SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  57
Télécharger pour lire hors ligne
LAPORAN HASIL MAGANG

MANAJEMEN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI AFDELING IV PADA PT. PURI HIJAU
LESTARI DESA SUNGAI BUNGUR, MUARO JAMBI - JAMBI

Oleh:
Ibnu Kurniawan
D1B010028

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013

0
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu komoditi yang telah menerapkan konsep agribisnis dalam
pengembangannya adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.). Kelapa sawit di
Indonesia memilki arti penting karena mampu menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa negara. Minyak kelapa sawit
memilki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti minyak
kelapa, kedelai, bunga matahari, wijen dan kacang tanah. Keunggulan kelapa
sawit antara lain adalah produksi per hektar tinggi, umur ekonomis yang panjang
dan resiko kecil.
Permintaan minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) datang
dari Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia saat ini. India dan Cina
merupakan pasar terbesar CPO Indonesia. Bahkan, dua negara di atas menyerap
sekitar 70% total pasokan CPO dunia. Permintaan CPO India pada tahun 2012
mencapai 7,1 juta ton naik 5,18% dari tahun 2011 sebesar 6,75 juta ton. Impor
CPO Cina pada tahun 2012 naik dari 5,95 juta ton pada tahun 2011 menjadi 6,65
juta ton pada tahun 2012 (BPS, 2012). Provinsi Jambi salah satu Provinsi di
Indonesia yang tengah gencar meningkatkan produksi kelapa sawit. Perkebunan
kelapa sawit di Provinsi Jambi juga sudah tersebar luas dan mengalami
peningkatan yang cukup baik. Namun dari hal tersebut tidak luput juga dari
manajemen yang baik.
Sejalan dengan kebutuhan akan kelapa sawit yang terus meningkat
menyebabkan pelaku usaha terus mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit
terutama menghasilkan produk yang bernilai guna tinggi. Perkebunan kelapa
sawit tidak hanya dikembangkan oleh pemerintah dalam Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) saja tetapi juga dikembangkan oleh pihak swasta. Bagi investor
tentu kondisi ini menjadi peluang bisnis yang menentukan. Tak heran jika banyak
yang terjun dalam bisnis perkebunan kelapa sawit, mulai dari skala kecil yang
hanya puluhan hektar hingga perusahaan besar dengan luas lahan mencapai
ratusan hektar. Dengan pengembangan tersebut berdampak kepada meningkatnya

1
produksi kelapa sawit, yang mana secara tidak langsung akan meningkatkan
pendapatan daerah dan peluang lapangan kerja di Provinsi Jambi itu sendiri.
Tabel 1. Perkembangan luas areal, produksi dan produktifitas kelapa sawit di
Provinsi Jambi tahun 2006-2012.
Luas Areal

Produksi

Produktivitas

(Ha)

(Ton)

(Kg/Ha/Tahun)

2006

409.445

559.251

134.240

2007

448.899

1.087.524

151.678

2008

484.137

1.115.251

220.030

2009

493.737

1.241.921

259.141

2010

495.151

1.297.670

326.391

2011

532.293

2.131.328

391.490

2012

545.399

2.213.413

441.510

Jumlah

3.409.061

9.646.358

1.924.480

Tahun

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2013
Kelapa sawit telah menjadi bagian komoditas perkebunaan yang memilki
prospek pengembangan yang cukup cerah. Untuk mencapai produktifitas yang
optimal pada tanaman kelapa sawit, pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang
tinggi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: faktor lingkungan, faktor genetik
dan teknik budidaya. Tinggi produksi salah satunya tidak lepas dari pemanenan
tanaman yaitu suatu kegiatan pekerjaan memanen tanaman mulai dari berumur
empat tahun sampai lima tahun.
PT. Puri Hijau Lestari sebagai perusahaan kelapa sawit anakan dari makin
group melakukan beberapa kegiatan manajemen pemeliharaan atau perawatan,
pembibitan (sekarang tidak lagi), pemupukan maupun pemanenan. Luas areal
statetment makin group di Jambi: 26.728 Ha. Untuk makin group Jambi dibagi
menjadi 2 wilayah. Wilayah 1 dan wilayah 2, Luas areal statement wilayah 1
(RKK: 5.256 Ha, PHL: 5.221 Ha, MKI: 4.146 Ha). Dan 1 unit PKS (Pabrik
Kelapa Sawit) yang terletak di dalam PT. RKK yang mulai beroperasi pada tahun
2011 (PPKS Batanghari).
Manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Actuating),

2
dan pengawasan (Controlling) dalam rangka memberdayakan sumber daya yang
dimiliki organisasi baik Sumber Daya Manusia (SDM), modal, materil, maupun
teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Rangkaian
kegiatan tersebut dikenal sebagai fungsi-fungsi manajemen (Gumbira dan Harizt,
2004).
Panen adalah kegiatan memotong tandan matang dan pengutipan
brondolan yang kemudian dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
untuk kemudian diangkut ke pabrik untuk diolah (Lubis, 1992).
Manajemen pemanenan kelapa sawit adalah suatu kegiatan mengumpulkan
hasil usaha tani yaitu berupa Tandan Buah Segar (TBS) dari lahan budidaya yang
di dalamnya terdapat aspek-apek manajemen. Panen kelapa sawit perlu dilakukan
secara benar dan tepat karena panen merupakan pekerjaan utama di perkebunan
kelapa sawit dan menjadi sumber pemasukan uang ke perusahaan melalui
penjualan Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti Kelapa Sawit (IKS).
Tugas utama personil di lapangan adalah mengambil buah dari tanaman
dan mengantarkannya ke pabrik. Cara dan waktu panen yang tepat dapat
mempengaruhi kuantitas produksi (ekstrasi). Sementara itu, waktu yang tepat
dapat mempengaruhi kualitas produksi Asam Lemak Bebas (ALB). Karena itu
agar mencapai keuntungan (profit) perlu dilakukan manajemen pemanenan kelapa
sawit secara benar dan tepat agar perusahaan tidak mengalami kerugian, buah
sawit yang dipanen pun tidak mengalami kerusakan sehingga tidak mengganggu
kualitas serta kuantitas hasil panen.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis menarik judul yang akan
diamati yaitu “Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Di Afdeling IV Pada PT. Puri Hijau Lestari Desa Sungai
Bungur, Muaro Jambi – Jambi”.

1.2 Tujuan Magang
Adapun tujuan dari praktik magang adalah:
1. Mengamati dan mempelajari pelaksanaan manajemen pemanenan
Tandan Buah Segar (TBS) yang ada di PT. Puri Hijau Lestari.

3
2. Menambah wawasan dan pemahaman dalam melaksanakan kegiatan
pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) di PT. Puri Hijau Lestari.
3. Menganalisis sistem pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) yang
diterapkan PT. Puri Hijau Lestari dan membandingkan dengan literatur.
4. Meningkatkan kemampuan profesionalisme mahasiswa berdasarkan
kompetensinya agar dapat memahami dan menghayati proses kerja
secara nyata.

1.3 Metodologi Magang
Pelaksanaan praktik magang dilaksanakan selama kurun waktu 8 minggu
yaitu dimulai pada tanggal 30 Oktober 2013 sampai dengan 23 Desember 2013
bertempat di Afdeling 4 PT. Puri Hijau Lestari Desa Sungai Bungur Kabupaten
Muaro Jambi – Jambi. Kegiatan magang yang dilakukan meliputi kegiatan teknis
di lapangan dan manajerial baik di kebun maupun di kantor estate. Kegiatankegiatan tersebut disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh pihak
perusahaan tempat melaksanakan kegiatan magang. Dalam pelaksanaan magang,
metode pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Melaksanakan kerja lapangan langsung (metode observasi).
Yaitu pelaksanaan kegiatan dengan terjun langsung ke lapangan
dengan ikut serta dalam proses pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) dan
kegiatan lainnya.
2. Diskusi dan tanya jawab.
Dalam pengumpulan data perlu dilakukan diskusi atau tanya jawab
dengan manajer, asisten kepala, asisten divisi, mandor dan para karyawan
ataupun pekerja yang ada dilapangan dan lingkungan perusahaan yang
berhubungan dengan pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) mengenai halhal yang sudah dimengerti maupun yang belum mengerti.
3. Studi literatur dan pengamatan kegiatan
Mempelajari buku-buku dan sumber lainnya yang berhubungan
dengan segala aspek tanaman kelapa sawit khususnya manajemen dan
pemanenan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) serta
pengamatan kegiatan langsung yang dilakukan di lapangan.

4
II. KEADAAN PERUSAHAAN

2.1 Keadaan Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Puri Hijau Lestari (PHL) merupakan salah satu anak perusahaan
Matahari Kahuripan Indonesia (Makin Group) yang mengelola tanaman
perkebunan kelapa sawit dan berkedudukan di Jakarta.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2003 yang berlokasi di Desa Sungai
Bungur dan Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Provinsi
Jambi. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
(RKK), di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mekar Sari. Sebelah utara
berbatasan dengan PT. Batanghari Sawit Lestari (BSL) dan sebelah timur
berbatasan dengan Desa Sungai Bungur.
PT. Puri Hijau Lestari berlokasi di sekitar Desa Mekar Sari yakni berada
kurang lebih 40 km dari Kota Jambi, lokasi tersebut dapat ditempuh dalam waktu
lebih kurang satu setengah jam, sedangkan dari Mekar Sari ke PT. Puri Hijau
Lestari (PHL) dapat ditempuh lebih kurang satu setengah jam dalam kondisi jalan
lancar dan tidak hujan (jalan tidak becek). Pada musim hujan waktu tempuh
tersebut dapat menjadi lebih lama karena kondisi jalan berlumpur.
Lokasi perkebunan PT. Puri Hijau Lestari terletak di dua kecamatan yaitu
wilayah Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Sungai Gelam. PT. Puri Hijau
Lestari memiliki luas keseluruhan lahan 9.761,67 Ha. Untuk kebun dibagi atas
Afdeling 1 hingga Afdeling 6 dan dari beberapa kebun PT. Puri Hijau Lestari
merupakan kebun kemitraan, sementara Afdeling 2,5,6 adalah kebun inti.

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan PT. Puri Hijau Lestari adalah menjadi perusahaan nasional
kelas dunia dalam bidang pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) yang diakui
kepedulian dan usahanya dalam mengembangkan kemampuan masyarakat untuk
memperbaiki kualitas hidupnya dan meningkatkan kualitas lingkungan alam.

5
Sedangkan Misi PT. Puri Hijau Lestari adalah menciptakan dan
menyelenggarakan usaha pengolahaan Sumber Daya Alam (SDA) secara
ekonomik dan bertanggung jawab yang mampu meningkatkan nilai bagi
pemangku kepentingan dan membangun mendayagunakan potensi nasional secara
cerdas dan etika.

2.1.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusaahaan
Organisasi perusahaan merupakan suatu kemampuan orang-orang atau
secara bersamaan untuk menjalankan suatu kegiatan atau usaha dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan PT. Puri Hijau Lestari (PHL) Makin Group yang di
kepalai oleh seorang Senior Manajer. Dalam melakukan tugasnya Senior Manajer
dibantu oleh beberapa orang staf, pegawai dan karyawan.
Adapun tugas dan tangung jawab dari masing-masing personil dalam
struktur organisasi PT. Puri Hijau Lestari adalah sebagai berikut :
a. Senior Manajer/General Manager
Senior Manajer bertugas untuk menilai, mengontrol atau mengawasi
kegiatan perusahaan yang di pimpinnya dan membawahi semua staf,
pegawai dan karyawan baik di kebun maupun di pabrik.
b. Manajer Kebun/Estate Manager
Estate Manager bertangung jawab pada Senior Manager dan bertangung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan pada unit pekerjaan masing-masing serta
membawahi semua asisten, menjabarkan dan melaksanakan langkahlangkah kebijakan direksi dalam bidang tanaman, teknik, administrasi,
pelaporan tenaga kerja dan agraria, bertanggung jawab atas semua aset
yang ada di kebun termasuk pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM),
merencanakan dan mengawasi penempatan karyawan secara efektif dan
efisien, memberikan saran/usulan kepada direksi baik diminta maupun
tidak diminta untuk efektifitas dan efisiensi pengelolaan organisasi.
c. Asisten Afdeling/Field Assistant
Field Assistant bertugas membantu manajer dalam menyusun anggaran
tahunan, memeriksa dan mensuspensi seluruh kegiatan yang di gerakan di
setiap unit kerja serta memberi perintah pada mandor 1 dan para mandor

6
semua bagian untuk segera membuat perbaikan yang diperlukan bila
ditemukan ada penyimpangan, memberi petunjuk dan mengawasi kegiatan
operasional pegawai atau karyawan. Asisten afdeling bekerja berdasarkan
dalam bidang produksi, membuat Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan
Rencana Kerja Bulanan (RKB), mengevaluasi laporan kerja, mengajukan
permintaan alat atau barang yang dibutuhkan pada afdeling, menerima
tugas-tugas khusus dan pelimpahan wewenang dari asisten kepala manajer.
d. Kepala Tata Usaha (KTU)
Kepala Tata Usaha membantu manajer dalam menyusun administrasi
kantor dan pengambilan upah/gaji karyawan. Disamping itu, KTU
melakukan pencatatan, pengelompokan dan pengawasan semua transaksi
dan membuat buku besar, account report, progress report dan laporan
lainnya, bekerja sama dengan petugas umum membina dan memberi
petunjuk

kepada

karyawan

dalam

meningkatkan

kesejahteraan,

keagamaan, olahraga, lingkungan hidup, gotong royong, koperasi dan
keamanan karyawan di lingkungan kantor kebun.
e. Mandor 1
Mandor 1 bertugas membantu Field Assistant dalam melaksanakan
supervisi ke lapangan dan memberi arahan tentang pekerjaan yang akan di
kerjakan kepada mandor lapangan, pekerjaan yang diarahkan sudah diatur
oleh Field Assistant dan Mandor 1 sebagai jendralnya di lapangan.
f. Kerani divisi
Kerani divisi bertugas mengelola laporan yang diterima dari Field
Assistant laporan realisasi harian dan realisasi kerja serta memeriksa
kembali administrasi divisi lainya, mengisi daftar presensi, tenaga kerja,
laporan

harian

kegiatan

lapangan.

Melaksanakan

administrasi

kepegawaian sehari-hari, administrasi surar-surat serta komunikasi dengan
unit lainya.
g. Mandor lapangan
Mandor lapangan bertangung jawab kepada Mandor 1 dan Field Assistant
dalam pelaksanaan kegiatan kerja karyawan di lapangan dan meyerahkan

7
laporan kerja mandor kepada asisten afdeling serta memberikan arahan
dan pengawasan pada karyawan di lapangan.
h. Kerani buah
Bertanggung jawab kepada Field Assistant dalam mencatat produksi di
lapangan, baik kuantitas dan kualitas. Adapun tenaga kerja yang ada di PT.
Puri Hijau Lestrai (PHL) yaitu :
a. Staf
Golongan staf terdiri dari Senior Manajer, Manajer, Field Assistant,
Kepala Tata Usaha. Untuk merekrut staf harus melakukan trainning
terlebih dahulu, dan berdasarkan evaluasi dari kebun di kirim ke
direksi, baru ke kantor pusat.
b. Pegawai Bulanan (PB)
Merupakan pegawai SKU yang telah diangkat oleh Senior Manajer.
c. Serikat Kerja Umum (SKU)
Merupakan karyawan bulanan yang di gaji berdasarkan banyaknya
hari kerja. Pegawai ini diangkat oleh Senior Manajer.
d. Pekerja Harian Lepas (PHL)
Merupakan pekerjaan yang bekerja berdasarkan banyaknya volume
kerja yang ada di kebun.

2.1.4 Kondisi Lahan dan Pembukaan Lahan
Perkebunan kelapa sawit di PT. Puri Hijau Lestari dibangun di daerah
dataran rendah, mayoritas lahan kebun ini pada areal pertanaman sebagian besar
rawa. Jenis tanah di lokasi perkebunan PT. Puri Hijau Lestari tanahnya gambut
(organosol) dengan tekstur tanah kehitaman berpasir. Jenis tanah tersebut
merupakan tanah mengandung zat asam yang sangat tinggi, tanah ini sebelum
melakukan penanaman kelapa sawit harus terlebih dahulu ditaburkan dengan
pupuk dolomit, agar keasaman tanah hilang atau berkurang. Pembukaan lahan
perkebunan kelapa sawit PT. Puri Hijau Lestari mulai dari steking lahan,
pembabatan semak dan pohon-pohon. Hal ini merupakan langkah awal
pembukaan areal baru. Pekerjaan tersebut dilakukan secara manual dengan tenaga
manusia atau dengan alat-alat tradisional. Akan tetapi supaya lebih praktis baik

8
dari segi tenaga, waktu maupun biaya saat ini lebih sering dilakukan secara
mekanis dengan menggunakan eskavator, traktor dan buldoser. Penebangan pohon
awal pembukaan areal baru dilakukan ke satu arah. Hasil penebangan di potongpotong untuk mempercepat pengeringan dan mempermudah pembakaran, hasil
tebangan dibiarkan dalam jangka waktu tertentu, yaitu kurang lebih 3 – 6 bulan
selanjutnya dikumpulkan dengan secara mekanis dan mengunakan alat-alat
tradisional.

2.1.5 Letak Geografis Perusahaan
PT. Puri Hijau Lestari berlokasi di sekitar Desa Mekar Sari yakni berada
kurang lebih 40 km dari Kota Jambi, lokasi tersebut dapat ditempuh dalam waktu
lebih kurang satu setengah jam, sedangkan dari Mekar Sari ke PT. Puri Hijau
Lestari (PHL) dapat ditempuh lebih kurang satu setengah jam dalam kondisi jalan
lancar dan tidak hujan (jalan tidak licin). Pada musim hujan waktu tempuh
tersebut dapat menjadi lebih lama karena kondisi jalan berlumpur. Sebelah utara
perkampungan seperti Manis Mato, Londerang dan Rantau Panjang, Danau
Padang dan Sungai Batanghari dengan anak-anak sungainya. Sebelah selatan
perkebunan kelapa sawit PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (RKK) Mekarsari.
Sebelah timur perkebunan Kelurahan Tanjung, Desa Sogo, Pulau Tiga, Seponjen,
Sungai Bungur, Suko Berajo, Sungai Kumpeh dengan anak-anak sungainya serta
PT. WSI. Sebelah barat perkebunan Desa Ramin, Rukam, perkebunan PT. Bukit
Sawit Lestari.

2.1.6 Luas Area dan Tata Guna Lahan
PT. Puri Hijau Lestari memiliki luas area secara keseluruhan 5.370,40 Ha
yang terdiri dari kebun inti dan kemitraan dengan luas kebun inti seluas 3.148,34
Ha dan luas kebun kemitraan seluas 2.222,07 Ha, saat ini kemitraan yang
dilakukan PT. Puri Hijau Lestari masih berjalan sebagaimana semestinya.
Luas areal kebun inti dan kemitraan terbagi menjadi 6 afdeling yang
masing-masing afdeling memiliki luasan yaitu Afdeling 1 Koperasi Wahana
Agung 609,59 Ha, Afdeling 2 Inti 1.001,17 Ha, Afdeling 3 Koperasi Mekar Jaya
1.147,30 Ha, Afdeling 4 Koperasi Harapan Jaya 465,18 Ha, Afdeling 5 Inti

9
1.053,29 Ha, Afdeling 6 Inti 1.093,88 Ha untuk jelasnya luas area perkebunan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Luas area seluruh dan kemitraan afdeling PT. Puri Hijau Lestari
No

Nama Afdeling

Luas (ha)

1

Afdeling 1 Koperasi Wahana Agung

2

Afdeling 2 Inti

1.001,17 Ha

3

Afdeling 3 Koperasi Mekar Jaya

1.147,30 Ha

4

Afdeling 4 Koperasi Harapan Jaya

5

Afdeling 5 Inti

1.053,29 Ha

6

Afdeling 6 Inti

1.093,88 Ha

Total

609,59 Ha

465,18 Ha

5.370,40 Ha

Sumber: Kantor K8 PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur

2.1.7 Profil Afdeling 4
2.1.7.1 Letak Geografis Afdeling
Afdeling 4 berada pada bagian paling ujung dari keseluruhan area unit
Sungai Bungur dengan jarak tempuh 4 km dari kantor kebun PT. Puri Hijau
Lestari Sungai Bungur (K8). Batas-batas areal afdeling 4 adalah sebelah utara
berbatasan dengan kebun masyarakat Seponjen, sebelah barat berbatasan dengan
areal afdeling 3 koperasi Mekar Jaya, sebelah timur berbatasan dengan afdeling
12 kebun Seponjen dan sebelah selatan berbatasan dengan SK Berdikari Desa
Sungai Bungur.

2.1.7.2 Kondisi Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di PT. Puri Hijau Lestari
merupakan varietas Tenera (Dura x Psifera) yang berasal dari Marihat dan
Socfindo. Tanaman kelapa sawit yang ditanam di PT. PHL telah memasuki
Tanaman Mengahasilkan (TM) sebagian Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
dan rencana Tanaman Baru (TB) dengan pola tanam yang digunakan adalah
segitiga sama sisi yaitu 8,8 m x 8,8 m x 8,8 m dan jarak antara pasar rintis
(gawangan) 7,6 m. sehingga standar populasi untuk lahan gambut adalah 150
tanaman per hektar.

10
Kondisi tanaman kelapa sawit di PT. Puri Hijau Lestari memiliki rata-rata
tinggi pokok kurang lebih 2 – 5 m, dengan berat janjang rata-rata 7 kg tergantung
dari tahun tanam dan luasan blok sedangkan untuk produksi TBS bisa mencapai 2
ton/hari/hancak tergantung dari cakupan area. Populasi tanaman saat ini tidak
seutuhnya hidup berkuranganya populasi tanaman disebabkan oleh tanaman yang
tidak produktif mengalami stagnasi, pohon rebah, terserang penyakit dan pohon
tidak tumbuh normal akibat kondisi lahan. Sedangkan luas area, jenis tanaman dan
produksi akan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Luas areal, jumlah tanaman dan produksi kebun Sungai Bungur PT. Puri
Hijau Lestari

Areal

Belum
Tertan
am

Pena
mbah
an

(Ha)

Kebun

Ter
Tanam

(Ha)

(Ha)

Berbuah

Belum

Total

Pkk
/Ha

-

46.161

30.777

76.938

133

145.461

0

145.461

145

Jumlah Pokok

Sph

AFD 1

609,59

578,46

31,13

AFD 2

1.001,17

1.001,17

0,00

AFD 3

1.147,30

1.052,59

94,71

-

132.233

15.587

147.820

140

AFD 4

465,18

368,64

96,54

1,90

36.208

14.060

50.268

136

AFD 5

1.053,29

848,69

204,60

-

89.960

32.871

122.831

145

AFD 6

1.093,88

991,67

102,21

-

105.900

37.449

143.349

145

Total

5.370,41

4.841,22

529,19

1,90

555.923

130.744

686.667

142

Sumber: Kantor K8 PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai bungur

Berdasarkan tabel di atas luasan area PT. Puri Hijau Lestari belum
sepenuhnya di tanami kelapa sawit dimana dari tabel di atas disajikan luasan blok
keseluruhan mencapai 5.370,41 Ha dengan pencapaian luasan tanaman mencapai
4.839,09 Ha. Artinya luasan yang tidak tertanam kelapa sawit mencapai 531,09
Ha.

11
2.1.7.3 Struktur Organisasi
Susunan Manajemen dan Struktur Organisasi pada Afdeling 4 Kebun
Sungai Bungur.
Manajer
Asisten
Afdeling
Kerani
Afd
Mandor
Panen
Kerani
Panen
Kerani
Kirim

Mandor
1
Mandor
Mandor Mandor Mandor Mandor
Pemupukan Chemist Umum Pemel PHPT

Gambar 1. Bagan struktur organisasi afdeling 4 PT. Puri Hijau Lestari

2.2 Kegiatan Perusahaan
2.2.1 Pelaksanaan Kegiatan
Semua pelaksanaan kegiatan kebun PT. Puri Hijau Lestari dimulai dengan
master pagi atau apel pagi sedangkan untuk karyawan kantor tanpa apel pagi. Para
karyawan atau pekerja produksi di kebun berkumpul untuk melaksanakan apel
pagi pada pukul 05.30 WIB. Masing-masing karyawan kantor maupun kebun
menyampaikan permasalahan dan kendala yang dihadapi agar mendapat
penyelesaian dari atasan mereka. Selain itu disampaikan pula informasi-informasi
tentang perkembangan perusahaan. Pelaksanaan aktivitas kerja kantor kebun di
PT. Puri Hijau Lestari dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan hari Sabtu
dimulai pada pukul 07.00 – 16.00 WIB sedangkan menurut dari ketetapan
perusahaan untuk di kebun dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan hari
Sabtu dimulai setelah apel pagi sekitar pukul 07.00 – 14.00 WIB dengan jam
istirahat pukul 12.00 WIB namun seringkali pelaksanaan kegiatan dilakukan
hingga sore hari dikarenakan untuk pencapaian target-target lapangan yang belum
terselesaikan.
Selama penulis mengikuti kegiatan di area lahan yang dilaksanakan di
afdeling 4 kebun Sungai Bungur berkumpul di lokasi apel pagi pada pukul 05.30
WIB namun seringkali dimulai hingga pukul 05.45 WIB sambil mandor 1

12
menunggu para mandor lapangan hadir semua di lokasi. Pada saat
dilaksanakannya apel

pagi

tersebut

mandor 1

mengkoordinasikan dan

mengevaluasi hasil kerja mandor-mandor pada hari sebelumnya dan perencanaan
yang akan dilakukan pada hari itu. Adapun tambahan dari asisten afdeling
memberikan pengarahan, intruksi teknik pekerjaan, evaluasi hasil kerja kepada
mandor-mandor tentang pekerjaan serta target yang dilaksanakan pada hari itu
serta menyampaikan berbagai informasi tentang perkembangan perusahaan dan
afdeling serta kegiatan lainnya. Setelah rangkaian apel pagi terselesaikan
kemudian ditutup oleh pembacaan doa yang dilakukan oleh salah satu mandor
yang bertugas pada hari itu untuk memimpin doa.
Para mandor bubar dan membentuk barisan baru untuk mengumpulkan para
anggotanya yang membawa kentosan (bibit sawit liar) dan brondolan yang akan
dikumpulkan setelah apel pagi selesai, aturan tersebut dilakukan oleh manajemen
perusahaan sebagai tiket harian apel pagi mereka yang berfungsi mengurangi
keberadaan kentosan dan brondolan di sekitaran pokok sawit yang menganggu
aktivitas kebun, kebersihan dan kualitas produksi. Pada saat yang sama para
mandor juga melaksanakan tugasnya yaitu memberikan lembar kehadiran
karyawan (absensi) kepada anggota dan dilanjutkan pembagian tugas dan
pemberian arahan terhadap pekerjaan mereka masing-masing agar seluruh
rangkaian pekerjaan yang diintruksikan kepada pekerja merata. Setelah
pembagian kerja dan absensi selesai para pekerja meninggalkan lokasi apel pagi
dan bergegas bekerja ke tempat mereka yang telah diintruksikan oleh mandor
mereka masing-masing. Sedangkan para mandor kembali sejenak ke rumah
mereka masing-masing untuk sekedar sarapan dan persiapan segala hal lainnya
sebelum mereka mengawasi pekerjaan para tenaga kerja pelaksana. Asisten
afdeling menjumpai mereka di tempat berkumpulnya para mandor (base camp)
untuk sekedar penambahan informasi dan mengumpulkan lembar kerja mandor
dan administrasi lainnya yang diperlukan.
Pelaksanaan kegiatan teknis di lapangan ditulis oleh penulis berdasarkan
aktivitasnya sebagai pendamping mandor melalui kegiatan mengikuti dan
melakukan semua aktivitas pemeliharaan tanaman hingga panen Tandan Buah
Segar (TBS). Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan mengevaluasi

13
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan mandor di lapangan, membantu suatu
pekerjaan, serta mempelajari pembuatan laporan administrasi.

2.2.2 Teknis Pemeliharaan Tanaman Mengahasilkan
Pemeliharaan tanaman menghasilkan merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan dan mendapatkan kondisi tegakan tanaman serta mendapatkan
tanaman yang sehat yang mampu berproduksi sesuai standar atau sesuai dengan
yang diharapkan. Pengurangan standar pemeliharaan pada tahap ini tidaklah
menguntungkan secara ekonomis dalam jangka panjang. Tanaman harus
dipelihara dengan baik selama 25 tahun, dan biaya pengelolaan yang baik akan
tertutup oleh produksi yang tinggi sampai tanaman tersebut replanting.
Pemeliharaan tanaman menghasilkan juga melaksanakan serangkaian
aktivitas kerja rawat pada areal tanaman yang telah berproduksi. Perawatan
Tanaman Menghasilkan (TM) merupakan lanjutan dari pemeliharaan Tanaman
Belum Menghasilkan (TBM), perawatan TM ditujukan untuk memperoleh
produksi optimal. Tujuan kegiatan rawat tanaman menghasilkan adalah untuk
menjaga agar tanaman tumbuh normal dan berpotensi produksi tinggi serta
mempermudah pekerjaan pemanenan. Untuk mencapai hal tersebut yang menjadi
prioritas utama adalah pemeliharaan ataupun perawatan sarana dan prasarana
pendukung kegiatan di areal lahan perkebunan kelapa sawit, pemupukan,
optimalisasi kesuburan tanah dan air, pelaksanaan tunasan, perawatan gawangan,
pemberantasan gulma secara manual dan kimia sebagai tindakan memperkecil
losses produksi. Pekerjaan rawat tanaman menghasilkan yang dilakukan di
perkebunan kelapa sawit dibagi menjadi pekerjaan rutin dan non rutin.

2.2.2.1 Pemeliharaan Jalan
Jalan adalah sarana transportasi utama pada lokasi perkebunan kelapa
sawit yang mempunyai peran penting untuk pemeliharaan tanaman, akses tenaga
kerja dan produksi. Jenis jalan di area perkebunan kelapa sawit pada umumnya
dibedakan atas 4 (jenis), yaitu:

14
1. Jalan akses (Access Road)
Jalan akses berfungsi sebagai jalan utama yang menghubungkan tiap
afdeling, pabrik, emplasemen dan keluar kebun. Disamping itu, berfungsi
juga sebagai jalan untuk pengangkutan hasil produksi dari pabrik ke
pelabuhan. Lebar jalan akses keseluruhan (termasuk bahu jalan) adalah
10-12 m. Sedangkan lebar bersih badan jalan dibuat 8-9 m, diperkeras
secara penuh (ketebalan 15-20 cm), berbentuk cembung dan dilengkapi
dengan parit jalan untuk mengumpulkan aliran permukaan pada badan
jalan. Drainase jalan harus cukup lebar (1 s/d 1,5 m x 1 m) untuk
menampung air hujan pada segala kondisi cuaca. Jalan akses dibangun
secara terpadu dengan infrastruktur lain seperti perumahan, bengkel dan
kantor.
2. Jalan utama (Main Road)
Jalan utama dipergunakan untuk transportasi buah ke pabrik dan bahanbahan lainnya yang diperlukan ke afdeling. Jalan utama (main road)
dibangun dengan interval 300 m dan sejajar dengan baris tanaman di
areal dengan topografi datar sampai landai. Jalan utama mempunyai lebar
keseluruhan (termasuk bahu jalan) adalah 9-10 m, sedangkan lebar bersih
badan jalan adalah 7-8 m, berbentuk cembung. Permukaan jalan utama
harus diperkeras secara penuh dengan sirtu atau laterit (setelah tanaman
berumur 3-4 tahun). Parit jalan dibangun di kiri-kanan jalan untuk
menampung aliran permukaan dari badan jalan dengan ukuran 1 s/d 1,5
m x 1 m (tergantung keadaan).
3. Jalan produksi/koleksi (Collection Road)
Jalan koleksi dibangun tegak lurus terhadap jalan utama dengan interval
jarak 1.000 m di areal bertopografi datar-landai. Jalan koleksi adalah
jalan yang membatasi dan membagi blok dan digunakan untuk
mengumpulkan hasil panen (TBS) yang akan diangkut ke pabrik serta
untuk pengangkutan bahan-bahan perawatan, di jalan koleksi terdapat
Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Jalan koleksi mempunyai lebar
keseluruhan 6-7 m, sedangkan lebar bersih badan jalan adalah 5-6 m,
diperkeras ringan dengan sirtu (ketebalan 10 cm), dibuat cembung

15
dengan parit jalan di kiri-kanan badan jalan dengan ukuran 1m x 1m
(tergantung keadaan). Pengerasan jalan dilakukan setiap tahun sampai
diperoleh permukaan jalan yang tahan cuaca.
4. Jalan kontrol (Midle Path)
Merupakan jalan yang terdapat di dalam blok yaitu di tengah-tengah blok
yang dibuat sejajar dengan jalan produksi atau tegak lurus terhadap
barisan tanaman. Dengan kata lain jalan kontrol membagi blok menjadi 2
bagian dengan arah Timur – Barat. Panjang jalan kontrol sesuai dengan
panjang blok, yaitu 1.000 m. Jalan kontrol biasanya dipakai untuk
pemeriksaan atau pengawasan yang dilakukan oleh kepala afdeling,
asisten kepala ataupun mandor pemanenan. Pemeliharaan jalan kontrol
dilakukan 3-4 rotasi per tahun dengan cara manual, cara kimiawi atau
kombinasi manual dan kimiawi.
Tujuan dari pemeliharaan jalan adalah menyediakan akses ke areal lahan
perkebunan kelapa sawit guna pelaksanaan pemeliharaan tanaman, kegiatan
pemupukan, kegiatan panen, pengangkutan TBS, bahan-bahan keperluan tanaman
dan memudahkan pengawasan pekerja di lapangan. Adapaun aturan berlaku pada
kegiatan perawatan jalan adalah pekerjaan perbaikan jalan tidak dianjurkan
selama musim yang sangat basah, harus tersedia tenaga kurang lebih 8 orang tiap
afdeling (tergantung luasan area) untuk tenaga perawatan jalan dan parit yang
meliputi pemadatan badan jalan serta menghindari genangan air dengan
melancarkan parit jalan, meratakan permukaan tanah dengan cangkul, membentuk
kembali permukaan agar cembung dilengkapi saluran di pinggirnya, dan
memadatkan permukaan tanah dengan roller/compactor ataupun peralatan manual
seperti cangkul.
Rawat piringan (Circle) adalah daerah sekeliling pohon yang memberikan
ruang untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan dilakukan pembersihan piringan
adalah untuk memudahkan proses pemanenan, kutip brondolan, pemupukan atau
penebaran pupuk. Rawat piringan adalah proses pembersihan gulma yang dapat
mengganggu dan merugikan tanaman utama dalam persaingan unsur hara dan air.

16
2.2.2.2 Pengendalian Lalang dan Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan
kondisi yang tidak diinginkan manusia dan menggangu pertumbuhan tanaman di
lahan karena menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur
hara, air, sinar matahari dan ruang hidup. Untuk tanaman perkebunan kerugian
yang ditimbulkan sangat bervariasi tergantung jenis tanaman, iklim, jenis gulma,
dan kondisi di lapangan. Tanaman perkebunan mudah dipengaruhi oleh gulma,
khususnya untuk tanaman muda apabila pengendalian gulma tidak dilakukan
secara benar. Pengendalian lalang secara kultur teknis, dengan menggunakan
kacangan yang ditanam sebagai penutup tanah, teknis penanaman kacangan sesuai
dengan Standar Operational Procedure (SOP) perusahaan. Pengendalian lalang
secara kimiawi dipakai dari jenis herbisida sistemik (dengan bahan aktif Glifosat,
Sulfosat atau Imzapir). Macam-macam gulma yang ditemukan di perkebunan
kelapa sawit selama pengamatan di lapangan oleh penulis terdapat sepuluh jenis
gulma, lima diantaranya yaitu, gulma pakisan resam (Dicranopteris linearis),
gulma teki-tekian (Cyperus Sp.), gulma cabe-cabean (Acytasia intrusa), senduduk
(Melastoma malabathricum L), dan kentosan merupakan brondolan sawit yang
tumbuh di piringan pokok yang tidak terangkut oleh pemanen.

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Gambar 2. Jenis gulma yang terdapat di areal kebun kelapa sawit PT. PHL (a)
Kentosan (bibit sawit liar), (b) Dicranopteris linearis (pakisan resam), (c)
17
Cyperus Sp (teki-tekian), (d) Acytasia intrusa (cabe-cabean), (e) Paspalum
conjugatum (paitan), (f) Mikania micranta (sembung merambat).
Pengendalian gulma yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit di
afdeling 4 PT. PHL yaitu dengan cara pembersihan gulma di piringan, jalan pikul,
rintisan piringan,

collection road, Tempat Pengumpulan Hasil (TPH),

pembersihan gawangan dan pemberantasan lalang. Pekerjaan pengendalian gulma
ini merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan di PT. PHL dan mempunyai rotasi
dalam pengerjaannya. Interval waktu yang optimum antar rotasi juga tergantung
dari jenis dan keadaan pertumbuhan gulma dan keadaan tanah di lapangan, pada
daerah-daerah tertentu penambahan atau pengurangan dari rotasi penyiangan
dapat dipertimbangkan setelah dikonsultasikan dengan atasan yang bersangkutan.
Rotasi pengendalian gulma ini dilakukan tiga bulan sekali, sehingga rotasi yang
dibuat dapat menjaga pertumbuhan gulma sehingga tidak merugikan secara
ekonomis. Tujuan pengendalian gulma adalah menghindarkan persaingan unsur
hara oleh tanaman, memudahkan pemanen untuk pengutipan brondol,
memudahkan pemanen mengangkut buah (TBS) ke TPH dan memudahkan
kegiatan rawat lainnya serta terlihat kebersihan areal kebun yang akan
meningkatkan kualitas dari produksi.
Pengendalian gulma yang dilakukan di PT. PHL yaitu yang telah
dipraktekkan pada afdeling 4 adalah dengan menggunakan bahan kimia dan
manual. Pengendalian gulma dilakukan berdasarkan kerapatan gulma, alat dan
bahan yang digunakan, tenaga kerja dan cuaca. Pengendalian gulma dengan
menggunakan racun rumput atau herbisida dengan cara penyemprotan. Herbisida
yang digunakan yang bersifat sistemik dan bersifat kontak. Herbisida sistemik
merupakan herbisida yang dapat membunuh gulma dengan cara herbisida masuk
ke jaringan gulma melalui daun dan akar yang kemudian ditranslokasikan
keseluruh jaringan gulma dan dapat mengganggu fisiologi gulma dan akhirnya
gulma dapat mati. Herbisida sistemik yang biasanya digunakan oleh kebun PT.
PHL ini adalah Glisat dengan bahan aktif Glifosat sedangkan herbisida kontak
adalah herbisida yang dapat membunuh gulma apabila bagian jaringan terkena
racun saja. Herbisida kontak yang digunakan yaitu Gramoxone dengan bahan aktif
Paraquat yang cair dan berwarna biru tua.

18
Pengendalian gulma pada prirngan, jalan pikul, TPH dan rintisan piringan
atau jari-jari pokok sawit sekitar 2 meter dengan cara penyemprotan yang
dilakukan di kebun PT. PHL adalah menggunakan herbisida kontak Gramoxone
dengan bahan aktif Paraquat yang dikombinasi dengan herbisida sistemik dengan
bahan aktif Metil Metsulforon 20% Herbisida. Pencampuran herbisida kontak dan
sistemik ini untuk pengendalian gulma dapat menghemat tenaga kerja, pekerjaan
dapat dilakukan lebih cepat, dapat sekaligus memberantas gulma yang matinya
baik dengan herbisida sistemik maupun kontak. Dengan demikian hasil akhirnya
dapat meminimalisir biaya rawat. Dengan menggunakan herbisida Gramoxone
dan herbisida sistemik gulma yang disemprot dapat mati total 3 hari atau 60 jam
setelah diaplikasi.

(a)

(b)

(c)

Gambar 3. Kegiatan penyemprotan gulma di PT. Puri Hijau Lestari (a) Jenis
Glisat dengan bahan aktif Glifosat, (b) Pencampuran bahan, (c) Penyemprotan
langsung.

2.2.2.3 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama pada area perkebunan kelapa sawit mempunyai tujuan
mendeteksi serangan hama dan penyakit tanaman serta memberantasnya sehingga
hama dan penyakit di lahan tanaman dapat dikendalikan dan akhirnya potensial
kerusakan dapat dikurangi, menjaga keseimbangan biologis sehingga tidak terjadi
outbreak satu jenis hama dan penyebaran dapat dideteksi atau diawasi. Standar
kesesuaian pelaksanaan kerja yang dilaksanakan setiap afdeling untuk
pengendalian hama dan penyakit meliputi petugas monitoring harus mencatat
kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit termasuk yang
disebabkan oleh binatang seperti serangga pemakan daun, batang, buah, dll. Hama
yang menyerang pohon kelapa sawit yaitu, tikus, ulat api atau ulat kantong,
oryctes (kumbang) dan rayap. Hama yang menyerang buah kelapa sawit di PT.

19
PHL yaitu tikus. Ciri-ciri buah yang dimakan tikus yaitu daging kelapa sawit
dimakan habis hingga tersisa tempurungnya. Pengamatan hama ini bisa dilakukan
dengan racun tikus atau remortal (klered). Selain itu hama yang ditemukan yaitu
hama rayap (Coptotermes curvignathus). Ciri-ciri gejala serangan rayap yaitu
pokok tersebut ditutupi rayap yang bersembunyi pada tanah yang menutupi batang
kelapa sawit tersebut, daunnya kuning kecokelatan dan kering jika tidak
dikendalikan serta daun tombak dan daun pupus yang juga merapuhkan batang
pokok. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara dibersihkan batangnya yang
tertutupi kemudian batang disemprot dengan material Termitisida dengan bahan
aktif Fipronil.

Pengendalian Penyakit.
Tujuan dari pengendalian penyakit adalah mendeteksi serangan penyakit
sebelum pengendalian dalam skala luas dan untuk menerapkan strategi
pengendalian yang efektif. Dengan standar kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
penyakit harus dicegah dengan menjaga kebersihan tanaman secara tepat dan
ledakan/serangan harus terdeteksi oleh petugas pengamat rutin sebelum kerusakan
serius terjadi. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah
penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) merupakan penyakit yang umum
dijumpai dan yang paling penting pada tanaman kelapa sawit. Areal serangan
penyakit ini terus meningkat. Ganoderma semula dikaitkan dengan semakin
tuanya tanaman, tetapi ternyata infeksi penyakit ini dapat dijumpai pada tanaman
berumur 5 tahun. Serangan penyakit ini yang paling tinggi dijumpai pada umur
10-15 tahun, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada kebersihan kebun dan
sejarah tanaman di kebun. Selain itu terdapat jenis penyakit busuk pucuk yang
meliputi berbagai kondisi yang berhubungan dengan infeksi jaringan lunak pucuk
daun atau titik tumbuh oleh jamur patogen. Hal tersebut sering didahului oleh
serangga dan kumbang yang menyebabkan kerusakan yang nyata terhadap
jaringan sehingga memungkinkan terjadinya infeksi oleh busuk pucuk.
Gejala pertama adalah membusuknya pucuk tanaman yang dapat dengan
mudah dibuang dengan tangan. Jaringan yang terkena penyakit ini mempunyai
warna cokelat dengan areal infeksi basah dan biasanya berbau tidak sedap. Pucuk

20
daun yang membusuk akhirnya mati dan roboh ke samping atau ke bawah ke daun
lainnya. Tanpa adanya titik tumbuh yang sehat, tanaman ini dianggap mati tetapi
mungkin masih hidup secara vegetatif bergantung pada hasil fotosintesis daun
dibawahnya yang masih hidup. Jika tanaman ini sembuh maka daun pertama yang
muncul akan berukuran pendek tanpa anak daun dan tampak seperti tonggak.
Daun-daun berikutnya perlahan-lahan akan tampak normal. Infeksi busuk pucuk
menghambat pertumbuhan, perkembangan tanaman dan akhirnya produksi
tanaman. Pemilihan bahan tanaman yang sehat dan secara genetis tidak rentan
terhadap busuk pucuk merupakan hal penting. Monitoring persilangan dan bahan
material sangat penting agar induk material yang rentan terhadap busuk pucuk
tidak digunakan sebagai bahan persilangan.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4. Jenis penyakit tanaman kelapa sawit di lahan PT. PHL (a) Busuk
batang yang disebabkan jamur patogen, (b) Bolong daun akibat ulat, (c) Rapuh
dan daun menguning akibat ulat bulu.

2.2.2.4 Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan
kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang
didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Pemupukan pada tanaman
kelapa sawit membutuhkan biaya yang cukup besar, yaitu sekitar 50% dari total
biaya pemeliharaan. Kegiatan pemupukan memiliki tujuan menyediakan unsur
hara yang cukup untuk mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan
produksi yang maksimum serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama
dan penyakit. Untuk menghasilkan produksi yang maksimal dan ekonomis, areal
yang akan dipupuk piringan harus bebas dari gulma, pupuk yang diberikan dengan
menerapkan 4T yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat tabur dan tepat jenis. Dalam
proses pemupukan di PT. Puri Hijau Lestari selalu dimulai dari proses

21
perencanaan yang meliputi jenis pupuk yang akan digunakan, dosis yang
dibutuhkan, blok sasaran yang akan dipupuk, dosis yang dibutuhkan, waktu
pemupukan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan sarana dan prasarana yang
menunjang proses pekerjaan pemupukan. Setelah mendapat rekomendasi
pemupukan maka dipersiapkan waktu pelaksanaan pemupukan. Pada perkebunan
ini dalam satu tahun dilakukan pemupukan 3 semester. Waktu pelaksanaan
pemupukan pada bulan pergantian musim hujan dan musim kemarau, hal ini
ditujukan untuk keefektifan tanaman mengambil hara yang diberikan. Jenis pupuk
yang digunakan pada PT. Puri Hijau Lestari ini yaitu: NPK 7/6/34+Cu+Zn+B,
NPK 12/12/17/2, Chelated Zincopper, Borate (HGFB).
Waktu pelaksanaan pemupukan harus dijadwalkan pelaksanaanya pada
musim hujan kecil dan per semester. Pada semester I kegiatan pemupukan
dilakukan pada bulan Januari – April karena merupakan waktu yang tepat untuk
melakukan kegiatan pemupukan yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim
hujan. Sedangkan untuk semester II kegiatan pemupuk dilakukan pada bulan Juli
– Oktober. Manfaat pemupukan yang maksimum dapat tercapai bila curah hujan
antara 100 – 250 mm per bulan yang ditentukan. Pada musim ini, kondisi tanah
cukup basah (tetapi belum jenuh) sehingga kemudahan terserapnya unsur hara
oleh tanaman. Selain itu pemupukan di lahan gambut dilakukan secara bertahap
dan dengan takaran rendah karena daya pegang (Sorption power) hara tanah
gambut rendah sehingga pupuk mudah tercuci (Agus dan Subiksa, 2008). Norma
pemupukan yaitu berdasarkan dosis pupuk. Dosis rekomendasi pemupukan pada
PT. Puri Hijau Lestari sebagai berikut:
Tabel 4. Rekomendasi dosis pemupukan pada PT. Puri Hijau Lestari Kebun
Sungai Bungur.
Jenis Pupuk
Npk 12/12/17/2
Npk 7/6/34+Cu+Zn

Dosis (Kg)
2,5
2

HGFB (Borat)

0,10

Chelated Zincopper

0,10

RP (Rock Phosphat)

0,5

Dolomite

1

22
NPK 18:8:8:2+TE

2

MOP(MuriatePotas)

1

Sumber: Kantor K8 PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai bungur
Tahapan kegiatan pemupukan yaitu dimulai dari proses penguntilan,
pelangsiran dari gudang ke blok, pelangsiran dari pinggir blok, pengeceran dalam
blok, penaburan pupuk dan pengumpulan karung. Penguntilan yaitu pembagian
pupuk dengan cara mengemas jumlah pupuk berdasarkan rekomendasi jenis dan
dosis yang dianjurkan. Tujuan dilakukan penguntilan yaitu memudahkan dalam
pemupukan dan setiap pohon mendapatkan dosis yang sesuai dengan
rekomendasi, selain itu menghindari hal-hal kehilangan pupuk baik itu pencurian
maupun penggelapan pupuk. Untuk jumlah pengaplikasian pemupukan di
lapangan biasanya pada PT. Puri Hijau Lestari setiap harinya dihitung dengan luas
areal blok dan banyak tanaman dimana kegiatan tersebut telah diatur oleh Field
Afdeling.
Dan sebelum memulai pelaksanaan kegiatan pemupukan terlebih dahulu
dilakukan kegiatan penguntilan pupuk. Dimana penguntilan merupakan kegiatan
pembagian jumlah pupuk berdasarkan rekomendasi dosis/pokok dengan jumlah 8
pokok peruntilan yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat
pengeceran pupuk.
Kegiatan penguntilan dilakukan sesuai dengan pencapaian target masingmasing yaitu dengan norma 1 HK = 2000 kg (171 karung isi @50 kg). Kegiatan
penguntilan dilakukan dengan 8.342 kg pupuk dilangsir ke tempat penguntilan
dengan bertahap-tahap mengunakan angkong, sambil pupuk di langsir tenaga
kerja penguntilan mempersiapkan karung untuk tempat pupuk yang akan di until,
sesudah semua pupuk terkumpul di tempat penguntilan kemudian tenaga kerja
melakukan penguntilan, memecahkan pupuk yang beku lalu dimasukan ketakaran
yang telah dianjurkan oleh manajer kemudian dimasukan kekarung dan disusun
per blok sesuai dengan kebutuhan pada blok yang akan dipupuk. Untuk
menentukan jumlah kebutuhan pupuk per blok dan jumlah kebutuhan tenaga kerja
digunakan rumus sebagai berikut :

23
Kebutuhan jumlah untilan untuk masing-masing blok dihitung dengan rumus:
Jumlah Untilan =
Dimana

LB = Luas Blok (Ha)
P = Jumlah Pokok (P/Ha)
D = Dosis Pupuk perpokok (Kg/p)
Untilan = 16,5 Kg

Contoh :
Untuk Afdeling IV Blok L 16, Pupuk yang di aplikasikan NPK 7-6-34+TE
jumlah yang luas blok nya adalah 28,54 ha dan jumlah keseluruhan pokok 4.171
dan dimana pokok per hektar nya 146 pokok, maka jumlah untilan pupuk yang
dibutuhkan untuk Blok L 15 dapat dihitung sebagai berikut :

= 505 until
Adapun jumlah kebutuhan pupuk yang digunakan adalah 8.342 Kg yang
diperoleh dari 4.171 pokok dengan dosis 2 kg per pokok. Dengan rumus diatas
dapat di hitung jumlah untilan dan seberapa banyak pupuk yang dibutukan untuk
Blok L-16. Selanjutnya kebutuhan tenaga kerja untuk pemupukan dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut :
a)

Tenaga kerja untuk mengecer pupuk terdiri dari 3 orang langsir mengunakan
alat bargas dan 3 orang untuk mengecer pupuk dari depan gawangan ke
dalam gawangan, sehingga jumlah tenaga kerja untuk mendistribusi pupuk
adalah 6 orang.

b) Pupuk yang sudah berada di lokasi dalam gawangan selanjutnya di tabur oleh
tenaga kerja pemupukan, jumlah tenaga kerja pemupukan dihitung dengan
cara 1 HK= 900 Kg. Dengan demikian jumlah tenaga kerja untuk pemupukan
Blok L16 adalah sejumlah 8.342 kg (505 until) dibagi 900 kg pupuk / HK,
yaitu sejumlah 9,26 Kg atau 9 HK (orang).
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah tenaga kerja untuk pemupukan
adalah 9 HK (orang) untuk distribusi di tambah 6 HK (orang) jadi tenaga kerja

24
yang dibutuhkan untuk pemupukan yaitu berjumlah 15 HK untuk Blok L16
tersebut.

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)

(h)

Gambar 5. Kegiatan pemupukan afdeling 4 (a) Mandor pupuk di gudang induk,
(b) Jenis pupuk Chelated Zincopper, (c) Pupuk majemuk, (d) Penulis di gudang
pupuk K8, (e) Langsir dari pinggir blok, (f) Langsir dari gudang untuk
penguntilan, (g) Pengambilan pupuk yang siap di sebar, (h) Pelangsiran pupuk
dari gudang ke blok.

2.2.2.5 Prunning
Prunning atau pemangkasan pelepah pada tanaman kelapa sawit adalah
pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang produktif.
Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan untuk
menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif, mempermudah
pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang menghalangi penyerbukan
secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata sehingga proses asimilasi dan
sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap
tanaman pada daun yang lebih produktif dan mengurangi brondolan yang
menyangkut pada cabang. Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan
generatif maka jumlah cabang optimum disesuaikan dengan umur tanaman. Selain

25
itu tujuan akhir dari pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi
yang optimum karena berkaitan dengan fotosintesis.
Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada Tanaman Menghasilkan
(TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar bergantung pada
ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan dalam bentuk songgo
dua (dua pelepah dibawah tandan paling bawah harus ditinggalkan). Tujuan
pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua adalah untuk
memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi dan
memberikan keleluasan perkembangan tandan untuk menghindari adanya tandan
terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin dengan pohon.
Hal tersebut dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada cabang.
Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati dengan
posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar pikul dan
piringan. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga kelembaban tanah,
menekan perumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan kegiatan perawatan
dan panen, merangsang pertumbuhan akar dan sebagai sumber bahan organik.
Prunning dilaksanakan bertujuan untuk menjaga tajuk tanaman yang sehat
secara penuh dengan cara membuang daun yang berlebihan, mati, rusak atau
terserang hama penyakit. Selain itu tujuannya untuk mempertahankan luas daun
optimal sehingga dapat memaksimalkan konversi sinar matahari, hara dan air
menjadi bagian vegetatif tanaman dan buah. Pada hasil pengamatan belum
seluruhnya dilakukan prunning dengan standar songgo 2 namun adapun
pelaksanaan hingga songgo 3 pada PT. Puri Hijau Lestari, hal ini dikarenakan
lahan afdeling 4 merupakan lahan gambut yang pertumbuhan tanamannya kurang
optimal sehingga banyak pelepah kering yang berada pada songgo dibawah buah
tersebut. Pada beberapa pokok juga terdapat 1 songgo pada pokok yang telah di
prunning dengan tujuan agar pertumbuhan Tandan Buah Segar (TBS) lebih
leluasa dan akan berakibat janjang sawit berukuran besar dan menambah dari nilai
berat janjang.

26
(a)

(b)

(c)

Gambar 6. Pokok sawit yang telah dipangkas/Prunning (a) Pokok sawit
pemangkasan 2 songgo, (b) Pokok sawit dengan pemangkasan 2 songgo, (c)
Pemangkasan pelepah

2.2.2.6 Pengelolaan Air (Water Management)
Pengelolaan air atau water management merupakan faktor penting dalam
budidaya kelapa sawit terutama pada lahan-lahan yang sering tergenang atau pada
lahan gambut. Ketersediaan air merupakan faktor utama bagi produksi karena
untuk ketersediaan air. Lahan gambut yang ada di PT. Puri Hijau Lestari
tergolong dari lahan gambut kedalaman sedang. Pengelolaan air yang dilakukan di
PT. Puri Hijau Lestari ini berupa pembuatan saluran drainase atau kanal-kanal
yang bertujuan supaya keadaan air di tanah dapat terkendali. Saluran drainase
(parit) di areal pertanaman kelapa sawit berfungsi sebagai tempat keluar
masuknya air, jika terjadi masalah maka akan berpengaruh terhadap kondisi
tanaman yang ada di lapangan. Pengelolaan air ini dirancang sedemikian rupa
sehingga lahan tetap dijaga agar kondisi lahan tidak tergenang jika intensitas
hujan tinggi (musim penghujan) maupun kondisi lahan tidak kekeringan pada
saat musim kemarau.
Dalam pengelolaan air yang dilakukan PT. Puri Hijau Lestari yaitu
dilakukan sistem pembagian zona air (water zone). Pembagian zona suatu wilayah
ini dengan menentukan tinggi rendahnya (topografi) dan garis kontur. Tujuan
yang ingin dicapai dalam pembagian zona air wilayah ini untuk mencegah
terjadinya overdrain serta untuk menetapkan water table yang baik untuk lahan
tersebut.
Macam-macam parit yang dibuat untuk mengatur air yaitu parit primer
yang berfungsi untuk menampung kelebihan air yang ada di parit sekunder

27
maupun parit tersier atau parit sirip yang ada dalam blok. Sedangkan parit
sekunder berfungsi untuk menampung kelebihan air dari parit tersier atau parit
sirip, sedangkan parit tersier atau parit sirip berfungsi untuk menampung air dari
lahan guna untuk menampung elevasi permukaan air lahan sebagai drainase lahan,
serta sebagai penyalur air masuk ke dalam blok jika pada saat musim kemarau.
Permukaan air tanah perlu dipertahankan pada kedalaman 60-75 cm di bawah
permukaan tanah, dengan cara memasang pintu air pada saluran primer. Pintu air
bisa dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya yang dapat diatur ketinggiannya.
Sebelum dibuat saluran, maka harus dipetakan dahulu seluruh areal, sehingga
dapat diketahui mana titik tertinggi dan mana titik terendah pada areal tersebut.
Rotasi perawatan (membersihkan dan mendalamkan) parit di dalam kebun dapat
dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun, sedangkan di luar kebun 1
kali dalam 2 tahun.
Bendungan manual merupakan sebuah bangunan yang dibuat untuk
menahan air pada parit collection agar tidak keluar ke parit primer. Bendungan ini
dibuat melintang di parit collection yang berguna untuk menahan air di lahan
tersebut agar kebutuhan air di blok tersebut terpenuhi. Pada kondisi overflow cara
penggunaannya bisa dibuka dan ditutup berdasrkan level air yang harus
dipertahankan pada blok tersebut berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Acuan untuk pembukaan dan penutupan overflow yaitu berdasarkan tinggi level
air diblok dengan melihat level air yang ada di piezzometer atau ram ukur
merupakan mistar ukur yang ditempelkan pada pancang kayu yang dipasang pada
titik tertentu di dalam kanal atau parit. Ram ukur berfungsi untuk mengetahui
elevasi muka air di parit atau di kanal atau untuk mengukur ketinggian air diblok
(saluran/parit).
Setelah dilakukan pengukuran tindakan selanjutnya yaitu menganalisis
level air yang ada dalam blok tersebut. Analisis ini berguna untuk mengetahui
keadaan level air. Jika muka air tanah di lahan lebih besar dari muka air tanah
yang disarankan maka tindakan selanjutnya dilakukan pengaturan level air dengan
menggunakan overflow.

28
(a)

(b)

(c)

Gambar 7. Drainase lahan gambut dengan kanal-kanal di PT. Puri Hijau Lestari
(a) Kanal afdeling 4, (b) Kanal dan Ketek (c) Bendungan Manual afdeling.

2.2.2.7 Pengangkutan TBS
Pengangkutan ini memilki tujuan mengirim TBS dan brondolan ke Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) dalam keadaan baik serta menjaga jadwal pengiriman TBS,
sehingga PKS dapat beroperasi optimal. Karena itu, pekerjaan pengangkutan di
perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pekerjaan yang cukup penting,
pengangkutan buah merupakan salah satu mata rantai dari tiga mata rantai yang
terpenting dan saling memengaruhi antara potong buah, pengolahan dan
transportasi. Standar kesesuaian pelaksanaan pengangkutan TBS meliputi semua
TBS dan brondolan harus dikirim ke PKS dalam waktu 24 jam. Pada PT. Puri
Hijau Lestari kerusakan TBS pada saat pengangkutan harus diupayakan sekecil
mungkin, TBS dan brondolan bersih dari tangkai tandan, pasir/tanah dan sampah
serta TBS mentah, busuk dan brondolan busuk tidak dibawa ke PKS. Kerani kirim
yang bertugas menghitung jumlah TBS yang diangkut dan selisih TBS dipanen
agar diberi keterangan dan membukukan di lembar kegiatan mandor. Faktor yang
memengaruhi kelancaran transportasi buah meliputi:
1. Organisasi potong buah
a. Realisasi tonase buah yang dipotong setiap hari tidak jauh berbeda
dengan tonase taksasi buah pada hari sebelumnya.
b. Rotasi potong buah dijaga antara 6-8 hari sehingga presentase brondolan
terhadap janjang maksimum 7-9%.
c. Buah harus diletakkan di TPH yang telah ditentukan dengan diberi
nomor.

29
d. Potong buah diusahakan terkonsentrasi, jangan terpencar-pencar dari satu
mandoran ke mandoran yang lain.
e. Usahakan satu seksi selesai dipotong dalam satu hari.
f. Transportasi paling lambat dimulai pada pukul 08.30 WIB atau setelah
TBS terkumpul di TPH.
2. Bentuk dan pola jalan di suatu kebun dan blok
a. Pola jalan sebaiknya lurus
b. Jalan buntu (jalan tidak tembus) diminimalkan atau bahkan tidak perlu
ada.
3. Kondisi dan perawatan jalan
a. Beberapa

staf

di

lapangan

masih

beranggapan

bahwa

solusi

ketidaklancaran transportasi adalah penambahan alat transportasi,
padahal kapasitas per unit alat transportasinya masih jauh dibawah
kapasitas standar. Jadi sebenarnya, ketidaklancaran transportasi bisa
disebabkan oleh kondisi jalan yang kurang baik.
b. Penggunaan rood greader yang disediakan perusahaan justru banyak
digunakan untuk menarik kendaraan yang terperosok akibat jalan yang
rusak. Fungsi utama road greader sebenarnya hanya untuk membentuk
dan merawat jalan.
Pemuatan tandan ke dalam truk pada PT. Puri Hijau Lestari dilakukan
dengan menggunakan gancu dan tojok agar tandan dilemparkan ke atas truk serta
penggunaan karung eks pupuk digunakan untuk melemparkan brondolan ke dalam
truk. Waktu yang diperlukan untuk memuat 1 truk umumnya sekitar 30-45 menit
dan waktu pembongkaran di transfer ramp 15-20 menit. Pengaturan rute
tergantung pada sistem panen. Dari segi angkutan, pengaturan yang baik adalah
tidak terlalu sering menggunakan jalan produksi setiap hari dan TBS harus segera
masuk ke pabrik. Kapasitas truk per hari perlu disesuaikan dengan jarak dari
lokasi panen ke pabrik dan kondisi jalan yang dihitung atas dasar kecepatan dalam
km/jam. Kapasitas truk harus dibatasi, yaitu 5-6 ton/trip. Idealnya, setiap hari truk
dapat mengangkut 4-5 trip atau 20-25 ton TBS. Prosedur operasional standar yang
dilakukan biasanya, yaitu:

30
1. Truk angkut TBS disediakan kebun;
2. Kebun dapat menentukan PKS mana dikirim, dengan memperhitungkan
harga transportasi terendah;
3. Kebun dapat menghitung biaya transport Rp/Kg TBS dan pembayaran
dilakukan di kebun;
4. Truk diisi secara hati-hati, muatan truk tidak melebihi 6 ton, bila melalui
jalan umum digunakan jaring pengaman;
5. Dokumen pengiriman TBS (surat pengantar TBS) harus dilengkapi
setiap truk mengangkut TBS dan diserahkan ke PKS;
6. Dokumen hasil penimbangan dari PKS diterima kembali oleh kebun;
7. Setiap TBS diangkut harus dicatat oleh Kerani Kirim setiap afdeling.

(a)

(b)

(c)

Gambar 8. Kegiatan pengangkutan TBS ke dalam truk di PT. Puri Hijau Lestari
(a) Pengangkutan TBS di TPH ke dalam truk (b) Pemasukan TBS dengan alat
tojok (c) Penyusunan TBS di atas truk.

2.2.2.8 Panen
Panen merupakan serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan
matang panen sesuai kriteria matang panen, kemudian mengumpulkan dan
mengutip brondolan serta menyusun tandan buah segar di Tempat Pengumpulan
Hasil (TPH) beserta brondolannya. Semua buah matang panen dipanen tuntas,
kemudian brondolan dikutip tuntas dari areal panen dengan karung, kemudian
panen terjaga sesuai standar.
Kriteria matang panen yaitu indikator yang dibuat untuk menetapkan
apabila buah kelapa sawit dipohon sudah bisa dipanen atau tidak. Kriteria panen
yang digunakan di PT. Puri Hijau Lestari yaitu 20-50 % buah luar membrondol

31
atau sekitar lebih dari 2 brondolan yang jatuh di piringan per TBS secara alami.
Tujuan panen buah matang dengan melihat brondolan jatuh yang ada dipiringan
yaitu menjaga rendeman minyak kelapa sawit dan rendeman inti sawit dan
perolehan total volume minyak dan inti sawit. Tandan buah kelapa sawit yang
paling baik dipanen adalah buah yang mempunyai kadar minyak tertinggi dengan
kandungan asam lemak bebas yang rendah. Kriteria buah matang panen diatas
berlaku untuk buah yang normal karena di lapangan sering ditemukan buah sakit
dan buah batu. Buah sakit adalah buah yang berwarna hitam pada bagian
pucuknya sudah membrondol, sedangkan buah batu adalah buah yang sudah
matang tetapi buahnya tidak lepas dari tandannya. Proses panen merupakan
serangkaian kerja yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
hasil. Proses panen yang dilkukan di perkebunan PT. Puri Hijau Lestari ini yaitu
rotasi panen, sensus buah, taksasi panen, pembagian hancak panen dan cara teknis
panen. Setelah buah di panen, maka buah diangkut dengan menggunakan angkong
ke TPH. Kemudian buah disusun rapi di TPH dan menomori tangkai tersebut
dengan cap. Kerani panen mengecek kupon yang ditulis pemanen dan
mencatatnya di catatan kerani. Kerani penen membuat surat atau laporan kerja
yang berisi catatan blok dan luas areal yang dipanen, jumlah janjang dan tonase
yang diangkut.

Gambar 9. Brondolan, Buah Cokelat, Buah Matang

32
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Prencanaan (Planning) Kegiatan Panen
Perencanaan adalah suatu fungsi manajemen yang paling penting untuk
menentukan apa yang akan dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, kapan
dikerjakan, kenapa dikerjakan, dimana dan bagaimana caranya. Perencanaan perlu
disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan karena perencanaan
merupakan pedoman dalam melakukan pekerjaan, pada tingkat afdeling
melibatkan manajer, asisten dan mandor bagaimana mempersiapkan segala
sesuatunya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Perencanaan panen
adalah hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum panen dilaksanakan. Pada
perancanaan panen merupakan suatu fungsi manajemen yang paling penting.
Karena pada kegiatan panen akan dikerjakan pekerjaan pemotongan Tandan Buah
Segar (TBS), siapa yang mengerjakan, dimana dan bagaimana caranya.
Perencanaan sangat perlu disusun sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Adapun
perencanaan yang menyangkut kegiatan pemanenan pada PT. Puri Hijau Lestari di
afdeling 4 adalah sebagai berikut:

3.1.1.1 Persiapan Panen
a. Perencanaan Produksi
Sensus produksi dilakukan setelah lokasi panen ditentukan atau diketahui,
untuk menentukan buah yang akan dipanen dan dilakukan pada 4 bulan sekali
dalam satu tahun. Sensus ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan buah, sensus
dilakukan pada Januari, April, Agustus dan Desember. Pada sensus 4 bulan yang
diamati adalah buah kopi sampai buah merah mentah. Adapun jangka waktu
kematangan buah berbeda-beda untuk buah:
BK

: Bunga Kopi selama 4 bulan

BMH

: Buah Merah Hitam selama 3 bulan

BMC

: Buah Merah Cokelat selama 2 bulan

BMM

: Buah Mentah Merah selama 1 bulan

33
Kegiatan sensus produksi dapat digunakan sebagai penyusunan estimasi
produksi yang tersusun dalam rencana anggaran biaya. Cara pelaksanaan sensus
produksi menurut prosedur operasional standar perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Sensus dimulai dari blok-blok nomor kecil.
2. Di setiap blok, sensus dimulai dari TS no. 1
3. Perhitungan janjang dilakukan terhadap TS dan PS no. 1-6, sehingga ada 7
pokok yang disensus.
4. Kayu kait disangkutkan pada salah satu janjang (sebagai tanda awal
perhitungan) dan selanjutnya petugas menghitung semua janjang yang ada
pada pokok tersebut.
5. Janjang yang dihitung adalah: mulai dari bunga betina yang sudah dibuahi
(bunga cengkeh, yang dibedakan siap panen 5-6 bulan berikutnya) hingga
janjang yang akan dipanen pada bulan terakhir semester (semester untuk
sensus).
6. Janjang yang diperkirakan akan dipanen pada akhir bulan semester
berjalan (semester saat penyensusan) tidak dihitung.
7. Hasil penghitungan dipindahkan ke dalam formulir tersebut langsung
dikumpulkan pada hari itu juga di kantor afdeling.

b. Identifikasi Pokok
Pada penentuan nomor penyensusan setiap penyensus yang akan melakukan
sensus detil sebaiknya ditentukan terlebih dahulu nomornya dan nomor ini tidak
boleh berubah selama pelaksanaan sensus. Nomor penyensusan dibuat urut dari
nomor 1, 2, 3 dan seterusnya. Nomor urut 1 dimulai pada barisan pertama (arah
Barat-Selatan) kearah Timur. Dengan demikian sekali jalan setiap penyensus bisa
menyensus sekaligus dua baris tanaman di kiri-kanannya, sehingga untuk 1 blok
bisa diselesaikan oleh 61 orang penyensus sekali jalan. Dengan pembuatan nomor
penyensus ini diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dan pengawasan/koreksi
atas hasil sensus dari setiap penyensus bisa lebih mudah dilakukan. Peta hancak
sensus dibuat dengan cara membagi blok tanaman searah barisan tanaman sesuai
dengan nomor urut dan jumlah penyensus. Dengan peta hancak sensus ini maka
setiap penyensus akan tahu hancak sensusnya masing-masing mulai dari baris

34
berapa. Selain itu prestasi dan progress sensus serta target penyelesaian sensus di
lapangan dari setiap penyensus juga bisa dimonitor dengan baik. Pembuatan
nomor baris tanaman dibuat dengan nomor urut dari arah Barat-Selatan (baris
pertama) ke arah utara. Penomoran baris dibuat dengan menggunakan cat (warna
biru dan putih) pada pangkal pelepah sisa tunasan (untuk TM) dari pokok yang
terletak paling luar dari setiap baris.
Contoh penomoran baris di PT. PHL:

Baris Nomor = 53
Jumlah tanaman dalam baris =
30 pokok

Gambar 10. Contoh penomoran pokok di setiap blok
c. Penentuan Lokasi Panen
Awalnya seluruh mandor lapangan melakukan kegiatan master pagi atau apel
pagi, yang langsung diarahkan oleh asisten afdeling dan mandor 1. Setelah
kegiatan apel pagi dengan asisten dan mandor 1 selesai, maka mandor panen
melakukan kegiatan apel pagi bersama masing-masing anggota panennya. Pada
saat apel pagi mandor panen mengarahkan anggota panen untuk mempersiapkan
segala alat yang dibutuhkan pada saat panen TBS, absensi karyawan, membagi
hancak panen dan memberi tahu lokasi panen pada hari tersebut. Kemudian
mandor panen menginstruksikan hal-hal yang dilarang pada saat panen TBS,
seperti melarang pemanen memotong buah yang belum layak panen, selanjutnya
mandor panen melakukan pengarahan anggota untuk segera ke area blok yang
telah ditentukan oleh masing-masing mandor panen.

Gambar 11. Kegiatan rutinitas apel pagi di afdeling 4 PT. Puri Hijau Lestari

35
d. Rotasi Panen
Rotasi panen adalah jarak waktu yang diperlukan antara memanen pertama di
satu blok sampai panen berikutnya di blok yang sama. Rotasi panen yang umum
digunakan di perkebunan PT. Puri Hijau Lestari yaitu rotasi 6/7, yang artinya
dalam satu minggu mempunyai enam hari panen dan masing-masing hancak
panen diulang tujuh hari berikutnya. Rotasi panen yang normal dalam pemanenan
yaitu tujuh hari, karena proses pematangan buah kurang lebih tujuh hari. Namun
rotasi sering kali berubah tergantung kerapatan buah yang akan di panen.

e. Rencana Kerja Tahunan (RKT)
RKT adalah suatu perkiraan dalam bentuk finasial tentang angaran setahun.
RKT berisikan tentang jenis pekerjaan, mulai dari pengendalian gulma,
pemupukan, pemeliharaan, kebutuhan tenaga kerja untuk satu tahun, kebutuhan
alat dan bahan, pengunaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam satu tahun
dan jumlah biaya yang dibutuhkan selama setahun. Waktu pembuatan RKT pada
awal bulan Desember. Yang terlibat dalam pembuatan RKT ini yaitu : Field
Asisten bersama Manajer yang kemudian diajukan ke General Manajer untuk
dibahas dalam rapat tahunan. Apabila rencana ini disetujui maka rencana ini
diturunkan ke kebun dalam bentuk “budget” yang selanjutnya dilaksanakan oleh
Field Assistant afdeling pada masing-masing afdeling. RKT dilakukan setahun
sekali dan pelaksanaanya 3 bulan sekali.

f. Rencana Kerja Operasional (RKO)
Rencana kerja operasional adalah rencana kerja yang dibuat oleh Field
Assistant afdeling. Rencana Kerja Operasional (RKO) disusun tiap 3 bulan sekali
yaitu pada Bulan Januari, April dan Juli. Penyusunan Rencana Kerja Operasional
(RKO) berdasarkan pemeriksaan buah Triwulan kemudian dibuat anggaranya dan
produksi yang akan dicapai. Rencana Kerja Operasional (RKO) merupakan hasil
nyata dilapangan, dan Rencana Kerja Operasional (RKO) inilah yang digunakan
oleh semua mandor dalam mencapai produksi yang telah ditetapkan.

36
g. Rencana Kerja Bulanan (RKB)
Rencana kerja bulanan merupakan jabaran dari rencana kerja tahunan yang
dibuat oleh asisten afdeling satu bulan sebelumnya. Pada rencana kerja bulanan
tercantun jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan pada bulan tersebut. Budget
ini berisikan uraian pekerjaan, volume kerja, biaya-biaya bulanan yang diperlukan
yang akan diajukan ke pimpinan perusahaan.

h. Rencana Kerja Harian (RKH)
Rencana kerja harian disusun berdasarkan Rencana Kerja Bulanan (RKB) yang
didalamnya tercantum jenis-jenis pekerjaan, blok, kebutuhan tenaga kerja pria dan
wanita, jumlah hari kerja dan keterangan untuk transaksi produksi untuk hari
berikutnya. RKH dibuat oleh asisten afdeling dengan mandor 1. Dengan adanya
rencana kerja bulanan dan harian manajemen kebun akan merencanakan kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk satu periode kedepan.

i. Sistem Panen
Sistem panen yang diterapkan di PT. Puri Hijau Lestari yaitu sistem hancak
tetap bergilir. Setiap pemanen mempunyai hancak masing-masing yang telah
dibagi oleh mandor. Hancak panen adalah luasan areal yang menjadi tanggung
jawab dari setiap pemanen pada setiap harinya. Pemberian luasan hancak panen
biasanya tergantung kerapatan buah yang akan di panen saat itu, kapasitas
pemanen dan ketinggian tanaman. Hancak tetap yaitu setiap pemanen harus
melaksanakan pemanenan pada masing-masing hancak yang telah ditetapkan
mandor. Setiap pemanen memilki hancak panen seluas 3 Ha. Pada sistem ini
setiap pemanen ditetapkan hancak panen untuk hari itu sekaligus dan bergilir
keesokan harinya pada blok yang berbeda dengan hancak yang sama. Kelebihan
hancak tetap yaitu, hancak yang diberikan kepada pemanen tetap terjaga bersih,
buah terpanen tuntas, tanaman disetiap hancak terjaga, pemanen memiliki
tanggung jawab terhadap hancaknya dan memudahkan pengecekan mandor
terhadap hancak jika terjadi kesalahan dalam proses pemanenan. Sedangkan
kelemahan hancak tetap yaitu pelaksanaan pemotongan buah tidak mngacu pada
banyak atau sedikitnya buah karena luas hancak telah ditentukan. Sedangkan

37
hancak tetap giring adalah setiap pemanen diberikan hancak tetap yang
perpindahan ke blok di depannya digiring bersama dan harus selesai pada satu
hari setiap seksi. Dilakukan hingga hancak panen terbagi dan tenaga panen berada
di hancak masing-masing.

j. Taksasi Produksi dan Tenaga Kerja
Taksasi produksi adalah rangkaian dari kegiatan panen yaitu rencana dan
persiapan panen. Dalam pekerjaan pemanenan selalu dilakukan taksasi. Tujuan
diadakannya taksasi produksi di PT. Puri Hijau Lestari yaitu mengetahui jumlah
produksi keesokan hari, menentukan tenaga kerja yang digunakan dan mengetahui
transportasi yang dibutuhkan. Taksasi yang dilakukan taksasi buah harian dan
taksasi buah empat bulanan. Taksasi harian yaitu taksasi yang dilakukan setiap
hari guna untuk mengetahui potensi atau hasil tonase buah yang ada untuk
keesokan harinya. Taksasi harian ini dilakukan pada blok-blok yang akan dipanen
besok. Pelaksanaan taksasi ini dengan cara menghitung kerapatan buah merah
yang membrondol dan sudah siap dipanen besok. Pokok yang dijadikan sampel
sudah ditetapkan sebelumnya yaitu pada baris ke-10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80,
90, 100, 110, 120. Baris ini sudah diberi tanda atau penomoran. Pelaksanaan
taksasi harian dilakukan oleh petugas taksasi. Untuk mencari total estimasi
produksi hari ini dengan mencari % kematangan buah, yaitu:

Kemudian setelah mendapat persentase kematangan buah, kita dapat mencari
taksasi produksi (janjang) dengan cara, yaitu:

Untuk mengetahui jumlah tonase yang akan dihasilkan pada ukuran kg, yaitu:

Tonase (Kg) = Taksasi Produksi x BJR

38
Jumlah taksasi panen yang dihitung berikut ini merupakan pengamatan
penulis di PT. Puri Hijau Lestari dalam melakukan taksasi dalam satu blok,
namun pada kenyataannya di lapangan untuk kegiatan taksasi dilakukan pada
minimal tiga blok yang akan dipanen keesokan harinya. Pada perhitungan tersebut
kita juga dapat mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen pada blok tersebut,
komponen tenaga kerja dihitung dari luasan yang akan dipanen, angka kerapatan
panen, berat janjang rata-rata (BJR), populasi pokok per hektar, dan kapasitas
pemanen perhari. Pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan mengetahui
bahwa mandor panen mempunyai tenaga pemanen sebanyak 18 Tenaga Kerja.
Contoh pengamatan taksasi yang akan diamat:
Tabel 5. Data pengamatan taksasi harian afdeling 4 PT. Puri Hijau Lestari
Blok

L14

Tahun

Luas

Jumlah

Tanam

Blok

Pokok

2004

28,15

2588

Jumlah
SPH

Jumlah

Jumlah

Pokok

Pohon

Janjang BJR

AKP

Produktif diperiksa Matang
92

2588

259

150

8

58%

Sumber : Data Pengamatan Lapangan, November 2013
Dari data yang diperoleh kita dapat menentukan total estimasi produksi
dan penggunaan tenaga kerja untuk keesokan hari dengan menggunakan beberapa
rumus sebagai berikut:

= 58%
Kemudian setelah mendapat persentase kematangan buah, kita dapat mencari
Taksasi produksi (janjang) dengan cara, yaitu:

= 1.501 Janjang
Untuk mengetahui jumlah tonase yang akan dihasilkan pada ukuran kg, yaitu:
Tonase (Kg) = 1.501 janjang x 8 Kg

39
= 12.008 Kg
Pada perencanaan kerja sebelum melakukan proses pemanenan maka
harus diketahui berapa jumlah kebutuhan tenaga kerja panen dalam satu areal. Hal
ini bertujuan agar tenaga kerja yang disediakan sesuai dengan kapasitas pekerjaan
yang dilakukan untuk menentukan jumlah tenaga kerja panen berdasarkan taksasi
atau kerapatan panen dalam blok tersebut. Maka diperoleh dengan:

= 8 Orang

Sehingga pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan memperoleh
total hasil estimasi panen buah di blok L14 diperoleh jumlah buah yang dapat
diperoleh sebanyak 12 ton atau 12.008 kg dengan jumlah janjang sejumlah 1.501
janjang namun untuk keesokan hari dilapangan bisa berubah pada kondisi tertentu
namun ketidaktepatan dari hasil estimasi hanya sebesar 5% saja sehingga taksasi
tersebut digunakan sebagai pedoman perencanaan dalam melakukan potong buah
sedangkan untuk jumlah tenaga kerja panen yang digunakan adalah sebanyak 8
orang namun tenaga kerja panen yang digunakan dapat kurang dari 8 orang yaitu
sekitar 7 orang saja karena setiap orangnya mampu memanen hingga 1.800 kg
maka jika dirasa penggunaan tenaga kerja sebanyak 7 orang mampu menembus
angka yang dibutuhkan per hancak panen per hari dalam satu blok maka
penambahan tenaga kerja untuk di blok itu saja tidak dilakukan.

3.1.1.2 Peralatan Panen
Sebelum melakukan kegiatan panen, anggota panen terlebih dahulu
mempersiapkan peralatan yang digunakan untuk memanen TBS dan mengutip
brondolan. Pemanen harus bertanggung jawab terhadap kelengkapan alatnya
masing-masing. Beberapa alat yang digunakan dalam menunjang kegiatan panen
TBS antara lain: dodos, kapak, gancu, angkong dan garukan sedangkan untuk
bongkar muat TBS menggunakan alat gancu dan tojok. Alat-alat penunjang untuk
mengutip brondolan antara lain: drum dan karung eks pupuk adapun sarana
penunjang lainnya adalah titi panen, TPH dan bargas yaitu perahu yang digunakan
40
untuk melangsir TBS dari TPH kecil ke TPH besar di pinggir jalan koleksi
melalui kanal-kanal blok. Adapun peralatan yang digunakan di PT. Puri Hijau
Lestari pada saat pemanenan terdiri atas:
a. Dodos, Kampak, Gancu.
Dodos adalah alat yang digunakan untuk memotong tandan buah segar pada
tanaman kelapa sawit dan memotong tandan buah yang telah masak pada tanaman
kelapa sawit dan memotong tandan buah pada tanaman yang rendah. Kampak
adalah alat yang digunakan untuk memotong tangkai berlebih pada TBS yang
akan mempengaruhi berat janjang, alat tersebut terbuat besi dengan lebar mata 12
cm, lebar tengah 1 cm, tebal pangkal 1,5 cm dan panjang total 18 cm. Gancu
adalah alat yang digunakan untuk memudahkan mengambil janjang dari piringan
dan menaikannya keatas alat pengangkutan (angkong) untuk dibawa ke Tempat
Pengumpulan Hasil (TPH) dan juga berfungsi untuk mengumpulkan atau
menyusun buah kelapa sawit di Tempat Pengumpulan Hasil.

Gambar 12. Alat Dodos, Kampak dan Gancu

b. Angkong dan Garukan
Angkong adalah alat yang digunakan untuk mengangkut atau mengeluarkan
buah dari dalam hancak atau piringan ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH).
Angkong terbentuk dari besi dengan permukaan badan cekung kedalam untuk
menampung buah dengan satu ban karet di depannya dengan ketebalan besi plat
0,8 mm namun banyak dijumpai angkong sudah banyak di modifikasi dengan
roda motor dengan alasan mengurangi berat beban dan meringankan dalam
pengangkutan. Garukan adalah alat yang digunakan untuk menarik dan
mengumpulkan brondolan yang tercecer di sekitaran pokok sawit ataupun TPH,

41
alat ini terbentuk seperti garu yang bergerigi namun garukan ini terbuat dari
plastik drum dan tangkai yang terbuat dari kayu.

Gambar 13. Angkong dan Garukan

c. Tojok, Drum dan Karung Eks Pupuk
Tojok adalah alat yang digunakan untuk bongkar dan muat TBS yang terbuat
dengan besi panjang seperti huruf “T” dengan lancip bagian bawah. Drum sebagai
alat mengangkut TBS dari pinggir pokok ke TPH alat ini sangat efektif pada lahan
gambut yang berair sedangkan karung eks pupuk adalah alat sebagai wadah
pengumpul brondolan sawit yang jatuh di pokok dan dibawa ke TPH.

Gambar 14. Tojok, Drum dan Karung Eks Pupuk

d. Bargas, TPH dan Titi Panen
Bargas adalah sarana dalam kegiatan panen yang berguna untuk mengangkut
TBS ke TPH besar/induk berbentuk seperti perahu yang terbuat dari besi yang
mampu menampung TBS seberat 1 ton. TPH merupakan sarana kegitan panen
yang penting sebagai tempat pengumpulan TBS sebelum diangkut ke pabrik dan

42
titi panen merupakan sarana panen yang menghubungkan antara 1 blok dengan
blok lainnya dalam hal kegiatan panen ataupun pengawasan.

Gambar 15. Bargas, TPH dan Titi Panen

3.1.1.3 Kualitas Panen
Kriteria matang panen adalah suatu indikasi yang dapat membantu para
pemanen untuk memotong Tandan Buah Segar (TBS) pada saat yang tepat.
Tingkat kematangan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna. Jika
warna buah yang matang akan berubah menjadi warna merah atau oranye akibat
pengaruh pigmen beta karoten. Kriteria matang panen yang ditetapkan di PT. Puri
Hijau Lestari pada afdeling 4 adalah jumlah brondolan yang jatuh disekitar
piringan dengan ketentuan minimal 2 brondolan pada TBS. Kriteria panen kelapa
sawit dapat ditentukan apabila dari tandan telah terdapat satu brondolan alami per
kg tandan. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah
yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 6. Tingkat kematangan Tandan Buah Segar (TBS) dalam beberapa fraksi.
Fraksi
00

Jumlah brondolan yang lepas
Tidak ada membrondol, buah warna

Derajat Kematangan
Sangat Mentah

hitam
0

1 – 12,5 % buah luar membrondol

Mentah

I

12,5 – 25% buah luar membrondol

Kurang Matang

II

25 – 50 % buah luar membrondol

Matang I

III

50 – 75 % buah luar membrondol

Matang II

IV

75 – 100 % buah luar membrondol

Lewat Matang I

V

Buah lapisan dalam ikut membrondol

Lewat Matang II

VI

Semua buah membrondol

Tandan Kosong

Sumber: SOP Kriteria Mulai Panen PT. Puri Hijau Lestari

43
Kriteria matang panen yang digunakan di kebun PT. Puri Hijau Lestari
adalah jika terdapat minimal 2 brondolan segar yang jatuh di piringan yang
berasal dari satu pohon atau dengan kata lain fraksi panen yang digunakan di
afdeling 4 adalah fraksi 2 dan fraksi 3 karena terdapat rendeman minyak yang
tinggi dengan kualitas minyak yang baik serta kandungan asam lemak bebas
rendah.
3.1.2 Pengorganisasian (Organizing) Kegiatan Panen
Pengorganisasian dapat diterjemahkan sebagai penentuan pekerjaanpekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagikan
pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen serta penentuan
hubungan-hubungan. Organisasi panen dibentuk dengan tujuan agar pelaksanaan
panen bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Tingkatan tenaga kerja pada
kegiatan pengorganisasian di PT. Puri Hijau Lestari terdiri dari Estate Manager
(kepala kebun), asisten afdeling, kerani afdeling, mandor 1, kerani, mandor panen,
kerani panen, kerani transport/kirim dan pemanen ataupun pelangsir.
Susunan organisasi kegiatan pemanenan pada PT. Puri hijau lestari
ESTATE MANAGER
FIELD ASISTEN
KERANI AFD
MANDOR 1

MANDOR PANEN

KERANI PANEN
KERANI KIRIM

KARYAWAN HARIAN
TETAP (KHT)

KARYAWAN HARIAN
LEPAS (KHL)

44
Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing personil yang terlibat langsung
dalam kegiatan pemanenan adalah sebagai berikut:
1.

Estate Manager menjamin terlaksananya kegiatan panen sesuai dengan
rencana (plan), dan pencapaian target panen. Estate Manager dapat
memberikan teguran dan atau sanksi melalui asisten afdeling, dan asisten
afdeling yang akan menegur dan memberi sanksi kepada mandor panen,
kerani panen, kerani kirim atau pemanen yang melanggar aturan panen.
Sanksi yang diberikan bisa berupa denda atau surat peringatan. Serta
peninjauan langsung ke kebun untuk melihat kondisi kebun, penerapan cara
baru bahkan kegiatan tenaga kerja di kebun.

2.

Asisten Afdeling bertanggung jawab kepada manajer atas pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan di kebun pada keiatan pemeliharaan dan produksi
dengan mengevaluasi seluruh kegiatan kebun yang dilakukan. Asisten
afdeling membawahi seluruh mandor yang melakukan kegiatan pemeliharaan
atau produksi di kebun.

3.

Mandor 1 mengatur dan memberikan pengarahan kepada mandor panen dan
kerani panen pada pelaksanaan panen harian. Bertanggung jawab kepada
asisten afdeling dan bertugas membantu asisten afdeling dalam mengatur
kegiatan pemeliharaan dan produksi dengan membawahi mandor.

4.

Kerani bertugas mengatur semua administrasi yang digunakan dalam proses
kegiatan pemeliharaan dan produksi serta bertanggung jawab penuh kepada
asisten afdeling dalam melaksanakan tugasnya.

5.

Mandor panen bertugas mengarahkan dan mengawasi pemanen serta
menjamin tuntas panen baik TBS maupun brondolan di seluruh areal panen
yang menjadi tanggung jawabnya, serta memberikan teguran atau sanksi bagi
pemanen yang melanggar aturan panen.

6.

Kerani panen bertanggung jawab dalam menghitung dan memastikan jumlah
TBS dan brondolan tiap pemanen di TPH, serta menghitung kesalahan
pemanen berdasarkan kriteria panen yang berlaku.

7.

Kerani kirim bertugas mengawasi dan memeriksa kebersihan TBS dan
brondolan di TPH untuk diangkut oleh truk menuju ke pabrik.

8.

Pemanen bertanggung jawab dan memastikan bahwa hancak panen sudah

45
selesai tuntas dipanen, buah yang dipanen memenuhi kriteria matang panen
dan melaksanakan panen sesuai SOP pelaksanaan panen dan arahan mandor.

3.1.3 Penggerakan (Actuating) Kegiatan Panen
Penggerakan merupakan usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu
kegiatan panen agar semuanya dapat dilakukan dengan apa yang telah
direncanakan dan diorganisasikan karena pada kenyataan mungkin tidak berjalan
lancar jika satu sama lainnya tidak saling koordinasi. Penggerakan harus bersifat
sederhana dan mudah dijelaskan agar memperoleh pengertian satu sama lain, yang
akhirnya digunakan dan bersifat konsultatif. Adapun kegiatan yang menyangkut
penggerakan antara lain:
1. Pelaksanaan Panen
2. Premi Panen
Pengarahan dari mandor 1 kepada mandor panen diberikan setiap hari
pada pagi hari di lokasi apel pagi. Pengarahan yang diberikan dari mandor 1
kepada mandor panen tentang kebersihan panen, misal mengutip brondolan pada
setiap pokok yang telah dipanen dan pemanenan TBS harus sesuai dengan kriteria
matang panen yang telah ditetapkan serta lokasi kebun yang akan dipanen.
Pengarahan yang dilakukan oleh mandor 1 kepada mandor lapangan berupa
motivasi dan pembinaan agar mandor lapangan tersebut bekerja sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan, biasanya kegiatan motivasi dan pembinaan ini
dilakukan pada saat mandor 1 dan mandor lapangan sedang berdiskusi baik
dilapangan maupun setelah jam kerja selesai.
a. Pelaksanaan Panen
Pelaksanaan pemanenan kelapa sawit merupakan suatu kegiatan memotong
tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip brondolan yang tercecer
didalam dan diluar piringan selanjutnya menyusun tandan buah di tempat
pengumpulan hasil, selanjutnya langsung dibawa ke pabrik kelapa sawit.
Pelaksanaan pemanenan kelapa sawit tidak dilakukan secara sembarangan, perlu
memperhatikan beberapa kriteria tertentu, sebab tujuan panen untuk mendapatkan
rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen

46
yang baik adalah mengetahui kriteria matang panen, alat panen, teknik panen,
rotasi panen, dan sistem panen.
Pelaksanaan kegiatan panen pada PT. Puri Hijau Lestari sebelum melakukan
kegiatan panen TBS lokasi panen telah ditentukan mandor panen. Prinsip dasar
dari kegiatan panen adalah memotong tandan matang, mengumpulkan TBS dan
mengangkutnya ke pabrik untuk diolah menjadi minyak sawit berkualitas baik
yaitu mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas
(FFA) yang rendah. Pelaksananan panen di perkebunan PT. Puri Hijau Lestari,
antara lain:
1. Setelah mengikuti master pagi/apel pagi dengan mandor panen, maka
pemanen segera menuju blok yang akan dipanen sesuai dengan hancak
mereka masing-masing dengan membawa peralatan mereka.
2. Tempat awal panen dan arah panen telah ditentukan oleh masing-masing
mandoran.
3. Pemanen memperhatikan tingkat kematangan buah dan juga jumlah
brondolan

segar

yang

ada

dipiringan

sebagai

pedoman

untuk

melaksanakan panen.
4. Pelepah yang menjadi penyanggah buah terlebih dahulu dipotong (tidak
boleh sengkleh), dan disusun digawangan mati.
5. Jika memanen dengan menggunakan dodos, di usahakan semaksimal
mungkin tidak mengenai pelepahnya. Pelepah yang menyangga atau
songgoh buah matang dipotong dengan dodos, dengan kriteria songgoh 2,
yaitu menyisahkan 2 pelepah dibawah janjang yang nantinya untuk
pemanenan pada tahap berikutnya.
6. Semua berondolan dipiringan dikutip begitu juga yang berada diketiak
pelepah harus dikorek, tujuannya agar berondolan tersebut tidak tumbuh
menjadi tanaman baru yang dapat mengganggu tanaman kelapa sawit yang
sudah ada. Tandan dan berondolan diangkat/dibawa dengan menggunakan
gancu dan angkong ketempat pengumpulan hasil, kemudian disusun
dengan baik yaitu jenjang menghadap keatas dan diberi nomor pemanen.

47
7. Memotong buah yang telah matang, dan tangkai panjang dipotong
minimal 2,5 cm dari permukaan buah, lalu gagang bekas potongan
dibuang digawangan mati.
8. Bila hancak dalam satu blok sudah selesai, pindah ke ancak pada blok
berikutnya.

Gambar 16. Pelaksanaan Panen

Kegiatan pemanenan dimulai pada pukul 07.00 WIB, dimana para pemanen
sudah tiba dilahan, para pemanen sudah tiba pada pukul 07.05 WIB. Setelah tiba
dilahan para pemanen melakukan kegiatan pemanenan dengan cara memotong
tandan buah segar yang telah memenuhi kriteria matang panen. Apabila pemanen
melebihi basis yang telah ditetapkan, maka para pemanen akan memperoleh
premi. Pemberian premi panen bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil panen,
dan meningkatkan pendapatan sesuai dengan jumlah dan mutu hasil yang
diperoleh. Premi tersebut tidak hanya diberikan kepada para pemanen, tetapi juga
diberikan kepada mandor panen, krani buah dan mandor 1.

b. Premi Panen
Pada pemanenan terdapat premi hidup yang tergantung dari tonase yang
diperoleh. Borong tandan harus diatur sedemikian rupa, sehingga jumlah tandan
yang ditetapkan bagi pemanen dalam waktu 7 jam kerja untuk setiap tahun tanam
dapat diselesaikan dengan jumlah kilogram terentu. Premi basis atau siap borong
harus berpedoman kepada anggaran (Rp/ton TBS) yang sedang berjalan dan tarif
yang berlaku sebelumnya. Premi siap borong harus sama untuk semua umur
tanaman. Yang berbeda adalah lebih basis atau lebih borongannya. Tarif premi
lebih borong, pertama menentukan kelas-kelas BJR dahulu, kemudian ditetapkan

48
harga per tandan lebih basis/borong menurut kelas-kelas BJR tersebut. Harga
tandan lebih basis/borong dari kelas yang berbeda dapat saja sama, tergantung
dari kondisi setempat. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa biaya Rp/ton TBS
dari lebih basis/borong tidak boleh lebih tinggi dari biaya Rp/ton TBS dalam
dinas. Sebagai ketentuan premi lebih borong maksimum 50% dari gaji rata-rata.
Premi kepala mandor (mandor 1) maksimum 2,00 x premi rata-rata pemanen yang
dibawah pengawasannya dalam bulan bersangkutan. Premi mandor panen
maksimum 1,50 x premi rata-rata yang dibawah pengawasannya pada bulan
bersangkutan. Premi kerani panen maksimum 1,25 x premi rata-rata pemanen
yang dibawah pengawasannya pada bulan bersangkutan dengan ketentuan apabila
BJR sesuai dengan hasil penimbangan di lapangan pada semester bersangkutan.

3.1.4 Pengawasan (Controlling)
Pengawasan perlu dilkukan untuk mendapatkan hasil yang maksimum
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan adalah agar
suatu pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan
sehingga tujuan dari suatu kegiatan dapat terwujud. Kegiatan pengawasan dapat
juga dilakukan dengan cara mengawasi suatu kegiatan dan mengoreksi hasil
pekerjaan. Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk
pada cara pelaksanaan agar mereka bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan
agar para pelaksana membatasi tidakan-tindakannya mencapai tujuan sedemikian
rupa sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan
menjadi siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke
perencanaan. Dalam kegiatan panen pengawasan berperan penting mendapatkan
suatu tingkat kuantitas dan kualitas yang mempunyai nilai tambah sehingga semua
mandor kerja dan sistem yang telah diintruksikan dapat berjalan dengan baik
karena hasil dari pengawasan akan meningkatkan mutu kerja dan mutu hasil yang
lebih baik.
Pengawasan pemanenan dapat dilakukan oleh asisten afdeling, mandor 1,
mandor, manajer, ataupun tim audit. Mandor melakukan pengawasan terhadap
karyawannya dan wajib menegur jika terjadi kesalahan serta melaporkan kepada
asisten afdeling untuk kesalahan yang fatal. Asisten afdeling melakukan

49
pengawasan kepada mandor dalam mengerakkan anggotanya pada kegiatan
pemanenan agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan rencana.
Manajer melakukan pengawasan jika terjadi kejanggalan dari laporan
harian ataupun bulanan untuk masing-masing afdeling. Sedangkan tim audit
pengawasannya dilakukan dengan melihat bagian administrasi serta turun
langsung kelapangan guna memastikan kegiatan tersebut sudah sesuai atau belum
dengan Standart Operational Procedure (SOP) yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, namun untuk tim audit biasanya dilakukan pada setahun sekali. Pada
tingkat asisten afdeling bertanggung jawab terhadap semua kegiatan operasional.
Untuk melakukan pengawasan pekerjaan dilapangan dilakukan oleh mandor 1 dan
mandor panen. Mandor 1 bertanggung jawab penuh terhadap atas pengawasan
yang berada dibawah wewenangnya, mandor panen bertanggung jawab penuh atas
pengawasan anggota panennya.
Mandor 1, mandor panen, kerani panen atau kerani kirim, baik secara
sendiri atau bersama-sama harus bertanggung jawab atas sempurnanya pekerjaan
panen dan menjamin hal sebagai berikut dalam pengawasan:
a. Panen harus bersih dan buah/brondolan tersusun rapi di TPH
b. Tidak ada buah matang yang tertinggal
c. Potongan pelepah harus disusun dan tidak dibenarkan pelepah gantung
sesuai dengan peraturan
d. Pengutipan semua brondol dan dibawa ke TPH
e. Data janjang harus akurat dan transport TBS berjalan lancar
Adapun kegiatan pengawasan pemanenan harus dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a) Pengawasan Langsung
Pengawasan yang dilakukan dengan cara Field Assistant, Mandor 1, dan
Kepala Kebun terjun langsung ke lapangan. Biasanya ada kerjasama antara
mandor 1 dengan asisten dalam melakukan pengawasan. Mandor panen
mengawasi bagian dalam pasar pikul sedangkan asisten mengawasi dari jalan
poros agar tidak terjadi penyimpangan. Tujuanya agar pemanenan dapat berjalan
dengan lancar sehingga aktivitas panen yang diinginkan dapat tercapai.

50
b) Pengawasan Tidak Langsung
Dilakukan dengan cara melihat atau mengevaluasi data–data yang dibuat
berdasarkan kegiatan di lapangan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan
dalam perhitungan jumlah tenaga kerja, jumlah buah yang dipanen dan jumlah
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Adapun pengawasan setelah melakukan
kegiatan panen berupa denda. Denda terhadap kesalahan pemanen dapat dilihat
dari tabel berikut:
Tabel 7. Denda terhadap kesalahan pemanen PT. Puri Hijau Lestari
Nilai Minimum
Potongan (% dari
UMR per Hari)
25

No.

Kode

Uraian Pelanggaran

1

A

Potong Buah Mentah

2

G

Tangkai Panjang

5

Janjang

3

S

Buah Masak Tidak Dipanen

15

Janjang

4

M1

Buah Diperam

20

Janjang

5

M2

20

Janjang

6

M3

5

Janjang

7

M4

5

TPH

8

B1

5

Pohon

9

B2

0,2

Butir

10

C

5

Pelepah

11

R

5

Pelepah

Buah

Dipanen

Tidak

Dibawa Ke TPH
Buah

Matahari

(potong

buah tak sempurna)
Buah tidak disusun di TPH
Brondolan tidak dikutip > 3
butir
Brondolan

dibuang

di

gawangan
Pelepah

sengkleh

tidak

dipotong
Pelepah tidak disusun di
gawangan

Per Satuan
Janjang

Sumber: Sistem dan Standard Premi Manual (SOP PT. PHL), Desember 2013
Apabila seorang pemanen melakukan pelanggaran hingga denda dan
menghabiskan upahnya (HK dan Premi) maka pada hari tersebut pemanen tidak
akan mendapat upah (HK dan Premi). Misalnya bila pemanen memotong buah
mentah lebih dari 4 buah maka pemanen tidak akan mendapatkan HK. Penetapan

51
denda terhadap kesalahan pemanen bertujuan meningkatkan disiplin kerja,
meningkatkan moral tukang panen karena adil, meningkatkan mutu dan rendemen
minyak, mengacu pada peningkatan output dan produktivitas penamen.

3.2 Pembahasan
Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik
mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan Crude Palm Oil (CPO) ke
konsumen. Manajemen adalah suatu proses kegiatan usaha untuk mencapai tujuan
tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. Sedangkan organisasi menurut
(Sumardjo, 2010) adalah suatu kumpulan individu yang bersama-sama menjadi
suatu sistem, melalui suatu hirarki jabatan dan pembagian kerja untuk berusaha
mencapai tujuan tertentu. Apabila manajemen suatu perusahaan baik, tetapi
organisasinya tidak baik, maka keadaan perusahaan tersebut tidak akan sukses.
Sebaliknya, jika organisasi baik tetapi manajemen jelek, maka akan timbul mismanajemen. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari sembilan unsur
manajemen, yang meliputi pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan modal,
pengelolaan barang dan bahan, pengelolaan mesin-mesin, pengelolaan teknis
lapangan, pengelolaan peluang pasar, pengelolaan waktu, pengelolaan sumber
daya alam, dan pengelolaan fakta menjadi data dan informasi (Risza, 2010).
Perencanaan dalam pemanenan dilakukan ketika tanaman akan beralih dari
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ke Tanaman Menghasilkan (TM).
Kegiatan perencanaan tersebut diantaranya penentuan jumlah tenaga pemanen,
prosedur pelaksanaan, persiapan hancak panen, persiapan akses jalan panen dan
perlengkapan panen, sistem administrasi dan waktu pelaksanaan.
Pengorganisasian kegiatan panen dikelola oleh asisten afdeling yang
bertanggung jawab kepada Estate Manager. Seorang asisten afdeling berhak
memilih seorang mandor 1 sebagai pengawas dan penanggung jawab kegiatan
lapangan. Pembagian tugas dan hancak karyawan panen dilakukan oleh mandor
panen selain bertugas melakukan pengawasan terhadap anggotanya masingmasing. Setiap individu yang terlibat dalam organisasi panen harus memiliki
kemampuan kerjasama dalam tim selain kemampuan teknis di lapangan.

52
Pengarahan dalam menjelaskan strategi untuk mencapai tujuan bersama
adalah tanggung jawab manager dan asisten. Seorang pemimpin perlu memiliki
integritas dan komunikasi yang baik dalam memberi pengarahan sehingga staf dan
karyawan pun paham dan bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. Biasanya
manajer akan memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada asisten afdeling
terkait pencapaian target produksi. Asisten langsung merespon arahan tersebut
dengan mengkoordinasikan kepada seluruh karyawan. Komunikasi yang tidak
efektif kepada karyawan dapat menyebabkan pekerjaan tidak terarah sehingga
terjadi pemborosan karena biaya yang dikeluarkan tidak mencapai target yang
diinginkan. Dalam mempengaruhi karyawannya, seorang asisten dapat melakukan
kekuasan ganjaran, yaitu menggunakan imbalan agar karyawan bekerja dengan
baik atau kekuasaan paksaan seperti memberikan sangsi apabila karyawan tidak
bekerja dengan baik. Selain itu, karyawan pun dapat dipengaruhi oleh kekuasaan
ahli berupa kemampuan teknis, pengalaman, dan kecerdasan teori yang dimiliki
seorang pemimpin (Sumardjo, 2010).
Pengawasan menjadi fungsi terakhir dalam manajemen agar seluruh
perencanaan dan kegiatan dalam mencapai tujuan bersama dapat berjalan secara
optimal. Seluruh standar kerja dan prestasi kerja karyawan harus selalu di evaluasi
oleh seorang pemimpin. Hal tersebut juga dapat menjadi motivasi karyawan untuk
selalu bekerja dengan baik. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan melihat
laporan administrasi dan melihat langsung kondisi di lapangan. Selain
kemampuan teknis dan teori, seorang pemimpin juga harus menguasai
permasalahan yang terdapat di lapangan agar dapat segera diambil keputusan atau
solusinya. Pada pelaksanaan manajemen pemanenan di PT. Puri Hijau Lestari
selama penulis melakukan kegiatan magang semuanya berjalan dengan baik dan
berjalan berdasarkan Standart Operational Procedure (SOP) yang ada namun
pada kondisi di lapangan ada beberapa perbedaan yang

dilakukan dengan

kebiasaan yang ada tetapi pada dasarnya kegiatan tersebut tidak menyimpang jauh
dari SOP perusahaan dan dalam tingkat yang wajar.

53
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kegiatan magang selama kurun waktu delapan minggu
(30 Oktober 2013 s/d 23 Desember 2013) di PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai
Bungur Afdeling 4 pada kegiatan manajemen pemanenan Tandan Buah Segar
(TBS) penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pemanenan pada PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur
khususnya di Afdeling 4 sudah berjalan sesuai yang direncanakan, baik dari
peninjauan rencana kerja harian, bulanan dan kegiatan di lapangan hampir
seluruhnya memenuhi standar operasional perusahaan yang telah diberikan
serta pelaksanaan pemanenan telah dilakukan sebagaimana mestinya untuk
tanaman kelapa sawit.
2. Pelaksanaan pengorganisasian pada PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai
Bungur terdiri dari Estate Manager, Asisten Afdeling, Mandor 1, Mandor
Panen dan Kerani Panen maupun Kerani Kirim telah terkoordinasi dengan baik
sehingga kegiatan pemanenan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
yang direncanakan.
3. Pelaksanaan pengarahan di Afdeling 4 pada PT. Putri Hijau Lestari Kebun
Sungai Bungur berjalan dengan baik. Asisten afdeling dan mandor 1 selalu
memberikan pengarahan kepada mandor panen yaitu tentang kebersihan
pemanen, misalnya pengutipan brondolan pada setiap pokok yang telah
dipanen harus bersih, dan pemanen TBS harus sesuai dengan kriteria matang
panen yang telah ditetapkan.
4. Pelaksanaan pengawasan di Afdeling 4 pada PT. Puri Hijau Lestari Kebun
Sungai Bungur berjalan dengan baik, karena mandor 1 ataupun mandor panen,
kerani panen dan kerani kirim langsung turun ke lapangan melihat kegiatan
para pemanen, pelangsir dan pengangkut sehingga kegiatan pemanen dan
pekerja lain bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan pemanen TBS.

54
4.2 Saran
Berdasarkan hasil mengikuti tinjauan beberapa kegiatan manajemen
pemanenan di PT. Puri Hijau Lestari penulis memberikan saran untuk
meningkatkan kualitas dan produktifitas kepada para karyawan terutama pada setiap item
pekerjaan yang ada di kegiatan pemanenan bertujuan untuk meminimalisir kehilangan
produksi (losess) kemudian perlu pengawasan secara optimal, harus dilihat secara
langsung dan rutin agar produksi tanaman sawit terus meningkat. Untuk masalah

pengelolaan panen di PT. Puri Hijau Lestari perbaikan sarana dan prasarana panen
yang harus dilakukan terus-menerus untuk kemudahan kegiatan panen dengan
perawatan bargas yang bocor, perawatan pasar pikul ataupun gawangan/piringan
di setiap pokok, penanganan yang cepat untuk alat-alat panen yang sudah rusak
dan hal-hal lainnya yang harus diperhatikan sebagai penunjang kegiatan
pemanenan di PT. Puri Hijau Lestari.

55
DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2013. Indonesian Oil Palm Statistic. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Effendi Rustam dan Widanarko Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit.
Agromedia, Jakarta.
Hasibuan, SP. 1993. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Penabur.
Jakarta.
Munandar Ari. 2013. Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit Di Afdeling
1 pada PT. Bangun Persada Kahirupan Sarolangun. Fakultas Pertanian Universitas
Jambi. Jambi.
Rankine Ian dan Fairhurst Thomas. 1998. Buku Lapangan Seri Tanaman Kelapa
Sawit Vol. 3 Tanaman Menghasilkan. Oxford Graphics Printers Pte. Ltd.
Singapore.
Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Kelapa Sawit. Yrama Widya.
Jakarta

56

Contenu connexe

Tendances

Contoh surat peminjaman ruang
Contoh surat peminjaman ruangContoh surat peminjaman ruang
Contoh surat peminjaman ruangAfan Anwar
 
Contoh Power Point Pengenalan Diri
Contoh Power Point Pengenalan DiriContoh Power Point Pengenalan Diri
Contoh Power Point Pengenalan DiriPrayogozero
 
rundown-acara-pernikahan
rundown-acara-pernikahanrundown-acara-pernikahan
rundown-acara-pernikahanIzhan Nassuha
 
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPII
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPIIRoadmap Penelitian dan PkM Prodi IPII
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPIIMuhamadBisriMustofa3
 
Surat peminjaman tempat mubes
Surat peminjaman tempat mubesSurat peminjaman tempat mubes
Surat peminjaman tempat mubesFitria Andita
 
Contoh analisis-kuesioner
Contoh analisis-kuesionerContoh analisis-kuesioner
Contoh analisis-kuesionerAbdul Manap
 
Surat permohonan izin penggunaan ruas jalan raya
Surat permohonan izin penggunaan ruas jalan rayaSurat permohonan izin penggunaan ruas jalan raya
Surat permohonan izin penggunaan ruas jalan rayaOperator Warnet Vast Raha
 
Proposal Pengajian Akbar
Proposal Pengajian AkbarProposal Pengajian Akbar
Proposal Pengajian AkbarGembel Kismin
 
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaanProposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaanAndi Yaumil Falakh
 
Laporan pertanggungjawaban penjualan seblak mata kuliah wirausaha
Laporan pertanggungjawaban  penjualan seblak mata kuliah wirausahaLaporan pertanggungjawaban  penjualan seblak mata kuliah wirausaha
Laporan pertanggungjawaban penjualan seblak mata kuliah wirausahaWahyu Putro
 
Surat izin menggunakan tempat
Surat izin menggunakan tempatSurat izin menggunakan tempat
Surat izin menggunakan tempatMuhamad Basuni
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIFriyanto apri
 
Laporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan KewirausahaanLaporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan KewirausahaanDiah Dwi Ammarwati
 
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriContoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriSigit Dwi Juliarto
 
Surat tugas pelatihan
Surat tugas pelatihanSurat tugas pelatihan
Surat tugas pelatihanAde Shinta
 
Proposal usaha kecil martabak mini
Proposal usaha kecil martabak miniProposal usaha kecil martabak mini
Proposal usaha kecil martabak minirissa nabilla hakiki
 

Tendances (20)

Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
Contoh surat peminjaman ruang
Contoh surat peminjaman ruangContoh surat peminjaman ruang
Contoh surat peminjaman ruang
 
Contoh Power Point Pengenalan Diri
Contoh Power Point Pengenalan DiriContoh Power Point Pengenalan Diri
Contoh Power Point Pengenalan Diri
 
Briket Arang
Briket ArangBriket Arang
Briket Arang
 
rundown-acara-pernikahan
rundown-acara-pernikahanrundown-acara-pernikahan
rundown-acara-pernikahan
 
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPII
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPIIRoadmap Penelitian dan PkM Prodi IPII
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPII
 
Surat peminjaman tempat mubes
Surat peminjaman tempat mubesSurat peminjaman tempat mubes
Surat peminjaman tempat mubes
 
Contoh analisis-kuesioner
Contoh analisis-kuesionerContoh analisis-kuesioner
Contoh analisis-kuesioner
 
Surat permohonan izin penggunaan ruas jalan raya
Surat permohonan izin penggunaan ruas jalan rayaSurat permohonan izin penggunaan ruas jalan raya
Surat permohonan izin penggunaan ruas jalan raya
 
Contoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMKContoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMK
 
Proposal Pengajian Akbar
Proposal Pengajian AkbarProposal Pengajian Akbar
Proposal Pengajian Akbar
 
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaanProposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan
 
Laporan pertanggungjawaban penjualan seblak mata kuliah wirausaha
Laporan pertanggungjawaban  penjualan seblak mata kuliah wirausahaLaporan pertanggungjawaban  penjualan seblak mata kuliah wirausaha
Laporan pertanggungjawaban penjualan seblak mata kuliah wirausaha
 
Surat izin menggunakan tempat
Surat izin menggunakan tempatSurat izin menggunakan tempat
Surat izin menggunakan tempat
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
 
Laporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan KewirausahaanLaporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan Kewirausahaan
 
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriContoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Surat tugas pelatihan
Surat tugas pelatihanSurat tugas pelatihan
Surat tugas pelatihan
 
Proposal usaha kecil martabak mini
Proposal usaha kecil martabak miniProposal usaha kecil martabak mini
Proposal usaha kecil martabak mini
 

En vedette

Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyatAnalisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyatOckto Traigani
 
Ppt Penganggaran Bisnis - Anggaran Tenaga Kerja
Ppt Penganggaran Bisnis - Anggaran Tenaga KerjaPpt Penganggaran Bisnis - Anggaran Tenaga Kerja
Ppt Penganggaran Bisnis - Anggaran Tenaga KerjaMarselina Safitri
 
Mandat dan delegasi
Mandat dan delegasiMandat dan delegasi
Mandat dan delegasiIlham Ismail
 
Surat pernyataan peralihan tanggung jawab
Surat pernyataan peralihan tanggung jawabSurat pernyataan peralihan tanggung jawab
Surat pernyataan peralihan tanggung jawabandijunaidi
 
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan TitoTeknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan TitoRyan Tito
 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitZul Rapi
 

En vedette (13)

Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyatAnalisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
Analisa usaha tani_perkebunan_kelapa_sawit_rakyat
 
Ppt Penganggaran Bisnis - Anggaran Tenaga Kerja
Ppt Penganggaran Bisnis - Anggaran Tenaga KerjaPpt Penganggaran Bisnis - Anggaran Tenaga Kerja
Ppt Penganggaran Bisnis - Anggaran Tenaga Kerja
 
Mandat dan delegasi
Mandat dan delegasiMandat dan delegasi
Mandat dan delegasi
 
Laporan pkl
Laporan pklLaporan pkl
Laporan pkl
 
Modul 8 kb 3
Modul 8   kb 3Modul 8   kb 3
Modul 8 kb 3
 
3 desain media
3 desain media3 desain media
3 desain media
 
Surat pernyataan peralihan tanggung jawab
Surat pernyataan peralihan tanggung jawabSurat pernyataan peralihan tanggung jawab
Surat pernyataan peralihan tanggung jawab
 
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan TitoTeknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
 
Anggaran Perusahaan
Anggaran PerusahaanAnggaran Perusahaan
Anggaran Perusahaan
 
Sop ukp kkp
Sop ukp kkpSop ukp kkp
Sop ukp kkp
 
PANDUAN PKK
PANDUAN PKKPANDUAN PKK
PANDUAN PKK
 
Contoh penganggaran pada perusahaan
Contoh penganggaran pada perusahaanContoh penganggaran pada perusahaan
Contoh penganggaran pada perusahaan
 

Similaire à Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit

Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia Rifa Rifa
 
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawit
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawitAnalisis pendapatan usahatani kelapa sawit
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawitFeby Kusuma
 
Penglibatan pp dalam komoditi sawit lpp edit (haji azhar)
Penglibatan pp dalam komoditi sawit lpp edit (haji azhar)Penglibatan pp dalam komoditi sawit lpp edit (haji azhar)
Penglibatan pp dalam komoditi sawit lpp edit (haji azhar)Ridzaludin
 
Sejarah dan Perkembangan Super Tani
Sejarah  dan Perkembangan Super TaniSejarah  dan Perkembangan Super Tani
Sejarah dan Perkembangan Super Taniandiundru
 
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobingGovernmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoTitan Net
 
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017bachrie1982
 
Bab v gambaran umum perusahaan
Bab v gambaran umum perusahaanBab v gambaran umum perusahaan
Bab v gambaran umum perusahaandhureon
 
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobingRegional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Lapaoran PKL Tentang Mengoperasikan Timbangan TBS.docx
Lapaoran PKL Tentang Mengoperasikan Timbangan TBS.docxLapaoran PKL Tentang Mengoperasikan Timbangan TBS.docx
Lapaoran PKL Tentang Mengoperasikan Timbangan TBS.docxHarpanNazri
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Company Profile KGT KESUMA
Company Profile KGT KESUMACompany Profile KGT KESUMA
Company Profile KGT KESUMAWHy LBs
 
Laporan kujungan industri
Laporan kujungan industriLaporan kujungan industri
Laporan kujungan industriWWTF_Production
 
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,KaranganyarLaporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,KaranganyarNatalia Nainggolan
 
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...Natalia Nainggolan
 
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyarLaporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyarNatalia Nainggolan
 
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docxPENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docxAfrilYanti1
 

Similaire à Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (20)

Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia
 
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawit
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawitAnalisis pendapatan usahatani kelapa sawit
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawit
 
Penglibatan pp dalam komoditi sawit lpp edit (haji azhar)
Penglibatan pp dalam komoditi sawit lpp edit (haji azhar)Penglibatan pp dalam komoditi sawit lpp edit (haji azhar)
Penglibatan pp dalam komoditi sawit lpp edit (haji azhar)
 
Sejarah dan Perkembangan Super Tani
Sejarah  dan Perkembangan Super TaniSejarah  dan Perkembangan Super Tani
Sejarah dan Perkembangan Super Tani
 
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobingGovernmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
 
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
 
Bab v gambaran umum perusahaan
Bab v gambaran umum perusahaanBab v gambaran umum perusahaan
Bab v gambaran umum perusahaan
 
Kkn lap 2015
Kkn lap 2015Kkn lap 2015
Kkn lap 2015
 
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobingRegional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
 
Lapaoran PKL Tentang Mengoperasikan Timbangan TBS.docx
Lapaoran PKL Tentang Mengoperasikan Timbangan TBS.docxLapaoran PKL Tentang Mengoperasikan Timbangan TBS.docx
Lapaoran PKL Tentang Mengoperasikan Timbangan TBS.docx
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Company Profile KGT KESUMA
Company Profile KGT KESUMACompany Profile KGT KESUMA
Company Profile KGT KESUMA
 
Laporan kujungan industri
Laporan kujungan industriLaporan kujungan industri
Laporan kujungan industri
 
Tugase
TugaseTugase
Tugase
 
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,KaranganyarLaporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
 
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
 
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyarLaporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
 
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docxPENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
 
PPT IBNU.pptx
PPT IBNU.pptxPPT IBNU.pptx
PPT IBNU.pptx
 

Dernier

PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptAkuatSupriyanto1
 
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...arielsuwarnapati2
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxKartikaFebrianti1
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 

Dernier (16)

PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
 
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit

  • 1. LAPORAN HASIL MAGANG MANAJEMEN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI AFDELING IV PADA PT. PURI HIJAU LESTARI DESA SUNGAI BUNGUR, MUARO JAMBI - JAMBI Oleh: Ibnu Kurniawan D1B010028 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2013 0
  • 2. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditi yang telah menerapkan konsep agribisnis dalam pengembangannya adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.). Kelapa sawit di Indonesia memilki arti penting karena mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa negara. Minyak kelapa sawit memilki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti minyak kelapa, kedelai, bunga matahari, wijen dan kacang tanah. Keunggulan kelapa sawit antara lain adalah produksi per hektar tinggi, umur ekonomis yang panjang dan resiko kecil. Permintaan minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) datang dari Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia saat ini. India dan Cina merupakan pasar terbesar CPO Indonesia. Bahkan, dua negara di atas menyerap sekitar 70% total pasokan CPO dunia. Permintaan CPO India pada tahun 2012 mencapai 7,1 juta ton naik 5,18% dari tahun 2011 sebesar 6,75 juta ton. Impor CPO Cina pada tahun 2012 naik dari 5,95 juta ton pada tahun 2011 menjadi 6,65 juta ton pada tahun 2012 (BPS, 2012). Provinsi Jambi salah satu Provinsi di Indonesia yang tengah gencar meningkatkan produksi kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi juga sudah tersebar luas dan mengalami peningkatan yang cukup baik. Namun dari hal tersebut tidak luput juga dari manajemen yang baik. Sejalan dengan kebutuhan akan kelapa sawit yang terus meningkat menyebabkan pelaku usaha terus mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit terutama menghasilkan produk yang bernilai guna tinggi. Perkebunan kelapa sawit tidak hanya dikembangkan oleh pemerintah dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja tetapi juga dikembangkan oleh pihak swasta. Bagi investor tentu kondisi ini menjadi peluang bisnis yang menentukan. Tak heran jika banyak yang terjun dalam bisnis perkebunan kelapa sawit, mulai dari skala kecil yang hanya puluhan hektar hingga perusahaan besar dengan luas lahan mencapai ratusan hektar. Dengan pengembangan tersebut berdampak kepada meningkatnya 1
  • 3. produksi kelapa sawit, yang mana secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan daerah dan peluang lapangan kerja di Provinsi Jambi itu sendiri. Tabel 1. Perkembangan luas areal, produksi dan produktifitas kelapa sawit di Provinsi Jambi tahun 2006-2012. Luas Areal Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Kg/Ha/Tahun) 2006 409.445 559.251 134.240 2007 448.899 1.087.524 151.678 2008 484.137 1.115.251 220.030 2009 493.737 1.241.921 259.141 2010 495.151 1.297.670 326.391 2011 532.293 2.131.328 391.490 2012 545.399 2.213.413 441.510 Jumlah 3.409.061 9.646.358 1.924.480 Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2013 Kelapa sawit telah menjadi bagian komoditas perkebunaan yang memilki prospek pengembangan yang cukup cerah. Untuk mencapai produktifitas yang optimal pada tanaman kelapa sawit, pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Tinggi produksi salah satunya tidak lepas dari pemanenan tanaman yaitu suatu kegiatan pekerjaan memanen tanaman mulai dari berumur empat tahun sampai lima tahun. PT. Puri Hijau Lestari sebagai perusahaan kelapa sawit anakan dari makin group melakukan beberapa kegiatan manajemen pemeliharaan atau perawatan, pembibitan (sekarang tidak lagi), pemupukan maupun pemanenan. Luas areal statetment makin group di Jambi: 26.728 Ha. Untuk makin group Jambi dibagi menjadi 2 wilayah. Wilayah 1 dan wilayah 2, Luas areal statement wilayah 1 (RKK: 5.256 Ha, PHL: 5.221 Ha, MKI: 4.146 Ha). Dan 1 unit PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang terletak di dalam PT. RKK yang mulai beroperasi pada tahun 2011 (PPKS Batanghari). Manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Actuating), 2
  • 4. dan pengawasan (Controlling) dalam rangka memberdayakan sumber daya yang dimiliki organisasi baik Sumber Daya Manusia (SDM), modal, materil, maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Rangkaian kegiatan tersebut dikenal sebagai fungsi-fungsi manajemen (Gumbira dan Harizt, 2004). Panen adalah kegiatan memotong tandan matang dan pengutipan brondolan yang kemudian dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) untuk kemudian diangkut ke pabrik untuk diolah (Lubis, 1992). Manajemen pemanenan kelapa sawit adalah suatu kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani yaitu berupa Tandan Buah Segar (TBS) dari lahan budidaya yang di dalamnya terdapat aspek-apek manajemen. Panen kelapa sawit perlu dilakukan secara benar dan tepat karena panen merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit dan menjadi sumber pemasukan uang ke perusahaan melalui penjualan Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti Kelapa Sawit (IKS). Tugas utama personil di lapangan adalah mengambil buah dari tanaman dan mengantarkannya ke pabrik. Cara dan waktu panen yang tepat dapat mempengaruhi kuantitas produksi (ekstrasi). Sementara itu, waktu yang tepat dapat mempengaruhi kualitas produksi Asam Lemak Bebas (ALB). Karena itu agar mencapai keuntungan (profit) perlu dilakukan manajemen pemanenan kelapa sawit secara benar dan tepat agar perusahaan tidak mengalami kerugian, buah sawit yang dipanen pun tidak mengalami kerusakan sehingga tidak mengganggu kualitas serta kuantitas hasil panen. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis menarik judul yang akan diamati yaitu “Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Afdeling IV Pada PT. Puri Hijau Lestari Desa Sungai Bungur, Muaro Jambi – Jambi”. 1.2 Tujuan Magang Adapun tujuan dari praktik magang adalah: 1. Mengamati dan mempelajari pelaksanaan manajemen pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) yang ada di PT. Puri Hijau Lestari. 3
  • 5. 2. Menambah wawasan dan pemahaman dalam melaksanakan kegiatan pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) di PT. Puri Hijau Lestari. 3. Menganalisis sistem pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) yang diterapkan PT. Puri Hijau Lestari dan membandingkan dengan literatur. 4. Meningkatkan kemampuan profesionalisme mahasiswa berdasarkan kompetensinya agar dapat memahami dan menghayati proses kerja secara nyata. 1.3 Metodologi Magang Pelaksanaan praktik magang dilaksanakan selama kurun waktu 8 minggu yaitu dimulai pada tanggal 30 Oktober 2013 sampai dengan 23 Desember 2013 bertempat di Afdeling 4 PT. Puri Hijau Lestari Desa Sungai Bungur Kabupaten Muaro Jambi – Jambi. Kegiatan magang yang dilakukan meliputi kegiatan teknis di lapangan dan manajerial baik di kebun maupun di kantor estate. Kegiatankegiatan tersebut disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh pihak perusahaan tempat melaksanakan kegiatan magang. Dalam pelaksanaan magang, metode pengumpulan data yang digunakan antara lain: 1. Melaksanakan kerja lapangan langsung (metode observasi). Yaitu pelaksanaan kegiatan dengan terjun langsung ke lapangan dengan ikut serta dalam proses pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) dan kegiatan lainnya. 2. Diskusi dan tanya jawab. Dalam pengumpulan data perlu dilakukan diskusi atau tanya jawab dengan manajer, asisten kepala, asisten divisi, mandor dan para karyawan ataupun pekerja yang ada dilapangan dan lingkungan perusahaan yang berhubungan dengan pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) mengenai halhal yang sudah dimengerti maupun yang belum mengerti. 3. Studi literatur dan pengamatan kegiatan Mempelajari buku-buku dan sumber lainnya yang berhubungan dengan segala aspek tanaman kelapa sawit khususnya manajemen dan pemanenan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) serta pengamatan kegiatan langsung yang dilakukan di lapangan. 4
  • 6. II. KEADAAN PERUSAHAAN 2.1 Keadaan Umum Perusahaan 2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Puri Hijau Lestari (PHL) merupakan salah satu anak perusahaan Matahari Kahuripan Indonesia (Makin Group) yang mengelola tanaman perkebunan kelapa sawit dan berkedudukan di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2003 yang berlokasi di Desa Sungai Bungur dan Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (RKK), di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mekar Sari. Sebelah utara berbatasan dengan PT. Batanghari Sawit Lestari (BSL) dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Sungai Bungur. PT. Puri Hijau Lestari berlokasi di sekitar Desa Mekar Sari yakni berada kurang lebih 40 km dari Kota Jambi, lokasi tersebut dapat ditempuh dalam waktu lebih kurang satu setengah jam, sedangkan dari Mekar Sari ke PT. Puri Hijau Lestari (PHL) dapat ditempuh lebih kurang satu setengah jam dalam kondisi jalan lancar dan tidak hujan (jalan tidak becek). Pada musim hujan waktu tempuh tersebut dapat menjadi lebih lama karena kondisi jalan berlumpur. Lokasi perkebunan PT. Puri Hijau Lestari terletak di dua kecamatan yaitu wilayah Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Sungai Gelam. PT. Puri Hijau Lestari memiliki luas keseluruhan lahan 9.761,67 Ha. Untuk kebun dibagi atas Afdeling 1 hingga Afdeling 6 dan dari beberapa kebun PT. Puri Hijau Lestari merupakan kebun kemitraan, sementara Afdeling 2,5,6 adalah kebun inti. 2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi perusahaan PT. Puri Hijau Lestari adalah menjadi perusahaan nasional kelas dunia dalam bidang pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) yang diakui kepedulian dan usahanya dalam mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memperbaiki kualitas hidupnya dan meningkatkan kualitas lingkungan alam. 5
  • 7. Sedangkan Misi PT. Puri Hijau Lestari adalah menciptakan dan menyelenggarakan usaha pengolahaan Sumber Daya Alam (SDA) secara ekonomik dan bertanggung jawab yang mampu meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan dan membangun mendayagunakan potensi nasional secara cerdas dan etika. 2.1.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusaahaan Organisasi perusahaan merupakan suatu kemampuan orang-orang atau secara bersamaan untuk menjalankan suatu kegiatan atau usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan PT. Puri Hijau Lestari (PHL) Makin Group yang di kepalai oleh seorang Senior Manajer. Dalam melakukan tugasnya Senior Manajer dibantu oleh beberapa orang staf, pegawai dan karyawan. Adapun tugas dan tangung jawab dari masing-masing personil dalam struktur organisasi PT. Puri Hijau Lestari adalah sebagai berikut : a. Senior Manajer/General Manager Senior Manajer bertugas untuk menilai, mengontrol atau mengawasi kegiatan perusahaan yang di pimpinnya dan membawahi semua staf, pegawai dan karyawan baik di kebun maupun di pabrik. b. Manajer Kebun/Estate Manager Estate Manager bertangung jawab pada Senior Manager dan bertangung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pada unit pekerjaan masing-masing serta membawahi semua asisten, menjabarkan dan melaksanakan langkahlangkah kebijakan direksi dalam bidang tanaman, teknik, administrasi, pelaporan tenaga kerja dan agraria, bertanggung jawab atas semua aset yang ada di kebun termasuk pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), merencanakan dan mengawasi penempatan karyawan secara efektif dan efisien, memberikan saran/usulan kepada direksi baik diminta maupun tidak diminta untuk efektifitas dan efisiensi pengelolaan organisasi. c. Asisten Afdeling/Field Assistant Field Assistant bertugas membantu manajer dalam menyusun anggaran tahunan, memeriksa dan mensuspensi seluruh kegiatan yang di gerakan di setiap unit kerja serta memberi perintah pada mandor 1 dan para mandor 6
  • 8. semua bagian untuk segera membuat perbaikan yang diperlukan bila ditemukan ada penyimpangan, memberi petunjuk dan mengawasi kegiatan operasional pegawai atau karyawan. Asisten afdeling bekerja berdasarkan dalam bidang produksi, membuat Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja Bulanan (RKB), mengevaluasi laporan kerja, mengajukan permintaan alat atau barang yang dibutuhkan pada afdeling, menerima tugas-tugas khusus dan pelimpahan wewenang dari asisten kepala manajer. d. Kepala Tata Usaha (KTU) Kepala Tata Usaha membantu manajer dalam menyusun administrasi kantor dan pengambilan upah/gaji karyawan. Disamping itu, KTU melakukan pencatatan, pengelompokan dan pengawasan semua transaksi dan membuat buku besar, account report, progress report dan laporan lainnya, bekerja sama dengan petugas umum membina dan memberi petunjuk kepada karyawan dalam meningkatkan kesejahteraan, keagamaan, olahraga, lingkungan hidup, gotong royong, koperasi dan keamanan karyawan di lingkungan kantor kebun. e. Mandor 1 Mandor 1 bertugas membantu Field Assistant dalam melaksanakan supervisi ke lapangan dan memberi arahan tentang pekerjaan yang akan di kerjakan kepada mandor lapangan, pekerjaan yang diarahkan sudah diatur oleh Field Assistant dan Mandor 1 sebagai jendralnya di lapangan. f. Kerani divisi Kerani divisi bertugas mengelola laporan yang diterima dari Field Assistant laporan realisasi harian dan realisasi kerja serta memeriksa kembali administrasi divisi lainya, mengisi daftar presensi, tenaga kerja, laporan harian kegiatan lapangan. Melaksanakan administrasi kepegawaian sehari-hari, administrasi surar-surat serta komunikasi dengan unit lainya. g. Mandor lapangan Mandor lapangan bertangung jawab kepada Mandor 1 dan Field Assistant dalam pelaksanaan kegiatan kerja karyawan di lapangan dan meyerahkan 7
  • 9. laporan kerja mandor kepada asisten afdeling serta memberikan arahan dan pengawasan pada karyawan di lapangan. h. Kerani buah Bertanggung jawab kepada Field Assistant dalam mencatat produksi di lapangan, baik kuantitas dan kualitas. Adapun tenaga kerja yang ada di PT. Puri Hijau Lestrai (PHL) yaitu : a. Staf Golongan staf terdiri dari Senior Manajer, Manajer, Field Assistant, Kepala Tata Usaha. Untuk merekrut staf harus melakukan trainning terlebih dahulu, dan berdasarkan evaluasi dari kebun di kirim ke direksi, baru ke kantor pusat. b. Pegawai Bulanan (PB) Merupakan pegawai SKU yang telah diangkat oleh Senior Manajer. c. Serikat Kerja Umum (SKU) Merupakan karyawan bulanan yang di gaji berdasarkan banyaknya hari kerja. Pegawai ini diangkat oleh Senior Manajer. d. Pekerja Harian Lepas (PHL) Merupakan pekerjaan yang bekerja berdasarkan banyaknya volume kerja yang ada di kebun. 2.1.4 Kondisi Lahan dan Pembukaan Lahan Perkebunan kelapa sawit di PT. Puri Hijau Lestari dibangun di daerah dataran rendah, mayoritas lahan kebun ini pada areal pertanaman sebagian besar rawa. Jenis tanah di lokasi perkebunan PT. Puri Hijau Lestari tanahnya gambut (organosol) dengan tekstur tanah kehitaman berpasir. Jenis tanah tersebut merupakan tanah mengandung zat asam yang sangat tinggi, tanah ini sebelum melakukan penanaman kelapa sawit harus terlebih dahulu ditaburkan dengan pupuk dolomit, agar keasaman tanah hilang atau berkurang. Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit PT. Puri Hijau Lestari mulai dari steking lahan, pembabatan semak dan pohon-pohon. Hal ini merupakan langkah awal pembukaan areal baru. Pekerjaan tersebut dilakukan secara manual dengan tenaga manusia atau dengan alat-alat tradisional. Akan tetapi supaya lebih praktis baik 8
  • 10. dari segi tenaga, waktu maupun biaya saat ini lebih sering dilakukan secara mekanis dengan menggunakan eskavator, traktor dan buldoser. Penebangan pohon awal pembukaan areal baru dilakukan ke satu arah. Hasil penebangan di potongpotong untuk mempercepat pengeringan dan mempermudah pembakaran, hasil tebangan dibiarkan dalam jangka waktu tertentu, yaitu kurang lebih 3 – 6 bulan selanjutnya dikumpulkan dengan secara mekanis dan mengunakan alat-alat tradisional. 2.1.5 Letak Geografis Perusahaan PT. Puri Hijau Lestari berlokasi di sekitar Desa Mekar Sari yakni berada kurang lebih 40 km dari Kota Jambi, lokasi tersebut dapat ditempuh dalam waktu lebih kurang satu setengah jam, sedangkan dari Mekar Sari ke PT. Puri Hijau Lestari (PHL) dapat ditempuh lebih kurang satu setengah jam dalam kondisi jalan lancar dan tidak hujan (jalan tidak licin). Pada musim hujan waktu tempuh tersebut dapat menjadi lebih lama karena kondisi jalan berlumpur. Sebelah utara perkampungan seperti Manis Mato, Londerang dan Rantau Panjang, Danau Padang dan Sungai Batanghari dengan anak-anak sungainya. Sebelah selatan perkebunan kelapa sawit PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (RKK) Mekarsari. Sebelah timur perkebunan Kelurahan Tanjung, Desa Sogo, Pulau Tiga, Seponjen, Sungai Bungur, Suko Berajo, Sungai Kumpeh dengan anak-anak sungainya serta PT. WSI. Sebelah barat perkebunan Desa Ramin, Rukam, perkebunan PT. Bukit Sawit Lestari. 2.1.6 Luas Area dan Tata Guna Lahan PT. Puri Hijau Lestari memiliki luas area secara keseluruhan 5.370,40 Ha yang terdiri dari kebun inti dan kemitraan dengan luas kebun inti seluas 3.148,34 Ha dan luas kebun kemitraan seluas 2.222,07 Ha, saat ini kemitraan yang dilakukan PT. Puri Hijau Lestari masih berjalan sebagaimana semestinya. Luas areal kebun inti dan kemitraan terbagi menjadi 6 afdeling yang masing-masing afdeling memiliki luasan yaitu Afdeling 1 Koperasi Wahana Agung 609,59 Ha, Afdeling 2 Inti 1.001,17 Ha, Afdeling 3 Koperasi Mekar Jaya 1.147,30 Ha, Afdeling 4 Koperasi Harapan Jaya 465,18 Ha, Afdeling 5 Inti 9
  • 11. 1.053,29 Ha, Afdeling 6 Inti 1.093,88 Ha untuk jelasnya luas area perkebunan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Luas area seluruh dan kemitraan afdeling PT. Puri Hijau Lestari No Nama Afdeling Luas (ha) 1 Afdeling 1 Koperasi Wahana Agung 2 Afdeling 2 Inti 1.001,17 Ha 3 Afdeling 3 Koperasi Mekar Jaya 1.147,30 Ha 4 Afdeling 4 Koperasi Harapan Jaya 5 Afdeling 5 Inti 1.053,29 Ha 6 Afdeling 6 Inti 1.093,88 Ha Total 609,59 Ha 465,18 Ha 5.370,40 Ha Sumber: Kantor K8 PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur 2.1.7 Profil Afdeling 4 2.1.7.1 Letak Geografis Afdeling Afdeling 4 berada pada bagian paling ujung dari keseluruhan area unit Sungai Bungur dengan jarak tempuh 4 km dari kantor kebun PT. Puri Hijau Lestari Sungai Bungur (K8). Batas-batas areal afdeling 4 adalah sebelah utara berbatasan dengan kebun masyarakat Seponjen, sebelah barat berbatasan dengan areal afdeling 3 koperasi Mekar Jaya, sebelah timur berbatasan dengan afdeling 12 kebun Seponjen dan sebelah selatan berbatasan dengan SK Berdikari Desa Sungai Bungur. 2.1.7.2 Kondisi Tanaman dan Produksi Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di PT. Puri Hijau Lestari merupakan varietas Tenera (Dura x Psifera) yang berasal dari Marihat dan Socfindo. Tanaman kelapa sawit yang ditanam di PT. PHL telah memasuki Tanaman Mengahasilkan (TM) sebagian Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan rencana Tanaman Baru (TB) dengan pola tanam yang digunakan adalah segitiga sama sisi yaitu 8,8 m x 8,8 m x 8,8 m dan jarak antara pasar rintis (gawangan) 7,6 m. sehingga standar populasi untuk lahan gambut adalah 150 tanaman per hektar. 10
  • 12. Kondisi tanaman kelapa sawit di PT. Puri Hijau Lestari memiliki rata-rata tinggi pokok kurang lebih 2 – 5 m, dengan berat janjang rata-rata 7 kg tergantung dari tahun tanam dan luasan blok sedangkan untuk produksi TBS bisa mencapai 2 ton/hari/hancak tergantung dari cakupan area. Populasi tanaman saat ini tidak seutuhnya hidup berkuranganya populasi tanaman disebabkan oleh tanaman yang tidak produktif mengalami stagnasi, pohon rebah, terserang penyakit dan pohon tidak tumbuh normal akibat kondisi lahan. Sedangkan luas area, jenis tanaman dan produksi akan disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3. Luas areal, jumlah tanaman dan produksi kebun Sungai Bungur PT. Puri Hijau Lestari Areal Belum Tertan am Pena mbah an (Ha) Kebun Ter Tanam (Ha) (Ha) Berbuah Belum Total Pkk /Ha - 46.161 30.777 76.938 133 145.461 0 145.461 145 Jumlah Pokok Sph AFD 1 609,59 578,46 31,13 AFD 2 1.001,17 1.001,17 0,00 AFD 3 1.147,30 1.052,59 94,71 - 132.233 15.587 147.820 140 AFD 4 465,18 368,64 96,54 1,90 36.208 14.060 50.268 136 AFD 5 1.053,29 848,69 204,60 - 89.960 32.871 122.831 145 AFD 6 1.093,88 991,67 102,21 - 105.900 37.449 143.349 145 Total 5.370,41 4.841,22 529,19 1,90 555.923 130.744 686.667 142 Sumber: Kantor K8 PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai bungur Berdasarkan tabel di atas luasan area PT. Puri Hijau Lestari belum sepenuhnya di tanami kelapa sawit dimana dari tabel di atas disajikan luasan blok keseluruhan mencapai 5.370,41 Ha dengan pencapaian luasan tanaman mencapai 4.839,09 Ha. Artinya luasan yang tidak tertanam kelapa sawit mencapai 531,09 Ha. 11
  • 13. 2.1.7.3 Struktur Organisasi Susunan Manajemen dan Struktur Organisasi pada Afdeling 4 Kebun Sungai Bungur. Manajer Asisten Afdeling Kerani Afd Mandor Panen Kerani Panen Kerani Kirim Mandor 1 Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Pemupukan Chemist Umum Pemel PHPT Gambar 1. Bagan struktur organisasi afdeling 4 PT. Puri Hijau Lestari 2.2 Kegiatan Perusahaan 2.2.1 Pelaksanaan Kegiatan Semua pelaksanaan kegiatan kebun PT. Puri Hijau Lestari dimulai dengan master pagi atau apel pagi sedangkan untuk karyawan kantor tanpa apel pagi. Para karyawan atau pekerja produksi di kebun berkumpul untuk melaksanakan apel pagi pada pukul 05.30 WIB. Masing-masing karyawan kantor maupun kebun menyampaikan permasalahan dan kendala yang dihadapi agar mendapat penyelesaian dari atasan mereka. Selain itu disampaikan pula informasi-informasi tentang perkembangan perusahaan. Pelaksanaan aktivitas kerja kantor kebun di PT. Puri Hijau Lestari dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan hari Sabtu dimulai pada pukul 07.00 – 16.00 WIB sedangkan menurut dari ketetapan perusahaan untuk di kebun dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan hari Sabtu dimulai setelah apel pagi sekitar pukul 07.00 – 14.00 WIB dengan jam istirahat pukul 12.00 WIB namun seringkali pelaksanaan kegiatan dilakukan hingga sore hari dikarenakan untuk pencapaian target-target lapangan yang belum terselesaikan. Selama penulis mengikuti kegiatan di area lahan yang dilaksanakan di afdeling 4 kebun Sungai Bungur berkumpul di lokasi apel pagi pada pukul 05.30 WIB namun seringkali dimulai hingga pukul 05.45 WIB sambil mandor 1 12
  • 14. menunggu para mandor lapangan hadir semua di lokasi. Pada saat dilaksanakannya apel pagi tersebut mandor 1 mengkoordinasikan dan mengevaluasi hasil kerja mandor-mandor pada hari sebelumnya dan perencanaan yang akan dilakukan pada hari itu. Adapun tambahan dari asisten afdeling memberikan pengarahan, intruksi teknik pekerjaan, evaluasi hasil kerja kepada mandor-mandor tentang pekerjaan serta target yang dilaksanakan pada hari itu serta menyampaikan berbagai informasi tentang perkembangan perusahaan dan afdeling serta kegiatan lainnya. Setelah rangkaian apel pagi terselesaikan kemudian ditutup oleh pembacaan doa yang dilakukan oleh salah satu mandor yang bertugas pada hari itu untuk memimpin doa. Para mandor bubar dan membentuk barisan baru untuk mengumpulkan para anggotanya yang membawa kentosan (bibit sawit liar) dan brondolan yang akan dikumpulkan setelah apel pagi selesai, aturan tersebut dilakukan oleh manajemen perusahaan sebagai tiket harian apel pagi mereka yang berfungsi mengurangi keberadaan kentosan dan brondolan di sekitaran pokok sawit yang menganggu aktivitas kebun, kebersihan dan kualitas produksi. Pada saat yang sama para mandor juga melaksanakan tugasnya yaitu memberikan lembar kehadiran karyawan (absensi) kepada anggota dan dilanjutkan pembagian tugas dan pemberian arahan terhadap pekerjaan mereka masing-masing agar seluruh rangkaian pekerjaan yang diintruksikan kepada pekerja merata. Setelah pembagian kerja dan absensi selesai para pekerja meninggalkan lokasi apel pagi dan bergegas bekerja ke tempat mereka yang telah diintruksikan oleh mandor mereka masing-masing. Sedangkan para mandor kembali sejenak ke rumah mereka masing-masing untuk sekedar sarapan dan persiapan segala hal lainnya sebelum mereka mengawasi pekerjaan para tenaga kerja pelaksana. Asisten afdeling menjumpai mereka di tempat berkumpulnya para mandor (base camp) untuk sekedar penambahan informasi dan mengumpulkan lembar kerja mandor dan administrasi lainnya yang diperlukan. Pelaksanaan kegiatan teknis di lapangan ditulis oleh penulis berdasarkan aktivitasnya sebagai pendamping mandor melalui kegiatan mengikuti dan melakukan semua aktivitas pemeliharaan tanaman hingga panen Tandan Buah Segar (TBS). Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan mengevaluasi 13
  • 15. pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan mandor di lapangan, membantu suatu pekerjaan, serta mempelajari pembuatan laporan administrasi. 2.2.2 Teknis Pemeliharaan Tanaman Mengahasilkan Pemeliharaan tanaman menghasilkan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan dan mendapatkan kondisi tegakan tanaman serta mendapatkan tanaman yang sehat yang mampu berproduksi sesuai standar atau sesuai dengan yang diharapkan. Pengurangan standar pemeliharaan pada tahap ini tidaklah menguntungkan secara ekonomis dalam jangka panjang. Tanaman harus dipelihara dengan baik selama 25 tahun, dan biaya pengelolaan yang baik akan tertutup oleh produksi yang tinggi sampai tanaman tersebut replanting. Pemeliharaan tanaman menghasilkan juga melaksanakan serangkaian aktivitas kerja rawat pada areal tanaman yang telah berproduksi. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) merupakan lanjutan dari pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), perawatan TM ditujukan untuk memperoleh produksi optimal. Tujuan kegiatan rawat tanaman menghasilkan adalah untuk menjaga agar tanaman tumbuh normal dan berpotensi produksi tinggi serta mempermudah pekerjaan pemanenan. Untuk mencapai hal tersebut yang menjadi prioritas utama adalah pemeliharaan ataupun perawatan sarana dan prasarana pendukung kegiatan di areal lahan perkebunan kelapa sawit, pemupukan, optimalisasi kesuburan tanah dan air, pelaksanaan tunasan, perawatan gawangan, pemberantasan gulma secara manual dan kimia sebagai tindakan memperkecil losses produksi. Pekerjaan rawat tanaman menghasilkan yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit dibagi menjadi pekerjaan rutin dan non rutin. 2.2.2.1 Pemeliharaan Jalan Jalan adalah sarana transportasi utama pada lokasi perkebunan kelapa sawit yang mempunyai peran penting untuk pemeliharaan tanaman, akses tenaga kerja dan produksi. Jenis jalan di area perkebunan kelapa sawit pada umumnya dibedakan atas 4 (jenis), yaitu: 14
  • 16. 1. Jalan akses (Access Road) Jalan akses berfungsi sebagai jalan utama yang menghubungkan tiap afdeling, pabrik, emplasemen dan keluar kebun. Disamping itu, berfungsi juga sebagai jalan untuk pengangkutan hasil produksi dari pabrik ke pelabuhan. Lebar jalan akses keseluruhan (termasuk bahu jalan) adalah 10-12 m. Sedangkan lebar bersih badan jalan dibuat 8-9 m, diperkeras secara penuh (ketebalan 15-20 cm), berbentuk cembung dan dilengkapi dengan parit jalan untuk mengumpulkan aliran permukaan pada badan jalan. Drainase jalan harus cukup lebar (1 s/d 1,5 m x 1 m) untuk menampung air hujan pada segala kondisi cuaca. Jalan akses dibangun secara terpadu dengan infrastruktur lain seperti perumahan, bengkel dan kantor. 2. Jalan utama (Main Road) Jalan utama dipergunakan untuk transportasi buah ke pabrik dan bahanbahan lainnya yang diperlukan ke afdeling. Jalan utama (main road) dibangun dengan interval 300 m dan sejajar dengan baris tanaman di areal dengan topografi datar sampai landai. Jalan utama mempunyai lebar keseluruhan (termasuk bahu jalan) adalah 9-10 m, sedangkan lebar bersih badan jalan adalah 7-8 m, berbentuk cembung. Permukaan jalan utama harus diperkeras secara penuh dengan sirtu atau laterit (setelah tanaman berumur 3-4 tahun). Parit jalan dibangun di kiri-kanan jalan untuk menampung aliran permukaan dari badan jalan dengan ukuran 1 s/d 1,5 m x 1 m (tergantung keadaan). 3. Jalan produksi/koleksi (Collection Road) Jalan koleksi dibangun tegak lurus terhadap jalan utama dengan interval jarak 1.000 m di areal bertopografi datar-landai. Jalan koleksi adalah jalan yang membatasi dan membagi blok dan digunakan untuk mengumpulkan hasil panen (TBS) yang akan diangkut ke pabrik serta untuk pengangkutan bahan-bahan perawatan, di jalan koleksi terdapat Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Jalan koleksi mempunyai lebar keseluruhan 6-7 m, sedangkan lebar bersih badan jalan adalah 5-6 m, diperkeras ringan dengan sirtu (ketebalan 10 cm), dibuat cembung 15
  • 17. dengan parit jalan di kiri-kanan badan jalan dengan ukuran 1m x 1m (tergantung keadaan). Pengerasan jalan dilakukan setiap tahun sampai diperoleh permukaan jalan yang tahan cuaca. 4. Jalan kontrol (Midle Path) Merupakan jalan yang terdapat di dalam blok yaitu di tengah-tengah blok yang dibuat sejajar dengan jalan produksi atau tegak lurus terhadap barisan tanaman. Dengan kata lain jalan kontrol membagi blok menjadi 2 bagian dengan arah Timur – Barat. Panjang jalan kontrol sesuai dengan panjang blok, yaitu 1.000 m. Jalan kontrol biasanya dipakai untuk pemeriksaan atau pengawasan yang dilakukan oleh kepala afdeling, asisten kepala ataupun mandor pemanenan. Pemeliharaan jalan kontrol dilakukan 3-4 rotasi per tahun dengan cara manual, cara kimiawi atau kombinasi manual dan kimiawi. Tujuan dari pemeliharaan jalan adalah menyediakan akses ke areal lahan perkebunan kelapa sawit guna pelaksanaan pemeliharaan tanaman, kegiatan pemupukan, kegiatan panen, pengangkutan TBS, bahan-bahan keperluan tanaman dan memudahkan pengawasan pekerja di lapangan. Adapaun aturan berlaku pada kegiatan perawatan jalan adalah pekerjaan perbaikan jalan tidak dianjurkan selama musim yang sangat basah, harus tersedia tenaga kurang lebih 8 orang tiap afdeling (tergantung luasan area) untuk tenaga perawatan jalan dan parit yang meliputi pemadatan badan jalan serta menghindari genangan air dengan melancarkan parit jalan, meratakan permukaan tanah dengan cangkul, membentuk kembali permukaan agar cembung dilengkapi saluran di pinggirnya, dan memadatkan permukaan tanah dengan roller/compactor ataupun peralatan manual seperti cangkul. Rawat piringan (Circle) adalah daerah sekeliling pohon yang memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan dilakukan pembersihan piringan adalah untuk memudahkan proses pemanenan, kutip brondolan, pemupukan atau penebaran pupuk. Rawat piringan adalah proses pembersihan gulma yang dapat mengganggu dan merugikan tanaman utama dalam persaingan unsur hara dan air. 16
  • 18. 2.2.2.2 Pengendalian Lalang dan Gulma Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan manusia dan menggangu pertumbuhan tanaman di lahan karena menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air, sinar matahari dan ruang hidup. Untuk tanaman perkebunan kerugian yang ditimbulkan sangat bervariasi tergantung jenis tanaman, iklim, jenis gulma, dan kondisi di lapangan. Tanaman perkebunan mudah dipengaruhi oleh gulma, khususnya untuk tanaman muda apabila pengendalian gulma tidak dilakukan secara benar. Pengendalian lalang secara kultur teknis, dengan menggunakan kacangan yang ditanam sebagai penutup tanah, teknis penanaman kacangan sesuai dengan Standar Operational Procedure (SOP) perusahaan. Pengendalian lalang secara kimiawi dipakai dari jenis herbisida sistemik (dengan bahan aktif Glifosat, Sulfosat atau Imzapir). Macam-macam gulma yang ditemukan di perkebunan kelapa sawit selama pengamatan di lapangan oleh penulis terdapat sepuluh jenis gulma, lima diantaranya yaitu, gulma pakisan resam (Dicranopteris linearis), gulma teki-tekian (Cyperus Sp.), gulma cabe-cabean (Acytasia intrusa), senduduk (Melastoma malabathricum L), dan kentosan merupakan brondolan sawit yang tumbuh di piringan pokok yang tidak terangkut oleh pemanen. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 2. Jenis gulma yang terdapat di areal kebun kelapa sawit PT. PHL (a) Kentosan (bibit sawit liar), (b) Dicranopteris linearis (pakisan resam), (c) 17
  • 19. Cyperus Sp (teki-tekian), (d) Acytasia intrusa (cabe-cabean), (e) Paspalum conjugatum (paitan), (f) Mikania micranta (sembung merambat). Pengendalian gulma yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit di afdeling 4 PT. PHL yaitu dengan cara pembersihan gulma di piringan, jalan pikul, rintisan piringan, collection road, Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), pembersihan gawangan dan pemberantasan lalang. Pekerjaan pengendalian gulma ini merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan di PT. PHL dan mempunyai rotasi dalam pengerjaannya. Interval waktu yang optimum antar rotasi juga tergantung dari jenis dan keadaan pertumbuhan gulma dan keadaan tanah di lapangan, pada daerah-daerah tertentu penambahan atau pengurangan dari rotasi penyiangan dapat dipertimbangkan setelah dikonsultasikan dengan atasan yang bersangkutan. Rotasi pengendalian gulma ini dilakukan tiga bulan sekali, sehingga rotasi yang dibuat dapat menjaga pertumbuhan gulma sehingga tidak merugikan secara ekonomis. Tujuan pengendalian gulma adalah menghindarkan persaingan unsur hara oleh tanaman, memudahkan pemanen untuk pengutipan brondol, memudahkan pemanen mengangkut buah (TBS) ke TPH dan memudahkan kegiatan rawat lainnya serta terlihat kebersihan areal kebun yang akan meningkatkan kualitas dari produksi. Pengendalian gulma yang dilakukan di PT. PHL yaitu yang telah dipraktekkan pada afdeling 4 adalah dengan menggunakan bahan kimia dan manual. Pengendalian gulma dilakukan berdasarkan kerapatan gulma, alat dan bahan yang digunakan, tenaga kerja dan cuaca. Pengendalian gulma dengan menggunakan racun rumput atau herbisida dengan cara penyemprotan. Herbisida yang digunakan yang bersifat sistemik dan bersifat kontak. Herbisida sistemik merupakan herbisida yang dapat membunuh gulma dengan cara herbisida masuk ke jaringan gulma melalui daun dan akar yang kemudian ditranslokasikan keseluruh jaringan gulma dan dapat mengganggu fisiologi gulma dan akhirnya gulma dapat mati. Herbisida sistemik yang biasanya digunakan oleh kebun PT. PHL ini adalah Glisat dengan bahan aktif Glifosat sedangkan herbisida kontak adalah herbisida yang dapat membunuh gulma apabila bagian jaringan terkena racun saja. Herbisida kontak yang digunakan yaitu Gramoxone dengan bahan aktif Paraquat yang cair dan berwarna biru tua. 18
  • 20. Pengendalian gulma pada prirngan, jalan pikul, TPH dan rintisan piringan atau jari-jari pokok sawit sekitar 2 meter dengan cara penyemprotan yang dilakukan di kebun PT. PHL adalah menggunakan herbisida kontak Gramoxone dengan bahan aktif Paraquat yang dikombinasi dengan herbisida sistemik dengan bahan aktif Metil Metsulforon 20% Herbisida. Pencampuran herbisida kontak dan sistemik ini untuk pengendalian gulma dapat menghemat tenaga kerja, pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat, dapat sekaligus memberantas gulma yang matinya baik dengan herbisida sistemik maupun kontak. Dengan demikian hasil akhirnya dapat meminimalisir biaya rawat. Dengan menggunakan herbisida Gramoxone dan herbisida sistemik gulma yang disemprot dapat mati total 3 hari atau 60 jam setelah diaplikasi. (a) (b) (c) Gambar 3. Kegiatan penyemprotan gulma di PT. Puri Hijau Lestari (a) Jenis Glisat dengan bahan aktif Glifosat, (b) Pencampuran bahan, (c) Penyemprotan langsung. 2.2.2.3 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian hama pada area perkebunan kelapa sawit mempunyai tujuan mendeteksi serangan hama dan penyakit tanaman serta memberantasnya sehingga hama dan penyakit di lahan tanaman dapat dikendalikan dan akhirnya potensial kerusakan dapat dikurangi, menjaga keseimbangan biologis sehingga tidak terjadi outbreak satu jenis hama dan penyebaran dapat dideteksi atau diawasi. Standar kesesuaian pelaksanaan kerja yang dilaksanakan setiap afdeling untuk pengendalian hama dan penyakit meliputi petugas monitoring harus mencatat kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit termasuk yang disebabkan oleh binatang seperti serangga pemakan daun, batang, buah, dll. Hama yang menyerang pohon kelapa sawit yaitu, tikus, ulat api atau ulat kantong, oryctes (kumbang) dan rayap. Hama yang menyerang buah kelapa sawit di PT. 19
  • 21. PHL yaitu tikus. Ciri-ciri buah yang dimakan tikus yaitu daging kelapa sawit dimakan habis hingga tersisa tempurungnya. Pengamatan hama ini bisa dilakukan dengan racun tikus atau remortal (klered). Selain itu hama yang ditemukan yaitu hama rayap (Coptotermes curvignathus). Ciri-ciri gejala serangan rayap yaitu pokok tersebut ditutupi rayap yang bersembunyi pada tanah yang menutupi batang kelapa sawit tersebut, daunnya kuning kecokelatan dan kering jika tidak dikendalikan serta daun tombak dan daun pupus yang juga merapuhkan batang pokok. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara dibersihkan batangnya yang tertutupi kemudian batang disemprot dengan material Termitisida dengan bahan aktif Fipronil. Pengendalian Penyakit. Tujuan dari pengendalian penyakit adalah mendeteksi serangan penyakit sebelum pengendalian dalam skala luas dan untuk menerapkan strategi pengendalian yang efektif. Dengan standar kesesuaian pelaksanaan pekerjaan penyakit harus dicegah dengan menjaga kebersihan tanaman secara tepat dan ledakan/serangan harus terdeteksi oleh petugas pengamat rutin sebelum kerusakan serius terjadi. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) merupakan penyakit yang umum dijumpai dan yang paling penting pada tanaman kelapa sawit. Areal serangan penyakit ini terus meningkat. Ganoderma semula dikaitkan dengan semakin tuanya tanaman, tetapi ternyata infeksi penyakit ini dapat dijumpai pada tanaman berumur 5 tahun. Serangan penyakit ini yang paling tinggi dijumpai pada umur 10-15 tahun, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada kebersihan kebun dan sejarah tanaman di kebun. Selain itu terdapat jenis penyakit busuk pucuk yang meliputi berbagai kondisi yang berhubungan dengan infeksi jaringan lunak pucuk daun atau titik tumbuh oleh jamur patogen. Hal tersebut sering didahului oleh serangga dan kumbang yang menyebabkan kerusakan yang nyata terhadap jaringan sehingga memungkinkan terjadinya infeksi oleh busuk pucuk. Gejala pertama adalah membusuknya pucuk tanaman yang dapat dengan mudah dibuang dengan tangan. Jaringan yang terkena penyakit ini mempunyai warna cokelat dengan areal infeksi basah dan biasanya berbau tidak sedap. Pucuk 20
  • 22. daun yang membusuk akhirnya mati dan roboh ke samping atau ke bawah ke daun lainnya. Tanpa adanya titik tumbuh yang sehat, tanaman ini dianggap mati tetapi mungkin masih hidup secara vegetatif bergantung pada hasil fotosintesis daun dibawahnya yang masih hidup. Jika tanaman ini sembuh maka daun pertama yang muncul akan berukuran pendek tanpa anak daun dan tampak seperti tonggak. Daun-daun berikutnya perlahan-lahan akan tampak normal. Infeksi busuk pucuk menghambat pertumbuhan, perkembangan tanaman dan akhirnya produksi tanaman. Pemilihan bahan tanaman yang sehat dan secara genetis tidak rentan terhadap busuk pucuk merupakan hal penting. Monitoring persilangan dan bahan material sangat penting agar induk material yang rentan terhadap busuk pucuk tidak digunakan sebagai bahan persilangan. (a) (b) (c) Gambar 4. Jenis penyakit tanaman kelapa sawit di lahan PT. PHL (a) Busuk batang yang disebabkan jamur patogen, (b) Bolong daun akibat ulat, (c) Rapuh dan daun menguning akibat ulat bulu. 2.2.2.4 Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Pemupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan biaya yang cukup besar, yaitu sekitar 50% dari total biaya pemeliharaan. Kegiatan pemupukan memiliki tujuan menyediakan unsur hara yang cukup untuk mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan produksi yang maksimum serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Untuk menghasilkan produksi yang maksimal dan ekonomis, areal yang akan dipupuk piringan harus bebas dari gulma, pupuk yang diberikan dengan menerapkan 4T yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat tabur dan tepat jenis. Dalam proses pemupukan di PT. Puri Hijau Lestari selalu dimulai dari proses 21
  • 23. perencanaan yang meliputi jenis pupuk yang akan digunakan, dosis yang dibutuhkan, blok sasaran yang akan dipupuk, dosis yang dibutuhkan, waktu pemupukan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan sarana dan prasarana yang menunjang proses pekerjaan pemupukan. Setelah mendapat rekomendasi pemupukan maka dipersiapkan waktu pelaksanaan pemupukan. Pada perkebunan ini dalam satu tahun dilakukan pemupukan 3 semester. Waktu pelaksanaan pemupukan pada bulan pergantian musim hujan dan musim kemarau, hal ini ditujukan untuk keefektifan tanaman mengambil hara yang diberikan. Jenis pupuk yang digunakan pada PT. Puri Hijau Lestari ini yaitu: NPK 7/6/34+Cu+Zn+B, NPK 12/12/17/2, Chelated Zincopper, Borate (HGFB). Waktu pelaksanaan pemupukan harus dijadwalkan pelaksanaanya pada musim hujan kecil dan per semester. Pada semester I kegiatan pemupukan dilakukan pada bulan Januari – April karena merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan pemupukan yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Sedangkan untuk semester II kegiatan pemupuk dilakukan pada bulan Juli – Oktober. Manfaat pemupukan yang maksimum dapat tercapai bila curah hujan antara 100 – 250 mm per bulan yang ditentukan. Pada musim ini, kondisi tanah cukup basah (tetapi belum jenuh) sehingga kemudahan terserapnya unsur hara oleh tanaman. Selain itu pemupukan di lahan gambut dilakukan secara bertahap dan dengan takaran rendah karena daya pegang (Sorption power) hara tanah gambut rendah sehingga pupuk mudah tercuci (Agus dan Subiksa, 2008). Norma pemupukan yaitu berdasarkan dosis pupuk. Dosis rekomendasi pemupukan pada PT. Puri Hijau Lestari sebagai berikut: Tabel 4. Rekomendasi dosis pemupukan pada PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur. Jenis Pupuk Npk 12/12/17/2 Npk 7/6/34+Cu+Zn Dosis (Kg) 2,5 2 HGFB (Borat) 0,10 Chelated Zincopper 0,10 RP (Rock Phosphat) 0,5 Dolomite 1 22
  • 24. NPK 18:8:8:2+TE 2 MOP(MuriatePotas) 1 Sumber: Kantor K8 PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai bungur Tahapan kegiatan pemupukan yaitu dimulai dari proses penguntilan, pelangsiran dari gudang ke blok, pelangsiran dari pinggir blok, pengeceran dalam blok, penaburan pupuk dan pengumpulan karung. Penguntilan yaitu pembagian pupuk dengan cara mengemas jumlah pupuk berdasarkan rekomendasi jenis dan dosis yang dianjurkan. Tujuan dilakukan penguntilan yaitu memudahkan dalam pemupukan dan setiap pohon mendapatkan dosis yang sesuai dengan rekomendasi, selain itu menghindari hal-hal kehilangan pupuk baik itu pencurian maupun penggelapan pupuk. Untuk jumlah pengaplikasian pemupukan di lapangan biasanya pada PT. Puri Hijau Lestari setiap harinya dihitung dengan luas areal blok dan banyak tanaman dimana kegiatan tersebut telah diatur oleh Field Afdeling. Dan sebelum memulai pelaksanaan kegiatan pemupukan terlebih dahulu dilakukan kegiatan penguntilan pupuk. Dimana penguntilan merupakan kegiatan pembagian jumlah pupuk berdasarkan rekomendasi dosis/pokok dengan jumlah 8 pokok peruntilan yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat pengeceran pupuk. Kegiatan penguntilan dilakukan sesuai dengan pencapaian target masingmasing yaitu dengan norma 1 HK = 2000 kg (171 karung isi @50 kg). Kegiatan penguntilan dilakukan dengan 8.342 kg pupuk dilangsir ke tempat penguntilan dengan bertahap-tahap mengunakan angkong, sambil pupuk di langsir tenaga kerja penguntilan mempersiapkan karung untuk tempat pupuk yang akan di until, sesudah semua pupuk terkumpul di tempat penguntilan kemudian tenaga kerja melakukan penguntilan, memecahkan pupuk yang beku lalu dimasukan ketakaran yang telah dianjurkan oleh manajer kemudian dimasukan kekarung dan disusun per blok sesuai dengan kebutuhan pada blok yang akan dipupuk. Untuk menentukan jumlah kebutuhan pupuk per blok dan jumlah kebutuhan tenaga kerja digunakan rumus sebagai berikut : 23
  • 25. Kebutuhan jumlah untilan untuk masing-masing blok dihitung dengan rumus: Jumlah Untilan = Dimana LB = Luas Blok (Ha) P = Jumlah Pokok (P/Ha) D = Dosis Pupuk perpokok (Kg/p) Untilan = 16,5 Kg Contoh : Untuk Afdeling IV Blok L 16, Pupuk yang di aplikasikan NPK 7-6-34+TE jumlah yang luas blok nya adalah 28,54 ha dan jumlah keseluruhan pokok 4.171 dan dimana pokok per hektar nya 146 pokok, maka jumlah untilan pupuk yang dibutuhkan untuk Blok L 15 dapat dihitung sebagai berikut : = 505 until Adapun jumlah kebutuhan pupuk yang digunakan adalah 8.342 Kg yang diperoleh dari 4.171 pokok dengan dosis 2 kg per pokok. Dengan rumus diatas dapat di hitung jumlah untilan dan seberapa banyak pupuk yang dibutukan untuk Blok L-16. Selanjutnya kebutuhan tenaga kerja untuk pemupukan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : a) Tenaga kerja untuk mengecer pupuk terdiri dari 3 orang langsir mengunakan alat bargas dan 3 orang untuk mengecer pupuk dari depan gawangan ke dalam gawangan, sehingga jumlah tenaga kerja untuk mendistribusi pupuk adalah 6 orang. b) Pupuk yang sudah berada di lokasi dalam gawangan selanjutnya di tabur oleh tenaga kerja pemupukan, jumlah tenaga kerja pemupukan dihitung dengan cara 1 HK= 900 Kg. Dengan demikian jumlah tenaga kerja untuk pemupukan Blok L16 adalah sejumlah 8.342 kg (505 until) dibagi 900 kg pupuk / HK, yaitu sejumlah 9,26 Kg atau 9 HK (orang). Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah tenaga kerja untuk pemupukan adalah 9 HK (orang) untuk distribusi di tambah 6 HK (orang) jadi tenaga kerja 24
  • 26. yang dibutuhkan untuk pemupukan yaitu berjumlah 15 HK untuk Blok L16 tersebut. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) Gambar 5. Kegiatan pemupukan afdeling 4 (a) Mandor pupuk di gudang induk, (b) Jenis pupuk Chelated Zincopper, (c) Pupuk majemuk, (d) Penulis di gudang pupuk K8, (e) Langsir dari pinggir blok, (f) Langsir dari gudang untuk penguntilan, (g) Pengambilan pupuk yang siap di sebar, (h) Pelangsiran pupuk dari gudang ke blok. 2.2.2.5 Prunning Prunning atau pemangkasan pelepah pada tanaman kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif, mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif dan mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang. Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah cabang optimum disesuaikan dengan umur tanaman. Selain 25
  • 27. itu tujuan akhir dari pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena berkaitan dengan fotosintesis. Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada Tanaman Menghasilkan (TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan dalam bentuk songgo dua (dua pelepah dibawah tandan paling bawah harus ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi dan memberikan keleluasan perkembangan tandan untuk menghindari adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin dengan pohon. Hal tersebut dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar pikul dan piringan. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga kelembaban tanah, menekan perumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar dan sebagai sumber bahan organik. Prunning dilaksanakan bertujuan untuk menjaga tajuk tanaman yang sehat secara penuh dengan cara membuang daun yang berlebihan, mati, rusak atau terserang hama penyakit. Selain itu tujuannya untuk mempertahankan luas daun optimal sehingga dapat memaksimalkan konversi sinar matahari, hara dan air menjadi bagian vegetatif tanaman dan buah. Pada hasil pengamatan belum seluruhnya dilakukan prunning dengan standar songgo 2 namun adapun pelaksanaan hingga songgo 3 pada PT. Puri Hijau Lestari, hal ini dikarenakan lahan afdeling 4 merupakan lahan gambut yang pertumbuhan tanamannya kurang optimal sehingga banyak pelepah kering yang berada pada songgo dibawah buah tersebut. Pada beberapa pokok juga terdapat 1 songgo pada pokok yang telah di prunning dengan tujuan agar pertumbuhan Tandan Buah Segar (TBS) lebih leluasa dan akan berakibat janjang sawit berukuran besar dan menambah dari nilai berat janjang. 26
  • 28. (a) (b) (c) Gambar 6. Pokok sawit yang telah dipangkas/Prunning (a) Pokok sawit pemangkasan 2 songgo, (b) Pokok sawit dengan pemangkasan 2 songgo, (c) Pemangkasan pelepah 2.2.2.6 Pengelolaan Air (Water Management) Pengelolaan air atau water management merupakan faktor penting dalam budidaya kelapa sawit terutama pada lahan-lahan yang sering tergenang atau pada lahan gambut. Ketersediaan air merupakan faktor utama bagi produksi karena untuk ketersediaan air. Lahan gambut yang ada di PT. Puri Hijau Lestari tergolong dari lahan gambut kedalaman sedang. Pengelolaan air yang dilakukan di PT. Puri Hijau Lestari ini berupa pembuatan saluran drainase atau kanal-kanal yang bertujuan supaya keadaan air di tanah dapat terkendali. Saluran drainase (parit) di areal pertanaman kelapa sawit berfungsi sebagai tempat keluar masuknya air, jika terjadi masalah maka akan berpengaruh terhadap kondisi tanaman yang ada di lapangan. Pengelolaan air ini dirancang sedemikian rupa sehingga lahan tetap dijaga agar kondisi lahan tidak tergenang jika intensitas hujan tinggi (musim penghujan) maupun kondisi lahan tidak kekeringan pada saat musim kemarau. Dalam pengelolaan air yang dilakukan PT. Puri Hijau Lestari yaitu dilakukan sistem pembagian zona air (water zone). Pembagian zona suatu wilayah ini dengan menentukan tinggi rendahnya (topografi) dan garis kontur. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembagian zona air wilayah ini untuk mencegah terjadinya overdrain serta untuk menetapkan water table yang baik untuk lahan tersebut. Macam-macam parit yang dibuat untuk mengatur air yaitu parit primer yang berfungsi untuk menampung kelebihan air yang ada di parit sekunder 27
  • 29. maupun parit tersier atau parit sirip yang ada dalam blok. Sedangkan parit sekunder berfungsi untuk menampung kelebihan air dari parit tersier atau parit sirip, sedangkan parit tersier atau parit sirip berfungsi untuk menampung air dari lahan guna untuk menampung elevasi permukaan air lahan sebagai drainase lahan, serta sebagai penyalur air masuk ke dalam blok jika pada saat musim kemarau. Permukaan air tanah perlu dipertahankan pada kedalaman 60-75 cm di bawah permukaan tanah, dengan cara memasang pintu air pada saluran primer. Pintu air bisa dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya yang dapat diatur ketinggiannya. Sebelum dibuat saluran, maka harus dipetakan dahulu seluruh areal, sehingga dapat diketahui mana titik tertinggi dan mana titik terendah pada areal tersebut. Rotasi perawatan (membersihkan dan mendalamkan) parit di dalam kebun dapat dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun, sedangkan di luar kebun 1 kali dalam 2 tahun. Bendungan manual merupakan sebuah bangunan yang dibuat untuk menahan air pada parit collection agar tidak keluar ke parit primer. Bendungan ini dibuat melintang di parit collection yang berguna untuk menahan air di lahan tersebut agar kebutuhan air di blok tersebut terpenuhi. Pada kondisi overflow cara penggunaannya bisa dibuka dan ditutup berdasrkan level air yang harus dipertahankan pada blok tersebut berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Acuan untuk pembukaan dan penutupan overflow yaitu berdasarkan tinggi level air diblok dengan melihat level air yang ada di piezzometer atau ram ukur merupakan mistar ukur yang ditempelkan pada pancang kayu yang dipasang pada titik tertentu di dalam kanal atau parit. Ram ukur berfungsi untuk mengetahui elevasi muka air di parit atau di kanal atau untuk mengukur ketinggian air diblok (saluran/parit). Setelah dilakukan pengukuran tindakan selanjutnya yaitu menganalisis level air yang ada dalam blok tersebut. Analisis ini berguna untuk mengetahui keadaan level air. Jika muka air tanah di lahan lebih besar dari muka air tanah yang disarankan maka tindakan selanjutnya dilakukan pengaturan level air dengan menggunakan overflow. 28
  • 30. (a) (b) (c) Gambar 7. Drainase lahan gambut dengan kanal-kanal di PT. Puri Hijau Lestari (a) Kanal afdeling 4, (b) Kanal dan Ketek (c) Bendungan Manual afdeling. 2.2.2.7 Pengangkutan TBS Pengangkutan ini memilki tujuan mengirim TBS dan brondolan ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam keadaan baik serta menjaga jadwal pengiriman TBS, sehingga PKS dapat beroperasi optimal. Karena itu, pekerjaan pengangkutan di perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pekerjaan yang cukup penting, pengangkutan buah merupakan salah satu mata rantai dari tiga mata rantai yang terpenting dan saling memengaruhi antara potong buah, pengolahan dan transportasi. Standar kesesuaian pelaksanaan pengangkutan TBS meliputi semua TBS dan brondolan harus dikirim ke PKS dalam waktu 24 jam. Pada PT. Puri Hijau Lestari kerusakan TBS pada saat pengangkutan harus diupayakan sekecil mungkin, TBS dan brondolan bersih dari tangkai tandan, pasir/tanah dan sampah serta TBS mentah, busuk dan brondolan busuk tidak dibawa ke PKS. Kerani kirim yang bertugas menghitung jumlah TBS yang diangkut dan selisih TBS dipanen agar diberi keterangan dan membukukan di lembar kegiatan mandor. Faktor yang memengaruhi kelancaran transportasi buah meliputi: 1. Organisasi potong buah a. Realisasi tonase buah yang dipotong setiap hari tidak jauh berbeda dengan tonase taksasi buah pada hari sebelumnya. b. Rotasi potong buah dijaga antara 6-8 hari sehingga presentase brondolan terhadap janjang maksimum 7-9%. c. Buah harus diletakkan di TPH yang telah ditentukan dengan diberi nomor. 29
  • 31. d. Potong buah diusahakan terkonsentrasi, jangan terpencar-pencar dari satu mandoran ke mandoran yang lain. e. Usahakan satu seksi selesai dipotong dalam satu hari. f. Transportasi paling lambat dimulai pada pukul 08.30 WIB atau setelah TBS terkumpul di TPH. 2. Bentuk dan pola jalan di suatu kebun dan blok a. Pola jalan sebaiknya lurus b. Jalan buntu (jalan tidak tembus) diminimalkan atau bahkan tidak perlu ada. 3. Kondisi dan perawatan jalan a. Beberapa staf di lapangan masih beranggapan bahwa solusi ketidaklancaran transportasi adalah penambahan alat transportasi, padahal kapasitas per unit alat transportasinya masih jauh dibawah kapasitas standar. Jadi sebenarnya, ketidaklancaran transportasi bisa disebabkan oleh kondisi jalan yang kurang baik. b. Penggunaan rood greader yang disediakan perusahaan justru banyak digunakan untuk menarik kendaraan yang terperosok akibat jalan yang rusak. Fungsi utama road greader sebenarnya hanya untuk membentuk dan merawat jalan. Pemuatan tandan ke dalam truk pada PT. Puri Hijau Lestari dilakukan dengan menggunakan gancu dan tojok agar tandan dilemparkan ke atas truk serta penggunaan karung eks pupuk digunakan untuk melemparkan brondolan ke dalam truk. Waktu yang diperlukan untuk memuat 1 truk umumnya sekitar 30-45 menit dan waktu pembongkaran di transfer ramp 15-20 menit. Pengaturan rute tergantung pada sistem panen. Dari segi angkutan, pengaturan yang baik adalah tidak terlalu sering menggunakan jalan produksi setiap hari dan TBS harus segera masuk ke pabrik. Kapasitas truk per hari perlu disesuaikan dengan jarak dari lokasi panen ke pabrik dan kondisi jalan yang dihitung atas dasar kecepatan dalam km/jam. Kapasitas truk harus dibatasi, yaitu 5-6 ton/trip. Idealnya, setiap hari truk dapat mengangkut 4-5 trip atau 20-25 ton TBS. Prosedur operasional standar yang dilakukan biasanya, yaitu: 30
  • 32. 1. Truk angkut TBS disediakan kebun; 2. Kebun dapat menentukan PKS mana dikirim, dengan memperhitungkan harga transportasi terendah; 3. Kebun dapat menghitung biaya transport Rp/Kg TBS dan pembayaran dilakukan di kebun; 4. Truk diisi secara hati-hati, muatan truk tidak melebihi 6 ton, bila melalui jalan umum digunakan jaring pengaman; 5. Dokumen pengiriman TBS (surat pengantar TBS) harus dilengkapi setiap truk mengangkut TBS dan diserahkan ke PKS; 6. Dokumen hasil penimbangan dari PKS diterima kembali oleh kebun; 7. Setiap TBS diangkut harus dicatat oleh Kerani Kirim setiap afdeling. (a) (b) (c) Gambar 8. Kegiatan pengangkutan TBS ke dalam truk di PT. Puri Hijau Lestari (a) Pengangkutan TBS di TPH ke dalam truk (b) Pemasukan TBS dengan alat tojok (c) Penyusunan TBS di atas truk. 2.2.2.8 Panen Panen merupakan serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, kemudian mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan buah segar di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) beserta brondolannya. Semua buah matang panen dipanen tuntas, kemudian brondolan dikutip tuntas dari areal panen dengan karung, kemudian panen terjaga sesuai standar. Kriteria matang panen yaitu indikator yang dibuat untuk menetapkan apabila buah kelapa sawit dipohon sudah bisa dipanen atau tidak. Kriteria panen yang digunakan di PT. Puri Hijau Lestari yaitu 20-50 % buah luar membrondol 31
  • 33. atau sekitar lebih dari 2 brondolan yang jatuh di piringan per TBS secara alami. Tujuan panen buah matang dengan melihat brondolan jatuh yang ada dipiringan yaitu menjaga rendeman minyak kelapa sawit dan rendeman inti sawit dan perolehan total volume minyak dan inti sawit. Tandan buah kelapa sawit yang paling baik dipanen adalah buah yang mempunyai kadar minyak tertinggi dengan kandungan asam lemak bebas yang rendah. Kriteria buah matang panen diatas berlaku untuk buah yang normal karena di lapangan sering ditemukan buah sakit dan buah batu. Buah sakit adalah buah yang berwarna hitam pada bagian pucuknya sudah membrondol, sedangkan buah batu adalah buah yang sudah matang tetapi buahnya tidak lepas dari tandannya. Proses panen merupakan serangkaian kerja yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil. Proses panen yang dilkukan di perkebunan PT. Puri Hijau Lestari ini yaitu rotasi panen, sensus buah, taksasi panen, pembagian hancak panen dan cara teknis panen. Setelah buah di panen, maka buah diangkut dengan menggunakan angkong ke TPH. Kemudian buah disusun rapi di TPH dan menomori tangkai tersebut dengan cap. Kerani panen mengecek kupon yang ditulis pemanen dan mencatatnya di catatan kerani. Kerani penen membuat surat atau laporan kerja yang berisi catatan blok dan luas areal yang dipanen, jumlah janjang dan tonase yang diangkut. Gambar 9. Brondolan, Buah Cokelat, Buah Matang 32
  • 34. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Prencanaan (Planning) Kegiatan Panen Perencanaan adalah suatu fungsi manajemen yang paling penting untuk menentukan apa yang akan dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, kapan dikerjakan, kenapa dikerjakan, dimana dan bagaimana caranya. Perencanaan perlu disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan karena perencanaan merupakan pedoman dalam melakukan pekerjaan, pada tingkat afdeling melibatkan manajer, asisten dan mandor bagaimana mempersiapkan segala sesuatunya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Perencanaan panen adalah hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum panen dilaksanakan. Pada perancanaan panen merupakan suatu fungsi manajemen yang paling penting. Karena pada kegiatan panen akan dikerjakan pekerjaan pemotongan Tandan Buah Segar (TBS), siapa yang mengerjakan, dimana dan bagaimana caranya. Perencanaan sangat perlu disusun sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Adapun perencanaan yang menyangkut kegiatan pemanenan pada PT. Puri Hijau Lestari di afdeling 4 adalah sebagai berikut: 3.1.1.1 Persiapan Panen a. Perencanaan Produksi Sensus produksi dilakukan setelah lokasi panen ditentukan atau diketahui, untuk menentukan buah yang akan dipanen dan dilakukan pada 4 bulan sekali dalam satu tahun. Sensus ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan buah, sensus dilakukan pada Januari, April, Agustus dan Desember. Pada sensus 4 bulan yang diamati adalah buah kopi sampai buah merah mentah. Adapun jangka waktu kematangan buah berbeda-beda untuk buah: BK : Bunga Kopi selama 4 bulan BMH : Buah Merah Hitam selama 3 bulan BMC : Buah Merah Cokelat selama 2 bulan BMM : Buah Mentah Merah selama 1 bulan 33
  • 35. Kegiatan sensus produksi dapat digunakan sebagai penyusunan estimasi produksi yang tersusun dalam rencana anggaran biaya. Cara pelaksanaan sensus produksi menurut prosedur operasional standar perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Sensus dimulai dari blok-blok nomor kecil. 2. Di setiap blok, sensus dimulai dari TS no. 1 3. Perhitungan janjang dilakukan terhadap TS dan PS no. 1-6, sehingga ada 7 pokok yang disensus. 4. Kayu kait disangkutkan pada salah satu janjang (sebagai tanda awal perhitungan) dan selanjutnya petugas menghitung semua janjang yang ada pada pokok tersebut. 5. Janjang yang dihitung adalah: mulai dari bunga betina yang sudah dibuahi (bunga cengkeh, yang dibedakan siap panen 5-6 bulan berikutnya) hingga janjang yang akan dipanen pada bulan terakhir semester (semester untuk sensus). 6. Janjang yang diperkirakan akan dipanen pada akhir bulan semester berjalan (semester saat penyensusan) tidak dihitung. 7. Hasil penghitungan dipindahkan ke dalam formulir tersebut langsung dikumpulkan pada hari itu juga di kantor afdeling. b. Identifikasi Pokok Pada penentuan nomor penyensusan setiap penyensus yang akan melakukan sensus detil sebaiknya ditentukan terlebih dahulu nomornya dan nomor ini tidak boleh berubah selama pelaksanaan sensus. Nomor penyensusan dibuat urut dari nomor 1, 2, 3 dan seterusnya. Nomor urut 1 dimulai pada barisan pertama (arah Barat-Selatan) kearah Timur. Dengan demikian sekali jalan setiap penyensus bisa menyensus sekaligus dua baris tanaman di kiri-kanannya, sehingga untuk 1 blok bisa diselesaikan oleh 61 orang penyensus sekali jalan. Dengan pembuatan nomor penyensus ini diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dan pengawasan/koreksi atas hasil sensus dari setiap penyensus bisa lebih mudah dilakukan. Peta hancak sensus dibuat dengan cara membagi blok tanaman searah barisan tanaman sesuai dengan nomor urut dan jumlah penyensus. Dengan peta hancak sensus ini maka setiap penyensus akan tahu hancak sensusnya masing-masing mulai dari baris 34
  • 36. berapa. Selain itu prestasi dan progress sensus serta target penyelesaian sensus di lapangan dari setiap penyensus juga bisa dimonitor dengan baik. Pembuatan nomor baris tanaman dibuat dengan nomor urut dari arah Barat-Selatan (baris pertama) ke arah utara. Penomoran baris dibuat dengan menggunakan cat (warna biru dan putih) pada pangkal pelepah sisa tunasan (untuk TM) dari pokok yang terletak paling luar dari setiap baris. Contoh penomoran baris di PT. PHL: Baris Nomor = 53 Jumlah tanaman dalam baris = 30 pokok Gambar 10. Contoh penomoran pokok di setiap blok c. Penentuan Lokasi Panen Awalnya seluruh mandor lapangan melakukan kegiatan master pagi atau apel pagi, yang langsung diarahkan oleh asisten afdeling dan mandor 1. Setelah kegiatan apel pagi dengan asisten dan mandor 1 selesai, maka mandor panen melakukan kegiatan apel pagi bersama masing-masing anggota panennya. Pada saat apel pagi mandor panen mengarahkan anggota panen untuk mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan pada saat panen TBS, absensi karyawan, membagi hancak panen dan memberi tahu lokasi panen pada hari tersebut. Kemudian mandor panen menginstruksikan hal-hal yang dilarang pada saat panen TBS, seperti melarang pemanen memotong buah yang belum layak panen, selanjutnya mandor panen melakukan pengarahan anggota untuk segera ke area blok yang telah ditentukan oleh masing-masing mandor panen. Gambar 11. Kegiatan rutinitas apel pagi di afdeling 4 PT. Puri Hijau Lestari 35
  • 37. d. Rotasi Panen Rotasi panen adalah jarak waktu yang diperlukan antara memanen pertama di satu blok sampai panen berikutnya di blok yang sama. Rotasi panen yang umum digunakan di perkebunan PT. Puri Hijau Lestari yaitu rotasi 6/7, yang artinya dalam satu minggu mempunyai enam hari panen dan masing-masing hancak panen diulang tujuh hari berikutnya. Rotasi panen yang normal dalam pemanenan yaitu tujuh hari, karena proses pematangan buah kurang lebih tujuh hari. Namun rotasi sering kali berubah tergantung kerapatan buah yang akan di panen. e. Rencana Kerja Tahunan (RKT) RKT adalah suatu perkiraan dalam bentuk finasial tentang angaran setahun. RKT berisikan tentang jenis pekerjaan, mulai dari pengendalian gulma, pemupukan, pemeliharaan, kebutuhan tenaga kerja untuk satu tahun, kebutuhan alat dan bahan, pengunaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam satu tahun dan jumlah biaya yang dibutuhkan selama setahun. Waktu pembuatan RKT pada awal bulan Desember. Yang terlibat dalam pembuatan RKT ini yaitu : Field Asisten bersama Manajer yang kemudian diajukan ke General Manajer untuk dibahas dalam rapat tahunan. Apabila rencana ini disetujui maka rencana ini diturunkan ke kebun dalam bentuk “budget” yang selanjutnya dilaksanakan oleh Field Assistant afdeling pada masing-masing afdeling. RKT dilakukan setahun sekali dan pelaksanaanya 3 bulan sekali. f. Rencana Kerja Operasional (RKO) Rencana kerja operasional adalah rencana kerja yang dibuat oleh Field Assistant afdeling. Rencana Kerja Operasional (RKO) disusun tiap 3 bulan sekali yaitu pada Bulan Januari, April dan Juli. Penyusunan Rencana Kerja Operasional (RKO) berdasarkan pemeriksaan buah Triwulan kemudian dibuat anggaranya dan produksi yang akan dicapai. Rencana Kerja Operasional (RKO) merupakan hasil nyata dilapangan, dan Rencana Kerja Operasional (RKO) inilah yang digunakan oleh semua mandor dalam mencapai produksi yang telah ditetapkan. 36
  • 38. g. Rencana Kerja Bulanan (RKB) Rencana kerja bulanan merupakan jabaran dari rencana kerja tahunan yang dibuat oleh asisten afdeling satu bulan sebelumnya. Pada rencana kerja bulanan tercantun jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan pada bulan tersebut. Budget ini berisikan uraian pekerjaan, volume kerja, biaya-biaya bulanan yang diperlukan yang akan diajukan ke pimpinan perusahaan. h. Rencana Kerja Harian (RKH) Rencana kerja harian disusun berdasarkan Rencana Kerja Bulanan (RKB) yang didalamnya tercantum jenis-jenis pekerjaan, blok, kebutuhan tenaga kerja pria dan wanita, jumlah hari kerja dan keterangan untuk transaksi produksi untuk hari berikutnya. RKH dibuat oleh asisten afdeling dengan mandor 1. Dengan adanya rencana kerja bulanan dan harian manajemen kebun akan merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk satu periode kedepan. i. Sistem Panen Sistem panen yang diterapkan di PT. Puri Hijau Lestari yaitu sistem hancak tetap bergilir. Setiap pemanen mempunyai hancak masing-masing yang telah dibagi oleh mandor. Hancak panen adalah luasan areal yang menjadi tanggung jawab dari setiap pemanen pada setiap harinya. Pemberian luasan hancak panen biasanya tergantung kerapatan buah yang akan di panen saat itu, kapasitas pemanen dan ketinggian tanaman. Hancak tetap yaitu setiap pemanen harus melaksanakan pemanenan pada masing-masing hancak yang telah ditetapkan mandor. Setiap pemanen memilki hancak panen seluas 3 Ha. Pada sistem ini setiap pemanen ditetapkan hancak panen untuk hari itu sekaligus dan bergilir keesokan harinya pada blok yang berbeda dengan hancak yang sama. Kelebihan hancak tetap yaitu, hancak yang diberikan kepada pemanen tetap terjaga bersih, buah terpanen tuntas, tanaman disetiap hancak terjaga, pemanen memiliki tanggung jawab terhadap hancaknya dan memudahkan pengecekan mandor terhadap hancak jika terjadi kesalahan dalam proses pemanenan. Sedangkan kelemahan hancak tetap yaitu pelaksanaan pemotongan buah tidak mngacu pada banyak atau sedikitnya buah karena luas hancak telah ditentukan. Sedangkan 37
  • 39. hancak tetap giring adalah setiap pemanen diberikan hancak tetap yang perpindahan ke blok di depannya digiring bersama dan harus selesai pada satu hari setiap seksi. Dilakukan hingga hancak panen terbagi dan tenaga panen berada di hancak masing-masing. j. Taksasi Produksi dan Tenaga Kerja Taksasi produksi adalah rangkaian dari kegiatan panen yaitu rencana dan persiapan panen. Dalam pekerjaan pemanenan selalu dilakukan taksasi. Tujuan diadakannya taksasi produksi di PT. Puri Hijau Lestari yaitu mengetahui jumlah produksi keesokan hari, menentukan tenaga kerja yang digunakan dan mengetahui transportasi yang dibutuhkan. Taksasi yang dilakukan taksasi buah harian dan taksasi buah empat bulanan. Taksasi harian yaitu taksasi yang dilakukan setiap hari guna untuk mengetahui potensi atau hasil tonase buah yang ada untuk keesokan harinya. Taksasi harian ini dilakukan pada blok-blok yang akan dipanen besok. Pelaksanaan taksasi ini dengan cara menghitung kerapatan buah merah yang membrondol dan sudah siap dipanen besok. Pokok yang dijadikan sampel sudah ditetapkan sebelumnya yaitu pada baris ke-10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120. Baris ini sudah diberi tanda atau penomoran. Pelaksanaan taksasi harian dilakukan oleh petugas taksasi. Untuk mencari total estimasi produksi hari ini dengan mencari % kematangan buah, yaitu: Kemudian setelah mendapat persentase kematangan buah, kita dapat mencari taksasi produksi (janjang) dengan cara, yaitu: Untuk mengetahui jumlah tonase yang akan dihasilkan pada ukuran kg, yaitu: Tonase (Kg) = Taksasi Produksi x BJR 38
  • 40. Jumlah taksasi panen yang dihitung berikut ini merupakan pengamatan penulis di PT. Puri Hijau Lestari dalam melakukan taksasi dalam satu blok, namun pada kenyataannya di lapangan untuk kegiatan taksasi dilakukan pada minimal tiga blok yang akan dipanen keesokan harinya. Pada perhitungan tersebut kita juga dapat mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen pada blok tersebut, komponen tenaga kerja dihitung dari luasan yang akan dipanen, angka kerapatan panen, berat janjang rata-rata (BJR), populasi pokok per hektar, dan kapasitas pemanen perhari. Pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan mengetahui bahwa mandor panen mempunyai tenaga pemanen sebanyak 18 Tenaga Kerja. Contoh pengamatan taksasi yang akan diamat: Tabel 5. Data pengamatan taksasi harian afdeling 4 PT. Puri Hijau Lestari Blok L14 Tahun Luas Jumlah Tanam Blok Pokok 2004 28,15 2588 Jumlah SPH Jumlah Jumlah Pokok Pohon Janjang BJR AKP Produktif diperiksa Matang 92 2588 259 150 8 58% Sumber : Data Pengamatan Lapangan, November 2013 Dari data yang diperoleh kita dapat menentukan total estimasi produksi dan penggunaan tenaga kerja untuk keesokan hari dengan menggunakan beberapa rumus sebagai berikut: = 58% Kemudian setelah mendapat persentase kematangan buah, kita dapat mencari Taksasi produksi (janjang) dengan cara, yaitu: = 1.501 Janjang Untuk mengetahui jumlah tonase yang akan dihasilkan pada ukuran kg, yaitu: Tonase (Kg) = 1.501 janjang x 8 Kg 39
  • 41. = 12.008 Kg Pada perencanaan kerja sebelum melakukan proses pemanenan maka harus diketahui berapa jumlah kebutuhan tenaga kerja panen dalam satu areal. Hal ini bertujuan agar tenaga kerja yang disediakan sesuai dengan kapasitas pekerjaan yang dilakukan untuk menentukan jumlah tenaga kerja panen berdasarkan taksasi atau kerapatan panen dalam blok tersebut. Maka diperoleh dengan: = 8 Orang Sehingga pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan memperoleh total hasil estimasi panen buah di blok L14 diperoleh jumlah buah yang dapat diperoleh sebanyak 12 ton atau 12.008 kg dengan jumlah janjang sejumlah 1.501 janjang namun untuk keesokan hari dilapangan bisa berubah pada kondisi tertentu namun ketidaktepatan dari hasil estimasi hanya sebesar 5% saja sehingga taksasi tersebut digunakan sebagai pedoman perencanaan dalam melakukan potong buah sedangkan untuk jumlah tenaga kerja panen yang digunakan adalah sebanyak 8 orang namun tenaga kerja panen yang digunakan dapat kurang dari 8 orang yaitu sekitar 7 orang saja karena setiap orangnya mampu memanen hingga 1.800 kg maka jika dirasa penggunaan tenaga kerja sebanyak 7 orang mampu menembus angka yang dibutuhkan per hancak panen per hari dalam satu blok maka penambahan tenaga kerja untuk di blok itu saja tidak dilakukan. 3.1.1.2 Peralatan Panen Sebelum melakukan kegiatan panen, anggota panen terlebih dahulu mempersiapkan peralatan yang digunakan untuk memanen TBS dan mengutip brondolan. Pemanen harus bertanggung jawab terhadap kelengkapan alatnya masing-masing. Beberapa alat yang digunakan dalam menunjang kegiatan panen TBS antara lain: dodos, kapak, gancu, angkong dan garukan sedangkan untuk bongkar muat TBS menggunakan alat gancu dan tojok. Alat-alat penunjang untuk mengutip brondolan antara lain: drum dan karung eks pupuk adapun sarana penunjang lainnya adalah titi panen, TPH dan bargas yaitu perahu yang digunakan 40
  • 42. untuk melangsir TBS dari TPH kecil ke TPH besar di pinggir jalan koleksi melalui kanal-kanal blok. Adapun peralatan yang digunakan di PT. Puri Hijau Lestari pada saat pemanenan terdiri atas: a. Dodos, Kampak, Gancu. Dodos adalah alat yang digunakan untuk memotong tandan buah segar pada tanaman kelapa sawit dan memotong tandan buah yang telah masak pada tanaman kelapa sawit dan memotong tandan buah pada tanaman yang rendah. Kampak adalah alat yang digunakan untuk memotong tangkai berlebih pada TBS yang akan mempengaruhi berat janjang, alat tersebut terbuat besi dengan lebar mata 12 cm, lebar tengah 1 cm, tebal pangkal 1,5 cm dan panjang total 18 cm. Gancu adalah alat yang digunakan untuk memudahkan mengambil janjang dari piringan dan menaikannya keatas alat pengangkutan (angkong) untuk dibawa ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan juga berfungsi untuk mengumpulkan atau menyusun buah kelapa sawit di Tempat Pengumpulan Hasil. Gambar 12. Alat Dodos, Kampak dan Gancu b. Angkong dan Garukan Angkong adalah alat yang digunakan untuk mengangkut atau mengeluarkan buah dari dalam hancak atau piringan ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Angkong terbentuk dari besi dengan permukaan badan cekung kedalam untuk menampung buah dengan satu ban karet di depannya dengan ketebalan besi plat 0,8 mm namun banyak dijumpai angkong sudah banyak di modifikasi dengan roda motor dengan alasan mengurangi berat beban dan meringankan dalam pengangkutan. Garukan adalah alat yang digunakan untuk menarik dan mengumpulkan brondolan yang tercecer di sekitaran pokok sawit ataupun TPH, 41
  • 43. alat ini terbentuk seperti garu yang bergerigi namun garukan ini terbuat dari plastik drum dan tangkai yang terbuat dari kayu. Gambar 13. Angkong dan Garukan c. Tojok, Drum dan Karung Eks Pupuk Tojok adalah alat yang digunakan untuk bongkar dan muat TBS yang terbuat dengan besi panjang seperti huruf “T” dengan lancip bagian bawah. Drum sebagai alat mengangkut TBS dari pinggir pokok ke TPH alat ini sangat efektif pada lahan gambut yang berair sedangkan karung eks pupuk adalah alat sebagai wadah pengumpul brondolan sawit yang jatuh di pokok dan dibawa ke TPH. Gambar 14. Tojok, Drum dan Karung Eks Pupuk d. Bargas, TPH dan Titi Panen Bargas adalah sarana dalam kegiatan panen yang berguna untuk mengangkut TBS ke TPH besar/induk berbentuk seperti perahu yang terbuat dari besi yang mampu menampung TBS seberat 1 ton. TPH merupakan sarana kegitan panen yang penting sebagai tempat pengumpulan TBS sebelum diangkut ke pabrik dan 42
  • 44. titi panen merupakan sarana panen yang menghubungkan antara 1 blok dengan blok lainnya dalam hal kegiatan panen ataupun pengawasan. Gambar 15. Bargas, TPH dan Titi Panen 3.1.1.3 Kualitas Panen Kriteria matang panen adalah suatu indikasi yang dapat membantu para pemanen untuk memotong Tandan Buah Segar (TBS) pada saat yang tepat. Tingkat kematangan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna. Jika warna buah yang matang akan berubah menjadi warna merah atau oranye akibat pengaruh pigmen beta karoten. Kriteria matang panen yang ditetapkan di PT. Puri Hijau Lestari pada afdeling 4 adalah jumlah brondolan yang jatuh disekitar piringan dengan ketentuan minimal 2 brondolan pada TBS. Kriteria panen kelapa sawit dapat ditentukan apabila dari tandan telah terdapat satu brondolan alami per kg tandan. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 6. Tingkat kematangan Tandan Buah Segar (TBS) dalam beberapa fraksi. Fraksi 00 Jumlah brondolan yang lepas Tidak ada membrondol, buah warna Derajat Kematangan Sangat Mentah hitam 0 1 – 12,5 % buah luar membrondol Mentah I 12,5 – 25% buah luar membrondol Kurang Matang II 25 – 50 % buah luar membrondol Matang I III 50 – 75 % buah luar membrondol Matang II IV 75 – 100 % buah luar membrondol Lewat Matang I V Buah lapisan dalam ikut membrondol Lewat Matang II VI Semua buah membrondol Tandan Kosong Sumber: SOP Kriteria Mulai Panen PT. Puri Hijau Lestari 43
  • 45. Kriteria matang panen yang digunakan di kebun PT. Puri Hijau Lestari adalah jika terdapat minimal 2 brondolan segar yang jatuh di piringan yang berasal dari satu pohon atau dengan kata lain fraksi panen yang digunakan di afdeling 4 adalah fraksi 2 dan fraksi 3 karena terdapat rendeman minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik serta kandungan asam lemak bebas rendah. 3.1.2 Pengorganisasian (Organizing) Kegiatan Panen Pengorganisasian dapat diterjemahkan sebagai penentuan pekerjaanpekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen serta penentuan hubungan-hubungan. Organisasi panen dibentuk dengan tujuan agar pelaksanaan panen bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Tingkatan tenaga kerja pada kegiatan pengorganisasian di PT. Puri Hijau Lestari terdiri dari Estate Manager (kepala kebun), asisten afdeling, kerani afdeling, mandor 1, kerani, mandor panen, kerani panen, kerani transport/kirim dan pemanen ataupun pelangsir. Susunan organisasi kegiatan pemanenan pada PT. Puri hijau lestari ESTATE MANAGER FIELD ASISTEN KERANI AFD MANDOR 1 MANDOR PANEN KERANI PANEN KERANI KIRIM KARYAWAN HARIAN TETAP (KHT) KARYAWAN HARIAN LEPAS (KHL) 44
  • 46. Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing personil yang terlibat langsung dalam kegiatan pemanenan adalah sebagai berikut: 1. Estate Manager menjamin terlaksananya kegiatan panen sesuai dengan rencana (plan), dan pencapaian target panen. Estate Manager dapat memberikan teguran dan atau sanksi melalui asisten afdeling, dan asisten afdeling yang akan menegur dan memberi sanksi kepada mandor panen, kerani panen, kerani kirim atau pemanen yang melanggar aturan panen. Sanksi yang diberikan bisa berupa denda atau surat peringatan. Serta peninjauan langsung ke kebun untuk melihat kondisi kebun, penerapan cara baru bahkan kegiatan tenaga kerja di kebun. 2. Asisten Afdeling bertanggung jawab kepada manajer atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di kebun pada keiatan pemeliharaan dan produksi dengan mengevaluasi seluruh kegiatan kebun yang dilakukan. Asisten afdeling membawahi seluruh mandor yang melakukan kegiatan pemeliharaan atau produksi di kebun. 3. Mandor 1 mengatur dan memberikan pengarahan kepada mandor panen dan kerani panen pada pelaksanaan panen harian. Bertanggung jawab kepada asisten afdeling dan bertugas membantu asisten afdeling dalam mengatur kegiatan pemeliharaan dan produksi dengan membawahi mandor. 4. Kerani bertugas mengatur semua administrasi yang digunakan dalam proses kegiatan pemeliharaan dan produksi serta bertanggung jawab penuh kepada asisten afdeling dalam melaksanakan tugasnya. 5. Mandor panen bertugas mengarahkan dan mengawasi pemanen serta menjamin tuntas panen baik TBS maupun brondolan di seluruh areal panen yang menjadi tanggung jawabnya, serta memberikan teguran atau sanksi bagi pemanen yang melanggar aturan panen. 6. Kerani panen bertanggung jawab dalam menghitung dan memastikan jumlah TBS dan brondolan tiap pemanen di TPH, serta menghitung kesalahan pemanen berdasarkan kriteria panen yang berlaku. 7. Kerani kirim bertugas mengawasi dan memeriksa kebersihan TBS dan brondolan di TPH untuk diangkut oleh truk menuju ke pabrik. 8. Pemanen bertanggung jawab dan memastikan bahwa hancak panen sudah 45
  • 47. selesai tuntas dipanen, buah yang dipanen memenuhi kriteria matang panen dan melaksanakan panen sesuai SOP pelaksanaan panen dan arahan mandor. 3.1.3 Penggerakan (Actuating) Kegiatan Panen Penggerakan merupakan usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu kegiatan panen agar semuanya dapat dilakukan dengan apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan karena pada kenyataan mungkin tidak berjalan lancar jika satu sama lainnya tidak saling koordinasi. Penggerakan harus bersifat sederhana dan mudah dijelaskan agar memperoleh pengertian satu sama lain, yang akhirnya digunakan dan bersifat konsultatif. Adapun kegiatan yang menyangkut penggerakan antara lain: 1. Pelaksanaan Panen 2. Premi Panen Pengarahan dari mandor 1 kepada mandor panen diberikan setiap hari pada pagi hari di lokasi apel pagi. Pengarahan yang diberikan dari mandor 1 kepada mandor panen tentang kebersihan panen, misal mengutip brondolan pada setiap pokok yang telah dipanen dan pemanenan TBS harus sesuai dengan kriteria matang panen yang telah ditetapkan serta lokasi kebun yang akan dipanen. Pengarahan yang dilakukan oleh mandor 1 kepada mandor lapangan berupa motivasi dan pembinaan agar mandor lapangan tersebut bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, biasanya kegiatan motivasi dan pembinaan ini dilakukan pada saat mandor 1 dan mandor lapangan sedang berdiskusi baik dilapangan maupun setelah jam kerja selesai. a. Pelaksanaan Panen Pelaksanaan pemanenan kelapa sawit merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip brondolan yang tercecer didalam dan diluar piringan selanjutnya menyusun tandan buah di tempat pengumpulan hasil, selanjutnya langsung dibawa ke pabrik kelapa sawit. Pelaksanaan pemanenan kelapa sawit tidak dilakukan secara sembarangan, perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu, sebab tujuan panen untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen 46
  • 48. yang baik adalah mengetahui kriteria matang panen, alat panen, teknik panen, rotasi panen, dan sistem panen. Pelaksanaan kegiatan panen pada PT. Puri Hijau Lestari sebelum melakukan kegiatan panen TBS lokasi panen telah ditentukan mandor panen. Prinsip dasar dari kegiatan panen adalah memotong tandan matang, mengumpulkan TBS dan mengangkutnya ke pabrik untuk diolah menjadi minyak sawit berkualitas baik yaitu mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas (FFA) yang rendah. Pelaksananan panen di perkebunan PT. Puri Hijau Lestari, antara lain: 1. Setelah mengikuti master pagi/apel pagi dengan mandor panen, maka pemanen segera menuju blok yang akan dipanen sesuai dengan hancak mereka masing-masing dengan membawa peralatan mereka. 2. Tempat awal panen dan arah panen telah ditentukan oleh masing-masing mandoran. 3. Pemanen memperhatikan tingkat kematangan buah dan juga jumlah brondolan segar yang ada dipiringan sebagai pedoman untuk melaksanakan panen. 4. Pelepah yang menjadi penyanggah buah terlebih dahulu dipotong (tidak boleh sengkleh), dan disusun digawangan mati. 5. Jika memanen dengan menggunakan dodos, di usahakan semaksimal mungkin tidak mengenai pelepahnya. Pelepah yang menyangga atau songgoh buah matang dipotong dengan dodos, dengan kriteria songgoh 2, yaitu menyisahkan 2 pelepah dibawah janjang yang nantinya untuk pemanenan pada tahap berikutnya. 6. Semua berondolan dipiringan dikutip begitu juga yang berada diketiak pelepah harus dikorek, tujuannya agar berondolan tersebut tidak tumbuh menjadi tanaman baru yang dapat mengganggu tanaman kelapa sawit yang sudah ada. Tandan dan berondolan diangkat/dibawa dengan menggunakan gancu dan angkong ketempat pengumpulan hasil, kemudian disusun dengan baik yaitu jenjang menghadap keatas dan diberi nomor pemanen. 47
  • 49. 7. Memotong buah yang telah matang, dan tangkai panjang dipotong minimal 2,5 cm dari permukaan buah, lalu gagang bekas potongan dibuang digawangan mati. 8. Bila hancak dalam satu blok sudah selesai, pindah ke ancak pada blok berikutnya. Gambar 16. Pelaksanaan Panen Kegiatan pemanenan dimulai pada pukul 07.00 WIB, dimana para pemanen sudah tiba dilahan, para pemanen sudah tiba pada pukul 07.05 WIB. Setelah tiba dilahan para pemanen melakukan kegiatan pemanenan dengan cara memotong tandan buah segar yang telah memenuhi kriteria matang panen. Apabila pemanen melebihi basis yang telah ditetapkan, maka para pemanen akan memperoleh premi. Pemberian premi panen bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil panen, dan meningkatkan pendapatan sesuai dengan jumlah dan mutu hasil yang diperoleh. Premi tersebut tidak hanya diberikan kepada para pemanen, tetapi juga diberikan kepada mandor panen, krani buah dan mandor 1. b. Premi Panen Pada pemanenan terdapat premi hidup yang tergantung dari tonase yang diperoleh. Borong tandan harus diatur sedemikian rupa, sehingga jumlah tandan yang ditetapkan bagi pemanen dalam waktu 7 jam kerja untuk setiap tahun tanam dapat diselesaikan dengan jumlah kilogram terentu. Premi basis atau siap borong harus berpedoman kepada anggaran (Rp/ton TBS) yang sedang berjalan dan tarif yang berlaku sebelumnya. Premi siap borong harus sama untuk semua umur tanaman. Yang berbeda adalah lebih basis atau lebih borongannya. Tarif premi lebih borong, pertama menentukan kelas-kelas BJR dahulu, kemudian ditetapkan 48
  • 50. harga per tandan lebih basis/borong menurut kelas-kelas BJR tersebut. Harga tandan lebih basis/borong dari kelas yang berbeda dapat saja sama, tergantung dari kondisi setempat. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa biaya Rp/ton TBS dari lebih basis/borong tidak boleh lebih tinggi dari biaya Rp/ton TBS dalam dinas. Sebagai ketentuan premi lebih borong maksimum 50% dari gaji rata-rata. Premi kepala mandor (mandor 1) maksimum 2,00 x premi rata-rata pemanen yang dibawah pengawasannya dalam bulan bersangkutan. Premi mandor panen maksimum 1,50 x premi rata-rata yang dibawah pengawasannya pada bulan bersangkutan. Premi kerani panen maksimum 1,25 x premi rata-rata pemanen yang dibawah pengawasannya pada bulan bersangkutan dengan ketentuan apabila BJR sesuai dengan hasil penimbangan di lapangan pada semester bersangkutan. 3.1.4 Pengawasan (Controlling) Pengawasan perlu dilkukan untuk mendapatkan hasil yang maksimum sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan adalah agar suatu pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan sehingga tujuan dari suatu kegiatan dapat terwujud. Kegiatan pengawasan dapat juga dilakukan dengan cara mengawasi suatu kegiatan dan mengoreksi hasil pekerjaan. Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada cara pelaksanaan agar mereka bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan agar para pelaksana membatasi tidakan-tindakannya mencapai tujuan sedemikian rupa sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan menjadi siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan. Dalam kegiatan panen pengawasan berperan penting mendapatkan suatu tingkat kuantitas dan kualitas yang mempunyai nilai tambah sehingga semua mandor kerja dan sistem yang telah diintruksikan dapat berjalan dengan baik karena hasil dari pengawasan akan meningkatkan mutu kerja dan mutu hasil yang lebih baik. Pengawasan pemanenan dapat dilakukan oleh asisten afdeling, mandor 1, mandor, manajer, ataupun tim audit. Mandor melakukan pengawasan terhadap karyawannya dan wajib menegur jika terjadi kesalahan serta melaporkan kepada asisten afdeling untuk kesalahan yang fatal. Asisten afdeling melakukan 49
  • 51. pengawasan kepada mandor dalam mengerakkan anggotanya pada kegiatan pemanenan agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan rencana. Manajer melakukan pengawasan jika terjadi kejanggalan dari laporan harian ataupun bulanan untuk masing-masing afdeling. Sedangkan tim audit pengawasannya dilakukan dengan melihat bagian administrasi serta turun langsung kelapangan guna memastikan kegiatan tersebut sudah sesuai atau belum dengan Standart Operational Procedure (SOP) yang telah ditetapkan oleh perusahaan, namun untuk tim audit biasanya dilakukan pada setahun sekali. Pada tingkat asisten afdeling bertanggung jawab terhadap semua kegiatan operasional. Untuk melakukan pengawasan pekerjaan dilapangan dilakukan oleh mandor 1 dan mandor panen. Mandor 1 bertanggung jawab penuh terhadap atas pengawasan yang berada dibawah wewenangnya, mandor panen bertanggung jawab penuh atas pengawasan anggota panennya. Mandor 1, mandor panen, kerani panen atau kerani kirim, baik secara sendiri atau bersama-sama harus bertanggung jawab atas sempurnanya pekerjaan panen dan menjamin hal sebagai berikut dalam pengawasan: a. Panen harus bersih dan buah/brondolan tersusun rapi di TPH b. Tidak ada buah matang yang tertinggal c. Potongan pelepah harus disusun dan tidak dibenarkan pelepah gantung sesuai dengan peraturan d. Pengutipan semua brondol dan dibawa ke TPH e. Data janjang harus akurat dan transport TBS berjalan lancar Adapun kegiatan pengawasan pemanenan harus dilakukan dengan 2 cara yaitu : a) Pengawasan Langsung Pengawasan yang dilakukan dengan cara Field Assistant, Mandor 1, dan Kepala Kebun terjun langsung ke lapangan. Biasanya ada kerjasama antara mandor 1 dengan asisten dalam melakukan pengawasan. Mandor panen mengawasi bagian dalam pasar pikul sedangkan asisten mengawasi dari jalan poros agar tidak terjadi penyimpangan. Tujuanya agar pemanenan dapat berjalan dengan lancar sehingga aktivitas panen yang diinginkan dapat tercapai. 50
  • 52. b) Pengawasan Tidak Langsung Dilakukan dengan cara melihat atau mengevaluasi data–data yang dibuat berdasarkan kegiatan di lapangan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan jumlah tenaga kerja, jumlah buah yang dipanen dan jumlah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Adapun pengawasan setelah melakukan kegiatan panen berupa denda. Denda terhadap kesalahan pemanen dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 7. Denda terhadap kesalahan pemanen PT. Puri Hijau Lestari Nilai Minimum Potongan (% dari UMR per Hari) 25 No. Kode Uraian Pelanggaran 1 A Potong Buah Mentah 2 G Tangkai Panjang 5 Janjang 3 S Buah Masak Tidak Dipanen 15 Janjang 4 M1 Buah Diperam 20 Janjang 5 M2 20 Janjang 6 M3 5 Janjang 7 M4 5 TPH 8 B1 5 Pohon 9 B2 0,2 Butir 10 C 5 Pelepah 11 R 5 Pelepah Buah Dipanen Tidak Dibawa Ke TPH Buah Matahari (potong buah tak sempurna) Buah tidak disusun di TPH Brondolan tidak dikutip > 3 butir Brondolan dibuang di gawangan Pelepah sengkleh tidak dipotong Pelepah tidak disusun di gawangan Per Satuan Janjang Sumber: Sistem dan Standard Premi Manual (SOP PT. PHL), Desember 2013 Apabila seorang pemanen melakukan pelanggaran hingga denda dan menghabiskan upahnya (HK dan Premi) maka pada hari tersebut pemanen tidak akan mendapat upah (HK dan Premi). Misalnya bila pemanen memotong buah mentah lebih dari 4 buah maka pemanen tidak akan mendapatkan HK. Penetapan 51
  • 53. denda terhadap kesalahan pemanen bertujuan meningkatkan disiplin kerja, meningkatkan moral tukang panen karena adil, meningkatkan mutu dan rendemen minyak, mengacu pada peningkatan output dan produktivitas penamen. 3.2 Pembahasan Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan Crude Palm Oil (CPO) ke konsumen. Manajemen adalah suatu proses kegiatan usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. Sedangkan organisasi menurut (Sumardjo, 2010) adalah suatu kumpulan individu yang bersama-sama menjadi suatu sistem, melalui suatu hirarki jabatan dan pembagian kerja untuk berusaha mencapai tujuan tertentu. Apabila manajemen suatu perusahaan baik, tetapi organisasinya tidak baik, maka keadaan perusahaan tersebut tidak akan sukses. Sebaliknya, jika organisasi baik tetapi manajemen jelek, maka akan timbul mismanajemen. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari sembilan unsur manajemen, yang meliputi pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan modal, pengelolaan barang dan bahan, pengelolaan mesin-mesin, pengelolaan teknis lapangan, pengelolaan peluang pasar, pengelolaan waktu, pengelolaan sumber daya alam, dan pengelolaan fakta menjadi data dan informasi (Risza, 2010). Perencanaan dalam pemanenan dilakukan ketika tanaman akan beralih dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ke Tanaman Menghasilkan (TM). Kegiatan perencanaan tersebut diantaranya penentuan jumlah tenaga pemanen, prosedur pelaksanaan, persiapan hancak panen, persiapan akses jalan panen dan perlengkapan panen, sistem administrasi dan waktu pelaksanaan. Pengorganisasian kegiatan panen dikelola oleh asisten afdeling yang bertanggung jawab kepada Estate Manager. Seorang asisten afdeling berhak memilih seorang mandor 1 sebagai pengawas dan penanggung jawab kegiatan lapangan. Pembagian tugas dan hancak karyawan panen dilakukan oleh mandor panen selain bertugas melakukan pengawasan terhadap anggotanya masingmasing. Setiap individu yang terlibat dalam organisasi panen harus memiliki kemampuan kerjasama dalam tim selain kemampuan teknis di lapangan. 52
  • 54. Pengarahan dalam menjelaskan strategi untuk mencapai tujuan bersama adalah tanggung jawab manager dan asisten. Seorang pemimpin perlu memiliki integritas dan komunikasi yang baik dalam memberi pengarahan sehingga staf dan karyawan pun paham dan bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. Biasanya manajer akan memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada asisten afdeling terkait pencapaian target produksi. Asisten langsung merespon arahan tersebut dengan mengkoordinasikan kepada seluruh karyawan. Komunikasi yang tidak efektif kepada karyawan dapat menyebabkan pekerjaan tidak terarah sehingga terjadi pemborosan karena biaya yang dikeluarkan tidak mencapai target yang diinginkan. Dalam mempengaruhi karyawannya, seorang asisten dapat melakukan kekuasan ganjaran, yaitu menggunakan imbalan agar karyawan bekerja dengan baik atau kekuasaan paksaan seperti memberikan sangsi apabila karyawan tidak bekerja dengan baik. Selain itu, karyawan pun dapat dipengaruhi oleh kekuasaan ahli berupa kemampuan teknis, pengalaman, dan kecerdasan teori yang dimiliki seorang pemimpin (Sumardjo, 2010). Pengawasan menjadi fungsi terakhir dalam manajemen agar seluruh perencanaan dan kegiatan dalam mencapai tujuan bersama dapat berjalan secara optimal. Seluruh standar kerja dan prestasi kerja karyawan harus selalu di evaluasi oleh seorang pemimpin. Hal tersebut juga dapat menjadi motivasi karyawan untuk selalu bekerja dengan baik. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan melihat laporan administrasi dan melihat langsung kondisi di lapangan. Selain kemampuan teknis dan teori, seorang pemimpin juga harus menguasai permasalahan yang terdapat di lapangan agar dapat segera diambil keputusan atau solusinya. Pada pelaksanaan manajemen pemanenan di PT. Puri Hijau Lestari selama penulis melakukan kegiatan magang semuanya berjalan dengan baik dan berjalan berdasarkan Standart Operational Procedure (SOP) yang ada namun pada kondisi di lapangan ada beberapa perbedaan yang dilakukan dengan kebiasaan yang ada tetapi pada dasarnya kegiatan tersebut tidak menyimpang jauh dari SOP perusahaan dan dalam tingkat yang wajar. 53
  • 55. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan kegiatan magang selama kurun waktu delapan minggu (30 Oktober 2013 s/d 23 Desember 2013) di PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur Afdeling 4 pada kegiatan manajemen pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pemanenan pada PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur khususnya di Afdeling 4 sudah berjalan sesuai yang direncanakan, baik dari peninjauan rencana kerja harian, bulanan dan kegiatan di lapangan hampir seluruhnya memenuhi standar operasional perusahaan yang telah diberikan serta pelaksanaan pemanenan telah dilakukan sebagaimana mestinya untuk tanaman kelapa sawit. 2. Pelaksanaan pengorganisasian pada PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur terdiri dari Estate Manager, Asisten Afdeling, Mandor 1, Mandor Panen dan Kerani Panen maupun Kerani Kirim telah terkoordinasi dengan baik sehingga kegiatan pemanenan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. 3. Pelaksanaan pengarahan di Afdeling 4 pada PT. Putri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur berjalan dengan baik. Asisten afdeling dan mandor 1 selalu memberikan pengarahan kepada mandor panen yaitu tentang kebersihan pemanen, misalnya pengutipan brondolan pada setiap pokok yang telah dipanen harus bersih, dan pemanen TBS harus sesuai dengan kriteria matang panen yang telah ditetapkan. 4. Pelaksanaan pengawasan di Afdeling 4 pada PT. Puri Hijau Lestari Kebun Sungai Bungur berjalan dengan baik, karena mandor 1 ataupun mandor panen, kerani panen dan kerani kirim langsung turun ke lapangan melihat kegiatan para pemanen, pelangsir dan pengangkut sehingga kegiatan pemanen dan pekerja lain bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan pemanen TBS. 54
  • 56. 4.2 Saran Berdasarkan hasil mengikuti tinjauan beberapa kegiatan manajemen pemanenan di PT. Puri Hijau Lestari penulis memberikan saran untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas kepada para karyawan terutama pada setiap item pekerjaan yang ada di kegiatan pemanenan bertujuan untuk meminimalisir kehilangan produksi (losess) kemudian perlu pengawasan secara optimal, harus dilihat secara langsung dan rutin agar produksi tanaman sawit terus meningkat. Untuk masalah pengelolaan panen di PT. Puri Hijau Lestari perbaikan sarana dan prasarana panen yang harus dilakukan terus-menerus untuk kemudahan kegiatan panen dengan perawatan bargas yang bocor, perawatan pasar pikul ataupun gawangan/piringan di setiap pokok, penanganan yang cepat untuk alat-alat panen yang sudah rusak dan hal-hal lainnya yang harus diperhatikan sebagai penunjang kegiatan pemanenan di PT. Puri Hijau Lestari. 55
  • 57. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2013. Indonesian Oil Palm Statistic. Badan Pusat Statistik. Jakarta Effendi Rustam dan Widanarko Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia, Jakarta. Hasibuan, SP. 1993. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Penabur. Jakarta. Munandar Ari. 2013. Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit Di Afdeling 1 pada PT. Bangun Persada Kahirupan Sarolangun. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi. Rankine Ian dan Fairhurst Thomas. 1998. Buku Lapangan Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol. 3 Tanaman Menghasilkan. Oxford Graphics Printers Pte. Ltd. Singapore. Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Kelapa Sawit. Yrama Widya. Jakarta 56