SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Télécharger pour lire hors ligne
%$%
           *(23526(66,1*
   5




GeoProsessing merupakan fasilitas yang paling sering digunakan
dalam mengolah data spasial. Melalui GeoProsessing kita dapat
membuat data baru melalui manipulasi theme pada view. Dalam
banyak kasus, manipulasi data grafis pada view dan analisis data
atributnya pada tabel mampu menghasilkan informasi baru yang
bermanfaat.
Modul GeoProsessing tidak dapat diakses langsung dari menu
ArcView, karena GeoProsessing merupakan Extention. Oleh sebab
itu, agar kita dapat memanfaatkan fasilitas ini kita harus meng-
aktifkannya terlebih dahulu. Dari menu File pilih Extentions.
Kotak di bawah ini akan muncul.
Pada pilihan Available Extentions, aktifkan modul Goprocessing
dengan mengklik kotak cek yang ada di depannya. Agar modul ini
tetap disertakan ketika kita memulai ArcView, aktifkan kotak cek
Make Default. Apabila modul geoprocessing telah aktif, maka
menu View akan bertambah pada baris paling bawah, yaitu
GeoProcessing Wizard. Menu ini selanjutkan akan digunakan
dalam proses GeoProsessing.


                                                            117
Gambar 5.1. Kotak dialog Extentions.



 0HPRWRQJ 7KHPH %HUGDVDUNDQ 7KHPH
    DQJ /DLQ
Fasilitas ini biasanya digunakan untuk memotong theme menjadi
bagian/daerah yang lebih kecil sesuai dengan keperluan. Misalnya
kita mempunyai peta kemiringan lereng daerah Kecamatan Kuta
Selatan, sedangkan kita hanya memerlukan peta kemiringan
lereng hanya untuk daerah penelitian yang hanya sebagian dari
Kecamatan Kuta Selatan. Maka dalam hal ini kita dapat memotong
(clip) peta kemiringan Kuta Selatan tersebut hanya sebatas daerah
penelitian. Perhatikan gambar di bawah ini.




                 a                                    b
   Gambar 5.2. Peta lereng yang akan dipotong (a), sebesar daerah
                           penelitian (b).


118
Untuk memotong peta lereng seluas daerah penelilian, ikutilah
langkah-langkah berikut.

1. Aktifkan peta yang akan dipotong (Ler_ks.shp) dan peta
   pemotong (Batas_ks.shp) pada view yang sama seperti pada
   gambar di atas.
2. Pilih GeoProcessing Wizard dari menu View. Kotak dialog
   berikut akan tampil.




      Gambar 5.3. Kotak dialog Geoprocessing Clip one theme
                   based on another langkah 1.


3. Plilh Clip one theme based on another kemudian klik Next. Ko-
   tak dialog selanjutnya akan tampil.




      Gambar 5.4. Kotak dialog Geoprocessing Clip one theme
                   based on another langkah 2.


                                                              119
4. Pada daftar pilihan Select input theme to clip, pilih theme yang
   akan dipotong dalam hal ini Ler_ks.shp. Sedangkan pada daf-
   tar pilihan Select a polygon overlay theme, pilih poligon pemo-
   tong (Batas_ks.shp). Standarnya ArcView akan menyimpan
   hasilnya pada folder Temp. Apabila Anda ingin menyimpan
      pada tempat yang berbeda klik tombol        dan tentukan lo-
      kasinya. Klik Finish jika pengaturan telah selesai. Tampilan
      theme seteleh dilakukan clipping adalah sebagai berikut.




              Gambar 5.5. Tampilan theme hasil clipping.



    Catatan

•     Data atribut hasil proses clipping mempunyai struktur yang
      sama dengan theme yang dipotong.
•     Anda dapat menggunakan sebagian theme yang dipotong atau
      theme pemotong dalam proses GeoProsessing, dengan
      memilih objek tertentu saja pada theme tersebut. Kemudian,
      pada      kotak dialog GeoProsessing langkah 2 isikan kotak
      cek Use    Selected Features Only.
•     Jika proses clipping Anda menemukan Error, disarankan untuk
      menyimpan hasil clipping tidak pada folder Temp.

 ,QWHUVHNVL 'XD 7KHPH
Pada proses clipping di atas, ArcView hanya mengambil batas
terluar theme pemotong yang selanjutnya dipakai sebagai batas

120
terluar theme yang dipotong, tanpa menyertakan informasi tabular
yang terdapat pada theme pemotong pada hasil clipping.
Sementara interseksi dua theme mempunyai prosedur yang
hampir sama. Akan tetapi pada theme hasil interseksi, kedua
informasi atribut disertakan pada tabel.
Kebanyakan pengguna ArcView menggunakan fasilitas interseksi
dua theme ini untuk overlay dua peta atau lebih dengan batas
daerah yang sama. Apabila Anda akan melakukan overlay tiga
peta atau lebih, Anda harus melakukan proses ini lebih dari satu
kali, karena dalam waktu yang bersamaan atau dalam satu proses,
ArcView hanya dapat melakukan overlay dua peta.
Pada contoh di bawah ini, kita akan melakukan overlay dua peta,
yaitu peta kemiringan lereng (Ler_ks.shp) dan peta curah hujan
(Hujan_ks.shp) untuk menentukan daerah yang rawan terhadap
erosi, dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat kemiringan
lereng dan curah hujan suatu daerah maka bahaya erosi akan
semakin tinggi. Kemiringan lereng pada daerah contoh dibagi
menjadi enam kelas dengan nilai skor 1 sampai 6. Sementara
Curah hujan dibedakan menjadi 3 kelas dengan nilai skor 1 sampai
3. Tampilan peta kemiringan lereng dan peta curah hujan pada
view adalah seperti gambar berikut.




                a                                   b
  Gambar 5.6. Peta kemiringan lereng (a), dan Peta curah hujan (b).

Sementara tampilan data atribut kedua theme tersebut sebelum
dilakukan overlay tampak seperti gambar di bawah ini.
Kelas lereng berkisar dari 1 sampai 6, sedangkan kelas hujan dari
1 sampai 3. Kriteria yang digunakan untuk menilai bahaya erosi

                                                                 121
adalah dengan formula berikut:
Total Skor = (2 * Skor lereng )+ (Skor Hujan)
Hasil perhitungan total skor kemudian dicocokan dengan Tabel 5.1
untuk menentukan kriteria tingkat bahaya erosi.




                    a                            b
 Gambar 5.7. Data Atribut peta kemiringan lereng (a), dan peta curah
                             hujan (b).

Tabel 5.1. Kriteria tingkat bahaya erosi.
 No    Total Skor   Kriteria
 1     5           Rendah
 2     5–8          Sedang
 3     8           Tinggi



Ikutilah langkah-langkah berikut untuk melakukan overlay dengan
kriteria di atas.

1. Buka kedua peta atau theme yang akan digunakan untuk over-
   lay pada view yang sama seperti pada Gambar 5.6.
2. Dari menu View pilih GeoProcessing Wizard. Pada kotak
   GeoProcessing, pilih Intersect two theme seperti gambar beri-
   kut ini.




122
Gambar 5.8. Kotak dialog GeoProcessing Intersect two theme
                            langkah 1.


3. Klik Next untuk melanjutkan ke langkah berikutnya. Pada ko-
   tak dialog langkah ke-2, pilihlah theme yang akan digunakan
   sebagai input pada daftar pilihan Select input theme to intersect
   dan theme yang dipakai untuk overlay pada Select an overlay
   theme. Apabila batas luar theme yang dioverlay berbeda,
   maka hasil dari proses ini akan mengikuti batas luar theme
   yang dipilih pada Select an overlay theme. Akan tetapi pada
   contoh ini, kedua theme yang digunakan dalam overlay mem-
   punyai batas luar yang sama sehingga Anda bebas menentu-
   kan salah satau theme yang akan digunakan sebagai theme
   input dan theme overlay. Tentukan lokasi di mana hasilnya
   akan disimpan. Kalau tidak, ArcView akan menyimpan pada
   folder Temp.




    Gambar 5.9. Kotak dialog GeoProcessing Intersect two theme
                            langkah 2.

                                                                 123
4. Klik Finish, hasilnya seperti gambar di bawah ini.




                                  a




                                  b
  Gambar 5.10. Peta (a) dan data Atribut (b) hasil proses interseksi.

Selanjutnya, dilakukan pengolahan data atribut pada tabel hasil
interseksi untuk menjumlahkan skor kedua theme tersebut dan
membuat kriteria bahaya erosi. Prosedurnya sebagai berikut.

1. Aktifkan tabel hasil proses interseksi, dalam contoh di atas
   Attribute of ltsct1.shp.
2. Tambahkan 2 field, masing-masing dengan nama tot_skor,
   tipe numerik, lebar 3, desimal 0 dan Kt_erosi, tipe string, lebar
   10. Pembahasan detail tentang menambah field lihat Bab
   ‘Mengelola Tabel’.
3. Tandai field tot_skor, kemudian dari menu Field pilih
   Calculate. Lengkapi kotak dialog Field Calculator berikut.

124
Gambar 5.11. Kotak dialog Field Calculator.


4. Lengkapi field Kt_erosi dengan kriteria seperti pada Tabel 5.1.
   Pertama gunakan perintah Table          Query untuk memilih
   record yang mempunyai nilai  5.




  Gambar 5.12. Memilih record yang mempunyai total skor kurang
                              dari 5.


5. Setelah diklik New Set, maka semua record yang mempunyai
   total skor kurang dari 5 akan terpilih. Gunakan menu Field
   Calculate untuk mengisi kriteria Rendah hanya pada field
   yang telah terpilih.




                                                              125
Gambar 5.13. Mengisi kriteria rendah dengan Field Calculator.


6. Ulangi prosedur nomor 4 dan 5 masing-masing untuk mengisi
   kriteria Sedang dan Tinggi. Gunakan ekspresi ( [Tot_skor]
   = 5 ) and ( [Tot_skor] = 8 ) untuk memilih record yang
   mempunyai kriteria Sedang, dan ( [Tot_skor]  8 ) untuk
   menandai record yang memiliki kriteria Tinggi.
7. Jika semua kriteria telah dilengkapi, tampilan data Attribute of
   ltsct1.shp dan petanya berturut-turut akan tampak seperti pada
   gambar di bawah ini.




           Gambar 5.14. Tampilan data Attribute of ltsct1.shp
                   setelah semua field dilengkapi.




126
Gambar 5.15. Tampilan peta bahaya erosi.



 Catatan
Dalam teori, sebenarnya perhitungan tingkat bahaya erosi tidak
sesederhana seperti contoh di atas. Akan tetapi, di sini hanya
digunakan sebagai contoh untuk memudahkan pemahaman
interseksi 2 theme, karena perhitungan erosi yang sebenarnya
menggunakan prosedur yang panjang.


  Tip
Untuk melakukan prosedur nomor 4 dan 5 secara berulang-ulang,
Anda tidak perlu menutup kotak dialog Query saat mengambil
menu Calculate sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien.


 8QLRQ 'XD 7KHPH
Union dua theme mempunyai prosedur yang sama dengan
interseksi dua theme. Hanya saja, hasil dari interseksi dua theme
menampilkan theme yang berinterseksi. Sementara hasil union
dua theme menghasilkan gabungan dari kedua theme tersebut
walaupun theme tidak berinterseksi. Perhatikan Gambar 5.16.
Jika Anda melakukan overlay dua theme pada daerah yang sama,
penggunaan union dua theme pada theme yang mempunyai batas
luar yang tidak persis sama, sering menyebabkan adanya poligon
sliver, yaitu poligon bukan hasil overlay melainkan adanya batas


                                                             127
luar theme yang berbeda pada daerah yang sama. Hal ini akan
mengganggu hasil overlay. Lihatlah contoh pada Gambar 5.17.




      Gambar 5.16. Kotak dialog GeoProcessing Union two themes.



                                          Poligon
                                           sliver
             Poligon
              sliver




                  Gambar 5.17. Contoh poligon sliver.

Untuk itu penggunaan interseksi dua theme merupakan salah satu
cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan poligon sliver.
Penggunaan interseksi dua theme akan memberikan hasil yang
sama dengan union dua theme apabila batas luar kedua theme
persis sama.
Dengan menyuraikan perbedaan dan persamaan interseksi dua
theme dan union dua theme, di sini kita tidak akan membahas
union dua theme lebih jauh karena menggunakan prosedur yang
sama dengan interseksi dua theme.

128
0HQJJDEXQJNDQ 2EMHN %HUGDVDUNDQ 'DWD
    $WULEXW
Jika kita perhatikan kembali Gambar 5.15 hasil interseksi peta
lereng dan peta hujan untuk memperoleh peta bahaya erosi terlihat
ada sedikit kejanggalan, yaitu kelas bahaya erosi yang sama yang
terletak bersebelahan dibatasi oleh garis pemisah. Hal ini
menyebabkan tampilan peta menjadi kurang baik. Oleh sebab itu,
kita perlu menghilangkan garis pemisah kelas yang sama dengan
menggabungkan objek atau kelas yang sama (Dissolve)
berdasarkan kesamaan nilai atributnya dalam hal ini nama kelas
bahaya erosi, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Proses dissolve ini juga akan membuat ringkasan terhadap kelas
tingkat bahaya erosi. Sebelum proses tersebut dilakukan,
sebaiknya tabel Attribute of ltsct1.shp kita tambahkan 1 field
dengan nama Luas_ha untuk menyimpan informasi luas pada
masing-masing kelas. Untuk melakukan hal tersebut, gunakan
prosedur berikut.

1. Aktifkan tabel Attribute of ltsct1.shp, tambahkan 1 field dengan
   nama Luas_ha, tipe numerik, lebar 10, desimal 2.
2. Gunakan menu Field       Calculate untuk menghitung luas
   masing-masing record seperti pada gambar di bawah ini.




 Gambar 5.18. Kotak dialog Field Calculator untuk menghitung luas.




                                                               129
3. Aktifkan view dan theme hasil interseksi seperti Gambar 5.15,
   dari menu View pilih GeoProcessing Wizard. Di kotak dialog
   GeoProcessing pilih Dissolve feactures based on an attribute.




      Gambar 5.19. Kotak dialog GeoProcessing Dissolve feactures
                   based on an attribute langkah 1.


4. Klik Next. Pada daftar Select theme to dissolve pilih ltsct1.shp,
   sedangkan pada daftar Select an attribute to dissolve pilihlah
   Kt_erosi. Tentukan pula di mana hasilnya akan disimpan pada
   Specify the output file.




      Gambar 5.20. Kotak dialog GeoProcessing Dissolve feactures
                   based on an attribute langkah 2.


5. Klik Next ke langkah berikutnya. Kemudian pilih field tam- ba-
   han yang akan disertakan dalam hasil dissolve ini. Untuk men-
   dapatkan informasi luas masing-masing kelas bahaya erosi,
   pilihlah Luas_ha by Sum.

130
Gambar 5.21. Kotak dialog GeoProcessing Dissolve feactures
                 based on an attribute langkah 3.


6. Klik Finish. Perbandingan tampilan theme sebelum dan sete-
   lah dilakukan proses Dissolve dapat dilihat pada gambar beri-
   kut.




                                a




                                b
  Gambar 5.22. Tampilan peta sebelum (a), dan sesudah (b) proses
                            Dissolve.

                                                                 131
Sementara data atributnya menampilkan jumlah poligon theme
      dan luas masing-masing kelas seperti gambar di bawah ini.




       Gambar 5.23. Tampilan data atribut setelah proses Dissolve.



 0HQJJDEXQJNDQ %HEHUDSD 7KHPH
Jika kita mempunyai beberapa theme yang dibuat atau diproses
secara sendiri-sendiri, kita dapat menggabungkan theme-theme
tersebut menjadi satu kesatuan theme. Pada proses interseksi dan
union dua theme, field-field data atribut dari kedua theme akan
digabungkan pada tabel hasil. Sedangkan pada proses peng-
gabungan beberapa theme, terjadi penggabungan record pada
data atribut hasil.
Di bawah ini, kita akan menggabungkan tiga theme, yaitu
Kecamatan Kuta Utara (Kec_ku.shp), Kecamatan Kuta
(Kec_kuta.shp), dan Kecamatan Kuta Selatan (Kec_ks.shp).
Secara terpisah, ketiga theme tersebut tampak seperti pada
Gambar 5.24.
Prosedur penggabungan beberapa theme adalah:

1. Buka ketiga theme yang akan digabungkan pada view.
2. Ambil menu View             GeoProcessing Wizard. Pilih Merge
   themes together.




132
a




             b




             c
Gambar 5.24. Tampilan 3 theme yang akan digabung, (a) Kec_ku.shp,
               (b) Kec_kuta.shp, dan (c) Kec_ks.shp.



                                                             133
Gambar 5.25. Kotak dialog GeoProcessing Merge themes together lang-
                              kah 1.


3. Klik Next, kemudian pada langkah 2 pilih ketiga theme yang
   akan digabung pada kotak Select at least two theme to merge.
   ArcView akan menggunakan salah satu struktur tabel untuk
   tabel hasil. Tentukan theme yang struktur tabelnya akan
   digunakan pada pilihan Use fields from. Tentukan pula nama
   dan lokasi folder tempat penyimpanan hasil penggabungan
   theme tersebut pada Specify the output file.




Gambar 5.26. Kotak dialog GeoProcessing Merge themes together lang-
                              kah 2.


4. Klik Finish. Hasilnya akan terlihat seperti pada gambar beri-
   kut.


134
Gambar 5.27. Theme hasil penggabungan dari 3 theme yang terpisah.

   Jumlah record atributnya pada tabel hasil penggabungan
   merupakan penjumlahan ketiga record atribut theme yang
   digabung.


 Catatan
Field-field pada hasil penggabungan diambil dari theme yang
ditentukan pada Use fields from. Field yang berbeda pada theme
selain yang ditentukan pada pilihan Use fields from akan tidak
digunakan.


 0HQJJDEXQJNDQ 'DWD $WWULEXWH 0HODOXL
    /RNDVL 2EMHN
Prosedur ini sama dengan join spasial. Untuk memberikan
gambaran tentang proses penggabungan data atribut berdasarkan
lokasi objek, perhatikan Gambar 5.28.
Penjelasan lebih detail tentang Join Spasial, lihat kembali Bab
‘Mengelola Tabel’.




                                                             135
Gambar 5.28. Kotak dialog GeoProcessing Assign data by location.




136

Contenu connexe

En vedette

Cara ampuh menguasai macromedia flash mx 2004
Cara ampuh menguasai macromedia flash mx 2004Cara ampuh menguasai macromedia flash mx 2004
Cara ampuh menguasai macromedia flash mx 2004Ilan Surf ﺕ
 
Cara pintar menguasai macromedia free hand mx
Cara pintar menguasai macromedia free hand mxCara pintar menguasai macromedia free hand mx
Cara pintar menguasai macromedia free hand mxIlan Surf ﺕ
 
101 tip & trik ms power point 2003
101 tip & trik ms power point 2003101 tip & trik ms power point 2003
101 tip & trik ms power point 2003Ilan Surf ﺕ
 
Membuat animasi alam dengan corel bryce
Membuat animasi alam dengan corel bryceMembuat animasi alam dengan corel bryce
Membuat animasi alam dengan corel bryceIlan Surf ﺕ
 
Membangun media belajar_berbasis_ict
Membangun media belajar_berbasis_ictMembangun media belajar_berbasis_ict
Membangun media belajar_berbasis_ictResky Flexter
 
Membuat em4 dan aplikasinya
Membuat em4 dan aplikasinyaMembuat em4 dan aplikasinya
Membuat em4 dan aplikasinyaIlan Surf ﺕ
 
Announcements 03 30-14
Announcements 03 30-14Announcements 03 30-14
Announcements 03 30-14everno
 
Simplifying development-short - Mirco Dotta (Typesafe)
Simplifying development-short - Mirco Dotta (Typesafe)Simplifying development-short - Mirco Dotta (Typesafe)
Simplifying development-short - Mirco Dotta (Typesafe)Scala Italy
 
تعليم فرونت بيج
تعليم فرونت بيجتعليم فرونت بيج
تعليم فرونت بيجSamar Alnuaimy
 
In App Advertising from PlacePlay
In App Advertising from PlacePlayIn App Advertising from PlacePlay
In App Advertising from PlacePlayPlacePlay
 
Analyze to Optimize - ADMA Digital Certificate
Analyze to Optimize - ADMA Digital CertificateAnalyze to Optimize - ADMA Digital Certificate
Analyze to Optimize - ADMA Digital CertificateDatalicious
 
DETEKSI KEBERADAAN ANTIGEN Ascaridia galli DENGAN IMUNOGLOBULIN YOLK MELALUI ...
DETEKSI KEBERADAAN ANTIGEN Ascaridia galli DENGAN IMUNOGLOBULIN YOLK MELALUI ...DETEKSI KEBERADAAN ANTIGEN Ascaridia galli DENGAN IMUNOGLOBULIN YOLK MELALUI ...
DETEKSI KEBERADAAN ANTIGEN Ascaridia galli DENGAN IMUNOGLOBULIN YOLK MELALUI ...REISA Class
 
Gaining a 360 View of Your Potential Customer: A Cutting Edge Approach at Tel...
Gaining a 360 View of Your Potential Customer: A Cutting Edge Approach at Tel...Gaining a 360 View of Your Potential Customer: A Cutting Edge Approach at Tel...
Gaining a 360 View of Your Potential Customer: A Cutting Edge Approach at Tel...Datalicious
 
τα αγαπημένα μου Video
τα αγαπημένα μου Videoτα αγαπημένα μου Video
τα αγαπημένα μου Videofoeb
 
Virus informatico
Virus informaticoVirus informatico
Virus informaticoMAYKOLALBA
 
Multi-Channel Marketing
Multi-Channel MarketingMulti-Channel Marketing
Multi-Channel MarketingDatalicious
 
Fa12 w200-w14-part 4
Fa12 w200-w14-part 4Fa12 w200-w14-part 4
Fa12 w200-w14-part 4educw200
 
My Red Intuition Veronica Cristea
My Red Intuition Veronica CristeaMy Red Intuition Veronica Cristea
My Red Intuition Veronica Cristeaveronikaliana
 

En vedette (20)

Cara ampuh menguasai macromedia flash mx 2004
Cara ampuh menguasai macromedia flash mx 2004Cara ampuh menguasai macromedia flash mx 2004
Cara ampuh menguasai macromedia flash mx 2004
 
Cara pintar menguasai macromedia free hand mx
Cara pintar menguasai macromedia free hand mxCara pintar menguasai macromedia free hand mx
Cara pintar menguasai macromedia free hand mx
 
101 tip & trik ms power point 2003
101 tip & trik ms power point 2003101 tip & trik ms power point 2003
101 tip & trik ms power point 2003
 
Membuat animasi alam dengan corel bryce
Membuat animasi alam dengan corel bryceMembuat animasi alam dengan corel bryce
Membuat animasi alam dengan corel bryce
 
Membangun media belajar_berbasis_ict
Membangun media belajar_berbasis_ictMembangun media belajar_berbasis_ict
Membangun media belajar_berbasis_ict
 
Membuat em4 dan aplikasinya
Membuat em4 dan aplikasinyaMembuat em4 dan aplikasinya
Membuat em4 dan aplikasinya
 
Announcements 03 30-14
Announcements 03 30-14Announcements 03 30-14
Announcements 03 30-14
 
Simplifying development-short - Mirco Dotta (Typesafe)
Simplifying development-short - Mirco Dotta (Typesafe)Simplifying development-short - Mirco Dotta (Typesafe)
Simplifying development-short - Mirco Dotta (Typesafe)
 
تعليم فرونت بيج
تعليم فرونت بيجتعليم فرونت بيج
تعليم فرونت بيج
 
Ο τίμιος πρίγκιπας
Ο τίμιος πρίγκιπαςΟ τίμιος πρίγκιπας
Ο τίμιος πρίγκιπας
 
In App Advertising from PlacePlay
In App Advertising from PlacePlayIn App Advertising from PlacePlay
In App Advertising from PlacePlay
 
Analyze to Optimize - ADMA Digital Certificate
Analyze to Optimize - ADMA Digital CertificateAnalyze to Optimize - ADMA Digital Certificate
Analyze to Optimize - ADMA Digital Certificate
 
DETEKSI KEBERADAAN ANTIGEN Ascaridia galli DENGAN IMUNOGLOBULIN YOLK MELALUI ...
DETEKSI KEBERADAAN ANTIGEN Ascaridia galli DENGAN IMUNOGLOBULIN YOLK MELALUI ...DETEKSI KEBERADAAN ANTIGEN Ascaridia galli DENGAN IMUNOGLOBULIN YOLK MELALUI ...
DETEKSI KEBERADAAN ANTIGEN Ascaridia galli DENGAN IMUNOGLOBULIN YOLK MELALUI ...
 
Gaining a 360 View of Your Potential Customer: A Cutting Edge Approach at Tel...
Gaining a 360 View of Your Potential Customer: A Cutting Edge Approach at Tel...Gaining a 360 View of Your Potential Customer: A Cutting Edge Approach at Tel...
Gaining a 360 View of Your Potential Customer: A Cutting Edge Approach at Tel...
 
τα αγαπημένα μου Video
τα αγαπημένα μου Videoτα αγαπημένα μου Video
τα αγαπημένα μου Video
 
Virus informatico
Virus informaticoVirus informatico
Virus informatico
 
Sense títol 1
Sense títol 1Sense títol 1
Sense títol 1
 
Multi-Channel Marketing
Multi-Channel MarketingMulti-Channel Marketing
Multi-Channel Marketing
 
Fa12 w200-w14-part 4
Fa12 w200-w14-part 4Fa12 w200-w14-part 4
Fa12 w200-w14-part 4
 
My Red Intuition Veronica Cristea
My Red Intuition Veronica CristeaMy Red Intuition Veronica Cristea
My Red Intuition Veronica Cristea
 

Similaire à Bs menganalisis data spasial dg arc view gis 3.3 untuk pemula

Modul 1b 3 d gis model permukaan
Modul 1b   3 d gis model permukaanModul 1b   3 d gis model permukaan
Modul 1b 3 d gis model permukaanIndria Sari
 
Sistem Informasi Geografis 2
Sistem Informasi Geografis 2Sistem Informasi Geografis 2
Sistem Informasi Geografis 2Michael Finery
 
Modul penginderaan jauh aulia
Modul penginderaan jauh auliaModul penginderaan jauh aulia
Modul penginderaan jauh auliaAulia Nofrianti
 
Isi laporan 1 ro
Isi laporan 1 roIsi laporan 1 ro
Isi laporan 1 roNurul Imani
 
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1Tutus Kusuma
 
Surpac untuk Aplikasi Geologi
Surpac untuk  Aplikasi GeologiSurpac untuk  Aplikasi Geologi
Surpac untuk Aplikasi GeologiMarchel monoarfa
 
Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)
Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)
Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)Andika Nugraha
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Ahmad Dani
 
Membuat aplikasi sistem informasi geografis dengan visual basic & MySQL
Membuat aplikasi sistem informasi geografis dengan visual basic & MySQLMembuat aplikasi sistem informasi geografis dengan visual basic & MySQL
Membuat aplikasi sistem informasi geografis dengan visual basic & MySQLRahmat Taufiq Sigit
 
Tutorial Penggunaan ArcView
Tutorial Penggunaan ArcViewTutorial Penggunaan ArcView
Tutorial Penggunaan ArcViewrednoNS
 
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaras Kun Rahmanti Putri
 
MODULPELATIHANSWMMnew.pdf
MODULPELATIHANSWMMnew.pdfMODULPELATIHANSWMMnew.pdf
MODULPELATIHANSWMMnew.pdfIwanNovario1
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisEgi Septiana
 
27. prak.-algoritma-pemrograman-ii
27. prak.-algoritma-pemrograman-ii27. prak.-algoritma-pemrograman-ii
27. prak.-algoritma-pemrograman-iiAyu Karisma Alfiana
 
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2WSKT
 
Weighted Overlay tutor.pptx
Weighted Overlay tutor.pptxWeighted Overlay tutor.pptx
Weighted Overlay tutor.pptxSausanNabilah1
 
Module sig 2010
Module sig 2010Module sig 2010
Module sig 2010Ario Vroyo
 
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kimPengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kimmustakimmuhtar
 

Similaire à Bs menganalisis data spasial dg arc view gis 3.3 untuk pemula (20)

Modul 1b 3 d gis model permukaan
Modul 1b   3 d gis model permukaanModul 1b   3 d gis model permukaan
Modul 1b 3 d gis model permukaan
 
Sistem Informasi Geografis 2
Sistem Informasi Geografis 2Sistem Informasi Geografis 2
Sistem Informasi Geografis 2
 
Modul penginderaan jauh aulia
Modul penginderaan jauh auliaModul penginderaan jauh aulia
Modul penginderaan jauh aulia
 
Isi laporan 1 ro
Isi laporan 1 roIsi laporan 1 ro
Isi laporan 1 ro
 
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1
 
Surpac untuk Aplikasi Geologi
Surpac untuk  Aplikasi GeologiSurpac untuk  Aplikasi Geologi
Surpac untuk Aplikasi Geologi
 
Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)
Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)
Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
 
Operasi dasar matlab job 1
Operasi dasar matlab job 1Operasi dasar matlab job 1
Operasi dasar matlab job 1
 
Membuat aplikasi sistem informasi geografis dengan visual basic & MySQL
Membuat aplikasi sistem informasi geografis dengan visual basic & MySQLMembuat aplikasi sistem informasi geografis dengan visual basic & MySQL
Membuat aplikasi sistem informasi geografis dengan visual basic & MySQL
 
Tutorial Penggunaan ArcView
Tutorial Penggunaan ArcViewTutorial Penggunaan ArcView
Tutorial Penggunaan ArcView
 
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
 
MODULPELATIHANSWMMnew.pdf
MODULPELATIHANSWMMnew.pdfMODULPELATIHANSWMMnew.pdf
MODULPELATIHANSWMMnew.pdf
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
 
27. prak.-algoritma-pemrograman-ii
27. prak.-algoritma-pemrograman-ii27. prak.-algoritma-pemrograman-ii
27. prak.-algoritma-pemrograman-ii
 
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
 
Analisa Tutorial Open GL
Analisa Tutorial Open GLAnalisa Tutorial Open GL
Analisa Tutorial Open GL
 
Weighted Overlay tutor.pptx
Weighted Overlay tutor.pptxWeighted Overlay tutor.pptx
Weighted Overlay tutor.pptx
 
Module sig 2010
Module sig 2010Module sig 2010
Module sig 2010
 
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kimPengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
 

Plus de Ilan Surf ﺕ

Membangun sistem akuisisi data berbasis database dengan delphi
Membangun sistem akuisisi data berbasis database dengan delphiMembangun sistem akuisisi data berbasis database dengan delphi
Membangun sistem akuisisi data berbasis database dengan delphiIlan Surf ﺕ
 
Buku latihan maya unlimited 5.0 untuk pemula
Buku latihan maya unlimited 5.0 untuk pemulaBuku latihan maya unlimited 5.0 untuk pemula
Buku latihan maya unlimited 5.0 untuk pemulaIlan Surf ﺕ
 
Auto cad 2004 2d jilid 1 msm
Auto cad 2004 2d jilid 1 msmAuto cad 2004 2d jilid 1 msm
Auto cad 2004 2d jilid 1 msmIlan Surf ﺕ
 
123 tip & trik action script flash mx 2004
123 tip & trik action script flash mx 2004123 tip & trik action script flash mx 2004
123 tip & trik action script flash mx 2004Ilan Surf ﺕ
 
101 tip & trik ms word 2003
101 tip & trik ms word 2003101 tip & trik ms word 2003
101 tip & trik ms word 2003Ilan Surf ﺕ
 
101 tip & trik ms excel 2003
101 tip & trik ms excel 2003101 tip & trik ms excel 2003
101 tip & trik ms excel 2003Ilan Surf ﺕ
 
25 kreasi corel draw12
25 kreasi corel draw1225 kreasi corel draw12
25 kreasi corel draw12Ilan Surf ﺕ
 
87 teknik profesional photoshop cs2
87 teknik profesional photoshop cs287 teknik profesional photoshop cs2
87 teknik profesional photoshop cs2Ilan Surf ﺕ
 
101 tip & trik adobe photoshop cs
101 tip & trik adobe photoshop cs101 tip & trik adobe photoshop cs
101 tip & trik adobe photoshop csIlan Surf ﺕ
 
101 tip & trik access project
101 tip & trik access project101 tip & trik access project
101 tip & trik access projectIlan Surf ﺕ
 
95 tip & trik registry win xp
95 tip & trik registry win xp95 tip & trik registry win xp
95 tip & trik registry win xpIlan Surf ﺕ
 
36 jbk borland delphi 7
36 jbk borland delphi 736 jbk borland delphi 7
36 jbk borland delphi 7Ilan Surf ﺕ
 
20 kreasi buah dgn corel draw 12
20 kreasi buah dgn corel draw 1220 kreasi buah dgn corel draw 12
20 kreasi buah dgn corel draw 12Ilan Surf ﺕ
 
20 kreasi binatang laut dgn corel draw 12
20 kreasi binatang laut dgn corel draw 1220 kreasi binatang laut dgn corel draw 12
20 kreasi binatang laut dgn corel draw 12Ilan Surf ﺕ
 
Menggambar dan membuat pcb rangkaian elektronika dengan trax maker
Menggambar dan membuat pcb rangkaian elektronika dengan trax makerMenggambar dan membuat pcb rangkaian elektronika dengan trax maker
Menggambar dan membuat pcb rangkaian elektronika dengan trax makerIlan Surf ﺕ
 
Sp teknik pencahayaan
Sp teknik pencahayaanSp teknik pencahayaan
Sp teknik pencahayaanIlan Surf ﺕ
 
Sp membuat web album foto
Sp membuat web album fotoSp membuat web album foto
Sp membuat web album fotoIlan Surf ﺕ
 
Sp menggambar & animasi karakter
Sp menggambar & animasi karakterSp menggambar & animasi karakter
Sp menggambar & animasi karakterIlan Surf ﺕ
 

Plus de Ilan Surf ﺕ (20)

BUDAYA DEMOKRASI
BUDAYA  DEMOKRASIBUDAYA  DEMOKRASI
BUDAYA DEMOKRASI
 
Membangun sistem akuisisi data berbasis database dengan delphi
Membangun sistem akuisisi data berbasis database dengan delphiMembangun sistem akuisisi data berbasis database dengan delphi
Membangun sistem akuisisi data berbasis database dengan delphi
 
Buku latihan maya unlimited 5.0 untuk pemula
Buku latihan maya unlimited 5.0 untuk pemulaBuku latihan maya unlimited 5.0 untuk pemula
Buku latihan maya unlimited 5.0 untuk pemula
 
Auto cad 2004 2d jilid 1 msm
Auto cad 2004 2d jilid 1 msmAuto cad 2004 2d jilid 1 msm
Auto cad 2004 2d jilid 1 msm
 
123 tip & trik action script flash mx 2004
123 tip & trik action script flash mx 2004123 tip & trik action script flash mx 2004
123 tip & trik action script flash mx 2004
 
101 tip & trik ms word 2003
101 tip & trik ms word 2003101 tip & trik ms word 2003
101 tip & trik ms word 2003
 
101 tip & trik ms excel 2003
101 tip & trik ms excel 2003101 tip & trik ms excel 2003
101 tip & trik ms excel 2003
 
25 kreasi corel draw12
25 kreasi corel draw1225 kreasi corel draw12
25 kreasi corel draw12
 
87 teknik profesional photoshop cs2
87 teknik profesional photoshop cs287 teknik profesional photoshop cs2
87 teknik profesional photoshop cs2
 
101 tip & trik adobe photoshop cs
101 tip & trik adobe photoshop cs101 tip & trik adobe photoshop cs
101 tip & trik adobe photoshop cs
 
101 tip & trik access project
101 tip & trik access project101 tip & trik access project
101 tip & trik access project
 
95 tip & trik registry win xp
95 tip & trik registry win xp95 tip & trik registry win xp
95 tip & trik registry win xp
 
36 jbk borland delphi 7
36 jbk borland delphi 736 jbk borland delphi 7
36 jbk borland delphi 7
 
20 kreasi buah dgn corel draw 12
20 kreasi buah dgn corel draw 1220 kreasi buah dgn corel draw 12
20 kreasi buah dgn corel draw 12
 
Pengenalan komputer
Pengenalan komputerPengenalan komputer
Pengenalan komputer
 
20 kreasi binatang laut dgn corel draw 12
20 kreasi binatang laut dgn corel draw 1220 kreasi binatang laut dgn corel draw 12
20 kreasi binatang laut dgn corel draw 12
 
Menggambar dan membuat pcb rangkaian elektronika dengan trax maker
Menggambar dan membuat pcb rangkaian elektronika dengan trax makerMenggambar dan membuat pcb rangkaian elektronika dengan trax maker
Menggambar dan membuat pcb rangkaian elektronika dengan trax maker
 
Sp teknik pencahayaan
Sp teknik pencahayaanSp teknik pencahayaan
Sp teknik pencahayaan
 
Sp membuat web album foto
Sp membuat web album fotoSp membuat web album foto
Sp membuat web album foto
 
Sp menggambar & animasi karakter
Sp menggambar & animasi karakterSp menggambar & animasi karakter
Sp menggambar & animasi karakter
 

Bs menganalisis data spasial dg arc view gis 3.3 untuk pemula

  • 1. %$% *(23526(66,1* 5 GeoProsessing merupakan fasilitas yang paling sering digunakan dalam mengolah data spasial. Melalui GeoProsessing kita dapat membuat data baru melalui manipulasi theme pada view. Dalam banyak kasus, manipulasi data grafis pada view dan analisis data atributnya pada tabel mampu menghasilkan informasi baru yang bermanfaat. Modul GeoProsessing tidak dapat diakses langsung dari menu ArcView, karena GeoProsessing merupakan Extention. Oleh sebab itu, agar kita dapat memanfaatkan fasilitas ini kita harus meng- aktifkannya terlebih dahulu. Dari menu File pilih Extentions. Kotak di bawah ini akan muncul. Pada pilihan Available Extentions, aktifkan modul Goprocessing dengan mengklik kotak cek yang ada di depannya. Agar modul ini tetap disertakan ketika kita memulai ArcView, aktifkan kotak cek Make Default. Apabila modul geoprocessing telah aktif, maka menu View akan bertambah pada baris paling bawah, yaitu GeoProcessing Wizard. Menu ini selanjutkan akan digunakan dalam proses GeoProsessing. 117
  • 2. Gambar 5.1. Kotak dialog Extentions. 0HPRWRQJ 7KHPH %HUGDVDUNDQ 7KHPH DQJ /DLQ Fasilitas ini biasanya digunakan untuk memotong theme menjadi bagian/daerah yang lebih kecil sesuai dengan keperluan. Misalnya kita mempunyai peta kemiringan lereng daerah Kecamatan Kuta Selatan, sedangkan kita hanya memerlukan peta kemiringan lereng hanya untuk daerah penelitian yang hanya sebagian dari Kecamatan Kuta Selatan. Maka dalam hal ini kita dapat memotong (clip) peta kemiringan Kuta Selatan tersebut hanya sebatas daerah penelitian. Perhatikan gambar di bawah ini. a b Gambar 5.2. Peta lereng yang akan dipotong (a), sebesar daerah penelitian (b). 118
  • 3. Untuk memotong peta lereng seluas daerah penelilian, ikutilah langkah-langkah berikut. 1. Aktifkan peta yang akan dipotong (Ler_ks.shp) dan peta pemotong (Batas_ks.shp) pada view yang sama seperti pada gambar di atas. 2. Pilih GeoProcessing Wizard dari menu View. Kotak dialog berikut akan tampil. Gambar 5.3. Kotak dialog Geoprocessing Clip one theme based on another langkah 1. 3. Plilh Clip one theme based on another kemudian klik Next. Ko- tak dialog selanjutnya akan tampil. Gambar 5.4. Kotak dialog Geoprocessing Clip one theme based on another langkah 2. 119
  • 4. 4. Pada daftar pilihan Select input theme to clip, pilih theme yang akan dipotong dalam hal ini Ler_ks.shp. Sedangkan pada daf- tar pilihan Select a polygon overlay theme, pilih poligon pemo- tong (Batas_ks.shp). Standarnya ArcView akan menyimpan hasilnya pada folder Temp. Apabila Anda ingin menyimpan pada tempat yang berbeda klik tombol dan tentukan lo- kasinya. Klik Finish jika pengaturan telah selesai. Tampilan theme seteleh dilakukan clipping adalah sebagai berikut. Gambar 5.5. Tampilan theme hasil clipping. Catatan • Data atribut hasil proses clipping mempunyai struktur yang sama dengan theme yang dipotong. • Anda dapat menggunakan sebagian theme yang dipotong atau theme pemotong dalam proses GeoProsessing, dengan memilih objek tertentu saja pada theme tersebut. Kemudian, pada kotak dialog GeoProsessing langkah 2 isikan kotak cek Use Selected Features Only. • Jika proses clipping Anda menemukan Error, disarankan untuk menyimpan hasil clipping tidak pada folder Temp. ,QWHUVHNVL 'XD 7KHPH Pada proses clipping di atas, ArcView hanya mengambil batas terluar theme pemotong yang selanjutnya dipakai sebagai batas 120
  • 5. terluar theme yang dipotong, tanpa menyertakan informasi tabular yang terdapat pada theme pemotong pada hasil clipping. Sementara interseksi dua theme mempunyai prosedur yang hampir sama. Akan tetapi pada theme hasil interseksi, kedua informasi atribut disertakan pada tabel. Kebanyakan pengguna ArcView menggunakan fasilitas interseksi dua theme ini untuk overlay dua peta atau lebih dengan batas daerah yang sama. Apabila Anda akan melakukan overlay tiga peta atau lebih, Anda harus melakukan proses ini lebih dari satu kali, karena dalam waktu yang bersamaan atau dalam satu proses, ArcView hanya dapat melakukan overlay dua peta. Pada contoh di bawah ini, kita akan melakukan overlay dua peta, yaitu peta kemiringan lereng (Ler_ks.shp) dan peta curah hujan (Hujan_ks.shp) untuk menentukan daerah yang rawan terhadap erosi, dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat kemiringan lereng dan curah hujan suatu daerah maka bahaya erosi akan semakin tinggi. Kemiringan lereng pada daerah contoh dibagi menjadi enam kelas dengan nilai skor 1 sampai 6. Sementara Curah hujan dibedakan menjadi 3 kelas dengan nilai skor 1 sampai 3. Tampilan peta kemiringan lereng dan peta curah hujan pada view adalah seperti gambar berikut. a b Gambar 5.6. Peta kemiringan lereng (a), dan Peta curah hujan (b). Sementara tampilan data atribut kedua theme tersebut sebelum dilakukan overlay tampak seperti gambar di bawah ini. Kelas lereng berkisar dari 1 sampai 6, sedangkan kelas hujan dari 1 sampai 3. Kriteria yang digunakan untuk menilai bahaya erosi 121
  • 6. adalah dengan formula berikut: Total Skor = (2 * Skor lereng )+ (Skor Hujan) Hasil perhitungan total skor kemudian dicocokan dengan Tabel 5.1 untuk menentukan kriteria tingkat bahaya erosi. a b Gambar 5.7. Data Atribut peta kemiringan lereng (a), dan peta curah hujan (b). Tabel 5.1. Kriteria tingkat bahaya erosi. No Total Skor Kriteria 1 5 Rendah 2 5–8 Sedang 3 8 Tinggi Ikutilah langkah-langkah berikut untuk melakukan overlay dengan kriteria di atas. 1. Buka kedua peta atau theme yang akan digunakan untuk over- lay pada view yang sama seperti pada Gambar 5.6. 2. Dari menu View pilih GeoProcessing Wizard. Pada kotak GeoProcessing, pilih Intersect two theme seperti gambar beri- kut ini. 122
  • 7. Gambar 5.8. Kotak dialog GeoProcessing Intersect two theme langkah 1. 3. Klik Next untuk melanjutkan ke langkah berikutnya. Pada ko- tak dialog langkah ke-2, pilihlah theme yang akan digunakan sebagai input pada daftar pilihan Select input theme to intersect dan theme yang dipakai untuk overlay pada Select an overlay theme. Apabila batas luar theme yang dioverlay berbeda, maka hasil dari proses ini akan mengikuti batas luar theme yang dipilih pada Select an overlay theme. Akan tetapi pada contoh ini, kedua theme yang digunakan dalam overlay mem- punyai batas luar yang sama sehingga Anda bebas menentu- kan salah satau theme yang akan digunakan sebagai theme input dan theme overlay. Tentukan lokasi di mana hasilnya akan disimpan. Kalau tidak, ArcView akan menyimpan pada folder Temp. Gambar 5.9. Kotak dialog GeoProcessing Intersect two theme langkah 2. 123
  • 8. 4. Klik Finish, hasilnya seperti gambar di bawah ini. a b Gambar 5.10. Peta (a) dan data Atribut (b) hasil proses interseksi. Selanjutnya, dilakukan pengolahan data atribut pada tabel hasil interseksi untuk menjumlahkan skor kedua theme tersebut dan membuat kriteria bahaya erosi. Prosedurnya sebagai berikut. 1. Aktifkan tabel hasil proses interseksi, dalam contoh di atas Attribute of ltsct1.shp. 2. Tambahkan 2 field, masing-masing dengan nama tot_skor, tipe numerik, lebar 3, desimal 0 dan Kt_erosi, tipe string, lebar 10. Pembahasan detail tentang menambah field lihat Bab ‘Mengelola Tabel’. 3. Tandai field tot_skor, kemudian dari menu Field pilih Calculate. Lengkapi kotak dialog Field Calculator berikut. 124
  • 9. Gambar 5.11. Kotak dialog Field Calculator. 4. Lengkapi field Kt_erosi dengan kriteria seperti pada Tabel 5.1. Pertama gunakan perintah Table Query untuk memilih record yang mempunyai nilai 5. Gambar 5.12. Memilih record yang mempunyai total skor kurang dari 5. 5. Setelah diklik New Set, maka semua record yang mempunyai total skor kurang dari 5 akan terpilih. Gunakan menu Field Calculate untuk mengisi kriteria Rendah hanya pada field yang telah terpilih. 125
  • 10. Gambar 5.13. Mengisi kriteria rendah dengan Field Calculator. 6. Ulangi prosedur nomor 4 dan 5 masing-masing untuk mengisi kriteria Sedang dan Tinggi. Gunakan ekspresi ( [Tot_skor] = 5 ) and ( [Tot_skor] = 8 ) untuk memilih record yang mempunyai kriteria Sedang, dan ( [Tot_skor] 8 ) untuk menandai record yang memiliki kriteria Tinggi. 7. Jika semua kriteria telah dilengkapi, tampilan data Attribute of ltsct1.shp dan petanya berturut-turut akan tampak seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 5.14. Tampilan data Attribute of ltsct1.shp setelah semua field dilengkapi. 126
  • 11. Gambar 5.15. Tampilan peta bahaya erosi. Catatan Dalam teori, sebenarnya perhitungan tingkat bahaya erosi tidak sesederhana seperti contoh di atas. Akan tetapi, di sini hanya digunakan sebagai contoh untuk memudahkan pemahaman interseksi 2 theme, karena perhitungan erosi yang sebenarnya menggunakan prosedur yang panjang. Tip Untuk melakukan prosedur nomor 4 dan 5 secara berulang-ulang, Anda tidak perlu menutup kotak dialog Query saat mengambil menu Calculate sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien. 8QLRQ 'XD 7KHPH Union dua theme mempunyai prosedur yang sama dengan interseksi dua theme. Hanya saja, hasil dari interseksi dua theme menampilkan theme yang berinterseksi. Sementara hasil union dua theme menghasilkan gabungan dari kedua theme tersebut walaupun theme tidak berinterseksi. Perhatikan Gambar 5.16. Jika Anda melakukan overlay dua theme pada daerah yang sama, penggunaan union dua theme pada theme yang mempunyai batas luar yang tidak persis sama, sering menyebabkan adanya poligon sliver, yaitu poligon bukan hasil overlay melainkan adanya batas 127
  • 12. luar theme yang berbeda pada daerah yang sama. Hal ini akan mengganggu hasil overlay. Lihatlah contoh pada Gambar 5.17. Gambar 5.16. Kotak dialog GeoProcessing Union two themes. Poligon sliver Poligon sliver Gambar 5.17. Contoh poligon sliver. Untuk itu penggunaan interseksi dua theme merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan poligon sliver. Penggunaan interseksi dua theme akan memberikan hasil yang sama dengan union dua theme apabila batas luar kedua theme persis sama. Dengan menyuraikan perbedaan dan persamaan interseksi dua theme dan union dua theme, di sini kita tidak akan membahas union dua theme lebih jauh karena menggunakan prosedur yang sama dengan interseksi dua theme. 128
  • 13. 0HQJJDEXQJNDQ 2EMHN %HUGDVDUNDQ 'DWD $WULEXW Jika kita perhatikan kembali Gambar 5.15 hasil interseksi peta lereng dan peta hujan untuk memperoleh peta bahaya erosi terlihat ada sedikit kejanggalan, yaitu kelas bahaya erosi yang sama yang terletak bersebelahan dibatasi oleh garis pemisah. Hal ini menyebabkan tampilan peta menjadi kurang baik. Oleh sebab itu, kita perlu menghilangkan garis pemisah kelas yang sama dengan menggabungkan objek atau kelas yang sama (Dissolve) berdasarkan kesamaan nilai atributnya dalam hal ini nama kelas bahaya erosi, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Proses dissolve ini juga akan membuat ringkasan terhadap kelas tingkat bahaya erosi. Sebelum proses tersebut dilakukan, sebaiknya tabel Attribute of ltsct1.shp kita tambahkan 1 field dengan nama Luas_ha untuk menyimpan informasi luas pada masing-masing kelas. Untuk melakukan hal tersebut, gunakan prosedur berikut. 1. Aktifkan tabel Attribute of ltsct1.shp, tambahkan 1 field dengan nama Luas_ha, tipe numerik, lebar 10, desimal 2. 2. Gunakan menu Field Calculate untuk menghitung luas masing-masing record seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 5.18. Kotak dialog Field Calculator untuk menghitung luas. 129
  • 14. 3. Aktifkan view dan theme hasil interseksi seperti Gambar 5.15, dari menu View pilih GeoProcessing Wizard. Di kotak dialog GeoProcessing pilih Dissolve feactures based on an attribute. Gambar 5.19. Kotak dialog GeoProcessing Dissolve feactures based on an attribute langkah 1. 4. Klik Next. Pada daftar Select theme to dissolve pilih ltsct1.shp, sedangkan pada daftar Select an attribute to dissolve pilihlah Kt_erosi. Tentukan pula di mana hasilnya akan disimpan pada Specify the output file. Gambar 5.20. Kotak dialog GeoProcessing Dissolve feactures based on an attribute langkah 2. 5. Klik Next ke langkah berikutnya. Kemudian pilih field tam- ba- han yang akan disertakan dalam hasil dissolve ini. Untuk men- dapatkan informasi luas masing-masing kelas bahaya erosi, pilihlah Luas_ha by Sum. 130
  • 15. Gambar 5.21. Kotak dialog GeoProcessing Dissolve feactures based on an attribute langkah 3. 6. Klik Finish. Perbandingan tampilan theme sebelum dan sete- lah dilakukan proses Dissolve dapat dilihat pada gambar beri- kut. a b Gambar 5.22. Tampilan peta sebelum (a), dan sesudah (b) proses Dissolve. 131
  • 16. Sementara data atributnya menampilkan jumlah poligon theme dan luas masing-masing kelas seperti gambar di bawah ini. Gambar 5.23. Tampilan data atribut setelah proses Dissolve. 0HQJJDEXQJNDQ %HEHUDSD 7KHPH Jika kita mempunyai beberapa theme yang dibuat atau diproses secara sendiri-sendiri, kita dapat menggabungkan theme-theme tersebut menjadi satu kesatuan theme. Pada proses interseksi dan union dua theme, field-field data atribut dari kedua theme akan digabungkan pada tabel hasil. Sedangkan pada proses peng- gabungan beberapa theme, terjadi penggabungan record pada data atribut hasil. Di bawah ini, kita akan menggabungkan tiga theme, yaitu Kecamatan Kuta Utara (Kec_ku.shp), Kecamatan Kuta (Kec_kuta.shp), dan Kecamatan Kuta Selatan (Kec_ks.shp). Secara terpisah, ketiga theme tersebut tampak seperti pada Gambar 5.24. Prosedur penggabungan beberapa theme adalah: 1. Buka ketiga theme yang akan digabungkan pada view. 2. Ambil menu View GeoProcessing Wizard. Pilih Merge themes together. 132
  • 17. a b c Gambar 5.24. Tampilan 3 theme yang akan digabung, (a) Kec_ku.shp, (b) Kec_kuta.shp, dan (c) Kec_ks.shp. 133
  • 18. Gambar 5.25. Kotak dialog GeoProcessing Merge themes together lang- kah 1. 3. Klik Next, kemudian pada langkah 2 pilih ketiga theme yang akan digabung pada kotak Select at least two theme to merge. ArcView akan menggunakan salah satu struktur tabel untuk tabel hasil. Tentukan theme yang struktur tabelnya akan digunakan pada pilihan Use fields from. Tentukan pula nama dan lokasi folder tempat penyimpanan hasil penggabungan theme tersebut pada Specify the output file. Gambar 5.26. Kotak dialog GeoProcessing Merge themes together lang- kah 2. 4. Klik Finish. Hasilnya akan terlihat seperti pada gambar beri- kut. 134
  • 19. Gambar 5.27. Theme hasil penggabungan dari 3 theme yang terpisah. Jumlah record atributnya pada tabel hasil penggabungan merupakan penjumlahan ketiga record atribut theme yang digabung. Catatan Field-field pada hasil penggabungan diambil dari theme yang ditentukan pada Use fields from. Field yang berbeda pada theme selain yang ditentukan pada pilihan Use fields from akan tidak digunakan. 0HQJJDEXQJNDQ 'DWD $WWULEXWH 0HODOXL /RNDVL 2EMHN Prosedur ini sama dengan join spasial. Untuk memberikan gambaran tentang proses penggabungan data atribut berdasarkan lokasi objek, perhatikan Gambar 5.28. Penjelasan lebih detail tentang Join Spasial, lihat kembali Bab ‘Mengelola Tabel’. 135
  • 20. Gambar 5.28. Kotak dialog GeoProcessing Assign data by location. 136