan oksigen, atau iskemik, sel saraf dan serat mungkin mulai memburuk relative dengan cepat. Kerusakan ini dapat menyebabkan peradangan luas, kadang- kadang menyebabkan myelitis transversal. Kebanyakan orang yang mengembangkan kondisi sebagai akibat dari penyakit vaskular melewati usia 50, punya penyakit jantung, atau baru saja menjalani operasi dada atau abdominal. 4. Gambaran klinis Myelitis transversa dapat bersifat akut (berkembang selama jam sampai beberapa hari) atau subakut (berkembang lebih dari 2 minggu hingga 6 minggu). Gejala awal biasanya mencakup lokal nyeri punggung bawah, tiba-tiba paresthesias (sensasi abnormal seperti membakar, menggelitik, menusuk, atau kesemutan) di kaki, hilangnya sensorik, dan paraparesis (kelumpuhan parsial kaki). Paraparesis sering berkembang menjadi paraplegia. Dan mengakibatkan gangguan genitourinary dan defekasi. Banyak pasien juga melaporkan mengalami kejang otot, perasaan umum tidak nyaman, sakit kepala, demam, dan kehilangan nafsu makan. Tergantung pada segmen tulang belakang yang terlibat, beberapa pasien mungkin juga akan mengalami masalah pernapasan. Dari berbagai macam gejala, empat ciri-ciri klasik myelitis transversa yang muncul: (1) kelemahan kaki dan tangan, (2) nyeri, (3) perubahan sensorik, dan (4) disfungsi pencernaan dan kandung kemih. Kebanyakan pasien akan mengalami berbagai tingkat kelemahan di kaki mereka, beberapa juga mengalaminya di lengan mereka. Awalnya, orang-orang dengan myelitis transversal mungkin menyadari bahwa kaki mereka tampak lebih berat dari biasanya. Perkembangan penyakit selama beberapa minggu sering mengarah pada kelumpuhan penuh dari kaki, yang mengharuskan pasien untuk menggunakan kursi roda.
  • 19. Nyeri adalah gejala utama dari myelitis transversa pada sepertiga sampai setengah dari semua pasien. Rasa sakit dapat dilokalisasi di punggung bawah atau dapat terdiri dari tajam, sensasi yang memancarkan bawah kaki atau lengan atau di sekitar dada. Pasien yang mengalami gangguan sensoris sering menggunakan istilah-istilah seperti mati rasa, kesemutan, dingin, atau pembakaran untuk menggambarkan gejala mereka. Sampai 80 persen dari mereka yang myelitis transversa memiliki kepekaan yang meningkat, sehingga pakaian atau sentuhan ringan dengan jari signifikan menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit (suatu keadaan yang disebut allodynia). Banyak juga mengalami peningkatan sensitivitas terhadap perubahan suhu yang ekstrem atau panas atau dingin. Gangguan pada genitourinary dan gastrointestinal mungkin melibatkan peningkatan frekuensi dorongan untuk buang air kecil atau buang air besar, inkontinensia, kesulitan buang air kecil, dan sembelit. Selama perjalanan penyakit, sebagian besar orang dengan myelitis transversa akan mengalami satu atau beberapa gejala. 5. Perjalanan penyakit Gejala biasanya dimulai dengan nyeri punggung yang timbul secara tiba-tiba, diikuti oleh mati rasa dan kelemahan otot kaki yang akan menjalar ke atas. Gejala tersebut bisa semakin memburuk dan jika menjadi berat akan terjadi kelumpuhan serta hilangnya rasa disertai dengan hilangnya pengendalian pencernaan dan kandung kemih. Lokasi terhambatnya impuls saraf pada medula spinalis menentukan beratnya gejala yang timbul. 6. Diagnosa Mielitis transversa harus dibedakan dari mielopati komprensi medula spinalis baik karena proses neoplasma medula spinalis intrinsik maupun ekstrensik, ruptur diskus intervertebralis akut, infeksi epidural dan polineuritis pasca infeksi akut (Sindrom Guillain Barre).
  • 20. Pungsi lumbal dapat dilakukan pada mielitis transversa biasanya tidak didapati blokade aliran likuor, pleositosis moderat (antara 20-200 sel/mm3) terutama jenis limfosit, protein sedikit meninggi (50-120 mg/100 ml) dan kadar glukosa normal. Berbeda dengan sindrom Guillain Barre di mana dijumpai peningkatan kadar protein tanpa disertai pleositosis. Dan pada sindrom Guillain Barre, jenis kelumpuhannya adalah flaksid serta pola gangguan sensibilitasnya di samping mengenai kedua tungkai juga terdapat pada kedua lengan. Lesi kompresi medula spinalis dapat dibedakan dari mielitis karena perjalanan penyakitnya tidak akut sering didahului dengan nyeri segmental sebelum timbulnya lesi parenkim medula spinalis. Selain itu pada pungsi lumbal dijumpai blokade aliran likuor dengan kadar protein yang meningkat tanpa disertai adanya sel. Dilakukan pungsi lumbal , CT scan atau MRI, mielogram serta pemeriksaan darah. 7. Penatalaksanaan Pemberian glukokortikoid atau ACTH, biasanya diberikan pada penderita yang datang dengan gejala awitanya sedang berlangsung dalam waktu 10 hari pertama atau bila terjadi progresivitas defesit neurologik. Glukokortikoid dapat diberikan dalam bentuk prednison oral 1 mg/kg berat badan/hari sebagai dosis tunggal selama 2 minggu lalu secara bertahap dan dihentikan setelah 7 hari. Bila tidak dapat diberikan per oral dapat pula diberikan metil prednisolon intravena dengan dosis 0,8 mg/kg/hari dalam waktu 30 menit. Selain itu ACTH dapat diberikan secara intramuskular denagn dosis 40 unit dua kali per hari (selama 7 hari), lalu 20 unit dua kali per hari (selama 4hari) dan 20 unit dua kali per hari (selama 3 hari). Untuk mencegah efek samping kortikosteroid, penderita diberi diet rendah garam dan simetidin 300 mg 4 kali/hari atau ranitidin 150 mg 2kali/hari. Selain itu sebagai alternatif dapat diberikan antasid per oral. Pemasangan kateter diperlukan karena adanya retensi urin, dan untuk mencegah terjadinya infeksi traktus urinarius dilakukan irigasi dengan antiseptik dan pemberian antibiotik sebagai prolifilaksis (trimetroprim-sulfametoksasol, 1 gram tiap malam). Konstipasi dengan pemberian laksan.
  • 21. Pencegahan dekubitus dilakukan dengan alih baring tiap 2 jam. Bila terjadi hiperhidrosis dapat diberikan propantilinbromid 15 mg sebelum tidur. Disamping terapi medikamentosa maka diet nutrisi juga harus diperhatikan, 125 gram protein, vitamin dosis tinggi dan cairan sebanyak 3 liter per hari diperlukan. Setelah masa akut berlalu maka tonus otot mulai meninggi sehingga sering menimbulkan spasme kedua tungkai, hal ini dapat diatasi dengan pemberian Baclofen 15- 80 mg/hari, atau diazepam 3-4 kali 5 mg/hari. Rehabilitas harus dimulai sedini mungkin untuk mengurangi kontraktur dan mencegah komplikasi tromboemboli. Homework Help https://www.homeworkping.com/ Math homework help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Algebra Help https://www.homeworkping.com/ Calculus Help https://www.homeworkping.com/ Accounting help https://www.homeworkping.com/ Paper Help https://www.homeworkping.com/ Writing Help https://www.homeworkping.com/ Online Tutor https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/