SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Tugas Pengantar Bioteknologi


            KULTUR JARINGAN TEBU




                                Oleh :

                      Siti Mudrika (G111 12 017)

                  Uswah Trywulan Syah (G111 12 020)

                    Ikhwana Aflaha (G111 12 031)




            PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
                   FAKULTAS PERTANIAN
                UNIVERSITAS HASANUDDIN
                                2013
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
       Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau oleh
   karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara. Dengan populasi sebesar 237 juta jiwa pada
   tahun 2010, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
       Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia
   setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam
   hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi
   tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy).
        Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari
   tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia,
   16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari
   hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman
   perkebunannya, seperti biji coklat, tebu, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang
   banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.
          Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk
   berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan
   potensi alam yang sangat besar.
        Tebu merupakan salah satu komoditi utama nasional dengan sebaran sentra
   penanaman cukup banyak. Daerah produksi tebu tersebut mencapai 13 propinsi. Daerah
   yang sesuai untuk tanaman tebu berdasarkan kesesuaian lahan mencapai 33,80 juta ha, yang
   terdiri dari lahan sangat sesuai 12,70 juta ha, moderat cocok dengan 6,30 juta ha, dan
   marginal sesuai sekitar 14,80 juta ha.
        Penyebaran areal yang cocok untuk tebu adalah terluas di Kalimantan, Papua,
   Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, dan Lampung. Sentra produksi nasional komoditi
   tebu yang diperhitungkan disini adalah wilayah Kabupaten atau Kota yang memiliki luas
   lahan produksi lebih dari 1000 Ha atau jumlah produksi lebih dari 1000 ton pertahun.
        Untuk Jawa Barat pada tahun 2010 dikembangkan demplot tebu KBD yang berasal dari
   benih eks kultur jaringan (G2) seluas 4 Ha berlokasi di Desa Amis Cikedung Kab.
   Indramayu. Secara teknis dalam Pengelolaan Benih Tebu eks kultur jaringan (G2) telah
   dilakukan pelatihan teknis yang diselenggarakan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI) Pasuruan. Pelatihan teknis meliputi penanganan benih tebu eks kultur
  jaringan dalam bedengan pembenihan dan atau dalam polybag pembenihan, kemudian
  penanganan benih sebelum penanaman sampai penanaman diareal tanam (KBD).
       Produksi gula Indonesia hanya 1,68 % sedangkan gula yang dikonsumsi sebesar
  2,79 % dari total konsumsi gula dunia. Swasembada gula dapat dicapai antara lain dengan
  ekstensifikasi lahan tebu. Oleh karena itu, kajian mengenai potensi sumber daya lahan di
  Indonesia untuk perkebunan gula perlu dilakukan. Total areal tebu di Indonesia saat ini
  sekitar 430.000 ha, masih kekurangan 420.000 ha untuk swasembada gula. Kekurangan ini
  secara teknis dapat diatasi karena potensi lahan dengan karakteristik tanah yang cocok untuk
  tebu tersedia.
       Roadmap swasembada gula harus tercapai pada tahun 2014 sebanyak 5.7 juta ton.
  maka ketersediaan benih unggul sangat diperlukan dalam jumlah yang banyak, seragam dan
  dalam waktu yang cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan perbanyak benih tebu melalui kultur
  jaringan. Dinamakan benih kultur jaringan tebu G2, benih Tebu Eks Kultur jaringan atau G2
  merupakan benih tebu yang sudah adaptasi dengan lingkungan luar laboratorium.
        Maka dari itu, dengan adanya kultur jaringan, produksi komoditi tebu ini bisa
   meningkat.
B. Rumusan Masalah
  Adapun beberapa rumusan masalah yahg diajukan, yaitu :
  1. Komoditas Tebu
  2. Apa alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ?
  3. Bagaimana prosedur kerja atau tahapan-tahapan pada kultur jaringan ini?
C. Tujuan Penulisan
  Adapun beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu :
  1. Mengetahui tentang tanaman tebu
  2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuat kultur jaringan tebu
  3. Mengetahui prosedur kerja atau tahapan-tahapan kultur jaringan tebu
II. PEMBAHASAN

1. Komoditas Tebu
      Tebu (Saccharum Officanarum L) adalah tanaman
  yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin yang
  memiliki manfaat strategis bagi kehidupan ekonomi
  masyarakat. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di
  daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis
  rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam
  sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.
  Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.
     Tebu merupakan tanaman yang memiliki manfaat penting bagi masyarakat. Dengan
  jumlah penduduk yang semakin meningkat, maka kebutuhan akan gula pun juga semakin
  meningkat. Hal ini membawa konsekuensi terhadap produksi tebu yang dihasilkan juga harus
  meningkat. Berbagai upaya dilakukan para lembaga penelitian untuk meningkatkan produksi
  tebu, apalagi tahun 2014 pemerintah telah mencanangkan program swasembada gula 5,7 ton,
  salah satunya penyediaan bibit tebu dengan sistem kultur jaringan.
          Perbanyakan bibit tebu dengan sistem kultur
  jaringan sangatlah potensial, mengingat kebutuhan akan
  bibit para petani cukuplah besar. Tetapi perlu dana yang
  besar juga untuk mengembangkan bibit dengan kultur
  jaringan. Peran yang optimal perlu dilakukan oleh semua
  pihak     yang   berkepentingan   dalam   pengembangan
  pergulaan nasional. Diharapkan Indonesia mampu mengembalikan kejayaan gula yang
  pernah dicapai pada masa-masa silam.
2. Alat dan Bahan yang digunakan
      Alat
      1. Autoklaf
                             Autoklaf digunakan untuk mensterilisasi alat dan bahan
                             sebelum digunakan dalam proses kultur jaringan. Bahan yang
                             biasanya perlu disterilisasi dahulu yaitu medium.




      2. Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
                                 Alat ini digunakan sebagai tempat menanamkan eksplan.
                                 Pada alat ini terdapat bagian-bagian berupa lampu UV
                                 (ultraviolet), lampu neon, filter High Eficiency Particle
                                 Absorbent (HEPA), dan jarum penunjuk atau pengatur
                                 kekuatan hembusan angin. Alat ini juga disebut sebagai
                                 Laminar Air Flow Cabinet karena ke dalamnya dialirkan
          angin dengan arah lurus ke arah luar agar menghembus spora-spora jamur yang
          mungkin beterbangan sehingga tidak memasuki botol kultur pada saat penanaman.
      3. Neraca Analitik
                            Berfungsi untuk mengukur massa dari bahan-bahan yang akan
                            digunakan dalam proses kultur jaringan.




      4. Hot Plate dengan Pengaduk Bermagnet
                                   Alat tersebut fungsinya sama seperti kompor yaitu untuk
                                   memasak atau memanaskan medium dalam pembuatan
                                   media padat. Alat ini juga berfungsi sekaligus dapat
                                   mengaduk medium       yang dimasak karena dilengkapi
                                   pengaduk bermagnet.
5. Shaker
                                    Adalah suatu alat yang sering digunakan pada kultur dengan
                                    medium cair. Fungsinya adalah sebagai meja penggojok
                                    untuk memberikan aerasi yang baik pada kultur.




       6. Botol Kultur
          Digunakan sebagai botol tempat ditanamnya eksplan.
       7. Pinset
          Digunakan untuk menjapit eksplan
       8. Scalpel
          Digunakan untuk memotong eksplan
      Bahan
       1. Tebu
       2. Media Kultur Jaringan
       3. Lampu Bunsen
       4. Aquades

3. Tahapan pembuatan Kultur Jaringan Tebu
   Adapun tahapan pembuatan kultur jaringan adalah sebagai berikut :
   1. Pembuatan media, meliputi :
          Penyiapan tabung-tabung kultur
          Penuangan larutan media
          Kegiatan pemasakan media
          Penutupan tabung-tabung kultur
          Kegiatan sterilisasi
          Penyimpanan media pada ruang inkubasi media
                    Media yang digunakan untuk perkembangbiakan kultur jaringan tebu adalah
          media MS dengan penggunaan ZPT untuk MS I adalah kinetin dan 2,4 D digunakan
untuk media pembentukan kallus ± 15 cc. Sedangkan pada MS II ZPT yang
       digunakan adalah kinetin dan IAA untuk media differensiasi planlet; ± 25 cc.
               ZPT merupakan Zat Pengatur Tumbuh. Penerapan teknik kultur jaringan
       sangat sulit dilakukan tanpa melibatkan zat pengatur tumbuh. Adapun zat pengatur
       tumbuh antara lain : auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, etilen.
               Dalam kegiatan pembuatan media harus menghasilkan media yang bebas dari
       mikroba. Oleh karena itu media yang dibuat harus disterilkan dengan menggunakan
       autoclave dengan suhu 121ºC, tekanan 1,5 psi selama 30 menit. Kemudian media
       yang dibuat tersebut dituang dalam botol yang sudah steril tadi lalu ditutup dengan
       alumunium foil.
               Media yang terkontaminasi kemungkinan disebabkan karena kondisi
       laboratorium dan ruang pertumbuhan yang kurang steril serta tabung kultur yang
       tidak steril. Kondisi laboratorium yang tidak pernah dilakukan sterilisasi
       menggunakan formalin kemungkinan juga mempengaruhi proses pembiakan secara
       kultur jaringan.
2. Inisiasi
       Pengambilan eksplan
              Dari pucukan, ruas paling bawah yang diambil. Mengambil pucuk tebu ± 4
       ruas. Lalu dilakukan pengelupasan pucukan yang bertujuan untuk mempermudah
       pengambilan dan pemotongan ekplan. Ukurannya ± 20 cm dari ruas terakhir.
       Kemudian pucuk tebu yang berumur 5 bulan dipotong-potong diatas titik tumbuhnya
       dengan ukuran 0,5 cm lalu dicuci dengan air mengalir. Setelah itu dibawa ke laminar.
       Perhatikan gambar di bawah ini.




      Pengambilan Pucukan        Pengelupasan Pucukan               Pemotongan Eksplan
Sterilisasi eksplan ( di dalam laminar ) :
         1. Menyemprot eksplan menggunakan alcohol 96 %
         2. Membakar eksplan yang telah disemprot dengan alcohol pada lampu Bunsen
         3. Eksplan siap ditanam
       Kegiatan penanaman/inokulasi.
        o Penanaman pucukan (ekplan)
                  Penanaman pucuk tebu yang telah dipotong-potong ke dalam media MS I.
            Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan kallus. Kallus adalah sel yang tumbuh
            dari irisan pucuk (ekplan). Kallus yang didapat merupakan bahan tanam pada
            tahap defferensiasi. Waktu untuk menumbuhkan kallus berkisar 1,5 – 2 bulan.




                                            Kallus
       Penyimpanan hasil inisiasi pada rak kultur
          Dalam melakukan kegiatan inisiasi pengenalan eksplan sangat dibutuhkan, karena
     apabila kita mengetahui sifat fisiologi dari eksplan tersebut maka akan lebih mudah
     dalam melakukan perkembangbiakan secara kultur jaringan ini. Keadaan eksplan juga
     sangat menentukan sekali dalam kultur jaringan. Apabila keadaan eksplan tersebut tidak
     sehat atau tidak sesuai dengan kriteria sebagai eksplan yang baik maka kemungkinan
     besar hasil yang akan di dapat tidak akan optimal.
           Untuk menghilangkan sumber infeksi, bahan tanaman harus disterilkan sebelum
   ditanamkan pada medium tumbuh. Jaringan atau organ yang terinfeksi jamur atau bakteri
   sistemik hendaknya dibuang.
3. Sterilisasi
      Sterilisasi Lingkungan kerja:
           Entkas: Disterilisasi dengan lampu UV/disemprot alcohol 70% atau formalin.
Laminar Air Flow: Disterilisasi dengan aliran udara dengan blower, melalui filter
           HEPA (High Efficiency Particulate Air), alcohol 70%, UV 1 – 2 jam sebelum
           kerja.
     Sterilisasi Alat dan Media:
       -   Alat-alat logam, gelas serta media dengan autoclave 121°C, 17,5 psi (1,5 atm)
           selama 1 jam.
       -   Alat-alat tanam: pinset, scalpel, gunting, blade dengan pencelupan alcohol dan /
           atau pemanasan.
     Sterilisasi Bahan Tanam:
       -   Inisiasi kultur: harus bebas kontaminan yang berupa            cendawan, bakteri,
           serangga, spora-spora. Hal ini karena di dalam media yang kaya gula, vitamin,
           mineral, akan tumbuh subur dan menutupi eksplan, sehingga eksplan mati. Juga
           cendawan yang subur akan mengeluarkan senyawa toksik.
4. Multiplikasi
       Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang
   diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu
   sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya (Yusnita, 2004).
   a. Penanaman kallus (differensiasi)
            Tujuannya adalah untuk mendapatkan individu tanaman dari hasil penanaman
       kallus. Kallus yang didapat dikeluarkan dari tabung MS I dan dipilih yang baik dan
       segar kemudian dipotong kecil-kecil selanjutnya ditanam pada media MS II. Pada
       media ini akan diperoleh individu – 2 tanaman lengkap dengan akarnya. Waktu yang
       diperlukan pada MS II berkisar 3 – 4 bulan. Perhatikan gambar berikut.




                             (a)                                 (b)
   Differensiasi; (a) split planlet umur 1 bulan dan (b) plantlet umur 3 bulan
4. Pengakaran
          Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang
  cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro
  ke lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ketahanannya
  terhadap pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan (Wetherell, 1976).
          Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
  akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang
  terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan
  jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
          Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain
   untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat
   rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau
   berkelompok.
5. Aklimatisasi
          Tahap aklimatisasi planlet merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi
   kendala dalam produksi bibit secara masal. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro
   dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca , rumah plastik, atau screen
   house (rumah kaca kedap serangga). Proses ini disebut aklimatisasi. Aklimatisasi adalah
   proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex-
   vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, atau pakis
   sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan.
   Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet
   dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi.
       Aklimatisasi I
              Yang dimaksud aklimatisasi ialah penanaman individu tanaman yang
      diperoleh dari MS II ke media tanah (pasir : tanah : BO = 1 : 1 : 1) yang sudah
      disterilkan dan ditempatkan di green house. Waktu untuk mengadaptasikan tanaman
      berkisar 1 – 2 bulan. Sebelum diaklimatisasi tanaman dari MS II dipotong daun dan
      akar, direndam dalam larutan yetin (antiseptik). Setelah ditanam, kemudian disiram
      dan ditutup, setelah 5 hari tutup dibuka. Perawatan di bedengan antara lain :
      -   Penyiraman → sesuai dengan kondisi tanah setiap harinya.
-   Pemupukan I → Za dengan dosis 1 sdm untuk 1 gembor
       (2 bedengan) pada umur 7 hst.
       -   Pendangiran → umur 14 hst.
       -   Pemupukan II → Za dengan dosis 2 sdm untuk 1 gembor
       (2 bedengan) pada umur 14 hst.
       -   Pupuk daun → 15 cc / 1 l air. Pada umur 21 hst.




                                    Aklimatisasi
       Aklimatisasi II (Penanaman di polibag)
             Dimaksudkan untuk memisahkan masing-masing individu tanaman ke polibag
       yang telah diisi dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk organik, waktu
       untuk menumbuhkan tanaman sampai dengan siap ditanam di kebun berkisar 2 – 3
       bulan.
           1 leng (8m) diperlukan 27 polibag dengan jarak tanam 30 cm.
           1 Ha = 950 leng
       Maka 1 Ha diperlukan 27 x 950 = 25.650 polibag. Seperti pada gambar.




                             Penanaman polibag di kebun


     Dengan berhasilnya teknik kultur jaringan tebu dan diterapkan dalam praktek maka
beberapa keuntungan yang diperoleh antara lain :
    Tumbuhan yang dihasilkan secara genetik adalah sama dengan induknya.
Dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang lebih banyak
1 pucuk → 10 potong ekplant
1 potong → 15 tabung; jika disubkultur dapat menjadi 40 tabung
1 tabung plantlet → displit bisa menjadi 7 tabung plantlet baru
     Maka 1 pucukan dapat menjadi
     40 x 7 x 10 = 2800 tabung;
     Kontaminasi 10% = maka 2800 – 280 = 2580 tabung; 1 tabung berisi 2 – 3 tanaman.
     o    Memuliakan kemampuan produksi bibit yang mengalami tekanan penyakit
          sistemik.
     o    Cepat dari sumber yang terbatas.
     o    Bibit yang dihasilkan sehat dan bebas dari penyakit.
     o    Dapat dilakukan setiap saat, tidak tergantung musim.
     o    Dapat menyediakan bibit dalam lahan yang terbatas
III. PENUTUP


A. Kesimpulan
   1. Tebu merupakan salah satu komoditi utama nasional dengan sebaran sentra penanaman
      cukup banyak. Daerah produksi tebu tersebut mencapai 13 propinsi.
   2. Alat yang digunakan dalam kultur jaringan adalah Autoklaf, Laminar Air Flow Cabinet
      (LAFC), Neraca Analitik, Hot Plate dengan Pengaduk Bermagnet, Shaker, Botol Kultur,
      pinset, dan scalpel. Sedangkan bahannya adalah Tebu, Media kultur yang digunanakn,
      lampu Bunsen, dan aquades.
   3. Prosedur kerja atau tahapan-tahan yang dilakukan dalam pembuatan kultur jaringan,
      yaitu :
                Pembuatan Media
                Inisiasi
                Sterilisasi
                Multiplikasi
                Pengakaran, dan
                Aklimatisasi


B. Saran
           Sebaiknya untuk pembuatan kultur jaringan ini dilakukan secara serius, teliti, dan
   sungguh-sungguh agar dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi agar
   hasil yang diperoleh sesuai harapan.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilieta   Fitriana.   http://aprilieta-fitriana.blogspot.com/2011/07/kultur-jaringan-tebu.html.
      Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30

Anonim1. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodity.php?ic=5&fb=2&if=99.
    Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30

Anonim2. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodity.php?ic=5. Diakses pada
    tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30

Anonim3. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul
    00.30

Anonim4. http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam. Diakses pada tanggal 21 Februari
     2013 Pukul 00.30

Anonim5. http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/14466074-kultur-jaringan-tanaman-tebu.
    Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30

Anonim6. http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu. Diakses pada tanggal 22 Februari 2013 pukul 20.45
    WITA

Anonim7.http://hawaauriz.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 22 Februari 2013 pukul 22.00
    WITA

Anton      Nurholis.     http://antonnurholis.blogspot.com/2011/01/tebu-unggul-g2-eks-kultur-
     jaringan.html. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30

Deny.    http://tentanggula.wordpress.com/2012/10/06/kultur-jaringan-tebu-upaya-peningkatan-
     gula-on-farm/. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30

Rahayu dan Mariska. 2011. Pengadaan Bibit Tebu Melalui Kultur Jaringan. Jurnal Litbang
     Pertanian Edisi 6-12 Juli 2011 No.3413 Tahun XLI.

Sepdian       Luri       A.http://kultur-jaringan.blogspot.com/2009/08/tahapan-tahapan-kultur-
     jaringan.html. Diakses pada tanggal 22 Februari 2013 pukul 22.30 WITA

More Related Content

What's hot

MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUNMODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUNBetacarotene
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipassat rahayuwati
 
Struktur Dan Fungsi Bunga
Struktur Dan Fungsi BungaStruktur Dan Fungsi Bunga
Struktur Dan Fungsi Bungakeysia waani
 
2.anatomi tumbuhan akar
2.anatomi tumbuhan akar2.anatomi tumbuhan akar
2.anatomi tumbuhan akarL Anshori
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrulMetabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrulSMPN 4 Kerinci
 
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8 ( ANIMALIA )
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8   ( ANIMALIA )RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8   ( ANIMALIA )
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8 ( ANIMALIA )almansyahnis .
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAJosua Sitorus
 
Simbiosis ( presentasi )
Simbiosis ( presentasi )Simbiosis ( presentasi )
Simbiosis ( presentasi )vinda_rahmah
 
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayatiLks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayatiMaya Iqlima
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Biology Education
 

What's hot (20)

MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUNMODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
MODIFIKASI DAN FILOTAKSIS DAUN
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
 
Struktur Dan Fungsi Bunga
Struktur Dan Fungsi BungaStruktur Dan Fungsi Bunga
Struktur Dan Fungsi Bunga
 
2.anatomi tumbuhan akar
2.anatomi tumbuhan akar2.anatomi tumbuhan akar
2.anatomi tumbuhan akar
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Makalah_36 Laporan praktikum akhir gulma
Makalah_36 Laporan praktikum akhir gulmaMakalah_36 Laporan praktikum akhir gulma
Makalah_36 Laporan praktikum akhir gulma
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrulMetabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
 
PPT VIRUS
PPT VIRUSPPT VIRUS
PPT VIRUS
 
virus pada pepaya, jagung, kakao
virus pada pepaya, jagung, kakaovirus pada pepaya, jagung, kakao
virus pada pepaya, jagung, kakao
 
Bunga
BungaBunga
Bunga
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
 
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8 ( ANIMALIA )
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8   ( ANIMALIA )RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8   ( ANIMALIA )
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8 ( ANIMALIA )
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Simbiosis ( presentasi )
Simbiosis ( presentasi )Simbiosis ( presentasi )
Simbiosis ( presentasi )
 
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayatiLks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
 

Similar to Tugas pengantar bioteknologi tebu

KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdSMPN 4 Kerinci
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...ripto atmaja
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPutri Azzara Arjani
 
Biologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologiBiologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologinurul limsun
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibAndria Bin Muhayat
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramradikalzen
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramradikalzen
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxKhilalAdit
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiPurwandaru Widyasunu
 

Similar to Tugas pengantar bioteknologi tebu (20)

Agro wisata malang
Agro wisata malangAgro wisata malang
Agro wisata malang
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Kultur jaringan1
Kultur jaringan1Kultur jaringan1
Kultur jaringan1
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.Pd
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
 
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AALISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
 
Biologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologiBiologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologi
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
 

Tugas pengantar bioteknologi tebu

  • 1. Tugas Pengantar Bioteknologi KULTUR JARINGAN TEBU Oleh : Siti Mudrika (G111 12 017) Uswah Trywulan Syah (G111 12 020) Ikhwana Aflaha (G111 12 031) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013
  • 2. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara. Dengan populasi sebesar 237 juta jiwa pada tahun 2010, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, tebu, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar. Tebu merupakan salah satu komoditi utama nasional dengan sebaran sentra penanaman cukup banyak. Daerah produksi tebu tersebut mencapai 13 propinsi. Daerah yang sesuai untuk tanaman tebu berdasarkan kesesuaian lahan mencapai 33,80 juta ha, yang terdiri dari lahan sangat sesuai 12,70 juta ha, moderat cocok dengan 6,30 juta ha, dan marginal sesuai sekitar 14,80 juta ha. Penyebaran areal yang cocok untuk tebu adalah terluas di Kalimantan, Papua, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, dan Lampung. Sentra produksi nasional komoditi tebu yang diperhitungkan disini adalah wilayah Kabupaten atau Kota yang memiliki luas lahan produksi lebih dari 1000 Ha atau jumlah produksi lebih dari 1000 ton pertahun. Untuk Jawa Barat pada tahun 2010 dikembangkan demplot tebu KBD yang berasal dari benih eks kultur jaringan (G2) seluas 4 Ha berlokasi di Desa Amis Cikedung Kab. Indramayu. Secara teknis dalam Pengelolaan Benih Tebu eks kultur jaringan (G2) telah dilakukan pelatihan teknis yang diselenggarakan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula
  • 3. Indonesia (P3GI) Pasuruan. Pelatihan teknis meliputi penanganan benih tebu eks kultur jaringan dalam bedengan pembenihan dan atau dalam polybag pembenihan, kemudian penanganan benih sebelum penanaman sampai penanaman diareal tanam (KBD). Produksi gula Indonesia hanya 1,68 % sedangkan gula yang dikonsumsi sebesar 2,79 % dari total konsumsi gula dunia. Swasembada gula dapat dicapai antara lain dengan ekstensifikasi lahan tebu. Oleh karena itu, kajian mengenai potensi sumber daya lahan di Indonesia untuk perkebunan gula perlu dilakukan. Total areal tebu di Indonesia saat ini sekitar 430.000 ha, masih kekurangan 420.000 ha untuk swasembada gula. Kekurangan ini secara teknis dapat diatasi karena potensi lahan dengan karakteristik tanah yang cocok untuk tebu tersedia. Roadmap swasembada gula harus tercapai pada tahun 2014 sebanyak 5.7 juta ton. maka ketersediaan benih unggul sangat diperlukan dalam jumlah yang banyak, seragam dan dalam waktu yang cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan perbanyak benih tebu melalui kultur jaringan. Dinamakan benih kultur jaringan tebu G2, benih Tebu Eks Kultur jaringan atau G2 merupakan benih tebu yang sudah adaptasi dengan lingkungan luar laboratorium. Maka dari itu, dengan adanya kultur jaringan, produksi komoditi tebu ini bisa meningkat. B. Rumusan Masalah Adapun beberapa rumusan masalah yahg diajukan, yaitu : 1. Komoditas Tebu 2. Apa alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ? 3. Bagaimana prosedur kerja atau tahapan-tahapan pada kultur jaringan ini? C. Tujuan Penulisan Adapun beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu : 1. Mengetahui tentang tanaman tebu 2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuat kultur jaringan tebu 3. Mengetahui prosedur kerja atau tahapan-tahapan kultur jaringan tebu
  • 4. II. PEMBAHASAN 1. Komoditas Tebu Tebu (Saccharum Officanarum L) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin yang memiliki manfaat strategis bagi kehidupan ekonomi masyarakat. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Tebu merupakan tanaman yang memiliki manfaat penting bagi masyarakat. Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, maka kebutuhan akan gula pun juga semakin meningkat. Hal ini membawa konsekuensi terhadap produksi tebu yang dihasilkan juga harus meningkat. Berbagai upaya dilakukan para lembaga penelitian untuk meningkatkan produksi tebu, apalagi tahun 2014 pemerintah telah mencanangkan program swasembada gula 5,7 ton, salah satunya penyediaan bibit tebu dengan sistem kultur jaringan. Perbanyakan bibit tebu dengan sistem kultur jaringan sangatlah potensial, mengingat kebutuhan akan bibit para petani cukuplah besar. Tetapi perlu dana yang besar juga untuk mengembangkan bibit dengan kultur jaringan. Peran yang optimal perlu dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan pergulaan nasional. Diharapkan Indonesia mampu mengembalikan kejayaan gula yang pernah dicapai pada masa-masa silam.
  • 5. 2. Alat dan Bahan yang digunakan Alat 1. Autoklaf Autoklaf digunakan untuk mensterilisasi alat dan bahan sebelum digunakan dalam proses kultur jaringan. Bahan yang biasanya perlu disterilisasi dahulu yaitu medium. 2. Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Alat ini digunakan sebagai tempat menanamkan eksplan. Pada alat ini terdapat bagian-bagian berupa lampu UV (ultraviolet), lampu neon, filter High Eficiency Particle Absorbent (HEPA), dan jarum penunjuk atau pengatur kekuatan hembusan angin. Alat ini juga disebut sebagai Laminar Air Flow Cabinet karena ke dalamnya dialirkan angin dengan arah lurus ke arah luar agar menghembus spora-spora jamur yang mungkin beterbangan sehingga tidak memasuki botol kultur pada saat penanaman. 3. Neraca Analitik Berfungsi untuk mengukur massa dari bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses kultur jaringan. 4. Hot Plate dengan Pengaduk Bermagnet Alat tersebut fungsinya sama seperti kompor yaitu untuk memasak atau memanaskan medium dalam pembuatan media padat. Alat ini juga berfungsi sekaligus dapat mengaduk medium yang dimasak karena dilengkapi pengaduk bermagnet.
  • 6. 5. Shaker Adalah suatu alat yang sering digunakan pada kultur dengan medium cair. Fungsinya adalah sebagai meja penggojok untuk memberikan aerasi yang baik pada kultur. 6. Botol Kultur Digunakan sebagai botol tempat ditanamnya eksplan. 7. Pinset Digunakan untuk menjapit eksplan 8. Scalpel Digunakan untuk memotong eksplan Bahan 1. Tebu 2. Media Kultur Jaringan 3. Lampu Bunsen 4. Aquades 3. Tahapan pembuatan Kultur Jaringan Tebu Adapun tahapan pembuatan kultur jaringan adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan media, meliputi : Penyiapan tabung-tabung kultur Penuangan larutan media Kegiatan pemasakan media Penutupan tabung-tabung kultur Kegiatan sterilisasi Penyimpanan media pada ruang inkubasi media Media yang digunakan untuk perkembangbiakan kultur jaringan tebu adalah media MS dengan penggunaan ZPT untuk MS I adalah kinetin dan 2,4 D digunakan
  • 7. untuk media pembentukan kallus ± 15 cc. Sedangkan pada MS II ZPT yang digunakan adalah kinetin dan IAA untuk media differensiasi planlet; ± 25 cc. ZPT merupakan Zat Pengatur Tumbuh. Penerapan teknik kultur jaringan sangat sulit dilakukan tanpa melibatkan zat pengatur tumbuh. Adapun zat pengatur tumbuh antara lain : auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, etilen. Dalam kegiatan pembuatan media harus menghasilkan media yang bebas dari mikroba. Oleh karena itu media yang dibuat harus disterilkan dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121ºC, tekanan 1,5 psi selama 30 menit. Kemudian media yang dibuat tersebut dituang dalam botol yang sudah steril tadi lalu ditutup dengan alumunium foil. Media yang terkontaminasi kemungkinan disebabkan karena kondisi laboratorium dan ruang pertumbuhan yang kurang steril serta tabung kultur yang tidak steril. Kondisi laboratorium yang tidak pernah dilakukan sterilisasi menggunakan formalin kemungkinan juga mempengaruhi proses pembiakan secara kultur jaringan. 2. Inisiasi Pengambilan eksplan Dari pucukan, ruas paling bawah yang diambil. Mengambil pucuk tebu ± 4 ruas. Lalu dilakukan pengelupasan pucukan yang bertujuan untuk mempermudah pengambilan dan pemotongan ekplan. Ukurannya ± 20 cm dari ruas terakhir. Kemudian pucuk tebu yang berumur 5 bulan dipotong-potong diatas titik tumbuhnya dengan ukuran 0,5 cm lalu dicuci dengan air mengalir. Setelah itu dibawa ke laminar. Perhatikan gambar di bawah ini. Pengambilan Pucukan Pengelupasan Pucukan Pemotongan Eksplan
  • 8. Sterilisasi eksplan ( di dalam laminar ) : 1. Menyemprot eksplan menggunakan alcohol 96 % 2. Membakar eksplan yang telah disemprot dengan alcohol pada lampu Bunsen 3. Eksplan siap ditanam Kegiatan penanaman/inokulasi. o Penanaman pucukan (ekplan) Penanaman pucuk tebu yang telah dipotong-potong ke dalam media MS I. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan kallus. Kallus adalah sel yang tumbuh dari irisan pucuk (ekplan). Kallus yang didapat merupakan bahan tanam pada tahap defferensiasi. Waktu untuk menumbuhkan kallus berkisar 1,5 – 2 bulan. Kallus Penyimpanan hasil inisiasi pada rak kultur Dalam melakukan kegiatan inisiasi pengenalan eksplan sangat dibutuhkan, karena apabila kita mengetahui sifat fisiologi dari eksplan tersebut maka akan lebih mudah dalam melakukan perkembangbiakan secara kultur jaringan ini. Keadaan eksplan juga sangat menentukan sekali dalam kultur jaringan. Apabila keadaan eksplan tersebut tidak sehat atau tidak sesuai dengan kriteria sebagai eksplan yang baik maka kemungkinan besar hasil yang akan di dapat tidak akan optimal. Untuk menghilangkan sumber infeksi, bahan tanaman harus disterilkan sebelum ditanamkan pada medium tumbuh. Jaringan atau organ yang terinfeksi jamur atau bakteri sistemik hendaknya dibuang. 3. Sterilisasi Sterilisasi Lingkungan kerja: Entkas: Disterilisasi dengan lampu UV/disemprot alcohol 70% atau formalin.
  • 9. Laminar Air Flow: Disterilisasi dengan aliran udara dengan blower, melalui filter HEPA (High Efficiency Particulate Air), alcohol 70%, UV 1 – 2 jam sebelum kerja. Sterilisasi Alat dan Media: - Alat-alat logam, gelas serta media dengan autoclave 121°C, 17,5 psi (1,5 atm) selama 1 jam. - Alat-alat tanam: pinset, scalpel, gunting, blade dengan pencelupan alcohol dan / atau pemanasan. Sterilisasi Bahan Tanam: - Inisiasi kultur: harus bebas kontaminan yang berupa cendawan, bakteri, serangga, spora-spora. Hal ini karena di dalam media yang kaya gula, vitamin, mineral, akan tumbuh subur dan menutupi eksplan, sehingga eksplan mati. Juga cendawan yang subur akan mengeluarkan senyawa toksik. 4. Multiplikasi Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya (Yusnita, 2004). a. Penanaman kallus (differensiasi) Tujuannya adalah untuk mendapatkan individu tanaman dari hasil penanaman kallus. Kallus yang didapat dikeluarkan dari tabung MS I dan dipilih yang baik dan segar kemudian dipotong kecil-kecil selanjutnya ditanam pada media MS II. Pada media ini akan diperoleh individu – 2 tanaman lengkap dengan akarnya. Waktu yang diperlukan pada MS II berkisar 3 – 4 bulan. Perhatikan gambar berikut. (a) (b) Differensiasi; (a) split planlet umur 1 bulan dan (b) plantlet umur 3 bulan
  • 10. 4. Pengakaran Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ketahanannya terhadap pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan (Wetherell, 1976). Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri). Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok. 5. Aklimatisasi Tahap aklimatisasi planlet merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit secara masal. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca , rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap serangga). Proses ini disebut aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex- vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi. Aklimatisasi I Yang dimaksud aklimatisasi ialah penanaman individu tanaman yang diperoleh dari MS II ke media tanah (pasir : tanah : BO = 1 : 1 : 1) yang sudah disterilkan dan ditempatkan di green house. Waktu untuk mengadaptasikan tanaman berkisar 1 – 2 bulan. Sebelum diaklimatisasi tanaman dari MS II dipotong daun dan akar, direndam dalam larutan yetin (antiseptik). Setelah ditanam, kemudian disiram dan ditutup, setelah 5 hari tutup dibuka. Perawatan di bedengan antara lain : - Penyiraman → sesuai dengan kondisi tanah setiap harinya.
  • 11. - Pemupukan I → Za dengan dosis 1 sdm untuk 1 gembor (2 bedengan) pada umur 7 hst. - Pendangiran → umur 14 hst. - Pemupukan II → Za dengan dosis 2 sdm untuk 1 gembor (2 bedengan) pada umur 14 hst. - Pupuk daun → 15 cc / 1 l air. Pada umur 21 hst. Aklimatisasi Aklimatisasi II (Penanaman di polibag) Dimaksudkan untuk memisahkan masing-masing individu tanaman ke polibag yang telah diisi dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk organik, waktu untuk menumbuhkan tanaman sampai dengan siap ditanam di kebun berkisar 2 – 3 bulan. 1 leng (8m) diperlukan 27 polibag dengan jarak tanam 30 cm. 1 Ha = 950 leng Maka 1 Ha diperlukan 27 x 950 = 25.650 polibag. Seperti pada gambar. Penanaman polibag di kebun Dengan berhasilnya teknik kultur jaringan tebu dan diterapkan dalam praktek maka beberapa keuntungan yang diperoleh antara lain : Tumbuhan yang dihasilkan secara genetik adalah sama dengan induknya.
  • 12. Dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang lebih banyak 1 pucuk → 10 potong ekplant 1 potong → 15 tabung; jika disubkultur dapat menjadi 40 tabung 1 tabung plantlet → displit bisa menjadi 7 tabung plantlet baru Maka 1 pucukan dapat menjadi 40 x 7 x 10 = 2800 tabung; Kontaminasi 10% = maka 2800 – 280 = 2580 tabung; 1 tabung berisi 2 – 3 tanaman. o Memuliakan kemampuan produksi bibit yang mengalami tekanan penyakit sistemik. o Cepat dari sumber yang terbatas. o Bibit yang dihasilkan sehat dan bebas dari penyakit. o Dapat dilakukan setiap saat, tidak tergantung musim. o Dapat menyediakan bibit dalam lahan yang terbatas
  • 13. III. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Tebu merupakan salah satu komoditi utama nasional dengan sebaran sentra penanaman cukup banyak. Daerah produksi tebu tersebut mencapai 13 propinsi. 2. Alat yang digunakan dalam kultur jaringan adalah Autoklaf, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), Neraca Analitik, Hot Plate dengan Pengaduk Bermagnet, Shaker, Botol Kultur, pinset, dan scalpel. Sedangkan bahannya adalah Tebu, Media kultur yang digunanakn, lampu Bunsen, dan aquades. 3. Prosedur kerja atau tahapan-tahan yang dilakukan dalam pembuatan kultur jaringan, yaitu : Pembuatan Media Inisiasi Sterilisasi Multiplikasi Pengakaran, dan Aklimatisasi B. Saran Sebaiknya untuk pembuatan kultur jaringan ini dilakukan secara serius, teliti, dan sungguh-sungguh agar dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi agar hasil yang diperoleh sesuai harapan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Aprilieta Fitriana. http://aprilieta-fitriana.blogspot.com/2011/07/kultur-jaringan-tebu.html. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30 Anonim1. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodity.php?ic=5&fb=2&if=99. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30 Anonim2. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodity.php?ic=5. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30 Anonim3. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30 Anonim4. http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30 Anonim5. http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/14466074-kultur-jaringan-tanaman-tebu. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30 Anonim6. http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu. Diakses pada tanggal 22 Februari 2013 pukul 20.45 WITA Anonim7.http://hawaauriz.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 22 Februari 2013 pukul 22.00 WITA Anton Nurholis. http://antonnurholis.blogspot.com/2011/01/tebu-unggul-g2-eks-kultur- jaringan.html. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30 Deny. http://tentanggula.wordpress.com/2012/10/06/kultur-jaringan-tebu-upaya-peningkatan- gula-on-farm/. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013 Pukul 00.30 Rahayu dan Mariska. 2011. Pengadaan Bibit Tebu Melalui Kultur Jaringan. Jurnal Litbang Pertanian Edisi 6-12 Juli 2011 No.3413 Tahun XLI. Sepdian Luri A.http://kultur-jaringan.blogspot.com/2009/08/tahapan-tahapan-kultur- jaringan.html. Diakses pada tanggal 22 Februari 2013 pukul 22.30 WITA