SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
TUGAS PENGANTAR HUKUM INDONESIA

-HUKUM PERDATA INTERNASIONAL-
     Dosen Pengajar : Widia Edorita, SH., MH.




                      oleh :

          DIENNISSA PUTRIYANDA

              Nim : 1209114065



   Fakultas Hukum Universitas Riau

                      2012
Hukum Perdata Internasional



A. Pengertian HPI
       Hukum Perdata Internasional (HPI) adalah hukum yang mengatur hubungan
  hukum perdata antara pelaku hukum yang msing-masing tunduk pada hukum perdata
  (nasional) yang berbeda.
       Berikut pengertian HPI menurut beberapa ahli :
       Prof. R.H. Graveson
            Conflict of Laws atau Hukum Perdata Internasional adalah bidang hukum
       yang berkenaan dengan perkara-perkara yang di dalamnya mengandung fakta
       relevan yang menunjukkan perkaitan dengan suatu sistem hukum lain, baik
       karena aspek teritorial maupun aspek subjek hukumnya, dan karena itu
       menimbulkan pertanyaan tentang penerapan hukum sendiri atau hukum lain
       (yang biasanya asing), atau masalah pelaksanaan yurisdiksi badan pengadilan
       sendiri atau badan pengadilan asing.
       Prof. Van Brakel
            Hukum Perdata Internasional adalah hukum nasional yang dibuat untuk
       hubungan-hubungan hukum internasional.
       Prof. Sudargo Gautama
            Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan peraturan dan keputusan
       hukum yang menunjukkan stelsel hukum manakah yang berlaku, atau apakah
       yang merupakan hukum, jika hubungan-hubungan atau peristiwa-peristiwa
       antara warga(-warga) negara pada suatu waktu tertentu memperlihatkan titik
       pertalian dengan stelsel-stelsel dan kaidah-kaidah hukum dari dua atau lebih
       negara, yang berbeda dalam lingkungan kuasa, tempat, pribadi dan soal-soal.
       Prof. J.G. Sauveplanne
            Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan aturan-aturan yang
       mengatur hubungan-hubungan hukum perdata yang mengandung elemen-elemen
       internasional dan hubungan-hubungan hukum yang memiliki kaitan dengan
negara-negara   asing     sehingga   dapat   menimbulkan   pertanyaan   apakah
       penundukan langsung ke arah hukum asing itu tanpa harus menundukkan diri
       pada hukum intern (Belanda).
       Prof. Sunaryati Hartono
            Hukum Perdata Internasional mengatur setiap peristiwa atau hubungan
       hukum yang mengandung unsur asing, baik di bidang hukum publik maupun
       hukum privat. Inti dari HPI adalah pergaulan hidup masyarakat internasional,
       maka HPI dapat disebut sebagai hukum pergaulan internasional.
       Mochtar Kusumaatmadja
            Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum
       yang mengatur hubungan perdata yang melintas batas Negara.




B. Sejarah Umum Perkembangan HPI
       Asas-asas dan pola berpikir HPI sudah dapat dijumpai dan tumbuh di dalam
  pergaulan masyarakat di masa Kekaisaran Romawi (abad ke-2 SM s/d abad ke-6 SM)
  seiring dengan pertumbuhan kebudayaan Barat (western civilization) di Eropa Daratan.
       Berikut ini penjelasan pola penyelesaian perkara-perkara HPI di pelbagai periode
  waktu sampai dengan abad ke-19 di Eropa Daratan.


  1. MASA KEKAISARAN ROMAWI
     (Abad ke-2 SM s/d Abad ke-6 SM)
        Masa Kekaisaran Romawi dapat dianggap sebagai awal perkembangan HPI. Pada
     masa ini pola hubungan internasional dalam wujud sederhana sudah mulai tampak
     dengan adanya hubungan-hubungan antara :
     a. Warga (cives) Romawi dengan penduduk propinsi-propinsi atau Municipia
        (untuk wilayah di Italia, kecuali Roma) yang menjadi bagian dari wilayah
        kekaisaran karena pendudukan. Penduduk asli propinsi-propinsi ini dianggap
        sebagai orang asing, dan ditundukkan pada hukum mereka sendiri.
b. Penduduk propinsi atau orang asing yang berhubungan satu sama lain di
   wilayah kekaisaran Romawi, sehingga masing-masing pihak dapat dianggap
   sebagai subjek hukum dari beberapa yurisdiksi yang berbeda.

   Untuk menyelesaikan sengketa dalam hubungan-hubungan tersebut, dibentuk
peradilan khusus yang disebut Praetor Peregrinis.

   Yang diberlakukan oleh hakim Praetor Peregrinis adalah hukum yang dibuat
untuk para cives Romawi, yaitu Ius Civile, tetapi yang telah disesuaikan untuk
kebutuhan pergaulan “antar bangsa”, yang kemudian berkembang menjadi Ius
Gentium.

   Ius Gentium terdiri dari :

a. Ius Privatuum, mengatur persoalan-persoalan hukum orang-perorangan.
   Ius Privatuum inilah yang menjadi cikal bakal HPI yang berkembang dalam
   tradisi Eropa Kontinental.
b. Ius Publicum, mengatur persoalan-persoalan kewenangan negara sebagai
   kekuasaan publik.
   Ius Publicum berkembang menjadi sekumpulan asas dan kaidah hukum yang
   mengatur hubungan antara Kekaisaran Romawi dengan negara-negara lain
   (cikal bakal Hukum Internasional Publik).

   Prinsip HPI pada masa ini dilandasi asas teritorial, artinya perkara-perkara yang
menyangkut warga-warga propinsi tunduk pada Ius Gentium sebagai bagian dari
hukum kekaisaran.

   Asas-asas HPI yang tumbuh dan berkembang pada masa ini dan menjadi asas-
asas penting HPI modern :

 Asas Lex Rei Sitae (Lex Situs)

      Perkara-perkara yang menyangkut benda-benda tidak bergerak (immovable)
   tunduk pada hukum dari tempat benda itu berada/terletak.
 Asas Lex Domicili

        Hak dan kewajiban perorangan harus diatur oleh hukum dari tempat
     seseorang berkediaman tetap.

   Asas Lex Loci Contractus

        Terhadap perjanjian-perjanjian berlaku hukum dari tempat pembuatan
     perjanjian.

2. MASA PERTUMBUHAN ASAS PERSONAL HPI
  (Abad ke-6 s/d Abad ke-10)
     Pada akhir abad ke-6 Kekaisaran Romawi ditaklukkan oleh bangsa-bangsa
  barbar dari wilayah-wilayah bekas propinsi-propinsi jajahan Romawi.
     Wilayah bekas jajaran Romawi diduduki oleh pelbagai suku bangsa yang
  dibedakan secara genealogis dan bukan territorial.
     Masing-masing suku bangsa memberlakukan kaidah-kaidah hukum adat, hukum
  personal, hukum keluarga serta hukum agama mereka.
     Dalam menyelesaikan sengketa antar suku bangsa, ditetapkan terlebih dahulu
  sistem-sistem hukum adat mana yang relevan dengan perkara, kemudian baru
  dipilih hukum mana yang harus diberlakukan.
     Tumbuh beberapa prinsip HPI yang dibuat atas dasar asas Genealogis :
  a. Asas umum yang menetapkan bahwa dalam setiap proses penyelesaian hukum,
     maka hukum yang digunakan adalah hukum dari pihak tergugat;
  b. Penetapan kemampuan untuk membuat perjanjian bagi seseorang harus
     dilakukan berdasarkan hukum personal dari masing-masing pihak;
  c. Proses pewarisan harus dilangsungkan berdasarkan hukum personal dari pihak
     pewaris;
  d. Peralihan hak atas benda harus dilaksanakan sesuai dengan hukum dari pihak
     transferor;
  e. Penyelesaian perkara tentang Perbuatan Melawan Hukum harus dilakukan
     berdasarkan hukum dari pihak pelaku perbuatan yang melanggar hukum;
f. Pengesahan suatu perkawinan harus dilakukan berdasarkan hukum dari pihak
     suami.


3. PERTUMBUHAN ASAS TERITORIAL
  (Abad ke-11 s/d Abad ke -12)
     Pertumbuhan asas personal genealogis semakin sulit untuk dipertahankan
  mengingat terjadinya transformasi struktur masyarakat yang semakin condong ke
  arah masyarakat yang teritorialistik di seluruh wilayah Eropa.
     2 Kawasan Eropa yang sangat mencolok proses transformasinya :
  a. Pertumbuhan di Eropa Utara
         Di kawasan ini (Jerman, Prancis, Inggris) masyarakat bertransformasi
     menjadi masyarakat teritorialistik melaui tumbuhnya kelompok-kelompok
     feodalistik. Unit-unit masyarakat yang berada di bawah kekuasaan feodal (tuan-
     tuan tanah) cenderung memberlakukan hukum mereka secara eksklusif.
         Tidak ada pengakuan terhadap hak-hak asing dan tidak ada perkembangan
     HPI yang berarti.
  b. Pertumbuhan di Eropa Selatan
         Transformasi berlangsung ke arah masyarakat teritorialistik disebabkan oleh
     pertumbuhan kota-kota perdagangan di Italia. Dasar ikatan manusia
     dikarenakan tempat kediaman di kota yang sama.
         Asas-asas hukum yang digunakan untuk menjawab perkara-perkara hukum
     perselisihan antara kota inilah yang dianggap sebagai pemicu tumbuhnya teori
     HPI yang penting, yang dikenal dengan sebutan teori Statuta.


4. PERTUMBUHAN TEORI STATUTA
  (Abad ke-13 s/d abad ke-15)
     Di abad ke-14 s/d abad ke-15 penafsiran dan penyempurnaan terhadap kaidah2
  hukum di dalam Corpus Iuris dilakuakn khusus untuk membangun asas-asas hukum
  yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan hukum perselisihan
  (antarkota).
Dilakukan oleh kelompok Post Glossators, dengan memusatkan perhatian pada
upaya mencari dasar hukum baru untuk menyelesaikan persoalan2 hukum yang
melibatkan kewenangan hukum dari 2 / lebih kota.
 Muncul teori Statuta.
Dasar2 Teori Statuta
Tumbuhnya teori statuta diawali oleh seorang tokoh Post Glassator : Accursius yang
mengatakan:
       “Bila seseorang yang berasa dari kota tertentu di Italia, digugat di sebuah kota
lain, maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan hukum dari kota lain itu, karena ia
bukan subjek hukum dari kota lain itu”.
 Gagasan Accursius menarik perhatian Bartolus de Sassoferato (Bapak HPI).
 Bartolus mencetuskan Teori Statuta, yang dianggap sebagai teori pertama yang
   mendekati persoalan-persoalan hukum perselisihan secara metodik dan
   sistematik.
 Upaya yang dilakukan oleh Bartolus :
   a. Mengembangkan asas2 yang dapat digunakan secara praktis untuk
       mementukan wilayah berlaku dari setiap aturan hukum yang berlaku di
       sebuah kota di Italia.
   b. Mengklasifikasi tentang jenis-jenis hubungan atau persoalan hukum apa saja
       yang mungkin dimasukkan ke dalam lingkup berlaku statuta2 sebuah kota.
   c. Menyimpulkan apakah statuta dari sebuah kota di Italia :
       o dapat diberlakukan juga bagi orang2 yang bukan warga kota             yang
          bersangkutan ?
       o dapat memiliki daya berlaku juga di wilayah kota yang bersangkutan
          (ekstra-teritorialitas) ?

Kesimpulan Teori Statuta :

1. Statuta-statuta suatu kota dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok :
   a. Statuta Personalia
       Statuta-statuta yang berkenaan dengan kedudukan hukum atau status
       personal orang.
b. Statuta Realia
      Statuta-statuta yang berkenaan dengan status benda.
   c. Statuta Mixta
      Statuta-statuta yang berkenaan dengan perbuatan-perbuatan hukum.
2. Setiap jenis statuta dapat ditentukan ruang lingkup atau wilayah berlakunya
   secara tepat, yaitu :
   a. Statuta Personalia
      Objek pengaturan     : orang dalam persoalan-persoalan hukum yang
                           menyangkut pribadi dan keluarga.
      Lingkup berlaku      : ekstra-teritorial, berlaku juga di luar wilayah.
      Statuta personalia hanya berlaku terhadap warga kota yang berkediaman
      tetap di wilayah kota yang bersangkutan, namun statuta ini akan tetap
      melekat dan berlaku atas mereka, diamana pun mereka berada.
   b. Statuta Realia
      Objek pengaturan     : benda dan status hukum dari benda.
      Lingkup berlaku      : prinsip territorial, hanya berlaku di dalam wilayah
                           kota kekuasaan penguasa.
      Statuta ini akan tetap berlaku terhadap siapa saja (warga kota ataupuan
      pendatang / orang asing) yang berada dalam teritorial yang bersangkutan.
   c. Statuta Mixta
      Ojek pengaturan      : perbuatan-perbuatan hukum oleh subjek hukum atau
                           perbuatan-perbuatan hukum terhadap benda-benda.
      Lingkup berlaku      : prinsip teritorial, berlaku atas semua perbuatan
                           hukum yang terjadi atau dilangsungkan dalam wilayah
                           pengusaan kota.
      Statuta ini berlaku terhadap siapa saja (warga kota ataupun pendatang /
      orang asing) yang berada di wilayah kota yang bersangkutan.
C. Contoh Kasus HPI

                  Kasus Gianni Versace S.p.A melawan Sutardjo Jono.


   Para pihak yang bersengketa dalam kasus ini adalah Gianni Versace S.p.A, selaku
penggugat yang merupakan badan hukum yang didirikan menurut Undang-Undang Italia
dan berkedudukan di Italia. Perusahaan Gianni Versace S.p.A didirikan pada tahun 1978
oleh seorang desainer terkemuka bernama Gianni Versace. Gianni Versace S.p.A adalah
salah satu perusahaan fesyen ternama di dunia. Perusahaan ini mendesain, memproduksi
dan mendistribusikan produknya yang berupa busana, perhiasana, kosmetik, parfum dan
produk fesyen sejenis.
   Pada bulan September 2000, Gianni Versace S.p.A bekerjasama dengan Sunland Group
Ltd, sebuah perusahaan terkemuka Australia membuka “Pallazo Versace”, yaitu sebuah
hotel berbintang enam yang terletak di Gold Coast Australia. Saat ini kepemilikan Versace
Group dipegang oleh keluarga Versace yang terdiri dari Allegra Beck Versace yang memiliki
saham 50%, Donatella Versace yang memiliki saham 20% dan Santo Versace yang memiliki
saham sebanyak 30%.
   Saat ini Santo Versace menjabat sebagai Presiden perusahaan dan Donatella Versace
merangkap sebagai Wakil presiden dan direksi Kreasi. Giannni Versace S.p.A selaku
penggugat ini menjual produksinya ke Indonesia dan merek yang melekat pada produk-
produk milik penggugat telah dilindungi oleh hukum Indonesia. Kemudian, pihak tergugat
adalah Sutardjo Jono, seorang Warga Negara Indonesia yang berkedudukan di Medan.


Kasus Posisi
   Uraian posisi kasus Gianni Versace S.p.A melawan Sutardjo Jono adalah sebagai berikut:
a) Penggugat adalah pemilik yang berhak atas Merek “VERSUS”, “VERSACE”, “VERSACE
   CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’, yang mana Merek-Merek tersebut telah dipakai,
   dipromosikan serta terdaftar di negara asalnya Italia sejak tahun 1989 dan terdaftar
   pula di 30 negara lebih, sehingga Merek penggugat berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Butir b
   Undang-undnag No.15 Tahun 2001 tentang Merek dikualifikasikan sebagai Merek
Terkenal, di mana Merek yang disengketakan adalah Merek penggugat yang telah
   terdaftar pada kelas 9,18 dan 25.
b) Tergugat tanpa seizin penggugat telah mendaftar Merek “V2 VERSI VERSUS” yang
   mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek-merek penggugat dan Merek
   milik tergugat tersebut terdaftar dalam kelas yang sama dengan Merek-Merek milik
   penggugat.
c) Bahwa tindakan tergugat tersebut merupakan itikad buruk yang hendak membonceng
   keterkenalan Merek-Merek milik penggugat sehingga tergugat dapat menikmati
   keuntungan ekonomi dengan mudah atas penjualan produksinya yang membonceng
   Merek milik penggugat, atas hal ini seharusnya permohonan pendaftaran Merek milik
   tergugat ditolak berdasarkan Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001
   tentang Merek.
   Uraian posisi kasus di atas menunjukkan bahwa kasus ini merupakan pemboncengan
atas Merek Terkenal yang dilakukan oleh warga negara nasional.


Fakta-faktanya :

   Gianni Versace S.p.A, selaku penggugat yang merupakan badan hukum yang didirikan
   menurut Undang-Undang Italia dan berkedudukan di Italia.
   Perusahaan Gianni Versace S.p.A didirikan pada tahun 1978 oleh seorang desainer
   terkemuka bernama Gianni Versace. Gianni Versace S.p.A adalah salah satu perusahaan
   fesyen   ternama    di   dunia.     Perusahaan   ini   mendesain,   memproduksi   dan
   mendistribusikan produknya yang berupa busana, perhiasana, kosmetik, parfum dan
   produk fesyen sejenis.
   Pada bulan September 2000, Gianni Versace S.p.A bekerjasama dengan Sunland Group
   Ltd, sebuah perusahaan terkemuka Australia membuka “Pallazo Versace”, yaitu sebuah
   hotel berbintang enam yang terletak di Gold Coast Australia.
   Giannni Versace S.p.A selaku penggugat ini menjual produksinya ke Indonesia dan
   merek yang melekat pada produk-produk milik penggugat telah dilindungi oleh hukum
   Indonesia. Kemudian, pihak tergugat adalah Sutardjo Jono, seorang Warga Negara
   Indonesia yang berkedudukan di Medan.
Penggugat adalah pemilik yang berhak atas Merek “VERSUS”, “VERSACE”, “VERSACE
   CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’, yang mana Merek-Merek tersebut telah dipakai,
   dipromosikan serta terdaftar di negara asalnya Italia sejak tahun 1989 dan terdaftar
   pula di 30 negara lebih, sehingga Merek penggugat berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Butir b
   Undang-undnag No.15 Tahun 2001 tentang Merek dikualifikasikan sebagai Merek
   Terkenal, di mana Merek yang disengketakan adalah Merek penggugat yang telah
   terdaftar pada kelas 9,18 dan 25.
   Tergugat tanpa seizin penggugat telah mendaftar Merek “V2 VERSI VERSUS” yang
   mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek-merek penggugat dan Merek
   milik tergugat tersebut terdaftar dalam kelas yang sama dengan Merek-Merek milik
   penggugat.
   Bahwa tindakan tergugat tersebut merupakan itikad buruk yang hendak membonceng
   keterkenalan Merek-Merek milik penggugat sehingga tergugat dapat menikmati
   keuntungan ekonomi dengan mudah atas penjualan produksinya yang membonceng
   Merek milik penggugat, atas hal ini seharusnya permohonan pendaftaran Merek milik
   tergugat ditolak berdasarkan Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001
   tentang Merek


Titik Taut Primer :
   Titik taut primer adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang memperlihatkan
bahwa kita berhadapan dengan peristiwa hukum perdata Internasional. Atau faktor-faktor
dan keadaan-keadaan yang memperlihatkan bahwa suatu hubungan atau peristiwa adalah
peristiwa hukum perdata Internasional.
   Dalam kasus ini titit taut primernya adalah kewarganegaraan yang berbeda dari para
pihak, yaitu pihak penggugat Gianni Versace S.p.A berkewarganegaraan Italia, dan pihak
tergugat Sutardjo Jono berkewarganegaraan Indonesia.


Titik Taut Sekunder :
   Titik taut sekunder adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang menentukan
hukum Negara mana yang harus berlaku dalam suatu peristiwa hukum perdata
internasional.
Dalam kasus ini titik taut sekundernya adalah Lex Loci Delicti Commisi (hukum tempat
perbuatan melawan hukum dilakukan).


Hukum Yang Berlaku :
   Dalam kasus ini hukum yang berlaku adalah hukum Indonesia sebagai Lex Loci Delicti
Commissi, karena perbuatan melawan hukum berupa penggunaan merek tanpa izin “V2
VERSI VERSUS” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek terkenal di
dunia VERSUS”, “VERSACE”, “VERSACE CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’, dilakukan di
wilayah Negara Indonesia.

Contenu connexe

Tendances

Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGDian Oktavia
 
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumAji Wasesa
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptBetlehem Ketaren
 

Tendances (20)

Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANG
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, ppt
 

En vedette

Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanAdhy Djr
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanAdhy Djr
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Rio Cahya Nandika
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3Adi Nugraha
 
Contoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdataContoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdataEga Jalaludin
 
Dasar dasar ilmu bedah-edit
Dasar dasar ilmu bedah-editDasar dasar ilmu bedah-edit
Dasar dasar ilmu bedah-editRizman Aji
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA Fair Nurfachrizi
 
Penegakan Hukum di ZEE (http://ajisularso.com)
Penegakan Hukum di ZEE (http://ajisularso.com)Penegakan Hukum di ZEE (http://ajisularso.com)
Penegakan Hukum di ZEE (http://ajisularso.com)Wildan Fakhri
 
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Mariske Myeke Tampi
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
Undang-Undang no 7 tahun 2014 tentang Perdagangan
Undang-Undang no 7 tahun 2014 tentang PerdaganganUndang-Undang no 7 tahun 2014 tentang Perdagangan
Undang-Undang no 7 tahun 2014 tentang PerdaganganAwank Kurniawan
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuLeks&Co
 
Modul Odoo ERP
Modul Odoo ERPModul Odoo ERP
Modul Odoo ERPryan28_sp
 

En vedette (20)

Resume HPI
Resume HPIResume HPI
Resume HPI
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
 
Contoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdataContoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdata
 
04 dln pitong
04 dln pitong04 dln pitong
04 dln pitong
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Hukum pidana internasional
Hukum pidana internasionalHukum pidana internasional
Hukum pidana internasional
 
Bab 3 Hubungan Internasional
Bab 3  Hubungan InternasionalBab 3  Hubungan Internasional
Bab 3 Hubungan Internasional
 
Dasar dasar ilmu bedah-edit
Dasar dasar ilmu bedah-editDasar dasar ilmu bedah-edit
Dasar dasar ilmu bedah-edit
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
 
Penegakan Hukum di ZEE (http://ajisularso.com)
Penegakan Hukum di ZEE (http://ajisularso.com)Penegakan Hukum di ZEE (http://ajisularso.com)
Penegakan Hukum di ZEE (http://ajisularso.com)
 
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
Hukum Surat Berharga
Hukum Surat BerhargaHukum Surat Berharga
Hukum Surat Berharga
 
Undang-Undang no 7 tahun 2014 tentang Perdagangan
Undang-Undang no 7 tahun 2014 tentang PerdaganganUndang-Undang no 7 tahun 2014 tentang Perdagangan
Undang-Undang no 7 tahun 2014 tentang Perdagangan
 
The benefits of odoo
The benefits of odoo The benefits of odoo
The benefits of odoo
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
 
Modul Odoo ERP
Modul Odoo ERPModul Odoo ERP
Modul Odoo ERP
 

Similaire à Resume Hukum Perdata Internasional

materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docmateri 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docJhonTrey1
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 yesiferamefranda
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalJesica Grace
 
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan KomunikasiTugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasinurfadillah122
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalAnastasia Sevenfold
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptxNyimasAisyah5
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxlalalaksana
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalSri Rahayu
 

Similaire à Resume Hukum Perdata Internasional (20)

materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docmateri 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONALHUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL
 
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan KomunikasiTugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
 
Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Pkn Kel 4
Pkn Kel 4Pkn Kel 4
Pkn Kel 4
 
Tugas 4
Tugas 4Tugas 4
Tugas 4
 
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
 
Penggolongan hukum
Penggolongan hukum Penggolongan hukum
Penggolongan hukum
 
Tugas elearning tik
Tugas elearning tikTugas elearning tik
Tugas elearning tik
 

Plus de Ica Diennissa

POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKIca Diennissa
 
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualHak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualIca Diennissa
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaIca Diennissa
 
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutAnalisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutIca Diennissa
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliIca Diennissa
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Ica Diennissa
 

Plus de Ica Diennissa (11)

POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
 
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualHak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan Intelektual
 
Money Laundering
Money LaunderingMoney Laundering
Money Laundering
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutAnalisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
 

Resume Hukum Perdata Internasional

  • 1. TUGAS PENGANTAR HUKUM INDONESIA -HUKUM PERDATA INTERNASIONAL- Dosen Pengajar : Widia Edorita, SH., MH. oleh : DIENNISSA PUTRIYANDA Nim : 1209114065 Fakultas Hukum Universitas Riau 2012
  • 2. Hukum Perdata Internasional A. Pengertian HPI Hukum Perdata Internasional (HPI) adalah hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara pelaku hukum yang msing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berbeda. Berikut pengertian HPI menurut beberapa ahli : Prof. R.H. Graveson Conflict of Laws atau Hukum Perdata Internasional adalah bidang hukum yang berkenaan dengan perkara-perkara yang di dalamnya mengandung fakta relevan yang menunjukkan perkaitan dengan suatu sistem hukum lain, baik karena aspek teritorial maupun aspek subjek hukumnya, dan karena itu menimbulkan pertanyaan tentang penerapan hukum sendiri atau hukum lain (yang biasanya asing), atau masalah pelaksanaan yurisdiksi badan pengadilan sendiri atau badan pengadilan asing. Prof. Van Brakel Hukum Perdata Internasional adalah hukum nasional yang dibuat untuk hubungan-hubungan hukum internasional. Prof. Sudargo Gautama Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang menunjukkan stelsel hukum manakah yang berlaku, atau apakah yang merupakan hukum, jika hubungan-hubungan atau peristiwa-peristiwa antara warga(-warga) negara pada suatu waktu tertentu memperlihatkan titik pertalian dengan stelsel-stelsel dan kaidah-kaidah hukum dari dua atau lebih negara, yang berbeda dalam lingkungan kuasa, tempat, pribadi dan soal-soal. Prof. J.G. Sauveplanne Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan aturan-aturan yang mengatur hubungan-hubungan hukum perdata yang mengandung elemen-elemen internasional dan hubungan-hubungan hukum yang memiliki kaitan dengan
  • 3. negara-negara asing sehingga dapat menimbulkan pertanyaan apakah penundukan langsung ke arah hukum asing itu tanpa harus menundukkan diri pada hukum intern (Belanda). Prof. Sunaryati Hartono Hukum Perdata Internasional mengatur setiap peristiwa atau hubungan hukum yang mengandung unsur asing, baik di bidang hukum publik maupun hukum privat. Inti dari HPI adalah pergaulan hidup masyarakat internasional, maka HPI dapat disebut sebagai hukum pergaulan internasional. Mochtar Kusumaatmadja Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintas batas Negara. B. Sejarah Umum Perkembangan HPI Asas-asas dan pola berpikir HPI sudah dapat dijumpai dan tumbuh di dalam pergaulan masyarakat di masa Kekaisaran Romawi (abad ke-2 SM s/d abad ke-6 SM) seiring dengan pertumbuhan kebudayaan Barat (western civilization) di Eropa Daratan. Berikut ini penjelasan pola penyelesaian perkara-perkara HPI di pelbagai periode waktu sampai dengan abad ke-19 di Eropa Daratan. 1. MASA KEKAISARAN ROMAWI (Abad ke-2 SM s/d Abad ke-6 SM) Masa Kekaisaran Romawi dapat dianggap sebagai awal perkembangan HPI. Pada masa ini pola hubungan internasional dalam wujud sederhana sudah mulai tampak dengan adanya hubungan-hubungan antara : a. Warga (cives) Romawi dengan penduduk propinsi-propinsi atau Municipia (untuk wilayah di Italia, kecuali Roma) yang menjadi bagian dari wilayah kekaisaran karena pendudukan. Penduduk asli propinsi-propinsi ini dianggap sebagai orang asing, dan ditundukkan pada hukum mereka sendiri.
  • 4. b. Penduduk propinsi atau orang asing yang berhubungan satu sama lain di wilayah kekaisaran Romawi, sehingga masing-masing pihak dapat dianggap sebagai subjek hukum dari beberapa yurisdiksi yang berbeda. Untuk menyelesaikan sengketa dalam hubungan-hubungan tersebut, dibentuk peradilan khusus yang disebut Praetor Peregrinis. Yang diberlakukan oleh hakim Praetor Peregrinis adalah hukum yang dibuat untuk para cives Romawi, yaitu Ius Civile, tetapi yang telah disesuaikan untuk kebutuhan pergaulan “antar bangsa”, yang kemudian berkembang menjadi Ius Gentium. Ius Gentium terdiri dari : a. Ius Privatuum, mengatur persoalan-persoalan hukum orang-perorangan. Ius Privatuum inilah yang menjadi cikal bakal HPI yang berkembang dalam tradisi Eropa Kontinental. b. Ius Publicum, mengatur persoalan-persoalan kewenangan negara sebagai kekuasaan publik. Ius Publicum berkembang menjadi sekumpulan asas dan kaidah hukum yang mengatur hubungan antara Kekaisaran Romawi dengan negara-negara lain (cikal bakal Hukum Internasional Publik). Prinsip HPI pada masa ini dilandasi asas teritorial, artinya perkara-perkara yang menyangkut warga-warga propinsi tunduk pada Ius Gentium sebagai bagian dari hukum kekaisaran. Asas-asas HPI yang tumbuh dan berkembang pada masa ini dan menjadi asas- asas penting HPI modern :  Asas Lex Rei Sitae (Lex Situs) Perkara-perkara yang menyangkut benda-benda tidak bergerak (immovable) tunduk pada hukum dari tempat benda itu berada/terletak.
  • 5.  Asas Lex Domicili Hak dan kewajiban perorangan harus diatur oleh hukum dari tempat seseorang berkediaman tetap.  Asas Lex Loci Contractus Terhadap perjanjian-perjanjian berlaku hukum dari tempat pembuatan perjanjian. 2. MASA PERTUMBUHAN ASAS PERSONAL HPI (Abad ke-6 s/d Abad ke-10) Pada akhir abad ke-6 Kekaisaran Romawi ditaklukkan oleh bangsa-bangsa barbar dari wilayah-wilayah bekas propinsi-propinsi jajahan Romawi. Wilayah bekas jajaran Romawi diduduki oleh pelbagai suku bangsa yang dibedakan secara genealogis dan bukan territorial. Masing-masing suku bangsa memberlakukan kaidah-kaidah hukum adat, hukum personal, hukum keluarga serta hukum agama mereka. Dalam menyelesaikan sengketa antar suku bangsa, ditetapkan terlebih dahulu sistem-sistem hukum adat mana yang relevan dengan perkara, kemudian baru dipilih hukum mana yang harus diberlakukan. Tumbuh beberapa prinsip HPI yang dibuat atas dasar asas Genealogis : a. Asas umum yang menetapkan bahwa dalam setiap proses penyelesaian hukum, maka hukum yang digunakan adalah hukum dari pihak tergugat; b. Penetapan kemampuan untuk membuat perjanjian bagi seseorang harus dilakukan berdasarkan hukum personal dari masing-masing pihak; c. Proses pewarisan harus dilangsungkan berdasarkan hukum personal dari pihak pewaris; d. Peralihan hak atas benda harus dilaksanakan sesuai dengan hukum dari pihak transferor; e. Penyelesaian perkara tentang Perbuatan Melawan Hukum harus dilakukan berdasarkan hukum dari pihak pelaku perbuatan yang melanggar hukum;
  • 6. f. Pengesahan suatu perkawinan harus dilakukan berdasarkan hukum dari pihak suami. 3. PERTUMBUHAN ASAS TERITORIAL (Abad ke-11 s/d Abad ke -12) Pertumbuhan asas personal genealogis semakin sulit untuk dipertahankan mengingat terjadinya transformasi struktur masyarakat yang semakin condong ke arah masyarakat yang teritorialistik di seluruh wilayah Eropa. 2 Kawasan Eropa yang sangat mencolok proses transformasinya : a. Pertumbuhan di Eropa Utara Di kawasan ini (Jerman, Prancis, Inggris) masyarakat bertransformasi menjadi masyarakat teritorialistik melaui tumbuhnya kelompok-kelompok feodalistik. Unit-unit masyarakat yang berada di bawah kekuasaan feodal (tuan- tuan tanah) cenderung memberlakukan hukum mereka secara eksklusif. Tidak ada pengakuan terhadap hak-hak asing dan tidak ada perkembangan HPI yang berarti. b. Pertumbuhan di Eropa Selatan Transformasi berlangsung ke arah masyarakat teritorialistik disebabkan oleh pertumbuhan kota-kota perdagangan di Italia. Dasar ikatan manusia dikarenakan tempat kediaman di kota yang sama. Asas-asas hukum yang digunakan untuk menjawab perkara-perkara hukum perselisihan antara kota inilah yang dianggap sebagai pemicu tumbuhnya teori HPI yang penting, yang dikenal dengan sebutan teori Statuta. 4. PERTUMBUHAN TEORI STATUTA (Abad ke-13 s/d abad ke-15) Di abad ke-14 s/d abad ke-15 penafsiran dan penyempurnaan terhadap kaidah2 hukum di dalam Corpus Iuris dilakuakn khusus untuk membangun asas-asas hukum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan hukum perselisihan (antarkota).
  • 7. Dilakukan oleh kelompok Post Glossators, dengan memusatkan perhatian pada upaya mencari dasar hukum baru untuk menyelesaikan persoalan2 hukum yang melibatkan kewenangan hukum dari 2 / lebih kota.  Muncul teori Statuta. Dasar2 Teori Statuta Tumbuhnya teori statuta diawali oleh seorang tokoh Post Glassator : Accursius yang mengatakan: “Bila seseorang yang berasa dari kota tertentu di Italia, digugat di sebuah kota lain, maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan hukum dari kota lain itu, karena ia bukan subjek hukum dari kota lain itu”.  Gagasan Accursius menarik perhatian Bartolus de Sassoferato (Bapak HPI).  Bartolus mencetuskan Teori Statuta, yang dianggap sebagai teori pertama yang mendekati persoalan-persoalan hukum perselisihan secara metodik dan sistematik.  Upaya yang dilakukan oleh Bartolus : a. Mengembangkan asas2 yang dapat digunakan secara praktis untuk mementukan wilayah berlaku dari setiap aturan hukum yang berlaku di sebuah kota di Italia. b. Mengklasifikasi tentang jenis-jenis hubungan atau persoalan hukum apa saja yang mungkin dimasukkan ke dalam lingkup berlaku statuta2 sebuah kota. c. Menyimpulkan apakah statuta dari sebuah kota di Italia : o dapat diberlakukan juga bagi orang2 yang bukan warga kota yang bersangkutan ? o dapat memiliki daya berlaku juga di wilayah kota yang bersangkutan (ekstra-teritorialitas) ? Kesimpulan Teori Statuta : 1. Statuta-statuta suatu kota dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok : a. Statuta Personalia Statuta-statuta yang berkenaan dengan kedudukan hukum atau status personal orang.
  • 8. b. Statuta Realia Statuta-statuta yang berkenaan dengan status benda. c. Statuta Mixta Statuta-statuta yang berkenaan dengan perbuatan-perbuatan hukum. 2. Setiap jenis statuta dapat ditentukan ruang lingkup atau wilayah berlakunya secara tepat, yaitu : a. Statuta Personalia Objek pengaturan : orang dalam persoalan-persoalan hukum yang menyangkut pribadi dan keluarga. Lingkup berlaku : ekstra-teritorial, berlaku juga di luar wilayah. Statuta personalia hanya berlaku terhadap warga kota yang berkediaman tetap di wilayah kota yang bersangkutan, namun statuta ini akan tetap melekat dan berlaku atas mereka, diamana pun mereka berada. b. Statuta Realia Objek pengaturan : benda dan status hukum dari benda. Lingkup berlaku : prinsip territorial, hanya berlaku di dalam wilayah kota kekuasaan penguasa. Statuta ini akan tetap berlaku terhadap siapa saja (warga kota ataupuan pendatang / orang asing) yang berada dalam teritorial yang bersangkutan. c. Statuta Mixta Ojek pengaturan : perbuatan-perbuatan hukum oleh subjek hukum atau perbuatan-perbuatan hukum terhadap benda-benda. Lingkup berlaku : prinsip teritorial, berlaku atas semua perbuatan hukum yang terjadi atau dilangsungkan dalam wilayah pengusaan kota. Statuta ini berlaku terhadap siapa saja (warga kota ataupun pendatang / orang asing) yang berada di wilayah kota yang bersangkutan.
  • 9. C. Contoh Kasus HPI Kasus Gianni Versace S.p.A melawan Sutardjo Jono. Para pihak yang bersengketa dalam kasus ini adalah Gianni Versace S.p.A, selaku penggugat yang merupakan badan hukum yang didirikan menurut Undang-Undang Italia dan berkedudukan di Italia. Perusahaan Gianni Versace S.p.A didirikan pada tahun 1978 oleh seorang desainer terkemuka bernama Gianni Versace. Gianni Versace S.p.A adalah salah satu perusahaan fesyen ternama di dunia. Perusahaan ini mendesain, memproduksi dan mendistribusikan produknya yang berupa busana, perhiasana, kosmetik, parfum dan produk fesyen sejenis. Pada bulan September 2000, Gianni Versace S.p.A bekerjasama dengan Sunland Group Ltd, sebuah perusahaan terkemuka Australia membuka “Pallazo Versace”, yaitu sebuah hotel berbintang enam yang terletak di Gold Coast Australia. Saat ini kepemilikan Versace Group dipegang oleh keluarga Versace yang terdiri dari Allegra Beck Versace yang memiliki saham 50%, Donatella Versace yang memiliki saham 20% dan Santo Versace yang memiliki saham sebanyak 30%. Saat ini Santo Versace menjabat sebagai Presiden perusahaan dan Donatella Versace merangkap sebagai Wakil presiden dan direksi Kreasi. Giannni Versace S.p.A selaku penggugat ini menjual produksinya ke Indonesia dan merek yang melekat pada produk- produk milik penggugat telah dilindungi oleh hukum Indonesia. Kemudian, pihak tergugat adalah Sutardjo Jono, seorang Warga Negara Indonesia yang berkedudukan di Medan. Kasus Posisi Uraian posisi kasus Gianni Versace S.p.A melawan Sutardjo Jono adalah sebagai berikut: a) Penggugat adalah pemilik yang berhak atas Merek “VERSUS”, “VERSACE”, “VERSACE CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’, yang mana Merek-Merek tersebut telah dipakai, dipromosikan serta terdaftar di negara asalnya Italia sejak tahun 1989 dan terdaftar pula di 30 negara lebih, sehingga Merek penggugat berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Butir b Undang-undnag No.15 Tahun 2001 tentang Merek dikualifikasikan sebagai Merek
  • 10. Terkenal, di mana Merek yang disengketakan adalah Merek penggugat yang telah terdaftar pada kelas 9,18 dan 25. b) Tergugat tanpa seizin penggugat telah mendaftar Merek “V2 VERSI VERSUS” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek-merek penggugat dan Merek milik tergugat tersebut terdaftar dalam kelas yang sama dengan Merek-Merek milik penggugat. c) Bahwa tindakan tergugat tersebut merupakan itikad buruk yang hendak membonceng keterkenalan Merek-Merek milik penggugat sehingga tergugat dapat menikmati keuntungan ekonomi dengan mudah atas penjualan produksinya yang membonceng Merek milik penggugat, atas hal ini seharusnya permohonan pendaftaran Merek milik tergugat ditolak berdasarkan Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek. Uraian posisi kasus di atas menunjukkan bahwa kasus ini merupakan pemboncengan atas Merek Terkenal yang dilakukan oleh warga negara nasional. Fakta-faktanya : Gianni Versace S.p.A, selaku penggugat yang merupakan badan hukum yang didirikan menurut Undang-Undang Italia dan berkedudukan di Italia. Perusahaan Gianni Versace S.p.A didirikan pada tahun 1978 oleh seorang desainer terkemuka bernama Gianni Versace. Gianni Versace S.p.A adalah salah satu perusahaan fesyen ternama di dunia. Perusahaan ini mendesain, memproduksi dan mendistribusikan produknya yang berupa busana, perhiasana, kosmetik, parfum dan produk fesyen sejenis. Pada bulan September 2000, Gianni Versace S.p.A bekerjasama dengan Sunland Group Ltd, sebuah perusahaan terkemuka Australia membuka “Pallazo Versace”, yaitu sebuah hotel berbintang enam yang terletak di Gold Coast Australia. Giannni Versace S.p.A selaku penggugat ini menjual produksinya ke Indonesia dan merek yang melekat pada produk-produk milik penggugat telah dilindungi oleh hukum Indonesia. Kemudian, pihak tergugat adalah Sutardjo Jono, seorang Warga Negara Indonesia yang berkedudukan di Medan.
  • 11. Penggugat adalah pemilik yang berhak atas Merek “VERSUS”, “VERSACE”, “VERSACE CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’, yang mana Merek-Merek tersebut telah dipakai, dipromosikan serta terdaftar di negara asalnya Italia sejak tahun 1989 dan terdaftar pula di 30 negara lebih, sehingga Merek penggugat berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Butir b Undang-undnag No.15 Tahun 2001 tentang Merek dikualifikasikan sebagai Merek Terkenal, di mana Merek yang disengketakan adalah Merek penggugat yang telah terdaftar pada kelas 9,18 dan 25. Tergugat tanpa seizin penggugat telah mendaftar Merek “V2 VERSI VERSUS” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek-merek penggugat dan Merek milik tergugat tersebut terdaftar dalam kelas yang sama dengan Merek-Merek milik penggugat. Bahwa tindakan tergugat tersebut merupakan itikad buruk yang hendak membonceng keterkenalan Merek-Merek milik penggugat sehingga tergugat dapat menikmati keuntungan ekonomi dengan mudah atas penjualan produksinya yang membonceng Merek milik penggugat, atas hal ini seharusnya permohonan pendaftaran Merek milik tergugat ditolak berdasarkan Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek Titik Taut Primer : Titik taut primer adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang memperlihatkan bahwa kita berhadapan dengan peristiwa hukum perdata Internasional. Atau faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang memperlihatkan bahwa suatu hubungan atau peristiwa adalah peristiwa hukum perdata Internasional. Dalam kasus ini titit taut primernya adalah kewarganegaraan yang berbeda dari para pihak, yaitu pihak penggugat Gianni Versace S.p.A berkewarganegaraan Italia, dan pihak tergugat Sutardjo Jono berkewarganegaraan Indonesia. Titik Taut Sekunder : Titik taut sekunder adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang menentukan hukum Negara mana yang harus berlaku dalam suatu peristiwa hukum perdata internasional.
  • 12. Dalam kasus ini titik taut sekundernya adalah Lex Loci Delicti Commisi (hukum tempat perbuatan melawan hukum dilakukan). Hukum Yang Berlaku : Dalam kasus ini hukum yang berlaku adalah hukum Indonesia sebagai Lex Loci Delicti Commissi, karena perbuatan melawan hukum berupa penggunaan merek tanpa izin “V2 VERSI VERSUS” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek terkenal di dunia VERSUS”, “VERSACE”, “VERSACE CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’, dilakukan di wilayah Negara Indonesia.