SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  60
Biologi - A
Disusun oleh

Heli Halimah (125040005)

Krisna Setiawati (125040058)

Rizkiyah Maulani Sahab
(125040016)

Anisa Meiranni (125040047)

Lia Oktapiani (125040027)

Erlin 1250400
KONSEP DASAR

1. Definisi istilah
2. Tata Istilah dan Tata Nama
3. Istilah Khusus dan Istilah Umum
contoh :
Istilah Khusus
Istilah Umum
diagnosis
daya
pidana
penilaian
4. Kata Dasar Peristilahan
contoh :
Kata Dasar
Bentuk Turunan
impor
pengimporan
ion
pengionan
proklamasi
memproklamasikan
5. Imbuhan Peristilahan
misalnya :
pen + cacah = pencacah
lapis + an = lapisan
ke + jenuh + an = kejenuhan
6. Kata Berimbuhan Peristilahan
misalnya :
bersistem
pemolimeran
pendakwaan
tersinar-X
7. Kata Ulang Peristilahan
misalnya :
jari
= jejari
kuning = kekuning-kuningan
langit = langit-langit
pohon = pepohonan
8. Gabungan Kata Peristilahan
misalnya:
angkatan bersenjata = daya angkut
komisaris utama
= persegi panjang
pusat listrik
= tenaga air
9. Perangkat Kata Peristilahan
misalnya :
absrob
= serap
absorbate
= zat terserap, bsorbat
absorbant (nomina) = zat penyerap, absorbent
Sumber Istilah


1. Kosakata Bahasa Indonesia
misalnya :
berumah dua
garam
garis bapak
gaya
hari jatuh
hitung dagang
pejabat teras
peka
suaka politik
2. Kosakata Bahasa Serumpun
misalnya, istilah yang lazim :
gambut (Banjar)
peat (Inggris)
nyeri (Sunda)
pain (Inggris)
timbel (Jawa)
lead (Inggria)
Istilah yang tidak lazim atau sudah kuno
gawai (Jawa)
device (Inggris)
luah (Bali, Bugis) discharge (Inggris)
3. Kosakata Bahasa Asing

a. Penerjemahan Istilah Asing
misalnya :
samen werking kerjasama
balanced budget
anggaran berimbang
b. Penyerapan Istilah Asing
misalnya :
oxygen
oksigen
zat asam
chemistry
kimia
ilmu urai
energy
energi
daya, gaya, kekuatan
c. Penyerapan dan Penerjemahan Sekaligus
misanya:
bound morpheme
morfem terikat
clay colloid
koloid lempung
subdivision
subbagian
d. Macam dan Sumber Bentuk Serapan
misalnya:
atom
atom
electron
elektron
fundamental
fundamental
mathematics
matematika
e. Istilah Asing yang Bersifat Internasional
misalnya:
alegro moderato kecepatan sedang (dalam musik)
status quo
keadaan yang sekarang
f. Bagan Prosedur Pembentukan Istilah


Aspek Tata Bahasa
dalam Peristilahan



A. Penggunaan Kata Dasar
misalnya:
gulma
pengganggu
harga jual

lebih baik daripada tumbuhan
lebih baik dari harga penjualan
B. Proses Pembentukan


C. Proses Pengulangan
Misalnya:
baris
baris-berbaris
daun
dedaunan
kacang
kacang-kacangan
kanak
kekanak-kanakan
D. Proses Penggabunagn
Misalnya:
angkat besi, balok kotak, daya angkut, direktur muda, garis
lintang, jembatan putar, tampak depan, sistem tabung.
Aspek Semantik
Peristilahan



A. Perangkat Istilah yang Bersistem
Misalnya:
a. Morpheme
morfem
phoneme
foneme
b. Kiesrecht
hak pilih
stakingsrecht
hak mogok
c. Horse power
daya kuda
power
daya
d. Force
gaya
touque
momen gaya
B. Sinonim dan Kesinoniman
misalnya:
gulma lebih baik daripada tumbuhan
pengganggu
hutan bakau lebih baik daripada hutan payau
misalnya:
Istilah yang
Diizinkan

Istilah yang
Diutamakan

Istilah Asing

Absorb

Serap

Absorp

Akselerasi

Percepatan

Acceleration

misalnya:
zat lemas
ilmu pasti

harus diganti dengan nitrogen
harus diganti dengan matematika
C. Hinonim dan Kehomoniman
1. Homograf
misalnya:
Pedologi  paedo
dengan pedologi  pedon
(ilmu tenteng hidup
(Ilmu tentang tanah)
dan perkembangan anak)
Teras (inti)
dengan teras (bagian rumah)

2. Homofon
misalnya:
bank
massa
sanksi

dengan bang
dengan masa
dengan sangsi
Istilah Singkatan dan
Lambang



A. Istilah Singkatan
misalnya:
cm
yang diistilahkan
centimeter
l
yang diistilahkan
liter
sin
yang diistilahkan
sinus
B. Istilah Akronim
misalnya:
laser (like amplification by stimulated emission of
radiation)
radar radio (detecting and ranging)
rudah (peluru kendali)
C. Huruf Lambang
misalnya:
F
gaya
Hg
raksa
m
meter
D. Gambar Lambang
E. Satuan Dasar Sistem Internasional


F. Kelipatan dan Fraksi Satuan Dasar


G. Sistem Bilangan Besar


H. Tanda Desimal


Ejaan dalam Peristilahan


Ejaan
Fonemik
Ejaan
Nama
Diri

Translite
rasi

Ejaan
Etimolo
gi

Penyesuai
an Ejaan
Penyesuai
Penyesuai
an Huruf
an
Gugus
Imbuhan
Konsonan
Asing
Asing
Ejaan Fonemik

Penulisan istilah pada umumnya berdasarkan pada ejaan fonemik,
artinya hanya satu bunyi yang berfungsi dalam bahasa Indonesia yang
dilambangkan dengan huruf.
Misalnya :
presiden

bukan

president

standar

bukan

standard

teks

bukan

text
Ejaan Etimologi

Untuk menegaskan makna yang berbeda, istilah yang homonim dengan
kata lain dapat ditulis dengan mempertimbangkan etimologinya, yakni
sejarahnya, sehingga bentuknya berlainan walaupun lafalnya mungkin
sama.
Misalnya :
bank

dengan

bang

sanksi

dengan

sangsi
Transliterasi

Pengejaan istilah dapat juga dilakukan menurut aturan transliterasi, yakni
penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, lepas
dari bunyi lafal yang sebenarnya. Hal itu, misalnya, diterapkan menurut
anjuran International Organization for Standardzitation (ISO) pada huruf Arab
(rekomendasi ISO-R 233), Yunani (rekomendasi ISO-R 315), Siril (Rusia)
(rekomendasi ISO-R 9) yang dialihkan ke huruf latin.
Misalnya :
yaum ul-adha
suksma
psyche
Moskva

(hari kurban)
(sukma)
(jiwa, batin)
(Moskwa, Moskou)
Ejaan Nama Diri

Ejaan nama diri, termasuk merek dagang, yang di dalam bahasa aslinya
ditulis dengan huruf Latin, tidak diubah.
Misalnya, Baekelund, Cannizaro, Aquadog, Daeron.
Nama diri yang bentuk aslinya ditulis dengan huruf lain dieja menurut
rekomendasi ISO, ejaan Inggris yang lazim, atau ejaan Pinyin (Cina).
Misalnya, Keops, Sokrates, Dmitri Ivanovic Mendellev, Anton Cekhov, Mao
Zedong, Beijing.
Penyesuaian Ejaan


Dalam perkembangan bahasa Indonesia menyerap unsur berbagi bahasa lain,
baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti Sansakerta, Arab,
Portugis, Belanda, dan Inggris. Berdasakan taraf integerasinya unsur serapan
dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas tiga golongan besar.
1) Unsur-unsur yang sudah lama terserap kedalam bahasa Indonesia yang
tidak perlu lagi diubah ejaannya. Misalnya, sirsak, iklan, otonomi, dongkrak,
pikir, paham, aki.
2) Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti shuttle cock, real estate. Unsur-unsur ini dipakai di dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara
asing.
3) Unsur yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaan bahasa
asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.
aa (Belanda) menjadi a

au tetap au

paal

pal

autotrophe

autotrof

baal

Bal

hydraulic

hidaraulik

ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap
ae

caustic

kaustik

aerobe

aerob

c di muka a, u, o, dan konsonan
menjadi k

aerosol

aerosol

calome

kalomel

aerolit

aerolit

construction

konstruksi

classification

klasifikasi

ai tetap ai
caisson

kaison

vocal

vokal

trailer

trailer

cubic

Kubik
c di muka e, i, oe, dan y menjadi s

cc di muka e dan i menjadi ks

central

sentral

accent

aksen

coelom

selom

vaccine

vaksin

circulation

sirkulasi

accessory

aksesori

cylinder

silinder

ch dan cch di muka a, o, dan konsonan
menjadi k

Cc di muka o, u, dan konsonan
menjadi k

charisma

karisma

accomodation

akomodasi

cholera

kolera

accilimatization

aklimatisasi

saccharin

sakarin
Penyesuaian Huruf Gugus
Konsonan Asing



Huruf gugus konsonan pada istilah asing yang tidak
diterjemahkan dan diterima ke dalam bahasa Indonesia, sedapatdapatnya dipertahankan bentuk visualnya. Kaidah penyesuaian ejaan
yang diuraikan pada Pasal 65 tetap berlaku dalam pelambang huruf gugs
konsonan itu
Huruf gugus konsonan di awal atau di tengah
Asal

Menjadi

cl-

clinic

kl-

klinik

chl-

chlorophyl

kl-

klorofil

cr-

cricket

kr-

kriket

chr-

chromium

kr-

kromium

gh-

spaghetti

g-

spageti

phl-

phlegmatic

fl-

flegmatik

phr-

schizophernia

fr-

skizofrenia

rh-

rheumatic

r-

reumatik

scr-

scrotum

sk-

skrotum

sph-

atmosphere

sf-

atmosfer

th-

theology

t-

teologi
Huruf gugus konsonan akhir

Asal

Menjadi

-ck

block

-k

Blok

-ct

contract

-k

Kontrak

-mb

bomb

-m

Bom

-mph

limph

-mf

Limfa

-nce

ambulance

-ns

Ambulans

Huruf gugus konsonan akhir yang memperolah a

Asal

Menjadi

-ct

fact

-kta

Fakta

-ns

lens

-nsa

Lensa

-rb

verb

-rba

Verba

-rm

norm

-rma

Norma

-rp

harp

-rpa

harpa
Penyesuaian Imbuhan Asing
Penyesuaian Akhiran



Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti
standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping
kata standard, implemen, dan objek.
Asal

Menjadi

-air

populair

-er

populer

-asm

pleonasm

-asme

pleonasme

-ate

emirate

-at

emirat

-eur

amateur

-ir

amatir

-eus (Belanda)

misterieus

-us

misterius

-icle

article

-ikel

artikel
Penyesuaian Awalan
Awalan asing yang bersumber dari bahasa Indo-Eropa dapat
dipertimbangkan pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah
disesuaikan ejaannya. Awalan-awalan asing itu antara lain sebagai berikut
a-, ab-, abs-, (‘dari’, ‘menyimpang dari’, ‘menjauhkan dari’) tetap a-, ab-, abs-

aberration

aberasi

ad-, ac- (‘ke’, ‘berdekatan dengan’, ‘melekat pada’) menjadi ad-, akadrenal
acculturation

adrenal
akulturasi

ante- (‘sebelum’, ‘depan’) tetap anteAntedeluvian
Anterior

antedeluvium
anterior
Imbuhan Bahasa Indonesia



Sisipan
(infiks)
Awalan (Prefiks)



Awalan adalah imbuhan yang dibubuhkan di awal kata. Yang termasuk
awalan dalam bahasa Indonesia adalah me-, ber-, ter-, ke-, se-, di-, per-, dan
pe-

A. Awalan meAwalan me- memilik beberapa arti berikut
1. Menghasilkan sesuatu
Misalnya: Menyayur
Menggulai
Menyambal

2. Melakukan pekerjaan
Misalnya: Menulis
Mendengar

Mendengkur
Memukul
Memasak
3. Melakukan pekerjaan dengan alat seperti yang disebut kata dasarnya
Misalnya:

Mencangkul
Mengisap

4. Memberi atau membubuhi
Misalnya: Mengapur
Menambal
5. Membuat jadi
Misalnya:

Mengotori
Menebalkan

Mengecat
Menelepon
Menandatangani
Mencoret
Menghitamkan
Menyelesaikan

6. Mengambil
Misalnya: Mebului

Menguliti

7. Mengeluarkan Bunyi
Misalnya: Menari
Mengembik

Menangis
Mengeong

8. Mengeluarkan atau menampilkan
Misalnya:

Menari
Melompat

Menangis
Menjerit
9. Menjadi
Misalnya:

Meninggi
Meluas

Merugi
Menghitam

10. Berlaku seperti atau menjadi
Misalnya:
Membeo
Meraja

Membujang
Membabibuta

B. Awalan berAwalan ber- memiliki beberapa arti berikut
1. Memiliki
Misalnya:

Beristiri
Bersahabat

Berkumis
Beranak

2. Menggenakan atau memakai
Berkalung
Misalnya: Bertopi

3. Bersifat atau dalam keadaan
Misalnya: Bersedih

Bermalas-malasan
4. Menyatakan perbuatan yang berbalasan
Misalnya:

Bersalaman

Bertengkar

5. Memperoleh atau mendapat
Misalnya:

Beruntung

Bernasib

6. Melakukan sesuatu
Misalnya:

Berkicau

Bersiul

7. Melakukan pekerjaan terhadap diri sendiri
Misalnya:

Berjemur

Bersantai

Berpaman

Berbapak

8. Memanggil
Misalnya:

9. Menyatakan himpunan atau berkelompok
Misalnya:

Berlima

Bersatu
C. Awalan terAwalan ter- memiliki arti
1. Dapat
Misalnya: Koper yang berat itu terangkat olehnya
2. Tidak sengaja
Misalnya: Bukunya terambil olehku
3. Paling
Misalnya: Ia murid terpandai dikelasnya

D. Awalan diAwalan di- bermakna perbuatan yang pasif. Awalan di- merupakan
kebalikan dari me- yang bermakna pasif.
Misalnya :
baca
+
didibaca
ambil +
didiambil
jual
+
didijual
E. Awalan keAwalan ke- memiliki arti :
1. Menyatakan kumpulan
Misalnya: kesebelasan
2. Menyatakan urutan atau tingkat
Misalnya: kesatu, kedua, ketiga
3. Menyatakan ‘yang di-’
Misalnya: ketua, kehendak, kekasih
Sisipan (Infiks)

Sisipan adalah imbuhan yang dibubuhkan di tengah kata. Sisipan dalam
bahasa Indonesia adalah –el, -em, dan –er.

Fungsi sisipan adalah :
1. Banyak dan bermacam-macam
Misalnya: gunung
gertak

gemunung
gemeretak

2. Menyatakan intensitas, frekuensi

Misalnya:

getar
gulung

gemetar
gemulung

3. Mempunyai sifat
Misalnya:

patuk
gembung

pelatuk
gelembung
Akhiran (Sufiks)

Akhiran adalah imbuhan yang dibubuhkan di akhir kata. Yang termasuk
akhiran dalam bahasa Indonesia adalah –kan, -i, -an, -lah, -kah, -tah, dan
-pun.
A. Akhiran –kan
Secara umum, akhiran –kan mengandung arti perintah

Misalnya: Dengarkan baik-baik!
Pikirkan kembali perbuatanmu!
Adapun terhadap kata kerja aktif transitif (kata kerja yang membutuhkan
objek langsung) bisa mengandung arti :
1. Menyatakan sebagai alat atau membuat dengan

Misalnya: menusukkan pisau
melemparkan batu
2. Menyebabkan atau menjadikan sesuatu
Misalnya:

membesarkan
melemparkan

menjatuhkan

3. Menyatakan arti bahwa suatu pekerjaan dilakukan untuk orang lain

Misalnya:

meminjamkan
mengambilkan

membelikan

4. Mentransitifkan kata kerja intransitif
Misalnya:

Sinar matahari memantul ke dinding
S
P
ket. tempat
menjadi
Kaca itu memantulkan sinar matahari ke dinding
S
P
O
ket. tempat
B. Akhiran -i
Secara umum akhiran –i mengandung arti membentuk kalimat perintah.
Misalnya : Turuti perintahnya!
Bului ayam itu!
Terhadap kata kerja aktif transitif, akhiran –i mengandung arti :
1. Menyebabkan sesuatu jadi
Misalnya: Menyakiti hati
Menghargai dia
2. Menyatakan intensitas (pekerjaan yang berulang-ulang)
Misalnya:

menembaki
memukuli

C. Akhiran -an
Akhiran –an memiliki makna berikut :
1. Menyatakan tempat
Misalnya: pangkalan, kubangan
2. Menyatakan alat
Misalnya: ayunan, timbangan

melempari
3. Menyatakan hal atau cara
Misalnya: didikan, pimpinan
4. Menyatakan akibat, hasil perbuatan
Misalnya: hukuman, balasan

5. Menyatakan sesuatu yang di....
Misalnya: catatan, suruhan
6. Menyatakan seluruh
Misalnya: lautan, sayuran
7. Menyatakan menyerupai
Misalnya: anak-anakan, kuda-kudaan
8. Menyatakan tiap-tiap
Misalnya: tahunan, mingguan
9. Menyatakan mempunyai sipat
Misalnya: asinan, kuningan
Konfiks

Konfiks adalah imbuhan berupa gabungan awalan dan akhiran,
diantaranya adalah berupa me-kan, ber-an, pe-an, dan se-nya. Selain itu, ada
pula konfiks bentuk baru, yakni mem-per-kan.
A. Konfiks me-kan dan mem-per-kan
(1) Makna me-kan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pekerjaan untuk orang lain
Misalnya: Adik memesankan ibu baju baru
b. Menyebabkan atau membuat jadi
Misalnya: Ledakan itu memecahkan kaca jendela kamar
c. Melakukan perbuatan
Misalnya: Kakak menyemburkan air ke wajah adik
d. Mengarahkan
Misalnya: Ayah meminggirkan mobilnya

e. Memasukkan
Misalnya: Polisi memenjarakan maling itu
(2) Makan mem-per-kan adalah ‘menyebabkan’ atau ‘membuat jadi’
Misalnya: Pak Hasan sedang mempertontonkan kebolehannya dalam
bermain sulap
B. Konfiks mem-perkan dan di-perkan
Arti konfiks memper-kan dan diper-kan adalah berikut :
1. Membuat jadi
Misalnya: mempertemukan, diperdebatkan
2. Perbuatan yang diulang-ulang
Misalnya: berguling-guling
3. Menganggap sebagai
Misalnya: mempersekutu, diperbudakkan
4. Menyuruh/ disuruh
Misalnya: memperdengarkan, dipersilakan

C. Konfiks ber-an
Makna ber-an adalah sebagai berikut :
1. Jumlah pelakunya banyak
Misalnya: berdatangan, berlarian
2. Perbuatan yang diulang-ulang
Misalnya: berguling-gulingan
3. Hubungan antara dua pihak
Misalnya: bersamaan, bersebelahan, bersebrangan
4. Timbal balik atau resiprok
Misalnya: bersalaman, bersahutan, berbalasan
D. Konfiks pe-an
Makna konfiks pe-an adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan hal
Misalnya: penenaman, pendidikan
2. Menyatakan proses/ perbuatan
Misalnya: pemberontakan, pendaftaran

3. Menyatakan hasil
Misalnya: pengakuan, penyamaran
4. Menyatakan tempat
Misalnya: penampungan, pemandian

E. Konfiks per-an
Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan tempat
Misalnya: perhentian, percetakan
2. Menyatakan daerah
Misalnya: pertigaan, perapatan
3. Menyatakan hasil perbuatan
Misalnya: pertahanan, pernyataan
4. Menyatakan perihal
Misalnya: perbukuan, peristilahan
5. Menyatakan banyak
Misalnya: persyaratan, peralatan

F. Konfiks di-i dan di-kan
Fungsi konfiks di-i dan di-ikan membentuk verba pasif, yaitu verba yang
mengakibatkan subjek suatu kalimat dikenai pekerjaan. Konfiks di-i dan dikan memiliki makna sebagai berikut :
1. Dikenai tindakan
Misalnya: dimarahi, dilayari, dipindahkan, dimandikan
2. Diberi atau dibubuhi
Misalnya: direstui, dibiayai, diizinkan, didoakan

3. Intensitas (mengeraskan arti)
Misalnya: dilempari, disirami
4. Dibuat menjadi
Misalnya: dilengkapi, diteladani, dibelokkan, dibukukan
5. Dihilangkan
Misalnya: dikuliti, dibului
6. Dibawa
Misalnya: dilarikan, diterbangkan, diseberangkan

G. Konfiks ke-an
Makna imbuhan ke-an adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan tempat atau daerah kekuasaaan
Misalnya: kesultanan, kelurahan
2. Menyatakan hal/ perihal
Misalnya: kebudayaan, kecelakaan
3. Dikenai suatu hal atau menderita suatu hal
Misalnya: kehujanan, kelaparan
4. Menyatakan perbuatan yang tidak disengaja dilakukan
Misalnya: ketiduran, ketinggalan
5. Menyatakan sifat atau keadaan
Misalnya: kecantikan, kekuatan, kejujuran
6. Menyatakan hasil
Misalnya: ketertiban, kedisiplinan

H. Konfiks se-nya
1. Konfiks se-nya sering disertai dengan kata ulang
Misalnya: seputih-putihnya
sependek-pendeknya
2. Konfiks se-nya umumnya menyatakan makna ‘tingkat yang paling tinggi
yang dapat dicapai’
Misalnya:

seindah-indahnya
sebagus-bagusnya
Imbuhan Serapan dari
Bahasa Asing


Imbuhan Serapan dari
Bahasa Arab



Serapan dari bahasa Arab diantaranya –ih, -iah, -wi
Sebagai pembentuk atau penanda kata sifat, dengan makna
‘berhubungan dengan, mengenai, memenuhi syarat’. Makna yang
dikandungya pun menyatakan ‘memiliki sifat.
Contoh : insani
alamiah
agamis
manusiawi

memiliki sifat keinsanan
memiliki sifat kealaman, natural
menunjukkan sifat orang yang
beragama, taat beragama
bersifat kemanusiaan
Imbuhan Serapan dari
Bahasa Sansakerta



Serapan dibahasa Sansakerta diantaranya –man, -wan, -wati
Berfungsi membentuk kata benda. Ketiga imbuhan tersebut
memiliki makna berikut :
1. Menyatakan orang ahli
Contoh : ilmuwan, negarawan

2. Menyatakan orang yang memiliki pekerjaan
Contoh : usahawan, wartawati
3. Menyatakan orang yang memiliki sifat
Contoh : rupawan, budiman
Imbuhan Serapan dari
Bahasa Barat



Serapan dari bahasa Barat diantaranya –is, if, -a
Untuk membentuk kata sifat dengan makna ‘ mempunyai ciri atau
sifat seperti kata dasar’
Contoh : egois, deskriptif, formal

Selain itu ada pula akhiran –isme, isasi
Pemakaian imbuhan ini terbatas
Makna yang dibentuk oleh kedua imbuhan tersebut adalah :
1. Akhiran –isme bermakna paham atau ajaran
2. Akhiran –isasi bermakna proses atau menjadikan sesuatu
Imbuhan Berpartikel

Merupakan satuan bahasa yang memiliki makna yang jelas apabila
digabungkan dengan bahasa lainnya.
Contoh-contoh imbuhan partikel adalah sebagai berikut :
aadiantiautointranon-

(tidak, tanpa)
(besar, kuat)
(bertentangan dengan)
(sendiri, bertindak sendiri)
(di dalam, di antara)
(tidak, diluar)

amoral, asusila
adikuasa, adidaya
anitesi, antiklinal
autobiografi
intramolekuler
nonformal
Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)
Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)

Contenu connexe

Tendances

Sistem ejaan dalam bahasa melayu1(2)
Sistem ejaan dalam bahasa melayu1(2)Sistem ejaan dalam bahasa melayu1(2)
Sistem ejaan dalam bahasa melayu1(2)
Amira Tayabu
 
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Nur Arasyi
 
2 buku-bahasa-arab-dasar
2 buku-bahasa-arab-dasar2 buku-bahasa-arab-dasar
2 buku-bahasa-arab-dasar
Ganda Ganda
 
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arabاللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
Ahmad Muslimin
 

Tendances (19)

Pemakaian Huruf Sesuai EYD
Pemakaian Huruf Sesuai EYDPemakaian Huruf Sesuai EYD
Pemakaian Huruf Sesuai EYD
 
DD
DDDD
DD
 
Sistem ejaan dalam bahasa melayu1(2)
Sistem ejaan dalam bahasa melayu1(2)Sistem ejaan dalam bahasa melayu1(2)
Sistem ejaan dalam bahasa melayu1(2)
 
Eyd
EydEyd
Eyd
 
Mubtada’ dan khobar
Mubtada’ dan khobar Mubtada’ dan khobar
Mubtada’ dan khobar
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
 
Daftar ejaan jawi
Daftar ejaan jawiDaftar ejaan jawi
Daftar ejaan jawi
 
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
 
Nomina
NominaNomina
Nomina
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
 
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata
Kata turunan kata ulang dan gabungan kataKata turunan kata ulang dan gabungan kata
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata
 
2 buku-bahasa-arab-dasar
2 buku-bahasa-arab-dasar2 buku-bahasa-arab-dasar
2 buku-bahasa-arab-dasar
 
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arabاللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
 
Gaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa IndonesiaGaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa Indonesia
 
Penulisan kata new
Penulisan kata newPenulisan kata new
Penulisan kata new
 
Ringkasan teori sastra
Ringkasan teori sastraRingkasan teori sastra
Ringkasan teori sastra
 
63 macam majas
63 macam majas63 macam majas
63 macam majas
 
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
 

En vedette (6)

Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
Lesson plan 7th grade
Lesson plan 7th gradeLesson plan 7th grade
Lesson plan 7th grade
 
Rpp kurtilas bahasa inggris kls 7 lengkap
Rpp kurtilas bahasa inggris kls 7  lengkapRpp kurtilas bahasa inggris kls 7  lengkap
Rpp kurtilas bahasa inggris kls 7 lengkap
 
Silabus B. Ing smp kls 7
Silabus B. Ing smp kls 7Silabus B. Ing smp kls 7
Silabus B. Ing smp kls 7
 
Contoh-contoh Gugus Konsonan
Contoh-contoh Gugus KonsonanContoh-contoh Gugus Konsonan
Contoh-contoh Gugus Konsonan
 

Dernier

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Dernier (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)

  • 2. Disusun oleh  Heli Halimah (125040005) Krisna Setiawati (125040058) Rizkiyah Maulani Sahab (125040016) Anisa Meiranni (125040047) Lia Oktapiani (125040027) Erlin 1250400
  • 3. KONSEP DASAR  1. Definisi istilah 2. Tata Istilah dan Tata Nama 3. Istilah Khusus dan Istilah Umum contoh : Istilah Khusus Istilah Umum diagnosis daya pidana penilaian 4. Kata Dasar Peristilahan contoh : Kata Dasar Bentuk Turunan impor pengimporan ion pengionan proklamasi memproklamasikan
  • 4. 5. Imbuhan Peristilahan misalnya : pen + cacah = pencacah lapis + an = lapisan ke + jenuh + an = kejenuhan 6. Kata Berimbuhan Peristilahan misalnya : bersistem pemolimeran pendakwaan tersinar-X 7. Kata Ulang Peristilahan misalnya : jari = jejari kuning = kekuning-kuningan langit = langit-langit pohon = pepohonan
  • 5. 8. Gabungan Kata Peristilahan misalnya: angkatan bersenjata = daya angkut komisaris utama = persegi panjang pusat listrik = tenaga air 9. Perangkat Kata Peristilahan misalnya : absrob = serap absorbate = zat terserap, bsorbat absorbant (nomina) = zat penyerap, absorbent
  • 6. Sumber Istilah  1. Kosakata Bahasa Indonesia misalnya : berumah dua garam garis bapak gaya hari jatuh hitung dagang pejabat teras peka suaka politik 2. Kosakata Bahasa Serumpun misalnya, istilah yang lazim : gambut (Banjar) peat (Inggris) nyeri (Sunda) pain (Inggris) timbel (Jawa) lead (Inggria) Istilah yang tidak lazim atau sudah kuno gawai (Jawa) device (Inggris) luah (Bali, Bugis) discharge (Inggris)
  • 7. 3. Kosakata Bahasa Asing a. Penerjemahan Istilah Asing misalnya : samen werking kerjasama balanced budget anggaran berimbang b. Penyerapan Istilah Asing misalnya : oxygen oksigen zat asam chemistry kimia ilmu urai energy energi daya, gaya, kekuatan c. Penyerapan dan Penerjemahan Sekaligus misanya: bound morpheme morfem terikat clay colloid koloid lempung subdivision subbagian
  • 8. d. Macam dan Sumber Bentuk Serapan misalnya: atom atom electron elektron fundamental fundamental mathematics matematika e. Istilah Asing yang Bersifat Internasional misalnya: alegro moderato kecepatan sedang (dalam musik) status quo keadaan yang sekarang
  • 9. f. Bagan Prosedur Pembentukan Istilah 
  • 10. Aspek Tata Bahasa dalam Peristilahan  A. Penggunaan Kata Dasar misalnya: gulma pengganggu harga jual lebih baik daripada tumbuhan lebih baik dari harga penjualan
  • 12. C. Proses Pengulangan Misalnya: baris baris-berbaris daun dedaunan kacang kacang-kacangan kanak kekanak-kanakan D. Proses Penggabunagn Misalnya: angkat besi, balok kotak, daya angkut, direktur muda, garis lintang, jembatan putar, tampak depan, sistem tabung.
  • 13. Aspek Semantik Peristilahan  A. Perangkat Istilah yang Bersistem Misalnya: a. Morpheme morfem phoneme foneme b. Kiesrecht hak pilih stakingsrecht hak mogok c. Horse power daya kuda power daya d. Force gaya touque momen gaya
  • 14. B. Sinonim dan Kesinoniman misalnya: gulma lebih baik daripada tumbuhan pengganggu hutan bakau lebih baik daripada hutan payau misalnya: Istilah yang Diizinkan Istilah yang Diutamakan Istilah Asing Absorb Serap Absorp Akselerasi Percepatan Acceleration misalnya: zat lemas ilmu pasti harus diganti dengan nitrogen harus diganti dengan matematika
  • 15. C. Hinonim dan Kehomoniman 1. Homograf misalnya: Pedologi  paedo dengan pedologi  pedon (ilmu tenteng hidup (Ilmu tentang tanah) dan perkembangan anak) Teras (inti) dengan teras (bagian rumah) 2. Homofon misalnya: bank massa sanksi dengan bang dengan masa dengan sangsi
  • 16. Istilah Singkatan dan Lambang  A. Istilah Singkatan misalnya: cm yang diistilahkan centimeter l yang diistilahkan liter sin yang diistilahkan sinus B. Istilah Akronim misalnya: laser (like amplification by stimulated emission of radiation) radar radio (detecting and ranging) rudah (peluru kendali)
  • 18. E. Satuan Dasar Sistem Internasional 
  • 19. F. Kelipatan dan Fraksi Satuan Dasar 
  • 20. G. Sistem Bilangan Besar 
  • 22. Ejaan dalam Peristilahan  Ejaan Fonemik Ejaan Nama Diri Translite rasi Ejaan Etimolo gi Penyesuai an Ejaan Penyesuai Penyesuai an Huruf an Gugus Imbuhan Konsonan Asing Asing
  • 23. Ejaan Fonemik  Penulisan istilah pada umumnya berdasarkan pada ejaan fonemik, artinya hanya satu bunyi yang berfungsi dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan dengan huruf. Misalnya : presiden bukan president standar bukan standard teks bukan text
  • 24. Ejaan Etimologi  Untuk menegaskan makna yang berbeda, istilah yang homonim dengan kata lain dapat ditulis dengan mempertimbangkan etimologinya, yakni sejarahnya, sehingga bentuknya berlainan walaupun lafalnya mungkin sama. Misalnya : bank dengan bang sanksi dengan sangsi
  • 25. Transliterasi  Pengejaan istilah dapat juga dilakukan menurut aturan transliterasi, yakni penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, lepas dari bunyi lafal yang sebenarnya. Hal itu, misalnya, diterapkan menurut anjuran International Organization for Standardzitation (ISO) pada huruf Arab (rekomendasi ISO-R 233), Yunani (rekomendasi ISO-R 315), Siril (Rusia) (rekomendasi ISO-R 9) yang dialihkan ke huruf latin. Misalnya : yaum ul-adha suksma psyche Moskva (hari kurban) (sukma) (jiwa, batin) (Moskwa, Moskou)
  • 26. Ejaan Nama Diri  Ejaan nama diri, termasuk merek dagang, yang di dalam bahasa aslinya ditulis dengan huruf Latin, tidak diubah. Misalnya, Baekelund, Cannizaro, Aquadog, Daeron. Nama diri yang bentuk aslinya ditulis dengan huruf lain dieja menurut rekomendasi ISO, ejaan Inggris yang lazim, atau ejaan Pinyin (Cina). Misalnya, Keops, Sokrates, Dmitri Ivanovic Mendellev, Anton Cekhov, Mao Zedong, Beijing.
  • 27. Penyesuaian Ejaan  Dalam perkembangan bahasa Indonesia menyerap unsur berbagi bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti Sansakerta, Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris. Berdasakan taraf integerasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas tiga golongan besar. 1) Unsur-unsur yang sudah lama terserap kedalam bahasa Indonesia yang tidak perlu lagi diubah ejaannya. Misalnya, sirsak, iklan, otonomi, dongkrak, pikir, paham, aki. 2) Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle cock, real estate. Unsur-unsur ini dipakai di dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. 3) Unsur yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaan bahasa asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.
  • 28. aa (Belanda) menjadi a au tetap au paal pal autotrophe autotrof baal Bal hydraulic hidaraulik ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap ae caustic kaustik aerobe aerob c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k aerosol aerosol calome kalomel aerolit aerolit construction konstruksi classification klasifikasi ai tetap ai caisson kaison vocal vokal trailer trailer cubic Kubik
  • 29. c di muka e, i, oe, dan y menjadi s cc di muka e dan i menjadi ks central sentral accent aksen coelom selom vaccine vaksin circulation sirkulasi accessory aksesori cylinder silinder ch dan cch di muka a, o, dan konsonan menjadi k Cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k charisma karisma accomodation akomodasi cholera kolera accilimatization aklimatisasi saccharin sakarin
  • 30. Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan Asing  Huruf gugus konsonan pada istilah asing yang tidak diterjemahkan dan diterima ke dalam bahasa Indonesia, sedapatdapatnya dipertahankan bentuk visualnya. Kaidah penyesuaian ejaan yang diuraikan pada Pasal 65 tetap berlaku dalam pelambang huruf gugs konsonan itu
  • 31. Huruf gugus konsonan di awal atau di tengah Asal Menjadi cl- clinic kl- klinik chl- chlorophyl kl- klorofil cr- cricket kr- kriket chr- chromium kr- kromium gh- spaghetti g- spageti phl- phlegmatic fl- flegmatik phr- schizophernia fr- skizofrenia rh- rheumatic r- reumatik scr- scrotum sk- skrotum sph- atmosphere sf- atmosfer th- theology t- teologi
  • 32. Huruf gugus konsonan akhir Asal Menjadi -ck block -k Blok -ct contract -k Kontrak -mb bomb -m Bom -mph limph -mf Limfa -nce ambulance -ns Ambulans Huruf gugus konsonan akhir yang memperolah a Asal Menjadi -ct fact -kta Fakta -ns lens -nsa Lensa -rb verb -rba Verba -rm norm -rma Norma -rp harp -rpa harpa
  • 33. Penyesuaian Imbuhan Asing Penyesuaian Akhiran  Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standard, implemen, dan objek. Asal Menjadi -air populair -er populer -asm pleonasm -asme pleonasme -ate emirate -at emirat -eur amateur -ir amatir -eus (Belanda) misterieus -us misterius -icle article -ikel artikel
  • 34. Penyesuaian Awalan Awalan asing yang bersumber dari bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah disesuaikan ejaannya. Awalan-awalan asing itu antara lain sebagai berikut a-, ab-, abs-, (‘dari’, ‘menyimpang dari’, ‘menjauhkan dari’) tetap a-, ab-, abs- aberration aberasi ad-, ac- (‘ke’, ‘berdekatan dengan’, ‘melekat pada’) menjadi ad-, akadrenal acculturation adrenal akulturasi ante- (‘sebelum’, ‘depan’) tetap anteAntedeluvian Anterior antedeluvium anterior
  • 36. Awalan (Prefiks)  Awalan adalah imbuhan yang dibubuhkan di awal kata. Yang termasuk awalan dalam bahasa Indonesia adalah me-, ber-, ter-, ke-, se-, di-, per-, dan pe- A. Awalan meAwalan me- memilik beberapa arti berikut 1. Menghasilkan sesuatu Misalnya: Menyayur Menggulai Menyambal 2. Melakukan pekerjaan Misalnya: Menulis Mendengar Mendengkur Memukul Memasak
  • 37. 3. Melakukan pekerjaan dengan alat seperti yang disebut kata dasarnya Misalnya: Mencangkul Mengisap 4. Memberi atau membubuhi Misalnya: Mengapur Menambal 5. Membuat jadi Misalnya: Mengotori Menebalkan Mengecat Menelepon Menandatangani Mencoret Menghitamkan Menyelesaikan 6. Mengambil Misalnya: Mebului Menguliti 7. Mengeluarkan Bunyi Misalnya: Menari Mengembik Menangis Mengeong 8. Mengeluarkan atau menampilkan Misalnya: Menari Melompat Menangis Menjerit
  • 38. 9. Menjadi Misalnya: Meninggi Meluas Merugi Menghitam 10. Berlaku seperti atau menjadi Misalnya: Membeo Meraja Membujang Membabibuta B. Awalan berAwalan ber- memiliki beberapa arti berikut 1. Memiliki Misalnya: Beristiri Bersahabat Berkumis Beranak 2. Menggenakan atau memakai Berkalung Misalnya: Bertopi 3. Bersifat atau dalam keadaan Misalnya: Bersedih Bermalas-malasan
  • 39. 4. Menyatakan perbuatan yang berbalasan Misalnya: Bersalaman Bertengkar 5. Memperoleh atau mendapat Misalnya: Beruntung Bernasib 6. Melakukan sesuatu Misalnya: Berkicau Bersiul 7. Melakukan pekerjaan terhadap diri sendiri Misalnya: Berjemur Bersantai Berpaman Berbapak 8. Memanggil Misalnya: 9. Menyatakan himpunan atau berkelompok Misalnya: Berlima Bersatu
  • 40. C. Awalan terAwalan ter- memiliki arti 1. Dapat Misalnya: Koper yang berat itu terangkat olehnya 2. Tidak sengaja Misalnya: Bukunya terambil olehku 3. Paling Misalnya: Ia murid terpandai dikelasnya D. Awalan diAwalan di- bermakna perbuatan yang pasif. Awalan di- merupakan kebalikan dari me- yang bermakna pasif. Misalnya : baca + didibaca ambil + didiambil jual + didijual
  • 41. E. Awalan keAwalan ke- memiliki arti : 1. Menyatakan kumpulan Misalnya: kesebelasan 2. Menyatakan urutan atau tingkat Misalnya: kesatu, kedua, ketiga 3. Menyatakan ‘yang di-’ Misalnya: ketua, kehendak, kekasih
  • 42. Sisipan (Infiks)  Sisipan adalah imbuhan yang dibubuhkan di tengah kata. Sisipan dalam bahasa Indonesia adalah –el, -em, dan –er. Fungsi sisipan adalah : 1. Banyak dan bermacam-macam Misalnya: gunung gertak gemunung gemeretak 2. Menyatakan intensitas, frekuensi Misalnya: getar gulung gemetar gemulung 3. Mempunyai sifat Misalnya: patuk gembung pelatuk gelembung
  • 43. Akhiran (Sufiks)  Akhiran adalah imbuhan yang dibubuhkan di akhir kata. Yang termasuk akhiran dalam bahasa Indonesia adalah –kan, -i, -an, -lah, -kah, -tah, dan -pun. A. Akhiran –kan Secara umum, akhiran –kan mengandung arti perintah Misalnya: Dengarkan baik-baik! Pikirkan kembali perbuatanmu! Adapun terhadap kata kerja aktif transitif (kata kerja yang membutuhkan objek langsung) bisa mengandung arti : 1. Menyatakan sebagai alat atau membuat dengan Misalnya: menusukkan pisau melemparkan batu
  • 44. 2. Menyebabkan atau menjadikan sesuatu Misalnya: membesarkan melemparkan menjatuhkan 3. Menyatakan arti bahwa suatu pekerjaan dilakukan untuk orang lain Misalnya: meminjamkan mengambilkan membelikan 4. Mentransitifkan kata kerja intransitif Misalnya: Sinar matahari memantul ke dinding S P ket. tempat menjadi Kaca itu memantulkan sinar matahari ke dinding S P O ket. tempat
  • 45. B. Akhiran -i Secara umum akhiran –i mengandung arti membentuk kalimat perintah. Misalnya : Turuti perintahnya! Bului ayam itu! Terhadap kata kerja aktif transitif, akhiran –i mengandung arti : 1. Menyebabkan sesuatu jadi Misalnya: Menyakiti hati Menghargai dia 2. Menyatakan intensitas (pekerjaan yang berulang-ulang) Misalnya: menembaki memukuli C. Akhiran -an Akhiran –an memiliki makna berikut : 1. Menyatakan tempat Misalnya: pangkalan, kubangan 2. Menyatakan alat Misalnya: ayunan, timbangan melempari
  • 46. 3. Menyatakan hal atau cara Misalnya: didikan, pimpinan 4. Menyatakan akibat, hasil perbuatan Misalnya: hukuman, balasan 5. Menyatakan sesuatu yang di.... Misalnya: catatan, suruhan 6. Menyatakan seluruh Misalnya: lautan, sayuran 7. Menyatakan menyerupai Misalnya: anak-anakan, kuda-kudaan 8. Menyatakan tiap-tiap Misalnya: tahunan, mingguan 9. Menyatakan mempunyai sipat Misalnya: asinan, kuningan
  • 47. Konfiks  Konfiks adalah imbuhan berupa gabungan awalan dan akhiran, diantaranya adalah berupa me-kan, ber-an, pe-an, dan se-nya. Selain itu, ada pula konfiks bentuk baru, yakni mem-per-kan. A. Konfiks me-kan dan mem-per-kan (1) Makna me-kan adalah sebagai berikut : a. Melakukan pekerjaan untuk orang lain Misalnya: Adik memesankan ibu baju baru b. Menyebabkan atau membuat jadi Misalnya: Ledakan itu memecahkan kaca jendela kamar c. Melakukan perbuatan Misalnya: Kakak menyemburkan air ke wajah adik
  • 48. d. Mengarahkan Misalnya: Ayah meminggirkan mobilnya e. Memasukkan Misalnya: Polisi memenjarakan maling itu (2) Makan mem-per-kan adalah ‘menyebabkan’ atau ‘membuat jadi’ Misalnya: Pak Hasan sedang mempertontonkan kebolehannya dalam bermain sulap B. Konfiks mem-perkan dan di-perkan Arti konfiks memper-kan dan diper-kan adalah berikut : 1. Membuat jadi Misalnya: mempertemukan, diperdebatkan 2. Perbuatan yang diulang-ulang Misalnya: berguling-guling 3. Menganggap sebagai Misalnya: mempersekutu, diperbudakkan
  • 49. 4. Menyuruh/ disuruh Misalnya: memperdengarkan, dipersilakan C. Konfiks ber-an Makna ber-an adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pelakunya banyak Misalnya: berdatangan, berlarian 2. Perbuatan yang diulang-ulang Misalnya: berguling-gulingan 3. Hubungan antara dua pihak Misalnya: bersamaan, bersebelahan, bersebrangan 4. Timbal balik atau resiprok Misalnya: bersalaman, bersahutan, berbalasan
  • 50. D. Konfiks pe-an Makna konfiks pe-an adalah sebagai berikut : 1. Menyatakan hal Misalnya: penenaman, pendidikan 2. Menyatakan proses/ perbuatan Misalnya: pemberontakan, pendaftaran 3. Menyatakan hasil Misalnya: pengakuan, penyamaran 4. Menyatakan tempat Misalnya: penampungan, pemandian E. Konfiks per-an Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut : 1. Menyatakan tempat Misalnya: perhentian, percetakan 2. Menyatakan daerah Misalnya: pertigaan, perapatan
  • 51. 3. Menyatakan hasil perbuatan Misalnya: pertahanan, pernyataan 4. Menyatakan perihal Misalnya: perbukuan, peristilahan 5. Menyatakan banyak Misalnya: persyaratan, peralatan F. Konfiks di-i dan di-kan Fungsi konfiks di-i dan di-ikan membentuk verba pasif, yaitu verba yang mengakibatkan subjek suatu kalimat dikenai pekerjaan. Konfiks di-i dan dikan memiliki makna sebagai berikut : 1. Dikenai tindakan Misalnya: dimarahi, dilayari, dipindahkan, dimandikan 2. Diberi atau dibubuhi Misalnya: direstui, dibiayai, diizinkan, didoakan 3. Intensitas (mengeraskan arti) Misalnya: dilempari, disirami
  • 52. 4. Dibuat menjadi Misalnya: dilengkapi, diteladani, dibelokkan, dibukukan 5. Dihilangkan Misalnya: dikuliti, dibului 6. Dibawa Misalnya: dilarikan, diterbangkan, diseberangkan G. Konfiks ke-an Makna imbuhan ke-an adalah sebagai berikut : 1. Menyatakan tempat atau daerah kekuasaaan Misalnya: kesultanan, kelurahan 2. Menyatakan hal/ perihal Misalnya: kebudayaan, kecelakaan 3. Dikenai suatu hal atau menderita suatu hal Misalnya: kehujanan, kelaparan 4. Menyatakan perbuatan yang tidak disengaja dilakukan Misalnya: ketiduran, ketinggalan
  • 53. 5. Menyatakan sifat atau keadaan Misalnya: kecantikan, kekuatan, kejujuran 6. Menyatakan hasil Misalnya: ketertiban, kedisiplinan H. Konfiks se-nya 1. Konfiks se-nya sering disertai dengan kata ulang Misalnya: seputih-putihnya sependek-pendeknya 2. Konfiks se-nya umumnya menyatakan makna ‘tingkat yang paling tinggi yang dapat dicapai’ Misalnya: seindah-indahnya sebagus-bagusnya
  • 55. Imbuhan Serapan dari Bahasa Arab  Serapan dari bahasa Arab diantaranya –ih, -iah, -wi Sebagai pembentuk atau penanda kata sifat, dengan makna ‘berhubungan dengan, mengenai, memenuhi syarat’. Makna yang dikandungya pun menyatakan ‘memiliki sifat. Contoh : insani alamiah agamis manusiawi memiliki sifat keinsanan memiliki sifat kealaman, natural menunjukkan sifat orang yang beragama, taat beragama bersifat kemanusiaan
  • 56. Imbuhan Serapan dari Bahasa Sansakerta  Serapan dibahasa Sansakerta diantaranya –man, -wan, -wati Berfungsi membentuk kata benda. Ketiga imbuhan tersebut memiliki makna berikut : 1. Menyatakan orang ahli Contoh : ilmuwan, negarawan 2. Menyatakan orang yang memiliki pekerjaan Contoh : usahawan, wartawati 3. Menyatakan orang yang memiliki sifat Contoh : rupawan, budiman
  • 57. Imbuhan Serapan dari Bahasa Barat  Serapan dari bahasa Barat diantaranya –is, if, -a Untuk membentuk kata sifat dengan makna ‘ mempunyai ciri atau sifat seperti kata dasar’ Contoh : egois, deskriptif, formal Selain itu ada pula akhiran –isme, isasi Pemakaian imbuhan ini terbatas Makna yang dibentuk oleh kedua imbuhan tersebut adalah : 1. Akhiran –isme bermakna paham atau ajaran 2. Akhiran –isasi bermakna proses atau menjadikan sesuatu
  • 58. Imbuhan Berpartikel  Merupakan satuan bahasa yang memiliki makna yang jelas apabila digabungkan dengan bahasa lainnya. Contoh-contoh imbuhan partikel adalah sebagai berikut : aadiantiautointranon- (tidak, tanpa) (besar, kuat) (bertentangan dengan) (sendiri, bertindak sendiri) (di dalam, di antara) (tidak, diluar) amoral, asusila adikuasa, adidaya anitesi, antiklinal autobiografi intramolekuler nonformal