SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

Oleh :
Achmad Boys Awaluddin Rifai
Program Studi Muamalah

Sekolah Tinggi Agama Islam
Asy-syukriyah
Kota Tangerang

1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Sistem Ketatanegaraan
Indonesia.Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Sistem
Ketatanegaraan Republik Indonesia.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Tangerang, 28 Febuari 2014

Achmad Boys Awaluddin Rifa’i

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

....................................1

KATA PENGANTAR

....................................2

DAFTAR ISI

....................................3

BAB I PENDAHULUAN

....................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk Negara Kesatuan

.........................5

B. Bentuk Pemerintahan Republik

......................... 5

C. Sistem Pemerintahan Presidensial

....................... ..6

D. Sistem Politik Demokrasi

............. ............7

BAB IIIPENUTUP

.................................... .9

DAFTAR PUSTAKA

.....................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tuntutan reformasi yang digulirkan sejak tahun 1998 adalah dibangunnya
suatu sistem ketatanegaraan Indonesia yang berbasis secara murni dan konsekuen pada
paham “kedaulatan rakyat” dan “Negara hukum” (rechstaat). Karena itu, dalam konteks
penguatan sistem hukum yang diharapkan mampu membawa rakyat Indonesia mencapai
tujuan bernegara yang di cita-citakan, maka perubahan atau amandemen UUD 1945
merupakan langkah strategis yang harus dilakukan dengan seksama oleh bangsa Indonesia.
Berbicara tentang sistem hukum tentunya tidak terlepas dari persoalan politik hukum atau
rechts politiek, sebab politik hukumlah yang menentukan sistem hukum yang bagaimana
yang dikehendaki (Wiratma, 2002:140). Politik hukum adalah kebijakan dasar yang
menentukan arah, bentuk, dan isi hukum yang akan dibentuk (Wahjono, 1983:99). Kebijakan
dasar tersebut adalah Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945 (UUD1945) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN 2004-2009). Dengan demikian UUD 1945
atau konstitusi Republik Indonesia menentukan arah politik hukum Negara Kesatuan
Republik Indonsia yang berfungsi sebagai hukum dasar tertulis tertinggi untuk
diopersionalisasikan bagi pencapaian tujuan Negara. Disini penulis akan membahas tentang
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, yang melingkup Bentuk Negara adalah Kesatuan,
Bentuk Pemerintahan adalah Republik, Sistem Pemerintahan adalah Presidensial, Sistem
Politik adalah Demokrasi atau kedaulatan rakyat.
Dalam makalah yang singkat ini saya pertama-tama, akan memaparkan definisi dari
ketatanegaraan negara dalam konteks Indonesia sebagai bangsa. Agar pembaca lebih
memahami sebelum, pembaca membaca lebih jauh.
Pengertian Ketatanegaraan Republik Indonesia Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, tata negara adalah seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan susunan
pemerintah, bentuk negara dan sebagainya yang menjadi dasar peraturan suatu negara.
Ketatanegaraan adalah segala sesuatu mengenai tata negara. Menurut hukumnya, tata
negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan bernegara yang menyangkut
sifat, bentuk, tugas negara dan pemerintahannya serta hak dan kewajiban para warga terhadap
pemerintah atau sebaliknya.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk Negara Kesatuan (Republik) Indonesia
UUD 1945 menetapkan bahwa bentuk susunan Negara Indonesia adalah
kesatuan, bukan serikat atau federal. Hal ini tertuang dalam Pasal 1 ayat (1) UUD
1945 yang menyatakan “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik “.
Secara teori, ada 2 klasifikasi bentuk negara yaitu bentuk Negara
serikat/federal dan bentuk Negara kesatuan. Negara federal adalah Negara yang
bersusunan jamak, artinya Negara yang didalamnya masih terdapat Negara yang
disebut Negara bagian. Keduanya adalah sederajat satu sama lain. Sementara Negara
kesatuan adalah Negara yang bersusunan tunggal, tidak terdapat daerah yang bersifat
Negara.
Negara Indonesia sebagai Negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam
penyelenggaraan kekuasaannya. Hai ini didasarkan pada Pasal 18 UUD 1945
perubahan kedua yang berbunyi sebagai berikut :
1. Negara kesatuan republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang-undang
2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
3. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui
pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah
daerah provinsi, kabupaten, dan kota yang dipilih secara demokratis.
5. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi daerah seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat oleh
undang-undang
6. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam
undang-undang.

5
B. Bentuk Pemerintahan Republik
Dalam Ilmu Negara pengertian tentang bentuk Negara sejak dahulu kala
dibagi menjadi dua yaitu: monarki dan republik. Klasifikasi ini mengikuti ajaran
Nicollo Machiavelli (1469-1527).Perbedaan ini didasarkan dari kriteria bagaimana
caranya kepala Negara itu diangkat. Jika seorang kepala negara diangkat berdasarkan
hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya disebut monarki dan Kepala
Negaranya disebut raja atau ratu. Jika kepala negara dipilih melalui suatu pemilihan
umum untuk masa jabatan yang ditentukan, maka bentuk negaranya disebut republik
dan Kepala Negaranya adalah seorang Presiden.
Jadi menurut ketentuan yang telah dijelaskan di atas maka negara Indonesia
mempunyai bentuk negara sebagai republik. Negara Indonesia telah sepakat bahwa
perihal bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik tidak aka nada
perubahan, sesuai dengan Pasal 37 ayat (5) naskah UUD 1945 Perubahan Keempat
yang menyatakan “Khusus mengenai bentuk negara kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan”.
C. Sistem Pemerintahan Presidensial
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan
Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Secara
teoritis, system pemerintahan dibagi dalam dua klasifikasi besar, yaitu system
pemerintahan parlementer dan system pemerintahan presidensial. Klasifikasi
keduanya didasarkan pada hubungan antara kekuasaaan eksekutif dan legislatif.
System pemerintahan disebut parlementer jika badan eksekutif mendapat pengawasan
langsung dari badan legislatif. Namun apabila bada eksekutif berada diluar
pengawasan langsung badan legislative disebut presindensial.
Dalam system pemerintahan persidensial, badan eksekutif dan legislative
memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan
secara langsung seperti dalam system pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh
rakyat secara terpisah.
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut :
1) Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen,
tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.
2) Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab
kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
3) Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan
presiden tidak dipilih oleh parlemen.
4) Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem
parlementer.
5) Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.
Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
6) Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen
6
1)
2)

3)
4)

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Indonesia adalah lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:
1) Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
2) Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
3) Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan
memakan waktu yang lama.
Kelemahan utama dari system pemerintahan presidensial adalah
kecenderungan kekuasaan eksekutif atau presiden yang mutlak. Untuk meminimalkan
kelemahan itu atau mencegah kekuasaan presiden agar tidak cenderung mutlak maka
diadakan pengawasan atas kekuasaan presiden serta penguatan lembaga DPR
sehingga bisa mengimbangi kekuasaan presiden. Demikian pula lembaga-lembaga
Negara lainnya seperti Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi diperkuat
kedudukannya.
Mengenai hal diatas, berikut beberapa contoh dalam ketentuan UUD 1945 :
1) Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul DPR.
Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun
secara tidak langsung.
2) Presiden dalam mengangkat pejabat Negara perlu pertimbangan dan
atau persetujuan DPR. Contohnya, dalam pengangkatan duta Negara
asing, Gubernur Bank Indonesia, Panglima TNI, dan Kepala
Kepolisian.
3) Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu, perlu pertimbangan
dan atau persetujuan lembaga lain sperti DPR, MA, atau MK.
Contohnya : pembuatan perjanjian internasional, pemberian gelar,
tanda jasa, tanda kehormatan, pemberian amnesti, dan abolisi.
4) Parlemen diberi kekuasaan lebih besar dalam hal membentuk undangundang dan hak budget (anggaran).
5) MA dan MK memiliki hak Judicial Review.

7
Dengan adanya mekanisme tersebut maka antar lembaga Negara akan terjadi
saling mengendalikan dan mengimbangi sehingga kekuasaan suatu lembaga Negara
tidak berada di atas kekuasaan lembaga lain. Mekanisme tersebut dikenal dengan
istilah checks and balances(pertimbangan dan pengendalian).
D. Sistem Politik Demokrasi
Sistem politik yang dianut Negara Indonesia adalah sistem politik demokrasi.
Hal ini secara jelas dinyatakan dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 bahwa “kedaulatan
berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”.
Secara teoritis, klasifikasi sistem politik di era modern ini terbagi menjadi dua
yaitu sistem politik demokrasi dan sistem politik otoritarian. Samuel Huntington
dalam buku Gelombang Demokratisasi Ketiga (2001) membuat perbedaan antara
sistem politik demokrasi dan sistem politik nondemokrasi. Sistem politik
nondemokasi atau otoriter ini mencakup : monarki absolut, rezim militer,
kediktatoran, rezim komunis, rezim otoritarian, dan fasis.
Pembagian atas sistem politik demokrasi dan sistem politik otoriter ini
didasarkan atas :
1. Kewenangan pemerintah terhadap aspek-aspek kehidupan warganya
2. Tanggung jawab pemerintah terhadap warga Negara
Sistem politik disebut otoriter apabila kewenangan pemerintah terhadap
kehidupan warganya amat luas, mencakup hamper semua aspek kehidupan warga.
Pemerintah turut campur dalam mengendalikan segenap kehidupan berbangsa dan
bernegara. Selain itu tidak terdapatnya pertanggungjawaban pemerintah terhadap
rakyatnya atas segala hal yang telah dijalankan. Dalam sistem ini, pemerintah atau
penguasa merasa tidak perlu memberikan pertanggung jawaban kepada rakyat.
Adapun sistem politik disebut demokrasi apabila kewenangan pemerintah
terhadap kehidupan warga Negara amat terbatas. Pemerintah Negara tidak turut
campur atas semua aspek kehidupan warganya. Warga Negara dapat mengatur sendiri
kehidupannya. Di samping itu, adanya pertanggungjawaban pemerintah kepada
rakyatnya atas apa yang dijalankan.
Secara normative sistem politik demokrasi yang dianut di Indonesia
didasarkan atas nilai-nilai bangsa yaitu Pancasila. Oleh karena itu, sistem politik
demokrasi di Indonesia adalah sistem politik demokrasi pancasila.

8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam membentuk Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, diperlukan adanya
pendukung-pendukung. Yaitu, adanya perubahan dalam UUD 1945 ( Amandemen UUD
1945). Karena, menurut pendapat saya, bila tidak ada perubahan dalam tatanan hukum yang
baru kita sulit untuk menuju tujuan negara Republik Indonesia. Dan dalam membentuk
tatanan negara diperlukan persatuan dalam negara agar terdapat kedaulatan rakyat yaitu
seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan sebagai
berikut: “ ………, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada …..” dan agar tercapai
tujuan negara, sistem ketatanegaraan yang terdiri dari perubahan UUD 1945, negara
kesatuan, bentuk pemerintahan republik, sistem pemerintahan presidensial, dan sistem politik
demokrasi, harus berjalan dengan baik agar tujuan negara kita bisa tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Website Google ( mengalami pengeditan ) :
Winarno, S.pd,. M.Si. Paradigma Baru Pendidikan kewarganegaraan, Bumi Aksara
http://www.scribd.com/doc/46634695/Makalah-Sistem-Ketatanegaraan-Republik-IndonesiaRecovered
http://wildaznov11.blogspot.com/2008/12/sistem-ketatanegaraan-ri-berdasarkan_30.html
http://witantra.wordpress.com/2008/05/30/sistem-pemerintahan

9

Contenu connexe

Tendances

Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenMochammad Ridwan
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKBayu Rizky Aditya
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanPpt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanrizka_pratiwi
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Sumber sumber hukum administrasi
Sumber sumber hukum administrasiSumber sumber hukum administrasi
Sumber sumber hukum administrasiMuslimin B. Putra
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
UUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenUUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenProduk Hukum
 
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Siti Hardiyanti
 
Ppt Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Ppt Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)Ppt Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Ppt Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)Cha-cha Taulanys
 
Asas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikAsas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikFKP2B Cikarang
 

Tendances (20)

Politik ppt
Politik pptPolitik ppt
Politik ppt
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanPpt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Sumber sumber hukum administrasi
Sumber sumber hukum administrasiSumber sumber hukum administrasi
Sumber sumber hukum administrasi
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt
 
UUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenUUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum Amandemen
 
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
 
Ppt Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Ppt Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)Ppt Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Ppt Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
 
Asas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikAsas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baik
 

En vedette

Sistem ketatanegaraan di indonesia berdasarkan konstitusi yang berlaku dan be...
Sistem ketatanegaraan di indonesia berdasarkan konstitusi yang berlaku dan be...Sistem ketatanegaraan di indonesia berdasarkan konstitusi yang berlaku dan be...
Sistem ketatanegaraan di indonesia berdasarkan konstitusi yang berlaku dan be...Grace Manurung
 
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaBab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaNurmah Wijayanti
 
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental Bangsa
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental BangsaMakna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental Bangsa
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental BangsaMirda DC
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALZainal Abidin
 
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islammasa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islamRifa Ramadhani
 
soal evaluasi pengajaran
soal evaluasi pengajaransoal evaluasi pengajaran
soal evaluasi pengajaranNasria Ika
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanWarnet Raha
 
Sejarah jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah   jenis & ciri manusia pra aksaraSejarah   jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah jenis & ciri manusia pra aksararizkaaafu
 
Dasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusiDasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusiHans Sagita
 
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Rajabul Gufron
 
Kisi kisi-ujian-nasional-paket-b-c
Kisi kisi-ujian-nasional-paket-b-cKisi kisi-ujian-nasional-paket-b-c
Kisi kisi-ujian-nasional-paket-b-cSMA Negeri 9 KERINCI
 
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madaniBab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madaniHendrastuti Retno
 
Kisi kisi-n-soal-dasar-negara-konstitusi
Kisi kisi-n-soal-dasar-negara-konstitusiKisi kisi-n-soal-dasar-negara-konstitusi
Kisi kisi-n-soal-dasar-negara-konstitusiapotek agam farma
 

En vedette (20)

Materi ppkn sma xii bab 3
Materi ppkn sma xii bab 3Materi ppkn sma xii bab 3
Materi ppkn sma xii bab 3
 
Sistem Ketatanegaraan
Sistem KetatanegaraanSistem Ketatanegaraan
Sistem Ketatanegaraan
 
Sistem ketatanegaraan di indonesia berdasarkan konstitusi yang berlaku dan be...
Sistem ketatanegaraan di indonesia berdasarkan konstitusi yang berlaku dan be...Sistem ketatanegaraan di indonesia berdasarkan konstitusi yang berlaku dan be...
Sistem ketatanegaraan di indonesia berdasarkan konstitusi yang berlaku dan be...
 
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaBab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bab 6 Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental Bangsa
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental BangsaMakna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental Bangsa
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental Bangsa
 
PPKN Kelas XII K13 Buku Guru
PPKN Kelas XII K13 Buku GuruPPKN Kelas XII K13 Buku Guru
PPKN Kelas XII K13 Buku Guru
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islammasa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
 
soal evaluasi pengajaran
soal evaluasi pengajaransoal evaluasi pengajaran
soal evaluasi pengajaran
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Sejarah jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah   jenis & ciri manusia pra aksaraSejarah   jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah jenis & ciri manusia pra aksara
 
Kesadaran berbangsa dan bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegaraKesadaran berbangsa dan bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara
 
Materi pkn kls xii bab 3
Materi pkn kls xii bab 3Materi pkn kls xii bab 3
Materi pkn kls xii bab 3
 
Dasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusiDasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusi
 
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
 
Peradilan nasional
Peradilan nasionalPeradilan nasional
Peradilan nasional
 
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
 
Kisi kisi-ujian-nasional-paket-b-c
Kisi kisi-ujian-nasional-paket-b-cKisi kisi-ujian-nasional-paket-b-c
Kisi kisi-ujian-nasional-paket-b-c
 
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madaniBab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
 
Kisi kisi-n-soal-dasar-negara-konstitusi
Kisi kisi-n-soal-dasar-negara-konstitusiKisi kisi-n-soal-dasar-negara-konstitusi
Kisi kisi-n-soal-dasar-negara-konstitusi
 

Similaire à SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

Bentuk dan Kedaulatan negara
Bentuk dan Kedaulatan negaraBentuk dan Kedaulatan negara
Bentuk dan Kedaulatan negaraMuhammad Hidayat
 
PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12Andi Widya
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahanskaw87
 
Makalah sisten pemerintahan
Makalah sisten pemerintahanMakalah sisten pemerintahan
Makalah sisten pemerintahannandasari
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaChaing Saing
 
PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12Andi Widya
 
Negara Kesatuan Republik
Negara Kesatuan RepublikNegara Kesatuan Republik
Negara Kesatuan RepublikAbdul553473
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)Abdul Rais P
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan hamRobet Saputra
 
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKnpentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKnBelum Kerja
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesiarusdiman1
 

Similaire à SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA (20)

Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Bentuk dan Kedaulatan negara
Bentuk dan Kedaulatan negaraBentuk dan Kedaulatan negara
Bentuk dan Kedaulatan negara
 
SISTEM PEMERINTAHAN DAN DEMOKRASI -KELOMPOK 7
SISTEM PEMERINTAHAN DAN DEMOKRASI -KELOMPOK 7SISTEM PEMERINTAHAN DAN DEMOKRASI -KELOMPOK 7
SISTEM PEMERINTAHAN DAN DEMOKRASI -KELOMPOK 7
 
PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12
 
K.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppknK.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppkn
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Makalah sisten pemerintahan
Makalah sisten pemerintahanMakalah sisten pemerintahan
Makalah sisten pemerintahan
 
MPPH
MPPHMPPH
MPPH
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
Sap wiwid
Sap wiwidSap wiwid
Sap wiwid
 
PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12
 
sistem politik indonesia
sistem politik indonesiasistem politik indonesia
sistem politik indonesia
 
Negara Kesatuan Republik
Negara Kesatuan RepublikNegara Kesatuan Republik
Negara Kesatuan Republik
 
Bhsa indo
Bhsa indoBhsa indo
Bhsa indo
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
 
Tugas project pkn
Tugas project pknTugas project pkn
Tugas project pkn
 
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKnpentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 

Plus de Achmad Boys Awaluddin Rifai (12)

A. boys awaluddin r distribusi harta
A. boys awaluddin r distribusi hartaA. boys awaluddin r distribusi harta
A. boys awaluddin r distribusi harta
 
Perbandingan manajemen risiko konvensional dengan islam1
Perbandingan manajemen risiko konvensional dengan islam1Perbandingan manajemen risiko konvensional dengan islam1
Perbandingan manajemen risiko konvensional dengan islam1
 
Bank syariah dan BPRS
Bank syariah dan BPRSBank syariah dan BPRS
Bank syariah dan BPRS
 
Komunikasi & interpersonal
Komunikasi & interpersonalKomunikasi & interpersonal
Komunikasi & interpersonal
 
Efisiensi
EfisiensiEfisiensi
Efisiensi
 
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...
 
Komunikasi Bisnis
Komunikasi BisnisKomunikasi Bisnis
Komunikasi Bisnis
 
SBSN - Surat Berharga Syariah Negara
SBSN - Surat Berharga Syariah NegaraSBSN - Surat Berharga Syariah Negara
SBSN - Surat Berharga Syariah Negara
 
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
 
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-SyaibaniPemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
 
Bay mu’allaq & bay mudhaf
Bay mu’allaq & bay mudhafBay mu’allaq & bay mudhaf
Bay mu’allaq & bay mudhaf
 
Bay tawarruq
Bay tawarruqBay tawarruq
Bay tawarruq
 

Dernier

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Dernier (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

  • 1. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA Oleh : Achmad Boys Awaluddin Rifai Program Studi Muamalah Sekolah Tinggi Agama Islam Asy-syukriyah Kota Tangerang 1
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Sistem Ketatanegaraan Indonesia.Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Tangerang, 28 Febuari 2014 Achmad Boys Awaluddin Rifa’i 2
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................1 KATA PENGANTAR ....................................2 DAFTAR ISI ....................................3 BAB I PENDAHULUAN ....................................4 BAB II PEMBAHASAN A. Bentuk Negara Kesatuan .........................5 B. Bentuk Pemerintahan Republik ......................... 5 C. Sistem Pemerintahan Presidensial ....................... ..6 D. Sistem Politik Demokrasi ............. ............7 BAB IIIPENUTUP .................................... .9 DAFTAR PUSTAKA .....................................9 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN Salah satu tuntutan reformasi yang digulirkan sejak tahun 1998 adalah dibangunnya suatu sistem ketatanegaraan Indonesia yang berbasis secara murni dan konsekuen pada paham “kedaulatan rakyat” dan “Negara hukum” (rechstaat). Karena itu, dalam konteks penguatan sistem hukum yang diharapkan mampu membawa rakyat Indonesia mencapai tujuan bernegara yang di cita-citakan, maka perubahan atau amandemen UUD 1945 merupakan langkah strategis yang harus dilakukan dengan seksama oleh bangsa Indonesia. Berbicara tentang sistem hukum tentunya tidak terlepas dari persoalan politik hukum atau rechts politiek, sebab politik hukumlah yang menentukan sistem hukum yang bagaimana yang dikehendaki (Wiratma, 2002:140). Politik hukum adalah kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk, dan isi hukum yang akan dibentuk (Wahjono, 1983:99). Kebijakan dasar tersebut adalah Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945 (UUD1945) dan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN 2004-2009). Dengan demikian UUD 1945 atau konstitusi Republik Indonesia menentukan arah politik hukum Negara Kesatuan Republik Indonsia yang berfungsi sebagai hukum dasar tertulis tertinggi untuk diopersionalisasikan bagi pencapaian tujuan Negara. Disini penulis akan membahas tentang Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, yang melingkup Bentuk Negara adalah Kesatuan, Bentuk Pemerintahan adalah Republik, Sistem Pemerintahan adalah Presidensial, Sistem Politik adalah Demokrasi atau kedaulatan rakyat. Dalam makalah yang singkat ini saya pertama-tama, akan memaparkan definisi dari ketatanegaraan negara dalam konteks Indonesia sebagai bangsa. Agar pembaca lebih memahami sebelum, pembaca membaca lebih jauh. Pengertian Ketatanegaraan Republik Indonesia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tata negara adalah seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan susunan pemerintah, bentuk negara dan sebagainya yang menjadi dasar peraturan suatu negara. Ketatanegaraan adalah segala sesuatu mengenai tata negara. Menurut hukumnya, tata negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan bernegara yang menyangkut sifat, bentuk, tugas negara dan pemerintahannya serta hak dan kewajiban para warga terhadap pemerintah atau sebaliknya. 4
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Bentuk Negara Kesatuan (Republik) Indonesia UUD 1945 menetapkan bahwa bentuk susunan Negara Indonesia adalah kesatuan, bukan serikat atau federal. Hal ini tertuang dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik “. Secara teori, ada 2 klasifikasi bentuk negara yaitu bentuk Negara serikat/federal dan bentuk Negara kesatuan. Negara federal adalah Negara yang bersusunan jamak, artinya Negara yang didalamnya masih terdapat Negara yang disebut Negara bagian. Keduanya adalah sederajat satu sama lain. Sementara Negara kesatuan adalah Negara yang bersusunan tunggal, tidak terdapat daerah yang bersifat Negara. Negara Indonesia sebagai Negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan kekuasaannya. Hai ini didasarkan pada Pasal 18 UUD 1945 perubahan kedua yang berbunyi sebagai berikut : 1. Negara kesatuan republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang 2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. 3. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. 4. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota yang dipilih secara demokratis. 5. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi daerah seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat oleh undang-undang 6. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. 7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam undang-undang. 5
  • 6. B. Bentuk Pemerintahan Republik Dalam Ilmu Negara pengertian tentang bentuk Negara sejak dahulu kala dibagi menjadi dua yaitu: monarki dan republik. Klasifikasi ini mengikuti ajaran Nicollo Machiavelli (1469-1527).Perbedaan ini didasarkan dari kriteria bagaimana caranya kepala Negara itu diangkat. Jika seorang kepala negara diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya disebut monarki dan Kepala Negaranya disebut raja atau ratu. Jika kepala negara dipilih melalui suatu pemilihan umum untuk masa jabatan yang ditentukan, maka bentuk negaranya disebut republik dan Kepala Negaranya adalah seorang Presiden. Jadi menurut ketentuan yang telah dijelaskan di atas maka negara Indonesia mempunyai bentuk negara sebagai republik. Negara Indonesia telah sepakat bahwa perihal bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik tidak aka nada perubahan, sesuai dengan Pasal 37 ayat (5) naskah UUD 1945 Perubahan Keempat yang menyatakan “Khusus mengenai bentuk negara kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”. C. Sistem Pemerintahan Presidensial Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Secara teoritis, system pemerintahan dibagi dalam dua klasifikasi besar, yaitu system pemerintahan parlementer dan system pemerintahan presidensial. Klasifikasi keduanya didasarkan pada hubungan antara kekuasaaan eksekutif dan legislatif. System pemerintahan disebut parlementer jika badan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari badan legislatif. Namun apabila bada eksekutif berada diluar pengawasan langsung badan legislative disebut presindensial. Dalam system pemerintahan persidensial, badan eksekutif dan legislative memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam system pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah. Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut : 1) Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis. 2) Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif. 3) Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen. 4) Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer. 5) Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat. 6) Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen 6
  • 7. 1) 2) 3) 4) Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial: Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri. Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial: 1) Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak. 2) Sistem pertanggungjawaban kurang jelas. 3) Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama. Kelemahan utama dari system pemerintahan presidensial adalah kecenderungan kekuasaan eksekutif atau presiden yang mutlak. Untuk meminimalkan kelemahan itu atau mencegah kekuasaan presiden agar tidak cenderung mutlak maka diadakan pengawasan atas kekuasaan presiden serta penguatan lembaga DPR sehingga bisa mengimbangi kekuasaan presiden. Demikian pula lembaga-lembaga Negara lainnya seperti Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi diperkuat kedudukannya. Mengenai hal diatas, berikut beberapa contoh dalam ketentuan UUD 1945 : 1) Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. 2) Presiden dalam mengangkat pejabat Negara perlu pertimbangan dan atau persetujuan DPR. Contohnya, dalam pengangkatan duta Negara asing, Gubernur Bank Indonesia, Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian. 3) Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu, perlu pertimbangan dan atau persetujuan lembaga lain sperti DPR, MA, atau MK. Contohnya : pembuatan perjanjian internasional, pemberian gelar, tanda jasa, tanda kehormatan, pemberian amnesti, dan abolisi. 4) Parlemen diberi kekuasaan lebih besar dalam hal membentuk undangundang dan hak budget (anggaran). 5) MA dan MK memiliki hak Judicial Review. 7
  • 8. Dengan adanya mekanisme tersebut maka antar lembaga Negara akan terjadi saling mengendalikan dan mengimbangi sehingga kekuasaan suatu lembaga Negara tidak berada di atas kekuasaan lembaga lain. Mekanisme tersebut dikenal dengan istilah checks and balances(pertimbangan dan pengendalian). D. Sistem Politik Demokrasi Sistem politik yang dianut Negara Indonesia adalah sistem politik demokrasi. Hal ini secara jelas dinyatakan dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 bahwa “kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Secara teoritis, klasifikasi sistem politik di era modern ini terbagi menjadi dua yaitu sistem politik demokrasi dan sistem politik otoritarian. Samuel Huntington dalam buku Gelombang Demokratisasi Ketiga (2001) membuat perbedaan antara sistem politik demokrasi dan sistem politik nondemokrasi. Sistem politik nondemokasi atau otoriter ini mencakup : monarki absolut, rezim militer, kediktatoran, rezim komunis, rezim otoritarian, dan fasis. Pembagian atas sistem politik demokrasi dan sistem politik otoriter ini didasarkan atas : 1. Kewenangan pemerintah terhadap aspek-aspek kehidupan warganya 2. Tanggung jawab pemerintah terhadap warga Negara Sistem politik disebut otoriter apabila kewenangan pemerintah terhadap kehidupan warganya amat luas, mencakup hamper semua aspek kehidupan warga. Pemerintah turut campur dalam mengendalikan segenap kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu tidak terdapatnya pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyatnya atas segala hal yang telah dijalankan. Dalam sistem ini, pemerintah atau penguasa merasa tidak perlu memberikan pertanggung jawaban kepada rakyat. Adapun sistem politik disebut demokrasi apabila kewenangan pemerintah terhadap kehidupan warga Negara amat terbatas. Pemerintah Negara tidak turut campur atas semua aspek kehidupan warganya. Warga Negara dapat mengatur sendiri kehidupannya. Di samping itu, adanya pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyatnya atas apa yang dijalankan. Secara normative sistem politik demokrasi yang dianut di Indonesia didasarkan atas nilai-nilai bangsa yaitu Pancasila. Oleh karena itu, sistem politik demokrasi di Indonesia adalah sistem politik demokrasi pancasila. 8
  • 9. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dalam membentuk Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, diperlukan adanya pendukung-pendukung. Yaitu, adanya perubahan dalam UUD 1945 ( Amandemen UUD 1945). Karena, menurut pendapat saya, bila tidak ada perubahan dalam tatanan hukum yang baru kita sulit untuk menuju tujuan negara Republik Indonesia. Dan dalam membentuk tatanan negara diperlukan persatuan dalam negara agar terdapat kedaulatan rakyat yaitu seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan sebagai berikut: “ ………, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada …..” dan agar tercapai tujuan negara, sistem ketatanegaraan yang terdiri dari perubahan UUD 1945, negara kesatuan, bentuk pemerintahan republik, sistem pemerintahan presidensial, dan sistem politik demokrasi, harus berjalan dengan baik agar tujuan negara kita bisa tercapai. DAFTAR PUSTAKA Website Google ( mengalami pengeditan ) : Winarno, S.pd,. M.Si. Paradigma Baru Pendidikan kewarganegaraan, Bumi Aksara http://www.scribd.com/doc/46634695/Makalah-Sistem-Ketatanegaraan-Republik-IndonesiaRecovered http://wildaznov11.blogspot.com/2008/12/sistem-ketatanegaraan-ri-berdasarkan_30.html http://witantra.wordpress.com/2008/05/30/sistem-pemerintahan 9