Dokumen tersebut membahas arahan Mendikbud tentang pengembangan kurikulum 2013 melalui penyegaran nara sumber pelatihan guru. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perlunya evaluasi kurikulum yang sedang berjalan, kurangnya sosialisasi, dan anggaran yang belum disetujui.
1. Arahan Mendikbud
Pengembangan Kurikulum 2013
Penyegaran Nara Sumber Pelatihan Guru untuk Implementasi Kurikulum 2013
Jakarta, 26-28 Juni 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Beberapa Isu Publik Tentang Kurikulum
• Terkesan mendadak, tanpa evaluasi kurikulum yang sedang berjalan
• Tidak melibatkan guru atau asosiasi profesi pendidik
• Kurang sosialisasi
• Menghapus mata pelajaran yang mendukung di persaingan global
(Bahasa Inggris dan TIK)
• Mengabaikan kemampuan guru didalam membuat RPP dan silabus
• Tidak menjawab apa yang dibutuhkan peserta didik
• Berkembangnya stigma negatif terhadap guru
• Mestinya metodologi yang diperbaiki bukan kurikulum
• Anggaran sangat besar , khawatir seperti kasus hambalang
• Tarik-ulur anggaran antara Kemdikbud dan DPR
• Implementasi bakal terhambat karena anggaran belum disetujui
2
3. Landasan Pengembangan Kurikulum
3
RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKAN
• Perubahan metodologi pembelajaran
• Penataan kurikulum
INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010
• Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional:
Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif
berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa untuk membentuk daya saing
dan karakter bangsa
Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
4. Kronologi Pengembangan Kurikulum 2013
DASAR HUKUM:
Amanah RPJMN 2010-2014 mengarahkan untuk memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan
nasional, melalui penyediaan sistem pembelajaran, penyempurnaan kurikulum pendidikan dasar dan
menengah serta pembelajaran.
Sasaran : Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan
di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014.
KRONOLOGI:
31 Juli 2012
Rapat Sidang Terbatas
Arahan Presiden RI
“Penguatan Kurikulum dengan
penekanan memasukkan
pendidikan karakter”
4 Agustus 2012
Komite Pendidikan
Laporan awal :
Penataan dan Penyempurnaan
(Pengembangan) Kurikulum
Komite Pendidikan Menyetujui
19 September 2012
Rapat Koordinasi Menghadapi Panja Belanja
Pemerintah Pusat Banggar DPR RI
Usulan Kriteria Pemanfaatan Optimalisasi
Anggaran Pendidikan :
“Program telah dibahas dan disetujui oleh
Komite Pendidikan Nasional”
22 November 2012
Raker Komisi X DPR RI:
“sepakat pembahasan
pengembangan kurikulum dalam
panja Kurikulum”
14 Desember 2012
Raker Komisi X DPR RI:
“menyetujui anggaran
Kurikulum untuk Satker
Dikdas dan Dikmen”
4
18 Februari 2013
Sidkab Paripurna
Arahan Presiden:
“kurikulum 2013 lebih
disosialisasikan secara
masif untuk
pelaksanaannya mulai
TA 2013/2014”
RPJMN 2010-2014
INPRES 1/2010
4
6. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947
Rencana Pelajaran →
Dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai
1964
Rencana Pendidikan
Sekolah Dasar
1968
Kurikulum Sekolah
Dasar
1973
Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)
1975
Kurikulum
Sekolah Dasar
1984
Kurikulum 1984
1994
Kurikulum 1994
1997
Revisi Kurikulum 1994
2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi (KBK)
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1945 1965 20151955 1975 20051985 1995
2013
‘Kurikulum 2013’
6
Materi pengetahuan Produk
7. Kurikulum Sebagai Materi
• Planning oriented, mewakili pandangan teoritis
• Dipergunakan di Indonesia periode sebelum Tahun 2000
• Kurikulum sebagai wahana menyampaikan pengetahuan
(knowledge transmission) dari guru ke siswa
• Perencanaan pembelajaran sangat dominan dan ketat
berdasarkan urutan logis dari materi pembelajaran
• Guru melaksanakan pembelajaran dengan meneruskan apa yang
diketahuinya kepada siswa sesuai dengan silabus yang telah
ditentukan
• Penilaian berdasarkan atas penyerapan materi pengetahuan
oleh siswa terhadap rencana materi pengetahuan yang tertuang
dalam silabus
7
8. Kurikulum Sebagai Produk
• Result oriented, mewakili pandangan produktif
• Dipergunakan di Indonesia dalam periode Dekade 2000an
• Dipicu oleh kebutuhan pasar atas kompetensi yang harus dikuasai
oleh lulusan (produk) program pendidikan
• Berkembang dari Inggris (sejak 1980an)
• Kebebasan dalam penyampaian pembelajaran, yang penting hasil
akhirnya harus sesuai standar, yaitu memiliki kompetensi
sebagaimana dirumuskan.
• Sangat tergantung pada penilaian terstandar (harus ketat) sejalan
dengan konsep produk dimana pengecekan adalah pada hasil
akhir yang harus sesuai standar
• Diadopsi di Indonesia dalam bentuk KBK dan KTSP, dengan
modifikasi bahwa produk akhir diterjemahkan dari materi yang
harus dikuasi, sehingga standar lulusan diturunkan dari standar isi
8
9. Kurikulum Sebagai Proses
• Action Oriented, mewakili pandangan praktis
• Tidak pernah digunakan di Indonesia
• Dipicu oleh kebutuhan individual siswa yang tidak dapat
diseragamkan
• Berkembang dari Finlandia (sejak 1990an)
• Penekanan pada berfikir kritis yang diwujudkan dalam tindakan
nyata dengan membangun kolaborasi antar pelaku pendidikan
(guru, siswa, pengelola)
• Mengevalusi proses secara terus menerus melalui pemantauan
proses dan capaiannya secara ketat
• Penilaian berdasarkan kemajuan siswa dalam pembelajaran
(relatif terhadap dirinya pada periode sebelumnya)
• Hasil akhir dapat berbeda bagi tiap siswa sesuai dengan bakat
dan minatnya
9
10. Kurikulum Sebagai Praksis Kontektual
• Pengertian baru dalam Kurikulum
• Perluasan dari konsep kurikulum sebagai proses dengan
penambahan perlunya komitmen bersama menyepakati (antar
pelaku pendidikan) kegiatan-kegiatan yang diperlukan (sebagai
bagian dari proses pembelajaran) untuk mencapai target
tertentu yang telah ditetapkan.
• Pendekatan sistem: materi proses produk
(konsep: teoritispraktisproduktif)
• Penguasaan materi pembelajaran diperoleh melalui siklus aksi
dan refleksi berkelanjutan (continuous action-reflection)
• Pentingnya peran guru dalam menghasilkan komitmen dari siswa
untuk mencapai target tertentu yang telah ditetapkan
• Perlunya tambahan pendekatan transdisipliner melalui tema
pembelajaran yang kontekstual dengan sekitarnya untuk
memastikan praksisnya relevan
Praxis is the process by which theory, lesson, or skill is enacted, practiced, embodied, or realized. 10
12. Konsep Pengembangan Kurikulum Sebagai Praksis
12
Kebutuhan:
-Individu
-Masyarakat
-Bangsa dan Negara
-Peradaban
Kompetensi
lulusan
(Sikap,
Keterampilan,
Pengetahuan)
Materi Inti
Pembelajaran
Proses
Pembelajaran
Proses
Penilaian
Dokumen
Kurikulum
UU Sisdiknas
Keutuhan
Keseragaman
Keselarasan
(Praktek terbaik)
Sikap, Pengetahuan, Keterampilan
Proses
Pembelajaran
KI-KD Mapel
Bervariasi Standar
(produk)
Variasi (normal, pengayaan, remedi)
Standar
(materi dan proses)
Konteks
Standar
13. Perbandingan Kurikulum dari Masa ke Masa
No Kurikulum .... – 1994 Kurikulum 2004 – 2006 Kurikulum 2013
1 Basis materi Basis produk Basis praksis
2 Fokus pada ranah
pengetahuan
Mapel berkontribusi pada
kompetensi tertentu
Mapel berkontribusi pada
semua ranah kompetensi
2 Produk dan proses
ditentukan dari materi
Produk ditentukan dari
materi, proses ditentukan
terpisah
Materi dan proses
diturunkan dari produk
2 Penekanan pada rencana Penekanan pada hasil Penekanan keselarasan
rencana, kegiatan, hasil
3 Keseragaman materi Keseragaman hasil Keseragaman materi,
proses dan hasil
4 Pemantauan pelaksanaan
silabus dan RPP standar
Penilaian hasil yang sangat
ketat (harusnya), mis. UN
Penilaian proses dan hasil
secara utuh
5 Menggunakan materi
sebagai konteks
Menggunakan materi sebagai
konteks
Menggunakan tema
populer sebagai konteks
Arah Pengembangan: Kurikulum sebagai Praksis Kontekstual13
15. Manajemendan
Kepemimpinan
IklimAkademikdan
BudayaSekolah
Kesiapan:
-Fisik
-Emosional
-Intelektual
- Spiritual
Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum
PesertaDidik
Pembelajaran
Lulusanyang
KompetenKurikulum
(SKL, Struktur Kurikulum, Standar-standar: Isi, Proses, dan Penilaian)
Pribadi beriman, bertakwa, berakhlak mulia
Pembelajar yang Sukses *
Individu yang Percaya Diri
WN yang Bertanggung Jawab
Kontributor Peradaban yang Efektif
* tidak pernah berhenti belajar
Kebutuhan:
-Individu
-Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia
-Peradaban
Kelayakan:
-Materi
-Metode Penyampaian
-Metode Penilaian
Buku Pegangan (Buku Babon)
(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru)
Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan Guru
Psikologi Pedagogi Sosio-eko-kultural
15
20. -Rehab Gedung Sekolah
-Penyediaan Lab dan
Perpustakaan
-Penyediaan Buku
Kurikulum 2013
-BOS
-Bantuan Siswa Miskin
-BOPTN/Bidik Misi (di PT)
Manajemen Berbasis Sekolah
-Peningkatan Kualifikasi &
Sertifikasi
-Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi
-Uji Kompetensi dan
Pengukuran Kinerja
Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar
Sedang Dikerjakan
Telah dan terus
Dikerjakan
20
21. 100 tahun kemerdekaan"Bonus Demografi"
Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045
SDM
Usia Produktif
Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten
Beban
Pembangunan
Modal
Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
-Kurikulum
- PTK
-Sarpras
-Pendanaan
-Pengelolaan
21
8SNP
22. Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012)
....Indonesia’s economy has enormous promise...
.... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....
Perlu dipersiapkan
social engineering
Perlu peningkatan
akses, kualitas dan
relevansi pendidikan
22
23. Pengaruh Kualitas Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
•Kualitas pendidikan
berpengaruh positif thd
pertumbuhan ekonomi
dengan koefisen kontribusi
hampir 2 kali
•Untuk negara dengan PDB
/Kapita dibawah rata-rata
dunia, koefisien ini bernilai
lebih tinggi yaitu 2.28
•Kualitas pendidikan
berpengaruh terhadap
produktivitas tenaga kerja
World Bank, Education Quality and Economic Growth, 2009 23
25. Pembangunan
Ekonomi Berbasis
Sumberdaya
Sumber Daya Alam
sebagai
Modal Pembangunan
Sumber Daya Manusia
sebagai
Beban Pembangunan
Pembangunan
Kesejahteraan Berbasis
Peradaban
Peradaban sebagai
Modal Pembangunan
SDM Beradab
sebagai
Modal Pembangunan
Dekade 2020an dsts/d Dekade 1980an
Pendidikan
Kekayaan
Peradaban
Pendidikan, dalam jangka panjang, adalah faktor tunggal paling menentukan melebarnya jurang
kesenjangan, oleh karena itu investasi dalam bidang pendidikan adalah cara logis untuk
menghilangkan kesenjangan tersebut
Penduduk Sebagai
Pasar/Pengguna
Penduduk Sebagai
Kreator/Disiminator
Pergeseran Paradigma Pembangunan
25
Pembangunan
Ekonomi Berbasis
Pengetahuan
Pengetahuan sebagai
Modal Pembangunan
SDM Berpengetahuan
sebagai
Modal Pembangunan
Dekade 1990an-2010an
Penduduk Sebagai
Pelaku/Kontributor
Kekayaan
Pengetahuan
Kekayaan
Pengetahuan
Pendidikan
26. Pembangunan Kesejahteraan Berbasis Peradaban
Modal Sosial-
Budaya
Modal Individu
Modal
Pengetahuan/
Keterampilan
Modal
Peradaban
Modal
SDM
-Sikap
-Keterampilan
-pengetahuan
Pembangunan
Kesejahteraan
26
Terwujud Melalui
Keutuhan ASK
Modal Sistem
Pemerintahan
Global Prosperity Index menempatkan Indonesia pada urutan ke
63, dengan modal sosial-budaya menempati urutan ke 27
27. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan, Bahasa, dan Kebudayaan
Tuhan
Masyarakat
Alam
Manusia
-Pikiran
-Perasaan
Pengetahuan
Budaya
IPTEK
Seni
Peradaban
(pengalaman)Interaksi
Abstraksi
Ekspresi
Eksistensi
Internalisasi
Aktualisasi
Pendidikan
Pembudayaan
Membentuk Insan Indonesia yang Beradab
-Logika
-Etika
-Estetika
-Spiritual
ita
Kompetensi Inti IV (SD/MI): Menyajikan Pengetahuan yang dimiliki dengan bahasa yang
jelas, logis, sistematis, dengan karya yang estetis, dan dengan tindakan yang
mencerminkan anak beriman dan berakhlak mulia
Bahasa
27
Utuh
29. Informasi
(tersedia dimana saja, kapan saja)
Komputasi
(lebih cepat memakai mesin)
Otomasi
(menjangkau segala pekerjaan rutin)
Komunikasi
(dari mana saja, ke mana saja)
Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber
observasi, bukan diberi tahu
Pembelajaran diarahkan untuk mampu
merumuskan masalah [menanya], bukan hanya
menyelesaikan masalah [menjawab]
Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir
analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir
mekanistis [rutin]
Pembelajaran menekankan pentingnya
kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan
masalah
Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21
Model PembelajaranCiri Abad 21
29
30. Pembelajaran dan Inovasi
• Kreatif dan inovasi
• Berfikir kritis menyelesaikan masalah
• Komunikasi dan kolaborasi
Informasi, Media and
Teknologi
• Melek informasi
• Melek Media
• Melek TIK
Kehidupan dan Karir
• Fleksibel dan adaptif
• Berinisiatif dan mandiri
• Keterampilan sosial dan budaya
• Produktif dan akuntabel
• Kepemimpinan&tanggung jawab
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Kerangka Kompetensi Abad 21
Kerangka ini menunjukkan bahwa
berpengetahuan [melalui core
subjects] saja tidak cukup, harus
dilengkapi:
-Berkemampuan kreatif - kritis
-Berkarakter kuat [bertanggung
jawab, sosial, toleran, produktif,
adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi
Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 30
31. Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Kerangka Kompetensi Abad 21
•Mendukung Keseimbangan
penilaian: tes standar serta
penilaian normatif dan sumatif
•Menekankan pada pemanfaatan
umpan balik berdasarkan kinerja
peserta didik
•Membolehkan pengembangan
portofolio siswa
•Menciptakan latihan pembelajaran,
dukungan SDM dan infrastruktur
•Memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagi pengalaman
dan integrasinya di kelas
•Memungkinkan peserta didik untuk
belajar yang relevan dengan konteks
dunia
•Mendukung perluasan keterlibatan
komunitas dalam pembelajaran,
baik langsung maupun online
Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak
hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain
termasuk portofolio siswa. Disamping itu dierlukan
dukungan lingkungan pendidikan yang memadai
31
33. Sumber: World Economic Forum. The Global Competitiveness Report 2012–2013.
Augusto López-Claros. The Innovation for Development Report 2010–2011.
y = 0,051x + 1,6176
Koef Korelasi = 0,91
0
1
2
3
4
5
6
7
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
CompetitivenessScore
Innovation Score
Indonesia
GCI: Global Competitiveness Index
ICI: Innovation Capability Index
Grafik Hubungan Inovasi dan Daya Saing
33
34. Source: Martin Prosperity Institute. 2011. Creativity and Prosperity: The Global Creativity Index.
Koef Korelasi = 0,84
34
35. Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training
Pemahaman Lama Pemahaman Baru
Terbatas untuk seni Untuk semua mata pelajaran
Murni bakat Keterampilan yang dapat dipelajari
Originalitas Originalitas dan nilai (asas manfaat)
Tidak perlu pengetahuan pendukung Pengetahuan lapangan sangat
diperlukan
Terobosan besar Keterampilan berfikir (kontribusi
dalam pengembangan)
Free play (bebas) dan discovery Stimulation play (terarah) dan
discovery
Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja,
sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif
35
36. Pengertian Kreativitas % Setuju
Berlaku untuk setiap ranah pengetahuan 98
Berlaku untuk tiap mata pelajaran 96
Tidak terbatas pada seni 86
Tiap orang dapat menjadi kreatif 88
Bakat bawaan lahir 21
Keterampilan dasar yang sebaiknya dikembangkan di sekolah 95
Dapat diajarkan 70
Dapat dinilai 50
R. Cachia and A. Ferrari. 2010. Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe.
JRC Scientific & Technical Reports.
Persepsi & Pemahaman Guru Ttg Kreativitas
36
(tidak mudah menilai kreativitas tantangan bagi sistem pendidikan, bukan dihindari)
37. 37
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamat]
- Questioning [menanya]
- Experimenting [mencoba]
- Associating [menalar]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman
personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning]
untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk
bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
37
Pembelajaran berbasis
kecerdasan tidak akan
memberikan hasil siginifikan
(hanya peningkatan 50%)
dibandingkan yang berbasis
kreativitas (sampai 200%)
38. Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity:
what can we learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk:
- mencoba,
- menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi,
- memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian,
• memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan
spontan/ekspresif
38
39. Proses Karakteristik Penguatan
Pembelajaran
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery
learning]
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
Penilaian
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi
Menekankan pada pertanyaan yang mebutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
Arah Pengembangan: Penguatan Proses
39
41. 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Refleksi dari Hasil PISA 2009
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Level 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
Below Level 1
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100% Level 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1b
Level 1a
Hampir semua siswa Indonesia hanya
menguasai pelajaran sampai level 3
saja, sementara negara lain banyak yang sampai
level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa
semua manusia diciptakan sama, interpretasi
dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan
berbeda dengan tuntutan zaman
penyesuaian kurikulum
Matematika IPA
Bahasa
41
42. 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
ChineseTaipei
Singapore
Korea,Rep.of
Japan
Turkey
Malaysia
Thailand
Iran
SaudiArabia
Morocco
Indonesia
Very Low Low Intermediate High Advance
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
ChineseTaipei
Korea,Rep.of
Singapore
Japan
Turkey
Thailand
Malaysia
Iran
Indonesia
Morocco
SaudiArabia
Very Low Low Intermediate High Advance
Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional
42
43. 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Singapore
ChineseTaipei
Japan
Korea,Rep.of
Malaysia
Thailand
Turkey
Iran
Indonesia
Morocco
SaudiArabia
Very Low Low Intermediate High Advance
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Singapore
ChineseTaipei
Korea,Rep.of
Japan
Turkey
Iran
Malaysia
Thailand
SaudiArabia
Indonesia
Morocco
Very Low Low Intermediate High Advance
Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional
43
44. 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Singapore
ChineseTaipei
Iran
SaudiArabia
Indonesia
Morocco
Very Low Low Intermediate High Advance
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Singapore
ChineseTaipei
Iran
Indonesia
Morocco
Very Low Low Intermediate High Advance
Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV
2006 2011
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari
50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa
semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia
berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional
44
45. TIMSS dan PIRLS membagi soal-soalnya menjadi empat
katagori:
– Low mengukur kemampuan sampai level knowing
– Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
– High mengukur kemampuan sampai level reasoning
– Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with
incomplete information
Model Soal TIMSS
45
46. Domain Topics
Biology 1. Major organs and organ systems in humans and other organisms
2. Cells and their functions, including respiration and photosynthesis as cellular process
3. Reproduction and heredity
4. Role of variation & adaptation in survival/extinction of species in a changing environ.
5. Interdependence of populations of organisms in an ecosystem
6. Reasons for increase in world’s human population and its effects on the environment
7. Human health (infection, prevention, immunity) and the importance of diet & exercise
Chemistry 1. Classification, composition, and particulate structure of matter (inside atom)
2. Solutions (solvent, solute, concentration/dilution, effect of temperature on solubility)
3. Properties and uses of common acids and bases
4. Chemical change (transformation, conservation, oxidation)
Physics 1. Physical states and changes in matter
2. Energy forms, transformations, heat, and temperature
3. Basic properties/behaviors of light and sound
4. Electric circuits and properties and uses of permanent magnets and electromagnets
5. Forces and motion (forces, basic description of motion, effects of density & pressure)
Earth
Science
1. Earth’s structure and physical features
2. Earth’s processes, cycles, and history
3. Earth’s resources, their use, and conservation
4. Earth in the solar system and the universe
Perbandingan Kurikulum IPA SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS
Merah: Belum Diajarkan di Kelas VIII
46
47. Domain Topics
Number 1. Computing, estimating, or approximating with whole numbers
2. Concepts of fractions and computing with fractions
3. Concepts of decimals and computing with decimals
4. Representing, comparing, ordering, and computing with integers
5. Problem solving involving percents and proportions
Algebra 1. Numeric, algebraic, and geometric patterns or sequences
2. Simplifying and evaluating algebraic expressions
3. Simple linear equations and inequalities
4. Simultaneous (two variables equations)
5. Representation of functions as ordered pairs, tables, graphs, words, or equations
Geometry 1. Geometric properties of angles and geometric shapes
2. Congruent figures and similar triangles
3. Relationship between three-dimensional shapes and their two-dimensional represent.
4. Using appropriate measurement formulas for perimeters, circumferences, areas, surface
areas, and volumes
5. Points on the Cartesian plane
6. Translation, reflection, and rotation
Data &
Chances
1. Reading and displaying data using tables, pictographs, bar, pie, and line graphs
2. Interpreting data sets
3. Judging, predicting, and determining the chances of possible outcomes
Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa
kelas VIII yang mengikuti TIMSS
Perbandingan Kurikulum Matematika SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS
Merah: Belum Diajarkan di Kelas VIII
47
48. Domain Topics
Number 1. Concepts of whole numbers, including place value and ordering
2. Adding, subtracting, multiplying, and/or dividing with whole numbers
3. Concepts of fractions
4. Adding and subtracting with fractions
5. Concepts of decimals, including place value and ordering
6. Adding and subtracting with decimals
7. Number sentences
8. Number patterns
Geometry
Shapes and
Measu-
rement
1. Lines: measuring, estimating length of; parallel and perpendicular lines
2. Comparing and drawing angles
3. Using informal coordinate systems to locate points in a plane
4. Elementary properties of common geometric shapes
5. Reflections and rotations
6. Relationships between two-dimensional and three-dimensional shapes
7. Finding and estimating areas, perimeters, and volumes
Data
Display
1. Reading data from tables, pictographs, bar graphs, or pie charts
2. Drawing conclusions from data displays
3. Displaying data using tables, pictographs, and bar graphs
Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa
kelas IV yang mengikuti TIMSS
Perbandingan Kurikulum Matematika SD Kelas IV dan Materi TIMSS
Merah: Belum Diajarkan di Kelas IV
48
49. Persentase Siswa SMP Kelas VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (IPA)
Source: TIMSS 2011 International Science Report.
All Science
(20 Topics)
Biology
(7 Topics)
Chemistry
(4 Topics)
Physics
(5 Topics)
Earth Science
(4 Topics)
Iran 91 82 98 98 91
Turkey 89 93 99 97 63
Saudi Arabia 88 86 91 85 92
Thailand 74 69 92 67 72
Chinese Taipei 68 92 98 59 5
Indonesia 67 73 82 79 27
Singapore 65 63 80 83 31
Malaysia 63 61 80 72 38
Morocco 57 56 59 55 62
Japan 57 35 86 76 41
Korea, Rep.Of 54 38 42 79 64
Walaupun hampir semua materi IPA ada pada kurikulum, tetapi tidak semua memperoleh
pelajaran tersebut. Menunjukkan banyak materi kurikulum yang tidak diajarkan . Hal ini sangat
mungkin terkait dengan kemampuan profesi guru, mengajarkan apa yang mereka pahami, dan
melompati yang mereka merasa kurang paham
49
50. Pesersentase Siswa SMP Kls VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (Matematika)
Source: TIMSS 2011 International Mathematics Report.
All Mathematics
(19 Topics)
Number
(5 Topics)
Algebra
(5 Topics)
Geometry
(6 Topics)
Data and Chance
(3 Topics)
Turkey 94 100 92 89 98
Korea, Rep.Of 92 100 91 92 81
Saudi Arabia 92 99 85 93 88
Japan 91 99 92 93 75
Singapore 88 99 94 75 83
Malaysia 84 98 73 93 63
Iran 80 100 74 81 58
Chinese Taipei 79 99 97 84 4
Thailand 77 98 62 80 65
Indonesia 69 97 84 61 12
Morocco 62 97 61 46 35
Mengingat tidak semua materi matematika TIMSS terdapat pada kurikulum, sehingga wajar apabila
persentase siswa yang telah diajar materi TIMSS adalah rendah
50
51. PKN KTSP 2006 Kelas IV PKN KTSP 2006 Kelas V
• Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan desa dan pem. kecamatan
• Menggambarkan struktur organisasi desa dan
pemerintah kecamatan
• Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
• Menggambarkan struktur organisasi
kabupaten, kota, dan provinsi
• Mengenal lembaga-lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti
MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK
• Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat
pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan
para Menteri
• Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang
pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional
• Memberikan contoh sederhana pengaruh
globalisasi di lingkungannya
• Menentukan sikap terhadap pengaruh
globalisasi yang terjadi di lingkungannya
• Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
• Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
• Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
• Pengertian dan pentingnya peraturan
perundang-undangan tingkat pusat dan daerah
• Memberikan contoh peraturan perundang-
undangan tingkat pusat dan daerah, seperti
pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok
• Mendeskripsikan pengertian organisasi
• contoh organisasi di lingkungan sekolah dan
masyarakat
• Menampilkan peran serta dalam memilih
organisasi di sekolah
• Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
• Mematuhi keputusan bersama
Warna merah: terlalu berat bagi siswa SD 51
Tingkat Kesulitan Mata Pelajaran
52. • Evaluasi ulang ruang lingkup materi:
– Meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan
bagi siswa
– Mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan
siswa
– Menambahkan materi yang dianggap penting dalam
perbandingan internasional
• Evaluasi ulang kedalaman materi sesuai dengan
tuntutan perbandingan internasional [s/d reasoning]
• Menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan
materi yang dibutuhkan
Arah Pengembangan: Penguatan Materi
52
56. Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sikap
Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sosial berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis,
bertanggung jawab
Pengetahuan berilmu
Keterampilan cakap dan kreatif
56
57. Pembelajaran
Peran Kurikulum sebagai Integrator
Sistem Nilai, Pengetahuan dan Keterampilan
Sistem
Nilai
Kompetensi:
-Sikap
-keterampilan
-Pengetahuan
Aktualisasi
(Action)
Internalisasi
(Reflection)
Watak/
Perilaku
Individu
Kurikulum
PTK dan dukungan lain: SarPras,...
-Produktif
-Inovatif
-Peduli
-...
Watak/Perilaku Kolektif
57
58. Peran Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan
BangsayangCerdas
Intelektual
Spiritual
Sosial
Kinestesis
Produktif
Inovatif
Bangsayang
Kolaboratif-Kompetitif
BangsaBerpengetahuandanBerbudaya
BangsayangBeradab
Kebudayaan
Kultural Afektif
58
Kreatif
59. Kurikulum yang dapat
menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif, Kreatif,
Inovatif,
Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan
yang terintegrasi
Produktif
Kreatif
Inovatif
Afektif
59
Tema Pengembangan Kurikulum 2013
(Sesuai UU 20/2003)
65. Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58 cm)
58 cm
38 cm
83 cm
92 cm
86 cm
Lengan Kiri Lengan KananMuka KananMuka Kiri Belakang
saku
kerah
Pola Pikir Kurikulum 2013
65
66. Arah Rancangan: Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan
Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan
melalui Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk
sikap, pembentuk keterampilan, dan
pembentuk pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain,
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti (tiap kelas)
6 Kurikulum adalah bagian dari Standar Isi Kurikulum adalah turunan dari
SKL, SI, Proses, Penilaian 66
67. Elemen Ukuran Tata kelola KTSP 2006 Kurikulum 2013
Guru
Kewenangan Hampir mutlak Terbatas
Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi. Bagi yang
rendah masih terbantu
dengan adanya buku
Beban Berat Ringan
Efektivitas waktu untuk
kegiatan pembelajaran
Rendah [banyak waktu
untuk persiapan]
Tinggi
Buku
Peran penerbit Besar Kecil
Variasi materi dan proses Tinggi Rendah
Variasi harga/beban siswa Tinggi Rendah
Siswa
Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya
pada guru
Tidak sepenuhnya tergantung
guru, tetapi juga buku yang
disediakan pemerintah
Pemantauan
Titik Penyimpangan Banyak Sedikit
Besar Penyimpangan Tinggi Rendah
Pengawasan Sulit, hampir tidak
mungkin
Mudah
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
67
68. Proses Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013
Penyusunan
Silabus
Guru Hampir mutlak [dibatasi
hanya oleh SK-KD]
Pengembangan dari yang
sudah disiapkan
Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak
Pemerintah Daerah Supervisi penyusunan Supervisi pelaksanaan
Penyediaan
Buku
Penerbit Kuat Lemah
Guru Hampir mutlak Kecil, untuk buku pengayaan
Pemerintah Kecil, untuk kelayakan
penggunaan di sekolah
Mutlak untuk buku teks
Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Guru Hampir mutlak Kecil, untuk pengembangan
dari yang ada pada buku teks
Pemerintah Daerah Supervisi penyusunan dan
pemantauan
Supervisi pelaksanaan dan
pemantauan
Pelaksanaan
Pembelajaran
Guru Mutlak Hampir mutlak
Pemerintah Daerah Pemantauan kesesuaian
dengan rencana [variatif]
Pemantauan kesesuaian
dengan buku teks [terkendali]
Penjaminan
Mutu
Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu
besar
Mudah, karena mengarah
pada pedoman yang sama
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
68
69. Rantai Pasok Kurikulum
Kurikulum Yang Dirumuskan
Kurikulum Yang Dituliskan (Global)
Kurikulum Yang Dibukukan
Kurikulum Yang Diajarkan
Kurikulum Yang Diserap
Kurikulum Yang Dituliskan (Rinci)
PeranGuru
Peran
Pemerintah
KTSP2006
Peran
Guru
PeranPemerintah
Kurikulum2013
PeranGuruPeranPemerintah
KBK2004
Penyimpangan
Penyimpangan
Penyimpangan
Penyimpangan
Penyimpangan
Catatan: Penyimpangan dapat bernilai positif atau negatif tergantung pelakunya 69
70. Peran-Tugas Pemerintah
Peran-TugasGuru/Satdik
Efektivitaswaktupembelajaran
Kurikulum
2013
KBK 2004
KTSP 2006
Alokasiwaktupersiapansilabus
danreviewbuku
Efektivitas waktu pembelajaran
Alokasi waktu guru untuk persiapan
silabus dan review buku ajar
Pembagian Peran-Tugas Pemerintah dan Satuan Pendidikan/Guru
serta Efektivitas Waktu Pembelajaran
... Kurikulum 2013 memberikan kesempatan yang lebih besar bagi guru/satuan pendidikan untuk
meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran ..... 70
71. Penyesuaian PP 19/2005 PP 32/2013
Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No. 54/2013)
Standar Isi
(No. 64/2013)
Standar Proses
(No. 65/2013)
Standar
Penilaian
(No. 66/2013)
KD dan Struktur Kurikulum SD/MI (No. 67/ 2013)
KD dan Struktur Kurikulum SMP/MTs (No. 68/2013)
KD dan Struktur Kurikulum SMA/MA (No. 69/2013)
KD dan Struktur Kurikulum SMK/MAK (No. 70/2013)
Buku Teks Pelajaran (No. 71/2013)
71
73. Rumusan Konteks dalam Kurikulum 2013
Dunia (Peradaban) Global
Negara
Sosial-Ekonomi-Budaya
Sat
Pendidikan
Keluarga
Peserta
Didik
SD
SMP
SMA/KPT 73
74. Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013 SP
Applying
Under-
standing
Knowing/
Remembering
Analyzing
Evaluating
Valuing
Responding
Accepting
Organizing/
Internalizing
Characterizing/
Actualizing
Experi-
menting
Questioning
Observing
Associating
Communicating
Knowledge
(Bloom)
Skill
(Dyers)
Attitude
(Krathwohl)
S
D
SMP
SMA/K
PT
Creating
74
Applying
Under-
standing
Knowing/
Remembering
Analyzing
Evaluating
Knowledge
(Bloom)
2006 2013
Perluasan dan pendalaman dalam proses pencapaian kompetensi
75. Mengetahui Memahami Menerapkan Mengana-
lisis
Mengeva-
luasi
Mencipta
Faktual
Konseptual
Prosedural
Meta-
kognitif
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA/
SMK/MAK
75
Perluasan dan pendalaman taksonomi Bloom menjadi Bloom-Anderson
Rumusan Materi (Pengetahuan) dalam Kurikulum 2013 SI
76. Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;
1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan
Rumusan Produk dalam Kurikulum 2013 SKL
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG PRODUKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH
KONKRET DAN ABSTRAK
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi +Mencipta
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN
KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN
76
78. Pembentukan Kompetensi Melalui Pembelajaran
dan Pemanfaatannya
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Pengetahuan
Keteram-
pilan
Sikap
Pembelajaran K-S-A
Pemanfaatan A-S-K
Belajar
Mengapa
Belajar Apa
Belajar
Bagaimana
78
79. Mata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata Pelajaran
Mata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranHimpunan Kompetensi Dasar
Mata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranHimpunan Kompetensi Inti
KI
Kelas IIII
KI
Kelas IV
KI
Kelas V
KI
Kelas VI
KI
Kelas IIII
KI
Kelas IV
KI
Kelas V
KI
Kelas VI
KL
SD/MI
KL
SMP/MTs
KL
SMA/K
/MA/MAK
KL
PT/PTA
ProsesPembentukan
Keterkaitan Kompetensi Lulusan antar Jenjang Pendidikan
Tujuan
Pendidikan
Nasional
ProsesPerumusan
KL : Kompetensi Lulusan
79
80. Mata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata Pelajaran
Mata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranMata PelajaranHimpunan Kompetensi Dasar
KI
Kelas I
KI
Kelas II
KI
Kelas IIII
KI
Kelas IV
KI
Kelas V
KI
Kelas VI
KI
Kelas I
KI
Kelas II
KI
Kelas IIII
KI
Kelas IV
KI
Kelas V
KI
Kelas VI
KI
Kelas I
KI
Kelas II
KI
Kelas IIII
KI
Kelas IV
KI
Kelas V
KI
Kelas VI
KI
Kelas I
KI
Kelas II
KI
Kelas IIII
KI
Kelas IV
KI
Kelas V
KI
Kelas VI
ProsesPembentukan
Keterkaitan antara Kompetensi Lulusan, Kompetensi Dasar dan
Matapelajaran untuk SD
Kompetensi
Lulusan
ProsesPerumusan
KI : Kompetensi Inti
Kompetensi
LulusanKompetensi
Lulusan
80
.. Kurikulum 2013 menekankan pentingnya penguatan
kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
lulusan
83. Elemen Perubahan
Elemen Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Kompetensi
Lulusan
• Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang
Materi (ISI) • Adanya keseimbangan antara materi untuk mendukung kemampuan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
• Semua konten mendukung ketiga kompetensi diatas secara berimbang
Pendekatan
(ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:
• Tematik Integratif
dalam semua mata
pelajaran
•Mata pelajaran
IPA dan IPS
masing-
masingnya
adalah terpadu
•Mata pelajaran
wajib, peminatan,
lintas minat, dan
pendalaman minat
•Kompetensi
keterampilan
yang sesuai
dengan standar
industri
Proses
pembelajaran
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menalar, Menyajikan, dan
Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan 83
84. Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Penilaian hasil
belajar
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilaian melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian dan penilaian mandiri oleh siswa
Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib)
• UKS
• PMR
• Bahasa Inggris
• Pramuka (wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
• Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam
permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari
pramuka)
Elemen Perubahan
84
85. KTSP 2006 Kurikulum 2013
Materi didominasi pengetahuan Materi memuat secara berimbang antara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap,
keterampilan, pengetahuan]
Mata pelajaran dirancang berdiri
sendiri dan memiliki standar
kompetensi lulusan sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan
memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti
tiap kelas
Bahasa Indonesia sejajar dengan
mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap dan
keterampilan berbahasa}
Tiap mata pelajaran diajarkan
dengan pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang
sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar,....
Tiap jenis konten pembelajaran
diajarkan terpisah [separated
curriculum]
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan
terpadu satu sama lain [cross curriculum atau integrated
curriculum]
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan
penggerak konten pembelajaran lainnya
Tematik untuk kelas I – III [belum
integratif]
Tematik Integratif untuk Kelas I – VI
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 untuk SD/MI
85
86. Pelaku Beban Penyelesaian
Guru
Menyusun Silabus Disediakan buku pegangan
guruMencari buku yang sesuai
Mengajar beberapa mata pelajaran dengan cara
berbeda
Pendekatan tematik
terpadu menggunakan satu
buku untuk semua mata
pelajaran sehingga dapat
selaras dengan kemampuan
Bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi dan carrier of
knowledge
Mengajar banyak mata pelajaran
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghela
mata pelajaran yang lain sehingga selaras
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembahasan
Murid
Mempelajari banyak mapel
Mempelajarai mata pelajaran dengan cara
berbeda
Membeli buku Penyedian buku teks oleh
pemerintah/daerahMembeli lembar kerja siswa
Arah Rancangan: Penyesuaian Beban Guru dan Siswa SD
86
87. Agama
Pancasila &
Kewarganegaraan
Bahasa
Indonesia
IPA
IPS
Seni Budaya &
Prakarya
Olahraga &
Kesehatan
Matematika
Sumber Kompetensi
Pend. Agama &
Budi Pekerti
Buku
Tema
(Tematik
Terpadu)
Guru PJOK
Siswa
Sekolah
Dasar
Buku Aktivitas Guru
Sikap,Pengetahuan,Keterampilan
Guru
Kelas
Guru PA&BP
Pembelajaran Sekolah Dasar Versi Kurikulum 2013
Buku
Tema
(Tematik
Terpadu)
Buku
Tema
(Tematik
Terpadu)
Buku
Tema
Terpadu:
-Dalam Mapel
(Intra-disiplin)
-Antar Mapel
(Inter-disiplin)
-Luar Mapel
/Kontekstual
(Trans-disiplin)
(Bahasa Indonesia sebagai
penghela mapel lain) 87
88. KTSP 2006 Kurikulum 2013
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
[sikap, keterampilan, pengetahuan]
Mata pelajaran dirancang berdiri
sendiri dan memiliki kompetensi
dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang
lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
Bahasa Indonesia sebagai
pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier
of knowledge
Tiap mata pelajaran diajarkan
dengan pendekatan yang
berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan
yang sama, yaitu pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Kurangnya penekanan pada
kemampuan prosedural
Semua mata pelajaran menekankan pentingnya
prosedur rinci dalam penyelesaian masalah
TIK adalah mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan
sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
Perbedaan Esensial Kurikulum SMP
88
89. KTSP 2006 Kurikulum 2013
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap,
keterampilan, pengetahuan] dengan penekanan yang berbeda
Mapel dirancang berdiri
sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki
kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
Bahasa Indonesia sebagai
pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan yang berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama,
yaitu pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar,....
Untuk SMA, ada penjurusan
sejak kelas XI
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan,
antar minat, dan pendalaman minat
SMA dan SMK tanpa
kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait
dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Penjurusan di SMK sangat
detil [sampai keahlian]
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang studi],
didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman
Perbedaan Esensial Kurikulum SMA/K
89
91. • Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak melihat dunia
sebagai suatu keutuhan yang terhubung, bukannya
penggalan-penggalan lepas dan terpisah.
• Mapel-mapel sekolah dasar dengan definisi kompetensi
yang berbeda menghasilkan banyak keluaran yang sama.
• Keterkaitan satu sama lain antar mapel-mapel sekolah
dasar menyebabkan keterpaduan konten pada berbagai
mapel dan arahan bagi siswa untuk mengaitkan antar
mapel akan meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
Pentingnya Tematik Terpadu
91
92. • Fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya
dengan kebutuhan siswa
• Menyatukan pembelajaran siswa untuk konvergensi
pemahaman yang diperolehnya sambil mencegah terjadinya
inkonsistensi antar mata pelajaran
• Merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan
lingkungannya
• Selaras dengan cara anak berfikir, dimana hasil penelitian
otak mendukung teori pedagogi dan psikologi bahwa anak
menerima banyak hal dan mengolah dan merangkumnya
menjadi satu. Sehingga mengajarkan secara holistik terpadu
adalah sejalan dengan bagaimana otak anak mengolah
informasi.
92
Manfaat Tematik Terpadu
93. Keterpaduan
Dalam Mapel Antar Mapel Luar mapel
Intra-
Disipliner
(Integrasi Vertikal)
Trans-
Disipliner
Multi-
Disipliner
Inter-
Disipliner
(Integrasi Horisontal)
(Inter-dependen) (Basis Konteks,
melalui Observasi )
Ruang Lingkup Keterpaduan dan Prosesnya
93
95. SOSIALISASI
Reviu Analisis Rancang Bangun Kurikulum 2013
UJI PUBLIK FINALISASI
29 Nov – 23 Des 2012 24 Des 2012 – Mar 2013 Jan – Juni 2013
Metode Uji Publik:
1. Dialog Tatap Muka di 33 Provinsi
2. Dialog Virtual (Online)
3. Tertulis
Sosialisasi diberikan kepada:
1. Guru, Kepala Sekolah,
pengawas Sekolah
2. Dinas Pendidikan
3. Lembaga/Organisasi
Pendidikan (PGRI, LP Ma’arif,
Muhammadiyah, Penabur,...)
4. Media Massa
5. ....
95
Finalisasi Bersama:
1. Wapres, UKP4
2. Nara Sumber Nasional
3. BSNP
4. Pengarah
PERUMUSAN
Perumusan Bersama:
1. Nara Sumber Nasional
2. BSNP
3. Pengarah
4. Tim Inti (Ahli)
99. Tingkat Kesiapan Implementasi
No Komponen Tingkat Kesiapan
1 Sarana Prasarana Tidak ada kebutuhan sarpras khusus
[dapat menggunakan yang sudah ada]
2 Siswa Tidak ada prasyarat khusus bagi siswa karena mulai pada awal
jenjang kelas ( SD dibagi jadi dua jenjang kelas: I-III, IV-VI)
Tidak memerlukan tambahan biaya pribadi bagi siswa
3 Buku Sebagian besar disiapkan pemerintah.
[Untuk yang tidak disiapkan, kompetensi dasarnya telah disiapkan
sehingga dapat disediakan oleh penerbit]
4 Guru Materi Sebagian besar materi adalah sama dengan kurikulum yang lalu
sehingga tidak akan menyulitkan guru
Pembelajaran Disiapkan melalui pelatihan
Penilaian Disiapkan melalui pelatihan
5 Kepala/Pengawas
Sekolah
Disiapkan melalui pelatihan terkait dengan instructional
leadershipnya
6 Manajemen Sekolah Diperlukan kesiapan manajemen sekolah dalam menghadapi
perubahan dari penjurusan menjadi peminatan, belajar melalui
pengamatan di luar kelas, adanya ekstra dan ko kurikuler ,....
(melalui panduan/pelatihan) 99
100. IKLIM DAN BUDAYA SEKOLAH
KURIKULUM
Buku
(+SarPras Lain)
Sistem Implementasi Kurikulum
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
100
101. PesertaDidik
Lulusanyang
Kompeten
Penguatan peran
pemerintah dalam
pembinaan dan
pemantauan
Penguatan
manajemen dan
budaya sekolah
Kesesuaian kompetensi
PTK dengan kurikulum
dan buku teks
Faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum
101
Kurikulum
Ketersediaan buku sebagai
bahan ajar dan sumber belajar
yang mengintegrasikan standar
pembentuk kurikulum
Faktor Penentu
Faktor Pendukung
105. Model Implementasi Kurikulum 2013
No Program Anggaran Jumlah Sekolah
Pengadaan Buku Pelatihan Guru
1 Pusat Pemerintah Pemerintah 6.410
2 Pemda Pemda Pemda Kutai Timur,
Tarakan, ....
3 Pusat-Pemda Pemda Pusat Kota Pekanbaru,
Kep. Meranti,...
4 Semi Mandiri Sekolah/Yayasan Pusat 2359
5 Mandiri Sekolah/Yayasan Sekolah/Yayasan Yayasan Cendana
(Riau),...
105
106. No Jenjang Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Siswa
1 SD 2.598 15.629 341.630
2 SMP 1.521 27.403 342.712
3 SMA 1.270 5.979 335.940
4 SMK 1.021 7.102 514.783
Jumlah 6.410 56.113 1.535.065
Cakupan Sasaran Sekolah, Siswa, dan Guru
106
Kriteria:
1. Kesiapan Sekolah (diprioritaskan eks RSBI dan Akreditasi A)
2. Kesiapan Distribusi (keterjangkauan distribusi buku)
3. Berbasis Provinsi
107. Sasaran Sekolah Kurikulum 2013 Per Provinsi
No Provinsi SD SMP SMA SMK JUMLAH
1 Aceh 41 51 30 10 132
2 Bali 74 53 29 47 203
3 Bangka Belitung 36 23 13 9 81
4 Banten 82 44 46 53 225
5 Bengkulu 33 37 16 6 92
6 D.I. Yogyakarta 64 30 29 23 146
7 DKI Jakarta 72 33 90 55 250
8 Gorontalo 35 25 8 6 74
9 Jambi 36 34 22 5 97
10 Jawa Barat 257 150 228 252 887
11 Jawa Tengah 347 209 148 177 881
12 Jawa Timur 469 222 212 150 1.053
13 Kalimantan Barat 37 26 17 7 87
14 Kalimantan Selatan 47 33 16 18 114
15 Kalimantan Tengah 24 15 8 2 49
16 Kalimantan Timur 50 39 23 27 139
107
108. Sasaran Sekolah Kurikulum 2013 Per Provinsi
No Provinsi SD SMP SMA SMK JUMLAH
17 Kep. Riau 24 15 6 10 55
18 Lampung 82 60 41 19 202
19 Maluku 18 12 5 1 36
20 Maluku Utara 9 8 4 2 23
21 Nusa Tenggara Barat 43 27 19 12 101
22 Nusa Tenggara Timur 26 16 7 2 51
23 Papua 36 19 11 6 72
24 Papua Barat 16 9 4 4 33
25 Riau 37 36 28 13 114
26 Sulawesi Barat 24 16 4 2 46
27 Sulawesi Selatan 132 64 30 29 255
28 Sulawesi Tengah 25 13 7 2 47
29 Sulawesi Tenggara 27 16 7 2 52
30 Sulawesi Utara 62 35 15 10 122
31 Sumatera Barat 163 66 34 14 277
32 Sumatera Selatan 64 33 41 13 151
33 Sumatera Utara 106 52 72 33 263
JUMLAH 2.598 1.521 1.270 1.021 6.410
Total Seluruhnya 148.660 34.570 11.637 10.684
108
110. Sebaran Sekolah Sasaran: Provinsi Aceh
http://kml.pdsp.kemdiknas.go.id/fkml.dll?id=pemetaan-kurikulum&isall=false 110SMP SMA/KSD
111. Sebaran Sekolah Sasaran
Kab. Aceh Besar, Provinsi Aceh
http://kml.pdsp.kemdiknas.go.id/fkml.dll?id=pemetaan-kurikulum&isall=false 111
Besar
SMP SMA/KSD
113. Contoh Profil SDN 1 Peukan Bada,
Kab. Aceh Besar, Provinsi Aceh
http://kml.pdsp.kemdiknas.go.id/fkml.dll?id=pemetaan-kurikulum&isall=false
NPSN : 10107324
Tingkat Sekolah : SD
Status : Negeri
Tahun Berdiri : 1981
5°32'55.66"N
95°14'5.87"E
113
114. Contoh Profil SMPN 1 Darul Imarah,
Kab. Aceh Besar, Provinsi Aceh
http://kml.pdsp.kemdiknas.go.id/fkml.dll?id=pemetaan-kurikulum&isall=false 114
NPSN : 10100210
Tingkat Sekolah : SMP
Status : Negeri
Tahun Berdiri : 1981
5°30'55.11"N
95°19'38.75"E
115. No Jenjang
Satuan
Kelas Tahun
2013 2014 2015
1 SD I 2% 100% 100%
II 100% 100%
III 100%
IV 2% 100% 100%
V 100% 100%
VI 100%
2 SMP VII 4% 100% 100%
VIII 100% 100%
IX 100%
3 SMA/SMK X 10% 100% 100%
XI 100% 100%
XII 100%
Skala Implementasi
115
117. Model Buku Kurikulum 2013
• Buku berbasis aktivitas untuk semua jenjang sekolah,
terutama untuk SD/MI
• Tiap pembahasan menggunakan pendekatan
kontekstual (idealnya transdisipliner)
• Mengajak siswa untuk mencari tahu berdasarkan
konteks pembahasannya
• Pendekatan terpadu untuk buku SD/MI dan IPA-IPS
SMP/MTs
• Tiap pembahasan mencakup tiga ranah kompetensi:
pengetahuan, keterampilan, sikap
• Tiap bab/tema memuat satu atau lebih projek untuk
dikerjakan dan disajikan siswa
121. 6
Region
Instruktur Nasional
Guru Inti
Guru Inti
Guru Inti
Pelatihan Guru Inti
Catatan: 1. Pelatihan dilaksanakan untuk tiap kelompok guru mapel/guru kelas
2. Mapel SD (PJOK, Seni Budaya Prakarya, Agama) bergabung ke kelompok guru kelas
3. Guru Agama SMP bergabung ke Kelompok PPKn
4. Kepala Sekolah mengikuti pelatihan guru dengan jam tambahan
LPMP
Guru Inti
Guru
Sasaran
Guru
Sasaran
Guru
Sasaran
Pelatihan Guru
Jakarta
Nara Sumber
Instrukt. Nas
Instrukt. Nas.
Instrukt. Nas
Pelatihan Instruktur
Nasional
Model Pelatihan Guru
121
Kuantitas dan kualitas pemahaman guru sasaran tidak kurang dari kriteria minimal (buku)
122. Hirarki Peran Dalam Implementasi Kurikulum 2013
122
PENGAWAS
INTI
KEPALA
SEKOLAH
INTI
GURU INTI
PENGAWAS
KEPALA
SEKOLAH
GURU KELAS/
GURU MAPEL
PENGAWAS SENIOR
123. NARA SUMBER NASIONAL, INSTRUKTUR NASIONAL, GURU INTI, DAN GURU
SASARAN
Pejabat
Kemdikbud
Ahli Pendidikan
Praktisi
Pendidikan
Unsur lain
WI
PPPPTK -
LPMP
(Penulis Bahan
Pelatihan)
DOSEN
Penulis Bahan
Ajar
Non Penulis
Bahan Ajar
NS GURU
IN
(Guru sasaran
yang terpilih
sebagai Instruktur
Nasional)
WI
PPPPTK -
LPMP
(Penulis dan Non
Bahan Pelatihan)
DOSEN
Penulis Bahan
Ajar
IN GURU
IN
(Guru sasaran
yang terpilih
sebagai Instruktur
Nasional)
GURU INTI
(Guru sasaran
yang terpilih
sebagai Guru
Inti)
GI
GURU
SASARAN
GS
JAKARTA JAKARTA
6
REGION
LPMP -
PPPPTK
MASTER TRAINING
(Mengawasi, Memantau,
Mensupervisi Klinis dan
Melaporkan Proses Pelatihan
GURU YANG
MENGIMPLEMENTASIKAN
KURIKULUM 2013
GURU
IN
(Guru sasaran
yang terpilih
sebagai
Instruktur
Nasional)GURU INTI
(Guru sasaran
yang terpilih
sebagai Guru
Inti)
123
124. Indikator Keberhasilan Pelatihan
No. Komponen Indikator
1. Peserta
pelatihan
• Memahami isi pesan kurikulum 2013 secara komprehensif
• Mampu menerapkan pembelajaran tematik terintegrasi dan kontekstual
• Memahami pendekatan scientific
• Mampu menerapkan kemampuan berfikir tingkat tinggi
• Mampu membangun budaya pembelajaran yang aktif, menantang, dan
menyenangkan
• Mampu menunjukkan keteladanan khususnya tentang kejujuran, disiplin,
kebersihan, dan tanggung jawab
• Terlaksananya proses penilai an yang berbasis pada sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
• ∆ (X2 – X1)> 0, signifikan; X2 : Postest; X1 : Pretest
2. Instruktur • Memiliki Integritas, kesiapan, dan kesungguhan Instruktur
• Memiliki kemampuan yang berkualitas tentang konsep keilmuan dan
menyampaikannya kepada peserta,
• Memiliki kualitas interaksi termasuk kemampuan membangkitkan suasana
pelatihan yang kreatif.
3. Proses • Rancangan program dapat terlaksana dengan baik
• Kesesuaian pendekatan, metode, dan teknik dengan standar kompetensi
• Kesesuaian aktivitas dengan produk-produk kegiatan
4. Penilaian • Ketaatan pelaksanaan penilaian dengan prinsip, asas dan prosedur.
• Kecukupan dan kesesuaian pendekatan penilaian
• Kualitas penerapan authentic assesment
• Pemanfaatan penilaian terhadap perbaikan (feed back) 124
125. Esensi Pelatihan Nara Sumber
• Memahami pandangan dan pesan-pesan Nara Sumber Nasional
Kurikulum 2013 sebagai bagian dari kurikulum tidak tertulis
(hidden curriculum) untuk melengkapi yang tertulis (written
curriculum) sehingga dapat memperkaya kurikulum yang
diajarkan (taught/delivered curriculum)
• Memahami kebutuhan dan arah perubahan pola pikir PTK
supaya Kurikulum 2013 dapat diimplemenkan dengan baik
• Memahami filosofi, rasional, dan konsep Kurikulum 2013 dan
perbedaannya dengan kurikulum sebelumnya
• Memahami standar-standar yang dipergunakan sebagai acuan
dalam perumusan Kurikulum 2013 dan perbedaannya dengan
standar-standar yang dipergunakan pada kurikulum sebelumnya
• Memahami proses pembelajaran dan proses penilaian menurut
Kurikulum 2013 dan menuangkannya dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran
129. Manajemen
&
Budaya
Sekolah
Menyiapkan
BK
Menyiapkan
Manajemen
Fasilitas
Menyiapkan
kegiatan
ekstra-
kurikuler
Perubahan Manajemen dan Budaya SMP
1. Pengamatan di luar kelas
2. Pemanfaatan TIK
3. Pemanfaatan perpustakaan
4. Pengerjaan projek
1.Kelas IX dalam penentuan minat
2.Pindahan dari/ke sekolah yang
belum menerapkan Kurikulum 2013
3.Kesulitan dalam perubahan pola dan
model pembelajaran
4.Transisi dari KTSP ke Kurikulum 2013
(bagi yang sekarang belum impl.)
1. Pramuka dalam bentuk
pengembangan komunitas
dan kepedulian sosial
2. Olahraga, dll
129
130. SMA/SMK
• Menyiapkan bimbingan dan konseling dalam:
– Penentuan mata pelajaran lintas peminatan dan pendalaman peminatan (bila ada)
bagi siswa
– Mengantispasi perubahan minat
– Perpindahan siswa dari/ke sekolah yang belum menerapkan Kurikulum 2013
• Menentukan mekanisme transisi pada tahun pertama ini untuk:
– Pada saat tahun depan semua sekolah menerapkan Kurikulum 2013 mulai Kelas XI
padahal Kelas X masih menggunakan KTSP 2006
– Penerimaan siswa baru pada sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 padahal
selama masih di SMP belum diberi pengarahan oleh guru BK
• Menyiapkan kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan dalam bentuk keterlibatan
aktif pada pengembangan komunitas dan kepedulian sosial
• Pengaturan jadwal penggunaan kelas dan fasilitas sekolah: lintas minat,
pendalaman minat, pemanfaatan TIK, pengerjaan projek, belajar mandiri,
kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler
• Menyiapkan mekanisme penilaian mata pelajaran pada saat siswa Kelas XII
SMK melakukan praktek industri
• Memastikan Kurikulum 2013 berjalan untuk semua mata pelajaran walaupun
buku yang tersedia baru untuk 3 mata pelajaran
130
132. Sistem Penilaian Kurikulum 2013
No Jenis Penilaian Pelaku Waktu
1 Penilaian otentik Guru Berkelanjutan
2 Penilaian diri Siswa Tiap kali sebelum ulangan harian.
3 Penilaian projek Guru Tiap akhir bab atau tema pelajaran
4 Ulangan harian (dapat berbentuk
penugasan)
Guru terintegrasi dengan proses
pembelajaran
5 Ulangan Tengah dan Akhir
Semester
Guru (di bawah koord.
satuan pendidikan)
Semesteran
6 Ujian Tingkat Kompetensi Sekolah (kisi-kisi dari
Pemerintah)
Tiap tingkat kompetensi yang tidak
bersamaan dengan UN
7 Ujian Mutu Tingkat Kompetensi Pemerintah (dengan
metode survei)
Tiap akhir tingkat kompetensi
(yang bukan akhir jenjang sekolah)
8 Ujian Sekolah Sekolah (sesuai
dengan peraturan)
Akhir jenjang sekolah
9 Ujian Nasional sebagai Ujian
Tingkat Kompetensi pada akhir
jenjang satuan pendidikan.
Pemerintah (sesuai
dengan peraturan)
Akhir jenjang sekolah
Merah: cara penilaian baru, Hitam: cara penilaian konvensional
133. Sistem Penilaian Kurikulum 2013
Sekolah
Siswa
1. Ujian Tingkat Kompetensi
(yang bukan UN)
Waktu: Tiap tingkat kompetensi
2. Ujian Sekolah
Waktu: Akhir jenjang sekolah
Guru
Penilaian Diri
Waktu: Sebelum ulangan harian
1. Ujian Tingkat Kompetensi (UN)
Waktu: Akhir jenjang sekolah
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi
Waktu: Tiap akhir tingkat kompetensi
1. Penilaian Otentik
Waktu: terus menerus
2. Penilaian Projek
Waktu: Akhir Bab/Tema
3. Ulangan Harian
Waktu: Sesuai rencana
4. UTS/AUS
Waktu: Semesteran
133
Pemerintah
135. Manajemen Monitoring Implementasi Kurikulum
Sekolah+Guru
Guru Inti
UIK Provinsi
di LPMP
DinasPendidikan
Prov.&Kab/KotaKemdikbud
UIK Pusat
melapor
membina
Pendampingan
melapor
memantau
melapor
memantau
UIK : Unit Implementasi KurikulumLPMP: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 135
138. No
Entitas
Pendidikan
Indikator Keberhasilan
1 Peserta Didik Lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif
Lebih senang belajar
2 Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Lebih bergairah dalam melakukan proses pembelajaran
Lebih mudah dalam memenuhi ketentuan 24 jam per minggu
3 Manajemen
Satuan
Pendidikan
Lebih mengedepankan layanan pembelajaran termasuk
bimbingan dan penyuluhan
Terjadinya proses pembelajaran yang lebih variatif di sekolah
4 Negara dan
Bangsa
Reputasi internasional pendidikannya menjadi lebih baik
Memiliki daya saing yang lebih tinggi, sehingga lebih menarik
bagi investor
5 Masyarakat
Umum
Memperoleh lulusan sekolah yang lebih kompeten
Dapat berharap kebutuhan pendidikan akan dipenuhi oleh
sekolah (tidak perlu kursus tambahan)
Indikator Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013
138
139. Ruang Lingkup Evaluasi
Evaluasi
Produk
Hasil
Peningkatan
Kompetensi (3)
Perubahan Pola
Pikir + Peningkatan
Kompetensi (4+1)
Perbaikan Budaya
dan Manajemen
SiswaGuruSekolah
Kelengkapan,
Kebenaran,
Keterbacaan
Kelengkapan, Kese-
suian, Kebenaran,
Keterbacaan,
Estetika
Pelatihan & Supervisi
(model, waktu,
materi, Instruktur)
DokumenBukuGuru
Sumatif
Jangka Panjang
Soft Evidence
Formatif
Jangka Pendek
Hard Evidence
Administrasi dan
Manajemen
Sekolah
Produktif, Kreatif,
Inovatif, Afektif
Publik
139