SlideShare a Scribd company logo
1 of 78
PENGATURAN HORMONAL
TERHADAP REPRODUKSI,
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Oleh: Dr. Rusdi, M.Biomed.
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Sistem Reproduksi
Fungsi sistem reproduksi jantan:
1. Menghasilkan sperma
2. Menghasilkan hormon untuk
mempengaruhi ciri kelamin primer dan
sekunder pada jantan
Testes
Testes merupakan kelenjar tubuler kompleks
yang mempunyai fungsi: reproduksi dan
hormonal.
Pada saat janin testes berada di rongga perut,
namun pada Mammalia setelah lahir keluar
rongga perut dan dibungkus oleh skrotum.
Peran skrotum sangat penting untuk
mempertahankan suhu di bawah suhu intra
abdominal (32o
C).
Penampang testis, tubulus seminiferus, sel Sertoli, dan
perkembangan spermatozoa
Di dalam testes terdapat tubulus
seminiferus tempat dihasilkannya
spermatozoa.
Spermatozoa dari tubulus seminiferus
berjalan melalui epididimis, duktus deferes
(vas deferens) menuju ke vesica seminalis
(kantung sperma).
Saat ejakulasi, sperma dikeluarkan dari
vesica seminalis melalui uretra di dalam
penis.
Epididimis dan Duktus Deferens
Fungsi epididimis dan duktus deferens
adalah
(1) tempat pematangan spermatozoa
untuk menyiapkan motilitas dan
kemampuan membuahi (fertilitas).
Proses ini disebut kapasitasi.
(2) menyimpan spermatozoa sementara
(3) tempat berjalannya sperma menuju
vesika seminalis.
Kapasitasi dan Dekapasitasi
Kapasitasi merupakan proses untuk
meningkatkan kemampuan spermatozoa agar
mampu bergerak dan mampu membuahi ovum.
Agar mampu bergerak cepat, spermatozoa
harus mengubah bentuk kepala menjadi lonjong.
Di bagian depan kepala spermatozoa dilengkapi
dengan akrosom yang mengandung enzim
hialuronidase untuk fertilisasi.
Di bagian leher sperma dilengkapi dengan
mitokondria sebagai tempat untuk memproduksi
energi ATP yang berguna untuk menggerakan
ekor ketika berenang.
Vesika seminalis
Fungsi vesica seminalis adalah
(1) menyuplai fruktosa saat ejakulasi.
(2) mensekresi prostaglandin untuk
membantu pergerakan spermatozoa
(3) tempat penyimpanan sperma
(4) menyediakan prekursor untuk
penggumpalan sperma
Kelenjar Prostat
Fungsinya adalah:
(1) mensekresi cairan akali untuk
menetralisis kondisi asam di vagina
(2) Merangsang penggumpalan sperma agar
tetap berada di vagina setelah ejakulasi
dan penis dikeluarkan dari vagina.
Kelenjar Bulbouretra
Fungsinya adalah mensekresi mukus sebagai
pelumas gland penis
Hubungan
sistem
saraf dan
hormon
Kelenjar dan hormon reproduksi jantan
Kelenjar Hormon
Hipothalamus Gonadotropin Releasing
Hormon (GnRH)
Hipofisis
anterior
Gonadotropin (FSH dan
LH/ICSH)
Gonad: Testis Testosteron dan inhibin
Poros
hipothalamus-
hipofisis
anterior
Hipothalamus
mensekresi GnRH.
Masuk ke
pembuluh darah
porta menuju
hipofisis anterior.
Hipofisis anterior
memproduksi
Gonadotropin (FSH
dan LH/ICSH)
Poros hipothalamus-hipofisis-testis
Biosintesis testosteron
merangsang desensus testiskulorum
Spermatogenesis
Spermatogenesis
Spermatogenesis
Spermatozoa
Akrosom: mengandung enzim
hialuronidase untuk melisiskan
selaput ovum saat fertilisasi
Efek testosteron
Efek testosteron terhadap batas rambut
Organ reproduksi betina
1. Sepasang
ovarium
2. Sepasang tuba
Falopii
3. Uterus (rahim)
4. Serviks (leher
rahim)
Rahim Simpleks pada Primata
Fungsi sistem reproduksi wanita terdiri atas:
1. Pembentukan ovum (oogenesis) di ovarium
2. Menghasilkan hormon (estrogen dan
progesteron) di ovarum ntuk pertumbuhan ciri
kelamin primer dan sekunder
3. Tempat masuknya sperma ketika sanggama
(vagina)
4. Transport spermatozoa menuju ovum hingga
terjadi fertilisasi (tuba Falopii)
5. Memelihara perkembangan janin (kehamilan),
dengan membentuk plasenta dan selaput
embrio (uterus)
6. Proses melahirkan
7. Mempengaruhi proses laktasi (hormon)
Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang, terletak di
kanan dan di kiri uterus, menggantung
melalui mesovarium.
Ovarium merupakan kelenjar kelamin
yang dapat memproduksi ovum dan
hormon yaitu estrogen dan progesteron.
Perkembangan folikel
Oogonia + sel granulosa  disebut folikel.
Pembentukan oogonia  hanya saat embrio,
dan tidak ada pembentukan oogonia baru
setelah bayi wanita lahir.
Selama janin wanita berkembang, ukuran
oogonia semakin besar dan menjadi oosit
primer dan menyempurnakan fase Meiosis I.
Setelah janin wanita lahir, oosit primer berada
pada tahap pembelahan profase, hingga hingga
seorang wanita mencapai kedewasaan seksual
(pubertas).
Oosit terpisah dengan sel granulosa oleh
zona pelusida.
Folikel mengalami proliferasi, dan stroma
tumbuh mengelilingi folikel membentuk
lapisan teka eksterna dan teka interna.
Sel teka interna dan granulosa
memproduksi estrogen  disimpan dalam
antrum.
Setelah seorang wanita mencapai tahap
pubertas (12-13 tahun), satu atau dua folikel
mencapai perkembangan masak setiap bulan
karena rangsang FSH (Follicle Stimulating
Hormone). FSH disekersi oleh hipofisis anterior.
Oosit primer menyempurnakan pembelahan
meiosis I menjadi 1 oosit sekunder (yang besar)
dan 1 polosit/badan polar (yang kecil).
Selanjutnya oosit sekunder akan melakukan
pembelahan meiosis II setelah fertilisasi.
Siklus di ovarium: perkembangan folikel
Siklus di ovarium
Siklus di ovarium
Siklus di ovarium
• Janin wanita usia 16-20 minggu
kehamilan memiliki 6-7 juta oogonia.
Setelah lahir tinggal 2 juta (5 juta oogonia
mengalami atresia/mati). Saat pubertas
hanya 400-500 yang berkembang menjadi
ovum.
• Setelah pubertas, siklus di ovarium
mengalami 2 fase yaitu:
1. fase folikuler
2. Fase luteal
1. Fase folikuler
• Merupakan fase pertumbuhan folikel primer
menjadi folikel de Graaf yang masak agar
siap mengovulasikan oosit. Lama fase
folikuler 10-14 hari.
• Folikel primer: oosit dengan selapis
epitel sel granulosa.
• Folikel sekunder: oosit dengan beberapa
lapis sel granulosa, sel
teka, mulai terbentuk
antrum (rongga), dan
zona pelusida.
• Folikel de Graaf:
Antrum terisi cairan (estrogen) dengan
rongga yang besar dan sel granulosa
terdesak ke pinggir.
Sel theka sudah berdiferensiasi menjadi
sel theka eksterna dan sel theka interna.
Merupakan folikel masak (mature) yang
siap mengovulasikan oosit II.
Fase ovulasi
• Terjadi 10-12 jam setelah lonjakan LH (LH
surge) yang yang diterjadi karena skeresi
oleh hipofisis anterior oleh adanya
lonjakan kadar estrogen.
• Terjadi 14 hari sebelum menstruasi yang
akan datang.
• LH surge terjadi 34-36 jam sebelum
rupture folikel (ovuvasi).
• Setelah oosit II keluar dari ovarium, maka
dimulai fase luteal.
Ovulasi
Folikel yang masak bergerak ke permukaan ovarium.
Folikel masak disebut folikel Graaf. Secara normal setiap
bulan masak satu folikel, dan yang lain ada yang
mengalami atresia (degenerasi dan mati).
Sebagai respon terhadap sekresi FSH dan LH
(luteinizing hormone) dari hipofisis anterior, satu folikel
masak akan keluar dari ovarium setelah berkembang
selama 2 minggu. Keluarnya oosit dari ovarium menuju
tuba falopii disebut ovulasi.
Ovulasi yang utama terjadi karena lonjakan kadar LH
(LH surge).
Ovulasi
2. Fase luteal
• Merupakan fase pembentukan korpus
luteum (badan kuning).
• Setelah ovulasi, oosit II keluar dari
ovarium dan masuk ke tuba Falopii, maka
folikel berubah menjadi korpus rubrum
(merah), korpus luteum (badan kuning).
• Korpus luteum mampu mensekresi
progesteron.
• Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum
berdegenerasi menjadi korpus albikan
(putih), dan mati.
Kelenjar dan hormon reproduksi betina
Kelenjar Hormon
Hipothalamus Gonadotropin Releasing
Hormon (GnRH)
Hipofisis
anterior
1. Gonadotropin (FSH dan LH)
2. Prolaktin
Gonad wanita:
ovarium
Estrogen, progesteron, dan
inhibin
Poros
hipothalamus
-hipofisis
anterior
Poros hipothalamus-hipofisis-ovarium
Biosintesis estrogen (estradiol) di
sel teka interna dan sel granulosa
Poros hipofisis anterior-ovarium
Hipothalamus mensekresi GnRH, selanjutnya
GnRH mempengaruhi hipofisi anterior
mensekresi FSH dan LH.
LH mempengaruhi sel teka interna dan sel
granulosa. Sel teka interna mensintesis dan
mensekresi estrogen. FSH mempengaruhi
sel granulosa untuk mensintesis dan
mensekresi inhibin.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan
folikel, menghambat sekresi GnRH dan LH,
pertumbuhan ciri kelamin sekunder.
Inhibin berfungsi untuk menghambat sekresi
FSH.
Biosintesis progesteron
Oogenesis
Siklus di uterus
1. Fase menstruasi
• Endometrium dilepas dari stratum basale.
• Terjadi karena turunnya progesteron karena
degenerasi korpus luteum.
• Sekitar 3-4 jam sebelum mentruasi, terjadi
vasokonstriksi arteri spiralis yang menyebabkan
terjadinya iskemia dan nekrosis
• Fibrinolisin mencegah pembekuan darah haid.
• Lama fase ± 4 hari.
• Regenerasi mulai terjadi setelah 2 hari haid.
• Jumlah darah normal 20-60 mL.
Siklus menstruasi
• Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan
siklik dari uterus, disertai penglepasan
(deskuamasi) endometrium.
• Hari pertama perdarahan merupakan hari ke 1
siklus menstruasi.
• Panjang siklus menstruasi normal adalah 28 hari
(WHO: siklus normal 21-35 hari).
• Menstruasi pertama pada wanita disebut
menarche.
• Setelah masa reproduksi, wanita memasuki usia
klimakterium yang ditandai dengan siklus tidak
teratur.
• Selanjutnya siklus menstruasi akan berhenti
(menopause), karena habisnya folikel di ovarium.
2. Fase proliferasi
a. Proliferasi dini
• Terjadi pertumbuhan endometrium dari stratum
basale
• Endometrium menebal (± 2 mm) terdiri atas
lapisan stratum basalis, stratum spongiosum,
dan kelenjar lurus
b. Mid proliferasi
• Oleh pengaruh estrogen, proliferasi berlanjut.
• Terjadi glikogenesis mulai hari ke 10.
• Kelenjar berkelok-kelok
• Ketebalan endometrium 10-12 mm.
2. Fase sekresi
a. Fase sekresi dini
• Setelah ovulasi, endometrium dipengaruhi oleh
estrogen dan progesteron.
• Kelenjar sekretoris mengandung sekret (produk)
b. Fase sekretori lanjut
• Kelenjar distensi dan sangat berkelok-kelok
• Sekitar 7 hari setelah ovulasi endometrium
berdiferensiasi menjadi 3 zona yaitu: stratus
basalis, stratum spongiosum, dan stratum
kompaktum (fungsional).
Pengaturan hormonal terhadap
siklus di endometrium
Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi
Selain faktor hormonal, faktor yang
mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. Faktor enzim:
Selama fase proliferasi, estrogen
mempengaruhi penyimpanan enzim hidrolitik
di endometrium, enzim untuk sintesis glikogen
dan mukopolisakharida.
Jika tidak terjadi kehamilan, enzim hidrolitik
dilepaskan dan dan merusak sel. Hal ini
menyebabkan gangguan metabolisme, regresi
endometrium, dan perdarahan.
2. Faktor vaskuler (pembuluh darah)
• Mulai fase proliferasi terjadi vaskularisasi di
endometrium di lapisan fungsional.
• Oleh perngaruh prostaglandin, arteri spiralis
mengalami vasokonstriksi.
• Hal ini menyebabkan terjadinya hipoksia,
nekrosis, dan endometrium luruh/perdarahan.
• Endometrium mengandung prostaglandin E2
dan F2. Meningkatnya prostaglandin juga
merangsang kontraksi miometrium, sehingga
peluruhan endometrium makin kuat.
Efek estrogen dan progesteron
Tuba falopii/Oviduk
Tuba falopii berjumlah sepasang dengan
panjang ±12 cm. Di bagian ujung tuba falopii
terdapat fimbriae yang berfungsi untuk
menangkap oosit masuk ke dalam saluran tuba
falopii.
Selanjutnya pergerakan oosit di dalam tuba
falopii terjadi karena pergerakan sel/epitel
bersilia di dinding tuba.
Pembuahan terjadi di bagian ampula (1/3 dari
fimbriae)
Uterus/Rahim
Panjang uterus ±7,5 cm dan lebar 5 cm. Uterus terdiri
atas 3 lapisan yaitu endometirum di bagian dalam,
miometrium di bagian tengah, dan lapisan serosa di
bagian luar.
Lapisan serosa merupakan jaringan ikat yang
melekatkan uterus ke dinding perut melalui peritonium.
Miometrium merupakan jaringan otot polos.
Endometrium merupakan lapisan yang paling dalam,
berupa lapisan mukosa. Lapisan ini menebal karena
pengaruh estrogen sebelum ovulasi dan oleh rangsang
progesteron + estrogen setelah ovulasi.
Menstruasi
Ovulasi  folikel terisi oleh darah (korpus rubrum).
Sel teka dan granulosa menggantikan gumpalan darah
dan berwarna kuning  korpus luteum (badan kuning)
yang mampu memproduksi hormon progesteron.
Tidak terjadi fertilisai  korpus luteum degenerasi
 korpus albikans  produksi progesteron menurun.
Menurunnya kadar progesteron dalam darah
menyebabkan luruhnya endometrium dan disebut
menstruasi.
Siklus Menstruasi
Siklus epitel vagina
Epitel vagina mengalami
perubahan secara siklis
karena pengaruh estrogen
dan progesteron.
Meningkatnya estrogen
menyebabkan epitel
berbentuk pipih dan
mengalami kornifikasi. Hal
ini menyebabkan leukosit
tidak dapat menembus
epitel dan di cairan vagina
tidak terdapat leukosit. Gambaran epitel vagina selama
satu siklus estrus pada tikus
Cairan vagina  pH rendah (asam)
Fungsi: membunuh kuman
 membunuh spermatozoa.
Di vagina terdapat kelenjar Bartholini dan
kelenjar Skene  mensekresi mukus
Fungsi: pelumas saat koitus.
Fertilisasi di tuba Falopii
Pada manusia
pembuhan selalu
monospermi, yaitu
satu ovum dibuahi
oleh satu sperma.
Bagian sperma yang
membuahi adalah
kepala sperma.
Fase pembelahan
Ovulasi melepaskan oosit II. Selanjutnya masuk ke tuba
falopii dan fertilisasi terjadi 1/3 bagian dari ujung fimbriae.
Morula memasuki uterus dan terus berkembang menjadi
blastokis. Tiga hari setelah memasuki uterus, blastokis
mencapai endometrium dan siap melakukan implantasi
Implantasi
Implantasi yaitu
menempelnya blastokis
di endometrium.
Blastokis berdiferensiasi
membentuk: sel trofoblas
dan inner cell mass
(massa sel dalam)
sebagai calon embrio.
Sel trofoblas mengerosi dan masuk ke dalam
endometrium. Trofoblas tumbuh menjadi plasenta dan
inner cell mass menjadi embrio.
Plasentasi
Hormon dari plasenta
Plasenta mampu membentuk
hCG (human Chorionic
Gonadotropin). hCG di sekresi
melalui urin. Adanya hCG
dalam urin merupakan tanda
terjadinya kehamilan.
hCG meningkat kadarnya dan
puncaknya pada mingg ke 8 dan
menurun pada minggu ke 16.
Plasenta juga memsintesis
estrogen dan progesteron.
Hormon dari plasenta
No
.
Hormon Fungsi
1. hCG 1. Mempertahankan korpus luteum
selama kehamilan
2. Merangsang sekresi testosteron
selama perkembangan embrio
XY
2. Estrogen 1. Merangsang pertumbuhan miometrium,
meningkatkan kekuatan uterus selama
partus.
2. Membantu menyiapkan kelenjar mamae
untuk laktasi
No. Hormon Fungsi
3. Progesteron 1. Menghambat kontraksi uterus
untuk memberikan lingkungan yang
kondusif bagi pertumbuhan fetus
2. Merangsang sekresi mucus
serviks untuk mencegah
kontaminasi uterus
3. Membantu menyiapkan kelenjar
mamae untuk laktasi
4. Human
chorionic
somatotropin/h
CS atau
human
placental
lactogen/hPL
1. Menurunkan penggunaan glukosa
dan meningkatkan lipolisis sehingga
glukosa dan asam lemak lebih
banyak ditransport ke fetus
2. Membantu menyiapkan kelenjar
mamae untuk laktasi (sama dengan
prolaktin)
No. Hormon Fungsi
5. Parathyroid
hormone-
related peptide
(placental
PTHrp)
1. Meningkatkan kadar Ca2+ plasma
maternal untuk kalsifikasi tulang fetus,
memobilisasi Ca2+ dalam stok
(tulang) untuk selama perkembangan
fetus.
6. Relaksin 1. Melenturkan atau meningkatkan
elastisitas serviks saat partus
2. Melonggarkan jaringan
penyambung antara tulang pelvis
selama persiapan partus.
7. Prostaglandin Merangsang produksi enzim untuk
menguraikan kolagen pada serviks
sehingga serviks menjadi lentur saat
menjelang persalinan.
Sintesis estrogen dan progesteron
Arteri spiralis
Arteri spiralis di miometrium
pada wanita yang tidak hamil.
Pada wanita hamil normal, sel
trofoblas mengerosi arteri
spiralis dan berbentuk corong.
Pada wanita penderita pre-
eklampisia, arteri spiralis gagal
membentuk corong.
Hormon yang berperan terhadap
perkembangan kelenjar mammae
E: estrogen, P: progesteron, C: glukokortikoid, I: insulin,
GH: growth hormone
Peran hormon pada laktasi
Komposisi air susu
Akhir kehamilan
Pengaturan hormonal pada persalinan
Pengaturan hormonal terhadap metamorfosis katak
Kelenjar hormon pada serangga
Kelenjar dan hormon pada serangga
Pengaturan hormonal terhadap metamorfosis
serangga

More Related Content

What's hot

Sistim kardiovaskular
Sistim kardiovaskular Sistim kardiovaskular
Sistim kardiovaskular fikri asyura
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiCahya
 
Sistem reproduksi-wanita
Sistem reproduksi-wanitaSistem reproduksi-wanita
Sistem reproduksi-wanitashafhandustur
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitaldr. Bobby Ahmad
 
Rangkuman menstruasi
Rangkuman menstruasiRangkuman menstruasi
Rangkuman menstruasiRefli Maulana
 
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyafitri fitriani
 
Fertilisasi dan nidasi
Fertilisasi dan nidasiFertilisasi dan nidasi
Fertilisasi dan nidasiMuhammad Amin
 
Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1abdee tarmizi II
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Praktikum Histologi Blok Neurologi
Praktikum Histologi Blok NeurologiPraktikum Histologi Blok Neurologi
Praktikum Histologi Blok NeurologiSyscha Lumempouw
 
Pembuahan, nidasi dan plasentasi
Pembuahan, nidasi dan plasentasiPembuahan, nidasi dan plasentasi
Pembuahan, nidasi dan plasentasifikri asyura
 
Peredaran darah janin
Peredaran darah janinPeredaran darah janin
Peredaran darah janinNs. Lutfi
 

What's hot (20)

SISTEM REPRODUKSI WANITA
SISTEM REPRODUKSI WANITASISTEM REPRODUKSI WANITA
SISTEM REPRODUKSI WANITA
 
Sistim kardiovaskular
Sistim kardiovaskular Sistim kardiovaskular
Sistim kardiovaskular
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
 
Sistem reproduksi-wanita
Sistem reproduksi-wanitaSistem reproduksi-wanita
Sistem reproduksi-wanita
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
Rangkuman menstruasi
Rangkuman menstruasiRangkuman menstruasi
Rangkuman menstruasi
 
PROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILANPROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILAN
 
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
 
Fertilisasi dan nidasi
Fertilisasi dan nidasiFertilisasi dan nidasi
Fertilisasi dan nidasi
 
Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1
 
Vestibulum
VestibulumVestibulum
Vestibulum
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Kanker Payudara
Kanker PayudaraKanker Payudara
Kanker Payudara
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksiAnatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Praktikum Histologi Blok Neurologi
Praktikum Histologi Blok NeurologiPraktikum Histologi Blok Neurologi
Praktikum Histologi Blok Neurologi
 
Pembuahan, nidasi dan plasentasi
Pembuahan, nidasi dan plasentasiPembuahan, nidasi dan plasentasi
Pembuahan, nidasi dan plasentasi
 
Peredaran darah janin
Peredaran darah janinPeredaran darah janin
Peredaran darah janin
 

Viewers also liked

S1 w- pematangan oosit
S1 w- pematangan oositS1 w- pematangan oosit
S1 w- pematangan oositIzmoend Dy
 
Medtek sintesis protein
Medtek sintesis proteinMedtek sintesis protein
Medtek sintesis proteinjhe_7
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiSiska Hermawati
 
Hormon dan mekanisme menstruasi
Hormon dan mekanisme menstruasiHormon dan mekanisme menstruasi
Hormon dan mekanisme menstruasiFitri Meliani
 
soal ekosistem dan jawaban nya
soal ekosistem dan jawaban nyasoal ekosistem dan jawaban nya
soal ekosistem dan jawaban nyaYanuar Ajied
 
In Vitro Fertilization
In Vitro FertilizationIn Vitro Fertilization
In Vitro Fertilizationlebroniv
 
Bab 3 sintesis protein
Bab 3 sintesis proteinBab 3 sintesis protein
Bab 3 sintesis proteinRibka Sepatia
 
In vitro fertilization embryo transfer
In vitro fertilization embryo transferIn vitro fertilization embryo transfer
In vitro fertilization embryo transferNiyamat Panjesha
 
In vitro fertilization
In vitro fertilizationIn vitro fertilization
In vitro fertilizationAnwar Siddiqui
 

Viewers also liked (14)

2 ilmu repro plasentasi
2 ilmu repro plasentasi2 ilmu repro plasentasi
2 ilmu repro plasentasi
 
Ivf
IvfIvf
Ivf
 
S1 w- pematangan oosit
S1 w- pematangan oositS1 w- pematangan oosit
S1 w- pematangan oosit
 
5.hormon
5.hormon5.hormon
5.hormon
 
Medtek sintesis protein
Medtek sintesis proteinMedtek sintesis protein
Medtek sintesis protein
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-Hipertensi
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
 
Hormon dan mekanisme menstruasi
Hormon dan mekanisme menstruasiHormon dan mekanisme menstruasi
Hormon dan mekanisme menstruasi
 
soal ekosistem dan jawaban nya
soal ekosistem dan jawaban nyasoal ekosistem dan jawaban nya
soal ekosistem dan jawaban nya
 
Fotosintesis slide
Fotosintesis slideFotosintesis slide
Fotosintesis slide
 
In Vitro Fertilization
In Vitro FertilizationIn Vitro Fertilization
In Vitro Fertilization
 
Bab 3 sintesis protein
Bab 3 sintesis proteinBab 3 sintesis protein
Bab 3 sintesis protein
 
In vitro fertilization embryo transfer
In vitro fertilization embryo transferIn vitro fertilization embryo transfer
In vitro fertilization embryo transfer
 
In vitro fertilization
In vitro fertilizationIn vitro fertilization
In vitro fertilization
 

Similar to Hormon Reproduksi

sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxIisAisyah39
 
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptxBab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptxDekaMuliya1
 
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IXBerikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IXAsmara Nova Susanto
 
BIOUnnes_Oogenesis 2
BIOUnnes_Oogenesis 2BIOUnnes_Oogenesis 2
BIOUnnes_Oogenesis 2Nur Aini
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksinajmitahir
 
Bab 4 - Sistem Reproduksi.pptx
Bab 4 - Sistem Reproduksi.pptxBab 4 - Sistem Reproduksi.pptx
Bab 4 - Sistem Reproduksi.pptxCaptainCanarys
 
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada ManusiaBiologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusianissayyo
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxisabellarahmawati
 
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Reedha Williams
 
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2ayikputri1
 
Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaMujahidin Waru
 
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxSistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxRuniAwan
 

Similar to Hormon Reproduksi (20)

Anfisman
AnfismanAnfisman
Anfisman
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptx
 
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptxBab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
 
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IXBerikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
Berikut ini sistem reproduksi mmanusia kelas IX
 
BIOUnnes_Oogenesis 2
BIOUnnes_Oogenesis 2BIOUnnes_Oogenesis 2
BIOUnnes_Oogenesis 2
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksi
 
Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11
 
Bab 4 - Sistem Reproduksi.pptx
Bab 4 - Sistem Reproduksi.pptxBab 4 - Sistem Reproduksi.pptx
Bab 4 - Sistem Reproduksi.pptx
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
sistem reproduksi
sistem reproduksisistem reproduksi
sistem reproduksi
 
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada ManusiaBiologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
 
Ovulasi
OvulasiOvulasi
Ovulasi
 
Tugas biologi smpn 1 bandung
Tugas biologi smpn 1 bandungTugas biologi smpn 1 bandung
Tugas biologi smpn 1 bandung
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMASISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
 
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
 
Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusia
 
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxSistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
 

More from Annisa Khoerunnisya (20)

Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 
Pajak bab 12 13 fix
Pajak bab 12 13 fixPajak bab 12 13 fix
Pajak bab 12 13 fix
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Bab9 kel10 manajemen investasi_akt4
Bab9 kel10 manajemen investasi_akt4Bab9 kel10 manajemen investasi_akt4
Bab9 kel10 manajemen investasi_akt4
 
Bab8 kel10 manajemen investasi_akt4
Bab8 kel10 manajemen investasi_akt4Bab8 kel10 manajemen investasi_akt4
Bab8 kel10 manajemen investasi_akt4
 
Mi bab5 kel10_revisii
Mi bab5 kel10_revisiiMi bab5 kel10_revisii
Mi bab5 kel10_revisii
 
Bab3 kel10 mi
Bab3 kel10 miBab3 kel10 mi
Bab3 kel10 mi
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 
Ekop bab15 kel4_akt2.ppt
Ekop bab15 kel4_akt2.pptEkop bab15 kel4_akt2.ppt
Ekop bab15 kel4_akt2.ppt
 
Ekop bab14 kel4_akt2
Ekop bab14 kel4_akt2Ekop bab14 kel4_akt2
Ekop bab14 kel4_akt2
 
Ekop bab12 kel4_akt2.ppt
Ekop bab12 kel4_akt2.pptEkop bab12 kel4_akt2.ppt
Ekop bab12 kel4_akt2.ppt
 
Ekop bab11 kel4_akt2
Ekop bab11 kel4_akt2Ekop bab11 kel4_akt2
Ekop bab11 kel4_akt2
 
Ekop bab9 kel4_akt2.ppt
Ekop bab9 kel4_akt2.pptEkop bab9 kel4_akt2.ppt
Ekop bab9 kel4_akt2.ppt
 
Ekop bab8 kel4_akt2
Ekop bab8 kel4_akt2Ekop bab8 kel4_akt2
Ekop bab8 kel4_akt2
 
Ekop bab6 kel4_akt2
Ekop bab6 kel4_akt2Ekop bab6 kel4_akt2
Ekop bab6 kel4_akt2
 
Ekop bab3 kel4_akt2
Ekop bab3 kel4_akt2Ekop bab3 kel4_akt2
Ekop bab3 kel4_akt2
 
Ekop bab2 kel4_akt2
Ekop bab2 kel4_akt2Ekop bab2 kel4_akt2
Ekop bab2 kel4_akt2
 
Kombis bab16 kel9_akt2
Kombis bab16 kel9_akt2Kombis bab16 kel9_akt2
Kombis bab16 kel9_akt2
 
Kombis bab11 kel9_akt2
Kombis bab11 kel9_akt2Kombis bab11 kel9_akt2
Kombis bab11 kel9_akt2
 
Kombis bab7 kel9_akt2
Kombis bab7 kel9_akt2Kombis bab7 kel9_akt2
Kombis bab7 kel9_akt2
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

Hormon Reproduksi

  • 1. PENGATURAN HORMONAL TERHADAP REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Oleh: Dr. Rusdi, M.Biomed. JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
  • 2. Sistem Reproduksi Fungsi sistem reproduksi jantan: 1. Menghasilkan sperma 2. Menghasilkan hormon untuk mempengaruhi ciri kelamin primer dan sekunder pada jantan
  • 3. Testes Testes merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai fungsi: reproduksi dan hormonal. Pada saat janin testes berada di rongga perut, namun pada Mammalia setelah lahir keluar rongga perut dan dibungkus oleh skrotum. Peran skrotum sangat penting untuk mempertahankan suhu di bawah suhu intra abdominal (32o C).
  • 4. Penampang testis, tubulus seminiferus, sel Sertoli, dan perkembangan spermatozoa
  • 5. Di dalam testes terdapat tubulus seminiferus tempat dihasilkannya spermatozoa. Spermatozoa dari tubulus seminiferus berjalan melalui epididimis, duktus deferes (vas deferens) menuju ke vesica seminalis (kantung sperma). Saat ejakulasi, sperma dikeluarkan dari vesica seminalis melalui uretra di dalam penis.
  • 6. Epididimis dan Duktus Deferens Fungsi epididimis dan duktus deferens adalah (1) tempat pematangan spermatozoa untuk menyiapkan motilitas dan kemampuan membuahi (fertilitas). Proses ini disebut kapasitasi. (2) menyimpan spermatozoa sementara (3) tempat berjalannya sperma menuju vesika seminalis.
  • 7. Kapasitasi dan Dekapasitasi Kapasitasi merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan spermatozoa agar mampu bergerak dan mampu membuahi ovum. Agar mampu bergerak cepat, spermatozoa harus mengubah bentuk kepala menjadi lonjong. Di bagian depan kepala spermatozoa dilengkapi dengan akrosom yang mengandung enzim hialuronidase untuk fertilisasi. Di bagian leher sperma dilengkapi dengan mitokondria sebagai tempat untuk memproduksi energi ATP yang berguna untuk menggerakan ekor ketika berenang.
  • 8. Vesika seminalis Fungsi vesica seminalis adalah (1) menyuplai fruktosa saat ejakulasi. (2) mensekresi prostaglandin untuk membantu pergerakan spermatozoa (3) tempat penyimpanan sperma (4) menyediakan prekursor untuk penggumpalan sperma
  • 9. Kelenjar Prostat Fungsinya adalah: (1) mensekresi cairan akali untuk menetralisis kondisi asam di vagina (2) Merangsang penggumpalan sperma agar tetap berada di vagina setelah ejakulasi dan penis dikeluarkan dari vagina. Kelenjar Bulbouretra Fungsinya adalah mensekresi mukus sebagai pelumas gland penis
  • 11. Kelenjar dan hormon reproduksi jantan Kelenjar Hormon Hipothalamus Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) Hipofisis anterior Gonadotropin (FSH dan LH/ICSH) Gonad: Testis Testosteron dan inhibin
  • 12. Poros hipothalamus- hipofisis anterior Hipothalamus mensekresi GnRH. Masuk ke pembuluh darah porta menuju hipofisis anterior. Hipofisis anterior memproduksi Gonadotropin (FSH dan LH/ICSH)
  • 18. Spermatozoa Akrosom: mengandung enzim hialuronidase untuk melisiskan selaput ovum saat fertilisasi
  • 21. Organ reproduksi betina 1. Sepasang ovarium 2. Sepasang tuba Falopii 3. Uterus (rahim) 4. Serviks (leher rahim) Rahim Simpleks pada Primata
  • 22. Fungsi sistem reproduksi wanita terdiri atas: 1. Pembentukan ovum (oogenesis) di ovarium 2. Menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron) di ovarum ntuk pertumbuhan ciri kelamin primer dan sekunder 3. Tempat masuknya sperma ketika sanggama (vagina) 4. Transport spermatozoa menuju ovum hingga terjadi fertilisasi (tuba Falopii) 5. Memelihara perkembangan janin (kehamilan), dengan membentuk plasenta dan selaput embrio (uterus) 6. Proses melahirkan 7. Mempengaruhi proses laktasi (hormon)
  • 23. Ovarium Ovarium berjumlah sepasang, terletak di kanan dan di kiri uterus, menggantung melalui mesovarium. Ovarium merupakan kelenjar kelamin yang dapat memproduksi ovum dan hormon yaitu estrogen dan progesteron.
  • 24. Perkembangan folikel Oogonia + sel granulosa  disebut folikel. Pembentukan oogonia  hanya saat embrio, dan tidak ada pembentukan oogonia baru setelah bayi wanita lahir. Selama janin wanita berkembang, ukuran oogonia semakin besar dan menjadi oosit primer dan menyempurnakan fase Meiosis I. Setelah janin wanita lahir, oosit primer berada pada tahap pembelahan profase, hingga hingga seorang wanita mencapai kedewasaan seksual (pubertas).
  • 25. Oosit terpisah dengan sel granulosa oleh zona pelusida. Folikel mengalami proliferasi, dan stroma tumbuh mengelilingi folikel membentuk lapisan teka eksterna dan teka interna. Sel teka interna dan granulosa memproduksi estrogen  disimpan dalam antrum.
  • 26. Setelah seorang wanita mencapai tahap pubertas (12-13 tahun), satu atau dua folikel mencapai perkembangan masak setiap bulan karena rangsang FSH (Follicle Stimulating Hormone). FSH disekersi oleh hipofisis anterior. Oosit primer menyempurnakan pembelahan meiosis I menjadi 1 oosit sekunder (yang besar) dan 1 polosit/badan polar (yang kecil). Selanjutnya oosit sekunder akan melakukan pembelahan meiosis II setelah fertilisasi.
  • 27. Siklus di ovarium: perkembangan folikel
  • 30. Siklus di ovarium • Janin wanita usia 16-20 minggu kehamilan memiliki 6-7 juta oogonia. Setelah lahir tinggal 2 juta (5 juta oogonia mengalami atresia/mati). Saat pubertas hanya 400-500 yang berkembang menjadi ovum. • Setelah pubertas, siklus di ovarium mengalami 2 fase yaitu: 1. fase folikuler 2. Fase luteal
  • 31. 1. Fase folikuler • Merupakan fase pertumbuhan folikel primer menjadi folikel de Graaf yang masak agar siap mengovulasikan oosit. Lama fase folikuler 10-14 hari. • Folikel primer: oosit dengan selapis epitel sel granulosa. • Folikel sekunder: oosit dengan beberapa lapis sel granulosa, sel teka, mulai terbentuk antrum (rongga), dan zona pelusida.
  • 32. • Folikel de Graaf: Antrum terisi cairan (estrogen) dengan rongga yang besar dan sel granulosa terdesak ke pinggir. Sel theka sudah berdiferensiasi menjadi sel theka eksterna dan sel theka interna. Merupakan folikel masak (mature) yang siap mengovulasikan oosit II.
  • 33. Fase ovulasi • Terjadi 10-12 jam setelah lonjakan LH (LH surge) yang yang diterjadi karena skeresi oleh hipofisis anterior oleh adanya lonjakan kadar estrogen. • Terjadi 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang. • LH surge terjadi 34-36 jam sebelum rupture folikel (ovuvasi). • Setelah oosit II keluar dari ovarium, maka dimulai fase luteal.
  • 34. Ovulasi Folikel yang masak bergerak ke permukaan ovarium. Folikel masak disebut folikel Graaf. Secara normal setiap bulan masak satu folikel, dan yang lain ada yang mengalami atresia (degenerasi dan mati). Sebagai respon terhadap sekresi FSH dan LH (luteinizing hormone) dari hipofisis anterior, satu folikel masak akan keluar dari ovarium setelah berkembang selama 2 minggu. Keluarnya oosit dari ovarium menuju tuba falopii disebut ovulasi. Ovulasi yang utama terjadi karena lonjakan kadar LH (LH surge).
  • 36. 2. Fase luteal • Merupakan fase pembentukan korpus luteum (badan kuning). • Setelah ovulasi, oosit II keluar dari ovarium dan masuk ke tuba Falopii, maka folikel berubah menjadi korpus rubrum (merah), korpus luteum (badan kuning). • Korpus luteum mampu mensekresi progesteron. • Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi menjadi korpus albikan (putih), dan mati.
  • 37. Kelenjar dan hormon reproduksi betina Kelenjar Hormon Hipothalamus Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) Hipofisis anterior 1. Gonadotropin (FSH dan LH) 2. Prolaktin Gonad wanita: ovarium Estrogen, progesteron, dan inhibin
  • 40. Biosintesis estrogen (estradiol) di sel teka interna dan sel granulosa
  • 41. Poros hipofisis anterior-ovarium Hipothalamus mensekresi GnRH, selanjutnya GnRH mempengaruhi hipofisi anterior mensekresi FSH dan LH. LH mempengaruhi sel teka interna dan sel granulosa. Sel teka interna mensintesis dan mensekresi estrogen. FSH mempengaruhi sel granulosa untuk mensintesis dan mensekresi inhibin. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan folikel, menghambat sekresi GnRH dan LH, pertumbuhan ciri kelamin sekunder. Inhibin berfungsi untuk menghambat sekresi FSH.
  • 44. Siklus di uterus 1. Fase menstruasi • Endometrium dilepas dari stratum basale. • Terjadi karena turunnya progesteron karena degenerasi korpus luteum. • Sekitar 3-4 jam sebelum mentruasi, terjadi vasokonstriksi arteri spiralis yang menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis • Fibrinolisin mencegah pembekuan darah haid. • Lama fase ± 4 hari. • Regenerasi mulai terjadi setelah 2 hari haid. • Jumlah darah normal 20-60 mL.
  • 45. Siklus menstruasi • Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai penglepasan (deskuamasi) endometrium. • Hari pertama perdarahan merupakan hari ke 1 siklus menstruasi. • Panjang siklus menstruasi normal adalah 28 hari (WHO: siklus normal 21-35 hari). • Menstruasi pertama pada wanita disebut menarche. • Setelah masa reproduksi, wanita memasuki usia klimakterium yang ditandai dengan siklus tidak teratur. • Selanjutnya siklus menstruasi akan berhenti (menopause), karena habisnya folikel di ovarium.
  • 46. 2. Fase proliferasi a. Proliferasi dini • Terjadi pertumbuhan endometrium dari stratum basale • Endometrium menebal (± 2 mm) terdiri atas lapisan stratum basalis, stratum spongiosum, dan kelenjar lurus b. Mid proliferasi • Oleh pengaruh estrogen, proliferasi berlanjut. • Terjadi glikogenesis mulai hari ke 10. • Kelenjar berkelok-kelok • Ketebalan endometrium 10-12 mm.
  • 47. 2. Fase sekresi a. Fase sekresi dini • Setelah ovulasi, endometrium dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron. • Kelenjar sekretoris mengandung sekret (produk) b. Fase sekretori lanjut • Kelenjar distensi dan sangat berkelok-kelok • Sekitar 7 hari setelah ovulasi endometrium berdiferensiasi menjadi 3 zona yaitu: stratus basalis, stratum spongiosum, dan stratum kompaktum (fungsional).
  • 49. Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi Selain faktor hormonal, faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah: 1. Faktor enzim: Selama fase proliferasi, estrogen mempengaruhi penyimpanan enzim hidrolitik di endometrium, enzim untuk sintesis glikogen dan mukopolisakharida. Jika tidak terjadi kehamilan, enzim hidrolitik dilepaskan dan dan merusak sel. Hal ini menyebabkan gangguan metabolisme, regresi endometrium, dan perdarahan.
  • 50. 2. Faktor vaskuler (pembuluh darah) • Mulai fase proliferasi terjadi vaskularisasi di endometrium di lapisan fungsional. • Oleh perngaruh prostaglandin, arteri spiralis mengalami vasokonstriksi. • Hal ini menyebabkan terjadinya hipoksia, nekrosis, dan endometrium luruh/perdarahan. • Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Meningkatnya prostaglandin juga merangsang kontraksi miometrium, sehingga peluruhan endometrium makin kuat.
  • 51. Efek estrogen dan progesteron
  • 52. Tuba falopii/Oviduk Tuba falopii berjumlah sepasang dengan panjang ±12 cm. Di bagian ujung tuba falopii terdapat fimbriae yang berfungsi untuk menangkap oosit masuk ke dalam saluran tuba falopii. Selanjutnya pergerakan oosit di dalam tuba falopii terjadi karena pergerakan sel/epitel bersilia di dinding tuba. Pembuahan terjadi di bagian ampula (1/3 dari fimbriae)
  • 53. Uterus/Rahim Panjang uterus ±7,5 cm dan lebar 5 cm. Uterus terdiri atas 3 lapisan yaitu endometirum di bagian dalam, miometrium di bagian tengah, dan lapisan serosa di bagian luar. Lapisan serosa merupakan jaringan ikat yang melekatkan uterus ke dinding perut melalui peritonium. Miometrium merupakan jaringan otot polos. Endometrium merupakan lapisan yang paling dalam, berupa lapisan mukosa. Lapisan ini menebal karena pengaruh estrogen sebelum ovulasi dan oleh rangsang progesteron + estrogen setelah ovulasi.
  • 54. Menstruasi Ovulasi  folikel terisi oleh darah (korpus rubrum). Sel teka dan granulosa menggantikan gumpalan darah dan berwarna kuning  korpus luteum (badan kuning) yang mampu memproduksi hormon progesteron. Tidak terjadi fertilisai  korpus luteum degenerasi  korpus albikans  produksi progesteron menurun. Menurunnya kadar progesteron dalam darah menyebabkan luruhnya endometrium dan disebut menstruasi.
  • 56. Siklus epitel vagina Epitel vagina mengalami perubahan secara siklis karena pengaruh estrogen dan progesteron. Meningkatnya estrogen menyebabkan epitel berbentuk pipih dan mengalami kornifikasi. Hal ini menyebabkan leukosit tidak dapat menembus epitel dan di cairan vagina tidak terdapat leukosit. Gambaran epitel vagina selama satu siklus estrus pada tikus
  • 57. Cairan vagina  pH rendah (asam) Fungsi: membunuh kuman  membunuh spermatozoa. Di vagina terdapat kelenjar Bartholini dan kelenjar Skene  mensekresi mukus Fungsi: pelumas saat koitus.
  • 58. Fertilisasi di tuba Falopii Pada manusia pembuhan selalu monospermi, yaitu satu ovum dibuahi oleh satu sperma. Bagian sperma yang membuahi adalah kepala sperma.
  • 59. Fase pembelahan Ovulasi melepaskan oosit II. Selanjutnya masuk ke tuba falopii dan fertilisasi terjadi 1/3 bagian dari ujung fimbriae. Morula memasuki uterus dan terus berkembang menjadi blastokis. Tiga hari setelah memasuki uterus, blastokis mencapai endometrium dan siap melakukan implantasi
  • 60. Implantasi Implantasi yaitu menempelnya blastokis di endometrium. Blastokis berdiferensiasi membentuk: sel trofoblas dan inner cell mass (massa sel dalam) sebagai calon embrio.
  • 61. Sel trofoblas mengerosi dan masuk ke dalam endometrium. Trofoblas tumbuh menjadi plasenta dan inner cell mass menjadi embrio. Plasentasi
  • 62. Hormon dari plasenta Plasenta mampu membentuk hCG (human Chorionic Gonadotropin). hCG di sekresi melalui urin. Adanya hCG dalam urin merupakan tanda terjadinya kehamilan. hCG meningkat kadarnya dan puncaknya pada mingg ke 8 dan menurun pada minggu ke 16. Plasenta juga memsintesis estrogen dan progesteron.
  • 63. Hormon dari plasenta No . Hormon Fungsi 1. hCG 1. Mempertahankan korpus luteum selama kehamilan 2. Merangsang sekresi testosteron selama perkembangan embrio XY 2. Estrogen 1. Merangsang pertumbuhan miometrium, meningkatkan kekuatan uterus selama partus. 2. Membantu menyiapkan kelenjar mamae untuk laktasi
  • 64. No. Hormon Fungsi 3. Progesteron 1. Menghambat kontraksi uterus untuk memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan fetus 2. Merangsang sekresi mucus serviks untuk mencegah kontaminasi uterus 3. Membantu menyiapkan kelenjar mamae untuk laktasi 4. Human chorionic somatotropin/h CS atau human placental lactogen/hPL 1. Menurunkan penggunaan glukosa dan meningkatkan lipolisis sehingga glukosa dan asam lemak lebih banyak ditransport ke fetus 2. Membantu menyiapkan kelenjar mamae untuk laktasi (sama dengan prolaktin)
  • 65. No. Hormon Fungsi 5. Parathyroid hormone- related peptide (placental PTHrp) 1. Meningkatkan kadar Ca2+ plasma maternal untuk kalsifikasi tulang fetus, memobilisasi Ca2+ dalam stok (tulang) untuk selama perkembangan fetus. 6. Relaksin 1. Melenturkan atau meningkatkan elastisitas serviks saat partus 2. Melonggarkan jaringan penyambung antara tulang pelvis selama persiapan partus. 7. Prostaglandin Merangsang produksi enzim untuk menguraikan kolagen pada serviks sehingga serviks menjadi lentur saat menjelang persalinan.
  • 66. Sintesis estrogen dan progesteron
  • 67. Arteri spiralis Arteri spiralis di miometrium pada wanita yang tidak hamil. Pada wanita hamil normal, sel trofoblas mengerosi arteri spiralis dan berbentuk corong. Pada wanita penderita pre- eklampisia, arteri spiralis gagal membentuk corong.
  • 68. Hormon yang berperan terhadap perkembangan kelenjar mammae E: estrogen, P: progesteron, C: glukokortikoid, I: insulin, GH: growth hormone
  • 69. Peran hormon pada laktasi
  • 73. Pengaturan hormonal terhadap metamorfosis katak
  • 75. Kelenjar dan hormon pada serangga
  • 76.
  • 77.
  • 78. Pengaturan hormonal terhadap metamorfosis serangga